Kita
berada dalam kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang empat Penampilan/empat
Wujud /empat kenyataan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan:
- Ay
13, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar,
- Ay
14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja
diatas segala raja,
- Ay
15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang
Adil,
- Ay
16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria Surga. Inilah yang sedang kita pelajari.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Inilah
penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria
Surga, dengan tiga tanda:
- ‘di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’
Ini
sudah dipelajari.
- ‘dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
Ini
juga sudah dipelajari.
- ‘wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
=
wajah-Nya bersinar-sinar untuk menyinarkan sinar kemuliaan. Matahari
terik itulah sinar kemuliaan. Ini yang dipelajari mulai kemarin.
Terjadi
sinar kemuliaan terutama pada saat YESUS bangkit. Jadi YESUS bangkit
untuk menyinari murid-murid-Nya dengan sinar kemuliaan, supaya
murid-murid mengalami keubahan dari manusia daging yang banyak
kelemahan menjadi:
- manusia
rohani seperti YESUS,
- bahkan
menjadi sama mulia dengan YESUS,
- sampai
menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS
yang ke dua kali.
Dalam
ibadah kemarin malam, salah satu murid YESUS itulah Tomas mengalami
sinar kemuliaan dari TUHAN. Tomas yang tidak percaya (imannya karena
melihat) dapat ditolong oleh TUHAN. Pada malam hari ini kita
mempelajari dalam Injil Yohanes 20: 19
Yohanes
20: 19, 20,
19.
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah
murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata:
"Damai sejahtera bagi kamu!"
20.
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan
lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka
melihat Tuhan.
Ay
19 => ‘
Ketika hari sudah
malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di
suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut
kepada orang-orang Yahudi’
=> murid-murid selain Tomas, dalam keadaan takut.
Ay
20 => ‘
Murid-murid itu
bersukacita ketika mereka melihat Tuhan’
=> melihat Wajah TUHAN.
Disini
YESUS menyinarkan sinar kemuliaan kepada murid-muridNya yang berada
dalam keadaan takut. Pada ayat 20,
murid-murid melihat Tangan-Nya, Lambung-Nya, lalu melihat TUHAN. Ini
merupakan proses untuk melihat Wajah YESUS dengan sinar kemuliaan.
Proses
untuk melihat Wajah YESUS dengan sinar kemuliaan:
- Kita
harus melihat Lambung YESUS.
Kalau kita mau melihat Wajah YESUS dalam
sinar kemuliaan, terlebih dahulu kita harus melihat Lambung
YESUS.
Yohanes
19: 32-34,
32.
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan
Yesus;
33.
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah
mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
34.
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan
tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Ay
32 => karena dua orang yang disalibkan bersama YESUS belum mati,
maka kaki mereka dipatahkan supaya cepat mati. Waktu itu menjelang
hari Sabat dan mayat harus segera diturunkan (tidak boleh
digantung). Kaki dua orang itu dipukul, supaya cepat mati, lalu
mayatnya diturunkan dan dikubur.
Sebenarnya YESUS sudah mati
dengan empat luka utama yaitu dua di Tangan dan dua di Kaki. Ini
menunjuk kasih YESUS kepada bangsa Israel (untuk menyelamatkan
bangsa Israel). Luka kelima yaitu di Lambung YESUS, ini menunjuk
kemurahan TUHAN untuk menyelamatkan bangsa kafir. Waktu itu YESUS
sudah mati, Kaki-Nya tidak dipatahkan, tetapi Lambung-Nya ditombak.
Dari Lambung YESUS ini keluar darah dan air. Kalau mau melihat Wajah
YESUS yang bersinar bagaikan matahari (menyinarkan sinar kemuliaan),
nomor satu harus melihat Lambung YESUS yang keluar darah dan
air.
Lambung
YESUS keluar Darah dan Air, artinya kepada kita:
- Darah
(tanda darah),
menunjuk mezbah korban bakaran = bertobat. Bertobat
adalah berhenti berbuat dosa dan kembali
kepada TUHAN (mati terhadap dosa). Di dalam surat Petrus, ini
diistilahkan ‘buanglah dosa’ = membuang dosa.
1
Petrus 2: 1,
Karena itu buanglah (1)segala
kejahatan, (2)segala
tipu muslihat dan (3)segala
macam kemunafikan, (4)kedengkian
dan (5)
fitnah.
Bertobat =
membuang lima dosa utama. Orang yang bertobat atau tidak, dapat
dilihat dari sini.
Lima
dosa utama yang harus dibuang:
- Segala
kejahatan:
terutama cinta akan uang yang membuat kita kikir dan serakah.
Kikir adalah tidak dapat memberi. Serakah adalah merampas hak
TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Inilah akar dari
segala kejahatan! Akar dosa dicabut atau tidak, itu dimulai dari
sini.
Jadi tidak boleh ada kejahatan terutama cinta akan
uang. Contohnya: Yudas. Yudas ini tidak bertobat. Sekalipun Yudas
seorang rasul, bendahara (hebat dan dipercaya TUHAN), tetapi
karena ada akar kejahatan, dia tidak dapat bertobat. Bahkan sampai
perutnya pecah, Yudas tidak dapat bertobat. Itu sebabnya kita
harus berhati-hati!
- Segala
tipu muslihat:
termasuk dusta. Jadi tidak boleh ada dusta lagi. Yudas juga
berdusta.
- Kemunafikan:
Yudas ini juga munafik. Murid yang lainnya lari, tetapi Yudas
mencium YESUS untuk menyerahkan YESUS.
- Kedengkian:
kebencian tanpa alasan, termasuk iri hati, dendam. Ini sudah tidak
boleh ada lagi!
- Fitnah:
yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.
Inilah
orang yang bertobat (membuang dosa). Kalau mau melihat Wajah YESUS,
harus terlebih dahulu melihat Lambung-Nya (bertobat terlebih
dahulu).
- Air
(tanda air),
menunjuk kolam pembasuhan (bejana pembasuhan) = baptisan air. Dari
Lambung YESUS keluar terlebih dahulu darah, setelah itu keluar air.
Dua ini tidak dapat dipisahkan! Jadi baptisan air itu tidak dapat
seenaknya, harus melihat Darah dulu, baru kemudian lihat
Air.
Baptisan air yang benar adalah
orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) dikuburkan di dalam
air bersama YESUS, kemudian keluar dari dalam air (bangkit bersama
YESUS) untuk mendapatkan hidup yang baru. Apa itu hidup baru? Hidup
baru = lahir baru = lahir dari ALLAH.
1
Yohanes 3: 9,
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab
benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa,
karena ia lahir dari Allah.
Hidup
baru artinya tidak berbuat dosa lagi
sekalipun ada kesempatan, ancaman, keuntungan = mengalami kelepasan
dari dosa = hidup dalam kebenaran. Jika ini dilanjutkan (hidup
terus di dalam kebenaran), sampai nanti satu waktu tidak dapat
berbuat dosa = ‘benar seperti YESUS benar’
Mau memandang
Wajah YESUS Yang bersinar bagaikan matahari, pandang terlebih
dahulu Lambung-Nya yang keluar Darah dan Air. Kita harus bertobat,
lahir baru, hidup dalam kebenaran sampai ‘benar seperti YESUS
benar’ Jika sudah hidup dalam kebenaran, maka hidup kita
mengalami damai sejahtera sekalipun ditengah gelombang dunia. Kalau
sudah dapat memandang Lambung YESUS, maka hidup kita sudah damai.
Itu luar biasa!
Yesaya
32: 17,
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan
akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk
selama-lamanya.
Jika
sudah lahir baru/hidup baru, hidup dalam kebenaran, sampai benar
seperti YESUS benar, maka kita mengalami damai sejahtera di dalam
TUHAN = ‘diam dan tenang’, sehingga angin dan gelombang di
lautan dunia menjadi teduh. Ini berarti
semua masalah diselesaikan oleh TUHAN, hidup kita menjadi enak dan
ringan. Bisa memandang Lambung YESUS, sudah luar biasa, apalagi
kalau bisa memandang Wajah YESUS. Saat YESUS bangun dari tidurnya,
inilah kuasa kebangkitan TUHAN. Kuasa kebangkitan TUHAN sanggup
untuk meneduhkan angin gelombang di lautan dunia.
Sekarang
ini lautan dunia sedang bergelora, baik di bidang ekonomi maupun di
bidang yang lainnya. Mungkin secara pribadi ataupun global, banyak
orang yang merasakan => ‘ini ada angin gelombang, badai menimpa
ekonomi’ Ini bukan saatnya untuk berputus asa, menjauh dari TUHAN,
tetapi saatnya memandang TUHAN. Mari, kita belajar memandang TUHAN.
Pandang terlebih dahulu Lambung-Nya, maka lautan menjadi tenang dan
teduh.
Apa yang tidak berkenan, mari bertobat (buanglah dosa
terutama lima dosa) dan hidup benar. Jika ada sesuatu yang
menguntungkan tetapi itu dosa, jangan mau! Sekalipun diancam akan di
phk, jangan mau! Kita harus mempertahankan hidup dalam kebenaran,
sampai benar seperti YESUS benar, maka lautan akan menjadi tenang,
semuanya teduh, semuanya menjadi enak dan ringan, semuanya selesai
tepat pada waktu-Nya.
- Kita
harus melihat/memandang Tangan YESUS yang berlubang paku.
Inilah yang mau dilihat oleh
Tomas.
Tangan itu untuk bekerja (melayani). Jadi kita
melihat,
bagaimana gerak atau kerja dari YESUS?
Inilah yang kita ikuti. Jadi
kita bekerja seperti YESUS bekerja. Jangan
melihat pendeta A, pendeta B, jangan! Lihatlah Tangan YESUS. Kalau
mau melayani jangan melihat orang, tetapi lihat Tangan
YESUS.
Melihat
Tangan YESUS yang berlubang paku,
artinya kita
bekerja seperti YESUS bekerja,
yaitu:
- Bekerja
dalam tahbisan yang benar
(ibadah pelayanan yang
benar).
Tahbisan yang benar adalah
tahbisan atau ibadah pelayanan yang sesuai dengan Firman pengajaran
yang benar (alkitab) = taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran
yang benar. Sesuai = taat dengar-dengaran. Jangan sesuai dengan
kehendak manusia dsb, jangan! Kalau tahbisannya benar, maka bisa
membuka pintu surga.
Matius
7: 21-23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
21 => ‘melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’
=> taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar
(kehendak TUHAN).
Nanti banyak
yang terkecoh. Banyak hamba TUHAN, anak TUHAN menilai keberhasilan
ibadah pelayanan adalah dalam bentuk pelayanannya => ‘ada
mujizat’, jumlah jemaat mencapai ribuan.
Ibadah
pelayanan yang berkenan menurut penilaian manusia adalah
- bentuk
pelayanannya => hebat sebab ada mujizat,
- banyaknya,
- kekayaannya.
Padahal
bukan dilihat hal-hal seperti itu. Ukuran keberhasilan di dalam
ibadah pelayanan (ukuran ibadah pelayanan yang berkenan) adalah
taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar = sesuai
dengan Firman pengajaran yang benar. Itulah yang bisa membuka pintu
surga, membawa jiwa-jiwa untuk masuk dalam kerajaan surga. Ini
merupakan tanggung jawab saya sebagai gembala, zangkoor, group koor
dll. Jiwa-jiwa yang datang beribadah mau dibawa kemana? Kalau
ukurannya => ‘hebat, kaya’ Tetapi nanti TUHAN akan
mengatakan => ‘enyahlah’ Jangan seperti ini!
Mari
kita bawa sungguh-sungguh sampai masuk dalam kerajaan surga. Kalau
pintu surga sudah terbuka, maka pintu-pintu di dunia pasti
dibukakan oleh TUHAN. Ini
tidak sulit! Kalau tahbisan kita benar
yaitu taat dengar-dengaran,
maka pintu
surga saja terbuka, apalagi pintu di dunia? Kalau pintu surga
terbuka, maka pintu di dunia sangat terbuka. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
keyakinan kita! Lihatlah Tangan
TUHAN, jangan lihat pendeta A, pendeta B, jangan! Sebab tangan
mereka masih dapat
goyah. Tetapi Tangan
TUHAN Yang
berlubang paku, tidak goyah sama dan tidak berubah sama sekali.
Begitu Tangan-Nya
dipaku, Tangan
itu melekat dan sudah tidak
berubah. Pelayanan manusia bisa naik => ‘hebat’ dan juga
bisa turun, bahkan bisa menyimpang. Yang menjadi patokan kita
adalah bekerja seperti YESUS bekerja = bekerja dengan tahbisan yang
benar.
Jika kita melayani tidak sesuai dengan pengajaran
yang benar (tidak taat pada pengajaran yang benar) = pembuat
kejahatan. Semakin melayani, semakin berbuat jahat, akhirnya kita
diusir oleh TUHAN. Ini berarti pintu surga tertutup bagi kita dan
masuk dalam kebinasaan. Mari kita bersungguh-sungguh untuk melihat
Tangan
TUHAN dan jangan asal bekerja. Sudah saya ceritakan beberapa kali
=> ’tentang membuka sekolah alkitab
Lempin-El, ini tidak masuk
akal dan tidak mungkin bagi saya’ Tetapi kalau melihat
Tangan
TUHAN, maka menjadi mudah; Mau
mengadakan ibadah di Surabaya ini saya berpikir seribu kali, tetapi
setelah ditegor TUHAN dan melihat cara TUHAN bekerja, maka menjadi
mudah sekalipun tidak masuk akal bagi saya. Yang penting kita
melihat Tangan
TUHAN Yang bekerja.
Semoga kita dapat mengerti.
- Bekerja
dalam kesucian.
Yang dijaga
adalah ketaatan dan kesucian. Itu saja sudah cukup! Ketaatan dan
kesucian merupakan modal YESUS yang dapat
kita lihat. Mungkin
pandai,
tidak pandai, kaya, tidak kaya, pengalaman, tidak pengalaman, itu
terserah! Yang penting
kita melihat
Tangan
YESUS (dalam tahbisan benar atau ketaatan dan dalam
kesucian).
Keluaran
29: 1,
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan
mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah
seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak
bercela,
Ay
1 => ‘untuk
menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku’
=> dikuduskan terlebih
dahulu,
setelah itu baru melayani.
Jadi
harus bekerja dalam kesucian = melayani TUHAN dalam kesucian.
Jangan dibalik! Banyak yang dibalik => ‘biarlah mereka
melayani, supaya dapat
suci, bertobat’ Ini salah besar! Sebab itu bacalah ayat yang
benar. Yang benar adalah disucikan dahulu, setelah itu baru bekerja
(bekerja dalam kesucian).
Sekarang
ini TUHAN merindu,
supaya kita dapat
melihat Wajah-Nya
Yang
bercahaya bagaikan matahari (sinar kemuliaan); mulai melihat
Lambung-Nya
terlebih dahulu
(bertobat, hidup benar). Yang tidak benar dari tahun-tahun lalu
sampai sekarang, harus diakui semuanya dan berhenti. Jika hidup
benar dengan resiko apapun, semuanya akan teduh, semuanya selesai
pada waktu-Nya, semuanya menjadi enak
ringan. Kalau kita tetap mempertahankan yang tidak benar, hidup kita
akan berat, gelombang semakin besar dan tenggelam. Sesudah baptisan
air, bertobat, lihatlah Tangan
TUHAN yang berlubang paku = kita mulai bekerja atau melayani. Saya
berdoa supaya semuanya melayani, tetapi jangan bekerja dengan
sembarangan, tetapi bekerja
sesuai Firman atau taat pada Firman, =
bekerja dalam
kesucian.
Bagaimana
supaya kita dapat
suci? Imamat 21: 12, ini diulang-ulang
dan judulnya adalah ‘kudusnya para imam’.
Supaya imam-imam menjadi suci harus tinggal di ruangan suci, tidak
ada yang lain.
Imamat
21: 12,
Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya
kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang
menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah
TUHAN.
Ay
12 => ‘Janganlah
ia keluar dari tempat kudus’
=> supaya pelayan TUHAN suci (melayani dalam kesucian), janganlah
imam keluar dari ruangan suci.
‘supaya
jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya’
=> supaya jangan melanggar kesucian. Kalau keluar dari ruangan
suci, berarti melanggar kesucian.
‘karena
minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan,
ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN’
=> kalau tetap suci,
maka akan ada
urapan. Jika melanggar kesucian, maka kering (pelayannya
kering).
Contohnya:
- jika
berkhotbah,
tetapi kering, maka orang tidak mau mendengar lagi dan tidak ada
manfaatnya bagi yang mendengar.
- biarpun
dia fasih, hebat dan orang yang mendengarkan mungkin mengerti,
senang, tetapi kalau tidak ada urapan, maka tidak ada hasilnya,
tidak menjadi iman.
- bermain
musik hebat, tetapi kering, ini sama dengan mendengar musik yang di
dunia. Mungkin orang bisa menangis, tetapi hanya menyentuh emosi
saja (tertawa, senang tetapi tidak ada apa-apa). Jika di
dalam
urapan, maka akan menyentuh hati (khotbahnya
menyentuh hati). Itulah perbedaannya!
Mari
jaga! Jika bekerja dalam kesucian, otomatis dalam urapan Roh Kudus.
Bagaimana
supaya kita bisa hidup suci (imam-imam bekerja dalam kesucian)?
Harus (mutlak) selalu berada di ruangan suci (kandang
penggembalaan). Di
dalam
ruangan suci terdapat tiga macam alat, itu menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- pelita
emas:
ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini persekutuan dengan
ALLAH Roh Kudus didalam karunia-karunia-Nya (karunia-karunia akan
semakin dipertambahkan). Kalau karunia bertambah, maka orang yang
kita layani akan semakin merasakan pelayanan Imam Besar. Bukan kita
lagi yang melayani, tetapi Imam Besar YESUS yang melayani. Nanti di
Empire Palace mari berdoa, saya berkhotbah,
saudara main musik, menerima tamu. Orang yang datang, jangan merasa
kalau kita yang melayani, tetapi Imam Besar yang melayani. Itu baru
berhasil! Kalau kita yang melayani => ‘mana bisa kita menolong
orang, menyelamatkan orang’?
Tetapi kalau Imam Besar yang melayani, maka:
- yang
dalam masalah (masalah nikah dll), akan tertolong,
- yang
dalam dosa akan diselamatkan. Ini karena kesucian dan urapan.
Semoga kita mengerti.
- meja
roti sajian:
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Ini persekutuan dengan Anak
ALLAH di
dalam
Firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.
- mezbah
dupa emas:
ketekunan didalam ibadah doa penyembahan.
Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa di
dalam
kasih-Nya.
Inilah
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dan seorang imam harus
berada disini. Dulu waktu pertama saya melayani
di
Malang, saya mendapatkan pelajaran dari guru dan gembala saya
tentang tiga macam ibadah. Saat mau menerapkan saya takut sekali,
bayangan logika saya => ‘nanti kalau diterapkan tiga macam
ibadah, banyak yang keluar, inilah ketakutan saya (pikiran daging).
Tidak bisa kalau tiga macam ibadah, pokoknya datang hari Minggu dan
melayani. Tetapi saya ditekankan oleh Firman, setelah Firman
disampaikan,
langsung saya umumkan’ Ini bukan kebijaksanaan, sebab ada Firman
yang disampaikan terlebih
dahulu. Kalau kebijaksanaan itu tidak ada Firman => ‘kamu
begini-begini’ Tetapi tidak ada Firmannya. Jadi Firman disampaikan
dahulu, baru setelah itu ada pelaksanaannya.
Dari sekian
banyak zangkoor (tiga
puluh sampai empat puluh orang),
ternyata hanya satu (seorang ibu) yang tidak mau, ini karena dia
ikut persekutuan diluar yang harinya bertepatan dengan salah satu
hari kebaktian di gereja (ikut persekutuan yang dilayani oleh
orang-orang luar negeri). Tetapi setelah dia terus
mendengarkan
Firman,
dia
menghadap saya => ‘pak,
saya kembali lagi mau melayani’ Ini harus! Kalau tidak tekun dalam
tiga macam ibadah, maka tidak suci, kering dan semuanya menjadi
kering (jemaat kering juga). Imam-imam juga ikut bertanggung jawab,
dimulai dari gembala, mau dibawa kemana sidang jemaat? Semoga kita
dapat
mengerti.
Jadi kalau kita berada di dalam
kandang
penggembalaan (tergembala dengan benar), maka kita hidup dalam
kesucian (melayani dalam kesucian) dan dalam urapan Roh Kudus,
sehingga menarik hadirat Imam Besar, Gembala Agung ada
ditengah-tengah untuk melayani seluruh sidang jemaat. Ini luar
biasa! Kalau kita yang melayani, pertama mungkin puas => ‘mari,
mari, mari , mari’ sekarang hanya
=> ‘mari, mari’ (cuma dua kali). Jemaat merasa tidak dianggap
dan tawar hatinya. Tetapi kalau Imam Besar yang melayani, jemaat
tidak akan pulang-pulang dari gereja dan sungguh-sungguh senang.
Rahasianya disitu! Kalau hanya
kita yang melayani, mungkin bisa menjangkau sepuluh
sampai
tiga
puluh orang,
kalau empat
puluh sampai seratus
orang sudah susah.
Seperti saya, dari pagi pulang ke rumah
hanya
makan, mandi lalu berangkat kesini. Dari doa pagi, sudah ada yang
harus
dioperasi,
kemudian agak
siang,
ada penguburan pertama, sorenya penguburan ke dua, baru mandi,
setelah itu kesini. Bagaimana
dapat memuaskan,
kalau hanya pelayanan manusia? Tentunya ada kesalahan-kesalahan.
Tetapi
kalau
Imam Besar Yang
melayani, semuanya akan benar-benar dipuaskan, semuanya ditolong
oleh TUHAN dan semuanya diubahkan oleh TUHAN (ada sinar kemuliaan).
Semoga kita dapat
mengerti.
Jika seorang imam sungguh-sungguh tergembala dengan
benar dan baik, selalu berada di
dalam
kandang penggembalaan, seperti keledai tertambat pada pokok anggur
yang benar maka
akan ditunggangi oleh YESUS. Ditunggangi oleh YESUS berarti dipakai
oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan
pembangunan tubuh Kristus). Kalau sudah tergembala, hidup suci
(melayani dengan ketaatan, kesucian, dan dalam urapan) mau atau
tidak mau,
harus ditunggangi oleh YESUS! Seperti keledai yang tertambat pada
pokok anggur yang benar, dilepaskan oleh TUHAN dan TUHAN menunggangi
menuju ke kota
Yerusalem (sekarang menunjuk Yerusalem Baru)
= dipakai oleh TUHAN dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
menjadi
Mempelai
Wanita
Surga.
Inilah kuncinya!
Jika imam-imam sudah berada di ruangan suci,
tinggal menunggu waktu saja, tidak perlu
meminta
berkhotbah
keluar dengan cara apapun, tidak perlu!
Sebab itu sudah waktunya kita dipakai oleh TUHAN. Keledai akan
ditunggangi oleh
TUHAN
kemana saja, bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk
pembangunan tubuh Kristus. Keledai yang ditunggangi untuk mencari
keuntungan
=
itu berarti ditunggangi oleh Bileam (kemana-mana hanya mencari
keuntungan, uang dll). Tetapi kalau ditunggangi oleh YESUS, justru
kita berkorban untuk pembangunan tubuh Kristus.
Jadi keledai
(bangsa kafir) dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/
pembangunan tubuh Kristus/Mempelai
Wanita
Surga
menuju Yerusalem Baru
yang ditandai dengan pengorbanan-pengorbanan. Ditunggangi itu tidak
enak! Kalau tidak ditunggangi,
kita
dapat
berjalan dengan
santai
karena
tidak ada bebannya. Yang benar adalah dengan mengorbankan sesuatu,
bukan untuk mencari sesuatu. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika dibandingkan dengan Yusuf. Jika kita
tergembala dengan benar dan baik (melayani dalam ketaatan, kesucian,
dalam urapan Roh Kudus), maka kita
seperti Yusuf yang diberikan jubah maha indah oleh TUHAN.
Yusuf ini gambaran seorang yang tergembala, yang pada akhirnya
diberi jubah maha indah. Hanya
Yusuf
saja yang diberikan jubah maha indah, yang lainnya tidak. Jadi hanya
yang terpilih yang diberikan jubah maha indah. Itu
sebabnya kita memperhatikan
dengan
sungguh-sungguh!
Biarlah
kita melayani dengan:
- ketaatan
(sesuai pengajaran),
- kesucian
dan urapan (masuk penggembalaan), maka pasti ditunggangi oleh TUHAN
dan diberikan jubah maha indah. Semoga kita dapat
mengerti.
Kejadian
37: 2,
3,
2.
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya.
3.
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Ay
2 => ‘Yusuf,
tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa
menggembalakan kambing domba’
=> sekarang artinya berada di
dalam
kandang penggembalaan. YESUS berusia dua
belas
tahun sudah berada di dalam
bait
ALLAH
=
dalam pengajaran. Yusuf berusia
tujuh
belas
tahun sudah berada di
dalam
penggembalaan. Jika digabungkan: usia-usia dua
belas sampai tujuh belas
tahun merupakan usia yang efektif untuk mulai tergembala pada
pengajaran yang benar, sehingga bisa mendapatkan jubah maha indah.
Anak-anak kita yang berusia dua
belas sampai tujuh belas
tahun,
mari dibawa dalam penggembalaan.
Saya selalu mengatakan usia
dua
belas sampai tujuh belas
tahun seperti pancaroba (daging kuat-kuatnya), saya tidak belajar
psikologi, tetapi hanya belajar dari alkitab saja. TUHAN mengetahui
usia dua
belas sampai tujuh belas
tahun merupakan usia yang labil sekali. Bukan berarti setelah usia
tujuh
belas
tahun tidak tergembala lagi, tidak! Jadi harus tergembala terus.
Usia dua
belas sampai tujuh belas
merupakan usia permulaan (efektif) untuk digembalakan.
‘Dan
Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan
saudara-saudaranya’
=> Yusuf tidak mau ikut-ikut berbuat jahat, tetap suci. Yusuf ini
taat, lapor kepada orang tua tentang kejahatan yang
dilakukan oleh kakak-kakaknya.
Ay
3 => Yusuf digembalakan, dalam ketaatan, kesucian, urapan. Itulah
alasannya, mengapa Yusuf mendapatkan
jubah maha indah (kita diberikan jubah maha indah oleh TUHAN).
Apa
yang
dimaksud dengan jubah
maha indah? Jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus.
Efesus
4: 11,
12,
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ay
11 => jabatan pelayanan.
‘pengajar-pengajar’
=> guru.
Ay 12 => ‘untuk
memperlengkapi orang-orang kudus’
=> memperlengkapi orang suci. Pelayanan itu harus suci, bukan
pandai, bodoh dll.
‘bagi
pembangunan tubuh Kristus’
=> bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/
Mempelai
Wanita.
Jubah
maha indah adalah
jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus sebagai perlengkapan
seorang imam untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna. Entah apa saja jabatannya; bisa jabatan gembala,
pembersih gereja, kolekte, tim doa. Semoga kita dapat
mengerti.
Dulu saya digembalakan, kalau tidak datang ke
gereja, rasanya ada yang kurang. Kalau terlambat,
ingin mengejar waktu. Ini karena ada pelayanan dari
Imam
Besar. Kalau tidak ada pelayanan Imam Besar, malah mencari-cari
alasan untuk tidak datang ibadah. Tetapi kalau ada pelayanan Imam
Besar tidak perlu
ada yang
menyuruh datang, dia sendiri yang akan merindukan jamahan Imam
Besar. Inilah tugas kita, terutama saya sebagai gembala, berdoa
sungguh-sungguh kepada TUHAN, supaya bisa menarik pelayanan Imam
Besar ditengah-tengah kita sehingga
sidang jemaat mau tinggal (betah) di rumah TUHAN. Contohnya seperti
raja Daud kerinduannya diungkapkan => ‘lebih
baik satu hari di pelataran Mu, daripada seribu hari di tempat
...’ Inilah kerinduan untuk berada di rumah TUHAN. Semoga kita
dapat
mengerti.
Jika
kita melayani dengan ketaatan, kesucian, dalam urapan, bisa menarik
pelayanan Imam Besar, kita tergembala bagaikan keledai yang
tertambat pada pokok anggur yang benar, maka TUHAN lepaskan dan
menunggangi (memakai) kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir,
TUHAN memberikan jubah maha indah seperti Yusuf. Kalau sudah
memiliki jubah maha indah, maka kita tidak akan telanjang (tertutup
ketelanjangan-ketelanjangan) dan hidup mulai menjadi
indah.
Namanya jubah maha indah, berarti hidup mulai indah. Semoga kita
dapat mengerti.
Tetapi
jubah harus dicelup dalam darah. Saat hidup kita mulai indah dan
tertata, tiba-tiba
terjadi
hal-hal yang tidak mengenakan sehingga kita berkata => dulu
saya tidak melayani tidak seperti ini, tetapi
sekarang
menjadi
seperti ini.
Ini sudah benar, berarti jubah dicelup dalam darah = sudah dekat
kemuliaan = sudah dekat keindahan. Ini jangan disalah artikan =>
‘kalau begitu aku mundur, dulu aku tidak beribadah tiga macam
ibadah, lancar semuanya, sekarang tekun dalam tiga macam ibadah,
mulai melayani malah kacau’ Jangan mundur, sebab jubah sedang
dicelup dalam darah.
Jika sudah ada bukti; melayani dengan
ketaatan, kesucian, urapan, dalam penggembalaan yang benar, mulai
dipakai TUHAN, hidup mulai indah, ketelanjangan mulai ditutup, lalu
terjadi sesuatu, ini berarti jubah sedang dicelup dalam darah.
Contohnya: Yusuf dibuang, dijual, dimasukkan penjara, ini
mengerikan. Banyak orang yang setelah masuk ke pengajaran =>
‘dulu sebelum ikut pengajaran,
hidup terasa
enak, sekarang dalam pengajaran menjadi
tidak enak.
Inilah jubah yang
dicelup
dalam darah.
Kejadian
37: 31,
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor
kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
Supaya
kita bisa mempertahankan jubah maha indah, maka jubah maha indah
harus dicelup dalam darah, artinya
kita harus mengalami percikan darah = sengsara daging bersama
YESUS.
Percikan
darah itu untuk
masing-masing
kehidupan,
misalnya:
- saudara
dari bekerja, lalu sekarang harus masuk kebaktian.
- tadi
seperti yang saya ceritakan. Selama satu hari ini, kami doa pagi
jam 5-6, lalu makan pagi sebentar, lalu berangkat ke rumah sakit.
Setelah pulang langsung ke kuburan (penguburan pertama kali), lalu
pulang lagi untuk makan siang, setelah itu ke kuburan lagi
(penguburan ke dua). Setelah itu pulang, mandi dan berangkat ke
sini. Tidak ada kesempatan untuk lain-lainnya.
- kemarin,
saya tugas melayani dua kali ibadah paskah umum, satu kali paskah
sekolah Minggu dll.
Inilah
jubah dicelup dalam darah/percikan darah/sengsara daging bersama
YESUS /sengsara daging tanpa dosa. Percikan darah merupakan tempat
yang aman bagi jubah yang indah, supaya tidak dapat
dijamah oleh setan. Setan itu paling takut dengan
Darah
YESUS. Jadi kalau saudara beribadah melayani merasa menderita, itu
sudah benar dan merupakan tempat paling aman bagi jubah indah. Kalau
sudah merasa => ‘bagaimana ini ya? melayani tetapi
terasa
susah’ Jika seperti ini, justru saudara harus
terus
melayani.
Asalkan dengan mengucap syukur => ‘terima kasih TUHAN’
pelayanan akan berlanjut terus, sekalipun secara logika tidak bisa.
Tetapi jika mulai ragu, maka setan mulai menjamah, jubah indah bisa
dilepas, sampai ditelanjangi lagi oleh setan.
Mari, jangan
ragu-ragu jika dalam pelayanan merasa sudah menderita, mustahil,
tidak mungkin. Contohnya: Yusuf dijual, dipenjara (masuk liang
tutupan), ini sudah tidak mungkin (tidak ada yang mengeluarkan dan
tidak ada yang kenal). Kalau di penjara di Kanaan mungkin ada yang
kenal => ‘o itu anak Yakub’ Tetapi Yusuf di penjara di Mesir,
tidak ada yang kenal, tidak ada koneksi, tidak ada yang membela.
Jika jubah dicelup dalam darah, maka TUHAN yang akan membela (ada
Imam Besar yang mempertahankan jubah kita) dan setan tidak dapat
menjamah. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika jubah tidak dicelup dalam darah, kita akan
benar-benar ditelanjangi oleh setan. Tetapi jika jubah sudah dicelup
dalam darah, kita akan tetap bertahan.
1
Korintus 15: 58,
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak
sia-sia.
Jika
jubah maha indah dicelup dalam darah, maka kita akan tetap kuat
teguh hati (tidak goyah), tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN, sesuai jabatan pelayanan dari TUHAN sampai
garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang
ke dua kali). Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi, kita
menghadapi lautan bergelombang, masalah
belum selesai,
ombak datang lagi, bagaimana ini? Lihatlah Lambung
YESUS yang mengeluarkan Darah
dan air, sampai kita hidup benar dan kita mulai mengalami
ketenangan, damai. Disitulah YESUS bangun menghardik => ‘diam
tenang’ Semuanya jadi teduh,
semua masalah selesai pada
waktu-Nya, enak dan ringan. Sudah enak dan ringan, jangan
santai-santai, sebab
nanti gelombang yang lebih besar dapat
datang lagi, sebab itu lihatlah Tangan
TUHAN, layani TUHAN. Ini merupakan ucapan syukur kita kepada TUHAN
=> ‘hidup saya sudah tenang, enak ringan, sekarang saya
melayani TUHAN’.
Melihat Tangan
TUHAN, berarti bekerja seperti YESUS bekerja yaitu bekerja
(melayani) dengan benar (dalam ketaatan) dan dalam kesucian
dan dalam urapan
Roh Kudus. Ini seperti
keledai ditambat pada pokok anggur yang benar, kita akan ditunggangi
oleh TUHAN, kita diberikan jubah maha indah, sehingga hidup kita
mulai indah, mulai tertata. Tetapi harus masuk dalam percikan darah
(dicelup dalam darah). Dan disitulah,
kita menemukan keindahan yang
sebenarnya.
Jika
jubah dicelup dalam darah, hasilnya adalah
- Yusuf
dapat
menjadi perdana menteri, artinya
YESUS Imam Besar mampu memberikan masa depan yang berhasil dan
indah pada waktu-Nya.
- saudara-saudara
yang membenci Yusuf, datang kepada Yusuf (dipeluk oleh Yusuf),
artinya
kita mengalami damai sejahtera dari TUHAN, tidak ada lagi dendam
dll. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang,
sudah mulai indah, tetapi lihat darah (dicelup dalam darah).
Teruskan itu semua, tinggal selangkah lagi benar-benar menjadi
indah.
Kejadian
45: 4,
Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah
dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah
Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
Ay
4 => "Marilah
dekat-dekat."
=> tidak jauh lagi. Itulah hidup dalam damai sejahtera.
Bekerja
seperti TUHAN bekerja,
itu bukan susah payah, bukan! Kalau bekerja tidak sesuai kehendak
TUHAN, itu seperti Marta yang susah payah => ‘Marta, engkau
susah payah’ Tetapi Maria sesuai dengan kehendak TUHAN; mendengar,
taat dulu kepada Firman. Kalau sudah taat pada Firman, pasti suci,
pasti duduk (tergembala), tidak jalan-jalan lagi dan mengalami damai
sejahtera. Akhirnya Maria dipuji yang terbaik, terindah. Yusuf dekat
dengan saudara-saudaranya, berarti hidup dalam damai sejahtera
(mengalami ketenangan).
Kalau melihat Tangan
TUHAN, maka hidup menjadi damai, semuanya menjadi indah. Tadi, kalau
melihat Lambung
TUHAN, maka semua masalah menjadi selesai, enak ringan dan mengalami
damai juga. Jadi tanda melihat TUHAN (melihat Lambung
dan Tangan
TUHAN) adalah hati damai sejahtera. Dalam Efesus 2, sampai nanti
bangsa kafir yang jauh menjadi dekat. Tadi, ‘dekat-dekat’ dalam
satu saudara, nanti bangsa Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang
sempurna. Inilah istilah ‘marilah dekat-dekat’
‘marilah
dekat-dekat’ (damai sejahtera) dimulai dari:
- dalam
keluarga (nikah rumah tangga), jangan ada iri, dendam, selesaikan
semuanya.
- dalam
penggembalaan,
- dalam
antar penggembalaan,
- sampai
Israel dengan kafir yang jauh menjadi dekat, bahkan menjadi satu
tubuh.
Efesus
2: 13,
14,
16,
13.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
14.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan,
16.
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah
oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Ay
16 => ‘dan
untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh’
=> Israel dengan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang
sempurna.
Tugas
kita adalah melihat Tangan
TUHAN, bukan melayani untuk mendapatkan sesuatu, tetapi sampai damai
sejahtera (‘marilah
dekat-dekat’);
keluarga dekat, penggembalaan dekat (menjadi satu), antar
penggembalaan, sampai Israel dengan kafir menjadi satu tubuh yang
sempurna. Semoga kita dapat mengerti.
- Melihat
Wajah
YESUS yang bersinar-sinar bagaikan matahari terik
(Wahyu 1: 16,
Yohanes 20).
Petrus,
Yakobus, Yohanes diajak naik ke gunung dan diatas gunung Wajah
TUHAN bersinar bagaikan matahari, itu menunjuk doa penyembahan.
Lewat doa penyembahan, kita dapat
melihat Wajah
YESUS Yang
bersinar-sinar bagaikan matahari terik (melihat Wajah
YESUS Yang
memancarkan sinar kemuliaan), sehingga kita dapat
mengalami keubahan hidup dari manusia daging (yang banyak
kekurangan, kelemahan, termasuk takut) menjadi manusia rohani
seperti YESUS yang takut akan TUHAN.
Contohnya:
- takut
secara manusia daging: tadi dalam Yohanes 20, murid-murid
ketakutan, kekuatiran (mengunci rumah).
- YESUS
di taman Getsemani,
ketakutan (gentar) karena membayangkan salib. Tetapi YESUS berkata
=> ‘Ya Abba Ya Bapa, bukan kehendak-
Ku
Yang
jadi, tetapi kehendak Mu Yang
jadi’ = YESUS takut akan TUHAN.
- mungkin
dalam pekerjaan, atasan menyuruh korupsi, sehingga kita takut di
phk
dll. Pandanglah Wajah
YESUS, maka kita diubahkan dari
takut akan manusia menjadi takut akan
TUHAN (kita tidak korupsi).
Saya,
kaum muda, semuanya mungkin banyak ketakutan, kekuatiran, sehingga
membuat hidup kita tidak benar => ‘nanti kalau begini,
akan menjadi seperti ini ...
lebih baik pilih yang ini saja (memilih yang tidak benar)’ Biarlah
kita bisa takut akan TUHAN.
Praktik
takut akan TUHAN adalah:
- Amsal
8: 13,
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada
kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh
tipu muslihat.
Ay
13 => ‘mulut
penuh tipu muslihat’
=> dusta.
Praktiknya
adalah membenci
kejahatan sampai dusta.
Inilah orang yang memandang Wajah
YESUS! Tidak perlu ditanya, tidak perlu gembar-gembor dengan
berkata ‘saya melihat
Wajah
YESUS Yang bersinar’
Tidak perlu, dilihat saja dari perbuatannya. Sekalipun kehidupan
itu mengatakan => ‘saya
melihat Wajah
YESUS bersinar’ Tetapi kalau berdusta, itu berarti bohong
(mengarang cerita). Sekarang banyak orang yang mengarang cerita.
Kalau tidak ada ayatnya (bahkan tidak cocok dengan alkitab) itulah
mengarang cerita (mendongeng). Satu waktu ada orang yang
mengatakan => ‘masa ada
orang (pendeta) turun naik
surga’ Kalau baca dari ayat, saya bilang (maaf) => ‘yang
turun naik surga itu bukan pendeta, tetapi setan (setan ke surga,
mendakwa, lalu ke bumi)’ Ini ada ayat-ayatnya, nanti setan
diperangi oleh malaikat
Mikhael
dan dicampakkan. Jadi jangan ngawur, kalau hanya
penglihatan-penglihatan tanpa didukung oleh
ayat-ayat di
dalam alkitab, itu namanya
dongeng.
Kalau tidak berdusta, itulah melihat Wajah
TUHAN. Saya bersyukur sebab di dalam
pengajaran, kita tidak gampang dikelabui, karena ada di
dalam alkitab. Seperti guru
menerangkan matematika: 2 +
2
=
4,5. Kalau tidak ada
bukunya, kita akan dikelabui, misalnya: guru mengatakan
sesuatu, kita ikuti saja, padahal nanti tidak lulus semua. Tetapi
kalau ada bukunya, kita tidak gampang dikelabui => ‘pak, tadi
2 +
2
= 4,5. Tadi
contoh di bukunya 2
+
2
=
4, berarti itu
salah.
Oleh sebab itu bacalah alkitab! Saya tahu memang ada penglihatan,
tetapi harus sesuai
dengan alkitab (ada ayat-ayat yang mendukung dan ada tujuan
rohaninya). Semoga kita dapat
mengerti.
Melihat wajah TUHAN ada praktik yang nyata yaitu
takut berbuat dosa sampai takut berdusta. Sekalipun tidak pernah
melihat wajah TUHAN (tidak pernah mimpi wajah bersinar), tetapi
saudara dan saya bisa melihat wajah TUHAN, kalau sudah takut
berdusta. Ini bukanlah ilusi lagi, tetapi sungguh-sungguh melihat
wajah TUHAN. Semoga kita tidak ditipu oleh dongeng-dongeng
hari-hari ini.
- Kejadian
22: 10-12,
10.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau
untuk menyembelih anaknya.
11.
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12.
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan
kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau
takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Praktik
takut akan TUHAN adalah tidak
menolak apa yang TUHAN minta dari kita.
Jika
TUHAN menggerakkan, kita tidak menolak. Kalau waktu itu TUHAN hanya
meminta
seribu
ekorlembu
, Abraham pasti senang. Tetapi yang
diminta
anaknya (‘sembelih anakmu’), bagaimana? Karena Abraham takut
akan TUHAN, maka Abraham menyembelih anaknya. TUHAN tidak akan
pernah menipu atau merugikan orang yang takut akan TUHAN. Apa yang
TUHAN minta, serahkanlah! Mungkin TUHAN minta seluruh hidup kita
untuk menjadi fulltimer, jangan ragu-ragu, tetapi jangan ngawur
juga (harus sungguh-sungguh panggilan, permintaan dari TUHAN dan
bukan emosi).
Ada orang bertanya kepada saya =>
‘bagaimana tandanya, kalau TUHAN minta saya harus begini,
padahal
saya tidak memiliki
uang, tetapi
disuruh
untuk
berbuat ini’?
Tandanya
adalah
damai sejahtera (“takut
akan TUHAN mendatangkan damai sejahtera”).
Sekalipun TUHAN minta Ishak kepada Abraham, jangan berpikir kalau
Abraham stress,
sehingga
ia berpikir
tujuh keliling, tidak! Abraham merasakan damai sejahtera, karena
dia takut akan TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Amsal
14: 26,
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada
perlindungan bagi anak-anak-Nya.
Ay
26 => ‘ada
ketenteraman yang besar’
=> damai sejahtera yang besar.
Bayangkan saja, Abraham
diminta untuk menyerahkan Ishak anaknya dan diberikan. Kalau
sekarang
ini, TUHAN meminta dosa-dosa kita, bagaimana? Yang jelek inilah
yang diminta. Mana ada orang meminta
sesuatu
yang
jelek => ‘berikan mangga yang berulat kepada ku’ Tidak ada!
Dosa-dosa, itulah yang terjelek. Kalau TUHAN minta dosa,
serahkanlah, Dia akan menanggung semuanya dan kita mengalami
ketenteraman.
Jika
memandang Wajah
TUHAN, kita mengalami damai sejahtera. Bagaimana membayangkannya =>
‘kalau anak kita sakit, lebih baik saya saja yang sakit’ Banyak
orang tua seperti itu. Sedangkan Abraham diminta untuk menyembelih
anaknya, bagaimana? Tetapi kalau takut akan TUHAN, akan
mengalami damai sejahtera. Diminta apa saja, dipanggil apa saja
oleh TUHAN, serahkan.
Dulu saya tidak mengerti panggilan,
saya takut saat dipanggil oleh TUHAN dan
berkata ‘tidak ada
kamusnya’ Tetapi setelah mengerti tentang arti panggilan TUHAN,
saya menyerah dan damai (tidak ada takut lagi). Saya tidak bisa
membayangkan => ‘bagaimana ya, sekolah alkitab?’ Karena saya
bukan dari keluarga hamba TUHAN. Saya berpikir selama sepuluh
tahun, tetapi setelah benar-benar takut akan TUHAN => ‘terserah
Engkau TUHAN’ maka damai sejahtera, mau tidak makanpun damai
sejahtera, semuanya damai sejahtera. Itulah hasil takut akan
TUHAN!
Mari,
jika kaum muda merasa
ketakutan kepada sesuatu, pandanglah Wajah
TUHAN (takut berbuat dosa, serahkanlah apa
yang TUHAN minta). Saya
katakan
kepada Lempin-El => ‘apa yang kamu suka, serahkanlah. Kalau
suka tidur, serahkan kepada TUHAN dan jangan tidur’ Itulah takut
akan TUHAN (memandang Wajah
TUHAN). Jika ada ketakutan, kekuatiran secara jasmani, ada
pikiran-pikiran yang berat => ‘ini bagaimana nanti?’ Serahkan
kepada TUHAN, sampai takut akan TUHAN, baru mengalami damai
sejahtera.
Kalau hati merasa damai
sejahtera, ada Imam
Besar yang
membuat semuanya menjadi indah
=
selesai semuanya. Hati damai sejahtera merupakan dasar atau landasan
untuk Imam Besar hadir ditengah kita. Dia Imam Besar Yang
melayani pelayanan pendamaian. Jika ada hati damai, berarti ada Imam
Besar untuk meneduhkan lautan (menyelesaikan masalah), membuat enak
dan ringan, menjadikan semuanya indah pada waktu-Nya.
1
Tesalonika 5: 23,
24,
23.
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
24.
Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
Ay
23 => ‘Semoga
Allah damai sejahtera’
=> Imam Besar.
Jika
sudah damai sejahtera (melihat Wajah
TUHAN), hasilnya adalah
- Imam
Besar sanggup untuk memelihara dan memberkati kehidupan kita secara
ajaib ditengah kesulitan, kemustahilan dunia.
- Imam
Besar sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan (menyinari dengan
sinar kemuliaan) tubuh, jiwa, roh kita sampai sempurna, sama mulia
dengan Dia.
Kita
menjadi wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang ke dua
kali di awan-awan yang permai. Kita menuju kerajaan
seribu
tahun damai (firdaus
yang akan datang) dan kita menuju Yerusalem Baru/kerajaan
surga/ kota damai untuk selama-lamanya.
Ay
24 ‘Dia yang berjanji, Dia yang setia akan menggenapi janji-Nya’
Perjamuan suci merupakan kesetiaan TUHAN untuk menggenapi janji-Nya.
Dia rela mati untuk kita semuanya. Dia setia untuk menggenapi
janji-Nya.
Sekarang
ini memandang TUHAN mulai dari:
- memandang
Lambung
(kita damai sejahtera),
- memandang
Tangan
(kita damai sejahtera),
- memandang
Wajah
(kita mengalami damai sejahtera yang besar). TUHAN akan menolong
kita semuanya. Serahkanlah semuanya pada TUHAN, pandanglah Dia.
Kalau kita risau, banyak pikiran dihari-hari
ini, ada ketakutan, serahkan kepada TUHAN, sampai kita merasakan
damai sejahtera didalam TUHAN.
TUHAN
memberkati kita. 1