Kita
kembali pada kitab Wahyu 1: 17,
18
Wahyu
1: 17,
18,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Rasul
Yohanes tersungkur dibawah Kaki TUHAN
(menyembah dengan hancur hati), dan rasul
Yohanes mengalami jamahan Tangan TUHAN,
sehingga
rasul Yohanes menerima:
- 'TUHAN
berkata: "Jangan takut!'
= tidak ada ketakutan lagi (menghapus ketakutan).
- 'Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir'
=
menerima kasih ALLAH.
'Yang Awal' = kasih mula-mula.
'Yang
Akhir' = kasih Mempelai
= kasih yang sempurna = puncak kasih.
- 'Aku
telah mati, namun lihatlah, Aku hidup'
= 'Aku
Yang mati dan Yang hidup'
YESUS mati dan hidup = YESUS mati dan
bangkit untuk mengalahkan maut (menang atas maut) = memegang kunci
maut dan kerajaan maut.
Matius
16: 18,
19,
18.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."
Ay
18 => '
alam maut tidak akan
menguasainya' =>
menang atas maut.
Ay
19 => '
kunci Kerajaan Sorga'
=> ada kunci kerajaan maut dan ada kunci kerajaan surga.
YESUS
memegang kunci maut dan kerajaan maut, artinya YESUS menutup
pintu kerajaan maut bagi kita semuanya (gereja-=Nya,
sidang jemaat) dan memberikan kunci kerajaan surga (membuka pintu
kerajaan surga) bagi sidang jemaat. Jadi, ada hubungannya antara
kunci kerajaan maut dengan
kunci kerajaan surga. Kunci kerajaan maut untuk menutup pintu
kerajaan maut, supaya kita tidak masuk kesana
(tidak binasa), dan
kunci kerajaan surga untuk membuka pintu kerajaan surga bagi sidang
jemaat.
Apa
yang dimaksud dengan kunci kerajaan surga?
Kisah
rasul
14: 22,
23,
22.
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati
mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa
untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara.
23.
Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi
jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan
penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan
mereka.
Ay
22 => '
bahwa untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara'
=> itulah kunci kerajaan surga.
Kunci
kerajaan surga adalah
sengsara bersama YESUS = salib. Bertekun dengan iman ini ada
kaitannya dengan salib. Pada ay 22 '
bertekun
didalam iman', iman
disini bicara tentang pengajaran yang benar. Jadi, bertekun dalam
iman = bertekun dalam pengajaran yang benar.
2
Timotius 4: 1,
2,
1.
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu
demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2.
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.
Ay
2 => '
nyatakanlah apa
yang salah' =
menyatakan dosa.
Isi
dari Firman
pengajaran yang benar adalah:
- menunjukkan
dosa-dosa yang tersembunyi, supaya kita dapat
sadar akan dosa, menyesal akan dosa, mengaku dosa kepada TUHAN dan
sesama, sehingga kita mengalami pengampunan dosa = tidak dihukum
(tidak binasa) dan selamat.
- menegur
supaya kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN
(bertobat). Ada yang sudah mengaku dosa, tetapi kembali berbuat dosa
lagi, sebab itu perlu teguran,
supaya
jangan
mengulangi dosa!
- nasihat,
supaya kita hidup dalam kebenaran dan kesucian. Nasihat
itu juga merupakan jalan keluar dari segala masalah. Kalau kita
sudah hidup benar dan hidup suci, pasti ada jalan keluar dari
masalah. Saya selalu mengulang-ulang ini, jangan mencari jalan
keluar diluar Firman pengajaran yang benar (yang tidak cocok dengan
Firman) . Jalan keluar diluar Firman, itu jalan buntu ditambah
dengan kebinasaan. Kalau Firman bilang 'tidak boleh', jangan
dilakukan.
Mari,
kita bertekun dalam iman,
sebab ini
berkaitan dengan salib. Pengajaran dengan salib tidak dapat
dipisahkan. Kunci kerajaan surga itu dimulai dari bertekun dalam
iman. Jadi, menerima pengajaran terlebih
dahulu, baru ada
salib. Pengajaran merupakan dorongan supaya
kita kuat ketika
menghadapi salib.
Lukas
13: 22-24, 29,
22.
Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke
desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
23.
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah
orang yang diselamatkan?"
24.
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk
melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak
orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
29.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
Ay
22 => '
sambil
mengajar' =
ada pengajaran.
Ay
23 =>
"Tuhan,
sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
=
orang yang memegang kunci kerajaan surga yang selamat. Banyak yang
binasa (banyak yang masuk ke
dalam kerajaan maut).
Ay
24 =>
"Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"
=> Inilah kunci kerajaan surga, pintu yang sesak/sempit (salib).
'
Sebab
Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi
tidak akan dapat' =>
kalau ada pengajaran, baru kita
dapat masuk salib =
dapat
kuat mengikuti jalan yang sempit.
Ay
29 => '
Timur dan
Barat dan dari Utara dan Selatan'
=> itulah salib. Pintu yang sempit = salib. Ada pengajaran, baru
mampu untuk masuk pintu yang sempit (mampu di
jalan salib). Bertekun
dalam iman, baru masuk jalan salib. Inilah rumusnya!
Pengajaran
yang benar ada kaitannya dengan salib (pintu yang sesak).
Jadi,
bertekun dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar) adalah
kekuatan untuk mengalami salib (mengalami sengsara bersama YESUS) =
menerima kunci kerajaan surga. Harus ada makanan/pengajaran
yang benar, baru ada kekuatan. Jadi, dimulai
dari pengajaran terlebih dahulu! Saat
ini kita belum
membahas salibnya, tetapi kita baru mempelajari tentang bertekun
dalam iman. Kalau tidak ada pengajaran yang benar, kita tidak akan
kuat mengalami salib (tidak mau memikul salib). Jadi, harus didorong
oleh Firman pengajaran yang benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Praktik
bertekun dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar) adalah
- 1
Tesalonika 3: 2-5,
2.
Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk
Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan
menasihatkan kamu tentang imanmu,
3.
supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena
kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan
untuk itu.
4.
Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan
kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu,
seperti kamu tahu, telah terjadi.
5.
Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah
mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir
kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau
usaha kami menjadi sia-sia.
Ay
2 => 'menasihatkan
kamu tentang imanmu'
=> nasihat itulah Firman pengajaran yang benar. Jika bertekun
dalam iman (bertekun dalam pengajaran yang benar),
akan ada
teguran
dan
nasihat.
Ay 3,
4
=> iman kita jangan goyang, karena kesusahan-kesusahan (salib).
Ay 5 => 'kalau-kalau
usaha kami menjadi sia-sia'
=> imannya gugur.
Praktik pertama:
iman
tidak
goyang/goyah saat menghadapi pencobaan apapun juga, bahkan saat
menghadapi ajaran-ajaran palsu.
Dalam 1 Petrus 1: 6,
7,
tidak goyah/tidak bimbang, malah semakin teguh. Kalau TUHAN
mengijinkan kita mengalami pencobaan dll, bukan supaya iman kita
gugur, tetapi supaya iman kita semakin teguh, bahkan sampai iman
kita menjadi
sempurna.
1
Petrus 1: 6,
7,
6.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
7.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang
jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan
kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Kalau
TUHAN ijinkan kita mengalami pencobaan, masalah-masalah dll,
maksudnya adalah supaya kita tahan uji dan iman kita meningkat
menjadi iman yang sempurna bagaikan emas murni. Kalau dalam
tabernakel, emas itu berada di ruangan suci dan ruangan maha suci.
Kalau tembaga itu masih berada di halaman.
Jika kita tahan
uji, maka iman kita meningkat menjadi iman yang sempurna (iman yang
murni), ini berarti kehidupan kita sudah meningkat di ruangan suci
sampai ruangan maha suci (kesempurnaan). Ruangan suci itu iman yang
teguh, tidak goyah sedikitpun. Ruangan maha suci itu iman yang
sempurna. Semoga kita dapat
mengerti.
Lukas
18: 8,
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan
tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
Ay
8 => 'jika
Anak Manusia itu datang'
=> jika YESUS datang kembali ke dua kali.
Jika kita memiliki
iman yang sempurna (iman yang murni), maka kita layak untuk
menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai,
kita masuk perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba).
Sesudah itu, masuk firdaus
(kerajaan
seribu
tahun damai). Sesudah itu masuk kerajaan surga (pintu kerajaan surga
terbuka bagi kita dengan iman yang murni).
- Kisah
Para Rasul 13: 43,
Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut
agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas;
kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap
hidup di dalam kasih karunia Allah.
Praktik
kedua:
'tetap
hidup di dalam kasih karunia Allah'
(kemurahan
TUHAN).
Apa yang
dimaksud dengan
hidup dalam kasih karunia atau kemurahan TUHAN?
Roma
12: 1,
2,
1.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
2.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Ay
1 => 'demi
kemurahan Allah'
=> tetap hidup dalam kemurahan ALLAH.
'itu
adalah ibadahmu yang sejati'
=> ibadah yang benar = tahbisan yang benar.
Tetap hidup
dalam kemurahan TUHAN, artinya kita dapat
menaikkan atau melakukan ibadah pelayanan yang sejati (ibadah
pelayanan yang benar dihadapan TUHAN). Ada pelayanan yang benar dan
ada yang tidak benar (tidak diterima). Contohnya: pelayanan yang
benar (yang diterima) adalah pelayanan
dari Habel.
Pelayanan yang tidak benar (ditolak oleh TUHAN) adalah pelayanan
dari Kain.
Ibadah pelayanan yang sejati, itu bukan yang asal-asalan
saja.
Jika
ibadah pelayanan itu benar (berkenan kepada TUHAN), tandanya adalah
- Mempersembahkan
tubuh atau kehidupan kita kepada TUHAN.
Ibadah
yang benar itu bukanlah mencari, meminta, tetapi mempersembahkan
tubuh atau kehidupan kita kepada TUHAN. Yang kita miliki paling
besar adalah tubuh ini. Sebelum mempersembahkan tubuh, terlebih
dahulu dimulai dengan mempersembahkan persepuluhan
dan persembahan khusus (yang terkecil dihadapan TUHAN). Jika kita
dapat
mempersembahkan persepuluhan
dan persembahan khusus, baru setelah itu,
kita
dapat
mempersembahkan yang besar, itulah tubuh kehidupan kita.
Syarat
untuk
mempersembahan
tubuh yaitu:
- tubuh
yang hidup = dikuasai oleh Roh Kudus.
Roma
8: 13,
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup.
Tubuh
yang hidup, artinya dikuasai oleh Roh Kudus, lewat ketekunan dalam
ibadah raya yang
di dalam tabernakel
menunjuk pada
pelita
emas. Dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Roh Kudus (ada
urapan Roh Kudus, dikuasai oleh Roh Kudus). Di
dalam
Roma 8: 13, kalau kita dikuasai oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus
mematikan perbuatan-perbuatan dosa (perbuatan daging), sehingga
kita dapat
hidup.
Kalau kita mengikuti perbuatan daging, kita akan mati.
Jadi,
bukti
kita
hidup adalah:
- tidak
melakukan perbuatan dosa.
- setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Namanya hidup
itu =
dapat aktif
bergerak.
Jadi,
jika bertekun dalam kebaktian/ibadah
raya,
maka tubuh kita dikuasai oleh Roh Kudus (tidak dikuasai oleh
daging). Roh Kudus mematikan perbuatan dosa, supaya kita dapat
hidup
benar dan hidup suci. Roh Kudus juga membuat kita aktif/setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Itulah tubuh
yang hidup! Jadi membawa persembahan ada syaratnya, tidak
sembarangan,
jangan berkata:
'saya sudah memberi, terserah saya' Jangan!
- tubuh
yang kudus artinya dikuasai oleh Firman pengajaran yang benar,
lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Ini menunjuk meja roti sajian. Firman pengajaran yang benar, akan
menyucikan kehidupan kita.
Yohanes
15: 3,
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
Ay
3 => 'bersih'
= suci.
'firman
yang telah Kukatakan'
=
Firman yang dikatakan oleh YESUS.
Apa maksud
dari Firman
yang dikatakan oleh YESUS? Firman yang dibukakan rahasianya, ayat
yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Itulah
Firman pengajaran yang benar. Kalau tanpa Firman pengajaran,
kita tidak dapat
bersih atau suci. Jadi, harus ada pedang Firman (Firman pengajaran
yang benar).
- tubuh
yang berkenan kepada TUHAN artinya dikuasai oleh kasih ALLAH
('Inilah
anak-Ku yang Ku kasihi dan kepadanya lah Aku berkenan'),
lewat ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah doa penyembahan menunjuk mezbah
dupa emas. Jika dikuasai oleh kasih ALLAH, maka
kita:
- dapat
mengasihi
TUHAN lebih dari semuanya,
- dapat
mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jangan ada kebencian dll.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi
ibadah yang sejati (ibadah yang benar) dimana kita mempersembahkan
tubuh kepada TUHAN merupakan ibadah pelayanan lewat sistim
penggembalaan (ibadah pelayanan di kandang penggembalaan atau
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok). Kalau lewat sistim
yang lain,
TUHAN
tidak akan berkenan.
Dulu,
membawa binatang lalu disembelih, kemudian dikuliti dan dagingnya
dipotong-potong. Lalu dibakar, dipersembahkan. Jadi, di
dalam
kandang penggembalaan kita benar-benar mengalami daging disembelih
dan dipotong-potong (daging tidak ada kesempatan untuk bersuara).
Kalau dulu, saya katakan
=> 'daging itu
dibendung'
Contohnya: kalau kuda diberi kandang, maka tidak dapat
meloncat
kemana-mana. Kalau kuda diluar kandang, meringkik kemana-mana. Jika
dikaitkan dengan persembahan, maka daging disembelih dan
dipotong-potong. Kalau masuk kandang, memang terasa sakit. Misalnya:
pulang kuliah dll, masuk kandang, ini sakit. Inilah sistim
kandang penggembalaan. Jika disembelih, dipotong-potong dan dibakar,
maka persembahannya baru berkenan. Kalau disembelih dan
dipotong-potong, tetapi tidak dibakar, akan
berbau
amis.
- Roma
12: 2,
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Tanda
kedua:
'berubahlah'
= daging
dibakar.
Daging
yang sudah disembelih dan dipotong-potong,
dibakar
sehingga berubah menjadi asap berbau harum dihadapan TUHAN = kita
mengalami keubahan hidup atau mujizat rohani (mujizat terbesar).
Dari daging menjadi asap, itulah 'berubahlah' Mengalami keubahan
hidup (berubah) itu bagaikan dibakar (sengsara daging atau salib).
Apa yang diubahkan? Dalam Roma 12: 2, 'pembaharuan
budimu'
= hatimu.
Jadi,
hati yang keras (hati
yang cenderung jahat) diubahkan
menjadi:
- Hati
nurani yang baik (hati yang lembut).
Hati nurani yang baik (hati nurani yang lembut),
artinya
dapat
membedakan:
- manakah
kehendak ALLAH dan mana yang bukan.
- manakah
ajaran yang benar dan ajaran yang tidak benar. Jika hati nuraninya
baik, tidak ada unsur ini dan itu, langsung dapat membedakan.
- TUHAN
Yang Benar dengan tuhan yang tidak benar. Waktu Musa naik ke
gunung Sinai tidak turun-turun, sedangkan bangsa Israel berada di
kaki gunung Sinai, lalu mereka membuat dan menyembah lembu emas,
lalu berkata => 'inilah allah yang membawa kita...' Banyak
orang mengatakan => 'inilah TUHAN kita, luar biasa, ada
hadirat TUHAN' Yang mana yang benar! Pengajaran lah yang benar.
Kalau ada pengajaran yang benar, maka disitulah ada hadirat TUHAN.
Kalau tidak ada pengajaran yang benar, itu bukan hadirat TUHAN.
Jika kita dapat membedakan pengajaran yang benar dengan pengajaran
yang tidak benar, maka kita dapat berpegang teguh pada pengajaran
yang benar dan tegas untuk menolak yang tidak benar. Jangan
diberikan kesempatan! Contohnya adalah Hawa memberikan kesempatan
untuk mendengarkan suara ular => 'semua buah pohon di taman
jangan kamu makan' Padahal TUHAN mengatakan => 'semua buah
pohon di taman boleh kamu makan' Ini sudah berbeda! Kalau kita
mendengar pengajaran yang berbeda, langsung timbul tanda tanya.
Tadinya tanda seru
=> 'semua buah pohon di taman boleh kamu makan, kecuali satu
ini, jangan kamu makan, sebab dapat mati!' Tetapi setelah
mendengarkan pengajaran yang lain, timbul tanda tanya
=> 'yang mana yang benar?' Akhirnya pasti akan terperosok.
Kalau pertama kali mendengar, kita berkata => 'ini berbeda'
Tetapi kita mau terus mendengarkan, nanti yang benar akan kita
tinggalkan dan yang tidak benar yang kita ambil. Itu bahayanya!
Oleh sebab itu kita harus memiliki hati nurani yang baik. Jika
mempunyai hati nurani yang baik, jangankan makanan beracun, ada
makanan yang sudah berbau sedikit saja, tidak akan kita berikan ke
orang lain => 'jangan-jangan, lebih baik dibuang' Kalau
hati nuraninya tidak baik => 'tidak apa-apa, ini sama saja'.
Asap yang berbau harum, itulah hati nurani yang baik.
- ibadah
pelayanan yang benar dan ibadah pelayanan yang tidak benar. Kalau
hati nuraninya baik tidak perlu lagi diajar, langsung dapat
berkata 'wah ini tidak benar'
- segala
sesuatu yang benar dan yang tidak benar, termasuk nikah yang
benar, pekerjaan yang benar. Tidak perlu lagi bertanya => 'oom,
seandainya pekerjaan saya begini, boleh tidak?' Ini hanya
memancing dan mau memaksakan. Kalau hati nuraninya baik, dia pasti
tahu kalau ada pekerjaan yang tidak halal. Tetapi kalau hati
nuraninya baik, tidak perlu lagi bertanya (sudah tegas) => 'ini
sudah tidak benar'
Sekarang
ini mohon hati nurani yang baik kepada TUHAN. Satu waktu bpk pdt
Pong Dongalemba mengatakan tentang pengajaran => 'orangnya
tidak perlu bicara, ia lewat saja kita sudah tahu' Ini berarti
kita sampai menjadi peka. Satu waktu akan terjadi demikian. Kalau
sekarang => 'ini tidak apa-apa, ini karena begini ..' Nanti
akan kena makan. Sekarang harus sudah tegas, dan sangat peka (tidak
dapat sedikitpun digoyang) => 'ini salah, tidak bisa' Ini
bukan menghakimi dan bukan kebenaran sendiri, tetapi kita tahu mana
yang benar. Dapat membedakan pengajarannya (TUHANnya) terlebih
dahulu, setelah itu baru kita dapat membedakan ibadah pelayanan
yang benar dan yang tidak benar.
Dulu waktu saya masih
menjadi guru, pada hari Sabtu saya mengajak murid-murid ke gereja
saya (gereja dalam pengajaran). Lalu sudah agak lama sekitar satu
tahun, kemudian dia beribadah di tempat lain, dia mengomel =>
'mengapa suasananya tidak enak ya pak' Padahal ini orang baru
(orang dari agama lain), tetapi dia dapat menyadari. Masa kita yang
sudah puluhan tahun tidak dapat menyadari. Mau berfellowship dll,
pasti tahu mana yang benar atau tidak. Saya menggunakan patokan
ini, kehidupan ini belum satu tahun, baru hitungan bulan, dia sudah
dapat mengatakan => 'tidak enak pak, enak yang di gerejanya
bapak' Waktu itu saya belum menjadi hamba TUHAN, masih menjadi
seorang guru.
Kalau sudah dapat membedakan pengajaran yang
benar atau tidak benar, ibadah pelayanan yang benar atau tidak
benar, maka kita dapat membedakan segala sesuatu yang benar dan
yang tidak benar, termasuk pekerjaan, sekolah, nikah, pergaulan.
Sampai dapat membedakan semuanya. Jika kita sudah dapat membedakan
mana yang benar dan yang tidak benar, maka kita akan berbuat benar
(tidak akan berbuat yang tidak benar atau dosa), suci sampai dengan
sempurna. Semuanya berasal dari hati nurani yang baik (hati nurani
yang lembut).
- Hati
nurani yang baik, puncaknya adalah hati
yang taat dengar-dengaran.
Inilah berbau harum.
Efesus
5: 1-2,
1.
Sebab
itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih
2.
dan
hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Inilah
hati yang taat dengar-dengaran. YESUS sudah taat sampai mati di
kayu salib, itulah korban yang berbau harum. Sedangkan kita taat
sampai daging tak bersuara. Ini sudah menjadi persembahan yang
berbau harum dihadapan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti
ini.
Sekarang ini, TUHAN memegang kunci maut dan kerajaan
maut, artinya TUHAN mengalahkan maut dan menutup pintu kerajaan
maut, supaya kita tidak binasa. TUHAN juga membuka surga dan
memberikan kunci kerajaan surga kepada kita, supaya kita hidup
kekal bersama dengan Dia. Apa yang dimaksud dengan kunci? itulah
salib. Supaya dapat menerima salib harus ada pengajaran. Pengajaran
sebagai kekuatan kita untuk menerima salib. Bertekun dalam iman,
baru kita dapat sengsara karena YESUS.
Praktik
dari bertekun dalam iman adalah:
- dalam
pencobaan tidak goyah,
- tetapi
iman teguh dan sempurna,
- hidup
dalam kemurahan TUHAN.
Apa
itu hidup dalam kemurahan TUHAN? Naikan ibadah pelayanan yang
sejati. Tandanya: ada persembahan tubuh dan tergembala dengan baik.
Memang dalam penggembalaan, daging disembelih, dipotong-potong
(tidak enak bagi daging), sesudah itu daging dibakar tetapi berbau
harum dihadapan TUHAN. Taat dengar-dengaran itulah berbau harum.
Jika
ada bau harum dihadapan TUHAN, hasilnya adalah
- Filipi
4: 18, 19,
18.
Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih
dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu
korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
19.
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Ay
18 => 'Kini
aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari
pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu
dari Epafroditus'
=> inilah pemberian-pemberian.
Ay 19 => jika sekarang
ini ada yang berbau harum, maka TUHAN hadir ditengah-tengah
kita.
Hasil pertama:
'Allahku
akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya'
=
TUHAN
memenuhi kebutuhan kita secara tidak terbatas oleh apapun (tidak ada
yang mustahil bagi TUHAN).
Mungkin ijasah tidak cukup, modal tidak cukup untuk membuka toko,
tetapi TUHAN lah yang memelihara dengan kelimpahan (memenuhi
kebutuhan dengan kelimpahan). Sekalipun kita tidak mendapatkan
apa-apa, tetapi Dia dapat memberikan semuanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Ada hamba TUHAN yang membangun gereja. Jemaat sudah
dikerahkan, tetapi tidak selesai-selesai. Kalau TUHAN yang memenuhi
kebutuhan kita, maka lewat satu orang saja semuanya dapat menjadi
beres. Apa saja yang tidak dapat kita pikirkan, Dia bisa lakukan,
asalkan ada bau harum. Semoga kita dapat mengerti.
- 2
Korintus 2: 14, 15,
14.
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di
jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan
keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
15.
Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di
tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang
binasa.
Jadi,
kalau ada bau yang harum, maka ada jalan kemenangan.
Hasil
kedua:
TUHAN
memberikan jalan kemenangan:
- menang
atas segala musuh,
- menang
atas segala masalah-masalah, bahkan atas masalah yang mustahil
(masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN). Tidak ada yang
mustahil bagi TUHAN.
Hari-hari
ini yang penting, naikan bau harum. Kita menerima kunci kerajaan
surga lewat salib. Mari bertekun dalam iman terlebih dahulu, sebab
itu kekuatan untuk menghadapi salib. Jangan goyah dalam pengajaran
yang benar dan jangan goyah dalam iman. Semakin diuji dalam
pencobaan, ini bagaikan emas yang murni (bertahan, teguh sampai
dengan sempurna). Lalu, naikan ibadah yang sejati; tekun dalam
kemurahan TUHAN, ibadah yang benar dihadapan TUHAN. Ada persembahan
tubuh dan ada pembakaran. Ini memang benar-benar sengsara. Kalau ada
pengajaran, kita akan mampu menerima sengsara. Sampai dapat berbau
harum.
Mari, kita cium-cium sendiri => 'ini berbau harum
atau berbau busuk. Kalau berbau busuk, jangan! Kalau berbau harum
teruskan. Kalau sudah berbau harum, TUHAN hadir, TUHAN tidak pernah
menipu kita.
- Kita
dipakai untuk menyebarkan keharuman, artinya kita dipakai dalam:
- kegerakan
Roh Kudus hujan awal, untuk menyebarkan keharuman YESUS sebagai
Juruselamat,
- kegerakan
Roh Kudus hujan akhir, untuk menyebarkan keharuman YESUS sebagai
Mempelai Pria Surga, Raja segala raja yang
akan
datang kembali ke dua kali.
Mari
menyebarkan keharuman YESUS sebagai Juruselamat bagi orang-orang
berdosa, supaya mereka diselamatkan. Mari menyebarkan keharuman
Kabar Mempelai; YESUS sebagai Raja, Mempelai Pria Surga, kepada yang
sudah selamat, supaya semuanya dapat disempurnakan. Mari berbau
harum, jangan berbau busuk.
Kalau berbau busuk, nanti
semuanya akan lari. Contohnya:
- kalau
di rumah berbau harum, tidak akan ada yang lari. Kalau berbau
busuk, suami atau isteri lari dan tidak tahu akan kemana.
- demikian
juga di gereja, kalau berbau busuk, banyak yang lari => 'Puji
TUHAN ada jiwa baru dua orang, tetapi yang lari delapan orang, ini
rugi' Tetapi kalau berbau harum semuanya akan dipakai oleh
TUHAN.
Jika
YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna,
sama mulia dengan Dia dan
- kita
terangkat di awan-awan permai, pintu perjamuan kawin terbuka dan
masuk pintu perjamuan kawin Anak Domba,
- kita
masuk pintu firdaus; kerajaan seribu tahun damai,
- sampai
pintu kerajaan surga terbuka bagi kita dan selama-lamanya kita akan
bersama dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Mari,
persembahkan hidup ini sampai berbau harum.
Memang
sakit:
- tetapi
kalau ada pengajaran dan iman, kita akan kuat.
- dipotong,
disembelih, dibakar => 'saya harus berkorban ini dll' Tetapi
akan berbau harum. TUHAN hadir dan TUHAN tidak pernah menipu kita
semuanya. TUHAN memberkati.
Ibadah
Doa Malam Surabaya, 26 Mei 2014 (Senin Malam)
Lukas
2: 8,
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga
kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Doa
malam = berjaga-jaga dalam sistim penggembalaan (dikaitkan dengan
gembala yang menjaga kawanan ternaknya pada waktu malam).
Ada
tiga hal yang harus dijaga dalam sistem penggembalaan:
- Gembala-gembala
menerima berita malaikat (tentang kelahiran YESUS), artinya
berjaga-jaga
soal makanan penggembalaan.
Pada
waktu itu gembala tidak tidur (berjaga pada malam hari), sehingga
mendengar berita malaikat. Kalau tidur tidak akan mendengar berita
malaikat. Sekarang, gembala dan domba (sidang jemaat) berdoa malam
supaya menerima berita malaikat (Firman penggembalaan yang murni dan
rohani), supaya tidak masuk dalam kelaparan rohani/kekeringan
rohani.
Firman
penggembalaan yang murni dan rohani:
- Firman
penggembalaan yang murni => yang benar, sesuai dengan alkitab
(perkataan YESUS sendiri),
- Firman
penggembalaan yang rohani = yang diurapi oleh Roh Kudus.
Mari
berdoa bersama-sama, kalau saya saja tidak akan mampu. Sidang jemaat
juga harus ada kerinduan. Almarhum guru dan gembala saya
mengatakan(bpk pdt Pong Dongalemba) => 'kalau gembala
berusaha/berdoa dan sidang jemaat juga ada kerinduan dengan berdoa,
pasti dilimpahkan oleh TUHAN' Kalau hanya gembala saja yang
merindu sedangkan jemaatnya tidak merindu, maka tidak akan ada
Firman. Kalau jemaat merindu, tetapi gembala tidak berusaha, maka
juga tidak akan ada Firman. Jadi, gembala dan sidang jemaat
bersama-sama untuk banyak berjaga-jaga, berdoa, supaya dapat
menerima berita malaikat (Firman penggembalaan yang murni dan
rohani), terutama tentang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali
(Kabar Mempelai), supaya tidak masuk kelaparan/kekeringan rohani.
Dulu kita sudah mendengar berita tentang kedatangan YESUS pertama
kali atau keselamatan, tetapi sekarang kita sudah selamat dan masuk
penggembalaan, tinggal mendengar berita tentang kedatangan YESUS
yang ke dua kali.
Jika didalam kandang penggembalaan, tidak
ada Firman penggembalaan (tidak ada makanan rohani), maka semuanya
akan lapar atau kering rohani (tidak ada kepuasan). Akibatnya
adalah:
- tidak
setia dalam ibadah pelayanan karena mencari kepuasan-kepuasan di
dunia. Cirinya orang yang lapar atau kering rohani, yaitu tidak
setia dalam ibadah pelayanan karena mencari kepuasan di dunia.
Kepuasan di dunia itu juga dapat dalam bentuk pekerjaan, study,
kekayaan, dosa-dosa (sudah merasa puas sampai meninggalkan atau
mengorbankan ibadah pelayanan).
- jatuh
bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin
mengawinkan), sehingga banyak terjadi kehancuran nikah
(perselingkuhan dll) dan buah nikah (pergaulan kaum muda yang tidak
baik). Mari kita berdoa, kalau tidak ada makanan rohani, maka nikah
dan buah nikah menjadi sangat berbahaya, sebab akan terjadi
kelaparan, ketidak puasan sampai akhirnya mencari kepuasan di
dunia, akhirnya jatuh bangun dalam dosa.
- Setelah
jatuh bangun dalam dosa, tidak bangkit-bangkit lagi ('mereka
jatuh, rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi' dalam
kitab Amos) = binasa untuk selamanya. Tidak ada kekuatan untuk
keluar dari dosa, tidak ada kekuatan untuk bertobat, terus hidup
dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan akan binasa untuk
selama-lamanya. Inilah bahayanya.Kita berdoa malam ini, supaya ada
makanan rohani, sehingga kita mengalami kepuasan surga/kebahagiaan
surga.
- Berjaga-jaga
soal serangan musuh-musuh (binatang buas).
Selain
berjaga-jaga soal makanan (ini yang penting), juga berjaga atas
serangan musuh (binatang buas).
Ada
dua macam serangan binatang buas:
- Antikrist.
Antikrist:
kekuatan mammon = ikatan akan uang yang membuat kita menjadi kikir
dan serakah. Kalau kikir dan serakah, berarti sudah diterkam oleh
antikrist.
Kikir
artinya
tidak dapat memberi.
Serakah
artinya
- merampas
hak TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus,
- mencari
uang dengan cara yang tidak halal.
Malam
ini kita berjaga-jaga dari antikrist sehingga kita dapat:
- mempersembahkan
persepuluhan dan persembahan khusus milik TUHAN,
- mencari
nafkah dengan halal (dengan cara yang berkenan kepada TUHAN),
- ingat
kepada sesama yang membutuhkan, sampai kita dapat mempersembahkan
hidup kita kepada TUHAN. Itulah bebas dari serangan antikrist.
- Nabi
palsu.
Serangan
nabi palsu dengan roh dusta adalah:
- ajaran
palsu,
- gosip-gosip
yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya yang
mengakibatkan kita menjadi bimbang terhadap pengajaran yang benar,
sampai gugur dari pengajaran yang benar, sehingga tersesat dan
terhilang untuk selama-lamanya.
Malam
ini kita berdoa, supaya bebas dari serangan nabi palsu, sehingga
kita tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar, tegas untuk
menolak ajaran lain dan kita tidak akan disesatkan.
Inilah
serangan-serangan binatang buas; antikrist dan nabi palsu.
Serangan-serangan antikrist dan nabi palsu (gabungan) juga dalam
bentuk pencobaan-pencobaan, masalah-masalah yang mustahil di segala
bidang. Kita harus berjaga-jaga, tidak putus asa, tidak kecewa,
tetapi tetap percaya dan berharap kepada TUHAN sampai tiba waktu
TUHAN untuk menolong kita semuanya.
Antikrist dan nabi palsu
menyerang kita dengan pencobaan dan masalah, supaya kita menjadi:
- kecewa,
- putus
asa,
- gugur
dari iman,
- mengambil
jalan keluar diluar iman sampai binasa. Masalah apa saja yang kita
hadapi (dalam pekerjaan, ekonomi, nikah akan digoncang), biarlah
kita berdoa, tetap percaya dan berharap kepada TUHAN, sampai
pertolongan TUHAN tiba pada waktu-Nya.
- Berjaga-jaga
supaya kita semuanya tetap berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik
(Gembala Agung).
Apappun
yang akan terjadi, kita harus tetap berada di dalam Tangan Gembala
Yang Baik.
Bagaimana
caranya?
Yohanes
10: 27, 28,
27.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku,
28.
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku.
Ay
28 => 'seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku'
=> berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik.
Syarat
supaya berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik adalah
kita harus taat dengar-dengaran pada Suara Gembala/Firman
penggembalaan (ay 27 'Domba-domba-Ku
mendengarkan suara-Ku'),
sampai daging tidak bersuara lagi = puncak dari doa penyembahan.
Mata hanya melihat atau memandang TUHAN, Gembala Agung, itulah orang
yang taat!
Saya sering menerangkan, taat dengar-dengaran
kepada Suara Gembala sampai daging tidak bersuara sedikitpun (sampai
tidak ada lagi halangan), puncak dari doa penyembahan kepada TUHAN,
berarti:
- mata
kita hanya tertuju kepada TUHAN, melihat TUHAN,
- menyembah
TUHAN dan
- tangan
kita hanya diulurkan kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN'.
TUHAN, Gembala Yang Baik mengulurkan Tangan-Nya kepada kita dan
kita hidup di dalam Tangan Gembala Yang Baik.
Yang
penting dalam penggembalaan ada tiga. Kita berdoa untuk makanan yang
murni dan rohani, supaya tidak jatuh dalam kelaparan. Ini berbahaya
sebab orang yang lapar itu nekat, dapat mencuri dll. Kalau jiwanya
lapar, tidak puas, itu bahaya, sebab dapat meninggalkan ibadah
pelayanan, mencari kepuasan di dunia lewat apa saja (hiburan,
pekerjaan dll) dan jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa
(berkecimpung atau berkubang dalam dosa), sampai tidak dapat bangkit
lagi (sudah enjoy dalam dosa dan puncaknya dosa). Kalau tidak ada
Firman, maka tidak ada kekuatan untuk bangkit. Seperti babi yang
berkubang, tidak dapat keluar lagi, dan binasa untuk
selamanya.
Jagalah makanan! Selanjutnya, berjaga terhadap
serangan musuh (antikrist dan nabi palsu), lewat ajaran palsu,
kekuatan mammon, lewat pencobaan. Mari tetap percaya dan berharap
kepada TUHAN. Yang terakhir, hidup di dalam Tangan TUHAN; taat
dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi. Itulah puncak dari
doa penyembahan (ukuran penyembahan). Mata hanya tertuju kepada
Gembala Yang Baik, tangan hanya diulurkan kepada Gembala Yang Baik
('terserah
TUHAN')
dan Gembala Yang Baik mengulurkan Tangan-Nya, sehingga kita hidup di
dalam Tangan Gembala Yang Baik.
Hasilnya
adalah:
- Yohanes
10: 28,
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku.
Hasil
pertama:
Tangan
Gembala Agung (Tangan Gembala Yang Baik) memberikan jaminan kepada
kita untuk memelihara hidup kita sekarang di dunia (di tengah
kesulitan, kemustahilan), sampai hidup kekal selama-lamanya.
Dunia
ini bagaikan padang gurun, bayangkan saja kalau domba hidup di
padang gurun? Oleh sebab itu perlu tergembala.
Kalau domba
tergembala, padang gurun akan berubah menjadi padang rumput. Kalau
ada gembala pasti ada rumput. Kalau domba berada di padang gurun,
tetapi tidak ada gembala, maka domba dapat makan pasir sebab
kesulitan untuk mencari rumput. Jika berada dalam sistim
penggembalaan, biarpun padang pasir, lautan dll, pasti disediakan
rumput. Jadi ada jaminan kepastian pemeliharaan TUHAN.
- 'seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku'=
Tangan
Gembala Yang Baik, Gembala Agung sanggup memberikan kemenangan
('tidak
bisa direbut'
= menang) kepada kita atas musuh-musuh, masalah-masalah,
pencobaan-pencobaan yang mustahil tepat pada waktu-Nya.
Semuanya dapat ditolong oleh TUHAN. Sehebat apapun manusia di dunia,
tangannya sangat terbatas, tetapi Tangan Gembala Yang Baik tidak
terbatas. Dia mampu menolong kita dari segala masalah yang
mustahil.
Kalau di dunia dikenal dengan istilah => 'tidak
semudah membalik telapak tangan' berarti ini sulit dan mustahil.
Tetapi kalau Tangan Gembala Agung Yang bekerja => 'lebih mudah
dari membalik telapak tangan' berarti tidak ada yang mustahil bagi
TUHAN. TUHAN tolong kita semuanya. Semoga kita mengerti.
- 1
Petrus 5: 6,
Karena
itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
ditinggikan-Nya pada waktunya.
1
Petrus 5 => pasal penggembalaan.
Hasil ketiga:
Tangan
Gembala Yang Baik, Gembala Agung sanggup untuk meninggikan atau
mengangkat kita pada waktu-Nya,
artinya
- TUHAN
memberikan masa depan yang berhasil, indah pada waktu-Nya. Pegang
baik-baik janji TUHAN, tinggal realisasinya. Kalau kita
sungguh-sungguh berjaga-jaga dalam penggembalaan; makanan
diperhatikan, serangan musuh diperhatikan, dan kita hidup di dalam
Tangan Gembala Agung, maka semuanya akan menjadi kenyataan. Dia
akan memelihara kita, memberikan kemenangan dan mengangkat kita.
- TUHAN
memakai kehidupan kita untuk kemuliaan Nama TUHAN, terutama dipakai
dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
- TUHAN
menyucikan, mengubahkan kehidupan kita sedikit demi sedikit. Jika
YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia
dengan Dia. Kita sungguh-sungguh diangkat untuk menyambut
kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai. Kita memandang
Dia Muka dengan muka.
Kalau
dulu gembala berjaga-jaga untuk melihat Bayi YESUS (kedatangan YESUS
pertama kali jelas/nampak) => 'Hai, di Betlehem ada bayi ...'
Lalu mereka lari dan membuktikan kebenarannya. Nanti kita juga
demikian. Kita yang berada di dalam sistim penggembalaan, disaat
YESUS datang kembali ke dua kali, kita terangkat bersama Dia, kita
melihat Dia Muka dengan muka (bukan YESUS yang Bayi, tetapi YESUS
sebagai Raja, Mempelai Pria Surga). Kita selama-lamanya bersama
dengan Dia. Apa yang dialami oleh gembala-gembala, pasti akan kita
alami juga. Tinggal menunggu waktu TUHAN. Mari berjaga hari-hari ini.
Yang
penting jangan lepas dari Tangan Gembala Yang Baik.
Mohon:
- supaya
TUHAN memegang tangan kita dan mata kita hanya tertuju kepada Dia;
- berharap
sepenuhnya kepada Dia. Kita sebagai domba tidak mampu berbuat
apa-apa; tidak dapat menyediakan makanan, tidak dapat menghadapi
musuh-musuh, mari datang di dalam Tangan Gembala Yang Baik, letakkan
hidup ini di dalam Tangan Gembala. TUHAN akan menolong kita
semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1