Kita
mempelajari dalam kitab Wahyu 1: 9-20, ini
tentang penglihatan rasul Yohanes di pulau
Patmos.
Wahyu
1: 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Rasul
Yohanes berada di pulau Patmos = dibuang ke
pulau Patmos = mengalami sengsara daging
bukan karena berbuat dosa, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian
YESUS,
sehingga rasul Yohanes mengalami
tiga hal:
- dapat
masuk dalam persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
Persekutuan dengan sesama merupakan
persekutuan Tubuh
Kristus yang benar (sebab ada juga yang tidak benar). Persekutuan
dengan TUHAN merupakan persekutuan tubuh dengan Kepala
untuk selama-lamanya. Karena menderita sengsara daging karena
YESUS/mengalami percikan darah/memikul salib, maka ia dapat
masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
- Rasul
Yohanes dapat
mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring (Wahyu 1: 10-16)
= tergembala
dengan baik.
Rasul
Yohanes mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yang
menjadi Dua
Wujud
nyata:
- Tujuh
kaki dian emas, itulah gereja TUHAN yang sempurna.
Ini dapat
dilihat.
- Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim
yang adil, dan Mempelai Pria Surga (Wahyu 1:13-16).
Ini sudah kita pelajari.
- Wahyu
1: 17-20, Dalam
penderitaan bersama YESUS,
kita tidak akan hancur, tetapi kita
dapat
menerima hal-hal yang rohani.
Wahyu
1: 17,
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
Ay
17 => '
Ketika aku melihat
Dia; => melihat
pribadi YESUS dalam kemuliaan.
'
sama
seperti orang yang mati'
=> daging tidak bersuara.
Yang
ketiga:
rasul
Yohanes dapat
tersungkur di bawah Kaki
YESUS (menyembah YESUS),
sehingga tidak ada ketakutan lagi (daging tidak bersuara
lagi). Semoga kita dapat mengerti. Pada
zaman akhir menjelang kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali, ketakutan
akan melanda dunia ini sehingga mengakibatkan kematian.
Lukas
21: 25-27,
25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut.
26.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Lukas
21: 25-27 => soal ketakutan.
Ay
27 => TUHAN YESUS datang ke dua kali.
Menjelang
kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali akan terjadi
kegoncangan-kegoncangan di darat, laut, udara (kegoncangan di segala
bidang), semua manusia menghadapi krisis, sehingga membuat manusia
ketakutan, stress. '
Orang
akan mati ketakutan',
ketakutan ini menjadi pembunuh utama (membunuh secara tubuh) bagi
manusia di bumi, termasuk anak TUHAN, hamba TUHAN. Takut, merupakan
penyakit yang berbahaya. Ketakutan tidak hanya dapat
membunuh secara tubuh, tetapi sampai membunuh (membinasakan) jiwa dan
roh.
Wahyu
21: 8,
Tetapi
(1)orang-orang
penakut, (2)orang-orang
yang tidak percaya, (3)orang-orang
keji, (4)orang-orang
pembunuh, (5)orang-orang
sundal, (6)tukang-tukang
sihir, (7)penyembah-penyembah
berhala dan (8)semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Ay
8 =>
'Tetapi
orang-orang penakut' =>
ketakutan ini nomor satu.
Ketakutan
tidak hanya dapat
mengakibatkan kematian secara tubuh (dikubur), tetapi juga
mengakibatkan kematian rohani sampai kematian yang kedua, itulah
neraka untuk selama-lamanya.
Saya
pernah bercerita dengan seorang dokter, kalau kita stress,
takut, maka kerja
dari hormon-hormon,
menjadi tidak bagus.
Itulah yang mengakibatkan banyak penyakit-penyakit yang tidak bisa
diprediksi (penyakit macam-macam). Tetapi lebih dahsyat dari itu
dalam Wahyu 21: 8, ketakutan mengakibatkan kematian rohani kita.
Jadi, kalau selalu dalam ketakutan, maka rohaninya akan mati = kering
rohani, sampai kematian yang kedua, itulah lautan api dan belerang
untuk selamanya (kebinasaan di neraka selama-lamanya). Ini tentang
ketakutan!
Tadi,
rasul Yohanes tersungkur di bawah Kaki
TUHAN, kemudian dijamah
oleh Tangan
Kanan
TUHAN dan berkata => 'jangan takut' Hilang ketakutan.
Hari-hari ini, penting untuk tersungkur dibawah Kaki
TUHAN. Ketakutan ini melanda dari zaman ke zaman.
Ada
tiga macam ketakutan:
- Kejadian
3: 9,
10,
9.
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Di manakah engkau?"
10.
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam
taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi."
Ay
9 => "Di
manakah engkau?" =>
dimanakah engkau, Adam?
Yang pertama zaman permulaan:
ketakutan
karena telanjang
= ketakutan
karena berbuat dosa.
Waktu
itu TUHAN perintahkan kepada Adam dan Hawa => 'semua
buah pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali
buah pohon pengetahuan baik dan jahat'
Akhirnya mereka memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang
dilarang oleh TUHAN. Ini sama dengan dosa tidak taat dengar-dengaran
kepada TUHAN (Firman TUHAN). Padahal sudah dilarang untuk makan satu
buah, justru yang satu itu dimakan, inilah tidak taat
dengar-dengaran.
Ketakutan karena berbuat dosa (tidak taat)
terjadi di taman Eden. Taman Eden ini menunjuk suasana kelimpahan.
Sekarang ini berarti ada kekayaan, kepandaian, kedudukan dan ada
segala-galanya, tetapi masih
dapat
takut karena dosa (tidak taat dengar-dengaran). Dari sini kita dapat
memetik
pelajaran, bahwa kekayaan, kedudukan, kepandaian dll, tidak menjamin
kebahagiaan manusia di dunia. Takut disini (Adam dan Hawa takut),
dapat
berarti tidak
berbahagia.
Sehebat
apapun manusia di dunia ini (kaya, pandai dll), kalau dia berbuat
dosa (tidak taat dengar-dengaran kepada Firman TUHAN), maka dia akan
menjadi takut (tidak bahagia, sengsara, menerita, dalam suasana
kutukan di
dalam
dunia). Begitu Adam dan Hawa tidak taat, mereka di buang ke dunia
dan hidup dengan kutukan. Suasana kutukan adalah susah payah, air
mata dll. Jadi, yang menentukan kita bahagia atau tidak hidup di
dunia ini,
adalah berbuat dosa atau tidak (taat dengar-dengaran). Kalau tidak
berbuat dosa (taat dengar-dengaran), kita pasti bahagia (mengalami
kebahagiaan surga bersama TUHAN). Semoga kita dapat
mengerti.
Sekali
lagi, bukan berarti tidak boleh kaya dll, silahkan saja, tetapi itu
semuanya tidak menjamin kebahagiaan untuk hidup di dunia. Jadi, yang
menentukan kita mengalami kebahagiaan surga selama hidup di dunia
adalah jika kita taat dengar-dengaran kepada Firman ALLAH (tidak
berbuat dosa). Semoga kita dapat
mengerti.
Sehebat apapun manusia, jika ada dosa yang
dipertahankan, maka kita tidak akan
merasa
bahagia. Apalagi kalau tidak hebat (memang miskin)! Bisa dobel,
benar-benar sangat menderita. Biarlah kita mohon kepada TUHAN,
supaya kita
tidak
melanggar perintah TUHAN (taat dengar-dengaran). Ditambah
dengan
taat dengar-dengaran = tidak berbuat dosa = hidup dalam kebenaran,
itulah kebahagiaan surga!
- Matius
14: 30-32,
30.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
32.
Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Ini
ceritanya tentang perahu murid-murid ditimbus angin dan gelombang,
lalu YESUS datang ditengah-tengah mereka (YESUS berjalan diatas
air). Tetapi mereka tidak mengenali YESUS. Setelah terjadi dialog,
Petrus berkata => 'kalau
Engkau benar TUHAN, suruhlah aku pergi kesana
(ditengah air laut yang bergelombang)' Lalu TUHAN berkata =>
'datanglah
sini'
Petrus dapat
berjalan, tetapi setelah beberapa lama, dia terkena angin, lalu dia
bimbang, takut dan tenggelam. Untunglah Petrus segera berseru =>
'TUHAN tolong' dan TUHAN menolong Petrus.
Yang kedua
zaman pertengahan:
ketakutan
menghadapi angin dan gelombang ditengah lautan dunia,
sekarang bagi kita artinya
- ketakutan
karena menghadapi kesulitan hidup sehari-hari (kebutuhan hidup
sehari-hari).
- ketakutan
menghadapi kesulitan masa depan.
Jika
sudah takut karena kesulitan hidup sehari-hari dan masa depan,
mengakibatkan kebimbangan
yaitu:
- bimbang
terhadap Pribadi
TUHAN = bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Pengajaran
yang benar itulah Pribadi
TUHAN. Seringkali kita bimbang terhadap Pribadi
TUHAN (Firman pengajaran yang benar).
- bimbang
terhadap kuasa TUHAN?
'TUHAN bisa menolong atau tidak?'
Jika
sudah bimbang, maka akan
timbul
banyak pertanyaan-pertanyaan => 'Bagaimana mungkin? Bagaimana
ini? Siapa nanti yang akan
menolong?
Mengapa begini? Yang paling banyak adalah 'bagaimana nanti?'
Kalau sudah timbul banyak pertanyaan, berarti tidak fokus pada
Pribadi
TUHAN dan bahaya! Contohnya: jika bertanya-tanya soal pengajaran =>
'ini bagaimana?' Ini merupakan suatu tanda bahwa dia dalam
ketakutan (menghadapi keadaan sehari-hari dan masa depan), dalam
kebimbangan (terhadap Pribadi
TUHAN dan kuasa TUHAN).
Jika dalam hidup tidak ada kepastian
(banyak pertanyaan), maka timbulah masalah, lalu timbullah
air mata dan akhirnya tenggelam. Karena ada kepastian, biarpun ada
gelombang yang besar, Petrus dapat
berjalan diatas air dan tidak tenggelam. Tetapi setelah mulai takut,
bimbang, maka mulai tenggelam. Kita harus berhati-hati! Kita
menghadapi kebutuhan hidup sehari-hari dan masa depan, seperti
menghadapi air laut yang bergelombang. Jika sudah bimbang terhadap
TUHAN (Pribadi-Nya,
kuasa-Nya),
mulai banyak pertanyaan, mulai banyak masalah, air mata, akhirnya
tenggelam.
Tenggelam
di lautan dunia artinya:
- merosot
kerohaniannya,
- kering
rohani, mati rohani (kerohaniannya sudah tertutup oleh keadaan
dunia).
- tidak
ada gairah (tidak setia berkobar-kobar) lagi untuk beribadah
melayani TUHAN, berdoa menyembah TUHAN = tidak ada gairah untuk
perkara-perkara rohani.
Jika
ini dibiarkan saja, akan tenggelam dalam lautan api dan belerang =
neraka untuk selama-lamanya. Inilah ketakutan kedua yang melanda
Petrus. Petrus seorang hamba TUHAN, rasul TUHAN yang senior, hebat
(dapat
berjalan di air laut yang bergelombang, punya pengalaman hebat
terhadap kuasa TUHAN), tetapi masih dapat
tenggelam karena ketakutan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati
ketika
menghadapi ketakutan. Memang banyak ketakutan-ketakutan di akhir
zaman ini. Di taman Eden pun juga terjadi ketakutan.
Begitu
dahsyatnya ketakutan ini! Itu sebabnya rasul Yohanes bersyukur.
Sekalipun menderita secara daging (mengalami penderitaan bersama
YESUS), dibuang ke pulau
Patmos, tetapi dia dapat
tersungkur di bawah Kaki
TUHAN. Lalu TUHAN menunmpangi tangan, menjamah => 'jangan
takut' Lenyaplah ketakutan-ketakutan. Jika ia
tidak
dibuang ke pulau
Patmos, dia tidak akan tersungkur. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
diurutkan, ini merupakan tiga
macam ketakutan yang melanda dari
zaman
ke zaman:
- zaman
permulaan dunia (di taman Eden) = zaman ALLAH Bapa: ketakutan yang
melanda Adam dan Hawa.
- zaman
pertengahan (menghadapi angin gelombang) = zaman anak ALLAH: zaman
YESUS berada di dunia ini. Rasul Petrus yang hebat dapat
merasa
takut.
- zaman
akhir (zaman kita) = zaman ALLAH Roh Kudus: inilah ketakutan yang
paling dahsyat.
- Wahyu
6: 15-17,
15.
Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira,
dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak
serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang di gunung.
16.
Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang
itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap
Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
17.
Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat
bertahan?
Ay
16 => 'sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak
Domba itu'
=> Inilah kedatangan YESUS ke dua kali, Dia sebagai Raja diatas
segala raja, Mempelai Pria Surga, tetapi juga sebagai Hakim Yang
Adil Yang
akan menghukum.
Yang ketiga pada zaman akhir:
ketakutan
untuk memandang YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja
segala raja, Hakim Yang
Adil, Mempelai Pria Surga pada saat kedatangan-Nya ke dua kali di
awan-awan yang permai.
Di
pulau
Patmos,
rasul Yohanes melihat YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar, sebagai Raja dll (sudah dipelajari tentang empat
penampilan
dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan). Jadi, sudah ada pengalaman untuk melihat
penampilan YESUS dalam kemuliaan. Kalau tidak
memiliki pengalaman,
saat YESUS datang sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim yang
Adil, Mempelai Pria Surga,
nanti akan
banyak yang ketakutan.
Kalau
takut memandang YESUS dalam kemuliaan, berarti:
- ketinggalan
di dunia ini saat YESUS datang kembali ke dua kali,
- tidak
terangkat ke awan-awan permai,
- binasa
bersama dunia karena murka ALLAH (mengalami penghukuman TUHAN di
dunia),
- sampai
binasa selama-lamanya di neraka.
Inilah
yang paling menakutkan atau ketakutan yang paling dashyat. Sebenarnya
kedatangan-Nya ke dua kali untuk mengangkat kita, tetapi kalau takut,
berarti ketinggalan bersama dengan dunia. Penghukuman TUHAN atas
dunia ini adalah kiamat. Jadi segala kekayaan, kepandaian, kehebatan,
segala yang kita capai di dunia ini, kalau kita tidak terangkat
bersama dengan YESUS saat kedatangan-Nya ke dua kali, maka semuanya
sia-sia, musnah, bahkan sampai kebinasaan di neraka.
Bukan
berarti dilarang untuk bekerja dsb. Silahkan saja bekerja keras,
kuliah yang keras, mendapatkan ijasah, kepandaian, mendapatkan
kekayaan di dunia ini asalkan halal, tetapi ingat! Semua keberhasilan
atau kehebatan di dunia, jika kita tidak terangkat bersama dengan
TUHAN, maka semuanya akan sia-sia, hancur bersama murka ALLAH atas
dunia, bahkan sampai binasa di neraka untuk selama-lamanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
Untuk
menghadapi tiga macam ketakutan,
jalan
keluarnya adalah
dihari-hari
ini kita harus
banyak tersungkur di
bawah Kaki
TUHAN seperti yang dialami oleh rasul Yohanes (banyak menyembah
TUHAN). Menyembah TUHAN = melihat Wajah
YESUS yang bersinar-sinar (memancarkan sinar kemuliaan), sehingga
kita mengalami keubahan hidup (pembaharuan) dari manusia daging yang
banyak ketakutan, menjadi manusia rohani seperti YESUS yang takut
akan TUHAN. Ketakutan-ketakutan yang
kita alami
sekarang ini seperti
takut akan masa depan
dll, biarlah diubahkan semuanya menjadi takut akan TUHAN.
Praktik
takut akan TUHAN:
- Amsal
8: 13,
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada
kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh
tipu muslihat.
Ay
13 => 'membenci
kejahatan'
=> membenci dosa. Jangan seperti Adam dan Hawa yang berbuat
dosa.
'mulut
penuh tipu muslihat'
=> dusta.
Praktik pertama:
membenci
dosa-dosa sampai membenci dusta.
Bukan
hanya tidak mau berbuat dosa, tetapi sampai benci => 'huh,
mengapa
sampai menjadi seperti
ini?'
Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau sengaja berbuat dosa, berarti tidak takut
kepada TUHAN (menantang TUHAN). Misalnya: kita sudah tahu kalau itu
dosa, tetapi masih saja berbuat, itulah menantang TUHAN,
seperti
yang
juga dilakukan oleh Adam
dan Hawa.
Perintah TUHAN => 'semua buah pohon di taman boleh kau makan,
kecuali satu' Sebenarnya perintah TUHAN tidak berat. Kecuali kalau
dibalik => 'semua buah pohon tidak boleh dimakan, kecuali satu
yang boleh' Tiap hari hanya makan satu buah saja => 'masa
tiap hari makan jeruk nipis, susah ini' Jadi boleh memilih semua
buah, kecuali satu yang tidak boleh. Justru Adam dan Hawa memilih
satu buah yang dilarang TUHAN, ini berarti sudah sengaja berbuat
dosa = menantang TUHAN.
Kalau kita berdusta, itu juga
menantang TUHAN (tidak takut kepada TUHAN). Di
dalam
kitab
Yesaya, banyak kali kita menyembunyikan diri dalam dusta. Kita sudah
berbuat sesuatu, saat ditanya, bahkan
menjawab => 'tidak, tidak' Ini sepertinya selesai,
padahal tidak. Misalnya: sudah mencuri, saat ditanya, malah dijawab
=> 'saya tidak berbuat, tidak ada saksinya' Ini tidak dijamah
(sepertinya saja selesai). Ingat! Orang berdusta itu tidak dapat
dijamah oleh
manusia,
tidak juga
dapat
dijamah TUHAN (tidak bisa ditolong) juga, dan hanya
dapat
menjamah hanyalah setan (berada di
dalam
tangan setan). Jika menantang TUHAN (lepas dari Tangan
TUHAN), berada di
dalam
tangan setan. Kalau sengaja berbuat dosa juga berada di
dalam
tangan setan. Kita harus sungguh-sungguh
waspada,
biarlah hari-hari ini kita takut akan TUHAN. Jangan ada ketakutan di
dunia ini, tetapi diubah menjadi takut akan TUHAN.
- Yosua
24: 14,
Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya
dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek
moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan
beribadahlah kepada TUHAN.
Praktik
kedua:
beribadah
dan melayani TUHAN dengan setia dan tulus ikhlas.
Tulus
ikhlas artinya:
- benar,
- tidak
terpaksa,
- tidak
dipaksa,
- tidak
memaksa,
- dengan
suka cita,
- suka
rela. Jika kita beribadah dengan tulus, maka ada suka rela
(kerelaan hati) dan suka cita dari surga. Kalau tidak setia,
berarti tidak takut kepada TUHAN. Mungkin ada kesempatan,
beribadah, tetapi kita tidak setia, itu juga menantang TUHAN (tidak
takut kepada TUHAN). Kita datang ke gereja dengan terpaksa, itu
juga menantang TUHAN. Harus dengan tulus, kerelaan hati dan suka
cita. Semoga kita dapat
mengerti.
- Taat
dengar-dengaran kepada TUHAN, sampai daging tidak bersuara lagi
apapun resiko yang kita dihadapi.
Memang,
untuk dapat
taat dengar-dengaran kepada TUHAN, kita harus membayar harga (berani
membayar harga).
Contohnya:
- Perintah
TUHAN kepada Abraham => 'serahkanlah anakmu' Diperintahkan
untuk
menyembelih anak, ini bagaimana? Harus membayar harga. Kalau waktu
itu Abraham tidak mau, maka dia akan membayar harga yang lebih
mahal. Nama Abraham, tidak akan disebutkan lagi. Tetapi karena dia
bisa membayar harga dengan menyerahkan Ishak, maka => 'ditempat
Ishak diserahkan, TUHAN bertanggung jawab (TUHAN menyediakan domba
untuk disembelih dan Ishak tidak jadi disembelih) dan disitulah
dibangun bait
ALLAH (sekarang, kita dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus)'
- Saul
disuruh taat dan harus membayar harga. Samuel berjanji dalam
waktu tujuh
hari,
ia akan
datang untuk
membakar
korban. Tetapi sebelum Samuel datang, musuh sudah datang, bangsa
Israel berserak-serak dan semuanya meninggalkan Saul. Akhirnya Saul
ketakutan. Karena Samuel yang
ditunggu-tunggu
tidak datang, Saul membakar korban untuk TUHAN (yang seharusnya
dilakukan oleh Samuel). Inilah tidak taat! Saul tidak mau membayar
harga, sehingga tidak taat. Akhirnya Saul membayar harga yang lebih
mahal, ditolak oleh TUHAN sebagai raja.
Sekali
lagi, ketaatan itu memang harus membayar harga. Tetapi jika tidak
taat, maka akan membayar harga yang lebih mahal dan tidak bisa
ditolong (ditolak oleh TUHAN untuk selamanya). Sebaliknya, kalau mau
membayar harga untuk taat dengar-dengaran, maka yang menyuruh kita
lah,
yang bertanggung jawab (TUHAN yang bertanggung jawab atas semuanya).
Kaum muda perhatikan, taat
dan
dengar-dengaranlah!
Menghadapi masalah apa saja, taatlah dengar-dengaran (sesuai dengan
Firman). Kalau taat, memang sepertinya membayar harga => 'kalau
saya taat, nanti begini' Ini bayar harga! Tetapi ingat, kalau kita
berani membayar
harga untuk taat dengar-dengaran kepada Firman, maka Dia yang
berfirman (yang menyuruh kita) yang akan bertanggung jawab. Semoga
kita dapat
mengerti.
Jangan
ragu-ragu dihari-hari
ini. Mari serahkanlah ketakutan-ketakutan kepada TUHAN, lewat
tersungkur di bawah Kaki
TUHAN, sampai disinari oleh TUHAN, mengalami keubahan hidup dari
takut secara daging menjadi takut akan TUHAN.
1
Petrus 5: 5,
6,
5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Ay
5 => kerendahan hati itu tunduk, taat dengar-dengaran.
Ay
6 => '
rendahkanlah
dirimu' => rendah
hati, bisa taat dengar-dengaran.
Jadi,
taat dengar-dengaran adalah rendah hati ('
rendahkanlah
dirimu'). Kalau melawan
itu sombong. Dalam tabernakel terdapat tiga ruangan, ini menunjuk
tiga macam ketaatan:
- halaman:
ketaatan kepada orang tua jasmani.
- ruangan
suci: ketaatan kepada orang tua rohani (gembala).
- ruang
maha suci: ketaatan kepada Orang
Tua
Surgawi
(Pribadi
TUHAN atau Firman TUHAN atau Firman pengajaran yang benar).
Orang
yang rendah hati, bisa taat dengar-dengaran menurut sistem
tabernakel. Posisi kehidupan yang taat dengar-dengaran (rendah hati)
adalah berada di dalam Pelukan
atau Pegangan
Tangan
Kanan
TUHAN Yang
Kuat
(Tangan
TUHAN Yang
meninggikan). Ayat 19-20 'bintang berada di
Tangan Kanan
TUHAN' Kalau ketakutan, berarti di
luar Tangan
Kanan
TUHAN:
- takut
di taman Eden. Sudah berkelimpahan, tetapi takut karena ada dosa,
itulah diluar Tangan
Kanan
TUHAN.
- di
lautan dunia. Sudah dapat
berjalan, lalu takut karena kebimbangan terhadap Pribadi
TUHAN, kuasa TUHAN, itulah di
luar Tangan
Kanan
TUHAN (tenggelam).Nanti
saat kedatangan YESUS yang kedua kali, takut untuk memandang Wajah
YESUS = tidak siap, tidak sempurna, banyak cacat cela, inilah
berada di
luar Tangan
TUHAN (ketinggalan dan binasa).
Biarlah
sekarang ini kita banyak tersungkur, supaya kita diubahkan menjadi
takut akan TUHAN; takut berbuat dosa (membenci dosa), setia dalam
ibadah, sampai taat dengar-dengaran (merendahkan diri), maka kita
kembali berada di dalam Tangan
Kanan
TUHAN Yang
Kuat.
Jika
sudah berada di
dalam
Tangan
Kanan
TUHAN Yang
Kuat,
hasilnya adalah
- Mazmur
118: 15,
16,
15.
Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan
kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
16.
tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN
melakukan keperkasaan!"
Ay
15 => 'Tangan
kanan TUHAN melakukan keperkasaan'
=> ada kekuatan.
Ay 16 => 'tangan
kanan TUHAN berkuasa meninggikan'
=> seperti di dalam
surat
Petrus 'Tangan
Yang
Kuat,
Yang
meninggikan kamu tepat pada waktu-Nya'
Hasil pertama:
Tangan
Kanan
TUHAN melakukan keperkasaan,
artinya
- Tangan
Kanan
TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara jasmani di
tengah kesulitan dunia, bahkan kita dipelihara sampai zaman
antikris. Dia perkasa (kuat), tidak bisa dikalahkan oleh apapun
(krisis dll tidak akan bisa mengalahkan kekuatan tangan kanan
TUHAN). Dia perkasa untuk memelihara kita! Jangan takut, kita
memang mengalami banyak goncangan, banyak krisis, tetapi tangan
kanan TUHAN mampu untuk memelihara kehidupan kita.
- Tangan
Kanan
TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara rohani = tidak
ada ketakutan, dalam ketenangan, dalam damai sejahtera di tengah
kegoncangan dunia (ditengah krisis yang melanda dunia). Mari
sekarang
ini, saya dan saudara bisa mendeteksi, apakah kita hidup dalam
tangan kanan TUHAN yang perkasa? Kalau kita tenang, damai sejahtera
(tidak ada kepanikan, tidak ada ketakutan) dalam menghadapi apa
saja, itu berarti berada di
dalam
Tangan
Kanan
TUHAN. Ingat! Saya seringkali menasehati orang. 'Bagaimana oom,
saya harus begini?' Saya jawab => 'bagaimana kamu, apa
merasa
damai?'
Jawabannya => 'saya tidak tenang' Kalau tidak tenang, jangan
dilakukan, sebab itu berada diluar Tangan
Kanan
TUHAN. Jika kita menghadapi sesuatu tidak tenang ('tidak sreg'
dalam bahasa Jawa),
jangan
kitalakukan!
Sebab itu berarti
kita berada di
luar
Tangan
Kanan
TUHAN. Jadi, harus sampai tenang! Kalau sudah tenang, damai
sejahtera, maka semuanya menjadi enak dan ringan pada waktu-Nya.
- Tangan
Kanan
TUHAN mampu untuk mengalahkan musuh-musuh = menyelesaikan semua
masalah tepat pada waktu-Nya.
Yang
penting sudah berada di
dalam
Tangan
Kanan
TUHAN,
sebab ketakutan itu
=
- berada
diluar
Tangan
Kanan
TUHAN;
- di
taman Eden Adam ketakutan karena telanjang,
- Petrus
ketakutan di lautan dunia yang bergelombang,
- saat
YESUS datang, hamba TUHAN, anak TUHAN takut menyambut kedatangan
TUHAN.
Mari,
banyak tersungkur seperti rasul Yohanes. Mungkin kita berada dalam
penderitaan-penderitaan seperti rasul Yohanes (diijinkan menderita
karena YESUS), jangan mengomel, banyak menuntut, tetapi banyak
tersungkur di bawah Kaki
TUHAN sampai seperti orang mati atau 'serasa mati' (sampai
daging tak bersuara lagi). Jika banyak tersungkur, terjadi keubahan
hidup dari takut secara daging menjadi takut akan TUHAN dan kembali
pada Tangan
Kanan
TUHAN.
- Tangan
Kanan
TUHAN meninggikan kita pada waktu-Nya,
artinya
- Tangan
Kanan
TUHAN mengangkat kita dari kegagalan, kejatuhan, sehingga semuanya
menjadi berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya. Kita tinggal
menunggu waktu saja. Sekali lagi, ini sudah sering diulang-ulang,
jika disebut => 'pada waktu-Nya' Berarti yang bekerja adalah
Tangan
Kanan
TUHAN dan kita hanya menunggu, banyak tersungkur. Kita berusaha apa
saja (bekerja, kuliah, belajar yang baik), ditambah dengan
bersungkur (sampai takut akan TUHAN dan taat dengar-dengaran), maka
Tangan
Kanan
TUHAN Yang
menentukan semuanya. Tangan Kanan
TUHAN melakukan keperkasaan, Tangan
Kanan
TUHAN meninggikan kita pada waktu-Nya.
- secara
rohani; Tangan
Kanan
TUHAN mampu memakai kehidupan kita dalam kegerakan hujan akhir =
kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Nanti paling dekat, di Empire Palace. Ini
juga menentukan, apakah kita berada di
dalam
Tangan
Kanan
TUHAN? Kalau kita aktif, mau dipakai dalam bidang apapun, itu salah
bukti bahwa kita berada di
dalam
Tangan
Kanan
TUHAN. Guru sekaligus gembala saya, seringkali menyampaikan => '
jika
terlibat
datang saja,
sebab itu berarti sudah
merupakan pemakaian TUHAN' Apalagi, kalau datang dan bisa membawa
orang lain datang (mengundang), itulah dipakai TUHAN. Kalau dipakai
dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, maka kita tidak akan
dipakai
untuk pembangunan Babel
(yang akan dibinasakan untuk selamanya). Babel artinya kesempurnaan
dalam kenajisan dan kejahatan (mempelai wanita setan yang akan
dibinasakan). Jadi, hanya ada dua saja
yaitu: pembangunan
Tubuh
Kristus yang sempurna, itulah Mempelai
Wanita
TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali. Kalau
tidak mau, maka akan
dipakai
oleh Babel.
Jika diluar Tangan
Kanan
TUHAN, maka dipakai oleh setan dalam pembangunan Babel
yang sempurna dalam kejahatan dan kenajisan (mempelai wanita setan
yang akan dibinasakan untuk selamanya). Ketakutan pertama sudah
terjadi di taman Eden. Sudah banyak sekarang buktinya, maaf, saya
tidak mengecam orang kaya, tidak! Sebab belum tentu mereka bahagia.
Saya pernah bercerita, dulu saya menjadi guru, murid saya yang
kaya-kaya juga banyak. Tetapi seringkali datang kepada saya
(curhat) dan mengajak saya, mereka mengakui tidak puas (tidak
bahagia), padahal garasinya saja seperti rumah kita, punya mobil
dsb. Maksudnya, tidak semua orang kaya begitu, tetapi ini suatu
contoh bahwa yang di dunia ini tidak menentukan kebahagiaan. Bahkan
banyak
juga yang berada
dalam ketakutan dan stres. Biarlah kita kembali pada Tangan
Kanan
TUHAN.
- Tangan
Kanan
TUHAN mampu menyucikan dan mengubahkan sampai sempurna seperti Dia.
Tadi, mulai takut akan TUHAN,
kemudian
disucikan diubahkan. Jujur, setia, terus disucikan dan diubahkan.
Sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita
diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, sempurna seperti Dia. Kita
menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN yang siap (bukan takut) untuk menyambut kedatangan YESUS ke
dua kali di awan-awan yang permai. Bukan lagi ketakutan, tetapi
kita bersuka ria, bersorak sorai bersama dengan Dia. Kita akan
disucikan dan diubahkan sedikit demi sedikit, sampai sempurna
seperti Dia, yaitu mulut tidak bersalah lagi dalam perkataan
(sempurna) dan hanya berseru 'Haleluya' untuk menyambut
kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai.
Wahyu
19: 6,7,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Ay
6 => 'Karena
Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja'
=> Raja segala raja.
Ay 7 => 'Karena
hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia'
=> Dia sebagai Mempelai Pria dan kita sebagai mempeplai wanita.
Dia
sebagai Raja, Mempelai Pria. Kita menyambut kedatangan-Nya yang
ke dua kali dalam
kemuliaan sebagai Raja, Mempelai Pria Surga. Kita tidak lagi dalam
ketakutan, tetapi bersorak sorai 'Haleluya' dan kita bersama
dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Yang
lain dalam ketakutan, kehancuran. Tetapi kita bersorak sorai di
awan-awan bersama dengan Dia, kita bahagia untuk selama-lamanya,
tidak ada setetes pun air mata.
Biarlah
sekarang
ini:
- kita
menyerahkan ketakutan dllnya
kepada TUHAN,
- sampai
takut akan TUHAN,
- sampai
taat dengar-dengaran dan kita berada di
dalam Tangan
Kanan
TUHAN. Taat (merendahkan diri) itu bagaikan mengulurkan tangan
kepada TUHAN dan TUHAN menyambut dengan Tangan
Kanan-Nya
untuk memegang kita semuanya. Tangan Kanan
TUHAN memberi kemenangan, perlindungan, semuanya ada di
dalam Tangan
Kanan
TUHAN.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1