Kita
masih tetap berada dalam kitab
Wahyu 1: 14
Wahyu
1: 14,
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan
mata-Nya bagaikan nyala api.
Ini
merupakan penampilan pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja
diatas segala raja,
dengan dua tanda:
- ‘Kepala
dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah’
mahkota
kemuliaan = mahkota keindahan (seorang raja mempunyai mahkota). Ini
sudah dipelajari.
- ‘mata-Nya
bagaikan nyala api’
Mazmur
11: 4,
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
Ay
4 => ‘
TUHAN ada di dalam
bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga’
?Dia sebagai Raja diatas segala raja,
memakai mahkota dan duduk di takhta kerajaan surga.
‘
mata-Nya
bagaikan nyala api’
artinya mengamat-amati
hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang masih ada di dunia =
- memperhatikan,
- mempedulikan,
- memelihara,
- menolong,
- melakukan
segala sesuatu untuk kita,
- menyucikan
kita, sampai menyempurnakan kehidupan kita semuanya. Begitu besar
perhatian TUHAN atas kehidupan kita, maka sebagai timbal baliknya,
kita harus memusatkan perhatikan kepada perkara TUHAN (Pribadi
TUHAN yang duduk di takhta surga).
1
Korintus 7: 32,
Aku
ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri
memusatkan perhatiannya pada perkara TUHAN, bagaimana TUHAN berkenan
kepadanya.
Jadi,
ada hubungan timbal balik, Dia dari takhta surga memandang kita yang
di dunia dan kita juga memandang Dia = memusatkan perhatian kepada
perkara TUHAN (Pribadi
TUHAN). Biarlah
sekarang ini kita
saling memandang.
Praktik
memusatkan perhatikan kepada perkara TUHAN (Pribadi
TUHAN), antara lain:
- 2
Petrus 1: 19,
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu.
Ay
19 => ‘oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi’
=> Firman nubuat.
Praktik pertama: kita
memperhatikan Firman yang disampaikan oleh para nabi
(Firman nubuat atau Firman pengajaran yang benar),
artinya
- mendengar
Firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh (seperti
memperhatikan pelita yang bercahaya ditempat gelap) dan dengan
suatu kebutuhan
(ditempat gelap yang dibutuhkan adalah pelita), sehingga kita tidak
akan pernah bosan (seperti orang makan nasi yang tidak pernah
bosan), tidak akan pernah mengkritik dll. Kalau ditempat ini gelap
lalu ada pelita, maka perhatikan kita hanya pada pelita saja dan
tidak akan memperhatikan yang lainnya.
- mengerti
Firman pengajaran yang benar,
- percaya
yakin kepada Firman pengajaran yang benar, sehingga menjadi iman di
dalam
hati,
- mempraktikkan
Firman pengajaran yang benar.
Tadi
disebutkan; ‘yang
bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang
timur terbit bersinar di dalam hatimu’,
Jika kita mempraktikkan Firman pengajaran yang benar, maka kita akan
mengalami
penyucian dan
dimulai
dari dalam
hati
kita.
Matius
15: 19,
20,
19.
Karena dari hati timbul segala (1)pikiran
jahat, (2)pembunuhan,
(3)perzinahan,
(4)percabulan,
(5
pencurian, (6
sumpah palsu dan (7)hujat.
20.
Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak
dibasuh tidak menajiskan orang."
Hati
kita disucikan dari
ketujuh
keinginan jahat dan najis yang membuat hati kita menjadi
gelap
(pelita padam), sehingga kehidupan
kita
menjadi mata gelap. ‘tujuh’ itu menunjuk angka pelita. Mata
gelap = hidup dalam dosa, sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan
minum dan kawin mengawinkan. Jika hati kita disucikan dari tujuh
keinginan jahat dan najis, maka pelita akan tetap menyala, mulai
dari:
- pelita
didalam rumah tangga. Kalau hati disucikan dari keinginan jahat dan
najis, maka:
- suami
bisa mengasihi istri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar,
- istri
tunduk kepada suami dalam segala sesuatu,
- anak
taat kepada orang tua. Inilah pelita menyala didalam rumah
tangga.
- pelita
terang menyala dihadapan semua orang (di gereja, di kantor dan
dimanapun kita
berada),
- sampai
satu waktu kita menjadi terang di dunia (kehidupan yang sempurna
seperti YESUS dan tidak ada cacat cela).
Inilah
memusatkan perhatian kepada Pribadi
YESUS Yang
duduk di takhta (perkara TUHAN), dimulai dari memperhatikan Firman.
Hari-hari ini perhatikanlah Firman nubuat (Firman pengajaran yang
benar). Ada yang berkata => ‘oom,
saya tetap berbuat dosa’ Terus saja mendengarkan Firman dan berdoa
kepada TUHAN. Kalau Firman sudah kita terima dan dipraktikkan,
otomatis kita disucikan mulai dari hati, sehingga pelita menyala.
Terang dari hati disinarkan keluar didalam rumah tangga, dihadapan
semua orang sampai menjadi terang dunia dan menjadi kehidupan yang
sempurna seperti YESUS. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kolose
4: 17,
Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan
yang kauterima dalam TUHAN kaujalankan sepenuhnya.
Praktik
kedua: memusatkan
perhatian ibadah pelayanan (tahbisan) kepada TUHAN.
Dalam Kolose 14: 7, disebutkan => ‘pelayanan
yang kauterima dalam TUHAN’
Jadi
melayani itu bukan manusia yang mengangkat. Setiap pelayanan berasal
dari TUHAN (kita terima dari TUHAN), artinya
Pribadi
TUHAN lah yang menetapkan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh
Kudus dalam setiap kehidupan kita, lewat penumpangan tangan seorang
gembala.
1
Timotius 4: 14,
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah
diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang
penatua.
Ay
14 => ‘dengan
penumpangan tangan sidang penatua’
=
lewat penumpangan tangan seorang gembala.
Sesudah
kita menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, harus
dijaga
supaya tidak lalai, tetapi tetap setia dan berkobar-kobar dalam
ibadah pelayanan. Tadi juga disebutkan => ‘kaujalankan
sepenuhnya’,
artinya
melayani TUHAN sampai garis akhir ; sampai meninggal dunia atau
sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali. Itulah
sepenuhnya!
Jika disimpulkan, memusatkan
perhatian pada ibadah pelayanan kepada TUHAN
artinya kita melayani TUHAN dengan setia dan berkobar-kobar sesuai
karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan yang diberikan oleh
TUHAN
kepada kita, sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau
kedatangan TUHAN yang ke dua kali), bahkan sampai memiliki hak penuh
untuk masuk kerajaan surga.
Tadi
pada praktik pertama, jika hati kita disucikan, maka akan bersinar
(menghasilkan terang). Kalau hati tidak disucikan, maka
kita akan membabi buta.
2
Petrus 1: 10,
11,
10.
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu
melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
11.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk
memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan TUHAN dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus.
Ay 10 =>
‘panggilan
dan pilihanmu’
=
pelayanan.
Kalau melayani TUHAN dengan sepenuhnya, maka haknya
penuh, sampai hak penuh untuk masuk kerajaan surga. Inilah
memusatkan perhatian kepada pribadi TUHAN yang duduk di takhta,
memusatkan perhatian kepada Firman itulah kesucian (Firman itu
menyucikan), memusatkan perhatian kepada tahbisan itulah kesetiaan.
Semoga kita mengerti.
Jadi,
ada hubungan timbal balik. TUHAN memperhatikan kita dari takhta-Nya
sampai kita dapat
duduk di takhta TUHAN ; kita dipelihara, ditolong, TUHAN melakukan
segala sesuatu untuk kita, disucikan sampai sempurna dan layak untuk
duduk di takhta. Mari sekarang kita memperhatikan Dia ; Firman TUHAN
diperhatikan, supaya kita disucikan, pelayanan diperhatikan sampai
garis akhir, sampai memiliki hak penuh untuk masuk kerajaan surga.
- Mazmur
107: 43,
Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini,
dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
Praktik
ketiga:
memusatkan
perhatian kepada kemurahan TUHAN
= belas
kasihan TUHAN
= kasih
karunia TUHAN
= anugerah
TUHAN.
Siapakah
yang dapat
memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN? Kalau
kita
sudah
dapat
memusatkan perhatian
kepada
Firman sehingga disucikan dan juga
dapat
memusatkan perhatian kepada pelayanan sampai setia, maka kehidupan
yang suci dan setia berkobar-kobar dalam pelayanan akan memusatkan
perhatian kepada kemurahan TUHAN (bergantung sepenuhnya kepada
kemurahan, belas kasih, kasih karunia dan anugerah TUHAN).
Jadi
hanya orang yang suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan dapat
memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN => ‘saya hidup dari
kemurahan TUHAN’.
Hubungan kesucian dan kesetiaan bagaikan ‘carang yang melekat
kepada Pokok’.
Carang hanya bergantung kepada Pokok
(bergantung kepada kemurahan TUHAN) dan tidak
dapat berbuat apa-apa
tanpa Pokok
=> ‘mau makan sendiri? mau berbuah sendiri? mau bertunas
sendiri? tidak akan bisa! Mungkin kita seperti carang, ranting yang
kecil, tetapi kita hidup dari kemurahan TUHAN Yang
Besar,
bahkan lebih besar dari apapun juga.
Biarlah
sekarang ini, kita hanya bergantung kepada
kemurahan TUHAN, anugerah TUHAN, kasih karunia TUHAN.
Jika
kita bergantung kepada kasih karunia TUHAN, kemurahan TUHAN, hasilnya
adalah
- Ibrani
4: 16,
Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ay
16 => ‘kasih
karunia’
=> kasih karunia ini disamakan dengan kemurahan, anugerah
TUHAN.
Hasil pertama:
kasih
karunia TUHAN, anugerah TUHAN, kemurahan TUHAN sanggup untuk
menolong kita tepat pada waktu-Nya
untuk menyelesaikan segala masalah
kita, sampai masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya. Semoga kita
dapat
mengerti.
Mungkin menurut kita sudah tidak mungkin dan tidak
bisa apa-apa lagi,
tetapi TUHAN Yang
dapat
melakukan untuk kita semuanya. Sekalipun kita seperti ranting yang
kecil (tak berdaya, tak bisa apa-apa), asalkan kita suci, setia
berkobar-kobar, maka TUHAN lah yang menyelesaikan semuanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
- Markus
6: 34, 37
34.
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka
seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia
mengajarkan banyak hal kepada mereka.
37.
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata
mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua
ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
Ay
34 => Dalam pemecahan roti, TUHAN berbelas kasih.
Ay 37 =>
"Kamu
harus memberi mereka makan!"
=> yang ada disitu hanya lima roti dan dua ikan, untuk memberi
makan lima
ribu
orang, tetapi TUHAN lah yang menolong.
Hasil
kedua: kemurahan
TUHAN, anugerah TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara
ajaib, sekalipun kita kecil (tidak berdaya, tidak mampu apa-apa)
seperti lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang.
Lima
roti, dua ikan untuk lima ribu orang (lima ribu orang laki-laki,
tidak termasuk perempuan dan anak-anak), tetapi masih sisa dua
belas bakul. Ini sungguh-sungguh sudah
terjadi dan bukan hanya sekedar sejarah, tetapi ini juga merupakan
nubuat. Alkitab itu bukan ditekankan pada sejarahnya, tetapi pada
nubuatannya (mengandung nubuat untuk kita sekarang). Dulu, lima
roti, dua ikan untuk lima ribu orang, sekarang
bisa berarti gaji kecil, toko kecil,
semuanya kecil, tetapi jika kita suci, setia dan berkobar-kobar
(pusatkan perhatian kepada Firman, pelayanan, kemurahan TUHAN yang
besar), maka di Tangan
kemurahan anugerah TUHAN semuanya menjadi besar. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya ingat dulu waktu
sore-sore di depan komputer (di Johor), bpk pdt Pong Dongalemba
masuk menemui saya, padahal tidak ada pembicaraan apa-apa, tahu-tahu
beliau
mengatakan kepada saya => ‘masih lembur, ingat ya, lima ribu
yang kamu terima sebagai hamba TUHAN, berbeda dengan yang di dunia’
Saya jawab => ‘Ya, oom,
padahal saya tidak mengerti’ Tetapi sekarang saya mengerti bahwa
di dalamnya
ada anugerah TUHAN yang besar. Mungkin yang kita terima kecil,
tetapi berada di
dalam Tangan
TUHAN ada anugerah TUHAN yang besar, sehingga lima roti, dua ikan
bisa untuk lima ribu orang, bahkan masih ada kelimpahan. Itulah
keajaiban dan kemurahan TUHAN yang besar. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita jangan takut, sebab ada mata YESUS Raja diatas
segala raja
yang selalu mengamat-amati kita. Biarlah kita juga selalu memandang
Dia (memusatkan perhatian kepada Dia). Silahkan saja, jika ada gaji,
toko, tetapi tetap mengakui => ‘saya hidup dari anugerah dan
kemurahan TUHAN’ Biarpun tokonya besar, tetapi mengaku => ‘saya
kecil, tidak dapat melakukan
apa-apa’ seperti sebuah perahu ditengah lautan di dunia, ini
terlalu kecil. Sebut saja sudah perahu besar, kapal pesiar yang
hebat, yang mahal, tetapi masih terlalu kecil jika dibandingkan
dengan lautan di dunia, bahkan ada kapal pesiar yang tenggelam.
Inilah bukti tidak mampu menghadapi lautan dunia.
Hanya anugerah TUHAN saja yang besar. Ada pertolongan, pemeliharaan
TUHAN di dalam
kasih karunia dan
kemurahan TUHAN.
- Mazmur
103: 4,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat,
Ay
4 => ‘dengan
kasih setia dan rahmat’
=> dengan anugerah dan rahmat.
Sampai
Dia memberikan mahkota kepada kita, inilah yang penting! Sampai kita
mendapatkan mahkota untuk layak duduk di takhta-Nya bersama dengan
Dia.
Hasil ketiga:
anugerah
TUHAN, kemurahan TUHAN sanggup memberikan mahkota kemuliaan (mahkota
keindahan) kepada kita,
artinya
- TUHAN
sanggup menjadikan semuanya indah, semua berhasil, semua baik,
semua bahagia pada waktu-Nya. Mahkota kemuliaan, mahkota keindahan
itulah mahkota yang dipakai YESUS Raja segala raja.
Rambut putih adalah mahkota keindahan, mahkota kemuliaan, inilah
yang diberikan kepada kita.
- Mahkota
kemuliaan = keubahan hidup. Jadi, TUHAN sanggup mengubahkan kita
dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, dimulai
dari taat dengar-dengaran. Jika kita taat dengar-dengaran, berarti
ada kemenangan (ada mahkota). YESUS taat sampai mati di kayu salib,
itulah kemenangan (mahkota). Hari-hari ini biarlah kita taat
dengar-dengaran!
Kita
akan terus diubahkan, sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke
dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita
benar-benar mendapatkan mahkota kemuliaan dan layak untuk duduk di
takhta-Nya bersama-sama dengan Dia. Semoga kita dapat
mengerti.
Dia
sedang memperhatikan dan melihat kita. Mungkin suami, istri, anak,
orang tua, bahkan semuanya tidak mau
melihat keadaan kita, tidak perlu merasa
bimbang dan tidak perlu marah, sebab ada
sepasang mata TUHAN yang sedang melihat dan memperhatikan kita.
Pusatkan perhatian kepada TUHAN, sampai kita mengalami kemurahan,
anugerah TUHAN. Tangan anugerah-Nya diulurkan kepada kita untuk
menolong, memelihara, memberikan mahkota keindahan, sehingga semuanya
menjadi indah dan sempurna seperti Dia. Kita memang kecil, tetapi
anugerah TUHAN itu besar. Biarlah semakin hari kita semakin kecil dan
anugerah-Nya semakin besar.
TUHAN memberkati kita semuanya. 1