Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita mempelajari dalam kitab Wahyu 1: 9-20, ini tentang penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos.

Wahyu 1: 9, Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Rasul Yohanes berada di pulau Patmos = dibuang ke pulau Patmos = mengalami sengsara daging bukan karena berbuat dosa, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga rasul Yohanes mengalami tiga hal:

  1. dapat masuk dalam persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama. Persekutuan dengan sesama merupakan persekutuan Tubuh Kristus yang benar (sebab ada juga yang tidak benar). Persekutuan dengan TUHAN merupakan persekutuan tubuh dengan Kepala untuk selama-lamanya. Karena menderita sengsara daging karena YESUS/mengalami percikan darah/memikul salib, maka ia dapat masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.


  2. Rasul Yohanes dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring (Wahyu 1: 10-16) = tergembala dengan baik.

    Rasul Yohanes mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yang menjadi Dua Wujud nyata:


    1. Tujuh kaki dian emas, itulah gereja TUHAN yang sempurna. Ini dapat dilihat.
    2. Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim yang adil, dan Mempelai Pria Surga (Wahyu 1:13-16). Ini sudah kita pelajari.


  3. Wahyu 1: 17-20, Dalam penderitaan bersama YESUS, kita tidak akan hancur, tetapi kita dapat menerima hal-hal yang rohani.

Wahyu 1: 17, Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Ay 17 => 'Ketika aku melihat Dia; => melihat pribadi YESUS dalam kemuliaan.
'sama seperti orang yang mati' => daging tidak bersuara.

Yang ketiga: rasul Yohanes dapat tersungkur di bawah Kaki YESUS (menyembah YESUS), sehingga tidak ada ketakutan lagi (daging tidak bersuara lagi). Semoga kita dapat mengerti. Pada zaman akhir menjelang kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali, ketakutan akan melanda dunia ini sehingga mengakibatkan kematian.

Lukas 21: 25-27,
25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Lukas 21: 25-27 => soal ketakutan.
Ay 27 => TUHAN YESUS datang ke dua kali.

Menjelang kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali akan terjadi kegoncangan-kegoncangan di darat, laut, udara (kegoncangan di segala bidang), semua manusia menghadapi krisis, sehingga membuat manusia ketakutan, stress. 'Orang akan mati ketakutan', ketakutan ini menjadi pembunuh utama (membunuh secara tubuh) bagi manusia di bumi, termasuk anak TUHAN, hamba TUHAN. Takut, merupakan penyakit yang berbahaya. Ketakutan tidak hanya dapat membunuh secara tubuh, tetapi sampai membunuh (membinasakan) jiwa dan roh.

Wahyu 21: 8, Tetapi (1)orang-orang penakut, (2)orang-orang yang tidak percaya, (3)orang-orang keji, (4)orang-orang pembunuh, (5)orang-orang sundal, (6)tukang-tukang sihir, (7)penyembah-penyembah berhala dan (8)semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Ay 8 => 'Tetapi orang-orang penakut' => ketakutan ini nomor satu.

Ketakutan tidak hanya dapat mengakibatkan kematian secara tubuh (dikubur), tetapi juga mengakibatkan kematian rohani sampai kematian yang kedua, itulah neraka untuk selama-lamanya.

Saya pernah bercerita dengan seorang dokter, kalau kita stress, takut, maka kerja dari hormon-hormon, menjadi tidak bagus. Itulah yang mengakibatkan banyak penyakit-penyakit yang tidak bisa diprediksi (penyakit macam-macam). Tetapi lebih dahsyat dari itu dalam Wahyu 21: 8, ketakutan mengakibatkan kematian rohani kita. Jadi, kalau selalu dalam ketakutan, maka rohaninya akan mati = kering rohani, sampai kematian yang kedua, itulah lautan api dan belerang untuk selamanya (kebinasaan di neraka selama-lamanya). Ini tentang ketakutan!

Tadi, rasul Yohanes tersungkur di bawah Kaki TUHAN, kemudian dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN dan berkata => 'jangan takut' Hilang ketakutan. Hari-hari ini, penting untuk tersungkur dibawah Kaki TUHAN. Ketakutan ini melanda dari zaman ke zaman.

Ada tiga macam ketakutan:

  1. Kejadian 3: 9, 10,
    9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
    10. Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

    Ay 9 => "Di manakah engkau?" => dimanakah engkau, Adam?

    Yang pertama zaman permulaan: ketakutan karena telanjang = ketakutan karena berbuat dosa. Waktu itu TUHAN perintahkan kepada Adam dan Hawa => 'semua buah pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali buah pohon pengetahuan baik dan jahat' Akhirnya mereka memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang dilarang oleh TUHAN. Ini sama dengan dosa tidak taat dengar-dengaran kepada TUHAN (Firman TUHAN). Padahal sudah dilarang untuk makan satu buah, justru yang satu itu dimakan, inilah tidak taat dengar-dengaran.

    Ketakutan karena berbuat dosa (tidak taat) terjadi di taman Eden. Taman Eden ini menunjuk suasana kelimpahan. Sekarang ini berarti ada kekayaan, kepandaian, kedudukan dan ada segala-galanya, tetapi masih dapat takut karena dosa (tidak taat dengar-dengaran). Dari sini kita dapat memetik pelajaran, bahwa kekayaan, kedudukan, kepandaian dll, tidak menjamin kebahagiaan manusia di dunia. Takut disini (Adam dan Hawa takut), dapat berarti tidak berbahagia.

    Sehebat apapun manusia di dunia ini (kaya, pandai dll), kalau dia berbuat dosa (tidak taat dengar-dengaran kepada Firman TUHAN), maka dia akan menjadi takut (tidak bahagia, sengsara, menerita, dalam suasana kutukan di dalam dunia). Begitu Adam dan Hawa tidak taat, mereka di buang ke dunia dan hidup dengan kutukan. Suasana kutukan adalah susah payah, air mata dll. Jadi, yang menentukan kita bahagia atau tidak hidup di dunia ini, adalah berbuat dosa atau tidak (taat dengar-dengaran). Kalau tidak berbuat dosa (taat dengar-dengaran), kita pasti bahagia (mengalami kebahagiaan surga bersama TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.

    Sekali lagi, bukan berarti tidak boleh kaya dll, silahkan saja, tetapi itu semuanya tidak menjamin kebahagiaan untuk hidup di dunia. Jadi, yang menentukan kita mengalami kebahagiaan surga selama hidup di dunia adalah jika kita taat dengar-dengaran kepada Firman ALLAH (tidak berbuat dosa). Semoga kita dapat mengerti.

    Sehebat apapun manusia, jika ada dosa yang dipertahankan, maka kita tidak akan merasa bahagia. Apalagi kalau tidak hebat (memang miskin)! Bisa dobel, benar-benar sangat menderita. Biarlah kita mohon kepada TUHAN, supaya kita tidak melanggar perintah TUHAN (taat dengar-dengaran). Ditambah dengan taat dengar-dengaran = tidak berbuat dosa = hidup dalam kebenaran, itulah kebahagiaan surga!


  2. Matius 14: 30-32,
    30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
    31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
    32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.

    Ini ceritanya tentang perahu murid-murid ditimbus angin dan gelombang, lalu YESUS datang ditengah-tengah mereka (YESUS berjalan diatas air). Tetapi mereka tidak mengenali YESUS. Setelah terjadi dialog, Petrus berkata => 'kalau Engkau benar TUHAN, suruhlah aku pergi kesana (ditengah air laut yang bergelombang)' Lalu TUHAN berkata => 'datanglah sini' Petrus dapat berjalan, tetapi setelah beberapa lama, dia terkena angin, lalu dia bimbang, takut dan tenggelam. Untunglah Petrus segera berseru => 'TUHAN tolong' dan TUHAN menolong Petrus.

    Yang kedua zaman pertengahan: ketakutan menghadapi angin dan gelombang ditengah lautan dunia, sekarang bagi kita artinya


    • ketakutan karena menghadapi kesulitan hidup sehari-hari (kebutuhan hidup sehari-hari).
    • ketakutan menghadapi kesulitan masa depan.


    Jika sudah takut karena kesulitan hidup sehari-hari dan masa depan, mengakibatkan kebimbangan yaitu:


    • bimbang terhadap Pribadi TUHAN = bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Pengajaran yang benar itulah Pribadi TUHAN. Seringkali kita bimbang terhadap Pribadi TUHAN (Firman pengajaran yang benar).


    • bimbang terhadap kuasa TUHAN? 'TUHAN bisa menolong atau tidak?'


    Jika sudah bimbang, maka akan timbul banyak pertanyaan-pertanyaan => 'Bagaimana mungkin? Bagaimana ini? Siapa nanti yang akan menolong? Mengapa begini? Yang paling banyak adalah 'bagaimana nanti?' Kalau sudah timbul banyak pertanyaan, berarti tidak fokus pada Pribadi TUHAN dan bahaya! Contohnya: jika bertanya-tanya soal pengajaran => 'ini bagaimana?' Ini merupakan suatu tanda bahwa dia dalam ketakutan (menghadapi keadaan sehari-hari dan masa depan), dalam kebimbangan (terhadap Pribadi TUHAN dan kuasa TUHAN).

    Jika dalam hidup tidak ada kepastian (banyak pertanyaan), maka timbulah masalah, lalu timbullah air mata dan akhirnya tenggelam. Karena ada kepastian, biarpun ada gelombang yang besar, Petrus dapat berjalan diatas air dan tidak tenggelam. Tetapi setelah mulai takut, bimbang, maka mulai tenggelam. Kita harus berhati-hati! Kita menghadapi kebutuhan hidup sehari-hari dan masa depan, seperti menghadapi air laut yang bergelombang. Jika sudah bimbang terhadap TUHAN (Pribadi-Nya, kuasa-Nya), mulai banyak pertanyaan, mulai banyak masalah, air mata, akhirnya tenggelam.

    Tenggelam di lautan dunia artinya:


    • merosot kerohaniannya,
    • kering rohani, mati rohani (kerohaniannya sudah tertutup oleh keadaan dunia).
    • tidak ada gairah (tidak setia berkobar-kobar) lagi untuk beribadah melayani TUHAN, berdoa menyembah TUHAN = tidak ada gairah untuk perkara-perkara rohani.


    Jika ini dibiarkan saja, akan tenggelam dalam lautan api dan belerang = neraka untuk selama-lamanya. Inilah ketakutan kedua yang melanda Petrus. Petrus seorang hamba TUHAN, rasul TUHAN yang senior, hebat (dapat berjalan di air laut yang bergelombang, punya pengalaman hebat terhadap kuasa TUHAN), tetapi masih dapat tenggelam karena ketakutan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati ketika menghadapi ketakutan. Memang banyak ketakutan-ketakutan di akhir zaman ini. Di taman Eden pun juga terjadi ketakutan.

    Begitu dahsyatnya ketakutan ini! Itu sebabnya rasul Yohanes bersyukur. Sekalipun menderita secara daging (mengalami penderitaan bersama YESUS), dibuang ke pulau Patmos, tetapi dia dapat tersungkur di bawah Kaki TUHAN. Lalu TUHAN menunmpangi tangan, menjamah => 'jangan takut' Lenyaplah ketakutan-ketakutan. Jika ia tidak dibuang ke pulau Patmos, dia tidak akan tersungkur. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika diurutkan, ini merupakan tiga macam ketakutan yang melanda dari zaman ke zaman:


    • zaman permulaan dunia (di taman Eden) = zaman ALLAH Bapa: ketakutan yang melanda Adam dan Hawa.
    • zaman pertengahan (menghadapi angin gelombang) = zaman anak ALLAH: zaman YESUS berada di dunia ini. Rasul Petrus yang hebat dapat merasa takut.


    • zaman akhir (zaman kita) = zaman ALLAH Roh Kudus: inilah ketakutan yang paling dahsyat.


  3. Wahyu 6: 15-17,
    15. Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
    16. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
    17. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

    Ay 16 => 'sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu' => Inilah kedatangan YESUS ke dua kali, Dia sebagai Raja diatas segala raja, Mempelai Pria Surga, tetapi juga sebagai Hakim Yang Adil Yang akan menghukum.

    Yang ketiga pada zaman akhir: ketakutan untuk memandang YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim Yang Adil, Mempelai Pria Surga pada saat kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai.

Di pulau Patmos, rasul Yohanes melihat YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, sebagai Raja dll (sudah dipelajari tentang empat penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan). Jadi, sudah ada pengalaman untuk melihat penampilan YESUS dalam kemuliaan. Kalau tidak memiliki pengalaman, saat YESUS datang sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim yang Adil, Mempelai Pria Surga, nanti akan banyak yang ketakutan.

Kalau takut memandang YESUS dalam kemuliaan, berarti:

  • ketinggalan di dunia ini saat YESUS datang kembali ke dua kali,
  • tidak terangkat ke awan-awan permai,
  • binasa bersama dunia karena murka ALLAH (mengalami penghukuman TUHAN di dunia),
  • sampai binasa selama-lamanya di neraka.

Inilah yang paling menakutkan atau ketakutan yang paling dashyat. Sebenarnya kedatangan-Nya ke dua kali untuk mengangkat kita, tetapi kalau takut, berarti ketinggalan bersama dengan dunia. Penghukuman TUHAN atas dunia ini adalah kiamat. Jadi segala kekayaan, kepandaian, kehebatan, segala yang kita capai di dunia ini, kalau kita tidak terangkat bersama dengan YESUS saat kedatangan-Nya ke dua kali, maka semuanya sia-sia, musnah, bahkan sampai kebinasaan di neraka.

Bukan berarti dilarang untuk bekerja dsb. Silahkan saja bekerja keras, kuliah yang keras, mendapatkan ijasah, kepandaian, mendapatkan kekayaan di dunia ini asalkan halal, tetapi ingat! Semua keberhasilan atau kehebatan di dunia, jika kita tidak terangkat bersama dengan TUHAN, maka semuanya akan sia-sia, hancur bersama murka ALLAH atas dunia, bahkan sampai binasa di neraka untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Untuk menghadapi tiga macam ketakutan, jalan keluarnya adalah dihari-hari ini kita harus banyak tersungkur di bawah Kaki TUHAN seperti yang dialami oleh rasul Yohanes (banyak menyembah TUHAN). Menyembah TUHAN = melihat Wajah YESUS yang bersinar-sinar (memancarkan sinar kemuliaan), sehingga kita mengalami keubahan hidup (pembaharuan) dari manusia daging yang banyak ketakutan, menjadi manusia rohani seperti YESUS yang takut akan TUHAN. Ketakutan-ketakutan yang kita alami sekarang ini seperti takut akan masa depan dll, biarlah diubahkan semuanya menjadi takut akan TUHAN.

Praktik takut akan TUHAN:

  1. Amsal 8: 13, Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

    Ay 13 => 'membenci kejahatan' => membenci dosa. Jangan seperti Adam dan Hawa yang berbuat dosa.
    'mulut penuh tipu muslihat' => dusta.

    Praktik pertama: membenci dosa-dosa sampai membenci dusta. Bukan hanya tidak mau berbuat dosa, tetapi sampai benci => 'huh, mengapa sampai menjadi seperti ini?' Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau sengaja berbuat dosa, berarti tidak takut kepada TUHAN (menantang TUHAN). Misalnya: kita sudah tahu kalau itu dosa, tetapi masih saja berbuat, itulah menantang TUHAN, seperti yang juga dilakukan oleh Adam dan Hawa. Perintah TUHAN => 'semua buah pohon di taman boleh kau makan, kecuali satu' Sebenarnya perintah TUHAN tidak berat. Kecuali kalau dibalik => 'semua buah pohon tidak boleh dimakan, kecuali satu yang boleh' Tiap hari hanya makan satu buah saja => 'masa tiap hari makan jeruk nipis, susah ini' Jadi boleh memilih semua buah, kecuali satu yang tidak boleh. Justru Adam dan Hawa memilih satu buah yang dilarang TUHAN, ini berarti sudah sengaja berbuat dosa = menantang TUHAN.

    Kalau kita berdusta, itu juga menantang TUHAN (tidak takut kepada TUHAN). Di dalam kitab Yesaya, banyak kali kita menyembunyikan diri dalam dusta. Kita sudah berbuat sesuatu, saat ditanya, bahkan menjawab => 'tidak, tidak' Ini sepertinya selesai, padahal tidak. Misalnya: sudah mencuri, saat ditanya, malah dijawab => 'saya tidak berbuat, tidak ada saksinya' Ini tidak dijamah (sepertinya saja selesai). Ingat! Orang berdusta itu tidak dapat dijamah oleh manusia, tidak juga dapat dijamah TUHAN (tidak bisa ditolong) juga, dan hanya dapat menjamah hanyalah setan (berada di dalam tangan setan). Jika menantang TUHAN (lepas dari Tangan TUHAN), berada di dalam tangan setan. Kalau sengaja berbuat dosa juga berada di dalam tangan setan. Kita harus sungguh-sungguh waspada, biarlah hari-hari ini kita takut akan TUHAN. Jangan ada ketakutan di dunia ini, tetapi diubah menjadi takut akan TUHAN.


  2. Yosua 24: 14, Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.

    Praktik kedua: beribadah dan melayani TUHAN dengan setia dan tulus ikhlas.

    Tulus ikhlas artinya:


    • benar,
    • tidak terpaksa,
    • tidak dipaksa,
    • tidak memaksa,
    • dengan suka cita,
    • suka rela. Jika kita beribadah dengan tulus, maka ada suka rela (kerelaan hati) dan suka cita dari surga. Kalau tidak setia, berarti tidak takut kepada TUHAN. Mungkin ada kesempatan, beribadah, tetapi kita tidak setia, itu juga menantang TUHAN (tidak takut kepada TUHAN). Kita datang ke gereja dengan terpaksa, itu juga menantang TUHAN. Harus dengan tulus, kerelaan hati dan suka cita. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Taat dengar-dengaran kepada TUHAN, sampai daging tidak bersuara lagi apapun resiko yang kita dihadapi. Memang, untuk dapat taat dengar-dengaran kepada TUHAN, kita harus membayar harga (berani membayar harga).

    Contohnya:


    • Perintah TUHAN kepada Abraham => 'serahkanlah anakmu' Diperintahkan untuk menyembelih anak, ini bagaimana? Harus membayar harga. Kalau waktu itu Abraham tidak mau, maka dia akan membayar harga yang lebih mahal. Nama Abraham, tidak akan disebutkan lagi. Tetapi karena dia bisa membayar harga dengan menyerahkan Ishak, maka => 'ditempat Ishak diserahkan, TUHAN bertanggung jawab (TUHAN menyediakan domba untuk disembelih dan Ishak tidak jadi disembelih) dan disitulah dibangun bait ALLAH (sekarang, kita dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus)'


    • Saul disuruh taat dan harus membayar harga. Samuel berjanji dalam waktu tujuh hari, ia akan datang untuk membakar korban. Tetapi sebelum Samuel datang, musuh sudah datang, bangsa Israel berserak-serak dan semuanya meninggalkan Saul. Akhirnya Saul ketakutan. Karena Samuel yang ditunggu-tunggu tidak datang, Saul membakar korban untuk TUHAN (yang seharusnya dilakukan oleh Samuel). Inilah tidak taat! Saul tidak mau membayar harga, sehingga tidak taat. Akhirnya Saul membayar harga yang lebih mahal, ditolak oleh TUHAN sebagai raja.


    Sekali lagi, ketaatan itu memang harus membayar harga. Tetapi jika tidak taat, maka akan membayar harga yang lebih mahal dan tidak bisa ditolong (ditolak oleh TUHAN untuk selamanya). Sebaliknya, kalau mau membayar harga untuk taat dengar-dengaran, maka yang menyuruh kita lah, yang bertanggung jawab (TUHAN yang bertanggung jawab atas semuanya). Kaum muda perhatikan, taat dan dengar-dengaranlah! Menghadapi masalah apa saja, taatlah dengar-dengaran (sesuai dengan Firman). Kalau taat, memang sepertinya membayar harga => 'kalau saya taat, nanti begini' Ini bayar harga! Tetapi ingat, kalau kita berani membayar harga untuk taat dengar-dengaran kepada Firman, maka Dia yang berfirman (yang menyuruh kita) yang akan bertanggung jawab. Semoga kita dapat mengerti.

Jangan ragu-ragu dihari-hari ini. Mari serahkanlah ketakutan-ketakutan kepada TUHAN, lewat tersungkur di bawah Kaki TUHAN, sampai disinari oleh TUHAN, mengalami keubahan hidup dari takut secara daging menjadi takut akan TUHAN.

1 Petrus 5: 5, 6,
5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Ay 5 => kerendahan hati itu tunduk, taat dengar-dengaran.
Ay 6 => 'rendahkanlah dirimu' => rendah hati, bisa taat dengar-dengaran.

Jadi, taat dengar-dengaran adalah rendah hati ('rendahkanlah dirimu'). Kalau melawan itu sombong. Dalam tabernakel terdapat tiga ruangan, ini menunjuk tiga macam ketaatan:

  • halaman: ketaatan kepada orang tua jasmani.
  • ruangan suci: ketaatan kepada orang tua rohani (gembala).
  • ruang maha suci: ketaatan kepada Orang Tua Surgawi (Pribadi TUHAN atau Firman TUHAN atau Firman pengajaran yang benar).

Orang yang rendah hati, bisa taat dengar-dengaran menurut sistem tabernakel. Posisi kehidupan yang taat dengar-dengaran (rendah hati) adalah berada di dalam Pelukan atau Pegangan Tangan Kanan TUHAN Yang Kuat (Tangan TUHAN Yang meninggikan). Ayat 19-20 'bintang berada di Tangan Kanan TUHAN' Kalau ketakutan, berarti di luar Tangan Kanan TUHAN:

  • takut di taman Eden. Sudah berkelimpahan, tetapi takut karena ada dosa, itulah diluar Tangan Kanan TUHAN.
  • di lautan dunia. Sudah dapat berjalan, lalu takut karena kebimbangan terhadap Pribadi TUHAN, kuasa TUHAN, itulah di luar Tangan Kanan TUHAN (tenggelam).Nanti saat kedatangan YESUS yang kedua kali, takut untuk memandang Wajah YESUS = tidak siap, tidak sempurna, banyak cacat cela, inilah berada di luar Tangan TUHAN (ketinggalan dan binasa).

Biarlah sekarang ini kita banyak tersungkur, supaya kita diubahkan menjadi takut akan TUHAN; takut berbuat dosa (membenci dosa), setia dalam ibadah, sampai taat dengar-dengaran (merendahkan diri), maka kita kembali berada di dalam Tangan Kanan TUHAN Yang Kuat.

Jika sudah berada di dalam Tangan Kanan TUHAN Yang Kuat, hasilnya adalah

  1. Mazmur 118: 15, 16,
    15. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
    16. tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!"

    Ay 15 => 'Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan' => ada kekuatan.
    Ay 16 => 'tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan' => seperti di dalam surat Petrus 'Tangan Yang Kuat, Yang meninggikan kamu tepat pada waktu-Nya'

    Hasil pertama: Tangan Kanan TUHAN melakukan keperkasaan, artinya


    • Tangan Kanan TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara jasmani di tengah kesulitan dunia, bahkan kita dipelihara sampai zaman antikris. Dia perkasa (kuat), tidak bisa dikalahkan oleh apapun (krisis dll tidak akan bisa mengalahkan kekuatan tangan kanan TUHAN). Dia perkasa untuk memelihara kita! Jangan takut, kita memang mengalami banyak goncangan, banyak krisis, tetapi tangan kanan TUHAN mampu untuk memelihara kehidupan kita.


    • Tangan Kanan TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara rohani = tidak ada ketakutan, dalam ketenangan, dalam damai sejahtera di tengah kegoncangan dunia (ditengah krisis yang melanda dunia). Mari sekarang ini, saya dan saudara bisa mendeteksi, apakah kita hidup dalam tangan kanan TUHAN yang perkasa? Kalau kita tenang, damai sejahtera (tidak ada kepanikan, tidak ada ketakutan) dalam menghadapi apa saja, itu berarti berada di dalam Tangan Kanan TUHAN. Ingat! Saya seringkali menasehati orang. 'Bagaimana oom, saya harus begini?' Saya jawab => 'bagaimana kamu, apa merasa damai?' Jawabannya => 'saya tidak tenang' Kalau tidak tenang, jangan dilakukan, sebab itu berada diluar Tangan Kanan TUHAN. Jika kita menghadapi sesuatu tidak tenang ('tidak sreg' dalam bahasa Jawa), jangan kitalakukan! Sebab itu berarti kita berada di luar Tangan Kanan TUHAN. Jadi, harus sampai tenang! Kalau sudah tenang, damai sejahtera, maka semuanya menjadi enak dan ringan pada waktu-Nya.


    • Tangan Kanan TUHAN mampu untuk mengalahkan musuh-musuh = menyelesaikan semua masalah tepat pada waktu-Nya.


    Yang penting sudah berada di dalam Tangan Kanan TUHAN, sebab ketakutan itu =


    • berada diluar Tangan Kanan TUHAN;
    • di taman Eden Adam ketakutan karena telanjang,
    • Petrus ketakutan di lautan dunia yang bergelombang,
    • saat YESUS datang, hamba TUHAN, anak TUHAN takut menyambut kedatangan TUHAN.


    Mari, banyak tersungkur seperti rasul Yohanes. Mungkin kita berada dalam penderitaan-penderitaan seperti rasul Yohanes (diijinkan menderita karena YESUS), jangan mengomel, banyak menuntut, tetapi banyak tersungkur di bawah Kaki TUHAN sampai seperti orang mati atau 'serasa mati' (sampai daging tak bersuara lagi). Jika banyak tersungkur, terjadi keubahan hidup dari takut secara daging menjadi takut akan TUHAN dan kembali pada Tangan Kanan TUHAN.


  2. Tangan Kanan TUHAN meninggikan kita pada waktu-Nya, artinya


    • Tangan Kanan TUHAN mengangkat kita dari kegagalan, kejatuhan, sehingga semuanya menjadi berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya. Kita tinggal menunggu waktu saja. Sekali lagi, ini sudah sering diulang-ulang, jika disebut => 'pada waktu-Nya' Berarti yang bekerja adalah Tangan Kanan TUHAN dan kita hanya menunggu, banyak tersungkur. Kita berusaha apa saja (bekerja, kuliah, belajar yang baik), ditambah dengan bersungkur (sampai takut akan TUHAN dan taat dengar-dengaran), maka Tangan Kanan TUHAN Yang menentukan semuanya. Tangan Kanan TUHAN melakukan keperkasaan, Tangan Kanan TUHAN meninggikan kita pada waktu-Nya.


    • secara rohani; Tangan Kanan TUHAN mampu memakai kehidupan kita dalam kegerakan hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Nanti paling dekat, di Empire Palace. Ini juga menentukan, apakah kita berada di dalam Tangan Kanan TUHAN? Kalau kita aktif, mau dipakai dalam bidang apapun, itu salah bukti bahwa kita berada di dalam Tangan Kanan TUHAN. Guru sekaligus gembala saya, seringkali menyampaikan => ' jika terlibat datang saja, sebab itu berarti sudah merupakan pemakaian TUHAN' Apalagi, kalau datang dan bisa membawa orang lain datang (mengundang), itulah dipakai TUHAN. Kalau dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, maka kita tidak akan dipakai untuk pembangunan Babel (yang akan dibinasakan untuk selamanya). Babel artinya kesempurnaan dalam kenajisan dan kejahatan (mempelai wanita setan yang akan dibinasakan). Jadi, hanya ada dua saja yaitu: pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, itulah Mempelai Wanita TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali. Kalau tidak mau, maka akan dipakai oleh Babel. Jika diluar Tangan Kanan TUHAN, maka dipakai oleh setan dalam pembangunan Babel yang sempurna dalam kejahatan dan kenajisan (mempelai wanita setan yang akan dibinasakan untuk selamanya). Ketakutan pertama sudah terjadi di taman Eden. Sudah banyak sekarang buktinya, maaf, saya tidak mengecam orang kaya, tidak! Sebab belum tentu mereka bahagia. Saya pernah bercerita, dulu saya menjadi guru, murid saya yang kaya-kaya juga banyak. Tetapi seringkali datang kepada saya (curhat) dan mengajak saya, mereka mengakui tidak puas (tidak bahagia), padahal garasinya saja seperti rumah kita, punya mobil dsb. Maksudnya, tidak semua orang kaya begitu, tetapi ini suatu contoh bahwa yang di dunia ini tidak menentukan kebahagiaan. Bahkan banyak juga yang berada dalam ketakutan dan stres. Biarlah kita kembali pada Tangan Kanan TUHAN.


    • Tangan Kanan TUHAN mampu menyucikan dan mengubahkan sampai sempurna seperti Dia. Tadi, mulai takut akan TUHAN, kemudian disucikan diubahkan. Jujur, setia, terus disucikan dan diubahkan. Sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, sempurna seperti Dia. Kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang siap (bukan takut) untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Bukan lagi ketakutan, tetapi kita bersuka ria, bersorak sorai bersama dengan Dia. Kita akan disucikan dan diubahkan sedikit demi sedikit, sampai sempurna seperti Dia, yaitu mulut tidak bersalah lagi dalam perkataan (sempurna) dan hanya berseru 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai.

      Wahyu 19: 6,7,
      6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
      7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

      Ay 6 => 'Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja' => Raja segala raja.
      Ay 7 => 'Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia' => Dia sebagai Mempelai Pria dan kita sebagai mempeplai wanita.

Dia sebagai Raja, Mempelai Pria. Kita menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali dalam kemuliaan sebagai Raja, Mempelai Pria Surga. Kita tidak lagi dalam ketakutan, tetapi bersorak sorai 'Haleluya' dan kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Yang lain dalam ketakutan, kehancuran. Tetapi kita bersorak sorai di awan-awan bersama dengan Dia, kita bahagia untuk selama-lamanya, tidak ada setetes pun air mata.

Biarlah sekarang ini:

  • kita menyerahkan ketakutan dllnya kepada TUHAN,
  • sampai takut akan TUHAN,
  • sampai taat dengar-dengaran dan kita berada di dalam Tangan Kanan TUHAN. Taat (merendahkan diri) itu bagaikan mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN menyambut dengan Tangan Kanan-Nya untuk memegang kita semuanya. Tangan Kanan TUHAN memberi kemenangan, perlindungan, semuanya ada di dalam Tangan Kanan TUHAN.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 September 2023 (Kamis Sore)
    ... hamba Tuhan pelayan Tuhan yang ditawan oleh setan. Hagai Pada tahun yang kedua zaman raja Darius dalam bulan yang keenam pada hari pertama bulan itu datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel bupati Yehuda dan kepada Yosua bin Yozadak imam besar bunyinya Praktiknya adalah non aktif dalam ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 04 September 2024 (Rabu Sore)
    ... lagi malam kegelapan. Wahyu . Dan malam tidak akan ada lagi di sana dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Mengapa manusia termasuk pelayan Tuhan harus mengalami kutukan laknat Salah satunya adalah karena manusia termasuk ...
  • Ibadah Natal Surabaya, 20 Desember 2010 (Senin Sore)
    ... makan atau haus dan kami memberi Engkau minum . Dan Raja itu akan menjawab mereka Aku berkata kepadamu sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini kamu telah melakukannya untuk Aku. . Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 19 Maret 2011 (Sabtu Sore)
    ... yang keras membuat laut itu menjadi tanah kering maka terbelahlah air itu. Setelah tongkat diangkat oleh Musa angin timur bertiup sehingga laut terbelah seperti pintu tirai yang terbelah. nbsp Tongkat Musa salib angin timur roh kudus. nbsp Yohanes Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 November 2017 (Selasa Sore)
    ... menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan Hukuman Allah Roh Kudus keenam adalah terjadi gempa bumi yang dahsyat baik secara jasmani terutama secara rohani. Gempa bumi yang ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 09 Juni 2009 (Selasa Pagi)
    ... dilalukan dari padaNya. Sampai puncak taat dengar-dengaran Yesus adalah taat sampai mati di kayu salib. Bagi kita sekarang kita harus taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Ukurannya adalah melakukan kehendak Tuhan taat dengar-dengaran yang ditandai sengsara daging sengsara batin sampai daging tidak lagi bersuara. Kalau sesuatu merupakan kehendak Tuhan maka Tuhan pasti ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 04 Desember 2010 (Sabtu Sore)
    ... tempat yang bernama Golgota yang berarti Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya tetapi Ia menolaknya. Golgota adalah tempat hukuman mati bagi orang-orang yang melakukan kejahatan yang berat. Tempat tengkorak dipilih oleh Yesus untuk membuktikan bahwa Dia adalah kepala yang bertanggung jawab atas tubuh-Nya sidang jemaat-Nya. Yesus harus mati di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 Desember 2019 (Rabu Sore)
    ... Tuhan dipacu untuk menjadi pandai hebat. Hatinya yang harus dipacu supaya menjadi tempatnya Roh Kudus karena Roh Kudus memiliki karunia yang melebihi apapun. Waspada Ada tiga macam roh yang lain--ini yang harus dibersihkan-- Matius . Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2022 (Minggu Siang)
    ... ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. . Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub yang turut ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 November 2015 (Minggu Sore)
    ... Akibatnya jemaat Laodikia dimuntahkan artinya terpisah selamanya dari TUHAN kalau dimuntahkan tidak mungkin diambil lagi binasa. Dibakar Matius sekam untuk dibakar binasa selamanya. Hanya luar terus yang dalamnya tidak mau Nanti akan dibakar selama-lamanya. Yesaya - . Wahai Ributnya banyak bangsa-bangsa mereka ribut seperti ombak laut menderu Gaduhnya suku-suku bangsa mereka ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.