Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - Hotel Tunjungan Surabaya

Tema Paskah kita dalam dua kali kebaktian adalah ‘kuasa Darah Anak Domba Paskah (Keluaran 12: 21-23). Bangsa Israel mengambil anak domba paskah, kemudian disembelih, lalu darahnya disapukan diambang pintu rumah mereka masing-masing, sehingga bangsa Israel bebas dari maut (tulah) dan sekaligus mereka dapat keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan (negeri perjanjian).

Jadi kuasa darah anak domba paskah (binatang domba) sanggup untuk melepaskan bangsa Israel dari Mesir menuju ke Kanaan (negeri perjanjian). Anak domba paskah sudah digenapkan oleh Anak Domba ALLAH itulah YESUS yang mati disalibkan di kayu salib. Mesir = gambaran dunia.

Sekarang darah Anak Domba Paskah = Darah YESUS sanggup melepaskan kita dari dunia dan pengaruhnya menuju:

  • ke awan-awan yang permai saat kedatangan YESUS ke dua kali, kita masuk perjamuan kawin Anak Domba.
    Wahyu 19: 9, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

    Jadi hasil penyembelihan Anak Domba Paskah (Darah YESUS) membawa kita sampai menuju perjamuan kawin Anak Domba. Perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan YESUS dengan kita di awan-awan yang permai = nikah yang rohani (nikah yang sempurna) antara Kristus sebagai Kepala/Suami/Mempelai Pria Surga dengan sidang jemaat sebagai tubuh/Mempelai Wanita Surga di awan-awan permai. Oleh sebab itu kita semuanya (termasuk kaum muda) harus menjaga nikah kita, supaya nikah kita sungguh-sungguh menjadi nikah yang benar, nikah yang suci, nikah yang satu sampai mencapai perjamuan kawin Anak Domba.


  • Sesudah itu, kita masuk kerajaan 1000 tahun damai (Wahyu 20) = Firdaus yang akan datang,
  • Sesudah itu, kita masuk Yerusalem Baru (Wahyu 21-22 ‘langit yang baru, bumi yang baru’) = kerajaan surga yang kekal selama-lamanya.

Itulah kekuatan atau kuasa Anak Domba Paskah. Kita mempelajari bagaimana bangsa Israel keluar dari Mesir, itulah gambaran kita nanti saat keluar dari dunia ini (bebas dari dunia).

Ada tiga bukti bahwa kita dilepaskan dari dunia dan pengaruhnya (Mesir) oleh kuasa Darah Anak Domba Paskah:

  1. Dilepaskan dari berhala orang Mesir. Jadi orang Mesir memiliki berhala.
    Yeremia 46: 14, 15,
    14. "Beritahukanlah di Mesir, dan kabarkanlah di Migdol! Kabarkanlah di Memfis dan di Tahpanhes! Katakanlah: Ambillah tempat dan bersiaplah, sebab sekitarmu habis dimakan pedang!
    15. Mengapa Apis melarikan diri, tidakkah sanggup sapi jantanmu bertahan? Sungguh, TUHAN telah menundukkan dia!

    Ay 15 => ‘tidakkah sanggup sapi jantanmu bertahan?I’ => lembu jantan itulah berhala orang Mesir.

    Berhala orang Mesir adalah sapi jantan. Itulah yang disembah orang Mesir. Waktu Israel berada di Mesir kurang lebih 430 tahun, mereka melihat penyembahan berhala (sapi jantan), sehingga satu waktu di saat mereka berada di dalam keadaan terjepit (waktu Musa naik ke gunung Sinai dan tidak turun-turun), orang Israel ingat akan berhala orang Mesir sehingga mereka membuat berhala.

    Keluaran 32: 9, Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

    Ini tentang berhala lembu emas (judul di Keluaran 32 ‘anak lembu emas’). Anak lembu emas merupakan lawan dari Anak Domba paskah. Bangsa Israel membuat anak lembu emas sebagai tandingan dari Anak Domba Paskah. Semoga kita dapat mengerti.

    Ketika TUHAN melihat bangsa Israel melihat anak lembu emas, TUHAN mengatakan ‘bangsa ini adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk’ . Israel membuat berhala anak lembu emas = tegar tengkuk = keras hati. Jadi bukti kita keluar dari Mesir (dari dunia) adalah harus keluar dari berhala lembu emas = keluar dari hati yang keras.

    Praktik keras hati adalah:


    • Keluaran 32: 1, Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

      Praktik pertama: ibadah bangsa Israel mengerumuni Harun (bukan mengerumuni YESUS), artinya:


      • beribadah dan melayani TUHAN tetapi hanya untuk melihat dan mencari perkara jasmani (figur manusia termasuk pendeta atau artis, uang, kedudukan dsbnya),


      • serta mengabaikan perkara yang rohani (tidak ada pertimbangan terhadap perkara rohani). Ini jangan sampai terjadi pada persekutuan malam hari ini, betapa sia-sianya kita datang beribadah! Mengabaikan perkara rohani, terutama mengabaikan kebenaran Firman ALLAH (Firman pengajaran yang benar). Contohnya: tidak mau kalau ada Firman, yang penting melihat uang, kedudukan dsb. Ini dituliskan juga didalam 2 Timotius dan di akhir zaman ini sudah banyak terjadi.


      2 Timotius 3: 1-5,
      1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
      2. (1)Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi hamba uang. (3)Mereka akan membual dan (4)menyombongkan diri, (5)mereka akan menjadi pemfitnah, (6)mereka akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak tahu berterima kasih, (8)tidak mempedulikan agama,
      3. (9)tidak tahu mengasihi, (10)tidak mau berdamai, (11)suka menjelekkan orang, (12)tidak dapat mengekang diri, (13)garang, (14)tidak suka yang baik,
      4. (15)suka mengkhianat, (16)tidak berpikir panjang, (17)berlagak tahu, (18)lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
      5. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

      Ay 1 => ‘Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir’ => sekarang ini.
      Ay 2 => ‘Manusia akan mencintai dirinya sendiri’ => egois.
      mereka akan berontak terhadap orang tua’ => hati-hati kaum muda.
      tidak mempedulikan agama’ => ini bukan atheis. Kalau atheis memang tidak beribadah, tetapi mereka ini masih beribadah. Tidak mempedulikan agama artinya mencampur adukkan agama. Misalnya: agama A, agama B dipelajari, dicampur adukkan, dicari kelemahannya. Inilah yang termasuk dosa manusia/hamba TUHAN di akhir zaman.

      Ay 4 => ‘lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah’ => tidak taat. Siapakah mereka itu? Ayat 5.
      Ay 5 => ‘Secara lahiriah’ => hanya yang lahir, tidak sampai kepada batin.
      tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya’ => kekuatan ibadah adalah kebenaran Firman ALLAH (Firman pengajaran).

      Ibadah yang mengerumuni Harun itu hanya mencari yang jasmani dan menolak kekuatan ibadah (menolak kebenaran Firman ALLAH), sehingga tidak mengalami keubahan hidup/pembaharuan, tetap mempertahankan manusia darah daging dengan 18 sifat tabiat daging (dari egois sampai tidak taat). Angka 18 kalau dijabarkan berarti 666 = dicap 666 oleh antikris, sehingga menjadi sama dengan antikris (menjadi milik antikris) yang akan dibinasakan.


    • Keluaran 32: 4, Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

      Ay 4 => lembu emas dibilang allah yang sudah mengeluarkan mereka dari Mesir. Berhala atau palsu menjadi benar, inilah orang yang keras hati.

      Praktik kedua: buta rohani (lembu emas dibilang allah yang menuntun keluar dari Mesir), artinya tidak mau membedakan pengajaran yang benar dan pengajaran yang tidak benar.

      Sebenarnya mereka sudah mengetahui mana pengajaran yang benar dan yang tidak benar, tetapi berkata => ‘tidak mengapa, sama sajalah, selisih sedikit saja, tidak mau tahu sebab berpikir daripada aku tidak mendapatkan ini dll’ Kalau tidak mau membedakan pengajaran yang benar dan yang tidak benar terus menerus, maka satu waktu tidak dapat membedakan pengajaran yang benar dan yang tidak benar.

      Nanti akan saya tunjukkan beda satu kata saja, maka akibatnya dahsyat, tetapi kita seringkali berkata => ‘tidak apa-apa, sama saja’ Ini berarti tidak mau membedakan pengajaran yang benar dan yang tidak benar. Sebenarnya dia tahu mana yang benar 100 % dan yang tidak benar, tetapi tidak mau, karena mengerumuni Harun (figur manusia, kedudukan, uang). Kalau tidak mau terus, akhirnya tidak bisa membedakan pengajaran yang benar dan yang tidak benar, sehingga:


      • menolak Firman pengajaran yang benar dan menerima ajaran yang palsu.
      • masuk dalam penyembahan yang palsu ("Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"). Penyembahan palsu adalah penyembahan kepada antikris. Kehidupan yang dicap 666 pasti menyembah antikris dan akan dibinasakan untuk selamanya (namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan). Dalam Wahyu 13: 8 ‘siapa yang menyembah antikris namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dan binasa selamanya’ Semoga kita dapat mengerti.


    • Roma 2: 4, 5,
      4. Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
      5. Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.

      Ay 4 => wujud kemurahan ALLAH adalah YESUS belum datang untuk kedua kalinya (masih ada panjang sabar TUHAN) dan kita belum meninggal dunia (masih memiliki tubuh jasmani). Maksud utamanya adalah supaya kita bertobat, bukan untuk menjadi sarjana dll. Contohnya:


      • kita memang boleh sekolah, yang sudah lulus sekolah menengah atas, kemudian melanjutkan menjadi sarjana dll, silahkan saja! Jadi, selain kuliah, kita juga harus bertobat. Kalau kuliahnya hebat, tetapi tidak bertobat itu tidak ada gunanya dan bukan itu maksud dari kemurahan TUHAN.


      • Yang bekerja, bekerja dan bertobat.
      • Yang melayani TUHAN, melayani TUHAN dan bertobat.
      • Yang menjadi hamba TUHAN, tidak hanya cukup kalau sudah menjadi hamba TUHAN (bukan jaminan), oleh sebab itu, juga harus bertobat.


      Jadi sebelum kita bertobat, maka belum mencapai maksud dari kemurahan TUHAN. Sekalipun sudah sekolah sampai S3, belum mencapai kemurahan TUHAN kalau tidak ada pertobatan. Semoga kita dapat mengerti.

      Praktik ketiga: tidak mau bertobat = tetap mempertahankan dosa = enjoy dalam dosa (tidak mau mengaku dosa). Misalnya:


      • sudah berdusta, tetapi setelah ditegor Firman, tetap tidak mau bertobat. Mungkin awalnya saja menyesal saat Firman menunjukkan dosa, tetapi tetap tidak mau bertobat (berdusta lagi). Lama-kelamaan sudah biasa.


      • bergosip yang tidak baik sampai sudah enjoy saja. Kalau dulu mungkin => ‘aduh, saya membicarakan orang’ tetapi karena terus tidak mau bertobat, akhirnya enjoy dalam dosa.
      • demikian juga dosa-dosa kenajisan. Pertama kali jatuh dalam dosa kenajisan, menangis, tetapi lama-lama sudah tertawa-tawa. Inilah enjoy dalam dosa = tidak mau bertobat.


      Kalau terus menerus tidak mau bertobat, satu waktu tidak dapat lagi bertobat sekalipun masih mempunyai tubuh. Ini sama seperti setan. Saya selalu berteriak mengatakan => ‘kalau setan dapat bertobat, lebih dulu dia bertobat, karena dia tahu siksanya neraka’ Tetapi karena setan tidak mempunyai tubuh, maka dia tidak dapat bertobat. Selama kita mempunyai tubuh, berarti ada kemurahan TUHAN dan kita dapat bertobat. Jangan sampai kita tidak mau bertobat!

      1 Korintus 5: 11, 7, 8,
      11. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah (1)orang cabul, (2)kikir, (3)penyembah berhala, (4)pemfitnah, (5)pemabuk atau (6)penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
      7. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
      8. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

      Ay 11 => ‘supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul’ => saudara seiman tetapi dia cabul. Kalau jatuh satu kali kemudian dia mengaku dosa, maka kita masih dapat bergaul dan masih dapat menyatu kembali. Seumpama (maaf) ada suami jatuh dalam dosa perselingkuhan, tetapi dia minta ampun dan bertobat (tinggalkan dosa), maka dia bisa menyatu lagi dengan isterinya. Tetapi kalau tidak bertobat, terus menerus berbuat dosa, akhirnya malah enjoy dalam dosa dan marah bila diingatkan. Kalau sudah demikian, tidak dapat bergaul lagi, tidak bisa menyatu lagi.

      Begitu juga hamba TUHAN, ada hamba TUHAN jatuh dalam dosa, tidak mau mengaku dosa, malah marah dan menyalahkan orang lain, inilah tidak bisa bergaul dan tidak bisa menyatu (terang dengan gelap tidak dapat bersatu).

      Hati-hati, seringkali yang membuat tidak menyatu antara suami-isteri, anak-orang tua, kakak-adik, antar sesama hamba TUHAN, gembala dengan jemaat adalah cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk, penipu.

      janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama’ => makan bersama-sama maksudnya adalah berfellow-ship. Jadi fellow-ship itu bukan sekedar bertemu, tetapi juga makan bersama (makan makanan Firman ALLAH). Kalau sesama hamba TUHAN pagi-pagi berkumpul lalu makan rawon, itu namanya bukan fellow-ship, tetapi hanya kumpul-kumpul saja. Kita datang kesini sama-sama makan (bukan hanya saudara yang makan, saya juga makan). Kalau kita tidak makan dan terus menerus bekerja, akan paling cepat merasa lapar (tidak puas), pingsan dan mati.

      Jadi, kita harus bertobat terutama dari enam dosa yang mendarah daging = enam dosa yang menguasai tubuh, jiwa, roh kita yang hanya dapat dibasuh oleh Darah Anak Domba paskah (Darah YESUS), seperti ambang pintu bangsa Israel ditandai dengan darah. Sekarang pintu hati kita ditandai darah, supaya kita bertobat.


    Enam dosa yang mengikat tubuh, jiwa, roh antara lain:


    • dosa yang mengikat tubuh (daging): cabul (dosa kawin mengawinkan) dan mabuk (dosa makan minum).


      • Yang termasuk dosa makan minum adalah merokok, mabuk, narkoba.
      • Yang termasuk dosa kawin mengawinkan adalah percabulan, penyimpangan seks (homo seks, lesbian, seks terhadap diri sendiri, seks dengan binatang), sampai nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan). Dosa ini sulit untuk dilepaskan, hanya Darah Anak Domba paskah (darah YESUS) yang dapat melepaskan. Pada malam paskah yang indah ini kita harus sungguh-sungguh bertobat, bagaikan memberi tanda darah di pintu hati kita.


    • dosa yang mengikat jiwa (menjadi tabiat): kikir, pemfitnah dan penipu. *Kikir adalah tidak dapat memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk sesama yang membutuhkan, tetapi hanya menerima dan mencari. Ibadah yang sejati adalah memberi. Seperti bangsa Israel datang beribadah kepada TUHAN tidak dengan tangan hampa/tangan yang kosong, yang paling miskin membawa burung tekukur, yang menengah membawa kambing, domba dan yang kaya membawa lembu. Kita semuanya malam ini dikoreksi. Biarlah TUHAN melepaskan kita dari dosa kikir. Kalau hamba TUHAN cabul segera diturunkan, tetapi kalau hamba TUHAN kikir banyak sekali. Jemaat yang kikir juga banyak sekali. Kalau sudah dilepaskan dari dosa kikir, maka lebih bahagia memberi daripada menerima. Ini harus dilepaskan dan bertobat. Semoga kita mengerti.*Pemfitnah adalah yang benar dijadikan salah dan yang salah dijadikan benar. Penipu = dusta. Semoga kita dapat mengerti.


    • dosa yang mengikat roh: penyembah berhala. Ini dimulai dengan serakah. Dalam Surat Kolose ‘keserakahan’ sama dengan penyembahan berhala. Serakah artinya merampas hak orang lain, terutama hak TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Kalau serakah dan kikir berarti menyembah uang = menyembah antikrist. Semoga kita dapat mengerti.


    Pemberhalaan itu biasanya dibuatkan tugu-tugu. Tugu pemberhalaan yang paling tinggi adalah dosa kebenaran sendiri (dosa putih). Kebenaran sendiri adalah:


    • menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan TUHAN (pengajaran yang benar). Bukan dosanya yang disalahkan tetapi TUHAN/pengajaran-Nya yang disalahkan.


    • Kebenaran diluar Firman ALLAH. Misalnya: Firman mengatakan tidak boleh, tetapi dibolehkan => ‘kasihan karena masih muda, dulu memang tidak boleh tetapi sekarang boleh (zamannya sudah maju), dll. Inilah kebenaran diri sendiri. Sekali-pun seribu orang mengatakan boleh, tetapi Firman ALLAH mengatakan tidak boleh, maka itu termasuk kebenaran sendiri. Sekalipun hanya satu orang (anak kecilpun), tetapi sesuai dengan Firman ALLAH, itulah kebenaran dari TUHAN. Jadi tidak tergantung dari jumlah banyaknya orang. Jangan berpikir kalau hanya sendiri, berarti itu kebenaran sendiri ? bukan! Ukurannya bukan sendiri, seribu, atau seratus, melainkan sesuai dengan Firman atau tidak.


    Contohnya: ada budak kecil melihat Petrus bersama dengan YESUS, saat Petrus ditanya budak kecil => ‘oom mengenal YESUS? ? ini kebenaran tetapi dijawab => ‘tidak’ Biarpun pendeta senior, junior, pendeta hebat, kalau melawan anak sekolah Minggu yang sesuai dengan Firman, maka yang sesuai dengan Firmanlah yang merupakan kebenaran dari TUHAN. Tidak peduli, mau seribu, seratus, kecil, besar, tua, muda, yang penting adalah sesuai dengan Firman. Seringkali Firman dibolak balik untuk memenuhi keinginan kita. Firman bilang ‘tidak boleh’, lalu dibolak balik, diapakan saja sampai bilang ‘boleh’ karena keinginan kita, itulah kebenaran diluar Firman. Semoga kita bisa mengerti.

    1 Korintus 5: 7, 8,
    7. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
    8. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

    Hanya kekuatan atau kuasa Darah Anak Domba paskah (Darah YESUS) yang mampu untuk melepaskan kita dari berhala Mesir, melepaskan dari keras hati, melepaskan kita dari enam dosa yang mendarah daging, sehingga:


    • kita bisa bertobat (berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN),
    • bisa hidup dalam kebenaran dan kemurnian. Semuanya harus benar, itulah ukurannya. Batas kehidupan kita adalah kebenaran dan kemurnian.
    • termasuk juga berpegang teguh kepada Firman pengajaran yang benar (alkitab). Semuanya dicocokkan dengan alkitab (kembali kepada alkitab).


    Kalau sudah bertobat, hidup dalam kebenaran dan kemurnian, berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar, hasilnya adalah kita hidup dalam suasana pesta paskah. Dunia ini dalam suasana kutukan/suasana dosa. Kalau kita memasang pagar pertobatan, pagar kebenaran kemurnian, pagar pengajaran yang benar, maka kita akan bersuasana pesta paskah. Jangan mau mendengar yang tidak benar! Hawa begitu mendengar yang tidak benar, langsung keluar dari taman Eden (keluar dari pagar Firdaus menuju suasana kutukan). Bersuasana pesta paskah = bersuasana Firdaus. Jangan memberi kesempatan untuk mendengar ajaran palsu, sebab kalau berani mendengar ajaran lain, berarti berani keluar dari pagar Firdaus dan menuju suasana kutukan. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Dilepaskan dari sistem kehidupan Mesir.
    Ulangan 11: 10, Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.

    Sistem kehidupan Mesir adalah sistem jerih payah, letih lesu. Tadi disebutkan Mesir ini seperti tanah datar, kalau mau menanam harus berani pikul air. Seberapa besar kekuatan kita memikul air untuk menyirami tanaman, seperti itu juga nanti hasilnya. Itulah jerih payah kita.

    Sistem jerih payah artinya


    • Mengandalkan atau bergantung kepada kepandaian, pengalaman, kekuatan, modal dll untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
      Kita belajar dari Petrus. Petrus ini nelayan yang sudah mahir (sudah lama dan berpengalaman). Semalam-malaman sudah bekerja keras, tetapi tidak menangkap apa-apa = gagal total, bahkan sampai telanjang (Yohanes 21). Kami sebagai hamba-hamba TUHAN, kalau hanya mengandalkan ijasah, pengalaman, nanti akan gagal total, bahkan telanjang. Demikian juga dalam hal jasmani.

      Sistem Mesir ini sekarang diikuti oleh hamba TUHAN dalam pelayanan yang rohani. Contohnya: mau berkotbah, santai-santai saja, tidak perlu berdoa, tidak perlu berpuasa, sebab sudah mengetahui alkitab selama bertahun-tahun, sudah berpengalaman. Akhirnya gagal total dan telanjang seperti Petrus (tidak ada ikan yang ditangkap, malah banyak ikan yang keluar). Mungkin dapat menangkap tiga ekor, tetapi yang keluar lima enam ekor ? rugi!

      Dalam pekerjaan jasmani, kalau kita mencari nafkah hanya mengandalkan kemampuan dll, satu waktu akan gagal total. Dalam cerita Petrus ini lautnya masih tenang sudah gagal total, kalau lautnya bergelora, dapat habis semuanya. Tetapi harus bergantung kepada pemberitaan Firman ALLAH. Begitu YESUS datang, Dia memerintahkan untuk menebarkan jala. Saat siang hari diperintahkan menebarkan jala, ini tidak cocok dengan kepandaian dan pengalaman. Sekalipun tidak cocok dengan kepandaian, tetapi ini adalah Firman ALLAH, akhirnya Petrus menebarkan jala dan menangkap banyak ikan. Punya ijasah, tidak punya ijasah, tidak ada kaitannya, satu waktu itu tidak dapat menolong kita. Kita harus bergantung atau mengandalkan Firman pengajaran yang benar, disitulah TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita, membuat semuanya berhasil. Sekolah, bekerja ditambah pemberitaan Firman (mengutamakan Firman), maka akan berhasil dan baik. Semoga kita dapat mengerti.

      Apapun yang TUHAN tugaskan/perintahkan kepada saya, baik pelayanan rohani atau jasmani, membangun gereja, doa saya hanya satu => ‘bukakanlah Firman, sebagai pembuka jalan segala sesuatu’ Akhirnya terbuka jalan. Semoga kita dapat mengerti.

      Mari yang bekerja, sekolah, kuliah, asalkan kita sungguh-sungguh dalam pemberitaan Firman (mengutamakan pembukaan Firman pengajaran yang benar) sampai mempraktikkannya, maka TUHAN lah yang menjamin kehidupan kita ditengah kesulitan dan TUHAN sanggup menjadikan yang gagal, telanjang menjadi berhasil dan indah pada waktu-Nya. Kaum muda yakini ini! Semoga kita dapat mengerti.

      Saya teringat kira-kira tahun 1980 an, bapak pendeta In Juwono mengadakan kebaktian PPI di Jember, lalu saya ikut dengan mengajak orang tua saya yang belum mengenal pengajaran. Waktu itu murid-murid mau SPMB (dulu namanya Sipenmaru) atau penerimaan mahasiswa baru, suasananya seperti sekarang ini, tetapi saat itu sudah mau ujian (hari Selasa, Rabu, Kamis, Seninnya sudah ujian). Mereka bawa koper isinya bukan baju, tetapi buku pelajaran. Salah satunya adik saya yang bungsu, dia mau masuk sipenmaru di universitas negeri. Salah satu kotbahnya bpk pendeta In Juwono => ‘kaum muda yang akan mengikuti ujian dengarkan Firman, semuanya berasal dari Firman’ Lalu papa saya bicara => ‘masa bisa begitu’ dan TUHAN buktikan. Nilai adik saya (danemnya) jelek dan disembunyikan dibawah kasur, tetapi dia lulus. Papa saya baru mengakui => ‘itu benar, ternyata seperti itu Firman pengajaran’ Jadi ada kuasanya.

      Kalau hanya belajar, melayani TUHAN dll, tanpa mengutamakan Firman, satu waktu akan gagal. Kalau ada pembukaan Firman dan mempraktikkan Firman, maka ada Tangan TUHAN yang menolong kita semuanya. Semoga kita dapat mengerti.

      TUHAN bertanya ‘apa yang ada di tanganmu?’. Seringkali kita menjawab, uang, ijasah, sehingga kita gagal. Kalau ada roti pada tangan kita, maka seperti lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang. Kalau yang ada ditangan kita ijasah sekalipun sampai S7 (kalau ada), tidak akan dapat memberi makan lima ribu orang. Roti Firman yang dapat menghapus segala kemustahilan. Rekan hamba TUHAN kesalahan kita saat mau k.k.r => ‘uang dua ratus dinar tidak cukup untuk k.k.r.’ Filipus merupakan hamba TUHAN, tetapi saat diperintahkan untuk memberi makan semua orang, dia berkata => ‘uang dua ratus dinar tidak cukup’

      Waktu kami mau mengadakan kebaktian Paskah seperti sekarang ini sampai hari Selasa tidak ada uang, karena kami keluar terus. Bahkan gedungnya saja belum tahu. Tetapi ‘kalau berapa roti yang ada padamu’ pasti cukup, semuanya makan, berkelimpahan dan siapa tahu ada ongkosnya. Biarpun kita kecil, kalau roti yang dipegang, maka ada kelimpahan. Biarpun besar, kalau uang yang dipegang, akan habis atau kurang. Itulah perbedaannya! Semoga kita dapat mengerti.


    • Mengejar perkara jasmani (kebutuhan hidup sehari-hari) sampai mengorbankan perkara rohani (ibadah pelayanan). Contohnya seperti Esau, dia berburu sampai mengorbankan hak kesulungan, akhirnya Esau meraung-raung dan binasa selamanya. Kalau kehilangan yang jasmani, masih dapat mencari lagi. Tetapi kalau kehilangan yang rohani, berarti kehilangan segala-galanya, meraung-raung seumur hidupnya/sampai selama-lamanya. Bukan berarti kita harus berhenti kuliah, bekerja, tidak! Mari kuliah yang keras, kerja yang keras, tetapi tetap jangan abaikan yang rohani atau utamakan yang rohani (mengutamakan ibadah pelayanan). Semoga kita dapat mengerti.


    • Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan perkara jasmani (kebutuhan hidup). Ini menggunakan cara-cara yang tidak benar atau tidak halal (haram). Ini juga dapat dipakai oleh hamba-hamba TUHAN untuk memenangkan jiwa. Katanya ‘memenangkan jiwa’ tetapi memakai cara yang tidak benar. Sistem Mesir, bagaikan jalan tol (ingin cepat-cepat), tetapi haram. Mau cepat tetapi haram, itulah jalannya ular (berlika-liku). Kalau Kanaan sistemnya lembah gunung (membutuhkan waktu yang lama untuk naik dan turun). Semua orang Kristen dipacu ke jalan tol (jalannya setan), mau cepat-cepat, termasuk kami hamba TUHAN => ‘hari ini lima, nanti sudah jadi menjadi lima ribu’ Tidak tahu itu darimana (menghalalkan segala cara)!


    Kita hidup di dunia ini memang ada sistem dunia, tetapi jangan ikut-ikutan! Pedoman kita adalah ‘lebih baik tidak .... daripada tidak benar (haram)’. Titik-titiknya bisa diisi sendiri, apapun malam ini atau besok yang mau kita kerjakan, tetapi kalau tidak benar, jangan! Kaum muda, kalau titik-titiknya saya isi => ‘lebih baik tidak bekerja’ Malah senang, bisa menganggur. Kalau titik-titiknya diisi => ‘lebih baik tidak kawin, daripada tidak benar’ Nanti jawabannya => ‘itu berat oom’. Ini juga sebagai motto dari Lempin-El Kristus Ajaib. Besok kita akan menyaksikan pembukaan Lempin-El angkatan 37.

    Jadi lebih baik tidak punya gereja, daripada tidak benar. Ada murid saya berkata => ‘oom, kothbahnya harus begini, tetapi tidak benar, saya harus bagaimana?’ Saya jawab => ‘tidak benar, kamu mau terima yang tidak benar atau mau kehilangan gereja’. Dia menjawab => ‘kehilangan gereja’. Tidak apa-apa kehilangan gereja, daripada kehilangan keselamatan. Contoh lain dari menghalalkan segala cara ; mau mencari keuntungan tetapi terus menerus mengatakan rugi. Mau mendapatkan untung lima ratus ruoiah saja, tetapi selalu mengatakan => ‘kami rugi’ Rugi tetapi tokonya bertambah besar. Semestinya kalau rugi, tokonya tutup.

    Inilah menghalalkan segala cara:


    • hanya untuk uang lima rupiah,
    • hanya untuk gereja yang beberapa juta, milyar, tetapi dapat kehilangan keselamatan. TUHAN berfirman => ‘apa gunanya kamu memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawa’ Mari, pilih keselamatan (kebenaran), jangan jalan tol! TUHAN menolong kita semuanya.


    Kami di Malang ada gereja yang sudah ditempati dan ada gereja yang sedang kami bangun. Sementara bangunannya hampir selesai, saya diusir, semestinya SK nya saya sebagai gembala. Bpk pendeta Pong waktu itu sebagai ketua umum, dengan gampang, beliau bertanya => ‘Kenapa? Diusir, pergi!! tinggalkan saja dan asetnya (bangku-bangku) kamu bawa karena itu milik jemaat’. Akhirnya saya tinggalkan gereja (bangku-bangku diberikan sedikit) dan saya juga bersyukur.

    Dulu saya ingin membuka dua gereja di Malang, ternyata ada maksud TUHAN, setelah saya tinggalkan gereja yang satunya itu, setelah beberapa tahun kemudian, baru saya mengetahui, ternyata TUHAN menginginkan saya juga membuka gereja di Surabaya, bukan membuka dua gereja di Malang. Akhirnya membuka gereja di Jl WR Supratman Surabaya. Itu sebabnya saya berani menasehati, karena saya sudah pernah mengalami. Inilah maksud TUHAN yang indah, sekalipun gereja di Surabaya masih mengontrak. Saudara yang masih mengontrak gereja, kita senasib. Yang penting kita dapat beribadah, daripada memiliki gereja, tetapi tidak benar. TUHAN menolong kita semua. Semoga kita dapat mengerti.

    Ulangan 11: 11-15,
    11. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
    12. suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.
    13. Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
    14. maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu,
    15. dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.

    Ay 11 => ‘ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah’ => ada yang menghina kami => ‘lama sekali, dari dulu hanya lima orang’. Biarkan saja, sebab ini lembah gunung, terus saja bertekun, satu waktu hujan akan turun. Kita tinggal menunggu waktu dari TUHAN.

    yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit’ => bergantung dari air hujan di langit.
    Ay 12 => ‘suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN’ => langsung dari TUHAN.
    Ay 13 => ‘Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini’ => sungguh-sungguh mendengar dan melakukan = taat.

    beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu’ => sungguh-sungguh dalam ibadah sekalipun lama, itulah yang penting. Kalau sungguh-sungguh ibadah dan taat, nanti TUHAN akan mencurahkan air hujan sampai kita tidak kuat untuk menerimanya (dalam segi jasmani dan rohani ada semuanya).

    Ay 14 => panen raya.
    Ay 15 => Tidak hanya orangnya yang dipelihara, bahkan hewannya pun juga dipelihara.

    Sistem Kanaan = sistem surga = lembah dan gunung yang membutuhkan waktu di tangan TUHAN dan kita hanya sabar menunggu waktu TUHAN. Mana bisa kita mencari hujan, kita hanya bisa menunggu waktu TUHAN. Sistem Kanaan = lembah (kematian) dan gunung (kebangkitan) = sistem salib.

    Praktik sistem salib adalah


    • hidup benar. sistem salib itu sederhana. Kalau ada salib, tidak ada dosa (hidup benar).
    • taat dengar-dengaran,
    • setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Mau satu orang, dua orang tetap setia dalam ibadah pelayanan. Kalau seribu orang, baru setia, itu belum tentu dapat setia! Bagaimana kalau tinggal dua orang? Kesetiaan itu diukur dari perkara terkecil.


    Di sini ada pendeta Joni, dulu sebagai pengerja dan saya pengerjanya pengerja. Sambil sekolah saya hidup di gereja. Saya diajak melayani ke kawah Ijen, jauh sekali dan pasti jatuh (karena naik gunung batu-batu). Naik sepeda motor merk apa saja, jatuh. Dan yang dilayani hanya dua orang (suam istri), saya yang pimpin pujian dan beliau yang bermai gitar dan berkohtbah. Kalau suaminya lagi tugas, tinggal satu yang dilayani. Biarlah kita setia melayani mulai dari yang terkecil. Kalau sudah hidup benar, taat, setia dalam ibadah pelayanan, hasilnya adalah TUHAN mencurahkan hujan kemurahan dan hujan berkat yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau ada seseorang menerima air hujan berlimpah-limpah, harus diikuti dengan perjalanan lembah gunungnya, bukan iri (gosip). Kalau diikuti perjalanan lembah gunungnya pasti saudara akan menemukan hujan juga. Ada hujan kemurahan dan berkat TUHAN, baik berkat rohani, berkat rumah tangga, berkat jasmani (kelimpahan), dan berkat untuk hewan (‘rumput untuk hewan’).

    Berkat untuk hewan adalah berkat untuk beribadah kepada TUHAN. Bangsa Israel memelihara hewan untuk beribadah. Sampai begitu jauhnya pemeliharaan TUHAN.
    Maaf, bagi rekan-rekan hamba TUHAN, sangat tidak bisa diterima oleh TUHAN kalau seorang hamba TUHAN diutus oleh TUHAN, berkata => ‘tidak ada ongkosnya dll’ Sebab TUHAN memberkati sampai ke rumput untuk hewan. Seringkali berkat dari TUHAN untuk ibadah dihabiskan untuk perkara yang jasmani. Seharusnya berkat untuk ibadah ditabung. Gandum, anggur, minyak sudah diberikan, masih kurang, akhirnya rumput untuk hewan juga dimakan. Banyak hamba TUHAN yang makan rumput. Jadi kalau diutus TUHAN => ‘tidak ada ongkosnya’. Ini bukan saya sombong, tidak! Bapak pendeta Pong mengutus saya sejak dari pengerja, padahal saya tidak memiliki apa-apa => ‘kamu pergi ke Malang, Kalimantan dll’ Tidak ada ongkos buat bus, hotel, tidak ada! Menjadi pembicara, mau tidur di ‘emperan’, terserah! Ini dilatih.

    Jadi harus ada berkat untuk ibadah (termasuk untuk berfellow-ship), itu sebabnya saya menabung untuk ibadah (saya takut kalau tiba-tiba disuruh). Kalau bapak pendeta Pong menyuruh satu kali, dan kita tidak mau, maka selama-lamanya tidak akan menyuruh lagi. Yang makan rumput itu hewan.

    Kalau semua dihabiskan untuk yang jasmani, tidak ada untuk ibadah, maka:


    • Kalau orang makan rumput (maaf), ini seperti hewan yang hidup dari naluri (bukan hidup dari iman). Hewan bisa kawin dengan siapa saja, kalau lapar, maka hewan dapat memakan anaknya.


    • Kalau makan rumput, bisa menjadi manusia rumput (1 Petrus). Rumput menjadi layu, kering rohani, terbakar dan binasa untuk selamanya. Itulah manusia daging.


    Saya meniru guru-guru saya, Lempin-El yang sudah diutus tidak boleh kembali ke Malang, kecuali untuk berfellow-ship. Jangan ke Malang untuk gulung tikar. Didalam ibadah itu mengandung janji, untuk hidup sekarang sampai hidup kekal selamanya. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Dilepaskan dari tabiat orang Mesir.
    Keluaran 3: 21, 22,
    21. Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,
    22. tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu."

    Ay 21 => ‘Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati’ => orang Mesir itu tidak murah hati (tidak suka memberi), sebab dari dulu bangsa Israel diperbudak.

    orang Mesir bermurah hati’ artinya tidak menghargai perkara rohani (emas, perak, kain diberikan). Orang Mesir gambaran dari orang dunia, kaya, pandai tetapi tidak menghargai perkara rohani (tidak menghargai Firman, ibadah yang benar). Ini satu pelajaran (rumus) ; jika di dunia ini kita (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) tidak dihargai, karena berpegang Firman pengajaran yang benar, hidup benar dan kita merasa tidak berharga, maka saat itulah kelepasan dari Mesir sudah dekat. Misalnya:


    • Jika kita berpegang pengajaran yang benar, dikatakan bahwa itu adalah ‘kebenaran sendiri, mau menyendiri’ Inilah tidak dihargai!
    • Jika kita hidup benar dan dikatakan bahwa kita ini ‘mau lurus terus, tidak mau berlika liku’.


    Kalau kita masih merasa berharga di dunia = kita tidak akan lepas dari Mesir. Kalau kita tidak dihargai di dunia dan kita merasa tidak berharga lagi, maka waktu kelepasan dari Mesir sudah dekat, artinya:


    • waktu bagi kita untuk dipakai oleh TUHAN (bukan waktunya untuk meninggal dunia) dan
    • kita berharga di mata TUHAN. Ini harus kita yakini! Mungkin lewat fitnahan dll, kita sampai tidak berharga di depan hamba TUHAN lainnya, karena saat itulah kelepasan sudah dekat. Semoga kita dapat mengerti.


    Orang Mesir tidak menghargai:


    • Kain-kain.
      Kain-kain (pakaian) ini menunjuk jubah atau pakaian pelayanan (jubah Yusuf berwarna-warni), sampai pakaian putih berkilau-kilau (pakaian Mempelai). Hamba TUHAN, pelayan TUHAN jangan sampai seperti orang dunia yang tidak menghargai pakaian pelayanan.

      Kita harus menghargai (menjunjung tinggi) jubah pelayanan sesuai jabatan yang TUHAN berikan kepada kita, artinya:


      • Setia berkobar-kobar dan bertanggung jawab dalam ibadah pelayanan sesuai jabatan pelayanan yang TUHAN berikan sampai garis akhir. Sampai garis akhir artinya sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali.

        Mulai dari gembala-gembala. Kalau gembala tidak setia, bagaimana dengan sidang jemaat? Sistem penggembalaan, bukanlah sistem kerajaan. Kalau kerajaan => ‘harus begini’, kalau tidak akan dihukum. Kalau sistem penggembalaan adalah sistem keteladanan (gembala berada di depan). Kalau gembala tidak setia, bahkan berhenti, mau kemana domba-domba? Orang dunia tidak menghargai jubah pelayanan => ‘sudah sekian tahun melayani, tetapi mengatakan:apa ini’? Tetapi kita sebagai orang dari kerajaan surga harus menghargai jubah pelayanan. Jabatan apa saja harus kita hargai (sebagai guru sekolah Minggu dll). Semoga kita dapat mengerti.

        Kalau tidak setia, bahkan tinggalkan ibadah pelayanan berarti berhutang darah YESUS (Darah Anak Domba Paskah) yang tidak dapat dibayar oleh apapun juga. Bahkan sampai masuk nerakapun, kita tidak dapat membayarnya. Kalau masuk neraka dan kita dapat membayar hutang Darah YESUS, berarti ada yang masuk neraka 10 tahun, 20 tahun. Misalnya: kamu melayani TUHAN hanya 20 tahun, padahal seharusnya 30 tahun, karena itu dihukum masuk neraka 10 tahun. Sepuluh tahun kemudian kamu sudah bisa masuk surga, yang seperti ini tidak ada. Masuk neraka berarti untuk selama-lamanya (dihukum di neraka untuk selamanya). Mari kita sungguh-sungguh dengan mempertahankan ibadah pelayanan sampai garis akhir. Semoga kita dapat mengerti.


      • Rela jubah pelayanan dicelup dalam darah (seperti jubah Yusuf dicelup dalam darah), artinya:


        1. rela sengsara daging karena melayani TUHAN. Banyak kali pulang kuliah harus masuk gereja, pulang bekerja harus melayani dsbnya. Justru kalau tidak sengsara itu bukan pelayanan dari TUHAN. Pelayanan dari TUHAN, jubah harus dicelup dalam darah (harus ada tanda sengsara). Kalau kita sengsara dalam pelayanan, lanjutkan! Sebab itu sudah benar!


        2. rela berkorban apapun juga, baik waktu, tenaga, uang, perasaan. Seringkali kita korban perasaan, waktu menolong orang, kita malah disalah-salahkan. Memang inilah jubah dicelup darah. Kalau kita melawan, berarti jubah tidak jadi dicelup dalam darah. Biarpun orang sudah mengatakan apa saja, perasaan harus diredam dengan berkata ‘darah YESUS’ sehingga TUHAN menolong kita.


        Saya paling tidak tahan, kalau ada apa-apa ditulis di Facebook. Saya memang tidak memiliki Facebook, tapi orang memberi laporan kepada saya => ‘oom, gereja kita dikatakan begini’. Mendengar itu saya tidak tahan. Baru-baru ini saya mendengar lagi => ‘nanti saya balas’ Tetapi Firman TUHAN sudah mendahului => ‘jangan, biarkan saja’ Memang perasaan yang harus dikorbankan.


      • rela mencucurkan keringat, air mata untuk pelayanan, sampai tidak menghiraukan nyawa (Kisah Para Rasul 20 ‘aku tidak menghiraukan nyawa, asal aku bisa melakukan tugasku sampai garis akhir’).

        Maafkan ini kesaksian, kalau dianggap sombong terserah saja! Saya malu karena banyak yang memberi perhatian kepada saya, saya sekarang setiap hari Jumat harus melayani di Medan. Banyak yang memberi perhatian kepada saya dengan mengatakan ‘oom, kami yang menanggung tiketnya’. Kalau saya menghiraukan tiket, maka saya akan merasa malu kepada rasul Paulus, sebab dia tidak menghiraukan nyawa. Saya kalau pergi memang berdua, tidak mau kalau sendiri, sebab ini Kabar Mempelai. Jadi tiket memang untuk dua orang. Saya bilang kepada mereka (akhirnya dapat ayat ini) => ‘Rasul Paulus tidak menghiraukan nyawa’ Kalau saya menghiraukan tiket => ‘saat tiketnya datang (tiketnya disediakan), saya yang tidak datang’

        Harus ada tanda darah (jubah dicelup dalam darah), tidak seenaknya saja melayani. Baru setelah itu menjadi jubah putih berkilau-kilau (jubah Mempelai).


    • Emas (perhiasan Mempelai).
      Emas artinya taat dengar-dengaran. Orang Mesir banyak tidak taat ; menabrak peraturan-peraturan (aturan Firman). Kalau dalam organisasi menabrak aturan AD/ART, kalau kita disuruh mengikuti mereka, jangan mau, dibilang => ‘tidak punya etika, tidak punya sopan, terserah saja’ Pokoknya yang salah, jangan kita ikuti. Semoga semuanya jadi benar.


    • Perak (ketebusan).
      Amsal 10: 20, Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

      Perak (ketebusan) = lidah yang benar ; jujur = ‘ya katakan ya, tidak katakan tidak’, benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar’ Jangan, ‘benar, tetapi ... tidak benar, namun ....’ = ular dan belum ditebus. Kalau kehidupan itu sudah ditebus oleh Darah Anak Domba paskah (Darah YESUS), maka lidahnya benar (jujur). Kalau sudah jujur, maka kita menjadi rumah doa dan doa kita dijawab oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

      Amsal 15: 8, Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

      Kalau jujur, maka menjadi rumah doa. Sebaliknya, kalau tidak jujur, maka menjadi sarang penyamun (tempatnya roh jahat dan roh najis). Keluhan TUHAN YESUS, ‘tidak ada tempat untuk meletakkan kepala Ku’ dan ‘rumah Ku adalah rumah doa, tetapi engkau jadikan sarang penyamun’ Kalau kita menjadi rumah doa, maka kita dapat menyembah YESUS sebagai Raja segala raja, Kepala, Mempelai Pria Surga dengan kata ‘Haleluya’

      Wahyu 19: 6, 7,
      6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
      7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

      Ay 6 => "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja’ => ‘Haleluya’ ini penyembahan kepada Raja.

      Wahyu 19: 6-7, penyembahan kepada Raja segala raja, Mempelai Pria Surga ini nanti terjadi di awan-awan permai, kalau kita sudah sempurna. Mulai sekarang, kita sebagai rumah doa harus menyembah Sang Raja, Mempelai Pria Surga dengan kata ‘Haleluya’, kita memang belum sempurna, tetapi harus belajar terus ‘Haleluya, Haleluya’.

      Kenapa menyembah dengan kata ‘Haleluya’?
      Wahyu 19: 1, 3, 4
      1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
      3. Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
      4. Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

      Jawabannya adalah sebab penyembahan di surga dengan kata’ Haleluya’, maka penyembahan di bumi harus menjadi pantulan dari surga. Itulah gunanya kita belajar tabernakel. Mengapa ada tabernakel? Musa melihat surga di gunung Sinai, lalu TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi, itulah tabernakel. Jadi dengan adanya pengajaran tabernakel, apa yang kita lakukan di bumi, harus persis dengan yang di surga. Jadi, nanti kalau kita masuk surga tidak kaget dan tidak minta keluar. Semuanya harus sama dengan yang di surga. Misalnya: yang di surga adalah orang benar, itu sebabnya, hidup kita di bumi semuanya juga harus benar.

      Kalau kita sudah belajar tabernakel, tetapi tidak dipraktikkan, maka nanti kita akan bertambah nakal. Kalau dulu saya mengajar Lempin-El tentang tabernakel secara cepat-cepat. Kalau sekarang tidak, saya ulur-ulur, sampai ada Lempin-El yang berkelahi dan pulang (itu dia tidak layak). Tujuannya terus saya ulur-ulur, supaya tidak bertambah nakal. Sudah belajar tabernakel, tetapi tidak bertobat, akan bertambah nakal.

      Saat kita menyembah Sang Raja dengan ‘Haleluya’, kita akan merasakan getar kemurahan dan kebajikan TUHAN.

      Mazmur 106: 1, Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

      Ay 1 => ‘Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya’ => ‘Bahwasanya untuk selama-lamanya kemurahan-Nya’ (dalam terjemahan lama).

      Inilah kemurahan dan kebaikan TUHAN! Seperti yang raja Daud katakan ‘kebajikan dan kemurahan TUHAN mengikuti aku seumur hidupku’ (mengikuti langkah Daud). Saat kita menyembah ‘Haleluya’, kita merasakan kemurahan kebajikan-Nya pada setiap langkah hidup kita (pada setiap detak jantung kita). Satu langkah = satu detak jantung. Bersyukurlah atas kemurahan dan kebajikan TUHAN; tidak ada yang putus asa, tidak ada yang bangga, semuanya hanyalah kemurahan dan kebajikan TUHAN.

Saya selalu mengajarkan, kalau ada yang berputus asa => ‘hiruplah nafas’, kalau masih dapat menghirup nafas, ini berarti masih ada kemurahan dan kebajikan Sang Raja yang menolong kita. Saat sudah bangga => ‘hiruplah nafas’ ‘Terima kasih TUHAN’ ini semuanya karena kemurahan dan kebajikan Sang Raja. Kalau kita sedang diberkati => ‘terima kasih TUHAN, Haleluya’ Kalau dalam keadaan hampir putus asa => ‘Haleluya, Haleluya’ Inilah lembah dan gunung = nyanyian baru. Jangan menyembah dengan ‘ngawur’. Saya mengajarkan menyembah dengan ‘Haleluya’, ini ada ayatnya. Semoga kita dapat mengerti.

Kita akan merasakan kemurahan dan kebajikan TUHAN untuk melakukan mujizat-mujizat jasmani.

Setiap kata ‘Haleluya’ yang kita serukan, maka Tangan kemurahan kebajikan-Nya diulurkan dan mujizat akan terjadi:

  1. Terjadi mujizat jasmani.
    Mazmur 106: 9, Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun.

    Mazmur 106: 1 => ‘Haleluya’ bersyukur atas kemurahan dan kebajikan TUHAN. Setelah itu terjadi mujizat di ayat 9.
    Begitu menyerukan ‘Haleluya’, laut Teberau terbelah (terjadi mujizat jasmani), artinya


    • Yang mustahil menjadi tidak mustahil = ada jalan keluar dari segala masalah, sampai masalah yang mustahil. Kata ‘Haleluya’ jangan digunakan untuk sembarangan (untuk bergurau). Misalnya: mau kothbah, bilang ‘Haleluya, Haleluya’. Kata ‘Haleluya’ bukan untuk kampanye atau dibuat untuk gurauan. ‘Haleluya’ merupakan penyembahan kepada Sang Raja di surga, mengakui bahwa setiap langkah hidup (setiap detak jantung) kita hanyalah kemurahan kebajikan TUHAN. Nanti kita akan melihat, satu kata ‘Haleluya’ akan memisahkan semuanya. Inilah kedahsyatan satu kata ‘Haleluya’ Semoga kita dapat mengerti.Ini diulangi lagi di Mazmur 136. Tadi seorang diri, Dia melakukan keajaiban untuk membelah laut, sebab itu jangan berharap yang lain.

      Mazmur 136: 1, 4, 13,
      1. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      4. Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      13. Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

      Ay 13 => keajaiban TUHAN diulangi dari Mazmur 106.
      Kita tidak perlu bergantung/berharap kepada pribadi lain (tidak perlu bergantung jemaat, hamba TUHAN lain, termasuk gaji, toko), tetapi kita hanya bergantung kepada Dia seorang diri di kayu salib yang melakukan keajaiban besar (membelah laut). Saat kita menyembah Dia sebagai Sang Raja, maka Dia akan membelah lautan.


    • Kalau lautan sudah terbelah, maka kita dapat berjalan. Ini berarti, ada masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya.Semestinya Israel mati, ke depan tidak bisa, ke belakang tidak bisa, ke kiri-kanan tidak bisa. Tetapi masih ada pemeliharaan (kehidupan) dari TUHAN. Mungkin pada malam hari ini ada yang sakit, bahkan ada yang tidak bisa makan dll, mari serukan ‘Haleluya’ , menyembah Sang Raja dengan mengakui => ‘saya hidup dari kemurahan kebajikan TUHAN, bukan dari siapa-siapa’, ‘biarpun saya tidak punya uang dll, tetapi saya punya kemurahan kebajikan TUHAN yang mampu memelihara saya, menolong saya, memberikan masa depan yang berhasil dan indah’


    • Akhirnya, Israel berangkat ke Kanaan, artinya kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (pembangunan Tubuh Kristus). Mari banyak menyembah TUHAN, maka laut akan semakin terbuka dan kegerakan semakin besar. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Terjadi mujizat yang rohani, yaitu kita terus diubahkan sampai tidak salah dalam perkataan (menjadi sempurna). Sebab itu kita harus banyak menyerukan ‘ YESUS, Haleluya’

    Yakobus 3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

    Kita menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita yang sempurna dengan satu suara besar ‘Haleluya’ (Wahyu 19: 6-7) dan kita akan terangkat di awan-awan pemai. Satu tubuh dan satu suara ‘Haleluya’ Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah itu, kita masuk firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sesudah itu kita masuk Yerusalem Baru (Kanaan Samawi). Seperti Israel masuk ke Kanaan.

    Keluaran 11: 6, Dan seruan yang hebat akan terjadi di seluruh tanah Mesir, seperti yang belum pernah terjadi dan seperti yang tidak akan ada lagi.

    Sementara yang ketinggalan di bumi, terdengar seruan hebat menurut bahasanya masing-masing (karena tidak satu tubuh, tercerai berai), seperti waktu orang Mesir yang pintu rumahnya tidak ada darah. Tetapi yang terangkat di atas, menyembah dengan satu bahasa, bahasa surga itulah ‘Haleluya’.

    Jadi, ada dua hal yang harus dicamkan tentang kata ‘Haleluya:


    • Haleluya’ memisahkan antara orang yang naik ke surga dengan orang yang ketinggalan di dunia. Jangan cuma berkata => ‘wah, hanya beda sedikit, sama saja’ Ini tidak sama, sebab satu kata yang berbeda, nilainya (hasilnya) sudah berbeda ; yang satu diatas dan yang satu lagi di bawah. Satu kata ‘Haleluya’ merupakan pemisah yang tegas. Ingat kata ‘sibolet’ dan ‘syibolet’. Waktu penyeberangan ada orang ‘pelo’ tidak bisa berkata ‘syibolet’, tetapi berkata ‘sibolet’ akhirnya mati dibunuh (beda huruf ‘y’ dan ‘i’). Yang dapat berkata ‘syibolet’, boleh menyeberang.


    • Haleluya’ mengandung mujizat dari Sang Raja, Sang Mempelai Pria Surga yang seorang Diri berjuang di kayu salib untuk melakukan keajaiban-keajaiban yang besar (suara sorak sorai ‘Haleluya’). Mungkin saudara datang dengan persoalan yang besar (masalah pelayanan), mari berseru ‘Haleluya’ kepada Sang Raja.


    Sembah YESUS Anak Domba ALLAH Sang Raja dan mujizat akan terjadi, serta pemisahan akan semakin tegas. Kita tidak lagi dalam keadaan berdosa (berada di bawah), tetapi kita mulai terangkat ke atas (terlepas dari dunia). Ada mujizat dan ada sorak sorai.


  3. Sampai nanti saat YESUS datang kembali ke dua kali, terjadi keubahan yang terakhir (mujizat terakhir), yaitu kita diubahkan menjadi sama dengan Dia, kita sungguh-sungguh terangkat di awan-awan permai dengan suara ‘Haleluya’, sampai kita masuk kerajaan surga untuk selama-lamanya.

Ini serius! Satu kata saja sudah sangat berbeda. TUHAN akan menolong kita. Ini bukan fanatik! Kalau yang salah, tetapi kita ikuti (dibela), itulah fanatik! Bapak pendeta Pong selalu mengatakan => ‘kalau ada yang salah, tetapi kita dukung setengah mati, itu namanya fanatik bodoh-bodoh’ Tetapi kalau benar dan kita dukung, itu teguh! Biarpun orang mengatakan apa saja, tetapi kita teguh. Mujizat masih ada ditengah-tengah kita, mari kita sembah Sang Raja.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 28 April 2019 (Minggu Siang)
    ... menempatkan Yesus sebagai Kepala lewat meningkatkan pengikutan kita kepada Tuhan sampai pengikutan mempelai. Pengikutan mempelai artinya kita harus aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna kita mempersiapkan tubuh untuk menempatkan Yesus sebagai Kepala. Tubuh Kristus dimulai dari nikah--layani nikah untuk menjadi tubuh Kristus-- penggembalaan antar penggembalaan sampai Israel dan kafir menjadi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 November 2024 (Sabtu Sore)
    ... Imam Besar kepada pelayan Tuhan yang berdosa. Pandangan Yesus bukan untuk menghukum tetapi untuk menolong. Sekalipun tidak ada harapan lagi masih ada pandangan belas kasih Tuhan. Selama masih ada firman penggembalaan masih ada pertolongan Tuhan apapun keadaan kita dan kita bisa diperdamaikan oleh Tuhan. Yohanes - . Sesudah sarapan Yesus berkata kepada ...
  • Ibadah Raya Malang, 21 Juli 2019 (Minggu Pagi)
    ... perang dunia ketiga. Ketiga macam senjata ini hanya membunuh tubuh. Tetapi setan tidak puas hanya membunuh tubuh manusia. Setan juga mau membunuh jiwa dan roh manusia sehingga binasa di neraka selamanya lewat senjata rohani. Kita membahas senjata api rohani. Yakobus - Demikian juga lidah walaupun suatu anggota kecil dari tubuh namun ...
  • Ibadah Raya Surabaya,11 Maret 2018 (Minggu Siang)
    ... sekalian. Tema ibadah kunjungan di Ambon Yohanes b b. Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Mengapa Yesus harus datang ke dunia untuk memberikan hidup dalam segala kelimpahan Karena setan sudah merusak dunia ini sehingga dunia menjadi seperti padang gurun--tandus gelap penuh binatang buas--sehingga tidak ada kehidupan jasmani ...
  • Ibadah Raya Malang, 22 Januari 2017 (Minggu Pagi)
    ... belas murid-Nya pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka. Teladan Yesus memberitakan firman Allah dalam dua bentuk yaitu menginjil dan mengajar. Yohanes - Waktu pesta itu sedang berlangsung Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata Bagaimanakah ...
  • Ibadah Kunjungan Ciawi V, 29 Juli 2010 (Kamis Sore)
    ... tidak ada lagi kebutaan rohani. Kita sudah pelajari pengertian penyebab posisi dan keadaan dari orang buta rohani. Malam ini kita pelajari PENGIKUTAN ORANG YANG BUTA ROHANI. Matius . Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar bahwa Yesus lewat lalu mereka berseru Tuhan Anak Daud kasihanilah kami . Maka tergeraklah hati ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 01 September 2024 (Minggu Siang)
    ... Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru Mempelai datang Songsonglah dia . Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 'Waktu tengah malam' paling gelap akhir zaman. Kabar mempelai adalah satu-satunya suara yang harus didengar di akhir zaman satu-satunya kabar yang dibutuhkan gereja Tuhan pada akhir zaman yang paling gelap. Mengapa dibutuhkan kabar ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 September 2015 (Sabtu Sore)
    ... ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah. Syarat pengikutan kepada Yesus Harus menyangkal diri yaitu berkata tidak untuk segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan. Harus memikul salib yaitu menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya sampai daging tidak bersuara lagi dan kita tidak berbuat dosa. Raja ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 25 Mei 2014 (Minggu Sore)
    ... bukan hanya teori tetapi suatu praktik dalam kehidupan kita. Kalau Dia menang atas maut maka kita juga harus menang atas maut. Maut dosa itu membinasakan tidak membahagiakan . Oleh sebab itu kita harus lepas atas maut. Misalnya jika ada orang bilang narkoba itu enak ini tidak benar dan hanya tipuan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Mei 2014 (Minggu Sore)
    ... angin dan gelombang. Ayat pengikutan kita kepada Tuhan bagaikan menyeberang di lautan dunia dan menuju pelabuhan damai sejahtera Yerusalem baru kerajaan surga yang kekal . Pengikutan kita kepada Tuhan harus ditingkatkan sampai tidak terpisah lagi dengan Tuhan yaitu pengikutan anak kepada bapa yang baik kita dipelihara dan sebagainya . Banyak kali ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.