Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita kembali pada kitab Wahyu 1: 17, 18
Wahyu 1: 17, 18,
17. Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
18. dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Rasul Yohanes tersungkur dibawah Kaki TUHAN (menyembah dengan hancur hati), dan rasul Yohanes mengalami jamahan Tangan TUHAN, sehingga rasul Yohanes menerima:

  1. 'TUHAN berkata: "Jangan takut!' = tidak ada ketakutan lagi (menghapus ketakutan).
  2. 'Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir' = menerima kasih ALLAH.
    'Yang Awal' = kasih mula-mula.
    'Yang Akhir' = kasih Mempelai = kasih yang sempurna = puncak kasih.


  3. 'Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup' = 'Aku Yang mati dan Yang hidup' YESUS mati dan hidup = YESUS mati dan bangkit untuk mengalahkan maut (menang atas maut) = memegang kunci maut dan kerajaan maut.

Matius 16: 18, 19,
18. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Ay 18 => 'alam maut tidak akan menguasainya' => menang atas maut.

Ay 19 => 'kunci Kerajaan Sorga' => ada kunci kerajaan maut dan ada kunci kerajaan surga.

YESUS memegang kunci maut dan kerajaan maut, artinya YESUS menutup pintu kerajaan maut bagi kita semuanya (gereja-=Nya, sidang jemaat) dan memberikan kunci kerajaan surga (membuka pintu kerajaan surga) bagi sidang jemaat. Jadi, ada hubungannya antara kunci kerajaan maut dengan kunci kerajaan surga. Kunci kerajaan maut untuk menutup pintu kerajaan maut, supaya kita tidak masuk kesana (tidak binasa), dan kunci kerajaan surga untuk membuka pintu kerajaan surga bagi sidang jemaat.

Apa yang dimaksud dengan kunci kerajaan surga?
Kisah rasul 14: 22, 23,
22. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
23. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Ay 22 => 'bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara' => itulah kunci kerajaan surga.

Kunci kerajaan surga adalah sengsara bersama YESUS = salib. Bertekun dengan iman ini ada kaitannya dengan salib. Pada ay 22 'bertekun didalam iman', iman disini bicara tentang pengajaran yang benar. Jadi, bertekun dalam iman = bertekun dalam pengajaran yang benar.

2 Timotius 4: 1, 2,
1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Ay 2 => 'nyatakanlah apa yang salah' = menyatakan dosa.

Isi dari Firman pengajaran yang benar adalah:

  1. menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi, supaya kita dapat sadar akan dosa, menyesal akan dosa, mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama, sehingga kita mengalami pengampunan dosa = tidak dihukum (tidak binasa) dan selamat.


  2. menegur supaya kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (bertobat). Ada yang sudah mengaku dosa, tetapi kembali berbuat dosa lagi, sebab itu perlu teguran, supaya jangan mengulangi dosa!


  3. nasihat, supaya kita hidup dalam kebenaran dan kesucian. Nasihat itu juga merupakan jalan keluar dari segala masalah. Kalau kita sudah hidup benar dan hidup suci, pasti ada jalan keluar dari masalah. Saya selalu mengulang-ulang ini, jangan mencari jalan keluar diluar Firman pengajaran yang benar (yang tidak cocok dengan Firman) . Jalan keluar diluar Firman, itu jalan buntu ditambah dengan kebinasaan. Kalau Firman bilang 'tidak boleh', jangan dilakukan.

Mari, kita bertekun dalam iman, sebab ini berkaitan dengan salib. Pengajaran dengan salib tidak dapat dipisahkan. Kunci kerajaan surga itu dimulai dari bertekun dalam iman. Jadi, menerima pengajaran terlebih dahulu, baru ada salib. Pengajaran merupakan dorongan supaya kita kuat ketika menghadapi salib.

Lukas 13: 22-24, 29,
22. Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
23. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
24. Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
29. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

Ay 22 => 'sambil mengajar' = ada pengajaran.

Ay 23 => "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" = orang yang memegang kunci kerajaan surga yang selamat. Banyak yang binasa (banyak yang masuk ke dalam kerajaan maut).

Ay 24 => "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" => Inilah kunci kerajaan surga, pintu yang sesak/sempit (salib).
'Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat' => kalau ada pengajaran, baru kita dapat masuk salib = dapat kuat mengikuti jalan yang sempit.

Ay 29 => 'Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan' => itulah salib. Pintu yang sempit = salib. Ada pengajaran, baru mampu untuk masuk pintu yang sempit (mampu di jalan salib). Bertekun dalam iman, baru masuk jalan salib. Inilah rumusnya!

Pengajaran yang benar ada kaitannya dengan salib (pintu yang sesak). Jadi, bertekun dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar) adalah kekuatan untuk mengalami salib (mengalami sengsara bersama YESUS) = menerima kunci kerajaan surga. Harus ada makanan/pengajaran yang benar, baru ada kekuatan. Jadi, dimulai dari pengajaran terlebih dahulu! Saat ini kita belum membahas salibnya, tetapi kita baru mempelajari tentang bertekun dalam iman. Kalau tidak ada pengajaran yang benar, kita tidak akan kuat mengalami salib (tidak mau memikul salib). Jadi, harus didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

Praktik bertekun dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar) adalah

  1. 1 Tesalonika 3: 2-5,
    2. Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu,
    3. supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.
    4. Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi.
    5. Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia.

    Ay 2 => 'menasihatkan kamu tentang imanmu' => nasihat itulah Firman pengajaran yang benar. Jika bertekun dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar), akan ada teguran dan nasihat.
    Ay 3, 4 => iman kita jangan goyang, karena kesusahan-kesusahan (salib).
    Ay 5 => 'kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia' => imannya gugur.

    Praktik pertama: iman tidak goyang/goyah saat menghadapi pencobaan apapun juga, bahkan saat menghadapi ajaran-ajaran palsu. Dalam 1 Petrus 1: 6, 7, tidak goyah/tidak bimbang, malah semakin teguh. Kalau TUHAN mengijinkan kita mengalami pencobaan dll, bukan supaya iman kita gugur, tetapi supaya iman kita semakin teguh, bahkan sampai iman kita menjadi sempurna.

    1 Petrus 1: 6, 7,
    6. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
    7. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

    Kalau TUHAN ijinkan kita mengalami pencobaan, masalah-masalah dll, maksudnya adalah supaya kita tahan uji dan iman kita meningkat menjadi iman yang sempurna bagaikan emas murni. Kalau dalam tabernakel, emas itu berada di ruangan suci dan ruangan maha suci. Kalau tembaga itu masih berada di halaman.

    Jika kita tahan uji, maka iman kita meningkat menjadi iman yang sempurna (iman yang murni), ini berarti kehidupan kita sudah meningkat di ruangan suci sampai ruangan maha suci (kesempurnaan). Ruangan suci itu iman yang teguh, tidak goyah sedikitpun. Ruangan maha suci itu iman yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.

    Lukas 18: 8, Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

    Ay 8 => 'jika Anak Manusia itu datang' => jika YESUS datang kembali ke dua kali.
    Jika kita memiliki iman yang sempurna (iman yang murni), maka kita layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai, kita masuk perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba). Sesudah itu, masuk firdaus (kerajaan seribu tahun damai). Sesudah itu masuk kerajaan surga (pintu kerajaan surga terbuka bagi kita dengan iman yang murni).


  2. Kisah Para Rasul 13: 43, Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah.

    Praktik kedua: 'tetap hidup di dalam kasih karunia Allah' (kemurahan TUHAN).

    Apa yang dimaksud dengan hidup dalam kasih karunia atau kemurahan TUHAN?
    Roma 12: 1, 2,
    1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
    2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

    Ay 1 => 'demi kemurahan Allah' => tetap hidup dalam kemurahan ALLAH.
    'itu adalah ibadahmu yang sejati' => ibadah yang benar = tahbisan yang benar.

    Tetap hidup dalam kemurahan TUHAN, artinya kita dapat menaikkan atau melakukan ibadah pelayanan yang sejati (ibadah pelayanan yang benar dihadapan TUHAN). Ada pelayanan yang benar dan ada yang tidak benar (tidak diterima). Contohnya: pelayanan yang benar (yang diterima) adalah pelayanan dari Habel. Pelayanan yang tidak benar (ditolak oleh TUHAN) adalah pelayanan dari Kain. Ibadah pelayanan yang sejati, itu bukan yang asal-asalan saja.

Jika ibadah pelayanan itu benar (berkenan kepada TUHAN), tandanya adalah

  1. Mempersembahkan tubuh atau kehidupan kita kepada TUHAN. Ibadah yang benar itu bukanlah mencari, meminta, tetapi mempersembahkan tubuh atau kehidupan kita kepada TUHAN. Yang kita miliki paling besar adalah tubuh ini. Sebelum mempersembahkan tubuh, terlebih dahulu dimulai dengan mempersembahkan persepuluhan dan persembahan khusus (yang terkecil dihadapan TUHAN). Jika kita dapat mempersembahkan persepuluhan dan persembahan khusus, baru setelah itu, kita dapat mempersembahkan yang besar, itulah tubuh kehidupan kita.

    Syarat untuk mempersembahan tubuh yaitu:


    • tubuh yang hidup = dikuasai oleh Roh Kudus.
      Roma 8: 13, Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

      Tubuh yang hidup, artinya dikuasai oleh Roh Kudus, lewat ketekunan dalam ibadah raya yang di dalam tabernakel menunjuk pada pelita emas. Dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Roh Kudus (ada urapan Roh Kudus, dikuasai oleh Roh Kudus). Di dalam Roma 8: 13, kalau kita dikuasai oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus mematikan perbuatan-perbuatan dosa (perbuatan daging), sehingga kita dapat hidup. Kalau kita mengikuti perbuatan daging, kita akan mati.

      Jadi, bukti kita hidup adalah:


      1. tidak melakukan perbuatan dosa.
      2. setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Namanya hidup itu = dapat aktif bergerak.


      Jadi, jika bertekun dalam kebaktian/ibadah raya, maka tubuh kita dikuasai oleh Roh Kudus (tidak dikuasai oleh daging). Roh Kudus mematikan perbuatan dosa, supaya kita dapat hidup benar dan hidup suci. Roh Kudus juga membuat kita aktif/setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Itulah tubuh yang hidup! Jadi membawa persembahan ada syaratnya, tidak sembarangan, jangan berkata: 'saya sudah memberi, terserah saya' Jangan!


    • tubuh yang kudus artinya dikuasai oleh Firman pengajaran yang benar, lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini menunjuk meja roti sajian. Firman pengajaran yang benar, akan menyucikan kehidupan kita.

      Yohanes 15: 3, Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

      Ay 3 => 'bersih' = suci.
      'firman yang telah Kukatakan' = Firman yang dikatakan oleh YESUS.
      Apa maksud dari Firman yang dikatakan oleh YESUS? Firman yang dibukakan rahasianya, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Itulah Firman pengajaran yang benar. Kalau tanpa Firman pengajaran, kita tidak dapat bersih atau suci. Jadi, harus ada pedang Firman (Firman pengajaran yang benar).


    • tubuh yang berkenan kepada TUHAN artinya dikuasai oleh kasih ALLAH ('Inilah anak-Ku yang Ku kasihi dan kepadanya lah Aku berkenan'), lewat ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ibadah doa penyembahan menunjuk mezbah dupa emas. Jika dikuasai oleh kasih ALLAH, maka kita:


      1. dapat mengasihi TUHAN lebih dari semuanya,
      2. dapat mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jangan ada kebencian dll. Semoga kita dapat mengerti.


    Jadi ibadah yang sejati (ibadah yang benar) dimana kita mempersembahkan tubuh kepada TUHAN merupakan ibadah pelayanan lewat sistim penggembalaan (ibadah pelayanan di kandang penggembalaan atau ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok). Kalau lewat sistim yang lain, TUHAN tidak akan berkenan.

    Dulu, membawa binatang lalu disembelih, kemudian dikuliti dan dagingnya dipotong-potong. Lalu dibakar, dipersembahkan. Jadi, di dalam kandang penggembalaan kita benar-benar mengalami daging disembelih dan dipotong-potong (daging tidak ada kesempatan untuk bersuara). Kalau dulu, saya katakan => 'daging itu dibendung' Contohnya: kalau kuda diberi kandang, maka tidak dapat meloncat kemana-mana. Kalau kuda diluar kandang, meringkik kemana-mana. Jika dikaitkan dengan persembahan, maka daging disembelih dan dipotong-potong. Kalau masuk kandang, memang terasa sakit. Misalnya: pulang kuliah dll, masuk kandang, ini sakit. Inilah sistim kandang penggembalaan. Jika disembelih, dipotong-potong dan dibakar, maka persembahannya baru berkenan. Kalau disembelih dan dipotong-potong, tetapi tidak dibakar, akan berbau amis.


  2. Roma 12: 2, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

    Tanda kedua: 'berubahlah' = daging dibakar. Daging yang sudah disembelih dan dipotong-potong, dibakar sehingga berubah menjadi asap berbau harum dihadapan TUHAN = kita mengalami keubahan hidup atau mujizat rohani (mujizat terbesar). Dari daging menjadi asap, itulah 'berubahlah' Mengalami keubahan hidup (berubah) itu bagaikan dibakar (sengsara daging atau salib). Apa yang diubahkan? Dalam Roma 12: 2, 'pembaharuan budimu' = hatimu.

    Jadi, hati yang keras (hati yang cenderung jahat) diubahkan menjadi:


    • Hati nurani yang baik (hati yang lembut). Hati nurani yang baik (hati nurani yang lembut), artinya dapat membedakan:


      1. manakah kehendak ALLAH dan mana yang bukan.
      2. manakah ajaran yang benar dan ajaran yang tidak benar. Jika hati nuraninya baik, tidak ada unsur ini dan itu, langsung dapat membedakan.
      3. TUHAN Yang Benar dengan tuhan yang tidak benar. Waktu Musa naik ke gunung Sinai tidak turun-turun, sedangkan bangsa Israel berada di kaki gunung Sinai, lalu mereka membuat dan menyembah lembu emas, lalu berkata => 'inilah allah yang membawa kita...' Banyak orang mengatakan => 'inilah TUHAN kita, luar biasa, ada hadirat TUHAN' Yang mana yang benar! Pengajaran lah yang benar. Kalau ada pengajaran yang benar, maka disitulah ada hadirat TUHAN. Kalau tidak ada pengajaran yang benar, itu bukan hadirat TUHAN. Jika kita dapat membedakan pengajaran yang benar dengan pengajaran yang tidak benar, maka kita dapat berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan tegas untuk menolak yang tidak benar. Jangan diberikan kesempatan! Contohnya adalah Hawa memberikan kesempatan untuk mendengarkan suara ular => 'semua buah pohon di taman jangan kamu makan' Padahal TUHAN mengatakan => 'semua buah pohon di taman boleh kamu makan' Ini sudah berbeda! Kalau kita mendengar pengajaran yang berbeda, langsung timbul tanda tanya. Tadinya tanda seru => 'semua buah pohon di taman boleh kamu makan, kecuali satu ini, jangan kamu makan, sebab dapat mati!' Tetapi setelah mendengarkan pengajaran yang lain, timbul tanda tanya => 'yang mana yang benar?' Akhirnya pasti akan terperosok. Kalau pertama kali mendengar, kita berkata => 'ini berbeda' Tetapi kita mau terus mendengarkan, nanti yang benar akan kita tinggalkan dan yang tidak benar yang kita ambil. Itu bahayanya! Oleh sebab itu kita harus memiliki hati nurani yang baik. Jika mempunyai hati nurani yang baik, jangankan makanan beracun, ada makanan yang sudah berbau sedikit saja, tidak akan kita berikan ke orang lain => 'jangan-jangan, lebih baik dibuang' Kalau hati nuraninya tidak baik => 'tidak apa-apa, ini sama saja'. Asap yang berbau harum, itulah hati nurani yang baik.


      4. ibadah pelayanan yang benar dan ibadah pelayanan yang tidak benar. Kalau hati nuraninya baik tidak perlu lagi diajar, langsung dapat berkata 'wah ini tidak benar'
      5. segala sesuatu yang benar dan yang tidak benar, termasuk nikah yang benar, pekerjaan yang benar. Tidak perlu lagi bertanya => 'oom, seandainya pekerjaan saya begini, boleh tidak?' Ini hanya memancing dan mau memaksakan. Kalau hati nuraninya baik, dia pasti tahu kalau ada pekerjaan yang tidak halal. Tetapi kalau hati nuraninya baik, tidak perlu lagi bertanya (sudah tegas) => 'ini sudah tidak benar'


      Sekarang ini mohon hati nurani yang baik kepada TUHAN. Satu waktu bpk pdt Pong Dongalemba mengatakan tentang pengajaran => 'orangnya tidak perlu bicara, ia lewat saja kita sudah tahu' Ini berarti kita sampai menjadi peka. Satu waktu akan terjadi demikian. Kalau sekarang => 'ini tidak apa-apa, ini karena begini ..' Nanti akan kena makan. Sekarang harus sudah tegas, dan sangat peka (tidak dapat sedikitpun digoyang) => 'ini salah, tidak bisa' Ini bukan menghakimi dan bukan kebenaran sendiri, tetapi kita tahu mana yang benar. Dapat membedakan pengajarannya (TUHANnya) terlebih dahulu, setelah itu baru kita dapat membedakan ibadah pelayanan yang benar dan yang tidak benar.

      Dulu waktu saya masih menjadi guru, pada hari Sabtu saya mengajak murid-murid ke gereja saya (gereja dalam pengajaran). Lalu sudah agak lama sekitar satu tahun, kemudian dia beribadah di tempat lain, dia mengomel => 'mengapa suasananya tidak enak ya pak' Padahal ini orang baru (orang dari agama lain), tetapi dia dapat menyadari. Masa kita yang sudah puluhan tahun tidak dapat menyadari. Mau berfellowship dll, pasti tahu mana yang benar atau tidak. Saya menggunakan patokan ini, kehidupan ini belum satu tahun, baru hitungan bulan, dia sudah dapat mengatakan => 'tidak enak pak, enak yang di gerejanya bapak' Waktu itu saya belum menjadi hamba TUHAN, masih menjadi seorang guru.

      Kalau sudah dapat membedakan pengajaran yang benar atau tidak benar, ibadah pelayanan yang benar atau tidak benar, maka kita dapat membedakan segala sesuatu yang benar dan yang tidak benar, termasuk pekerjaan, sekolah, nikah, pergaulan. Sampai dapat membedakan semuanya. Jika kita sudah dapat membedakan mana yang benar dan yang tidak benar, maka kita akan berbuat benar (tidak akan berbuat yang tidak benar atau dosa), suci sampai dengan sempurna. Semuanya berasal dari hati nurani yang baik (hati nurani yang lembut).


    • Hati nurani yang baik, puncaknya adalah hati yang taat dengar-dengaran. Inilah berbau harum.
      Efesus 5: 1-2,
      1. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
      2. dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

      Inilah hati yang taat dengar-dengaran. YESUS sudah taat sampai mati di kayu salib, itulah korban yang berbau harum. Sedangkan kita taat sampai daging tak bersuara. Ini sudah menjadi persembahan yang berbau harum dihadapan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti ini.

      Sekarang ini, TUHAN memegang kunci maut dan kerajaan maut, artinya TUHAN mengalahkan maut dan menutup pintu kerajaan maut, supaya kita tidak binasa. TUHAN juga membuka surga dan memberikan kunci kerajaan surga kepada kita, supaya kita hidup kekal bersama dengan Dia. Apa yang dimaksud dengan kunci? itulah salib. Supaya dapat menerima salib harus ada pengajaran. Pengajaran sebagai kekuatan kita untuk menerima salib. Bertekun dalam iman, baru kita dapat sengsara karena YESUS.

      Praktik dari bertekun dalam iman adalah:


      1. dalam pencobaan tidak goyah,
      2. tetapi iman teguh dan sempurna,
      3. hidup dalam kemurahan TUHAN.


      Apa itu hidup dalam kemurahan TUHAN? Naikan ibadah pelayanan yang sejati. Tandanya: ada persembahan tubuh dan tergembala dengan baik. Memang dalam penggembalaan, daging disembelih, dipotong-potong (tidak enak bagi daging), sesudah itu daging dibakar tetapi berbau harum dihadapan TUHAN. Taat dengar-dengaran itulah berbau harum.

Jika ada bau harum dihadapan TUHAN, hasilnya adalah

  1. Filipi 4: 18, 19,
    18. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
    19. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

    Ay 18 => 'Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus' => inilah pemberian-pemberian.

    Ay 19 => jika sekarang ini ada yang berbau harum, maka TUHAN hadir ditengah-tengah kita.

    Hasil pertama: 'Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya' = TUHAN memenuhi kebutuhan kita secara tidak terbatas oleh apapun (tidak ada yang mustahil bagi TUHAN). Mungkin ijasah tidak cukup, modal tidak cukup untuk membuka toko, tetapi TUHAN lah yang memelihara dengan kelimpahan (memenuhi kebutuhan dengan kelimpahan). Sekalipun kita tidak mendapatkan apa-apa, tetapi Dia dapat memberikan semuanya. Semoga kita dapat mengerti.

    Ada hamba TUHAN yang membangun gereja. Jemaat sudah dikerahkan, tetapi tidak selesai-selesai. Kalau TUHAN yang memenuhi kebutuhan kita, maka lewat satu orang saja semuanya dapat menjadi beres. Apa saja yang tidak dapat kita pikirkan, Dia bisa lakukan, asalkan ada bau harum. Semoga kita dapat mengerti.


  2. 2 Korintus 2: 14, 15,
    14. Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
    15. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

    Jadi, kalau ada bau yang harum, maka ada jalan kemenangan.

    Hasil kedua: TUHAN memberikan jalan kemenangan:


    • menang atas segala musuh,
    • menang atas segala masalah-masalah, bahkan atas masalah yang mustahil (masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN). Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.


    Hari-hari ini yang penting, naikan bau harum. Kita menerima kunci kerajaan surga lewat salib. Mari bertekun dalam iman terlebih dahulu, sebab itu kekuatan untuk menghadapi salib. Jangan goyah dalam pengajaran yang benar dan jangan goyah dalam iman. Semakin diuji dalam pencobaan, ini bagaikan emas yang murni (bertahan, teguh sampai dengan sempurna). Lalu, naikan ibadah yang sejati; tekun dalam kemurahan TUHAN, ibadah yang benar dihadapan TUHAN. Ada persembahan tubuh dan ada pembakaran. Ini memang benar-benar sengsara. Kalau ada pengajaran, kita akan mampu menerima sengsara. Sampai dapat berbau harum.

    Mari, kita cium-cium sendiri => 'ini berbau harum atau berbau busuk. Kalau berbau busuk, jangan! Kalau berbau harum teruskan. Kalau sudah berbau harum, TUHAN hadir, TUHAN tidak pernah menipu kita.


  3. Kita dipakai untuk menyebarkan keharuman, artinya kita dipakai dalam:


    • kegerakan Roh Kudus hujan awal, untuk menyebarkan keharuman YESUS sebagai Juruselamat,
    • kegerakan Roh Kudus hujan akhir, untuk menyebarkan keharuman YESUS sebagai Mempelai Pria Surga, Raja segala raja yang akan datang kembali ke dua kali.


    Mari menyebarkan keharuman YESUS sebagai Juruselamat bagi orang-orang berdosa, supaya mereka diselamatkan. Mari menyebarkan keharuman Kabar Mempelai; YESUS sebagai Raja, Mempelai Pria Surga, kepada yang sudah selamat, supaya semuanya dapat disempurnakan. Mari berbau harum, jangan berbau busuk.

    Kalau berbau busuk, nanti semuanya akan lari. Contohnya:


    • kalau di rumah berbau harum, tidak akan ada yang lari. Kalau berbau busuk, suami atau isteri lari dan tidak tahu akan kemana.
    • demikian juga di gereja, kalau berbau busuk, banyak yang lari => 'Puji TUHAN ada jiwa baru dua orang, tetapi yang lari delapan orang, ini rugi' Tetapi kalau berbau harum semuanya akan dipakai oleh TUHAN.


    Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna, sama mulia dengan Dia dan


    • kita terangkat di awan-awan permai, pintu perjamuan kawin terbuka dan masuk pintu perjamuan kawin Anak Domba,
    • kita masuk pintu firdaus; kerajaan seribu tahun damai,
    • sampai pintu kerajaan surga terbuka bagi kita dan selama-lamanya kita akan bersama dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Mari, persembahkan hidup ini sampai berbau harum.
Memang sakit:

  • tetapi kalau ada pengajaran dan iman, kita akan kuat.
  • dipotong, disembelih, dibakar => 'saya harus berkorban ini dll' Tetapi akan berbau harum. TUHAN hadir dan TUHAN tidak pernah menipu kita semuanya. TUHAN memberkati.


Ibadah Doa Malam Surabaya, 26 Mei 2014 (Senin Malam)

Lukas 2: 8, Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Doa malam = berjaga-jaga dalam sistim penggembalaan (dikaitkan dengan gembala yang menjaga kawanan ternaknya pada waktu malam).

Ada tiga hal yang harus dijaga dalam sistem penggembalaan:

  1. Gembala-gembala menerima berita malaikat (tentang kelahiran YESUS), artinya berjaga-jaga soal makanan penggembalaan. Pada waktu itu gembala tidak tidur (berjaga pada malam hari), sehingga mendengar berita malaikat. Kalau tidur tidak akan mendengar berita malaikat. Sekarang, gembala dan domba (sidang jemaat) berdoa malam supaya menerima berita malaikat (Firman penggembalaan yang murni dan rohani), supaya tidak masuk dalam kelaparan rohani/kekeringan rohani.

    Firman penggembalaan yang murni dan rohani:


    • Firman penggembalaan yang murni => yang benar, sesuai dengan alkitab (perkataan YESUS sendiri),
    • Firman penggembalaan yang rohani = yang diurapi oleh Roh Kudus.


    Mari berdoa bersama-sama, kalau saya saja tidak akan mampu. Sidang jemaat juga harus ada kerinduan. Almarhum guru dan gembala saya mengatakan(bpk pdt Pong Dongalemba) => 'kalau gembala berusaha/berdoa dan sidang jemaat juga ada kerinduan dengan berdoa, pasti dilimpahkan oleh TUHAN' Kalau hanya gembala saja yang merindu sedangkan jemaatnya tidak merindu, maka tidak akan ada Firman. Kalau jemaat merindu, tetapi gembala tidak berusaha, maka juga tidak akan ada Firman. Jadi, gembala dan sidang jemaat bersama-sama untuk banyak berjaga-jaga, berdoa, supaya dapat menerima berita malaikat (Firman penggembalaan yang murni dan rohani), terutama tentang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali (Kabar Mempelai), supaya tidak masuk kelaparan/kekeringan rohani. Dulu kita sudah mendengar berita tentang kedatangan YESUS pertama kali atau keselamatan, tetapi sekarang kita sudah selamat dan masuk penggembalaan, tinggal mendengar berita tentang kedatangan YESUS yang ke dua kali.

    Jika didalam kandang penggembalaan, tidak ada Firman penggembalaan (tidak ada makanan rohani), maka semuanya akan lapar atau kering rohani (tidak ada kepuasan). Akibatnya adalah:


    • tidak setia dalam ibadah pelayanan karena mencari kepuasan-kepuasan di dunia. Cirinya orang yang lapar atau kering rohani, yaitu tidak setia dalam ibadah pelayanan karena mencari kepuasan di dunia. Kepuasan di dunia itu juga dapat dalam bentuk pekerjaan, study, kekayaan, dosa-dosa (sudah merasa puas sampai meninggalkan atau mengorbankan ibadah pelayanan).


    • jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan), sehingga banyak terjadi kehancuran nikah (perselingkuhan dll) dan buah nikah (pergaulan kaum muda yang tidak baik). Mari kita berdoa, kalau tidak ada makanan rohani, maka nikah dan buah nikah menjadi sangat berbahaya, sebab akan terjadi kelaparan, ketidak puasan sampai akhirnya mencari kepuasan di dunia, akhirnya jatuh bangun dalam dosa.


    • Setelah jatuh bangun dalam dosa, tidak bangkit-bangkit lagi ('mereka jatuh, rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi' dalam kitab Amos) = binasa untuk selamanya. Tidak ada kekuatan untuk keluar dari dosa, tidak ada kekuatan untuk bertobat, terus hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan akan binasa untuk selama-lamanya. Inilah bahayanya.Kita berdoa malam ini, supaya ada makanan rohani, sehingga kita mengalami kepuasan surga/kebahagiaan surga.


  2. Berjaga-jaga soal serangan musuh-musuh (binatang buas). Selain berjaga-jaga soal makanan (ini yang penting), juga berjaga atas serangan musuh (binatang buas).

    Ada dua macam serangan binatang buas:


    • Antikrist.
      Antikrist: kekuatan mammon = ikatan akan uang yang membuat kita menjadi kikir dan serakah. Kalau kikir dan serakah, berarti sudah diterkam oleh antikrist.

      Kikir artinya tidak dapat memberi.
      Serakah artinya


      • merampas hak TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus,
      • mencari uang dengan cara yang tidak halal.


      Malam ini kita berjaga-jaga dari antikrist sehingga kita dapat:


      • mempersembahkan persepuluhan dan persembahan khusus milik TUHAN,
      • mencari nafkah dengan halal (dengan cara yang berkenan kepada TUHAN),
      • ingat kepada sesama yang membutuhkan, sampai kita dapat mempersembahkan hidup kita kepada TUHAN. Itulah bebas dari serangan antikrist.


    • Nabi palsu.
      Serangan nabi palsu dengan roh dusta adalah:


      • ajaran palsu,
      • gosip-gosip yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya yang mengakibatkan kita menjadi bimbang terhadap pengajaran yang benar, sampai gugur dari pengajaran yang benar, sehingga tersesat dan terhilang untuk selama-lamanya.


      Malam ini kita berdoa, supaya bebas dari serangan nabi palsu, sehingga kita tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar, tegas untuk menolak ajaran lain dan kita tidak akan disesatkan.


    Inilah serangan-serangan binatang buas; antikrist dan nabi palsu. Serangan-serangan antikrist dan nabi palsu (gabungan) juga dalam bentuk pencobaan-pencobaan, masalah-masalah yang mustahil di segala bidang. Kita harus berjaga-jaga, tidak putus asa, tidak kecewa, tetapi tetap percaya dan berharap kepada TUHAN sampai tiba waktu TUHAN untuk menolong kita semuanya.

    Antikrist dan nabi palsu menyerang kita dengan pencobaan dan masalah, supaya kita menjadi:


    • kecewa,
    • putus asa,
    • gugur dari iman,
    • mengambil jalan keluar diluar iman sampai binasa. Masalah apa saja yang kita hadapi (dalam pekerjaan, ekonomi, nikah akan digoncang), biarlah kita berdoa, tetap percaya dan berharap kepada TUHAN, sampai pertolongan TUHAN tiba pada waktu-Nya.


  3. Berjaga-jaga supaya kita semuanya tetap berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik (Gembala Agung). Apappun yang akan terjadi, kita harus tetap berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik.

    Bagaimana caranya?
    Yohanes 10: 27, 28,
    27. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
    28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

    Ay 28 => 'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku' => berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik.

    Syarat supaya berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik adalah kita harus taat dengar-dengaran pada Suara Gembala/Firman penggembalaan (ay 27 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku'), sampai daging tidak bersuara lagi = puncak dari doa penyembahan. Mata hanya melihat atau memandang TUHAN, Gembala Agung, itulah orang yang taat!

    Saya sering menerangkan, taat dengar-dengaran kepada Suara Gembala sampai daging tidak bersuara sedikitpun (sampai tidak ada lagi halangan), puncak dari doa penyembahan kepada TUHAN, berarti:


    • mata kita hanya tertuju kepada TUHAN, melihat TUHAN,
    • menyembah TUHAN dan
    • tangan kita hanya diulurkan kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN'. TUHAN, Gembala Yang Baik mengulurkan Tangan-Nya kepada kita dan kita hidup di dalam Tangan Gembala Yang Baik.


    Yang penting dalam penggembalaan ada tiga. Kita berdoa untuk makanan yang murni dan rohani, supaya tidak jatuh dalam kelaparan. Ini berbahaya sebab orang yang lapar itu nekat, dapat mencuri dll. Kalau jiwanya lapar, tidak puas, itu bahaya, sebab dapat meninggalkan ibadah pelayanan, mencari kepuasan di dunia lewat apa saja (hiburan, pekerjaan dll) dan jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa (berkecimpung atau berkubang dalam dosa), sampai tidak dapat bangkit lagi (sudah enjoy dalam dosa dan puncaknya dosa). Kalau tidak ada Firman, maka tidak ada kekuatan untuk bangkit. Seperti babi yang berkubang, tidak dapat keluar lagi, dan binasa untuk selamanya.

    Jagalah makanan! Selanjutnya, berjaga terhadap serangan musuh (antikrist dan nabi palsu), lewat ajaran palsu, kekuatan mammon, lewat pencobaan. Mari tetap percaya dan berharap kepada TUHAN. Yang terakhir, hidup di dalam Tangan TUHAN; taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi. Itulah puncak dari doa penyembahan (ukuran penyembahan). Mata hanya tertuju kepada Gembala Yang Baik, tangan hanya diulurkan kepada Gembala Yang Baik ('terserah TUHAN') dan Gembala Yang Baik mengulurkan Tangan-Nya, sehingga kita hidup di dalam Tangan Gembala Yang Baik.

Hasilnya adalah:

  1. Yohanes 10: 28, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

    Hasil pertama: Tangan Gembala Agung (Tangan Gembala Yang Baik) memberikan jaminan kepada kita untuk memelihara hidup kita sekarang di dunia (di tengah kesulitan, kemustahilan), sampai hidup kekal selama-lamanya. Dunia ini bagaikan padang gurun, bayangkan saja kalau domba hidup di padang gurun? Oleh sebab itu perlu tergembala.

    Kalau domba tergembala, padang gurun akan berubah menjadi padang rumput. Kalau ada gembala pasti ada rumput. Kalau domba berada di padang gurun, tetapi tidak ada gembala, maka domba dapat makan pasir sebab kesulitan untuk mencari rumput. Jika berada dalam sistim penggembalaan, biarpun padang pasir, lautan dll, pasti disediakan rumput. Jadi ada jaminan kepastian pemeliharaan TUHAN.


  2. 'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku'= Tangan Gembala Yang Baik, Gembala Agung sanggup memberikan kemenangan ('tidak bisa direbut' = menang) kepada kita atas musuh-musuh, masalah-masalah, pencobaan-pencobaan yang mustahil tepat pada waktu-Nya. Semuanya dapat ditolong oleh TUHAN. Sehebat apapun manusia di dunia, tangannya sangat terbatas, tetapi Tangan Gembala Yang Baik tidak terbatas. Dia mampu menolong kita dari segala masalah yang mustahil.

    Kalau di dunia dikenal dengan istilah => 'tidak semudah membalik telapak tangan' berarti ini sulit dan mustahil. Tetapi kalau Tangan Gembala Agung Yang bekerja => 'lebih mudah dari membalik telapak tangan' berarti tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. TUHAN tolong kita semuanya. Semoga kita mengerti.


  3. 1 Petrus 5: 6, Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

    1 Petrus 5 => pasal penggembalaan.
    Hasil ketiga: Tangan Gembala Yang Baik, Gembala Agung sanggup untuk meninggikan atau mengangkat kita pada waktu-Nya, artinya


    1. TUHAN memberikan masa depan yang berhasil, indah pada waktu-Nya. Pegang baik-baik janji TUHAN, tinggal realisasinya. Kalau kita sungguh-sungguh berjaga-jaga dalam penggembalaan; makanan diperhatikan, serangan musuh diperhatikan, dan kita hidup di dalam Tangan Gembala Agung, maka semuanya akan menjadi kenyataan. Dia akan memelihara kita, memberikan kemenangan dan mengangkat kita.


    2. TUHAN memakai kehidupan kita untuk kemuliaan Nama TUHAN, terutama dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.


    3. TUHAN menyucikan, mengubahkan kehidupan kita sedikit demi sedikit. Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita sungguh-sungguh diangkat untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai. Kita memandang Dia Muka dengan muka.

Kalau dulu gembala berjaga-jaga untuk melihat Bayi YESUS (kedatangan YESUS pertama kali jelas/nampak) => 'Hai, di Betlehem ada bayi ...' Lalu mereka lari dan membuktikan kebenarannya. Nanti kita juga demikian. Kita yang berada di dalam sistim penggembalaan, disaat YESUS datang kembali ke dua kali, kita terangkat bersama Dia, kita melihat Dia Muka dengan muka (bukan YESUS yang Bayi, tetapi YESUS sebagai Raja, Mempelai Pria Surga). Kita selama-lamanya bersama dengan Dia. Apa yang dialami oleh gembala-gembala, pasti akan kita alami juga. Tinggal menunggu waktu TUHAN. Mari berjaga hari-hari ini.

Yang penting jangan lepas dari Tangan Gembala Yang Baik.
Mohon:

  • supaya TUHAN memegang tangan kita dan mata kita hanya tertuju kepada Dia;
  • berharap sepenuhnya kepada Dia. Kita sebagai domba tidak mampu berbuat apa-apa; tidak dapat menyediakan makanan, tidak dapat menghadapi musuh-musuh, mari datang di dalam Tangan Gembala Yang Baik, letakkan hidup ini di dalam Tangan Gembala. TUHAN akan menolong kita semuanya.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Paskah Medan VI, 30 April 2009 (Kamis Sore)
    ... Yerusalem Baru kerajaan Surga yang kekal. Untuk bisa siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali maka gereja Tuhan HARUS MUTLAK hidup dalam kasih karunia Tuhan. Apapun yang didunia ini tidak bisa mempertemukan kita dengan Tuhan. Hanya kasih karunia yang bisa mempertemukan kita dengan Tuhan. Dan sikap kita terhadap kasih karunia itu menentukan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 Desember 2011 (Rabu Sore)
    ... diwahyukan Tuhan kepada alm. Pdt. Van Geseel . Selain itu berpuasa juga berguna supaya kita bisa bersaksi dan mengabarkan kabar mempelai dimanapun Tuhan utus kita. Malam ini kita pelajari mengenai loh batu secara sederhana. Keluaran . Dan TUHAN memberikan kepada Musa setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai kedua loh hukum ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 22 Desember 2016 (Kamis Sore)
    ... baik lewat pemberitaan firman maupun nasehat secara pribadi. Hati yang disucikan dari keinginan jahat dan najis akan diisi dengan roti yaitu firman Allah. Kita bisa bergemar akan firman. Sendi-sendi yaitu hubungan dua tulang artinya Hubungan dengan sesama dimulai dengan hubungan terdekat dalam nikah. Hubungan dengan Tuhan. Korintus Sebab aku kuatir bahwa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 30 Agustus 2012 (Kamis Sore)
    ... sempurna sama mulia dengan Yesus. Ukuran tabut perjanjian yaitu panjang hasta lebar hasta dan tinggi hasta. Luas alas dasar peti panjang x lebar x x x . empat injil yaitu Matius Markus Lukas Yohanes. lima luka Yesus di kayu salib korban Kristus . Allah Tri Tunggal Allah Bapa Allah Anak dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 Februari 2013 (Minggu Pagi)
    ... kedua kali. Sampai menjadi mempelai Tuhan dengan terang matahari bulan dan bintang untuk terangkat saat kedatangan Tuhan kedua kali. IBADAH RAYASalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Matius - Ketika mereka di tengah jalan datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu ...
  • Ibadah Paskah Malang, 21 April 2019 (Minggu Pagi)
    ... merokok mabuk narkoba dan dosa kawin-mengawinkan dosa percabulan dengan aneka ragamnya kawin campur kawin cerai . Sehingga manusia mengalami siksaan sengatan kalajengking selama lima bulan sampai binasa selamanya di neraka. Memperingati Paskah kuasa kebangkitan Yesus sanggup mengalahkan maut. Sehingga kita tidak binasa oleh maut tetapi kita hidup kekal selamanya. Wahyu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 28 November 2012 (Rabu Sore)
    ... dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Yesus mati untuk mengampuni dosa-dosa kita melepaskan kita dari dosa-dosa . Kemudian Yesus bangkit untuk membenarkan kita sehingga kita hidup dalam kebenaran. Akibat kesaksian palsu yang menolak kematian dan kebangktian Yesus adalah Akibat yang pertama adalah hamba Tuhan anak Tuhan hidup dalam dosa. Hidup dalam ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Juli 2022 (Selasa Sore)
    ... diambil TUHAN Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah seorang perempuan lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. . Lalu berkatalah manusia itu Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan sebab ia diambil dari laki-laki. . Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Desember 2013 (Minggu Sore)
    ... Allah dan di hadapan-Nya. Firman Allah yang disampaikan tanpa pamrih tidak mencari keuntungan yang jasmani tapi malah ditandai dengan pengorbanan-pengorbanan. Sekarang darimana kita mendapatkan Firman Pengajaran yang mendarah daging yaitu lewat mendengar Firman dan perjamuan Suci ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci meja roti sajian. Dalam meja roti sajian ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Januari 2024 (Kamis Sore)
    ... yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku Daniel sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu sebab engkau sangat ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.