Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih membaca didalam kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang penampilan Pribadi YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:

  1. Wahyu 1: 13, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar.
  2. Wahyu 1: 14, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja.
  3. Wahyu 1: 15, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil.
  4. Wahyu 1: 16, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga. Inilah puncak penampilan YESUS. YESUS sebagai Kepala dan kita sebagai Tubuh Nya (mempelai wanita). Kepala dengan tubuh tidak lagi terpisah untuk selama-lamanya. Inilah puncaknya.

Kita berada pada penampilan yang ketiga.
Wahyu 1: 15, Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Ini tentang penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil, yang ditandai dengan:

  1. ‘kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’
  2. ‘suara-Nya bagaikan desau air bah’

Tugasnya yaitu menghakimi dengan adil dan benar.

Siapakah yang akan diadili atau dihuku?

  1. Yohanes 3: 18,19,
    18. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
    19. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

    Ay 18 => ‘ia tidak akan dihukum’ => tidak akan dihakimi.
    Ay 19 => ‘Terang telah datang ke dalam dunia’ => YESUS sudah datang ke dalam dunia.

    Yang pertama: manusia yang tidak percaya kepada YESUS = manusia diluar YESUS. Manusia diluar YESUS yaitu lebih menyukai kegelapan daripada terang = hidup dalam dosa = bukan hanya akan dihukum tetapi sudah berada dibawah hukuman, sampai nanti menerima hukuman yang kekal, itulah neraka selama-lamanya. Hidup dalam dosa = sudah tahu dosa, tetapi terus dilakukan dan tidak meminta ampun.


  2. Wahyu 17: 1, 4, 5,
    1.Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
    4. Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
    5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

    Ay 5 => perempuan babel inilah yang akan dihakimi nanti.
    Ini ditulis juga di dalam Wahyu 19: 1,2.

    Wahyu 19: 1,2
    1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
    2. sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."

    Yang kedua: pelacur besar (Babel) atau gereja palsu. Gereja yang benar adalah Mempelai wanita TUHAN = tampil sebagai perempuan dengan matahari, bulan dan bintang (suci dan sempurna). Inilah tandingan dari pelacur besar.

    Gereja palsu adalah:


    • Gereja yang menerima ajaran-ajaran palsu, yaitu ajaran Babel = mengajarkan tentang kemakmuran daging, hiburan daging dan tidak mengutamakan Firman pengajaran yang benar (tidak mengutamakan penyucian). Ini sama dengan ibadah pelayanan yang tidak ada nilai rohaninya, masuk ke gereja hanya melihat yang daging saja (kemakmuran daging, berkat jasmani, hiburan daging). Semoga kita dapat mengerti.

      Karena tidak ada Firman ALLAH atau penyucian, akibatnya adalah


      1. tetap berbuat dosa (hidup dalam dosa), sampai puncaknya dosa:


        1. dosa makan minum: merokok, mabuk, nakorba.
        2. dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, mempertahankan nikah yang salah.


      2. tetap mempertahankan manusia daging atau tidak mengalami keubahan hidup, sehingga dicap 666 dan menjadi sama dengan antikrist yang akan dibinasakan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati terhadap ajaran-ajaran palsu. Semoga kita dapat mengerti.


    • Gereja yang menerima ajaran yang benar, tetapi tidak mempraktikkannya, sehingga tidak mengalami kuasa penyucian, akibatnya:


      1. tetap mempertahankan dosa, hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan).
      2. tetap mempertahankan manusia daging atau tidak mengalami keubahan hidup, sehingga dicap 666 dan menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan.


    Inilah gereja palsu yang menampilkan dosa makan minum (perempuan Babel). Daging itulah antikrist. Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang kita akan membahas tentang penghakiman.
Wahyu 20: 11, 12,
11. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
12. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

Tempat penghakiman namanya adalah takhta putih. YESUS sebagai Hakim Yang Adil duduk di takhta putih untuk menghakimi manusia dengan adil dan dengan benar. Bagaimana Dia menghakimi? Berdasarkan buku-buku atau kitab-kitab, bukan semaunya sendiri.

Ada tiga macam kitab di takhta putih:

  1. alkitab = pengajaran yang benar.
    Yohanes 12: 48, Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

    Ay 48 => ‘tidak menerima perkataan-Ku’ => tidak menerima Firman-Ku.
    firman yang telah Kukatakan’ => Firman yang dikatakan YESUS, itulah alkitab (pengajaran yang benar).

    Alkitab merupakan dasar untuk penghakiman dan buku-buku yang lain. Oleh sebab itu, supaya tidak dihakimi, maka mulai sekarang kita harus kembali ke alkitab dan jangan ada sedikitpun yang melenceng dari alkitab (harus cocok dengan alkitab). Jika melenceng dari alkitab, maka kita akan masuk kepada penghakiman, inilah yang berbahaya!


  2. kitab-kitab (banyak kitab) = kitab pribadi. Contohnya: seperti murid-murid yang mempunyai raport atau laporan pribadi.

    Kitab-kitab adalah kitab pribadi yang memuat perbuatan-perbuatan dosa manusia secara pribadi (memuat perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan alkitab). Soal dosa ini secara pribadi (masing-masing pribadi harus bertanggung jawab), tidak dapat saling membantu. Sebab itu di dalam rumah tangga, kita jangan menutup-nutupi dosa. Mungkin sekarang kita masih dapat menutupi dosa, tetapi nanti di takhta putih tidak akan dapat ditutupi lagi.

    Yang bertentangan dengan alkitab (pengajaran yang benar) itulah yang akan dihakimi, sebab itu mari kita membaca alkitab. Mau beribadah sesuaikan dengan alkitab, kehidupan pribadi sesuaikan dengan alkitab, nikah rumah tangga sesuaikan dengan alkitab. Kalau mau beribadah jangan katanya orang, sekali-pun orang mengatakan => ‘ini benar, tidak apa-apa’ Tetapi kalau alkitab mengatakan bahwa hal itu tidak benar, maka akan dihakimi. Apalagi kalau ada yang bilang => ‘biar saya yang bertanggung jawab’ Jangan diikuti! Sebab nanti saat di takhta penghakiman ditanya => ‘mengapa kamu melakukan hal ini, yang tidak cocok dengan Firman?’ Lalu dijawab => ‘pendeta saya yang bertanggung jawab’ Itu bohong dan tidak dapat seperti itu, sebab dosa itu harus dipertanggung jawabkan secara pribadi. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi penghakiman di takhta putih adalah penghakiman yang adil dan benar, sebab berdasarkan alkitab. Kalau hidup kita mau adil dan benar (menjadi orang yang adil dan benar), maka harus kembali ke alkitab. Misalnya:


    • suami kembali ke alkitab, maka akan menjadi suami yang adil dan benar.
    • istri kembali ke alkitab, maka akan menjadi istri yang adil dan benar.
    • anak kembali ke alkitab, maka akan menjadi anak yang adil dan benar.
    • gembala kembali ke alkitab, maka akan menjadi gembala yang adil dan benar.
    • jemaat kembali ke alkitab, maka akan menjadi jemaat yang adil dan benar.


    Jika diluar alkitab (pengajaran yang benar), itu berarti tidak adil dan tidak benar. Contohnya: memihak, melihat rupa, kulit, uang, umur dsbnya. Tetapi kalau mau kembali ke alkitab, maka menjadi adil dan benar dalam segala hal. Inilah satu-satunya jalan. Semoga kita dapat mengerti.

    Setiap perbuatan dosa atau perbuatan yang tidak sesuai dengan alkitab, harus dihukum dalam neraka dan namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan.

    Wahyu 20: 14, 15,
    14. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
    15. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

    Setiap perbuatan dosa, harus dihukum dalam neraka untuk selamanya. Istilah ‘harus dihukum’ itu berarti adil dan benar. Inilah kitab yang kedua. Kitab-kitab merupakan kitab pribadi yang memuat perbuatan dosa, perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman, perbuatan dosa yang belum diselesaikan (belum diakui). Semoga kita dapat mengerti.


  3. kitab kehidupan.
    Wahyu 20: 12, Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

    Kitab kehidupan adalah kitab yang memuat nama-nama orang yang dosanya sudah diperdamaikan (diampuni atau diselesaikan) oleh Darah YESUS dan tidak berbuat dosa lagi. Jadi orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan, maka layak untuk masuk kerajaan surga yang kekal. Inilah YESUS tampil sebagai Hakim Yang Adil. Supaya kita tidak masuk ke takhta putih, mulai sekarang biarlah kita dihakimi.

1 Petrus 4: 17, Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

Ay 17 => ‘Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai’ => jangan menunggu nanti, sebab kalau sudah di takhta putih (begitu ada dosa yang tidak diselesaikan), itu berarti sudah tidak ada kesempatan lagi dan langsung dihukum. Jadi, sekarang inilah kita harus dihakimi. Supaya kita tidak masuk penghakiman di takhta putih, maka mulai sekarang kita harus masuk dalam penghakiman bait ALLAH (rumah TUHAN).

YESUS juga tampil sebagai Hakim Yang Adil didalam bait ALLAH, dalam wujud

  1. kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian

    Tembaga menunjuk kepada:


    • penghakiman atau penghukuman (kutuk).
      Ulangan 28: 15, 23
      15. "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:
      23. Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah yang di bawahpun menjadi besi.

      Ay 15 => ‘kutuk’ => hukuman.


    • mezbah korban bakaran. Dalam tabernakel ada alat yang terbuat dari kayu yang disalut tembaga, itulah medzbah korban bakaran.


    Jadi, tembaga itu berbicara soal penghukuman dan juga berbicara tentang medzbah korban bakaran. Karena terbuat dari kayu yang disalut dengan tembaga, maka sekalipun ada api yang menyala (membakar korban-korban), tetapi tidak hancur. Ini seperti Kaki YESUS Yang bagaikan tembaga yang membara, tetapi tidak hancur.

    Kalau YESUS menjadi Hakim Yang Adil dalam takhta putih, saat ada dosa yang belum diselesaikan, berarti tidak ada kesempatan lagi, namanya dicoret dari dalam kitab kehidupan dan binasa. Sekarang ini YESUS tampil sebagai Hakim Yang Adil dalam bait ALLAH (rumah TUHAN); di dalam ibadah atau di dalam kehidupan kita. Rumah TUHAN menunjuk kehidupan kita dan ibadah.

    Jadi ada tembaga yang membara dalam perapian. Dalam mezbah korban bakaran ada nyala api untuk membakar dosa-dosa. Dulu binatang korban yang dibakar, sekarang YESUS yang di Korbankan di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.

    Mezbah korban bakaran itu menunjukkan dua hal:


    • 1 Petrus 4: 1, 2,
      1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
      2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

      Yang pertama: ada api yang membara itulah nyala api siksaan, sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa (bertobat) dan hidup menurut kehendak ALLAH(hidup dalam kebenaran dan kesucian).

      Sekarang ini mari, jika masih ada dosa-dosa => distop, diakui dan diampuni (bertobat) dan hidup dalam kebenaran-kesucian.

      Bertobat dimulai dengan:


      1. menyadari dosa,
      2. menyesali dosa,
      3. mengakui dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi (bertobat).


      Inilah mengalami penghakiman di rumah TUHAN oleh Hakim Yang Adil, tidak usah tunggu nanti di takhta putih. Sekarang selesaikan dosa-dosa!


    • Yesaya 6: 3-8,
      3. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
      4. Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
      5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
      6. Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
      7. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
      8. Lalu aku mendengar suara TUHAN berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

      Ay 5 => ‘Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir’ => Begitu ada nyala api dari mezbah, Yesaya mengakui bahwa dia najis bibir.
      Ay 6 => ‘di tangannya ada bara’ => nyala api.
      yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah’ => inilah mezbah korban bakaran.
      Ay 8 => inilah penyucian yang dikaitkan dengan pengutusan (pelayanan).

      Yang kedua: penyucian bibir (lidah) dari perkataan-perkataan najis.

      Perkataan najis yaitu:


      1. dusta,
      2. gosip-gosip yang tidak benar,
      3. fitnah,
      4. bersungut-sungut,
      5. sampai menghujat TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Seringkali kalau kita berada dalam masalah, kita bahkan menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Inilah yang harus disucikan oleh bara api dari mezbah korban bakaran. Kalau lidah sudah disucikan, maka seluruh hidup kita juga disucikan, sehingga kita dapat dipakai untuk melayani pekerjaan TUHAN (seperti Yesaya).


      Saat di rumah TUHAN merupakan kesempatan bagi kita untuk mengalami penghakiman dari TUHAN. Jika kita mengalami pekerjaan dari Kaki yang mengkilat bagaikan tembaga yang membara dalam perapian (mengalami penghakiman dalam rumah TUHAN), maka kita menjadi pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar (menyala-nyala) = menjadi Biji Mata TUHAN sendiri.

      Menjadi Biji Mata TUHAN artinya kehidupan yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga. Seperti Yesaya tidak bisa diganggu gugat oleh apapun dan selalu dibela oleh TUHAN bagaikan Biji Mata TUHAN sendiri.


    Mari sekarang ini, siapa yang tidak berbuat dosa? Kita semua sudah berbuat dosa, tetapi Dia tampil:


    • dengan Kaki yang mengkilat bagaikan tembaga yang membara dalam perapian, itulah Hakim Yang Adil,
    • dalam mezbah korban bakaran, sehingga masih ada pengampunan dosa-dosa. Mari kita gunakan kesempatan untuk: bertobat dan hidup dalam kebenaran-kesucian, mengalami penyucian mulut oleh api dari mezbah korban bakaran. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Tampil dalam wujud perjamuan suci (Korban Kristus).
    Tadi mezbah korban bakaran juga bicara tentang Korban Kristus (salib Kristus) dan sekarang ini kita melakukan perjamuan suci, inilah penghakiman TUHAN.

    1 Korintus 11: 27-31,
    27. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan TUHAN, ia berdosa terhadap tubuh dan darah TUHAN.
    28. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
    29. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh TUHAN, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
    30. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
    31. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

    Ay 28 => ‘menguji dirinya sendiri’ => menghakimi diri sendiri. Inilah penghakiman di dalam rumah TUHAN. Jadi ini tentang perjamuan suci.

    Terdapat tiga kemungkinan dalam perjamuan suci:


    • Tidak layak makan dan minum perjamuan suci, sebab tidak mau menguji (menghakimi) diri sendiri. Akibatnya adalah:


      1. kerohaniannya bertambah lemah = sering putus asa, kecewa, ragu-ragu, bimbang, bangga sampai menjadi
      2. sakit rohani = berbuat dosa, tidak mau/malas/tidak setia beribadah, dan malas untuk berbuat baik.
      3. mati: bisa mati jasmaninya ataupun mati rohani (kering rohani). Kering rohani = sudah enjoy dalam dosa (hidup dalam dosa). Sudah tahu itu berdosa, tetapi tidak menyesali, tetapi malah senang.


      4. sampai kematian yang kedua, itulah kebinasaan. Semoga kita dapat mengerti.


    • Menolak perjamuan suci = menghina Korban Kristus.
      Misalnya: saat perjamuan suci dia bilang => ‘tidak, tidak, saya tidak layak’ atau menolak karena alasan apa saja. Inilah menolak perjamuan suci. Akibatnya adalah lemah, sakit sampai mati rohani.


    • Menggunakan perjamuan suci (makan Tubuh Kristus dan minum Darah Kristus) dengan terlebih dahulu menguji/menghakimi diri sendiri lewat ketajaman Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Inilah yang benar! Itu sebabnya kita jangan ragu-ragu saat perjamuan suci.


    Kalau pedang Firman menunjuk dosa-dosa, kesalahan kita, maka kita harus mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kita harus menyelesaikan dosa-dosa, setelah itu baru makan dan minum perjamuan suci, sehingga kita mendapatkan kekuatan baru untuk bisa mengikut dan melayani TUHAN, sampai dengan kedatangan TUHAN YESUS kembali. Di dalam perjamuan suci baru ada kekuatan baru (kekuatan extra), sehingga kita tidak akan kecewa, tidak akan merasa putus asa, tidak akan berbuat dosa. Inilah kegunaan dari perjamuan suci.

    Jadi perjamuan suci harus disertai dengan Firman pengajaran yang benar (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua), inilah meja roti sajian. Pada meja roti sajian terdapat dua belas roti yang dibagi menjadi dua bagian (6-6). Angka 66, ini menunjuk Firman pengajaran yang benar atau alkitab (66 buku). Roti juga menunjuk pada Tubuh Kristus. Pada meja roti sajian juga terdapat korban anggur (korban curahan) yang menunjuk pada Darah YESUS. Jika kita makan dan minum perjamuan suci tanpa Firman pengajaran yang benar, maka akan menjadi kebiasaan, bahkan menjadi kecelakaan (1 Korintus 11: 30). Tetapi jika makan dan minum perjamuan suci disertai Firman pengajaran yang benar, maka akan menjadi berkat dan kekuatan yang baru bagi kita. Setiap ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita harus berdoa supaya ada Firman pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

Praktik menguji diri atau menghakimi diri sendiri adalah saling mengaku dan saling mengampuni (berdamai). Kalau Firman sudah menunjukkan dosa, maka kita harus berdamai:

  • saling mengaku. Jika Firman menunjukkan dosa-dosa kita, maka kita harus mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
  • saling mengampuni. Jika orang mengaku dosa kepada kita dengan sungguh-sungguh, maka kita harus mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.

Jika sudah saling mengaku dan saling mengampuni, maka saat itu Darah YESUS menyelesaikan segala dosa dan kita mengalami damai sejahtera (ketenangan, kelegaan, perhentian). Hari-hari ini, kita jangan menghakimi orang lain, tetapi menghakimi diri sendiri lewat ketajaman pedang Firman.

Damai sejahtera artinya

  • hati kita tidak tertuduh (setan tidak dapat menuduh kita lagi) dan kita tidak menuduh/mendakwa orang lain. Kalau kita banyak mendakwa atau menghakimi orang lain, kita tidak sempat untuk menghakimi diri sendiri. Seringkali kita terlalu gampang menghakimi orang lain, menghakimi TUHAN, padahal dia sendiri sudah salah (ketiga jari lainnya menunjuk kearah kita). Hati-hati banyak kali kita menghakimi orang lain dengan ‘ngawur’, hanya menurut perasaan, menurut kata orang lain, padahal sebenarnya itu salah. Inilah yang gawat! Jangan sampai hal ini terjadi, biarlah kita menjaga damai sejahtera.


  • tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. Inilah orang yang menguji diri! Semoga kita dapat mengerti.

Kalau hati sudah damai sejahtera, kita bisa lolos dari takhta putih, kita tidak perlu ke takhta putih. Mari setiap langkah hidup kita, setiap detak jantung kita, dalam perjalanan hidup mengikut dan melayani TUHAN, kita harus menjaga hati supaya selalu damai sejahtera. Dalam ibadah di Sorong ada roh jengkel dll, Jangan ada itu didalam hati kita. Seringkali kita jengkel kepada orang lain, tetapi kita yang bersalah, sebab ada iri hati dll. Seperti Habel persembahannya diterima oleh TUHAN dan Kain belum diterima. Sebenarnya Kain masih diberikan kesempatan oleh TUHAN, tetapi Kain iri hati, marah tanpa sebab (tanpa kasih), akhirnya hancur. Jagalah hati damai sejahtera! Semoga kita dapat mengerti.

Apa yang akan dihakimi? Ada beberapa hal yang akan dihakimi:

  1. 2 Korintus 5: 10, Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

    Perbuatan-perbuatan dosa inilah yang akan dihakimi.


  2. Matius 12: 36, Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

    Perkataan sia-sia: dusta, bersungut-sungut, gosip dll.


  3. Roma 2: 16, Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.

    Apa yang tersembunyi didalam hati: perasaan-perasaan jengkel dll. Dosa-dosa yang ada didalam hati (batin), sekalipun belum diperbuat atau diucapkan, ini juga akan dihakimi.


  4. Tabiat-tabiat dosa juga akan dihakimi:


    • Matius 25: 31, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

      Dalam cerita ini ada kambing dan domba. Kambing itu egois (‘ketika Aku lapar kamu tidak memberi Aku makan’).

      Matius 25: 41, 42,
      41. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
      42. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;

      Ay 41 => ‘kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya’ => kambing.
      Kambing ini egois (hanya mengingat diri sendiri) = tidak dapat memberi (untuk pekerjaan TUHAN, untuk sesama yang membutuhkan) dan mengunjungi. Memberi dan mengunjungi itu penting. Kalau TUHAN sudah menggerakkan untuk memberi dan mengunjungi, mari kita lakukan. Sementara TUHAN sudah menggerakkan, tetapi kita tidak melakukannya, maka akan dihakimi. Jadi, yang tidak kita lakukan karena egois, ini juga akan dihakimi.


    • Matius 7: 1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.

      Suka menghakimi orang lain. Saya selalu berdoa untuk kebaktian kunjungan => ‘kalau bukan karena kehendak TUHAN, batalkan TUHAN’, ‘Tetapi kalau karena kehendak TUHAN (bisa berangkat), harus bersabar’ Jangan sampai kita menjadi egois. Mari sungguh-sungguh didoakan, supaya dapat memberi dan mengunjungi. Kalau ibadah kunjungan yang jauh kita tidak dapat ikut, kita bisa ikut yang dekat nanti di bulan 4, tanggal 11 ada kebaktian Paskah persekutuan di Mojokerto. Yang paling dekat lagi di bulan 5 di Surabaya, mari kita mengatur waktu dengan baik, supaya bisa memberi dan mengunjungi. Semoga kita dapat mengerti.


    Selain egois, tabiat dosa yang lain adalah suka menghakimi orang lain. Jangan menghakimi orang lain, sebab akan dihakimi. Lebih baik kita menghakimi diri sendiri. Semoga kita dapat mengerti.

Posisi orang yang menghakimi diri sendiri sampai memiliki hati damai sejahtera adalah berada di bawah Kaki TUHAN yang mengkilat bagaikan tembaga membara dalam perapian. Jadi posisinya bukan sembarangan, di bawah Kaki TUHAN itulah takhta TUHAN. Tempat TUHAN memijakkan Kaki-Nya itu sama dengan takhta TUHAN. Jadi kalau posisi kita berada di bawah Kaki TUHAN = menjadi takhta-Nya TUHAN.

Sekarang ini, mari kita memanfaatkan penghakiman di dalam rumah TUHAN. TUHAN hadir ditengah kita sebagai Hakim Yang Adil untuk menghakimi rumah TUHAN (kehidupan kita) dengan Kaki yang mengkilat bagaikan tembaga membara dalam perapian. Memang ada penghakiman, tetapi tembaga juga bicara tentang mezbah korban bakaran (ada jalan keluarnya). Jangan sampai kita dihukum! Kalau TUHAN hanya tampil dalam penghakiman, kita semua bisa mati, sebab kita manusia berdosa. Tetapi ada mezbah korban bakaran, disitulah tempat kita lari. Dulu kalau ada orang tidak sengaja berbuat dosa, lalu berlari ke mezbah korban bakaran dan memegang tanduk mezbah, maka orang itu tidak boleh dibunuh (tidak boleh diapa-apakan). Kita sebagai orang berdosa (najis dll), mari lari kepada salib Kristus (mezbah korban bakaran).

Perjamuan suci merupakan Wujud bahwa YESUS rela dihukum sampai mati di kayu salib untuk menanggung/melepaskan dosa-dosa kita. Kalau ada orang Kristen, hamba TUHAN, pelayan TUHAN sampai dihukum di dalam neraka, itu salahnya sendiri, sebab sudah ada penampilan-penampilan TUHAN untuk menolong kita. Jagalah hati supaya tetap damai sejahtera, supaya posisi kita berada di bawah Kaki TUHAN (menjadi takhta TUHAN).

Yehezkiel 43: 7, dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;

Ay 7 => ‘Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku’ => dimana ada tapak Kaki TUHAN, itulah takhta TUHAN.
Kalau posisi kita berada di bawah Kaki TUHAN dengan hati damai sejahtera, itu berarti kita benar-benar menjadi takhta TUHAN. Saat dikata-katai orang, jaga
hati agar tetap damai. Dulu saya sudah pernah bersaksi, saya marah sekali saat dikata-katai orang, sekarang saya belajar untuk bisa menerima.

Jika kita menjadi takhta TUHAN, hasilnya adalah:

  1. Kita belajar dari Maria. Maria ini spesialis berada di bawah Kaki TUHAN. Saat dia mendengarkan Firman TUHAN (perkataan YESUS), lalu saudaranya protes ?’TUHAN, dia tidak membantu dari tadi’ Saat dikata-katai, tetapi Maria diam saja.

    Lukas 10: 39, 42,
    39. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
    42. tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

    Ay 39 => ‘Maria ini duduk dekat kaki TUHAN’ => inilah dibawah kaki TUHAN untuk menghakimi diri sendiri (mendengarkan Firman).
    Ay42 => ‘yang tidak akan diambil dari padanya’ => yang kekal.

    Hasil pertama: ada suasana penggembalaan = mendengar dan dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar = makan dan menikmati Firman pengajaran. Saya pernah bercerita, saat di New Zealand, di atas bukit ada domba-domba berjajar dengan bagus, berwarna putih kearah bawah, yang mengherankan lagi dombanya menunduk semuanya. Jadi cuma makan itulah suasana penggembalaan (suasana takhta TUHAN).

    Daripada susah-susah kesana kemari untuk mencari makan, kalau berada dalam suasana takhta, tinggal makan saja. Kalau kita dapat mendengar dan dengar-dengaran kepada Firman pengajaran, sehingga menjadi seperti “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Makan Firman = mengulurkan tangan kepada TUHAN ‘terserah Engkau TUHAN’ dan TUHAN juga akan mengulurkan Tangan anugerah-Nya kepada kita.

    Tangan anugerah TUHAN sanggup untuk menjadikan semua menjadi yang terbaik (‘memilih bagian terbaik’), indah pada waktu-nya dan semuanya menjadi kekal (‘tidak diambil dari padanya’). Dunia ini memang sulit, tetapi kalau kita berada dalam penggembalaan, maka kita dapat makan. Jika sudah bisa makan Firman, kita mendapatkan semua yang terbaik, indah pada waktu-nya, sampai mengalami hidup kekal. Jika kita bisa mendapatkan hidup kekal, apalagi hanya untuk hidup di dunia? Pasti bisa. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Yohanes 12: 3, Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

    Pada ayat selanjutnya, saat itu Yudas protes => ‘lebih baik dijual dan uangnya diberikan kepada orang miskin’ tetapi TUHAN mengatakan pada ayat 7.

    Yohanes 12: 7, Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.

    Ay 7 => ‘hari penguburan-Ku’ => hari terakhir. Tubuh Kristus yang terakhir di bumi itu waktu dikuburkan (sudah selesai).

    Hasil kedua: ada suasana kegerakan Roh Kudus hujan akhir = suasana urapan Roh Kudus. Kita dipakai dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, mulai di dalam nikah, kita dipakai, dalam penggembalaan (sebagai gembala atau sebagai apa), antar penggembalaan (perhatikan dan doakan baik di Surabaya, Malang, dan dimanapun juga), sampai terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna.

    Seperti perempuan yang membayar tiga ratus dinar yang merupakan upah satu tahun. Jadi kehidupan yang dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus harus membayar harga yang mahal. Ini berarti segala sesuatu harus dikorbankan untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus (waktu, tenaga, uang, pikiran, termasuk kehidupan kita), kecuali satu yang tidak boleh dikorbankan itulah pengajaran yang benar yang tidak boleh dikorbankan.

    Minyak narwastu yang mahal (seharga tiga ratus dinar) ini setara dengan gaji selama satu tahun. Upah bekerja satu hari = satu dinar. Inilah membayar harga yang mahal! Saudara hitung-hitung berapa gaji selama satu tahun => ‘kalau gaji setahun diberikan semuanya, mau makan apa nanti?’ Kalau memberikan gaji satu bulan, mungkin masih bisa, sebab bulan depan masih mendapat gaji lagi.

    Tetapi begitu minyak dipecahkan, ada bau harum, artinya jika kita membayar harga yang mahal, maka ada persembahan yang berbau harum dihadapan TUHAN.


    • Kalau ada bau harum, maka TUHAN sanggup bertanggung jawab atas kehidupan kita. Jangan takut berkorban waktu, tenaga, pikiran, perasaan, bahkan sampai seluruh hidup kita diserahkan untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

      Pengajaran yang benar jangan dikorbankan, sebab itu:


      1. merupakan Pribadi YESUS. Contohnya: karena sungkan dll.
      2. alkitab. Kalau ada yang tidak cocok dengan alkitab, mungkin soal baptisan, itu berarti sudah berbeda. Sekalipun banyak orang mengatakan => ‘itu kebenaran sendiri’ Biarkan saja, mari kita ukur dengan alkitab. Mulai dari iman (pintu gerbang) harus diukur dengan alkitab, kalau ada yang berbeda sekalipun cuma satu berarti itu sudah melenceng semuanya. Jadi kalau ada perbedaan satu, dua atau tiga, berarti sudah berbeda. Semoga kita dapat mengerti.


      Filipi 4: 18, 19,
      18. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
      19. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.


    • Kalau ada bau harum, maka Tangan anugerah TUHAN sanggup memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (secara ajaib). Mungkin kita kecil seperti Makedonia, tetapi mau memberi, maka TUHAN lah yang akan memelihara, sampai berkelimpahan dalam berbagai kebajikan dan sampai kita mendapatkan jubah Mempelai (pakaian putih berkilau-kilau). Kita tidak perlu takut! Kalau menurut kekayaan manusia itu terbatas => ‘kalau butuh sekian, masih boleh (kekayaannya masih ada), kalau diminta lagi sekian (lebih banyak), tidak bisa (habis)’ Tetapi kekayaan TUHAN itu tidak terbatas (kemuliaan TUHAN tidak terbatas) yang secara ajaib dapat memenuhi kebutuhan kita.


    Yudas tidak mau membayar harga, berkata => ‘lebih baik minyaknya dijual, uangnya diberikan kepada orang miskin’, akibatnya akan berbau busuk seperti Yudas = perutnya pecah, isi perutnya keluar dan binasa untuk selamanya. Semoga kita dapat mengerti.

    Berada di bawah Kaki TUHAN, belajar dari Maria. Suasana penggembalaan itulah takhta TUHAN, Tangan anugerah TUHAN sanggup menjadikan semuanya menjadi terbaik, terindah pada waktu-nya, sampai kekal selamanya. Contohnya: Daud menggembalakan dua tiga ekor domba, tetapi satu waktu, dapat menjadi terbaik dan Daud dapat menjadi raja. Suasana pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itu juga takhta TUHAN. Kita jangan berpikir suasana takhta TUHAN itu ada emas dll, bukan! Tetapi suasana pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau kita aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itulah suasana takhta TUHAN. Bayarlah harga yang mahal, maka bau yang harum akan naik dan TUHAN akan turun mengulurkan Tangan anugerahnya untuk memenuhi segala kebutuhan kita.

    Kalau kita berkorban jangan ‘ngawur’, tetapi harus sesuai dengan gerakan Firman TUHAN, sebab kalau kita berkorban sesuai dengan gerakan TUHAN dan mau membayar harga yang mahal, itulah menaikkan bau harum. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Yohanes 11: 32, 39-40,
    32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "TUHAN, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
    39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "TUHAN, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

    Ay 40 => setelah itu Lazarus dibangkitkan.

    Hasil ketiga: suasana doa penyembahan dengan hancur hati (‘tersungkur di depan kaki-Nya’), sehingga terjadi mujizat.

    Saat Lazarus sakit mereka sudah memberitahu kepada TUHAN (sekarang kita sudah berdoa kepada TUHAN), tetapi Lazarus dibiarkan mati oleh TUHAN selama empat hari. Seringkali kita bertanya-tanya => ‘mengapa saya belum ditolong TUHAN, mengapa saya harus mengalami ini?’ Jawabannya hanya satu => ‘supaya kita dapat tersungkur‘ = supaya dapat menyembah TUHAN dengan hancur hati. Seringkali kita menyembah TUHAN, lalu mengantuk dll.

    Mengapa TUHAN ijinkan sesuatu yang luar biasa (sesuatu yang mustahil) terjadi pada kita? Mungkin sampai memedihkan hati (saudaranya mati). Jawabannya adalah supaya kita dapat tersungkur, merasakan takhta TUHAN = menyembah TUHAN dengan hancur hati merasa tidak layak, banyak dosa, merasa tidak mampu, tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bergantung pada anugerah kemurahan belas kasih TUHAN, sebab seringkali kita mengandalkan kemampuan kita sendiri.

    Kalau kita sudah bisa tersungkur, maka mujizat akan terjadi yaitu:


    • mujizat rohani: terjadi keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, yaitu jujur dan percaya sepenuhnya kepada TUHAN. Marta tidak percaya, saat TUHAN memerintahkan untuk mengangkat batu kubur, Marta menjawab => ‘jangan TUHAN’ Marta menggunakan logika. Memang secara logika benar, setelah empat hari dikubur, lalu dibuka, maka menjadi bau sehingga keluarga akan malu. Logika mungkin benar, tetapi tidak sesuai dengan iman. Jujur = mengakui semua kebusukan.

      Saat-saat tersungkur mari kita jujur, mengaku tidak layak, tidak mampu dll, dan percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN => ‘terserah Engkau TUHAN’ Inilah mujizat secara rohani.


    • mujizat jasmani: Lazarus yang mati empat hari dibangkitkan kembali artinya TUHAN menolong kita tepat pada waktu-nya, yang mustahil menjadi tidak mustahil dan semuanya diselesaikan oleh TUHAN.


    • mujizat terakhir. Jika TUHAN datang kembali ke dua kali, terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, kita menjadi Mempelai Wanita Surga yang terangkat di awan-awan permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah itu masuk Firdaus (kerajaan seribu tahun), sesudah itu masuk takhta Yerusalem Baru. Kita benar-benar berada di takhta TUHAN.

Sekarang kita menjadi takhta TUHAN di bumi dan suasana takhta TUHAN kita alami (pijakan Kaki TUHAN yang mengkilat bagaikan tembaga yang membara dalam perapian).

Hari-hari ini mari kita menghakimi diri sendiri lewat:

  1. mezbah korban bakaran; mau sengsara untuk bertobat dan untuk hidup suci, mulut mau disucikan, sehingga kita dipakai oleh TUHAN.
  2. Menguji diri lewat perjamuan suci:


    • perhatikan suasana penggembalaan sampai semua menjadi yang terbaik, terindah sampai kekal,
    • perhatikan suasana pelayanan pembangunan Tubuh Kristus (melayani dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan). Apa gerakan TUHAN, mari kita layani. Memang ada harga yang mahal harus dibayar, contohnya:


      1. mungkin di rumah tangga; suaminya jahat, tetapi kita harus tetap melayani, inilah membayar harga.
      2. mungkin di gereja; dari kuliah, dari bekerja, dari jauh tetapi bisa datang beribadah, inilah membayar harga yang mahal. Semakin mahal harga yang kita bayar, maka persembahan semakin berbau harum dihadapan TUHAN dan TUHAN memenuhi segala kebutuhan kita secara ajaib. Contohnya: Abraham mempersembahkan Ishak untuk pembangunan tubuh, nanti di tempat itu juga dibangun bait ALLAH Salomo. Mempersembahkan Ishak anaknya merupakan harga yang betul-betul mahal, tetapi TUHAN menyediakan domba sebagai gantinya secara ajaib.


      3. Bisa tersungkur di bawah Kaki TUHAN. Kalau ada awan mendung dalam kehidupan kita (sudah sakit dan berdoa kepada TUHAN, tetapi tidak ditolong), tujuannya adalah supaya kita bisa tersungkur = menikmati suasana takhta surga. Seperti Maria tersungkur di bawah Kaki TUHAN saat Lazarus mati, ini berarti dalam penderitaan Maria menikmati takhta surga. Maria menangis dan TUHAN juga ikut menangis, maka disitulah terjadi mujizat. Tangan belas kasih TUHAN diulurkan untuk mengadakan mujizat ditengah-tengah kita ; muijzat secara rohani yaitu jujur dan percaya mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN, mujizat jasmani juga terjadi yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Sampai terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita terangkat di takhta TUHAN untuk selama-lamanya

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 Mei 2015 (Minggu Sore)
    ... pencobaan yang terbesar . Ini yang akan terjadi. Bukan menakut-nakuti tetapi kenyataan yang akan terjadi. Kita masih dalam suasana memperingati kenaikan TUHAN ke Sorga. Kisah Para Rasul - . Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka . dan berkata kepada ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 26 Juli 2017 (Rabu Sore)
    ... sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Makhluk keempat adalah sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 'Burung nasar' sama dengan kehidupan yang menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Jadi untuk menghadapi maut CARANYA adalah kita harus menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Wahyu - . Aku bersaksi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 24 Oktober 2009 (Sabtu Sore)
    ... firman ia akan tetap tidak tergoncang sehingga boleh masuk kerajaan yang tidak tergoncang yaitu Kerajaan Sorga. Anak Tuhan yang tidak teguh dalam iman akan gugur dari iman dan masuk kebinasaan. Ada benda terang di dunia ini yang akan digoncang yaitu Matahari yang adalah gambaran kasih Allah Bapa yang besar. Praktek memiliki terang ...
  • Ibadah Doa Puasa Session I Malang, 05 April 2015 (Selasa Pagi)
    ... Allah Yakub. Allah Abraham Allah Bapa Tuhan. Allah Ishak Anak Allah Yesus. Allah Yakub Allah Roh Kudus Kristus. Jadi nama Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus yang kita sebut dalam nama Yesus. Dalam segala perkara biar kita selalu menyebut nama Tuhan Yesus Kristus sama dengan nama Yesus. Dalam Perjanjian Lama nama Tuhan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 23 Februari 2018 (Jumat Sore)
    ... ranting-ranting dan meletakkannya di atas api keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu lalu menggigit tangannya. Ini adalah perjalanan rasul Paulus ke Roma kapalnya terdampar mereka selamat ke daratan yang bernama pulau Malta. Di sini kita menemukan ular beludak. Ada dua hal tentang ular beludak Ular beludak aktif pada saat musim dingin. Musim ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 16 Mei 2020 (Sabtu Sore)
    ... yang mempunyai sepuluh dirham dan jika ia kehilangan satu di antaranya tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya Maleakhi - . Bolehkah manusia menipu Allah Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Desember 2021 (Minggu Pagi)
    ... kehidupan yang menolak salib hidupnya mengikut Yesus hanya untuk mendapat dan puas dengan perkara duniawi. Mereka tidak mau diisi firman tidak mau bertekun dalam iman sehingga hidupnya kosong dari firman Roh Kudus dan kasih Allah. Mereka diisi oleh roh jahat dan najis hidup dalam dosa sampai puncak dosa dan akan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 24 Agustus 2019 (Sabtu Sore)
    ... Juruselamat. Iman adalah rem untuk tidak berbuat dosa bukan hanya pengakuan di mulut. Bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan mati terhadap dosa terutama dari delapan dosa yang menenggelamkan kita ke lautan api dan belerang. Wahyu . Tetapi orang-orang penakut orang-orang yang tidak percaya orang-orang keji orang-orang pembunuh orang-orang sundal tukang-tukang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Juni 2021 (Sabtu Sore)
    ... tidak gagal total di dalam dunia dan binasa selamanya. Kejadian . Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar berkatalah seorang Larilah selamatkanlah nyawamu janganlah menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan larilah ke pegunungan supaya engkau jangan mati lenyap. Sesudah Lot sekeluarga keluar dari ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Juli 2018 (Minggu Pagi)
    ... perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai saat Yesus datang kedua kali di awan permai. Matius Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Banyak kehidupan Kristen yang ketinggalan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.