Kita
masih membaca di dalam
kitab Wahyu 1: 17-20. Sekarang
ini kita masih membaca ayat 17-18.
Wahyu
1: 17,
18,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Rasul
Yohanes tersungkur di Kaki TUHAN (menyembah
TUHAN dengan hancur hati), sehingga rasul
Yohanes mengalami jamahan Tangan Kanan
TUHAN,
dan
rasul Yohanes menerima:
- 'TUHAN
berkata: "Jangan takut!'
= tidak ada ketakutan lagi (menghapus ketakutan).
- 'Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir'
=
menerima kasih ALLAH.
'Yang Awal' = kasih mula-mula.
'Yang
Akhir' = kasih Mempelai
= kasih yang sempurna = puncak kasih.
Jadi,
lewat tersungkur (menyembah TUHAN dengan hancur hati), maka rasul
Yohanes (kita) dapat
menerima kasih mula-mula sampai dengan kasih yang sempurna. Inilah
yang kita mohonkan kepada TUHAN pada hari ini. Mengapa kita
membutuhkan kasih yang semakin meningkat?
Matius
24: 12,
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
Kita
membutuhkan kasih ALLAH yang meningkat, sebab kita menghadapi keadaan
akhir zaman dimana kedurhakaan meningkat. Kalau kedurhakaan
meningkat, maka kasih menjadi dingin = krisis kasih = musim dingin
kasih. Krisis kasih yaitu dimana manusia termasuk anak TUHAN, hamba
TUHAN, pelayan TUHAN berbuat dosa sampai dengan puncaknya dosa (dosa
makan minum dan kawin mengawinkan) dan akan menerima hukuman dari
TUHAN. Inilah yang berbahaya!
Kalau
ada krisis kasih atau musim dingin kasih, maka kedurhakaan akan
semakin meningkat, kenajisan meningkat, sampai puncaknya dosa,
disitulah hukuman TUHAN akan turun. Dulu ini sudah pernah terjadi di
dalam kitab Keluaran 9.
Keluaran
9: 24,
Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di
tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum
pernah terjadi
di
seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa.
Ay
24 => tulah ke tujuh yaitu hujan es.
Dalam
perjanjian lama pada waktu bangsa Israel hendak
keluar dari Mesir, terjadi hukuman atau tulah ke tujuh yaitu hujan es
dan api yang menyambar-nyambar menimpa atas Mesir. Dulu ini sudah
pernah terjadi. Sekarang dalam perjanjian baru dalam Wahyu 16.
Wahyu
16: 21,
Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa
manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu,
sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Ay21
=> '
seberat seratus pon'
= lima
puluh kilogram.
'
sebab
malapetaka itu sangat dahsyat'
=> ini juga malapetaka atau hukuman yang ke tujuh ('
malaikat
yang ketujuh' ayat 17).
Malapetaka ke tujuh yaitu hujan es seberat lima
puluh kilogram yang
akan menimpa dunia ini.
Tadi,
Mesir mengalami hukuman hujan es ditambah dengan api yang menyambar.
Demikian juga di dalam kitab perjanjian
baru
2
Petrus 3: 10,
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit
akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
Di
dalam perjanjian baru, pada waktu gereja TUHAN hendak
keluar dari dunia ini (untuk bertemu YESUS di awan-awan yang permai),
maka terjadi hukuman hujan es seberat lima puluh
kilogram dan api yang menyambar-nyambar sehingga dunia beserta
isinya musnah, hancur dan binasa untuk
selama-lamnya. Inilah yang terjadi saat krisis kasih! Tidak
ada kasih, maka kedurhakaan meningkat, dosa juga bertambah, sampai
dengan
puncaknya dosa:
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba,
- dosa
kawin mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, nikah
yang salah (hancur), sampai kawin mengawinkan.
Jika
ini sudah terjadi, maka hukuman TUHAN akan turun. Dulu ini sudah
pernah terjadi, waktu Israel hendak keluar
dari Mesir. Nanti akan terjadi lagi, saat kita hendak
keluar dari dunia untuk bertemu dengan YESUS di awan-awan permai,
maka dunia akan dihukum dengan hujan es seberat 50 kilogram ditambah
dengan api menyambar.
Waktu
yang lalu kita sudah mempelajari, proses untuk meningkat dalam
kasih; mulai kasih mula-mula sampai dengan kasih yang sempurna.
Sekarang ini kita akan
mempelajari bagaimana kita dapat
memelihara kasih? Dulu sebelum TUHAN menghukum Mesir, maka TUHAN
memberikan tempat yang aman (yang mau berada di tempat yang aman
tidak terkena hukuman TUHAN).
Sekarang,
sebelum TUHAN menghukum dunia ini, maka TUHAN lebih dahulu
menyediakan tempat pemeliharaan kasih ALLAH (supaya kasih tidak
menjadi dingin), sehingga kita bebas dari hukuman TUHAN. Begitulah
TUHAN, sebelum menghukum, Dia terlebih dahulu memberi tahu (Dia
memberikan tempat yang aman), setelah itu baru turun hukuman. Kalau
ada yang tidak percaya (tidak mau pergi ke tempat yang aman), akan
terkena hukuman. Bagi yang percaya (mau pergi ke tempat yang aman),
akan selamat.
TUHAN
itu begitu baik. Dosa-dosa manusia sudah memuncak dan TUHAN
hendak menghukum manusia, tetapi TUHAN
terlebih dahulu memberi tahu (memberikan tempat yang aman).
Ada
tiga tempat pemeliharaan kasih ALLAH:
- Keluaran
9: 18,
19,
18.
Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es
yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir
sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.
19.
Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang,
suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan,
yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa
oleh hujan es itu, sehingga mati."
Ay
18 => TUHAN memberi tahu terlebih dahulu 'besok hujan es akan
turun' dan TUHAN memberi tampat yang aman dulu. Sebenarnya kalau
manusia, apalagi hamba TUHAN, pelayan TUHAN sampai masuk
penghukuman, itu salahnya sendiri,
sebab hati manusia sudah
terlalu keras.
Firman TUHAN sudah memberi tahu terlebih
dahuli => 'mau ada hukuman, disini
tempat yang aman' Kita tinggal mau atau tidak, percaya atau tidak!
Kalau keras (tidak percaya) akan terkena penghukuman.
'Sesungguhnya
besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es'
=> ini belum terjadi, tetapi TUHAN sudah memberi tahu terlebih
dahulu.
Ay 19 => harus kembali
ke rumah, jangan di padang, supaya tidak terkena hujan es.
Tempat
pertama: rumah
tangga atau nikah,
artinya kita semuanya harus kembali
kepada kewajiban masing-masing di
dalam rumah tangga:
- isteri
tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, itulah kasih.
- suami
mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar
kepada isteri, itulah kasih. Mungkin suami tidak dapat
memberikan uang yang banyak kepada isteri, tetapi kalau mengasihi
isteri dan tidak berlaku kasar, itulah kasih ALLAH. Tidak ada
isteri yang meminta uang yang banyak, tetapi mau dipukuli terus.
- anak
taat dengar-dengaran kepada orang tua.
Di
situlah kasih ALLAH dicurahkan! Tidak terjadi musim dingin atau
krisis kasih, tetap ada kasih ALLAH yang menghangatkan nikah rumah
tangga. Sekarang ini sudah menjelang kedatangan YESUS ke dua kali,
sudah dekat krisis kasih, mari semuanya kembali ke rumah tangga;
kembali kepada kewajiban masing-masing dalam nikah rumah tangga
(kewajiban sebagai isteri, suami, anak), sehingga terjadi
pemeliharaan kasih ALLAH, kasih tidak dingin dan kita merasakan
kehangatan kasih ALLAH.
- Keluaran
9: 25,
26,
25.
Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di
seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala
tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala
pohon di padang ditumbangkannya.
26.
Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun
hujan es.
Ay 25-26 =>
semuanya hancur; bidang ekonomi hancur, pohon-pohonan, sumber
makanan hancur semuanya terkena hujan es. Hanya
di Gosyen, tempatnya orang Israel yang
tidak terjadi hujan es.
Tempat kedua:
di tanah
Gosyen, ini
menunjuk penggembalaan. Jadi, kita harus menjadi kehidupan yang
tergembala dengan benar dan baik, artinya
- Selalu
berada didalam kandang penggembalaan
= tekun
dalam tiga macam ibadah pokok:
- pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya,
- meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci,
- mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Di
situlah (kandang penggembalaan) tempat
pemeliharaan kasih ALLAH. Di
dalam kandang penggembalaan, kita
mengalami pekerjaan Firman ALLAH, Roh Kudus dan kasih ALLAH untuk
membendung daging dengan segala hawa nafsunya, keinginan daging,
emosi-ambisi daging, sehingga kita mengalami ketenangan (damai
sejahtera). Kalau daging masih penuh dengan emosi, hawa nafsu,
ambisi, maka hidup tidak akan tenang. Contohnya: kita mempunyai
uang sekian, karena ada keinginan daging (ingin uang) => 'aku
harusnya dapat sekian, harus ini dan itu' Akhirnya tidak tenang.
Padahal dengan kita memiliki
gaji sekian saja, itu sudah cukup. Oleh sebab itu daging perlu
dibendung dalam penggembalaan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Selalu
mendengar dan taat dengar-dengaran kepada suara gembala (Firman
pengajaran yang benar),
maka disitulah kasih ALLAH dicurahkan dalam kehidupan kita. Jika
daging dapat
dibendung, maka kita dapat
hidup tenang dan taat. Jika daging tidak
dibendung, tidak akan dapat
taat. Jika kita taat, itu berarti kita
mengasihi TUHAN.
Yohanes
14: 15,
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku.
Memang
kita sekarang ini hidup
di padang gurun dunia yang sulit dan mustahil. Di
dalam alkitab, dunia ini digambarkan
sebagai padang gurun, itu berarti sulit dan mustahil. Di padang
gurun, mau menanam apa? Kalau ada yang sudah pernah ke Israel,
lihat saja padang gurun, tumbuh satu pohon saja sulit. Tetapi kalau
kita berada di dalam
kandang penggembalaan (daging dibendung), kita tenang (jiwa ini
sudah terpelihara) dan dapat
dengar-dengaran kepada suara Gembala
(mengasihi TUHAN), maka kasih TUHAN dicurahkan atas kehidupan
kita.
Jika
kasih TUHAN sudah dicurahkan, maka semuanya ada
yaitu untuk:
- memelihara
kehidupan kita secara ajaib,
- melindungi
kehidupan kita dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa, binatang buas,
ajaran palsu, pencobaan, mara bahaya.
- membahagiakan
kita semuanya. Kita tidak terpengaruh oleh suasana padang gurun
yang kering (tidak terkena imbasnya padang gurun) = tidak panas dan
tidak kering, tetapi kita tetap berbahagia,
sebab ada kasih ALLAH bagaikan hujan yang selalu dicurahkan kepada
kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Semuanya
sudah ada di dalam
penggembalaan dan tidak terjadi krisis kasih (kasih TUHAN
dicurahkan). Semakin taat, berarti semakin mengasihi TUHAN, artinya
kasih TUHAN semakin dicurahkan.
- Roma
5: 5,
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.
Tempat
ketiga: hati
kita masing-masing (pribadi).
Jadi, tempat pemeliharaan kasih ALLAH,
dimulai dari pribadi, lalu nikah, membesar lagi menuju
penggembalaan. Hati yang menyimpan kasih ALLAH yaitu rendah hati dan
lemah lembut.
Matius
11: 28-30,
28.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Ay
28 => 'Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat'
=> kalau tidak ada kasih itu seperti di padang gurun, sehingga
letih lesu
dan
berbeban
berat.
Tempat menyimpan kasih ALLAH itulah hati kita
masing-masing, yaitu hati yang rendah hati dan lemah lembut. Dalam
keadaan apapun (diberkati dll), terutama dalam penderitaan, kita
harus belajar kepada YESUS di kayu salib tentang rendah hati dan
lemah lembut (menanggung segala dosa kita).
Bagaimana
kerendahan
hati YESUS? YESUS
rendah hati yaitu
mengakui segala dosa-dosa manusia. Dia tidak berbuat dosa, bahkan
tidak mengenal dosa, tetapi di kayu salib Dia mengakui segala dosa
kita. Itulah kerendahan hati YESUS. Jika kita sudah belajar kepada
YESUS, maka kita dapat
rendah hati, yaitu memiliki kemampuan untuk mengakui dosa-dosa kita
kepada TUHAN dan sesama (vertikal dan horisontal membentuk salib).
Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau memang benar, benar.
Tetapi jika kita bersalah, mari mengaku.
Inilah belajar
rendah hati kepada YESUS di kayu salib, terutama saat menderita.
Waktu diberkati seringkali kita juga keras hati, biarpun salah
tetapi => 'buktinya, buktinya aku diberkati' Inilah tidak mau
mengaku dosa. Apalagi saat dalam penderitaan, jangan sentuh sedikit,
nanti mengamuk. Mari kita belajar kepada YESUS di kayu salib tentang
rendah hati dalam keadaan apapun, terutama dalam penderitaan.
Lemah
lembut
dari
YESUS => 'Bapa ampunilah mereka semuanya' Padahal mereka
sudah mencaci maki, memfitnah, mencambuk, menyalibkan, membunuh
YESUS. Inilah lemah lembutnya YESUS. Sekarang bagi kita, lemah
lembut yaitu
kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Semoga
kita dapat
mengerti.
Jika
kita rendah hati dan lemah lembut, maka segala dosa-dosa (dosa
sendiri dan dosa orang lain) diselesaikan oleh Darah
YESUS dan kasih ALLAH dicurahkan kepada kita semuanya. Kita tinggal
memilih
dosa atau kasih?
Kalau dosa dipertahankan, maka kasih tidak ada (kering). Tetapi jika
dosa diselesaikan, maka kasih dicurahkan.
Jika dosa
diselesaikan oleh Darah
YESUS dan kasih ALLAH dicurahkan dalam hati kita, maka:
- kita
tidak akan pernah kecewa, putus asa, meninggalkan TUHAN apapun yang
kita hadapi,
- kita
justru mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Saat dalam
penderitaan-pun
kita tetap
dapat
mengasihi TUHAN lebih dari semuanya.Jika dosa diselesaikan, kasih
ALLAH dicurahkan, sehingga kita tidak kecewa, putus asa, bahkan
kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semuanya,
Hasilnya
adalah
- Matius
11: 29,
30,
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Hasil
pertama:
kita
dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan
pembangunan Tubuh
Kristus),
sehingga
pelayanan kita menjadi enak dan ringan, hidup kita menjadi enak dan
ringan.
Jadi, kita melayani itu bukanlah diperberat. Yang
membuat kita letih lesu, beban berat (sampai putus asa) adalah beban
dosa. Kalau dosa sudah disingkirkan, maka TUHAN berikan 'kuk'
yang enak dan ringan (seperti menanggung beban, tetapi itu beban
pelayanan dari TUHAN), sehingga hidup kita menjadi enak dan ringan.
Jika TUHAN mempercayakan
pelayanan kepada kita bukanlah untuk diperberat, tetapi kita
dijadikan enak dan ringan. Buktikan saja! Bpk pdt Pong Dongalemba
selalu mengatakan => 'lebih baik capek dipakai TUHAN daripada
capek istirahat' Setelah saya mengalami sendiri, ternyata itu
benar. Bukan berarti kita tidak boleh istirahat, tetapi ucapan
beliau
itu benar. Kalau saya istirahat kemana (tidak melayani), saat pulang
merasakan lebih capek lagi => 'lebih baik saya melayani saja.
Istirahat itulah melayani' Ini sungguh-sungguh enak dan
ringan.
Sekarang, saudara buktikan saja. Kalau saudara,
bapak, ibu dan saya dipercaya atau dipakai oleh TUHAN dalam
pembangunan Tubuh,
maka hidup itu tidak diperberat. Jika pelayanan kita enak dan ringan
(tanpa dosa dan dosa sudah diselesaikan), maka hidup kita juga enak
dan ringan. Tidak akan berat, justru diperingan oleh TUHAN. TUHAN
tahu, kalau kita masih bekerja, lalu melayani, orang mungkin bilang
berat, tetapi yang melaksanakan merasa enak dan ringan. Orang lain
mungkin sampai tidak dapat
berpikir => 'aduh, jauh dari situ, bagaimana itu?' Tetapi
kita yang melakukan justru enak dan ringan. Asalkan dengan rendah
hati dan lemah lembut, maka kasih ALLAH dicurahkan. Jika ada kasih
ALLAH, maka semuanya enak dan ringan (hidup dan nikah kita menjadi
enak
dan ringan), sampai tidak ada yang mau meninggalkan semuanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
- Ini
seperti yang dialami oleh Petrus, begitu TUHAN bertanya
sebanyak
tiga
kali tentang kasih, sampai Petrus dapat
tergembala (dapat
mengasihi TUHAN), maka dia dapat
mengulurkan tangan kepada TUHAN. Dulu Petrus tidak dapat
melakukan
demikian, ia ingin
melakukan
kemauannya
sendiri. Tetapi
setelah
Petrus mengalami kasih ALLAH, maka 'terserah Engkau TUHAN'
Inilah mengulurkan tangan kepada TUHAN. Saudara dapat
membaca
di
rumah, Yohanes
21, mulai ayat 15 'tentang tiga kali pertanyaan' = tentang kasih
dan penggembalaan.
Yohanes
21: 18,
19,
18.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19.
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan
mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata
kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Ay
18 => 'Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki'
=> inilah yang berat, karena tanpa kasih ALLAH => 'kita
mengikat pinggang, lalu mau kesana, mau kesana. Tidak mau melayani,
karena sibuk kesana' Inilah yang berat (banyak alasan).
Hasil
kedua:
jika
kasih ALLAH dicurahkan, maka kita mengulurkan tangan kepada TUHAN
('terserah Engkau TUHAN') dan TUHAN, Gembala Agung mengulurkan
Tangan-Nya
kepada kita, sehingga kita hidup di
dalam
Tangan
Gembala Agung.
Kalau
dulu => 'saya tidak dapat
karena
tidak
ada waktu, saya begini, harus begini' (terus
mengikuti
kehendak sendiri ). Tetapi kalau kasih ALLAH dicurahkan (punya hati
yang rendah hati dan lemah lembut), kita hanya dapat
mengulurkan tangan kepada TUHAN 'terserah Engkau TUHAN' dan
TUHAN, Gembala Agung mengulurkan Tangan
kepada kita, sehingga kita hidup di
dalam
Tangan
Gembala Agung.
Biarlah
sekarang
ini, TUHAN sungguh-sungguh menumpangkan Tangan-Nya
kepada kita. Lewat doa penyembahan,
TUHAN akan mencurahkan kasih-Nya kepada kita dan TUHAN memegang kita
semuanya.
Yesaya
40: 11,
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya,
induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Ay
11 => '
menghimpunkannya
dengan tangan-Nya' =>
memeluk.
Hidup
di
dalam
Tangan
kasih Gembala Agung, artinya:
- 'menghimpunkannya
dengan tangan-Nya'
= Tangan
kasih Gembala Agung memeluk kita semuanya:
- memelihara
kehidupan kita semuanya,
- menyatukan
kita semuanya. Mari, yang masih tercerai berai dapat
disatukan.Mari
kita berdoa, supaya pelan-pelan bisa disatukan semuanya, mulai dari
dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai terjadi
kesatuan dalam satu tubuh Kristus yang sempurna.
- 'anak-anak
domba dipangku-Nya':
- segala
letih lesu, beban berat sudah ditanggung oleh TUHAN, sehingga kita
merasa damai sejahtera,
- Gembala
Agung menyelesaikan semua masalah kita, sampai dengan masalah yang
mustahil (yang tidak dapat
dipikirkan) tepat pada waktu-Nya. Semoga kita dapat
mengerti.
- 'induk-induk
domba dituntun-Nya dengan hati-hati'
=
Tangan
Gembala Agung menuntun kita ke mata air kehidupan (menuntun ke
tempat penggembalaan yang terakhir, Yerusalem Baru).
Wahyu
7: 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka."
Tangan
Gembala Agung menuntun kita kepada masa depan yang berhasil, indah
dan bahagia (air mata dihapuskan), sampai kepada tempat
penggembalaan terakhir, itulah Yerusalem Baru, artinya
kita terus menerus disucikan dan dibaharui sampai menjadi
sempurna,
sama mulia dengan Dia. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Sekarang
ini, biarlah kita
dapat
tersungkur seperti rasul Yohanes (justru dalam penderitaan di pulau
Patmos, rasul Yohanes tersungkur), artinya:
- kita
dapat
menyembah dengan hancur hati, sampai TUHAN meletakkan Tangan-Nya,
- dan
kita akan
menerima
kasih ALLAH. Mari, kita kembali ke rumah tangga, ke penggembalaan
yang benar, sampai hati kita dipenuhi dengan kasih (bukan dosa dll),
sehingga:
- kita
dapat
dipakai untuk melayani TUHAN,
- kita
dapat
mengulurkan tangan berserah sepenuhnya kepada Dia dan TUHAN juga
mengulurkan Tangan-Nya
kepada kita.
Kemudian,
kita hidup di
dalam Tangan
Gembala Agung:
- dipeluk
(dipelihara dan disatukan),
- dipangku
(semua letih lesu, beban berat ditanggung sampai damai sejahtera,
masalah juga diselesaikan),
- dan
di tuntun ke masa depan yang berhasil, indah dan bahagia. Kita
dituntun perlahan-lahan,
satu waktu kita akan menemukan jalannya. Mungkin sekarang kita
menghadapi jalan buntu, jalan sulit, tetapi kalau dituntun, maka
lebih hari akan menjadi
lebih
terang => 'sudah lumayan, jalan sudah terbuka' Dituntun
sampai menuju tempat penggembalaan terakhir, itulah Yerusalem Baru.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1