Kita
kembali kepada tema kita yaitu ‘kuasa Darah Anak Domba Paskah’
(Keluaran 12: 21-23). Dalam perjanjian lama, bangsa Israel
menyembelih anak domba paskah dalam wujud binatang dan memberikan
tanda darah anak domba paskah kepintu-pintu rumah mereka, sehingga
mereka terlepas dari tulah kematian anak sulung (terlepas dari maut).
Sedangkan pada rumah-rumah-rumah orang Mesir (dari rakyat jelata
sampai firaun yang hebat, kaya, luar biasa) mengalami tulah kematian
anak sulung (tanda maut), sebab tidak memiliki tanda darah.
Dari
sini kita mempelajari, bahwa kuasa Darah Anak Domba Paskah lebih dari
apapun di dunia ; lebih dari ijasah, kepandaian, kekayaan, kedudukan.
Jangan bangga jika kita memiliki semuanya, sebab tanpa Darah Anak
Domba Paskah kita hanya senasib dengan firaun yang tidak berdaya
apa-apa. Demikian juga kita yang mungkin dalam kekurangan, tidak
memiliki ijasah dll (maaf saya tidak bermaksud menghina), jangan
pesimis, sebab selama kita memiliki tanda Darah Anak Domba Paskah,
maka TUHAN memakai kita, TUHAN sanggup untuk menolong dan memberkati
kehidupan kita. Biarlah oleh-oleh terbesar adalah kuasa Darah Anak
Domba Paskah. Letakkan ini di pintu hati kita, di gereja kita
masing-masing, di rumah tangga dan TUHAN akan bekerja sampai terjadi
mujizat-mujizat. Semoga kita dapat mengerti.
Dalam
perjanjian baru, kuasa Darah Anak Domba Paskah kita pelajari dalam
Wahyu
1: 5, 6,
5.
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi
Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya--
6.
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam
bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.
Ay
5 => YESUS Yang sudah mati di kayu salib bagaikan Anak Domba
Paskah Yang disembelih sudah melepaskan kita dari dosa-dosa dengan
Darah-Nya.
Ay
6 => kita menjadi imam dan raja
sampai selama-lamanya.
Dalam
pembacaan ayat ini (perjanjian baru), darah anak domba paskah = Darah
YESUS. Jadi bukan binatang lagi yang disembelih, tetapi YESUS Yang
harus mati di kayu salib.
Dalam
Wahyu 1: 5, 6,
Darah
YESUS bekerja dengan kuasa yang dobel yaitu
- Ay
5, kuasa Darah YESUS
sanggup untuk melepaskan kita dari dosa-dosa, sampai puncaknya dosa
(dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan), sehingga kita dapat
hidup benar dan hidup suci.
Kalau sudah lepas dari dosa sampai puncaknya dosa, hidup benar dan
hidup suci = ada tanda Darah YESUS.
Di dunia ini seperti
kekayaan, kepandaian, tidak ada yang dapat melepaskan kita dari
dosa. Termasuk rohaniawan, hamba TUHAN, rasul, nabi, guru, tidak ada
yang dapat melepaskan kita dari dosa. Melepaskan dosanya sendiri
saja tidak bisa, sebab semua manusia sudah berdosa. Hanya YESUS
Satu-Satunya Manusia Yang tidak berdosa dan harus mati di kayu
salib, sehingga Darah-Nya sanggup melepaskan kita dari dosa sampai
puncaknya dosa.
- Ay
6, kuasa Darah YESUS
sanggup untuk mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja.
Imam
dan raja artinya:
- seorang
yang benar dan suci = seorang yang memangku jabatan pelayanan. Saya
selalu mengatakan, imam dan raja itu bukanlah seorang yang pandai,
bodoh, kaya, miskin. Jika demikian, maka TUHAN tidak adil. Kalau
kita sudah suci, maka tidak ada alasan bagi TUHAN untuk tidak
memakai kita atau tidak memberikan jabatan bagi kita. Kalau kita
hanya pandai, bodoh, belum tentu dipakai TUHAN. Tetapi kalau sudah
suci, TUHAN harus memakai kita.
Efesus
4: 11,12,
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ay
11 => macam jabatan pelayanan. Terdapat lima jabatan pokok,
tetapi bisa dijabarkan lagi, seperti pemain music dsbnya.
Ay 12
=> ‘untuk
memperlengkapi orang-orang kudus’
=> untuk memperlengkapi orang suci, bukan orang pandai, bodoh,
kaya, miskin.
Jadi imam dan raja adalah seorang yang
memangku jabatan pelayanan (hamba TUHAN atau pelayan TUHAN).
- seorang
yang beribadah dan melayani TUHAN dalam pembangunan Tubuh Kristus
(Efesus 4: 12), sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan.
Semoga kita dapat mengerti.
Dalam Wahyu 1: 6 ‘--bagi
Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin’
Jadi kuasa Darah YESUS itu bekerja untuk selama-lamanya. Sekali Dia
mengangkat kita untuk menjadi imam dan raja, maka selama-lamanya
kita harus menjadi imam dan raja. Semua kedudukan atau jabatan di
dunia ini ada masa pensiun (batas waktu bekerja), bahkan presiden
pun juga pensiun. Hanya satu yang tidak ada masa pensiunnya yaitu
menjadi hamba TUHAN, pelayan TUHAN. ‘sampai
selama-lamanya’
artinya:
- sampai
garis akhir: melayani TUHAN sampai meninggal dunia atau sampai
TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali.
- sampai
di surga kita akan tetap melayani TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Apa
arti dari pembangunan Tubuh Kristus?
Praktik pelayanan pembangunan
Tubuh Kristus adalah persekutuan Tubuh Kristus yang benar:
- mulai
di dalam nikah rumah tangga harus benar. Misalnya: kaum muda
nikahnya salah (menikah dengan yang tidak satu iman). Kalau nikahnya
tidak benar, maka tidak akan menuju pembangunan Tubuh Kristus.
Seumpama tangan saya berada di kaki dan kaki berada di kepala,
mungkin sepertinya bersekutu semuanya, tetapi kalau tidak benar, apa
gunanya? Menikah tetapi tidak benar, apa gunanya? Ini tidak ada
gunanya, bahkan binasa waktu kedatangan TUHAN, sebab tidak mengarah
kepada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
- dalam
penggembalaan juga harus benar. Jadi jangan tersinggung kalau
disebutkan yang benar. Bukan berarti disini saja yang benar, tidak!
Kita harus waspada, sebab ada penggembalaan yang tidak benar (ada
gembala pandir, gembala pedagang).
- dalam
antar penggembalaan (seperti yang kita lakukan saat ini) juga harus
benar. Jangan ikut persekutuan yang tidak benar!
- sampai
nanti mencapai persekutuan Tubuh Kristus yang benar internasional
yaitu Israel dengan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna, menjadi
Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan TUHAN YESUS
yang ke dua kali di awan-awan yang permai.
Maaf,
saya hanya memberikan penjelasan. Seumpama setengah-setengah (tidak
laki-laki dan tidak perempuan), lalu kita menganggap sama saja. Coba
saja menikah, maka akan sengsara seumur hidup. Dalam penggembalaan
juga demikian, kalau menganggap semua sama saja, maka akan sengsara
(seperti kaki diletakkan di kepala). Dalam fellow-ship semacam ini,
dianggap sama saja, benar atau tidak benar, sama saja, nanti kita
akan sengsara dan tidak menuju pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna. Semoga kita dapat mengerti.
Persekutuan
Tubuh Kristus yang benar digambarkan dalam dua hal:
- Dalam
Yohanes 15, persekutuan
carang dengan carang yang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar.
Kalau persekutuan carang dengan carang tetapi tidak ada Pokok Anggur
Yang Benar, berarti sudah jatuh dari Pokok dan berada di tempat
sampah untuk di bakar. Mulai dari dalam nikah, persekutuan carang
dengan carang harus ada Pokok Yang Benar/pengajaran yang
benar/Pribadi YESUS, maka akan berbuah manis.
Kita tidak akan
sia-sia menikah, tergembala, berfellow-ship, sebab sewaktu-waktu
akan berbuah manis. Mungkin sekarang kita mengalami pahit dalam
pelayanan => ‘oom, saya makan, tidak makan’ Tetapi kalau
persekutuannya benar (carang dengan carang yang melekat pada Pokok
Anggur Yang Benar), maka cepat atau lambat pasti berbuah manis =
menghasilkan air anggur yang manis untuk masuk perjamuan kawin Anak
Domba. Dalam nikah itu harus ada air anggur (pernikahan dari Israel
harus ada air anggur). Itulah mengapa persekutuan ini digambarkan
sebagai carang dengan carang tetapi dimulai dengan ‘Akulah Pokok
Anggur Yang Benar’. Jadi supaya berbuah manis, bukan untuk disiksa
dll.
Kita harus mencari Pokoknya terlebih dahulu, supaya
berbuah manis. Ini harus menjadi keyakinan kita. Saya sudah
merasakan manisnya bersekutu dalam pengajaran yang benar, kalau
dianggap sombong saya minta ampun. Dulu waktu jaman bpk pdt In
Juwono, saya hanya digembalakan (dulu saya sebagai guru sekolah
Minggu dan zangkoor). Setelah itu saya digembalakan oleh bpk pdt
Pong dan saya menjadi murid Lempin-El sampai menjadi hamba TUHAN.
Saya merasakan betapa manisnya berfellow-ship, hari Jumat saya
datang (waktu itu beliau membahas kitab Wahyu dan saya membahas
kitab Matius), tetapi saya sudah tahu hari Minggu mau berkhtobah
tentang apa. Sudah terbuka kunci-kunci, kalau ada Pokok. Ketika
beliau meninggal dunia, saya harus berpuasa seminggu dua kali untuk
member makan sidang jemaat, sebab saya merasa tidak mampu. Semoga
kita dapat mengerti.
Betapa manisnya kalau kita berada
persekutuan yang benar, tetapi betapa pahitnya kalau kita berada
dalam persekutuan yang tidak benar. Dalam nikah yang tidak benar,
fellow-ship yang tidak benar, mungkin kelihatan tertawa-tawa, tetapi
sebenarnya menuju kepahitan dan tidak ada yang manis.
- Lukas
13: 34,
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di
bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Ay
34 => ‘Berkali-kali
Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu’
=> berkali-kali usaha dari TUHAN.
Jadi ini sederhana
sekali, kita belajar persekutuan yang benar tidak perlu harus
mencari gelar yang tinggi. Kita belajar kepada carang yang melekat
kepada Pokok. Yang kedua, kita belajar pada persekutuan
anak-anak ayam dibawah sayap induknya.
Saya dulu orang desa, setiap hari melihat hal ini. Ini sederhana
sekali, kita tinggal mau atau tidak! Tinggal keras atau lembut!
Kalau keras, tidak mau terus menerus, akhirnya tidak bisa lagi.
Kalau persekutuan digambarkan dengan zat kimia dll, saya tidak
mengerti. Tetapi ini digambarkan sebagai anak ayam berkumpul di
bawah sayap induknya, seperti carang melekat pada Pokok, semuanya
pasti bisa mengerti, apalagi yang dari desa, pasti sangat mengerti.
Semoga kita dapat mengerti.
Mengapa diibaratkan anak ayam
dibawah naungan sayap induknya? supaya mendapatkan naungan. Jadi
kita mengkuti fellow-ship semacam ini, setelah pulang lalu
tertawa-tawa atau mengatakan => ‘ongkosnya tidak cukup dll’,
bukan begitu! Tetapi setelah pulang ada buah manis, ada naungan,
sebab kita tidak berdaya. Atau sebaliknya, setelah pulang
mendapatkan sepeda motor. Mungkin mendapatkan sepeda motor, tetapi
tidak ada naungan dan sebentar lagi sepeda motornya dijual. Ini
tidak berguna, tidak manis, tetapi pahit.
Kesimpulannya,
yang harus diperhatikan dalam persekutuan yang benar adalah
- Pokok
yang benar.
- Induk
yang benar.
Induk
yang benar itulah Pribadi YESUS, bukan Widjaja (kalau dalam
organisasi bukan ketua umum, bukan sekretaris). Semua ranting, yang
menjadi Pokok adalah Pribadi YESUS = Firman pengajaran yang benar
(‘logos yang sudah lahir menjadi Manusia’). Semoga kita dapat
mengerti.
Yang
harus diperhatikan adalah Pokok dan Induk yang benar, itulah Pribadi
YESUS. Misalnya:
- mau
menikah jangan melihat siapa-siapa, tetapi lihatlah Pribadi YESUS
(pengajaran yang benar).
- mau
tergembala bukan melihat gereja pakai AC atau tidak, gerejanya panas
atau dingin, pendetanya dari suku ini, bukan! Tetapi lihatlah
Pribadi YESUS.
- mau
ikut fellow-ship semacam ini bukan melihat pribadinya, bukan! tetapi
lihatlah Pribadi YESUS, sampai kita nanti sempurna dan bersama
dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Tadi
dalam Lukas 3: 34 ‘
Berkali-kali
Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu’,
istilah
berkali-kali
= merupakan kerinduan dan kehendak TUHAN untuk membawa kita kepada
persekutuan yang benar (nikah, penggembalaan, fellow-ship yang
benar), supaya Dia dapat menaungi kita dengan sayap-Nya.
Jadi yang rindu adalah
TUHAN. Kita sebagai anak ayam terpencar, tercerai berai, dalam
keadaan bahaya (ada elang diatas, ada ular). Inilah luar biasanya
TUHAN! Hanya orang keras hati yang tidak mau dinaungi oleh TUHAN.
Seringkali kita memilih yang lainnya, bukan salah TUHAN kalau kita
sampai disambar elang atau dipatuk ular, sebab TUHAN sudah
berkali-kali,
tinggal kita mau atau tidak! Semoga kita dapat mengerti.
Waspada,
jangan keras hati dan jangan menolak undangan TUHAN, sebab
sewaktu-waktu kita tidak dapat lagi mendapatkan naungan. Bpk pdt
Totaijs berkata => ‘kalau karet ditarik terus akan putus’,
artinya satu waktu tidak ada lagi perpanjangan sabar TUHAN, tidak ada
lagi kesempatan untuk dapat menghasilkan air anggur yang manis, tidak
ada lagi kesempatan untuk mengalami naungan sayap, ini juga berarti
kebinasaan untuk selama-lamanya. Sementara TUHAN menawarkan
naungan-Nya (sampai
berkali-kali),
ternyata banyak sikap yang tidak mau.
Mengapa
banyak yang menolak naungan sayap TUHAN (menolak ajakan atau undangan
TUHAN untuk masuk dalam persekutuan yang benar)?
maaf istilah hari ini
banyak menggunakan kata ‘lupa’.
Jawabannya
adalah karena lupa:
- Lupa
diri.
Apa yang dimaksud dengan lupa diri? Gereja TUHAN (anak TUHAN), hamba
TUHAN, pelayan TUHAN lupa diri, bahwa sehebat apapun hidup di dunia,
tetapi hanyalah seperti anak ayam (apalagi anak ayam yang baru
menetas). Sehebat apapun hidupnya, tetapi tidak berdaya apa-apa dan
membutuhkan induk. Seperti ayat dalam alkitab ‘aku
akan merombak lumbungku
..’ ini gambaran orang yang kaya dan berhasil. Tetapi tanpa induk,
TUHAN berfirman => ‘malam ini engkau mati’ Jadi tanpa induk
tidak ada artinya. Lupa diri bahwa dia adalah anak ayam yang baru
menetas (tidak berdaya), praktiknya
adalah
penyakit “merasa” ; merasa mampu, merasa kaya, merasa pandai,
merasa kuat, merasa benar, merasa dipakai oleh TUHAN.
Contoh
di dalam alkitab:
- merasa
dipakai oleh TUHAN: ‘aku
bernubuat, aku mengusir setan, aku mengadakan mujizat’,
tetapi TUHAN mengatakan => ‘enyahlah
engkau’.
- seperti
jemaat Laodikia ‘aku
kaya, aku tidak kekurangan’
tetapi TUHAN mengatakan => ‘engkau
miskin, buta, telanjang’
Kalau
sudah terkena penyakit “merasa”, maka keadaan rohaninya seperti
jemaat Laodikia yaitu suam-suam kuku.
Wahyu
3: 16, 17,
16.
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku
akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
17.
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku
dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu,
bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang,
Penyakit
“merasa” (lupa diri) itu juga semacam mabuk. Saya sering
menerangkan hal ini kepada jemaat. Orang yang mabuk tidur di
selokan, tetapi dia katakan => “kami senang berada di istana
raja” (kami di surga, padahal sebenarnya berada di neraka). Itulah
penyakit “merasa” (mabuk).
Apapun kondisi kita, kita
harus tetap ingat ‘saya adalah anak ayam yang baru menetas dan
tidak berdaya apa-apa’. Tetapi kalau sudah terkena penyakit
“merasa”, maka keadaan rohaninya langsung seperti jemaat
Laodikia yaitu suam-suam kuku (kekurangan rohani ditutupi dengan
yang jasmani).
Suam-suam
kuku berarti:
- tidak
dingin, tidak panas.
Tidak dingin = tidak sejuk, tidak damai sejahtera (ada iri,
dendam). Tidak panas = tidak setia berkobar-kobar lagi. Contohnya:
hanya terus menonjolkan yang jasmani, tetapi sebenarnya dia sudah
malas (gembala sudah malas berkhotbah, zangkoor malas latihan).
Kalau sudah tidak dingin (tidak damai, iri, dendam, benci), tidak
setia (tidak berkobar-kobar lagi), maka pasti tidak puas. Ada rasa
tidak puas dari hati, lalu dilontarkan ke mulut, sehingga
perkatannya seperti muntah belaka (perkataan sia-sia). Contohnya:
- kalau
ada perkataan sia-sia dalam rumah tangga, saat dia berbicara, maka
semua anaknya lari (seperti dimuntahi).
- kalau
di mimbar ada perkataan sia-sia, maka jemaat bisa lari semuanya.
Kalau jemaat lari, malah dikatakan => ‘mereka adalah
pemberontak-pemberontak’, kita jangan berkata seperti itu.
Padahal hamba TUHANnya lah yang salah, dia tidak berkhotbah,
tetapi sedang muntah. Kalau ada orang yang lagi muntah, tidak ada
yang mau mendekat. Saya pun tidak kuat, jangankan menerima,
melihat saja saya tidak kuat. Ada dua kali peristiwa tentang
muntah (jasmani). Waktu jaman bpk pdt Pong, kami ke tanah Toraja.
Pada jaman dulu jalannya masih susah dan bus nya juga kurang enak,
akhirnya banyak yang muntah. Biasanya saya melihat saja tidak
kuat, tetapi saat itu saya bisa menolong dari depan ke belakang,
inilah kekuatan dari TUHAN. Yang kedua, waktu gembala sekaligus
mertua saya ‘aanval vertigo/terkena serangan penyakit vertigo
satu kali. Mungkin saudara ada yang ingat, dulu kebaktian
paskahnya masih di hotel Westin. Waktu itu ada dua kamar, lalu
saya diberi kamar dan jam tiga saya dibangunkan. Saya melihat
beliau mau muntah, tetapi tidak ada apa-apa, dan saya terima
begitu saja, biasanya melihat saja saya tidak kuat. Itu sebabnya
kita harus menjaga perkataan kita! Kalau ada perkataan sia-sia,
jemaat yang mendengarkan bisa merasa jijik sehingga semuanya lari.
Suami atau istri yang mendengar, dapat merasa jijik (tidak betah
lagi).
- tidak
mati, tidak bangkit
= tidak berubah. Orang yang lupa diri (terkena penyakit merasa)
tidak berubah hidupnya, tetap sebagai manusia darah daging yang
hidup dalam kejahatan dan kenajisan.
Kalau
perkataannya seperti muntah, perbuatannya jahat dan najis bagaikan
muntah juga, akibatnya
adalah
- dimuntahkan
oleh TUHAN,
- hidupnya
hanya seperti muntah (tidak berguna),
- najis
dan jijik,
- dan
dibuang untuk selama-lamanya = binasa untuk selama-lamanya. Semoga
kita dapat mengerti.
TUHAN
menawarkan naungannya (persekutuan yang benar). Firman yang
diulang-ulang itulah ‘berkali-kali’. Firman diulang bukan supaya
kita merasa bosan, tetapi kita diundang terus oleh TUHAN. Nikah yang
belum benar, mari benarkan. Membenarkan nikah yang salah, menjadikan
penggembalaan benar, fellow-ship yang salah dijadikan benar = masuk
dalam naungan TUHAN (lari kepada induk) dan kita tidak akan rugi.
TUHAN akan menolong kita semuanya. Semoga kita dapat mengerti.
- Lupa
induk,
artinya;
- tidak
lagi memerlukan TUHAN (‘aku
kaya, aku memperkaya diri, aku tidak butuh apa-apa’)
atau Firman pengajaran yang benar sebagai kebutuhan pokok. Pokok
itu seperti makanan sehari-hari. Mengapa jemaat meminta yang
berkhotbah supaya berganti-ganti? Sebab yang diberikan adalah
camilan (guyonan saja), bukan makanan pokok. Inilah kesalahan kita
sebagai hamba TUHAN! Coba kalau diberikan nasi terus (tidak ada
orang yang tidak mau nasi), biarpun sudah sepuluh tahun
digembalakan, tidak aka nada yang lari. Seringkali kita tidak
memberikan yang pokok. Biarpun camilannya enak, pasti akan tetap
lapar. Satu waktu saya ke luar negeri, satu hari makan roti terus.
Sekalipun sudah banyak makan roti, tetapi masih tetap lemas (tidak
kuat). Akhirnya ada yang mengerti dan menawarkan nasi. Padahal roti
ini lebih bergizi (ada keju dll) dari nasi, tetapi saya tetap tidak
kuat. Kita sungguh-sungguh memerlukan yang pokok. Kita datang ke
fellow-ship, apa yang menjadi pokok kita? YESUS (Firman pengajaran
yang benar) harus sebagai kebutuhan pokok kita.
- lebih
mengutamakan dan mencari perkara dunia, sehingga tidak dapat lagi
mengutamakan Pribadi TUHAN (tidak dapat lagi mengutamakan Firman
pengajaran yang benar). Yang menjadi kebutuhan pokoknya adalah
manusia, uang, dan perkara jasmani lainnya. Akibatnya
adalah
terhilang untuk selamanya.
Coba
saja kalau ada anak ayam yang baru menetas, ada jagung lima ton
(untuk makan tujuh turunan tidak habis) dan ada induk ayam, anak
ayam mau pilih yang mana? Harus memilih induk. Kalau pilih jagung
nanti akan lupa diri, lupa TUHAN. Jagungnya besar-besar tetapi
mulutnya kecil, sampai besok pun jagungnya tetap lima ton, akhirnya
dia mati. Kalau dia membuang yang lima ton dan memilih induk, dia
akan hidup selama-lamanya, bahkan bisa berkembang biak. Seringkali
kita lebih memilih tiket, sepeda motor, rumah daripada memilih
induk, akhirnya kita yang mati. Semoga kita dapat
mengerti.
Pertanyaan TUHAN kepada kita sebagai hamba TUHAN,
pelayan TUHAN, perhatikan juga Lempin-El => ‘bukanlah
berapa uang, tetapi berapa roti yang ada padamu’
Tugas hamba TUHAN, Lempin-El nomor satu adalah memberi makan. Kalau
berapa uang itu seperti Filipus, TUHAN berkata ‘kamu
harus memberi mereka makan’
Filipus langsung menjawab ‘tidak
bisa TUHAN,
ada
berapa uang di tangan’ uang
dua ratus dinar, gaji selama tujuh bulan (dua ratus hari) tidak
cukup.
Kalau fellow-ship ini bergantung ‘berapa uang’,
saya tidak akan lanjutkan. Maaf, karena sampai hari Senin-Selasa
masih terkumpul empat puluh lima juta, padahal hari Jumat sudah
mulai. Tetapi kalau bergantung berapa roti (hanya lima roti),
semuanya bisa dilakukan sampai terjadi kelimpahan. Tadi benar
terjadi, ada kelimpahan sepertiga, seperempat, setengah. Biarpun
kecil-kecilan tetapi ada kelimpahan.
Anak kecil yang dipakai
oleh TUHAN. Saya ini bagaikan anak kecil yang tidak mampu apa-apa
(seperti anak ayam yang baru menetas), tetapi harus bersyukur. Satu
minggu sebelum bpk pdt Pong meninggal, saya khusus dipanggil dan
saya ditumpangi tangan, salah satunya adalah => ‘tekunilah
persekutuanmu yang kecil-kecil’ Saya tekuni persekutuan yang
kecil-kecil, tetapi berkelimpahan, sebab bergantung kepada berapa
roti. Semoga kita dapat mengerti.
Selama hamba TUHAN, pelayan
TUHAN pertanyaannya ‘berapa roti’, biarpun dunia jungkir balik,
tetapi kita tidak akan kekurangan, bahkan sampai berkelimpahan (bisa
mengucap syukur kepada TUHAN). ‘berapa roti’= mempunyai induk.
Selama ada induk, maka dia akan mencari kemana-mana untuk memberi
kita makan. Kalau induknya TUHAN, maka Dialah yang empunya semua dan
kita tidak akan bingung. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi
banyak yang salah, lebih memilih jagung daripada induknya. Banyak
yang tidak memilih Induk/Pokok/Pribadi YESUS/Firman pengajaran yang
benar dengan dalih => ‘sama saja, cuma beda sedikit’ Seperti
tadi, kaki di kepala atau di perut dianggap sama saja yang penting
ada kakinya. Mungkin kita bilang sama saja, tetapi sudah tidak ada
fungsinya (sama-sama ada kakinya, tetapi sudah tidak berfungsi lagi).
Kalau salah, kita tidak berguna lagi menjadi hamba TUHAN. Mungkin
kita dapat memiliki mobil, rumah, tetapi tidak berguna lagi. Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau
tidak memilih induk, akibatnya adalah
- Lukas
21: 25, 26,
25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut.
26.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan
goncang.
Kalau
tidak memilih Induk, lebih memilih jagung, saat terjadi goncangan,
anak ayam malah tertimpa jagung lima ton, sehingga anak ayam mati.
Kalau memilih Induk, dia akan tenang.
Akibat pertama:
ketakutan, stress sampai mati mendadak =
tidak
damai, tidak tenang, sampai mati rohani, kering rohani dan menuju
kepada kematian kedua.
Saudara ingat ‘Kibrot-Taawa’
(kuburan hawa nafsu). Waktu itu bangsa Israel bosan akan manna, lalu
minta daging. Akhirnya TUHAN berikan burung puyuh, lalu mereka
memakannya, sementara masih dimulut, TUHAN memukulnya dan mati. Ini
sama dengan mati mendadak (sudah tidak dapat mengunyah
lagi).
Banyak hamba TUHAN yang mati mendadak karena memilih
yang jasmani (tidak memilih Induk). Mungkin bisa mendapatkan yang
jasmani, tetapi tidak dapat menikmati (sudah dimasukkan mulut,
tetapi tidak bisa mengunyah sebab mati). Mungkin dapat semuanya,
tetapi kering rohani.
- Lukas
13: 35,
Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada
saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
TUHAN!"
Ay
35: sudah tidak ada waktu lagi.
Akibat kedua: ‘rumahmu
ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi’
=
kosong,
hampa:
- secara
jasmani
(mata bisa melihat): maaf, lihat saja pelayanannya, kemana
jemaatnya? Mungkin masuk 5 orang, keluar 25 orang. Masuk 25 orang,
keluar 250 orang dan habis semuanya (kosong). Apakah artinya semua
yang kita miliki? Secara jasmani mungkin kita bisa enak-enak,
tetapi lihat saja jemaat sudah hilang, kering. Kalau pengusaha, ada
mobil dll, ini ada artinya. Tetapi kalau menjadi hamba TUHAN,
melihat jemaat pergi semuanya, apalah artinya semua yang kita
miliki? Ini mengenaskan.
- secara
rohani:
seperti rumah yang sudah dibersihkan tetapi kosong, akhirnya ada
tujuh setan yang masuk didalamnya = menjadi sempurna dalam
kejahatan dan kenajisan. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
kita harus mengikuti kehendak dan kerinduan TUHAN untuk masuk
persekutuan Tubuh Kristus yang benar, dimulai dalam nikah,
penggembalaan, antar penggembalaan sampai internasional (terbentuk
tubuh yang sempurna), supaya:
- tidak
stress (tidak takut),
- tidak
kosong,
- tidak
kering dan
- tidak
menjadi muntah. Kita harus masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus
yang benar, ini mutlak! Kaum muda yang belum menikah, perhatikan hal
ini, jangan hanya asal menikah. Kalau asal menikah (salah), maka
akan stress, kosong, jahat dan najis, kering, tidak puas, susah
payah sampai hanya seperti muntah (hidup tidak berguna lagi). Dulu
mungkin pintar dalam kuliah, mencari uang, begitu masuk nikah yang
salah (persekutuan yang salah), maka akan habis semuanya. Dulu
mungkin saat sekolah Minggu lucu, menyanyi berdiri di depan, banyak
yang bertepuk tangan, begitu masuk dalam persekutuan yang salah
(nikah yang salah), maka akan habis. Sebab itu guru-guru sekolah
Minggu juga harus bertanggung jawab!
Demikian
juga bagi hamba TUHAN, perbaikilah penggembalaan supaya menjadi
benar, perbaikilah fellow-ship, kalau tidak nanti akan stress,
ketakutan sebab tidak memiliki induk. Kalau ada induk, kita akan
selalu tenang. Semoga kita dapat mengerti.
Justru
kalau ada persekutuan yang benar, itulah yang akan dihalangi.
Halangan
dan rintangan persekutuan tubuh Kristus yang benar:
- Lukas
13: 31, 32,
31.
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada
Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes
hendak membunuh Engkau."
32.
Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si
serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari
ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Ay
32 => ‘katakanlah
kepada si serigala itu’
=> Herodes adalah si serigala itu.
Halangan dan rintangan
pertama (halangan dari luar): serigala
dan burung.
Serigala ini berpasangan dengan burung. Salah satu keluhan TUHAN
adalah ‘serigala
ada liangnya, burung ada sarangnya, tetapi anak manusia tidak ada
tempat untuk meletakkan kepalanya’
Serigala
adalah
roh jahat, terutama cinta akan uang yang membuat:
- kikir
= tidak bisa memberi, hanya mencari dan meminta saja.
- serakah
= merampas milik orang lain, terutama merampas milik TUHAN
(persepuluhan dan persembahan khusus).
Kalau
ada serigala, maka tidak bisa menempatkan YESUS sebagai Kepala
(Induk). Kalau tubuh tanpa kepala, maka menjadi tidak benar, itulah
halangannya! Misalnya: kalau seratus ribu, perpuluhannya sepuluh
ribu. Tetapi kalau duabelas milyar, berapa perpuluhannya? Sudah
tidak dapat lagi memberi persepuluhan. Jika demikian, mana bisa
menempatkan YESUS sebagai Kepala? Jadi persepuluhan dan persembahan
khusus merupakan halangan terbesar. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau sudah ada serigala, maka akan ada burung (‘benih
yang ditabur, langsung dimakan burung’).
Burung
adalah
roh najis, artinya segala sesuatu yang menghalangi kita dalam
pemberitaan Firman ALLAH (terutama Firman pengajaran yang benar),
supaya kita tidak mengerti Firman pengajaran yang benar dan tidak
beriman = tidak selamat.
Ini termasuk juga roh mengantuk.
Saya selalu menerangkan, ada juga yang mengantuk saat mendengarkan
Firman. Kalau mengantuknya sungguh-sungguh karena capek, selesai
kebaktian, langsung tidur di kamar. Kalau tidak sungguh-sungguh
mengantuk selesai kebaktian, masih dapat menonton televisi, dan
mengombrol di kamar. Jadi roh mengantuk termasuk juga dalam roh
najis. Mari kita bersungguh-sungguh, semoga burung-burung diusir
oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Lukas
13: 34,
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Ay
34 => ‘Yerusalem,
Yerusalem’
=> siapakah Yerusalem?
Yesaya
2: 3,
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab
dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari
Yerusalem."
Halangan
dan rintangan kedua (halangan dari dalam): Yerusalem
melempari dengan batu untuk membunuh persekutuan yang
benar.
Yerusalem
ini gambaran dari:
- hamba
TUHAN, pelayan TUHAN yang pernah menerima Firman pengajaran yang
benar, tetapi keras hati. Hati-hati, pendengar Lempin-El Kristus
Ajaib angkatan 1-37, dan angkatan khusus! Jaman bpk pdt In Juwono
ada angkatan khusus, dan baru-baru ini juga ada angkatan khusus
(tiga puluh orang yang terdiri dari para gembala-gembala).
- hamba
TUHAN, pelayan TUHAN yang tetap mempertahankan dosa: kejahatan
(cinta akan uang), kenajisan (dia najis, tidak mengaku, tetapi
malah salahkan orang lain), kepahitan (iri hati, dendam, benci
tanpa alasan). Kalau sudah iri hati (seperti kakak-kakak Yusuf
kepada Yusuf), akhirnya menjadi dengki dan membenci tanpa alasan.
Sementara
dia mempunyai Firman pengajaran yang benar, tetapi sayang dosanya
tidak disingkirkan (menyimpan kepahitan), akibatnya
adalah
tergelincir, menyimpang dari Firman pengajaran yang benar (salah
arah). Kalau jatuh arahnya masih bisa diprediksi, tetapi kalau
tergelincir itu arahnya tidak bisa diprediksi lagi => jalan
kedepan tahu-tahu dapat kearah lain.
Contohnya
adalah:
- Musa.
Waktu bangsa Israel membutuhkan minum, TUHAN perintahkan kepada
Musa => ‘berkatalah
kepada gunung batu itu, maka dia akan mengeluarkan air’
Tetapi waktu itu Israel benar-benar membuat Musa marah (Musa mau
dilempar batu oleh bangsa Israel dll). Inilah ada kepahitan, lalu
Musa mengambil tongkat, dan memukul gunung batu dan gunung batu itu
mengeluarkan air, tetapi TUHAN berkata => ‘Musa, kau tidak
bisa lagi ke Kanaan, tetapi ke kuburan’ Inilah salah arah! Kalau
kita menyampaikan Firman pengajaran yang benar, tetapi dengan hati
atau hidup yang tidak benar, maka ada mujizat jasmani tetapi salah
arah, artinya
tidak mengarah kepada yang rohani, tidak mengarah ke Kanaan Samawi
(Yerusalem baru), tetapi mengarah ke kuburan (kematian rohani dan
kebinasaan). Panitia dan pembicara juga harus bertanggung jawab,
mau dibawa kemana orang sebanyak ini. Misalnya: satu orang hamba
TUHAN memiliki jemaat lima puluh orang. Kalau sekian hamba TUHAN
dikalikan lima puluh, maka berapa jiwa yang salah arah? Kita harus
benar-benar bertanggung jawab. Semoga kita dapat mengerti.
- Hawa
juga tergelincir, karena mendengarkan suara ular.
- Adam
juga tergelincir, karena mendengarkan suara istri. Hati-hati, kalau
istri salah, jangan dituruti dan harus ditegor. Kalau salah kita
turuti, maka semuanya akan menjadi salah arah. Saya bilang kepada
diri saya sendiri dan kepada Lempin-El => ‘mencari istri harus
berhati-hati, karena ini menentukan bagaimana kelanjutan pelayanan
kita sebagai hamba TUHAN’ Kalau istrinya tidak baik, maka itulah
Yerusalem sebagai penghalang utama. Kita harus berdoa dengan
sungguh-sungguh! Demikian juga sebaliknya, calon istri juga harus
mencari calon suami yang benar. Kalau tidak teguh atau tidak tegas
buat apa? Semoga kita dapat mengerti.
- Salomo
juga tergelincir.
Jadi
apapun halangan dan rintangan yang kita hadapi, kita harus tetap
dalam persekutuan Tubuh Kristus yang benar, dimana ada Pokok anggur
yang benar/ Induk/Pribadi YESUS/Firman pengajaran yang benar. Dalam
nikah, mungkin dulu kaya, tetapi sekarang diijinkan semuanya habis,
tetap harus mempertahankan persekutuan Tubuh yang benar dalam nikah.
Dalam penggembalaan, mungkin diijinkan sesuatu terjadi, tetapi harus
tetap bertahan dalam persekutuan yang benar. Asalkan ada Pokok Yang
Benar apapun yang terjadi pada fellow-ship kita, maka harus tetap
dipertahankan. Kalau ada Pokok anggur yang benar, maka ‘
Bapaku
lah pengusahanya’ = Dia
yang akan membela. Kita harus maju terus, pantang mundur apapun yang
dihadapi dan kita besama dengan TUHAN. TUHAN akan menolong kita
semuanya. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
kita berada dalam persekutuan yang benar (maju terus, pantang
mundur), maka mau tidak mau kita akan mengalami tiga naungan sayap
dari TUHAN, antara lain:
- Naungan
dua sayap induk ayam.
Naungan
dua sayap induk ayam merupakan kemurahan dan kebajikan dari TUHAN =
kunci Daud. Daud selalu mengatakan => ‘kemurahan
dan kebajkan TUHAN mengikuti aku seumur hidupku’
Dari sejak dalam kandungan, bayi, gembala dengan dua,tiga ekor
domba, sampai menjadi raja, bahkan Daud sempat jatuh dengan
Betsyeba, Daud terus memegang kemurahan dan kebajikan TUHAN (tidak
terlepas sedikitpun). Akhirnya Daud tetap tertolong. Naungan
dua sayap induk ayam, bagaikan kemurahan dan kebajikan TUHAN untuk:
- memelihara
kita ditengah kesulitan padang gurun dunia. Dunia ini bertambah
sulit, tetapi ada naungan sayap induk ayam dan Dialah yang
bertanggung jawab.
- melindungi
kita ditengah kengerian padang gurun dunia. Padang gurun dunia itu
ngeri ; ada ular, ada elang, ada dosa sampai puncaknya dosa (dosa
makan minum dan kawin mengawinkan), ada ajaran palsu, ada celaka
mara bahaya. Sebab itu kita perlu naungan sayap TUHAN.
- menghangatkan
kita ditengah kedinginan padang gurun. Di padang gurun kalau siang
hari itu panas sekali dan kalau malam dingin sekali. Nanti banyak
hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang dingin kasih (dingin rohani)
dimulai dengan tidak setia berkobar-kobar lagi dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN. Inilah gejala dingin rohani dengan seribu
satu macam alasan. Seperti ibadah kemarin malam, rasul Paulus
menjadi contoh ‘tidak
menghiraukan nyawa’
untuk melayani sampai dengan garis akhir (sampai meninggal atau
sampai kedatangan TUHAN yang kedua kali). Kalau berada dalam
naungan sayap induk ayam, apapun yang dihadapi kita akan merasa
hangat terus (setia berkobar-kobar terus). Mari yang ada di daerah
pedalaman, pulang dari tempat ini menjadi hangat. Ingat ada dua
sayap induk ayam (kemurahan dan kebajikan TUHAN). Demikian juga
yang ada di kota atau di manapun juga, tetap hangat. Hari-hari ini
sudah banyak yang dingin dimanapun juga, sebab itu perlu
kehangatan.
- Mazmur
55: 7-9,
7.
Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan
terbang dan mencari tempat yang tenang,
8.
bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela
9.
Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan
badai."
Naungan
sayap yang kedua:
naungan
dua sayap merpati,
yaitu kemurahan dan kebajikan TUHAN untuk:
- memberikan
ketenangan ditengah kedahsyatan padang gurun dan badai. Mungkin ada
suara binatang buas (serigala), anak ayam yang sudah ngeri
diberikan ketenangan oleh dua sayap merpati.
- kalau
sudah tenang, maka semuanya enak dan ringan.
- kalau
sudah tenang (ada penyerahan sepenuhnya), semuanya selesai pada
waktu-Nya = kemurahan dan kebajikan TUHAN bisa menyelesaikan
semuanya pada waktu-Nya. Kalau tidak tenang, maka tidak akan
selesai.
Dua
kali saya sebagai hamba TUHAN mengalami ketidak tenangan:
- Satu
kali (tahun ’90 an) saya tidak tenang ketika saya mendapatkan
serangan di malam hari. Tiba-tiba saya menggigil, merasa tidak kuat
dan rasanya mau mati. Lalu saya cari ayat di alkitab, seperti
Hizkia yang umurnya ditambahkan 15 tahun, saya tumpangi tangan =>
‘umur saya ditambah TUHAN, jangan sekarang TUHAN’ Setelah itu,
tetap tidak tenang lagi. Sampai jam 2 saya bergumul dan kalah, lalu
saya telepon bpk pdt Pong => ‘saya rasanya terkena serangan
jantung, saya mau mati’, beliau menjawab => ‘tenang dan ayo
berdoa’ Nomor satu adalah tenang. Sesudah itu pagi hari
diperiksakan, saya hanya sakit infeksi tenggorokan. Sakit begitu
saja sudah pontang-panting, ini karena tidak tenang. Kalau sudah
tenang, biarpun penyakit dahsyat akan hilang. Kalau tidak tenang,
penyakit ringan jadi berat dan mati sungguhan (karena sudah
ditambah stress).
- ketika
saya melanjutkan Lempin-El Kristus Ajaib angkatan duapuluh tujuh.
Waktu itu di Jalan Johor 47 angkatan yang ke duapuluh enam,
kemudian saya menulis surat kepada guru-guru termasuk kepada oom
Amir (karena di Johor sudah tidak ada lagi, di Johor karena sudah
diganti, dan yang ada di Malang juga bukan Lempin-El). Saya sebagai
seorang guru memberanikan diri untuk mengumpulkan alumni-alumni =>
‘bagaimana tentang sekolah kita’ Dijawab => ‘lanjut’.
Akhirnya bulan sembilan tetap dibuka di Malang, tetapi tidak ada
yang mengirimkan murid-murid. Lalu saya daftarkan di Jawa Timur,
saya ditolak dan dimarahi oleh bpk Pontus Sitorus SPAK. Msi (yang
akhirnya beliau menjadi teman baik saya). Setelah dimarahi, saya
pulang dan selama tiga hari tidak dapat tidur.
Saat itulah
saya tidak tenang, istri dan anak saya juga ikut menjadi korban.
Yang satu duduk di kepala dan yang satunya duduk di kaki, kalau
saya tidur selama 2 menit langsung seperti orang gila, saya
kepikiran => ‘bagaimana Lempin-El?’. Akhirnya istri saya
bilang => ‘tenanglah, serahkan kepada TUHAN’ Sebelum bpk pdt
Pong meninggal, beliau berulang-ulang berpesan kepada saya =>
‘pak Wi, kalau masih ada Lempin-El, kau harus sungguh-sungguh’,
sambil menumpangi tangan => ‘kamu adalah guru dan gembala’.
Padahal beliau sebagai direktur yang menentukan Lempin-El, tetapi
beliau mengatakan seperti itu. Lalu saat ada istri saya, beliau
mengatakan => ‘papa hanya membantu kalian berdua, ayo
sungguh-sungguh’. Beliau mengatakan ‘membantu’, apa ini tidak
terbalik, saya lah yang seharusnya membantu. AKhirnya saya menjadi
tenang, saya mengajukan lagi. Bahkan bpk Pontus ikut saya ke Tana
Toraja (waktu itu kami menyewa satu pesawat ke Toraja). Saya bilang
ke bpk Pontus => ‘kami ini ada kebaktian ke Tana Toraja,
seperti bpk pdt In Juwono dulu ke Philipina menyewa jumbo jet (saya
bersaksi tentang bpk pdt In juwono)’ Lalu bpk Pontus mengatakan
=> ‘saya ikut, daftarkan saya dan saya akan membayar sendiri’
Akhirnya terbukalah Lempin-El. Inilah perjuangan! Kalau tidak
tenang, stress, masih ada sayap burung merpati.
Urapan
Roh Kudus membuat kita tenang di tengah badai, sampai semua enak dan
ringan, semuanya selesai.
- Wahyu
12: 14,
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang
besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia
dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa
dan setengah masa.
Ay
14 => ‘satu
masa dan dua masa dan setengah masa’
=> satu tahun, tambah dua tahun, tambah setengah tahun. Jadi tiga
setengah tahun.
Naungan sayap ketiga:
naungan
dua sayap burung nasar yang besar,
untuk:
- menyingkirkan
kita ke padang gurun jauh dari mata ular (mata antikris) dan kita
dipelihara langsung oleh TUHAN selama tiga setengah tahun. Lewat
Firman dan perjamuan suci, kita akan dipelihara oleh TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
- naungan
dua sayap burung nasar mengangkat kita ke awan-awan yang permai.
Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita besama Dia
selama-lamanya. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah itu
masuk Firdaus/kerajaan seribu tahun (Wahyu 20), sesudah itu masuk
Yerusalem Baru/takhta kerajaan surga untuk selama-lamanya (kita
duduk bersanding dengan YESUS untuk selama-lamanya).
Jadi
kita membutuhkan enam sayap (tiga kali dua sayap). Sudah ada empat
orang yang mengalami pekerjaan enam sayap, sampai berada di takhta
kerajaan surga. Lempin-El perhatikan, ini bekal untuk menjadi hamba
TUHAN. Kemanapun diutus, kita harus membawa enam sayap, supaya banyak
jiwa-jiwa tidak hancur di padang gurun, tetapi semuanya sampai di
takhta TUHAN. Inilah pekerjaan enam sayap, lewat persekutuan yang
benar. Semoga kita dapat mengerti.
Wahyu
4: 6-8,
6.
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh
dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
7.
Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang
kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka
seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung
nasar yang sedang terbang.
8.
Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya
dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam. Kudus, kuduslah
Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
Ay
8 => ‘
Dan keempat
makhluk itu masing-masing bersayap enam’
=> dua sayap induk ayam, dua sayap merpati dan dua sayap burung
nasar yang besar. Enam sayap inilah pekerjaan kemurahan dan kebajikan
TUHAN.
Ada
empat makhluk di takhta Yerusalem Baru (takhta kerajaan surga) yang
sudah mengalami pekerjaan enam sayap yaitu Henokh, Musa, Elia dan
TUHAN YESUS. Ini tidak akan hancur dipadang gurun, karena ada
pekerjaan enam sayap lewat persekutuan yang benar. Jangan mengikuti
persekutuan yang tidak benar! Saya bahkan mengajarkan, jangan mau
sekalipun mendengarkan yang tidak benar, sebab ini bahaya! Tadi saya
berbincang-bincang dengan istri saya, maaf ini tidak pornografi,
kalau di 2 Korintus 11 ‘
Aku
mempertunangkan kamu kepada satu orang laki-laki (jangan dua, jangan
tiga) sebagai perawan suci’
Kalau perempuan perawan, berhubungan satu kali dengan laki-laki, maka
sudah hilang keperawanan (tidak usah tunggu sampai seribu kali,
berhubungan satu kali saja sudah hilang keperawanan). Hawa satu kali,
sudah hilang.
Mungkin
kita tidak sadar (dengan laki-laki lain), tetapi sudah hilang
keperawanan. Mari pertahankan persekutuan yang benar! Bukan hanya
disini saya yang paling benar, tidak! Tetapi yang sesuai alkitab.
Yang tidak sesuai alkitab, itulah yang tidak benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
semuanya juga harus memiliki enam sayap ini, supaya kita sampai di
takhta kerajaan surga. Pertanyaan terakhir, bagaimana keadaan sayap
kita? Mungkin belum sempurna, tetapi sudah harus punya naungan sayap
induk ayam, naungan sayap merpati dan naungan sayap burung nazar yang
besar.
Yesaya
40: 29-31,
29.
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tiada berdaya.
30.
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh
tersandung,
31.
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan
baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah.
Ay
30 => hati-hati orang muda ini gambaran kekuatan yang ‘full’,
tetapi masih bisa jatuh, bisa lelah, apalagi yang sudah berusia (ini
secara jasmani bisa terjadi). Mari, usia tidak akan menjadi alasan,
TUHAN akan memberi kita kekuatan.
Ay
31 => ‘
tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru’
=> bukan muda atau tua yang membuat lelah dll, bukan! Tetapi
menantikan TUHAN atau tidak! Selama kita masih menantikan TUHAN, maka
ada gairah. Bpk pdt Totaijs salah satu contohnya, setiap kali membuka
jendela, beliau berkata => ‘ingatlah aku, kalau Engkau datang
kembali ke dua kali’, bahkan saat sudah sakit pun saat membuka
jendela bilang => ‘ingatlah aku’. Usia beliau sudah delapan
puluh tahun lebih, tetapi masih kuat, karena setiap membuka jendela,
beliau berkata => ‘ingatlah aku TUHAN, kalau Engkau datang
kembali’ Saat kita menantikan kedatangan TUHAN, ini merupakan
kekuatan bagi kita.
‘
mereka
seumpama rajawali yang naik terbang’
=> burung nazar.
Waspada,
sebab menjelang kedatangan YESUS ke dua kali, banyak sayap yang
terkulai (lemah),
artinya:
- jatuh
dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Hati-hati terhadap dosa makan
minum dan kawin mengawinkan.
- banyak
yang putus asa, kecewa,
- termasuk
juga merasa bangga. Kalau sudah bangga dengan sesuatu di dunia, itu
berarti sudah jatuh.
- letih
lesu, beban berat.
Salah
satu contohnya adalah Elia. Elia dengan tegas membunuh/menyembelih
empat ratus lima puluh nabi-nabi baal => ‘
siapa
memilih TUHAN, ayo sembah Dia, siapa memilih baal silahkan’
Ketegasan itu bukanlah memecat atau mengusir, tetapi memilih. Kalau
memilih dua-duanya itu tidak akan bisa. Contohnya: Saya sekarang dari
GPT, lalu saya membuka dua gereja: satu gereja GPT dan satunya lagi
gereja SJP (dulu saya dari SJP). Saya menjadi gembala GPT dan SJP,
coba bagaimana? Tentunya saya akan dipanggil oleh pengurus =>
‘kamu pilih, mau GPT atau SJP, pilih salah satu, tidak boleh
dua-duanya’ Hidup itu pilihan, menjadi hamba TUHAN juga pilihan.
1
Raja-Raja 19: 1, 2, 4-8,
1.
Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia
dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2.
maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia:
"Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi
dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat
nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
4.
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya,
lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati,
katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku,
sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
5.
Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi
tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya:
"Bangunlah, makanlah!"
6.
Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti
bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian
berbaring pula.
7.
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia
serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak,
perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
8.
Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan
itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke
gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Ay
5 =>
"Bangunlah,
makanlah!" =>
satu kali.
Ay
7 =>
"Bangunlah,
makanlah! => kedua
kali.
Elia
hebat dan tegas membunuh empat ratus lima puluh nabi-nabi baal,
tetapi seringkali kecewa, putus asa, lemah saat menghadapi Izebel
(ajaran palsu). Seringkali kita mentolerir ajaran palsu dengan
berkata ‘ini sama saja’. Semoga kita dapat mengerti.
Ajaran
Izebel dalam kitab Wahyu, mengijinkan wanita mengajar dan memerintah
laki-laki. TUHAN perintahkan kepada Adam dan Hawa => ‘
semua
buah pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali
satu’ artinya,
wanita boleh melayani apa saja, kecuali satu yaitu tidak boleh
mengajar dan memerintah laki-laki. Ini yang harus digaris bawahi
dengan sungguh-sungguh. Masih banyak juga ajaran-ajaran lain, seperti
ajaran Izebel, ajaran Bileam, ajaran Farisi, ajaran kawin cerai dll.
Hari-hari ini banyak sayap yang terkulai, mungkin juga karena
mengalami pencobaan, penyakit dll.
Tadi
Elia, makan sebanyak dua kali. Siang hari ini kita juga makan dobel;
makan Firman pengajaran dan makan perjamuan suci, itulah yang menjadi
kekuatan bagi kita. Firman dan perjamuan suci akan menguatkan sayap
yang sudah terkulai.
Mari
kembali kepada:
- kemurahan
dan kebajikan TUHAN!
- Pokok
(induk), supaya mendapatkan kemurahan dan kebajikan TUHAN yang lebih
dari apapun (lebih dari gereja yang jasmani, rumah, mobil).
Waktu
bpk pdt Pong mengajar, satu kata yang saya garis bawahi di dalam hati
saya => ‘kalau nanti kalian diberkati TUHAN apapun juga, jangan
menyingkirkan kemurahan TUHAN’ Kemurahan dan kebajikan TUHAN jangan
ditukar dengan apapun juga. Setiap kita menghela nafas, itulah
kemurahan dan kebajikan TUHAN.
Kembalilah
kepada persekutuan yang benar, untuk mendapatkan kemurahan kebajikan
TUHAN (naungan enam sayap) dan kita pulang dengan kekuatan yang baru.
Sampai dengan TUHAN datang kembali, kita bersama dengan Dia untuk
selama-lamanya.
Mari
maju terus, pantang mundur, kuat dan teguh hati di hari-hari ini
lewat perjamuan suci dan Firman pengajaran yang benar. Sampai kita
bersama dengan empat makhluk yang sudah berada di takhta TUHAN. Nanti
yang kelima, gereja TUHAN dengan enam sayap akan menyusul sampai di
takhta TUHAN untuk selama-lamanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1