Kita
masih membaca di dalam kitab Wahyu 1: 16, inilah penampilan dari
Pribadi YESUS yang ke empat. Terdapat empat penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan:
Ay
13, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar,
- Ay
14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja
segala raja,
- Ay
15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang
Adil,
- Ay
16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria Surga.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Inilah
penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria
Surga,
yang ditandai dengan:
- ‘di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’
- ‘dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
- ‘wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
Kita
masih mempelajari tanda yang kedua yaitu ‘
dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’.
Waktu yang lalu, kita sudah mendengarkan ‘yang keluar dari Mulut
TUHAN’ ini berbicara soal makanan rohani.
Matius
4: 4,
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari
roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Ay
4 => ‘
Manusia hidup bukan dari roti saja’
=> setan hanya menunjukkan makanan jasmani yang terbuat dari
rumput-rumputan (roti yang berasal dari gandum, padi). Jadi setan
mengarahkan manusia untuk hanya makan rumput, supaya hidupnya seperti
rumput yang kering dan dibakar. Tetapi tidak mau, Dia menunjukkan
makanan yang rohani.
‘
tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah’
=> tadi, ‘
dari mulut-Nya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua’
Jadi
makanan rohani adalah Firman Allah yang
keluar dari mulut-Nya TUHAN.
Ada
dua macam makanan rohani:
- Susu
= Firman
penginjilan
= injil
keselamatan (Efesus 1: 13)
= Kabar
Baik,
yaitu injil
yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke dunia,
mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia berdosa dan
memberkati sampai ke anak cucu = memanggil manusia berdosa untuk
diselamatkan dan diberkati. Jadi orang yang berdosa bisa
diselamatkan lewat Firman penginjilan. Ini sudah terjadi pada dua
ribu tahun yang lalu. Ini merupakan makanan bagi orang-orang yang
belum percaya YESUS, maupun yang baru percaya, supaya bisa
diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN sampai ke anak cucu. Tetapi
tidak cukup sampai disitu saja, sebab itu masih ada makanan yang
kedua.
Ini merupakan panggilan! Tetapi banyak dipanggil,
sedikit dipilih. Oleh sebab itu ada makanan yang ke dua.
- Makanan
keras =
cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus 4: 3-4)
= Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Ibrani 4: 12).
Inilah yang keluar dari mulut YESUS
‘sebilah pedang tajam bermata dua’
Ini sama dengan Kabar Mempelai, yaitu injil yang memberitakan
tentang kedatangan YESUS ke dua kali dalam kemuliaan sebagai Raja
segala raja, Mempelai Pria Surga untuk menyucikan dan menyempurnakan
kita semua = memilih orang yang sudah selamat untuk disempurnakan
seperti YESUS. Tidak semuanya menjadi sempurna, hanya yang dipilih
saja.
Inilah Firman yang memberitakan tentang kedatangan
YESUS yang ke dua kali, sehingga disebut juga Firman nubuat. Ini
belum terjadi tetapi pasti akan terjadi (YESUS akan datang kembali
ke dua kali). Kalau Firman penginjilan sudah terjadi (YESUS mati dua
ribu tahun yang lalu).
Sikap
kita terhadap Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua (Kabar Mempelai):
- Yohanes
6: 60-62, 66
60.
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?"
61.
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah
perkataan itu menggoncangkan imanmu?
62.
Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat
di mana Ia sebelumnya berada?
66.
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan
tidak lagi mengikut Dia.
Ay 60
=> ‘Perkataan ini keras’
=> tajam dan keras. Inilah Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua (‘pedang yang keluar dari mulut
YESUS’). Murid-murid saja tidak mampu
mendengarkannya.
Sikap pertama (sikap negatif):
bersungut-sungut
dan menolak Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua.
Menolak dengan alasan yang
bermacam-macam, misalnya: terlalu lama, keras, dosa-dosa
ditunjukkan, dikatakan seperti anjing dan babi.
Kalau tidak
bisa menerima beritanya atau kabarnya, pasti tidak akan mampu
menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali (ayat 62). Kalau
bersungut-sungut, bahkan menolak Firman pengajaran yang lebih tajam
bermata dua, berarti menolak penyucian.
Akibatnya
tidak tahan untuk menghadapi kedatangan YESUS ke dua kali =
mengundurkan diri dari Firman pengajaran yang benar = tidak lagi
mengikut YESUS. Ini berarti mengikut setan, nabi palsu (suka
mendengarkan Firman yang lucu-lucu dsbnya, bukan Firman yang tajam,
yang menunjukkan dosa), sehingga tersesat dan terhilang selamanya
(binasa untuk selamanya).
- Wahyu
1: 3,
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Ay
3 => ‘kata-kata nubuat’
=> Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua,
yang memberitakan kedatangan YESUS yang ke dua kali. Ini belum
terjadi tetapi pasti akan terjadi.
Sikap kedua (sikap
positif): membaca,
mendengar dan dengar-dengaran (mempraktikkan)
= taat
dengar-dengaran terhadap Firman pengajaran yang lebih tajam dari
pedang bermata dua.
Semoga kita dapat mengerti.
1
Korintus 14: 3,
Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati dan menghibur.
Ay
3 => ‘
Tetapi siapa yang bernubuat’
=> Firman nubuat = Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang
bermata dua = pembukaan Firman.
Jika
kita bisa menerima Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang
bermata dua atau Firman nubuat (mendengar, membaca, mempraktikkan),
Hasilnya
adalah:
- Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua menghibur kita.
Itu sebabnya, kita jangan takut! Sekalipun Firman pengajaran itu
tajam, keras, tetapi juga menghibur kita. Firman
nubuat menghibur kita artinya memberikan
kekuatan ekstra, sehingga:
- kita
dapat sabar dalam penderitaan bersama TUHAN = tidak bersungut atau
mengomel, tidak kecewa, tidak putus asa, bahkan bahagia dalam
penderitaan (tetap mengucap syukur kepada TUHAN). Contohnya:
- mungkin
sekarang kita mengalami penderitaan dalam mengikut-melayani TUHAN
(pulang kantor, lalu beribadah dll), kita harus bersabar.
- mungkin
menderita soal ekonomi atau soal apa saja, mari bersabar dulu.
- Kita
dapat bersabar untuk menunggu waktu-Nya TUHAN. Pasti TUHAN akan
menolong kita tepat pada waktu-Nya. Jangan mencari jalan keluar
sendiri! Jalan keluar diluar Firman, itu jalan buntu dan menuju
kepada kebinasaan. Seringkali disitulah peranan setan, tinggal kita
kuat atau tidak! Saat ada pencobaan, setan datang, lalu mengalihkan
=> ‘jangan mengikuti Firman’. Contohnya: kita sedang dalam
kekurangan uang (harus bayar spp dsb), setan datang => ‘korupsi,
tambal nol saja’ Kalau kita tidak mendengarkan Firman, tidak ada
penghiburan, maka kita sudah mengomel => ‘aku menderita dsb’
Lalu setan menawarkan jalan pintas, jalan singkat yang melawan
Firman tetapi banyak uangnya. Akhirnya kita melakukan hal itu.
Tetapi jika kita mendengarkan Firman, pasti lain! Sebab ada
penghiburan, kekuatan, sehingga kita tidak kecewa, tidak putus asa,
tidak meninggalkan Firman, tetapi mengucap syukur kepada TUHAN dan
kita akan sabar dalam menunggu waktu-Nya TUHAN. TUHAN akan
memberikan jalan keluar tepat pada waktu-Nya. Semoga kita dapat
mengerti.
- Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua menasehati
kita.
Mazmur
73: 24,
Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau
mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Nasihat
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua (mungkin
nasihatnya keras) adalah tuntunan Tangan TUHAN.
Untuk
apa tuntunan Tangan TUHAN?
- Supaya
kita selalu hidup dalam kebenaran dan kesucian (sesuai dengan
Firman). Jangan melenceng
sedikitpun! Saya belajar dari guru dan gembala saya, soal rel. Ini
sederhana saja, kalau rel melenceng sedikit saja, sudah berada di
jurang. Kereta api Malabar, dari Malang ke Bandung melenceng
sedikit saja, sudah sampai di jurang (tidak sampai di Bandung). Ini
tidak main-main! Rel ini harus kita pertahankan.
Jangan
mengatakan => ‘tidak apa-apa kok, memang Firman begini, tetapi
kita masih manusia dll’ Jangan!!! Sebab itu berarti sudah
melenceng dari rel dan tidak pernah bertemu lagi. Jika kita
menambah-nambahi Firman, maka kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Kita harus tetap benar dan suci, sesuai dengan Firman pengajaran
dalam segala bidang; dalam bekerja, bersekolah, menikah, sampai
semuanya.
- Untuk
memberikan jalan keluar bagi kita.
Kalau kita sudah hidup benar dan suci, dituntun oleh TUHAN, maka
jalan-Nya, TUHAN membukakan pintu surga. Kalau kita mau dituntun
oleh TUHAN, jangan pintu di dunia, pintu surga pun bisa terbuka.
Semua pintu-pintu di dunia akan terbuka, sehingga ada jalan keluar
bagi semua masalah di dunia ini, sampai membuka pintu surga
(‘Engkau mengangkat aku ke dalam
kemuliaan’). Itulah nasihat!
Kaum
muda perhatikan! Mungkin nasihatnya agak keras, terutama soal
jodoh. Seringkali saya dianggap ikut-ikut, tidak! Sebenarnya saya
tidak mau ikut-ikut. Kalau benar, saya bahagia dan merasa senang
bisa menikahkan orang. Saya sebagai hamba TUHAN senang sekali,
kalau bisa menikahkan orang, apalagi menikahkan hamba TUHAN
(kemana-mana saya menikahkan hamba TUHAN). Tetapi kalau tidak
benar, saya memberi nasihat yang keras, sampai banyak yang berkata
=> ‘apa itu’ Terserah saja! Yang penting nanti pintu surga
terbuka.
Dalam nasihat Firman pengajaran yang benar, yang
keras, jangankan pintu dunia, pintu masa depan, pintu surga pun
bisa terbuka. Tidak ada kompromi dengan kesalahan! Inilah nasihat
dari Firman pengajaran yang benar.
- Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua membangun
kerohanian kita (1 Korintus 14: 3)
= menyucikan
dan mengubahkan kita, supaya masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus
yang sempurna (Mempelai Wanita surga).
Itulah pentingnya makanan rohani! Semoga kita dapat
mengerti.
Pembangunan (persekutuan) Tubuh Kristus yang benar
harus berdasarkan Firman pengajaran yang benar, sehingga mengarah
kepada YESUS sebagai Kepala. Pembangunan
Tubuh Kristus dimulai dari:
- nikah.
Kita masuk dalam nikah, menjadi suami, isteri, anak, ini juga
membangun Tubuh Kristus. Oleh sebab itu harus berdasarkan Firman
pengajaran yang benar, supaya mengarah kepada YESUS sebagai
Kepala.
- dalam
penggembalaan ini juga membangun Tubuh Kristus.
- antar
penggembalaan (antar gereja). Nanti ibadah persekutuan di Empire
Palace tanggal 14-15, ini membangun Tubuh Kristus, sebab itu harus
berdasarkan Firman pengajaran yang benar, supaya mengarah kepada
YESUS sebagai kepala. Kepala itu Firman pengajaran yang benar.
Permisi saudara, kalau pembangunan atau persekutuan tanpa
pengajaran yang benar akan mengarah kepada serigala dan burung yang
menjadi kepala. Misalnya:
- kita
menikah tidak sesuai pengajaran yang benar => ‘asal menikah,
terserah mau bagaimana?’ Ini hanya mengarah kepada serigala dan
burung = roh jahat dan roh najis = babel.
- kita
beribadah kepada TUHAN, tergembala => ‘hanya sekedar
berkumpul, asal senang’ Tetapi tanpa pengajaran yang benar, itu
mengarah kepada serigala dan burung.
- kita
berfellowship mengundang banyak orang, tetapi tanpa pengajaran
yang benar, itu mengarah kepada serigala dan burung. Jadi kita
harus bertanggung jawab!
Kita
mau menikah, tanggung jawab masing-masing. Kita mau tergembala, saya
sebagai gembala bertanggung jawab => ‘orang-orang yang sudah
mau digembalakan (menyerahkan hidupnya kepada TUHAN), mau dibawa
kemana?’ Dibawa kepada YESUS sebagai Kepala atau kepada serigala
dan burung. Nanti kita mengadakan ibadah persekutuan di Empire
Palace, mau dibawa kemana orang-orang yang datang? Apa hanya
kumpul-kumpul saja. Kalau yang datang tiga ratus hamba TUHAN, berapa
ribu jemaat dibelakangnya? Mau dibawa kemana? Ini sama seperti guru
di kelas, tetapi tidak ada pengajaran (tidak pernah mengajar), mau
apa dikelas? Kalau hanya melawak, cerita-cerita dsb, murid-muridnya
tidak akan pernah lulus ujian nasional.
Kita
harus bertanggung jawab. Bukannya kita merasa paling benar sendiri,
bukan! Tetapi harus menampilkan pengajaran yang benar, supaya
mengarah kepada YESUS sebagai Kepala.
Bagaimana
bukti YESUS tampil sebagai Kepala? Kalau dalam nikah, penggembalaan,
fellowship berdasarkan pengajaran yang benar, akan ada buktinya.
Bukti
YESUS tampil sebagai Kepala:
- Efesus
4: 15, 16,
15.
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah
Kepala.
16.
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Ay 15?
ini mengarah YESUS sebagai Kepala.
Ay 16 => ‘Dari
pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi
satu oleh pelayanan semua bagiannya’ =>
Jika YESUS (pengajaran yang benar) sebagai Kepala, maka ada tubuh
yang melayani (tubuh diikat dalam satu pelayanan).
Bukti
pertama: ada
pelayanan yang benar, artinya:
setiap kehidupan melayani sesuai dengan jabatan pelayanan dari
TUHAN. Contohnya:
- di
rumah tangga, suami melayani sebagai suami, isteri melayani sebagai
isteri, anak melayani sebagai anak.
- di
dalam penggembalaan, gembala melayani sesuai dengan jabatan
pelayanannya (gembala memberi makan sidang jemaat). Pemain musik
melayani sesuai dengan jabatan pelayanannya. setiap kehidupan
melayani dengan kasih, sehingga apapun yang dihadapi kita tetap
taat dengar-dengaran. Melayani dengan kasih bukanlah
‘mengasih-ngasih’ (memberi), ini lain! Pelayan dengan kasih
dimulai dengan taat dengar-dengaran apapun resiko yang kita hadapi,
apapun situasi, kondisi yang dihadapi. Contohnya:
- dalam
rumah tangga. Saat suami masih berpenghasilan, kita taat sebagai
isteri dan anak. Saat suami tidak berpenghasilan (karena sakit),
kita tetap taat. Demikian juga sebaliknya.
- dalam
penggembalaan, mau menghadapi apa saja, kita harus tetap taat
dengar-dengaran.
Kalau
kepala benar, maka semuanya benar (tangan, kaki melayani dengan
benar dan taat). Contohnya: diperintahkan untuk mengambil bolpoint,
maka tangan taat mengambil bolpoint. Kalau tidak taat, susah sekali.
Dalam keadaan haus, diperintah untuk mengambil minum, tetapi tangan
malah mengambil bolpoint, ini bagaimana? Perhatikan Lempin-El yang
mendengarkan. Kita sebagai hamba TUHAN, mungkin dikatakan bodoh,
lemah dsb, tetapi kalau taat, itu membantu sekali. Biarpun kita
dikatakan => ‘hebat khotbahnya, hebat main musiknya’ Tetapi
kalau tidak taat, itu susah sekali (semakin pintar, semakin susah
dibuatnya). Yang penting adalah ketaatan, bukan kepandaian atau
kebodohan.
- Efesus
5: 25-27,
25.
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26.
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
27.
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Efesus
5: 25-27 => Suami sebagai kepala dari isteri. YESUS sebagai
suami.
Bukti kedua:
terjadi
penyucian secara dobel yaitu penyucian dari air dan Firman, supaya
kita menjadi sempurna seperti Dia.
Penyucian dari air menunjuk
baptisan air. Penyucian dari Firman menunjuk Firman pengajaaran yang
benar (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua) = air hujan
Firman pengajaran. Jika YESUS tampil sebagai kepala, terjadi
penyucian yang dobel (sebanyak dua kali dimandikan dalam air). Apa
yang harus disucikan secara dobel? Penyucian terhadap penyakit kusta
sampai menjadi tahir (‘dua kali dibasuh
dengan air’).
Imamat
14: 8, 9,
8.
Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur
seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi
tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus
tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.
9.
Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya:
rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur,
pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi
tahir.
Ay 8 => ‘Orang
yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur
seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi
tahir’ => orang yang sakit kusta
dibasuh satu kali, maka menjadi tahir.
‘Sesudah
itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar
kemahnya sendiri tujuh hari lamanya’ =>
kalau hanya dibasuh satu kali (sudah baptisan air) memang sudah
tahir, tetapi tidak boleh masuk ke rumahnya; tidak boleh bertemu
isteri dan anaknya. Kalau masih terpisah dengan isteri dan anaknya,
apa gunanya? Sebab itu harus dimandikan satu kali lagi.
Ay 9
=> ‘tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia
menjadi tahir => dibasuh dengan air lagi,
jadi dimandikan sebanyak dua kali (dobel) = dua kali penyucian.
Inilah
YESUS tampil sebagai Kepala, buktinya; ada pelayanan yang benar.
Tilik rumah tangga kita, apakah YESUS sebagai Kepala? Dalam
penggembalaan harus ada pelayanan yang benar. Nanti di Empire Palace
apakah ada YESUS sebagai Kepala? Kalau ada pelayanan yang benar, ada
penyucian, maka YESUS akan tampil sebagai Kepala. Dua saksi ini sudah
cukup membuktikan, bahwa YESUS tampil sebagai Kepala. Demikian juga
dalam kehidupan kita masing-masing, kalau kita melayani dengan benar
dan kita mau disucikan secara dobel dari penyakit kusta (dosa kusta),
maka YESUS akan tampil sebagai Kepala.
Apakah
kusta itu?
Kusta adalah
- kebenaran
sendiri (putih tetapi kusta). Kebenaran
sendiri yaitu
- kebenaran
diluar alkitab (diluar Firman pengajaran yang benar). Biarpun
didukung oleh seribu orang => ‘ Ya ini benar, masuk akal’
Tetapi kalau tidak cocok dengan alkitab itulah kebenaran sendiri.
Jadi yang dimaksud kebenaran sendiri itu bukanlah kebenaran satu
orang. Biarpun ada seribu orang yang mengatakan (termasuk profesor,
orang-orang hebat) => ‘ini boleh’, tetapi kalau Firman TUHAN
bilang tidak boleh = kebenaran sendiri. Hati-hati, biarpun semua
gereja bilang => ‘ini tidak apa-apa, kalau zaman sekarang
boleh’ Tetapi kalau Firman TUHAN bilang tidak boleh, itulah
kebenaran sendiri.
- menutupi
dosa dengan cara menyalahkan orang lain. Dia tidak mengaku dosa,
malah menyalahkan orang lain.
- menutupi
dosa dengan cara menyalahkan TUHAN (menyalahkan Firman).
- menutupi
dosa dengan cara pura-pura berbuat baik. Jadi, kebenaran sendiri
harus disucikan, supaya YESUS tampil sebagai Kepala.
- kenajisan,
antara lain:
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba. Inilah yang mengganggu Tubuh
Kristus. Penyakit kusta itu menjalar. Ada satu titik saja, sebentar
lagi sudah satu badan. Kebenaran sendiri itu juga merusak Tubuh
Kristus. Kalau di dalam rumah tangga ada kebenaran sendiri satu
orang saja, maka rumah tangga itu akan hancur. Kalau di dalam
gereja ada kebenaran sendiri satu orang saja (ada gosip dll), akan
menghancurkan gereja. Kalau di dalam fellowship ada kebenaran
sendiri satu orang saja, maka akan persekutuan itu akan hancur.
- dosa
kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah yang
salah. Ini semua harus diperbaiki. Semoga kita mengerti.
- keinginan
akan uang = dosa kejahatan. Contohnya: Gehazi (2 Raja-raja 5). Waktu
Elisa dipakai TUHAN untuk menyembuhkan Naaman. Setelah Naaman
pulang, lalu mau memberi uang dsbnya kepada Elisa, tetapi ditolak
oleh Elisa. Kemudian Gehazi lari mengejar Naaman, lalu berkata =>
‘kami membutuhkan uang’ Akhirnya Naaman memberikan uang kepada
Gehazi. Kemudian Elisa berkata => ‘darimana Gehazi?’ Dijawab
=> ‘tidak darimana-mana’ Elisa berkata => ‘itu uang bisa
kamu gunakan untuk membeli kebun angggur dll, tetapi kusta Naaman
melekat kepadamu’ Jadi kusta adalah keinginan akan uang (dosa
kejahatan) yang membuat kikir, serakah dan dusta. Inilah yang harus
disucikan, baru YESUS dapat menjadi Kepala.
Sekarang
ini bagaimana sikap kita terhadap pedang yang keluar dari Mulut
YESUS? Jangan mengikuti sikap yang negatif (besungut-sungut bahkan
menolak), ini bahaya! Akibatnya dia akan mengikut setan (tidak lagi
mengikut TUHAN) dan binasa.
Kalau
sikap kita membaca, mendengar dan dengar-dengaran,
hasilnya
adalah:
- menghibur.
Ada kekuatan dalam menghadapi apapun, sehingga kita sabar dalam
penderitaan (mengucap syukur kepada TUHAN, tidak tinggalkan TUHAN)
dan sabar dalam menunggu waktu TUHAN (sampai TUHAN menolong kita).
- menasihati
= tuntunan Tangan TUHAN. Sekeras dan setajam apapun Firman, itu
merupakan tuntunan Tangan kemurahan TUHAN (Tangan belas kasih,
Tangan yang berlubang paku). Semakin keras dan tajam Firman TUHAN,
semakin kuat TUHAN memegang kehidupan kita, agar jangan sampai
terlepas dari rel. Kita harus bersyukur, kalau Firman menunjukkan
dosa-dosa kita. Kalau menuntun anak yang manis, mungkin dengan
dipegang kepalanya sudah bisa (karena tahu anaknya tidak akan lari).
Kalau menuntun anak yang nakal (lari-lari), pasti dipegang dengan
keras.
- dibangun
= masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus untuk menerima YESUS sebagai
Kepala. Kalau YESUS sudah tampil sebagai Kepala, maka YESUS tidak
akan melupakan kita (Kepala tidak akan melupakan tubuhnya) = selalu
memperhatikan, mengingat dan bergumul untuk kita. Kalau ada
pelayanan yang benar, berarti ada Kepala yang benar. Kalau
Kepala-Nya suci, kita juga harus suci. Ibu masih dapat melupakan
bayi kandungnya, tetapi Kepala (YESUS) tidak akan melupakan
tubuh-Nya. Kalau kepala melupakan tubuhnya, itu sudah abnormal. Jika
YESUS tampil sebagai Kepala, maka YESUS tidak pernah melupakan kita,
Hasilnya
adalah:
- Yesaya
49: 14,15,
14.
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan TUHANku telah
melupakan aku."
15.
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku
tida akan melupakan engkau.
Ay
14 => bangsa Israel sudah putus asa dan dalam penderitaan =>
‘percuma saja beribadah, semuanya sudah hancur, aku sudah tidak
berbuat salah, mengapa TUHAN sudah meninggalkan aku?’ Tidak akan
pernah! Kalau kita menerima pedang Firman (kita akan dihibur,
dinasihati, dibangun), ada pelayanan yang benar, ada penyucian
hidup, biarpun sekarang kita seperti orang yang terlunta-lunta =>
‘sampai begitu keadaannya’ Tetapi TUHAN tidak pernah melupakan
kita. TUHAN justru memperhatikan dan mengingat kita.
Ay 15 =>
‘Dapatkah seorang perempuan melupakan
bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?’
=> maafkan, sekarang sudah ada ibu-ibu yang membuang bayi
kandungnya.
‘Sekalipun dia
melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau’
=> inilah jawaban dari TUHAN. Kepala dengan tubuh tidak akan
dapat terpisah.
Hasil pertama:
TUHAN
selalu memperhatikan dan mengingat kita seperti bayi yang tidak
berdaya, sehingga TUHAN selalu menggendong kehidupan kita dengan
Tangan anugerah-Nya.
Sehebat apapun kita, hamba TUHAN,
pelayan TUHAN, anak TUHAN hanya seperti bayi yang tidak
berdaya.
TUHAN menggendong kita dengan
Tangan anugerahnya artinya:
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup memelihara, melindungi kita di padang gurun
dunia yang sulit, yang mustahil, sampai zaman antikris, bahkan
sampai hidup kekal. Bayi itu tidak berdaya, bayi berada di kamar
(ada susu kaleng yang banyak) saja tidak berdaya, apalagi hidup di
padang gurun! Tetapi ada Tangan anugerah TUHAN yang menggendong.
YESUS mati di bukit tengkorak, maksudnya adalah Dia sebagai Kepala
yang bertanggung jawab sampai menjadi tengkorak. Jangan diragukan
lagi! Asalkan ada pelayanan yang benar, penyucian (tanda-tanda
tubuh), maka ada Kepala.
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup menolong, menyelesaikan semua masalah kita
tepat pada waktu-Nya = Tangan anugerah TUHAN sanggup melakukan apa
yang tidak bisa kita lakukan, bahkan yang tidak bisa kita pikirkan.
Bayi itu tidak bisa berpikir, digigit nyamuk saja, tidak bisa
berpikir dan tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi ibunya yang
menolong. Kalau sudah tidak bisa apa-apa lagi (‘sumpek’),
waktunya untuk menyerah kedalam gendongan Tangan TUHAN.
- Tangan
anugerah TUHAN memandikan kita dari kotoran-kotoran apa saja =
menyucikan sampai kita menjadi sempurna seperti Dia. Kita menjadi
Mempelai Wanita TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang
ke dua kali di awan-awan yang permai.
Seperti
ibu yang selalu ingat memandikan bayinya, memberi makan bayinya,
menolong saat bayinya sakit. Bayi itu selalu menangis. Jadi bayi
mengingatkan ibunya lewat tangisan. Misalnya: kalau ibunya terlambat
memberikan susu, tidak ada bayi yang mengamuk-ngamuk kepada ibunya,
tetapi hanya menangis saja.
Demikian juga kita, harus banyak
menangis dan menyembah TUHAN. Biarlah TUHAN yang bekerja. Mari kita
menerima pengajaran (‘pedang yang keluar
dari mulut YESUS’) itu sudah cukup; untuk
menghibur, menasihati dan membangun. Mari masuk dalam pembangunan
Tubuh Kristus.
Bagaimana dapat masuk pembangunan Tubuh
Kristus? Masuk nikah, layani dengan benar (sesuai dengan Firman) dan
mengalami penyucian. Masuk dalam penggembalaan, layani dengan benar
(sesuai dengan jabatan pelayanan dan pelayanan penuh dengan kasih
atau ketaatan) sehingga mengalami penyucian. Dalam fellowship,
layani dengan benar sesuai dengan jabatan (jabatan pelayanan
semuanya sama mulia dihadapan TUHAN, tidak ada yang tinggi atau
rendah), dengan ketaatan dan dengan kesucian. TUHAN akan tampil
sebagai Kepala dan Dia mengulurkan Tangan untuk membasuh kita sampai
dengan sempurna.
- Lukas
23: 42, 43,
42.
Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau
datang sebagai Raja."
43.
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari
ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus."
Hasil kedua:
TUHAN mengingat kita
saat kedatangan-Nya yang ke dua kali.
Sekarang kita diingat, bahkan sampai
kedatangan-Nya yang ke dua kali kita akan diingat juga. Penjahat
yang disalibkan disebelah YESUS dapat diingat oleh TUHAN, karena dia
mengingat TUHAN, apalagi kita sebagai pelayan TUHAN! Tentu TUHAN
akan selalu mengingat kita.
Mengingat
TUHAN yaitu:
- menerima
Firman,
- melayani
dengan benar,
- mengalami
penyucian.
TUHAN
akan selalu mengingat kita, sampai kedatangan-Nya yang ke dua kali,
kita akan diangkat bersama-sama dengan Dia di awan-awan yang permai.
Kita berbahagia bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. ALLAH
mengerti dan ALLAH peduli kepada kita, serahkanlah semuanya kepada
TUHAN (kita seperti bayi yang tidak berdaya). TUHAN akan menolong
kita semuanya.
TUHAN
memberkati kita
semuanya.1