\Kita
kembali kepada pemberitaan Firman di dalam
kitab Wahyu 1. Kita sudah mulai Wahyu 1: 1
pada beberapa bulan yang lalu. Sekarang, kita sudah berada pada kitab
Wahyu 1: 13-16,
ini tentang empat penampilan/wujud/ kenyataan dari
Pribadi YESUS dalam kemuliaan:
Ay13,
penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Imam Besar ('
Dia berpakaian jubah yang
panjangnya sampai di kaki, dadanya berlilitkan ikat pinggang').
Ini sudah diterangkan.
Ay
14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja. Ini juga
sudah diterangkan.
Ay
15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil ('
kaki-Nya mengkilat bagaikan
tembaga yang membara dalam perapian'). Ini juga
sudah diterangkan.
Ay
16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga (Kepala).
Ini yang sedang kita pelajari. Suami = Kepala
= Mempelai Laki-laki.
Isteri = tubuh (Tubuh Kristus) = Mempelai
Wanita. Nanti, Kepala
dengan tubuh menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan lagi.
Jika
kita mengenal YESUS sebagai Bapa Yang Baik,
masih ada anak yang terhilang. Jika mengenal YESUS sebagai Tabib,
saat sudah sembuh, tidak akan butuh Tabib
lagi (tidak membutuhkan
kesembuhan lagi). Jika mengenal YESUS sebagai Pemberi
berkat, setelah diberkati tidak butuh lagi. Tetapi jika kita mengenal
YESUS sebagai Mempelai Pria Surga (Kepala),
baik sehat atau sakit dll tetap membutuhkan
Kepala. Tidak ada tubuh yang tidak
membutuhkan Kepala. Selama-lamanya kita
membutuhkan Kepala.
Jadi
pengenalan kita kepada Pribadi YESUS harus
semakin meningkat, sampai mengenal Dia sebagai Mempelai Laki-laki
Surga (Kepala). Kita sebagai tubuh Kristus
yang sempurna (Mempelai Wanita),
yang tidak akan terpisah lagi dengan Dia. Saat YESUS datang kembali
ke dua kali, kita akan terangkat di awan-awan permai dan tidak akan
terpisah lagi dengan Dia untuk selama-lamanya.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Penampilan
YESUS sebagai Mempelai Laki-laki Surga ditandai dengan:
- 'di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang'
Ini sudah diterangkan.
- 'dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua'
Ini
sudah diterangkan.
- 'wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik'
Ini
yang
sedang
diterangkan. Sudah beberapa kali kita baca, tetapi TUHAN masih
memberikan terus pengertian-pengertian baru.
'
wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik'
= Wajah-Nya
bersinar-sinar, yaitu menyinarkan sinar kemuliaan. Sinar bagaikan
matahari terik = sinar kemuliaan. YESUS mengajak Petrus, Yakobus,
Yohanes naik ke gunung yang tinggi, tiba-tiba Wajah-Nya
berubah menyinarkan sinar matahari, pakaian-Nya
juga berubah (ini menunjuk doa penyembahan). Ini juga seperti yang
dilihat oleh
rasul Yohanes di pulau
Patmos. Jadi dalam doa penyembahan yang benar kita bisa melihat Wajah
YESUS Yang
menyinarkan sinar kemuliaan, sehingga kita mengalami keubahan hidup
atau pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
YESUS, dimulai dari wajah (panca indera).
Di
dalam wajah terdapat
lima indera. Pada Minggu yang lalu, kita sudah mempelajari telinga
diubahkan, mata diubahkan dan mulut diubahkan. Ini masih kurang dua
indera, sekarang
ini kita mempelajari kulit (indera peraba) yang
diubahkan.
Jadi
indera peraba diubahkan = kulit atau indera peraba diurapi oleh Roh
Kudus, sehingga perasaan dagingnya sudah tidak ada lagi. Peraba
(perasaan daging) itu mudah
tersinggung dll. Tetapi jika kita
memandang Wajah
YESUS, perasaan atau peraba kita akan diubahkan. Dalam ibadah
sebelumnya; jika telinga diubahkan, maka hanya mendengarkan Firman.
Jika mata diubahkan, dapat
melihat ladang TUHAN. Jika mulut diubahkan, maka mulut hanya berkata
benar. Jika belum diubahkan (masih daging), maka mulut berdusta, mata
melihat yang tidak baik (porno) dsbnya.
Jika
indera peraba atau kulit diubahkan (diurapi Roh Kudus), praktik
sehari-harinya, antara lain:
- 1
Yohanes
2: 27,
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima
dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana
Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap
tinggal di dalam Dia.
Ay
27 => 'Sebab
di dalam diri kamu tetap ada pengurapan'
=> urapan Roh Kudus.
'Karena
itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain'
=> ini bukan berarti tidak memerlukan pendeta.
Ini tentang
antikris. Jadi 'tidak perlu diajar' bukan berarti =>
'tahu-tahu semuanya
berkumpul
dan berkata
ayo siapa yang mau berkhotbah
sekarang'?
Bukan begitu!.
'Tidak
perlu diajar' ini soal antikris. Jika kulit kita sudah diurapi
oleh Roh Kudus, nanti peka terhadap antikris dan ajaran palsu.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi,
praktik
pertama:
peka
untuk membedakan pengajaran yang benar dan pengajaran tidak benar
(sesat), sehingga tidak perlu diajar oleh orang lain tentang ajaran
yang sesat.
Kita
dapat
membedakan mana pengajaran yang benar dan yang tidak benar (tidak
cocok dengan alkitab), itulah maksudnya 'tidak perlu diajar orang
lain' Ini bukan berarti tidak perlu pendeta. Jadi tetap ada
gembala yang bertugas memberi makan sidang jemaat. Tadi pagi saya
berkhotbah
di Malang, sekarang berkhotbah
lagi disini, ini karena tugas gembala (bukan tamu-tamu) untuk
memberi makan. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya menerangkan Firman berdasarkan ayat-ayat dalam
alkitab, jadi kita banyak membaca ayat. Seperti dulu saat kita
sekolah, ada rumus-rumus. Kalau tidak menggunakan rumus, itu namanya
menyontek. Jika tidak memakai ayat, gawat, darimana itu? Jika tidak
pakai ayat, berarti kata-kata manusia.
Jadi harus memakai ayat, supaya kita tahu kalau ini benar atau tidak
benar.
1
Timotius 4: 1,
2,
1.
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian,
ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan
ajaran setan-setan
2.
oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap
mereka.
Ajaran
sesat itu bisa lewat siapapun juga:
- terutama
orang yang terdekat dengan kita (bisa suami, isteri, anak dsb).
Seperti Salomo, lewat isterinya. Tadi, 'pedang
yang keluar dari mulut YESUS',
menunjuk Firman pengajaran yang benar, yang tajam dan keras. Salomo
sejak muda berpegang pada pengajaran yang benar (pedang), tetapi
dimasa tua, isterinya memberikan ajaran lain, akhirnya pedangnya
dibuang, lalu mengambil ajaran isterinya dan runtuh.
- ajaran
palsu bisa juga lewat orang yang punya kedudukan. Contoh di alkitab
adalah Petrus. Tuhan mengangkat Petrus dari penjala ikan menjadi
penjala manusia. Setelah YESUS mati di kayu salib (padahal YESUS
sudah bangkit tetapi Petrus belum yakin), dia berkata => 'aku
hendak menangkap ikan' Petrus kembali menangkap ikan. Lalu murid
yang lain berkata => 'aku juga, kami juga' Ini karena Petrus
mempunyai kedudukan, dia paling tua (paling senior), biarpun
ajarannya salah, tetap diikuti juga.
Hati-hati
tentang ajaran sesat. Ajaran sesat itu memberikan meterai/cap/
stampel pada hati nurani ('hati
nuraninya memakai cap mereka'),
sehingga kehidupan itu bimbang/ragu terhadap pengajaran yang benar
=> 'masa begini' Akhirnya gugur dari pengajaran yang benar
(gugur dari iman). Dulu, mungkin mantap => 'ini Firman yang
benar' Karena mendengar yang lainnya, hati nuraninya dicap, maka
mulai bimbang / goyah => 'bagaimana ini ya, yang mana yang
benar' Sampai gugur dari iman. Jika gugur dari iman, berarti masuk
kebinasaan untuk selamanya dan orang semacam ini sulit untuk kembali
kepada pengajaran
yang benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah perlunya kulit (peraba, perasaan) harus
dibaharui atau diurapi oleh Roh Kudus untuk menghadapi ajaran-ajaran
palsu yang semakin gencar di akhir zaman ini. Kita memerlukan urapan
Roh Kudus. Kalau menggunakan kekuatan, kemampuan, kita tidak akan
mampu (Salomo yang hebat juga tidak mampu), hanya urapan Roh Kudus
lah yang menolong kita. Tetapi
jika
indera peraba diurapi oleh Roh Kudus, maka kita menjadi peka dan
tegas untuk menolak ajaran yang sesat atau ajaran palsu (ragi-ragi).
Ragi itu hanya sedikit. Kita banyak mengatakan => 'bedanya
hanya sedikit' Justru yang sedikit itulah ragi (ragi yang merusak
dan menghancurkan). Semoga
kita dapat mengerti.
Ada
beberapa ragi yang dituliskan dalam alkitab:
- ragi
Saduki: ajaran-ajaran tentang poligami (satu laki-laki dengan
banyak isteri),
- ragi
Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Sudah menikah dihadapan TUHAN
dan sudah diteguhkan. Lalu bercerai, lalu menikah lagi dengan yang
lain dan pendeta meneguhkan lagi. "Apa
yang dipersatukan oleh TUHAN, tidak boleh diceraikan oleh manusia"
- ragi
Babel
= ajaran Babel
(perempuan Babel):
- kemakmuran
dan hiburan daging. Yang diajarkan di gereja hanyalah berkat
daging, kemakmuran daging dan hiburan daging (bukan yang rohani
lagi), tanpa Firman ALLAH/tanpa
penyucian,
sehingga menuju kepada perempuan Babel
(Wahyu 17: 5 'pelacur besar').
- juga
ditandai dengan tidak setia. Maaf, pelacur itu tidak setia. Dalam
Wahyu 17: 5 'perempuan Babel,
mempelai wanita setan' Sementara kita diubahkan menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN yang sempurna, ada mempelai wanita setan yang sempurna dalam
kenajisan dan kejahatan (tidak ada kesucian).
Jadi
tanpa kesucian dan tanpa kesetiaan. Terutama kami gembala-gembala,
seenaknya saja. Coba kalau ada guru di sekolah yang terus
tidak
masuk, sehingga
terus digantikan
oleh
orang
lain,
akhirnya dipecat. Saya dulu juga seorang guru. Paling susah kalau
ada
guru
yang
tidak
masuk. Menggantikan guru yang tidak masuk itu susah, sebab kelasnya
'tidak anggap'. Saya sebagai gembala harus setia terlebih dulu,
untuk memberi teladan bagi jemaat (domba-domba). Kalau gembalanya
sudah tidak setia, arahnya sudah lain, yaitu menuju kepada pelacuran
(perempuan Babel).
Jika
kita diurapi oleh Roh Kudus, maka kita bisa peka dan tegas untuk:
- menolak
ajaran lain,
- berpegang
teguh dan taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang
benar.
Kalau
ada kepekaan, tidak perlu lagi di
beri
tahu oleh
orang
lain. Lihat dari
omongannya,
gerak-geriknya => 'ini bahaya, ini tidak benar' Mungkin
saudara bertanya => 'apa itu Firman pengajaran yang
benar?'
Firman
pengajaran yang benar adalah
- tertulis
di alkitab. Tiga kali YESUS dicobai oleh setan, tetapi jawaban-Nya
hanya satu => 'ada tertulis, ada tertulis' Ini berarti
kembali ke alkitab (baca alkitab). Jika Firman ada di alkitab, maka
setan kalah (tidak bisa menjamah kita). Kalau di gereja, di rumah
tidak mau membaca alkitab, akan menjadi sasaran setan. Di rumah
sudah sulit membaca alkitab (mungkin sibuk sebagai pedagang,
pegawai), sebab itu di gereja mari membaca alkitab yang banyak.
- Firman
yang merupakan perkataan YESUS Sendiri.
Dalam Yohanes 15: 3 'kamu
memang sudah bersih (suci) karena Firman yang Kukatakan kepadamu'
Firman yang dikatakan oleh YESUS Sendiri
artinya
- Firman
yang dibukakan rahasianya,
- diwahyukan
oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain. Ayat
itu merupakan perkataan YESUS. Kalau ayat diterangkan dengan ayat
yang merupakan perkataan YESUS, berarti seluruh Firman adalah
perkataan YESUS. Inilah yang menyucikan kita! Perbedaannya disini.
Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
Firman pengajaran yang benar. Jika tertulis di alkitab, kita menang
atas pencobaan. Bukan ayat diterangkan dengan lawakan, bukan! Masa
YESUS menjadi tukang lawak, tetapi ayat diterangkan dengan ayat.
Semoga kita dapat
mengerti.
Saya
mengajar siswa-siswi Lembaga Pendidikan El-Kitab, lalu saya
mengatakan => 'dulu saya menjadi guru suka melawak. Semuanya
tertawa, sampai guru lain bilang 'kelas apa itu, tertawa terus'
Untung sekarang
saya
menjadi pendeta dan tidak melawak. Sebab YESUS tidak mungkin
melawak. Semoga kita mengerti.
1
Petrus 1: 22,
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran,
sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus
ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan
segenap hatimu.
Ay
22 => 'Karena
kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada
kebenaran'
=> kepada Firman pengajaran yang benar.
Jika kita peka dan
tegas untuk berpegang teguh pengajaran yang benar dan taat
dengar-dengaran (mempraktikkan), hasilnya
adalah
kita hidup dalam kesucian dan bisa memiliki perasaan kasih yang
tulus ikhlas kepada sesama (saling mengasihi). Contohnya
dalam rumah tangga:
- suami
mempunyai perasaan yang baik (diurapi Roh Kudus), berpegang kepada
Firman pengajaran yang benar (menjadi suami sesuai dengan Firman
pengajaran yang benar) dan mempraktikkan (taat dengar-dengaran).
- isteri
berpegang kepada Firman pengajaran yang benar dan
mempraktikkannya.
Maka
suami dan isteri bisa hidup suci, bisa saling mengasihi dengan tulus
ikhlas, tidak ada lagi perceraian, pertengkaran. Orang tua dan anak
merasakan kebahagiaan. Demikian juga di
dalam
jemaat, tidak ada lagi pertengkaran dan kita bahagia semuanya.
Semoga kita bisa mengerti.
Perhatikan bagi
kaum
muda, berulang-ulang saya ajarkan. Kasih itu berasal dari kesucian.
Kalau kasih tanpa kesucian itu 'gombal' Misalnya: masa-masa
pacaran => 'buktikan kalau mengasihi, lalu minta yang
najis-najis' Itu kasih gombal! Kaum muda jaga permulaan nikah
(masa pacaran) supaya tetap dalam kesucian, sehingga bisa saling
mengasihi yang tulus ikhlas. Itulah yang menyatukan! Saling
mengasihi dengan tulus ikhlas artinya tanpa pamrih.
Jika
saling mengasihi dengan tulus ikhlas, maka kita menjadi satu dengan
yang lain:
- nikah
menjadi satu dan kita bahagia,
- dalam
penggembalaan bisa menjadi satu dan kita bahagia.
- antar
gereja menjadi satu,
- sampai
satu tubuh yang sempurna.
Saat
kita memandang Wajah
YESUS Yang
bersinar bagaikan matahari, kita diubahkan mulai wajah; indera
peraba (kulit) diubahkan (diurapi Roh Kudus), maka kita akan peka,
tegas, tidak dapat
diombang-ambingkan dan menjadi satu kesatuan.
- Lukas
9: 44,
45,
44.
"Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
45.
Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi
mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak
berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Ay
44 => 'camkanlah
segala perkataan-Ku ini'
=> ini menunjuk perasaan terdalam.
'Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia'
=> YESUS akan disalibkan.
Ay 45 => murid-murid tidak
mengerti karena menggunakan perasaan daging. Jika perasaannya sudah
dibaharui, mereka akan mengerti.
Lukas 9:
44,
45
judulnya adalah pemberitaan kedua tentang kematian YESUS (salib),
tetapi murid-murid tidak mengerti, karena perasaannya masih perasaan
daging. Daging itu anti salib. Tetapi kalau perasaan diurapi Roh
Kudus => 'camkanlah
segala perkataan-Ku ini,
Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia'
=> untuk disiksa dan disalibkan.
Praktik kedua:
kalau
indera peraba diurapi Roh Kudus (diubahkan), maka dapat
mengerti dan memahami tentang salib (Kurban
Kristus), sekalipun tidak enak bagi daging (sengsara bagi daging).
Mana
ada orang yang mau salib. Kalau perasaan daging => 'di sekolah
sulit, dalam pekerjaan sulit untuk mencari uang, masa di gereja juga
dipersulit' Akhirnya tidak mau salib. Sebab itu hamba TUHAN tidak
mau mengajarkan salib. Semuanya takut salib, karena perasaannya
masih perasaan daging.
Contohnya
salib:
- hari
Minggu semestinya istirahat, tetapi kita beribadah.
- besok
masuk lagi ibadah pendalaman alkitab. Banyak yang jauh-jauh datang.
Saya dari Malang, besok juga kembali lagi kesini. Ada juga yang
dari Tuban dan dari mana-mana, besok kembali lagi. Siapa yang mau
salib? Orang bodoh itu. Inilah orang yang perasaannya masih
daging.
Saya
nanti pulang ke Malang. Pagi hari masih mengajar dan besok sore
masih kembali kesini lagi. Jika dibandingkan dengan Kurban
Kristus ini tidak ada artinya. Ini tidak perlu
dibesar-besaran, sebab tidak ada artinya jika dibandingkan dengan
Kurban
Kristus. Jika indera peraba (perasaan) diurapi Roh Kudus, betapa
kita mengerti dan memahami Kurban
Kristus, sehingga kita tidak ragu-ragu berkorban untuk Dia, tidak
ragu-ragu sengsara daging untuk Dia. Sebab Kurban-Nya
terlalu besar bagi kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Pengalaman
saya yang tak terlupakan. Saat pertama kali melayani, baru sekolah
alkitab,
saya sudah diijinkan tidak bisa makan, tidak bisa minum, tidak ada
air, tidak ada uang juga. Saya marah, tetapi begitu TUHAN tunjukkan
salib => 'mana menderita dengan Aku' Saya langsung menangis =>
'Engkau lebih menderita TUHAN, sekalipun tidak ada beras, tidak ada
apa-apa, saya tetap mengikut TUHAN' Ini karena penderitaan-Nya
jauh lebih besar dari apa yang kita alami sekarang. Jangan kecewa,
jangan putus asa, sebab Dia sudah menderita jauh lebih besar dari
kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
perasaan belum dibaharui, banyak orang (orang Kristen, hamba
TUHAN) menolak salib
dan menjadi seteru salib. Tadi, hati-hati soal pengajaran. Kalau
perasaannya tidak dibaharui, maka mengikuti ajaran palsu => 'yang
penting enak bagi daging' Tetapi jika dibahahui kita peka dan tegas
=> 'tidak mau menerima ajaran palsu dan mau menerima yang benar'
Jika menerima pengajaran yang benar, maka kita disucikan, bisa saling
mengasihi (kasih yang tulus ikhlas) dan menjadi satu kesatuan (nikah
dan penggembalaan satu, sampai menjadi
Satu Tubuh
Kristus). Soal Kurban
Kristus, jangan ragu dan jangan bimbang => 'aduh saya sengsara,
saya menjadi
begini'.
Tetapi
jika dibandingkan
dengan Kurban
Kristus, tidak ada apa-apanya.
Filipi
3: 17-19,
17.
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang
hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
18.
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup
sebagai seteru salib Kristus.
19.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju
kepada perkara duniawi.
Ay
18? '
yang kunyatakan
pula sekarang sambil menangis'
=> rasul Paulus benar-benar menangis dan sedih.
'
banyak
orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus'
=> justru hamba
TUHAN, pelayan TUHAN menjadi seteru salib.
Kenyataan
yang ada sekarang, banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang
tidak mau mengerti salib (seperti murid-murid tadi tidak mengerti
dengan apa yang dikatakan YESUS), tidak mau memahami salib, menolak
salib, bahkan menjadi seteru salib Kristus. 'Murid-murid'
gambaran dari hamba TUHAN. Kita harus hati-hati, sebab ini terjadi
pada orang Kristen => 'aku di dunia sudah susah, mencari uang
susah, sekolah (mencari ilmu) susah, di gereja menerima salib lagi,
lalu kapan enaknya'?
Mengapa
tidak mengerti salib, menolak salib, menjadi seteru salib? Sebab
pikirannya hanya tertuju kepada perkara daging (perkara duniawi) =
mengorbankan perkara-perkara rohani untuk mendapatkan perkara
jasmani. Jika mengikut YESUS, tetapi pikirannya hanya tertuju kepada
perkara daging, ini berbahaya! Sekarang ini, menjadi hamba TUHAN
hanya untuk perkara daging (bukan sebagai panggilan). Inilah menolak
salib!
Justru
di dalam
gereja ini yang banyak menjadi seteru salib. Kami sebagai hamba
TUHAN, termasuk saya, juga harus diperiksa
sekarang ini.
Contoh
mengorbankan perkara rohani, untuk mendapatkan perkara jasmani:
- dari
pada mengikuti Firman => 'kapan kayanya, kapan enaknya' lebih
baik korupsi', berbuat dosa untuk mendapatkan perkara jasmani.
- mau
mendapatkan nilai bagus, lalu menyontek. Inilah menolak salib! Yang
benar, supaya nilainya bagus, harus belajar. Saya ajarkan kepada
kaum muda supaya rela berkorban, tidak tidur siang tetapi belajar.
Nanti malam tetap datang kebaktian, sekalipun besok ujian, terserah
(yang penting sudah siap atau sudah belajar). Nanti pulang
kebaktian, diulangi lagi sedikit. Sambil berdoa, TUHAN akan
menolong. Itulah salib! Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
indera peraba diurapi oleh Roh Kudus (dibaharui), maka kita akan
peka dan tegas untuk
mengerti, memahami, bahkan berpegang teguh kepada salib Kristus
sekalipun sakit bagi daging (tidak enak bagi daging). Ini seperti
Musa yang memegang tongkat. Kalau tongkat dilepas, ular yang datang.
Jika salib dilepas, ular yang datang. Kalau di
dalam gereja tidak ada
penyaliban daging (yang enak-enak bagi daging), maka ular lah yang
ada disitu. Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi,
kasih yang tulus ikhlas bagaikan merpati tetapi
sudah hilang, maka
ularnya yang banyak. Jangan lepaskan salib! Kita memang harus
menderita daging bersama dengan YESUS. Itulah indera paraba yang
diurapi oleh Roh
Kudus. Saya selalu mengatakan => 'kalau saudara beribadah,
merasakan badan capek' Itu sudah benar! Jangan malah mencari yang
enak bagi daging, tetapi carilah yang ada salibnya. Jika ada salib,
maka tidak ada ular. Kalau tidak ada salib, disitu ular semuanya
(tidak ada ketulusan). Wujud berpegang teguh kepada salib Kristus =>
'di rumah diberi banyak salib, di gereja banyak salibnya' Bukan
itu! Kalau di rumah, di gereja diberi salib, itu hanya lambang, mau
diberi atau tidak, silahkan saja. Yang penting adalah wujud
sehari-hari kalau kita ini peka dan tegas untuk mengerti, memahami,
berpegang teguh kepada salib Kristus.
Wujud
sehari-hari peka dan tegas untuk mengerti, memahami, berpegang teguh
kepada salib Kristus adalah:
- Bertobat.
1
Petrus 4: 1,
2,
1.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian,
--karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa--,
2.
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Ay
1 => 'kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran
yang demikian'
=> perasaan yang demikian.
--karena
barangsiapa telah menderita penderitaan badani'
=> menderita daging.
Bertobat artinya sengsara daging
untuk berhenti berbuat dosa (kembali kepada TUHAN) dan hidup menurut
Firman TUHAN (hidup dalam kebenaran). Sudah beberapa tahun berbuat
dosa, lalu berhenti, ini sengsara.
Contohnya:
- Kemarin
di Medan, saya bersaksi. Ayah saya merokok dari usia tujuh
belas
tahun sampi enam
puluh lima
tahun. Saya sayang kepada ayah
saya, saya doakan (saya belum menjadi hamba TUHAN, waktu itu saya
masih guru), saat liburan saya pulang => 'pa,
ayo berhenti merokok' dan
ayah
saya mengikutinya => 'ya saya mau berhenti hari ini' Tetapi
tiga hari tidak keluar dari kamar, merasa lemas. Nasihat
saya waktu itu salah juga, karena saya belum menjadi seorang hamba
TUHAN => 'kalau begitu, merokok lagi saja sedikit-sedikit'
Ini sebenarnya tidak boleh. Untuk berhenti dari dosa, tidak boleh
sedikit-sedikit ('lama-lama bisa menjadi bukit'). Kalau mau
berhenti dari dosa, hari ini juga. Itulah bertobat! Inilah yang
pegang, tetapi ayah
saya tidak kuat. Untunglah didoakan terus. Satu waktu ada liburan,
saya datang ke rumah, saat ayah
saya merokok semua rasanya menjadi pahit (beli dimanapun rasanya
menjadi pahit), akhirnya bisa berhenti. Ini sengsara daging!
- Coba
saja, orang yang biasa menyontek, suruh berhenti menyontek dan
belajar, pasti sengsara daging.
- Orang
yang
biasa
korupsi => 'mau belikan kalung isteri, tinggal tambah nol
saja' Sekarang sudah tidak mau korupsi, ini pasti sakit
dagingnya. Itulah namanya salib!
Banyak
hamba TUHAN mengatakan => 'kami mengalami salib' Seperti saya
dulu mengalami salib sampai tidak makan. Kalau tidak makan, tetapi
berbuat dosa (mencuri), itu namanya bukan salib. Sengsara daging
untuk berhenti berbuat dosa, itulah salib.
Inilah wujud
sehari-hari ada salib, bukan hanya memakai kalung salib, di rumah
banyak dipasang tanda salib. Silahkan saja
memasang salib di rumah => 'ini beli dari Yerusalem, dari
Eropa' Tetapi bukan itu! Yang penting adalah rela sengsara daging
untuk berhenti berbuat dosa (kembali kepada TUHAN) dan hidup sesuai
dengan Firman TUHAN (hidup dalam kebenaran).
- Rela
berkorban
apapun untuk TUHAN, baik waktu, tenaga, uang, pikiran dan semuanya.
Contohnya:
seperti YESUS rela berkurban nyawa untuk kita semuanya. Kalau kita
masih penuh perhitungan dengan TUHAN => 'waktu ku bagaimana?
Waktu belajar bagaimana?' Ini belum memegang
salib. Tetapi jangan 'ngawur', sebab ada juga yang 'ngawur'
=> 'tidak apa-apa, ke gereja saja, tidak usah belajar, nanti
terjadi mujizat' Itu namanya konyol dan saya tidak mau mengajarkan
seperti
itu.
Tetap harus belajar. Relakan waktu tidur, waktu untuk istirahat,
waktu untuk rekreasi untuk belajar, demi bisa beribadah. Itulah yang
benar!
- Berdamai,
artinya:
- kalau
salah, mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal) dan sesama
(horisontal). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Contohnya:
mungkin suami mengaku dosa kepada isteri, isteri kepada suami, anak
kepada orang tua, orang tua kepada anak, gembala kepada jemaat,
jemaat kepada gembala. Tidak perduli apapun tingkatannya. Mengaku
dosa itu siapa yang salah, bukan siapa yang lebih tinggi. Jika
berpegang pada salib, gembala yang bersalah, harus mengaku kepada
jemaat. Kalau tidak berpegang pada salib, itu susah (mau mengaku
itu susah). Pengalaman saya satu kali dengan isteri saya (baru
menikah), ini tak terlupakan juga. Ada suatu masalah, lalu saya
panggil isteri saya => 'kali ini saya benar, tidak mau mengaku
salah' Saya pikir jawab isteri saya => 'ya' Tetapi jawab
isteri saya => 'saya juga, saya yang benar' Saya berpaling
kesana, lalu TUHAN bicara => 'di
belakang
kamu ada berapa jemaat, mau dikemanakan jemaat itu' Memang, saat
saya mau mengaku kepada isteri saya, itu seperti naik gunung
Golgota sekalipun jaraknya hanya 3 meter. Susah sekali hati ini =>
'nanti aku bagaimana ya? Kalau mengaku, ya itulah kamu. Saya
gengsi' Tetapi setelah saya mengaku => 'maafkan, aku salah'
Jawab isteri saya => 'aku yang salah' Begitulah berdamai
(pegang teguh salib). Demikian juga, kalau saya bersalah sebagai
jemaat => 'saya gembala, mau apa?' Jangan! Kalau saya
bersalah kepada pengerja, sebelum berkhotbah
saya mengaku => 'ampuni saya tadi' Sekalipun saya ada alasan
untuk
membentak
pengerja (kesalahannya memang besar).
- kalau
benar, mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Tadi, wujud
pertama; bertobat (berhenti
berbuat
dosa dan kembali kepada TUHAN). Berbuat dosa itu sedang menuju ke
neraka, tetapi kalau berhenti berbuat dosa, maka kembali kepada
TUHAN dan hidup dalam kebenaran. Lalu, rela berkorban
apapun untuk TUHAN, baik waktu, tenaga, uang dan apapun juga. Mari,
biarlah kita dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti. Kita semuanya sudah sepakat. Dipakai kemanapun bayar
masing-masing, termasuk saya pun juga membayar
sendiri.
Saya tidak mau dibayar, ke Medan, ke luar
negeri
(Amerika, dll) saya bayar sendiri. Itulah berkurban, supaya ada
tanda salib. Ini bukan berarti saya sombong => 'sudah tidur
diatas uang' Tidak! Tetapi saya rindu untuk berpegang pada salib.
Kesana kemari bukan untuk mencari uang, tetapi berpegang pada salib
(memberitakan Firman TUHAN), itulah komitmen saya. Sejak dari
pengerja dulu, bpk pdt Pong almarhum (guru dan gembala saya)
menyuruh saya => 'kamu kesana, jangan ambil kolekte' Tetapi
tidak diberi ongkos, saya seringkali pucat => 'darimana saya?'
TUHAN selalu menolong dan memberkati.
- Berpegang
salib, itu juga berdamai.Jika sudah berdamai (saling mengaku dan
saling mengampuni), maka Darah
YESUS menghapus dosa-dosa kita (menyucikan kita dari dosa),
sehingga hati kita damai sejahtera. Selama ada dosa, biarpun
hartanya banyak, tidak akan damai. Yang membuat damai atau tidak,
bukanlah harta, bukanlah miskin atau kaya, melainkan ada dosa atau
tidak ada dosa. Semoga
kita dapat mengerti.
Selama
ada dosa yang dipertahankan:
- dosa
orang lain => 'sampai kapanpun, aku tidak mau mengampuni'
Hati tidak akan damai.
- dosanya
sendiri => 'jangan sampai ini diketahui' Hati tidak akan
damai ('dag, dig, dug').
Hati
damai sejahtera, inilah ada salib. Yang memakai kalung salib atau
yang tidak pakai, diraba apakah sudah damai sejahtera? Inilah yang
terpenting. Jika sudah damai sejahtera, semuanya enak dan ringan.
Kalau memikul salib itu jangan => 'memikul salib, berat'
Tidak! Kalau kita berani memikul salib (pegang teguh salib), justru
hidup kita enak dan ringan. Hati-hati! Jika tidak ada damai (tidak
ada salib), maka ular lah yang datang. Tidak damai itu, hatinya
goyang terus seperti ular. Tetapi kalau damai (hati sudah tenang),
maka ular tidak akan dapat
masuk. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika indera peraba diurapi Roh Kudus, kita bisa
peka dan tegas soal pengajaran dan soal salib.
Kesimpulannya
adalah jika indera peraba diurapi oleh Roh Kudus, maka kita memiliki
kepekaan dan ketegasan untuk:
- Dengar-dengaran.
- Berpegang
teguh kepada salib Kristus,
sehingga
kita tidak mungkin disesatkan, tetapi kita masuk dalam pembangunan
Tubuh
Kristus Yang
sempurna (pembangunan rumah ALLAH yang rohani). Jika sudah berpegang
teguh kepada pengajaran yang benar, maka tidak akan mau menerima
yang salah, sekalipun hanya sedikit. Dasar pembangunan Tubuh
Kristus adalah berpegang teguh kepada pengajaran dan kurban Kristus.
Pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, itulah Mempelai
Wanita
Surga
(bukan Babel).
Efesus
2: 19,
20,
19.
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah,
20.
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
Dasar
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna/Mempelai
Wanita
Surga:
- 'yang
dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi'
Para
rasul menunjuk perjanjian baru dan para
nabi menunjuk perjanjian lama. Perjanjian
baru + perjanjian lama
= alkitab
(pengajaran yang benar).
Itulah sebagai dasarnya! Sebab itu kita mendengarkan Firman, harus
dengan membaca alkitab (kembali ke alkitab). Jika semuanya kembali
ke alkitab, maka kita menjadi satu.
Saya seringkali menangis.
Dulu saya mengajar
pelajaran
matematika => 'bukunya berbeda-beda pengarangnya, tetapi bisa
satu' Itu ilmu dunia. Lalu mengapa ajaran di gereja bisa
berbeda-beda, padahal alkitabnya hanya satu. Kembali ke alkitab,
jangan ditambah dan jangan dikurangi. Kalau alkitab bilang =>
'tidak boleh mencuri' Jangan ditambah-tambah => 'tetapi,
kalau terjepit ...' Jangan! Kalau ditambah, sudah berbeda. Jadi,
dasar yang kuat adalah pengajaran yang benar.
- 'Kristus
Yesus sebagai batu penjuru'
= Kurban
Kristus (salib Kristus).
1
Petrus 2: 6,
7,
6.
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru
yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
7.
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka
yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan."
Ay
6 => 'sebuah
batu penjuru yang mahal'
=> itulah YESUS.
Ay 7 => '"Batu
yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan'
=> YESUS yang disalibkan. 'dibuang' = disalibkan. Jadi YESUS
yang disalibkan menjadi Batu
Penjuru.
Jadi
dasar kedua adalah Batu
Penjuru
= YESUS
yang disalibkan
= Kurban
Kristus (salib Kristus).
Dua dasar ini dari perasaan kita, bagaimana peraba kita? Menerima
pengajaran yang benar (yang tidak benar harus ditolak) dan Kurban
Kristus (peganglah salib Kristus). Inilah dasar pembangunan Tubuh
Kristus. Jika kita memiliki dua dasar ini, maka kita masuk dalam
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, kita menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali. Kalau
saudara membaca dalam kitab
Kejadian, alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani antara Adam dan
Hawa (hancur dan telanjang). Tetapi syukur, pada kitab
Wahyu, alkitab ditutup dengan nikah yang rohani antara Kristus
dengan sidang jemaat di awan-awan.
Inilah
dasarnya. Seperti bait
ALLAH yang jasmani ada dasarnya, demikian juga bait
ALLAH yang rohani (pengajaran dan kurban Kristus). Sesudah dasar, ada
pelaksanaan pembangunan sampai selesai.
Pembangunan
diatas dasar atau pelaksanaan pembangunan yaitu
kita harus setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai
dengan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus yang TUHAN
berikan kepada kita.
Jadi
harus sesuai dengan jabatan pelayanan:
- kalau
sebagai gembala, tugasnya adalah memberi makan jemaat,
- kalau
sebagai penyanyi, tugasnya adalah menyanyi,
- kalau
sebagai pemain musik, tugasnya adalah bermain
musik dll.
Kalau
sebagai kaki, jadilah kaki. Kalau sebagai tangan, jadilah tangan.
Kalau kaki mau menjadi tangan, mungkin bisa tetapi dipaksa, akhirnya
merusak. Inilah banyak yang salah tempat! Menjadi gembala tetapi
tidak memberi makan jemaat, malah melakukan
hal yang lain-lain,
ini salah. Kalau tangan mau menjadi kaki, sehebat apapun seperti
akrobatik, jalan-jalan dengan tangan akhirnya jatuh (tidak mampu).
Kita semuanya harus aktif untuk masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus, supaya tidak masuk pembangunan tubuh Babel
(mempelai wanita setan dengan kejahatan dan kenajisan). Sekarang
sudah banyak yang diungkap, saya rasa kedatangan TUHAN sudah tidak
lama lagi.
Dosa-dosa
sodomi sekarang sudah banyak diungkap, bagaimana banyak anak kecil
yang tidak berdosa menjadi korban. Dosa ini sudah terjadi waktu pada
zaman Lot (Sodom dan Gomora). TUHAN YESUS mengatakan =>
'tanda-tanda kedatangan, salah satu tanda kedatangan adalah dunia
ini kembali ke zaman Nuh'.
Ini mengerikan, pembangunan Babel
sudah mulai dari dasar. Anak kecil itu menunjuk dasar, dia tidak tahu
apa-apa. Kalau sudah dari kecil dirusak, bagaimana hidup selanjutnya?
Maafkan, saya tidak bermaksud porno, tetapi ini sungguh terjadi.
Sekarang
dua pembangunan ini sedang gencar-gencarnya; pembangunan Babel
(kenajisan) dari dasar sudah digali, itu
sebabnya sekarang
pembangunan Tubuh
Kristus dasarnya sudah harus kuat (pengajaran yang benar dan kurban
Kristus harus digenggam). Dilanjutkan pembangunan diatas dasar, yaitu
setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Jika kita aktif
dalam pembangunan Tubuh
Kristus, kita tidak akan disesatkan dan tidak akan masuk pembangunan
tubuh
Babel.
Di dunia ini semuanya cuma ada dua: siang-malam, surga-neraka,
pembangunan Babel
atau pembangunan Tubuh
Kristus, pilihlah salah satu? Tidak ada yang ditengah-tengah atau
netral, tidak ada!
Jika
tidak aktif dalam pembangunan Tubuh
Krtistus (ibadah pelayanan), pasti aktif dalam pembangunan Babel.
Hati-hati kaum muda! Saya menjadi gembala mulai tahun 1992, kurang
lebih dua
puluh dua tahun, saya
mempunyai pengalaman banyak. Kalau kaum muda yang tadinya aktif dalam
ibadah pelayanan (pembangunan Tubuh
Kristus), lalu merosot, ini ada tanda-tandanya
yaitu kalau
kesuciannya sudah merosot, semuanya merosot, bahkan sudah jatuh dalam
dosa. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi ini pengalaman saya.
Sebentar lagi dengan tangisan
dan berkata bahwa saya
sudah jatuh' Jangan seperti itu! Tetap pertahankan aktif dalam
pembangunan Tubuh
Kristus. Aktif kuliah, aktif bekerja, silahkan saja, saya doakan,
tetapi jangan lupa untuk aktif dalam pembangunan Tubuh
Kristus, supaya tidak dibelokkan atau disesatkan dalam pembangunan
tubuh Babel.
Dari
usia tua, muda, sampai anak kecil, semuanya menjadi sasaran Babel.
Apa artinya kita kaya, hebat, tetapi sudah diduduki oleh Babel.
Coba lihat, sekolah yang bayarnya mahal, yang dibilang tempat yang
aman, hebat, bisa 'kebobolan'
juga. Babel tidak bisa ditanggulangi dengan kekuatan dunia, Babel
hanya dapat
ditanggulangi dengan kekuatan pembangunan Tubuh
Kristus mulai dari dasar (pengajaran yang benar dan Kurban
Kristus), setia dalam ibadah pelayanan. Itulah yang menjadi benteng
kita untuk menghadapi Babel.
Baik yang tua, anak muda, anak kecil, bawa semuanya untuk aktif dalam
pembangunan Tubuh
Kristus (berikan dasar yang kuat). Semoga kita mengerti.
Ezra
3: 10,
11,
10.
Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang
bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan
membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa
ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel.
11.
Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian
dan syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya kepada Israel!" Dan seluruh umat bersorak-sorai
dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah
TUHAN telah diletakkan.
Ay
10 => '
Pada waktu
dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan'
=> dulu zaman Ezra dasar bait
suci (secara jasmani) diletakkan, sekarang di rohanikan.
'
maka
tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan'
=> aktif (setia) sesuai dengan jabatan pelayanan.
Ay
11 => '
Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel'
=> kasih setia-Nya = kemurahan-Nya (dalam terjemahan lama).
Mari,
aktif dalam pembangunan Tubuh
Kristus sesuai dengan jabatan. Saya seringkali memberikan contoh,
seumpama membangun gereja ini. Jabatannya adalah tukang batu, baru
bisa menyusun tembok. Kalau tukang batagor buat tembok disini, coba
bagaimana? Tidak akan jadi tembok rumah. Seringkali kita salah.
Jabatannya bukan gembala, lalu disuruh menjadi gembala. Itu seperti
tukang batu, diganti tukang batagor. Yang paling banyak terjadi
adalah seorang gembala. Tugasnya gembala adalah memberi makan sidang
jemaat, tetapi tidak pernah memberi makan jemaat. Ini serius! Harus
sesuai dengan jabatan pelayanan dan setia. Biarlah, kita dipakai oleh
TUHAN.
Jika
sudah ada dasar Tubuh
Kristus; peka terhadap pengajaran yang benar (berpegang pada
pengajaran yang benar, menolak yang tidak benar), peka terhadap
Kurban
Kristus (bertobat, rela berkorban, berdamai), ditambah pelaksanaan
pembangunan (setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai
jabatan), maka YESUS hadir ditengah-tengah kita sebagai Imam Besar
dengan mengulurkan Tangan
kemurahan dan kebajikan ('
bahwasanya
kebaikan dan kemurahan TUHAN untuk selama-lamanya').
Inilah kunci Daud! Daud hanyalah gembala dari
dua tiga ekor domba,
dapat
menjadi gembala, ini
karena kemurahan dan
kebajikan TUHAN.
Jangan
takut! Kita menghadapi akhir zaman dengan kesulitan-kesulitan, sampai
dengan antikris berkuasa di bumi, kita sudah tidak bisa berbuat
apa-apa lagi. Tetapi
jika sudah ada dasar dan pelaksanaan pembangunan Tubuh
Kristus, maka Dia sebagai Imam Besar mengulurkan Tangan
kemurahan dan kebajikannya yang lebih besar dari apapun, yang tidak
habis-habisnya, yang selalu baru setiap pagi, yang selalu mengikuti
aku. Kata raja Daud => '
kemurahan
dan kebajikan Mu mengikuti aku seumur hidupku'
= setiap detak jantung kita berada
di
dalam Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN.
TUHAN
melihat dasar dan kesetiaan sekarang
ini. TUHAN tidak melihat kemiskinan, kekayaan, gereja besar, gereja
kecil, bodoh, pandai, tidak! TUHAN adil, yang TUHAN lihat adalah
dasar; pengajaran yang benar (taat, suci dan saling mengasihi).
Kurban
Kristus (damai, bertobat, rela berkurban) dan TUHAN lihat kesetiaan
kita sesuai dengan jabatan pelayanan. Kalau itu sudah ada, Dia akan
mengulurkan Tangan
kemurahan dan kebaikan-Nya. Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN yang
sudah pernah dialami oleh raja Daud, akan kita alami juga sekarang
ini.
Hasilnya
adalah:
- Hagai
2: 19,
20,
19.
Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari
yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari
diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah
20.
apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon
anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah?
Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"
Ay
19 => 'mulai
dari hari ini'
=> mulai hari ini/sekarang
ini juga kalau saudara dan saya mau kembali ke dasar; Firman
(kesucian, kasih), kurban Kristus (bertobat, berdamai, rela
berkorban, hati damai sejahtera), ditambah kesetiaan, maka ada janji
TUHAN pada ayat 20.
Ay 20 => 'apakah
benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung'
=> mungkin sudah tidak ada lagi benih.
'apakah
pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum
berbuah?'
=> gagal.
Hasil pertama:
"Mulai
dari hari ini Aku akan memberi berkat!",
artinya:
- Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN yang besar, yang selalu baru, yang
tidak bisa ditandingi oleh apapun sanggup memberkati kita.
- Tangan
kemurahan dan kebaikan TUHAN memelihara, melindungi kita mulai dari
sekarang di zaman yang sulit ini, sampai zaman antikris berkuasa di
bumi 3 ½ tahun, bahkan sampai dengan hidup kekal.
- Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN sanggup mengangkat kita:
- mengangkat
kita dari kegagalan, sampai menjadi berhasil = menjadikan yang
gagal ('pohon
tidak berbuah')
menjadi berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya.
- mengangkat
dari kejatuhan = memulihkan kita dari dosa-dosa (kenajisan),
sehingga bisa hidup benar dan suci. Seperti raja Daud jatuh dengan
Betsyeba,
semestinya mati, hancur, tetapi masih ada kemurahan dan kebajikan
TUHAN.
- Matius
7: 24,
25,
24.
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu.
25.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas
batu.
Hasil
kedua:
Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN memberikan kekuatan ekstra kepada
kita, sehingga kita tahan uji dalam menghadapi pencobaan-pencobaan
dari setan tritunggal.
Setan
itu bagaikan:
- hujan
lebat dengan roh jahat, roh najis, roh durhaka, yang menghantam
anak TUHAN, hamba TUHAN. Jika TUHAN memberikan kekuatan ekstra,
maka kita akan tahan uji = tidak berbuat dosa, tetap hidup benar.
- angin
kencang itulah nabi palsu dengan angin ajaran-ajaran palsu, roh
dusta. Hati-hati sekarang banyak pendusta. Hamba TUHAN seperti saya
juga harus diperiksa, sebab setan bisa menyamar menjadi malaikat
terang. Menyamar itu hanya menyerupai saja, tetapi tidak sama.
Itulah dusta! Di Wahyu 13 'nabi
palsu seperti domba, tetapi suaranya seperti naga'
Itulah palsu atau dusta! Diluar mungkin kelihatan baik sekali
seperti domba, tetapi begitu bicara,
seperti naga (dalamnya seperti binatang buas yang kejam). Hati-hati
terhadap roh dusta (roh kepalsuan).
Coba
saja, sekarang mencari barang yang asli dan barang yang palsu,
lebih gampang yang mana? Sekarang ini lebih banyak yang palsu.
Itulah nabi palsu sudah berkuasa. Semuanya dipalsukan, sampai
ibadah pun juga dipalsukan. Katanya beribadah, tetapi sebenarnya
hiburan (mencari hiburan daging). Kita melawan nabi palsu dengan
jujur (tidak berdusta).
- banjir
dari laut itulah antikris dengan kekuatan mammon (kekuatan
ekonomi). TUHAN akan menolong kita, sehingga kita tidak roboh,
tetap kuat, tahan uji = tetap melayani TUHAN sampai TUHAN datang
kembali. Kita selalu berada di
dalam
Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN.
Tadi,
hasil pertama: TUHAN memberkati, TUHAN mengangkat kita dari lembah
kelam (lembah kejatuhan, lembah kegagalan). Ini seperti sinar
matahari yang menembusi lembah. Yang dapat
turun sampai lembah hanyalah matahari, itulah gambaran kemurahan dan
kebajikan TUHAN.
- Mazmur
136: 1-4,
1.
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
2.
Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
3.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
4.
Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Ay
1 => 'Bersyukurlah
kepada TUHAN, sebab Ia baik!'
=> kebaikan.
'Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih
setia-Nya'
=> kemurahan-Nya (dalam terjemahan lama). Dalam terjemahan lama
lebih jelas 'kemurahan-kebaikan'
Hasil ketiga:
Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN mampu melakukan keajaiban yang
besar.
YESUS Seorang
Diri
di kayu salib => 'Eloi,
Eloi, lama sabakhtani',
'ALLAH-Ku,
ALLAH-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku'
Dia seorang diri di kayu salib dengan Tangan
kemurahan kebajikan-Nya untuk mengadakan mujizat atau keajaiban
besar atas kehidupan kita
yaitu:
- mujizat
rohani
(mujizat terbesar): keubahan hidup dari manusia daging menjadi
manusia rohani seperti YESUS. Inilah yang nomor satu kita cari di
gereja. Kalau sakit menjadi sembuh, setan, dukun bisa
melakukan, itu
sebabnya
kita
datang
ke gereja jangan mencari hal itu. Kita masuk gereja, saat keluar
mengalami keubahan hidup, kita terus menerus berubah.
Keubahan
hidup dimulai dari:
- ketaatan.
Jadilah orang Kristen yang taat.
- kejujuran.
Jangan berdusta lagi.
Di
Efesus 4 pembaharuan dimulai dari ketaatan dan kejujuran. Selama
kita masih tidak jujur (berdusta), berarti belum berubah (belum
mengalami mujizat). Biar sudah menjadi hamba TUHAN selama dua
puluh
tahun lebih seperti saya (kalau dihitung dari pengerja sudah
hampir tiga
puluh
tahun), selama masih berdusta, berarti belum mengalami mujizat.
- kalau
mujizat rohani terjadi, maka mujizat
jasmani juga terjadi,
yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Dalam kesulitan apapun
sekarang
ini, biarlah mengalami mujizat rohani dahulu (taat dan jujur
mengaku apa adanya), maka mujizat jasmani akan terjadi.
- 'Dia
Seorang
Diri'
Tidak perlu
minta bantuan kesana kesini, tidak perlu!
Pengalaman kecil saya tadi, tidak makan, tidak minum, tidak punya
uang, saya tidak mau berhutang
ke tetangga, saya diam dan berdoa => 'kalau TUHAN ijinkan
empat
puluh
hari saya tidak makan, paling saya mati, nanti orang tahu kalau
mayatnya busuk, berarti saya sudah selesai melayani' Akhirnya
TUHAN kirimkan seseorang, murid saya dulu (sudah lama lulus
kira-kira empat
tahun yang lalu) datang sampai saya sudah lupa rumahnya. Mobilnya
datang ke depan rumah saya, lalu bertamu => 'bagaimana pak,
kabarnya'?
berbicara
sudah satu jam lebih, saya malu, sebab air saja tidak ada untuk
disuguhkan, bagaimana ini? Akhirnya dia sudah mau pulang =>
'saya minta maaf pak, dulu saya les selama tiga
tahun tidak pernah bayar, sekarang saya mau bayar' Saya jawab =>
'o ya,
saya ampuni' Dia berikan 'setumpuk
uang' Saya mengharapkan hanya
seribu
rupiah (harga soto seribu
rupiah), tetapi yang saya dapatkan beratus-ratus kali.
- 'Dia
Seorang
Diri'
Tidak perlu
berharap siapapun. Kalau orang lain tidak mau menolong, jangan
mengamuk, sebab itu kesempatan 'TUHAN Seorang
Diri'
yang akan menolong kita dan mujizat akan terjadi. Mujizat akan
terus terjadi, dan
langkah-langkah
kita adalah langkah mujizat.
Asalkan
ada dasar
yaitu:
- pengajaran
yang benar (suci, saling mengasihi),
- Kurban
Kristus (berdamai, bertobat, rela berkorban),
- Di
tambah
pembangunan (kesetiaan), maka Dia akan
mengulurkan
Tangan-Nya
dan mujizat akan selalu terjadi. Rohani diubahkan, jasmani akan
ditolong, begitulah seterusnya.
- Jika
YESUS datang kembali ke dua kali, terjadi
mujizat yang terakhir,
yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita menjadi
Tubuh
Kristus yang sempuna, Mempelai
Wanita
yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan
permai ('berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba'),
kita bersama-sama dengan Dia untuk selamanya. Apapun keadaan kita,
masih ada kemurahan dan kebajikan TUHAN.
TUHAN
akan menolong kita semuanya.
TUHAN memberkati kita.1