Kita
kembali membahas pada kitab Wahyu 1: 9-20,
ini tentang penglihatan rasul Yohanes di pulau
Patmos.
Wahyu
1: 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Rasul
Yohanes di buang ke pulau Patmos, bukan
karena berbuat dosa, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS,
rasul Yohanes mengalami tiga hal:
- Ay
9, dapat
masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
Persekutuan
dengan sesama itulah persekutuan Tubuh
Kristus. Persekutuan dengan TUHAN, yaitu persekutan tubuh dengan
Kepala.
Persekutuan dengan sesama; bisa masuk nikah yang benar,
penggembalaan yang benar, fellowship (antar penggembalaan) yang
benar, sampai terbentuk tubuh yang sempurna.
- Ay
10-16, dapat
mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang nyaring (Firman
penggembalaan),
yang menjadi dua wujud nyata:
- Tujuh
kaki dian emas, itulah gereja TUHAN yang sempurna.
Ini dapat
dilihat.
- Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim
yang adil, dan Mempelai Pria Surga (Wahyu 1:13-16).
Ay 13-16 ('di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia')
= penampilan dari
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim
Yang
adil, Mempelai Pria Surga. Mempelai Pria Surga = Kepala
= Suami.
Inilah
yang bisa diterima oleh rasul Yohanes
yaitu sengsara karena YESUS (Firman ALLAH
dan kesaksian YESUS).
- rasul
Yohanes dapat
tersungkur di bawah Kaki
YESUS (menyembah YESUS).
Wahyu
1: 17,
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
Rasul
Yohanes dapat
tersungkur di Kaki
TUHAN = penyembahan dengan hancur hati. Dalam penyembahan, rasul
Yohanes mengalami jamahan Tangan
Kanan
TUHAN,
sehingga
rasul Yohanes menerima:
- TUHAN
berkata: "Jangan takut!'
= tidak ada ketakutan lagi (menghapus ketakutan).
- 'Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir'
=
menerima kasih ALLAH.
'Aku
Yang Awal' (Yang mula-mula) dalam tabernakel menunjuk mezbah korban
bakaran = penampilan Pribadi
YESUS sebagai Juruselamat,
Yang
harus mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia berdosa = kasih
mula-mula. Kalau dulu, binatang-binatang disembelih atau dikorbankan,
sekarang adalah Kurban
Kristus.
'Aku
Yang Akhir' dalam tabernakel menunjuk alat tabut perjanjian =
penampilan Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga, Yang
akan datang ke dua
kali di awan-awan permai untuk mengangkat kita semuanya = puncaknya
kasih (kasih mempelai).
Jadi,
lewat tersungkur dan mengalami jamahan Tangan
Kanan
TUHAN, maka rasul Yohanes menerima kasih mula-mula sampai dengan
kasih yang sempurna (kasih bagaikan matahari). Kalau diijinkan
menderita daging bersama dengan YESUS, itu merupakan kesempatan untuk
tersungkur (bukan kecewa, putus asa) dan kita akan
mengalami jamahan
Tangan
Kanan
TUHAN, sehingga kita menerima kasih mula-mula sampai kasih yang
sempurna.
Untuk
apa kasih itu?
Matius
24: 12,
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
Kita
sangat membutuhkan kasih ALLAH yang meningkat (bukan statis); dari
kasih mula-mula sampai kasih yang sempurna, sebab di akhir zaman ini
kita menghadapi kedurhakaan yang meningkat, sehingga kasih menjadi
dingin. Kalau kedurhakaan semakin meningkat, kita harus menerima
kasih yang meningkat. Kasih menjadi dingin = terjadi krisis kasih.
Kalau tidak ada kasih, berarti semuanya sia-sia (apa yang kita
lakukan sia-sia), semuanya tidak berguna dan tidak kekal (binasa
selamanya). Dalam 1 Korintus 13, tanpa kasih, semuanya sia-sia
(sekalipun kita mengerti bahasa malaikat, berkorban sampai membakar
diri, tetapi kalau tanpa kasih, semuanya sia-sia). Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
kedurhakaan semakin meningkat, tetapi kasih tidak meningkat, maka
menjadi dingin (krisis kasih atau tanpa kasih) dan semuanya sia-sia.
Biarlah sekarang
ini kita belajar
tentang proses peningkatan kasih.
Proses
peningkatan kasih ALLAH:
- Menerima
kasih mula-mula.
Dalam
tabernakel ini menunjuk halaman. Kita dilahirkan dari ibu
kita masing-masing, menjadi manusia darah daging. Sehebat apapun
manusia darah daging (pandai, kaya dll), tidak mempunyai kasih,
tetapi hanya mempunyai keinginan daging, hawa nafsu daging, emosi,
ambisi dll. Semoga kita dapat
mengerti.
Dari
mana kita mendapatkan kasih mula-mula? Kita mendapatkan kasih
mula-mula dari salib Kristus. Kita harus selalu berpegang teguh pada
salib Kristus, supaya kita bisa menerima kasih mula-mula. Dalam
perjanjian lama, Salib ini digambarkan dengan tongkat. Musa memegang
tongkat, itu menunjuk salib Kristus.
Keluaran
4: 2,
3,
2.
TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?"
Jawab Musa: "Tongkat."
3.
Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika
dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga
Musa lari meninggalkannya.
Ay
2 => Tongkat inilah yang harus dipegang, seperti Musa memegang
tongkat. Jangan dilepaskan!
Ay 3 => kalau tongkat dilepaskan,
menjadi ular.
Sekarang ini banyak ajaran-ajaran tanpa salib
=> 'hanya YESUS saja Yang
disalibkan, kita tidak perlu susah-susah, kita dalam
kemuliaan'
Ini tidak bisa! Harus mengikuti kematian terlebih
dahulu,
setelah itu baru ada kebangkitan dan kemuliaan. Hati-hati peganglah
salib Kristus! Ini seperti Musa yang
terus memegang tongkatnya,
sebab
kalau dilepas akan
menjadi ular. "Apakah
yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
(bukan ijasah dll). Tongkat = salib.
Dulu Musa dengan salib
dipakai oleh TUHAN untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir
menuju Kanaan. Sekarang TUHAN juga mau memakai kita. Kanaan,
sekarang menunjuk kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus (kegerakan Roh Kudus hujan akhir). TUHAN mau memakai kita
semuanya dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir atau kegerakan
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (Mempelai
Wanita),
yang siap untuk keluar dari dunia ini dan menyongsong/menyambut
kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Ini
sama seperti TUHAN memakai Musa membawa orang Israel keluar dari
Mesir, menuju ke tanah Kanaan. Semoga kita dapat
mengerti.
TUHAN
mau memakai kita apa adanya => "Apakah
yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
Pegang saja tongkat itu. TUHAN tidak menuntut kita dari sesuatu yang
hebat di dunia ini (uang, kedudukan, uang dll), tetapi kita harus
berpegang teguh pada salib (memegang salib). Tinggal kita mau atau
tidak! Dulu Musa ditanya oleh
TUHAN
=> 'apakah yang ada
di
tanganmu?'
Jawab Musa => 'tongkat' Kalau Musa menunjukkan uang banyak
dll, belum tentu dipakai oleh TUHAN, tetapi saat menunjukkan
tongkat, akhirnya Musa dipakai oleh TUHAN. Demikian juga dengan
kita, TUHAN tidak menuntut apa yang hebat dari dunia ini, tetapi
hanya berpegang pada salib,
sehingga
semuanya dapat
dipakai oleh TUHAN.
Kalau TUHAN menuntut kita memegang
ijasah, akan
banyak
yang tidak dipakai oleh TUHAN. Kalau TUHAN menuntut gelar doctor,
saya tidak dipakai oleh
TUHAN,
semuanya juga tidak dipakai oleh TUHAN. Bukan sesuatu yang hebat
dari dunia yang dilihat oleh TUHAN, tetapi kita harus berpegang
teguh pada salib. Semoga kita dapat
mengerti.
Praktik
berpegang teguh pada salib (memegang salib):
- Percaya
atau iman kepada YESUS yang sudah mati di kayu salib
(masuk
pintu gerbang tabernakel). Di halaman tabernakel terdapat pintu
gerbang. Seperti di gereja ini ada pintu gerbangnya di paling
depan. Dari mana iman yang benar?
Roma
10: 17,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Ay
17 => 'firman
Kristus'
=> Firman yang diurapi oleh Roh Kudus. 'Kristus'
artinya yang diurapi.
Jadi, kalau memberitakan dan
mendengarkan Firman harus dalam urapan Roh Kudus. Saya dan saudara
sebelum mendengarkan Firman harus berdoa sungguh-sungguh, supaya
diurapi oleh Roh Kudus dan Firman yang kita dengar menjadi iman.
Jadi, iman yang benar berasal dari Firman Kristus (Firman yang
diurapi oleh Roh Kudus). Jadi, memberitakan dan mendengarkan Firman
harus dalam urapan Roh Kudus (bukan dengan kemampuan dll), sehingga
kita dapat
mendengar Firman dengan sungguh-sungguh (sebagai
suatu
kebutuhan). Kemudian, kita dapat
mengerti Firman TUHAN (Firman ditulis di dahi) dan dapat
percaya atau yakin pada Firman TUHAN. Jika sudah percaya kepada
Firman, berarti Firman ALLAH ditulis di
dalam
hati kita masing-masing = Firman ALLAH menjadi iman di
dalam
hati yang menyelamatkan kita semuanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Biarlah kita semuanya berpegang teguh pada salib
dan jangan dilepaskan. Kalau salib dilepaskan, akan
menjadi ular. Jika ular datang, kita menjadi muak saat medengarkan
Firman (bosan, malas, mengantuk). Mungkin kita merasa capek
saat-saat beribadah, peganglah salib, ingat bahwa YESUS sudah mati
di kayu salib untuk kita semuanya.
Bilangan
21: 5,
6,
5.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun
ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan
makanan hambar ini kami telah muak."
6.
Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang
memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati
Ay
5 => melepas tongkat, sehingga mulai muak mendengarkan Firman
(mengantuk, bosan dll). Ini sudah melepaskan salib, tidak berpegang
pada salib lagi (biarpun masih memegang kalung salib).
Ay 6
=> Kalau salib dilepas, sebentar lagi ular yang datang.
Melepas
tongkat atau salib (ay 5) artinya mulai main-main saat
mendengarkan Firman, tidak sungguh-sungguh dalam mendengarkan
Firman, muak, bosan, mengantuk saat mendengarkan Firman. Kalau
salib dilepaskan, akibatnya (ay 6) adalah ular tedung datang, untuk
memagut kehidupan kita, sehingga kerohanian
menjadi
kering sampai mati
rohani
=
menuju kematian kedua itulah kebinasaan (hilang
keselamatan).
Jadi, mulai dari mendengarkan Firman sudah
dapat
dilihat,
kita
berpegang
pada salib atau tidak. Kalau tetap berpegang pada salib, sekalipun
capek dll, kita akan ingat => 'Kurban
Kristus lebih besar daripada saya. Sebentar lagi saya pulang, masih
bisa tidur' Kita harus tetap bersungguh-sungguh dalam mendegarkan
Firman, jangan sampai muak; bosan, sebab bisa hilang keselamatan.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
dipagut oleh ular, maka hilang keselamatan
=
keluar dari pintu gerbang. Tetapi kalau selamat, masuk pintu
gerbang terus sampai bertemu alat kedua, itulah mezbah korban
bakaran. Semoga kita dapat
mengerti.
- Bertobat
(menunjuk
mezbah korban bakaran).
Bertobat
artinya:
- berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. 'hati
percaya kepada YESUS, maka mulut mengaku dosa'
Kita mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama (membentuk salib), jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itulah bertobat!
- berhenti
untuk menghakimi dosa atau kesalahan orang lain. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
salib dilepas, ular datang, maka akan tetap berbuat dosa (sudah
mengaku dosa, lalu berbuat dosa lagi, menghakimi orang lain).
Itulah tidak bertobat!
- Baptisan
air (kolam pembasuhan) dan baptisan Roh Kudus (pintu kemah).
Jika
digabungkan, sama dengan lahir baru dari air dan Roh.
Yohanes
3: 5-8,
5.
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah.
6.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan
kembali.
8.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Ay
8 => orang yang lahir dari air dan Roh bagaikan angin.
Kehidupan
yang sudah lahir baru dari air dan Roh, seperti angin dan api (angin
pasangannya api). Api
adalah
hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang setia dan berkobar-kobar dalam
ibadah pelayanan sesuai jabatan pelayanan yang diberikan TUHAN,
sampai garis akhir. Garis akhir adalah sampai meninggal dunia atau
sampai TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali. Inilah berpegang pada
tongkat! Kalau tidak setia berkobar-kobar, sampai meninggalkan
ibadah pelayanan, berarti tongkat dilepaskan dan ular datang untuk
memagut (kering rohani dan binasa selamanya).
Angin
adalah
- hamba
TUHAN, pelayan TUHAN yang membawa kesejukan, damai sejahtera,
sehingga terjadi kesatuan. Kalau membawa gosip, pertengkaran,
perpecahan itu namanya angin panas. Kalau pertengkaran, berarti
melepas tongkat dan ular yang datang. Semoga kita dapat
mengerti.
- hamba
TUHAN, pelayan TUHAN yang taat dengar-dengaran pada Firman TUHAN
(seperti angin yang berhembus). Contohnya: kalau kita menghembuskan
angin kesana, maka anginnya akan mengarah kesana juga. Kalau tidak
taat, berarti melepas tongkat dan ular yang datang untuk memagut
(kering rohani dan binasa). Selama kita memegang
tongkat (salib), pasti
kita dapat
taat dengar-dengaran (tidak mungkin memberontak), setia dan
berkobar-kobar, membawa damai sejahtera (bukan perpecahan tetapi
kesatuan). Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
praktik memegang salib! Jadi, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN
yang setia berkobar-kobar, membawa kesejukan (damai sejahtera) dan
taat dengar-dengaran = hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang selamat
(menerima kasih mula-mula) dan dipakai oleh TUHAN membawa orang
berdosa untuk diselamatkan (bersaksi). Kalau tidak setia
berkobar-kobar, tidak taat dan tidak damai, berarti tidak
selamat.
Inilah proses pertama; proses peningkatan kasih
ALLAH. Kedurhakaan semakin meningkat, maka kasih ALLAH dalam hidup
kita juga harus semakin meningkat. Proses pertama adalah menerima
kasih mula-mula. Inilah awalnya, karena manusia daging dan darah
tidak mempunyai kasih, yang ada hanyalah keinginan, ambisi, emosi,
hawa nafsu daging. Kita bisa menerima kasih dari salib, seperti Musa
berpegang pada salib. Berpegang pada salib dimulai dari percaya,
bertobat, lahir baru, sehingga menjadi hamba TUHAN yang setia dan
berkobar, damai sejahtera, taat dengar-dengaran = selamat dan kita
dipakai oleh TUHAN untuk membawa orang berdosa diselamatkan.
- Yosua
23: 11,
Maka
demi nyawamu, bertekunlah mengasihi
TUHAN,
Allahmu.
Proses
kedua:
bertekun
mengasihi TUHAN demi nyawa kita.
Bukan
demi uang, gereja kita, melainkan demi nyawa kita. Dalam tabernakel
ini menunjuk ruangan suci. Tadi proses pertama, kasih mula-mula
menunjuk halaman tabernakel. Sekarang harus meningkat.
Praktik
bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa kita adalah
- Bertekun
dalam kandang penggembalaan
= menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik =
bertekun dalam tiga
macam ibadah pokok:
- pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya.
- meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci.
- mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Tekun
artinya sesuatu yang tidak bisa dihalangi ('demi nyawa', bukan
demi uang, masa depan). Inilah bertekun mengasihi TUHAN! Semoga
kita dapat
mengerti.
Mungkin kita tidak memiliki
uang, atau memiliki
uang sedikit, tidak mengapa.
Jangan main-main, saya lah nomor satu, mengapa saya harus datang
jauh-jauh ke Surabaya? Sebab demi nyawa. Jadi, bertekun mengasihi
TUHAN demi nyawa adalah bertekun dalam kandang penggembalaan
(bertekun dalam tiga macam ibadah pokok). Di
dalam
kandang penggembalaan, kita mengalami pertumbuhan kasih.
Yohanes
21: 15-17,
15.
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka
ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku."
16.
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus
kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
17.
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus
karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau
mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau
tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Ay
15 => pertanyaan YESUS
kepada Petrus, yang pertama kali.
'Jawab
Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau.'
=> bertekun mengasihi TUHAN 'Ya, saya mengasihi TUHAN'
'Kata
Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
=> ini jawaban TUHAN. Kalau mengasihi TUHAN, praktiknya adalah
masuk penggembalaan.
Ay 16 => 'Kata
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya'
=> tidak cukup satu kali saja, ini pertanyaan yang kedua
kalinya.
'Kata
Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
=> kembali pada penggembalaan = bertekun dalam
penggembalaan.
Ay 17 => Kata
Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya
=> tidak cukup hanya dua kali, ini pertanyaan yang ketiga
kalinya.
'apakah
engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya'
=> jawabannya sedih, karena Petrus tidak memiliki
kasih.
Tiga kali pertanyaan TUHAN kepada Petrus yang
dikaitkan dengan 'gembalakanlah domba-domba-Ku', ini menunjuk
ketekunan dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok (bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa). Pertanyaan
TUHAN bukan hanya satu kali, dua kali, tetapi sampai tiga kali.
Semoga kita yakin. Mari kita sama-sama berjuang untuk masuk kandang
penggembalaan.
Tiga
kali pertanyaan YESUS kepada Petrus:
- 'apakah
engkau mengasihi Aku dengan kasih agape (kasih ALLAH)?' Petrus
menjawab dengan
kasih filio (kasih sesama)'.
- pertanyaan
kedua diulangi lagi oleh TUHAN (pertanyaannya sama), 'apakah
engkau mengasihi Aku dengan kasih agape (kasih ALLAH)?' Dijawab
oleh Petrus,
tetap
dengan kasih filio (kasih sesama)'
- pertanyaan
yang ketiga (diturunkan oleh TUHAN) => 'apakah engkau
mengasihi Aku dengan kasih sesama' Jawaban Petrus adalah
dengan
'menangis' (sedih), sebab Petrus pernah menyangkal YESUS
sebanyak tiga
kali.
Kalau mengasihi sesama, seharusnya tidak akan pernah menyangkal.
Ini
berarti Petrus tidak memiliki
kasih ALLAH dan kasih sesama. Dari tiga kali pertanyaan YESUS
kepada Petrus (waktu itu Petrus belum mengenal penggembalaan), bisa
disimpulkan: di luar penggembalaan, maka tidak ada kasih (kosong
dari kasih ALLAH) = kehilangan kasih mula-mula. Kalau sudah
menerima kasih dari salib, tetapi kalau tidak tergembala, maka
kasih akan hilang. Petrus sudah menyangkal YESUS sebanyak tiga kali
= kehilangan nyawa dan binasa. Yang dimaksud dari 'kehilangan
nyawa' ini bukan meninggal dunia, tetapi kehilangan
keselamatan.
Mungkin
sudah menerima kasih dari Golgota; sudah selamat dan menjadi hamba
TUHAN, tetapi kalau tidak tergembala (tidak berada dalam kandang
penggembalaan), maka kasih akan merosot sampai tidak ada kasih =
kosong dari kasih atau hilang kasih mula-mula = kehilangan nyawa
atau kehilangan keselamatan. Tetapi jika berada di
dalam
kandang, maka akan terjadi pertumbuhan kasih. Sebagai dasarnya,
kita sudah menerima kasih mula-mula, lalu masuk dalam kandang
penggembalaan, maka kasihnya akan meningkat.
Dulu, Petrus
menyangkal YESUS. Waktu ada budak kecil bertanya kepada Petrus =>
'oom,
mengenal YESUS'?
Petrus
menjawab
bahwa
ia
'tidak mengenal,
tidak tahu' (Petrus takut). Di
dalam
ay 18, setelah Petrus mengenal penggembalaan (ketekunan dalam
tiga
macam ibadah pokok), maka kasihnya meningkat (tidak
hilang).
Yohanes
21: 18,
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan
membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Ay
18 => 'Sesungguhnya
ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan
engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki'
=> ini waktu Petrus masih muda = rohaninya belum tumbuh (belum
tumbuh kasihnya), hanya mengikuti keinginannya. Hati-hati
kaum muda, jangan mengikuti keinginan => 'mau ke sana sini.
Kalau aku mau ini, mau apa!!
(sekalipun tidak sesuai dengan Firman)' Jangan
mengikuti!
'tetapi
jika engkau sudah menjadi tua'
=> bertumbuh rohaninya = bertumbuh kasihnya.
'engkau
akan mengulurkan tanganmu
dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat
yang tidak kaukehendaki'
=> 'terserah Engkau' soal apa saja. Mungkin keinginan kita
ke arah sana, tetapi TUHAN membawa kearah
yang lain
=> 'Ya, TUHAN terima kasih' Ini sudah bertumbuh kasihnya.
Contoh lainnya adalah YESUS => 'Ya, Bapa, kalau bisa
lalukanlah cawan ini dari pada-Ku' Tetapi Bapa bilang =>
'kesana, ke salib' Akhirnya YESUS mentaatinya. Kita juga harus
demikian. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau sudah tergembala, sudah berbeda. Dulu,
sebelum tergembala, keinginan dagingnya tidak bisa dibendung =>
'mau ke situ, mau apa? mau dipecat? (sekalipun bertentangan
dengan Firman)' Tetapi sesudah dibendung, maka kasihnya kepada
TUHAN bertambah, dagingnya menurun, mulai bisa menyerah kepada
TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN' Kaum muda perhatikan!
apalagi soal jodoh. Seringkali daging tidak bisa dibendung seperti
kuda liar yang keluar dari kandang. Kalau domba sudah keluar dari
kandang, bukan disebut domba liar, melainkan kuda liar (sebab sudah
terlalu besar dagingnya). Kalau kita bertumbuh lewat tiga macam
ibadah, tinggal mengulurkan tangan kepada TUHAN => 'terserah
Engkau TUHAN' Dibawa kemanapun => 'terserah Engkau TUHAN'
Mungkin tidak enak bagi daging => 'semestinya aku ke situ,
tetapi disuruh ke sana, terserah Engkau TUHAN'
Ay 18, di
dalam
kandang penggembalaan,
Petrus (kita) mengalami pertumbuhan kasih, sehingga Petrus (kita)
mengulurkan tangan kepada TUHAN:
- mengasihi
TUHAN sampai rela berkorban apapun juga (disini Petrus sampai
berkorban nyawa dan rela mati untuk TUHAN),
- menyerah
sepenuh kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN'
- taat
dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.
Kalau
berkata 'terserah Engkau TUHAN' itu susah. Saya menasehati
seseorang => 'menyerah kepada TUHAN',
dia
menjawab
=> ' enak
saja,
hanya
menyerah, tidak tahu perasaanku' Akhirnya mendengar Firman di
Empire Palace hari ke-2 => 'jangan
muka
muram,
tetapi wajah berseri' Saya bertanya
kepadanya,
mengapa
sudah berseri wajahmu, sudah sukses'?
Dia
menjawab?
'tidak, Firman tadi mengatakan
'terserah =
menyerah
kepada TUHAN' pokoknya wajah harus berseri' Akhirnya sebentar
lagi (belum ada sepuluh
menit) ia
sudah
mendapatkan
jawabannya (sudah sukses). Ditegor Firman yang pertama, masih
keras. Tetapi setelah ditegor Firman ke dua, sudah dapat
tersenyum (sudah menerima Firman). Memang sulit menyerah kepada
TUHAN, apalagi kaum muda! Mari, kita menyerah
kepada TUHAN, sampai taat dengar-dengaran/
sampai daging tak bersuara.
TUHAN tidak menipu kita. Dalam
penggembalaan ada jaminan; Dia Gembala yang baik, sampai
menyerahkan nyawanya.
Yohanes
10: 11,
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya
bagi domba-dombanya;
Di
dalam
sistem penggembalaan (kandang penggembalaan), TUHAN tidak menipu
kita, TUHAN memberikan jaminan kepada kita, jaminannya bukan uang
seratus
juta dll (sebab
dapat
habis). Tetapi TUHAN memberikan jaminan yaitu Nyawa-Nya
Sendiri.
Semoga kita dapat
mengerti.
Mari, kita semuanya tergembala. Proses pertama,
kita menerima kasih mula-mula, sebab kedurhakaan (kenajisan,
kejahatan) semakin meningkat. Kalau kasih tidak meningkat, maka
akan masuk krisis kasih, semuanya sia-sia, tidak berguna, tidak
kekal dan binasa. Kasih harus meningkat! Bagaimana caranya? Dalam
sistem tabernakel, masuk halaman (menerima kasih mula-mula):
percaya, bertobat. Menjadi hamba TUHAN yang setia berkobar-kobar
seperti api dan angin. Angin itu pembawa damai sejahtera, jangan
bergosip, membuat susah
dan
perpecahan. Kalau ada masalah yang besar, dikecilkan, supaya ada
damai. Kalau ada masalah kecil, ditiadakan. Kalau masalah kecil,
dibesarkan, nanti terjadi perpecahan. Angin itu juga taat
dengar-dengaran berhembus kemana saja (kita menerima keselamatan).
Semoga kita dapat
mengerti.
Setelah itu ditingkatkan lagi, bertekun mengasihi
TUHAN demi nyawa = masuk kandang penggembalaan. Disana terjadi
pertumbuhan kasih, sampai taat =
sampai
daging
tak bersuara. Kehidupan yang tergembala mendapatkan jaminan yang
kuat dari TUHAN. TUHAN sebagai Gembala Yang
Baik
menjamin kehidupan kita dengan Nyawa-Nya
Sendiri
(memberikan Nyawa
bagi domba-domba).
Mazmur
23: 1,
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Hasil
bertekun dalam kandang penggembalaan adalah'takkan
kekurangan aku,'
artinya
- Gembala
Agung sanggup memelihara kehidupan kita, sampai berkelimpahan
= sampai selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Berkelimpahan itu
bukanlah berjuta-juta, melainkan sampai selalu mengucap syukur
kepada TUHAN = tidak bersungut-sungut, tidak ada omelan, tidak ada
tuntutan kepada TUHAN.
- Sampai
sempurna, tidak bercacat cela seperti Dia.
Kasih itu menutupi dosa. Semakin meningkat kasihnya, semakin
banyak dosa yang ditutupi, sampai tidak ada lagi cacat cela.
Semoga kita dapat
mengerti.
- Bertekun
dalam pencobaan (dalam uji).
Kalau
sudah dapat
tergembala, maka dapat
tahan uji.
Yakobus
1: 12,
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia
sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Inilah
bertekun dalam menghadapi pencobaan (dalam menghadapi ujian). Kalau
TUHAN ijinkan kita mengalami pencobaan atau ujian, bukan supaya
kita
menjadi
kecewa, putus asa, tinggalkan TUHAN, tetapi maksud TUHAN supaya
kita lebih berserah atau lebih percaya dan berharap kepada TUHAN.
Mungkin pencobaan atau ujiannya mustahil; semakin besar pencobaan
yang diijinkan oleh TUHAN, supaya kita lebih menyerah sepenuh
kepada TUHAN (percaya dan berharap kepada TUHAN), sehingga kita
dapat
tahan uji. Kalau setan memang mendatangkan pencobaan, supaya kita
gugur dari iman (tinggalkan TUHAN).
Tahan
uji artinya
- imannya
tetap,
- ibadah
pelayanannya tetap,
- bahkan
semakin setia (tidak loyo),
- tidak
bersungut-sungut, tidak mengomel.
- tetapi
mengasihi TUHAN dengan sungguh-sungguh.
Contohnya:
saat ada pencobaan => 'aduh, ada pencobaan malas ke gereja
aku, malas mendengarkan Firman' Bukan! Tetapi tahan uji. Jika
kita sudah
tahan uji, maka TUHAN (Gembala Agung) pasti akan
menolong
kita (menyelesaikan segala masalah kita sampai yang mustahil) dan
TUHAN memberikan mahkota kehidupan kepada kita, sehingga kita
mengalami hidup kekal untuk selamanya. Pencobaan ini ujian bagi
kita, apakah benar kita mengasihi TUHAN atau tidak! Kita tidak
bersungut-sungut, tetapi mengasihi TUHAN lebih dari
semuanya.
Seperti waktu kita SD kelas I diuji (UAS), lalu
naik kelas II, baik kelas III, sampai kelas VI, lalu ikut ujian
Nasional, naik ke SMP. Jadi ini double, lewat ujian, kita menjadi
tahan uji (tidak bersungut, tidak mengomel dan mengucap syukur) dan
kita dapat
mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Justru ini terjadi saat-saat
pencobaan! Kalau semuanya berjalan enak, saat ditanya, apakah
mengasihi TUHAN? Pasti jawabannya 'Ya' Tetapi saat dalam
pencobaan, kesulitan, bagaimana kasih kita kepada TUHAN? Inilah
yang dirindukan oleh TUHAN. Mari, buktikan bahwa kita mengasihi
TUHAN lebih dari semuanya, maka saat itu TUHAN akan menolong kita
(menyelesaikan masalah sampai yang mustahil) ditambah mahkota
kehidupan, supaya kita mencapai hidup kekal bersama dengan TUHAN.
Inilah bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa, jangan demi uang dll.
- Menerima
kasih yang sempurna.
Ini
menunjuk ruangan maha suci.
Tadi, kasih mula-mula menunjuk
halaman tabernakel; percaya sampai menjadi api dan angin (setia
berkobar-kobar, damai sejahtera dan taat. Itu sudah selamat dan
dipakai membawa orang berdosa untuk diselamatkan oleh TUHAN. Yang
kedua, bertekun untuk mengasihi TUHAN demi nyawamu. Mari, bertekun
dalam kandang penggembalaan. Terjadi peningkatan kasih sampai
mengulurkan tangan kepada TUHAN seperti Petrus = taat
dengar-dengaran. Kalau sudah bertekun dalam kandang penggembalaan,
pasti dapat
menghadapi ujian atau pencobaan. Kita bisa tahan uji, sampai
mendapatkan pertolongan dan mendapatkan mahkota kehidupan.
Proses
yang ketiga adalah menerima kasih yang sempurna (ruangan maha
suci).
Di
dalam
ruangan maha suci, terdapat alat tabut perjanjian. Tabut
perjanjian terdiri dari dua bagian:
- tutup
pendamaian
(bagian atas), terbuat dari emas murni. Ini terdiri dari:
- kerub
I: ALLAH Bapa = TUHAN,
- tutupnya:
Anak ALLAH = YESUS,
- kerub
II: ALLAH Roh Kudus = Kristus.
Jadi,
tutup pendamaian adalah ALLAH Tritunggal di
dalam
Pribadi
TUHAN
YESUS
Kristus sebagai Mempelai Pria Surga = kasih dari Mempelai Pria
Surga
(menutupi atau melindungi tabut perjanjian) Tutup pendamaian
terbuat dari emas murni, artinya dari zat Illahi (ke-Illahian),
tidak ada campurannya.
- peti
atau tabutnya,
terbuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas murni (sampai
tidak kelihatan kayunya). Kayu penaga hitam dan keras = manusia
daging yang berdosa. Tabut artinya gereja yang sempurna. Manusia
kayu tetapi disalut dengan ke-Illahian = disalut dengan Firman, Roh
Kudus dan kasih ALLAH, sehingga menjadi sempurna seperti YESUS
(Mempelai
Wanita
Surga).
Jadi,
tabut perjanjian secara keseluruhan menunjukkan kasih dari Mempelai
Pria Surga terhadap Mempelai
Wanita-Nya.
Inilah puncaknya kasih (kasih yang sempurna) dan tidak dapat
dipisahkan lagi (tidak bisa terlepas) untuk selama-lamanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
Yesaya
30: 26,
Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan
terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya
tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan
bekas pukulan.
Kasih
yang sempurna (kasih Mempelai Pria Surga) terhadap Mempelai
Wanita
yang menaungi sampai tidak bisa terpisahkan lagi. Kasih yang
sempurna (kasih Mempelai Pria Surga) digambarkan sebagai matahari
terik tujuh kali ganda (tujuh kali itu sempurna). Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
kasih TUHAN, seperti tabut perjanjian, ada tutupnya dan ada petinya,
tidak bisa bergeser sedikitpun (tidak dapat
terlepas).
Kasih Mempelai Pria Surga menaungi Mempelai
Wanita-Nya
sampai tidak dapat
terpisahkan untuk selamanya.
Mazmur
19: 6,
7,
6.
yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya,
girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
7.
Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang
lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.
Ayat
7 => matahari.
Jadi, Mempelai Laki-laki ada kaitannya dengan
matahari. Kasih dari Mempelai Pria Surga (kasih matahari yang terik)
menyinari sampai tidak ada yang terlindung dari panasnya sinar
matahari. Siapapun juga bisa mengalaminya, asal kita tidak
menyembunyikan diri dalam dosa. Kalau menyembunyikan diri dalam
dosa, maka kasih matahari tidak bisa menembusi;
itu
sebabnya kita jangan
menyembunyikan
diri dalam dosa (dosa apa saja; dusta, najis dll), kalau ada dosa
mengaku. Jika sudah mengaku dosa, terbuka kesempatan untuk menerima
sinar matahari. Matahari tidak pernah menyembunyikan sinarnya
(siapapun bisa terkena sinar matahari, semuanya bisa menikmati),
tetapi kita sendirilah yang menyembunyikan dosa.
Sekarang
ini,
jika ada dosa-dosa, mari mengaku. Sebelum makan minum perjamuan
suci, kita harus menguji diri dengan ketajaman pedang Firman,
artinya jika Firman menunjuk dosa-dosa kita yang tersembunyi, mari
kita akui kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa
lagi. Saat itulah terbuka kesempatan untuk kita merasakan panasnya
sinar matahari (kasih Mempelai Pria Surga). Jika menyembunyikan diri
dalam dosa sekecil apapun (dosa dusta), panas sinar matahari tidak
dapat
menembusi, sehingga hati kita menjadi dingin (beku) = kasih menjadi
dingin. Dalam perjamuan suci, kita dapat
menguji diri lewat ketajaman pedang Firman. Semoga kita dapat
mengerti.
Kegunaan
kasih matahari (kasih yang sempurna) adalah
- Yeremia
33: 19-21,
19.
Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya:
20.
"Beginilah firman TUHAN: Jika kamu dapat mengingkari
perjanjian-Ku dengan siang dan perjanjian-Ku dengan malam, sehingga
siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya,
21.
maka juga perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud dapat diingkari,
sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang memerintah di atas
takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang Lewi, yakni
imam-imam yang menjadi pelayan-Ku.
Ay
20 => 'sehingga
siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya'
=> berarti tidak ada matahari.
Ay 21 => 'memerintah
di atas takhtanya'
=> raja.
Kalau tidak ada matahari, tidak ada imam dan
raja. Tetapi selama ada matahari, selalu ada imam dan raja. Jadi,
selama masih ada matahari, perjanjian
imam dan raja tidak akan berhenti. Artinya secara jasmani, kita
masih dapat
melihat matahari. Tetapi lebih dari itu, arti secara rohani tentang
kasih yang sempurna.
Kegunaan pertama:
kasih
yang sempurna memberikan kekuatan ekstra kepada kita, supaya tetap
mempertahankan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita
(yang dikaruniakan TUHAN kepada kita)
=
kita tetap setia berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN, sampai
garis akhir (sampai TUHAN YESUS datang kembali). Selama ada
matahari, kita tidak berhenti di tengah jalan dan tidak akan
terhalangi oleh apapun juga. Penghalang-penghalang (dosa-dosa
apapun) akan dihancurkan oleh sinar matahari.
Mari mulai dari
kasih mula-mula; peganglah salib. Kemudian, bertekun dalam
penggembalaan. kemudian, menerima kasih yang sempurna. Jangan
menyembunyikan diri dalam dosa-dosa. Lepaskan diri dari dosa, supaya
matahari dapat
menyinari kita.
- Yehezkiel
1: 28,
Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan,
demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah
kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah
sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Ay
28 => ini di awan-awan pada musim hujan. Pelangi itu muncul saat
ada matahari di waktu hujan (awan mendung). Jadi, ada pelangi dari
TUHAN.
Kegunaan kedua:
kasih
matahari (kasih sempurna) untuk menghadapi:
- mendung
atau hujan (masalah sampai yang mustahil), sehingga timbul pelangi
=
kasih TUHAN yang menyelesaikan semua masalah kita sampai dengan
masalah yang mustahil. Selama ada kasih matahari, TUHAN akan
menolong kita:
- dalam
jabatan pelayanan, TUHAN tolong, sehingga kita tidak akan
meninggalkan pelayanan.
- dalam
menghadapi mendung, hujan lebat (pencobaan yang mustahil), TUHAN
akan menolong
semuanya.
- musim
dingin rohani (banyak orang yang beku hatinya), sehingga hati kita
menjadi hati yang mengasihi (tidak beku lagi hatinya). Banyak hati
yang sudah beku (tanpa kasih, kecewa, putus asa, tawar), baik dalam
rumah tangga (banyak pertengkaran) dll, akan disinari oleh kasih
matahari, sehingga kita memiliki hati yang berbahagia dan saling
mengasihi di
dalam
TUHAN. Hati tidak beku lagi, menjadi cair kembali.
- Matius
13: 43,
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!"
Kegunaan
ketiga:
kasih
matahari sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita, sampai sempurna,
sama mulia seperti YESUS (kita juga akan
bercahaya
seperti matahari),
sehingga
kita bisa terangkat di awan-awan permai.
Kita
bersama dengan Dia untuk selama-lamanya, sampai masuk dalam kerajaan
surga yang kekal.
Keubahan hidup dimulai dari wajah berseri.
Wajah yang muram dll diubahkan menjadi wajah berseri sekarang
ini. Sampai nanti diubahkan menjadi wajah kemuliaan (sama mulia)
seperti YESUS. Kita layak untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali
di awan-awan yang permai dan kita masuk kerajaan surga yang kekal
bersama dengan Dia.
Inilah
rasul Yohanes tersungkur, mendapatkan jamahan Tangan
TUHAN, lalu TUHAN berkata => 'Aku Yang Awal dan Yang Akhir' =
ia menerima kasih ALLAH, prosesnya dimulai dari kasih mula-mula
(halaman tabernakel), bertekun mengasihi TUHAN demi nyawamu (masuk
penggembalaan), sampai dengan kasih yang sempurna (tabut perjanjian).
Jangan menyembunyikan diri dalam dosa, selesaikanlah dosa! Sebelum
makan minum perjanmuan suci, mari kita menguji diri lewat ketajaman
pedang Firman.
Kalau
menyembunyikan diri dalam dosa, tidak akan terkena sinar matahari,
sehingga menjadi dingin, durhaka, hancur, tidak dapat
melayani TUHAN (rontok dari pelayanan). Itulah yang terjadi jika
tanpa matahari. Tetapi jika ada matahari, kita tetap melayani TUHAN,
tidak dingin (tidak beku), tetapi berbahagia,
saling mengasihi. Sekalipun ada mendung dan hujan lebat, selama ada
matahari, maka ada pelangi kasih TUHAN yang menyelesaikan semuanya.
Bahkan sampai mengubahkan kehidupan kita, dimulai dari wajah
berseri-seri, sampai wajah kemuliaan seperti TUHAN. Kita menjadi sama
mulia seperti YESUS dan jika YESUS datang kembali, kita bersama
dengan Dia untuk selama-lamanya.
TUHAN memberkati kita.1