Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

\Kita kembali kepada pemberitaan Firman di dalam kitab Wahyu 1. Kita sudah mulai Wahyu 1: 1 pada beberapa bulan yang lalu. Sekarang, kita sudah berada pada kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang empat penampilan/wujud/ kenyataan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan:
Ay13, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar ('Dia berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dadanya berlilitkan ikat pinggang'). Ini sudah diterangkan.
Ay 14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja. Ini juga sudah diterangkan.
Ay 15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil ('kaki-Nya mengkilat bagaikan tembaga yang membara dalam perapian'). Ini juga sudah diterangkan.
Ay 16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga (Kepala). Ini yang sedang kita pelajari. Suami = Kepala = Mempelai Laki-laki. Isteri = tubuh (Tubuh Kristus) = Mempelai Wanita. Nanti, Kepala dengan tubuh menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan lagi.

Jika kita mengenal YESUS sebagai Bapa Yang Baik, masih ada anak yang terhilang. Jika mengenal YESUS sebagai Tabib, saat sudah sembuh, tidak akan butuh Tabib lagi (tidak membutuhkan kesembuhan lagi). Jika mengenal YESUS sebagai Pemberi berkat, setelah diberkati tidak butuh lagi. Tetapi jika kita mengenal YESUS sebagai Mempelai Pria Surga (Kepala), baik sehat atau sakit dll tetap membutuhkan Kepala. Tidak ada tubuh yang tidak membutuhkan Kepala. Selama-lamanya kita membutuhkan Kepala.

Jadi pengenalan kita kepada Pribadi YESUS harus semakin meningkat, sampai mengenal Dia sebagai Mempelai Laki-laki Surga (Kepala). Kita sebagai tubuh Kristus yang sempurna (Mempelai Wanita), yang tidak akan terpisah lagi dengan Dia. Saat YESUS datang kembali ke dua kali, kita akan terangkat di awan-awan permai dan tidak akan terpisah lagi dengan Dia untuk selama-lamanya.

Wahyu 1: 16, Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Penampilan YESUS sebagai Mempelai Laki-laki Surga ditandai dengan:

  1. 'di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang' Ini sudah diterangkan.
  2. 'dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua' Ini sudah diterangkan.
  3. 'wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik' Ini yang sedang diterangkan. Sudah beberapa kali kita baca, tetapi TUHAN masih memberikan terus pengertian-pengertian baru.

'wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik' = Wajah-Nya bersinar-sinar, yaitu menyinarkan sinar kemuliaan. Sinar bagaikan matahari terik = sinar kemuliaan. YESUS mengajak Petrus, Yakobus, Yohanes naik ke gunung yang tinggi, tiba-tiba Wajah-Nya berubah menyinarkan sinar matahari, pakaian-Nya juga berubah (ini menunjuk doa penyembahan). Ini juga seperti yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos. Jadi dalam doa penyembahan yang benar kita bisa melihat Wajah YESUS Yang menyinarkan sinar kemuliaan, sehingga kita mengalami keubahan hidup atau pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, dimulai dari wajah (panca indera).

Di dalam wajah terdapat lima indera. Pada Minggu yang lalu, kita sudah mempelajari telinga diubahkan, mata diubahkan dan mulut diubahkan. Ini masih kurang dua indera, sekarang ini kita mempelajari kulit (indera peraba) yang diubahkan.

Jadi indera peraba diubahkan = kulit atau indera peraba diurapi oleh Roh Kudus, sehingga perasaan dagingnya sudah tidak ada lagi. Peraba (perasaan daging) itu mudah tersinggung dll. Tetapi jika kita memandang Wajah YESUS, perasaan atau peraba kita akan diubahkan. Dalam ibadah sebelumnya; jika telinga diubahkan, maka hanya mendengarkan Firman. Jika mata diubahkan, dapat melihat ladang TUHAN. Jika mulut diubahkan, maka mulut hanya berkata benar. Jika belum diubahkan (masih daging), maka mulut berdusta, mata melihat yang tidak baik (porno) dsbnya.

Jika indera peraba atau kulit diubahkan (diurapi Roh Kudus), praktik sehari-harinya, antara lain:

  1. 1 Yohanes 2: 27, Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

    Ay 27 => 'Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan' => urapan Roh Kudus.
    'Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain' => ini bukan berarti tidak memerlukan pendeta.

    Ini tentang antikris. Jadi 'tidak perlu diajar' bukan berarti => 'tahu-tahu semuanya berkumpul dan berkata ayo siapa yang mau berkhotbah sekarang'? Bukan begitu!. 'Tidak perlu diajar' ini soal antikris. Jika kulit kita sudah diurapi oleh Roh Kudus, nanti peka terhadap antikris dan ajaran palsu. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, praktik pertama: peka untuk membedakan pengajaran yang benar dan pengajaran tidak benar (sesat), sehingga tidak perlu diajar oleh orang lain tentang ajaran yang sesat. Kita dapat membedakan mana pengajaran yang benar dan yang tidak benar (tidak cocok dengan alkitab), itulah maksudnya 'tidak perlu diajar orang lain' Ini bukan berarti tidak perlu pendeta. Jadi tetap ada gembala yang bertugas memberi makan sidang jemaat. Tadi pagi saya berkhotbah di Malang, sekarang berkhotbah lagi disini, ini karena tugas gembala (bukan tamu-tamu) untuk memberi makan. Semoga kita dapat mengerti.

    Saya menerangkan Firman berdasarkan ayat-ayat dalam alkitab, jadi kita banyak membaca ayat. Seperti dulu saat kita sekolah, ada rumus-rumus. Kalau tidak menggunakan rumus, itu namanya menyontek. Jika tidak memakai ayat, gawat, darimana itu? Jika tidak pakai ayat, berarti kata-kata manusia. Jadi harus memakai ayat, supaya kita tahu kalau ini benar atau tidak benar.

    1 Timotius 4: 1, 2,
    1. Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
    2. oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

    Ajaran sesat itu bisa lewat siapapun juga:


    • terutama orang yang terdekat dengan kita (bisa suami, isteri, anak dsb). Seperti Salomo, lewat isterinya. Tadi, 'pedang yang keluar dari mulut YESUS', menunjuk Firman pengajaran yang benar, yang tajam dan keras. Salomo sejak muda berpegang pada pengajaran yang benar (pedang), tetapi dimasa tua, isterinya memberikan ajaran lain, akhirnya pedangnya dibuang, lalu mengambil ajaran isterinya dan runtuh.


    • ajaran palsu bisa juga lewat orang yang punya kedudukan. Contoh di alkitab adalah Petrus. Tuhan mengangkat Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Setelah YESUS mati di kayu salib (padahal YESUS sudah bangkit tetapi Petrus belum yakin), dia berkata => 'aku hendak menangkap ikan' Petrus kembali menangkap ikan. Lalu murid yang lain berkata => 'aku juga, kami juga' Ini karena Petrus mempunyai kedudukan, dia paling tua (paling senior), biarpun ajarannya salah, tetap diikuti juga.


    Hati-hati tentang ajaran sesat. Ajaran sesat itu memberikan meterai/cap/ stampel pada hati nurani ('hati nuraninya memakai cap mereka'), sehingga kehidupan itu bimbang/ragu terhadap pengajaran yang benar => 'masa begini' Akhirnya gugur dari pengajaran yang benar (gugur dari iman). Dulu, mungkin mantap => 'ini Firman yang benar' Karena mendengar yang lainnya, hati nuraninya dicap, maka mulai bimbang / goyah => 'bagaimana ini ya, yang mana yang benar' Sampai gugur dari iman. Jika gugur dari iman, berarti masuk kebinasaan untuk selamanya dan orang semacam ini sulit untuk kembali kepada pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah perlunya kulit (peraba, perasaan) harus dibaharui atau diurapi oleh Roh Kudus untuk menghadapi ajaran-ajaran palsu yang semakin gencar di akhir zaman ini. Kita memerlukan urapan Roh Kudus. Kalau menggunakan kekuatan, kemampuan, kita tidak akan mampu (Salomo yang hebat juga tidak mampu), hanya urapan Roh Kudus lah yang menolong kita. Tetapi jika indera peraba diurapi oleh Roh Kudus, maka kita menjadi peka dan tegas untuk menolak ajaran yang sesat atau ajaran palsu (ragi-ragi). Ragi itu hanya sedikit. Kita banyak mengatakan => 'bedanya hanya sedikit' Justru yang sedikit itulah ragi (ragi yang merusak dan menghancurkan). Semoga kita dapat mengerti.

    Ada beberapa ragi yang dituliskan dalam alkitab:


    • ragi Saduki: ajaran-ajaran tentang poligami (satu laki-laki dengan banyak isteri),
    • ragi Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Sudah menikah dihadapan TUHAN dan sudah diteguhkan. Lalu bercerai, lalu menikah lagi dengan yang lain dan pendeta meneguhkan lagi. "Apa yang dipersatukan oleh TUHAN, tidak boleh diceraikan oleh manusia"


    • ragi Babel = ajaran Babel (perempuan Babel):


      1. kemakmuran dan hiburan daging. Yang diajarkan di gereja hanyalah berkat daging, kemakmuran daging dan hiburan daging (bukan yang rohani lagi), tanpa Firman ALLAH/tanpa penyucian, sehingga menuju kepada perempuan Babel (Wahyu 17: 5 'pelacur besar').


      2. juga ditandai dengan tidak setia. Maaf, pelacur itu tidak setia. Dalam Wahyu 17: 5 'perempuan Babel, mempelai wanita setan' Sementara kita diubahkan menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang sempurna, ada mempelai wanita setan yang sempurna dalam kenajisan dan kejahatan (tidak ada kesucian).


    Jadi tanpa kesucian dan tanpa kesetiaan. Terutama kami gembala-gembala, seenaknya saja. Coba kalau ada guru di sekolah yang terus tidak masuk, sehingga terus digantikan oleh orang lain, akhirnya dipecat. Saya dulu juga seorang guru. Paling susah kalau ada guru yang tidak masuk. Menggantikan guru yang tidak masuk itu susah, sebab kelasnya 'tidak anggap'. Saya sebagai gembala harus setia terlebih dulu, untuk memberi teladan bagi jemaat (domba-domba). Kalau gembalanya sudah tidak setia, arahnya sudah lain, yaitu menuju kepada pelacuran (perempuan Babel).

    Jika kita diurapi oleh Roh Kudus, maka kita bisa peka dan tegas untuk:


    • menolak ajaran lain,
    • berpegang teguh dan taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar.


    Kalau ada kepekaan, tidak perlu lagi di beri tahu oleh orang lain. Lihat dari omongannya, gerak-geriknya => 'ini bahaya, ini tidak benar' Mungkin saudara bertanya => 'apa itu Firman pengajaran yang benar?'

    Firman pengajaran yang benar adalah


    • tertulis di alkitab. Tiga kali YESUS dicobai oleh setan, tetapi jawaban-Nya hanya satu => 'ada tertulis, ada tertulis' Ini berarti kembali ke alkitab (baca alkitab). Jika Firman ada di alkitab, maka setan kalah (tidak bisa menjamah kita). Kalau di gereja, di rumah tidak mau membaca alkitab, akan menjadi sasaran setan. Di rumah sudah sulit membaca alkitab (mungkin sibuk sebagai pedagang, pegawai), sebab itu di gereja mari membaca alkitab yang banyak.


    • Firman yang merupakan perkataan YESUS Sendiri. Dalam Yohanes 15: 3 'kamu memang sudah bersih (suci) karena Firman yang Kukatakan kepadamu' Firman yang dikatakan oleh YESUS Sendiri artinya


      1. Firman yang dibukakan rahasianya,
      2. diwahyukan oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain. Ayat itu merupakan perkataan YESUS. Kalau ayat diterangkan dengan ayat yang merupakan perkataan YESUS, berarti seluruh Firman adalah perkataan YESUS. Inilah yang menyucikan kita! Perbedaannya disini. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah Firman pengajaran yang benar. Jika tertulis di alkitab, kita menang atas pencobaan. Bukan ayat diterangkan dengan lawakan, bukan! Masa YESUS menjadi tukang lawak, tetapi ayat diterangkan dengan ayat. Semoga kita dapat mengerti.

    Saya mengajar siswa-siswi Lembaga Pendidikan El-Kitab, lalu saya mengatakan => 'dulu saya menjadi guru suka melawak. Semuanya tertawa, sampai guru lain bilang 'kelas apa itu, tertawa terus' Untung sekarang saya menjadi pendeta dan tidak melawak. Sebab YESUS tidak mungkin melawak. Semoga kita mengerti.

    1 Petrus 1: 22, Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

    Ay 22 => 'Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran' => kepada Firman pengajaran yang benar.
    Jika kita peka dan tegas untuk berpegang teguh pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran (mempraktikkan), hasilnya adalah kita hidup dalam kesucian dan bisa memiliki perasaan kasih yang tulus ikhlas kepada sesama (saling mengasihi). Contohnya dalam rumah tangga:


    • suami mempunyai perasaan yang baik (diurapi Roh Kudus), berpegang kepada Firman pengajaran yang benar (menjadi suami sesuai dengan Firman pengajaran yang benar) dan mempraktikkan (taat dengar-dengaran).


    • isteri berpegang kepada Firman pengajaran yang benar dan mempraktikkannya.


    Maka suami dan isteri bisa hidup suci, bisa saling mengasihi dengan tulus ikhlas, tidak ada lagi perceraian, pertengkaran. Orang tua dan anak merasakan kebahagiaan. Demikian juga di dalam jemaat, tidak ada lagi pertengkaran dan kita bahagia semuanya. Semoga kita bisa mengerti.

    Perhatikan bagi kaum muda, berulang-ulang saya ajarkan. Kasih itu berasal dari kesucian. Kalau kasih tanpa kesucian itu 'gombal' Misalnya: masa-masa pacaran => 'buktikan kalau mengasihi, lalu minta yang najis-najis' Itu kasih gombal! Kaum muda jaga permulaan nikah (masa pacaran) supaya tetap dalam kesucian, sehingga bisa saling mengasihi yang tulus ikhlas. Itulah yang menyatukan! Saling mengasihi dengan tulus ikhlas artinya tanpa pamrih.

    Jika saling mengasihi dengan tulus ikhlas, maka kita menjadi satu dengan yang lain:


    • nikah menjadi satu dan kita bahagia,
    • dalam penggembalaan bisa menjadi satu dan kita bahagia.
    • antar gereja menjadi satu,
    • sampai satu tubuh yang sempurna.


    Saat kita memandang Wajah YESUS Yang bersinar bagaikan matahari, kita diubahkan mulai wajah; indera peraba (kulit) diubahkan (diurapi Roh Kudus), maka kita akan peka, tegas, tidak dapat diombang-ambingkan dan menjadi satu kesatuan.


  2. Lukas 9: 44, 45,
    44. "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
    45. Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

    Ay 44 => 'camkanlah segala perkataan-Ku ini' => ini menunjuk perasaan terdalam.
    'Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia' => YESUS akan disalibkan.

    Ay 45 => murid-murid tidak mengerti karena menggunakan perasaan daging. Jika perasaannya sudah dibaharui, mereka akan mengerti.

    Lukas 9: 44, 45 judulnya adalah pemberitaan kedua tentang kematian YESUS (salib), tetapi murid-murid tidak mengerti, karena perasaannya masih perasaan daging. Daging itu anti salib. Tetapi kalau perasaan diurapi Roh Kudus => 'camkanlah segala perkataan-Ku ini, Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia' => untuk disiksa dan disalibkan.

    Praktik kedua: kalau indera peraba diurapi Roh Kudus (diubahkan), maka dapat mengerti dan memahami tentang salib (Kurban Kristus), sekalipun tidak enak bagi daging (sengsara bagi daging). Mana ada orang yang mau salib. Kalau perasaan daging => 'di sekolah sulit, dalam pekerjaan sulit untuk mencari uang, masa di gereja juga dipersulit' Akhirnya tidak mau salib. Sebab itu hamba TUHAN tidak mau mengajarkan salib. Semuanya takut salib, karena perasaannya masih perasaan daging.

    Contohnya salib:


    • hari Minggu semestinya istirahat, tetapi kita beribadah.
    • besok masuk lagi ibadah pendalaman alkitab. Banyak yang jauh-jauh datang. Saya dari Malang, besok juga kembali lagi kesini. Ada juga yang dari Tuban dan dari mana-mana, besok kembali lagi. Siapa yang mau salib? Orang bodoh itu. Inilah orang yang perasaannya masih daging.


    Saya nanti pulang ke Malang. Pagi hari masih mengajar dan besok sore masih kembali kesini lagi. Jika dibandingkan dengan Kurban Kristus ini tidak ada artinya. Ini tidak perlu dibesar-besaran, sebab tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Kurban Kristus. Jika indera peraba (perasaan) diurapi Roh Kudus, betapa kita mengerti dan memahami Kurban Kristus, sehingga kita tidak ragu-ragu berkorban untuk Dia, tidak ragu-ragu sengsara daging untuk Dia. Sebab Kurban-Nya terlalu besar bagi kita. Semoga kita dapat mengerti.

Pengalaman saya yang tak terlupakan. Saat pertama kali melayani, baru sekolah alkitab, saya sudah diijinkan tidak bisa makan, tidak bisa minum, tidak ada air, tidak ada uang juga. Saya marah, tetapi begitu TUHAN tunjukkan salib => 'mana menderita dengan Aku' Saya langsung menangis => 'Engkau lebih menderita TUHAN, sekalipun tidak ada beras, tidak ada apa-apa, saya tetap mengikut TUHAN' Ini karena penderitaan-Nya jauh lebih besar dari apa yang kita alami sekarang. Jangan kecewa, jangan putus asa, sebab Dia sudah menderita jauh lebih besar dari kita. Semoga kita dapat mengerti.

Jika perasaan belum dibaharui, banyak orang (orang Kristen, hamba TUHAN) menolak salib dan menjadi seteru salib. Tadi, hati-hati soal pengajaran. Kalau perasaannya tidak dibaharui, maka mengikuti ajaran palsu => 'yang penting enak bagi daging' Tetapi jika dibahahui kita peka dan tegas => 'tidak mau menerima ajaran palsu dan mau menerima yang benar' Jika menerima pengajaran yang benar, maka kita disucikan, bisa saling mengasihi (kasih yang tulus ikhlas) dan menjadi satu kesatuan (nikah dan penggembalaan satu, sampai menjadi Satu Tubuh Kristus). Soal Kurban Kristus, jangan ragu dan jangan bimbang => 'aduh saya sengsara, saya menjadi begini'. Tetapi jika dibandingkan dengan Kurban Kristus, tidak ada apa-apanya.

Filipi 3: 17-19,
17. Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
18. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Ay 18? 'yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis' => rasul Paulus benar-benar menangis dan sedih.
'banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus' => justru hamba TUHAN, pelayan TUHAN menjadi seteru salib.

Kenyataan yang ada sekarang, banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang tidak mau mengerti salib (seperti murid-murid tadi tidak mengerti dengan apa yang dikatakan YESUS), tidak mau memahami salib, menolak salib, bahkan menjadi seteru salib Kristus. 'Murid-murid' gambaran dari hamba TUHAN. Kita harus hati-hati, sebab ini terjadi pada orang Kristen => 'aku di dunia sudah susah, mencari uang susah, sekolah (mencari ilmu) susah, di gereja menerima salib lagi, lalu kapan enaknya'?

Mengapa tidak mengerti salib, menolak salib, menjadi seteru salib? Sebab pikirannya hanya tertuju kepada perkara daging (perkara duniawi) = mengorbankan perkara-perkara rohani untuk mendapatkan perkara jasmani. Jika mengikut YESUS, tetapi pikirannya hanya tertuju kepada perkara daging, ini berbahaya! Sekarang ini, menjadi hamba TUHAN hanya untuk perkara daging (bukan sebagai panggilan). Inilah menolak salib!

Justru di dalam gereja ini yang banyak menjadi seteru salib. Kami sebagai hamba TUHAN, termasuk saya, juga harus diperiksa sekarang ini.

Contoh mengorbankan perkara rohani, untuk mendapatkan perkara jasmani:

  • dari pada mengikuti Firman => 'kapan kayanya, kapan enaknya' lebih baik korupsi', berbuat dosa untuk mendapatkan perkara jasmani.
  • mau mendapatkan nilai bagus, lalu menyontek. Inilah menolak salib! Yang benar, supaya nilainya bagus, harus belajar. Saya ajarkan kepada kaum muda supaya rela berkorban, tidak tidur siang tetapi belajar. Nanti malam tetap datang kebaktian, sekalipun besok ujian, terserah (yang penting sudah siap atau sudah belajar). Nanti pulang kebaktian, diulangi lagi sedikit. Sambil berdoa, TUHAN akan menolong. Itulah salib! Semoga kita dapat mengerti.

Jika indera peraba diurapi oleh Roh Kudus (dibaharui), maka kita akan peka dan tegas untuk mengerti, memahami, bahkan berpegang teguh kepada salib Kristus sekalipun sakit bagi daging (tidak enak bagi daging). Ini seperti Musa yang memegang tongkat. Kalau tongkat dilepas, ular yang datang. Jika salib dilepas, ular yang datang. Kalau di dalam gereja tidak ada penyaliban daging (yang enak-enak bagi daging), maka ular lah yang ada disitu. Semoga kita dapat mengerti.

Tadi, kasih yang tulus ikhlas bagaikan merpati tetapi sudah hilang, maka ularnya yang banyak. Jangan lepaskan salib! Kita memang harus menderita daging bersama dengan YESUS. Itulah indera paraba yang diurapi oleh Roh Kudus. Saya selalu mengatakan => 'kalau saudara beribadah, merasakan badan capek' Itu sudah benar! Jangan malah mencari yang enak bagi daging, tetapi carilah yang ada salibnya. Jika ada salib, maka tidak ada ular. Kalau tidak ada salib, disitu ular semuanya (tidak ada ketulusan). Wujud berpegang teguh kepada salib Kristus => 'di rumah diberi banyak salib, di gereja banyak salibnya' Bukan itu! Kalau di rumah, di gereja diberi salib, itu hanya lambang, mau diberi atau tidak, silahkan saja. Yang penting adalah wujud sehari-hari kalau kita ini peka dan tegas untuk mengerti, memahami, berpegang teguh kepada salib Kristus.

Wujud sehari-hari peka dan tegas untuk mengerti, memahami, berpegang teguh kepada salib Kristus adalah:

  1. Bertobat.
    1 Petrus 4: 1, 2,
    1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
    2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

    Ay 1 => 'kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian' => perasaan yang demikian.
    --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani' => menderita daging.

    Bertobat artinya sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa (kembali kepada TUHAN) dan hidup menurut Firman TUHAN (hidup dalam kebenaran). Sudah beberapa tahun berbuat dosa, lalu berhenti, ini sengsara.

    Contohnya:


    • Kemarin di Medan, saya bersaksi. Ayah saya merokok dari usia tujuh belas tahun sampi enam puluh lima tahun. Saya sayang kepada ayah saya, saya doakan (saya belum menjadi hamba TUHAN, waktu itu saya masih guru), saat liburan saya pulang => 'pa, ayo berhenti merokok' dan ayah saya mengikutinya => 'ya saya mau berhenti hari ini' Tetapi tiga hari tidak keluar dari kamar, merasa lemas. Nasihat saya waktu itu salah juga, karena saya belum menjadi seorang hamba TUHAN => 'kalau begitu, merokok lagi saja sedikit-sedikit' Ini sebenarnya tidak boleh. Untuk berhenti dari dosa, tidak boleh sedikit-sedikit ('lama-lama bisa menjadi bukit'). Kalau mau berhenti dari dosa, hari ini juga. Itulah bertobat! Inilah yang pegang, tetapi ayah saya tidak kuat. Untunglah didoakan terus. Satu waktu ada liburan, saya datang ke rumah, saat ayah saya merokok semua rasanya menjadi pahit (beli dimanapun rasanya menjadi pahit), akhirnya bisa berhenti. Ini sengsara daging!


    • Coba saja, orang yang biasa menyontek, suruh berhenti menyontek dan belajar, pasti sengsara daging.
    • Orang yang biasa korupsi => 'mau belikan kalung isteri, tinggal tambah nol saja' Sekarang sudah tidak mau korupsi, ini pasti sakit dagingnya. Itulah namanya salib!


    Banyak hamba TUHAN mengatakan => 'kami mengalami salib' Seperti saya dulu mengalami salib sampai tidak makan. Kalau tidak makan, tetapi berbuat dosa (mencuri), itu namanya bukan salib. Sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa, itulah salib.

    Inilah wujud sehari-hari ada salib, bukan hanya memakai kalung salib, di rumah banyak dipasang tanda salib. Silahkan saja memasang salib di rumah => 'ini beli dari Yerusalem, dari Eropa' Tetapi bukan itu! Yang penting adalah rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa (kembali kepada TUHAN) dan hidup sesuai dengan Firman TUHAN (hidup dalam kebenaran).


  2. Rela berkorban apapun untuk TUHAN, baik waktu, tenaga, uang, pikiran dan semuanya. Contohnya: seperti YESUS rela berkurban nyawa untuk kita semuanya. Kalau kita masih penuh perhitungan dengan TUHAN => 'waktu ku bagaimana? Waktu belajar bagaimana?' Ini belum memegang salib. Tetapi jangan 'ngawur', sebab ada juga yang 'ngawur' => 'tidak apa-apa, ke gereja saja, tidak usah belajar, nanti terjadi mujizat' Itu namanya konyol dan saya tidak mau mengajarkan seperti itu. Tetap harus belajar. Relakan waktu tidur, waktu untuk istirahat, waktu untuk rekreasi untuk belajar, demi bisa beribadah. Itulah yang benar!


  3. Berdamai, artinya:


    • kalau salah, mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal) dan sesama (horisontal). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Contohnya: mungkin suami mengaku dosa kepada isteri, isteri kepada suami, anak kepada orang tua, orang tua kepada anak, gembala kepada jemaat, jemaat kepada gembala. Tidak perduli apapun tingkatannya. Mengaku dosa itu siapa yang salah, bukan siapa yang lebih tinggi. Jika berpegang pada salib, gembala yang bersalah, harus mengaku kepada jemaat. Kalau tidak berpegang pada salib, itu susah (mau mengaku itu susah). Pengalaman saya satu kali dengan isteri saya (baru menikah), ini tak terlupakan juga. Ada suatu masalah, lalu saya panggil isteri saya => 'kali ini saya benar, tidak mau mengaku salah' Saya pikir jawab isteri saya => 'ya' Tetapi jawab isteri saya => 'saya juga, saya yang benar' Saya berpaling kesana, lalu TUHAN bicara => 'di belakang kamu ada berapa jemaat, mau dikemanakan jemaat itu' Memang, saat saya mau mengaku kepada isteri saya, itu seperti naik gunung Golgota sekalipun jaraknya hanya 3 meter. Susah sekali hati ini => 'nanti aku bagaimana ya? Kalau mengaku, ya itulah kamu. Saya gengsi' Tetapi setelah saya mengaku => 'maafkan, aku salah' Jawab isteri saya => 'aku yang salah' Begitulah berdamai (pegang teguh salib). Demikian juga, kalau saya bersalah sebagai jemaat => 'saya gembala, mau apa?' Jangan! Kalau saya bersalah kepada pengerja, sebelum berkhotbah saya mengaku => 'ampuni saya tadi' Sekalipun saya ada alasan untuk membentak pengerja (kesalahannya memang besar).


    • kalau benar, mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Tadi, wujud pertama; bertobat (berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN). Berbuat dosa itu sedang menuju ke neraka, tetapi kalau berhenti berbuat dosa, maka kembali kepada TUHAN dan hidup dalam kebenaran. Lalu, rela berkorban apapun untuk TUHAN, baik waktu, tenaga, uang dan apapun juga. Mari, biarlah kita dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti. Kita semuanya sudah sepakat. Dipakai kemanapun bayar masing-masing, termasuk saya pun juga membayar sendiri. Saya tidak mau dibayar, ke Medan, ke luar negeri (Amerika, dll) saya bayar sendiri. Itulah berkurban, supaya ada tanda salib. Ini bukan berarti saya sombong => 'sudah tidur diatas uang' Tidak! Tetapi saya rindu untuk berpegang pada salib. Kesana kemari bukan untuk mencari uang, tetapi berpegang pada salib (memberitakan Firman TUHAN), itulah komitmen saya. Sejak dari pengerja dulu, bpk pdt Pong almarhum (guru dan gembala saya) menyuruh saya => 'kamu kesana, jangan ambil kolekte' Tetapi tidak diberi ongkos, saya seringkali pucat => 'darimana saya?' TUHAN selalu menolong dan memberkati.


    • Berpegang salib, itu juga berdamai.Jika sudah berdamai (saling mengaku dan saling mengampuni), maka Darah YESUS menghapus dosa-dosa kita (menyucikan kita dari dosa), sehingga hati kita damai sejahtera. Selama ada dosa, biarpun hartanya banyak, tidak akan damai. Yang membuat damai atau tidak, bukanlah harta, bukanlah miskin atau kaya, melainkan ada dosa atau tidak ada dosa. Semoga kita dapat mengerti.


    Selama ada dosa yang dipertahankan:


    • dosa orang lain => 'sampai kapanpun, aku tidak mau mengampuni' Hati tidak akan damai.
    • dosanya sendiri => 'jangan sampai ini diketahui' Hati tidak akan damai ('dag, dig, dug').


    Hati damai sejahtera, inilah ada salib. Yang memakai kalung salib atau yang tidak pakai, diraba apakah sudah damai sejahtera? Inilah yang terpenting. Jika sudah damai sejahtera, semuanya enak dan ringan. Kalau memikul salib itu jangan => 'memikul salib, berat' Tidak! Kalau kita berani memikul salib (pegang teguh salib), justru hidup kita enak dan ringan. Hati-hati! Jika tidak ada damai (tidak ada salib), maka ular lah yang datang. Tidak damai itu, hatinya goyang terus seperti ular. Tetapi kalau damai (hati sudah tenang), maka ular tidak akan dapat masuk. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika indera peraba diurapi Roh Kudus, kita bisa peka dan tegas soal pengajaran dan soal salib.

Kesimpulannya adalah jika indera peraba diurapi oleh Roh Kudus, maka kita memiliki kepekaan dan ketegasan untuk:

  1. Dengar-dengaran.
  2. Berpegang teguh kepada salib Kristus, sehingga kita tidak mungkin disesatkan, tetapi kita masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus Yang sempurna (pembangunan rumah ALLAH yang rohani). Jika sudah berpegang teguh kepada pengajaran yang benar, maka tidak akan mau menerima yang salah, sekalipun hanya sedikit. Dasar pembangunan Tubuh Kristus adalah berpegang teguh kepada pengajaran dan kurban Kristus. Pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, itulah Mempelai Wanita Surga (bukan Babel).

Efesus 2: 19, 20,
19. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
20. yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Dasar pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita Surga:

  1. 'yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi' Para rasul menunjuk perjanjian baru dan para nabi menunjuk perjanjian lama. Perjanjian baru + perjanjian lama = alkitab (pengajaran yang benar). Itulah sebagai dasarnya! Sebab itu kita mendengarkan Firman, harus dengan membaca alkitab (kembali ke alkitab). Jika semuanya kembali ke alkitab, maka kita menjadi satu.

    Saya seringkali menangis. Dulu saya mengajar pelajaran matematika => 'bukunya berbeda-beda pengarangnya, tetapi bisa satu' Itu ilmu dunia. Lalu mengapa ajaran di gereja bisa berbeda-beda, padahal alkitabnya hanya satu. Kembali ke alkitab, jangan ditambah dan jangan dikurangi. Kalau alkitab bilang => 'tidak boleh mencuri' Jangan ditambah-tambah => 'tetapi, kalau terjepit ...' Jangan! Kalau ditambah, sudah berbeda. Jadi, dasar yang kuat adalah pengajaran yang benar.


  2. 'Kristus Yesus sebagai batu penjuru' = Kurban Kristus (salib Kristus).
    1 Petrus 2: 6, 7,
    6. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
    7. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

    Ay 6 => 'sebuah batu penjuru yang mahal' => itulah YESUS.
    Ay 7 => '"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan' => YESUS yang disalibkan. 'dibuang' = disalibkan. Jadi YESUS yang disalibkan menjadi Batu Penjuru.

    Jadi dasar kedua adalah Batu Penjuru = YESUS yang disalibkan = Kurban Kristus (salib Kristus). Dua dasar ini dari perasaan kita, bagaimana peraba kita? Menerima pengajaran yang benar (yang tidak benar harus ditolak) dan Kurban Kristus (peganglah salib Kristus). Inilah dasar pembangunan Tubuh Kristus. Jika kita memiliki dua dasar ini, maka kita masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali. Kalau saudara membaca dalam kitab Kejadian, alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani antara Adam dan Hawa (hancur dan telanjang). Tetapi syukur, pada kitab Wahyu, alkitab ditutup dengan nikah yang rohani antara Kristus dengan sidang jemaat di awan-awan.

Inilah dasarnya. Seperti bait ALLAH yang jasmani ada dasarnya, demikian juga bait ALLAH yang rohani (pengajaran dan kurban Kristus). Sesudah dasar, ada pelaksanaan pembangunan sampai selesai.

Pembangunan diatas dasar atau pelaksanaan pembangunan yaitu kita harus setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus yang TUHAN berikan kepada kita.

Jadi harus sesuai dengan jabatan pelayanan:

  1. kalau sebagai gembala, tugasnya adalah memberi makan jemaat,
  2. kalau sebagai penyanyi, tugasnya adalah menyanyi,
  3. kalau sebagai pemain musik, tugasnya adalah bermain musik dll.

Kalau sebagai kaki, jadilah kaki. Kalau sebagai tangan, jadilah tangan. Kalau kaki mau menjadi tangan, mungkin bisa tetapi dipaksa, akhirnya merusak. Inilah banyak yang salah tempat! Menjadi gembala tetapi tidak memberi makan jemaat, malah melakukan hal yang lain-lain, ini salah. Kalau tangan mau menjadi kaki, sehebat apapun seperti akrobatik, jalan-jalan dengan tangan akhirnya jatuh (tidak mampu). Kita semuanya harus aktif untuk masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus, supaya tidak masuk pembangunan tubuh Babel (mempelai wanita setan dengan kejahatan dan kenajisan). Sekarang sudah banyak yang diungkap, saya rasa kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.

Dosa-dosa sodomi sekarang sudah banyak diungkap, bagaimana banyak anak kecil yang tidak berdosa menjadi korban. Dosa ini sudah terjadi waktu pada zaman Lot (Sodom dan Gomora). TUHAN YESUS mengatakan => 'tanda-tanda kedatangan, salah satu tanda kedatangan adalah dunia ini kembali ke zaman Nuh'. Ini mengerikan, pembangunan Babel sudah mulai dari dasar. Anak kecil itu menunjuk dasar, dia tidak tahu apa-apa. Kalau sudah dari kecil dirusak, bagaimana hidup selanjutnya? Maafkan, saya tidak bermaksud porno, tetapi ini sungguh terjadi.

Sekarang dua pembangunan ini sedang gencar-gencarnya; pembangunan Babel (kenajisan) dari dasar sudah digali, itu sebabnya sekarang pembangunan Tubuh Kristus dasarnya sudah harus kuat (pengajaran yang benar dan kurban Kristus harus digenggam). Dilanjutkan pembangunan diatas dasar, yaitu setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Jika kita aktif dalam pembangunan Tubuh Kristus, kita tidak akan disesatkan dan tidak akan masuk pembangunan tubuh Babel. Di dunia ini semuanya cuma ada dua: siang-malam, surga-neraka, pembangunan Babel atau pembangunan Tubuh Kristus, pilihlah salah satu? Tidak ada yang ditengah-tengah atau netral, tidak ada!

Jika tidak aktif dalam pembangunan Tubuh Krtistus (ibadah pelayanan), pasti aktif dalam pembangunan Babel. Hati-hati kaum muda! Saya menjadi gembala mulai tahun 1992, kurang lebih dua puluh dua tahun, saya mempunyai pengalaman banyak. Kalau kaum muda yang tadinya aktif dalam ibadah pelayanan (pembangunan Tubuh Kristus), lalu merosot, ini ada tanda-tandanya yaitu kalau kesuciannya sudah merosot, semuanya merosot, bahkan sudah jatuh dalam dosa. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi ini pengalaman saya. Sebentar lagi dengan tangisan dan berkata bahwa saya sudah jatuh' Jangan seperti itu! Tetap pertahankan aktif dalam pembangunan Tubuh Kristus. Aktif kuliah, aktif bekerja, silahkan saja, saya doakan, tetapi jangan lupa untuk aktif dalam pembangunan Tubuh Kristus, supaya tidak dibelokkan atau disesatkan dalam pembangunan tubuh Babel.

Dari usia tua, muda, sampai anak kecil, semuanya menjadi sasaran Babel. Apa artinya kita kaya, hebat, tetapi sudah diduduki oleh Babel. Coba lihat, sekolah yang bayarnya mahal, yang dibilang tempat yang aman, hebat, bisa 'kebobolan' juga. Babel tidak bisa ditanggulangi dengan kekuatan dunia, Babel hanya dapat ditanggulangi dengan kekuatan pembangunan Tubuh Kristus mulai dari dasar (pengajaran yang benar dan Kurban Kristus), setia dalam ibadah pelayanan. Itulah yang menjadi benteng kita untuk menghadapi Babel. Baik yang tua, anak muda, anak kecil, bawa semuanya untuk aktif dalam pembangunan Tubuh Kristus (berikan dasar yang kuat). Semoga kita mengerti.

Ezra 3: 10, 11,
10. Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel.
11. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!" Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan.

Ay 10 => 'Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan' => dulu zaman Ezra dasar bait suci (secara jasmani) diletakkan, sekarang di rohanikan.
'maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan' => aktif (setia) sesuai dengan jabatan pelayanan.

Ay 11 => 'Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel' => kasih setia-Nya = kemurahan-Nya (dalam terjemahan lama).

Mari, aktif dalam pembangunan Tubuh Kristus sesuai dengan jabatan. Saya seringkali memberikan contoh, seumpama membangun gereja ini. Jabatannya adalah tukang batu, baru bisa menyusun tembok. Kalau tukang batagor buat tembok disini, coba bagaimana? Tidak akan jadi tembok rumah. Seringkali kita salah. Jabatannya bukan gembala, lalu disuruh menjadi gembala. Itu seperti tukang batu, diganti tukang batagor. Yang paling banyak terjadi adalah seorang gembala. Tugasnya gembala adalah memberi makan sidang jemaat, tetapi tidak pernah memberi makan jemaat. Ini serius! Harus sesuai dengan jabatan pelayanan dan setia. Biarlah, kita dipakai oleh TUHAN.

Jika sudah ada dasar Tubuh Kristus; peka terhadap pengajaran yang benar (berpegang pada pengajaran yang benar, menolak yang tidak benar), peka terhadap Kurban Kristus (bertobat, rela berkorban, berdamai), ditambah pelaksanaan pembangunan (setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai jabatan), maka YESUS hadir ditengah-tengah kita sebagai Imam Besar dengan mengulurkan Tangan kemurahan dan kebajikan ('bahwasanya kebaikan dan kemurahan TUHAN untuk selama-lamanya'). Inilah kunci Daud! Daud hanyalah gembala dari dua tiga ekor domba, dapat menjadi gembala, ini karena kemurahan dan kebajikan TUHAN.

Jangan takut! Kita menghadapi akhir zaman dengan kesulitan-kesulitan, sampai dengan antikris berkuasa di bumi, kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tetapi jika sudah ada dasar dan pelaksanaan pembangunan Tubuh Kristus, maka Dia sebagai Imam Besar mengulurkan Tangan kemurahan dan kebajikannya yang lebih besar dari apapun, yang tidak habis-habisnya, yang selalu baru setiap pagi, yang selalu mengikuti aku. Kata raja Daud => 'kemurahan dan kebajikan Mu mengikuti aku seumur hidupku' = setiap detak jantung kita berada di dalam Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN.

TUHAN melihat dasar dan kesetiaan sekarang ini. TUHAN tidak melihat kemiskinan, kekayaan, gereja besar, gereja kecil, bodoh, pandai, tidak! TUHAN adil, yang TUHAN lihat adalah dasar; pengajaran yang benar (taat, suci dan saling mengasihi). Kurban Kristus (damai, bertobat, rela berkurban) dan TUHAN lihat kesetiaan kita sesuai dengan jabatan pelayanan. Kalau itu sudah ada, Dia akan mengulurkan Tangan kemurahan dan kebaikan-Nya. Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN yang sudah pernah dialami oleh raja Daud, akan kita alami juga sekarang ini.

Hasilnya adalah:

  1. Hagai 2: 19, 20,
    19. Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah
    20. apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"

    Ay 19 => 'mulai dari hari ini' => mulai hari ini/sekarang ini juga kalau saudara dan saya mau kembali ke dasar; Firman (kesucian, kasih), kurban Kristus (bertobat, berdamai, rela berkorban, hati damai sejahtera), ditambah kesetiaan, maka ada janji TUHAN pada ayat 20.

    Ay 20 => 'apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung' => mungkin sudah tidak ada lagi benih.
    'apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah?' => gagal.

    Hasil pertama: "Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!", artinya:


    • Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN yang besar, yang selalu baru, yang tidak bisa ditandingi oleh apapun sanggup memberkati kita.
    • Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN memelihara, melindungi kita mulai dari sekarang di zaman yang sulit ini, sampai zaman antikris berkuasa di bumi 3 ½ tahun, bahkan sampai dengan hidup kekal.


    • Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN sanggup mengangkat kita:


      • mengangkat kita dari kegagalan, sampai menjadi berhasil = menjadikan yang gagal ('pohon tidak berbuah') menjadi berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya.
      • mengangkat dari kejatuhan = memulihkan kita dari dosa-dosa (kenajisan), sehingga bisa hidup benar dan suci. Seperti raja Daud jatuh dengan Betsyeba, semestinya mati, hancur, tetapi masih ada kemurahan dan kebajikan TUHAN.


  2. Matius 7: 24, 25,
    24. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
    25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

    Hasil kedua: Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN memberikan kekuatan ekstra kepada kita, sehingga kita tahan uji dalam menghadapi pencobaan-pencobaan dari setan tritunggal.

    Setan itu bagaikan:


    • hujan lebat dengan roh jahat, roh najis, roh durhaka, yang menghantam anak TUHAN, hamba TUHAN. Jika TUHAN memberikan kekuatan ekstra, maka kita akan tahan uji = tidak berbuat dosa, tetap hidup benar.


    • angin kencang itulah nabi palsu dengan angin ajaran-ajaran palsu, roh dusta. Hati-hati sekarang banyak pendusta. Hamba TUHAN seperti saya juga harus diperiksa, sebab setan bisa menyamar menjadi malaikat terang. Menyamar itu hanya menyerupai saja, tetapi tidak sama. Itulah dusta! Di Wahyu 13 'nabi palsu seperti domba, tetapi suaranya seperti naga' Itulah palsu atau dusta! Diluar mungkin kelihatan baik sekali seperti domba, tetapi begitu bicara, seperti naga (dalamnya seperti binatang buas yang kejam). Hati-hati terhadap roh dusta (roh kepalsuan).


      Coba saja, sekarang mencari barang yang asli dan barang yang palsu, lebih gampang yang mana? Sekarang ini lebih banyak yang palsu. Itulah nabi palsu sudah berkuasa. Semuanya dipalsukan, sampai ibadah pun juga dipalsukan. Katanya beribadah, tetapi sebenarnya hiburan (mencari hiburan daging). Kita melawan nabi palsu dengan jujur (tidak berdusta).


    • banjir dari laut itulah antikris dengan kekuatan mammon (kekuatan ekonomi). TUHAN akan menolong kita, sehingga kita tidak roboh, tetap kuat, tahan uji = tetap melayani TUHAN sampai TUHAN datang kembali. Kita selalu berada di dalam Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN.


    Tadi, hasil pertama: TUHAN memberkati, TUHAN mengangkat kita dari lembah kelam (lembah kejatuhan, lembah kegagalan). Ini seperti sinar matahari yang menembusi lembah. Yang dapat turun sampai lembah hanyalah matahari, itulah gambaran kemurahan dan kebajikan TUHAN.


  3. Mazmur 136: 1-4,
    1. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
    2. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
    3. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
    4. Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

    Ay 1 => 'Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!' => kebaikan.
    'Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya' => kemurahan-Nya (dalam terjemahan lama). Dalam terjemahan lama lebih jelas 'kemurahan-kebaikan'

    Hasil ketiga: Tangan kemurahan kebajikan TUHAN mampu melakukan keajaiban yang besar. YESUS Seorang Diri di kayu salib => 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani', 'ALLAH-Ku, ALLAH-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku' Dia seorang diri di kayu salib dengan Tangan kemurahan kebajikan-Nya untuk mengadakan mujizat atau keajaiban besar atas kehidupan kita yaitu:


    • mujizat rohani (mujizat terbesar): keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Inilah yang nomor satu kita cari di gereja. Kalau sakit menjadi sembuh, setan, dukun bisa melakukan, itu sebabnya kita datang ke gereja jangan mencari hal itu. Kita masuk gereja, saat keluar mengalami keubahan hidup, kita terus menerus berubah.

      Keubahan hidup dimulai dari:


      • ketaatan. Jadilah orang Kristen yang taat.
      • kejujuran. Jangan berdusta lagi.


        Di Efesus 4 pembaharuan dimulai dari ketaatan dan kejujuran. Selama kita masih tidak jujur (berdusta), berarti belum berubah (belum mengalami mujizat). Biar sudah menjadi hamba TUHAN selama dua puluh tahun lebih seperti saya (kalau dihitung dari pengerja sudah hampir tiga puluh tahun), selama masih berdusta, berarti belum mengalami mujizat.


    • kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmani juga terjadi, yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Dalam kesulitan apapun sekarang ini, biarlah mengalami mujizat rohani dahulu (taat dan jujur mengaku apa adanya), maka mujizat jasmani akan terjadi.


      • 'Dia Seorang Diri' Tidak perlu minta bantuan kesana kesini, tidak perlu! Pengalaman kecil saya tadi, tidak makan, tidak minum, tidak punya uang, saya tidak mau berhutang ke tetangga, saya diam dan berdoa => 'kalau TUHAN ijinkan empat puluh hari saya tidak makan, paling saya mati, nanti orang tahu kalau mayatnya busuk, berarti saya sudah selesai melayani' Akhirnya TUHAN kirimkan seseorang, murid saya dulu (sudah lama lulus kira-kira empat tahun yang lalu) datang sampai saya sudah lupa rumahnya. Mobilnya datang ke depan rumah saya, lalu bertamu => 'bagaimana pak, kabarnya'? berbicara sudah satu jam lebih, saya malu, sebab air saja tidak ada untuk disuguhkan, bagaimana ini? Akhirnya dia sudah mau pulang => 'saya minta maaf pak, dulu saya les selama tiga tahun tidak pernah bayar, sekarang saya mau bayar' Saya jawab => 'o ya, saya ampuni' Dia berikan 'setumpuk uang' Saya mengharapkan hanya seribu rupiah (harga soto seribu rupiah), tetapi yang saya dapatkan beratus-ratus kali.


      • 'Dia Seorang Diri' Tidak perlu berharap siapapun. Kalau orang lain tidak mau menolong, jangan mengamuk, sebab itu kesempatan 'TUHAN Seorang Diri' yang akan menolong kita dan mujizat akan terjadi. Mujizat akan terus terjadi, dan langkah-langkah kita adalah langkah mujizat.


      Asalkan ada dasar yaitu:


      • pengajaran yang benar (suci, saling mengasihi),
      • Kurban Kristus (berdamai, bertobat, rela berkorban),
      • Di tambah pembangunan (kesetiaan), maka Dia akan mengulurkan Tangan-Nya dan mujizat akan selalu terjadi. Rohani diubahkan, jasmani akan ditolong, begitulah seterusnya.


    • Jika YESUS datang kembali ke dua kali, terjadi mujizat yang terakhir, yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita menjadi Tubuh Kristus yang sempuna, Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan permai ('berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba'), kita bersama-sama dengan Dia untuk selamanya. Apapun keadaan kita, masih ada kemurahan dan kebajikan TUHAN.

TUHAN akan menolong kita semuanya. TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 21 Maret 2023 (Selasa Sore)
    ... kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja Mempelai Pria Surga di awan permai ayat Harus ada suara haleluya . Kita harus menjadi raja-raja hamba Tuhan pelayan Tuhan yang taat setia jujur saling mengasihi. ayat Kita harus bersukacita bersorak-sorai dan memuliakan Tuhan. Dengan apa kita memuliakan Tuhan Dengan terang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Oktober 2012 (Senin Sore)
    ... buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia dan suaminyapun memakannya. . Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Sesungguhnya Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dengan pakaian kemuliaan. Tetapi mereka berbuat dosa di taman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 13 Juli 2017 (Kamis Sore)
    ... setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas kaubuatlah itu dari emas tempaan pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 September 2022 (Kamis Sore)
    ... Sebab Yesus satu-satunya manusia tidak berdosa tapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Roma Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Jadi barangsiapa yang percaya dan berseru nama Yesus pasti diselamatkan tidak mengalami hukuman Tuhan. Contoh penjahat yang disalib di sebelah Yesus bisa diselamatkan. Yesaya Pada waktu itu tujuh ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Januari 2021 (Selasa Sore)
    ... Saksi yang setia yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan menjadi imam-imam bagi Allah Bapa-Nya -- bagi Dialah kemuliaan ...
  • Ibadah Raya Malang, 08 Maret 2009 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan sebagai Mempelai Wanita Tuhan di awan-awan. Jadi sangkakala yang dahsyat adalah firman penggembalaan yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala satu sangkakala dipegang oleh satu malaikat untuk disampaikan kepada sidang jemaat secara terus-menerus dan berulang-ulang untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat sekaligus menyucikan dan menyempurnakan sidang jemaat sampai sama mulia ...
  • Ibadah Raya Malang, 25 Mei 2014 (Minggu Pagi)
    ... pedih hati orang tua. Oleh sebab itu Tuhan menghukum manusia dengan air bah. Tetapi lebih dahulu Tuhan memberitakan firman nubuat bagaikan suara desau air bah kepada manusia di dunia lewat nabi Nuh. Sekaligus Tuhan memberi jalan keluar dan tempat perlindungan yaitu bahtera Nuh. Tetapi sayang hanya Nuh sekeluarga yang mau ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 10 Februari 2009 (Selasa Pagi)
    ... terkecoh. Dalam pemberitaan firman sekarang juga harus hati-hati sebab banyak yang menyamar. Tugas nabi palsu Mengajarkan ajaran-ajaran palsu yang menghasilkan penyembahan palsu penyembahan antikris dan persundalan. Ajaran palsu ini disertai dengan tanda-tanda jasmani yang palsu yang bukan dari Tuhan. Hati-hati jangan sampai terkecoh Kita harus mencari tanda yang rohani yaitu keubahan hidup ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Februari 2020 (Jumat Sore)
    ... dengan mereka. . Waktu Ia duduk makan dengan mereka Ia mengambil roti mengucap berkat lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. . Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. . Kata mereka seorang kepada yang lain Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 11 Desember 2016 (Minggu Siang)
    ... yang liar seperti kuda. Yesaya . Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan yang mengandalkan kuda-kuda yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus Allah Israel dan tidak mencari TUHAN. Kuda menunjuk pada Kekuatan daging--alat-alat di dunia ditunjukkan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.