Kita
masih berada di dalam kitab
Wahyu 1: 17-20. Kita sudah mempelajari mulai Wahyu 1: 1, sekarang
kita berada pada ayat 17-20.
Wahyu
1: 17,
Ketika
aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti
orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,
lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang
Akhir,
Rasul
Yohanes dibuang kepulau Patmos bukan karena
ia berbuat dosa, tetapi karena Firman ALLAH
dan kesaksian YESUS,
rasul Yohanes
mengalami tiga hal:
- Ay
9, dapat
masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
- Ay
10-16, dapat
mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang nyaring (Firman
penggembalaan),
yang menjadi dua wujud nyata:
- Tujuh
kaki dian emas, itulah gereja TUHAN yang sempurna.
Ini dapat
dilihat.
- Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim
yang adil, dan Mempelai Pria Surga (Wahyu 1:13-16).
Ay 13-16 ('di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia')
= penampilan dari
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim
Yang
adil, Mempelai Pria Surga. Mempelai Pria Surga = Kepala
= Suami.
- rasul
Yohanes dapat
tersungkur di bawah Kaki
YESUS (menyembah YESUS),
sehingga
tidak ada ketakutan lagi (daging tidak bersuara lagi)
dan ia mengalami jamahan Tangan
Kanan
TUHAN Yang
melenyapkan ketakutan ('lalu
berkata: "Jangan takut!).
Ketakutan ini nampaknya biasa saja, tetapi ketakutan di akhir zaman
merupakan sesuatu hal
yang
luar biasa.
Lukas
21: 25-27,
ini
berbicara tentang ketakutan
.
25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut.
26.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Menjelang kedatangan YESUS ke dua kali, ketakutan akan
menjadi pembunuh utama bagi manusia di dunia. Manusia akan mengalami
ketakutan dalam menghadapi krisis yang terjadi di dunia ini
(kegoncangan di darat, laut, udara),
sehingga
manusia benar-benar mati. Dalam dunia kedokteran, kalau takut,
dapat menjadi stress, maka hormon
dalam tubuh akan bekerja tidak baik, sehingga bisa mengakibatkan
penyakit dan kematian secara tubuh. Nanti akan terjadi krisis di
segala bidang, sehingga banyak manusia yang ketakutan, stress
dan mati. Inilah pembunuh utama secara tubuh! Tetapi bukan sampai
disitu saja, ketakutan juga menjadi pembunuh secara rohani (sampai
membinasakan di lautan api belerang).
Wahyu
21: 8,
(1)Tetapi
orang-orang penakut, (2)orang-orang
yang tidak percaya, (3)orang-orang
keji, (4)orang-orang
pembunuh, (5)orang-orang
sundal, (6)tukang-tukang
sihir, (7)penyembah-penyembah
berhala dan (8)semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Ay
8 => '
Tetapi orang-orang
penakut' => nomor
satu adalah ketakutan.
Jadi
ketakutan juga membawa manusia tenggelam dalam lautan api dan
belerang, itulah neraka untuk selama-lamanya. Begitulah ketakutan,
menjadi pembunuh utama baik secara jasmani dan secara rohani. Semoga
kita dapat mengerti.
Ketakutan
ini juga melanda hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN. Contohnya
adalah Petrus. Petrus merupakan rasul yang hebat, tetapi juga
dilanda oleh ketakutan.
Matius
14: 22-24, 26,
27,
22.
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang
banyak pulang.
23.
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia
sendirian di situ.
24.
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
26.
Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka
terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak
karena takut.
27.
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!"
Ay
26 => murid-murid takut, Petrus juga takut.
Pada
ayat-ayat selanjutnya, Petrus dapat
berjalan diatas air, kemudian ia takut, lalu tenggelam. Jadi
ketakutan juga melanda hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN seperti
yang dialami oleh Petrus. Kita harus waspada! Petrus mengalami
ketakutan di lautan dunia karena angin dan gelombang.
Pada
ay 22 => '
Sesudah itu
Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan
mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak
pulang' =>
Pengikutan kita kepada TUHAN, bagaikan menyeberang di lautan dunia
menuju pelabuhan damai sejahtera.
Pelabuhan damai sejahtera = Yerusalem Baru
(kerajaan surga yang kekal). Itu
sebabnya pengikutan
kita kepada TUHAN harus meningkat, sampai kita tidak terpisah lagi
dengan TUHAN.
Pengikutan
kita kepada TUHAN:
- Pengikutan
seorang anak kepada Bapa Yang
Baik
(banyak kali pengikutan kita hanya sampai disini) => 'YESUS
adalah Bapa Yang
Baik,
Dia memelihara dan memberkati saya' Itu boleh saja, tetapi harus
ditingkatkan, sebab ada anak
yang
terhilang. Kalau hanya hubungan anak dengan Bapa, masih ada anak
yang terhilang. Itu
sebabnya pengikutan kita
harus ditingkatkan!
- Pengikutan
domba kepada gembala.
Kita
mulai digembalakan! Daud mengakui => 'TUHAN
adalah Gembala ku, takkan kekurangan
aku'
Ini luar biasa! Tetapi masih ada domba yang terhilang, jadi
pengikutan kita juga
harus
meningkat!
- Pengikutan
tubuh terhadap Kepala
= pengikutan
Mempelai
Wanita
terhadap Mempelai Pria Surga
(ini tingkatan terakhir). Tubuh menunjuk Mempelai
Wanita.
Kepala menunjuk Mempelai
Pria
(Suami).
Pada surat
Efesus dijelaskan bahwa suami adalah kepala dari isteri (isteri
adalah tubuh). Pengikutan Mempelai
Wanita
terhadap Mempelai Pria Surga merupakan pengikutan yang tidak dapat
dipisahkan oleh apapun juga untuk selama-lamanya. Tubuh dengan
Kepala
tidak dapat
dipisahkan sedikitpun (suami dengan isteri tidak boleh berpisah).
Sebab itu ada ayat mengatakan => 'apa
yang sudah disatukan oleh ALLAH, tidak boleh diceraikan oleh
manusia'
Inilah pengikutan kita kepada TUHAN.
Pengikutan
Mempelai
Wanita
terhadap Mempelai Pria Surga disebut juga pengikutan Mempelai.
Kita harus menerima Kabar
Mempelai.
Ada Kabar
Baik
(penginjilan) membuat kita percaya YESUS dan diselamatkan. Terutama
saya dulu, orang berdosa, sekeluarga
tidak mengenal YESUS,
lalu ada Kabar
Baik
(Firman penginjilan), sehingga dapat
percaya kepada
YESUS dan
diselamatkan. Itulah kita ditolong! Tetapi Kabar
Baik
ini harus
ditingkatkan sampai kepada Kabar
Mempelai.
Jadi, Kabar
Mempelai
inilah yang meningkatkan pengikutan kita kepada TUHAN, sampai kepada
pengikutan Mempelai
(pengikutan tubuh terhadap Kepala
yang tidak dapat
dipisahkan lagi oleh apapun juga).
Kalau
kita mengenal YESUS hanya sebagai:
- Bapa
Yang
Baik
(Yang
memberi makan), masih ada anak yang terhilang (terpisah).
- Tabib
Yang
hebat, waktu sakit,
kita membutuhkan
seorang tabib,
tetapi waktu tidak sakit sudah tidak butuh lagi.
- Tetapi
kalau
kita mengenal YESUS sebagai Kepala
(Mempelai Pria Surga), baik sakit atau tidak sakit (miskin atau
tidak miskin) kita tetap membutuhkan Kepala.
Semoga kita dapat
mengerti.
Praktik
pengikutan mempelai adalah
kita masuk dalam persekutuan (kesatuan) Tubuh
Kristus yang sempurna = pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Persekutuan
Tubuh
Kristus yang paling kecil,
dimulai
dari:
- nikah
rumah tangga. Kesatuan nikah harus dipelihara. Kalau nikah sudah
menjadi satu, maka akan membesar lagi,
- penggembalaan
(gereja). Kita satu dalam penggembalaan, lalu akan membesar lagi,
- antar
penggembalaan (antar gereja). Kita sudah melakukan tugas kita di
Empire Palace, dari berbagai gereja, berbagai daerah hampir seluruh
Indonesia, ada juga dari luar
negeri.
Nanti, di Riau, Medan, Malang, di Luar Negeri (India, Australia dan
sebagainya). Inilah antar penggembalaan, tetapi masih belum cukup,
nanti akan lebih membesar lagi,
- persekutuan
tubuh Internasional, yaitu Israel dengan kafir menjadi Satu
Tubuh
yang sempurna dan YESUS segera datang kembali ke dua kali.
Itulah
mengikut TUHAN, bukan sekedar mengikut saja, tetapi harus mengerti.
Memang waktu masih baru, pengikutan kita seperti anak terhadap Bapa.
Kemudian digembalakan dan dipelihara, lalu sampai pengikutan tubuh
terhadap Kepala
yang tidak bisa dipisahkan lagi. Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
14: 22,
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang
banyak pulang.
Jadi,
yang diperintahkan TUHAN untuk menyeberang adalah murid-murid (bukan
orang banyak). Orang banyak diperintahkan untuk pulang. Jadi, YESUS
menyuruh murid-murid untuk menyeberang. Murid-murid, berarti menerima
pelajaran.
Murid-murid
adalah kehidupan yang
menerima Firman pengajaran yang benar (Kabar
Mempelai).
Jadi, kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna harus dipimpin oleh Pribadi
YESUS (YESUS sebagai Kepala)
= dipimpin oleh Firman pengajaran yang benar (bukan dipimpin
manusia).
Kalau
dipimpin manusia => 'siapa yang mau melihat kita, gerejanya
hanya
sekian
besarnya sehingga
tidak ada orang yang mau datang, baik dari seluruh Indonesia atau
dari luar
negeri'.
Ayat mengatakan => '
Akulah
pokok anggur yang benar',
inilah Firman pengajaran yang benar, sehingga carang-carang bisa
melekat atau menyatu semuanya. Kalau tidak ada Pokok,
maka carang-carang akan menyatu di tempat sampah. Banyak
persekutuan-persekutuan tanpa Pokok
(tanpa Firman pengajaran yang benar, tanpa YESUS sebagai Kepala),
itu hanya seperti carang kering yang
berada di tempat
sampah, yang
pada akhirnya akan
dibakar. Menikah harus
ada Pokok,
itulah Firman pengajaran yang benar. Mau tergembala harus ada Pokok.
Antar penggembalaan juga harus ada Pokok.
Semoga kita dapat
mengerti.
Sebab
dimana ada pengajaran
yang benar, maka disitulah ada urapan Roh Kudus dan ada curahan kasih
ALLAH yang mempersatukan kita semuanya.
Urapan
Roh Kudus itu bukanlah 'urakan' Dalam menerangkan Firman
pengajaran yang benar, salah satu cirinya adalah tidak urakan, tetapi
ada urapan Roh Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
14: 23,
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia
sendirian di situ.
Orang
banyak disuruh pulang (tidak ikut
menyeberang). Yang
menyeberang hanyalah murid-murid.
Jadi,
banyak orang yang
disuruh pulang,
artinya
- pengikutannya
kepada TUHAN tidak meningkat,
- tidak
masuk pembangunan Tubuh
Kristus,
- orang
yang menolak Firman pengajaran. Kehidupan yang sudah percaya YESUS
dan diselamatkan, tetapi menolak Firman pengajaran yang benar/ Kabar
Mempelai/Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
'murid-murid
menyeberang dan orang banyak pulang' ini sama dengan perkataan
TUHAN yaitu 'banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih'
Banyak orang yang sudah menerima Firman penginjilan (termasuk saya).
Saya sudah bersaksi beberapa kali => 'saya dulu mencari
keselamatan di kuburan-kuburan. Kami sekeluarga datang ke kuburan
orang yang sakti, orang yang hebat, lalu bermalam disana. Lalu minum
air kembang setiap malam Jumat
legi, tujuannya supaya selamat' Tetapi setelah mendengar Firman
penginjilan (menerima panggilan TUHAN untuk diselamatkan), semuanya
dilepaskan. 'banyak yang dipanggil' = banyak yang sudah
diselamatkan oleh Firman penginjilan (Kabar
Baik),
tetapi 'sedikit yang dipilih' = sedikit yang ditingkatkan lewat
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Kabar
Mempelai).
Kalau
kita terus
minum susu
dan tidak makan
makanan keras, nanti pertumbuhannya menjadi
abnormal. Ini bukan
berarti keselamatan tidak penting. Keselamatan itu sangat penting,
tetapi sesudah selamat harus meningkat (sesudah menjadi bayi yang
baru lahir harus terus bertumbuh oleh Firman pengajaran yang lebih
tajam dari pedang bermata dua). Hati-hati, sebab banyak orang disuruh
pulang = banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih = banyak yang
sudah diselamatkan oleh Firman penginjilan (Kabar
Baik),
tetapi menolak Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua (Kabar
Mempelai).
Kalau
menolak Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua,
maka tidak dapat
menjadi murid sehingga
tidak jadi menyeberang = tidak masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Akibatnya
adalah 'pulang' =
kembali (bertahan) pada hidup yang lama, itulah hidup didalam dosa.
Berapa banyak orang Kristen yang sudah percaya YESUS, tahu-tahu
hilang. Ini terjadi karena kerohaniannya
tidak maju! Hanya
menerima Firman penginjilan, sudah diberkati lalu merasa cukup,
tetapi lama-lama merosot. Jadi, harus ditingkatkan, supaya kita dapat
menyeberang (masuk pembangunan Tubuh
Kristus). Di
dalam alkitab, salah
satu contohnya adalah orang Farisi.
Matius
15: 1,
2,
1.
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari
Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
2.
"Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang
kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
Orang
Farisi menolak Firman pengajaran yang benar (ajaran dari YESUS),
karena mempertahankan adat istiadat yang bertentangan dengan alkitab
(kebenaran Firman). Kalau tidak maju,
pasti mundur (kembali pada adat istiadat). Ini banyak terjadi, sudah
menjadi orang Kristen, tetapi masih mempertahankan (melakukan) adat
istiadat seperti perdukunan. Ini karena tidak maju (tidak menerima
penyucian Firman pengajaran yang benar). Tidak semua adat itu salah.
Ada adat menghormati orang tua masing-masing selama masih hidup,
asalkan tidak menyembah,
itu benar. Mungkin gayanya saja berbeda tiap suku, tetapi tidak
menyembah (hanya menghormati). Nanti kalau semua adat dibilang salah,
berarti tidak tahu adat. Hanya yang bertentangan dengan Firman, itu
yang tidak
boleh.
Contoh-contohnya
adalah:
- kehamilan
berapa bulan lalu disiram air bunga, supaya selamat. Inilah orang
Kristen yang bertahan pada adat, karena tidak maju (tidak mengerti
pengajaran) = mundur (kembali pada hidup lama).
- sudah
punya anak lain lagi adatnya; menginjak telur atau menginjak ayam
supaya selamat dsb. Padahal keselamatan hanya ada di
dalam
YESUS. Kalau tidak maju pasti mundur (kalau tidak mau menyeberang
pasti mundur), pasti kembali pada adat istiadat (kembali pada hidup
lama).
- herodes
yang
mengambil isteri orang lain, saat ditegor, malah mengamuk.
Sebenarnya, waktu Yohanes pembaptis
memberitakan Firman sekalipun keras, seharusnya
herodes
merasa
senang.
Tetapi begitu terkena pada
hidup
nikahnya, dia mengamuk sampai memenjarakan Yohanes pembaptis.
Herodes adalah orang yang senang mendengarkan Firman pengajaran yang
benar, tetapi akhirnya menolak sebab mempertahankan yang lama,
itulah nikah yang salah (mengambil isteri Filipus saudaranya).
Padahal dia sebagai raja, dapat
mengambil siapa saja untuk menjadi isterinya.
Tetapi dia tidak mau melakukannya, karena keinginan dagingnya tidak
mau dipotong oleh pedang Firman. Setiap Yohanes pembaptis
menceritakan Firman sekalipun keras, dia senang, tetapi begitu
terkena tepat yang dia pertahankan, dia kembali (pulang)
mempertahankan hidup lama. Akhirnya Yohanes pembaptis
dipenjarakan = Firman pengajaran ditolak. Semoga kita dapat
mengerti.
- dalam
perjanjian lama adalah Salomo. Waktu Salomo masih muda dan tidak
berpengalaman, dia berpegang pada Firman, sehingga masalah nikah dan
buah nikah dapat
ia
selesaikan.
Ada dua perempuan sundal bertengkar soal anak mereka (anaknya ada
dua, yang satu mati, satunya lagi masih hidup tetapi diperebutkan)
=> 'ini anakku, ini anakku' Ini sulit, tetapi waktu diberikan
pedang, selesai. Persoalan nikah dan buah nikah merupakan persoalan
internasional. Seluruh negara di dunia (negara adidaya, negara
berkembang, sampai negara miskin) dilanda persoalan nikah dan buah
nikah, tidak ada pakar yang dapat
menyelesaikannya, kecuali oleh pedang Firman (Firman pengajaran).
Tetapi sayangnya, pedang Firman dicampur dengan ajaran lain (ajaran
dari isteri Salomo), akhirnya Salomo melepaskan pedang dimasa
tuanya. Justru di saat berhasil,
Salomo melepaskan pedang dan dia hancur. Alkitab jangan dicampur
dengan ajaran lain, sebab alkitab sudah murni dan tinggal dibaca
saja (tajam untuk menyucikan kita). Inilah banyak orang yang tidak
maju, tetapi pulang.
Sebagai
contohnya:
- karena
adat istiadat,
- karena
dosa (nikah yang salah),
- karena
mencampur aduk pengajaran => 'dicampur sedikit saja, supaya
menarik' Akhirnya terlepas. Jadi, harus murni dari alkitab, jangan
dicampur dengan pengetahuan, lawakan. Pedang Firman harus murni,
supaya dapat
membawa kita menyeberang, sampai pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, bahkan sampai pelabuhan damai sejahtera
(Yerusalem Baru).
Semoga kita dapat
mengerti.
Hati-hati,
banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih dan banyak yang
terdahulu menjadi terkemudian. Salomo berpegang pada pedang dari masa
mudanya
(sudah lama, terdahulu), akhirnya menjadi terkemudian. Dua hal ini
harus diwaspadai! Mengapa memilih pulang atau kembali (memilih hidup
yang lama)?
Lukas
13: 22-24, 29-30,
22.
Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke
desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
23.
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah
orang yang diselamatkan?"
24.
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk
melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak
orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
29.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
30.
Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang
terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang
terakhir."
Ay
22 => '
dan dari desa
ke desa sambil mengajar'
=> banyak orang mengatakan '
jangan sulit-sulit menerangkan
Firman, kalau di
desa'.
Itu karena mereka tidak membaca alkitab. 'Kalau orang kota,
diberikan pengajaran yang dalam, mereka
dapat mengerti, sedangkan
orang di desa, tidak.
YESUS di desa sambil mengajar. 'Orang desa tidak lulus sekolah
dasar. Saya dulu
seorang guru, kalau pelajaran matematika mungkin orang di desa tidak
dapat
mengerti, tetapi kalau
Firman ALLAH ada Roh Kudus sebagai Guru
Besar
kita. Roh Kudus dapat
menembus perbedaan apapun
juga. YESUS sudah
memberi contoh mengajar sampai di desa-desa. Semoga kita dapat
mengerti.
Kami
seringkali juga ke pedalaman-pedalaman. Satu waktu kami dikirim ke
Kalimantan, naik pesawat, lalu naik lagi pesawat kecil (isinya hanya
5 orang) menuju pendalaman. Hotel disana sederhana, air yang
digunakan disana adalah air sungai (kalau mau gosok gigi, keramas
menggunakan air sungai). Begitu buka kamar mandi, airnya seperti teh
(warnanya coklat). Sekalipun di pedalaman, begitu Firman diberitakan,
mereka semuanya
datang dengan antusias.
Kalau Roh Kudus yang menerangkan kepada kita pasti bisa. Jadi, tidak
alasan lagi, kalau tidak lulus sd
dsb. Bukan sd,
smp,
S2,
S3
tetapi 'S' (suci). Kalau hatinya suci, semuanya pasti
bisa. Semoga kita
dapat
mengerti.
Ay
24 => '
Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!'
=> Jadi, menerima pengajaran itu bagaikan masuk pintu yang sempit.
Ini berkaitan dengan salib. Pedang (pengajaran) tidak
dapat dipisahkan dengan
salib dan
namanya
pedang, pasti terasa sakit. Seperti herodes
ditegur => 'tidak halal ...' Sekalipun raja, kalau terkena
pedang pasti dagingnya
akan terasa sakit.
Karena
tidak mau salib, maka ia
memasukkan Yohanes ke
penjara (pedangnya langsung diambil). Kalau mau menerima salib, maka
akan disucikan.
Ay
29 => '
dari Timur dan
Barat dan dari Utara dan Selatan'
=> ini menunjuk salib.
Mengapa
banyak orang yang pulang? Sebab Firman pengajaran yang lebih tajam
dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang benar) berkaitan
dengan pintu sempit = penyaliban daging dengan segala hawa nafsu
keinginannya. Baru saja datang ke gereja => 'oh, lama sekali
Firmannya' Itulah salib! Kalau minum susu dibandingkan dengan makan
makanan keras, memang berbeda. Kalau minum susu, langsung diteguk,
lalu pulang. Tetapi kalau makan makanan keras, pasti lama makannya
(sebab
harus diterangkan dengan perlahan-lahan).
Keinginan hawa nafsu yang
ingin cepat-cepat
pulang harus
disalibkan,
baru bisa menerima pengajaran. Semoga kita dapat
mengerti.
Menerima
pengajaran (salib) itu bagaikan menyeberang dan susah bagi daging.
Jangan takut! Sebab dibalik salib (menyeberang) ada pelabuhan (ada
kemuliaan). Jangan pulang, tetapi harus tetap menyeberang (menerima
Firman). Semoga kita dapat
mengerti.
Supaya
dapat
menyeberang memang diperlukan pengorbanan-pengorbanan seperti
waktu, tenaga, uang,
pikiran, perasaan dll,
sebab
banyak orang yang
tidak mau berkorban dan menolak pengajaran yang benar. Kalau mau
menyeberang ke pelabuhan (menerima pengajaran), harus berkorban
perasaan, contohnya: biarpun raja tetapi kalau salah, harus ditegor
=> 'engkau salah' Tidak peduli kepada siapa saja! Banyak kami
sebagai hamba TUHAN, melihat
ada raja-raja kecil =>
'janganlah
menegor, nanti kalau
keluar gereja, siapa yang memberi beras dll' dan
hamba TUHAN semacam
ini sangat berbahaya dan sangat jahat (karena tidak mau menolong
orang). Kalau bersungguh-sungguh menyampaikan Firman dari TUHAN, maka
dapat
menunjuk dosa kepada siapapun juga (terserah kepada siapa saja, yang
penting kehidupan
itu dapat
ditolong). Semuanya harus dikorbankan untuk pembangunan Tubuh
Kristus, kecuali satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu Firman
pengajaran yang benar. Firman pengajaran yang benar (Pribadi
YESUS sebagai Kepala)
tidak boleh dikorbankan.
Pembangunan
Tubuh
Kristus dimulai dari:
- nikah.
Untuk menikah semuanya harus dikorbankan (uang, perasaan dll). Kalau
tidak, maka tidak akan dapat
menikah.
- penggembalaan.
Dalam penggembalaan semuanya harus dikorbankan; uang, perasaan,
pikiran dll harus dikorbankan. Jauh-jauh dari Malang, saya datang ke
Surabaya. Kalau secara logika => 'untuk
apa saya datang
kesini'?
Ada juga yang dari Tuban, Pamekasan. Ini semuanya untuk apa? untuk
pembangunan Tubuh
Kristus.
- antar
penggembalaan (fellowship). Baru beberapa ratus juta di Empire, ini
harus dikorbankan.
YESUS
cukup satu kali dikorbankan di kayu salib, sekarang jangan
mengorbankan Dia lagi.
Firman
pengajaran yang benar (Pribadi
YESUS) jangan dikorbankan, artinya
- kalau
mau menikah, tetapi
tidak
sesuai dengan Firman pengajaran yang benar, jangan! Sebab itu
mengorbankan YESUS.
- mau
tergembala, tetapi tidak sesuai dengan pengajaran yang benar (yang
diajarkan tidak sesuai dengan alkitab), jangan! Sebab itu
mengorbankan YESUS.
- fellowship
itu harus, tetapi kalau tidak ada pengajaran yang benar, jangan!
Sebab itu mengorbankan Pribadi
YESUS. Kalau kita mengorbankan pengajaran yang benar (mengorbankan
YESUS) itu sama dengan menyalibkan YESUS yang ke dua kali, itu
berarti kebinasaan. Semoga kita dapat
mengerti.
Ciri
pembangunan Tubuh
Kristus yang benar (persekutuan yang benar) adalah
- Harus
ada Pokok
Anggur
Yang
Benar
= harus
ada Firman pengajaran yang benar (YESUS sebagai Kepala).
Persekutuan tanpa Firman pengajaran yang benar, itu seperti
persekutuan tubuh tanpa Kepala,
sehingga:
- tubuh
tanpa Kepala,
itu mengerikan, sehingga banyak jemaat yang lari.
- akan
diisi oleh serigala dan burung (roh jahat dan roh najis) sebagai
kepala:
- kalau
di
dalam
nikah tidak ada YESUS sebagai Kepala
(tidak ada pengajaran yang benar), maka yang ada di
dalam
nikah hanyalah roh jahat dan roh najis.
- kalau
di
dalam
penggembalaan tidak ada pengajaran yang benar (tidak ada YESUS),
yang ada hanyalah serigala dan burung, sehingga semuanya menjadi
jahat
dan najis.
- kalau
di
dalam
fellowship tidak ada pengajaran yang benar (tidak ada YESUS), yang
ada hanyalah roh jahat dan roh najis; mencari uang, mencari
sesuatu dll. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
sudah diisi roh jahat dan roh najis, maka menuju pembangunan Babel
atau mempelai wanita setan ('pelacur
besar'
Wahyu 17: 5). Mempelai wanita setan merupakan tandingan
dari
Tubuh
Kristus (Mempelai
Wanita
TUHAN). Tubuh Kristus (Mempelai
Wanita
yang sempurna), yang
menjadi Kepala
adalah YESUS (pengajaran yang benar). Kalau perempuan Babel,
yang
menjadi kepala
adalah serigala dan burung (roh jahat dan roh najis). Itu
sebabnya kita
harus berhati-hati!
Kalau dalam persekutuan yang benar
menampilkan YESUS sebagai Kepala
(pengajaran yang benar), maka kita akan disucikan. Kalau dalam
persekutuan tidak ada pengajaran yang benar, maka yang tampil adalah
serigala dan burung = jahat dan najis, sampai menjadi perempuan
Babel.
Di
dalam
persekutuan yang benar, kita akan disucikan
sehingga kita:
- masuk
dalam nikah, kalau ada Pokok
(pengajaran yang benar), hidup kita semakin disucikan,
- masuk
dalam penggembalaan, ada YESUS sebagai Pokok,
hidup kita semakin disucikan,
jika
kita sudah suci, kita diberikan jabatan-jabatan oleh TUHAN. Seperti
tadi, saya bilang (maaf) => 'bukan berarti tidak boleh S2, S3,
silahkan saja! Tetapi untuk pekerjaan TUHAN bukan S1, S2
terlebih
dahulu,
melainkan 'S' (suci). Ini untuk pekerjaan TUHAN, kalau untuk di
bank atau dimana saja silahkan, saya juga mendoakan sampai S3 dll'
- Efesus
4: 11,
12,
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ay
11 => inilah jabatan pelayanan.
Ay 12 => 'untuk
memperlengkapi orang-orang kudus'
=> orang suci. YESUS memberikan jabatan pelayanan termasuk
karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi orang suci.
Kalau
sudah suci, tidak perlu
bingung! Siswa-siswi Lempin-El (Lembaga Pendidikan El-Kitab) Kristus
Ajaib (yang sekarang mendengarkan di
sini dan
yang
juga berada di
Malang) perhatikan baik-baik! Sekarang yang dikejar untuk menjadi
hamba TUHAN bukanlah S1, S2, S3. Kalau yang dikejar S1, S2, S3, maka
TUHAN
akan menunggu/tidak
dipanggil dulu (sampai selesai sekolah baru dipanggil). Kalau
sekarang sudah dipanggil, berarti itu sudah cukup. Yang penting
mengejar 'S' (suci).
Ciri kedua adalah
kalau
sudah suci, akan diberikan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh
Kudus.
Karunia Roh Kudus adalah kemampuan ajaib dari Roh Kudus untuk kita
dapat
melaksanakan pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan. Contohnya:
kalau jabatannya pemain musik, ada karunia pemain musik, ini luar
biasa! Karunia Roh Kudus itu lebih daripada ijasah, lebih dari uang,
lebih dari apapun di dunia ini. Contoh kehidupan yang dipakai oleh
TUHAN
seperti:
- rasul
Paulus (orang pandai), dapat
dipakai oleh TUHAN,
- Petrus
tidak terpelajar juga dapat
dipakai oleh TUHAN.
Ini
berarti bukan tergantung kepada S1, S2, melainkan bergantung pada
'S' (suci) dan karunia Roh Kudus. Inilah yang membuat kita
dipakai oleh TUHAN! Semuanya bekerja sesuai dengan jabatan pelayanan
dan karunia Roh Kudus. Jangan mengangkat diri sendiri => 'saya
orang kaya, mau membuat gereja dan saya mau menjadi gembala'
Akhirnya tidak dapat
berkhotbah,
sedangkan tugas dari gembala adalah memberi makan. Ini namanya tanpa
pengajaran yang benar (tanpa jabatan dan tanpa karunia Roh Kudus) =
bekerja dengan 'ngawur', seperti tangan mau menjadi kaki dan
kaki mau menjadi tangan, sehingga tubuhnya hancur.
Jadi
dalam persekutuan tubuh yang benar, harus ada Pokok
atau Kepala
(pengajaran yang benar) dan harus ada jabatan pelayanan-karunia Roh
Kudus (sebagai anggota tubuh) yang jelas. Kalau sebagai kaki, harus
menjadi kaki. Kalau sebagai tangan, harus menjadi tangan. Kalau
sebagai telinga, harus menjadi telinga. Jangan mau diganti! Kalau
telinga, mau menjadi mata, maka akan habis (karena tidak sesuai
dengan jabatan dan karunia). Ini banyak terjadi sekarang! Misalnya:
dipakai sebagai penyanyi, merasa rugi, lalu mau menjadi gembala.
Akhirnya tidak bisa memberi makan jemaat. Semoga kita dapat
mengerti.
Setelah
kita masuk dalam persekutuan yang benar, menyeberang dengan benar,
masih menghadapi halangan.
Matius
14: 24,
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
Mengikut
TUHAN itu jangan digampang-gampangkan => 'yang penting begini,
pokoknya melayani' Jangan! Coba saja kita katakan
seperti itu ke anak kita => 'pokoknya kuliah, ujian' Bisa
tidak lulus semuanya. Jadi harus benar dan bersungguh-sungguh dalam
melayani TUHAN.
Ada
dua halangan dalam persekutuan Tubuh
Kristus yang benar:
- Angin
Sakal.
Efesus
4: 14,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan,
Angin
sakal itu dari depan (menentang langsung atau langsung berhadapan
dengan perahunya). Angin
sakal artinya
angin ajaran palsu yang menentang (menentang langsung dari frontal)
persekutuan Tubuh
Kristus yang benar.
Tanda
dari
angin sakal adalah:
- Wahyu
17: 3-5,
3.
Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang
perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh
tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh
kepala dan sepuluh tanduk.
4.
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan
emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
5.
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel
besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian
bumi."
Pembangunan
Babel
itu didukung oleh mammon (kekuatan uang). Ini seperti yang terjadi
di dunia, contohnya: mau berpolitik memakai uang. Seringkali, di
dalam
gereja hanya uang yang ditonjolkan (bukan TUHAN yang
ditonjolkan).
Ay 3 => 'aku
melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah
ungu'
=> perempuan Babel.
'seekor
binatang yang merah ungu'
=> antikris dengan kekuatan mammon (kekuatan keuangan).
Ay
4 => 'perempuan
itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara'
=> kekayaan-kekayaan.
'di
tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan
kenajisan percabulannya'
=> ada kenajisan (percabulan). Ini karena tidak ada Firman
(tidak ada penyucian)! Yang penting adalah uang, kemakmuran,
hiburan, tetapi tanpa penyucian. Biasanya kaum muda senang akan
hal ini (ada hiburannya dll), tetapi tanpa Firman (tanpa
penyucian). Biasanya yang dianggap paling menyedihkan oleh orang,
kalau pemberitaan
Firman
terlalu
lama => 'aduh lama sekali' Padahal Firman inilah yang
menyucikan kehidupan kita. Kalau menyanyi lama dll, orang banyak
yang senang. Semoga kita dapat
mengerti.
Tanda
pertama: ajaran
palsu (ajaran Babel)
yang hanya mengajarkan kemakmuran secara jasmani (berkat jasmani)
dan hiburan jasmani, tanpa penyucian (tidak mengutamakan Firman).
Biasanya kaum muda ini senang, hati-hati kaum muda! Sekarang ini
banyak kebaktian-kebaktian kaum muda => 'tidak perlu
Firman, biar senang, berbincang-bincang
saja' Babel tahu! Babel ini menghalangi kita untuk masuk gereja,
tetapi kalau tidak bisa dihalangi (bisa masuk gereja), maka Babel
menghalangi supaya jangan mendengarkan Firman (jangan ada Firman di
gereja). Sebab kalau tidak ada Firman (tidak suci), berarti sama
saja dan akhirnya kembali kepada Babel.
Semoga kita dapat
mengerti.
- 1
Korintus 3: 3,
4,
3.
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada
iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
4.
Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus,"
dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos,"
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan
rohani?
Ay
3 => 'Sebab,
jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan'
=> iri hati dan perselisihan inilah yang menghancurkan Tubuh
Kristus.
Tanda kedua: ada
iri hati dan perselisihan.
Inilah yang memecah belah Tubuh
Kristus.
Iri
hati artinya
tidak menghargai berkat TUHAN, pemakaian TUHAN, kemurahan TUHAN.
Kalau saya bertanya => 'apakah saudara diberkati?' Kita
diberkati, sebab itu jangan iri hati. Contohnya:
- terhadap
berkat TUHAN; biarpun orang lain naik mobil, sedangkan kita naik
becak => 'saya diberkati juga' Ini tidak mengapa
dan tidak masalah.
Kalau tidak terima, berarti itu iri hati = tidak menghargai berkat
TUHAN. Padahal kita sudah diberkati TUHAN, orang lain
juga diberkati, tetapi kita tidak
menghargai berkat TUHAN.
- terhadap
pemakaian TUHAN. Saya dulu hanya mengepel
dan juga
menerima telepon,
guru saya yang berkhotbah
dan saya tidak iri. Kalau iri hati, berarti tidak menghargai
pemakaian TUHAN. Coba saja gereja ini jangan dipel satu tahun,
masih ada yang mau
datang
atau tidak? Saya terus
berkhotbah,
tidak perlu
dipel, nanti dalam
waktu tiga
bulan sudah tidak ada lagi orang
yang
datang. Kalau tidak dipel, gatal semuanya saat mendengarkan
Firman. Semuanya dipakai oleh TUHAN, sebab itu jangan iri hati.
- terlebih
lagi (terutama) kalau iri hati, karena tidak menghargai kemurahan
TUHAN. Jika demikian, ini celaka!
Perselisihan
adalah
karena kebenaran diri sendiri. Kebenaran
diri sendiri adalah
- kebenaran
diluar Firman (diluar alkitab). Misalnya: Firman mengatakan
tidak boleh, lalu ada yang bilang boleh. Ini pasti berselisih!
Baca saja Firman, jangan ditambah dan dikurangi.
Kalau berselisih dua orang, datang, baca ayatnya dengan jujur.
Kalau ayat mengatakan
tidak boleh, berarti tidak boleh, selesai sudah. Contohnya: Firman
mengatakan
jangan mencuri, tetapi dia bilang => 'ini boleh mencuri
karena terjepit' Nanti akan berselisih.
- menutupi
dosa dengan menyalahkan orang lain. Dia yang bersalah, tidak mau
mengaku, malah menyalahkan orang lain, akhirnya berselisih.
- menutupi
dosa dengan menyalahkan TUHAN => 'TUHAN tidak adil' Jika
berselisih soal pengajaran, mari kembali ke alkitab. Kalau
berselisih soal dosa, saling mengaku dan saling mengampuni,
selesai. Antara suami isteri, mari saling mengaku dan saling
mengampuni, selesai. Jangan berselisih terus => 'sampai mati
aku tidak mau ...'Kalau begitu, mengapa menikah. Asalkan ada
kejujuran, semuanya bisa selesai. Semoga kita dapat
mengerti.
- 2
Tawarikh 26: 16-19,
16.
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia
melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN,
Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas
mezbah pembakaran ukupan.
17.
Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan
puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas;
18.
mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai,
Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah
imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak
membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau
telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari
TUHAN Allah karena hal ini."
19.
Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi
marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah
penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN,
dekat mezbah pembakaran ukupan.
Ay
16 => 'Setelah
ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal
yang merusak'
=> raja Uzia merusak Tubuh
Kristus (bukan membangun Tubuh
Kristus).
'Ia
berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk
membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan'
=> semestinya imam-imam yang membakar ukupan. Tetapi karena raja
Uzia merasa diberkati, merasa hebat, akhirnya dia yang membakar
ukupan.
Tanda ketiga:
melayani
tetapi tidak sesuai dengan jabatan pelayanan dari TUHAN dan karunia
Roh Kudus
= melayani
dengan seenaknya saja.
Ini
merusak Tubuh
Kristus. Contohnya: disuruh menyanyi malah berkhotbah,
disuruh berkhotbah
malah menyanyi dll. Kaki mau menjadi tangan dan tangan mau menjadi
kaki, ini bukan membangun tetapi merusak Tubuh
Kristus.
Jalan
keluarnya adalah
harus tegas menggunakan pedang = harus tegas sesuai dengan Firman
pengajaran yang benar => 'biar raja, tidak boleh' Saya
seringkali mencatat Firman TUHAN yang disampaikan oleh sesepuh kita
bpk pdt Totaijs almarhum (dari Nederland). Di
dalam
jemaat, sekalipun ada rasul, ada nabi, ada apapun, yang diberikan
kepercayaan oleh TUHAN adalah tetap seorang gembala. Tidak peduli
siapapun, seorang gembala harus tegas. Imam-imam ini juga
tegas.
Kalau pengajaran yang benar ditolak, maka menjadi
kusta (raja Uzia terkena sakit kusta). Kusta menunjuk kebenaran
sendiri, najis dan tidak mendapatkan penghormatan (saat ia mati,
tidak boleh dikuburkan ditempat raja-raja, bahkan kuburannya berada
diluar dan terasingkan). Terasing, berarti tidak mendapat tempat di
dalam
Tubuh
Kristus. Ini benar-benar mengerikan! Jadi kalau dinasehati, ditegor
kesalahan-kesalahannya dalam pelayanan, jangan marah. Kalau marah,
menjadi kusta (tidak mendapat tempat, terasing). Orang kusta itu
terasingkan (tidak boleh menjadi satu), di rumahnya terasing,
semuanya terasingkan.
Kalau tidak mendapat tempat di
dalam
Tubuh
Kristus, berarti masuk dalam tubuh Babel
(kebinasaan untuk selamanya). Secara rohani, hanya ada dua
pembangunan besar-besaran; pembangunan Tubuh
Kristus atau pembangunan tubuh Babel.
Tidak ada yang tengah-tengah =
saya mau netral' Tidak ada! Mari berdoa, supaya kita semuanya
menjadi satu, dalam rumah tangga juga menjadi satu. Kalau masih
terpisah, tidak ada jalan lain, mau masuk Tubuh
Kristus atau tubuh Babel.
Kita berdoa supaya TUHAN menolong kita semuanya. Semoga
kita dapat mengerti.
- Gelombang.
Gelombang
artinya:
- Dosa
kejahatan dan kenajisan.
Dosa
kejahatan yaitu
keinginan akan uang (cinta akan uang), yang membuat:
- kikir:
tidak bisa memberi.
- serakah:
merampas hak orang lain, terutama hak
dari
TUHAN itulah persepuluhan
dan persembahan khusus. Ini dimulai dari saya sebagai gembala.
Kalau tidak mengembalikan persepuluhan,
ini bagaikan terkena gelombang (tidak tenang). Kalau gembala tidak
mengembalikan persepuluhan,
maka jemaat akan terkena gelombang. Demikian juga sidang jemaat,
kalau mencuri milik TUHAN, akan terkena gelombang.
Dosa
kenajisan adalah:
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- dosa
kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri),
nikah yang salah (nikah yang hancur). Gelombang ini sudah melanda
Indonesia hari-hari ini. Coba lihat di televisi, koran, ini sudah
seperti keadaan darurat. Sekolah yang hebat dan mahal yang
semestinya luar biasa, justru terkena gelombang. Banyak anak-anak
kecil yang menjadi korban. Oleh sebab itu bawa anak-anak kecil
masuk Sekolah Minggu, supaya dilindungi oleh TUHAN. Kalau membawa
anak masuk sekolah Minggu, mungkin capek sedikit => 'aduh,
jam setengah lima, sampai jam delapan, ini lama' Tidak apa-apa,
daripada nanti terkena gelombang. Biarpun kaya, hebat, kalau sudah
terkena gelombang (dosa seks), menjadi setengah mati. Lebih baik
sekarang kita menjaganya. Nasehat saya => 'bawa anak-anak
untuk masuk sekolah Minggu, kehidupan kita juga bawa' Mulai dari
anak-anak, sampai dengan orang tua akan diserang dosa seks. Semoga
kita dapat
mengerti.
- Masalah-masalah
yang mustahil.
Siapa
yang sanggup untuk menghentikan angin dan gelombang? Tidak ada,
bahkan profesor
ilmu kelautan tidak dapat
menghentikan angin dan gelombang. Hanya TUHAN yang bisa. Kita
sekarang ini menghadapi masalah yang mustahil; mungkin di bidang
ekonomi, masa depan yang mustahil, penyakit yang mustahil. Ini
bagaikan gelombang yang menghantam.
Di
tengah perjalanan kita dalam pembangunan Tubuh
untuk menjadi sempurna (Mempelai
Wanita
yang sempurna), ke pelabuhan damai, maka dihantam angin dan
gelombang, supaya tenggelam. Angin dan gelombang menghantam hamba
TUHAN, pelayan TUHAN yang hebat, apalagi yang tidak hebat? Sebab itu
kita harus berhati-hati.
Contoh
hamba TUHAN yang hebat, tetapi dihantam angin dan gelombang adalah:
- Yudas
merupakan hamba TUHAN yang hebat; menjadi rasul, bendahara
(kepercayaan TUHAN),
tetapi
Yudas dihantam dosa kejahatan (uang), sehingga Yudas menjadi seorang
pencuri.
Akhirnya Yudas hancur = perutnya pecah dan isi perutnya terburai.
Yudas yang hebat bisa dihantam angin dan gelombang, lalu siapa
Wijaya (kita)? Sebab itu kita harus bersungguh-sungguh, jangan
bilang => 'ah sama saja'.
Itu
sebabnya
kita
harus sungguh-sungguh berjaga-jaga
terhadap angin dan gelombang.
Matius
14: 29-31,
29.
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Tadi,
Yudas terkena angin dan gelombang, tenggelam dan binasa = perutnya
pecah
dan isi perutnya terburai keluar. Tetapi Petrus masih mendapatkan
pertolongan dari TUHAN.
- Petrus
juga terkena angin dan gelombang. Petrus sudah dapat
berjalan di lautan yang bergelombang (sudah hebat) = mengalami kuasa
pertolongan TUHAN, mengalami kuasa mujizat dari TUHAN, tetapi karena
terkena angin (angin ajaran palsu), sehingga menjadi bimbang dan
ketakutan, akhirnya mulai tenggelam. Hati-hati terhadap angin ajaran
palsu, kalau dulu => 'oh, luar biasa' Tetapi sekarang =>
'mengapa
menjadi seperti
ini'?
Ini sudah tenggelam dan bahaya.
Kalau sudah
diombang-ambingkan oleh ajaran palsu, maka mulai menjadi
bimbang
dan
ketakutan.
Permulaan dari
sebelum
tenggelam, dimulai dari salah pilih 'TUHAN dianggap hantu dan
hantu dianggap TUHAN' Ini sama-sama salah (tidak ada yang benar),
akhirnya pasti memilih yang salah. Kalau sudah bimbang, pasti
memilih yang salah. Contohnya: Hawa mendengarkan suara ular dan
suara TUHAN, akhirnya memilih suara ular. Ini serius, siapapun kita!
Yudas yang hebat bisa hancur, Petrus yang hebat mulai tenggelam,
lalu siapa Wijaya? Kita harus bersungguh-sungguh. Semoga kita dapat
mengerti.
'TUHAN
dianggap hantu dan hantu dianggap TUHAN',
artinya:
Firman pengajaran dianggap sebagai:
- sesuatu
yang menakutkan,
- merugikan,
- menyengsarakan.
Kalau
sudah bimbang, akibatnya adalah tenggelam. Kalau 'TUHAN dianggap
hantu dan hantu dianggap TUHAN' (menolak Firman pengajaran yang
benar, dianggap sesuatu yang menakutkan, merugikan), akhirnya sampai
mulai tenggelam ke arah kebinasaan. Tetapi bersyukur,
Petrus masih dapat
berteriak 'TUHAN tolong' = mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Kalau sekarang
ini TUHAN mengijinkan kita berada
dalam
kondisi mulai tenggelam, sebab kita seringkali masih keras hati
(tidak mau mengulurkan tangan), selalu melawan => 'Firman
begini, dilawan, dikritik' Mengapa TUHAN mengijinkan kita hampir
tenggelam? Supaya secara
otomatis
kita mengulurkan tangan. Kalau ada orang yang tenggelam tidak perlu
diajarkan lagi, sebab otomatis langsung mengulurkan tangannya.
Inilah
pengalaman! Kalau sudah mulai tenggelam; pelayanan sudah mulai
tenggelam, tinggal mengulurkan tangan. Mungkin ekonomi mulai redup
dll, untuk
usaha,
silahkan saja (tambah modal dll), tetapi usaha utama yang ditunggu
oleh TUHAN adalah hanya mengulurkan tangan kepada TUHAN,
artinya:
- percaya
dan mempercayakan diri pada pengajaran yang benar (kepada TUHAN),
- berpegang
pada satu pengajaran yang benar,
- taat
dengar-dengaran.
- mulut
berseru 'YESUS tolong' Jangan berharap kepada yang lain. Waktu
itu ada sebelas
orang
murid yang lain, kalau mulut ini menyebut salah satu nama dari
mereka, belum selesai bicara sudah tenggelam. Untunglah Petrus
menyebut 'TUHAN tolong, YESUS tolong'
Mari
berseru 'TUHAN tolong' sekarang
hari ini, maka TUHAN akan mengulurkan Tangan-Nya
untuk mengangkat Petrus (kita) dari ketenggelaman tepat pada
waktu-Nya. Kalau sedikit saja terlambat, Petrus sudah hilang. Siapa
tahu sekarang
ini merupakan waktu yang tepat. Mungkin kita dalam keadaan merosot
(pelayanan, rohani, ekonomi, masa depan merosot), mari kembali kepada
TUHAN, berpegang pada pengajaran yang benar (berpegang pada Pribadi
TUHAN), taati dan jangan mengkritik, mulut menyeru nama YESUS, maka
Tangan
yang berlubang paku diulurkan untuk mengangkat kita tepat pada
waktu-Nya.
Diangkat
artinya:
- kita
diangkat dari segala kemerosotan untuk dipulihkan kembali,
- yang
gagal,
diangkat menjadi berhasil dan indah pada waktu-Nya,
- semuanya
dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
- Kita
berbahagia, di Empire Palace TUHAN benar-benar menyatakan
pemakaian-Nya. Ini masih perdana, biarlah lain waktu TUHAN memakai
kita lebih lagi. Asal kita
memegang
Tangan
TUHAN = berpegang
pada
pengajaran yang benar, taat dengar-dengaran, berseru kepada Dia,
maka kita akan diangkat dan dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna di akhir zaman ini, sehingga
semakin nyata pemakaian TUHAN.
- semua
masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN = laut menjadi teduh,
- disucikan
dan diubahkan sampai sempurna seperti YESUS = dituntun ke pelabuhan
damai sejahtera. Jadi bukan
hanya
laut menjadi teduh, semua masalah selesai, tetapi kita juga dituntun
ke pelabuhan damai sejahtera dan kita bersama dengan TUHAN untuk
selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Mari,
mungkin sekarang
ini waktu-Nya, siapa yang tahu? Kita tinggal menunggu waktu TUHAN.
Kita hanya:
- mengulurkan
tangan kepada TUHAN;
- taat
sesuai dengan Firman,
- berpegang
pada
Firman,
- berseru
kepada TUHAN,
- banyak
menyembah.
- jangan
berdusta
dan
jangan membicarakan
hal
yang lain,
- jangan
berharap yang lain,
- tetapi
hanya menyeru nama TUHAN dan
- TUHAN
akan mengangkat kita tepat pada waktu-Nya, siapa tahu sekarang
ini adalah waktu TUHAN untuk menolong kita semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1