Kita
masih berada dalam Kitab Wahyu 1: 16. Di dalam
rangkaian dari Wahyu 1: 13-16,
ada empat penampilan dari
Pribadi YESUS dalam kemuliaan:
- ay
13, penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar.
- ay
14, penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja.
- ay
15, penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil.
- ay
16, penampilan dari Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga. Dia sebagai
Suami
atau Kepala
dan kita sebagai tubuh, supaya Kepala
dengan tubuh menyatu dan tidak terpisah lagi selama-lamanya.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Inilah
penampilan dari Pribadi YESUS
sebagai Mempelai Laki-laki Surga, dengan
tanda:
- ‘di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’.
Ini sudah kita pelajari.
- ‘dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’.
Ini
yang kita pelajari sekarang
ini.
- ‘wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
Kita
sekarang mempelajari tanda yang kedua ‘
dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
Apa yang keluar dari mulut TUHAN itulah Firman TUHAN (‘
manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari Firman yang keluar dari
mulutnya TUHAN’). Jadi
‘
dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua’,
ini menunjuk Firman TUHAN.
Ada
dua macam pemberitaan Firman TUHAN:
- Efesus
1: 13,
Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika
kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu.
Ay 13 => Inilah
Injil keselamatan supaya kita percaya sampai dimeteraikan Roh
Kudus.
Yang pertama adalah
Injil
keselamatan
= Firman
penginjilan, yaitu injil
yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali di dunia,
mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Pekerjaan
atau aktifitas dari
injil keselamatan adalah
memanggil orang-orang berdosa supaya percaya YESUS dan diselamatkan
= orang-orang didalam gelap dipanggil kepada terang-Nya yang ajaib
(‘dari gelap kepada terang-Nya yang
ajaib’).
Bagaimana orang berdosa
(dalam kegelapan) dapat
menuju kepada terang (keselamatan)? Sebab
di dalam perkara rohani tentu ada
prosesnya.
Prosesnya
yaitu:
- percaya
atau iman kepada YESUS sebagai Satu-satunya
Juruselamat
(tidak boleh bimbang) lewat mendengarkan Firman.
Tidak boleh menganggap semua sama
saja (banyak jalan menuju ke Roma),
jalan ke surga itu hanya satu. Oleh sebab itu banyak mendengar
Firman, supaya dapat
percaya atau iman kepada YESUS.
- bertobat
= berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
Kalau sudah beriman, maka harus
bertobat.
- baptisan
air dan baptisan
Roh Kudus.
Tadi dalam Efesus langsung
dikatakan, setelah percaya lalu
dimeteraikan Roh Kudus. Jadi setelah percaya, bertobat, lalu
baptisan air dan baptisan Roh Kudus = lahir baru atau lahir kembali
dari air dan Roh. Kita dilahirkan oleh ibu kita hanya sebagai
manusia darah daging, cocok untuk hidup di dunia, tetapi tidak
cocok untuk hidup di surga. Oleh sebab itu harus lahir kembali dari
TUHAN yaitu lahir baru dari air dan Roh, sehingga kita mendapatkan
hidup baru (hidup surgawi) yang cocok untuk hidup di surga =
selamat. Jadi baptisan air dan baptisan Roh Kudus itu harus.
1
Petrus 1: 3,
4,
3.
Terpujilah Allah dan Bapa TUHAN kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan,
4.
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak
dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi
kamu.
Hasil
dari baptisan air dan baptisan Roh Kudus (tanda hidup baru) yaitu:
- ay
3 => ‘Terpujilah
Allah dan Bapa TUHAN kita YESUS Kristus, yang karena rahmat-Nya
yang besar’
=> jadi kalau mau masuk baptisan air yang benar dan baptisan Roh
Kudus itu merupakan rahmat TUHAN dan tidak sembarangan orang.
Saudara bisa baca di permulaan Injil, saat Yohanes Pembaptis
memberitakan tentang baptisan, banyak yang menolak.
‘telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan YESUS Kristus dari antara
orang mati’
=> mati, bangkit, hidup baru inilah baptisan air dan baptisan
Roh Kudus.
‘kepada
suatu hidup yang penuh pengharapan’
=> tanda hidup baru (hidup surgawi) adalah hidup yang penuh
pengharapan.
Tanda
pertama: hidup yang
penuh pengharapan,
artinya kita hanya percaya dan berharap sepenuh kepada TUHAN (bukan
kepada yang lain). Ini bisa dibuktikan saat-saat kita mengadapi
pencobaan, kesulitan, kemustahilan, kita berharap kepada siapa?
Percaya dan berharap sepenuh kepada YESUS itu seperti bayi yang
hanya menangis. Saat menghadapi kesulitan dll, kita tidak dapat
berbuat apa-apa, kita hanya seperti bayi
yang hanya menangis dan Tangan
TUHAN lah yang menolong semuanya.
- ay
4 => ‘untuk
menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa’
=> yang kekal itulah Firman ALLAH
(di
dlm terj.lama ‘warisan
yang tidak dapat
binasa’).
Tanda
kedua:‘menerima
suatu bagian yang tidak dapat binasa’
=
gemar
menerima
Firman ALLAH.
Kalau manusia daging gemar makan nasi dll, ini berarti sehat
dagingnya. Begitu juga rohani kita, kalau kita gemar makan Firman,
berarti kerohanian
kita sehat
(hidup baru). Kalau menyanyi senang, tetapi kalau Firman tidak
suka, ini berarti sudah gawat (tidak kekal dan sudah berbau
neraka)! Mari kita periksa diri kita => ‘saya ini hidup baru
atau belum! Saya sudah mengikut TUHAN sekian tahun, sudah selamat
atau belum!’?
Tanda
kalau
kita
sudah
selamat
adalah:
- hidup
penuh pengharapan (hanya percaya dan berharap kepada TUHAN),
- menerima
bagian yang tidak dapat binasa (gemar menerima atau mendengar
Firman ALLAH).
Orang selamat (hidup kekal) itu menerima yang kekal.
- ‘tidak
dapat cemar
yang’.
Kita hidup di dunia ini tetapi
tidak
dapat cemar, seperti bunga bakung di kolam atau di rawa-rawa. Bunga
bakung ini masuk di kolam, tetapi kalau matahari terbit dia terkena
sinar dan warnanya tetap putih (tidak jadi hitam atau tidak
tercemar). Misalnya:
- Di
lingkungan sekolah banyak yang cemar (banyak dusta, menyontek
dll). Kalau di sekolah kita ikut-ikut dusta, menyontek, berarti
kita tidak selamat. Kita harus seperti bunga bakung, kalau
matahari bersinar (ada kasih ALLAH),
maka kita menjadi saksi TUHAN (kolam tetap hitam, tetapi bunganya
tetap putih). Inilah tidak tercemar!
- Di
pekerjaan juga banyak pencemaran.
- Di
jalan raya juga banyak pencemaran. Saat lampu merah, banyak
kendaraan yang menerobos lewat. Kalau kita ikut, berarti kita
tercemar. Sampai dimana-mana banyak pencemaran.
Kalau
kita menerima Injil keselamatan; percaya, bertobat, lahir baru dari
air dan Roh, hidup baru (hidup surgawi), maka kita tidak tercemar =
tetap hidup dalam kebenaran. Yang lain berbuat dosa, tetapi kita
tetap hidup dalam kebenaran.
- ‘yang
tidak dapat layu’
Daging
itu layu; cepat bangga => ‘luar biasa-luar biasa’, tetapi
cepat merasa
kecewa
Kalau ‘tidak dapat layu’ berarti
- tidak
kecewa, tidak putus asa, tidak meninggalkan TUHAN saat menghadapi
apapun juga.
- tetap
setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
- tidak
bangga saat kita diberkati, berhasil, tetapi selalu mengucap
syukur kepada TUHAN => ‘semuanya hanya karena Engkau TUHAN,
bukan karena aku’ Inilah hidup baru (hidup surgawi),
keselamatan!
- ‘yang
tersimpan di sorga bagi kamu’,
artinya kalau sudah percaya,
maka kita akan
bertobat, lahir baru/hidup
baru (hidup surgawi)
sekali-pun
kita masih hidup di dunia tetapi bersuasana surga (salah satunya
adalah damai sejahtera). Ini yang
harus
kita jaga!
Damai
sejahtera
=
- tidak
ada iri hati, tidak ada kepahitan.
Inilah makanan yang pertama, injil
keselamatan. Ini harus dipertahankan! Hati-hati banyak yang
dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Sudah selamat, tetapi tidak
dapat
masuk ke surga. Seperti Israel sudah keluar dari Mesir (selamat),
tetapi hanya dua orang yang masuk ke Kanaan.
- hati
tenang
merupakan landasan yang kuat untuk menerima berkat-berkat dari
TUHAN. Kalau landasannya kuat seperti bandara, pesawat pasti
datang. Sudah selamat, hidup damai sejahtera, diberkati, itu sudah
bagus, tetapi hati-hati banyak dipanggil, sedikit dipilih (banyak
yang selamat, tetapi sedikit yang sempurna). Oleh sebab itu masih
ada pemberitaan Firman yang kedua, yang YESUS tampilkan di
Mulut-Nya
‘ada sebilah pedang
yang tajam
bermata dua’
- 2
Korintus 4: 3,
4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
ay
4 => ‘yang
adalah gambaran Allah’
=> Wujud
ALLAH.
Tadi,
Injil keselamatan memang berurusan dengan orang berdosa, sebab itu
YESUS harus menjadi bayi, dewasa, mati di kayu salib untuk
menyelamatkan orang berdosa. Tetapi nanti saat kedatangan YESUS
kedua kali, sudah
tidak berurusan lagi dengan
dosa (sedikitpun tidak boleh ada dosa).
Yang kedua adalah
‘cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus’
= Firman
pengajaran =
Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Cahaya (sinar laser) itu lebih tajam
dari pedang.
Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
ay
12 => ‘ia
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kitaI’ =>
sampai
kedalam hati.
Cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus = Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua yaitu injil
yang memberitakan tentang kedatangan YESUS kedua kali dalam
kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga untuk
menyucikan kita (orang yang sudah selamat), sampai sempurna (tak
bercacat cela) seperti Dia. Kita menjadi mempelai wanita-Nya. Inilah
sebabnya disebut juga Kabar
Mempelai,
sedangkan Firman penginjilan disebut
Kabar
Baik.
Nanti
saat kedatangan YESUS kedua kali, tidak boleh ada dosa sedikitpun,
sebab itu di gereja harus ada pedang Firman. Kita akan terus menerus
disucikan dan saat TUHAN datang kembali, kita akan selamat sampai
menjadi sempurna.
Kita menjadi Mempelai
Wanita
yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS kedua kali di awan-awan
yang permai. Jadi disebut Kabar
Mempelai,
sebab memberitakan YESUS sebagai Mempelai Pria dan mempersiapkan,
menyucikan kita menjadi Mempelai
Wanita.
Sedangkan Firman
penginjilan memanggil orang yang berdosa, untuk percaya YESUS,
diselamatkan dan diberkati.
Aktifitas
Firman pengajaran adalah memilih dari
orang-orang yang sudah selamat untuk disempurnakan seperti YESUS dan
menjadi Mempelai
Wanita.
Disinilah
banyak yang gugur ‘banyak yang dipanggil dan sedikit yang dipilih’
Kita harus berhati-hati!
Banyak orang yang sudah selamat (puas dengan percaya YESUS, selamat
dan diberkati), tetapi menolak pedang, sehingga gugur seperti bangsa
Israel. Ini berarti tidak
dapat menjadi sempurna, tidak layak untuk
menyambut kedatangan YESUS kedua kali, ketinggalan saat YESUS datang
dan binasa untuk selamanya. Mari, Firman penginjilan itu penting!
Kalau tidak ada Firman penginjilan, tidak akan ada saya disini,
sebab saya
bukan keturunan orang Kristen atau hamba TUHAN, hanya karena Firman
penginjilan, maka saya percaya YESUS, diselamatkan dan diberkati
TUHAN (ada landasan yang kuat). Tetapi jangan cukup sampai landasan
atau dasarnya saja, sebab itu mesti dibangun (disucikan) dengan
pedang Firman sampai kita menjadi
sempurna seperti YESUS (Tubuh
Kristus yang sempurna). Semoga kita dapat
mengerti.
‘banyak
dipanggil dan sedikit yang dipilih’ Jadi tidak semuanya dipilih,
sebab banyak kehidupan yang sudah selamat, tetapi menolak pedang
Firman, sehingga tidak dapat menjadi
sempurna. Jangan menolak pedang Firman! Ada Firman penginjilan,
setelah itu dilanjutkan Firman pengajaran. Firman penginjilan disebut
juga susu untuk bayi-bayi, sesudah itu dilanjutkan makanan keras.
Semoga kita dapat mengerti.
Banyak
yang menolak pedang Firman, karena terlalu tajam, terlalu lama. Susu
dengan makanan keras memang berbeda. Minum susu sambil tidur dll,
pasti bisa. Kalau makan makanan keras, harus mengunyah dulu. Ini
memang berbeda, tetapi sasarannya menuju kepada
kesempurnaan. Tadi, ada proses dari gelap menuju terang
(proses keselamatan). Sesudah selamat masih ada proses untuk menuju
kesempurnaan.
Proses
dari selamat menuju kesempurnaan:
- Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
Proses
pertama: Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan hati,
sendi dan sumsum (bagian dalam).
Penyucian
bagian dalam, antara lain:
- Dimulai
dari penyucian hati terlebih dahulu.
Matius
15: 19,
Karena dari hati timbul (1)segala
pikiran jahat, (2)pembunuhan,
(3)perzinahan,
(4)percabulan,
(5)pencurian,
(6)sumpah
palsu dan (7)hujat.
ay
19 => ‘segala pikiran jahat’
=> prasangka buruk dll.
‘pembunuhan’
=> kebencian-kebencian.
‘pencurian’
=> mencuri milik TUHAN, milik sesama dll.
‘sumpah
palsu’ => termasuk dusta.
‘hujat’
=> menghujat TUHAN (menghujat Firman pengajaran yang benar),
menghujat orang-orang suci. Menghujat sesama itu dimulai dari
memfitnah, menjelek-jelekkan.
Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua menyucikan hati kita dari tujuh keinginan jahat
dan najis. Angka tujuh itu sempurna. Jika hati sudah disucikan dari
tujuh keinginan jahat dan najis (keinginan jahat najis dibuang),
maka hati akan diisi oleh
Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya (Roh Kudus dengan tujuh
wujudnya). Kalau yang negatif dibuang, maka yang positif masuk.
Pada kitab
Wahyu, terdapat tujuh Roh Allah, ini bukan berarti Roh TUHAN ada
tujuh, bukan! Roh TUHAN itu satu, tetapi wujudnya tujuh.
Yesaya
11: 1-3,
1.
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan
tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
2.
(1)Roh
TUHAN akan ada padanya, (2)roh
hikmat dan (3)pengertian,
(4)roh
nasihat dan (5)keperkasaan,
(6)roh
pengenalan dan (7)takut
akan TUHAN;
3.
ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi
dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata
orang.
ay
1 => ‘Suatu
tunas akan keluar dari tunggul Isai’
=> itulah YESUS.
ay
2 => Roh
Kudus dengan tujuh manifestasinya.
‘Roh
TUHAN akan ada padanya’
=> Roh Kudus itu bukan roh daging, roh setan, roh dunia, tetapi
Roh TUHAN.
Inilah Roh Kudus
dengan tujuh manifestasinya, mulai dari Roh TUHAN sampai Roh takut
akan TUHAN. Kalau hati sudah disucikan => (tidak
perlu berkata
kalau hati saya suci),
maka pasti orang
itu akan takut akan TUHAN.
Bukti
dari takut akan TUHAN,adalah:
- takut
berbuat dosa. Mungkin tidak ada orang, guru, pendeta, jemaat atau
tidak ada siapa saja, tetapi ada TUHAN (dia takut akan TUHAN).
‘kesenangannya
ialah takut akan TUHAN’,
dalam terjemahan lama ‘bernafas
dengan takut akan TUHAN’ Saya lebih
cocok dengan yang terjemahan lama. Mengapa lebih cocok ‘bernafas
dengan takut akan TUHAN?’ Sebab di udara ini selain ada oksigen,
nitrogen dll, masih ada juga setan (demon-demon). Dimana ada udara
disitulah ada demon-demon atau roh setan (roh jahat dan roh
najis). Jadi kalau kita benafas, roh jahat dan roh najis akan ikut
terhirup. Oleh sebab itu kita bernafas harus dengan takut akan
TUHAN. Ini serius! Begitu kita menghela nafas dan mau berbuat dosa
=> ‘ada TUHAN, takut akan TUHAN (takut berbuat dosa)’
- setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Mau tidak
beribadah, takut akan TUHAN => ‘nafas ini dari TUHAN’
Setiap kita bernafas, kalau bukan TUHAN yang masuk, maka setanlah
yang masuk, pilih salah satu! Jadi kita tidak hanya mempelajari
ada oksigen di udara dll, tetapi setiap kita bernafas ada setan
dan ada TUHAN. Jadi
kalau bapak, ibu, saudara mau berbuat dosa; menyontek, korupsi,
dusta, langsung bernafas => ‘jangan!’ Saat kita bernafas,
sambil berbuat dosa, setan masuk, lalu kita
mati, siapa yang menanggung keselamatan
kita? Lebih bagus kita bernafas dengan takut akan TUHAN. Kalau mau
tidak beribadah, hirup nafas, ingat ini => ‘ada TUHAN, memang
saya anak TUHAN harus berada di rumah TUHAN’ Beribadah melayani
TUHAN itulah tugas kita.
- Penyucian
sendi.
Kalau
tidak ada sendi, tidak akan dapat
bergerak (hubungannya tidak baik). Sendi ini harus diperhatikan!
Sendi adalah
hubungan antara
dua tulang = hubungan antar sesama anggota Tubuh
Kristus. Contohnya:
- kalau
di rumah antara suami dengan isteri, kalau hubungannya tidak baik
tidak bisa bergerak dengan bebas. Anak dengan orang tua, kakak
dengan adik.
- di
gereja, sesama anggota paduan suara, sesama anggota pemain musik,
antara gembala dengan jemaat. Ini harus ada sendi yang baik!
Apa
yang harus disucikan? Sendi ini seringkali kotor, sehingga tidak
baik hubungannya => 1
Korintus 3: 3,
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada
iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Ay
3 => ‘bahwa
kamu manusia duniawi’
=> manusia daging.
‘bahwa
kamu hidup secara manusiawi?’
=> kamu hidup dalam daging.
Kalau
ada sesuatu yang terdapat di
sendi, saat mau digerakkan akan terasa
sakit, berteriak-teriak (bertengkar terus). Ini tidak baik
sendinya! Yang merusak sendi atau hubungan
adalah
- Perselisihan,
Perselisihan karena salah paham,
kesalahan, dosa, mari saling mengaku dan saling mengampuni (saling
berdamai). Kalau berselisih terus (dipaksakan), maka sendinya akan
terasa sakit saat digerakkan. Yang
salah, mengaku dan yang benar, mengampuni, selesai! Demikian juga
di gereja, kalau kita bersalah dan menyakiti sesama, datang dan
minta ampun. Kalau perselisihan karena pengajaran, kembali lagi ke
alkitab (baca alkitab), jangan berdasar katanya orang, pendeta,
gereja itu, jangan! Nanti dapat
tambah berselisih. Misalnya:
- tentang
‘jangan mencuri’, ada yang mengatakan itu boleh kalau begini
(kepepet dll). Baca saja alkitab, alkitab
hanya
menuliskan ‘jangan mencuri,
sudah!’ Berarti yang benar, jangan mencuri.
- tentang
‘kejujuran’,
ada yang mengatakan kalau kepepet boleh menyontek.
- Iri
hati,
Iri hati ini disebut juga cemburu,
terutama dalam rumah tangga. Kalau sudah cemburu dalam pacaran,
ini sudah gawat! Apalagi kalau cemburu ini terjadi dalam nikah,
maka nikahnya serasa mati. Kalau ada cemburu-cemburu, harus segera
diselesaikan.
Kejadian
30: 1,
Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub,
cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub:
"Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati."
ay1
=> “aku
akan mati."
=> serasa mati.
Contohnya: Rahel
tidak punya anak, sedangkan kakaknya mempunyai anak => ‘nanti
kamu lebih cinta dll’ Inilah cemburu. Kalau ada cemburu dalam
nikah yang tidak diselesaikan, maka hubungan dalam nikah tidak
baik, sampai nikah serasa mati. Di
dalam sidang jemaat juga, kalau ada
cemburu, mari diselesaikan, supaya hubungan kita menjadi
baik.
Nanti kalau sendi tidak baik, yang
terakhir terjadi kerusuhan (cerai berai). Kalau terjadi kesuruhan,
maka banyak yang lari sini-sana (semburat), itulah cerai berai.
2 Korintus
12: 20,
Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu
tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti
yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan,
keangkuhan, dan kerusuhan.
Ay
20 => ‘Aku
kuatir akan adanya perselisihan, iri hati’
=> jika dua hal ini tidak diselesaikan, akan berakibat terus;
ada amarah dll.
‘kepentingan
diri sendiri’
=> egois.
‘kerusuhan’
=> Ini yang terakhir, cerai berai; nikah cerai berai, orang
tua-anak cerai berai, sidang jemaat cerai berai. Mari, yang
kecil-kecil diselesaikan
Semuanya diperbaiki supaya menjadi
satu kesatuan. Sendi disucikan, supaya kita menjadi satu kesatuan
di dalam TUHAN.
- Penyucian
sumsum.
Sumsum
ini didalam tulang (tidak kelihatan tetapi terasa). Pedang Firman
menusuk sampai ke sumsum. Firman pengajaran harus ada didalam
gereja TUHAN, supaya kita menuju kesempurnaan.
Apa
yang disucikan?Amsal
17: 22,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang
patah mengeringkan tulang.
ay
22 => ‘tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang’
=> sumsumnya kering, tulangnya kering.
Jadi
yang disucikan adalah semangat yang patah.
Seringkali secara tidak sadar sumsumnya sudah kering = semangatnya
patah = tidak bergairah lagi dalam:
- dalam
ibadah pelayanan,
- dalam
berdoa,
- dalam
perkara-perkara rohani. Kalau semangatnya patah, ini sudah gawat!
Amsal
15: 13,Hati
yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati
mematahkan semangat.
Ay
13 => ‘tetapi
kepedihan hati mematahkan semangat’
=> tulangnya kering.
Kepedihan
hati (hati tertusuk-tusuk) juga harus
disucikan.
Contohnya:
- diam-diam,
suami tidak tahu, air mata isteri meleleh.
- diam-diam,
isteri tidak tahu, air mata suami meleleh.
- saat
anak melihat orang tuanya, tahu-tahu meleleh air matanya.
- orang
tua melihat anaknya, pedih hatinya.
Semangat
yang patah disucikan, maka akan
berkobar-kobar
lagi. Kepedihan hati disucikan, sampai ada suka cita dari surga
(kebahagiaan surga). Inilah penyucian hati, sendi, sumsum sampai
menuju kesempurnaan. Sumsum itu bagian yang paling dalam (perasaan
paling dalam), ini juga harus baik! Apapun yang sedang terjadi
dalam hidup kita, jangan patah semangat dan jangan pedih hati!
Kalau orang diam-diam menangis (pedih hati), kerohaniannya
juga akan menjadi kering.
Apa yang membuat pedih biar disucikan (diselesaikan oleh pedang),
supaya kita bersuka cita kembali, ada semangat yang baru, gairah
baru (terutama dalam perkara rohani, rumah tangga) dan ada
kebahagiaan yang baru.
- Perbuatan
harus disucikan oleh pedang (yang diluar).
Yesaya
27: 1,
Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya
yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas
Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang
di laut.
Apa yang harus
disucikan diibagian luar (perbuatan-perbuatan)? Pedang menyucikan
kita dari leviatan
(ular naga) yang menguasai laut (perjanjian lama).
Laut =
gambaran bangsa-bangsa di dunia. Tetapi
di kitab Wahyu, dilihat oleh rasul Yohanes yang menguasai laut
(menduduki laut) itulah perempuan Babel.
Kalau
di dalam kitab
Yesaya (nubuatan kitab nabi), laut dikuasai oleh leviatan
(ular naga). Lalu dibukakan rahasianya, menjadi kenyataan di kitab
Wahyu, laut (bangsa-bangsa di dunia ini) diduduki oleh perempuan
Babel.
Wahyu
17: 1,
2,
5, 15
1.
Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh
cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan
menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di
tempat yang banyak airnya.
2.
Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan
penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
5.
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel
besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
15.
Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat
banyak dan kaum dan bahasa.
ay
1 => ‘yang
duduk’
=> istilah duduk artinya menguasai.
‘di
tempat yang banyak airnya’
=> itulah laut.
ay
2 => inilah perbuatan-perbuatan cabul, hati-hati!
ay
15 => ‘Semua
air yang telah kaulihat’
=> air yang banyak itulah laut.
‘di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat
banyak dan kaum dan bahasa’
=> baik raja, orang yang berkuasa, orang tidak berkuasa, orang
pandai dll, semuanya dikuasai oleh
Babel.
Jadi
kita disucikan dari leviatan
yang menguasai laut (ini nubuatnya), sekarang artinya kita disucikan
dari perempuan Babel
yang menguasai bangsa-bangsa di dunia atau manusia di dunia.
Siapapun juga, baik raja, pengemis, orang pandai, orang bodoh, orang
hebat, orang tidak hebat, semua dikuasai oleh
perempuan Babel.
Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan kita dari
perempuan Babel
artinya:
- Penyucian
dari perbuatan dosa, sampai pada
puncaknya dosa.
Puncaknya
dosa:
- dosa
makan minum = merokok, mabuk, narkoba. Ini harus disucikan!
- dosa
kawin mengawinkan = (maaf) dosa seks dengan berbagai
ragamnya,penyimpangan seks, nikah yang salah. Ini harus
disucikan!
Lautan
manusia di dunia ini dikuasai semuanya oleh perempuan Babel.
Kalau tidak ada pedang yang keluar dari mulut YESUS, jangankan
orang biasa, pendeta pun tidak akan
kuat melawan Babel.
Tidak ada yang bisa mengalahkan leviatan
kecuali pedangnya TUHAN. Sekalipun gereja dengan jemaat yang banyak
=> ‘dipakai oleh TUHAN,
jemaatnya banyak’ Tetapi kalau tidak ada pedang, tidak bisa
mengalahkan perempuan Babel
dan pasti terjadi kenajisan-kenajisan (nikah yang salah,
perselingkuhan, kawin cerai akan terjadi disitu). Sebab itu kita
harus berhati-hati!
Saya
sudah bersaksi
kesekian kali, untuk didoakan juga. Ada seorang pendeta yang
gelarnya bagus, jemaatnya banyak, gerejanya bagus, tetapi beliau
memohon
untuk didoakan
=> ‘jangan sampai saya
berselingkuh seperti teman-teman ku yang lainnya’ Ini berarti
banyak yang beselingkuh dan ini membuat saya tersentak. Gereja yang
besar, belum tentu isinya tidak ada Babel.
Kalau tidak ada pedang, maka ada leviatan
atau Babel.
Kalau ada pedang, maka Babel
diusir. Biarlah kita berdoa, sekalipun kita kecil atau besar
terserah! Asalkan ada pedang, supaya Babel
tidak sempat masuk. Jadi harus ada pedang di
hari-hari ini, untuk menyucikan
perbuatan dosa.
- Penyucian
dari ajaran-ajaran Babel.
Dalam
Wahyu 17: 4, perempuan Babel
memakai emas, memakai kain yang bagus dll, semuanya dipertontonkan,
digembar-gemborkan, kelihatan luar biasa.
Wahyu
17: 4,
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan
emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.
Jadi
ajaran Babel
adalah ajaran tentang kemakmuran jasmani
(yang digembar-gemborkan hanyalah
berkat jasmani) dan hiburan jasmani
(entertainment), tetapi tanpa penyucian atau tanpa pedang Firman
(berarti ada percabulan di
dalamnya). Contohnya: gereja dijadikan
mirip dengan diskotik dll. Biasanya kaum muda yang paling senang.
Hati-hati, jangan tertarik di situ!
Inilah yang gawat
hari-hari ini dan laris. Kalau orang ke gereja, dihibur, tanpa
ditunjukkan dosanya, maka dagingnya yang paling senang. Tetapi
kalau ditusuk pedang Firman => ‘sudah datang jauh-jauh, dosa
terus disinggung,
mengapa seperti
ini?’ Padahal itu yang menuju langkah ke surga.
- Penyucian
dari sifat tabiat tidak setia dalam ibadah pelayanan.
Pelacur
itu tidak setia. Nanti dengan laki-laki A, besok dengan B, lusa
dengan C. Mari kita setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan. YESUS sebagai Mempelai Pria Surga. Kita sebagai mempelai
wanita harus setia kepada Dia.
Memang banyak laki-laki lain,
sebab itu jangan sampai seperti Babel
kesana kemari, jangan! Tetapi harus setia dan berkobar-kobar dalam
ibadah pelayanan kepada TUHAN.
- Penyucian
dari sifat
egois.
Yesaya
14: 23,
"Aku
akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa,
dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan," demikianlah
firman TUHAN semesta alam.
Perempuan
Babel
mengarah kepada kota Babel
yang akan dibinasakan. Perempuan Babel
= kota Babel
akan menjadi air rawa-rawa, inilah egois. Rawa itu hanya
menerima air (air hujan dll), tetapi tidak mengalir lagi (ditampung
disitu terus). Sebab itu rawa menjadi sarang nyamuk dll, karena
airnya tidak mengalir. Kalau sungai,
airnya mengalir.
Rawa itu menunjuk
egois, artinya
- kepentingan
diri sendiri,
- tidak
bisa menjadi berkat bagi orang lain. Kita diberkati tetapi tidak
menjadi berkat bagi orang lain itulah pembangunan kota Babel
(mempelai
wanita setan) yang akan dibinasakan. Babel itu egois => ‘hanya
untuk ku terus’
Biarlah
sekarang
ini kita disucikan, supaya jangan menjadi rawa, tetapi menjadi mata
air yang mengalir terus. Jika disucikan dari tabiat egois, maka
kita dapat
memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan (‘ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku dipenjara, kamu
mengunjungi Aku dsb’) = kegerakan
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (Mempelai
Wanita
TUHAN). Memberi dan mengunjungi memang memerlukan pengorbanan.
Semuanya harus dikorbankan untuk pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, kecuali satu; pengajaran yang benar tidak
boleh dikorbankan.
Tubuh Kristus,
dimulai dari:
- menikah.
Mau menikah, semua harus dikorbankan (waktu, tenaga dll), tetapi
pengajaran yang benar jangan dikorbankan. Kalau pengajaran yang
benar dikorbankan, tidak akan menuju kesatuan tubuh dan akan
hancur.
- tergembala.
Mau masuk gereja semuanya harus dikorbankan, tetapi pengajaran
yang benar jangan dikorbankan. Ini benar atau tidak pengajarannya?
Ada YESUS atau tidak? Jika pengajaran yang benar dikorbankan, kita
tidak menuju pembangunan Tubuh
Kristus, tetapi menuju Babel.
- fellowship
(antar gereja).
Mari memberi dan mengunjungi, jangan menjadi seperti rawa =>
‘ini untuk aku, aku masih banyak kebutuhan dll’ Hanya ada dua
pembangunan; kalau egois akan menuju Babel,
kalau mau memberi dan mengunjungi akan menuju pembangunan Tubuh
Kristus. Contohnya: tubuh kita ini. Kalau kaki gatal, yang lain
yang memberi dan mengunjungi (tangan yang mengunjungi dan
memberi). Seperti itulah Tubuh
Kristus, semuanya memberi dan mengunjungi. Supaya tidak dituntut
oleh TUHAN ‘ketika Aku lapar, kamu tidak
memberi Aku makan, ketika Aku haus kamu tidak memberi AKu minum,
enyahlah engkau’ itulah egois atau
Babel.
Tetapi jika kita memberi mengunjungi oleh dorongan Firman,
akan menuju pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Semoga kita dapat
mengerti.
Semua ada prosesnya.
Dari dosa kepada keselamatan ada prosesnya; percaya, bertobat,
lahir baru, hidup tidak cemar, benar, damai, diberkati. Tetapi
dari sini ‘banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih’,
sedikit yang mau ditusuk oleh pedang. Coba saudara lihat, gereja
mana yang ada pedang? Sedikit. Kalau ada pedang => ‘jemaat
bisa keluar semuanya’ Terserah! Yang penting tugas kita sebagai
hamba TUHAN mengantarkan dengan sebenar-benarnya; etape pertama
dari gelap menuju keselamatan, mari kita bimbing. Lalu dari
keselamatan kita bimbing kepada kesempurnaan lewat pedang.
YESUS
sendiri mengalami. Waktu mengadakan mujizat lima
roti dua
ikan untuk lima ribu
orang, tetapi begitu perkataan keras, banyak yang lari, tinggal
dua belas
murid yang tidak lari. Akhirnya satu murid lari, tinggal sebelas
orang. Bayangkan saja dari lima
ribu orang, banyak yang lari dan
tinggal sebelas
orang. Ini berapa persen? Inilah banyak yang
dipanggil,
sedikit yang dipilih. Hati-hati, biarlah kita mau masuk kepada
penyucian.
Mazmur
149: 6,
Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka,
dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Ayat
6 => kalau pedang bermata dua ada ditangan, kerongkongannya
memuji TUHAN. Inilah penyucian mulut.
- Proses
yang ketiga (terakhir):
penyucian
mulut.
Jadi, hati disucikan perbuatan
disucikan termasuk tabiat (perbuatan yang mendarah daging itulah
tabiat), yang terakhir sampai penyucian mulut. Biarlah mulut kita
disucikan, sehingga mulut hanya untuk memuji TUHAN, mengagungkan
TUHAN, memuliakan TUHAN dengan hancur hati seperti bayi. Jadi mulut
kita disucikan, sampai menjadi seperti
mulut bayi yaitu hanya
menangis saja. Mulut memuji, mengagungkan TUHAN, menyembah TUHAN itu
seperti bayi yang hanya menangis saja. Tidak ada bayi yang
mengata-ngatain orang, tidak ada! Mulut bayi hanya
dapat menangis saja.
Mari kita
juga menangis untuk memuji, memuliakan nama TUHAN. Memuji dan
memuliakan TUHAN itu bukan hanya menyanyi terus setiap hari. Kalau
di kantor, di sekolah memuji (menyanyi) terus, bisa
dimarahi.
Memuji, membesarkan Nama
TUHAN, selain lewat nyanyian,juga
dapat
lewat:
- berkata
benar,
- perkataan
yang menjadi berkat bagi orang lain,
- tidak
berkata dusta,
- sampai
menyembah TUHAN dengan hancur hati, seperti bayi yang menangis
(tidak dapat berbuat
apa-apa, tidak berdaya apa-apa).
Kalau
mulut kita seperti bayi, maka menjadi rumah doa. Kalau mulut tidak
seperti bayi, maka menjadi sarang penyamun. Coba, dari pagi sampai
sore ini, sudah berapa banyak salahnya dalam berkata?
Matius
21: 12-17 => YESUS menyucikan Bait ALLAH.
Bait ALLAH
dapat
menjadi sarang penyamun. Bisa juga menjadi rumah doa, tergantung
dari mulut ini? Setiap kehidupan kita adalah rumah ALLAH,
kita mau menjadikan sarang penyamun atau rumah doa? Hati, perbuatan
sudah disucikan, tinggal mulut yang terakhir disucikan.
Matius
21: 16,
lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang
dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku
dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan
anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
ay
16 => “Dari
mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan
puji-pujian?"
=> hanya memuji, memuliakan TUHAN dan menyembah TUHAN. Bahasa
bayi hanyalah menangis saja. Mau memuji menangis, mau menyembah
menangis.
Menangis
= menyembah dengan hancur hati, artinya
- mengaku
tidak layak, banyak kesalahan, tidak berdaya, tidak mampu, tidak
dapat
berbuat
apa-apa.
- hanya
bergantung kepada belas kasih, kemurahan, anugerah TUHAN.
Kalau
ada bayi menangis, pasti langsung di gendong. Saat kita menangis;
memuji, memuliakan TUHAN, menyembah TUHAN dengan hancur hati, posisi
kita seperti ‘bayi dalam gendongan Tangan
anugerah TUHAN’ Tadi, di Malang juga tentang bayi Musa
yang berada
di
dalam
tangan
puteri
firaun
tinggal mati saja, tetapi bayi Musa menangis dan TUHAN lah yang
bertindak. Sekarang kita berada dalam gendongan Tangan
TUHAN, serahkan hidup ini dalam gendongan Tangan
TUHAN.
Yesaya
49: 14-16,
14.
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan TUHANku telah
melupakan aku."
15.
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku
tidak akan melupakan engkau.
16.
Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;
tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
ay
14 => ‘TUHAN
telah meninggalkan aku’
=> ini umat TUHAN yang
sudah
tidak
tahan
ketika
berada dalam
masalah, himpitan dan merasa sudah ditinggalkan oleh
TUHAN.
‘TUHANku
telah melupakan aku’
=> mungkin saudara menghadapi pencobaan (ekonomi dll) =>
‘rasanya TUHAN sudah jauh dari aku, TUHAN sudah tinggalkan aku,
TUHAN sudah lupakan aku’
ay
15 => ‘Dapatkah
seorang perempuan melupakan bayinya’
=> bayi kandungnya.
‘sehingga
ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?’
=> sekarang banyak perempuan meninggalkan bayi kandungnya di
kamar mandi, ditinggal di tempat sampah. Inilah kasih ibu sudah
bergeser. Kasih ibu merupakan gambaran kasih yang hebat (kasih yang
agung), tetapi sekarang sudah bergeser (maaf ibu-ibu).
‘Sekalipun
dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau’
=> tetapi TUHAN tidak pernah melupakan kita (bayi-bayi yang
memuji, memuliakan, menyembah TUHAN akan digendong oleh TUHAN).
ay
16 => ‘Aku
telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku’
=> ditukik, diukir ditelapak tangan TUHAN = diingat terus, tidak
bisa dilupakan.
Kalau mulut disucikan, sampai seperti bayi;
hanya menganggungkan, memuliakan TUHAN lewat berkata benar,
perkataan menjadi berkat bagi orang lain, dan menyembah TUHAN dengan
hancur hati, maka
posisi kita dalam gendongan Tangan
TUHAN, artinya
TUHAN selalu memperhatikan, memperdulikan, bergumul untuk kita
semuanya. Bayi-bayi hanya
dapat
berbuat
apa,
TUHAN lah yang memperhatikan. Jika orang lain tidak memperhatikan
kita, jangan marah,
sebab
ini
merupakan kesempatan
bahwa TUHAN memperhatikan kita seratus
persen,
asal kita menjadi bayi yang menangis. Kalau tidak ada yang
memperhatikan kita (nol
persen),
maka
seratus persen,
Dia Yang
akan memperhatikan,
memperdulikan,
dan
bergumul bagi kita semuanya.
Hasilnya
adalah
- ‘Aku
telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku’
= TUHAN melukiskan kita ditelapak tangan-Nya,
artinya
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita ditengah
kesulitan, kemustahilan, sekalipun kita tidak berdaya. Mari kita
menjadi seperti bayi yang tidak dapat
berbuat
apa-apa. Saya bersaksi sudah kesekian kali. Ini nomor satu sebagai
pijakan saya sebagai hamba TUHAN. Saya diijinkan tidak bisa makan,
tidak bisa minum, tidak punya uang sepeserpun. Saya tidak mau
keluar rumah, saya tidak mau hutang, tidak mau meminta, terserah
TUHAN saja! Kalau selama
empat puluh hari
saya
diijinkan seperti ini,
lalu saya mati, ini berarti tugas saya sudah selesai. Inilah tekat
saya. Awalnya saya marah => ‘saya besok mau bekerja’, kalau
marah malah bertambah lapar, panik, takut. Tetapi setelah tenang,
seperti bayi yang hanya menyembah TUHAN, benar-benar Tangan
Yang
ajaib dapat
mendatangkan beratus-ratus kali dari kebutuhan saya. Ini pengalaman
yang tak terlupakan, yang bisa saya bagikan kepada bapak, ibu,
saudara sekalian. TUHAN kita itu luar biasa. Ibu-ibu saja sudah
panik, kalau mendengar suara bayi, apalagi TUHAN, Dia akan
memelihara kita (kita diukir di
Telapak
Tangan
TUHAN).
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup menolong kita atau menyelesaikan masalah
kita sampai yang mustahil pada waktu-Nya. Kita tinggal menunggu
waktu TUHAN. Masalah
apa yang dapat diselesaikan oleh bayi-bayi?Biar
Tangan
anugerah TUHAN Yang
akan
menyelesaikannya.
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup memberikan masa depan yang berhasil, indah
dan bahagia. Bayi itu dipelihara, ditolong sampai besar, seperti
Musa dari anak budak dipelihara sampai menjadi anak raja. Itulah
masa depan yang indah.
Asalkan
kita benar-benar mau menerima panggilan TUHAN; selamat. Sesudah itu
menerima pedang yang keluar dari mulut TUHAN; kita mau disucikan.
Semakin kita disucikan, semakin erat pelukan TUHAN (semakin erat
gendongan Tangan
TUHAN) dan tidak dapat
terpisah.
- ‘tembok-tembokmu
tetap di ruang mata-Ku’,
artinya
Tangan
anugerah TUHAN sanggup melindungi kita:
- secara
jasmani:
kita dilindungi dari celaka, mara bahaya (gempa, penyakit) yang
mengancam kehidupan kita.
- secara
rohani:
- kita
dilindungi dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa, sehingga kita
tetap hidup benar.
- kita
dilindungi dari ajaran-ajaran palsu,
- kita
juga dilindungi dari hukuman TUHAN atas dunia ini, sampai hukuman
neraka.
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup menyucikan, mengubahkan kita sampai
sempurna seperti YESUS, yaitu tidak salah lagi dalam perkataan.
Yakobus
3: 2,
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
ay
2 => ‘yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya’
=> seluruh hidupnya sempurna.
Tidak salah dalam perkataan
yaitu hanya berkata ‘Haleluya’ untuk menyambut kedatangan YESUS
Yang
kedua kali di awan-awan permai dan kita tidak menangis lagi.
Sebelum YESUS datang kembali, sekarang kita menangis kepada TUHAN;
banyak bergumul, sehingga TUHAN memperhatikan kita. Tapi satu
waktu, kalau kita sudah sempurna, tangisan kita akan menjadi sorak
sorai ‘Haleluya’
Jika YESUS datang kembali kedua kali,
kita akan terangkat di awan-awan permai dengan sorak sorai
‘Haleluya’ (sudah dipelajari dalam Wahyu 19 ‘suara
desau air bah, Haleluya, Haleluya’):
- kita
masuk perjamuan kawin Anak Domba = nikah yang rohani di awan-awan
permai (suasana pesta).
- sesudah
itu masuk kerajaan seribu
tahun damai atau firdaus
(Wahyu 20).
- sesudah
itu kita masuk Yerusalem Baru yang ada tembok-tembok yang tinggi
(‘melintasi
tembok-tembok Yerusalem baru’).
Kita benar-benar berada didalam Yerusalem Baru dan tidak pernah
keluar dari situ untuk selama-lamanya.
Inilah
saudara yang dapat
saya sampaikan. Mari semuanya hanya bergantung pada anugerah TUHAN.
Kalau kita sudah selamat, diberkati, mari maju untuk menerima pedang
penyucian sampai kita digendong. Semakin kita disucikan, semakin erat
pelukan Tangan
TUHAN. Jangan ragu-ragu! Sebab Tangan
Yang
berlubang paku,
tangan anugerah-Nya
akan menolong kita. Dia lah Yang
memperhatikan, memperdulikan kita semuanya. Apapun keadaan kita
serahkanlah kepada TUHAN.
TUHAN memberkati kita. 1