Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita berada dalam kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang empat Penampilan/empat Wujud /empat kenyataan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan:

  1. Ay 13, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar,
  2. Ay 14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja,
  3. Ay 15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil,
  4. Ay 16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga. Inilah yang sedang kita pelajari.

Wahyu 1: 16, Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Inilah penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga, dengan tiga tanda:

  • di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang Ini sudah dipelajari.
  • dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’ Ini juga sudah dipelajari.
  • wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik = wajah-Nya bersinar-sinar untuk menyinarkan sinar kemuliaan. Matahari terik itulah sinar kemuliaan. Ini yang dipelajari mulai kemarin.

Terjadi sinar kemuliaan terutama pada saat YESUS bangkit. Jadi YESUS bangkit untuk menyinari murid-murid-Nya dengan sinar kemuliaan, supaya murid-murid mengalami keubahan dari manusia daging yang banyak kelemahan menjadi:

  • manusia rohani seperti YESUS,
  • bahkan menjadi sama mulia dengan YESUS,
  • sampai menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali.

Dalam ibadah kemarin malam, salah satu murid YESUS itulah Tomas mengalami sinar kemuliaan dari TUHAN. Tomas yang tidak percaya (imannya karena melihat) dapat ditolong oleh TUHAN. Pada malam hari ini kita mempelajari dalam Injil Yohanes 20: 19

Yohanes 20: 19, 20,
19. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20. Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.

Ay 19 => ‘Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi’ => murid-murid selain Tomas, dalam keadaan takut.

Ay 20 => ‘Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan’ => melihat Wajah TUHAN.

Disini YESUS menyinarkan sinar kemuliaan kepada murid-muridNya yang berada dalam keadaan takut. Pada ayat 20, murid-murid melihat Tangan-Nya, Lambung-Nya, lalu melihat TUHAN. Ini merupakan proses untuk melihat Wajah YESUS dengan sinar kemuliaan.

Proses untuk melihat Wajah YESUS dengan sinar kemuliaan:

  1. Kita harus melihat Lambung YESUS. Kalau kita mau melihat Wajah YESUS dalam sinar kemuliaan, terlebih dahulu kita harus melihat Lambung YESUS.

    Yohanes 19: 32-34,
    32. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
    33. tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
    34. tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

    Ay 32 => karena dua orang yang disalibkan bersama YESUS belum mati, maka kaki mereka dipatahkan supaya cepat mati. Waktu itu menjelang hari Sabat dan mayat harus segera diturunkan (tidak boleh digantung). Kaki dua orang itu dipukul, supaya cepat mati, lalu mayatnya diturunkan dan dikubur.

    Sebenarnya YESUS sudah mati dengan empat luka utama yaitu dua di Tangan dan dua di Kaki. Ini menunjuk kasih YESUS kepada bangsa Israel (untuk menyelamatkan bangsa Israel). Luka kelima yaitu di Lambung YESUS, ini menunjuk kemurahan TUHAN untuk menyelamatkan bangsa kafir. Waktu itu YESUS sudah mati, Kaki-Nya tidak dipatahkan, tetapi Lambung-Nya ditombak. Dari Lambung YESUS ini keluar darah dan air. Kalau mau melihat Wajah YESUS yang bersinar bagaikan matahari (menyinarkan sinar kemuliaan), nomor satu harus melihat Lambung YESUS yang keluar darah dan air.

    Lambung YESUS keluar Darah dan Air, artinya kepada kita:


    • Darah (tanda darah), menunjuk mezbah korban bakaran = bertobat. Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati terhadap dosa). Di dalam surat Petrus, ini diistilahkan ‘buanglah dosa’ = membuang dosa.

      1 Petrus 2: 1, Karena itu buanglah (1)segala kejahatan, (2)segala tipu muslihat dan (3)segala macam kemunafikan, (4)kedengkian dan (5) fitnah.

      Bertobat = membuang lima dosa utama. Orang yang bertobat atau tidak, dapat dilihat dari sini.

      Lima dosa utama yang harus dibuang:


      1. Segala kejahatan: terutama cinta akan uang yang membuat kita kikir dan serakah. Kikir adalah tidak dapat memberi. Serakah adalah merampas hak TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Inilah akar dari segala kejahatan! Akar dosa dicabut atau tidak, itu dimulai dari sini.

        Jadi tidak boleh ada kejahatan terutama cinta akan uang. Contohnya: Yudas. Yudas ini tidak bertobat. Sekalipun Yudas seorang rasul, bendahara (hebat dan dipercaya TUHAN), tetapi karena ada akar kejahatan, dia tidak dapat bertobat. Bahkan sampai perutnya pecah, Yudas tidak dapat bertobat. Itu sebabnya kita harus berhati-hati!


      2. Segala tipu muslihat: termasuk dusta. Jadi tidak boleh ada dusta lagi. Yudas juga berdusta.
      3. Kemunafikan: Yudas ini juga munafik. Murid yang lainnya lari, tetapi Yudas mencium YESUS untuk menyerahkan YESUS.
      4. Kedengkian: kebencian tanpa alasan, termasuk iri hati, dendam. Ini sudah tidak boleh ada lagi!
      5. Fitnah: yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.


      Inilah orang yang bertobat (membuang dosa). Kalau mau melihat Wajah YESUS, harus terlebih dahulu melihat Lambung-Nya (bertobat terlebih dahulu).


    • Air (tanda air), menunjuk kolam pembasuhan (bejana pembasuhan) = baptisan air. Dari Lambung YESUS keluar terlebih dahulu darah, setelah itu keluar air. Dua ini tidak dapat dipisahkan! Jadi baptisan air itu tidak dapat seenaknya, harus melihat Darah dulu, baru kemudian lihat Air.

      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) dikuburkan di dalam air bersama YESUS, kemudian keluar dari dalam air (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup yang baru. Apa itu hidup baru? Hidup baru = lahir baru = lahir dari ALLAH.

      1 Yohanes 3: 9, Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

      Hidup baru artinya tidak berbuat dosa lagi sekalipun ada kesempatan, ancaman, keuntungan = mengalami kelepasan dari dosa = hidup dalam kebenaran. Jika ini dilanjutkan (hidup terus di dalam kebenaran), sampai nanti satu waktu tidak dapat berbuat dosa = ‘benar seperti YESUS benar’

      Mau memandang Wajah YESUS Yang bersinar bagaikan matahari, pandang terlebih dahulu Lambung-Nya yang keluar Darah dan Air. Kita harus bertobat, lahir baru, hidup dalam kebenaran sampai ‘benar seperti YESUS benar’ Jika sudah hidup dalam kebenaran, maka hidup kita mengalami damai sejahtera sekalipun ditengah gelombang dunia. Kalau sudah dapat memandang Lambung YESUS, maka hidup kita sudah damai. Itu luar biasa!

      Yesaya 32: 17, Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

      Jika sudah lahir baru/hidup baru, hidup dalam kebenaran, sampai benar seperti YESUS benar, maka kita mengalami damai sejahtera di dalam TUHAN = ‘diam dan tenang’, sehingga angin dan gelombang di lautan dunia menjadi teduh. Ini berarti semua masalah diselesaikan oleh TUHAN, hidup kita menjadi enak dan ringan. Bisa memandang Lambung YESUS, sudah luar biasa, apalagi kalau bisa memandang Wajah YESUS. Saat YESUS bangun dari tidurnya, inilah kuasa kebangkitan TUHAN. Kuasa kebangkitan TUHAN sanggup untuk meneduhkan angin gelombang di lautan dunia.


    Sekarang ini lautan dunia sedang bergelora, baik di bidang ekonomi maupun di bidang yang lainnya. Mungkin secara pribadi ataupun global, banyak orang yang merasakan => ‘ini ada angin gelombang, badai menimpa ekonomi’ Ini bukan saatnya untuk berputus asa, menjauh dari TUHAN, tetapi saatnya memandang TUHAN. Mari, kita belajar memandang TUHAN. Pandang terlebih dahulu Lambung-Nya, maka lautan menjadi tenang dan teduh.

    Apa yang tidak berkenan, mari bertobat (buanglah dosa terutama lima dosa) dan hidup benar. Jika ada sesuatu yang menguntungkan tetapi itu dosa, jangan mau! Sekalipun diancam akan di phk, jangan mau! Kita harus mempertahankan hidup dalam kebenaran, sampai benar seperti YESUS benar, maka lautan akan menjadi tenang, semuanya teduh, semuanya menjadi enak dan ringan, semuanya selesai tepat pada waktu-Nya.


  2. Kita harus melihat/memandang Tangan YESUS yang berlubang paku. Inilah yang mau dilihat oleh Tomas.

    Tangan itu untuk bekerja (melayani). Jadi kita melihat, bagaimana gerak atau kerja dari YESUS? Inilah yang kita ikuti. Jadi kita bekerja seperti YESUS bekerja. Jangan melihat pendeta A, pendeta B, jangan! Lihatlah Tangan YESUS. Kalau mau melayani jangan melihat orang, tetapi lihat Tangan YESUS.

    Melihat Tangan YESUS yang berlubang paku, artinya kita bekerja seperti YESUS bekerja, yaitu:


    • Bekerja dalam tahbisan yang benar (ibadah pelayanan yang benar). Tahbisan yang benar adalah tahbisan atau ibadah pelayanan yang sesuai dengan Firman pengajaran yang benar (alkitab) = taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar. Sesuai = taat dengar-dengaran. Jangan sesuai dengan kehendak manusia dsb, jangan! Kalau tahbisannya benar, maka bisa membuka pintu surga.

      Matius 7: 21-23,
      21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
      22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
      23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

      Ay 21 => ‘melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’ => taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar (kehendak TUHAN).

      Nanti banyak yang terkecoh. Banyak hamba TUHAN, anak TUHAN menilai keberhasilan ibadah pelayanan adalah dalam bentuk pelayanannya => ‘ada mujizat’, jumlah jemaat mencapai ribuan.

      Ibadah pelayanan yang berkenan menurut penilaian manusia adalah


      1. bentuk pelayanannya => hebat sebab ada mujizat,
      2. banyaknya,
      3. kekayaannya.


      Padahal bukan dilihat hal-hal seperti itu. Ukuran keberhasilan di dalam ibadah pelayanan (ukuran ibadah pelayanan yang berkenan) adalah taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar = sesuai dengan Firman pengajaran yang benar. Itulah yang bisa membuka pintu surga, membawa jiwa-jiwa untuk masuk dalam kerajaan surga. Ini merupakan tanggung jawab saya sebagai gembala, zangkoor, group koor dll. Jiwa-jiwa yang datang beribadah mau dibawa kemana? Kalau ukurannya => ‘hebat, kaya’ Tetapi nanti TUHAN akan mengatakan => ‘enyahlah’ Jangan seperti ini!

      Mari kita bawa sungguh-sungguh sampai masuk dalam kerajaan surga. Kalau pintu surga sudah terbuka, maka pintu-pintu di dunia pasti dibukakan oleh TUHAN. Ini tidak sulit! Kalau tahbisan kita benar yaitu taat dengar-dengaran, maka pintu surga saja terbuka, apalagi pintu di dunia? Kalau pintu surga terbuka, maka pintu di dunia sangat terbuka. Semoga kita dapat mengerti.

      Inilah keyakinan kita! Lihatlah Tangan TUHAN, jangan lihat pendeta A, pendeta B, jangan! Sebab tangan mereka masih dapat goyah. Tetapi Tangan TUHAN Yang berlubang paku, tidak goyah sama dan tidak berubah sama sekali. Begitu Tangan-Nya dipaku, Tangan itu melekat dan sudah tidak berubah. Pelayanan manusia bisa naik => ‘hebat’ dan juga bisa turun, bahkan bisa menyimpang. Yang menjadi patokan kita adalah bekerja seperti YESUS bekerja = bekerja dengan tahbisan yang benar.

      Jika kita melayani tidak sesuai dengan pengajaran yang benar (tidak taat pada pengajaran yang benar) = pembuat kejahatan. Semakin melayani, semakin berbuat jahat, akhirnya kita diusir oleh TUHAN. Ini berarti pintu surga tertutup bagi kita dan masuk dalam kebinasaan. Mari kita bersungguh-sungguh untuk melihat Tangan TUHAN dan jangan asal bekerja. Sudah saya ceritakan beberapa kali => ’tentang membuka sekolah alkitab Lempin-El, ini tidak masuk akal dan tidak mungkin bagi saya’ Tetapi kalau melihat Tangan TUHAN, maka menjadi mudah; Mau mengadakan ibadah di Surabaya ini saya berpikir seribu kali, tetapi setelah ditegor TUHAN dan melihat cara TUHAN bekerja, maka menjadi mudah sekalipun tidak masuk akal bagi saya. Yang penting kita melihat Tangan TUHAN Yang bekerja. Semoga kita dapat mengerti.


    • Bekerja dalam kesucian. Yang dijaga adalah ketaatan dan kesucian. Itu saja sudah cukup! Ketaatan dan kesucian merupakan modal YESUS yang dapat kita lihat. Mungkin pandai, tidak pandai, kaya, tidak kaya, pengalaman, tidak pengalaman, itu terserah! Yang penting kita melihat Tangan YESUS (dalam tahbisan benar atau ketaatan dan dalam kesucian).

      Keluaran 29: 1, "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

      Ay 1 => ‘untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku’ => dikuduskan terlebih dahulu, setelah itu baru melayani.

      Jadi harus bekerja dalam kesucian = melayani TUHAN dalam kesucian. Jangan dibalik! Banyak yang dibalik => ‘biarlah mereka melayani, supaya dapat suci, bertobat’ Ini salah besar! Sebab itu bacalah ayat yang benar. Yang benar adalah disucikan dahulu, setelah itu baru bekerja (bekerja dalam kesucian).


    Sekarang ini TUHAN merindu, supaya kita dapat melihat Wajah-Nya Yang bercahaya bagaikan matahari (sinar kemuliaan); mulai melihat Lambung-Nya terlebih dahulu (bertobat, hidup benar). Yang tidak benar dari tahun-tahun lalu sampai sekarang, harus diakui semuanya dan berhenti. Jika hidup benar dengan resiko apapun, semuanya akan teduh, semuanya selesai pada waktu-Nya, semuanya menjadi enak ringan. Kalau kita tetap mempertahankan yang tidak benar, hidup kita akan berat, gelombang semakin besar dan tenggelam. Sesudah baptisan air, bertobat, lihatlah Tangan TUHAN yang berlubang paku = kita mulai bekerja atau melayani. Saya berdoa supaya semuanya melayani, tetapi jangan bekerja dengan sembarangan, tetapi bekerja sesuai Firman atau taat pada Firman, = bekerja dalam kesucian.

    Bagaimana supaya kita dapat suci? Imamat 21: 12, ini diulang-ulang dan judulnya adalah ‘kudusnya para imam’. Supaya imam-imam menjadi suci harus tinggal di ruangan suci, tidak ada yang lain.

    Imamat 21: 12, Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

    Ay 12 => ‘Janganlah ia keluar dari tempat kudus’ => supaya pelayan TUHAN suci (melayani dalam kesucian), janganlah imam keluar dari ruangan suci.
    supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya’ => supaya jangan melanggar kesucian. Kalau keluar dari ruangan suci, berarti melanggar kesucian.

    karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN’ => kalau tetap suci, maka akan ada urapan. Jika melanggar kesucian, maka kering (pelayannya kering).

    Contohnya:


    • jika berkhotbah, tetapi kering, maka orang tidak mau mendengar lagi dan tidak ada manfaatnya bagi yang mendengar.
    • biarpun dia fasih, hebat dan orang yang mendengarkan mungkin mengerti, senang, tetapi kalau tidak ada urapan, maka tidak ada hasilnya, tidak menjadi iman.


    • bermain musik hebat, tetapi kering, ini sama dengan mendengar musik yang di dunia. Mungkin orang bisa menangis, tetapi hanya menyentuh emosi saja (tertawa, senang tetapi tidak ada apa-apa). Jika di dalam urapan, maka akan menyentuh hati (khotbahnya menyentuh hati). Itulah perbedaannya!


    Mari jaga! Jika bekerja dalam kesucian, otomatis dalam urapan Roh Kudus. Bagaimana supaya kita bisa hidup suci (imam-imam bekerja dalam kesucian)? Harus (mutlak) selalu berada di ruangan suci (kandang penggembalaan). Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, itu menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


    • pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus didalam karunia-karunia-Nya (karunia-karunia akan semakin dipertambahkan). Kalau karunia bertambah, maka orang yang kita layani akan semakin merasakan pelayanan Imam Besar. Bukan kita lagi yang melayani, tetapi Imam Besar YESUS yang melayani. Nanti di Empire Palace mari berdoa, saya berkhotbah, saudara main musik, menerima tamu. Orang yang datang, jangan merasa kalau kita yang melayani, tetapi Imam Besar yang melayani. Itu baru berhasil! Kalau kita yang melayani => ‘mana bisa kita menolong orang, menyelamatkan orang’? Tetapi kalau Imam Besar yang melayani, maka:


      1. yang dalam masalah (masalah nikah dll), akan tertolong,
      2. yang dalam dosa akan diselamatkan. Ini karena kesucian dan urapan. Semoga kita mengerti.


    • meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.


    • mezbah dupa emas: ketekunan didalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.


    Inilah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dan seorang imam harus berada disini. Dulu waktu pertama saya melayani di Malang, saya mendapatkan pelajaran dari guru dan gembala saya tentang tiga macam ibadah. Saat mau menerapkan saya takut sekali, bayangan logika saya => ‘nanti kalau diterapkan tiga macam ibadah, banyak yang keluar, inilah ketakutan saya (pikiran daging). Tidak bisa kalau tiga macam ibadah, pokoknya datang hari Minggu dan melayani. Tetapi saya ditekankan oleh Firman, setelah Firman disampaikan, langsung saya umumkan’ Ini bukan kebijaksanaan, sebab ada Firman yang disampaikan terlebih dahulu. Kalau kebijaksanaan itu tidak ada Firman => ‘kamu begini-begini’ Tetapi tidak ada Firmannya. Jadi Firman disampaikan dahulu, baru setelah itu ada pelaksanaannya.

    Dari sekian banyak zangkoor (tiga puluh sampai empat puluh orang), ternyata hanya satu (seorang ibu) yang tidak mau, ini karena dia ikut persekutuan diluar yang harinya bertepatan dengan salah satu hari kebaktian di gereja (ikut persekutuan yang dilayani oleh orang-orang luar negeri). Tetapi setelah dia terus mendengarkan Firman, dia menghadap saya => ‘pak, saya kembali lagi mau melayani’ Ini harus! Kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah, maka tidak suci, kering dan semuanya menjadi kering (jemaat kering juga). Imam-imam juga ikut bertanggung jawab, dimulai dari gembala, mau dibawa kemana sidang jemaat? Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi kalau kita berada di dalam kandang penggembalaan (tergembala dengan benar), maka kita hidup dalam kesucian (melayani dalam kesucian) dan dalam urapan Roh Kudus, sehingga menarik hadirat Imam Besar, Gembala Agung ada ditengah-tengah untuk melayani seluruh sidang jemaat. Ini luar biasa! Kalau kita yang melayani, pertama mungkin puas => ‘mari, mari, mari , mari’ sekarang hanya => ‘mari, mari’ (cuma dua kali). Jemaat merasa tidak dianggap dan tawar hatinya. Tetapi kalau Imam Besar yang melayani, jemaat tidak akan pulang-pulang dari gereja dan sungguh-sungguh senang. Rahasianya disitu! Kalau hanya kita yang melayani, mungkin bisa menjangkau sepuluh sampai tiga puluh orang, kalau empat puluh sampai seratus orang sudah susah.

    Seperti saya, dari pagi pulang ke rumah hanya makan, mandi lalu berangkat kesini. Dari doa pagi, sudah ada yang harus dioperasi, kemudian agak siang, ada penguburan pertama, sorenya penguburan ke dua, baru mandi, setelah itu kesini. Bagaimana dapat memuaskan, kalau hanya pelayanan manusia? Tentunya ada kesalahan-kesalahan. Tetapi kalau Imam Besar Yang melayani, semuanya akan benar-benar dipuaskan, semuanya ditolong oleh TUHAN dan semuanya diubahkan oleh TUHAN (ada sinar kemuliaan). Semoga kita dapat mengerti.

    Jika seorang imam sungguh-sungguh tergembala dengan benar dan baik, selalu berada di dalam kandang penggembalaan, seperti keledai tertambat pada pokok anggur yang benar maka akan ditunggangi oleh YESUS. Ditunggangi oleh YESUS berarti dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan tubuh Kristus). Kalau sudah tergembala, hidup suci (melayani dengan ketaatan, kesucian, dan dalam urapan) mau atau tidak mau, harus ditunggangi oleh YESUS! Seperti keledai yang tertambat pada pokok anggur yang benar, dilepaskan oleh TUHAN dan TUHAN menunggangi menuju ke kota Yerusalem (sekarang menunjuk Yerusalem Baru) = dipakai oleh TUHAN dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi Mempelai Wanita Surga. Inilah kuncinya!

    Jika imam-imam sudah berada di ruangan suci, tinggal menunggu waktu saja, tidak perlu meminta berkhotbah keluar dengan cara apapun, tidak perlu! Sebab itu sudah waktunya kita dipakai oleh TUHAN. Keledai akan ditunggangi oleh TUHAN kemana saja, bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk pembangunan tubuh Kristus. Keledai yang ditunggangi untuk mencari keuntungan = itu berarti ditunggangi oleh Bileam (kemana-mana hanya mencari keuntungan, uang dll). Tetapi kalau ditunggangi oleh YESUS, justru kita berkorban untuk pembangunan tubuh Kristus.

    Jadi keledai (bangsa kafir) dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/ pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita Surga menuju Yerusalem Baru yang ditandai dengan pengorbanan-pengorbanan. Ditunggangi itu tidak enak! Kalau tidak ditunggangi, kita dapat berjalan dengan santai karena tidak ada bebannya. Yang benar adalah dengan mengorbankan sesuatu, bukan untuk mencari sesuatu. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika dibandingkan dengan Yusuf. Jika kita tergembala dengan benar dan baik (melayani dalam ketaatan, kesucian, dalam urapan Roh Kudus), maka kita seperti Yusuf yang diberikan jubah maha indah oleh TUHAN. Yusuf ini gambaran seorang yang tergembala, yang pada akhirnya diberi jubah maha indah. Hanya Yusuf saja yang diberikan jubah maha indah, yang lainnya tidak. Jadi hanya yang terpilih yang diberikan jubah maha indah. Itu sebabnya kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh!

    Biarlah kita melayani dengan:


    • ketaatan (sesuai pengajaran),
    • kesucian dan urapan (masuk penggembalaan), maka pasti ditunggangi oleh TUHAN dan diberikan jubah maha indah. Semoga kita dapat mengerti.


    Kejadian 37: 2, 3,
    2. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
    3. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

    Ay 2 => ‘Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba’ => sekarang artinya berada di dalam kandang penggembalaan. YESUS berusia dua belas tahun sudah berada di dalam bait ALLAH = dalam pengajaran. Yusuf berusia tujuh belas tahun sudah berada di dalam penggembalaan. Jika digabungkan: usia-usia dua belas sampai tujuh belas tahun merupakan usia yang efektif untuk mulai tergembala pada pengajaran yang benar, sehingga bisa mendapatkan jubah maha indah. Anak-anak kita yang berusia dua belas sampai tujuh belas tahun, mari dibawa dalam penggembalaan.

    Saya selalu mengatakan usia dua belas sampai tujuh belas tahun seperti pancaroba (daging kuat-kuatnya), saya tidak belajar psikologi, tetapi hanya belajar dari alkitab saja. TUHAN mengetahui usia dua belas sampai tujuh belas tahun merupakan usia yang labil sekali. Bukan berarti setelah usia tujuh belas tahun tidak tergembala lagi, tidak! Jadi harus tergembala terus. Usia dua belas sampai tujuh belas merupakan usia permulaan (efektif) untuk digembalakan.

    Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya’ => Yusuf tidak mau ikut-ikut berbuat jahat, tetap suci. Yusuf ini taat, lapor kepada orang tua tentang kejahatan yang dilakukan oleh kakak-kakaknya.

    Ay 3 => Yusuf digembalakan, dalam ketaatan, kesucian, urapan. Itulah alasannya, mengapa Yusuf mendapatkan jubah maha indah (kita diberikan jubah maha indah oleh TUHAN).

    Apa yang dimaksud dengan jubah maha indah? Jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus.
    Efesus 4: 11, 12,
    11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Ay 11 => jabatan pelayanan.
    pengajar-pengajar’ => guru.
    Ay 12 => ‘untuk memperlengkapi orang-orang kudus’ => memperlengkapi orang suci. Pelayanan itu harus suci, bukan pandai, bodoh dll.
    bagi pembangunan tubuh Kristus’ => bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/ Mempelai Wanita.

    Jubah maha indah adalah jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus sebagai perlengkapan seorang imam untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Entah apa saja jabatannya; bisa jabatan gembala, pembersih gereja, kolekte, tim doa. Semoga kita dapat mengerti.

    Dulu saya digembalakan, kalau tidak datang ke gereja, rasanya ada yang kurang. Kalau terlambat, ingin mengejar waktu. Ini karena ada pelayanan dari Imam Besar. Kalau tidak ada pelayanan Imam Besar, malah mencari-cari alasan untuk tidak datang ibadah. Tetapi kalau ada pelayanan Imam Besar tidak perlu ada yang menyuruh datang, dia sendiri yang akan merindukan jamahan Imam Besar. Inilah tugas kita, terutama saya sebagai gembala, berdoa sungguh-sungguh kepada TUHAN, supaya bisa menarik pelayanan Imam Besar ditengah-tengah kita sehingga sidang jemaat mau tinggal (betah) di rumah TUHAN. Contohnya seperti raja Daud kerinduannya diungkapkan => ‘lebih baik satu hari di pelataran Mu, daripada seribu hari di tempat ...’ Inilah kerinduan untuk berada di rumah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika kita melayani dengan ketaatan, kesucian, dalam urapan, bisa menarik pelayanan Imam Besar, kita tergembala bagaikan keledai yang tertambat pada pokok anggur yang benar, maka TUHAN lepaskan dan menunggangi (memakai) kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, TUHAN memberikan jubah maha indah seperti Yusuf. Kalau sudah memiliki jubah maha indah, maka kita tidak akan telanjang (tertutup ketelanjangan-ketelanjangan) dan hidup mulai menjadi indah. Namanya jubah maha indah, berarti hidup mulai indah. Semoga kita dapat mengerti.

    Tetapi jubah harus dicelup dalam darah. Saat hidup kita mulai indah dan tertata, tiba-tiba terjadi hal-hal yang tidak mengenakan sehingga kita berkata => dulu saya tidak melayani tidak seperti ini, tetapi sekarang menjadi seperti ini. Ini sudah benar, berarti jubah dicelup dalam darah = sudah dekat kemuliaan = sudah dekat keindahan. Ini jangan disalah artikan => ‘kalau begitu aku mundur, dulu aku tidak beribadah tiga macam ibadah, lancar semuanya, sekarang tekun dalam tiga macam ibadah, mulai melayani malah kacau’ Jangan mundur, sebab jubah sedang dicelup dalam darah.

    Jika sudah ada bukti; melayani dengan ketaatan, kesucian, urapan, dalam penggembalaan yang benar, mulai dipakai TUHAN, hidup mulai indah, ketelanjangan mulai ditutup, lalu terjadi sesuatu, ini berarti jubah sedang dicelup dalam darah. Contohnya: Yusuf dibuang, dijual, dimasukkan penjara, ini mengerikan. Banyak orang yang setelah masuk ke pengajaran => ‘dulu sebelum ikut pengajaran, hidup terasa enak, sekarang dalam pengajaran menjadi tidak enak. Inilah jubah yang dicelup dalam darah.

    Kejadian 37: 31, Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.

    Supaya kita bisa mempertahankan jubah maha indah, maka jubah maha indah harus dicelup dalam darah, artinya kita harus mengalami percikan darah = sengsara daging bersama YESUS.

    Percikan darah itu untuk masing-masing kehidupan, misalnya:


    • saudara dari bekerja, lalu sekarang harus masuk kebaktian.
    • tadi seperti yang saya ceritakan. Selama satu hari ini, kami doa pagi jam 5-6, lalu makan pagi sebentar, lalu berangkat ke rumah sakit. Setelah pulang langsung ke kuburan (penguburan pertama kali), lalu pulang lagi untuk makan siang, setelah itu ke kuburan lagi (penguburan ke dua). Setelah itu pulang, mandi dan berangkat ke sini. Tidak ada kesempatan untuk lain-lainnya.


    • kemarin, saya tugas melayani dua kali ibadah paskah umum, satu kali paskah sekolah Minggu dll.


    Inilah jubah dicelup dalam darah/percikan darah/sengsara daging bersama YESUS /sengsara daging tanpa dosa. Percikan darah merupakan tempat yang aman bagi jubah yang indah, supaya tidak dapat dijamah oleh setan. Setan itu paling takut dengan Darah YESUS. Jadi kalau saudara beribadah melayani merasa menderita, itu sudah benar dan merupakan tempat paling aman bagi jubah indah. Kalau sudah merasa => ‘bagaimana ini ya? melayani tetapi terasa susah’ Jika seperti ini, justru saudara harus terus melayani. Asalkan dengan mengucap syukur => ‘terima kasih TUHAN’ pelayanan akan berlanjut terus, sekalipun secara logika tidak bisa. Tetapi jika mulai ragu, maka setan mulai menjamah, jubah indah bisa dilepas, sampai ditelanjangi lagi oleh setan.

    Mari, jangan ragu-ragu jika dalam pelayanan merasa sudah menderita, mustahil, tidak mungkin. Contohnya: Yusuf dijual, dipenjara (masuk liang tutupan), ini sudah tidak mungkin (tidak ada yang mengeluarkan dan tidak ada yang kenal). Kalau di penjara di Kanaan mungkin ada yang kenal => ‘o itu anak Yakub’ Tetapi Yusuf di penjara di Mesir, tidak ada yang kenal, tidak ada koneksi, tidak ada yang membela. Jika jubah dicelup dalam darah, maka TUHAN yang akan membela (ada Imam Besar yang mempertahankan jubah kita) dan setan tidak dapat menjamah. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika jubah tidak dicelup dalam darah, kita akan benar-benar ditelanjangi oleh setan. Tetapi jika jubah sudah dicelup dalam darah, kita akan tetap bertahan.

    1 Korintus 15: 58, Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

    Jika jubah maha indah dicelup dalam darah, maka kita akan tetap kuat teguh hati (tidak goyah), tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, sesuai jabatan pelayanan dari TUHAN sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang ke dua kali). Semoga kita dapat mengerti.

    Tadi, kita menghadapi lautan bergelombang, masalah belum selesai, ombak datang lagi, bagaimana ini? Lihatlah Lambung YESUS yang mengeluarkan Darah dan air, sampai kita hidup benar dan kita mulai mengalami ketenangan, damai. Disitulah YESUS bangun menghardik => ‘diam tenang’ Semuanya jadi teduh, semua masalah selesai pada waktu-Nya, enak dan ringan. Sudah enak dan ringan, jangan santai-santai, sebab nanti gelombang yang lebih besar dapat datang lagi, sebab itu lihatlah Tangan TUHAN, layani TUHAN. Ini merupakan ucapan syukur kita kepada TUHAN => ‘hidup saya sudah tenang, enak ringan, sekarang saya melayani TUHAN’. Melihat Tangan TUHAN, berarti bekerja seperti YESUS bekerja yaitu bekerja (melayani) dengan benar (dalam ketaatan) dan dalam kesucian dan dalam urapan Roh Kudus. Ini seperti keledai ditambat pada pokok anggur yang benar, kita akan ditunggangi oleh TUHAN, kita diberikan jubah maha indah, sehingga hidup kita mulai indah, mulai tertata. Tetapi harus masuk dalam percikan darah (dicelup dalam darah). Dan disitulah, kita menemukan keindahan yang sebenarnya.

    Jika jubah dicelup dalam darah, hasilnya adalah


    • Yusuf dapat menjadi perdana menteri, artinya YESUS Imam Besar mampu memberikan masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya.


    • saudara-saudara yang membenci Yusuf, datang kepada Yusuf (dipeluk oleh Yusuf), artinya kita mengalami damai sejahtera dari TUHAN, tidak ada lagi dendam dll. Semoga kita dapat mengerti.


    Sekarang, sudah mulai indah, tetapi lihat darah (dicelup dalam darah). Teruskan itu semua, tinggal selangkah lagi benar-benar menjadi indah.

    Kejadian 45: 4, Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.

    Ay 4 => "Marilah dekat-dekat." => tidak jauh lagi. Itulah hidup dalam damai sejahtera.
    Bekerja seperti TUHAN bekerja, itu bukan susah payah, bukan! Kalau bekerja tidak sesuai kehendak TUHAN, itu seperti Marta yang susah payah => ‘Marta, engkau susah payah’ Tetapi Maria sesuai dengan kehendak TUHAN; mendengar, taat dulu kepada Firman. Kalau sudah taat pada Firman, pasti suci, pasti duduk (tergembala), tidak jalan-jalan lagi dan mengalami damai sejahtera. Akhirnya Maria dipuji yang terbaik, terindah. Yusuf dekat dengan saudara-saudaranya, berarti hidup dalam damai sejahtera (mengalami ketenangan).

    Kalau melihat Tangan TUHAN, maka hidup menjadi damai, semuanya menjadi indah. Tadi, kalau melihat Lambung TUHAN, maka semua masalah menjadi selesai, enak ringan dan mengalami damai juga. Jadi tanda melihat TUHAN (melihat Lambung dan Tangan TUHAN) adalah hati damai sejahtera. Dalam Efesus 2, sampai nanti bangsa kafir yang jauh menjadi dekat. Tadi, ‘dekat-dekat’ dalam satu saudara, nanti bangsa Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna. Inilah istilah ‘marilah dekat-dekat’

    marilah dekat-dekat’ (damai sejahtera) dimulai dari:


    • dalam keluarga (nikah rumah tangga), jangan ada iri, dendam, selesaikan semuanya.
    • dalam penggembalaan,
    • dalam antar penggembalaan,
    • sampai Israel dengan kafir yang jauh menjadi dekat, bahkan menjadi satu tubuh.


    Efesus 2: 13, 14, 16,
    13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
    14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
    16. dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

    Ay 16 => ‘dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh’ => Israel dengan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.

    Tugas kita adalah melihat Tangan TUHAN, bukan melayani untuk mendapatkan sesuatu, tetapi sampai damai sejahtera (‘marilah dekat-dekat’); keluarga dekat, penggembalaan dekat (menjadi satu), antar penggembalaan, sampai Israel dengan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Melihat Wajah YESUS yang bersinar-sinar bagaikan matahari terik (Wahyu 1: 16, Yohanes 20).

    Petrus, Yakobus, Yohanes diajak naik ke gunung dan diatas gunung Wajah TUHAN bersinar bagaikan matahari, itu menunjuk doa penyembahan. Lewat doa penyembahan, kita dapat melihat Wajah YESUS Yang bersinar-sinar bagaikan matahari terik (melihat Wajah YESUS Yang memancarkan sinar kemuliaan), sehingga kita dapat mengalami keubahan hidup dari manusia daging (yang banyak kekurangan, kelemahan, termasuk takut) menjadi manusia rohani seperti YESUS yang takut akan TUHAN.

    Contohnya:


    • takut secara manusia daging: tadi dalam Yohanes 20, murid-murid ketakutan, kekuatiran (mengunci rumah).
    • YESUS di taman Getsemani, ketakutan (gentar) karena membayangkan salib. Tetapi YESUS berkata => ‘Ya Abba Ya Bapa, bukan kehendak- Ku Yang jadi, tetapi kehendak Mu Yang jadi’ = YESUS takut akan TUHAN.


    • mungkin dalam pekerjaan, atasan menyuruh korupsi, sehingga kita takut di phk dll. Pandanglah Wajah YESUS, maka kita diubahkan dari takut akan manusia menjadi takut akan TUHAN (kita tidak korupsi).


    Saya, kaum muda, semuanya mungkin banyak ketakutan, kekuatiran, sehingga membuat hidup kita tidak benar => ‘nanti kalau begini, akan menjadi seperti ini ... lebih baik pilih yang ini saja (memilih yang tidak benar)’ Biarlah kita bisa takut akan TUHAN.

    Praktik takut akan TUHAN adalah:


    • Amsal 8: 13, Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

      Ay 13 => ‘mulut penuh tipu muslihat’ => dusta.

      Praktiknya adalah membenci kejahatan sampai dusta. Inilah orang yang memandang Wajah YESUS! Tidak perlu ditanya, tidak perlu gembar-gembor dengan berkata ‘saya melihat Wajah YESUS Yang bersinar’ Tidak perlu, dilihat saja dari perbuatannya. Sekalipun kehidupan itu mengatakan => ‘saya melihat Wajah YESUS bersinar’ Tetapi kalau berdusta, itu berarti bohong (mengarang cerita). Sekarang banyak orang yang mengarang cerita. Kalau tidak ada ayatnya (bahkan tidak cocok dengan alkitab) itulah mengarang cerita (mendongeng). Satu waktu ada orang yang mengatakan => ‘masa ada orang (pendeta) turun naik surga’ Kalau baca dari ayat, saya bilang (maaf) => ‘yang turun naik surga itu bukan pendeta, tetapi setan (setan ke surga, mendakwa, lalu ke bumi)’ Ini ada ayat-ayatnya, nanti setan diperangi oleh malaikat Mikhael dan dicampakkan. Jadi jangan ngawur, kalau hanya penglihatan-penglihatan tanpa didukung oleh ayat-ayat di dalam alkitab, itu namanya dongeng.

      Kalau tidak berdusta, itulah melihat Wajah TUHAN. Saya bersyukur sebab di dalam pengajaran, kita tidak gampang dikelabui, karena ada di dalam alkitab. Seperti guru menerangkan matematika: 2 + 2 = 4,5. Kalau tidak ada bukunya, kita akan dikelabui, misalnya: guru mengatakan sesuatu, kita ikuti saja, padahal nanti tidak lulus semua. Tetapi kalau ada bukunya, kita tidak gampang dikelabui => ‘pak, tadi 2 + 2 = 4,5. Tadi contoh di bukunya 2 + 2 = 4, berarti itu salah. Oleh sebab itu bacalah alkitab! Saya tahu memang ada penglihatan, tetapi harus sesuai dengan alkitab (ada ayat-ayat yang mendukung dan ada tujuan rohaninya). Semoga kita dapat mengerti.

      Melihat wajah TUHAN ada praktik yang nyata yaitu takut berbuat dosa sampai takut berdusta. Sekalipun tidak pernah melihat wajah TUHAN (tidak pernah mimpi wajah bersinar), tetapi saudara dan saya bisa melihat wajah TUHAN, kalau sudah takut berdusta. Ini bukanlah ilusi lagi, tetapi sungguh-sungguh melihat wajah TUHAN. Semoga kita tidak ditipu oleh dongeng-dongeng hari-hari ini.


    • Kejadian 22: 10-12,
      10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
      11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
      12. Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

      Praktik takut akan TUHAN adalah tidak menolak apa yang TUHAN minta dari kita.

      Jika TUHAN menggerakkan, kita tidak menolak. Kalau waktu itu TUHAN hanya meminta seribu ekorlembu , Abraham pasti senang. Tetapi yang diminta anaknya (‘sembelih anakmu’), bagaimana? Karena Abraham takut akan TUHAN, maka Abraham menyembelih anaknya. TUHAN tidak akan pernah menipu atau merugikan orang yang takut akan TUHAN. Apa yang TUHAN minta, serahkanlah! Mungkin TUHAN minta seluruh hidup kita untuk menjadi fulltimer, jangan ragu-ragu, tetapi jangan ngawur juga (harus sungguh-sungguh panggilan, permintaan dari TUHAN dan bukan emosi).

      Ada orang bertanya kepada saya => ‘bagaimana tandanya, kalau TUHAN minta saya harus begini, padahal saya tidak memiliki uang, tetapi disuruh untuk berbuat ini’? Tandanya adalah damai sejahtera (“takut akan TUHAN mendatangkan damai sejahtera”). Sekalipun TUHAN minta Ishak kepada Abraham, jangan berpikir kalau Abraham stress, sehingga ia berpikir tujuh keliling, tidak! Abraham merasakan damai sejahtera, karena dia takut akan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

      Amsal 14: 26, Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.

      Ay 26 => ‘ada ketenteraman yang besar’ => damai sejahtera yang besar.
      Bayangkan saja, Abraham diminta untuk menyerahkan Ishak anaknya dan diberikan. Kalau sekarang ini, TUHAN meminta dosa-dosa kita, bagaimana? Yang jelek inilah yang diminta. Mana ada orang meminta sesuatu yang jelek => ‘berikan mangga yang berulat kepada ku’ Tidak ada! Dosa-dosa, itulah yang terjelek. Kalau TUHAN minta dosa, serahkanlah, Dia akan menanggung semuanya dan kita mengalami ketenteraman.

      Jika memandang Wajah TUHAN, kita mengalami damai sejahtera. Bagaimana membayangkannya => ‘kalau anak kita sakit, lebih baik saya saja yang sakit’ Banyak orang tua seperti itu. Sedangkan Abraham diminta untuk menyembelih anaknya, bagaimana? Tetapi kalau takut akan TUHAN, akan mengalami damai sejahtera. Diminta apa saja, dipanggil apa saja oleh TUHAN, serahkan.

      Dulu saya tidak mengerti panggilan, saya takut saat dipanggil oleh TUHAN dan berkata ‘tidak ada kamusnya’ Tetapi setelah mengerti tentang arti panggilan TUHAN, saya menyerah dan damai (tidak ada takut lagi). Saya tidak bisa membayangkan => ‘bagaimana ya, sekolah alkitab?’ Karena saya bukan dari keluarga hamba TUHAN. Saya berpikir selama sepuluh tahun, tetapi setelah benar-benar takut akan TUHAN => ‘terserah Engkau TUHAN’ maka damai sejahtera, mau tidak makanpun damai sejahtera, semuanya damai sejahtera. Itulah hasil takut akan TUHAN!


    Mari, jika kaum muda merasa ketakutan kepada sesuatu, pandanglah Wajah TUHAN (takut berbuat dosa, serahkanlah apa yang TUHAN minta). Saya katakan kepada Lempin-El => ‘apa yang kamu suka, serahkanlah. Kalau suka tidur, serahkan kepada TUHAN dan jangan tidur’ Itulah takut akan TUHAN (memandang Wajah TUHAN). Jika ada ketakutan, kekuatiran secara jasmani, ada pikiran-pikiran yang berat => ‘ini bagaimana nanti?’ Serahkan kepada TUHAN, sampai takut akan TUHAN, baru mengalami damai sejahtera.

    Kalau hati merasa damai sejahtera, ada Imam Besar yang membuat semuanya menjadi indah = selesai semuanya. Hati damai sejahtera merupakan dasar atau landasan untuk Imam Besar hadir ditengah kita. Dia Imam Besar Yang melayani pelayanan pendamaian. Jika ada hati damai, berarti ada Imam Besar untuk meneduhkan lautan (menyelesaikan masalah), membuat enak dan ringan, menjadikan semuanya indah pada waktu-Nya.

    1 Tesalonika 5: 23, 24,
    23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
    24. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

    Ay 23 => ‘Semoga Allah damai sejahtera’ => Imam Besar.

    Jika sudah damai sejahtera (melihat Wajah TUHAN), hasilnya adalah


    • Imam Besar sanggup untuk memelihara dan memberkati kehidupan kita secara ajaib ditengah kesulitan, kemustahilan dunia.
    • Imam Besar sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan (menyinari dengan sinar kemuliaan) tubuh, jiwa, roh kita sampai sempurna, sama mulia dengan Dia. Kita menjadi wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali di awan-awan yang permai. Kita menuju kerajaan seribu tahun damai (firdaus yang akan datang) dan kita menuju Yerusalem Baru/kerajaan surga/ kota damai untuk selama-lamanya.


    Ay 24 ‘Dia yang berjanji, Dia yang setia akan menggenapi janji-Nya’ Perjamuan suci merupakan kesetiaan TUHAN untuk menggenapi janji-Nya. Dia rela mati untuk kita semuanya. Dia setia untuk menggenapi janji-Nya.

    Sekarang ini memandang TUHAN mulai dari:


    • memandang Lambung (kita damai sejahtera),
    • memandang Tangan (kita damai sejahtera),
    • memandang Wajah (kita mengalami damai sejahtera yang besar). TUHAN akan menolong kita semuanya. Serahkanlah semuanya pada TUHAN, pandanglah Dia. Kalau kita risau, banyak pikiran dihari-hari ini, ada ketakutan, serahkan kepada TUHAN, sampai kita merasakan damai sejahtera didalam TUHAN.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Natal di Hotel Tunjungan Surabaya, 25 Desember 2015 (Jumat Sore)
    ... Raya Surabaya Desember . Kalau TUHAN sudah mengasihi kita rela berkorban apapun untuk kita maka kita harus mengasihi Dia lebih dari apapun rela berkorban apapun untuk TUHAN . Contoh Abraham menyerahkan Ishak anaknya yang tunggal karena ia mengasihi TUHAN lebih dari anak--mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Mudah atau sulit bergantung pada ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 28 September 2011 (Rabu Sore)
    ... di Alkitab ini merupakan sesuatu yang akan terjadi . Percikan darah tidak bisa dihadapi dengan kekayaan kepandaian kekuatan atau kedudukan tetapi hanya bisa dihadapi lewat SETIA DAN TEKUN DI DALAM HAL BERJAGA-JAGA DAN BERDOA. Di taman Getsemane kali Yesus memberikan teladan dalam hal berjaga dan berdoa antara lain Doa yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 05 Oktober 2014 (Minggu Pagi)
    ... apa keadaan kita kelak akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Banyak pengharapan dan cita-cita di dunia tetapi semua ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2017 (Minggu Siang)
    ... kita sudah aktif lebih dulu. Hagai . Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas demikianlah firman TUHAN semesta alam. Yang kedua untuk menetapkan kita sebagai milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat digeser oleh siapapun dan apapun--bagaikan emas dan perak kepunyaan Tuhan selamanya. Inilah maksud Tuhan mengizinkan terjadi kegoncangan. Bukan Tuhan bermaksud jelek ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2022 (Minggu Siang)
    ... bersundal lalu meninggalkan Tuhan--tidak kembali kepada Tuhan-- terpisah dengan Tuhan sampai terpisah selamanya dan binasa selamanya. Ini sama dengan tongkat yang kering mati dan binasa selamanya. Tetapi ada tongkat Harun yang bertunas berbunga dan berbuah oleh kuasa Roh Kudus. Ini yang harus kita manfaatkan. Roma - . Hal ini harus kamu lakukan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 06 Agustus 2022 (Sabtu Sore)
    ... mati oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru hidup sorgawi yaitu mengalami kuasa pembaharuan dari manusia daging ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 September 2019 (Selasa Sore)
    ... Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. . Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Desember 2017 (Rabu Sore)
    ... gerbang kebenaran aku hendak masuk ke dalamnya hendak mengucap syukur kepada TUHAN. . Inilah pintu gerbang TUHAN orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. . Aku bersyukur kepada-Mu sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Ayat suatu kerinduan. 'Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran' tugas utama hamba Tuhan--terutama gembala--adalah mencari pembukaan firman ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 25 Agustus 2013 (Minggu Sore)
    ... Kristus sebagai Mempelai Pria Surga dan sidang jemaat sebagai mempelai wanita Surga. Alkitab dibuka dengan nikah jasmani yang ditelanjangi oleh setan sehingga dibuang dari Firdaus kedalam dunia. Kalau dibiarkan akan binasa selamanya. Tetapi syukurlah karena Alkitab ditutup dengan nikah rohani yang sempurna. Wahyu . Lalu ia berkata kepadaku Tuliskanlah Berbahagialah mereka yang diundang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 01 November 2017 (Rabu Sore)
    ... sudah 'dunia orang mati' kuburan. Yang kedua seperti lintah yaitu egois-- Untukku dan Untukku -- mencari kepentingan diri sendiri sekalipun merugikan orang lain--lintah itu menghisap darah lintahnya kenyang tetapi yang dihisap hampir mati. Tidak pernah puas haus kering rohani seperti keadaan bangsa Israel di Rafidim. Waktu itu Israel berjalan dari Mesir melalui ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.