Kita
berada pada kitab Wahyu 1: 16, ini merupakan penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Ini
merupakan penampilan YESUS yang ke empat; penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga,
tandanya
adalah
- ‘di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’
- ‘dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
- ‘wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
Kita
masih mempelajari tanda yang kedua yaitu
‘dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
Pada ibadah yang lalu kita sudah mendengar dari Ibrani 4: 12.
Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita.
Jadi
‘sebilah pedang tajam bermata dua yang keluar dari Mulut YESUS’
sekarang artinya Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua =
Firman pengajaran yang benar:
- Perkataan
YESUS Sendiri (keluar dari Mulut YESUS),
- Firman
yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang
lain. Jadi Firman yang benar itu kalau ayat menerangkan ayat.
Karena
YESUS sebagai Mempelai Pria (‘Firman yang keluar dari Mulut
Mempelai Pria’), maka Firman ini disebut juga Firman pengajaran
Mempelai = Kabar Mempelai. Jadi jangan bingung, sebab memang banyak
istilah-istilahnya. Semoga kita dapat mengerti.
Yang
penting bagi kita adalah sikap terhadap Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua:
- Kisah
rasul 5: 33,
Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka
bermaksud membunuh rasul-rasul itu.
Ay
33 => ‘Mendengar
perkataan itu sangatlah tertusuk’
=> inilah pedang yang menusuk.
Sikap
pertama: menolak
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang
menusuk hati (‘hatinya
tertusuk dan mau membunuh rasul-asul’).
Ini merupakan sikap negatif.
Pedang
Firman menusuk hati artinya menyatakan
dosa-dosa sampai kedalaman hati. Mungkin belum dikatakan, belum
dilakukan tetapi sudah ada di dalam hati, pedang Firman sanggup
menusuk sampai kedalam hati. Mungkin orang lain tidak tahu; suami,
isteri, anak, orang tua tidak tahu, tetapi Firman bisa melihat
sampai kedalam hati (menusuk sampai kedalam hati). Saat Firman
menusuk, ada yang tidak tahan, sehingga menolak => ‘ini keras
sekali, tajam, tidak kuat’
Akibatnya
adalah
- sakit
hati.
- membunuh
= membenci tanpa alasan = antikris yang marah tanpa alasan. Ini
berarti masuk dalam kebinasaan.
Jika
menolak Firman, ini berarti binasa untuk selamanya.
- Matius
26: 23-25,
23.
Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan
tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan
Aku.
24.
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis
tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia
itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak
dilahirkan."
25.
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan
aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah
mengatakannya."
Ay
23-24 => Inilah Firman yang keras dan tajam.
Ay 25 =>
Inilah sikap Yudas.
Sikap kedua:
mengelak
dari Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua
("Bukan
aku, ya Rabi?")
= tidak mau terkena ketajaman pedang Firman Allah, sehingga dosanya
bertimbun-timbun didalam perut hati. Ini masih sikap yang negatif.
Tadi sikap pertama menolak Firman; tidak mau, sakit hati, marah.
Sikap yang kedua adalah mengelak. Setiap ibadah, Firman menunjukkan
dosanya => ‘bukan saya, itu isteri saya’ Dan sebaliknya,
isteri berkata => ‘bukan saya itu suami saya, kapok
suamiku’
Akibatnya seperti
Yudas: perutnya pecah, isi perutnya terburai
keluar = dipermalukan dan binasa untuk selamanya (tidak ada
pengampunan lagi). Dosa yang disimpan satu waktu akan dibuka, orang
itu akan dipermalukan, tetapi sudah tidak ada pengampunan lagi.
Tetapi kalau sekarang mau disucikan oleh pedang Firman (ditusuk oleh
pedang Firman) dan mau mengaku dosa, maka akan selamat.
Yudas
tidak mau terkena ketajaman pedang Firman, sampai perut hatinya
pecah dan isi perutnya terburai keluar. Sekali lagi lebih baik
sekarang kita mendengarkan Firman yang tajam, saat ditusuk Firman,
kita mengaku, akhirnya perut hatinya bersih dan tidak pecah. Semoga
kita dapat mengerti.
- Kisah
rasul 2: 37,
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah
yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Ay
37 => ini sikap yang tidak mengamuk, tidak mengelak dan mau
menerima Firman.
Sikap ketiga:
menerima
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sampai
hati terharu
(bukan hati marah, hati kotor).
Inilah sikap yang positif. Proses
menerima Firman sampai hati terharu adalah
- mendengarkan
Firman pengajaran Mempelai dengan sungguh-sungguh. Kalau mendengar
Firman dengan sungguh-sungguh, pasti akan mengerti Firman (anak
kecil saja dapat mengerti Firman),
- mengerti
Firman pengajaran Mempelai,
- percaya
atau yakin kepada Firman pengajaran Mempelai, sampai Firman
pengajaran Mempelai menjadi iman didalam hati. Inilah yang disebut
dengan hati terharu. ‘hati percaya (hati terharu), mulut mengaku’
Setelah dosa-dosa ditunjukkan semuanya dan mulut mengaku dosa, maka
segala dosa kita diampuni oleh TUHAN dan kita diselamatkan.
Kita
mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh, sampai mengerti, sampai
percaya kepada Firman. Setelah itu Firman pengajaran Mempelai
menjadi iman di dalam hati dan menunjukkan dosa-dosa kita, sehingga
hati kita terharu dan mulut mengaku dosa-dosa (‘hati
percaya, mulut mengaku’). Saat itulah kita
diampuni oleh Darah YESUS dan diselamatkan. Jadi mendengarkan Firman
seperti sekarang ini, menentukan apakah kita selamat atau tidak?
Sekalipun sudah banyak berbuat dosa, tetapi kalau masih mau
mendengarkan Firman, maka masih dapat diselamatkan.Yang penting ini
saja!
Ada
yang mengatakan => ‘percuma, dia tidak akan berubah’ Biarkan
saja! Yang penting dengarkan Firman. Tugas kita adalah membawa
orang-orang berdosa agar dapat mendengarkan Firman TUHAN. Sekalipun
dia sambil mengomel-ngomel, asalkan dia mendengarkan Firman, biarkan
saja! Sampai satu waktu kalau Firman bekerja di dalam hati, dia
menjadi yakin, itu berarti hatinya ditusuk oleh Firman dan dia
menjadi terharu (bukan mengamuk). Setelah itu mulutnya akan mengaku
dosa-dosa, dia diampuni apapun dosanya dan diselamatkan oleh TUHAN.
Mempraktikkan
Firman pengajaran Mempelai. Jadi harus sampai kepada praktik Firman!
Firman pengajaran Mempelai ini praktis, artinya langsung dapat
dipraktikkan, tidak perlu bingung-bingung baca buku ini dsbnya.
Setelah mendengarkan Firman, mengerti, percaya, lalu mempraktikkan
Firman, itu saja! Semoga kita dapat mengerti.
Saya
selalu mengatakan, praktik Firman (kehidupan yang taat) = mengulurkan
tangan kepada TUHAN; menyerah kepada TUHAN. Contohnya adalah TUHAN
berkata kepada Abraham => ‘Abraham sembelihlah Ishak anakmu’,
lalu Abraham mempraktikkannya, itulah mengulurkan tangan kepada TUHAN
(‘terserah Engkau TUHAN’). Kalau kita mengulurkan tangan kepada
TUHAN, maka TUHAN juga akan mengulurkan Tangan kepada kita, sehingga
kita hidup di dalam Tangan TUHAN yang kuat. Firman TUHAN itulah
Tangan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
sikap kita positif, maka ada hasilnya. Jika sikap kita negatif, maka
ada akibatnya. Sikap menolak Firman, akibatnya benci seperti
antikris. Sikap mengelak, akibatnya perut hatinya penuh dengan
kotoran, akhirnya pecah dan binasa. Tetapi kalau sikap kita positif,
menerima Firman, maka ada hasil yang kita terima.
Hasilnya
adalah:
- Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
Hasil
pertama: Firman
ALLAH itu kuat
= Firman pengajaran Mempelai (Tangan
kasih TUHAN) memberikan kekuatan berlimpah-limpah kepada bejana
tanah liat, sehingga kita kuat dan teguh hati. Sehebat apapun kita
ini (kaya, pandai, hebat, gerejanya besar dll), kita semua hanyalah
tanah liat. Yang sudah hebat-hebat hanya tanah liat, yang tidak
hebat pun juga tanah liat. Sebab itu kita butuh kekuatan ekstra,
kekuatan berlimpah.
Kita memerlukan pedang Firman, jika kita
menerimanya, sampai mempraktikkannya, maka Firman ALLAH menjadikan
kita kuat dan teguh hati. Kuat dan teguh hati
artinya:
- tidak
bimbang (tidak gugur) menghadapi ajaran-ajaran palsu, gosip-gosip,
dosa-dosa sampai puncaknya dosa, tetapi kita tetap berpegang teguh
kepada pengajaran yang benar. Hati-hati banyak yang mau
membinasakan kita, termasuk ajaran-ajaran palsu. Jika berpegang
teguh dalam pengajaran yang benar, kita tidak akan disesatkan,
tidak jatuh dalam dosa. Berpegang teguh kepada pengajaran yang
benar = hidup sesuai dengan pengajaran yang benar. Inilah orang
yang kuat dan teguh hati! Mau diapakan juga (di phk), tetap hidup
sesuai dengan pengajaran yang benar (tidak mau di goyahkan, tidak
mau dibimbangkan, tidak mau digugurkan). Contohnya: disuruh korupsi
oleh atasan, kalau tidak mau. akan di phk. Akhirnya dia tidak mau
korupsi, sekalipun harus di phk.
- tidak
bimbang, tidak kecewa, tidak putus asa dalam menghadapi
pencobaan-pencobaan, masalah-masalah sampai masalah yang mustahil,
tetapi tetap percaya dan berharap hanya kepada TUHAN, tetap
menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
kekuatan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, Firman
ALLAH itu kuat (memberikan kekuatan berlimpah-limpah kepada bejana
tanah liat). Istilah ‘tetap menyembah TUHAN’ berarti tetap
beribadah melayani TUHAN dan tetap menyembah TUHAN (tidak mundur
setapakpun). Semoga kita dapat mengerti.
Sebagai
contoh kehidupan yang kuat dan teguh hati, antara lain:
- Di
dalam kitab Daniel, itulah Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Ini karena kekuatan Firman = kekuatan Tangan kasih TUHAN yang
memegang kita.
Daniel
3: 16-18,
16.
Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar:
"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal
ini.
17.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia
akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari
dalam tanganmu, ya raja;
18.
tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja,
bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah
patung emas yang tuanku dirikan itu."
Disuruh
menyembah patung emas, inilah ajaran palsu, penyembahan palsu, dosa
berhala! Sekalipun raja yang menyuruh, tetapi Sadrakh, Mesakh dan
Abednego tetap tidak mau. Inilah orang yang kuat dan teguh hati
(karena ada kekuatan Firman, kekuatan Tangan kasih TUHAN). Kalau
tidak ada Firman, tidak akan kuat. Jangankan raja yang menyuruh,
mungkin rt saja yang menyuruh, maka sudah tidak kuat.
Jadi
tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego kuat teguh hati = tidak mau
berbuat.
Daniel
3: 24, 25,
24.
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera;
berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang
yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?"
Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
25.
Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan
bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang
keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Sadrakh,
Mesakh dan Abednego menghadapi pengajaran palsu, penyembahan palsu,
dosa berhala, pencobaan yang mustahil (nyala api yang dipanaskan
tujuh kali), tetapi mereka tidak mundur sedikitpun, kuat dan teguh
hati (tetap berpegang pengajaran yang benar, hidup sesuai
pengajaran yang benar, tetap beribadah melayani dan menyembah
TUHAN, percaya dan berharap kepada TUHAN). Semoga kita dapat
mengerti.
Karena Sadrakh, Mesakh,
Abednego kuat dan teguh hati, maka hasilnya adalah
- Tangan
kasih TUHAN menyertai (‘ada empat orang’)
dan melindungi mereka (sekarang kepada kita) dari dosa-dosa,
pencobaan, masalah yang mustahil, celaka mara bahaya, dlindungi
dari antikris yang berkuasa di bumi selama 3 ½ tahun, sampai
dilindungi dari maut dan kebinasaan. Semoga kita bisa mengerti.
- Daniel
3: 28, 29,
28.
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh
dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan
hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan
melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena
mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah
mereka.
29.
Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari
bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan
penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan
dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan
puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara
demikian itu."
Sadrakh,
Mesakh, Abednego (sekarang bagi kita) dipakai untuk memuliakan dan
mengagungkan Nama TUHAN. Jika kita sering bimbang; ikut sana,
ikut-ikutan, maka itu memalukan TUHAN. Kuat dan teguh hati inilah
yang kita butuhkan! Ini semuanya kekuatan dari Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua, tetapi bukanlah kepandaian,
kekayaan dsbnya.
- Yosua
juga kehidupan yang kuat dan teguh hati.
Yosua ini menggantikan Musa membawa
Israel menyeberang ke Kanaan.
Jika kuat dan teguh hati, maka akan
dipakai oleh TUHAN.
Yosua
1: 6,
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin
bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada
nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
Jadi,
karena Yosua kuat dan teguh hati, maka dipakai oleh TUHAN untuk
membawa (memimpin) bangsa Israel menuju ke tanah Kanaan. Tadi
Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego dipakai untuk memuliakan dan
mengagungkan Nama TUHAN. Sekarang bagi kita di akhir zaman; jika
kita kuat dan teguh hati, maka kita akan dipakai dalam kegerakan
Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna).
Kita
harus kuat dan teguh hati. Saya ini hampir ‘loyo’, karena ingat
ratus-ratus juta disini dan di Malang, sudah mau mundur dan
ragu-ragu. Untunglah TUHAN memberikan kekuatan lewat Firman dan
TUHAN juga membukakan jalan. Dalam doa penyembahan, saya tadi
belajar => ‘kalau Yosua dipakai membawa Israel ke Kanaan’
Semakin jauh dipakai oleh TUHAN, semakin jauh dari Mesir, semakin
dekat dengan Kanaan, maka semakin indah. Bukan semakin rugi atau
semakin hancur, tetapi semakin indah, semakin bahagia dekat dengan
Kanaan.
Begitu juga dengan kita, kalau kita dipakai dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir, maka jalan yang kita tempuh akan
semakin indah dan semakin bahagia:
- dipakai
dalam rumah tangga sudah indah, tetapi jika dipakai dalam
penggembalaan akan lebih indah lagi.
- lalu
dipakai lagi antar penggembalaan, maka akan lebih indah dan lebih
bahagia lagi. Jangan takut! Sekalipun pengorbanan kita lebih
banyak, tetapi kita akan menjadi lebih indah dan lebih berbahagia.
- sampai
nanti terbentuk Tubuh yang sempurna => Israel dengan bangsa
kafir menjadi satu tubuh, maka itu benar-benar yang terindah. TUHAN
tidak pernah menipu. Inilah kita akan dipakai oleh TUHAN, sebab
itu, kita harus kuat dan teguh hati.
- Firman
ALLAH hidup,
artinya Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua (uluran Tangan kasih TUHAN)
sanggup memberikan hidup kepada kita, baik secara rohani maupun
secara jasmani:
- secara
rohani: kita dapat hidup benar, hidup suci,
hidup damai sejahtera ditengah kegelapan dosa, ditengah
ancaman-ancaman, kesulitan-kesulitan dunia. Inilah kekuatan Firman
(uluran Tangan kasih TUHAN).
- secara
jasmani. Tadi, Sadrakh, Mesakh, Abednego
dapat hidup di dalam api yang dipanaskan tujuh kali. Orang yang
melemparkan mereka saja mati, apalagi orang yang dilemparkan?
Mungkin bisa menjadi abu. Ternyata Sadrakh, Mesakh, Abednego malah
santai-santai (berjalan-jalan dengan bebas) di dalam api. Jadi
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Tangan kasih
TUHAN) sanggup memberikan hidup secara jasmani ditengah
kemustahilan. Mungkin saudara berkata => ‘sekarang sulit, gaji
saya kecil dan tidak cukup, toko sepi dll’ Lebih sulit lagi,
kalau hidup di dalam api yang dipanaskan tujuh kali. Jika saudara
mulai bimbang => ‘gaji tambah dipotong, kebutuhan tambah
besar, toko tambah sepi’ Ingat ini! Mana lebih sulit dengan hidup
didalam api yang dipanaskan tujuh kali? Jangankan mau hidup, yang
melempar saja langsung mati. Tetapi Firman ALLAH sanggup memberikan
kehidupan. Jangan ragu-ragu! Asalkan sikap kita benar. Ini saja
yang penting. Seumpama kita sebagai ajudan bupati, lalu diberi
perintah, itu sudah senang. Kalau TUHAN yang memberi perintah, kita
pasti diberikan hidup. Di dalam kehidupan, kita tidak perlu
bingung. Sesuai dengan pekerjaan kita masing-masing, mungkin
saudara berkata => ‘saya pedagang, tergantung kepada pembeli’
Tidak! Semuanya tergantung kepada TUHAN. Saya sebagai hamba TUHAN
=> ‘tergantung kepada jemaat, berapa jumlah jemaat’ Tidak!
Semuanya tergantung kepada TUHAN. Jika kita benar-benar
mempraktikkan Firman, Dia yang akan bertanggung jawab untuk
memberikan hidup secara jasmani ditengah kemustahilan. Tadi, kita
bisa hidup secara rohani ditengah kesulitan. Di sekolah banyak yang
menyontek, tetapi kita tetap hidup benar. Ini memang sulit, tetapi
kita dapat hidup secara rohani, hidup secara jasmani ditengah
kemustahilan dan TUHAN akan memberikan masa depan yang indah.
- Sadrakh,
Mesakh, Abednego mendapatkan pengangkatan dari TUHAN yaitu
diberikan kedudukan yang tinggi. Jadi tidak hanya dapat hidup
secara jasmani ditengah kemustahilan, tetapi juga mendapatkan masa
depan yang berhasil dan indah.
Kita
jangan berpikir, kalau kita hidup dari gaji, toko, Tidak! Melainkan
kita hidup dari Firman TUHAN = hidup dari Tangan TUHAN, sehingga
yang mustahil dapat menjadi tidak mustahil. Inilah yang benar!
Semoga kita dapat mengerti.
- Firman
ALLAH yang lebih tajam dari pedang bermata dua sanggup untuk
menyucikan (tajam ke-1) dan mengubahkan (tajam ke-2) kehidupan kita
dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS.
1
Timotius 6: 11,
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Ay
11 => ‘manusia ALLAH’ = manusia rohani seperti YESUS (manusia
yang sudah dibaharui).
‘jauhilah
semuanya itu’
= ada pada ayat 10.
1
TImotius 6: 10,
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Manusia
rohani seperti YESUS yaitu menjauhkan diri dari:
- keinginan
kejahatan (dosa kejahatan) = keinginan akan uang:
- kikir
artinya tidak bisa memberi.
- serakah
artinya merampas haknya orang lain (hutang tidak bayar, korupsi),
terutama haknya TUHAN (perpuluhan dan persembahan khusus). Kikir
dan serakah = menyembah berhala.
- keinginan
najis (dosa kenajisan):
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- dosa
kawin mengawinkan: maaf, dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah
yang salah. Mari jauhkan diri dari itu! Saya selalu mengatakan,
Firman Allah menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita dari
manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS = Firman Allah
mengadakan mujizat rohani terbesar.
- mengejar
keadilan, kesetiaan, kesabaran, kejujuran (“jika ya, katakan ya,
kalau tidak, katakan tidak”). Semoga kita bisa mengerti. setia
dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, sampai mendapatkan kasih
Allah, sehingga:
- kita
bisa mengasihi TUHAN lebih dari semuanya,
- kita
bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri,
- sampai
kita bisa mengasihi musuh.
Itulah
kasih yang terakhir dan kasih itulah yang menyatukan dan
menyempurnakan kita semuanya. Kalau kita mempraktikkan Firman, maka
ada kekuatan, ada kehidupan dan ada mujizat. Langkah-langkah kita
adalah langkah mujizat, sampai yang terakhir nanti jika TUHAN datang
kembali kedua kali, kasih menyatukan dan menyempurnakan = kita
diubahkan menjadi sempurna seperti TUHAN.
Kolose
3: 14,
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan.
Jika
YESUS datang kembali kedua kali, kasih akan mengikat, mempersatukan
dan menyempurnakan kita sampai menjadi sama dengan YESUS. Kita
menjadi Mempelai Wanita yang sama dan sempurna seperti YESUS, yang
siap untuk menyambut kedatangannya kedua kali di awan-awan permai.
Kita bersama dengan Dia selama-lamanya.
Jangan
ragu-ragu kepada Firman. Biarpun Firmannya tajam, keras, itu
merupakan uluran Tangan kasih TUHAN. Firman sanggup untuk memberikan
kekuatan, kehidupan, menyucikan dan mengadakan mujizat bagi kita
semuanya. Langkah hidup kita adalah langkah mujizat. Sampai yang
terakhir kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, kita menjadi
Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Mempelai Pria di
awan-awan permai. Kita menyatu dengan Dia selama-lamanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1