Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Pada hari ini kita melakukan doa puasa di rumah masing-masing dan sekarang berkumpul disini. Lewat doa puasa kita dapat memandang Wajah YESUS Yang bersinar-sinar bagaikan matahari terik.

Wahyu 1: 16, Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Kita harus tahu, bahwa ada doa puasa yang berkenan kepada TUHAN, tetapi ada juga doa puasa yang ditolak oleh TUHAN.

Beberapa hal yang membuat doa puasa ditolak oleh TUHAN (tidak berkenan dihadapan TUHAN) yaitu:

  1. Yesaya 58: 3-9,
    3. "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
    4. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
    5. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
    6. Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
    7. supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
    8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
    9. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,

    Yang pertama: berpuasa tetapi daging tetap merajalela, yaitu berbuat jahat, mempertahankan dosa dll. Sedangkan, puasa yang benar adalah terjadi perobekan daging, sehingga terlepas dari dosa-dosa.


  2. Yeremia 14: 10-12,
    10. Beginilah firman TUHAN tentang bangsa ini: "Mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak berkenan kepada mereka; tetapi sekarang Ia mau mengingat kesalahan mereka dan mau menghukum dosa mereka."
    11. TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah engkau berdoa untuk kebaikan bangsa ini!
    12. Sekalipun mereka berpuasa, Aku tidak akan mendengarkan seruan mereka; sekalipun mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian, Aku tidak akan berkenan kepada mereka, melainkan Aku akan menghabiskan mereka dengan perang, dengan kelaparan dan dengan penyakit sampar."

    Yang kedua: berpuasa tetapi liar = tidak tergembala dengan benar dan baik. 'tidak dapat menahan kakinya', berarti selalu beredar-edar. Puasa yang berkenan adalah membawa kita menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik. Semoga kita dapat mengerti.

    Tadi yang pertama, puasa ada kaitannya dengan dosa-dosa (melepaskan dosa-dosa). Yang kedua, puasa ada kaitannya dengan penggembalaan. Jangan liar, tetapi kita benar-benar menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik.

    Zakharia 7: 5-10, 12, 13,
    5. "Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam, demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?
    6. Dan ketika kamu makan dan ketika kamu minum, bukankah kamu makan dan minum untuk dirimu sendiri?
    7. Bukankah ini firman yang telah disampaikan TUHAN dengan perantaraan para nabi yang dahulu, ketika Yerusalem dengan kota-kota yang di sekelilingnya masih didiami orang dan masih sentosa dan Tanah Negeb dan Daerah Bukit masih didiami?"
    8. Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya:
    9. "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!
    10. Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing."
    12. Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
    13. "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.

    Yang ketiga: berpuasa tetapi egois. Egois artinya mempertahankan kepentingan diri sendiri, kehendak diri sendiri, sehingga tidak taat dengar-dengaran.

Puasa yang benar adalah taat dengar-dengaran dan mengingat orang lain yang dalam kebutuhan (tidak egois):

  • kebutuhan jasmani: kita dapat memberi (tidak kikir dan tidak serakah).
  • kebutuhan rohani: kita dapat bersaksi dan mengundang. Kalau saudara kesulitan dalam mengundang, mungkin ada tetangga, teman yang mau diundang, bilang saja ke sekretariat => 'nama dan alamatnya ini' Nanti biar dikirimkan. Kalau mengundang saja tidak mau, berarti terlalu egois.

Mungkin ada orang yang memusuhi kita => 'orang itu tidak baik', ini justru kesempatan yang bagus, siapa tahu setelah mendengarkan Firman, kehidupan itu dapat berubah. Terutama mengundang mereka di kebaktian paskah persekutuan di Empire Palace, baik dengan leaflet, atau memakai undangan secara khusus. Ingatlah mulai di dalam rumah, tetangga-tetangga, teman-teman gereja dulu dll, ini bukan untuk dijadikan jemaat WR Supratman semuanya, tidak! Tetapi untuk masuk persekutuan tubuh.

Berpuasa itu tidak sembarangan, sebab ada puasa yang tidak berkenan dihadapan TUHAN (ada dosa dipertahankan, tidak tergembala dengan baik, disertai egois).

Matius 6: 17, Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,

Ada dua tanda puasa yang benar:

  1. 'cucilah mukamu' = mencuci muka dengan air Firman ALLAH. Wajah itu menunjuk hati. Jika hatinya takut, wajahnya pucat dll. Mencuci muka dengan air Firman artinya penyucian hati oleh Firman pengajaran yang benar.


  2. 'minyakilah kepalamu'. Kepala menunjuk pikiran. Minyak menunjuk Roh Kudus. Minyakilah kepalamu artinya pikiran diurapi oleh Roh Kudus.

Jika digabungkan, berpuasa adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Firman ALLAH dalam urapan Roh Kudus (Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) untuk menyucikan hati dan pikiran kita. Jadi saat berpuasa harus banyak membaca Firman (penyucian wajah), banyak berdoa (urapan Roh Kudus). Itulah berpuasa yang benar! Kalau saudara berpuasa tetapi bekerja, ada jam-jam istirahat, jam-jam makan (kalau kita berpuasa kan tidak makan), gunakan untuk membaca Firman dan berdoa. Saat mau berangkat bekerja, baca Firman dan berdoa. Ini supaya ada kesempatan bagi Firman dan Roh Kudus untuk menyucikan hati dan pikiran kita.

Markus 7: 21-23,
21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat (1)percabulan, (2)pencurian, (3)pembunuhan,
22. (4) perzinahan, (5) keserakahan, (6) kejahatan, (7) kelicikan, (8) hawa nafsu, (9) iri hati, (10) hujat, (11) kesombongan, (12) kebebalan.
23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Ay 21 => 'sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat' => hati dan pikiran ini dijadikan satu.
'pembunuhan' => kebencian. Ini harus disucikan!

Ay 22 => 'kebebalan'? tidak bisa dinasihati lagi (keras hati).

Dalam berpuasa, kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menyucikan hati pikiran dari kedua belas keinginan jahat dan najis. Kedua belas keinginan jahat dan najis ini membuat wajah menjadi muram (tidak berseri-seri). Jika mempertahankan kedua belas keinginan jahat najis (dosa-dosa), apalagi saat berpuasa (tidak makan, tidak minum), maka wajah menjadi muram sekali.

Kalau hati pikiran sudah disucikan dari kedua belas keinginan jahat dan najis ini, maka wajah kita berseri-seri, mata dapat memandang Wajah TUHAN, dan juga dapat menyembah TUHAN.

Matius 5: 8, Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Ay 8 => 'Berbahagialah orang yang suci hatinya' => hati dan pikiran.

Inilah gunanya berpuasa, bukan hanya tidak makan dan tidak minum. Sebab kalau hanya tidak makan dan tidak minum, sudah banyak orang yang melakukannya (bertapa). Berpuasa kita berbeda, memang tidak makan dan tidak minum, tetapi bukan sampai disitu saja; saat tidak makan, tidak minum, maka daging menjadi lemah. Kalau daging masih kuat => 'mau begini begitu' Tetapi saat daging lemah, ini merupakan kesempatan seluas-luasnya bagi Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua bekerja untuk menyucikan kita. Kalau sudah disucikan dari kedua belas keinginan jahat dan najis, maka mata kita dapat melihat TUHAN.

Wahyu 1: 16, Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Kita dapat melihat Wajah TUHAN = melihat Wajah YESUS Yang bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik (sinar kemuliaan). Dosa itulah yang menghalangi kita untuk melihat Wajah TUHAN (kita jauh dari TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.

Mari malam ini baik yang berpuasa atau tidak berpuasa, biarlah hati dan pikiran kita disucikan, maka mata kita dapat melihat TUHAN. Kalau hati pikiran tidak disucikan,akan ada dua belas hal yang tersembunyi, maka hidupnya membabi buta (matanya buta). Tetapi, jika malam ini kita bisa mengalami penyucian hati pikiran dari kedua belas keinginan jahat dan najis (dua belas kegelapan yang membuat mata gelap), maka mata dapat melihat TUHAN (mata menjadi terang).

Hasilnya adalah

  1. Bilangan 6: 26, TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

    Hasil pertama: sinar kemuliaan dari Wajah YESUS memberikan damai sejahtera (ketenangan). Damai sejahtera artinya tidak merasa apa-apa lagi yang dirasakan oleh daging, kecuali merasakan kasih TUHAN yang besar.

    Contohnya:


    • mungkin saudara datang dengan ketakutan, kekuatiran, ada pikiran => 'bagaimana nanti jadinya ya? sebab ini susah', ada kepahitan (dendam karena ditipu), kegagalan, kesedihan, putus asa, kecewa, tetapi saat memandang Wajah TUHAN Yang bersinar bagaikan matahari terik, maka kita mengalami damai sejahtera (perasaan daging dihapuskan).


    • mungkin kita datang dengan berduka (orang yang kita kasihi meninggal dunia), tetapi kalau dapat memandang Wajah TUHAN, ada sinar matahari (sinar kemuliaan), maka kita mengalami damai sejahtera (ketenangan). Kita tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan, tetapi hanya merasakan kasih TUHAN yang besar. Hal ini tidak dapat diceritakan, biarlah menjadi pengalaman kita masing-masing.


    • kita berada dalam keadaan putus asa, tetapi dapat memandang Wajah TUHAN (bisa menyembah TUHAN), maka kita mengalami damai sejahtera.


    Jika sudah tenang, semuanya menjadi enak dan ringan. Segala letih lesu, beban berat, sudah tidak kita rasakan lagi, sebab semuanya sudah ditanggung oleh TUHAN. Kita harus banyak memandang Wajah TUHAN. Kalau saudara membaca di dalam kitab kitab Mazmur, Daud itu spesialis memandang Wajah TUHAN. Dalam keadaan apapun => 'mataku hanya tertuju kepada Mu' Itulah memandang wajah TUHAN.


  2. Bilangan 6: 25, TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

    Ay 25 => 'kasih karunia' => belas kasihan, kemurahan TUHAN.

    Hasil kedua: sinar kemuliaan dari Wajah YESUS memberikan kasih karunia kepada kita, untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya. Menolong dari masalah-masalah mustahil yang kita hadapi. Dalam kesucian pandanglah Wajah TUHAN, maka TUHAN yang akan berperang.

    Contohnya adalah


    • seperti yang dialami raja Yosafat, saat menghadapi pasukan yang besar, dia ketakutan, tetapi untunglah dia berpuasa (matanya hanya tertuju kepada TUHAN), dia mengakui => 'saya tidak punya kekuatan untuk melawan musuh (tentara) yang besar, tidak tahu jalan keluarnya (musuh sudah mengepung)' tetapi karena matanya tertuju kepada TUHAN, saat itulah sinar kemuliaan dari Wajah TUHAN memberikan kasih karunia yang menolong tepat pada waktu-Nya (TUHAN yang berperang). Kita yang lemah, tetapi dapat menang melawan yang kuat, itulah kasih karunia!

      Jangan putus asa, kecewa dan jangan bangga dengan sesuatu, tetapi biarlah kita mengandalkan kasih karunia TUHAN. Kalau saudara 'sumpek' dll => 'sudah tidak bisa tidur', pandanglah Wajah TUHAN (menyembah TUHAN)! Serahkan semuanya, sampai damai sejahtera (tidak merasakan apa yang daging rasakan, kecuali kasih TUHAN) => 'TUHAN baik kepada saya, mengasihi saya' Disitulah, semuanya menjadi enak dan ringan. Pandanglah Wajah-Nya, sampai Dia memberikan kasih karunia untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya.

      2 Tawarikh 20: 1-3, 12,
      1. Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
      2. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
      3. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
      12. Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

      Ay 3 => saat-saat kita menghadapi masalah yang tidak mungkin (sudah tidak bisa dipikirkan), itulah saatnya berpuasa, jangan hanya diam saja. Berpuasa itu penting! Setiap kali saya mendapat tugas keluar dalam pelayanan, kalau belum berpuasa dan doa malam, saya tidak berani. Paling minimal berpuasa, nanti ke Medan. Ada empat puluh orang hamba TUHAN dari luar negeri (Malaysia, India) mau datang, saya tidak tahu bagaimana cara untuk melayani? Berpuasa saja, memandang Wajah TUHAN, sampai sinar kasih karunia diberikan kepada kita.

      Dalam menghadapi laskar yang besar, Yosafat mengaku:


      1. 'tidak memiliki kekuatan apa-apa' Mungkin kita juga menghadapi masalah besar yang mustahil, tetapi kita tidak dapat berbuat apa-apa,
      2. 'tidak tahu jalan keluarnya' = tidak tahu apa yang harus kita lakukan.


      Saat itulah kita berpuasa. Dalam berpuasa itu merupakan kesempatan untuk disucikan, sampai mata hanya tertuju kepada TUHAN, maka TUHAN menyinarkan kasih karunia-Nya dan TUHAN berperang ganti kita, sehingga kita menang.

      2 Tawarikh 20: 24, Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.

      Kita tidak perlu berperang, sebab TUHAN yang berperang ganti kita. Jika mata tertuju kepada TUHAN, maka kita mengalami kasih karunia TUHAN, sehingga kita dapat menang atas masalah-masalah yang mustahil (TUHAN menyelesaikan masalah yang mustahil), sebab TUHAN yang berperang ganti kita. Tidak perlu takut! Supaya ada jalan keluar, pandang Wajah TUHAN. Kasih karunia itulah belas kasih TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


    • contoh lainnya lagi adalah raja Daud. Ketika Daud jatuh dengan Betsyeba (berzinah), semestinya Daud hancur, tetapi Daud mendapatkan pengangkatan oleh kasih karunia TUHAN. Karena Daud dapat menerima Firman TUHAN, sehingga ia disucikan, dan juga matanya dapat memandang TUHAN, maka ada pengangkatan dari TUHAN.

      Mazmur 51: 1-3,
      1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
      2. ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
      3. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!

      Mazmur 51 => judulnya adalah 'pengakuan dosa' Daud melakukan dosa yang besar, berzinah dengan Betsyeba dan membunuh suaminya (suaminya dibunuh, kemudian isterinya diambil). Ini jahat dan najis sekali! Jangan-jangan ini lebih dari orang yang tidak mengenal TUHAN. Tetapi untunglah Daud masih mau mendengarkan Firman TUHAN, itulah kasih karunia TUHAN.

      Ay 2 => nabi Natan menegor Daud dengan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman yang keras) => 'kamu itulah Daud yang sudah berzinah, membunuh suami orang, melakukan dengan sembunyi-sembunyi' Daud menerima penyucian oleh Firman sehingga matanya dapat memandang TUHAN (menyembah TUHAN).


    Saat-saat kita berpuasa, itu seperti raja Daud menghadapi nabi Natan dengan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Raja Daud mau disucikan dan tidak mengamuk. Kalau raja herodes mengamuk. Yohanes Pembaptis menegor raja Herodes => 'tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu' Lalu raja Herodes mengamuk, memenjarakan sampai memenggal kepala Yohanes Pembaptis.

    Kasih karunia TUHAN mampu menolong kita dari kejatuhan dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, sehingga kita dipulihkan kembali, kita dapat hidup benar dan suci. Itulah kasih karunia TUHAN, yang menolong dari masalah-masalah, menolong dari kejatuhan. TUHAN tolong kita semuanya. Semoga kita bisa mengerti.


  3. Sinar kemuliaan dari Wajah YESUS mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Jika sinar matahari menyinari kehidupan kita, maka akan terang (yang gelap-gelap disingkirkan). Keubahan hidup dimulai dari jujur dan percaya kepada TUHAN. Jangan ada yang sembunyi-sembunyi! Kalau matahari sudah bersinar, tidak ada yang dapat disembunyikan.

    Jika kita dapat memandang Wajah YESUS, sinar kemuliaan mengubahkan kita, maka kita menjadi jujur dan percaya kepada TUHAN (tidak ada kebimbangan). Tadi, laskar yang besar menjadi bangkai. Mungkin kita sekarang menghadapi bangkai (hidup tidak ada artinya, hancur semuanya, gagal), tetapi kalau jujur dan percaya, maka sinar kemuliaan TUHAN mampu membangkitkan bangkai.

    Orang berpuasa itu berbahagia. Lewat puasa ini merupakan kesempatan seluas-luasnya untuk dapat mengalami penyucian hati dan pikiran ('cuci mukamu, minyaki kepalamu') oleh pedang Firman, sehingga mata hanya memandang Wajah YESUS Yang bersinar bagaikan matahari. Hasilnya: ada damai sejahtera (tidak merasa apa-apa lagi), enak dan ringan. Mungkin belum ditolong, tetapi kita sudah merasakan enak dan ringan. Lalu ada kasih karunia TUHAN untuk menolong kita, berperang ganti kita dalam menghadapi apapun juga, mengangkat kita (memulihkan untuk hidup benar dan suci). Sinar kemuliaan dari Wajah YESUS mengubahkan kita menjadi jujur dan percaya. Jujur dan percaya itu bagaikan matahari yang bersinar.

    Yohanes 11: 39-41,
    39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
    41. Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.

    Ay 39 => "Angkat batu itu!" => jujur. TUHAN menyuruh untuk membuka kuburannya (jangan disembunyikan). Marta mengakui => 'sudah empat hari TUHAN, busuk' Saat-saat kita menghadapi bangkai baik secara jasmani (gagal, mustahil, hancur), secara rohani (ada kebusukan), mari 'angkat batu itu' (jujur dihadapan TUHAN). Yang busuk jangan disembunyikan, tetapi 'angkat batu itu' Biar TUHAN melihat. Akui kebusukan-kebusukan kepada TUHAN dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.

    Ay 41 => akhirnya Lazarus dibangkitkan.
    Jika sudah jujur dan percaya (iman), maka Tangan kemuliaan TUHAN akan mengadakan mujizat ditengah-tengah kita, yaitu bangkai dibangkitkan kembali. TUHAN mengadakan mujizat rohani (terjadi keubahan hidup lebih lanjut lagi) dan mujizat secara jasmani (tidak ada mustahil bagi TUHAN). Sampai jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia, sempurna seperti Dia. Kita juga bercahaya bagaikan matahari untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai, sampai kita masuk kerajaan surga bersama dengan Dia.

    Matius 13: 43, Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

    Kita juga bercahaya seperti matahari (sempurna, sama mulia seperti YESUS), kita dapat menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai dan kita masuk kerajaan surga yang kekal selama-lamanya.

    Pandanglah Wajah TUHAN, biar TUHAN memberikan sinar kemuliaan-Nya ditengah-tengah kita. Sinar kemuliaan TUHAN memberikan damai sejahtera, kasih karunia, mengadakan mujizat itulah keubahan hidup dalam kehidupan kita semuanya.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 08 Desember 2019 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan untuk layak menyambut kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai sampai masuk Firdaus sampai masuk Yerusalem Baru. Penghukuman yang akan datang yang akan melandai dunia yaitu tiga kali tujuh hukuman oleh Allah Tritunggal kiamat sampai neraka selamanya. Jika kita bisa mendengar firman nubuat itu merupakan suatu kemurahan Tuhan. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 September 2022 (Kamis Sore)
    ... Sebab Yesus satu-satunya manusia tidak berdosa tapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Roma Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Jadi barangsiapa yang percaya dan berseru nama Yesus pasti diselamatkan tidak mengalami hukuman Tuhan. Contoh penjahat yang disalib di sebelah Yesus bisa diselamatkan. Yesaya Pada waktu itu tujuh ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 30 April 2014 (Rabu Sore)
    ... menolak menarik Yesus kesamping. Jadi tanda pengikutan yang salah adalah menolak salib menolak tanda kematian dan kebangkitan bersama dengan Yesus dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari . Pengertian salib Petrus - Jadi karena Kristus telah menderita penderitaan badani kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian --karena barangsiapa telah menderita penderitaan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 Desember 2008 (Kamis Sore)
    ... Awalnya adalah lupa pengampunan dosa berarti menjadi 'BUTA ROHANI' tidak ada arah ke Yerusalem Baru. Pengertian buta rohani yaitu Lupa pengampunan dosa sampai tidak ada pengampunan dosa lagi Kebinasaan Prakteknya tidak mau mengaku dosa. jatuh bangun dalam dosa mengulang - ulang dosa hidup dalam dosa. biasa dan sengaja berbuat dosa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Februari 2016 (Sabtu Sore)
    ... sampai mati di kayu salib bangkit naik ke Surga dipermuliakan sebagai Imam Besar Raja segala raja yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Ibrani - Dan sekalipun Ia adalah Anak Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya Ia menjadi pokok keselamatan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 13 Agustus 2019 (Selasa Sore)
    ... Yesus kepada mereka Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu . Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata Akulah Mesias dan mereka akan menyesatkan banyak orang. . Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. . Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan ...
  • Ibadah Kunjungan Singapura I, 14 Mei 2013 (Selasa Sore)
    ... dan rohani. Lukas - Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 10 Agustus 2018 (Jumat Sore)
    ... kita ke takhta sorga di mana tidak ada air mata dan maut lagi berarti kita hidup kekal selamanya. Ini gunanya firman penggembalaan yang diulang maju diulang lagi maju sampai tidak ada air mata lagi. Di mana tempat yang tidak ada maut di dunia ini--kita dituntun mulai dari sekarang-- Di bawah kaki Yesus. ...
  • Ibadah Raya Malang, 14 September 2014 (Minggu Pagi)
    ... Kerajaan Surga selama-lamanya. Kunci Kerajaan Surga adalah Salib sengsara daging bersama Yesus. Panggilan dan pilihan Tuhan untuk mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja. Petrus - Karena itu saudara-saudaraku berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Juli 2019 (Rabu Sore)
    ... terjadi kekeringan rohani dalam kehidupan sehari-hari nikah dan ibadah kepada Tuhan Yohanes . Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya Masakan Engkau seorang Yahudi minta minum kepadaku seorang Samaria Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. 'orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria' ada kepahitan hati. Alasan pertama hatinya kotor yaitu ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.