Pada
hari ini kita melakukan doa puasa di rumah masing-masing dan sekarang
berkumpul disini. Lewat doa puasa kita dapat
memandang Wajah YESUS Yang
bersinar-sinar bagaikan matahari terik.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Kita
harus tahu, bahwa ada doa puasa yang
berkenan kepada TUHAN, tetapi ada juga doa puasa yang ditolak oleh
TUHAN.
Beberapa
hal yang membuat doa puasa ditolak oleh TUHAN (tidak berkenan
dihadapan TUHAN)
yaitu:
- Yesaya
58: 3-9,
3.
"Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?
Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya
juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap
mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
4.
Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta
memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu
berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat
tinggi.
5.
Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan
hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti
gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur?
Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari
yang berkenan pada TUHAN?
6.
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka
belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya
engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap
kuk,
7.
supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa
ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau
melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak
menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
8.
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu
akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan
kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
9.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab,
engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak
lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
Yang
pertama: berpuasa
tetapi daging tetap merajalela, yaitu berbuat jahat, mempertahankan
dosa dll.
Sedangkan, puasa yang benar adalah
terjadi perobekan daging, sehingga terlepas dari dosa-dosa.
- Yeremia
14: 10-12,
10.
Beginilah firman TUHAN tentang bangsa ini: "Mereka sangat
senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak
berkenan kepada mereka; tetapi sekarang Ia mau mengingat kesalahan
mereka dan mau menghukum dosa mereka."
11.
TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah engkau berdoa untuk
kebaikan bangsa ini!
12.
Sekalipun mereka berpuasa, Aku tidak akan mendengarkan seruan
mereka; sekalipun mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban
sajian, Aku tidak akan berkenan kepada mereka, melainkan Aku akan
menghabiskan mereka dengan perang, dengan kelaparan dan dengan
penyakit sampar."
Yang
kedua: berpuasa
tetapi liar
= tidak
tergembala dengan benar dan baik.
'tidak dapat
menahan kakinya', berarti selalu
beredar-edar. Puasa yang berkenan adalah membawa kita menjadi
kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik. Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi yang pertama, puasa ada kaitannya dengan
dosa-dosa (melepaskan dosa-dosa). Yang kedua, puasa ada kaitannya
dengan penggembalaan. Jangan liar, tetapi kita benar-benar menjadi
kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik.
Zakharia
7: 5-10, 12,
13,
5.
"Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam,
demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima
dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu
sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?
6.
Dan ketika kamu makan dan ketika kamu minum, bukankah kamu makan dan
minum untuk dirimu sendiri?
7.
Bukankah ini firman yang telah disampaikan TUHAN dengan perantaraan
para nabi yang dahulu, ketika Yerusalem dengan kota-kota yang di
sekelilingnya masih didiami orang dan masih sentosa dan Tanah Negeb
dan Daerah Bukit masih didiami?"
8.
Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya:
9.
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang
benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada
masing-masing!
10.
Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang
miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap
masing-masing."
12.
Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan
mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam
melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab
itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
13.
"Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil,
demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil,
firman TUHAN semesta alam.
Yang
ketiga: berpuasa
tetapi egois.
Egois artinya mempertahankan
kepentingan diri sendiri, kehendak diri sendiri, sehingga tidak taat
dengar-dengaran.
Puasa
yang benar adalah taat dengar-dengaran dan mengingat orang lain yang
dalam kebutuhan (tidak egois):
- kebutuhan
jasmani: kita dapat
memberi (tidak kikir dan tidak serakah).
- kebutuhan
rohani: kita dapat
bersaksi dan mengundang. Kalau saudara kesulitan dalam mengundang,
mungkin ada tetangga, teman yang mau diundang, bilang saja ke
sekretariat => 'nama dan alamatnya ini' Nanti biar
dikirimkan. Kalau mengundang saja tidak mau, berarti terlalu egois.
Mungkin
ada orang yang memusuhi kita => 'orang itu tidak baik', ini
justru kesempatan yang bagus, siapa tahu setelah mendengarkan Firman,
kehidupan itu dapat berubah. Terutama
mengundang mereka di kebaktian paskah persekutuan di Empire Palace,
baik dengan leaflet, atau memakai undangan
secara khusus. Ingatlah mulai di dalam
rumah, tetangga-tetangga, teman-teman gereja dulu dll, ini bukan
untuk dijadikan jemaat WR Supratman
semuanya, tidak! Tetapi untuk masuk persekutuan tubuh.
Berpuasa
itu tidak sembarangan, sebab ada puasa yang tidak berkenan dihadapan
TUHAN (ada dosa dipertahankan, tidak tergembala dengan baik, disertai
egois).
Matius
6: 17,
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah
mukamu,
Ada
dua tanda puasa yang benar:
- 'cucilah
mukamu'
= mencuci muka dengan air Firman ALLAH.
Wajah
itu menunjuk hati. Jika hatinya takut, wajahnya pucat dll. Mencuci
muka dengan air Firman
artinya penyucian hati oleh Firman pengajaran yang benar.
- 'minyakilah
kepalamu'.
Kepala
menunjuk pikiran. Minyak menunjuk Roh Kudus.
Minyakilah
kepalamu
artinya pikiran diurapi oleh Roh Kudus.
Jika
digabungkan,
berpuasa
adalah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada Firman ALLAH dalam urapan Roh Kudus
(Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) untuk
menyucikan hati dan pikiran kita. Jadi saat berpuasa harus banyak
membaca Firman (penyucian wajah), banyak berdoa (urapan Roh Kudus).
Itulah berpuasa yang benar! Kalau saudara berpuasa tetapi bekerja,
ada jam-jam istirahat, jam-jam makan (kalau kita berpuasa kan tidak
makan), gunakan untuk membaca Firman dan berdoa. Saat mau berangkat
bekerja, baca Firman dan berdoa. Ini supaya ada kesempatan bagi
Firman dan Roh Kudus untuk menyucikan hati dan pikiran kita.
Markus
7: 21-23,
21.
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala
pikiran
jahat (1)percabulan,
(2)pencurian,
(3)pembunuhan,
22.
(4)
perzinahan, (5)
keserakahan, (6)
kejahatan, (7)
kelicikan, (8)
hawa nafsu, (9)
iri hati, (10)
hujat, (11)
kesombongan, (12)
kebebalan.
23.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Ay
21 => '
sebab dari dalam,
dari hati orang, timbul segala pikiran jahat'
=> hati dan pikiran ini dijadikan satu.
'
pembunuhan'
=> kebencian. Ini harus disucikan!
Ay
22 => '
kebebalan'? tidak bisa dinasihati
lagi (keras hati).
Dalam
berpuasa, kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menyucikan
hati pikiran dari kedua belas keinginan
jahat dan najis. Kedua belas keinginan
jahat dan najis ini membuat wajah menjadi muram (tidak berseri-seri).
Jika mempertahankan kedua belas keinginan
jahat najis (dosa-dosa), apalagi saat berpuasa (tidak makan, tidak
minum), maka wajah menjadi muram sekali.
Kalau
hati pikiran sudah disucikan dari kedua belas
keinginan jahat dan najis ini, maka wajah
kita berseri-seri, mata dapat memandang
Wajah TUHAN, dan juga
dapat menyembah TUHAN.
Matius
5: 8,
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah.
Ay
8 => '
Berbahagialah orang
yang suci hatinya' =>
hati dan pikiran.
Inilah
gunanya berpuasa, bukan hanya tidak makan dan tidak minum. Sebab
kalau hanya tidak makan dan tidak minum, sudah banyak orang
yang melakukannya (bertapa). Berpuasa kita berbeda, memang tidak
makan dan tidak minum, tetapi bukan sampai disitu saja;
saat tidak makan, tidak minum, maka daging
menjadi lemah. Kalau daging masih kuat => 'mau begini begitu'
Tetapi saat daging lemah, ini merupakan kesempatan seluas-luasnya
bagi Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua
bekerja untuk menyucikan kita. Kalau sudah disucikan dari kedua
belas keinginan jahat dan najis, maka mata kita dapat
melihat TUHAN.
Wahyu 1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Kita
dapat melihat Wajah
TUHAN = melihat Wajah YESUS Yang
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik (sinar kemuliaan). Dosa
itulah yang menghalangi kita untuk melihat Wajah
TUHAN (kita jauh dari TUHAN). Semoga kita dapat
mengerti.
Mari
malam ini baik yang berpuasa atau tidak berpuasa, biarlah hati dan
pikiran kita disucikan, maka mata kita dapat
melihat TUHAN. Kalau hati pikiran tidak disucikan,akan
ada dua belas hal yang tersembunyi, maka
hidupnya membabi buta (matanya buta). Tetapi, jika
malam ini kita bisa mengalami penyucian hati pikiran dari kedua
belas keinginan jahat dan najis (dua belas
kegelapan yang membuat mata gelap), maka mata dapat
melihat TUHAN (mata menjadi terang).
Hasilnya
adalah
- Bilangan
6: 26,
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera.
Hasil
pertama: sinar
kemuliaan dari Wajah
YESUS memberikan damai sejahtera (ketenangan).
Damai sejahtera artinya
tidak merasa apa-apa lagi yang dirasakan
oleh daging,
kecuali merasakan kasih TUHAN yang besar.
Contohnya:
- mungkin
saudara datang dengan ketakutan, kekuatiran, ada pikiran =>
'bagaimana nanti jadinya
ya? sebab
ini susah',
ada
kepahitan (dendam karena ditipu), kegagalan, kesedihan, putus asa,
kecewa, tetapi saat memandang Wajah
TUHAN Yang
bersinar bagaikan matahari terik, maka kita mengalami damai
sejahtera (perasaan daging dihapuskan).
- mungkin
kita datang dengan berduka (orang yang kita kasihi meninggal
dunia), tetapi kalau dapat
memandang Wajah
TUHAN, ada sinar matahari (sinar kemuliaan), maka kita mengalami
damai sejahtera (ketenangan). Kita tidak merasakan apa-apa lagi
yang daging rasakan, tetapi hanya merasakan kasih TUHAN yang besar.
Hal ini
tidak dapat
diceritakan, biarlah menjadi pengalaman kita masing-masing.
- kita
berada dalam
keadaan putus asa, tetapi dapat
memandang Wajah
TUHAN (bisa menyembah TUHAN), maka kita mengalami damai sejahtera.
Jika
sudah tenang, semuanya menjadi enak dan ringan. Segala letih lesu,
beban berat, sudah tidak kita rasakan lagi, sebab semuanya sudah
ditanggung oleh TUHAN. Kita harus banyak memandang Wajah
TUHAN. Kalau saudara membaca
di dalam kitab kitab Mazmur, Daud itu
spesialis memandang Wajah
TUHAN. Dalam keadaan apapun => 'mataku
hanya tertuju kepada Mu' Itulah memandang
wajah TUHAN.
- Bilangan
6: 25,
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia;
Ay 25 =>
'kasih
karunia'
=> belas kasihan, kemurahan TUHAN.
Hasil
kedua: sinar
kemuliaan dari Wajah
YESUS memberikan kasih karunia kepada kita, untuk menolong kita
tepat pada waktu-Nya.
Menolong dari masalah-masalah mustahil
yang kita hadapi. Dalam kesucian pandanglah Wajah
TUHAN, maka TUHAN yang akan berperang.
Contohnya
adalah
- seperti
yang dialami raja Yosafat, saat menghadapi pasukan yang besar, dia
ketakutan, tetapi untunglah dia berpuasa (matanya hanya tertuju
kepada TUHAN), dia mengakui => 'saya tidak punya kekuatan
untuk melawan musuh (tentara) yang besar, tidak tahu jalan
keluarnya (musuh sudah mengepung)' tetapi
karena matanya tertuju kepada TUHAN,
saat itulah sinar kemuliaan dari Wajah
TUHAN memberikan kasih karunia yang menolong tepat pada waktu-Nya
(TUHAN yang berperang). Kita yang lemah, tetapi dapat
menang melawan yang kuat, itulah kasih karunia!
Jangan putus
asa, kecewa dan jangan bangga dengan sesuatu, tetapi biarlah kita
mengandalkan kasih karunia TUHAN. Kalau saudara 'sumpek' dll =>
'sudah tidak bisa tidur', pandanglah Wajah
TUHAN (menyembah TUHAN)! Serahkan semuanya, sampai damai sejahtera
(tidak merasakan apa yang daging rasakan, kecuali kasih TUHAN) =>
'TUHAN baik kepada saya, mengasihi saya' Disitulah, semuanya
menjadi enak dan ringan. Pandanglah Wajah-Nya,
sampai Dia memberikan kasih karunia untuk menolong kita tepat pada
waktu-Nya.
2
Tawarikh 20: 1-3, 12,
1.
Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan
Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
2.
Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang
besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku.
Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
3.
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari
TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
12.
Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami
tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini,
yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami
lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
Ay
3 => saat-saat kita menghadapi
masalah yang tidak mungkin (sudah tidak bisa dipikirkan), itulah
saatnya berpuasa, jangan hanya diam saja. Berpuasa itu penting!
Setiap kali saya mendapat tugas keluar dalam pelayanan, kalau belum
berpuasa dan doa malam, saya tidak berani. Paling minimal berpuasa,
nanti ke Medan. Ada empat
puluh orang
hamba TUHAN dari luar negeri (Malaysia,
India) mau datang, saya tidak tahu bagaimana cara
untuk melayani? Berpuasa saja, memandang
Wajah
TUHAN, sampai sinar kasih karunia diberikan kepada kita.
Dalam
menghadapi laskar yang besar, Yosafat mengaku:
- 'tidak
memiliki
kekuatan apa-apa' Mungkin kita juga menghadapi masalah besar
yang mustahil, tetapi kita tidak dapat
berbuat apa-apa,
- 'tidak
tahu jalan keluarnya' = tidak tahu apa yang harus kita lakukan.
Saat
itulah kita berpuasa. Dalam berpuasa itu merupakan kesempatan untuk
disucikan, sampai mata hanya tertuju kepada TUHAN, maka TUHAN
menyinarkan kasih karunia-Nya dan TUHAN berperang ganti kita,
sehingga kita menang.
2
Tawarikh 20: 24,
Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun,
mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi
bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
Kita
tidak perlu
berperang, sebab TUHAN yang berperang ganti kita. Jika mata tertuju
kepada TUHAN, maka kita mengalami kasih karunia TUHAN, sehingga
kita dapat
menang atas masalah-masalah yang mustahil (TUHAN menyelesaikan
masalah yang mustahil), sebab TUHAN yang berperang ganti kita.
Tidak perlu
takut! Supaya ada jalan keluar, pandang Wajah
TUHAN. Kasih karunia itulah belas kasih TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
- contoh
lainnya lagi adalah raja Daud. Ketika Daud jatuh dengan Betsyeba
(berzinah), semestinya Daud hancur, tetapi Daud mendapatkan
pengangkatan oleh kasih karunia TUHAN. Karena Daud dapat
menerima Firman TUHAN, sehingga
ia disucikan, dan
juga matanya dapat
memandang TUHAN, maka ada pengangkatan dari TUHAN.
Mazmur
51: 1-3,
1.
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
2.
ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri
Batsyeba.
3.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Mazmur
51 => judulnya adalah 'pengakuan dosa' Daud melakukan dosa
yang besar, berzinah dengan Betsyeba dan membunuh suaminya
(suaminya dibunuh,
kemudian
isterinya diambil). Ini jahat dan najis sekali! Jangan-jangan ini
lebih dari orang yang tidak mengenal TUHAN. Tetapi untunglah Daud
masih mau mendengarkan Firman TUHAN, itulah kasih karunia
TUHAN.
Ay 2 => nabi Natan menegor Daud dengan Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman yang keras) => 'kamu
itulah Daud yang sudah berzinah, membunuh suami orang, melakukan
dengan sembunyi-sembunyi' Daud menerima penyucian oleh Firman
sehingga matanya dapat
memandang TUHAN (menyembah TUHAN).
Saat-saat
kita berpuasa, itu seperti raja Daud menghadapi nabi Natan dengan
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Raja Daud mau
disucikan dan tidak mengamuk. Kalau raja herodes
mengamuk. Yohanes Pembaptis menegor raja Herodes => 'tidak
halal engkau mengambil isteri saudaramu' Lalu raja Herodes
mengamuk, memenjarakan sampai memenggal kepala
Yohanes Pembaptis.
Kasih karunia
TUHAN mampu menolong kita dari kejatuhan dalam dosa-dosa sampai
puncaknya dosa, sehingga kita dipulihkan kembali, kita
dapat hidup benar dan suci. Itulah kasih
karunia TUHAN, yang menolong dari masalah-masalah, menolong dari
kejatuhan. TUHAN tolong kita semuanya. Semoga kita bisa mengerti.
- Sinar
kemuliaan dari Wajah
YESUS mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS.
Jika sinar matahari menyinari kehidupan
kita, maka akan terang (yang gelap-gelap disingkirkan).
Keubahan hidup dimulai dari jujur dan
percaya kepada TUHAN. Jangan ada yang sembunyi-sembunyi! Kalau
matahari sudah bersinar, tidak ada yang dapat
disembunyikan.
Jika kita dapat
memandang Wajah
YESUS, sinar kemuliaan mengubahkan kita, maka kita menjadi jujur dan
percaya kepada TUHAN (tidak ada kebimbangan). Tadi, laskar yang
besar menjadi bangkai. Mungkin kita sekarang menghadapi bangkai
(hidup tidak ada artinya, hancur semuanya, gagal), tetapi kalau
jujur dan percaya, maka sinar kemuliaan TUHAN mampu membangkitkan
bangkai.
Orang berpuasa itu berbahagia.
Lewat puasa ini merupakan kesempatan seluas-luasnya untuk dapat
mengalami penyucian hati dan pikiran ('cuci
mukamu, minyaki kepalamu') oleh pedang
Firman, sehingga mata hanya memandang Wajah
YESUS Yang
bersinar bagaikan matahari. Hasilnya:
ada damai sejahtera (tidak merasa apa-apa lagi), enak dan ringan.
Mungkin belum ditolong, tetapi kita sudah merasakan enak dan ringan.
Lalu ada kasih karunia TUHAN untuk menolong kita, berperang ganti
kita dalam menghadapi apapun juga, mengangkat kita (memulihkan untuk
hidup benar dan suci). Sinar kemuliaan dari Wajah
YESUS mengubahkan kita menjadi jujur dan percaya. Jujur dan percaya
itu bagaikan matahari yang bersinar.
Yohanes
11: 39-41,
39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40.
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
41.
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan
berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau
telah mendengarkan Aku.
Ay
39 => "Angkat
batu itu!"
=> jujur. TUHAN menyuruh untuk membuka kuburannya (jangan
disembunyikan). Marta mengakui => 'sudah empat hari TUHAN,
busuk' Saat-saat kita menghadapi bangkai baik secara jasmani
(gagal, mustahil, hancur), secara rohani (ada kebusukan), mari
'angkat batu itu' (jujur dihadapan TUHAN). Yang busuk jangan
disembunyikan, tetapi 'angkat batu itu' Biar TUHAN melihat.
Akui kebusukan-kebusukan kepada TUHAN dan sesama, jika diampuni
jangan berbuat dosa lagi.
Ay 41 =>
akhirnya Lazarus dibangkitkan.
Jika sudah jujur dan percaya
(iman), maka Tangan
kemuliaan TUHAN akan mengadakan mujizat ditengah-tengah kita, yaitu
bangkai dibangkitkan kembali. TUHAN mengadakan mujizat rohani
(terjadi keubahan hidup lebih lanjut lagi) dan mujizat secara
jasmani (tidak ada mustahil bagi TUHAN). Sampai jika YESUS datang
kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia, sempurna
seperti Dia. Kita juga bercahaya bagaikan matahari untuk menyambut
kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai, sampai kita
masuk kerajaan surga bersama dengan Dia.
Matius
13: 43,
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!"
Kita
juga bercahaya seperti matahari (sempurna, sama mulia seperti
YESUS), kita dapat
menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai dan
kita masuk kerajaan surga yang kekal selama-lamanya.
Pandanglah
Wajah
TUHAN, biar TUHAN memberikan sinar kemuliaan-Nya ditengah-tengah
kita. Sinar
kemuliaan TUHAN memberikan damai sejahtera, kasih karunia,
mengadakan mujizat itulah keubahan hidup dalam kehidupan kita
semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1