Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

.Kita masih berada dalam Kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang penampilan Pribadi YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:

  • Ay 13, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, yaitu berpakaian jubah dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Ini sudah dipelajari.
  • Ay 14, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dengan rambut yang putih bagaikan bulu yang putih metah dan mata-Nya bagaikan nyala api. Ini sudah diterangkan.
  • Ayat 15, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil. Ini yang sedang dipelajari.
  • Ay 16, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga (Kepala). YESUS sebagai Suami (Kepala) dan kita sebagai istri (tubuh). Kepala dengan tubuh menyatu untuk selama-lamanya dan tidak dapat dipisahkan oleh apapun juga.

Malam ini kita masih berada pada penampilan YESUS yang ketiga.
Wahyu 1: 15, Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Ini YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil, yang ditandai dengan:

  1. ‘kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’.
    Tembaga itu menunjuk penghakiman atau penghukuman. Nanti di takhta putih Dia akan menghakimi semua manusia. Kalau dosa-dosa belum diselesaikan, maka akan dihakimi/dihukum untuk selama-lamanya. Ini sudah kita pelajari beberapa kali. Semoga kita mengerti.


  2. ‘suara-Nya bagaikan desau air bah’. Ini menunjuk tentang Firman nubuat.

Suara-Nya bagaikan desau air bah ini menunjuk Firman nubuat. Saat air bah datang ini cukup menakutkan/menggetarkan. Firman nubuat adalah

  • pembukaan rahasia Firman Allah yang mengungkapkan dosa-dosa yang tersembunyi dalam sidang jemaat, supaya hadirat TUHAN tidak tersembunyi dalam sidang jemaat. Kalau Firman TUHAN seperti lawakan-lawakan, tertawa-tertawa, kita tidak akan gentar. Tetapi kalau Firman TUHAN mengungkapkan dosa yang tersembunyi, itu bagaikan air bah datang. Apalagi Firmannya keras (‘anjing, babi’) => saya terkena Firman, seperti menghadapi desau air bah. Ini cukup menakutkan, menggetarkan! Kita memerlukan Firman yang semacam ini. Kalau ada dosa yang disembunyikan (baik secara pribadi, nikah rumah tangga, ibadah pelayanan), hadirat TUHAN tersembunyi. Jika sebagai gembala, pemain musik dll, menyembunyikan dosa, hadirat TUHAN tersembunyi dalam sidang jemaat. Kita sebagai pelayan TUHAN juga ikut bertanggung jawab! Jadi, Firman yang mengungkapkan dosa-dosa ini penting.


  • pembukaan rahasia Firman Allah yang menunjukkan / mengungkapkan tentang segala sesuatu yang belum terjadi, tetapi pasti terjadi di akhir zaman, terutama tentang kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai dan tentang penghukuman TUHAN atas dunia ini.

Inilah yang harus diungkapkan, supaya kita dapat mengetahui dengan pasti, mau kemana kita mengikut TUHAN? terangkat untuk menyambut kedatangan YESUS atau tertinggal dan binasa (dihukum) bersama dunia. Semoga kita dapat mengerti.

Firman nubuat ini bukan ramalan. Misalnya: ‘nanti anaknya laki-laki atau perempuan’ Sudah banyak pendeta-pendeta yang bisa seperti ini. Inilah ramalan dan berbeda dengan Firman nubuat. Pembukaan Firman tentang kedatangan YESUS ke dua kali (ini berguna bagi kita) dan tentang penghukuman TUHAN atas dunia. Ini semua bukan ramalan, tetapi suatu kenyataan yang pasti. Semoga kita dapat mengerti.

Firman nubuat itu bagaikan desau air bah (‘suara-Nya bagaikan desau air bah) dan bagaikan singa mengaum (kitab Amos). Inilah Firman yang keras! Dari mulut YESUS keluar sebilah pedang tajam (Wahyu 1: 16) = Firman yang lebih tajam dari pedang. Firman seperti inilah yang harus kita cari dihari-hari ini.

Amos 3: 7
, 8,
7. Sungguh, TUHAN ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
8. Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? TUHAN ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"

Ay 7 => ‘kepada hamba-hamba-Nya, para nabi’ => Firman nubuat disampaikan oleh para nabi.

Ay 8 => ‘Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut?’ => Kalau Firman menunjuk dosa, menunjukkan tentang kedatangan TUHAN dan penghukuman, akan membuat kita takut, gentar kepada TUHAN. Hidup ini tidak main-main! Saat di sekolah, pekerjaan, pergaulan, dalam ibadah, maka tidak main-main dengan dosa. Kalau Firman hanya lawak-lawak, keluar masuk gereja santai-santai saja.

TUHAN tidak berbuat sesuatu sebelum menyatakan keputusannya kepada para nabi = sebelum menyampaikan Firman nubuat = sebelum TUHAN memperdengarkan suara-Nya yang bagaikan desau air bah (suara yang bagaikan singa mengaum). TUHAN belum berbuat sesuatu, termasuk menghukum dunia dll. Jadi, terlebih dahulu ada Firman nubuat, baru TUHAN berbuat sesuatu.

Seperti pada zaman Nuh, TUHAN mau menghukum dunia, tetapi diberi tahu terlebih dahulu. Inilah keadilan TUHAN (Hakim Yang Adil). TUHAN tidak akan langsung menghukum => ‘ada dosa, langsung dihukum’ Tidak!! Tetapi diberi tahu terlebih dahulu. => ‘kamu berdosa mau dihukum’ Kalau bertobat, tidak akan dihukum. Inilah Hakim Yang Adil!

Saat TUHAN memperdengarkan suara-Nya bagaikan desau air bah => ‘awas ada hukuman’, kalau menganggap angin lalu, kita akan dihukum. Tetapi kalau kita gentar => ‘kita harus bertobat’, kita akan selamat.

Kejadian 6: 13, 14,
13. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
14. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Ay 13 => ‘Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk’ => menghukum bumi dengan segala makhluk.

Ay 14 => ‘Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir’ => sementara bumi akan dihukum, TUHAN memberikan jalan keluar (tempat yang aman).

Pada zaman Nuh, manusia di dunia ini hidup dalam dosa, sampai puncaknya dosa, yaitu

  1. dosa makan minum: merokok, mabuk, nakorba.
  2. dosa kawin mengawinkan (maaf): dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian), nikah yang hancur.
  3. dosa kekerasan: perkelahian, pertengkaran, pembunuhan dll. Semoga kita dapat mengerti.

Karena manusia pada zaman Nuh berbuat dosa sampai puncaknya dosa, maka TUHAN akan menghukum dunia. Tetapi, sebelum TUHAN menghukum dunia, TUHAN terlebih dahulu menyampaikan Firman nubuat (suara desau air bah) untuk memperingatkan manusia dan sekaligus memberikan tempat perlindungan (bahtera Nuh), supaya manusia selamat dari hukuman air bah (hukuman TUHAN). Penghukuman TUHAN belum terjadi, tetapi sudah disampaikan terlebih dahulu => ‘Aku mau menghukum dunia, buatlah bahtera’

Suara bagaikan desau air bah bukan untuk mengakut-nakuti, membuat kita stres dll, melainkan supaya kita selamat dari hukuman air bah (hukuman ALLAH). Oleh sebab itu kita memerlukan Firman yang keras! Kalau dulu pada jaman Nuh, mereka mau mendengarkan suara bagaikan desau air bah (Firman yang keras), maka mereka tidak perlu mendengarkan air bah yang sesungguhnya. Tetapi, karena mereka menolak, bahkan mengolok-olok Firman nubuat => ‘tidak ada angin, tidak ada hujan, untuk apa membuat bahtera?’ akhirnya mereka mendengarkan desau air bah yang sesungguhnya (hukuman TUHAN).

Kita harus memilih salah satu, mau mendengarkan Firman atau bunyi penghukuman! Kalau sudah mendengarkan Firman, maka tidak perlu lagi mendengarkan suara penghukuman. Kalau sekarang ini, kita hanya mendengarkan Firman yang lawak-lawak, senang-senang, nanti kita akan mendengarkan desau air bah yang sesungguhnya (hukuman TUHAN). Kalau sekarang kita mendengarkan Firman yang dosa-dosa ditunjukkan’ Inilah yang bagus, maksudnya supaya kita gentar dan menjaga diri (bertobat). Lebih baik kita mendengar suara sorak sorai diatas daripada mendengar suara penghukuman TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang di saat kita mendengarkan Firman, mungkin kita merasa tersiksa => ‘datang jauh-jauh, dibilang anjing babi, keras sekali Firmannya’ Tetapi itulah pertolongan dan peringatan TUHAN kepada kita.

Lukas 17: 26, 27,
26. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
27. mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Ay 26 => ‘demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia’ => pada saat kedatangan YESUS yang ke dua kali.

Ay 27 => ‘mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan’ => nanti dunia akhir zaman akan kembali seperti pada zaman Nuh. Ini sama persis dengan zaman Nuh, ada yang naik bahtera dan ada yang tidak naik bahtera, sehingga dihukum.

Pada akhir zaman keadaan manusia di dunia kembali seperti zaman Nuh yaitu hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan), ditambah dengan kekerasan. Contohnya:

  • kekerasan dalam rumah tangga,
  • kekerasan di gereja TUHAN: soal organisasi gereja saja, sudah berkelahi.

Kekerasan = kebencian tanpa alasan, pertengkaran, sampai terjadi pembunuhan seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf. Inilah yang akan terjadi di akhir zaman. Akibatnya adalah TUHAN akan menghukum dunia. Pada zaman Nuh, TUHAN menghukum dunia dengan air bah, nanti di akhir zaman dunia dihukum dengan air bah secara rohani itulah api dari langit.

2 Petrus 3: 10, Tetapi hari TUHAN akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Sebenarnya dunia ini dihukum dengan tiga kali tujuh hukuman (mulai Wahyu 6 ini nanti akan kita pelajari):

  • tujuh kali hukuman meterai,
  • tujuh kali hukuman sangkakala,
  • tujuh kali hukuman bokor.

Sampai nanti yang terakhir (puncaknya) dunia ini akan dihukum dengan api dari langit, sehingga dunia beserta isinya musnah dan binasa selamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Tetapi TUHAN memberi tahu terlebih dahulu lewat Firman nubuat. Betapa mengerikannya kalau api dari langit datang. Nanti kalau dunia dihukum dengan api dari langit akan terjadi teriakan-teriakan yang dahsyat (dulu ada teriakan-teriakan yang hebat saat air bah datang pada zaman Nuh). Sekarang sudah diberikan contoh oleh TUHAN, ada satu bendungan lepas, sehingga airnya sampai di daerah Jakarta => ‘bagaimana teriakan-teriakannya’ Ini dahsyat! Saat kejadian tsunami, bagaimana? Ini baru satu daerah saja, kalau pada zaman Nuh seluruh dunia, ini bagaimana teriakannya? Nanti juga, kalau api datang dari langit bagaimana teriakan manusia di dunia? Tetapi di awan-awan terdengar suara desau air bah, penyembahan kepada TUHAN. Biarlah kita berada di awan-awan.

Wahyu 19: 6, 7,
6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Ay 6 => ‘katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja’ => saat kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan, kita akan menyambut dengan teriakan atau suara desau air bah ‘Haleluya’

Ay 7 => Dia adalah Raja, Mempelai Pria Surga.
Tadi dijelaskan dunia akan dihukum, tetapi di awan-awan permai (di langit) ada suara gegap gempita, suara desau air bah dalam kesukaan, apa maksudnya? Maksudnya adalah TUHAN memperdengarkan suara-Nya bagaikan desau air bah (yang keras, menakutkan, menggetarkan orang-orang berdosa), supaya kita tidak dihakimi/dihukum bersama dunia. Tetapi sebaliknya, kita dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga di awan-awan yang permai, dengan suara penyembahan ‘Haleluya’ yang bagaikan desau air bah. Jadi nanti memang ada penghukuman, tetapi sekarang TUHAN sedang menyampaikan Firman nubuat.

Kalau ada suara Firman yang menunjukkan dosa-dosa, kita jangan takut, gentar (ini takut yang negatif), tetapi ini merupakan kesempatan untuk memperbaikinya. Nanti anak-anak TUHAN dari empat penjuru bumi, menyembah TUHAN dengan sorak ‘Haleluya’ yang bagaikan desau air bah. Dari empat penjuru bumi, bahasanya berbeda, suku juga berbeda, tetapi satu kata yang sama dari seluruh dunia itulah ‘Haleluya’. Jadi sekarang, suara TUHAN (Firman TUHAN) keras bagaikan desau air bah, supaya kita bisa menghasilkan suara bagaikan desau air bah di awan-awan yang permai. Kita tidak berteriak kesakitan di dunia (dalam penghukuman), tetapi kita menyambut kedatangan TUHAN dengan suara bagaikan desau air bah.

Inilah maksud TUHAN. Mari, kita menerima Firman nubuat (suara YESUS bagaikan desau air bah). Memang keras, menakutkan, menggetarkan, tetapi tujuannya adalah supaya kita tidak dihukum bersama dunia, tetapi kita dapat menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai. Semoga kita dapat mengerti.

Bagaimana Suara TUHAN Yang bagaikan desau air bah membuat kita tidak terhukum, bahkan kita dapat menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai dengan suaran ‘Haleluya’ bagaikan desau air bah?

Prosesnya adalah:

  1. 1 Petrus 3: 20, 21,
    20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Ay 20 => ‘ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya’ => ALLAH menanti dengan sabar dengan memperdengarkan Firman. Nuh sebagai pemberita kebenaran, Nuh menyampaikan => ‘dunia akan dihukum, air bah mau datang, mari bertobat, mari membuat bahtera’ Tetapi mereka tetap tidak taat.

    di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu’ => Kalau Firmannya lawak-lawak banyak orang yang senang, tetapi kalau Firmannya keras sekali datang => ‘Firmannya terlalu keras, terlalu lama, terlalu ini dll’ Bukan Firmannya yang terlalu, sebenarnya dagingnya lah yang terlalu. Contohnya: pemberitaan Firman paling lama dua jam, coba saja kalau bertamu kadang sampai lima jam. Ini berarti Firmannya tidak terlalu lama, hanya dagingnya yang terlalu (tidak bisa menerima Firman). Semoga kita dapat mengerti.

    Ay 21 => ‘Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan’ => Dulu Nuh dapat masuk bahtera lewat Firman nubuat (suara TUHAN bagaikan desau air bah). Sekarang kita lewat baptisan air.

    Jadi, proses pertama: lewat baptisan air yang benar.

    Zaman Nuh dibandingkan dengan zaman sekarang. Dulu pada zaman Nuh, Firman nubuat mendorong Nuh sekeluarga (delapan orang) untuk masuk bahtera Nuh sehingga selamat dari hukuman air bah. Diantara manusia di seluruh dunia, hanya delapan orang yang tahan mendengar suara desau air bah yang keras. Manusia yang lainnya malah menghina => ‘apa ini, terlalu keras, terlalu mengada-ada, setetes hujan saja tidak ada, apalagi air bah’ Sekarang juga begitu => ‘mana, sejak dulu dunia tetap saja’ Inilah banyak yang menghina.

    Sekarang Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah) mendorong kita untuk masuk bahtera Nuh secara rohani (baptisan air yang benar), supaya kita selamat dari hukuman air bah secara rohani (api dari langit yang membinasakan dunia).

    Baptisan air yang benar itu melarikan diri dari murka ALLAH (hukuman ALLAH). Baptisan air itu bukan sekedar tata cara gereja, sehingga tiap-tiap gereja bisa berbeda, bukan! Baptisan air yang benar itu hanya satu (dalam ibadah pada waktu yang lalu, kita sudah membahasbahas).

    Baptisan air yang benar adalah:


    • tertulis di alkitab = sesuai dengan kehendak TUHAN,
    • kita dibaptiskan seperti YESUS dibaptis.


    Oleh sebab itu baptisan air tidak boleh berbeda-beda. YESUS sebagai Kepala dan kita sebagai tubuh-Nya, sebab itu baptisan air hanya satu.

    Matius 3: 7, Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

    Ada yang datang ke Yohanes pembaptis untuk dibaptis, ada juga yang menolak. Nabi Yohanes pembaptis menyerukan Firman nubuat yang keras => ‘bertobatlah, beri dirimu dibaptis, supaya selamat, diampuni dosa-dosa dan tidak dihukum’ . Yohanes pembaptis mengatakan => ‘kamu melarikan diri dari murka yang akan datang’ Kalau kita masuk dari baptisan air yang benar = melarikan diri dari murka/hukuman ALLAH Yang akan datang (api dari langit yang membinasakan dunia ini), sampai hukuman api neraka untuk selamanya. Inilah arti baptisan air!

    Jangan masuk baptisan air supaya menjadi anggota gereja, jangan! Tetapi baptisan air demi keselamatan kita, supaya jangan terkena hukuman Allah. Untuk masuk baptisan air harus mengerti dengan sungguh-sungguh, bukan hanya => ‘siapa yang mau dibaptis’ tetapi tidak mengerti apa-apa. Semoga kita dapat mengerti.

    Syarat dan pelaksanaan baptisan air, tadi malam sudah diterangkan, saat ini diulangi sedikit.

    Roma 6: 2, Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

    Ay 2 => syarat baptisan air yang benar adalah mati bagi dosa = bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. Inilah syarat masuk baptisan air. Lewat Firman nubuat yang menunjukkan dosa-dosa, kita bertobat => ‘ini dosa ya, saya harus berhenti’, baru setelah itu, kita dapat masuk baptisan. Kita berhenti berbuat dosa (bertobat) terutama dari delapan dosa. Lawan dari delapan orang yang masuk bahtera Nuh, yaitu delapan dosa yang menenggelamkan dalam lautan api dan belerang.

    Wahyu 21: 8, Tetapi (1)orang-orang penakut, (2)orang-orang yang tidak percaya, (3)orang-orang keji, (4)orang-orang pembunuh, (5)orang-orang sundal, (6)tukang-tukang sihir, (7)penyembah-penyembah berhala dan (8)semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

    Ay 8 => ‘mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang’ => inilah hukuman TUHAN itulah hukuman neraka.

    Bertobat dimulai dari delapan dosa:


    • orang-orang penakut: takut pada sesuatu di dunia sampai tidak takut kepada TUHAN.
      Misalnya:


      • takut kepada atasan (takut di pecat atau di phk), sehingga kita korupsi. Inilah seorang penakut yang akan masuk dalam lautan api belerang.
      • gembala juga bisa takut kepada jemaat. Takut ditinggalkan jemaat (takut diusir dari gereja) => ’nanti jemaat keluar semua dari gereja’ Jadi jemaat mau minta apa saja (yang salah) dituruti.


    • orang-orang tidak percaya: bimbang. Orang yang bimbang itu berdosa.
    • orang-orang keji: jahat.
    • orang-orang pembunuh: kebencian dll.
    • orang-orang sundal: dosa kenajisan hati-hati!
    • tukang-tukang sihir: ramalan-ramalan, dukun-dukun.
    • penyembahan berhala: termasuk jimat-jimat,
    • semua pendusta: kita tidak boleh lagi berdusta.


    Sebelum masuk baptisan air, harus mati dulu dari delapan dosa. Setelah itu bagaimana pelaksanaan baptisan air yang benar? Sesudah mati harus dikuburkan.

    Roma 6: 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

    Pelaksanaan baptisan air yang benar yaitu orang yang sudah bertobat (mati terhadap dosa) harus dikuburkan bersama YESUS di dalam baptisan air dan keluar dari kuburan air (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru. Yang namanya dikuburkan dalam air, berarti dari ujung rambut sampai ujung kaki masuk kedalam air (jika dikuburkan dalam tanah, harus masuk dalam tanah). Di Matius 3, setelah YESUS dibaptis, Dia keluar dari air.

    Jangan terus dikubur, tetapi harus diangkat supaya tidak mati. Dalam Nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus yaitu TUHAN YESUS Kristus, lalu dibaptiskan, kemudian diangkat lagi, jangan dibaptiskan terus, nanti mati dalam air. Jadi, harus keluar dari kuburan air (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru itulah hidup surgawi (‘langit terbuka’).

    Apa yang dimaksud dengan hidup baru atau hidup surgawi? Seperti Nuh. Setelah kita masuk baptisan air, hasilnya adalah sama dengan kehidupan Nuh. Mengapa Nuh selamat? karena Nuh memiliki hidup baru. Mengapa kita selamat dari hukuman? karena kita mengalami hidup baru lewat baptisan air.

    Kejadian 6: 9, Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

    Hidup baru adalah:


    • Nuh adalah seorang yang benar = hidup dalam kebenaran, artinya tidak berbuat dosa, sampai puncaknya dosa (dosa makan minum, dosa kawin mengawinkan, termasuk juga dosa kekerasan). Hati-hati terhadap dosa kekerasan: kebencian tanpa alasan, pertengkaran, fitnah, sampai terjadi pembunuhan (seperti Kain membunuh Habel). Semoga kita dapat mengerti.


    • tidak bercela di antara orang-orang sezamannya’ = jujur (dalam terjemahan lama). Jujur artinya jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Saya selalu mengatakan kejujuran itu dimulai dari soal TUHAN. Kalau soal TUHAN tidak jujur, maka soal yang lain juga tidak akan jujur. TUHAN ada dimana-mana dan pasti ketahuan saat kita tidak jujur. Kalau sudah berani tidak jujur soal TUHAN, soal yang lain tidak akan jujur; soal istri, soal suami dianggap ‘enteng’ karena manusia tidak tahu.

      Jujur soal TUHAN adalah soal Firman pengajaran yang benar (soal kebenaran Firman), Firman ini benar atau tidak! Cara ibadahnya benar atau tidak! Kalau benar katakan benar, kalau tidak benar katakan tidak benar. Kalau tidak benar jangan diikuti, mengapa kita harus datang kepada yang tidak benar? Mengapa harus menerima yang tidak benar? Sekalipun cuma selisih sedikit, jangan! Pintu gerbang catnya saja berbeda, berarti sudah berbeda. Cat putih dan cat coklat sudah lain rumahnya, sudah tidak penah bertemu lagi. Kalau menerima pengajaran tabernakel harus sama persis. Ini bukan sok benar sendiri, tidak! Seandainya saya tidak bertemu dengan pengajaran tabernakel, dulu saya juga setuju-setuju saja? ‘tidak apa-apa berbeda’ Tetapi dalam pengajaran tabernakel harus sama persis dan tidak boleh selisih atau beda sedikitpun.

      Kita harus jujur soal TUHAN, baru bisa jujur dalam segala hal. Kalau belum bisa jujur soal TUHAN, maka soal yang lain tidak bisa jujur, termasuk soal keuangan.


    • Nuh itu hidup bergaul dengan Allah’, artinya


      • kita beribadah melayani TUHAN dan menyembah TUHAN dengan setia dan benar, setia dan bertanggung jawab, setia dan berkobar-kobar.Itulah hidup bergaul dengan ALLAH, hidup surgawi dan menjadi anak-anak ALLAH. Dulu kita menjadi anaknya bapak A, bapak B, setelah baptisan air kita menjadi anak ALLAH. Anak ALLAH itu senang berada di rumah ALLAH.


      • menjaga pergaulan yang baik. Bergaul dengan Allah itu berarti menjauhi pergaulan yang tidak benar dan tidak baik.


    Inilah hidup baru dan tidak akan dihukum. Dulu pada zaman Nuh dunia dihukum dengan air bah, tetapi orang yang mendengarkan Firman nubuat (suara desau air bah) selamat dari air bah (hidupnya seperti Nuh sekeluarga). Air bah kalau sudah mendorong, tidak dapat dihalangi oleh apapun, bahkan tanggul-pun dapat jebol. Demikian juga sekarang, kalau kita mendengarkan Firman nubuat (suara desau air bah), kita didorong untuk masuk baptisan air yang benar, sehingga menghasilkan hidup baru (hidup benar, jujur, hidup bergaul dengan ALLAH). Sekalipun ada api yang turun dari langit, kita terbebas dan dilindungi. Bahkan api neraka pun tidak bisa menyentuh kita.

    Inilah pentingnya Firman nubuat, Firmannya memang keras tetapi untuk mendorong kita untuk masuk baptisan air (bukan didorong oleh orang). Saya tidak mau mendorong orang => ‘kamu harus baptisan, kamu harus melayani’ Itu suara manusia, jangan diikuti! Biarlah suara desau air bah (suara Firman) yang mendorong kita, mungkin kita sudah bertahan (mempertahankan dosa, tidak mau baptisan), tetapi karena terkena terus/dihantam terus oleh suara desau air bah, lama-lama akan jebol juga, sehingga bertobat dan mau ikut baptisan air, hidup benar (bebas dari hukuman).
    Inilah proses pertama. Kalau tidak mau terhukum, sampai naik ke awan-awan, nomor satu harus masuk baptisan air yang benar. Suara desau air bah atau singa mengaum memang menakutkan, menggentarkan, mengerikan. Saya kira saudara-saudara yang pernah menghadapi banjir pasti ketakutan. Kemarin ada yang bersaksi dari Sitiarjo, kalau sudah banjir tingginya sampai satu dada lebih, ini menakutkan. Baru mendengar suara air terjun saja, itu saja sudah takut => ‘hati-hati’. Firman seperti itulah yang kita cari, yang dapat mendorong kita untuk dapat hidup benar.

    Kita menemukan suara desau air bah yang positif dari Firman, lalu kita masuk desau air bah yang lainnya.


  2. Wahyu 14: 1-5,
    1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
    2. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
    3. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
    4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
    5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

    Ay 3 => ‘Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru’ => desau air bah itulah nyanyian baru.
    Ay 5 => ‘di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta’ => hasil dari desau air bah adalah tidak ada dusta.

    Wahyu 14, ini tentang inti mempelai wanita TUHAN (gereja yang sempurna) dari bangsa Israel asli. Bangsa Israel terdiri dari atas dua belas suku. Satu suku terdiri dari dua belas ribu. Jadi, kalau dua belas suku, berarti ‘seratus empat puluh empat ribu’ . Ini nanti akan dipelajari secara detail, kalau sudah sampai pada Wahyu 14. Tetapi sekarang ini kita pelajari tentang suara desau air bah.

    Ay 4 => ‘Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi’ => mengikut YESUS kemana saja YESUS pergi. Inilah luar biasanya Firman yang bagaikan desau air bah. Tadi Firman bagaikan desau air bah mendorong kita masuk bahtera (masuk baptisan air) supaya selamat. Sekarang mendorong kita untuk mengikuti YESUS. Itulah kekuatan Firman, bukan kekuatan manusia.

    Proses kedua: Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah) mendorong kita untuk dapat mengikuti Anak Domba (YESUS) kemana saja Dia pergi. Saat YESUS kesana, kita tinggal mengikuti Dia.

    Mengkuti YESUS kemana saja Dia pergi, artinya


    • Kita menjadi domba-domba yang tergembala dengan benar dan baik (mengikuti jejak-Nya TUHAN) = tekun dalam kandang penggembalaan. Mulai dari seorang gembala harus tergembala. Kalau gembala tidak ada di kandang, itu bukan gembala! Demikian juga dengan domba-domba, harus berada di kandang. Dalam ibadah semacam ini, gembala dan dombanya (dua-duanya) harusa berada di dalam kandang. Kalau gembalanya ada, dombanya tidak ada, itu berarti tidak tergembala. Begitu juga sebaliknya! Mari kita bersungguh-sungguh supaya tergembala dengan benar dan baik.

      Tekun dalam kandang penggembalaan = tekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Ini menunjuk ruangan suci. Baptisan air itu menunjuk halaman tabernakel. Musa dulu melihat kerajaan surga di gunung Sinai, lalu TUHAN perintahkan Musa untuk membuat kerajaan surga di bumi, itulah tabernakel (kemah suci). Ini dapat dibaca mulai Keluaran 25.

      Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:


      • halaman,
      • ruangan suci,
      • ruangan maha suci.


      Baptisan air itu masih berada di halaman. Sesudah baptisan air; hidup benar, jujur, hidup bergaul dengan TUHAN, harus masuk dalam ruangan suci (kandang penggembalaan). Jadi, tergembala dengan benar dan baik = selalu berada dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (tiga alat dalam ruangan suci):


      • pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus didalam karunia-karunia-Nya. Kalau hari minggu, ada nyanyian, koor, kesaksian. Itulah karunia-karunia.


      • meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam pengajaran yang benar dan Kurban Kristus.


      • mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (hari Rabu). Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa didalam kasih-Nya.


      Mengapa harus bertekun dalam tiga macam ibadah pokok (bersekutu kepada ALLAH Tritunggal)? Sebab kita terdiri dari tubuh, jiwa, roh. Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah, tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada ALLAH Tritunggal seperti carang melekat kepada Pokok anggur yang benar, sehingga tidak ada tempat lagi bagi setan untuk menjamah dan kita tenang. Kalau saudara sudah masuk dalam tiga macam ibadah, biarpun dunia bergejolak (ekonomi brgejolak), kita tetap tenang. Tenang = mantap (carang sudah melekat pada Pokok). Kalau sudah tenang, maka cepat atau lambat pasti berbuah manis.

      Kita mengalami ketenangan dan berbuah manis. Inilah di dalam kandang penggembalaan. Mungkin persoalan kita belum selesai, tetapi sudah dapat tenang. Kalau dulu belum tergembala, saat menghadapi persoalan, kesana kemari => ‘bagaimana?, bagaimana?’. Misalnya: ada pohon yang terkena angin terus setiap hari, kapan mau berbuahnya? baru berbunga kecil saja sudah rontok. Kalau tidak tenang akan rontok. Tetapi kalau sudah mulai tenang, maka mulai berbunga, sampai berbuah manis. Ikutilah YESUS! YESUS yang berada di depan, mau naik gunung, mau lewat mana, sudah tahu jalannya. Kalau kami berkunjung ke luar kota yang tidak pernah tahu sebelumnya, saya selalu duduk di depan, kalau ada mobil yang didepan dan sudah tahu jalannya, tinggal mengikuti saja. YESUS yang berjalan, kita tinggal mengikuti saja, itulah tergembala!

      Tergembala itu mengikut Anak Domba kemana saja Dia pergi. Banyak kita mengenal YESUS hanya sebagai Bapa => ‘Dia, Bapa yang baik, saya diberkati’ boleh saja! Tetapi kalau hubungan hanya sebagai anak dengan Bapa, masih ada anak yang terhilang. Kalau mengenal YESUS sebagai tabib, setelah sembuh, tidak membutuhkan YESUS lagi. Kita boleh mengenal YESUS sebagai apa saja (termasuk YESUS yang memberikan mujizat), tetapi yang paling tinggi supaya kita tidak terpisah dengan Dia adalah mengenal Dia sebagai Kepala, sedangkan kita sebagai tubuh. Kemana saja Dia pergi, kita akan ikut. Tidak mungkin tubuh berkata => ‘kepala kamu kesana, aku tinggal disini saja’ Kalau ini terjadi, dapat berbahaya, seperti kepala yang dapat terbang sendiri.


    • Kita masuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (ada hubungan Kepala dengan tubuh yang tidak bisa dipisahkan). Jadi setelah tergembala harus ditingkatkan lagi, supaya dapat masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus. Persekutuan atau pembangunan Tubuh Kristus itu merupakan satu kesatuan.

      Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari:


      • di dalam nikah harus menjadi satu.
      • dalam penggembalaan menjadi satu, jangan tercerai berai.
      • antar penggembalaan: kunjungan-kunjungan mari ikuti. Nanti ke Mojokerto mari kita bersama-sama. Yang tidak ikut, harus tetap berdoa, supaya kita bersama-sama terus dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.


    Suara desau air bah inilah yang mendorong kita, sampai kita tidak kuat. Kalau kita mau mendengarkannya terus, kita akan didorong ke arah yang positif, supaya kita tidak dihakimi / dihukum oleh Hakim Yang Adil, tetapi kita bertemu dengan Raja segala raja. Masuk dalam penggembalaan dan masuk pembangunan tubuh Kristus, inilah mengikuti jejak YESUS.

    Jika kita benar-benar mengikuti kemana saja YESUS pergi (tergembala dan masuk pembangunan Tubuh Kristus), hasilnya adalah:


    • kita mengikuti jejak YESUS = jejak dengan tanda darah = jejak kematian dan kebangkitan.
      1 Petrus 2: 21-25
      21. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
      22. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
      23. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
      24. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
      25. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

      Ay 21 => ‘supaya kamu mengikuti jejak-Nya’ => jejak kematian dan kebangkitan = jejak dengan tanda darah.
      Ay 24 => ‘supaya kita, yang telah mati terhadap dosa’ => jejak kematian.
      Untuk masuk dalam penggembalaan memang membutuhkan pengorbanan-pengorbanan. Hari Senin datang, Rabu datang, banyak juga yang dari luar kota datang, termasuk saya dari Malang. Memang pengorbanan, tetapi inilah mengikut jejak YESUS (jejak dengan tanda darah).

      Praktik mengikuti jejak kematian (pengalaman kematian) adalah


      • tidak berbuat dosa (ay 22). Saudara dan saya bisa mengoreksi, apakah kita mengikuti YESUS atau mengikuti setan? Kalau kita berbuat dosa, berarti mengikuti setan. Kalau mengikuti jejak YESUS, tidak akan berbuat dosa. Jadi, harus sama persis. Misalnya: saya sudah tidak berbuat dosa, tetapi cuma satu saja; naik sepeda motor, tetapi tidak punya SIM, tidak memakai helm. Ini bukan mengikuti jejak YESUS. Dari yang kecil-kecil harus dipelajari.


      • tipu tidak ada pada mulutnya (ay 22) = tidak ada dusta.
      • Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki’ (ayat 23) = tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. YESUS dimusuhi dll, tetapi Dia balas dengan; membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit. Sampai Dia disalibkan, Dia masih membalas dengan kebaikan => ‘Bapa ampunilah, mereka’


      Praktik mengikuti jejak kebangkitan (pengalaman kebangkitan) adalah


      • hidup dalam kebenaran (ay 24).
      • tidak mau disesatkan oleh ajaran sesat (ay 25), tetapi berpegang teguh pada pengajaran yang benar. Ajaran sesat, ajaran palsu, ajaran lain, termasuk gosip-gosip, jangan mau lagi!


      Kalau kita sudah berada pada jejak kematian dan kebangkitan, maka:


      • kita mengalami kuasa bilurnya TUHAN (ay 24) untuk menyembuhkan segala penyakit; menyehatkan jasmani dan rohani (tidak berbuat dosa dan hidup benar), nikah sehat, ekonomi sehat. Inilah kuasa bilur-Nya.


      • TUHAN memelihara tubuh, jiwa, roh kita (ay 25) = TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita ditengah kesulitan dunia. Secara jasmani hidup di dunia ini sulit (ekonomi sulit). Secara rohani juga sulit, sekarang mau hidup benar sulit. Contohnya:


        1. baru di rambu lalu lintas, mau benar sudah sulit. Apalagi sesudah pulang dari sini masih besuk dll, sampai malam hari (sekitar jam dua belas) lalu disana ada lampu merah, kadang-kadang tinggal mobil kami sendiri (mobil lainnya langsung lewat saja sekalipun lampunya merah).


        2. mau hidup benar di kantor juga sulit.
        3. sampai dimana-mana juga sulit untuk hidup benar.Tetapi Gembala Agung mampu memelihara tubuh, jiwa, roh kita ditengah kesulitan dunia baik jasmani dan rohani, sampai kita menjadi sempurnaseperti Dia (sampai ‘takkan kekurangan aku’).


      Jadi Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah) mendorong kita untuk terus mengikuti YESUS; jangan mengikuti setan atau melenceng sedikitpun, sebab pengalaman kematian dan kebangkitan bersama YESUS (mengikuti jejak YESUS dalam kematian dan kebangkitan) = nyanyian baru yang seperti desau air bah.

      Jadi masing-masing jejak memiliki nyanyian baru. Mungkin dalam penderitaan, nanti bangkit (menikmati berkat TUHAN) dll. Nyanyian baru seperti desau air bah, ini harus dimiliki oleh anak-anak TUHAN. Nyanyian baru seperti desau air bah ini tidak bisa dipelajari oleh orang lain (masing-masing pribadi berbeda), tetapi semuanya mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan.

      Pengalaman kematiannya bisa berbeda-beda, misalnya:


      • ada seorang kaya, pengalaman kematiannya berupa sakit (dalam penderitaan) tetapi tidak berbuat dosa.
      • mungkin ada yang mengalami pengalaman kematian tidak dapat makan, tetapi tidak berbuat dosa.


      Bentuk pengalaman kematian berbeda-beda, tetapi hasilnya sama yaitu tidak berbuat dosa, hidup benar. Ini merupakan nyanyian baru seperti desau air bah. Setiap kita menyanyi mungkin lagunya lama, tetapi kedengarannya nyanyian baru dan menjadi berkat bagi orang lain. Khotbah diulang-ulang, tetapi menjadi nyanyian baru, kalau yang berkhotbah tergembala dan mengikuti jejak YESUS. Semoga kita dapat mengerti.

      Mari, biarlah sekarang kita menampilkan nyanyian baru lewat kotbah, menyanyi, lewat apa saja ada nyanyian baru dalam kehidupan kita. Semoga kita mengerti.


    • Kita mengalami penyucian.
      Kita disucikan seperti perawan suci, bahkan sampai sempurna.

      Wahyu 14: 4, 5,
      4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
      5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

      Kita mengalami kuasa penyucian oleh Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah), sampai tidak terdapat dusta, tidak bercela, sampai sempurna. Semoga kita mengerti.

      Sekarang kita perdengarkan nyanyian baru, lewat pelayanan kita memiliki nyanyian baru dan menjadi berkat bagi orang lain, sampai nanti di takhta kita bersama-sama menyanyi nyanyian baru. Seperti Musa dulu waktu di tepi laut Kolsom dikejar oleh firaun, Musa ketakutan => ‘bagaimana Musa’, Tetapi setelah menyeberang ada nyanyian Musa. Demikian juga nanti di takhta TUHAN, diseberang lautan kaca kita juga akan menyanyi nyanyian baru bersama-sama.


  3. Wahyu 19: 6, 7,
    6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

    Proses ketiga: Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah) membaharui kita sampai tidak salah lagi dalam perkataan. Itulah manusia baru.

Kalau bayi tidak salah dalam perkataan, hanya terus menangis. Tidak ada bayi yang perkataannya salah (tidak ada dusta). Kalau kita tidak salah dalam perkataan yaitu hanya menyeru ‘Haleluya’. Jika kita dimaki-maki (dimarahi) => ‘kamu begini’, hanya menyeru ‘Haleluya’ (itulah tidak salah dalam perkataan). Kalau membalas => ‘kamu mau apa?’, nanti kita akan salah dalam perkataan. Kalau sudah tidak salah dalam perkataan itulah sempurna. Firman nubuat (suara bagaikan desau air bah) membaharui kita terus menerus sampai tidak salah dalam perkataan, hanya menyeru ‘Haleluya’

Yakobus 3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Ay 2 => ‘Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal’ => terutama dalam perkataan kita banyak salah, sampai tidurpun kita salah dalam perkataan. Misalnya: kalau tidur mimpinya tidak enak, kita memaki-maki orang. Nanti nomor satu, ulat banyak keluar dari mulut.

Kalau mulut sudah tidak salah dalam perkataan (mulutnya sempurna), hanya berseru ‘Haleluya’, maka seluruh hidupnya sempurna, sama mulia dengan YESUS. Tubuh kita, bukanlah tubuh daging lagi, tetapi tubuh kemuliaan seperti waktu YESUS mati dan bangkit. Tubuh daging tetapi mulia = tubuh kemuliaan.

Tadi setelah tergembala (masuk ruangan suci), masih harus mendengarkan Firman nubuat lagi supaya dapat masuk ke dalam ruangan maha suci. Kita dibaharui terus sampai tidak salah lagi dalam perkataan. Kalau YESUS tidak mati di kayu salib dan tidak bangkit dalam Tubuh kemuliaan, maka Dia tidak akan dapat terangkat. Sekalipun YESUS tidak berdosa, sempurna, tetapi waktu itu Tubuhnya tidak mulia (Tubuh daging seperti kita). Tetapi begitu Dia mati, bangkit dalam Tubuh kemuliaan, baru Dia dapat terangkat.

Begitu juga dengan kita, tadi kita sudah disucikan dan tidak berbuat dosa, tetapi tidak dapat terangkat, sebab tubuh kita belum mulia. Firman nubuat terus membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS sampai tidak salah lagi dalam perkataan yaitu hanya berkata ‘Haleluya’. Ini berarti kita sudah sempurna, seluruh tubuh atau kehidupan kita juga sempurna, sama mulia dengan YESUS, sehingga kita dapat terangkat di awan-awan yang permai dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali sebagai Raja, Mempelai Pria Surga di awan-awan yang permai dengan suara ‘Haleluya’ bagaikan desau air bah.

Firman itu menjadi kenyataan. Kalau Firman yang kita terima berupa lawak-lawak, jangan-jangan nanti kita melawak. Ini gawat! Tetapi kalau Firman yang kita terima seperti suara desau air bah (keras), nanti suara kita juga seperti desau air bah, menyeru ‘Haleluya’ dari empat penjuru bumi. Apa yang di dengar akan menjadi kenyataan, sekarang ini apa yang kita mau dengar? Kita menyambut kedatangan YESUS dengan suara ‘Haleluya’ bagaikan desau air bah di awan-awan permai, kita bersama Dia selamanya, kita terlepas dari hukuman atas dunia ini sampai hukuman neraka. Mulai sekarang harus banyak menyeru ‘Haleluya’ .

Haleluya’ adalah penyembahan terhadap YESUS sebagai Raja, Mempelai Pria Surga (Kepala). Keadaan dunia sekarang ini kering, semuanya sulit, sebab itu kita memerlukan hujan. Kalau kita mau menyembah TUHAN ‘Haleluya’, hujan akan turun dan tidak kering lagi. Mari, yang banyak kekeringan (kering jasmani, kering rohani), banyaklah menyembah TUHAN. Kalau kita menyembah YESUS Sang Raja, Mempelai Pria Surga dengan ‘Haleluya’, maka TUHAN akan memberikan hujan berkat, hujan Roh Kudus ditengah-tengah kita. Tetapi kalau kita tidak menyembah TUHAN, maka tulah (hukuman) yang akan turun.

Zakharia 14: 17, 18,
17. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
18. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

Ay 18 => ‘hari raya Pondok Daun’ => ini menunjuk kedatangan TUHAN YESUS.
Biarlah kita memilih hujan Roh Kudus turun ditengah-tengah kita. Saat ada kesulitan, kekeringan, sebut ‘Haleluya YESUS’, maka hujan Roh Kudus turun ditengah kita dan tulah dijauhkan dari kita.

Hasilnya adalah

  1. Yesaya 44: 3, Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

    Hasil pertama: Hujan Roh Kudus sanggup untuk memberkati dan memelihara kita sampai ke anak cucu ditengah kekeringan dunia dan kita bersama anak cucu menjadi berkat bagi orang lain.

    Kalau ada kesulitan, kekeringan jasmani dan rohani jangan berputus asa! Banyaklah menyembah TUHAN. Saudara berusaha, silahkan saja asalkan halal, tetapi yang menentukan adalah TUHAN. Contohnya: saat toko sepi, usaha kita dengan menambah modal dll, ini silahkan saja, tetapi yang paling penting adalah banyak menyembah TUHAN. Jangan banyak berbicara yang salah, banyak bergosip, tetapi gunakan waktu untuk banyak menyembah TUHAN, kalau perlu ditambah berpuasa. Roh Kudus mampu menolong kita semuanya.


  2. Kisah Para Rasul 14: 17, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."

    Ayat 17 => ‘berbagai-bagai kebajikan’ => kebaikan (perbuatan baik).

    Hasil kedua: hujan Roh Kudus = hujan kebaikan TUHAN, artinya:


    • Roh Kudus mampu menjadikan semua baik, berhasil dan indah pada waktu-Nya. Kebajikan TUHAN itu keuntungan.
    • Roh Kudus mampu menjadikan semuanya merasa berbahagia (puas) pada waktu-Nya = kita semua merasakan kebahagian surga ditengah penderitaan di dunia.


  3. Yesaya 44: 3, 4,
    3. Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
    4. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.

    Ay 4 => ‘pohon-pohon gandarusa’ => pohon gandarusa itu pohon semak-semak yang tidak terlalu besar. Pohon gandarusa menunjuk tentang hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang hidup hanya untuk kepentingan daging (dunia), sehingga dia sangat lemah, kering dan diseret babel. Kayu menunjuk daging. Banyak orang yang melayani, tahu-tahu sudah tidak melayani lagi, sebab diseret oleh Babel. Diseret oleh Babel artinya berbuat dosa-dosa, sampai puncaknya dosa dll.

    Mazmur 137: 1-4,
    1. Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
    2. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
    3. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
    4. Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?

    Ay 2 => ‘kita menggantungkan kecapi kita’ => kalau petinju menggantungkan sarung tinju, berarti sudah berhenti. Kalau hamba TUHAN menggantungkan kecapi, berarti sudah berhenti melayani.

    Kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN beribadah melayani hanya untuk mencari perkara jasmani/perkara daging, maka ia sangat lemah, sangat kering, sehingga diseret oleh Babel, diseret oleh ajaran palsu, diseret oleh kesukaan dunia, diseret oleh pencobaan-pencobaan. Akhirnya pohon gandarusa (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) menjadi tempat untuk menggantungkan kecapi, artinya tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Kecuali dimutasi, kalau mutasi (dipindahkan) oleh TUHAN, nanti pelayanannya akan lebih meningkat. Semoga kita dapat mengerti.

    Saat pohon gandarusa menjadi tempat menggantungkan kecapi, disitulah kita masuk dalam pembangunan Babel/gereja palsu/mempelai wanita setan yang najis dan kita akan menderita, tersiksa untuk selamanya.

    Hasil ketiga: hujan Roh Kudus mengadakan mujizat ditengah-tengah kita:


    • mujizat rohani: Roh Kudus mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, yaitu kuat dan teguh hati. Kuat dan teguh hati artinya


      1. kita tetap setia dan berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN sampai TUHAN YESUS datang kembali,
      2. tetap menyembah TUHAN apapun yang kita hadapi,
      3. tetap percaya dan berharap kepada TUHAN dan jangan berharap yang lain.


    • mujizat jasmani: Roh Kudus mampu mengadakan mujizat secara jasmani.
      Dulu laut Kolsom dibelah oleh angin timur yang berhembus (gambaran dari Roh Kudus). Waktu itu Musa dan bangsa Israel sudah lemah, kedepan tidak bisa, ke belakang tidak bisa, kekiri kanan juga tidak bisa, jawabannya hanya satu yaitu mati. Tetapi waktu Musa mengulurkan tangan kepada TUHAN (tetap setia berkobar melayani TUHAN dan tetap menyembah TUHAN), maka Roh Kudus akan mengadakan mujizat secara jasmani, yaitu laut Kolsom terbelah.

      Keluaran 14: 21, Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

      Ay 21 => ‘maka terbelahlah air itu’ => Israel bisa berjalan ditanah yang kering.

      Laut Kolsom terbelah artinya:


      1. ada jalan keluar dari segala masalah,
      2. yang mustahil menjadi tidak mustahil bagi kita,
      3. semuanya diselesaikan oleh TUHAN.


    • sampai mujizat terakhir terjadi. Jika YESUS datang kembali ke dua kali terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita terangkat di awan-awan yang permai dengan suara desau air bah ‘Haleluya’ dari empat penjuru bumi. Kita bersama dengan TUHAN untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Jangan gentar, jangan bosan, jangan takut untuk mendengar suara bagaikan desau air bah (Firman nubuat), sebab inilah yang mendorong kita

  1. masuk baptisan air seperti Nuh, sehingga tidak dihukum tetapi bisa hidup benar.
  2. mendorong kita untuk tergembala; kita mengikut TUHAN sampai ada nyanyian baru dan ada jaminan dari Gembala.
  3. mendorong kita dibaharui sampai sama mulia Dengan Dia, mulut tidak salah lagi, hanya menyeru/menyembah TUHAN dengan ‘Haleluya’. Hujan Roh Kudus turun ditengah kita dan mujizat-mujizat terjadi ditengah-tengah kita.

Kuatkanlah hati! Roh Kudus turun ditengah kita untuk memberikan kekuatan dan teguh hati bagi kita semuanya. Tetap setia, tetap menyembah Dia, tetap percaya dan berharap kepada Dia, jangan sampai kita kecewa, putus asa, tetapi tunggu waktu TUHAN untuk mengadakan mujizat ditengah kita.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 30 Juni 2020 (Selasa Sore)
    ... dan pulau-pulau dari tempatnya. . Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. . Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu Runtuhlah menimpa kami dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Maret 2018 (Selasa Sore)
    ... sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Kata Nikodemus kepada-Nya Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi Nikodemus menerima firman tentang kelahiran baru dengan logika kepandaian sehingga kehilangan nilai rohani yaitu tidak mengerti ...
  • Ibadah Raya Malang, 18 Mei 2014 (Minggu Pagi)
    ... manusia termasuk hamba Tuhan pelayan Tuhan anak Tuhan yang belum menyelesaikan dosa-dosa dan belum bertobat akan dihakimi di tahta putih dan dihukum di neraka untuk selamanya. Wahyu - Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Agustus 2017 (Sabtu Sore)
    ... Tetapi Tuhan berkata kepadanya Kamu orang-orang Farisi kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh bukankah Dia yang menjadikan bagian luar Dia juga yang menjadikan bagian dalam Akan tetapi berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. ...
  • Ibadah Doa Malang, 04 Oktober 2011 (Selasa Sore)
    ... cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Adam dan Hawa berbuat dosa sehingga mereka telanjang dan terpisah dari Tuhan. Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa maka semua manusia ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 29 Juni 2019 (Sabtu Sore)
    ... jika bangsa kafir bisa menerima keselamatan dan masuk kerajaan sorga itu adalah semata-mata kemurahan Tuhan yang seharga kurban Kristus bukan kehebatan kita--setelah Yesus mati Ia masih ditikam dengan tombak untuk menebus bangsa kafir. Oleh sebab itu bangsa kafir harus memperhatikan kemurahan Tuhan dan hidup dalam kemurahan Tuhan. Kalau tidak ia juga ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Desember 2022 (Selasa Sore)
    ... tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka . Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut berdiri jauh-jauh . dan berseru ketika mereka melihat asap api yang membakarnya katanya Kota manakah yang sama dengan kota besar ini Ada tiga golongan manusia ...
  • Ibadah Doa Malang, 28 Oktober 2014 (Selasa Sore)
    ... maupun nabi-nabi baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus sehingga kita bukan lagi anak-anak yang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2011 (Minggu Sore)
    ... berpakaian lenan halus dan kain ungu dan kain kirmizi dan yang dihiasi dengan emas dan permata dan mutiara sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa. . Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut berdiri jauh-jauh . dan berseru ...
  • Ibadah Doa Malang, 02 Juli 2020 (Kamis Sore)
    ... Orang-orang lain sangat ketakutan lalu memuliakan Allah di Sorga kegoncangan mengenai mempelai wanita Tuhan. Kebenaran kesucian dan kesempurnaan digoncang semuanya. ad. . Ada dua macam ketakutan yang melanda manusia gereja Tuhan dalam menghadapi kegoncangan gempa yang dahsyat Ketakutan yang negatif yaitu ketakutan menghadapi kegoncangan sampai tidak tenang hidupnya. Lukas - . Dan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.