Kita
masih membaca di dalam
kitab
Wahyu 1: 13-16, ini tentang
empat macam penampilan pribadi YESUS dalam keadaan yang
sebenarnya:
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar (ay 13).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja
(ay 14).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim yang adil (ay 15).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga (ay 16).
Kita
masih berada pada bagian yang pertama.
Wahyu
1: 13,
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
YESUS
tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, yang ditandai dengan dua
tanda:
- ‘berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki’. Imam-imam juga harus
memakai jubah yang panjangnya sampai di kaki, artinya:
- pakaian
dalam kebenaran dan kebajikan = suka memberi.
- pakaian
putih bermata-mata = pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus.
- ‘dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas’. Imam-imam dadanya juga harus
berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kita akan mengulangi membaca
dalam Yesaya 11: 5, tentang ikat pinggang.
Yesaya
11: 5,
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Ay
5 => ‘
Ia’
=> YESUS = Raja Damai.
Jadi,
ikat pinggang dari emas menunjuk tentang kebenaran dan kesetiaan.
Ikat pinggang dari emas melilit dada, dada itu berisi organ-organ
tubuh yang penting, salah satu yang terpenting adalah jantung hati.
Jadi dada ini menunjuk kasih. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
disimpulkan,
ikat pinggang dari emas melilit dada artinya
kebenaran dan kesetiaan yang didorong oleh kasih ALLAH
= kebenaran dan kasih, kesetiaan dan kasih.
Seorang
imam harus melayani TUHAN dengan:
- Kesetiaan
dan kasih
=> Mazmur
85: 11-13,
11.
Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan
bercium-ciuman.
12.
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari
langit.
13.
Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi
hasilnya.
Jika seorang
imam melayani TUHAN dengan kesetiaan dan kasih, maka TUHAN akan
memberikan kebaikan = TUHAN akan menjadikan semuanya baik pada
waktu-Nya. Inilah kuncinya! Bagi
yang belum melayani berdoa, supaya TUHAN
mengangkat untuk menjadi imam-imam. Sesudah menjadi imam-imam mari
melayani dengan kesetiaan dan kasih (ikat pinggang dari emas yang
melilit dada). Inilah yang menjadi urusan kita sehingga
TUHAN yang bekerja untuk memberikan kebaikan.
- Kebenaran
dan kasih
=> Efesus
4: 15,
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah
Kepala.
Ay 15 =>
‘kebenaran
di dalam kasih’
=> kebenaran dan kasih.
Jika
seorang imam melayani TUHAN dengan kebenaran dan kasih, maka
pelayanan kita mengarah kepada Kristus sebagai Kepala.
Pelayanan kita ini bukanlah untuk diri sendiri, manusia siapapun,
gereja atau organisasi, bukan! YESUS sebagai Kepala,
Dia sudah mati di bukit tengkorak (bagaikan menjadi tengkorak).
Pelayanan kita mengarah kepada Kristus
sebagai Kepala
berarti Dia yang bertanggung jawab atas
segala kehidupan kita (mati hidup kita didalam tangan TUHAN):
- Dia
sanggup menolong kita untuk menyelesaikan segala masalah kita.
- Dia
sanggup memelihara kita,
- Dia
sanggup melakukan apa saja dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kesetiaan
dan kebenaran dalam kasih
=> Wahyu
19: 11,
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih;
dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang
Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Ay
11 => "Yang
Setia dan Yang Benar"
=> ikat pinggang kesetiaan dan kebenaran. Nama YESUS adalah "Yang
Setia dan Yang Benar".
Jadi ikat pinggang kebenaran dan
kesetiaan = Nama
YESUS "Yang Setia dan Yang Benar". Dalam Filipi 2: 8-10,
YESUS taat sampai mati di kayu salib, sehingga Dia mendapatkan Nama
diatas segala nama, Nama
Yang
berkuasa.
Filipi
2: 8-10,
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Ay
8 => YESUS taat sampai mati di kayu salib. Di
dalam ketaatan,
juga terkandung kesetiaan
(YESUS setia sampai mati di kayu salib).
Ay
10 =>
‘segala yang
ada di langit’ =
setan.
‘
yang
ada di atas bumi’ =
nabi palsu.
‘
yang
ada di bawah bumi’ =
antikrist.
Nama
YESUS mengandung kuasa kemenangan atas setan tritunggal sumbernya
maut.
Jadi
jika kita melayani TUHAN dengan kesetiaan dan kebenaran dalam kasih
(ikat pinggang dari emas yang melilit dada), maka kita mengalami
kuasa kemenangan di
dalam Nama
YESUS = mengalami kuasa kemenangan atas halangan, tantangan,
rintangan, bahkan atas maut. Ini penting! Sebab kita menjadi
imam-imam,
diberi tantangan-tantangan dari setan tritunggal yang di
dalamnya ada maut,
kebinasaan. Jika kita kalah dalam tantangan, rintangan, maka kita
mengalami maut. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
menjadi imam itu diincar oleh maut, tetapi jika kita melayani dalam
kesetiaan dan kebenaran dalam kasih, maka kita alkan
mengalami kuasa Nama
YESUS, Nama
diatas segala nama yang dapat
mengalahkan segala halangan, tantangan dan maut. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang
ini kita akan
mempelajari tantangan seorang imam. Yang mau melayani jangan takut,
kita bukan ditakut-takuti karena ada tantangan, bukan! Sebab TUHAN
sudah mempersiapkan
ikat pinggang dari emas yang melilit dada, sekalipun ada apapun
(maut), kita akan mengalami kuasa kemenangan.
Yang
penting kita meneladani Imam Besar:
- Imam
Besar memakai jubah yang panjangnya jubah sampai di kaki, kita juga
harus memakai jubah dan jangan telanjang. Kita melayani jangan
dengan
telanjang.
- Dada
Imam Besar berlilitkan ikat pinggang dari emas, dada kita juga harus
berlilitkan ikat pinggang dari emas (secara rohani) = melayani
dengan kesetiaan dan kasih, kebenaran dan kasih, kesetiaan dan
kebenaran dalam kasih.
Tantangan
dari
seorang
imam adalah:
- Lukas
19: 1,
2,
8,
9,
1.
Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota
itu.
2.
Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia
seorang yang kaya.
8.
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada TUHAN: "TUHAN,
setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan
empat kali lipat."
9.
Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
Ay
9 => ‘anak
Abraham’
=> keturunan Abraham.
Lukas 19: 1-10, ini cerita tentang
Zakheus pemungut cukai. Inilah tantangan seorang imam, seperti yang
dialami oleh Zakheus. Zakheus adalah anak Abraham (keturunan
Abraham). Anak Abraham = anak-anak ALLAH.
Anak ALLAH
seharusnya berada dalam rumah ALLAH
untuk beribadah dan melayani TUHAN (menjadi imam-imam dan
raja-raja). Tetapi kenyataannya adalah Zakheus berada
di rumah cukai.
Jadi, tantangan imam yang pertama adalah
Zakheus
berada di rumah cukai,
arti
rohaninya:
banyak imam-imam, hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang meninggalkan
ibadah pelayanan kepada TUHAN, berada di rumah cukai, melayani setan
dalam dosa kejahatan (cukai/uang) dan dosa kenajisan. Dosa kejahatan
ini satu paket dengan dosa kenajisan.
Jika
sudah meninggalkan ibadah pelayanan kepada TUHAN pasti kembali
melayani setan dalam dosa:
- Dosa
kejahatan.
Dosa
kejahatan adalah
cinta akan uang atau terikat akan uang (akar dari segala
kejahatan).
Praktek
dari
cinta
akan uang adalah
- Meninggalkan
ibadah pelayanan hanya untuk mencari uang.
Kita hidup di dunia boleh mencari uang dengan bekerja keras,
tetapi jangan sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Inilah yang
harus kita pergumulkan dan perjuangkan. Jika meninggalkan ibadah
pelayanan hanya untuk mencari uang,itu berarti sudah di rumah
cukai dan bukan berada
di
dalam
rumah
ALLAH
lagi. Inilah yang terjadi pada Zakheus dan juga terjadi pada kita.
Kita sebagai
bangsa
kafir
secara
rohani juga
menjadi
keturunan
Abraham (batu-batu menjadi anak Abraham).
- Aktif
dalam ibadah pelayanan tetapi hanya untuk mencari perkara jasmani
(mencari uang, kedudukan, jodoh dsb).
Ini sama dengan berada di rumah cukai, sekalipun merasa beribadah
di rumah ALLAH.
Ini
juga merupakan koreksi
bagi saya, jangan sampai rumah ALLAH
menjadi rumah cukai atau rumah ALLAH
menjadi pasar (sarang penyamun). Jika rumah ALLAH
menjadi sarang penyamun akan dicambuk oleh TUHAN. Seperti waktu di
pelataran bait
ALLAH
terjadi transaksi jual beli hewan kurban, penukaran uang dsbnya
sehingga
YESUS menjadi
marah
dan mencambuk. Semoga kita dapat
mengerti.
- Menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan uang, sampai cara-cara yang tidak
berkenan kepada TUHAN (cara yang tidak sesuai dengan Firman TUHAN
atau haram).
Contohnya: sementara melayani di dalam
rumah
TUHAN menjadi zangkoor, pemain musik dsb, tetapi cara mencari uang
atau mencari nafkah di dunia dengan menghalalkan segala cara,
sampai melawan Firman ALLAH.
Hati-hati cara kita
mencari
uang. Semoga kita dapat
mengerti.
- Mencuri
milik TUHAN yaitu persepuluhan
dan persembahan khusus.
Contohnya: Yudas yang mencuri milik TUHAN. Kita semuanya
dikoreksi, mulai dari saya sebagai seorang gembala.
Inilah
tantangan seorang imam, seperti yang dialami Zakheus. Kita
bertanggung jawab dihadapan TUHAN, saya sebagai gembala nomor satu
yang
harus bertanggung
jawab. Jika kita memiliki ikat pinggang dari emas yang melilit di
dada,
maka akan
ada kuasa Nama
YESUS Yang
memberikan kemenangan. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika mencuri milik TUHAN seperti Yudas, maka
nasibnya akan
menjadi
seperti Yudas yaitu:
- pakaiannya
hilang/robek (telanjang),
- ikat
pinggang yang hilang/robek,
- sampai
perutnya robek,
- dan
isi perutnya terburai keluar. Segala dosa-dosanya yang disimpan
diketahui oleh
semua
orang (dipertontonkan kepada semua orang) dan tidak ada
pengampunan lagi (binasa untuk selamanya).
Sebenarnya
murid yang lain tidak mengetahui
dan hanya TUHAN yang tahu, sampai yang terakhirpun tidak ada
yang tahu,
waktu perjamuan suci,
Yudas keluar dan TUHAN berkata
=> ‘perbuatlah
apa yang harus kamu perbuat’.
Murid-murid lainnya mengira,
‘Yudas
membeli sesuatu untuk mempersiapkan semuanya’,
mereka
masih
mengira
Yudas baik;
oleh sebab itu jangan ada
yang terkecoh
=> ‘mungkin semuanya mengatakan
baik-baik,
padahal perut hatinya busuk’.
Kita harus bersyukur kepada
TUHAN, kalau sekarang
ini Firman TUHAN menunjukkan kesalahan, dosa, kebusukan yang
ada
di
dalam
perut hati kita dan mungkin kita sampai malu dll. Jika kita mau
mengaku dosa, maka TUHAN akan
mengampuni
dan kita akan
dipulihkan
kembali. Dari pada kita tetap menyembunyikan
dosa
dan satu
waktu akan terbuka juga dan sudah tidak ada pengampunan lagi
seperti Yudas. Semoga kita dapat
mengerti.
Perhatikan baik-baik persepuluhan
dan persembahan khusus. Persepuluhan
adalah
pengakuan bahwa kita sudah diberkati dan dipelihara oleh TUHAN
(bukan oleh yang lain). Gaji, toko, perusahaan dll, semuanya ini
hanyalah
sarana, yang menentukan adalah TUHAN. Banyak orang yang mengira
bahkan sampai iri kepada gembala => ‘enak ya hidupnya berasal
dari persepuluhan
yang diterima’, ini salah! Kehidupan setiap imam-imam, hamba
TUHAN, pelayan TUHAN (termasuk gembala) berasal dari persepuluhan
yang dikembalikan kepada TUHAN, bukan dari yang diterima! Ini
seperti waktu bangsa
Israel selama
empat puluh
tahun berada
di
padang gurun,
mereka
hidup dari manna sebanyak
satu
gomer
(1 gomer = 1/10 efa). Tiap orang
mengambil
manna satu
gomer. Ini berarti hidupnya berasal
dari
persepuluhan
yang dikembalikan kepada TUHAN.
Hidup kita juga
bukan
dari sembilan
persepuluh
, tetapi dari persepuluhan.
Siklusnya berasal dari persepuluhan,
bukan dari sembilan
persepuluh,
inilah keadilan TUHAN. Kalau hidup kita dari sembilan
persepuluh, maka
ini tidak adil, sebab ada yang menerima
beberapa
juta, ada yang beberapa
ribu rupiah, kalau hamba TUHAN di desa,
maka
persepuluhannya
ada yang dari ubi, jagung dsb.
Maleakhi
3: 10-12,
10.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan.
11.
Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan
dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang
tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
12.
Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini
akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Jadi
persepuluhan
dibawa kepada rumah TUHAN (‘rumah perbendaharaan’), sehingga
ada makanan di rumah TUHAN. Firman TUHAN atau Firman penggembalaan
itulah makanan di rumah TUHAN. Doakan kami sebagai hamba TUHAN,
gembala, bukan hanya
berkhotbah
biasa saja, tetapi berkhotbah
itu harus menjadi makanan bagi sidang jemaat. Kalau ada makanan
(Firman penggembalaan), kita makan = mendengarkan Firman sampai
melakukan Firman penggembalaan (taat dengar-dengaran), maka pintu
langit terbuka (tingkap-tingkap langit terbuka) bagi kita. Kalau
memberikan
persepuluhan,
maka
TUHAN langsung memberikan berkat
=> itu
salah,
sebab ini namanya
kita
berjudi.
Makanan
di rumah TUHAN atau Firman penggembalaan inilah yang harus
didoakan, supaya Firman yang disampaikan menjadi makanan. Tugas
domba hanyalah makan Firman penggembalaan (mendengar sampai
melakukan Firman penggembalaan), maka TUHAN membukakan tingkap
langit, sehingga:
- TUHAN
mencurahkan berkat sampai berkelimpahan (ayat 10), artinya
kita dipelihara sampai mengucap syukur kepada TUHAN.
- ‘Aku
akan menghardik bagimu belalang pelahap’
(ayat 11), artinya
TUHAN melindungi segala usaha kita, pekerjaan kita, kehidupan
kita. Ada kesaksian di Malang, sawahnya baru menanam tetapi sudah
kuning daunnya dan ini belum waktunya panen (masih masa
pertumbuhan). Sedangkan sawah yang lain daunnya sudah kuning
karena terkena/dirusak hama, tetapi kehidupan
itu
sudah mendengarkan Firman ?’saya
hidup dari Firman TUHAN, bergantung kepada TUHAN, tidak peduli
daun kuning, daun hijau, yang penting saya panen, kalau TUHAN
bilang berbuah pasti berbuah’. Dia imani hal ini. Akhirnya
semuanya
kaget,
karena
buahnya lebih banyak. Inilah perlindungan
oleh TUHAN.
- ‘Maka
segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia’
(ay 12), artinya
ada pemeliharaan yang rohani yaitu TUHAN melimpahkan kebahagiaan
surga.
Jika
semuanya ini sudah kita terima, kita mengaku lagi => ‘ini
semuanya dari TUHAN’ =
mengembalikan
persepuluhan
lagi. Ini dilakukan terus menerus dan menjadi suatu siklus yang
tidak bisa diputuskan oleh apapun di dunia ini. Inilah siklus
persepuluhan.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
jangan salah, kalau hamba TUHAN hidup dari persepuluhan
yang diterima,
maka
ini tidak adil, sebab ada yang di kota (persepuluhannya
mungkin
dollar),
sedang
yang di desa
(persepuluhannya
mungkin ketela). Tetapi kita semuanya hidup dari persepuluhan
yang dikembalikan kepada TUHAN. Kalau kita tidak mengembalikan
persepuluhan
=> ‘saya menerima ini saja kurang, lalu bagaimana mau
memberikan
persepuluhan?
kalau begitu aku tidak memberi
persepuluhan
saja’ Jika kita tidak mengembalikan persepuluhan,
kita tidak akan hidup, jasmani rohani mati (kering). Inilah
kesalahan kita karena menggunakan logika.
Seringkali Firman
pengajaran yang benar dikalahkan dengan logika;
itu
sebabnya biarlah
Firman pengajaran yang benar bukan untuk dipikirkan,
dipertimbangkan, didiskusikan dsbnya
tetapi untuk dilaksanakan (di
dengar
dan dengar-dengaran). Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah tantangannya untuk
seorang
imam-imam, seperti Zakheus. Kalau gembala tidak memberikan
persepuluhan,
maka
saudara
percuma datang beribadah ke sini, sebab rumah ALLAH
menjadi rumah cukai. Imam-imam bertanggung jawab (mulai dari
gembala), mau menjadikan rumah TUHAN sebagai rumah cukai atau rumah
doa? Inilah tantangan pertama, dosa kejahatan (rumah cukai). Dosa
kejahatan ini satu pasangan dengan dosa kenajisan.
- Dosa
kenajisan.
Dosa
kenajisan adalah:
- dosa
makan minum = merokok, mabuk, nakorba. Kalau imam-imam melakukan
hal ini maka menjadikan rumah ALLAH
sebagai rumah cukai (sarang penyamun).
- dosa
kawin mengawinkan = dosa percabulan (dosa seks) dengan berbagai
ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks terhadap diri
sendiri), sampai nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai,
kawin mengawinkan).
Dulu,
saat TUHAN berada di rumah Zakheus,
semua
orang
tidak setuju, tetapi TUHAN membela Zakheus karena ia keturunan
Abraham. Kalau Zakheus sudah dibela, sekarang kita sebagai
imam-imam juga akan
dibela
oleh TUHAN untuk dilepaskan dari dosa kejahatan dan dosa
kenajisan.
Lukas
19: 4-7,
9
4.
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara
untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
5.
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata:
"Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang
di rumahmu."
6.
Lalu Zakheus segera turun dan menerima YESUS dengan sukacita.
7.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya:
"Ia menumpang di rumah orang berdosa."
9.
Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
Kita
sebagai imam-imam dari bangsa
kafir
juga merupakan keturunan Abraham secara rohani,
maka
kita juga akan
dibela
oleh TUHAN. Sekarang
ini kalau masih ada dosa kejahatan dan dosa kenajisan, masih dibela
oleh TUHAN. Dibela itu maksudnya => ‘tidak apa-apa kamu jahat
dan najis’, bukan begitu!
Istilah dibela oleh TUHAN,
berarti kita
masih
diberikan kesempatan oleh TUHAN untuk terlepas dari dosa kejahatan
dan dosa kenajisan (‘tidak dipecat’). TUHAN sudah membela dengan
memberikan kesempatan, tetapi ini tergantung kepada kita, tinggal
mau atau tidak! Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
kita tetap mempertahankan dosa kejahatan dan dosa kenajisan, maka
akan menuju ke
pembangunan
Babel.
Wahyu
18: 2,
Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh,
sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat
kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan
tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang
dibenci,
Pembangunan
Babel
= mempelai wanita setan = kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan
yang akan dibinasakan oleh TUHAN. Sekarang
ini di
mulai
dari saya, jangan berada di rumah cukai, tetapi berada di rumah
ALLAH;
kita
beribadah melayani TUHAN jangan ada dosa kejahatan dan dosa
kenajisan. Kalau kita memiliki ikat pinggang, kita akan mengalami
kuasa kemenangan terhadap tantangan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Lukas
13: 10-12,
10.
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat
pada hari Sabat.
11.
Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk
roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat
berdiri lagi dengan tegak.
12.
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Tadi
tantangan yang pertama, semestinya seorang imam berada di rumah
ALLAH,
tetapi kenyataannya berada di rumah cukai (keluar dari rumah ALLAH).
Tantangan yang kedua, sudah berada di rumah ALLAH,
tetapi bungkuk. Inilah tantangan seorang imam. Semoga kita dapat
mengerti.
Tantangan
imam yang kedua adalah
perempuan
bungkuk selama
delapan belas
tahun yang
berada di
dalam
bait
ALLAH,
artinya banyak imam-imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang aktif di
bait
ALLAH
tetapi bungkuk rohani (cacat rohani), sehingga tidak dapat
menjadi Mempelai
Wanita
Surga
yang sempurna tak bercacat cela. Jika tidak dapat
menjadi Mempelai
Wanita
Surga,
ini berarti ketinggalan saat YESUS datang kembali ke dua kali dan
binasa untuk selamanya.
Inilah
kenyataan dan tantangannya dari
seorang imam, oleh
sebab itu diperlukan
ikat pinggang dari emas yang melilit dada (kesetiaan dan kebenaran),
maka
disitu akan
ada kuasa Nama
YESUS yang memberikan kemenangan atas tantangan-tantangan. Jika
melayani dengan setia dan benar, maka
kita akan menang atas
dosa kejahatan dan kenajisan (tantangan pertama), bahkan untuk
melawan bungkuk (tantangan kedua).
Pengertian
bungkuk adalah:
- Amsal
12: 25,
Kekuatiran
dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik
menggembirakan dia.
Yang
pertama adalah bungkuk
=
kekuatiran
(ketakutan).
Melayani tetapi kuatir, seperti Marta. Kuatir akan hidup sehari-hari
(makan, minum, pakaian), kuatir akan masa depan (termasuk jodoh),
kuatir akan kematian, sehingga:
- tidak
dapat mengutamakan TUHAN (‘jangan
kuatir, tetapi carilah lebih dahulu kerajaan surga dan
kebenarannya’)
= tidak dapat
mengutamakan ibadah pelayanan (selalu terhalang).
- tidak
dapat
mempraktekkan Firman ALLAH
= tidak dapat
taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar, sehingga
tidak dapat
hidup benar. Misalnya: nanti kalau saya tidak menyontek, saya tidak
naik
kelas.
Inilah
tidak
bisa taat dengar-dengaran. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
sudah kuatir (kebimbangan) akibatnya adalah:
- hidupnya
penuh dengan tanda tanya (tidak tenang),
- tidak
ada kepastian hidup,
- banyak
masalah dan air mata yang tidak terselesaikan. Jangan sampai kita
berada di dalam
bait
ALLAH
tetapi bungkuk (kuatir)!
- 2
Timotius 3: 1-5,
1.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang
sukar.
2.
(1)Manusia
akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi
hamba uang. (3)Mereka
akan membual dan (4)menyombongkan
diri, (5)mereka
akan menjadi pemfitnah, (6)mereka
akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak
tahu berterima kasih, (8)tidak
mempedulikan agama,
3.
(9)tidak
tahu mengasihi, (10)tidak
mau berdamai, (11)suka
menjelekkan orang, (12)tidak
dapat mengekang diri, (13)garang,
(14)tidak
suka yang baik,
4.
(15)suka
mengkhianat, (16)tidak
berpikir panjang, (17)berlagak
tahu, (18)lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu
Ay
2 => ‘mereka
akan menjadi pemfitnah’
=
Yang benar jadi salah, yang salah menjadi
benar, hanya karena membela keluarga, atasan, itu
sebabnya kita jangan
memfitnah!
‘tidak
mempedulikan agama’
=
mencampur-adukkan
agama, mempelajari agama lain. Inilah yang terjadi sekarang ini dan
sangat disayangkan. Saya sudah pernah bercerita,
dulu pada tahun 1995, bayangkan kalau sekarang ini bagaimana? ada
seorang pemuda masih SMA, dia rajin datang beribadah setiap hari
Sabtu, ternyata hanya untuk mendekati saya, dia membawa setumpuk
buku => ‘Oom,
harus belajar agama ini agar
dapat
menarik jiwa-jiwa’ Saya
katakana, kalau saya
belajar dari alkitab,
cara
YESUS
tidak begitu,
tetapi
banyak jiwa-jiwa yang datang. Tidak perlu
mempelajari
agama lain. Firman TUHAN di Tana
Toraja juga tentang ‘mempelajari agama lain’. Kita sudah
dipertunangkan dengan Satu
Laki-laki
itulah Kristus. Pengajaran yang benar
itu Kristus sebagai Seorang
Laki-laki
Yang
suci. Kita bagaikan perawan yang suci. Jika seorang perempuan yang
sudah dipertunangkan mempelajari/menyelidiki laki-laki lain (ajaran
lain), bagaimana kira-kira dengan tunangannya? Ini yang
dapat
dipecat. Seperti itulah jika mempelajari agama lain. Semoga kita
dapat
mengerti.
Ay
4 => ‘lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah’
=> tidak taat. Banyak kali
kita
sudah dinasihati
oleh Firman, tetapi masih mencari nasihat
dari yang lain. Kalau nasihat
lain sesuai dengan hawa nafsu/sesuai
keinginannya, maka akan diikuti. Satu waktu saya duduk di depan bpk
pdt Pong, beliau
langsung melontarkan perkataan => ‘orang sudah meminta
nasihat,
setelah diberikan nasihat,
tetapi
bertanya kepada orang lain, akhirnya mengikuti nasihat
yang salah’ Saya waktu itu hanya
kaget-kaget saja mendengarkan perkataan beliau.
Kalau
ada orang meminta nasihat,
supaya ingin hidup benar, ingin bekerja yang benar, ingin nikah yang
benar, ingin ibadah yang benar, sekalipun nasihat
itu sakit bagi daging, pasti dia akan
terima.
Tetapi kalau sudah meminta
nasihat,
tetapi
masih ingin
mencari yang sesuai dengan keinginannya => ‘sini tidak cocok,
sana tidak
cocok’.
Dia akan bertanya kemana-mana, sampai cocok. Itulah yang dimaksudkan
oleh
bpk pdt Pong Dongalemba. Yang dicari adalah yang sesuai dengan
keinginannya, bukan kebenarannya. Jika yang dicari kebenaran, saat
diberikan nasihat
yang sakit bagi daging (harus berkorban), dia akan berkata =>
“inilah
yang benar.”
Saat
ada pertanyaan tentang nikah,bpk
pdt Totaijs alm
seringkali
mengatakan => ‘hati-hati kalau minta nasihat
soal pernikahan’, jangan minta nasehat kepada orang luar, apalagi
kepada orang yang tidak mengerti Firman TUHAN, minta nasehat kepada
orang dalam yang tidak mendalami Firman TUHAN pun, jangan! Di dalam
injil
Markus 10, Matius 19 ‘soal kawin cerai’, murid-murid berkata =>
‘kalau begitu jangan kawin’ dan TUHAN mengatakan
=> ‘ini tidak sembarangan, sudah murid-murid, rasul pun tidak
mengerti, hanya orang yang dikaruniai saja.’
Ay 2-4
=> terdapat 18 tabiat daging.
Ay 5 => ‘tetapi
pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya’
=> memungkiri kekuatan ibadah. Kekuatan ibadah itulah pengajaran
yang benar. Jika memungkiri pengajaran yang benar, berarti mencari
yang cocok dengan daging. Kalau ada Firman yang keras (jangan
merokok dsb), dia akan keluar (‘tidak mau’).
Yang kedua
adalah
sekalipun
beribadah di bait
Allah tetapi tidak mengalami pembaharuan hidup, karena
menolak/memungkiri kuasa ibadah (menolak Firman pengajaran yang
benar),
sehingga
tetap mempertahankan manusia darah daging dengan delapan
belas
sifat tabiat daging = dicap 666 oleh antikris.
Angka 6 itu
daging. Tubuhnya daging (6)-jiwanya daging (6)-rohnya daging (6) =
tampil sebagai binatang buas yang hanya mengikuti naluri daging,
hawa nafsu daging, keinginan daging yang bertentangan dengan Firman
ALLAH.
Contohnya:
- binatang
buas dapat
memakan
anaknya sendiri, bahkan induknya juga bisa dimakan.
- Kalau
nalurinya kawin, binatang buas dapat
kawin dengan siapa saja (maaf). Itulah naluri binatang. Semoga kita
bisa mengerti.
Salah
satu contoh di dalam
alkitab
adalah raja Herodes yang mengambil istri orang lain. Ini seperti
binatang buas yang tidak
memiliki
akal budi lagi dan tidak bisa diberi tahu kalau itu adalah
istrin
orang. Inilah tidak sesuai dengan Firman.
- Lukas
13: 15,16,
15.
Tetapi TUHAN menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik,
bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau
keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat
minuman?
16.
Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh
Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah
keturunan Abraham?"
Ay
15 => karena YESUS menyembuhkan orang di hari Sabat, akhirnya
diprotes. Tetapi TUHAN katakan
=> ‘kamu pada hari sabat juga membawa lembu, keledai ke kandang
untuk diberikan minum, supaya tidak haus.’
Ay 16 =>
‘keturunan
Abraham’
=> anak Abraham = anak-anak ALLAH
yang harus berada di rumah ALLAH
menjadi imam-imam. Semoga kita bisa mengerti.
Yang ketiga
adalah tidak
puas secara rohani,
seperti lembu yang diikat, tidak dilepaskan, tidak diberi minum,
sehingga haus. Mengapa tidak puas rohani? karena tidak mengutamakan
Firman pengajaran yang benar dalam ibadah. Sebab dimana ada Firman
pengajaran yang benar, maka ada Roh Kudus, ada kasih ALLAH,
ada air kehidupan dari surga yang memuaskan. Jika tidak ada Firman
pengajaran yang benar, maka tidak ada Roh Kudus, tidak ada kasih
ALLAH
sehingga menjadi
kering
(‘selalu haus’).
Jika
sudah tidak puas rohani, akibatnya adalah
- mencari
kepuasan semu di dunia, seperti masuk diskotik, gedung bioskop dll.
- bahkan
masuk gereja-gereja yang tidak mengutamakan Firman, tetapi
mengutamakan kemakmuran, hiburan. Hati-hati sekarang ini bioskop,
diskotik dimasukkan dalam gereja, itulah hiburan dan kemakmuran.
Gereja tidak berbeda lagi dengan gedung bioskop, diskotik. Kaum
muda juga
- senang
masuk ke gereja semacam itu, daripada ke bioskop, diskotik bayar.
Semoga kita mengerti.
- jatuh
dalam dosa, sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin
mengawinkan). Nasibnya seperti perempuan Samaria yang 5 kali kawin
cerai, sampai kumpul kebo, tetapi masih haus terus dan binasa untuk
selamanya.
- Menghadapi
penderitaan (delapan
belas
tahun bungkuk) dan kemustahilan (tidak bisa ditolong).
Mungkin
sekarang
ini ada kehidupan yang demikian, menjadi imam-imam berada di dalam
bait
ALLAH
tetapi kenyatannya bungkuk:
- ada
kekuatiran,
- manusia
daging dengan tabiat daging,
- tidak
merasa
puas
dengan
ciri-cirinya
selalu bersungut-sungut
sehingga mencari kepuasan di dunia.
- menghadapi
penderitaan dan kemustahilan. Jalan
keluarnya adalah
YESUS harus mengajar di dalam
bait
ALLAH
= YESUS harus memberitakan Firman pengajaran yang benar di bait
ALLAH
= aktifitas YESUS sebagai Imam Besar yang berbelas kasih. Dimana ada
Firman pengajaran yang benar, maka disitu ada Pribadi
Imam Besar yang berbelas kasihan.
Lukas
13: 12,13,
12.
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13.
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu
juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Lukas
13: 10 => YESUS mengajar, inilah aktifitas Imam Besar sedang
bekerja didalam sidang jemaat.
Mari!
sekarang
ini biarlah kita memohon
kepada TUHAN, supaya Dia ada ditengah kita untuk melihat kita,
memanggil kita, untuk menjamah kita semuanya, sehingga kita menang
atas tantangan imam.
Aktifitas
YESUS sebagai Imam Besar
= aktifitas
Firman pengajaran yang benar ditengah-tengah kita yaitu:
- YESUS
melihat.
YESUS
melihat artinya
setiap Firman pengajaran disampaikan, maka Mata
TUHAN sedang melihat sampai kedalaman hati kita, tidak ada yang
tersembunyi bagi TUHAN,
baik dosa-dosa, keadaan, kesusahan, kesedihan, kegagalan,
kegembiraan kita. Mungkin suami, istri, anak, orang tua tidak tahu,
tetapi TUHAN tahu. Saat Firman pengajaran diberitakan, disitulah ada
aktifitas Imam Besar ditengah-tengah sidang jemaat = ada
ditengah-tengah tujuh
kaki dian emas, di
dalam
kitab
Wahyu. Semoga kita dapat
mengerti.
Mengapa semuanya diungkapkan atau tidak ada yang
tersembunyi dihadapan TUHAN? supaya kita mengakui dosa dan mengalami
pengampunan dari dosa-dosa. Yang tadinya suami, istri tidak tahu,
disimpan rapat-rapat, akhirnya diperlihatkan oleh TUHAN, bahkan
tadinya tidak kita sadari
kalau itu adalah
dosa,
akan diungkapkan sehingga kita menjadi
sadar
(mengakui dosa).
- YESUS
memanggil.
Kapan
YESUS memanggil kita? saat Firman pengajaran menunjuk keadaan,
dosa-dosa kita atau saat Firman pengajaran terkena kepada kita
(‘terkena Firman’). Semoga kita dapat
mengerti.
Jika Firman mengena kita, sikap
yang positif adalah
- kita
berdoa supaya TUHAN membukakan Firman pengajaran yang selalu
menunjuk keadaan, dosa kita. Jika Firman mengena kita, jangan
marah, tetapi berdoa => ‘terima kasih TUHAN, semoga Firman Mu
terus menunjukkan dosa yang lainnya lagi.’
- kita
mengaku dosa dan keadaan kita kepada TUHAN dan sesama. Jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi (bertobat). Inilah sikap menerima
panggilan TUHAN.
Jika
kita terkena Firman:
- jangan
mengelak seperti Yudas. Begitu TUHAN katakan
=> ‘siapa
mencelupkan tangannya bersama Aku di pinggan ini, dialah itu’
Sebenarnya inilah Firman yang langsung mengena Yudas, tetapi Yudas
menjawab => ‘bukan
aku.’
- jangan
marah seperti herodes.
Begitu Yohanes Pembaptis menegor herodes
‘tidak
halal engkau mengambil istri Filipus saudaramu’ Herodes
malah mengamuk dan memenjarakan Yohanes Pembaptis.
Jika
sikap negatif (mengelak, menolak, marah terhadap Firman), kita tidak
akan tertolong dan binasa. Mengaku dosa dan bertobat adalah jalan
yang paling singkat untuk menerima jamahan Tangan
TUHAN dan untuk ditolong oleh TUHAN, sehingga keajaiban akan
terjadi. Kiranya
sekarang
ini TUHAN menolong kita.
- YESUS
menjamah.
TUHAN
menjamah kita, sehingga terjadi mujizat.
Lukas
13: 13,
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu
juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Inilah
jamahan Tangan
TUHAN, sehingga terjadi mujizat. Kalau TUHAN menjamah kita sekarang
ini, maka
terjadi mujizat:
- Secara
jasmani.
Perempuan bungkuk selama delapan
belas
tahun menjadi sembuh. Ada kuasa kesembuhan, yang sakit menjadi
sembuh, yang mati di
bangkitkan,
yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
TUHAN sanggup melakukan apa saja.
- Secara
rohani
(mujizat terbesar), yaitu terjadi pembaharuan hidup (keubahan
hidup) dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS.
Manusia rohani inilah manusia yang memuliakan TUHAN.
- Seorang
ibu
(perempuan) ditolong oleh TUHAN.
Tadinya perempuan yang bungkuk ini kuatir, sekarang dapat
percaya dan memuliakan TUHAN. Kalau kuatir (bungkuk) ini memilukan
dan
memalukan TUHAN, tetapi pada
akhirnya
ia
dapat
memuliakan TUHAN (mulutnya hanya untuk bersaksi dan menyembah
kepada TUHAN).
- Laki-laki
juga ditolong oleh TUHAN.
Petrus merupakan rasul yang hebat (imam-imam), tetapi memilukan
TUHAN dengan menyangkal TUHAN (berdusta), tetapi akhirnya dapat
diubahkan oleh TUHAN, sehingga Petrus dapat
memuliakan TUHAN.
Efesus
4: 24,
25,
‘inilah manusia baru yang memuliakan TUHAN’
24.
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
Petrus
berdusta, menyangkal,
memilukan
dan
memalukan TUHAN, tetapi ia
diubahkan
(dibaharui) oleh TUHAN, sehingga Petrus berani bersaksi dihadapan
tiga
ribu
orang dan menyembah TUHAN. Sampai yang terakhir, jika TUHAN YESUS
datang kembali, kita akan diubahkan sampai tidak salah lagi dalam
perkataan dan kita memuliakan TUHAN dengan kata ‘Haleluya’ untuk
bisa menyambut kedatangan TUHAN yang ke dua kali.
Wahyu
19: 6,
7,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Hanya
mengatakan ‘Haleluya’ untuk memuliakan TUHAN selama-lamanya.
Jika TUHAN YESUS datang, kita menyambut kedatangan YESUS yang ke dua
kali di awan-awan yang pemai dan kita bersama dengan Dia untuk
selamanya. Mari,
sekarang
ini kita mohon kepada TUHAN. Biarlah Imam Besar melihat dengan
pandangan belas kasih-Nya kepada kita, memanggil kita dan menjamah
kita semuanya, sehingga mujizat terjadi ditengah-tengah kita
semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1