Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita berada pada kitab Wahyu 1: 16, ini merupakan penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga.

Wahyu 1: 16, Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Ini merupakan penampilan YESUS yang ke empat; penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga, tandanya adalah

  1. di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang
  2. dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua
  3. wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik

Kita masih mempelajari tanda yang kedua yaitu ‘dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’ Pada ibadah yang lalu kita sudah mendengar dari Ibrani 4: 12.

Ibrani 4: 12, Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Jadi ‘sebilah pedang tajam bermata dua yang keluar dari Mulut YESUS’ sekarang artinya Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua = Firman pengajaran yang benar:

  • Perkataan YESUS Sendiri (keluar dari Mulut YESUS),
  • Firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain. Jadi Firman yang benar itu kalau ayat menerangkan ayat.

Karena YESUS sebagai Mempelai Pria (‘Firman yang keluar dari Mulut Mempelai Pria’), maka Firman ini disebut juga Firman pengajaran Mempelai = Kabar Mempelai. Jadi jangan bingung, sebab memang banyak istilah-istilahnya. Semoga kita dapat mengerti.

Yang penting bagi kita adalah sikap terhadap Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua:

  1. Kisah rasul 5: 33, Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.

    Ay 33 => ‘Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk’ => inilah pedang yang menusuk.

    Sikap pertama: menolak Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang menusuk hati (‘hatinya tertusuk dan mau membunuh rasul-asul’). Ini merupakan sikap negatif.

    Pedang Firman menusuk hati artinya menyatakan dosa-dosa sampai kedalaman hati. Mungkin belum dikatakan, belum dilakukan tetapi sudah ada di dalam hati, pedang Firman sanggup menusuk sampai kedalam hati. Mungkin orang lain tidak tahu; suami, isteri, anak, orang tua tidak tahu, tetapi Firman bisa melihat sampai kedalam hati (menusuk sampai kedalam hati). Saat Firman menusuk, ada yang tidak tahan, sehingga menolak => ‘ini keras sekali, tajam, tidak kuat’

    Akibatnya adalah


    • sakit hati.
    • membunuh = membenci tanpa alasan = antikris yang marah tanpa alasan. Ini berarti masuk dalam kebinasaan.


    Jika menolak Firman, ini berarti binasa untuk selamanya.


  2. Matius 26: 23-25,
    23. Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
    24. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
    25. Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

    Ay 23-24 => Inilah Firman yang keras dan tajam.
    Ay 25 => Inilah sikap Yudas.

    Sikap kedua: mengelak dari Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua ("Bukan aku, ya Rabi?") = tidak mau terkena ketajaman pedang Firman Allah, sehingga dosanya bertimbun-timbun didalam perut hati. Ini masih sikap yang negatif. Tadi sikap pertama menolak Firman; tidak mau, sakit hati, marah. Sikap yang kedua adalah mengelak. Setiap ibadah, Firman menunjukkan dosanya => ‘bukan saya, itu isteri saya’ Dan sebaliknya, isteri berkata => ‘bukan saya itu suami saya, kapok suamiku’

    Akibatnya seperti Yudas: perutnya pecah, isi perutnya terburai keluar = dipermalukan dan binasa untuk selamanya (tidak ada pengampunan lagi). Dosa yang disimpan satu waktu akan dibuka, orang itu akan dipermalukan, tetapi sudah tidak ada pengampunan lagi. Tetapi kalau sekarang mau disucikan oleh pedang Firman (ditusuk oleh pedang Firman) dan mau mengaku dosa, maka akan selamat.

    Yudas tidak mau terkena ketajaman pedang Firman, sampai perut hatinya pecah dan isi perutnya terburai keluar. Sekali lagi lebih baik sekarang kita mendengarkan Firman yang tajam, saat ditusuk Firman, kita mengaku, akhirnya perut hatinya bersih dan tidak pecah. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Kisah rasul 2: 37, Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

    Ay 37 => ini sikap yang tidak mengamuk, tidak mengelak dan mau menerima Firman.

    Sikap ketiga: menerima Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sampai hati terharu (bukan hati marah, hati kotor). Inilah sikap yang positif. Proses menerima Firman sampai hati terharu adalah


    • mendengarkan Firman pengajaran Mempelai dengan sungguh-sungguh. Kalau mendengar Firman dengan sungguh-sungguh, pasti akan mengerti Firman (anak kecil saja dapat mengerti Firman),
    • mengerti Firman pengajaran Mempelai,
    • percaya atau yakin kepada Firman pengajaran Mempelai, sampai Firman pengajaran Mempelai menjadi iman didalam hati. Inilah yang disebut dengan hati terharu. ‘hati percaya (hati terharu), mulut mengaku’ Setelah dosa-dosa ditunjukkan semuanya dan mulut mengaku dosa, maka segala dosa kita diampuni oleh TUHAN dan kita diselamatkan.


    Kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh, sampai mengerti, sampai percaya kepada Firman. Setelah itu Firman pengajaran Mempelai menjadi iman di dalam hati dan menunjukkan dosa-dosa kita, sehingga hati kita terharu dan mulut mengaku dosa-dosa (‘hati percaya, mulut mengaku’). Saat itulah kita diampuni oleh Darah YESUS dan diselamatkan. Jadi mendengarkan Firman seperti sekarang ini, menentukan apakah kita selamat atau tidak? Sekalipun sudah banyak berbuat dosa, tetapi kalau masih mau mendengarkan Firman, maka masih dapat diselamatkan.Yang penting ini saja!

Ada yang mengatakan => ‘percuma, dia tidak akan berubah’ Biarkan saja! Yang penting dengarkan Firman. Tugas kita adalah membawa orang-orang berdosa agar dapat mendengarkan Firman TUHAN. Sekalipun dia sambil mengomel-ngomel, asalkan dia mendengarkan Firman, biarkan saja! Sampai satu waktu kalau Firman bekerja di dalam hati, dia menjadi yakin, itu berarti hatinya ditusuk oleh Firman dan dia menjadi terharu (bukan mengamuk). Setelah itu mulutnya akan mengaku dosa-dosa, dia diampuni apapun dosanya dan diselamatkan oleh TUHAN.

Mempraktikkan Firman pengajaran Mempelai. Jadi harus sampai kepada praktik Firman! Firman pengajaran Mempelai ini praktis, artinya langsung dapat dipraktikkan, tidak perlu bingung-bingung baca buku ini dsbnya. Setelah mendengarkan Firman, mengerti, percaya, lalu mempraktikkan Firman, itu saja! Semoga kita dapat mengerti.

Saya selalu mengatakan, praktik Firman (kehidupan yang taat) = mengulurkan tangan kepada TUHAN; menyerah kepada TUHAN. Contohnya adalah TUHAN berkata kepada Abraham => ‘Abraham sembelihlah Ishak anakmu’, lalu Abraham mempraktikkannya, itulah mengulurkan tangan kepada TUHAN (‘terserah Engkau TUHAN’). Kalau kita mengulurkan tangan kepada TUHAN, maka TUHAN juga akan mengulurkan Tangan kepada kita, sehingga kita hidup di dalam Tangan TUHAN yang kuat. Firman TUHAN itulah Tangan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Jika sikap kita positif, maka ada hasilnya. Jika sikap kita negatif, maka ada akibatnya. Sikap menolak Firman, akibatnya benci seperti antikris. Sikap mengelak, akibatnya perut hatinya penuh dengan kotoran, akhirnya pecah dan binasa. Tetapi kalau sikap kita positif, menerima Firman, maka ada hasil yang kita terima.

Hasilnya adalah:

  1. Ibrani 4: 12, Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    Hasil pertama: Firman ALLAH itu kuat = Firman pengajaran Mempelai (Tangan kasih TUHAN) memberikan kekuatan berlimpah-limpah kepada bejana tanah liat, sehingga kita kuat dan teguh hati. Sehebat apapun kita ini (kaya, pandai, hebat, gerejanya besar dll), kita semua hanyalah tanah liat. Yang sudah hebat-hebat hanya tanah liat, yang tidak hebat pun juga tanah liat. Sebab itu kita butuh kekuatan ekstra, kekuatan berlimpah.

    Kita memerlukan pedang Firman, jika kita menerimanya, sampai mempraktikkannya, maka Firman ALLAH menjadikan kita kuat dan teguh hati. Kuat dan teguh hati artinya:


    • tidak bimbang (tidak gugur) menghadapi ajaran-ajaran palsu, gosip-gosip, dosa-dosa sampai puncaknya dosa, tetapi kita tetap berpegang teguh kepada pengajaran yang benar. Hati-hati banyak yang mau membinasakan kita, termasuk ajaran-ajaran palsu. Jika berpegang teguh dalam pengajaran yang benar, kita tidak akan disesatkan, tidak jatuh dalam dosa. Berpegang teguh kepada pengajaran yang benar = hidup sesuai dengan pengajaran yang benar. Inilah orang yang kuat dan teguh hati! Mau diapakan juga (di phk), tetap hidup sesuai dengan pengajaran yang benar (tidak mau di goyahkan, tidak mau dibimbangkan, tidak mau digugurkan). Contohnya: disuruh korupsi oleh atasan, kalau tidak mau. akan di phk. Akhirnya dia tidak mau korupsi, sekalipun harus di phk.


    • tidak bimbang, tidak kecewa, tidak putus asa dalam menghadapi pencobaan-pencobaan, masalah-masalah sampai masalah yang mustahil, tetapi tetap percaya dan berharap hanya kepada TUHAN, tetap menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah kekuatan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, Firman ALLAH itu kuat (memberikan kekuatan berlimpah-limpah kepada bejana tanah liat). Istilah ‘tetap menyembah TUHAN’ berarti tetap beribadah melayani TUHAN dan tetap menyembah TUHAN (tidak mundur setapakpun). Semoga kita dapat mengerti.

    Sebagai contoh kehidupan yang kuat dan teguh hati, antara lain:


    • Di dalam kitab Daniel, itulah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ini karena kekuatan Firman = kekuatan Tangan kasih TUHAN yang memegang kita.

      Daniel 3: 16-18,
      16. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
      17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
      18. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

      Disuruh menyembah patung emas, inilah ajaran palsu, penyembahan palsu, dosa berhala! Sekalipun raja yang menyuruh, tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap tidak mau. Inilah orang yang kuat dan teguh hati (karena ada kekuatan Firman, kekuatan Tangan kasih TUHAN). Kalau tidak ada Firman, tidak akan kuat. Jangankan raja yang menyuruh, mungkin rt saja yang menyuruh, maka sudah tidak kuat.

      Jadi tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego kuat teguh hati = tidak mau berbuat.

      Daniel 3: 24, 25,
      24. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
      25. Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

      Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi pengajaran palsu, penyembahan palsu, dosa berhala, pencobaan yang mustahil (nyala api yang dipanaskan tujuh kali), tetapi mereka tidak mundur sedikitpun, kuat dan teguh hati (tetap berpegang pengajaran yang benar, hidup sesuai pengajaran yang benar, tetap beribadah melayani dan menyembah TUHAN, percaya dan berharap kepada TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.

      Karena Sadrakh, Mesakh, Abednego kuat dan teguh hati, maka hasilnya adalah


      1. Tangan kasih TUHAN menyertai (‘ada empat orang’) dan melindungi mereka (sekarang kepada kita) dari dosa-dosa, pencobaan, masalah yang mustahil, celaka mara bahaya, dlindungi dari antikris yang berkuasa di bumi selama 3 ½ tahun, sampai dilindungi dari maut dan kebinasaan. Semoga kita bisa mengerti.


      2. Daniel 3: 28, 29,
        28. Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
        29. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

        Sadrakh, Mesakh, Abednego (sekarang bagi kita) dipakai untuk memuliakan dan mengagungkan Nama TUHAN. Jika kita sering bimbang; ikut sana, ikut-ikutan, maka itu memalukan TUHAN. Kuat dan teguh hati inilah yang kita butuhkan! Ini semuanya kekuatan dari Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, tetapi bukanlah kepandaian, kekayaan dsbnya.


    • Yosua juga kehidupan yang kuat dan teguh hati. Yosua ini menggantikan Musa membawa Israel menyeberang ke Kanaan. Jika kuat dan teguh hati, maka akan dipakai oleh TUHAN.

      Yosua 1: 6, Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.

      Jadi, karena Yosua kuat dan teguh hati, maka dipakai oleh TUHAN untuk membawa (memimpin) bangsa Israel menuju ke tanah Kanaan. Tadi Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego dipakai untuk memuliakan dan mengagungkan Nama TUHAN. Sekarang bagi kita di akhir zaman; jika kita kuat dan teguh hati, maka kita akan dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna).


    Kita harus kuat dan teguh hati. Saya ini hampir ‘loyo’, karena ingat ratus-ratus juta disini dan di Malang, sudah mau mundur dan ragu-ragu. Untunglah TUHAN memberikan kekuatan lewat Firman dan TUHAN juga membukakan jalan. Dalam doa penyembahan, saya tadi belajar => ‘kalau Yosua dipakai membawa Israel ke Kanaan’ Semakin jauh dipakai oleh TUHAN, semakin jauh dari Mesir, semakin dekat dengan Kanaan, maka semakin indah. Bukan semakin rugi atau semakin hancur, tetapi semakin indah, semakin bahagia dekat dengan Kanaan.

    Begitu juga dengan kita, kalau kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, maka jalan yang kita tempuh akan semakin indah dan semakin bahagia:


    • dipakai dalam rumah tangga sudah indah, tetapi jika dipakai dalam penggembalaan akan lebih indah lagi.
    • lalu dipakai lagi antar penggembalaan, maka akan lebih indah dan lebih bahagia lagi. Jangan takut! Sekalipun pengorbanan kita lebih banyak, tetapi kita akan menjadi lebih indah dan lebih berbahagia.
    • sampai nanti terbentuk Tubuh yang sempurna => Israel dengan bangsa kafir menjadi satu tubuh, maka itu benar-benar yang terindah. TUHAN tidak pernah menipu. Inilah kita akan dipakai oleh TUHAN, sebab itu, kita harus kuat dan teguh hati.


  2. Firman ALLAH hidup, artinya Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (uluran Tangan kasih TUHAN) sanggup memberikan hidup kepada kita, baik secara rohani maupun secara jasmani:


    • secara rohani: kita dapat hidup benar, hidup suci, hidup damai sejahtera ditengah kegelapan dosa, ditengah ancaman-ancaman, kesulitan-kesulitan dunia. Inilah kekuatan Firman (uluran Tangan kasih TUHAN).


    • secara jasmani. Tadi, Sadrakh, Mesakh, Abednego dapat hidup di dalam api yang dipanaskan tujuh kali. Orang yang melemparkan mereka saja mati, apalagi orang yang dilemparkan? Mungkin bisa menjadi abu. Ternyata Sadrakh, Mesakh, Abednego malah santai-santai (berjalan-jalan dengan bebas) di dalam api. Jadi Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Tangan kasih TUHAN) sanggup memberikan hidup secara jasmani ditengah kemustahilan. Mungkin saudara berkata => ‘sekarang sulit, gaji saya kecil dan tidak cukup, toko sepi dll’ Lebih sulit lagi, kalau hidup di dalam api yang dipanaskan tujuh kali. Jika saudara mulai bimbang => ‘gaji tambah dipotong, kebutuhan tambah besar, toko tambah sepi’ Ingat ini! Mana lebih sulit dengan hidup didalam api yang dipanaskan tujuh kali? Jangankan mau hidup, yang melempar saja langsung mati. Tetapi Firman ALLAH sanggup memberikan kehidupan. Jangan ragu-ragu! Asalkan sikap kita benar. Ini saja yang penting. Seumpama kita sebagai ajudan bupati, lalu diberi perintah, itu sudah senang. Kalau TUHAN yang memberi perintah, kita pasti diberikan hidup. Di dalam kehidupan, kita tidak perlu bingung. Sesuai dengan pekerjaan kita masing-masing, mungkin saudara berkata => ‘saya pedagang, tergantung kepada pembeli’ Tidak! Semuanya tergantung kepada TUHAN. Saya sebagai hamba TUHAN => ‘tergantung kepada jemaat, berapa jumlah jemaat’ Tidak! Semuanya tergantung kepada TUHAN. Jika kita benar-benar mempraktikkan Firman, Dia yang akan bertanggung jawab untuk memberikan hidup secara jasmani ditengah kemustahilan. Tadi, kita bisa hidup secara rohani ditengah kesulitan. Di sekolah banyak yang menyontek, tetapi kita tetap hidup benar. Ini memang sulit, tetapi kita dapat hidup secara rohani, hidup secara jasmani ditengah kemustahilan dan TUHAN akan memberikan masa depan yang indah.


    • Sadrakh, Mesakh, Abednego mendapatkan pengangkatan dari TUHAN yaitu diberikan kedudukan yang tinggi. Jadi tidak hanya dapat hidup secara jasmani ditengah kemustahilan, tetapi juga mendapatkan masa depan yang berhasil dan indah.


    Kita jangan berpikir, kalau kita hidup dari gaji, toko, Tidak! Melainkan kita hidup dari Firman TUHAN = hidup dari Tangan TUHAN, sehingga yang mustahil dapat menjadi tidak mustahil. Inilah yang benar! Semoga kita dapat mengerti.


  3. Firman ALLAH yang lebih tajam dari pedang bermata dua sanggup untuk menyucikan (tajam ke-1) dan mengubahkan (tajam ke-2) kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS.

    1 Timotius 6: 11, Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

    Ay 11 => ‘manusia ALLAH’ = manusia rohani seperti YESUS (manusia yang sudah dibaharui).
    jauhilah semuanya itu’ = ada pada ayat 10.

    1 TImotius 6: 10, Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

    Manusia rohani seperti YESUS yaitu menjauhkan diri dari:


    • keinginan kejahatan (dosa kejahatan) = keinginan akan uang:


      1. kikir artinya tidak bisa memberi.
      2. serakah artinya merampas haknya orang lain (hutang tidak bayar, korupsi), terutama haknya TUHAN (perpuluhan dan persembahan khusus). Kikir dan serakah = menyembah berhala.


    • keinginan najis (dosa kenajisan):


      1. dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
      2. dosa kawin mengawinkan: maaf, dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah yang salah. Mari jauhkan diri dari itu! Saya selalu mengatakan, Firman Allah menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS = Firman Allah mengadakan mujizat rohani terbesar.


    • mengejar keadilan, kesetiaan, kesabaran, kejujuran (“jika ya, katakan ya, kalau tidak, katakan tidak”). Semoga kita bisa mengerti. setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, sampai mendapatkan kasih Allah, sehingga:


      1. kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semuanya,
      2. kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri,
      3. sampai kita bisa mengasihi musuh.

Itulah kasih yang terakhir dan kasih itulah yang menyatukan dan menyempurnakan kita semuanya. Kalau kita mempraktikkan Firman, maka ada kekuatan, ada kehidupan dan ada mujizat. Langkah-langkah kita adalah langkah mujizat, sampai yang terakhir nanti jika TUHAN datang kembali kedua kali, kasih menyatukan dan menyempurnakan = kita diubahkan menjadi sempurna seperti TUHAN.

Kolose 3: 14, Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Jika YESUS datang kembali kedua kali, kasih akan mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan kita sampai menjadi sama dengan YESUS. Kita menjadi Mempelai Wanita yang sama dan sempurna seperti YESUS, yang siap untuk menyambut kedatangannya kedua kali di awan-awan permai. Kita bersama dengan Dia selama-lamanya.

Jangan ragu-ragu kepada Firman. Biarpun Firmannya tajam, keras, itu merupakan uluran Tangan kasih TUHAN. Firman sanggup untuk memberikan kekuatan, kehidupan, menyucikan dan mengadakan mujizat bagi kita semuanya. Langkah hidup kita adalah langkah mujizat. Sampai yang terakhir kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, kita menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Mempelai Pria di awan-awan permai. Kita menyatu dengan Dia selama-lamanya.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 November 2010 (Kamis Sore)
    ... kenajisan. Keledai liar artinya tidak tenang hidupnya buas ganas tidak teratur tidak sopan. Keledai jalang dan keledai liar ditunggangi oleh Bileam yaitu nabi-nabi palsu menuju pada kutukan dan kebinasaan. Petrus Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 September 2023 (Kamis Sore)
    ... diri sendiri dengan firman yang kuat dan hidup yang lebih tajam dari pedang bermata dua yaitu firman pengajaran benar yang menusuk dan menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi sampai kedalaman hati dan pikiran kita. Markus - sebab dari dalam dari hati orang timbul segala pikiran jahat percabulan pencurian pembunuhan perzinahan keserakahan kejahatan ...
  • Ibadah Paskah Malang, 04 April 2010 (Minggu Pagi)
    ... luar Yesus yang tidur di kolong jembatan tetapi dia tidak mengalami pengalaman kematian. Praktek mengalami pengalaman kematian Mati terhadap dosa di manapun dalam kapanpun dalam situasi kondisi apa saja. Baptisan air. Roma . Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Desember 2009 (Sabtu Sore)
    ... harta sorgawi yaitu firman pengajaran yang keras yang lebih tajam dari pedang bermata dua II Korintus - . Proses bagi buli-buli tanah liat untuk diisi dengan firman pengajaran yang keras Mendengar firman pengajaran yang keras dengan sungguh-sungguh. Mengerti firman pengajaran yang keras. Percaya yakin pada firman pengajaran yang keras. Mempraktikkan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Oktober 2023 (Kamis Sore)
    ... tidak menanam Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Pasti diusir dari hadapan Tuhan untuk masuk kematian kedua. Hamba Tuhan pelayan Tuhan yang tidak tergembala dengan benar dan baik tidak berada di ruangan suci kandang penggembalaan. Sehingga ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 Januari 2011 (Selasa Sore)
    ... Posisi domba di sebelah kanan dan posisi kambing di sebelah kiri dari Tuhan. Dasar pemisahannya adalah Hikmat dari SurgaKarakter tabiatPerbuatan-perbuatanDasar pemisahan kambing dan domba berasal dari perbuatan-perbuatan. Matius Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. Dasar pemisahan domba dan kambing ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 12 September 2012 (Rabu Sore)
    ... kedua kali dan tidak menjadi sempurna. Ini berarti menjadi yang terkemudian. Orang yang belum pernah mendengar firman pengajaran bila sekali saja mendengar maka dalam sekejap saja dia bisa menerima firman pengajaran dan disucikan. Sehingga bisa menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Ini berarti menjadi yang terdahulu. Disini akan terjadi pemisahan yaitu yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 November 2010 (Minggu Pagi)
    ... maka akan bisa menjadi teladan bagi orang lain. Yesus sebagai Gembala Agung menjadi teladan sempurna bagi kita terutama dalam hal ketaatan. Tiga kali Yesus memberi teladan dalam ketaatan Pada saat baptisan air. Matius - Lalu Yesus menjawab kata-Nya kepadanya Biarlah hal itu terjadi karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah. Dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Maret 2023 (Minggu Pagi)
    ... pertama dari segala penghasilan kepada Tuhan. Mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus milik Tuhan dengan sukacita. Perpuluhan pengakuan bahwa kita sudah diberkati dan dipelihara oleh Tuhan. Pengakuan bahwa kita dan apa yang kita miliki adalah milik Tuhan tidak bisa diganggu-gugat oleh siapa pun. Persembahan khusus ucapan syukur karena kita sudah diberkati dan dipelihara oleh ...
  • Ibadah Raya Malang, 25 Agustus 2013 (Minggu Pagi)
    ... bersuara lagi. Sebagai contoh dalam Alkitab adalah Abraham taat dengar-dengaran mempersembahkan Ishak anaknya yang tunggal. Kejadian - Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata maka menyesallah TUHAN bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu memilukan hati-Nya. Tetapi ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.