Kita
berada dalam kitab Wahyu 1: 13-16,
ini tentang empat penampilan
(wujud) pribadi YESUS dalam kemuliaan:
- Ay
13, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar.
- Ay
14, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja
segala raja.
- Ay
15, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang
Adil.
- Ay
16, penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria Surga (ini yang sedang kita pelajari).
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Inilah
penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga,
yang ditandai dengan:
- ‘di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’
- ’dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
- ‘wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
Kita
masih mempelajari tanda yang kedua yaitu ’
dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’.
Kemarin sudah kita pelajari, malam ini masih diulang. Ini dituliskan
juga dalam Ibrani 4: 12 ‘
dari
mulut YESUS itulah perkataan YESUS sendiri’
W
Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita.
‘
sebilah
pedang tajam bermata dua yang keluar dari mulut YESUS’
adalah Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua = Firman pengajaran Mempelai atau Kabar
Mempelai yang mempersiapkan kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Kita
sudah mendengar ada dua macam pemberitaan Firman; ada Firman
penginjilan dan Firman pengajaran. YESUS sebagai Mempelai Pria
menghendaki supaya kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN lewat pedang
yang tajam. Dan kita juga sudah mendengar tentang penyucian hati
pikiran, sendi, mulut dll.
Sekarang,
kita akan melihat di dalam kitab Keluaran 32, bagaimana pekerjaan
pedang? Ini sangat dibutuhkan oleh gereja TUHAN untuk mempersiapkan
kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN, yaitu harus ada pedang!
Keluaran
32: 27, 28,
27.
Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada
pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari
pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh
saudaranya dan temannya dan tetangganya."
28.
Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu
tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
Ay
28 => inilah pekerjaan pedang.
Ini
dulu benar-benar terjadi, waktu bangsa Israel menyembah berhala.
Sementara Musa berada diatas gunung Sinai untuk menerima dua loh batu
dan tabernakel (sekarang adalah Kabar Mempelai), tetapi dibawah
bangsa Israel menyembah berhala, sehingga TUHAN berkata ‘
angkatlah
pedang, bunuh mereka’
dan tiga ribu yang jiwa terbunuh.
Pedang
membunuh tiga ribu orang, sekarang dalam arti rohani adalah
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan sidang
jemaat sampai mendapatkan angka tiga ribu secara rohani.
Angka
3000 secara rohani = 2000 + 1000 adalah:
Angka
2000 menunjuk ruangan suci. Ukurannya adalah panjang 20, lebar 10,
tinggi 10. Jadi volumenya adalah 20 x 10 x 10 = 2000.
Angka
1000 menunjuk ruangan maha suci. Ukurannya adalah panjang 10, lebar
10, tinggi 10. Jadi volumenya adalah 10 x 10 x 10 = 1000.
2000
(ruangan suci) + 1000 (ruangan maha suci) = 3000.
Jadi
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan sidang
jemaat sampai:
- Hidup
suci dan tekun dalam kandang penggembalaan (ketekunan
dalam 3 macam ibadah pokok). Angka
2000 itu hidup suci (ruangan suci). Ruangan suci itu bicara tentang
hidup suci. Kalau sudah hidup suci, tidak sulit untuk bertekun dalam
kandang penggembalaan. Terdapat 3 macam alat didalam ruangan suci
(kandang penggembalaan), sekarang menunjuk
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- pelita
emas = ketekunan dalam ibadah raya (hari
Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus didalam
karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian).
- meja
roti sajian = ketekunan didalam pendalaman
alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan didalam. Ini
persekutuan dengan Anak ALLAH (YESUS) didalam Firman pengajaran
yang benar dan Kurban Kristus (perjamuan suci).
- mezbah
dupa emas = ketekunan di dalam ibadah doa
penyembahan.
Ini
persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.
Inilah
pekerjaan pedang! Kita tidak dapat menyuruh orang untuk datang
beribadah => ‘mari kesini datang’ Mau diapakan saja, tidak
akan bisa! Tetapi kalau pedang sudah bekerja; menyucikan kita dan
hidup suci, pasti akan tekun.
Mengapa
kita harus bertekun di dalam tiga macam ibadah?
Sebab Allah merupakan ALLAH Tritunggal dan kita terdiri dari tubuh,
jiwa, roh. Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita
bersekutu (melekat) dengan ALLAH Tritunggal, sehingga setan tidak
akan dapat menjamah kita. Bukti bahwa setan
tidak bisa menjamah kita adalah hidup kita
tenang ditengah goncangan.
Kalau hidup sudah tenang, maka
cepat atau lambat akan berbuah manis. Kalau carang sudah melekat
pada pokok anggur (anginnya sudah reda, tenang), maka tinggal
menunggu berbunga, berbuah sampai berbuah manis. Jadi pelan-pelan =>
‘saya sudah bertekun, tetapi mengapa hidup saya masih seperti
ini?’ Nanti saudara akan mengakui, begitu hidup suci, masuk dalam
kandang penggembalaan, bertekun, maka yang tadinya goncang-goncang
akan mulai tenang. Mungkin masalah belum tertolong (stress), tetapi
hati sudah tenang, pikiran tenang. Semoga kita dapat mengerti.
- Sampai
kita sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS
= menjadi
Mempelai Wanita Surga yang siap menyambut kedatangan-Nya yang kedua
kali di awan-awan permai.
Inilah pekerjaan pedang, bukan pekerjaan manusia. Kalau kita bisa
meninggalkan pekerjaan atau pulang kuliah, lalu masuk ibadah
pendalaman alkitab, ibadah doa, ini bukan pekerjaan manusia,
melainkan pekerjaan pedang, sampai satu waktu kita benar-benar
menjadi sempurna seperti YESUS (angka 1000).
Sekarang
sudah nyata bahwa kita berada di dalam angka 2000; mau ada kesulitan
dll, kita masih bertekun, tinggal menunggu satu langkah lagi pasti
nyata juga mencapai angka 1000 (sempurna seperti YESUS). Kita berdoa
supaya di dalam sidang jemaat ada pedang tajam yang keluar dari mulut
YESUS (pedang yang menyucikan dan menyempurnakan).
Kisah
rasul 2: 41, 42,
41.
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Ay
41 => ‘
Orang-orang yang
menerima perkataannya itu’
=> menerima pedang.
Ay
42 => tiga macam ketekunan = ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok.
Jadi
setelah dibaptis, masuk dalam penggembalaan.
‘
Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti’
=> perjamuan suci.
Yang
dipentingkan pada ayat 41 ‘
angka tiga ribu’ Jadi dalam
Kisah rasul 2: 41-42, pedang Firman (pedang penyucian) bekerja untuk
menyucikan bangsa Israel (gereja hujan awal). Lalu bagaimana dengan
kita sebagai bangsa kafir? Puji syukur kepada TUHAN, bangsa kafir
semestinya tidak mendapatkan bagian apa-apa, tetapi pada Kisah rasul
10 terdapat pembukaan pintu bagi bangsa kafir. Kisah rasul mulai
pasal 1 sampai pasal 9, untuk bangsa Israel, sedangkan Kisah rasul
mulai pasal 10, ada cerita tentang Kornelius yang merupakan bangsa
kafir (bukan bangsa Israel).
Kisah
rasul 10: 11-15,
11.
Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain
lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke
tanah.
12.
Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang
menjalar dan burung.
13.
Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai
Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
14.
Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, TUHAN, tidak, sebab aku belum
pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir."
15.
Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya:
"Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau
nyatakan haram."
Waktu
itu Petrus lapar, lalu nampak langit terbuka dan turunlah suatu kain
empat sudut yang di dalamnya terdapat binatang-binatang haram
(berkaki empat); anjing, babi. Lalu TUHAN memerintahkan untuk
menyembelih binatang itu dan memakannya, tetapi Petrus tidak mau.
Petrus adalah orang Israel dan tidak boleh makan binatang haram. Lalu
terdengarlah suara yang kedua kali (ayat 15)
"Apa
yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."
Jadi
binatang haram menunjuk kepada bangsa kafir. Firman yang lebih tajam
dari pedang bermata dua bekerja untuk menyucikan (menyembelih) bangsa
kafir (gereja hujan akhir). Gereja hujan akhir itulah kita semuanya.
Semoga kita dapat mengerti.
Bangsa
kafir = binatang haram seperti anjing dan babi (saya ambil yang
berkaki empat itulah anjing dan babi):
- anjing
itu menjilat muntahnya kembali: perkataannya jahat dan najis, yaitu
dusta, kata-kata kotor, fitnah, gosip-gosip yang tidak baik dll.
- babi
sudah dimandikan masuk lagi ke kubangannya: perbuatannya jahat dan
najis sampai dengan puncaknya dosa yaitu:
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- dosa
kawin mengawinkan: (maaf) dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks sampai nikah yang salah. Inilah bangsa kafir yang
terus berkubang dalam dosa (dimandikan sebentar, masuk lagi ke
kubangannya) dan tidak bisa lepas. Inilah kenyatannya!
Tetapi
puji syukur kepada TUHAN lewat Kisah rasul 10
"Apa
yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan
haram.",
ini
artinya bangsa kafir dari
haram mau dijadikan halal oleh TUHAN lewat penyucian Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua. Kalau bangsa kafir terus menjadi
binatang haram seperti anjing dan babi, maka hanya untuk dibinasakan
selama-lamanya.
Kemurahan
TUHAN adalah langit
terbuka atau surga terbuka bagi bangsa kafir (bangsa kafir juga dapat
masuk surga); bangsa kafir yang merupakan binatang haram dijadikan
halal oleh TUHAN lewat penyucian Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua. Semoga kita dapat mengerti.
Proses
penyucian dan penyempurnaan bangsa kafir (dari binatang haram menjadi
binatang halal yang berkenan kepada TUHAN) lewat pekerjaan Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua:
- Kisah
rasul 10: 11, 12,
11.
Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk
kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke
tanah.
12.
Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang
menjalar dan burung.
Binatang
haram itu berada didalam kain (gambar-gambar binatang haram masuk
didalam kain dengan empat sudut).
Proses
pertama:
bangsa kafir harus masuk dalam kain dengan empat sudut =
penebusan.
Kain dengan empat sudut menunjuk empat Injil untuk empat penjuru
bumi atau untuk seluruh dunia (termasuk bangsa kafir yang ada di
dalamnya). Semoga kita dapat mengerti.
Efesus
1: 13,
Di
dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran,
yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu
percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu.
Bangsa
kafir harus menerima injil keselamatan, sehingga langit terbuka
(surga terbuka bagi bangsa kafir) atau terbuka kesempatan bagi
bangsa kafir untuk mengalami penebusan oleh Kurban Kristus dan
diselamatkan. Waktu yang lalu kita sudah mendengarkan, injil
keselamatan adalah
injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke
dunia, mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia
berdosa.
Tanda-tanda
bangsa kafir menerima injil keselamatan
= menerima
penebusan (seperti binatang-binatang masuk dalam kain dengan empat
sudut):
- percaya
atau iman kepada YESUS sebagai satu-satunya Juru selamat
(Efesus
1: 13 ‘ketika
kamu percaya’).
Jangan ragu-ragu atau dibandingkan dengan yang lain! Ada yang
mengatakan => ‘banyak jalan menuju Roma’ Tidak! Surga
terbuka itu hanya lewat Satu Juru Selamat itulah YESUS. Kita jangan
mengatakan => ‘sama saja, sama saja’ Tidak sama! Hanya YESUS
saja Satu-satunya Juru selamat. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
Musa melihat kerajaan surga di gunung Sinai, kemudian TUHAN
memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi itulah tabernakel.
Tabernakel terdiri dari halaman, ruangan suci dan ruangan maha
suci. Percaya kepada YESUS itu menunjuk masuk pintu gerbang surga
(di halaman tabernakel).
- bertobat
= berhenti
berbuat dosa (mati terhadap dosa) dan kembali kepada TUHAN.
Kalau
sudah percaya YESUS (iman), maka harus berhenti berbuat dosa. Ini
menunjuk mezbah korban bakaran. Dulu binatang-binatang disembelih
(dikorbankan) untuk mengampuni dosa-dosa. Sekarang sudah digenapkan
oleh Kurban Kristus di kayu salib. Dalam mezbah kurban bakaran
biarlah dosa-dosa dibakar, kita berhenti berbuat dosa dan kembali
kepada TUHAN.
- baptisan
air.
Dalam
tabernakel ini menunjuk kolam pembasuhan.
Roma
6: 4,
Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan
air yang benar yaitu
orang yang mati terhadap dosa (bertobat) harus dikuburkan dalam air
bersama dengan YESUS dan keluar dari air (bangkit) bersama YESUS
untuk mendapatkan hidup baru. Hidup yang baru yaitu mengalami
kelepasan dari dosa. Kalau bertobat itu, hanya berhenti berbuat
dosa, tetapi masih dapat kembali lagi berbuat dosa. Tetapi kalau
baptisan air, maka akan mengalami hidup baru = mengalami
kelepasan dari dosa, artinya
sekalipun ada kesempatan, paksaan, keuntungan, ancaman tetap tidak
mau berbuat dosa. Kalau kita sudah mengalami kelepasan dari dosa,
maka kita bisa hidup benar; pekerjaan juga benar,sekolah benar,
naik sepeda motor benar, semuanya benar. Kalau tidak ada polisi,
tidak memakai helm saat mengendarai motor, itu belum hidup baru!
Contohnya lagi, Yusuf dengan isteri Potifar, sekalipun ada
kesempatan berdua saja, tetapi Yusuf tidak mau berbuat dosa.
- Baptisan
Roh Kudus
(‘dimeteraikan
dengan Roh Kudus’).
Dalam tabernakel ini menunjuk masuk pintu kemah (pintu kedua).
Tadi, setelah masuk pintu gerbang, kemudian masuk lagi ke pintu
kemah. Baptisan Roh Kudus = pintu kemah = kepenuhan Roh
Kudus.
Roma
8: 15,
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Ay
15 => ‘kamu
telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah’
=> Roh Allah.
“Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
=> taat dengar-dengaran.
Baptisan Roh Kudus atau
kepenuhan Roh Kudus membuat kita taat dengar-dengaran. Inilah orang
yang selamat! Jadi mulai dari iman atau percaya kepada YESUS,
bertobat, hidup benar, sampai taat dengar-dengaran, inilah bangsa
kafir yang tadinya binatang haram yang harus dibinasakan, sekarang
sudah diselamatkan oleh TUHAN. Jadi selamat itu, percaya YESUS
sampai taat dengar-dengaran.
Jika
taat dengar-dengaran (selamat), hasilnya adalah
- tahan
uji (seperti membangun rumah diatas batu) dalam menghadapi apapun
juga. Tahan
uji artinya:
- tidak
kecewa, tidak putus asa, tidak meninggalkan TUHAN saat menghadapi
apapun juga. Kalau orang gampang merasa kecewa dll, berarti belum
selamat.
- tetap
percaya dan berharap kepada TUHAN.
- tetap
setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Orang yang selamat
itu sudah luar biasa dan ada mujizat dari TUHAN, sehingga kita
tahan uji dalam mengadapi apapun juga. Kita tidak mundur setapak
pun dari TUHAN.
- TUHAN
juga maju untuk memerintahkan berkat kepada kita. Jadi seimbang,
kita tidak mundur, tetapi TUHAN yang maju untuk memerintahkan
berkat. Orang yang taat dengar-dengaran tidak perlu mencari atau
mengejar berkat, tetapi akan dikejar oleh berkat.
Ulangan
28: 1, 2, 8
1.
"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan
melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat
engkau di atas segala bangsa di bumi. 2.
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika
engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
8.
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan
di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang
diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Ay
1 => ‘melakukan
dengan setia segala perintah-Nya’
=
taat dengar-dengaran.
Jadi TUHAN memerintahkan berkat
kepada kita, baik berkat jasmani, berkat rohani, berkat rumah
tangga. Mari bangsa kafir yang tadinya binatang haram, yang
binasa, tidak boleh dimakan (tidak boleh dipersembahkan kepada
TUHAN), tetapi lewat injil keselamatan (kain dengan empat sudut),
maka kita bisa diselamatkan oleh TUHAN. Lewat percaya, bertobat,
baptis air (hidup benar), baptis Roh Kudus (taat dengar-dengaran)
inilah dasar yang kuat, sehingga kita menjadi tahan uji dan dasar
yang kuat untuk menerima berkat TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kisah
rasul 10: 13,
Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai
Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
Ay
13 => ‘sembelihlah’
=> binatang-binatang haram itu disembelih. Tadi binatang-binatang
haram itu, terdapat di kain empat sudut, sekarang binatang itu
diambil dan disembelih.
Proses kedua:
bangsa
kafir harus disucikan (disembelih).
Dengan
apa bangsa kafir disucikan atau disembelih?
Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
Jawabannya
adalah dengan Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua.
2
Korintus 4: 3, 4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua = cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus, yaitu
injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS kedua kali dalam
kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga (bukan lagi
sebagai bayi dan mati di kayu salib) untuk menyucikan kita sampai
sempurna seperti Dia, dan menjadi Mempelai Wanita Surga. Ini juga
disebut sebagai Kabar Mempelai.
Tadi saya belum sebutkan,
jadi ada Firman penginjilan (injil keselamatan) disebut juga sebagai
Kabar Baik. Tadinya bangsa kafir merupakan binatang haram, yang
najis kotor, menderita hidupnya dan harus dibinasakan. Sekarang
dapat hidup benar, diberkati, diselamatkan, taat dengar-dengaran
itulah pekerjaan dari Kabar Baik. Tetapi sesudah itu disembelih atau
disucikan, inilah pekerjaan Kabar Mempelai (Firman pengajaran yang
lebih tajam dari pedang bermata dua). Semoga kita dapat mengerti.
2
Timotius 4: 2,
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.
Isi
dari Kabar Mempelai (Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang
bermata dua) adalah:
- Menunjukkan
atau menyatakan apa yang salah
(‘nyatakanlah
apa yang salah’)
= menyatakan dosa-dosa yang tersembunyi didalam sidang jemaat,
supaya kita bisa sadar akan dosa-dosa, menyesal dan mengaku
dosa-dosa kepada TUHAN dan sesama. Setelah itu Darah YESUS
mengampuni dosa-dosa, supaya kita tidak dihukum. Ini penting! Jadi
kalau ada Kabar Mempelai (pedang), maka tidak ada tempat untuk
menyembunyikan dosa. Kalau kita mau ditolong, kita akan terlepas
dari dosa. Tetapi kalau kita keras (tetap mempertahankan dosa),
nanti tidak akan kuat mendengarkan Firman dan berkata: ‘tidak
kuat, terlalu keras ini, saya tersinggung’
Inilah kegunaan
Firman. Kita datang ke gereja untuk mendengarkan Firman, bukan
untuk mendapatkan berkat, tidak perlu! Sebab itu sudah otomatis.
Kalau kita sudah taat, maka TUHAN akan perintahkan berkat. Jadi
harus mencari pedang yang menyembelih atau menunjukkan dosa-dosa
sampai kita sadar => ‘ternyata saya salah’ (yang selama ini
kita anggap benar, tetapi menurut Firman salah).
- Menegor
(‘tegorlah’),
supaya kita berhenti berbuat dosa, kembali kepada TUHAN (bertobat)
dan hidup benar, hidup suci. Tegoran mungkin keras. Kita sudah
mengaku dosa, diampuni, kadang-kadang keluar gereja sudah berbuat
dosa lagi, sebab itu harus ditegor. Jadi kita ditegor supaya dapat
bertobat (benar-benar stop dari berbuat dosa).
- Menasihati
(‘nasihatilah’).
Inilah
isi dari Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua, jangan takut => ‘jangan ke gereja situ, Firmannya keras,
tajam. Di Malang ada juga istilah dioperasi tanpa obat bius, sakit
sekali’ Tidak mengapa! Kalau sudah sakit, mengaku dosa, bertobat,
nanti Firman itu menjadi nasihat (sudah lembut).
Nasihat
adalah:
- tuntunan
atau bimbingan Tangan TUHAN, supaya kita tetap dalam kehendak
TUHAN, tetap sesuai Firman pengajaran yang benar yaitu hidup benar
dan suci (jangan miring-miring lagi, seperti ada rel nya). Nasihat
itu seperti rel. Sehebat dan secanggih apapun kereta api, kalau
keluar dari rel, maka akan hancur lebur. Demikian juga kita,
sehebat apapun kita dipakai oleh TUHAN, sehebat apapun gereja
kita, mungkin besar dan jemaatnya ribuan (bagi hamba TUHAN),
sehebat apapun pekerjaan dan gaji saudara, kalau keluar dari rel,
maka akan hancur lebur. Sebab itulah ada nasihat (diberikan rel).
Kalau kita dituntun, saat mau jatuh akan diangkat. Ini otomatis!
Misalnya:
- kalau
kita menuntun anak kecil, saat tersandung dan mau jatuh, pasti
langsung ditarik sehingga tidak jadi jatuh.
- kalau
dia mau lari ke jalan raya dan mau ditabrak mobil, akan kita
tarik. Inilah enaknya dituntun. Firman yang diulang-ulang, itulah
tuntunan Tangan TUHAN (kita akan terus dipegang oleh TUHAN).
Ikutilah rel; sesuai kehendak TUHAN, Firman pengajaran yang benar
(hidup benar dan suci). Ini bukan berarti kita benar sendiri,
tetapi harus sesuai dengan Firman pengajaran.
- tuntunan
Tangan TUHAN untuk memberikan jalan keluar dari segala masalah
(mujizat). Jangan bilang => ‘kalau penginjilan ada mujizat,
pengajaran tidak ada mujizat’ Sama saja, ada mujizat juga di
dalam Firman pengajaran. Mungkin ada yang berkata => ‘aduh
oom, saya ikut pengajaran tidak pernah mengalami mujizat’
Jangankan terjadi mujizat, mengaku dosa saja belum. Firman
menunjukkan dosa, kita malah mengamuk => ‘apa itu, tiap kali
datang beribadah, dikatakan anjing dan babi, malas aku’ Lalu
bagaimana mau ada jalan keluar?
Jadi
kita menerima dulu Firman yang menunjukkan dosa (dosa yang
tersembunyi), setelah itu mengaku => ‘ya aku salah, ampuni
TUHAN’. Lalu ditegor, sehingga kita bertobat, hidup benar dan
hidup suci. Barulah Tangan TUHAN diulurkan untuk menasihati dan
membimbing kita => ‘ayo tetap hidup benar dan tetap hidup suci’
Kalau sudah ikuti rel, pasti ada jalan keluar. Jika keluar rel,
sekalipun hanya sedikit saja, itu jalan buntu, bahkan sampai masuk
jurang. Ini tidak main-main, jadi jangan berkata => ‘cuma
selisih sedikit saja’ Beda sedikit saja, tidak akan pernah bertemu
lagi dan sudah jauh. Jangan keluar dari rel atau dari Firman TUHAN
atau alkitab, jangan!
Kalau kita keluar dari rel, kita tidak
akan pernah bertemu lagi dan tidak ada jalan keluar di dalam hidup
kita (jalan buntu dan kebinasaan). Sebab itu kalau meminta nasihat,
kita harus berhati-hati! Dulu bpk pdt Pong mengeluh di depan saya
(waktu itu saya belum menjadi gembala), beliau mengatakan ‘ada
orang yang meminta nasihat kepada gembala, dinasihati, malah meminta
nasihat kepada orang lain’ Akhirnya mengikuti nasihat orang lain
dan hancur.
Itu sebabnya kita jangan sembarangan meminta
nasihat, apalagi nasihat soal nikah. Bpk pdt Totaijs selalu
mengingatkan => ‘kalau nasehat soal nikah harus berhati-hati,
hamba TUHAN pun belum tentu mengerti soal nikah yang benar’ Coba
saudara baca Matius 19, waktu TUHAN berbicara tentang kawin cerai,
murid-murid mengamuk => ‘kalau begitu lebih baik jangan
menikah’ Mereka ini murid-murid YESUS (rasul-rasul) tetapi tidak
mengerti soal nikah. Hanya orang yang diberikan karunia saja yang
dapat mengerti.
Hati-hati kalau meminta nasihat terutama
tentang nikah, sebab ini menentukan nasib hidup kita. Jika menerima
nasihat yang benar, kita mendapatkan jalan keluar (semua pintu di
dunia terbuka) sampai pintu surga terbuka (langit terbuka). Kalau
menerima nasihat yang salah, kita akan ke jurang. Mungkin hidup
sudah enak, tetapi salah sedikit saja (keluar rel sedikit), langsung
berada di jurang. Terutama kami sebagai hamba TUHAN didalam Kabar
Mempelai, tidak main-main. Salah sedikit saja, sudah hancur
pelayanan (merosot). Yang paling saya takutkan adalah kering,
merosot. Kalau lapar dll saya sudah mengalami, kalau kering dan
merosot jangan => ‘jangan merosot dan kering TUHAN, tolong
TUHAN, lebih baik tunjukkan dosa dan saya mengaku dosa’ Inilah
kalau berada di luar nasihat/di luar Firman pengajaran yang benar,
akan langsung kering dan merosot. Semoga kita dapat mengerti.
Sikap
kita adalah
jangan menyembunyikan dosa (keluarkan dosa yang tersembunyi dan akui
dosa). Jika Firman sudah menunjukkan dosa, jangan menyembunyikan
dosa dan jangan marah, supaya pertolongan TUHAN tidak tersembunyi,
hadirat TUHAN atau kedatangan TUHAN ditengah-tengah kita tidak
tersembunyi, sampai kedatangan YESUS yang kedua kali tidak
tersembunyi. Kalau kedatangan TUHAN seperti pencuri, tersembunyi,
maka kita akan ketinggalan dan habis. Kalau kita menyembunyikan
dosa, maka hadirat TUHAN sekarang tersembunyi (pertolongan TUHAN
akan terus tersembunyi), sampai kedatangan YESUS kedua kali
tersembunyi bagi kita, sehingga kita akan ketinggalan, binasa
selamanya.
Di dalam Kabar Mempelai (Firman pengajaran) tidak
bisa main-main! Seperti kereta api di rel, tidak boleh main-main
sedikitpun. Main sedikit saja, sudah tidak sadar kalau sudah berada
di jurang. Terutama saya harus bersungguh-sungguh. Kalau ada dosa
sedikit saja, mungkin ada marah, dendam, sakit hati sedikit saja,
sudah kering dan merosot. Ini yang harus terus diperbaiki. Semoga
kita dapat mengerti.
Matius 15: 21-28, ini cerita tentang
perempuan Kanaan yang percaya. Ini menunjuk kepada bangsa kafir
(anjing).
Matius
15: 21-28,
21.
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan
Sidon.
22.
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya TUHAN, Anak Daud, karena anakku perempuan
kerasukan setan dan sangat menderita."
23.
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya
datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti
kita dengan berteriak-teriak."
24.
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel."
25.
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata:
"TUHAN, tolonglah aku."
26.
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
27.
Kata perempuan itu: "Benar TUHAN, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
28.
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar
imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan
seketika itu juga anaknya sembuh.
Ay
21 => ‘ke
daerah Tirus dan Sidon’
=> daerah bangsa kafir.
Ay 22 => keadaan bangsa kafir
adalah anaknya kerasukan setan, menderita, ada air mata. Inilah
hidup kita sekarang ini.
Ay 24 => Israel adalah domba
dari TUHAN. YESUS diutus hanya untuk domba Israel yang hilang.
Bangsa kafir sebenarnya tidak mendapatkan bagian.
Ay 26 =>
Kalau menggunakan bahasa yang kasar => ‘roti untuk anak tidak
dapat diberikan kepada anjing’ Inilah Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua dan yang dibutuhkan oleh bangsa kafir. Di sinilah
jawaban bagi bangsa kafir yang sangat menderita dan banyak air
mata.
"Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing."
Inilah Firman yang keras, yang langsung menunjukkan dosa-dosa (‘kamu
anjing’).
Inilah
jawaban bagi bangsa kafir.
Jika
disimpulkan:
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua adalah
jawaban TUHAN bagi bangsa kafir = jalan keluar dari TUHAN bagi
bangsa kafir. Jangan mencari Firman yang lawak-lawak dll, tetapi
yang tajam dan keras. Datang ke gereja tidak dipuji-puji, malah
ditusuk. Dibandingkan dengan Markus 7, ini merupakan cerita yang
sama dari ‘perempuan Kanaan’.
Markus
7: 24,
Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk
ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya,
tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
Ay
24 => ‘Ia
masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang
mengetahuinya’
=> ini di daerah kafir dan bangsa kafir tidak boleh tahu (rahasia
bagi bangsa kafir, tersembunyi bagi bangsa kafir), sebab ini hanya
untuk Israel.
‘tetapi
kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan’
=> sampai terjadi dialog tadi “tidak
patut roti untuk anak, diberikan kepada anjing”
Tadinya
memang ‘jangan sampai ada yang tahu kalau YESUS datang’ Tetapi
disini jelas! Jika ada Firman pengajaran yang lebih tajam dari
pedang bermata dua (pembukaan Firman Allah), maka kedatangan TUHAN
(hadirat TUHAN) ditengah-tengah kita tidak dapat disembunyikan =
kedatangan YESUS kedua kali tidak dapat disembunyikan. Kita dapat
mengetahui atau melihat kedatangan-Nya Yang kedua kali di awan-awan
permai dan kita dapat bersama-sama dengan Dia.
Kunci
bagi bangsa kafir
hanyalah Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (pedang).
Kaum muda perhatikan, jangan ikut-ikut yang ramai-ramai, hanya
senang-senang, jangan! Sebab itu bukan jawaban bagi bangsa kafir.
Jawaban bagi bangsa kafir, kalau ada pedang. Awalnya memang bukan
untuk bangsa kafir (‘Aku
diutus hanya untuk domba Israel’),
tetapi jika ada pedang ditengah-tengah kita, maka hadirat TUHAN
tidak dapat tersembunyi = pertolongan TUHAN tidak dapat
tersembunyi), bahkan kedatangan YESUS kedua kali tidak dapat
tersembunyi. Semoga kita dapat mengerti.
‘Dari
mulut YESUS keluar sebilah pedang’
= satu pengajaran. Inilah kunci atau rahasia, bagaimana bangsa kafir
yang seperti anjing babi diangkat oleh TUHAN.
Saya belajar
dari hamba-hamba TUHAN yang sempat saya kenal (hamba TUHAN yang di
didik dalam pengajaran), terutama dari gembala saya; bpk pdt In
Juwono, dan juga bpk pdt Pong Dongalemba. Saya melihat bagaimana
mereka diangkat dan dipakai oleh TUHAN, kuncinya hanyalah ‘sebilah
pedang’
dan jangan dicampur aduk dengan yang lain sekalipun hanya sedikit
saja (jangan ikut-ikutan yang lain). Sebilah pedang itulah merupakan
perkataan TUHAN, ayat menerangkan ayat. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita kembali kepada Matius 15: 21-28, bagaimana
keadaan dari bangsa kafir? anaknya dirasuk setan, sangat menderita.
Kalau anaknya dirasuk setan, ibunya menderita juga; keberadaan dari
ayahnya juga tidak diketahui, ini berarti nikahnya juga hancur. Anak
itu tidak bisa tidur dll, banyak air mata. Di Markus 7, saat anak
itu sudah sembuh, dia bisa tidur.
Inilah keadaan bangsa kafir
diluar Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Jangan
coba-coba keluar dari rel. Kalau sudah tahu mana yang benar, jangan
coba-coba untuk keluar dan berkata ‘ah tidak apa-apa, sedikit
saja’ Jangan! Nanti akan hancur seperti bangsa kafir.
Jadi
keadaan bangsa kafir yang berada diluar Firman pengajaran yang benar
adalah:
- hidup
dalam kenajisan, yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan =
nikahnya rusak (maaf, tidak tahu suaminya dimana), buah nikahnya
hancur (dirasuk setan).
- tidak
ada perhentian atau tidak ada ketenangan (anak yang dirasuk setan
tidak bisa tidur), stress, kalut, bingung, takut, kuatir.
- sangat
menderita, banyak air mata.
- diperhadapkan
kepada hal yang mustahil. Siapa yang dapat melawan setan? Anak yang
dirasuk setan, siapa yang bisa menyembuhkan? Semuanya tidak dapat
menyembuhkan, bahkan dokterpun tidak mampu untuk menyembuhkan.
Siapa
yang bisa menolong? Satu-satunya yang dapat menolong adalah YESUS
sebagai Mempelai Pria Surga yang dari Mulut-Nya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua.
Sekarang
kepada kita artinya
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Kabar
Mempelai). Dituliskan ‘sebilah pedang’ = satu pengajaran saja,
jangan dicampur-campur dengan logika dll, baca saja alkitab. Kalau
pengajarannya beda, berarti relnya sudah beda. Semoga kita dapat
mengerti.
Yang menentukan, apakah dapat ditolong atau tidak
adalah sikap dari bangsa kafir (kita) terhadap Firman pengajaran
yang lebih tajam dari pedang bermata dua. YESUS sudah siap untuk
menolong; YESUS siap untuk menyampaikan Firman yang tajam (‘roti
untuk anak tidak patut diberikan kepada anjing’).
Kalau
sikap kita => ‘saya tidak ditolong, malahan dikatakan anjing =>
wah terlalu! kemudian mengamuk dan berkata => ‘orang jauh-jauh
datang, capek-capek datang, tiba disini hanya di bilang anjing,
tidak ada pujian sedikitpun’ Jika seperti ini, tidak akan
tertolong. YESUS selama dua puluh empat jam, sudah siap untuk
menolong, tinggal bagaimana sikap kita terhadap Firman.
Matius
15: 26, 27,
26.
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
27.
Kata perempuan itu: "Benar TUHAN, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Ay
26 => Inilah Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua =
Firman yang keras (‘kamu
anjing, tidak patut ditolong’).
YESUS sebagai Mempelai Pria Surga datang dengan sebilah pedang tajam
di mulutnya.
Ay 27 => sikap bangsa kafir => ‘benar
TUHAN saya anjing’ Kalau ada anak makan roti, kemudian
‘remah-remahnya’ jatuh, lalu anjing akan menjilat remahan roti
sampai bersih.
Sikap
yang benar terhadap Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua
adalah:
- Sikap
membutuhkan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Kita
datang beribadah (dimanapun saudara beribadah, mendengar siaran
langsung) nomor satu adalah butuh pedang Firman => ‘biar
ditusuk-tusuk, saya membutuhkan pedang’
Sikap
membutuhkan Firman pengajaran yang benar artinya
- tidak
mengantuk. Contohnya: kalau mau transaksi berapa juta sampai
berapa milyar, lalu mengantuk, akhirnya tidak mendapatkan.
- tidak
bosan dll.
- Sikap
membenarkan Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua
(jangan menyalahkan Firman), artinya tidak mengkritik, tidak
bersungut-sungut, tidak menolak => ‘sekalipun Firman itu
tajam, keras, benar TUHAN’ Kalau kita bisa membenarkan Firman,
maka kita bisa melihat kesalahan-kesalahan, kekurangan diri
sendiri. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
sikap kita terhadap Firman. Yang jauh-jauh datang beribadah, jangan
mengantuk, jangan bosan, jangan terganggu konsentrasinya waktu
mendengarkan Firman dan harus bersungguh-sungguh. Inilah sikap
membutuhkan Firman, seperti orang lapar yang makan. Kalau anjing
yang lapar, lalu mendapatkan remah-remah, akan dimakan sampai bersih
semuanya (sampai lantainya bersih dan tidak ada yang ketinggalan
satupun). Sikap kedua itulah membenarkan Firman, sehingga kita bisa
tahu kesalahan diri sendiri (interospeksi diri). Inilah yang penting
hari-hari ini!
Jika sikap kita membutuhkan dan membenarkan
Firman pengajaran yang benar, maka kita dapat mendengar dengan
sungguh-sungguh, mengerti, percaya atau yakin, sampai mempraktikkan
Firman pengajaran yang benar. Kalau pelajaran matematika, hanya
sampai mengerti saja. Misalnya: 2+2 = 4. Tetapi kalau Firman,
setelah mengerti, dilanjutkan percaya atau yakin => ‘biarpun
hidup saya sudah begini, saya percaya ada kekuatan Firman’ Kalau
sudah percaya, dilanjutkan sampai mempraktikkan Firman = taat
dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar apapun
resikonya. Contoh taat dengar-dengaran seperti bapa Abraham yang
taat kepada TUHAN untuk menyerahkan Ishak anak satu-satunya.
Kalau
sudah taat dengar-dengaran kepada Firman, maka kita mengalami
disembelih oleh pedang Firman. Disembelih
oleh pedang Firman artinya
- penyucian
dari kenajisan = dosa makan minum dan kawin mengawinkan (tabiat
bangsa kafir itu jahat dan najis). Kita disucikan sampai berhenti
berbuat dosa (disembelih itu sampai mati). Inilah kekuatan Firman.
Kenajisan itu sudah menjadi karakter bangsa kafir; pikiran najis,
pandangan najis, perbuatan najis.
- penyucian
dari kekuatiran. Tabiat bangsa kafir itu juga kuatir terus. Dalam
Matius 6 ‘janganlah
kuatir akan apa yang dimakan …., itu semuanya dicari oleh
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah
(bangsa kafir)’
Kuatir itu membuat kita tidak dapat setia dalam ibadah pelayanan,
tidak bisa mengutamakan TUHAN dan tidak dapat hidup benar =>
‘nanti kalau …, nanti kalau …’ Contohnya:
- satu
kelas menyontek, nanti kalau aku tidak menyontek, tidak akan naik
kelas. Akhirnya menyontek juga. Inilah kekuatiran, sehingga
hidupnya tidak benar.
- dalam
berdagang. Yang lainnya menjual barang palsu, tetapi mengaku
barang asli => ‘kalau menjual barang asli sungguhan, nanti
tidak akan laku’ akhirnya menjual barang palsu juga, tetapi
dibilang asli.
- penyucian
dari kebenaran diri sendiri.
Matius
15: 25,
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata:
"TUHAN, tolonglah aku."
Ay
25 => "TUHAN,
tolonglah aku."
=> padahal yang sakit itu anaknya. Biasanya kalau anaknya sakit
dibawa ke dokter, ibunya tentu akan berkata => ‘dokter tolong
anak saya’ (bukan tolonglah saya). Kalau anaknya yang sakit, tapi
ibunya berkata => ‘tolonglah saya’, nanti yang diobati
adalah ibunya (bukan anaknya). Yang tidak sakit menjadi sakit. Yang
sakit, bertambah parah.
Dalam Matius 5: 15, perempuan ini
mengatakan "TUHAN,
tolonglah aku."
Seringkali kita ada kebenaran sendiri.
Ibu ini mengakui
bahwa:
- anaknya
menjadi seperti ini gara-gara kesalahan saya,
- nikah
rumah tangga jadi begini, gara-gara aku keras,
- ekonomi
jadi begini, gara-gara aku (mungkin boros dll).
Kalau
kebenaran diri sendiri sudah disucikan, maka bangsa kafir juga
dapat mengakui kesalahan-kesalahan, dosa-dosa dan diampuni oleh
Darah YESUS.
Kebenaran diri sendiri inilah yang membuat
cerai berai dll. Kebenaran
sendiri adalah
kebenaran diluar alkitab. Hati-hati, seringkali alkitab bilang A,
tetapi kita ‘A1 (tambah satu tidak mengapa), sebab ini sudah
biasa di dunia’. Sudah berbuat dosa, tetapi menutupi dosa dengan
cara menyalahkan orang lain (menyalahkan TUHAN). Jika demikian,
tidak akan ada pertolongan. Selama masih ada kebenaran sendiri,
kenajisan, kekuatiran, maka hadirat TUHAN tersembunyi, kedatangan
YESUS kedua kali tersembunyi. Mari, kenajisan, kekuatiran,
kebenaran diri sendiri, disucikan, supaya hadirat TUHAN tidak
tersembunyi.
- yang
terakhir adalah penyucian lidah anjing (lidah anjing itu menjilat
muntah). Penyucian
lidah:
- dari
lidah menjilat muntah (perkataan dusta, fitnah dll) disucikan
menjadi lidah menjilat roti (bisa menikmati Firman). Jangan banyak
ngomong saudara, jika kita banyak bicara yang salah (banyak dusta,
memfitnah), maka tidak bisa menikmati Firman. Jika sudah menjilat
muntah, maka tidak mau menjilat roti. Kita tinggal pilih, mau
menjilat muntah atau menjilat roti! Jika lidah sudah disucikan
(berkata benar dan baik, tidak berdusta lagi), maka:
- lidah
dapat menjilat roti = menikmati Firman pengajaran yang lebih
tajam dari pedang bermata dua (biarpun Firman keras, tajam, dapat
menikmati).
- jika
sudah dapat menikmati Firman (bisa mendengar Firman, mengerti,
percaya, sampai praktik), maka akan kenyang. Jika kenyang, akan
menjadi tenang. Waktu yang lalu sudah diterangkan bahwa di dalam
penggembalaan, kita dapat hidup tenang, sekarang kalau menikmati
Firman, kita akan tenang juga. Selama kita masih berkata =>
‘apa itu Firman, terlalu lama’, maka hidup kita tidak tenang.
Jika lapar, kita tidak akan tenang (tidak dapat tidur). Semoga
kita dapat mengerti.
- di
Hakim-Hakim 7, lidah itu juga menjilat air (kasih Allah), sehingga
dapat menyembah TUHAN. Sebab itu jangan menjilat muntah lagi! Tadi
kalau menjilat roti (Firman), bisa tenang dan kenyang =
puas.
Hakim-Hakim
7: 5-7,
5.
Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah
TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan
lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan
tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk
minum."
6.
Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya,
ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya
berlutut minum air.
7.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus
orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan
menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari
rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat
kediamannya."
Ay
5 => ‘Barangsiapa
yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat’
=> seperti anjing menjilat air.
Ay 6 => inilah anjing
menjilat air (menjilat kasih Allah) sehingga bisa menyembah TUHAN.
Kalau disembelih itu apanya yang disembelih? Lehernya. Jadi
disembelih itu menunjuk pada penyucian leher = penyucian sampai
dapat menyembah TUHAN.
Kita
disucikan dari kenajisan, kebenaran sendiri, kekuatiran, lidah yang
salah dan najis (dusta, fitnah), mari kita berkata benar dan baik.
Setelah itu, barulah kita dapat menjilat roti, sehingga kenyang,
tenang, puas dan dapat menjilat air (menikmati kasih ALLAH),
sehingga kita dapat menyembah Dia (percaya dan berharap kepada
TUHAN). Seharusnya bangsa kafir itu menyembah berhala, tetapi oleh
pekerjaan pedang Firman, maka bisa menyembah TUHAN = percaya dan
mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Hasilnya
adalah
hadirat TUHAN tidak bisa tersembunyi bagi bangsa kafir, untuk:
- menolong
kita,
- mengadakan
mujizat ditengah kita (‘anaknya
yang sakit disembuhkan’),
- menyelesaikan
masalah kita,
- mengangkat
kita menjadi domba-dombanya TUHAN = anjing diangkat menjadi
domba-Nya TUHAN (domba yang digembalakan). Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang
ini kita mendapatkan kemurahan TUHAN, bangsa kafir yang seperti
anjing mau ditolong atau diangkat oleh TUHAN? Mulai dengan
diselamatkan, diberkati TUHAN lewat Injil keselamatan. Kemudian
disembelih atau disucikan sampai tertolong nikahnya, masalahnya juga
tertolong. Sesudah disembelih, maka harus dimakan.
- Kisah
rasul 10: 13,
Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai
Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
Proses
ketiga:
harus
dimakan,
artinya masuk persekutuan (‘makan bersama’) atau
kesatuan.
Persekutuan
terdiri dari dua macam:
- Persekutuan
atau kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna:
bangsa kafir dan Israel menjadi satu (Petrus dan Kornelius menjadi
satu). Tadi, Petrus (bangsa Israel) datang ke rumah Kornelius
(perwira bangsa kafir/orang Romawi). Kita bangsa kafir yang jauh,
harus menjadi dekat (menjadi satu) dengan bangsa Israel.
Efesus
2: 13 -16,
13.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
14.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan,
15.
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan
keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan
itu mengadakan damai sejahtera,
16.
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan
Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu.
Ay
13 => ‘kamu,
yang dahulu "jauh"
=> itulah bangsa kafir.
‘sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus’
=> di dalam perjamuan suci, ada Darah YESUS. Kalau bangsa kafir
dapat menjadi satu, apalagi hanya suami isteri, anak orang tua,
kakak adik, satu gereja? Pasti dapat menjadi satu.
Inilah
Petrus dengan Kornelius menjadi satu (bangsa Israel dengan bangsa
kafir menjadi satu) Tubuh Kristus yang sempurna, lewat merubuhkan
tembok pemisah = lewat berdamai.
Berdamai
adalah
saling mengaku dan saling mengampuni, mulai dari:
- dalam
rumah tangga: antara suami isteri, kakak adik,
- dalam
penggembalaan: antara gembala dengan jemaat, antar jemaat,
- antar
gereja,
- sampai
nanti Israel dengan kafir menjadi satu.
Jadi
sekarang dimulai dari yang jauh dulu. Tubuh Kristus itu dimulai
dari nikah, gereja (penggembalaan), antar gereja, sampai Israel dan
kafir menjadi satu. Kita dapat berdamai dengan kekuatan Darah YESUS
atau Kurban Kristus (perjamuan suci), kalau yang paling jauh saja
dapat menjadi satu, maka yang paling dekat (antara suami isteri
dst) pasti bisa. Yang salah, mengaku sehingga diampuni dan jangan
berbuat dosa lagi. Yang benar, mengampuni dan melupakan. Inilah
kesatuan Tubuh Krsitus.
Mari berdamai semuanya, mulai dari
dalam nikah kita, jangan ada pertengkaran, perkelahian dll,
sehingga kita dapat masuk persekutuan Tubuh Kristus. Hanya lewat
kekuatan Darah YESUS atau Kurban Kristus (perjamuan suci)! Kalau
kita mau makan minum perjamuan suci, maka harus berdamai terlebih
dahulu. Jika ada sesuatu dengan saudara, selesaikanlah. Kalau
jaraknya jauh, bisa ditelepon, mengirim surat dll. Selesaikanlah
semuanya, sehingga kita dapat masuk kesatuan Tubuh Kristus yang
sempurna (Mempelai Wanita).
- Persekutuan
atau kesatuan tubuh dengan Kepala yang tidak dapat dipisahkan lagi
= persekutuan antara kita dengan YESUS sebagai Kepala. Jika kita
sudah masuk dalam kesatuan tubuh, maka tinggal menerima YESUS
sebagai Kepala. Ini juga lewat perjamuan suci! Mari kita juga
berdamai dengan TUHAN.
Yohanes
6: 55, 56,
55.
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman.
56.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia.
Ay
55 => itulah perjamuan suci.
Ay 56 => inilah persekutuan
tubuh dengan Kepala.
Jadi
persekutuan tubuh dengan Kepala ini juga lewat berdamai dengan
kekuatan Darah YESUS atau Kurban Kristus (perjamuan suci). Mari,
sebelum makan minum perjamuan suci, koreksi diri dulu:
- bagaimana
hubungan kita dengan sesama (berdamai dengan sesama)?
- bagaimana
hubungan kita dengan TUHAN (berdamai dengan TUHAN)? Berdamai dengan
TUHAN yaitu mengaku dosa kepada TUHAN dengan sejujur-jujurnya, kalau
diampuni jangan berbuat dosa lagi. Inilah masuk persekutuan, baik
persekutuan dengan sesama (persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna).
Kalau damai, kita dapat tidur (jika dirasuk setan, tidak dapat
tidur), sebab itu kita harus berdamai. Lalu yang kedua, persekutuan
tubuh dengan Kepala.
Saat
kita berdamai dengan TUHAN dan sesama, saat itulah TUHAN di kayu
salib berteriak ‘
sudah selesai’,
artinya Darah
YESUS (perjamuan suci) menyelesaikan dosa-dosa kita. TUHAN bergumul
untuk menyelesaikan dosa-dosa kita, kalau dosa dapat diselesaikan
oleh TUHAN, berarti semuanya dapat diselesaikan oleh TUHAN (masalah
nikah dll selesai). Di kayu salib, TUHAN begitu memperhatikan,
mempedulikan, bergumul bagi bangsa kafir, sampai Dia mengatakan
‘sudah selesai’ Ini harus menjadi keyakinan kita! Asalkan kita
berdamai (ada tanda Darah YESUS), maka semuanya menjadi beres.
YESUS
sebagai Kepala, mati di bukit tengkorak. Tengkorak adalah Kepala yang
mati untuk membela tubuh-Nya (untuk dapat berteriak ‘sudah
selesai’) = untuk menyelesaikan masalah tubuh-Nya. Dia
menyelesaikan dosa, berarti juga menyelesaikan semua masalah kita
sampai masalah yang mustahil, mengadakan mujizat ditengah kita;
masalah penyakit (anak yang dirasuk setan), masalah nikah (nikah yang
hancur), masalah apa saja, Dia dapat menyelesaikannya. Sampai yang
terakhir, di Yerusalem Baru juga ada teriakan ‘
sudah selesai’,
artinya terjadi mujizat yang terakhir, Dia mengubahkan kita
sampai sempurna, sama mulia dengan Dia. Kita layak untuk menyambut
kedatangan-Nya kedua kali dan sampai kita masuk Yerusalem Baru.
Wahyu
21: 4-6,
4.
Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut
tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap
tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah
berlalu."
5.
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah,
karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
6.
Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah
Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi
minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Ay
4 => ‘
Dan Ia akan menghapus
segala air mata dari mata mereka’
=> bangsa kafir ini banyak meneteskan air mata.
Ay
6 =>
"Semuanya telah
terjadi” => semuanya
sudah selesai.
Tadi,
TUHAN berteriak ‘sudah selesai’ di kayu salib. Perkataan yang
terakhir, TUHAN berteriak ‘sudah selesai’ dan di Yerusalem Baru =
Kurban Kristus (perjamuan suci) sanggup menyucikan, mengubahkan,
membaharui kita sampai sama mulia sempurna seperti Dia, kita menjadi
Mempelai Wanita Surga. Jika YESUS datang kembali kedua kali, kita
akan terangkat bersama dengan Dia di awan-awan yang permai. Sesudah
itu kita masuk kerajaan 1000 tahun damai dan sesudah itu kita masuk
Yerusalem Baru. Disana tidak ada air mata lagi, kita benar-benar
berbahagia bersama dengan Dia.
Bangsa
kafir yang semestinya hanyalah anjing, menderita dll, tetapi syukur,
sebab ada pedang Firman untuk menyucikan kita dan ada Kurban Kristus
untuk mendamaikan kita menjadi satu Tubuh. Mari bersungguh-sungguh,
Dia mempedulikan kita, bergumul untuk kita, sampai selesai semuanya,
bahkan sampai di Yerusalem Baru dan tidak ada air mata lagi.
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1