Kita
masih berada dalam kitab Wahyu 1: 17-20
Wahyu
1: 17-20,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
19.
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi
sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
20.
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Rasul
Yohanes tersungkur di depan Kaki YESUS = menyembah dengan hancur
hati:
- mengaku
segala kekurangan kita,
- mengaku
ketidakmampuan/ketidakberdayaan kita,
- mengaku
hanya tanah liat belaka yang banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan.
Rasul
Yohanes tersungkur di depan Kaki YESUS = menyembah dengan hancur hati
= menyembah seperti orang mati, artinya menyembah sampai daging tidak
bersuara lagi (ukuran penyembahan), maka rasul Yohanes mengalami
jamahan Tangan Kanan TUHAN. Demikian juga sekarang ini, kalau
penyembahan kita sungguh-sungguh (tersungkur), sampai hancur hati
(bukan menunjuk kesalahan orang lain) dan daging tidak bersuara lagi
(bisa mengasihi TUHAN), maka kita mengalami jamahan Tangan Kanan
TUHAN seperti rasul Yohanes.
Begitu
dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN,
rasul
Yohanes menerima tiga hal:
- 'TUHAN
berkata:
"Jangan takut"
= melenyapkan ketakutan =
tidak ada ketakutan lagi.
- 'Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir'
= menerima kasih ALLAH = menerima kasih mula-mula sampai kasih
Mempelai (puncaknya kasih).
- 'Aku
Yang Hidup'
(ay 18 'Aku telah
mati, namun lihatlah, Aku hidup')
= menerima kuasa kemenangan atas maut. YESUS sudah mati, tetapi Dia
bangkit atau hidup (menang atas maut). Demikian juga kita, kalau
kita dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN, maka kita menerima kuasa
kemenangan atas maut.
YESUS
mati, tetapi YESUS bangkit untuk mengalahkan maut = menang atas maut
dan YESUS memegang kunci kerajaan maut untuk menutup pintu kerajaan
maut bagi kita semuanya, sehingga kita tidak binasa untuk selamanya.
Kita juga menang atas maut bersama dengan YESUS. Jangan sampai masuk
kerajaan maut (neraka)!
Matius
16: 18, 19,
18.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."
Ay
18 => sidang jemaat menang atas maut.
YESUS
memberikan kunci kerajaan surga kepada kita yang sudah menang atas
maut bersama dengan Dia, sehingga kita dapat masuk kerajaan surga dan
hidup kekal untuk selamanya.
Apa
arti dari kunci kerajaan surga?
Salib.
Kalau kita mau menerima kunci kerajaan surga, maka harus menerima
salib. Ini sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.
??
2
Petrus 1: 10, 11,
10.
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya,
kamu tidak akan pernah tersandung.
11.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk
memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus.
Ay
11 => '
hak penuh'
=> kunci kerajaan surga.
Jadi
disini kunci kerajaan surga adalah
panggilan
dan pilihan TUHAN untuk menjadikan kita imam-imam dan raja-raja yang
memiliki jabatan pelayanan.
Ini sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya, tetapi hari ini masih
kita pelajari. Yang pertama, kunci kerajaan surga adalah salib. Kalau
mau sengsara bersama dengan TUHAN, itulah kunci kerajaan surga.
Sekarang, kunci kerajaan surga adalah panggilan dan pilihan TUHAN
yang menjadikan kita imam-imam dan raja-raja yang memiliki jabatan
pelayanan. Yang belum melayani mohon (berdoa) kepada TUHAN sekarang
ini, supaya TUHAN memberikan kunci kerajaan surga = memanggil,
memilih, mengangkat kita menjadi imam dan raja yang memiliki jabatan
pelayanan, sesuai dengan kepercayaan TUHAN. Saya sebagai gembala, ada
juga sebagai zangkoor, musik dll.
Sesudah
diangkat menjadi imam-imam (mempunyai jabatan pelayanan), dalam surat
Petrus disebutkan '
Karena itu,
saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan
pilihanmu makin teguh' Kita sebagai
imam-imam, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, harus berusaha sungguh-sungguh
agar dapat beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar sesuai
dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita sampai
garis akhir (sampai penuh). Usaha itu sudah luar biasa, tetapi masih
ditambah dengan bersungguh-sungguh. Garis akhir adalah sampai
meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.
Beribadah
melayani TUHAN dengan setia dan benar = beribadah dan melayani TUHAN
dengan tahbisan yang benar, sesuai dengan jabatan pelayanan yang
TUHAN percayakan kepada kita sampai garis akhir. Inilah melayani
dengan penuh! Kalau melayani dengan penuh, maka kita mendapatkan hak
penuh (mendapatkan kunci kerajaan surga, sehingga kita dapat masuk
kerajaan surga dan hidup kekal untuk selamanya). Kita berusaha!
Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
kita belajar dari kitab Keluaran, tentang syarat untuk beribadah
melayani TUHAN dengan tahbisan yang benar. Tidak semua ibadah
pelayanan diterima oleh TUHAN. Inilah kegunaannya kita menerima
Firman pengajaran, supaya pelayanam kita terus ditingkatkan. Jangan
sekali-kali berkata => 'pokoknya melayani' Jangan! Kain dan
Habel sama-sama melayani, tetapi hanya satu yang diterima oleh TUHAN.
Apalagi saya sebagai gembala berkata => 'pokoknya saya melayani'
Jangan! Harus dalam tahbisan yang benar.
Ada
tiga syarat beribadah melayani TUHAN dalam tahbisan yang benar dalam
Keluaran 29: 1-9, antara lain:
- Keluaran
29: 1,
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan
mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor
lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak
bercela,
Syarat
pertama:
harus
membawa korban binatang
= Korban
Kristus.
Dulu
Harun dan anak-anaknya membawa lembu, dua ekor domba jantan.
Sekarang kita tidak perlu membawa korban binatang lagi (dalam arti
yang rohani) sebab sudah digenapkan oleh Korban Kristus.
Ada
tiga macam korban binatang:
- Korban
lembu jantan muda
= korban
pendamaian (korban penghapus dosa),
artinya setiap pelayan TUHAN harus berdamai dengan TUHAN (vertical)
dan sesama (horizontal). Vertikal dan horizontal membentuk kayu
salib. Berdamai dengan TUHAN dan sesama:
- mengaku
dosa kepada TUHAN (jika salah kepada TUHAN mengaku dosa kepada
TUHAN) dan sesama (jika salah kepada sesama, mengaku dosa kepada
sesama). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau melayani
TUHAN, harus berdamai terlebih dahulu. Dosa itu beban. Saya
seringkali memberikan contoh yang mudah saja: berkhotbah dengan
menggendong gula => 'jemaat tidak tahu semuanya'
- mengampuni
dosa sesama dan melupakannya.
Inilah
dosa diselesaikan. Kalau dosa sudah diselesaikan, maka:
- hati
kita menjadi damai sejahtera. Jadi, syarat melayani dalam tahbisan
yang benar adalah hati damai sejahtera (ada korban pendamaian).
Bpk pdt In Juwono selalu mengatakan (apalagi bagi kita yang
berkhotbah) => 'kalau kita berkhotbah dengan hati tidak damai
(marah kepada orang dll), lalu apa yang mau dikhotbahkan? Demikian
juga lainnya, kalau penyanyi hatinya tidak damai, apa yang mau
dinyanyikan? Pemain musik hatinya tidak damai, apa yang
dimainkan?'
- hidup
dalam kebenaran. Waktu yang lalu sudah diterangkan, kalau mobilnya
rusak, kita tidak dapat memakai mobil itu? Baru dinyalakan saja
sudah susah dan tidak akan sampai di tujuan. Harus dibenarkan
terlebih dahulu (hidup dalam kebenaran), baru kita dapat melayani
TUHAN.
- Korban
domba jantan pertama
= korban
penyerahan diri sepenuh.
Kalau dosa
sudah diserahkan (diselesaikan), maka tidak sulit untuk menyerahkan
diri kepada TUHAN. Jika dosa tidak diakui, akan sulit menyerahkan
diri. Misalnya: ada pencuri dibawa ke polisi, tetapi dia tidak
mengakui dosanya, pasti sulit untuk menyerahkan diri. Tetapi kalau
sudah mengaku dosanya, akan mudah menyerahkan diri. Demikian juga
kita, kalau sudah ada korban pendamaian (hati damai sejahtera,
hidup benar), maka tidak sulit untuk menyerahkan seluruh hidup kita
kepada TUHAN. Jadi, korban penyerahan diri sepenuhnya = taat
dengar-dengaran.
YESUS berkorban, taat sampai mati di kayu salib. Melayani TUHAN
yang dibutuhkan bukanlah pandai atau bodoh, tetapi taat. Kalau
tidak taat, sulit! Contohnya: saya mau minum, ambilkan air. Lalu
diambilkan laptop, untuk apa? Kalau tidak taat, justru mengganggu
pelayanan. Semakin pandai, tetapi tidak taat, maka semakin
mengganggu pelayanan. Biarpun kurang pandai dll, tetapi taat, maka
akan mendukung pelayanan.
- Korban
domba jantan ke dua
= korban
tahbisan
= dipakai
oleh TUHAN.
Jadi,
berdamai dahulu (selesaikan dosa, hilangkan beban-beban), lalu
serahkan diri kepada TUHAN (taat), baru korban tahbisan (dipakai
oleh TUHAN). Kalau sudah taat, akan mudah untuk dipakai TUHAN.
Contohnya: disuruh menyapu, pasti menyapu (semuanya bisa). Kalau
tidak taat, sulit => 'disuruh menyapu, justru ia belajar.
Disuruh belajar, menyapu' Ini susah dan berkelit terus!
Jika
sudah dipakai TUHAN, jaga supaya:
- kita
jangan jual mahal! Sedikit-sedikit => 'aku begini ...' Jual
mahal = suka meraju => 'sudah aku tidak mau lagi ..' Jika
jual mahal, kepercayaan dapat dialihkan kepada orang lain.
- jangan
murahan juga! Melayani dengan murahan adalah melayani dengan
berbuat dosa, dll. Jangan! Jagalah tahbisan yang benar. Semoga
kita dapat mengerti.
- Keluaran
29: 2,
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang
diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi
dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat
semuanya itu.
Syarat
kedua:
roti
= korban
makanan.
Ada
tiga macam korban makanan, antara lain:
- Roti
yang tidak beragi.
Roti menunjuk
Firman ALLAH. Yang tidak beragi berarti tidak tercampur dengan
apapun/murni/benar. Roti tidak beragi = Firman
pengajaran yang murni (yang benar),
yaitu:
- tertulis
dalam alkitab. Sebab itu, kita harus membaca alikitab,
- diwahyukan
atau diilhamkan oleh TUHAN,
- dibukakan
rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab. Firman itu tidak boleh ditambah dan dikurangi, tetapi
dibukakan rahasianya. Kalau ayat menerangkan ayat dalam alkitab,
justru akan lebih tegas lagi. Kalau ditambah dan dikurangi, akan
berubah. Misalnya: Firman mengatakan jangan mencuri, lalu
ditambahkan => 'dalam keadaan terjepit, nanti mati, tidak
makan, bagaimana?' Bisa macam-macam, akhirnya diperbolehkan
mencuri. Ini bukan pembukaan Firman! Contoh lainnya: seperti Hawa
menambah mengurangi Firman, sampai kehilangan Firdaus.
Biarlah
sekarang ini, kita melayani TUHAN dalam tahbisan yang benar harus
ada Firman pengajaran yang benar (yang murni). Pengajaran
tabernakel dan Mempelai, diwahyukan TUHAN kepada bpk pdt van
Gessel. Bpk pdt In Juwono selalu mengatakan => 'wahyu itu
tidak pernah salah' Kalau ada orang mengatakan salah, saya tidak
mau berfellowship dengan dia. Inilah ketegasan kita! Semoga kita
dapat mengerti.
Jadi, tahbisan yang benar harus sesuai
dengan Firman pengajaan yang benar. Firman pengajaran itu sebagai
Kepala (YESUS sebagai Kepala). Maafkan, kalau kepala ini ada
titiknya sedikit saja (ada penggumpalan darah sedikit di kepala),
maka pelayanannya sudah terganggu. Tidak akan bisa! Kalau
pengajarannya sudah berubah sedikit saja, maka pergerakannya sudah
lain. Ini bukan fanatik bodoh-bodoh, tetapi tahbisan yang benar
harus berdasarkan Firman pengajaran yang benar.
- Roti
bundar yang tidak beragi.
Bundar artinya
kekal (tidak berujung dan tidak ada pangkalnya). Jadi, roti bundar
yang tidak beragi artinya Firman pengajaran yang benar yang sudah
dipraktikkan dalam kehidupan kita, sehingga:
- menjadi
kasih; kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari semuanya dan dapat
mengasihi sesama. Bundar itu kasih (tidak ada ujung dan
pangkalnya).
- kita
menerima hidup kekal. Bundar juga berarti kekal. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi,
praktik Firman adalah mengasihi TUHAN lebih dari semuanya dan
mengasihi sesama seperti diri sendiri. Apa yang tidak mau sesama
lakukan bagi kita, jangan kita lakukan. Contohnya:
- saya
tidak mau kalau isteri saya memukul saya, sebab itu jangan memukul
isteri.
- saya
tidak mau kalau isteri saya membentak saya, sebab itu jangan
membentak isteri.
- saya
tidak mau orang lain menggosipkan saya, sebab itu jangan
mennggosipkan orang lain. Inilah mengasihi sesama seperti diri
sendiri.
- Roti
tipis yang tidak beragi,
artinya Firman
pengajaran yang benar menjadi tabiat dalam hidup kita. Kalau kita
mempraktikkan Firman, maka Firman mendarah daging/menjadi tabiat
dalam hidup kita, dimulai dengan rendah hati (tipis).
Rendah
hati adalah:
- kemampuan
untuk mengaku dosa. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Semakin banyak mengaku dosa, semakin tipis. Tipis itu tidak ada
ketebalan. Kalau kita rendah hati/sudah tipis = duduk di lantai.
Tidak ada yang mengatakan => 'dia duduk di lantai, dia jatuh'
Duduk di lantai itu tidak pernah jatuh. Saya nomor satu paling
berbahaya pada saat ini, sebab paling tinggi duduknya. Ini dapat
jatuh dan berbahaya kalau jatuh. Mari kita menjadi semakin tipis.
Tipis itu memeriksa diri, jangan malah menghakimi orang dan
mengaku dosa-dosa => 'saya banyak kekurangan'
- kemampuan
untuk menganggap orang lain lebih utama dari diri sendiri. Orang
semacam ini tidak akan pernah jatuh, tidak pernah tersandung dan
dapat melayani TUHAN sampai garis akhir. Inilah syarat yang kedua.
Jadi, tahbisan yang benar harus ada kaitannya dengan Korban
Kristus (perdamaian, penyerahan diri, baru ditahbiskan), harus ada
kaitannya dengan Firman pengajaran yang benar. Oleh sebab itu kita
harus tegas. Pengajaran yang benar yang diwahyukan oleh TUHAN,
terutama kepada bpk pdt van Gessel (pengajaran tabenakel dan
Mempelai). Saya tidak mau kalau pengajaran ini dibilang salah,
sebab guru-guru saya sudah meninggal. Kalau salah, mereka semuanya
tidak sempurna. Tidak salah! Harus berpegang pada pengajaran yang
benar sungguh-sungguh.
Pengajaran
itu Komando (Kepala). Kalau kepalanya benar, maka semua gerakannya
benar. Kalau kepalanya salah (ada titik sedikit atau berbeda
sedikit saja), maka sudah berbeda gerakannya (sudah tidak benar
lagi). Masih ada syarat ketiga (yang terakhir). Jadi, Korban
Kristus (korban binatang), korban makanan (Firman pengajaran yang
benar) ada kaitannya dengan tahbisan/ pelayanan yang benar, supaya
ibadah pelayanan kita tidak sia-sia. Kita sudah dari jauh-jauh
datang beribadah melayani, capek dari kantor tidak akan
sia-sia.
Semoga kita dapat mengerti.
Inilah secara garis
besarnya. Kalau mau melayani setia dan benar, tahbisan benar,
sampai garis akhir, maka harus ada kaitan dengan Korban Kristus
yaitu:
- damai,
- penyerahan
diri, kalau dipakai jangan jual mahal/jangan sombong, jangan
murahan/jangan sembarangan). Harus sungguh-sungguh menghargai
Korban Kristus. Kedua,
- harus
ada pengajaran yang benar sebagai Komandonya. Kalau komandonya
salah, semuanya salah. Ketiga,
- harus
ada minyak urapan. Kalau dengan daging tidak akan bisa. Saudara
yang sudah sarjana ekonomi, masuk di bank. Padahal sarjana ekonomi
sudah hebat, tetapi masih harus di training lagi. Itulah daging,
untuk pekerjaan dunia saja tidak mampu (harus ikut training,
penataran, dll), apalagi mau melayani pekerjaan surga. Daging
tidak akan bisa, sebab itu harus ada urapan Roh Kudus.
- Keluaran
29: 4-7,
4.
Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah
Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.
5.
Kemudian kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun
kemeja, gamis baju efod, dan baju efod serta tutup dada;
kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya;
6.
kautaruhlah serban di kepalanya dan jamang yang kudus kaububuh pada
serban itu.
7.
Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas
kepalanya, dan kauurapilah dia.
Ay
4 => 'haruslah
engkau membasuh mereka dengan air'
=> mandi dahulu. Dulu membasuh dengan air di kolam pembasuhan,
sekarang menunjuk baptisan air. Kalau mau melayani, harus mandi
terlebih dahulu, biar tidak bau.
Ay 5 => 'Kemudian
kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun kemeja...'
=> setelah mandi (bersih) jangan lupa memakai pakaian. Kalau
tidak memakai pakaian atau telanjang, lalu melayani, semua orang
akan lari.
Ay 7 => sesudah memakai pakaian, baru diberi
minyak.
Syarat ketiga:
harus
diurapi dengan minyak urapan Roh Kudus.
Kalau mau
dipenuhi atau diurapi oleh Roh Kudus, prosesnya adalah:
- mandi
terlebih dahulu ('membasuh
mereka dengan air'):
masuk baptisan air yang benar => 1
Petrus 3: 20, 21,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan --
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan
untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Hasil
baptisan air yang benar adalah kita mendapatkan hati nurani yang
baik. Kalau saudara baca pada zaman Nuh, hati manusia itu cenderung
jahat dan najis. Tetapi kalau masuk baptisan air, maka kita
mendapatkan hati nurani yang baik = hati nurani yang taat
dengar-dengaran. Inilah dasar supaya Roh Kudus turun atas kehidupan
kita. Kalau jahat dan najis, tidak ada Roh Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
- sesudah
itu (sesudah mandi), memakai pakaian => Keluaran
29: 5,
Kemudian kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun
kemeja, gamis baju efod, dan baju efod serta tutup dada;
kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya;
Pakaian
= materai atau cap seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imam yaitu:
- mulai
paling luar ada baju efod berwarna-warni (saya tidak dapat
menerangkannya sekarang, tetapi langsung saja artinya), ini
menunjuk salib /kematian = bertobat = mati terhadap dosa. Itulah
cap dari seorang hamba TUHAN. Baju efod terdiri dari empat warna
utama (empat titik), itu menunjuk salib (warna merah, putih, ungu,
biru menjadi salib). Salib = pengalaman kematian. Mau menjadi
seorang hamba TUHAN harus bertobat dan jangan berbuat dosa lagi
(berhenti berbuat dosa).Pada gambar, baju efod itu yang paling
luar dan berwarna warni. Sebenarnya jubahnya sampai di kaki,
tetapi untuk menunjukkan yang lapis kedua, lapis tiga, maka
dipenggal-penggal. Jadi, yang pertama (paling luar) baju efod
dengan empat warna. Kemudian, lapis kedua itulah gamis baju efod
berwarna biru laut semuanya. Gamis baju efod berwarna biru laut
semuanya, ini menunjuk pengalaman kebangkitan atau hidup untuk
kebenaran.
- kemudian
satu lagi, kemeja putih bermata-mata = hidup dalam kesucian atau
kemuliaan. Itulah cap dari hamba TUHAN. Mulai dengan baptisan air
sampai memilki hati nurani yang baik dan taat), lalu memakai
pakaian; mempunyai cap atau meterei kematian (bertobat),
kebangkitan (hidup benar) dan pakaian putih (kemuliaan atau hidup
dalam kesucian sampai nanti sempurna seperti TUHAN).
- setelah
itu (setelah mandi, memakai pakaian), mendapat minyak urapan Roh
Kudus di kepala => Keluaran
29: 7,
Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas
kepalanya, dan kauurapilah dia.
Inilah
mendapatkan minyak urapan diatas kepala. Mari sekarang ini, yang
belum melayani, berdoa supaya TUHAN memanggil dan memilih kita untuk
memberikan jabatan pelayanan (diangkat menjadi imam yang memiliki
jabatan pelayanan). Jabatan pelayanan bisa apa saja, terserah! Ada
yang tidak kelihatan seperti tim doa, asalkan bersungguh-sungguh.
Yang sudah mendapatkan jabatan pelayanan, mari berusaha
sungguh-sungguh untuk beribadah melayani TUHAN dengan setia dan
benar (sesuai jabatan pelayanan) sampai garis akhir (sampai
mendapatkan hak penuh) atau berusaha beribadah melayani dengan
tahbisan yang benar (sesuai jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan
kepada kita) sampai garis akhir. Sampai garis akhir itu penuh,
sehingga mendapatkan hak penuh itulah kunci kerajaan surga.
Apa
syaratnya agar dapat melayani dalam tahbisan yang benar?
- Harus
ada korban binatang (Korban Kristus) yaitu:
- hati
damai,
- hidup
benar,
- menyerah
atau taat. Kalau sudah dipakai, jangan jual mahal dan jangan
murahan. Jangan sembarangan dan hargailah Korban Kristus.
- Kemudian,
ada korban makanan itulah pengajaran yang benar. Pengajaran yang
benar (Komandonya) itulah YESUS sebagai Kepala. Kalau tidak benar,
percuma! Kalau pengajarannya (komandonya) tidak benar, maka
pelayanannya dan penyembahannya tidak benar juga (mulutnya tidak
benar). Kalau pengajarannya sudah benar,
praktikkan, supaya bundar (ada kasih). Kalau sudah dipraktikkan,
maka menjadi tabiat (tipis), kita menjadi rendah hati, tidak
terjatuh dan tidak tersandung => 'saya banyak kesalahan,
orang lain lebih utama dari saya' Harus banyak memeriksa diri,
bukan malah sibuk menghakimi (membicarakan orang lain), sebab tidak
ada gunanya. Dulu kalau saya mendengar sesuatu, saya datangi =>
'bagaimana?' Padahal bpk pdt Pong sudah berpesan kepada saya
(saya pernah dipanggil waktu saya masih di jalan Johor, karena ada
orang yang berkata-kata tentang saya) => 'saya mendengar
begini-begini, bagaimana kamu?' Saya jawab => 'saya tidak
berbuat' bpk pdt Pong berkata => 'Kalau tidak berbuat, kamu
diam ya, tetapi kalau berbuat, mengaku' Tetapi saya lupa nasehat
beliau, saya selalu => 'apa! Mana? Ini malah membuat ramai
saja. Hari-hari ini banyak berdiam dan merendahkan diri.
- Yang
terakhir, harus ada minyak urapan. Ini mutlak dan tidak dapat tidak!
Kalau tidak ada urapan, akan kering.
Kalau mau
melayani itu tidak boleh sembarangan, harus sudah baptisan air
terlebih dahulu. Kalau belum baptisan air, tidak boleh melayani
(pengecualian untuk sekolah Minggu). Harus memakai pakaian dahulu,
ada cap meterai kematian, kebangkitan, kemuliaan (hidup suci). Baru,
ada urapan Roh Kudus.
Dulu, minyak
urapan itu terbuat dari minyak zaitun ditambah dengan rempah-rempah.
Sekarang, hanya istilahnya saja minyak urapan. Sejak pencurahan Roh
Kudus di loteng Yerusalem, sudah tidak memakai minyak-minyak seperti
itu lagi, sudah langsung dari TUHAN. YESUS mati, bangkit, naik ke
surga untuk menjadi Pembaptis Roh (mencurahkan Roh Kudus kepada
kita).
Kalau memakai
minyak urapan, apalagi ada yang di jual, saya menjadi senang. Saya
beli satu tanki, biar ada urapan terus dan jemaat senang. Biar
harganya berapa puluh juta, akan saya beli, mau kebaktian beri minyak
urapan dulu dll. Ini tidak begitu! Ada baptisan, cap pakaian sampai
hidup suci, sampai pakaian putih. Kalau mau lengkap sebenarnya
ditambah serban (memakai jubah dan serban)/pikiran suci. Baru,
mengalirlah minyak urapan. Semakin kita suci, urapan Roh Kudus
semakin banyak. Bukan membeli minyak, tidak! Jangan sampai kita
ditipu. Kalau perjanjian lama, memakai minyak, tetapi ini sudah
digenapkan sejak di loteng Yerusalem.
Kalau kita baca
di dalam alkitab, yang diurapi itu termasuk orang sakit. Rasul Paulus
menuliskan => 'dioleskan minyak kepada orang sakit, untuk
didoakan' Kalau minyak urapan Roh Kudus, itu sudah langsung dari
TUHAN sendiri. Jangan ditipu dan harus membaca alkitab, sebab itu
kita perlu Firman pengajaran yang benar. Kalau memakai minyak urapan,
saya senang sekali, tidak perlu berpuasa, tidak perlu hidup suci dll,
langsung tinggal mandi minyak saja. Tidak begitu! Pengajaran ini
merupakan penentuan, apakah pelayanan kita benar sampai mendapatkan
kunci kerajaan surga? Kalau tidak benar, tidak akan mendapatkan kunci
kerajaan surga. Biarpun kita sudah => 'aku sudah bernubuat ...'
TUHAN mengatakan => 'enyahlah engkau' Pada ayat 19, rasul
Yohanes mendapat perintah dari TUHAN => 'tuliskanlah' Dia
diangkat oleh TUHAN (diberikan jabatan pelayanan), untuk menuliskan.
Nanti pada ayat 20, pembukaan Firman, itulah kunci kerajaan surga.
Sekarang, kita
masih membahas tentang urapan Roh Kudus.
Kegunaan
minyak urapan Roh Kudus di kepala yaitu:
-
Mazmur
133: 1-3,
1.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2.
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
3.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk
selama-lamanya.
Kegunaan
pertama: membuat
semuanya menjadi rukun.
Kalau ada minyak urapan di kepala, maka semuanya menjadi rukun.
Rukun disini bukanlah rukun tetangga dll, bukan! Tetapi rukun disini
adalah satu hati dan satu suara. Itulah kesatuan di dalam
TUHAN.
Roma
15: 5, 6,
5.
Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus
Yesus,
6.
sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan
Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Yang
dimaksud rukun:
(kesatuan Tubuh Kristus) adalah satu hati dan satu suara. Satu hati
artinya satu pengajaran. Ingat, meja roti sajian diisi dengan
duabelas roti yang dibagi menjadi dua susun, masing-masing susun
terdiri dari enam buah roti. 6-6 (angka 66) menunjuk alkitab. Meja
menunjuk hati (harus diisi Firman yang sama). Kalau satu urapan Roh
Kudus, kita bisa rukun, berarti satu hati = diisi satu pengajaran
yang benar. Suami-isteri, gembala-domba diisi satu Firman pengajaran
yang benar, pasti akan rukun.
Kemudian satu
suara. Kalau sudah
rukun (satu pengajaran atau satu hati), maka menjadi satu suara =
satu penyembahan, sehingga menjadi rumah doa. Mulai dari dalam rumah
tangga, siapa yang ada di rumah kita, biarlah semuanya mendapatkan
urapan Roh Kudus, sehingga menjadi rukun (satu hati atau satu
pengajaran). Kalau urapannya sama, maka pengajarannya juga sama.
Jika sudah satu hati, maka menjadi satu suara (satu penyembahan),
sehingga menjadi rumah doa. Jika menjadi rumah doa, betapa indahnya.
Saat tidak dapat ke depan, ke belakang, kiri-kanan tidak dapat,
hanya menengadah saja, maka TUHAN akan menolong kita semuanya.
Jika
sudah menjadi rumah doa, maka:
-
semuanya
menjadi indah pada waktu-Nya ('Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya');
masa depan menjadi indah pada waktu-Nya,
-
TUHAN
memerintahkan berkat kepada kita ('Sebab
ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat'),
sampai hidup kekal selama-lamanya. Kalau TUHAN yang memerintahkan,
tidak dapat dilawan. Ada angin gelombang, TUHAN berfirman 'diam',
maka menjadi diam. Kalau TUHAN perintahkan berkat => 'hai
berkat kesana, ke rumah nomor sekian .. ke toko ..' Mungkin
tokonya jauh dari pasar, orang mengatakan => 'jauh, disitu
sepi' Tapi kalau TUHAN memerintahkan berkat, pasti diberkati. Ini
karena disana ada rumah doa (kehidupan yang rukun, satu hati, satu
suara).
-
Kolose
3: 1, 2,
1.Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara
yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
2.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Kegunaan
kedua: jika pikiran diurapi Roh Kudus (ada minyak urapan di kepala),
maka kita dapat memikirkan dan mencari perkara surga (dimana YESUS
duduk disebelah kanan takhta ALLAH Bapa) lebih dari perkara di dunia
=
mengutamakan
ibadah pelayanan lebih dari semuanya
= setia
dalam ibadah pelayanan.
TUHAN berfirman => 'janganlah
kamu kauatir, akan hal yang dimakan, diminum, carilah dulu kerajaan
surga, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu'
Di tambah ()
itu plus atau surplus (tidak bisa minus). Kalau kita mengutamakan
ibadah pelayanan lebih dari perkara dunia, tidak akan minus, justru
kita hidup dari salib Kristus dan selalu surplus. TUHAN yang tahu
semuanya. Mari, setia dan utamakan ibadah pelayanan. Ini bukan
berarti => tidak perlu kuliah lagi dan tidak perlu bekerja'
Tidak! Tetapi kuliah, bekerja, kegiatan di dunia, jangan menghalangi
kita untuk beribadah melayani TUHAN. Berdoa kepada TUHAN!
Kita
harus mengutamakan ibadah pelayanan (mengutamakan TUHAN) lebih dari
semuanya (lebih dari segala perkara di dunia), maka TUHAN akan
menambahkan semuanya kepada kita, artinya:
-
kita hidup
dari Korban Kristus/kemurahan TUHAN, sehingga kita tidak pernah
minus dan selalu surplus (berkelimpahan, sampai mengucap syukur
kepada TUHAN). itu salib.
-
dimana saja,
kapan saja, situasi apa saja, kita tetap dapat hidup dari kemurahan
TUHAN, bahkan sampai hidup kekal selamanya.
Inilah
kemurahan TUHAN. Contohnya: Daniel dapat hidup di gua singa (singa
yang lapar semuanya). Coba kalau bergantung kepada ijasah, deposito,
Daniel akan mati di gua singa. Tetapi kalau membawa kemurahan TUHAN,
dimanapun, kapanpun, situasi apapun, kita dapat hidup dari kemurahan
TUHAN sampai hidup kekal selamanya. Semoga TUHAN memberikan
pertolongan.
-
1
Petrus 5: 4, 5,
4.
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Ay
5 => 'hai
orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua'
=> tunduk = taat.
Kegunaan ketiga:
minyak
urapan di kepala menjadi mahkota kemuliaan (mahkota Mempelai) yang
tidak layu,
artinya minyak urapan Roh Kudus mengubahkan kehidupan kita dari
manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, yaitu taat
dengar-dengaran (tunduk) sampai daging tidak bersuara lagi. Itulah
mahkota! Kaum muda perhatikan! Mempunyai ijasah dll, belum tentu ada
mahkota kemuliaan (belum tentu diangkat atau ada kemuliaan). Tetapi
kalau taat kepada orang tua, itulah mahkota. Demikian juga kita
semuanya, mempunyai pekerjaan, ijasah, tabungan, belum tentu sampai
diangkat, sebab satu waktu semuanya itu dapat habis. Tetapi kalau
kita taat kepada TUHAN, maka mendapatkan mahkota dan di dunia ini
juga kita akan dipermuliakan.
Kalau dapat taat
dengar-dengaran (keubahan hidup), itu merupakan mujizat terbesar dan
mujizat jasmani juga terjadi. Contohnya: TUHAN berkata kepada Petrus
=> 'Petrus tebarkanlah jalamu' Padahal semalam-malaman tidak
menangkap ikan, tetapi karena diperintahkan oleh TUHAN untuk
menebarkan jala di siang hari dan di pinggir pantai. Di pinggir
pantai itu banyak orang, bukan banyak ikan. Kalau taat, maka mujizat
jasmani dapat terjadi, yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil
dan semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Sampai nanti saat YESUS
datang kembali ke dua kali, terjadi mujizat yang terakhir, yaitu
kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, kita memakai mahkota
kemuliaan (mahkota Mempelai) untuk terangkat bersama dengan Dia
untuk selamanya.
Sekarang
ini banyak kebutuhan kita, tetapi biarlah kita membawa hidup kita
untuk melayani TUHAN. Berdoa! Sebab:
- ada
Korban Kristus,
- ada
pengajaran yang benar dan minyak urapan Roh Kudus. Kita mohon minyak
urapan Roh Kudus sekarang ini, supaya rukun, menjadi rumah doa
(semuanya baik dan diberkati), kita dapat setia (sungguh-sungguh
hidup dari salib, kemurahan TUHAN) dan terjadi mujizat-mujizat.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1