Kita
kembali pada tema kita yang terdapat di
dalam kitab Wahyu 1: 16.
ini
tentang empat Penampilan/Wujud/kenyataan
dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan:
Ay13,
penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Imam Besar ('
Dia berpakaian jubah yang
panjangnya sampai di kaki, dadanya berlilitkan ikat pinggang').
Ay
14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja.
Ay
15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil ('
kaki-Nya mengkilat bagaikan
tembaga yang membara dalam perapian').
Ay
16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga (Kepala).
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Penampilan
YESUS sebagai Mempelai Laki-laki Surga ditandai dengan:
- 'di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang'
Ini sudah diterangkan.
- 'dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua'
Ini
sudah diterangkan.
- 'wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik'
Inilah
yang sedang kita pelajari. Wajah YESUS sebagai Mempelai Pria Surga
bersinar-sinar bagaikan matahari terik (menyinarkan sinar kemuliaan).
Ini pernah didemonstrasikan oleh TUHAN YESUS diatas gunung yang
tinggi, bersama dengan Petrus, Yakobus dan Yohanes. Itu
juga menunjuk kepada
doa penyembahan.
Jadi,
dalam doa penyembahan yang benar, kita dapat
melihat Wajah
YESUS yang bersinar-sinar bagaikan matahari terik (Wajah
YESUS menyinarkan sinar kemuliaan), sehingga kita mengalami
pembaharuan (keubahan hidup) dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS. Pembaharuan dimulai dari panca indera
dan pada
wajah,
terdapat lima indera. Pembaharuan panca indera, ada kaitannya dengan
pembangunan tabernakel (jaman
Musa) = pembangunan bait
ALLAH = pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, Mempelai
Wanita
TUHAN (pembangunan bait
ALLAH yang rohani atau tabernakel yang rohani).
Keluaran
25: 1-7,
1.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
2.
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku
persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya,
haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
3.
Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas,
perak, tembaga;
4.
kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu
kambing;
5.
kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu
penaga;
6.
minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk
ukupan dari wangi-wangian,
7.
permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup
dada.
Keluaran
25 ini
berbicara tentang
pembangunan tabernakel.
Keluaran
25: 1-6 => bahan-bahan untuk pembangunan tabernakel.
Ay
2 => '
dari setiap
orang yang terdorong hatinya'
=> rela hatinya.
Ay
3 => '
emas, perak,
tembaga' => logam.
Ay
6 => '
rempah-rempah'
=> semuanyaberasal
dari tumbuh-tumbuhan.
Ay
7 => '
permata
krisopras dan permata tatahan'
=> dari permata (batu-batuan).
Bahan-bahan
untuk pembangunan tabernakel, dibagi menjadi lima kelompok (menunjuk
panca indera):
- Logam
(emas, perak, tembaga),
untuk rangka dari tabernakel (seperti rumah ada rangka-rangkanya).
Ini menunjuk pendirian yang teguh = pengakuan iman yang teguh.
Mengaku itu menunjuk indera mulut. Jadi dalam pembangunan
tabernakel, mulut juga dilibatkan.
Roma
10: 9,
10,
9.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10.
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan.
Mulut
mengaku dan percaya kepada YESUS. Itulah pengakuan iman yang teguh.
- Tumbuh-tumbuhan,
terutama rempah-rempah.
Ini dapat
dipelajari dalam Keluaran 30, tentang rempah-rempah untuk
persembahan ukupan (ukupan yang kudus), dupa, minyak urapan; ada
getah damar, kulit lokan, getah rasamala. Semuanya berasal dari
tumbuh-tumbuhan, terutama rempah-rempah yang berbau harum. Bau harum
ini dicium, jadi menunjuk alat indera hidung (mencium bau harum).
Jadi hidung ini,
juga ada
kaitannya dengan pembangunan tabernakel. Jangan mencium bau busuk,
melainkan cium bau harum (rempah-rempah).
- Dari
binatang (kulit domba jantan yang diwarnai merah, bulu kambing dll).
Kulit
ini menunjuk indera peraba (ibadah
yang lalu, kita
membahas kulit atau indera peraba).
- Batu-batuan
(permata dll).
Permata ini banyak dipasang ditelinga.
Amsal
25: 12,
Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan
kencana untuk telinga yang mendengar.
Ay
12 => Seperti
anting-anting emas berpautan dengan kalung yang dari emas, demikian
telinga yang suka mendengar berpautan dengan penegur yang berbudi
(dalam terjemahan lama).
Batu permata berada di telinga. Ini
menunjuk indera telinga yang dengar-dengaran (telinga yang
dengar-dengaran diberikan anting-anting batu kencana atau batu
permata).
- Warna-warna
(kain ungu dll).
Warna-warna ini diambil dari kerang-kerangan (kerang yang ditumbuk,
sehingga mengeluarkan warna). Warna (pigmen) itu bisa dilihat dengan
mata. Jadi ini menunjuk indera mata.
Jadi
pembaharuan panca indera ada kaitannya dengan pembangunan tabernakel
= pembangunan bait ALLAH = pembangunan
Tubuh Kristus Yang
sempurna (Mempelai Wanita
Surga).
Mari,
sekarang kita belajar pembaharuan panca indera yang dikaitkan dengan
pembangunan tabernakel:
- Pembaharuan
mata.
Markus
13: 1,
2,
1.
Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata
kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan
betapa megahnya gedung-gedung itu!"
2.
Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang
hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu
yang lain, semuanya akan diruntuhkan."
Markus
13 ini, berbicara
tentang bait
ALLAH yang akan
diruntuhkan. (lebih baik
memakai istilah direnovasi, jangan
diruntuhkan).
Pembaharuan panca indera = pembangunan bait
ALLAH = merenovasi (memperbaiki) bait
ALLAH yang sudah mau runtuh. Kalau panca indera tidak dibaharui
(mulut berdusta, telinga mendengar gosip, mata memandang yang tidak
baik, perasaan suka tersinggung) = bait
ALLAH yang runtuh.
Ay 1 => 'Guru,
lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu'
=> bait
ALLAH yang jasmani.
'betapa
megahnya gedung-gedung itu!'
=> seringkali kali yang dilihat oleh
mata
hanyalah kokoh, megah, kaya, hebat, besar (gereja besar) dsbnya.
Inilah yang dilihat oleh mata! Kalau hanya melihat demikian, dapat
runtuh.
Ay 2 => 'Kaulihat
gedung-gedung yang hebat ini?'
=> lihat = menunjuk indera mata. Sebab itu mata harus
dibaharui.
'Tidak
satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain,
semuanya akan diruntuhkan."
=> ternyata bait
ALLAH jasmani yang
akan
diruntuhkan.
Jika mata kita hanya tertuju kepada perkara
jasmani (mata daging), maka kerohanian kita akan runtuh (iman kita
akan gugur). Memandang perkara jasmani
seperti
gereja besar, uang banyak, orang hebat, keluarga dll. Mari, pada
kesempatan sekarang
ini biarlah terjadi pembaharuan mata. Mata
yang sudah dibaharui adalah
mata yang tertuju untuk memperhatikan Firman nubuat.
2
Petrus 1: 19,
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu.
Ay
19 => 'firman
yang telah disampaikan oleh para nabi'
=> Firman nubuat.
'bintang
timur'
=> Pribadi
YESUS sebagai Mempelai
Pria
Surga
(Bintang
Timur
Yang
gilang
gemilang).
Firman
nubuat adalah
Firman yang menyatakan sesuatu yang belum terjadi, tetapi pasti
terjadi terutama tentang kedatangan YESUS ke dua kali dalam
kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja, Mempelai Pria Surga di
awan-awan yang permai untuk menyucikan kita, sampai sempurna seperti
Dia. Ini disebut juga Kabar
Mempelai
= Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua =
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus 4: 3-4).
Firman
penginjilan (kabar baik) adalah
Firman yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke
dunia, mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ini
sudah terjadi
dua ribu
tahun yang lalu! Sedangkan Kabar
Mempelai
belum terjadi, tetapi pasti akan
terjadi
(nubuat).
Jika
mata tertuju pada Kabar
Mempelai,
hasilnya adalah
- Firman
nubuat (Kabar
Mempelai)
akan bersinar di
dalam
hati kita = menerangi hati yang gelap, sehingga mulai timbul sinar
pelita di
dalam
hati kita yang dipancarkan keluar lewat perkataan perbuatan yang
benar dan baik. Semoga kita dapat
mengerti
ini.
- sinar
kemuliaan ini (sinar yang dipancarkan keluar) semakin hari, semakin
membesar untuk menampilkan kita sebagai (Matius 5):
- pelita
di
dalam
rumah tangga. Suami, isteri menjadi pelita.
- terang
di depan orang banyak (lebih besar dari rumah tangga): di
lingkungan kita, di sekolah, di kantor, di gereja, dimana saja.
- sampai
menampilkan kita menjadi terang dunia = Bintang
Timur
Yang
gilang gemilang = kehidupan yang sempurna, sama mulia dengan YESUS
sebagai Mempelai Pria Surga, itulah Mempelai
Wanita
Surga
Yang
siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali.
Begitulah
keubahan yang terjadi sedikit demi sedikit. Sekarang, mata kita
harus tertuju pada cahaya atau kilat (Kabar
Mempelai),
sebab
kita
sudah menerima Firman penginjilan (YESUS sudah mati untuk
menyelamatkan kita). Kita sudah selamat, sekarang mau kemana? Kita
yang sudah percaya YESUS dan diselamatkan, kalau mata hanya tertuju
pada gereja besar, uang
yang
banyak, pendetanya begini
begitu,
nanti akan runtuh. Sebab itu, mata kita harus tertuju kepada Firman
nubuat. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika, panca inderanya tidak diperbaharui, maka bait
ALLAH akan runtuh (runtuh kerohanian kita). Tetapi jika dibaharui,
itu bagaikan membangun bait
ALLAH. Yang sudah agak goyah, agak runtuh, mari dibangun
(direnovasi)
menjadi
bait
ALLAH, sampai sempurna.
- Pembaharuan
telinga.
Markus
13: 7,
Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang
perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi
itu belum kesudahannya.
Ay
7 => 'apabila
kamu mendengar'
=> menunjuk indera telinga.
Jika
telinga tidak dibaharui (telinga daging), maka suka mendengar deru
perang (gosip-gosip yang tidak benar, kabar yang menimbulkan
peperangan, sehingga terjadi perang saudara, perang dalam gereja,
peperangan antar gereja dll dan tidak ada damai sejahtera. Telinga
yang dibaharui adalah telinga yang suka
mendengar Firman pengajaran yang benar sampai taat dengar-dengaran.
Telinga ini ada dua; telinga ke-1 untuk mendengarkan Firman dan
telinga ke-2 untuk dengar-dengaran. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita belajar kejadian
yang terjadi di taman
Eden. Tuhan berkata => 'semua buah pohon
di taman, boleh kau makan buahnya, kecuali satu',
tetapi Adam dan Hawa justru
memakan satu buah yang dilarang oleh
TUHAN (tidak taat). Hati-hati! Jika tidak
taat kepada pengajaran yang benar, itu bagaikan mengubah suasana
Firdaus menjadi suasana kutukan. Suasana kutukan yaitu sengsara,
susah payah, air mata, penderitaan, jika dibiarkan
saja,
akan sampai kepada kebinasaan. Orang tua surgawi Yang
tidak kelihatan (YESUS) itulah Firman.
Orang tua rohani
adalah gembala. Orang tua jasmani yaitu orang tua kita di rumah.
Jangan sampai tidak taat, sebab akan
menimbulkan kutukan!
Jika telinga
sudah diperbaharui (direnovasi),
akan menjadi taat dengar-dengaran kepada
Firman (sekalipun kelihatannya terkutuk), itu bagaikan mengubah
suasana kutukan menjadi suasana firdaus
(membuka pintu firdaus).
Contohnya: seperti YESUS taat sampai mati, bahkan sampai
mati terkutuk di kayu salib, tetapi itu
membuka pintu Firdaus. Penjahat saja dapat
diselamatkan => 'hari ini engkau bersama
dengan Aku di Firdaus' Jika pintu Firdaus
dibukakan (lewat ketaatan), berarti pintu-pintu di dunia juga
terbuka. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika dua indera dibaharui (mata dan telinga),
itulah kehidupan yang tergembala. Jika mata tidak lagi melihat yang
jasmani dan telinga tidak lagi mendengarkan suara gosip, suara lain
dll (bisa mendengarkan Firman yang baik), maka kita
dapat tergembala.
Lukas
2: 20,
Maka
kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya
sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ay
20 => 'yang
mereka dengar'
=> telinga.
'dan
mereka lihat'
=> mata.
Kalau mata dapat
melihat Firman pengajaran yang benar dan telinga mendengar
dan dengar-dengaran
pada Firman pengajaran yang benar, maka kehidupan itu dapat
tergembala dengan benar dan baik. Saat gembala-gembala bertemu
dengan malaikat,
lalu mendengar suara => 'pergi
kesana, ke kandang Betlehem, disana akan lahir Raja (YESUS)'
Setelah mendengar, mereka pergi kesana (taat), lalu mereka melihat
=> 'oh,
benar terjadi (cocok)' Jadi pengalaman mendengar dan melihat
merupakan pengalaman seorang gembala (kehidupan yang tergembala).
Jika tergembala,akan
ada perlindungan TUHAN terhadap suasana Sodom dan Gomora di dunia
akhir zaman ini, sehingga
tidak
stress,
tetapi
akan
mengalami
damai sejahtera.
2
Petrus 2: 7,
8,
7.
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus
menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan
yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
8.
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap
hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat
itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa--
Ay
7,
8
=> di dunia ini, dua indera kita menderita, karena melihat dan
mendengar Sodom dan Gomora. Apalagi sekarang, hal ini dibuka begitu
dahsyat. Kalau tidak tergembala (tidak mau mendengar Firman
penggembalaan), maka akan mendengar berita yang menakutkan, berita
yang najis, ini akan menyiksa kita. Tinggal pilih salah satu dari
dua ini!
Jika kita tergembala (telinga mendengar
dan dengar-dengaran
pada Firman pengajaran yang benar dan mata dapat
melihat Firman pengajaran), kita menjadi kehidupan yang tergembala
dengan benar dan baik.
Hasilnya
adalah
- Jiwa
kita menjadi tenang dan damai sejahtera (kita mengalami ketenangan,
damai sejahtera dari surga).
Sementara keadaan
di
dunia ini sudah seperti Sodom dan Gomora; yang didengar jahat,
najis, kacau, lama-lama tersiksa => 'Dollar begini, ekonomi
begini, yang najis dan jahat' Tetapi kalau tergembala, maka
di
situ
kita akan
dilindungi
(mendapatkan damai sejahtera, ketenangan dari surga). Dunia
goncang, tetapi di surga tidak pernah goncang.
- Kita
mengalami perlindungan dari keadaan dunia akhir zaman,
yaitu dari puncaknya dosa (dosa makan minum dan dosa kawin
mengawinkan) dan dari hukuman ALLAH yang akan jatuh atas dunia. Dua
indera (mata dan telinga) ini penting sekali, mari kita memohon
kepada TUHAN supaya dibaharui. Saudara mungkin sudah banyak
mendengar dan melihat, baik di kantor dll => 'mengapa
begini ya'?
imbangilah
dengan mendengarkan Firman di gereja. Nanti, kita akan
mengalami
kedamaian dan ketenangan (tidak goncang).
Pembaharuan
panca indera = pembangunan tabernakel = pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (Mempelai
Wanita
Surga).
Tetapi kalau panca inderanya daging, maka bait
ALLAH akan runtuh = kerohanian runtuh = iman kita gugur dan hancur =
kebenaran dan kesucian juga
akan runtuh. Jadi, semuanya tergantung
dari panca indera.
- Pembaharuan
mulut.
Markus
13: 11,
Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan
apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan
kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata,
melainkan Roh Kudus.
Ay
11 => 'Dan
jika kamu digiring dan diserahkan'
=> ini oleh antikristus (menolak Kristus).
'janganlah
kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan'
=> menunjuk indera mulut.
Kalau
mulut belum dibaharui (mulut daging), nanti berkata dusta (kalau
dalam keadaan terjepit, akan
berkata berdusta). Kalau nanti digiring
dan diserahkan ('jika
kamu digiring dan diserahkan'),
bisa gawat! Sekarang saja kalau terjepit soal ekonomi; dalam
berjualan
mengatakan
=> 'saya rugi, padahal sudah untung' Inilah mulut daging yang
banyak berdusta, banyak berdalih. Mulut
yang dibaharui adalah
perkataan-perkataan yang benar dan baik (tidak ada dusta
lagi).
Efesus
4: 25, 29,
30,
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
29.
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
30.
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Perkataan
yang dibaharui = mulut
yang diurapi oleh Roh Kudus, yaitu akan
menghasilkan:
- perkataan
benar: tidak ada dusta = jujur => 'kalau ya katakan ya, kalau
tidak katakan tidak' Jujur ini terutama soal pengajaran yang
benar atau soal Pribadi
TUHAN (ini diulang-ulang terus). Mulai dari pintu gerbang sampai
dengan tabut perjanjian harus benar (tidak boleh tidak benar).
Kalau ada satu yang tidak benar => 'hanya
soal iman tidak cocok' Kalau pintu gerbangnya lain, berarti arah
masuknya sudah lain.
Jangan pernah mengatakan
berbeda 'sedikit saja'! Pelajaran tentang iman, dalam Roma 10:
17 'iman berasal dari mendengarkan Firman'
Contohnya seperti Abraham: Abraham diperintahkan pergi oleh TUHAN,
ia pergi sekalipun tidak tahu negara yang harus
dituju. Sekarang ini diajarkan imannya
Tomas (iman karena melihat). Jadi harus melihat dahulu. Padahal
TUHAN mengatakan
=> 'Tomas, kamu percaya karena melihat,
berbahagialah yang percaya tapi tidak melihat' Sekalipun
hanya berbeda
sedikit saja, pintu gerbang kuncinya
berbeda => 'yang satu gemboknya
panjang, yang satunya lagi gemboknya pendek'
Maka masuk rumahnya sudah lain. Kita
jangan berspekulasi di
dalam kerajaan surga! Ini bukan
kebenaran sendiri => 'ini kebenaran sendiri, hanya beda
sedikit saja, tidak apa-apa' Tidak bisa! Dalam tabernakel tidak
boleh berbeda. Kalau berbeda, pasti lain arahnya, sebab itu
hati-hati. Hari-hari ini,
kita harus jujur soal pengajaran. Jika
sama-sama benar (pengajaran sama-sama berdasarkan alkitab, tidak
menyimpang sedikitpun, baik tentang iman, baptisan air, baptisan
Roh Kudus, nikah), nanti akan menjadi satu, wajar dan pasti akan
bertemu. Tidak perlu
dipukul, dikasari, dipaksa, dibujuk, tidak perlu!
Nanti pasti bertemu. Benar dengan benar, pasti bertemu. Sedangkan,
benar dengan salah (biarpun hanya berbeda
sedikit saja), tidak pernah dapat
bertemu. Salah dengan salah juga akan bertemu. Dalam fellowship itu
ada dua. Yaitu fellowship
mulai dari nikah (nikah ada dua), penggembalaan ada dua, antar
penggembalaan seperti nanti di Empire Palace juga ada dua, yaitu
benar dengan benar atau salah dengan salah. Hanya itu
saja, itu sebabnya kita
jangan salah pilih! Ini bukan berarti
kita saja yang paling benar, tidak! Mari, periksa di alkitab. Mari,
jujur soal pengajaran. Kalau sudah berbeda sedikit saja, jangan!
Kalau salah, tetapi bertemu, berarti kita juga
akan salah.
Kalau benar, tetapi bertemu, berarti kita benar juga. Semoga kita
mengerti.
- ay
29, perkataan yang membangun kerohanian (bukan yang melemahkan) dan
membawa kasih karunia TUHAN. Jika mulut diubahkan, maka diurapi Roh
Kudus. Tetapi, jika mulutnya daging, maka akan mendukakan Roh Kudus
(ayat 30), contohnya: berdusta, fitnah dll. Mendukakan Roh Kudus =
menduka citakan Roh Kudus. Jika mendukakan Roh Kudus, maka
kehidupan juga akan
duka cita dan jika
tidak tertolong, maka akan sengsara untuk
selama-lamanya). Mulut ini dapat
membawa kita ke surga atau ke neraka? Mulut ini sebagai kemudi =>
'kemana hidup kita?' Semoga kita dapat
mengerti.
Tentunya,
bapak, ibu, saudara juga mempunyai pengalaman dalam hal ini. Dulu
saya juga pernah mengalami dan inilah pengalaman yang saya
ingat-ingat. Masih bersekolah dengan teman-teman,
berbicara-berbicara lalu ada dusta,
dan akan ikut-ikutan berdusta.
Tadinya memang senang-senang (nilai bagus, bergurau senang), lalu
ada perkataan yang tidak baik, dusta, tahu-tahu seperti ada yang
merosot (menurun).
Saya berlari kebelakan dan
masuk ke kamar mandi), saya tahu =>
'ada dusta'.
Langsung minta ampun, kalau tidak, dapat
menduka
citakan
Roh.Kudus dan
kalau
menduka
citakan Roh.Kudus
dilanjutkan,
bisa sengsara. Jika sengsara dilanjutkan, sengsara selama-lamanya
dan binasa. Ini tidak main-main (serius)! Mari, mulut mau diurapi
Roh Kudus (dibaharui) atau mulut mendukakan Roh Kudus. TUHAN akan
tolong kita. Semoga kita dapat
mengerti.
- Pembaharuan
hidung.
Markus
13: 18-20,
18.
Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin.
19.
Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah
terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan
yang tidak akan terjadi lagi.
20.
Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala
yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena
orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat
waktunya.
Ay 18 =>
'Berdoalah'
=> Berdoa = menyembah. Ini menunjuk indera hidung atau penciuman
('mencium
bau dupa').
Hidung
tidak dibaharui (hidung daging) = mencium bau busuk (gosip-gosip)
atau bau kematian (kematian rohani sampai kematian ke dua di
neraka). Jangan sampai kita mencium bau-bau yang mematikan
kerohanian kita (membuat kering kerohanian kita), sampai kematian ke
dua di neraka. Hidung
dibaharui adalah
gemar menyembah TUHAN ('mencium
bau dupa')
dalam penyembahan yang benar = penyembahan dengan 'Haleluya',
yaitu menyembah YESUS sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria
Surga.
Wahyu
19: 6,
7,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Ay
6 => 'katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja'
=> Dia sebagai Raja.
Ay 7 => 'Karena
hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia'
=> Dia juga sebagai Mempelai Pria Surga.
Penyembahan
yang benar dimulai dari:
- penyembahan
secara pribadi,
- kemudian
ditingkatkan secara berkeluarga (dalam nikah), kemudian
ditingkatkan lagi berjemaah (dalam penggembalaan),
- lalu
antar penggembalaan,
- sampai
penyembahan satu Tubuh
Kristus yang sempurna (Wah 19: 6-7), Mempelai
Wanita
Surga
di awan-awan yang permai. Dari empat penjuru bumi dengan bahasa
apapun, dari bangsa manapun (bangsa Israel, bangsa kafir), suku
manapun, menjadi satu bahasa yaitu 'Haleluya' Baik yang sudah
meninggal dunia (kekasih-kekasih kita yang sudah
mati
terlebih
dahulu di
dalam
TUHAN) dan yang masih hidup akan menjadi satu kembali.sampai
menyembah dengan 'Haleluya' di takhta surga untuk
selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Biarlah
kita gemar menyembah TUHAN. Jangan menyembah dengan terpaksa! Kalau
sekarang menyembah TUHAN dengan terpaksa, berarti hidungnya agak
mampet (flu, agak rusak atau sakit hidungnya). Kalau hidungnya rusak
(terkena flu), mau bernafas juga sulit (sampai suara nafasnya
terdengar). Sekarang
ini,
biarlah hidungnya direnovasi (dibaharui), sehingga dapat
mencium bau dupa (bisa menyembah TUHAN). Jika menyembah TUHAN dengan
terpaksa atau dipaksa, maka satu waktu kita akan dipaksa untuk
menyembah antikris. Mari, gemar, bahagia (dengan kerelaan hati)
dalam menyembah TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Penyembahan
yang benar (menyembah TUHAN) adalah
- proses
perobekan daging supaya menghasilkan bau harum = menjadi berkat
bagi orang lain.
- perobekan
daging supaya kita menerima kasih ALLAH bagaikan matahari yang
disinarkan (supaya terus
terasa hangat).
Tadi di Markus 13, terjadi musim dingin ('berdoalah
supaya jangan terjadi pada musim dingin').
Penyelesaian pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (pembangunan bait
ALLAH) terjadi pada musim dingin. Oleh sebab itu kita membutuhkan
kasih ALLAH. Kasih ALLAH sangat dibutuhkan untuk menghadapi musim
dingin rohani. Kalau sudah musim dingin, maka kedurhakaan akan
meningkat.
Matius
24: 12,
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
Kalau
masuk musim dingin rohani (tanpa kasih), maka kedurhakaan akan
meningkat = hamba TUHAN, anak TUHAN, pelayan TUHAN menjadi durhaka
kepada TUHAN, durhaka dalam rumah tangga, durhaka dalam segala hal,
sampai puncaknya kedurhakaan antikris.
Ada
dua kemungkinan pada masa kedurhakaan antikris:
- menjadi
mangsa dari antikris (kehidupan yang tidak mau menyembah antikris).
Disiksa sampai dipancung kepalanya, tetapi dia akan dibangkitkan
oleh TUHAN (diselamatkan) untuk menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN. Inilah kemungkinan pertama, tetapi bisa juga tidak kuat.
- menyembah
antikris:
menjadi sama dengan antikris, menjadi penyiksa anak TUHAN, hamba
TUHAN lain yang ketinggalan pada zaman antikris. Jika menyembah
antikris, nanti akan dibinasakan oleh TUHAN pada saat kedatangan
YESUS yang ke dua kali.
Contoh
kedurhakaan:
- durhaka
kepada TUHAN: tidak taat, tidak setia, berbuat dosa. Kedurhakaan
ini akan meningkat, jika tidak ada kasih.
- durhaka
di
dalam
rumah tangga: suami durhaka, isteri durhaka, anak durhaka,
- durhaka
dalam segala hal,
- sampai
puncaknya nanti yaitu kedurhakaan antikris yang berkuasa selama
tiga setengah tahun
di bumi.
Lebih
baik
sekarang
ini penyembahan ditingkatkan (hidung dibaharui), sampai kita
mengalami penyembahan yang benar. Proses perobekan daging untuk
menghasilkan bau harum dan menjadi berkat bagi orang lain. Itulah
orang menyembah! Menyembah itu memberi; menjadi berkat bagi orang
lain baik secara jasmani, secara rohani. Bukan malah menjadi beban,
menjadi bau busuk!
Kalau panca
indera daging, maka bait
ALLAH akan diruntuhkan
(tidak dapat
menjadi Tubuh
Kristus yang sempurna). Kalau panca indera dibaharui, terjadi
pembangunan bait
ALLAH (pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna). Tinggal pilih! Lima indera (wajah) inilah
yang menentukan! Semoga kita dapat
mengerti.
- Pembaharuan
kulit (peraba).
Markus
13: 21-23,
21.
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di
sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
22.
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka
akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud,
sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.
23.
Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini
kepada kamu."
Ay
21 => 'jangan
kamu percaya'
=> menunjuk perasaan.
Ay 22 => 'sekiranya
mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan'
=> orang pilihan, termasuk orang yang
berada diadalam
Kabar
Mempelai
(pengajaran yang benar) juga
akan disesatkan.
Ay
23 => 'Hati-hatilah
kamu!'
=> Camkan! (menunjuk perasaan).
Kulit atau indera peraba
harus dibaharui (diurapi Roh Kudus). Dalam ibadah waktu
yang lalu
sudah diterangkan secara detail, sekarang ini
hanya
diulangi sedikit. Jadi kulit harus dibaharui untuk mengantisipasi
(menghadapi) si penyesat. Mari baca dalam 1 Yohanes 2, waktu
yang lalu
sudah dibaca, tidak apa-apa dibaca ulang untuk memantapkan kita.
1
Yohanes 2: 26,
27,
26.
Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha
menyesatkan kamu.
27.
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima
dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana
Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap
tinggal di dalam Dia.
Ay
27 => 'Karena
itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain'
=> sekarang ini tidak perlu pendeta, siapa saja boleh berkhotbah,
kumpul-kumpul, lalu ?'siapa yang khotbah'
Atau dari mimbar menunjuk => 'kamu khotbah'
Tidak perlu pendeta lagi! Bukan itu maksudnya! Ini tentang
antikristus (judulnya tentang antikris).
Nanti antkris itu
akan
melakukan 'door
to door' (maafkan kalau salah menyebut). Jadi kita tidak ada
kesempatan untuk bertanya ke sana kemari => 'ini antikris atau
bukan?' Tetapi kalau indera peraba kita sudah diurapi, kita akan
tahu. Ini sungguh-sungguh, ajaran sesat itu 'door to door' Saya
sudah beberapa kali bertemu di Malang, mereka langsung masuk ke
gereja, waktu itu memang bukan waktunya kebaktian. Saya waktu itu
hanya
memakai
kaos biasa, mungkin mereka tidak mengira kalau saya pendetanya. Dia
hanya
berkata
=> 'pak, saya mau memotret
gereja' Saya sudah tahu dia, dari dasinya => 'ada ajaran
sesat ini' Lalu saya katakan
=> 'baik, tetapi tidak boleh bicara ya'.
Dijawab => 'ya, hanya
foto saja' Sewaktu dia mau berbicara,
saya langsung berkata
jangan
berbicara'.
Dia orang bule, tapi dapat
berbahasa
Indonesia. Akhirnya dia bertanya
=> 'bapak siapa?' Karena dia hanya
bertanya
'bapak siapa?' Saya jawab dengan
tegas
bahwa
'saya pendetanya' Dia langsung permisi pulang.
Jadi
'tidak perlu diajar' maksudnya adalah
dalam urapan Roh Kudus,
kita akan
tahu
si penyesat dan kita tidak dapat
disesatkan (ditipu). Bpk pdt Pong Dongalemba almarhum, guru dan
gembala saya, mengatakan => 'satu waktu, tidak
perlu
berbicara,
berjalan
saja kita sudah tahu' Kalau indera peraba atau kulit ini sudah
tidak ada suara dagingnya dan benar-benar dalam urapan (sudah
waktunya TUHAN datang kembali), jalan saja kita sudah tahu. Inilah
yang saya tunggu! Semoga kita dapat
mengerti.
Mereka
ini memiliki cara yang banyak. Kami di gereja memelihara anak yang
bisu tuli, saya sekolahkan di Sekolah Luar Biasa, dikejar sampai di
gereja (ada
satu
orang yang mengejar) => 'saya boleh mengajar ini, pak (dia
membawa sesuatu)' ketika
saya
lihat,
saya berkata
tidak perlu.
Dia menjawab
=> 'dia tidak bisa ...' Saya jawab => 'bisa, nanti TUHAN
yang mengajarkan dia (dia sudah mengerti kalau disuruh)' Saya
tahu, ini sudah kesana arahnya. Hati-hati, siapa saja akan dikejar,
dan
yang
dapat
menolong kita hanyalah urapan
dari Roh.Kudus, sebab
di
dalam
urapan Roh Kudus,
kita sudah mengetahui
si penyesat dan kita tidak bisa disesatkan (tidak perlu diajar).
Apalagi, kalau dia sudah berkhotbah,
kita akan lebih mengetahuinya lagi. Inilah perlunya urapan Roh
Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
indera peraba diurapi, kita memiliki perasaan:
- peka
dan tegas untuk menolak ajaran sesat (ajaran palsu, ajaran lain),
- peka
dan tegas untuk berpegang teguh pengajaran yang benar,
- sampai
taat dengar-dengaran.
Kalau
sudah menganggap semua pengajaran sama => 'sama saja, hanya
berbeda
sedikit' Itu sudah permulaan/awal
disesatkan dan urapan sudah runtuh (benteng sudah runtuh). Urapan
Roh Kudus = benteng kita. Jika sudah demikian, ajaran palsu akan
masuk dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Panca
indera sudah dibaharui = pembangunan tabernakel selesai = pembangunan
Tubuh
Kristus yang sempurna selesai, maka datanglah awan kemuliaan.
Keluaran
40: 33-38
33.
Didirikannyalah tiang-tiang pelataran sekeliling Kemah Suci dan
mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai pintu gerbang pelataran itu.
Demikianlah diselesaikan Musa pekerjaan itu.
34.
Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi
Kemah Suci,
35.
sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu
hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
36.
Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel
dari setiap tempat mereka berkemah.
37.
Tetapi jika awan itu tidak naik, maka merekapun tidak berangkat
sampai hari awan itu naik.
38.
Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada
malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel
pada setiap tempat mereka berkemah.
Ay
33 => '
Demikianlah
diselesaikan Musa pekerjaan itu'
=> pekerjaan pembangunan tabernakel selesai.
Ay
34 => '
kemuliaan
TUHAN memenuhi Kemah Suci'
=> jika sekarang
ini kita mengalami pembaharuan panca indera (pembangunan tabernakel
selesai), yang datang adalah
kemuliaan TUHAN
memenuhi kehidupan kita.
Kalau
pembangunan tabernakel selesai = kita mengalami pembaharuan panca
indera, maka kita akan
mengalami awan
kemuliaan TUHAN (Shekinah Glory) memenuhi kehidupan kita. Semoga kita
mengerti.
Ada
tiga aktivitas awan kemuliaan:
- Keluaran
40: 37,
Tetapi jika awan itu tidak naik, maka merekapun tidak berangkat
sampai hari awan itu naik.
Aktivitas
pertama:
awan
tidak naik
= pengalaman
kematian.
Jadi
pengalaman kematian sudah merupakan bagian dari kemuliaan. Kalau
tidak ada kematian, maka tidak akan
ada
kemuliaan. Kalau saat ini kita berada dalam pengalaman kematian
(penderitaan) => 'terima kasih TUHAN' Itu sudah bagian dari
kemuliaan dan tinggal menunggu kemuliaan. Jangan malah
bersungut-sungut!
Yesaya
30: 14,
15,
14.
seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan
tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat
satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam
tungku atau mencedok air dari dalam bak."
15.
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam
tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu
enggan,
Ay
14 => sudah tidak berguna sama sekali, hancur-hancuran
(kecil-kecil, berkeping-keping).
Ay 15 => 'Tetapi
kamu enggan'
=> yang benar adalah 'jangan enggan' Jadi jangan menolak
pengalaman kematian. Jika menolak pengalaman kematian, tidak akan
ada
kemuliaan.
Perhatikan!!
terutama Lempin-El, jangan menuntut => 'kami hamba TUHAN, hamba
TUHAN itu harus mulia' Terserah! Yang penting ada tiga aktivitas
awan. Memang, kita semuanya mulia dihadapan TUHAN, tetapi ada tiga
aktivitas awan. Nomor satu adalah awan tidak naik (pengalaman
kematian terlebih
dahulu).
Keadaan
orang dalam pengalaman kematian adalah
bagaikan tempayan yang hancur (tidak bisa digunakan untuk mencedok
api) = sangat tidak berdaya, hancur berkeping-keping, tidak berguna,
tidak bisa berbuat apa-apa lagi, semuanya serba salah. Ingat! Jika
kita benar, tetapi disalahkan terus (ke kiri salah, ke kanan salah
dll), maka kita berbahagia (sebab sudah ada awan kemuliaan, tetapi
aktivitasnya masih kematian). Ikutilah dahulu!
Sikap
yang benar dalam pengalaman kematian adalah
- Diam
= berdiam
diri,
artinya periksa diri (mengoreksi diri) lewat ketajaman pedang
Firman, jika ditemukan dosa, maka kita harus mengakui dosa kepada
TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi =
bertobat.
Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali
kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Oleh sebab itu dalam pengalaman kematian harus banyak
mendengarkan Firman. Dalam pengalaman kematian => 'tidak
berdaya
sebab sudah
hancur-hancuran.
Harus
berdiam
diri, jangan kesana kemari. Rekan hamba TUHAN juga harus berdiam
diri. Lempin-El, kalau besok tidak bisa membangun
gereja, ini begini dll, jangan kesana kemari, mengharapkan pendeta
ini padahal pengajarannya tidak benar => 'pokoknya dapat
genteng' Jangan! Justru diam, banyak mendengarkan pengajaran yang
benar.
Bertobat (mengaku dosa) merupakan jalan paling
singkat (jalan toll)
untuk ditolong oleh
TUHAN.
Ini istilah dari bpk pdt Totaijs almarhum.
- Tinggal
tenang,
artinya menguasai diri supaya tidak berputus
asa, tidak kecewa, tidak berharap kepada orang lain, tetapi hanya
berharap kepada TUHAN = berdoa kepada TUHAN.
1
Petrus 4: 7,
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu
dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Orang
yang diam (bertobat) dan tenang (berdoa) = mengulurkan dua tangan
kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan ke dua tangan-Nya (awan
kemuliaan turun) untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya
(menyelesaikan masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya). Semoga
kita dapat
mengerti.
- Keluaran
40: 36,
Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang
Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
Ay
36 => awan itu tidak selalu tidak naik, satu waktu pasti akan
naik. Waktu awan tidak naik (dalam penderitaan, kesulitan,
mustahil), diam tenang, sampai uluran Tangan
TUHAN turun (awan turun) untuk menyelesaikan masalah. Sesudah itu
awan akan naik.
Aktivitas kedua:
awan
sudah naik
= pengalaman
kebangkitan.
Pengalaman
kebangkitan itu bukan diukur dengan barang-barang dunia. Banyak kali
kita salah, kami sesama hamba TUHAN mengukur gerejanya, sepatunya =>
'berapa itu, berapa?' Itu belum tentu kebangkitan. Biarpun
miskin dll, tetapi kalau benar, itulah kebangkitan.
Praktik
pengalaman kebangkitan adalah
- Roma
4: 25,
yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan
dibangkitkan karena pembenaran kita.
Ay
25 => 'yaitu
Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita'
=> mati karena menghapus dosa kita.
'dibangkitkan
karena pembenaran kita'
=> pengalaman kebangkitan = hidup benar.
Praktik pertama:
hidup
benar.
Biarpun
gereja masih kontrak (belum punya), sederhana dll, tetapi kalau
hidup benar itulah kebangkitan. Kalau kaya, tetapi hidup benar, itu
juga kebangkitan. Kaya, tetapi tidak benar, itu bukan kebangkitan.
Miskin, tetapi benar, itu kebangkitan. Miskin, tetapi tidak benar,
itu bukan kebangkitan (tidak mati dan tidak bangkit). Semoga kita
dapat
mengerti.
- Kolose
3: 1,
2,
1.
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan
Allah.
2.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Ay
1 => 'duduk
di sebelah kanan Allah'
=> duduk di sebelah kanan sebagai Imam Besar, itulah kepala dari
ibadah pelayanan. 'carilah
dahulu'
= utamakan ibadah pelayanan = setia dalam ibadab
pelayanan.
Praktik kedua:
mengutamakan
TUHAN
= mengutamakan
ibadah pelayanan
=
setia dalam ibadah pelayanan.
Kalau
kita belum punya uang, belum punya modal, tidak apa-apa, yang
penting benar dahulu, lalu setia dalam ibadah pelayanan. Nanti
TUHAN Yang
akan menolong.
Benar
dan setia bagaikan berikat pinggang. Kalau kita melayani TUHAN
dengan berikat pinggang, nanti TUHAN yang akan bertanggung jawab
semuanya.
Yesaya
11: 5,
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Kalau
kita beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar = memakai ikat
pinggang. Apa itu?
Lukas
17: 7,
8,
7.
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang
membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada
hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
8.
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah
makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku
makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Ay
7,
8
=> hamba yang setia dan benar, setelah pulang dari ladang
penggembalaan (terkena panas dll), masuk dalam rumah, kemudian
'mari, makan dan minum' Tidak! Tetapi masak dahulu, supaya
tuannya bisa makan dan minum. Sesudah itu kamu boleh makan.
Kalau
kita beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar (memakai ikat
pinggang) = memberi makan minum kepada TUHAN = memuaskan hati TUHAN.
Itulah kebangkitan (awan sudah naik)!
TUHAN tidak pernah
menipu kita, kalau dapat
memuaskan hati TUHAN (awan naik), 'sesudah
itu engkau boleh makan minum', artinya
- urusan
makan minum adalah urusannya TUHAN (ada pemeliharaan TUHAN) =
kebutuhan-kebutuhan hidup kita, sampai ke anak cucu kita, adalah
urusannya TUHAN (bukan urusan kita). Urusan kita hanyalah setia dan
benar. Jangan dibalik! Seringkali kita mengurus sesuatu untuk anak
cucu, sampai tidak setia dan tidak benar. Ini gawat! Kalau mengurus
urusannya TUHAN, itu sombong. Jangan sombong! Misalnya: kalau di
kantor kita mengurus urusannya direktur,
ada apa ini? Gaji hanya
sekian, masa mau mengurus urusan direktur?
Urusan TUHAN, biarlah TUHAN yang mengurus. Semoga kita dapat
mengerti.
- TUHAN
memberikan kepuasan sejati, yaitu kebahagiaan dari surga, supaya
kita tidak mencari kepuasan di dunia, tidak jatuh (tidak terjerat)
dalam dosa sampai puncaknya dosa. Semoga kita dapat
mengerti.
- Keluaran
40: 35,
sehingga
Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di
atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
Aktivitas
ketiga:
awan
di atas kemah suci
= awan
kemuliaan (Shekinah Glory) =
pengalaman
kemuliaan.
Kalau
sudah mati, bangkit, maka awan itu ada di atas kemah suci.
Ay
35 => 'sehingga
Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan'
=> tidak dapat
bergerak. Kalau di dalam
bait
ALLAH Salomo, sampai tidak dapat
berdiri. Itulah awan kemuliaan! Awan kemuliaan itu bukan
loncat-loncat, tetapi tidak dapat
bergerak, tidak dapat
berdiri, ini berarti daging sudah
tidak
bersuara lagi.
Jadi, pengalaman
kemuliaan adalah
keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
YESUS. Keubahan hidup dimulai dari taat sampai daging tidak bersuara
lagi (YESUS taat sampai mati di kayu salib) =
'terserah
Engkau TUHAN' Contohnya: 'Abraham sembelihlah anakmu' =>
'terserah Engkau TUHAN' Dagingnya tak bersuara lagi.
'Sembelihlah anakmu' => 'begini TUHAN, jangan anak yang
disembelih, lembu saja, kerbau saja' Itu dagingnya masih bersuara
dan belum ada awan kemuliaan.
Kalau ada awan kemuliaan, Musa
tidak dapat
bergerak, Salomo tidak dapat
berdiri, daging ini sudah tidak ada sama sekali (tidak bersuara
lagi). Itulah taat sampai daging tak bersuara lagi = penyerahan
sepenuh kepada TUHAN.
1
Petrus 5: 5,
6,
5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Ay
5 => 'tunduklah
kepada orang-orang yang tua'
=> tunduk = taat sampai daging tak bersuara.
Kalau
lima indera ini sudah dibaharui, kita mempunyai pikiran perasaan
seperti YESUS, yaitu taat sampai mati di kayu salib
dan kalau
kita, adalah
taat sampai daging tak
bersuara lagi. Lima indera itu terdapat di kepala. Kepala menunjuk
pikiran. Indera peraba menunjuk perasaan. Jadi jika mempunyai pikiran
perasaan seperti YESUS. Contohnya: Abraham taat untuk menyembelih
anaknya, Abraham taat saat diperintahkan pergi => 'terserah
Engkau TUHAN'
Hasilnya
adalah awan kemuliaan
(uluran Tangan
TUHAN) meninggikan kita tepat pada waktu-Nya, artinya:
- diangkat
dari kegagalan-kegagalan, sehingga semuanya berhasil, indah dan
bahagia pada waktu-Nya. Itulah ditinggikan (dimuliakan)!
- dipakai
oleh TUHAN untuk memberitakan atau menyaksikan cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus (Kabar
Mempelai),
- dipakai
dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna,
dan
jika YESUS
datang ke dua kali, kita diangkat di awan-awan yang permai, artinya
kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Yang sudah meninggal
dalam awan kemuliaan (dalam pembaharuan panca indera atau dalam
pembangunan tubuh Kristus) nanti akan dibangkitkan juga sampai di
awan-awan. Kita yang masih hidup, biarlah terus dibaharui, sampai
taat/sampai
daging
tak bersuara lagi, maka kita akan benar-benar ditinggikan oleh
TUHAN.
1
Tesalonika 4: 16-18,
16.
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat
berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu
bangkit;
17.
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
18.
Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan
perkataan-perkataan ini.
Pada
ayat ini jika diperinci,
maka:
pada
saat kedatangan YESUS ke dua kali (bunyi sangkakala yang terakhir)
terjadi dua kejadian dahsyat:
- Mereka
yang mati dalam TUHAN/dalam pembaharuan panca indera / dalam
pembangunan Tubuh
Kristus, akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan.
- Kita
yang masih hidup, akan diubahkan dalam sekejap mata dalam tubuh
kemuliaan.
Keduanya
menjadi satu tubuh yang sempurna untuk menyongsong TUHAN di awan-awan
yang permai dan bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita
dapat
mengerti.
Mari, TUHAN akan menolong kita. Biarlah kita
merasakan uluran
Tangan
TUHAN
yaitu:
- Saat
pengalaman kematian, mari diam dan tenang, TUHAN akan mengulurkan
Tangan-Nya.
- Saat
pengalaman kebangkitan, mari setia dan benar, serahkanlah kepada
TUHAN dan Dia akan mengulurkan Tangan-Nya
untuk memelihara kita.
- Dalam
pengalaman kemuliaan, kita berubah menjadi taat dengar-dengaran,
TUHAN mengulurkan Tangan
untuk meninggikan kita,
dan
- kita
dibuat berhasil-indah,
- kita
dipakai oleh TUHAN, sampai diangkat di awan-awan yang permai.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1