Kita
masih membahas kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang penampilan Pribadi
YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya. Sekarang ini kita masih
berada pada penampilan Pribadi YESUS yang ke empat (ay 16), yaitu
YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Wahyu
1: 16,
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Inilah
penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga,
yang ditandai:
- ‘di
Tangan Kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang’
- ‘dari
Mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua’
- ‘Wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
Kita
masih mempelajari tanda yang pertama, yaitu ‘Tangan Kanan-Nya
memegang tujuh bintang’. Pengertian bintang secara khusus adalah
gembala (‘
malaikat sidang jemaat’), dan secara umum adalah
orang-orang pilihan TUHAN = hamba TUHAN, pelayan TUHAN = imam-imam
dan raja-raja.
Imam-imam
dan raja-raja adalah
- orang
yang beribadah dan melayani TUHAN,
- orang-orang
yang dipakai TUHAN untuk memuliakan dan mengagungkan Nama TUHAN.
Bintang
berada di dalam Tangan Kanan TUHAN artinya:
- orang-orang
pilihan TUHAN (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) sebagai Mempelai Wanita
TUHAN yang harus berada di dalam Tangan Mempelai Pria Surga. YESUS
sebagai Mempelai Pria Surga, sedangkan kita sebagai Mempelai
Wanita-Nya. Jangan lepas dari Tangan kanan TUHAN!
- seluruh
hak dari Mempelai Wanita surga berada di dalam Tangan Mempelai Pria
Surga.
1
Petrus 1: 18, 19,
18.
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang
yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
19.
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Seluruh
hidup kita sudah ditebus atau dibeli oleh TUHAN dengan Darah YESUS
yang mahal (bukan dengan emas, perak).
Mengapa
dibeli dengan Darah yang mahal?
- Supaya
kehidupan kita yang murahan, hina, hancur dalam dosa dapat
dibenarkan, disucikan oleh Darah YESUS sehingga menjadi
bintang-bintang,
- bahkan
disempurnakan oleh Darah YESUS menjadi Mempelai Wanita Surga yang
dipegang atau ditempatkan pada Tangan kanan-Nya, sehingga tidak
dapat diganggu gugat oleh apapun juga.
Memang
kehidupan manusia ini terlalu kotor, hancur, najis, hina, itu
sebabnya dibeli dengan Darah Yang mahal. Jadi, TUHAN menempatkan
bintang-bintang (Mempelai Wanita-Nya) pada tangan kanan-Nya dengan
cara membeli atau menebus, bukan dengan cara memaksa. Dalam pekerjaan
TUHAN atau pelayanan tidak boleh memaksa, terpaksa, dipaksa,
misalnya: ‘kamu harus begini’ Dalam nikah rumah tangga juga tidak
boleh memaksa. Kalau barang murahan ditebus dengan harga yang mahal
(Darah yang mahal), ini rugi! Mana ada manusia yang mau demikian,
hanya TUHAN yang mau.
Mari pelayanan kita di dalam Tubuh
Kristus (mulai dari dalam nikah, penggembalaan, kunjungan-kunjungan)
tidak dengan memaksa, dipaksa, terpaksa, tetapi sungguh-sungguh
karena menghargai Kurban Kristus. Mulai saya sebagai gembala tidak
boleh terpaksa, dipaksa, memaksa => ‘kamu harus melayani’
Tetapi semuanya hanya karena menghargai Kurban Kristus yang sudah
membeli kita semuanya.
1
Korintus 6: 19, 20,
19.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20.
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Jika
kita sudah dibeli oleh TUHAN dengan harga yang mahal, maka kehidupan
kita menjadi hak TUHAN sepenuhnya. Ini sama halnya kalau kita sudah
membeli sesuatu dan sudah dibayar, maka barang tersebut merupakan
milik kita (hak kita sepenuhnya).
Contohnya:
- saya
membeli gelas dan sudah dibayar. Sekarang gelas ini digunakan untuk
minum, ambil air, terserah saya. Tugas gelas adalah melayani saya,
karena sudah dibeli. Kalau gelas dipakai untuk minum, tidak boleh
melawan.
- mobil
yang sudah dibeli, lalu dipakai ke Malang, ke Surabaya, kemana saja.
Karena
kita sudah menjadi milik TUHAN atau hak TUHAN sepenuhnya, sekarang
kita harus melakukan kewajiban kita kepada TUHAN, yaitu:
- beribadah
melayani TUHAN,
- menyenangkan
hati TUHAN,
- memuliakan
TUHAN (‘muliakanlah Allah dengan tubuhmu’)
- dan
mengagungkan TUHAN. Ini saja yang kita pikirkan! Selain kita
bekerja, sekolah, pikirkanlah => ‘bagaimana supaya bisa
beribadah melayani TUHAN, menyenangkan hati TUHAN?’ TUHAN tidak
pernah menipu kita, kalau kita melakukan kewajiban kita kepada
TUHAN, maka hak kita berada di dalam Tangan TUHAN. Sekarang kita
sudah menjadi milik TUHAN, semestinya sudah tidak memiliki hak lagi,
tetapi TUHAN tidak pernah menipu kita.
Yesaya
49: 3, 4,
3.
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan
olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
4.
Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna;
namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Ay
3 => ‘
olehmu Aku akan
menyatakan keagungan-Ku’
=> Yang penting, kita melayani TUHAN, menyenangkan hati TUHAN,
memuliakan dan mengagungkan TUHAN. Itulah kewajiban kita setelah
dibeli oleh TUHAN!
Ay
4 => ‘
Tetapi aku
berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma’
=> seringkali kita berkata ‘habis kuliah, lalu kebaktian, susah,
percuma, capek’ ? kita jangan berkata seperti itu
‘
namun,
hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku’
= TUHAN tidak pernah menipu kita.
Contohnya:
pulang kuliah, lalu beribadah. Mungkin orang lain berkata =>
‘sia-sia kamu, besok ujian, lebih baik belajar’ Ini tidak
sia-sia, karena TUHAN tidak pernah menipu. Pulang dari kantor, tutup
toko, lalu berangkat ke gereja. Ini tidak akan sia-sia. TUHAN
bukanlah manusia dan TUHAN tidak penah menipu kita.
Jika
kita melakukan kewajiban untuk melayani TUHAN dan memuliakan TUHAN,
maka hak dan upah kita ada di dalam Tangan TUHAN yang tidak bisa
diganggu gugat oleh apapun juga:
- baik
hak untuk hidup sekarang ini di dunia; termasuk masa depan yang
indah,
- sampai
hak untuk hidup kekal selama-lamanya. Nanti saat TUHAN YESUS datang
kembali, semua hak itu dikembalikan kepada kita.
Wahyu
22: 12,
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk
membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Pada
saat YESUS datang kembali ke dua kali, maka kita akan menerima hak
atau upah kita sepenuhnya (tidak dikurangi sedikitpun) dari TUHAN.
TUHAN tidak pernah menipu kita. Kalau manusia, sekalipun sudah kaya
(tidak kekurangan uang) tetapi masih bisa menipu. Satu waktu ada
kesaksian dari seorang anak TUHAN, dia dijanjikan => ‘kamu cari
barang ini, nanti kalau dapat, kamu diberi sekian’ Dia sudah
mendapatkan, lalu ditagih? ‘sudah dibeli pak, mana janjinya atau
upah saya’ Dia tidak diberikan uang, malah dimaki-maki. Ini
sungguh-sungguh terjadi Yang memberi janji ini orang kaya sekali,
tetapi masih bisa merampas hak. Kalau hak kita hanya berada di tangan
boss/orang kaya, masih bisa diganggu gugat => ‘tahu-tahu tidak
jadi’ Tetapi kalau hak kita berada di dalam Tangan TUHAN, TUHAN
tidak akan pernah menipu kita.
Mari,
jangan ragu-ragu! ‘Mungkin pulang kerja, harus menutup toko, lalu
beribadah melayani, ini percuma, sia-sia’ Tidak! TUHAN tidak pernah
menipu kita, TUHAN tetap sediakan hak dan upah kita yang berada di
dalam Tangan-Nya. Sebab itu jangan dengarkan suara daging, jangan
dengarkan suara manusia. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi,
YESUS tampil sebagai Mempelai Pria Surga dengan tujuh bintang di
Tangan Kanan-Nya untuk menyatakan hak penuh atas Mempelai Wanita-Nya
yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga (bahkan setanpun
tidak bisa mengganggu gugat). Saat ini kita belajar hak TUHAN. Salah
satu hak TUHAN (yang terbesar) adalah Dia memegang tujuh bintang
itulah Mempelai Wanita-Nya (angka tujuh itu sempurna).
Terdapat
tiga macam hak TUHAN yang tidak dapat diganggu gugat adalah:
- Maleakhi
3: 6-12,
6.
Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak
akan lenyap.
7.
Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku
dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali
kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan
cara bagaimanakah kami harus kembali?"
8.
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?"
Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
9.
Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh
bangsa!
10.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah
Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
11.
Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan
dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang
tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
12.
Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini
akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Ay
8 => ‘Bolehkah
manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku’
=> TUHAN tidak pernah menipu kita, tetapi kita sering menipu
TUHAN.
AY 10
=> ‘Aku
akan membuka tingkap langit’,
jika ada persepuluhan, maka Tangan Kanan Yang kuat (Tangan Kanan
Yang memegang kita) membuka tingkap langit untuk mencurahkan
berkat-berkat, sampai kita dapat hidup kekal. Itu sebabnya kita
jangan ragu-ragu.
Ay 11 => Yang lainnya dimakan belalang,
tetapi usaha kebun anggur dilindungi oleh TUHAN.
Hak TUHAN
yang pertama:
persepuluhan
dan persembahan khusus
(yang
terkecil).
Persepuluhan
dan persembahan khusus merupakan milik TUHAN atau hak TUHAN yang
tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun juga (setanpun tidak akan
bisa mengganggu gugat). Mengganggu gugat = mencuri, menipu. Jika
hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN mengganggu gugat persepuluhan
dan persembahan khusus yang merupakan milik TUHAN, maka akan
mengalami kutukan (letih lesu, beban berat, kesusahan, kesulitan,
air mata dan sebagainya). Semoga kita dapat
mengerti.
Persepuluhan:
- Persepuluhan
itu dikaitkan dengan berkat TUHAN, maksudnya bukanlah kita beri
sepersepuluh supaya kita diberkati. Kalau demikian ini salah =>
‘seperti main lotre, lima ribu dapat berapa?’ Persepuluhan
dikaitkan dengan berkat TUHAN artinya
persepuluhan adalah pengakuan bahwa kita sudah diberkati oleh TUHAN
(bukan supaya kita diberkati)= hidup dari TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Dasar
dari persepuluhan adalah kebenaran
= sepersepuluh dikalikan berkat yang kita terima dari TUHAN. Kita
menerima berkat dari TUHAN => ‘toko saya hanya begini tetapi
diberkati oleh TUHAN, ijasah saya cuma sekian, tetapi gaji saya
dapat sampai sekian, ini berkat dari TUHAN’ Jadi kita mengaku!
Misalnya: kalau berkatnya seratus ribu, berarti persepuluhannya
sepuluh ribu. Kalau berkatnya seribu => aduh tidak bisa
menghitung oom, malu. Jangan malu sebab dasarnya adalah kebenaran!
Kalau berkatnya sepuluh milyar => ‘nanti pendetanya kaya’
Ini salah besar! Kalau hasil penipuan (karena menipu orang),
korupsi, mencuri, dapat lotre, judi dsb (yang tidak halal atau
tidak benar) itu bukan berkat dari TUHAN dan tidak boleh
diperpuluhkan. Semoga kita dapat mengerti.
Persepuluhan itu
bukan tentang uangnya, melainkan pengakuannya bahwa kita sudah
diberkati oleh TUHAN. Hidup kita ini darimana? Berkat TUHAN atau
berkat setan, hanya dua ini saja. Kalau kita tidak memberikan
persepuluhan (tidak ada pengakuan kepada TUHAN), berarti itu berkat
dari setan dan hidup dari setan. Kalau berkat dari TUHAN, berarti
hidup kita dari TUHAN. Hidup dari setan = kebinasaan, kalau hidup
dari TUHAN akan menuju hidup kekal. Semoga kita dapat mengerti.
- Dalam
Maleakhi 3: 10 ‘Bawalah
seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku’,
persepuluhan
dikaitkan dengan makanan di rumah TUHAN.
Makanan di rumah TUHAN adalah Firman TUHAN. Inilah makanan yang
sesungguhnya = makanan yang sejati. Kalau ada persepuluhan, maka
ada makanan dan kita dapat hidup. Jadi hidup kita dari persepuluhan
yang dikembalikan kepada TUHAN, bukan dari persepuluhan yang kita
terima dari TUHAN. Kalau kita hidup dari persepuluhan yang kita
terima dari TUHAN, maka TUHAN tidak adil. Hidup dari persepuluhan
yang dikembalikan kepada TUHAN = hidup dari Firman ALLAH seperti
Israel dipelihara oleh TUHAN di padang gurun dengan manna satu
hari, satu hari satu gomer.
1 gomer = 1/10 efa. Manna itu
Firman ALLAH/sepersepuluh efa = persepuluhan. Israel tidak menabur
dan tidak menuai tetapi dipelihara oleh TUHAN dengan satu gomer
manna dari surga. Sekalipun di padang gurun tidak dapat menabur dan
menuai (keadaan yang sulit dan mustahil), TUHAN masih dapat
memelihara kita lewat persepuluhan yang dikembalikan = lewat Firman
ALLAH.
Ada
siklus dari persepuluhan:
ada persepuluhan, lalu ada makanan Firman TUHAN => kita makan
Firman (mendengarkan Firman, mengerti, sampai melakukan atau
mentaati Firman) => TUHAN membuka tingkap-tingkap langit
(‘ujilah
Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit’)
untuk:
- mencurahkan
berkat dari surga kepada kita yang tidak dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun di dunia. Mari, dalam setiap kesulitan atau dalam
keadaan apapun juga, siklus ini tidak pernah berubah. Yang namanya
siklus tidak boleh terputus, kalau terputus bisa mati. Contohnya
siklus air: air terkena panas, lalu menguap ke atas, dari atas
lalu menjadi hujan dan turun ke bawah lagi, begitu seterusnya.
Kalau siklusnya diputus, manusia dapat mati. Biarpun kaya dsb,
kalau tidak ada air akan mati. Kalau siklus persepuluhan terputus,
bisa mati rohani, mati pelayanan, mati jasmani (perusahaan mati).
Berkat dari surga tidak dipengaruhi oleh apapun di dunia, biarpun
di padang gurun bangsa Israel masih bisa makan. Tidak bisa menabur
menuai tetap bisa makan, mungkin toko kecil, ijasah kecil, tetap
bisa makan, itulah berkat dari surga yang tidak bisa dipengaruhi
oleh situasi kondisi apapun di dunia.
- selain
berkat dari surga, juga ada perlindungan dari TUHAN terhadap
belalang-belalang. Ladang yang lain dilahap oleh belalang, tetapi
kita mendapatkan perlindungan dari TUHAN (keluarga dilindungi,
perusahaan dilindungi, pekerjaan dilindungi, semuanya lancar dan
baik).
- kita
juga menerima kebahagiaan dari TUHAN.
Setelah kita menerima
berkat, perlindungan, kebahagiaan dari TUHAN, kita mengaku lagi
kepada TUHAN => ‘ini semuanya dari TUHAN’ Inilah pengakuan
kepada TUHAN dengan mengembalikan persepuluhan, lalu ada makanan
Firman TUHAN, lalu tingkap-tingkap langit dibukakan oleh TUHAN dan
berkat-berkat dicurahkan, begitulah siklus ini seterusnya. TUHAN
membukakan tingkap langit untuk mencurahkan berkat dari atas (dari
surga) ke bawah, TUHAN membuka tingkap langit juga berarti kita
yang dari bawah dapat naik ke atas (ke surga) dan hidup kekal.
Jadi dalam persepuluhan (dalam Firman TUHAN), ada hidup untuk
sekarang dan hidup kekal untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Persembahan
khusus:
Persembahan
khusus adalah
ucapan syukur (terima kasih) kepada TUHAN bahwa kita sudah diberkati
oleh TUHAN. Tadi kalau persepuluhan itu pengakuan => ‘kalau
kemampuan saya dalam bekerja, tidak akan dapat sekian, ini semuanya
dari TUHAN’ Setelah mengaku, kita mengucap syukur kepada TUHAN =>
‘terima kasih TUHAN, Engkau baik’ Inilah persembahan
khusus.
Dasar
dari persembahan khusus adalah
kerelaan hati. Contohnya: berkat kita 100% (1 bagian), lalu diambil
1/10 untuk TUHAN (persepuluhan), sisanya tinggal 9/10. Dari 9/10,
diambil lagi persembahan khusus untuk TUHAN. Persembahan khusus itu
terserah, mau 9/10 boleh, 8/10 boleh, sebab dasarnya adalah kerelaan
hati. Persembahan khusus ini terutama untuk pekerjaan TUHAN
(pembangunan Tubuh Kristus), supaya kita tidak masuk pembangunan
babel.
Dari
berkat TUHAN yang kita terima:
- Ada
hak-Nya TUHAN yaitu persepuluhan (pengakuan) dan persembahan khusus
untuk pekerjaan TUHAN.
- Ada
haknya orang lain (sesama yang membutuhkan) yaitu lewat bersedekah
- (memberi),
terutama untuk pembangunan Tubuh Kristus. Ini lain kalau kita
memberi kepada sesama bukanlah bersifat sosial, melainkan untuk
ibadah (pembangunan Tubuh Kristus). Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus) jangan diganggu
gugat, supaya siklusnya tidak terputus dan kita hidup di dalam
siklusnya TUHAN. Kalau milik TUHAN diganggu gugat, siklusnya akan
terputus dan kita hidup dalam suasana kutukan yaitu letih lesu,
beban berat, kering, bagaikan menabur benih tetapi menuai duri
(seperti Adam dan Hawa menuai semak duri). Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi, hak TUHAN yang tertinggi adalah Mempelai
Wanita, tetapi dimulai dari persepuluhan dan persembahan khusus. Hak
TUHAN yang berada di dalam Tangan Kanan TUHAN jangan diganggu gugat.
Kita semuanya sama, saya sebagai gembala juga hidup dari
persepuluhan yang dikembalikan, bukan dari yang saya terima. Kalau
dari yang saya terima, TUHAN tidak adil. Ada yang tinggal di desa,
persepuluhannya sedikit (persepuluhan lewat sayur-sayuran dll),
sedangkan yang di kota, perpuluhannya lewat uang dollar. Jadi
semuanya sama, kita hidup dari persepuluhan yang dikembalikan kepada
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Rumah
ALLAH
= ibadah
pelayanan dan penyembahan.
Inilah
milik TUHAN yang juga tidak dapat diganggu gugat.
Orang
tua kita terutama sewaktu masih hidup harus dihormati, bukanlah
disembah (hanya TUHAN saja yang disembah). Banyak kali kita salah,
sewaktu orang tua masih hidup kita melawan, tetapi setelah mati kita
hormati dengan memberi sesuatu. Ini sia-sia saja, sebab sudah tidak
ada tubuh dagingnya (sudah tidak ada lagi hubungannya).
1
Korintus 3: 16-18,
16.
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?
17.
Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu.
18.
Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara
kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia
menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
1
Korintus 6: 19, 20,
19.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20.
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Ay
19 => ‘Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di
dalam kamu’
=> ini juga disebutkan pada 1 Korintus 3: 16. Jadi dua kali
disebutkan.
‘bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri?’
=> tetapi milik ALLAH.
Ini semuanya menunjukkan bahwa
tubuh kita adalah milik ALLAH (rumah ALLAH). Jadi tubuh atau
kehidupan kita yang sudah ditebus oleh Darah YESUS Yang mahal adalah
rumah ALLAH = tempat Roh Kudus, yang menjadi milik ALLAH Yang tidak
bisa diganggu gugat. Rumah ALLAH secara fisik adalah gereja, tetapi
rumah ALLAH juga berarti setiap pribadi kita atau kehidupan kita
yang sudah dibeli dengan Darah yang mahal (tempatnya Roh Kudus,
bukan tempatnya dosa).
Markus
11: 17,
Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis:
Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini
telah menjadikannya sarang penyamun!"
Apa
fungsi dari rumah ALLAH (kehidupan kita)? Perhatikan! Tubuh atau
kehidupan kita sebagai rumah ALLAH harus digunakan sebagai tempat
beribadah melayani TUHAN dan menyembah TUHAN. Jadi ibadah pelayanan
dan penyembahan merupakan hak-Nya TUHAN atas kita dan kewajiban kita
kepada TUHAN. Kalau kita sudah dibeli oleh TUHAN, maksudnya bukan
untuk bekerja atau kuliah terlebih dahulu, bukan! Melainkan supaya
kita menjadi rumah ALLAH yaitu tempat beribadah pelayanan dan
penyembahan. Kalau hanya untuk bekerja, kuliah, menjadi orang
sukses,maka TUHAN tidak perlu mati di kayu salib, sebab orang diluar
TUHAN kuliahnya lebih pintar dari kita, bekerjanya juga lebih jago,
bahkan lebih kaya dari kita.
Utamakanlah ibadah pelayanan dan
penyembahan kepada TUHAN. Seringkali kita salah, kita mendahulukan
yang lain, sehingga tidak bisa beribadah melayani, tidak bisa
menyembah TUHAN. Jika demikian, berarti kita berhutang kepada Darah
YESUS. Silahkan bekerja dan sekolah yang keras, tetapi harus
mengutamakan ibadah pelayanan, penyembahan kepada TUHAN. Itulah
kewajiban kita kepada TUHAN! Kita harus memperjuangkan ibadah
pelayanan dan penyembahan kepada TUHAN lebih dari perkara apapun
juga. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
kita lalai (tidak setia), bahkan tidak mau beribadah melayani dan
tidak menyembah TUHAN, berarti:
- Kita
berhutang darah kepada TUHAN yang tidak bisa dibayar atau diganti
dengan apa-pun/berapa-pun di dunia ini.
- Kita
menjadikan rumah ALLAH menjadi sarang penyamun.
Maaf,
kalau kita hanya berbangga-bangga dengan berkat jasmani => ‘kita
ditebus oleh Darah YESUS, diberkati secara jasmani’ Tetapi lalai
dalam ibadah pelayanan dan penyembahan, maka kita menjadikan rumah
ALLAH menjadi sarang penyamun.
Rumah
doa itu ukurannya bukanlah berkat jasmani. Kalau ukurannya hanya
berkat jasmani, TUHAN tidak adil. Contohnya: kalau ada anak TUHAN
yang kaya, disebut rumah doa. Sedangkan yang miskin menjadi sarang
penyamun. Gereja besar atau gereja kecil. Bukanlah itu ukurannya
rumah doa! Ukurannya adalah sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan
dan penyembahan kepada TUHAN. Mulai dari saya sebagai gembala. Kalau
gembala tidak bersungguh-sungguh, gembala sering lalai, tidak tahu
kemana? dan orang lain yang menggantinya, maka dia menjadikan rumah
TUHAN menjadi sarang penyamun. Jadi mulai dari kami sebagai gembala
yang hadir, kami terlebih dahulu yang bertanggung jawab untuk
menjadikan sebagai rumah TUHAN atau sarang penyamun. Bukan dilihat
dari berapa ratus, berapa ribu jemaat yang datang, bukan! Melainkan
dilihat dari kesetiaan dalam ibadah pelayanan dan penyembahan kepada
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Ini masih tentang milik
TUHAN yang kedua, yang berada dalam Tangan Kanan-Nya dan tidak boleh
diganggu gugat. Tadi yang pertama, persepuluhan dan persembahan
khusus, supaya ada siklus dari surga. Hidup kita jangan mengikuti
siklus dunia, mungkin kelihatan bagus, tetapi akhirnya hancur. Kalau
mengikuti siklus surga, mau ada krisis (ada tsunami) atau apapun
juga, tidak akan dapat memutuskan siklus dari surga. Siklus
persepuluhan itu tidak dapat diputuskan oleh apapun juga, sebab dari
surga. Semoga kita dapat mengerti.
Dalam hal ibadah pelayanan
dan penyembahan, TUHAN tampil dengan Nama ‘ALLAH Yang cemburu’,
ini mengerikan. Memang mempelai laki-laki bisa cemburu terhadap
mempelai wanita, contohnya: kalau isterinya macam-macam, maka
suaminya bisa cemburu => ‘kemana isteriku, semestinya bertemu,
kok tidak ada?’ Kalau isterinya ke laki-laki yang lain, Dia
menjadi ALLAH Yang cemburu.
Keluaran
20: 4, 5,
4.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi.
5.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku,TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Jadi,
dalam ibadah pelayanan dan penyembahan, ALLAH menyatakan diri-Nya
sebagai ALLAH Yang cemburu. Soal ibadah pelayanan dan penyembahan
kepada Dia, tidak mau sedikitpun diganggu gugat. Ini benar-benar
mengerikan! Semoga kita dapat mengerti.
Hamba TUHAN termasuk
saya, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang tidak setia, bahkan tidak mau
beribadah melayani dan menyembah TUHAN, maka berhadapan dengan
‘ALLAH
Yang cemburu’.
Mungkin alasannya capek, hari libur, dsbnya. Kita harus benar-benar
menjaga hubungan dengan TUHAN, jangan sampai kepada yang lain, sebab
Dia ‘ALLAH Yang cemburu’.
Siapa itu ALLAH Yang cemburu?
Sampai sejauh mana cemburunya TUHAN?
Kidung
Agung 8: 6,Taruhlah
aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu,
karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang
mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN
Terj.lama:
‘Taruhlah
akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada
lenganmu; karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu
hebat seperti alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti
halilintar TUHAN.
‘karena
kuat kasih itu seperti kuat maut’ =>
Jadi, cinta-Nya TUHAN atau cinta-Nya Mempelai Pria terhadap mempelai
wanita sekuat maut. Dia rela mati di kayu salib untuk mencintai
kita, mengasihi kita sebagai mempelai wanita-Nya. Bukan hanya
sekedar berkurban sesuatu, tetapi sampai mati di kayu salib.
‘dan
cemburuan itu hebat seperti alam barzakh’
=> Jadi cemburunya TUHAN sekuat nyala api neraka. Alam barzakh=
neraka.
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang tidak
setia, bahkan tidak mau beribadah melayani dan menyembah TUHAN =
memasukkan diri kedalam nyala api neraka. Ini serius, sebab
kecemburuan ALLAH seperti nyala api neraka. Ini yang tidak pernah
diterangkan. Di gereja sering diterangkan bahwa mencuri itu dosa,
tetapi kalau tidak beribadah, semuanya tertawa, jangan-jangan
pendetanya juga ikut terawa => Jangan main-main dengan hal ini,
kalau ayat diungkapkan, maka akan berhadapan dengan ALLAH Yang
cemburu (memasukkan diri kedalam nyala api neraka).
Jadi
mulai sekarang, kalau mau ijin tidak beribadah hitung-hitung dulu =>
‘saya ini mau kemana?’ Kalau waktunya beribadah tetapi tidak
beribadah = memasukkan diri dalam nyala api neraka. Mari kita
berdoa, supaya ibadah pelayanan dan penyembahan tidak terhalang.
TUHAN akan menolong kita semuanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Sebaliknya, cinta atau kasih TUHAN kepada kita
sekuat maut. Dia rela mati di kayu salib untuk mengasihi kita
semuanya. Jika kita setia dan benar dalam beribadah melayani,
menyembah TUHAN, maka kita akan mengalami kasih TUHAN Yang sekuat
maut, artinya:
- maut
tidak bisa mengganggu gugat kita. Inilah imbangannya! Kita tinggal
pilih, ALLAH Yang cemburu atau ALLAH Yang mengasihi sekuat maut.
- ada
meterai dari TUHAN (Kidung Agung 8: 6) = ada perjanjian yang
kekal/menandatangani kontrak antara kita dengan TUHAN. Meterai
artinya tanda janji.
Waktu
kami ke Makasar. Ada orang yang bingung, karena gunung meletus di
Jawa, sehingga pesawatnya harus lewat Bali. Kalau taken kontrak
dengan manusia mungkin 1 Milyar. Orang ini bingung karena harus
segera taken kontrak, sampai marah-marah di bandara => ‘bagaimana
ini, jadi berangkat atau tidak, saya harus menandatangni kontrak’.
Ini bagus dan saya hargai, bekerja keras memang harus. Tetapi
pertanyaannya, apakah seimbang kalau kita mau menandatangni kontrak
dengan TUHAN?
Kapan kita
menandatangani kontrak dengan TUHAN?
Sekarang ini/saat ini, saat kita beribadah itulah kita
menandatangani kontrak dengan TUHAN. Adakah kita gelisah kalau tidak
dapat datang beribadah? Atau kita hanya tertawa-tawa saja dan
berkata ? ’lain
kali saja’
Demikian juga dengan saya, karena waktu itu saya
harus melayani pernikahan, kami bingung juga => ‘apa bisa, apa
ada pesawat malam hari, tidak apa-apa saya lewat Bali, lalu kembali
ke Malang’ Padahal sudah capek, baru naik bus dari Toraja sekitar
sepuluh jam, sampai mau mengejar pesawat yang malam hari, tetapi
akhirnya tidak bisa juga. Kalau mau ke Bali sekitar sepuluh jam
lagi, dan bagi saya, tidaklah mengapa, karena saya mau melayani,
tetapi tetap tidak bisa, TUHAN tidak menghendaki.
Mari kita
sungguh-sungguh sebab ada kasih Allah sekuat maut yang mendorong
kita untuk beribadah melayani TUHAN. Kasih mendorong kita untuk
setia dan benar, tidak membuat Dia cemburu, tetapi kita selalu mau
mengadakan perjanjian atau menandatangani kontrak dengan TUHAN (ada
meterai kasih sekuat maut itulah Darah YESUS). Kalau kita mengadakan
kontrak, biasanya menggunakan meterai enam ribu saja sudah cukup,
tetapi kalau kita menandatangani kontrak dengan TUHAN menggunakan
meterai kasih sekuat maut (Darah YESUS). Hasilnya tentu luar biasa!
Mari kita bersungguh-sungguh sekarang ini.
‘Taruhlah
aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu’
= dimeteraikan di dada dan di lengan, ini seperti bayi yang
digendong. Jika kita setia, benar dalam ibadah pelayanan dan
penyembahan, maka posisi kita bersandar di -Dada TUHAN, dalam
pelukan Tangan kasih TUHAN yang sekuat maut dan Dia akan
memperjuangkan kehidupan kita, untuk masa sekarang, sampai hidup
kekal selama-lamanya.
- Yohanes
3: 29,
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi
sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai
laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu
penuh.
Hak
TUHAN yang ketiga:
Mempelai
Wanita TUHAN.
Jadi
hak TUHAN:
- mulai
dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar mau dipegang oleh
Tangan Kanan TUHAN, supaya aman, tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun, bahkan setanpun tidak boleh mengganggu gugat hak TUHAN.
Mulai dari persepuluhan, supaya tetap ada siklus dari surga.
- Hak
TUHAN yang kedua, ibadah pelayanan, supaya kita dipeluk oleh Tangan
Kanan TUHAN Yang kuat. Dalam 1 Timotius 4: 8, dalam ibadah ada
janji (meterai) untuk hidup sekarang, masa depan kita, sampai hidup
kekal. TUHAN tidak pernah menipu kita.
Ay
29 => ‘Yang
empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki’
=> mempelai wanita merupakan hak-Nya Mempelai Laki-laki.
1
Korintus 7: 4,
Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya,
demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi
isterinya.
Ay
4 => ‘Isteri
tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri’
=> isteri tidak berhak atas tubuhnya sendiri.
‘tetapi
suaminya’
=> hak suami. Jadi isteri merupakan hak dari suami.
‘demikian
pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri’
=> suami tidak berhak atas dirinya sendiri.
‘tetapi
isterinya’
=> tetapi haknya isteri.
Jadi Mempelai Wanita TUHAN itu
merupakan hak sepenuhnya dari TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Proses untuk menjadi Mempelai Wanita Surga yaitu
lewat penyucian. Tidak ada cara yang lain lagi! Mari kita belajar
dari Ester. Ini merupakan cerita nubuat. Nanti Ester akan menjadi
ratu dari raja Ahasyweros. Inilah gambaran menjadi Mempelai Wanita
TUHAN/dari Raja segala raja, itulah YESUS. Ester ini tidak memiliki
ayah-ibu dan tidak berdaya, tidak ada masa depan (ikut orang) dll,
tetapi dapat menjadi ratu, inilah yang harus kita pelajari.
Ester
2: 7, 3
7.
Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya,
sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya
dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai
anak oleh Mordekhai.
3.
hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya,
supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok
rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah
pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah
diberikan wangi-wangian kepada mereka.
Ester
ini seorang gadis tidak punya bapa dan ibu (secara jasmani)
=
- tidak
berdaya,
- tidak
mampu,
- tidak
ada harapan,
- tidak
punya potensi di dunia ini. Tetapi Ester mempunyai wajah yang elok
(secara rohani), artinya Ester hidup benar dan suci. Inilah yang
penting! Sekalipun kita tidak punya potensi, tetapi harus elok
(harus hidup benar dan suci). Jangan seperti Absalom yang punya
potensi, tetapi tidak taat dan tidak suci, akhirnya mati tergantung
(terkatung-katung). Jika kita memiliki potensi atau tidak memiliki
potensi, tidak menjadi masalah! Usaha sudah dilakukan semuanya,
hasilnya memang seperti itu, sekarang tinggal tampil elok.
Kalau
sudah hidup benar dan hidup suci, sehingga bisa masuk ‘balai
perempuan’ (kalau wajahnya tidak elok, tidak akan bisa masuk balai
perempuan). Masuk balai perempuan, sekarang artinya masuk dalam
kandang penggembalaan. Hanya orang yang benar dan suci, yang bisa
masuk kandang penggembalaan. Kalau tidak benar sekalipun pendeta,
akan sulit masuk kandang penggembalaan (sulit digembalakan dan tidak
bisa menjadi gembala). Dalam tabernakel, ruangan suci ini menunjuk
kandang penggembalaan. Dulu terdapat tiga macam alat dalam ruangan
suci, sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya,
- meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan
suci,
- mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan
Inilah
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = masuk balai perempuan =
masuk kandang penggembalaan. Di balai perempuan, disitu diberi lulur,
diberi wangi-wangian. Jadi sudah benar dan sudah suci, terus
disucikan lebih lagi secara intensif didalam kandang penggembalaan.
Ester
2: 15,
Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang
mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap
raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang
dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka
Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat
dia.
Ay
15 => ‘
mendapat
giliran untuk masuk menghadap raja’
=> ini kesempatan untuk boleh minta apa saja. Tetapi apa yang
dilakukan Ester?
‘
maka
ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan
oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan’
=> ini taat kepada gembalanya => ‘nanti kalau maju menghadap
raja tidak perlu minta apa-apa’ Akhirnya Ester mentaatinya. Kalau
orang lain mungkin akan mengatakan 'ikut campur saja’ Hati-hati
kaum muda remaja, terutama saat gembala menasehati soal jodoh =>
‘ikut-ikut saja gembala itu, bahkan orang tua saja disemprot’.
Inilah
nilai tambahnya Ester, sekalipun ia tidak memiliki potensi seperti
yang lain, tetapi Ester ini hidup benar, suci dan mau digembalakan.
Yang lain juga banyak yang elok-elok, tetapi saat menghadap raja,
mereka akan meminta ini dan meminta itu, tetapi Ester menolak
semuanya dan memilih taat dengar-dengaran.
Dalam
kandang penggembalaan Ester (kita) mengalami penyucian secara
intensif terhadap keinginan daging atau kehendak diri sendiri,
sehingga kita dapat hidup dalam kehendak TUHAN = taat
dengar-dengaran. Inilah nilai tambahnya Ester, dan nanti Ester lah
yang terpilih.
Kita
taat dengar-dengaran kepada:
- orang
tua jasmani,
- orang
tua rohani itulah gembala. Seperti Ester taat kepada Hegai.
- orang
tua surgawi itulah TUHAN yang tidak kelihatan (Firman ALLAH).
Ketaatan itu kepada yang kelihatan dahulu, baru setelah itu dapat
taat kepada orang tua surgawi.
Ketaatan
itulah nilai tambah dari Ester dan ia nanti terpilih menjadi ratu.
Semuanya elok, cantik-cantik dibalai perempuan (semuanya hidup
benar), tetapi nilai tambah dari Ester adalah tidak punya keinginan
daging (mau disucikan dari kehendak diri sendiri).
Contohnya
lagi seperti TUHAN YESUS. YESUS berkata => ‘
Ya
Abba Ya Bapa, kalau bisa lalukan cawan ini, tetapi bukan kehendakku,
melainkan kehendak Mu yang jadi’
Saya ingat, dulu kalau diutus bpk pdt Pong untuk menggantikan beliau
berkhotbah atau diundang dimana saja, saya tidak diberikan ongkos,
tetapi diberikan pesan (seperti Hegai memberi pesan kepada Ester) =>
‘nanti kalau diberikan kolekte kembalikan ya, jangan menerima
kolekte’ Bayangkan saja! Ini sakit bagi daging, tetapi saya tidak
pernah minta, tidak pernah berhutang dan TUHAN yang mencukupkan.
Demikian juga dengan Ester.
Ester
mengalami penyucian intensif dalam penggembalaan oleh Firman
penggembalaan (Firman pengajaran yang benar), tetapi masih belum
cukup. Lalu ditambah lagi dengan berpuasa.
Ester
4: 14-16,
14.
Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang
Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain,
dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin
justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai
ratu."
15.
Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
16.
"Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di
Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum
tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta
dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan
masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang;
kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
Tadinya
bangsa Yahudi mendapatkan ancaman untuk dibunuh semuanya, lalu
Mordekhai memberi tahu kepada Ester agar menghadap raja untuk orang
Yahudi, Ester berkata => ‘jika tidak dipanggil, kemudian saya
menghadap raja, maka saya dapat mati kalau tidak diulur tongkat’
Tetapi Mordekhai tenang saja dan tidak memaksa Ester => ‘kalau
kamu tidak mau dipakai, maka orang lain dipakai, jangan pikir kamu di
istana bisa hidup, kamu orang Yahudi, kamu juga dapat mati. Tetapi
kalau kamu mau berkorban, siapa tahu kamu menjadi ratu’ Mau pilih
mati atau menajadi ratu. Sekali lagi dalam pelayanan (dalam nikah,
penggembalaan, kunjungan) tidak boleh memaksa, dipaksa dan terpaksa
=> ‘ayo kamu harus ikut’ Jangan! Tetapi semuanya sesuai
dorongan kasih TUHAN yang sekuat maut. Inilah pelajaran bagi kita.
Ester
berpuasa ‘tiga hari tiga malam’ ini menunjuk
penyucian oleh kurban Kristus terhadap kepentingan diri sendiri atau
egois. YESUS dikuburkan tiga hari. Tadi dalam penggembalaan ada
pengajaran, untuk menyucikan keinginan atau kehendak diri sendiri.
Saya tidak akan pernah memaksa dan jangan menjadi egois. Jika TUHAN
menggerakkan dengan kasih sekuat maut, jangan dihalangi oleh sesuatu,
mautpun tidak akan bisa menghalangi kita. Inilah yang harus kita
pegang!
Kalau
kita digerakkan berkurban, digerakkan untuk ikut serta, tetapi tidak
mau, akhirnya orang lain yang akan dipakai. Tetapi jika kita tidak
dipakai, dan merasa seperti berkurban, tetapi mati (karena egois).
Kalau dipakai, mungkin rasanya berkurban, tetapi dapat menjadi ratu.
Kita
tinggal pilih! Contohnya seperti janda Sarfat => ‘
aku
akan membuat kue, untuk ku dan untuk anakku, lalu sesudah itu kami
mati’ Tetapi Elia
mengatakan buatlah untuk ku (untuk TUHAN) terlebih dahulu, akhirnya
janda Sarfat dan anaknya tidak mati. Inilah yang sering kita takuti
=> ‘nanti begini, nanti bagaimana?’ Tetapi sekarang ini ada
kasih sekuat maut. TUHAN akan menolong kita semuanya. Semoga kita
dapat mengerti.
Ester
5: 1, 2,
1.
Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah
ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja
bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan
pintu istana itu.
2.
Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran,
berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas
yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh
ujung tongkat itu.
Ester
dapat menjadi ratu. Kalau menghadap raja mungkin kelihatannya mati,
tetapi Ester menjadi ratu. Sebaliknya, kalau tidak mau dipakai
mungkin kelihatannya dapat hidup, tenang, tetapi akhirnya mati.
Jangan menjadi egois, tetapi karena dorongan Firman. Semua keegoisan
harus disucikan! Kita disucikan lewat Firman penggembalaan (keinginan
dan kehendak diri sendiri disucikan, sehingga kita menjadi taat) dan
masih ditambah dengan berpuasa (Kurban Kristus menyucikan kita dari
keegoisan). Jadi Mempelai Wanita TUHAN harus mengalami penyucian dari
keinginan daging atau kehendak diri sendiri, termasuk juga kenajisan
(dosa makan minum dan kawin mengawinkan) dan dari egois atau
kepentingan diri sendiri, sehingga mendapatkan uluran tongkat emas
dari Raja segala raja, YESUS Mempelai Pria Surga. Itulah uluran
Tangan Kanan TUHAN Yang kuat, yang penuh dengan belas kasihan,
kemurahan, anugerah TUHAN.
Setelah
raja mengulurkan tongkat emas, Ester juga mengulurkan tangan untuk
memegang tongkat emas = kita dapat mengulurkan tangan kepada TUHAN
dan kita hidup di dalam Tangan Kanan TUHAN. Kita dipegang oleh Tangan
Kanan TUHAN yang penuh dengan anugerah.
Hasilnya
adalah
- Ester
bisa hidup,
artinya
- Tangan
Kanan TUHAN mampu memelihara kehidupan kita ditengah kemustahilan,
- Tangan
Kanan TUHAN mampu menolong kita (menyelesaikan) dari masalah yang
mustahil (masalah mati-hidup). Ester menghadapi masalah yang hebat,
masalah mati-hidup. Mungkin sekarang ini kita menghadapi masalah
penyakit (mati-hidup), masalah ekonomi, tetapi TUHAN mampu
menghidupkan apa yang sudah mati. Dia lah yang menentukan
semuanya!
- Ester
yang tidak memiliki bapa dan ibu (anak yang ikut orang lain) tetapi
diangkat menjadi ratu
artinya:
- Tangan
Kanan TUHAN Yang kuat, Yang penuh anugerah mengangkat Ester (kita)
= membuat berhasil dan indah pada waktu-Nya,
- Ester
(kita) dipakai oleh TUHAN untuk kemuliaan Nama TUHAN. Akhirnya
seluruh bangsa Yahudi tidak jadi mati. Berapa banyak jiwa-jiwa yang
belum percaya YESUS? atau yang sudah percaya YESUS dan diselamatkan
tetapi mati dalam dosa dll, berapa banyak? Ini merupakan tugas
kita. Berapa uang yang dikeluarkan untuk ibadah persekutuan tidak
sebanding dengan Darah Yang mahal (dengan tongkat emas). Mari kita
semuanya mau dipakai TUHAN.
- Ester
(kita) disucikan dan diubahkan sampai menjadi ratu = sampai
sempurna seperti YESUS, kita menjadi mempelai wanita yang sempurna,
yang siap menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali. Kita kembali
ke Firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sesudah itu kita masuk
Yerusalem baru.
Di
Yerusalem Baru ada tongkat emas (uluran tangan yang kuat, yang penuh
dengan anugerah).
Wahyu
21: 15,
Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat
pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu
gerbangnya dan temboknya.
Ay
15 => ‘untuk
mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya’
=> tongkat emas mengukur Yerusalem Baru, artinya membawa kita
masuk dalam Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal
selama-lamanya).
Saya
merasa berbahagia menerangkan Firman pada hari ini, sekalipun sudah
malam. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, tadi sudah berusaha tetapi
tidak bisa. Masih ada uluran Tangan Kanan TUHAN Yang kuat (tongkat
emas). Ini jangan diragukan lagi! Uluran Tangan Kanan TUHAN Yang kuat
dapat membuka tingkap langit, untuk memeluk kita, memegang dan
mengangkat kita sampai menjadi ratu.
TUHAN memberkati kita
semuanya.1