Kita
masih membaca didalam kitab Wahyu 1: 13-16,
ini tentang penampilan Pribadi
YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:
- Wahyu
1: 13, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar.
- Wahyu
1: 14, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja.
- Wahyu
1: 15, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil.
- Wahyu
1: 16, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Inilah puncak penampilan YESUS. YESUS sebagai Kepala
dan kita sebagai Tubuh
Nya (mempelai wanita). Kepala dengan
tubuh tidak lagi terpisah untuk selama-lamanya.
Inilah puncaknya.
Kita
berada pada penampilan yang ketiga.
Wahyu
1: 15,
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;
suara-Nya bagaikan desau air bah.
Ini
tentang penampilan Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil, yang ditandai dengan:
- ‘kaki-Nya
mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’
- ‘suara-Nya
bagaikan desau air bah’
Tugasnya
yaitu menghakimi dengan adil dan benar.
Siapakah
yang akan diadili atau dihuku?
- Yohanes
3: 18,19,
18.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak
percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19.
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Ay
18 => ‘ia tidak akan dihukum’
=> tidak akan dihakimi.
Ay 19 =>
‘Terang telah datang ke dalam dunia’
=> YESUS sudah datang ke
dalam dunia.
Yang
pertama: manusia
yang tidak percaya kepada YESUS
= manusia
diluar YESUS.
Manusia diluar YESUS yaitu
lebih menyukai kegelapan daripada terang = hidup dalam dosa = bukan
hanya akan dihukum tetapi sudah berada dibawah hukuman, sampai nanti
menerima hukuman yang kekal, itulah neraka selama-lamanya. Hidup
dalam dosa =
sudah tahu dosa, tetapi terus dilakukan dan tidak meminta ampun.
- Wahyu
17: 1, 4,
5,
1.Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan
itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang
banyak airnya.
4.
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan
emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
5.
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel
besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Ay
5 => perempuan babel inilah yang akan dihakimi nanti.
Ini
ditulis juga di dalam
Wahyu 19: 1,2.
Wahyu
19: 1,2
1.
Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari
himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya!
Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
2.
sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah
menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan
percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah
hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
Yang
kedua: pelacur
besar (Babel)
atau gereja palsu.
Gereja yang benar adalah Mempelai
wanita
TUHAN = tampil sebagai perempuan dengan matahari, bulan dan bintang
(suci dan sempurna). Inilah tandingan dari pelacur besar.
Gereja
palsu adalah:
- Gereja
yang menerima ajaran-ajaran palsu, yaitu ajaran Babel
= mengajarkan tentang kemakmuran daging, hiburan daging dan tidak
mengutamakan Firman pengajaran yang benar (tidak mengutamakan
penyucian). Ini sama dengan ibadah pelayanan yang tidak ada nilai
rohaninya, masuk ke gereja hanya melihat yang daging saja
(kemakmuran daging, berkat jasmani, hiburan daging). Semoga kita
dapat
mengerti.
Karena tidak ada Firman ALLAH
atau penyucian, akibatnya adalah
- tetap
berbuat dosa (hidup dalam dosa), sampai puncaknya dosa:
-
dosa makan minum: merokok, mabuk, nakorba.
-
dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai
ragamnya, mempertahankan nikah yang salah.
- tetap
mempertahankan manusia daging atau tidak mengalami keubahan hidup,
sehingga dicap 666 dan menjadi sama dengan antikrist
yang akan dibinasakan. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati
terhadap ajaran-ajaran palsu. Semoga kita dapat
mengerti.
- Gereja
yang menerima ajaran yang benar, tetapi tidak mempraktikkannya,
sehingga tidak mengalami kuasa penyucian, akibatnya:
- tetap
mempertahankan dosa, hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa
makan minum dan kawin mengawinkan).
- tetap
mempertahankan manusia daging atau tidak mengalami keubahan hidup,
sehingga dicap 666 dan menjadi sama dengan antikris yang akan
dibinasakan.
Inilah
gereja palsu yang menampilkan dosa makan minum (perempuan Babel).
Daging itulah antikrist.
Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang
kita akan membahas tentang penghakiman.
Wahyu
20: 11,
12,
11.
Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya.
12.
Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab
lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu.
Tempat
penghakiman namanya adalah takhta putih. YESUS sebagai Hakim Yang
Adil duduk di takhta putih untuk menghakimi manusia dengan adil dan
dengan benar. Bagaimana Dia menghakimi? Berdasarkan buku-buku
atau kitab-kitab, bukan semaunya sendiri.
Ada
tiga macam kitab di takhta putih:
- alkitab
= pengajaran
yang benar.
Yohanes
12: 48,
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah
ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan
menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Ay
48 => ‘tidak menerima perkataan-Ku’
=> tidak menerima Firman-Ku.
‘firman
yang telah Kukatakan’ => Firman yang
dikatakan YESUS, itulah alkitab (pengajaran yang benar).
Alkitab
merupakan dasar untuk penghakiman dan buku-buku yang lain. Oleh
sebab itu, supaya tidak dihakimi,
maka mulai sekarang kita harus kembali ke
alkitab dan jangan ada sedikitpun yang melenceng dari alkitab (harus
cocok dengan alkitab). Jika melenceng dari alkitab,
maka kita akan masuk kepada penghakiman,
inilah yang berbahaya!
- kitab-kitab
(banyak kitab)
= kitab
pribadi.
Contohnya: seperti murid-murid yang
mempunyai raport atau laporan pribadi.
Kitab-kitab
adalah kitab pribadi yang memuat
perbuatan-perbuatan dosa manusia secara pribadi (memuat
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
alkitab). Soal
dosa ini secara pribadi (masing-masing pribadi harus bertanggung
jawab), tidak dapat
saling membantu. Sebab itu di
dalam rumah tangga,
kita jangan menutup-nutupi dosa. Mungkin
sekarang kita masih
dapat
menutupi dosa, tetapi nanti di takhta putih tidak akan dapat
ditutupi lagi.
Yang bertentangan dengan alkitab (pengajaran
yang benar) itulah yang akan dihakimi, sebab itu mari kita
membaca alkitab. Mau beribadah sesuaikan
dengan alkitab, kehidupan
pribadi sesuaikan dengan
alkitab, nikah rumah tangga sesuaikan
dengan alkitab.
Kalau mau beribadah jangan katanya orang, sekali-pun
orang mengatakan
=> ‘ini benar, tidak apa-apa’ Tetapi kalau alkitab mengatakan
bahwa hal itu tidak benar, maka akan
dihakimi. Apalagi kalau ada yang bilang => ‘biar saya yang
bertanggung jawab’ Jangan diikuti!
Sebab nanti saat
di takhta penghakiman ditanya => ‘mengapa kamu melakukan hal
ini, yang tidak cocok dengan Firman?’ Lalu dijawab => ‘pendeta
saya yang bertanggung jawab’ Itu bohong dan tidak dapat
seperti itu, sebab dosa itu harus
dipertanggung jawabkan secara pribadi.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi penghakiman di
takhta putih adalah penghakiman yang adil dan benar, sebab
berdasarkan alkitab. Kalau hidup kita mau adil dan benar (menjadi
orang yang adil dan benar), maka harus kembali ke alkitab.
Misalnya:
- suami
kembali ke alkitab, maka akan
menjadi suami yang adil dan benar.
- istri
kembali ke alkitab, maka akan
menjadi istri yang adil dan benar.
- anak
kembali ke alkitab, maka akan
menjadi anak yang adil dan benar.
- gembala
kembali ke alkitab, maka akan
menjadi gembala yang adil dan benar.
- jemaat
kembali ke alkitab, maka akan
menjadi jemaat yang adil dan benar.
Jika
diluar alkitab (pengajaran yang benar), itu berarti
tidak adil dan tidak benar. Contohnya:
memihak, melihat rupa, kulit, uang, umur dsbnya.
Tetapi kalau mau kembali ke alkitab, maka menjadi adil dan benar
dalam segala hal. Inilah satu-satunya jalan. Semoga kita dapat
mengerti.
Setiap perbuatan dosa atau perbuatan yang tidak
sesuai dengan alkitab, harus dihukum dalam neraka dan namanya tidak
tertulis dalam kitab kehidupan.
Wahyu
20: 14,
15,
14.
Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api.
Itulah kematian yang kedua: lautan api.
15.
Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam
kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Setiap
perbuatan dosa, harus dihukum dalam neraka untuk selamanya. Istilah
‘harus dihukum’ itu berarti adil dan benar. Inilah kitab yang
kedua.
Kitab-kitab merupakan kitab pribadi yang memuat perbuatan dosa,
perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman, perbuatan dosa yang belum
diselesaikan (belum diakui). Semoga kita dapat
mengerti.
- kitab
kehidupan.
Wahyu
20: 12,
Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab
lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu.
Kitab
kehidupan adalah kitab yang memuat nama-nama
orang yang dosanya sudah diperdamaikan (diampuni atau diselesaikan)
oleh Darah
YESUS dan tidak berbuat dosa lagi. Jadi orang yang namanya tercatat
dalam kitab kehidupan, maka layak untuk masuk kerajaan surga yang
kekal. Inilah YESUS tampil sebagai Hakim Yang Adil. Supaya kita
tidak masuk ke takhta putih, mulai sekarang biarlah kita dihakimi.
1
Petrus 4: 17,
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada
rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan
mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Ay
17 => ‘
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman
dimulai’ => jangan menunggu nanti, sebab kalau sudah di
takhta putih (begitu ada dosa yang tidak diselesaikan), itu berarti
sudah tidak ada kesempatan lagi dan langsung dihukum. Jadi, sekarang
inilah kita harus dihakimi. Supaya kita
tidak masuk penghakiman di takhta putih, maka mulai sekarang kita
harus masuk dalam penghakiman bait ALLAH
(rumah TUHAN).
YESUS
juga tampil sebagai Hakim Yang Adil didalam bait
ALLAH,
dalam wujud
- ‘kaki-Nya
mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’
Tembaga
menunjuk kepada:
- penghakiman
atau penghukuman (kutuk).
Ulangan
28: 15, 23
15.
"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu,
dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan
datang kepadamu dan mencapai engkau:
23.
Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah
yang di bawahpun menjadi besi.
Ay
15 => ‘kutuk’
=> hukuman.
- mezbah
korban bakaran. Dalam tabernakel ada alat
yang terbuat dari kayu yang disalut tembaga, itulah medzbah korban
bakaran.
Jadi,
tembaga itu berbicara
soal penghukuman dan juga berbicara
tentang medzbah korban bakaran. Karena terbuat dari kayu yang
disalut dengan tembaga, maka sekalipun ada api yang menyala
(membakar korban-korban), tetapi tidak hancur. Ini seperti Kaki
YESUS Yang bagaikan
tembaga yang membara, tetapi
tidak hancur.
Kalau YESUS menjadi Hakim Yang Adil dalam
takhta putih, saat ada dosa yang belum diselesaikan, berarti tidak
ada kesempatan lagi, namanya dicoret dari
dalam kitab kehidupan dan binasa.
Sekarang ini YESUS tampil sebagai Hakim Yang Adil dalam bait
ALLAH
(rumah TUHAN); di dalam
ibadah atau di dalam
kehidupan kita. Rumah TUHAN menunjuk kehidupan kita dan
ibadah.
Jadi ada tembaga yang membara dalam perapian. Dalam
mezbah korban bakaran ada nyala api untuk membakar dosa-dosa. Dulu
binatang korban yang dibakar, sekarang YESUS yang di
Korbankan di atas
kayu salib untuk menebus dosa-dosa
kita.
Mezbah
korban bakaran itu menunjukkan dua hal:
- 1
Petrus 4: 1,
2,
1.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian,
--karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa--,
2.
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Yang
pertama: ada api
yang membara itulah nyala api siksaan, sengsara daging untuk
berhenti berbuat dosa (bertobat) dan hidup menurut kehendak
ALLAH(hidup
dalam kebenaran dan kesucian).
Sekarang
ini mari, jika masih
ada dosa-dosa => distop, diakui dan
diampuni (bertobat) dan hidup dalam kebenaran-kesucian.
Bertobat
dimulai dengan:
- menyadari
dosa,
- menyesali
dosa,
- mengakui
dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa
lagi (bertobat).
Inilah
mengalami penghakiman di rumah TUHAN oleh Hakim Yang Adil, tidak
usah tunggu nanti di takhta putih. Sekarang selesaikan dosa-dosa!
- Yesaya
6: 3-8,
3.
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus,
kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
4.
Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang
berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
5.
Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang
yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang
najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN
semesta alam."
6.
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di
tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas
mezbah.
7.
Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini
telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu
telah diampuni."
8.
Lalu aku mendengar suara TUHAN berkata: "Siapakah yang akan
Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku:
"Ini aku, utuslah aku!"
Ay
5 => ‘Lalu kataku: "Celakalah aku!
aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir’
=> Begitu ada nyala api dari mezbah, Yesaya mengakui bahwa dia
najis bibir.
Ay 6 => ‘di tangannya
ada bara’ => nyala api.
‘yang
diambilnya dengan sepit dari atas mezbah’
=> inilah mezbah korban bakaran.
Ay 8 => inilah penyucian
yang dikaitkan dengan pengutusan (pelayanan).
Yang kedua:
penyucian bibir
(lidah) dari perkataan-perkataan najis.
Perkataan
najis yaitu:
- dusta,
- gosip-gosip
yang tidak benar,
- fitnah,
- bersungut-sungut,
- sampai
menghujat TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Seringkali
kalau kita berada dalam masalah, kita bahkan
menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Inilah yang
harus disucikan oleh bara api dari mezbah korban bakaran. Kalau
lidah sudah disucikan, maka seluruh hidup kita juga disucikan,
sehingga kita dapat
dipakai untuk melayani pekerjaan TUHAN (seperti Yesaya).
Saat
di rumah TUHAN merupakan kesempatan bagi kita untuk mengalami
penghakiman
dari TUHAN. Jika kita mengalami pekerjaan dari
Kaki yang mengkilat bagaikan tembaga
yang membara dalam perapian (mengalami penghakiman dalam rumah
TUHAN), maka kita menjadi pelayan TUHAN yang suci, setia dan
berkobar-kobar (menyala-nyala) = menjadi Biji
Mata
TUHAN sendiri.
Menjadi Biji
Mata
TUHAN artinya kehidupan yang tidak bisa
diganggu gugat oleh apapun juga. Seperti Yesaya tidak bisa diganggu
gugat oleh apapun dan selalu dibela oleh TUHAN bagaikan Biji
Mata
TUHAN sendiri.
Mari
sekarang ini, siapa yang tidak berbuat
dosa? Kita semua sudah berbuat dosa, tetapi Dia tampil:
- dengan
Kaki
yang mengkilat bagaikan tembaga yang membara dalam perapian, itulah
Hakim Yang Adil,
- dalam
mezbah korban bakaran, sehingga masih ada pengampunan dosa-dosa.
Mari kita gunakan kesempatan untuk: bertobat dan hidup dalam
kebenaran-kesucian, mengalami penyucian mulut oleh api dari mezbah
korban bakaran. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tampil
dalam wujud perjamuan suci (Korban
Kristus).
Tadi
mezbah korban bakaran juga bicara tentang Korban
Kristus (salib Kristus) dan
sekarang
ini kita melakukan perjamuan suci, inilah penghakiman
TUHAN.
1
Korintus 11: 27-31,
27.
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum
cawan TUHAN, ia berdosa terhadap tubuh dan darah TUHAN.
28.
Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan
baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
29.
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh TUHAN, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya.
30.
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak
sedikit yang meninggal.
31.
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa
kita.
Ay 28 => ‘menguji
dirinya sendiri’ => menghakimi diri
sendiri. Inilah penghakiman
di dalam
rumah TUHAN. Jadi
ini tentang perjamuan suci.
Terdapat
tiga kemungkinan dalam perjamuan suci:
- Tidak
layak makan dan minum perjamuan suci, sebab tidak mau menguji
(menghakimi) diri sendiri.
Akibatnya adalah:
- kerohaniannya
bertambah lemah = sering putus asa,
kecewa, ragu-ragu, bimbang, bangga
sampai menjadi
- sakit
rohani = berbuat dosa, tidak mau/malas/tidak setia beribadah,
dan malas untuk
berbuat baik.
- mati:
bisa mati jasmaninya ataupun mati rohani (kering rohani). Kering
rohani = sudah enjoy dalam dosa (hidup dalam dosa). Sudah tahu itu
berdosa, tetapi
tidak menyesali, tetapi malah senang.
- sampai
kematian yang kedua, itulah kebinasaan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Menolak
perjamuan suci
= menghina
Korban
Kristus.
Misalnya:
saat perjamuan suci dia bilang => ‘tidak, tidak, saya tidak
layak’ atau menolak karena alasan apa saja. Inilah menolak
perjamuan suci. Akibatnya adalah lemah, sakit sampai
mati rohani.
- Menggunakan
perjamuan suci (makan Tubuh
Kristus dan minum Darah
Kristus) dengan terlebih dahulu menguji/menghakimi diri sendiri
lewat ketajaman Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Inilah yang benar! Itu
sebabnya kita jangan
ragu-ragu saat perjamuan suci.
Kalau
pedang Firman menunjuk dosa-dosa, kesalahan kita, maka kita harus
mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat
dosa lagi. Kita harus menyelesaikan dosa-dosa, setelah itu baru
makan dan minum perjamuan suci, sehingga kita mendapatkan kekuatan
baru untuk bisa mengikut dan melayani TUHAN, sampai dengan
kedatangan TUHAN
YESUS kembali. Di dalam
perjamuan suci baru
ada kekuatan baru (kekuatan extra),
sehingga kita tidak akan kecewa, tidak
akan merasa putus
asa, tidak akan berbuat dosa. Inilah kegunaan dari perjamuan
suci.
Jadi perjamuan suci harus disertai dengan Firman
pengajaran yang benar (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua), inilah meja roti sajian. Pada meja roti sajian terdapat dua
belas roti yang dibagi menjadi dua bagian
(6-6). Angka 66, ini menunjuk Firman
pengajaran yang benar atau alkitab (66
buku). Roti juga menunjuk pada
Tubuh
Kristus. Pada meja roti sajian juga terdapat
korban anggur (korban curahan) yang menunjuk pada
Darah
YESUS. Jika kita makan dan minum perjamuan
suci tanpa Firman pengajaran yang benar, maka akan menjadi
kebiasaan, bahkan menjadi kecelakaan (1 Korintus 11: 30). Tetapi
jika makan dan minum perjamuan suci disertai Firman pengajaran yang
benar, maka akan menjadi
berkat dan kekuatan yang baru bagi kita. Setiap ibadah pendalaman
alkitab dan perjamuan suci, kita harus berdoa supaya ada Firman
pengajaran yang benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Praktik
menguji diri atau menghakimi diri sendiri adalah saling mengaku
dan saling mengampuni (berdamai). Kalau Firman sudah menunjukkan
dosa, maka kita harus berdamai:
- saling
mengaku. Jika Firman menunjukkan dosa-dosa
kita, maka kita harus mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- saling
mengampuni. Jika orang mengaku dosa kepada
kita dengan sungguh-sungguh, maka kita harus
mengampuni dosa orang lain dan
melupakannya.
Jika
sudah saling mengaku dan saling mengampuni, maka saat itu Darah
YESUS menyelesaikan segala dosa dan kita mengalami damai sejahtera
(ketenangan, kelegaan, perhentian). Hari-hari ini, kita jangan
menghakimi orang lain, tetapi menghakimi diri sendiri lewat ketajaman
pedang Firman.
Damai
sejahtera artinya
- hati
kita tidak tertuduh (setan tidak dapat
menuduh kita lagi) dan kita tidak menuduh/mendakwa orang lain. Kalau
kita banyak mendakwa atau menghakimi orang lain, kita tidak sempat
untuk menghakimi diri sendiri. Seringkali kita terlalu gampang
menghakimi orang lain, menghakimi TUHAN, padahal dia sendiri sudah
salah (ketiga jari lainnya menunjuk kearah kita). Hati-hati banyak
kali kita menghakimi orang lain dengan ‘ngawur’, hanya menurut
perasaan, menurut kata orang lain, padahal sebenarnya itu salah.
Inilah yang gawat! Jangan sampai hal ini terjadi, biarlah kita
menjaga damai sejahtera.
- tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan
dengan kebaikan. Inilah orang yang menguji diri! Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
hati sudah damai sejahtera, kita bisa lolos dari takhta putih, kita
tidak perlu ke takhta putih. Mari setiap
langkah hidup kita, setiap detak jantung kita, dalam perjalanan hidup
mengikut dan melayani TUHAN, kita harus menjaga hati supaya selalu
damai sejahtera. Dalam ibadah di Sorong ada roh jengkel dll, Jangan
ada itu didalam hati kita. Seringkali kita jengkel kepada orang lain,
tetapi kita yang bersalah, sebab ada iri hati dll. Seperti Habel
persembahannya diterima oleh TUHAN dan Kain belum diterima.
Sebenarnya Kain masih diberikan kesempatan oleh TUHAN, tetapi Kain
iri hati, marah tanpa sebab (tanpa kasih), akhirnya hancur. Jagalah
hati damai sejahtera! Semoga kita dapat
mengerti.
Apa
yang akan dihakimi?
Ada beberapa hal yang akan
dihakimi:
- 2
Korintus 5: 10,
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan
yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.
Perbuatan-perbuatan
dosa inilah yang akan dihakimi.
- Matius
12: 36,
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman.
Perkataan
sia-sia: dusta, bersungut-sungut, gosip
dll.
- Roma
2: 16,
Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil
yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi
dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Apa
yang tersembunyi didalam hati:
perasaan-perasaan jengkel dll. Dosa-dosa yang ada didalam hati
(batin), sekalipun belum diperbuat atau diucapkan, ini juga akan
dihakimi.
- Tabiat-tabiat
dosa juga akan dihakimi:
- Matius
25: 31,
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas
takhta kemuliaan-Nya.
Dalam
cerita ini ada kambing dan domba. Kambing
itu egois (‘ketika
Aku lapar kamu tidak memberi Aku makan’).
Matius
25: 41,
42,
41.
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah
ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.
42.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu tidak memberi Aku minum;
Ay
41 => ‘kepada mereka yang di sebelah
kiri-Nya’ => kambing.
Kambing
ini egois (hanya mengingat
diri sendiri) = tidak dapat
memberi (untuk pekerjaan TUHAN, untuk sesama yang membutuhkan) dan
mengunjungi. Memberi dan mengunjungi itu penting. Kalau TUHAN sudah
menggerakkan untuk memberi dan mengunjungi, mari kita lakukan.
Sementara TUHAN sudah menggerakkan, tetapi kita tidak melakukannya,
maka akan dihakimi. Jadi, yang tidak kita lakukan karena egois, ini
juga akan dihakimi.
- Matius
7: 1
“Jangan
kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Suka
menghakimi orang lain. Saya selalu berdoa
untuk kebaktian kunjungan => ‘kalau bukan karena kehendak
TUHAN, batalkan TUHAN’, ‘Tetapi kalau karena kehendak TUHAN
(bisa berangkat), harus bersabar’ Jangan sampai kita menjadi
egois. Mari sungguh-sungguh didoakan, supaya dapat
memberi dan mengunjungi. Kalau ibadah kunjungan yang jauh kita
tidak dapat
ikut, kita bisa ikut yang dekat nanti di bulan 4, tanggal 11 ada
kebaktian Paskah persekutuan
di Mojokerto. Yang paling dekat lagi di bulan 5 di Surabaya, mari
kita mengatur waktu dengan baik, supaya bisa memberi dan
mengunjungi. Semoga kita dapat
mengerti.
Selain
egois, tabiat dosa yang lain adalah suka menghakimi orang lain.
Jangan menghakimi orang lain, sebab akan dihakimi. Lebih baik kita
menghakimi diri sendiri. Semoga kita dapat
mengerti.
Posisi
orang yang menghakimi diri sendiri sampai memiliki hati damai
sejahtera adalah berada di bawah Kaki
TUHAN yang mengkilat bagaikan tembaga membara dalam perapian. Jadi
posisinya bukan sembarangan, di bawah Kaki
TUHAN itulah takhta TUHAN. Tempat TUHAN memijakkan Kaki-Nya
itu sama dengan takhta TUHAN. Jadi kalau posisi kita berada
di bawah Kaki
TUHAN = menjadi takhta-Nya TUHAN.
Sekarang
ini, mari kita memanfaatkan
penghakiman di dalam rumah TUHAN. TUHAN
hadir ditengah kita sebagai Hakim Yang Adil untuk menghakimi rumah
TUHAN (kehidupan kita) dengan Kaki yang
mengkilat bagaikan tembaga membara dalam perapian. Memang ada
penghakiman, tetapi tembaga juga bicara tentang mezbah korban bakaran
(ada jalan keluarnya). Jangan sampai kita dihukum! Kalau TUHAN hanya
tampil dalam penghakiman, kita semua bisa mati, sebab kita manusia
berdosa. Tetapi ada mezbah korban bakaran, disitulah tempat kita
lari. Dulu kalau ada orang tidak sengaja berbuat dosa, lalu berlari
ke mezbah korban bakaran dan memegang tanduk mezbah, maka orang itu
tidak boleh dibunuh (tidak boleh diapa-apakan). Kita sebagai orang
berdosa (najis dll), mari lari kepada salib Kristus (mezbah korban
bakaran).
Perjamuan
suci merupakan Wujud bahwa YESUS rela
dihukum sampai mati di kayu salib untuk menanggung/melepaskan
dosa-dosa kita. Kalau ada orang Kristen, hamba TUHAN, pelayan TUHAN
sampai dihukum di dalam neraka, itu
salahnya sendiri, sebab sudah ada penampilan-penampilan TUHAN untuk
menolong kita. Jagalah hati supaya tetap damai sejahtera, supaya
posisi kita berada di
bawah Kaki TUHAN (menjadi takhta
TUHAN).
Yehezkiel
43: 7,
dan Ia berfirman kepadaku: "Hai
anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak
kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk
selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku
yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan
mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;
Ay
7 => ‘
Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah
tempat tapak kaki-Ku’ => dimana ada tapak Kaki
TUHAN, itulah takhta TUHAN.
Kalau
posisi kita berada di bawah Kaki
TUHAN dengan hati damai sejahtera, itu berarti kita benar-benar
menjadi takhta TUHAN. Saat dikata-katai orang, jaga
hati
agar tetap damai. Dulu saya sudah pernah
bersaksi, saya marah sekali saat dikata-katai orang, sekarang saya
belajar untuk bisa menerima.
Jika
kita menjadi takhta TUHAN, hasilnya adalah:
- Kita
belajar dari Maria. Maria ini spesialis berada di
bawah Kaki
TUHAN. Saat dia mendengarkan Firman TUHAN (perkataan YESUS), lalu
saudaranya protes ?’TUHAN, dia tidak membantu dari tadi’ Saat
dikata-katai, tetapi Maria diam saja.
Lukas
10: 39, 42,
39.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria
ini duduk dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
42.
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang
terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Ay
39 => ‘Maria ini duduk dekat kaki TUHAN’
=> inilah dibawah kaki TUHAN untuk menghakimi diri sendiri
(mendengarkan Firman).
Ay42 => ‘yang
tidak akan diambil dari padanya’ =>
yang kekal.
Hasil pertama: ada
suasana penggembalaan
= mendengar
dan dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar
= makan
dan menikmati Firman pengajaran.
Saya pernah bercerita, saat di New Zealand, di
atas bukit ada domba-domba berjajar
dengan bagus, berwarna putih kearah bawah, yang mengherankan lagi
dombanya menunduk semuanya. Jadi cuma makan itulah suasana
penggembalaan (suasana takhta TUHAN).
Daripada susah-susah
kesana kemari untuk mencari makan, kalau berada dalam suasana
takhta, tinggal makan saja. Kalau kita dapat
mendengar dan dengar-dengaran kepada Firman pengajaran, sehingga
menjadi seperti
“Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil dari padanya."
Makan Firman = mengulurkan tangan kepada TUHAN
‘terserah Engkau TUHAN’ dan TUHAN juga akan
mengulurkan Tangan
anugerah-Nya kepada kita.
Tangan anugerah TUHAN sanggup untuk
menjadikan semua menjadi yang terbaik (‘memilih
bagian terbaik’), indah pada waktu-nya
dan semuanya menjadi kekal (‘tidak diambil
dari padanya’). Dunia ini memang sulit,
tetapi kalau kita berada dalam penggembalaan, maka kita dapat
makan. Jika sudah bisa makan Firman, kita mendapatkan semua yang
terbaik, indah pada waktu-nya,
sampai mengalami hidup kekal. Jika kita bisa mendapatkan hidup
kekal, apalagi hanya untuk
hidup di dunia? Pasti bisa. Semoga kita dapat
mengerti.
- Yohanes
12: 3,
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal
harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Pada
ayat selanjutnya, saat itu Yudas protes => ‘lebih baik dijual
dan uangnya diberikan kepada orang miskin’ tetapi TUHAN mengatakan
pada ayat 7.
Yohanes
12: 7,
Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat
hari penguburan-Ku.
Ay 7 =>
‘hari penguburan-Ku’
=> hari terakhir. Tubuh Kristus yang terakhir di bumi itu waktu
dikuburkan (sudah selesai).
Hasil kedua:
ada suasana
kegerakan Roh Kudus hujan akhir
= suasana
urapan Roh Kudus.
Kita dipakai dalam kegerakan
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, mulai di
dalam nikah,
kita dipakai, dalam penggembalaan (sebagai gembala atau sebagai
apa), antar penggembalaan (perhatikan dan doakan baik di Surabaya,
Malang, dan dimanapun juga), sampai terbentuk Tubuh
Kristus yang sempurna.
Seperti perempuan yang
membayar tiga ratus dinar
yang merupakan upah satu tahun. Jadi
kehidupan yang dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus harus membayar harga yang mahal. Ini berarti segala sesuatu
harus dikorbankan untuk pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus (waktu, tenaga, uang, pikiran, termasuk kehidupan kita),
kecuali satu yang tidak boleh
dikorbankan itulah pengajaran yang benar
yang tidak
boleh dikorbankan.
Minyak narwastu yang mahal (seharga tiga
ratus dinar) ini setara dengan gaji
selama satu
tahun. Upah bekerja satu
hari = satu
dinar. Inilah membayar harga yang mahal! Saudara hitung-hitung
berapa gaji selama satu tahun => ‘kalau gaji setahun diberikan
semuanya, mau makan apa nanti?’ Kalau memberikan gaji satu bulan,
mungkin masih bisa, sebab bulan depan masih mendapat gaji
lagi.
Tetapi begitu minyak dipecahkan, ada bau harum, artinya
jika kita membayar harga yang mahal, maka ada persembahan yang
berbau harum dihadapan TUHAN.
- Kalau
ada bau harum, maka TUHAN sanggup
bertanggung jawab atas kehidupan
kita. Jangan takut berkorban waktu, tenaga,
pikiran, perasaan, bahkan sampai seluruh hidup kita diserahkan
untuk pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus.
Pengajaran yang benar jangan
dikorbankan, sebab itu:
- merupakan
Pribadi YESUS. Contohnya: karena
sungkan dll.
- alkitab.
Kalau ada yang tidak cocok dengan alkitab, mungkin soal baptisan,
itu berarti sudah berbeda. Sekalipun banyak orang mengatakan =>
‘itu kebenaran sendiri’ Biarkan saja, mari kita ukur dengan
alkitab. Mulai dari iman (pintu gerbang) harus diukur dengan
alkitab, kalau ada yang berbeda sekalipun cuma satu berarti itu
sudah melenceng semuanya. Jadi kalau ada perbedaan satu,
dua
atau tiga,
berarti sudah berbeda. Semoga kita dapat
mengerti.
Filipi
4: 18,
19,
18.
Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih
dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu
korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
19.
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
- Kalau
ada bau harum, maka Tangan
anugerah TUHAN sanggup memenuhi segala kebutuhan
kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (secara ajaib). Mungkin
kita kecil seperti Makedonia, tetapi mau memberi, maka TUHAN lah
yang akan memelihara,
sampai berkelimpahan dalam berbagai kebajikan dan sampai kita
mendapatkan jubah Mempelai
(pakaian putih berkilau-kilau). Kita tidak perlu
takut! Kalau menurut kekayaan manusia itu terbatas => ‘kalau
butuh sekian, masih boleh (kekayaannya masih ada), kalau diminta
lagi sekian (lebih banyak), tidak bisa (habis)’ Tetapi kekayaan
TUHAN itu tidak terbatas
(kemuliaan TUHAN tidak terbatas) yang
secara ajaib dapat
memenuhi kebutuhan
kita.
Yudas
tidak mau membayar harga,
berkata => ‘lebih baik minyaknya dijual, uangnya diberikan
kepada orang miskin’, akibatnya akan
berbau busuk seperti Yudas = perutnya pecah, isi perutnya keluar dan
binasa untuk selamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Berada di
bawah Kaki
TUHAN, belajar dari Maria. Suasana penggembalaan itulah takhta
TUHAN, Tangan
anugerah TUHAN sanggup menjadikan semuanya
menjadi terbaik, terindah pada waktu-nya,
sampai kekal selamanya. Contohnya: Daud menggembalakan dua
tiga ekor domba, tetapi
satu
waktu,
dapat
menjadi terbaik dan
Daud dapat
menjadi raja. Suasana pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus itu juga takhta TUHAN. Kita jangan berpikir suasana takhta
TUHAN itu ada emas dll, bukan! Tetapi suasana pelayanan pembangunan
Tubuh
Kristus. Kalau kita aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus itulah suasana takhta TUHAN. Bayarlah harga yang mahal, maka
bau yang harum akan naik dan TUHAN akan
turun mengulurkan Tangan
anugerahnya untuk memenuhi segala kebutuhan kita.
Kalau kita
berkorban jangan ‘ngawur’, tetapi harus
sesuai dengan gerakan Firman TUHAN,
sebab kalau
kita berkorban sesuai
dengan gerakan TUHAN dan mau membayar harga yang mahal, itulah
menaikkan bau harum. Semoga kita dapat
mengerti.
- Yohanes
11: 32, 39-40,
32.
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "TUHAN,
sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "TUHAN, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40.
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Ay
40 => setelah itu Lazarus dibangkitkan.
Hasil ketiga:
suasana doa
penyembahan dengan hancur hati (‘tersungkur
di depan kaki-Nya’),
sehingga terjadi mujizat.
Saat
Lazarus sakit mereka sudah memberitahu
kepada TUHAN (sekarang kita sudah berdoa kepada TUHAN), tetapi
Lazarus dibiarkan mati oleh TUHAN selama empat
hari. Seringkali kita bertanya-tanya => ‘mengapa saya belum
ditolong TUHAN, mengapa saya harus mengalami ini?’ Jawabannya
hanya
satu => ‘supaya kita dapat
tersungkur‘ = supaya dapat
menyembah TUHAN dengan hancur hati. Seringkali kita menyembah TUHAN,
lalu mengantuk dll.
Mengapa TUHAN ijinkan sesuatu yang luar
biasa (sesuatu yang mustahil) terjadi pada kita? Mungkin sampai
memedihkan hati (saudaranya mati). Jawabannya adalah supaya kita
dapat
tersungkur, merasakan takhta TUHAN = menyembah TUHAN dengan hancur
hati merasa tidak layak, banyak dosa, merasa tidak mampu, tidak bisa
berbuat apa-apa,
hanya bergantung pada anugerah kemurahan belas kasih TUHAN,
sebab seringkali
kita mengandalkan kemampuan kita sendiri.
Kalau
kita sudah bisa tersungkur, maka mujizat akan terjadi
yaitu:
- mujizat
rohani: terjadi keubahan hidup dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, yaitu
jujur dan percaya sepenuhnya kepada TUHAN.
Marta tidak percaya, saat TUHAN memerintahkan untuk mengangkat batu
kubur, Marta menjawab => ‘jangan TUHAN’ Marta menggunakan
logika. Memang secara logika benar, setelah empat hari dikubur,
lalu dibuka, maka menjadi bau sehingga
keluarga akan malu. Logika mungkin benar, tetapi tidak sesuai
dengan iman. Jujur = mengakui semua kebusukan.
Saat-saat
tersungkur mari kita jujur, mengaku tidak layak, tidak mampu dll,
dan percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN => ‘terserah
Engkau TUHAN’ Inilah mujizat secara rohani.
- mujizat
jasmani: Lazarus yang mati empat hari
dibangkitkan kembali artinya TUHAN menolong kita tepat pada
waktu-nya,
yang mustahil menjadi tidak mustahil dan semuanya diselesaikan oleh
TUHAN.
- mujizat
terakhir. Jika TUHAN datang kembali ke dua
kali, terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi
sama mulia dengan Dia, kita menjadi Mempelai
Wanita
Surga
yang terangkat di awan-awan permai untuk masuk perjamuan kawin Anak
Domba. Sesudah itu masuk Firdaus (kerajaan seribu
tahun), sesudah itu masuk takhta Yerusalem Baru. Kita benar-benar
berada di takhta TUHAN.
Sekarang
kita menjadi takhta TUHAN di bumi dan suasana takhta TUHAN kita alami
(pijakan Kaki TUHAN yang mengkilat bagaikan
tembaga yang membara dalam perapian).
Hari-hari
ini mari kita menghakimi diri sendiri lewat:
- mezbah
korban bakaran; mau sengsara untuk bertobat dan untuk hidup suci,
mulut mau disucikan, sehingga kita dipakai oleh TUHAN.
- Menguji
diri lewat perjamuan
suci:
- perhatikan
suasana penggembalaan sampai semua menjadi yang terbaik, terindah
sampai kekal,
- perhatikan
suasana pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus (melayani dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan).
Apa gerakan TUHAN, mari kita layani. Memang ada harga yang mahal
harus dibayar, contohnya:
- mungkin
di rumah tangga; suaminya jahat, tetapi kita harus tetap melayani,
inilah membayar harga.
- mungkin
di gereja; dari kuliah, dari bekerja, dari jauh tetapi bisa datang
beribadah, inilah membayar harga yang mahal. Semakin mahal harga
yang kita bayar, maka persembahan semakin berbau harum dihadapan
TUHAN dan TUHAN memenuhi segala kebutuhan
kita secara ajaib. Contohnya: Abraham mempersembahkan Ishak untuk
pembangunan tubuh, nanti di
tempat itu juga dibangun bait
ALLAH
Salomo. Mempersembahkan Ishak anaknya merupakan harga yang
betul-betul mahal, tetapi TUHAN menyediakan domba sebagai gantinya
secara ajaib.
- Bisa
tersungkur di bawah Kaki
TUHAN. Kalau ada awan mendung dalam kehidupan kita (sudah sakit
dan berdoa kepada TUHAN, tetapi tidak ditolong), tujuannya adalah
supaya kita bisa tersungkur = menikmati suasana takhta surga.
Seperti Maria tersungkur di bawah
Kaki TUHAN saat Lazarus mati, ini
berarti dalam penderitaan Maria menikmati takhta surga. Maria
menangis dan TUHAN juga ikut menangis, maka disitulah terjadi
mujizat. Tangan belas kasih TUHAN diulurkan untuk mengadakan
mujizat ditengah-tengah kita ; muijzat secara rohani yaitu jujur
dan percaya mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN, mujizat
jasmani juga terjadi yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Sampai terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi
sama mulia dengan Dia dan kita terangkat di takhta TUHAN untuk
selama-lamanya
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1