Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih membaca didalam Kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang penampilan Pribadi YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:

  • Ay 13, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, dengan tanda: berpakaian jubah panjang sampai di kaki dan dadanya berlilitkan ikat pinggang.
  • Ay 14, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja, dengan tanda: rambutnya putih bagaikan bulu yang putih metah dan mata-Nya bagaikan nyala api.
  • Ay 15, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang Adil, dengan kaki yang mengkilat bagaikan tembaga yang membara didalam perapian dan suaranya bagaikan desau air bah.
  • Ay 16, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga untuk bersatu dengan kita selama-lamanya.

Kita masih berada pada ayat yang ke 14, penampilan YESUS yang kedua. Jangan bosan, sudah beberapa kali kita sudah membaca dan TUHAN akan memberikan sesuatu yang baru bagi kita.

Wahyu 1: 14, Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Jadi, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja di atas segala raja, dengan tanda:

  1. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah
    Apa yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos, pernah dilihat juga oleh Nabi Daniel lewat mimpi.

    Daniel 7: 9, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

    Ay 9 => ‘Yang Lanjut Usianya’ = Yang Kekal.
    Yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos (‘kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah’), ini juga dilihat Daniel (‘YESUS dengan rambut-Nya bersih seperti bulu domba’). Ini menunjuk, YESUS Yang duduk di takhta kerajaan surga sebagai Raja diatas segala raja. Rambut putih = mahkota keindahan = mahkota kemuliaan (raja memakai mahkota). Ini semua sudah diterangkan.


  2. mata-Nya bagaikan nyala api

Sekarang kita membahas tanda yang kedua, ‘mata-Nya bagaikan nyala api’.
Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

mata-Nya bagaikan nyala api’ artinyamata-Nya mengamat-amati’ = YESUS sedang menyucikan hamba TUHAN, pelayan TUHAN, dengan nyala api Firman ALLAH, Roh Kudus dan kasih ALLAH supaya menjadi pelayan TUHAN bagaikan nyala api.

Ibrani 1: 7, Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-N menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang bagaikan nyala api yaitu hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Dalam ibadah sebelumnya kita sudah mendengarkan pelayan TUHAN bagaikan nyala api = Biji Mata TUHAN. Sekarang ini dikaitkan dengan Kitab Daniel, ‘takhta TUHAN bagaikan nyala api’

Daniel 7: 9, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

Ay 9 => ‘kursi-Nya dari nyala api’ = takhta-Nya.

Pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar = nyala api. Takhta TUHAN = nyala api. Jadi, pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar = takhta-TUHAN = bersuasana takhta surga sampai satu waktu dapat duduk di takhta surga untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Mengapa harus terjadi penyucian supaya kita menjadi takhta TUHAN (bersuasana takhta surga sampai dapat duduk di takhta surga)? Inilah penampilan YESUS dengan Mata bagaikan nyala api yang dikaitkan dengan takhta. Sebenarnya dulu manusia diciptakan oleh TUHAN untuk diletakkan di takhta TUHAN, tetapi karena berbuat dosa, manusia diusir. Nanti kita akan dikembalikan lagi ke takhta TUHAN.

Kejadian 2: 8-15,
8. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
9. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
10. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
11. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
12. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
13. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
14. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
15. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Ay 8 => ‘Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur’ => Ada Eden, ada taman Eden (membuat taman di Eden). Jadi, Eden dan taman Eden itu beda. Eden itu tempatnya, kemudian dibuat taman disana, lalu disebut taman Eden.
disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu’ => manusia yang mempunyai gambar dan teladan seperti TUHAN.

Ay 9 => ‘Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi’ => Jadi, ada bumi, ada Eden dan ada taman Eden. Inilah tiga tempat yang harus di mengerti.

Ay 11 => ada sungai mengalir, tempatnya emas. Ini luar biasa.

Dulu Musa melihat kerajaan surga diatas gunung Sinai, kemudian TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi, itulah tabernakel (kemah suci). Ini bisa dipelajari mulai Keluaran 25. Jadi surga itu tidak abstrak (sudah pernah dilihat oleh Musa dan Musa membuat di dunia ini, itulah tabernakel), TUHAN kita juga tidak abstrak (ada YESUS yang datang ke dunia). Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:

  • Halaman, itu menunjuk bumi (dunia yang kita huni saat ini).
  • Ruangan suci, itu menunjuk Eden.
  • Ruangan maha suci, dimana terdapat tabut perjanjian. Ruangan maha suci itu menunjuk taman Eden. Didalam taman Eden terdapat pohon kehidupan, itulah Pribadi YESUS.

Jadi, taman Eden adalah takhta TUHAN. Ruangan maha suci (dimana terdapat tabut perjanjian) itulah takhta TUHAN. Kalau TUHAN berbicara kepada Musa => ‘diatas tabut perjanjian Dia berfirman’. TUHAN menciptakan manusia yang memiilki gambar dan teladan TUHAN (sama dengan TUHAN) dan diletakkan di taman Eden, ini berarti manusia ditempatkan di takhta TUHAN. Jadi, sebenarnya kita berada di takhta TUHAN (di taman Eden). Tetapi sayang, karena manusia berbuat dosa, akhirnya diusir dari taman Eden menuju bumi.

Kejadian 3: 23, Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Ay 23 => ‘tanah dari mana ia diambil’ => itulah bumi.

Karena manusia berbuat dosa, maka manusia diusir dari taman Eden (takhta TUHAN) menuju bumi dalam suasana kutukan (letih lesu, beban berat, air mata dst), sampai kebinasaan untuk selamanya (‘dari debu kembali menjadi debu’). TUHAN tidak mau manusia yang diciptakannya binasa, itulah sebabnya Dia menggunakan sorot mata-Nya untuk mengembalikan manusia ke takhta TUHAN.

Ada tiga macam dosa yang mengakibatkan manusia diusir dari taman Eden (takhta TUHAN) menuju bumi yaitu:

  1. Tidak taat dengar-dengaran atau melanggar Firman ALLAH (manusia memakan buah yang dilarang oleh TUHAN).

    Firman TUHAN kepada manusia => ‘semua buah pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satu’. Justru pohon yang satu (yang dilarang oleh TUHAN), malah dimakan oleh manusia. Sebenarnya perintah TUHAN itu tidak berat, yang membuat berat adalah dunia ini (dunia menarik kita). Seandainya Firman TUHAN waktu itu => ‘semua buah pohon di taman tidak boleh dimakan, kecuali satu‘ Dari ribuan buah hanya dilihat-lihat, cuma satu buah saja yang dimakan setiap hari, itu baru berat perintahnya. Jadi, jangan salahkan TUHAN => ‘perintah TUHAN berat, mana bisa taat’? perintah TUHAN tidak berat! Semoga kita dapat mengerti.

    Kejadian 3: 1, Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

    Ay 1 => ular berkata ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?". Kalau TUHAN berFirman ‘boleh dimakan semua buahnya, kecuali satu’. Jadi, suara ular dan suara TUHAN berbeda.
    Hawa yang selama ini sudah berpegang teguh kepada Firman (taat kepada Firman) ‘makan segala buah dari pohon yang tidak dilarang TUHAN’, hidupnya enak dan bahagia, lalu mengapa Hawa mendadak sontak memakan buah yang dilarang oleh TUHAN? Inilah pelajaran bagi kita. Hawa sekian lama taat, lalu mendadak tidak taat (berpaling dari Firman pengajaran yang benar). Jawabannya adalah


    • sebab Hawa mendengarkan suara asing = pengajaran yang lain, yang berbeda dari yang sudah kita terima. Inilah bahaya! Jadi, mendengarkan pengajaran yang lain ada efeknya, kita jangan bilang => ‘ada filternya’, Kita tidak akan kuat kalau mendengarkan pengajaran yang lain. Sudah terbukti Hawa tidak kuat, Salomo juga tidak kuat. Salomo mendengarkan Firman pengajaran yang benar sampai dipermuliakan oleh TUHAN, Salomo sudah tua dan berpengalaman, tetapi begitu mendengar suara istrinya, Salomo jatuh. Ini sudah rumus!


    • setelah Hawa mendengarkan suara asing, Hawa menjadi bimbang => ‘mana yang benar ini, TUHAN atau ular’. Karena sudah mendengar dua suara, maka Hawa mulai bimbang.


    • kalau sudah bimbang, pasti berbalik dari Firman pengajaran yang benar = tidak taat dengar-dengaran (tidak berpegang teguh) kepada ajaran yang benar.


    Inilah rumus dari alkitab, bukan rumus dari saya. Saya hanya belajar dari alkitab, saya baca dan saya tekuni. Hawa ini mewakili perempuan, jangan pernah perempuan berkata => ‘aku ada filternya, kuat’ Jangan! Salomo juga mewakili laki-laki, jangan pernah laki-laki berkata => ‘saya ini berpengalaman, saya kuat’ Jangan! Sebab kalau mendengar ajaran yang lain pasti hatinya bimbang. Inilah hebatnya antara ular dan TUHAN, setelah bimbang, pasti manusia memilih ular (pasti memilih yang salah), tidak mungkin tidak! Guru saya pernah mengatakan => ‘kalau ada orang memilih ajaran yang salah, sulit untuk dibetulkan, kalau bukan dari kemurahan TUHAN, tidak dapat dibetulkan’ Sebab dia sudah merasa benar sendiri, jadi susah dibetulkan. Semoga kita dapat mengerti.

    Ini juga terjadi dalam perjanjian baru => Galatia 1: 6-8, 10,
    6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
    7. yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
    8. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
    10. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

    Ay 6 => ‘mengikuti suatu injil lain’ => ajaran lain, yang beda dari yang sudah kita terima. Misalnya: alkitab mengatakan ‘tidak boleh’, tetapi ajaran lain mengatakan ‘boleh’. Lalu menjadi bimbang, mau mimilih alkitab atau ajaran lain. Akhirnya memilih ajaran lain, sekalipun alkitab bilang ‘tidak boleh’.
    Ay 7 => ‘yang sebenarnya bukan Injil’ => pendapat manusia. Kalau Firman TUHAN sudah ditambah dan dikurangi menjadi pendapat manusia. Contohnya: Firman TUHAN berkata ‘jangan membunuh’, Kalau terpaksa, keadaan terjepit bagaimana? Akhirnya Firman ditambah. Ini bukan Firman lagi, melainkan perkataan manusia (ajaran lain).

    Ay 8 => Malaikat dari surga pun kalau mengajarkan yang berbeda dari alkitab, maka ‘terkutuklah dia’.
    Selain dialami oleh Hawa di taman Eden, ini juga dialami oleh sidang jemaat di Galatia. Sidang jemaat Galatia begitu cepat berbalik untuk mengikuti injil yang lain (ajaran yang lain), karena hanya untuk menyenangkan manusia. Hati-hati bagi hamba TUHAN, seringkali mau menyenangkan manusia atau sidang jemaat, sehingga alkitab ditambah, dikurangi, diputar balikkan, diubah. Semoga kita dapat mengerti.

    Demikian juga bagi yang mendengarkan. Sudah jelas ada yang mengajarkan ajaran lain, tetapi masih mendengarkan, supaya untuk menyenangkan saja => ‘saya sungkan, untuk menyenangkan saja’ Akhirnya mendengarkan ajaran lain. Jadi, kuncinya hanyalah untuk menyenangkan manusia, bahkan untuk menyenangkan diri sendiri (bukan untuk menyenangkan TUHAN). Itulah orang yang tidak taat! Semoga kita dapat mengerti.

    Tidak taat dengar-dengarkan inilah yang membuat suasana takhta (suasana taman Eden) menjadi suasana kutukan. Dimana ada ketidak taatan disitulah ular bercokol dan jika ada ular, maka yang ada hanyalah suasana kutukan. Dengarkanlah baik-baik, kaum muda di rumah tangga, kalau tidak taat, ularlah yang ada. Demikian juga kalau disekolah tidak taat, bahkan dimana saja. Seringkali kita melawan Firman TUHAN, karena hanya untuk menyenangkan orang lain dan menyenangkan diri sendiri, akhirnya membuat pilu hati TUHAN, mengecewakan TUHAN. Biasanya kalau sudah tidak taat, malah mengajak yang lainnya?


  2. Salah dalam tahbisan = salah dalam pelayanan.
    Kejadian 3: 6, Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

    Ay 6 => ‘Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya’ => kalau sudah melawan ajaran yang benar (tidak taat), akhirnya mengajak yang lain (bergosip dll). Seperti Hawa mengajak suaminya untuk memakan buah yang dilarang TUHAN. Inilah salah dalam tahbisan.

    Hawa memerintahkan Adam (suaminya), untuk makan buah yang dilarang oleh TUHAN, untuk sekarang berarti


    • wanita mengajar dan memerintah dimana ada laki-laki baik didalam rumah tangga, maupun di rumah TUHAN. Inilah salah tahbisan.
    • wanita mau menjadi kepala atas laki-laki. Inilah yang berbahaya.


    1 Timotius 2: 11-14,
    11. Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
    12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
    13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
    14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.

    Ay 12 => ini dikaitkan dengan Adam dan Hawa pada ay 13.
    Wanita mengajar dan memerintah laki-laki, ini dikaitkan dengan kejatuhan Hawa. Kalau wanita mau menjadi kepala atas laki-laki, ini susunannya terbalik. Hati-hati, didalam nikah rumah tangga, rumah TUHAN (dalam ibadah). Semoga kita dapat mengerti.

    TUHAN berkata => ‘semua buah pohon di taman, boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satu’, artinya wanita boleh melayani apa saja kecuali satu, yaitu tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki (baik didalam rumah tangga atau rumah TUHAN) atau wanita tidak boleh menjadi kepala atas laki-laki. Ini bukan berarti wanita tidak boleh melayani. Sebenarnya banyak pelayanan yang boleh bagi wanita, seperti zangkoor, kolekte dll. Wanita juga boleh mengajar sesama wanita (ada ayatnya dalam 1 Timotius). Ini semua sudah digenapkan didalam perjanjian baru. Banyak pertanyaan-pertanyaan, tetapi sudah dijawab dengan ayat ini didalam perjanjian baru. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika wanita mengajar dan memerintah laki-laki (wanita menjadi kepala atas laki-laki), maka TUHAN YESUS tidak dapat menjadi Kepala. Susunan yang benar dalam 1 Korintus:


    • Kristus sebagai Kepala dari suami.
    • Suami sebagai kepala dari istri = laki-laki sebagai kepala dari wanita.


    Jika laki-laki (suami) menjadi kepala dari wanita (istri), maka YESUS yang menjadi Kepala. Tetapi jika wanita yang menjadi kepala atas laki-laki, maka YESUS tidak dapat menjadi kepala di dalam nikah rumah tangga atau di dalam ibadah dan yang menjadi kepala adalah ular (setan). Inilah salah tahbisan yang membuat suasana takhta menjadi suasana bumi (suasana kutukan dan kebinasaan). Semoga kita dapat mengerti.

    Di dalam Wahyu 2: 19-20 (nanti akan dipelajari lagi), ‘ini akan dicela oleh TUHAN’. Biarpun kelihatan maju, sekalipun dipegang seorang wanita, tetapi dicela oleh TUHAN. Dicela artinya tidak dapat menjadi sempurna.

    Wahyu 2: 19, 20,
    19. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
    20. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

    Ay19 => ‘Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama’ => berkembang dan luar biasa.
    Ay 20 => ‘Tetapi Aku mencela engkau’ => mencela itu berarti ada cacat cela.

    Sidang jemaat Tiatira kelihatan maju, tetapi karena ada wanita yang mengajar dan memerintah laki-laki, maka TUHAN mencela pelayanannya, artinya sidang jemaat Tiatira:


    • tetap berada di dalam cacat cela,
    • tidak dapat menjadi sempurna,
    • tidak dapat kembali ke takhta (sebab hanya yang sempurna bisa kembali ke taman Eden) dan binasa untuk selamanya. Semoga kita bisa mengerti.


    Jadi, jika tidak taat, pasti salah dalam tahbisan. Yang menjadi komando atau Kepala adalah Firman TUHAN. Misalnya: karena haus, kepala atau komando memberi perintah untuk mengambil air, lalu yang diambil ‘setrum’. Akhirnya mati. Inilah ketidak taatan yang membuat salah dalam tahbisan. Jadi, kalau tidak taat kepada pengajaran yang benar = melawan ajaran yang benar = berbalik kepada ajaran lain, maka salah dalam pelayanan (tahbisan) baik dalam rumah tangga maupun di dalam rumah TUHAN.

    Kalau sudah salah, tetapi mengaku benar, itulah kebenaran sendiri. Inilah yang berbahaya! Contohnya seperti Hawa tadi, sudah tidak taat, bimbang karena mendengar dua suara (suara TUHAN dan ular) => ‘mana yang benar?’, akhirnya Hawa tidak taat dan memilih yang salah, sudah salah pelayanannya, lalu suaminya dipaksa, diperintah, diajar. Kalau wanita berdiam diri artinya memberi kesempatan pria untuk menjadi kepala atas wanita dan memberi kesempatan YESUS menjadi Kepala atas rumah tangga dan rumah TUHAN. Inilah Adam dan Hawa yang sudah salah, tetapi mengaku benar, akhirnya diusir ke dunia dan tidak dapat kembali ke firdaus. Kalau waktu itu Adam dan Hawa mengaku kepada TUHAN => ‘saya salah TUHAN’, maka mereka dapat kembali lagi ke firdaus.


  3. Kebenaran diri sendiri.
    Kejadian 3: 7, 11, 12,
    7. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
    11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
    12. Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."

    Ay 7 => ‘bahwa mereka telanjang’ => mereka sudah tahu kalau telanjang = sudah tahu kalau bersalah.
    lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat’ => berusaha sendiri dengan menyemat daun pohon ara.

    Saat Adam ditanya oleh TUHAN => “Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?", seharusnya jawaban Adam => ‘Ya, saya makan’ dan sudah selesai. Tetapi jawabannya lain => "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.", ini berarti perempuan disalahkan dan TUHAN (‘Kau’) juga disalahkan. Bpk pdt van Gessel selalu mengatakan orang yang bersalah tetapi menyalahkan orang lain, posisinya adalah satu jari kepada orang lain, satu jari kepada TUHAN dan tiga jari lainnya kepada diri sendiri. Ini harus disadari. Sebenarnya Adam sudah sadar karena berbuat salah (sudah telanjang), tetapi tidak mau mengaku => ‘kami benar, dia yang kebenaran sendiri’. Kebenaran sendiri itu bagaikan menyemat daun pohon ara. Daun memang bisa menutupi ketelanjangan, tetapi hanya sebentar saja, lalu terkena panas, hujan, akhirnya robek dan telanjang lagi, itulah kebenaran diri sendiri.

    Kebenaran diri sendiri yaitu:


    • menutupi dosa atau kesalahan dengan cara menyalahkan orang lain,
    • bahkan menutupi dosa dengan menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Itu sebabnya, jangan gampang-gampang mulut ini berbicara untuk menyalahkan orang lain dan jangan menyalahkan ajaran yang benar. Kalau ajaran benar kita salahkan itu sama dengan kita menyalahkan TUHAN.


    • menutupi dosa dengan menyalahkan setan. Kalau sudah menyalahkan setan, berarti sudah tidak bisa bertobat lagi => ‘memang ini karena setan, saya sebenarnya tidak mau, tetapi setan yang mendorong’.


    Inilah hanya mengoper-oper dosa dan tidak menyelesaikannya. Akibat kebenaran diri sendiri adalah tetap telanjang sehingga diusir dari taman Eden (dari takhta ALLAH) menuju bumi dengan suasana kutukan dan kebinasaan. Kita harus berhati-hati terhadap tiga macam dosa ini yaitu:


    • dosa tidak taat,
    • dosa salah tahbisan,
    • kebenaran sendiri. Semoga kita dapat mengerti.


    Waktu manusia berdosa (tiga macam dosa), taman Eden diangkat oleh TUHAN (suasana takhta TUHAN diangkat), sehingga manusia hidup dalam arus duniawi atau sungai dunia yang bersuasanakan kutukan. (Sebelumnya di taman Eden ada arus sungai yang mengalir, itulah arus takhta TUHAN)

Arus dunia yang bersuasana kutukan, antara lain:

  1. Arus materialistis (arus sungai Pison). Dulu di taman Eden ada sungai yang ada emasnya => Ini dulu dalam arti rohani, karena sudah diangkat oleh TUHAN, maka sekarang dalam arti yang jasmani yaitu yang dicari terus menerus adalah emas bukannya melihat emas Firman, emas iman. Contohnya: mencari emas yang di dunia ini atau mas => ‘siapa namanya itu?’ mas ‘A’, tetapi memiliki sepuluh mobil tetapi dia berada diluar TUHAN, tidak peduli lagi. Inilah arus materialistis.

    Kejadian 2: 10-12,
    10. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
    11. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
    12. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.

    Arus materialistis yaitu:


    • arus di dunia yang membuat manusia (hamba TUHAN, anak TUHAN) sibuk untuk mencari kekayaan dunia, sampai lupa mencari TUHAN = sampai tidak setia dan meninggalkan ibadah pelayanan, bahkan sampai meninggalkan TUHAN. Akibatnya adalah gugur dari iman. Inilah arus dunia yang berlawanan dengan arus di takhta TUHAN. Misalnya: lewat pasangannya yang tidak seiman, sehingga mengacaukan kita.


    • atau sebaliknya, beribadah melayani TUHAN, tetapi hanya untuk mencari dan menonjolkan perkara-perkara jasmani. Ini seperti jemaat Laodekia yang hanya menggembar-gemborkan hal yang jasmani.


    Wahyu 3: 15-17,
    15. Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
    16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
    17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

    Ay 17 => ‘Karena engkau berkata: Aku kaya’ => yang digembar-gemborkan adalah kekayaan, berkat dunia dll, tetapi kesucian (kerohaniannya) tidak ada. Soal dosa-dosa, kesucian tidak pernah dibahas.
    aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa’ => secara jasmani memang kaya, tetapi bagaimana dengan kerohaniannya?

    karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang’ => inilah keadaan rohaninya.
    Jika beribadah melayani hanya untuk mencari perkara jasmani tanpa kesucian, akibatnya adalah suam-suam rohani dan akan dimuntahkan oleh TUHAN, sehingga hidupnya menjadi najis dan jijik. Inilah arus materialistis, bahkan sampai menyangkal TUHAN (gugur dari iman).

    Amsal 30: 8, 9,
    8. Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
    9. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

    Ay 9 => ‘Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu’ => jangan menyangkal TUHAN.
    Jadi, ini mengejar kekayaan sampai menyangkal TUHAN (menyangkal iman), akibatnya adalah gugur dari iman dan binasa untuk selamanya. Inilah arus materialistis yang hari-hari ini bekerja. Begitu taman Eden diangkat oleh TUHAN (suasana takhta TUHAN diangkat), maka arus sungai yang tadinya bernilai rohani, sudah berubah menjadi bernilai duniawi.


  2. Arus pemberontakan atau kebrutalan (arus sungai Gihon).
    Kejadian 2: 13, Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.

    Sungai Gihon, mengairi tanah Kush. Apa yang ada di tanah Kush?

    Kejadian 9: 22, 25,
    22. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
    25. berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya."

    Tanah Kush itulah tanah Kanaan, tempatnya Ham. Ham melihat ketelanjangan ayahnya sebab Nuh minum anggur kemudian ia menjadi telanjang, lalu diceritakan = Ham membeberkan ketelanjangan ayahnya. Inilah arus pemberontakan atau kebrutalan, bagaikan arus sungai Gihon yang melewati tanah Kush.

    Pemberontakan itu dimulai dari gosip-gosip yang tidak baik, sampai memuncak kepada pembunuhan. Hati-hati di dalam rumah tangga, jangan menggosipkan ayah, ibu dll, di gereja jangan bergosip. Domba-domba ada beberapa puluh, beberapa ratus, tetapi gembala hanya satu, itulah yang menjadi sumber dari gosip-gosip. Pemberontakan yang memuncak akan sampai kepada pembunuhan (kebencian, fitnah dll), bahkan pembunuhan secara jasmani (penganiayaan dan membunuh secara tubuh), dalam Matius 10 ‘anak menyerahkan orang tuanya dan orang tua menyerahkan anaknya’ . Itulah yang akan terjadi di hari-hari ini.

    Hati-hati terhadap pemberontakan, dimulai dari membeberkan ketelanjangan orang lain, terutama orang yang seharusnya kita hormati:


    • orang tua di rumah,
    • gembala di gereja,
    • Orang Tua Surgawi, itulah TUHAN.


    Yang penting diketahui, pemberontakan itu terjadi berasal dari hati yang tidak damai. Kalau hati sudah tidak damai (hati tidak enak), cepat diselesaikan! Kalau dibiaran, akan terjadi kebrutalan, mulai gosip-gosip, memfitnah, membenci. Ini semestinya terjadi di dunia, tetapi dapat masuk ke dalam rumah tangga Kristen, bahkan di rumah TUHAN, sebab itu kita harus berhati-hati.

    Sementara ada kesempatan bagi kita untuk dapat berdamai satu dengan yang lainnya, mari kita gunakan untuk berdamai yaitu saling mengaku dan saling mengampuni. Yang salah, mengaku, kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi. Yang benar, mengampuni dan melupakannya. Dosa diselesaikan, hati damai sejahtera, berarti ada ketenangan, bisa saling mengasihi, tidak ada pemberontakan lagi. Semoga kita dapat mengerti.

    Nanti satu waktu ada penghukuman TUHAN dalam bentuk kuda merah (kitab Wahyu), itu berarti damai sejahtera sudah diambil. Kalau itu sudah terjadi, sudah tidak dapat berdamai lagi. Hati-hati, kalau sudah materai kedua dibuka (penghukuman kedua dari ALLAH Roh Kudus Yang menimpa bumi ini), kuda merah berjalan dan dia mengambil damai sejahtera (sudah tidak dapat berdamai lagi, yang ada hanyalah pedang penghukuman).

    Wahyu 6: 3, 4,
    3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
    4. Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

    Ay 4 => ‘kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar’ = sampai pedang penghukuman.
    Saat kegerakan kuda merah, maka damai sejahtera di bumi diambil (seperti taman Eden diambil oleh TUHAN). Kalau saat itu kita mau berdamai, tidak akan dapat! Yang ada hanyalah saling membenci, saling membunuh, sampai kebinasaan (‘sebilah pedang yang besar’). TUHAN akan menolong kita semuanya.


  3. Arus peperangan (arus sungai Tigris dan Efrat).
    Semestinya empat sungai dari surga itu indah, tetapi berubah menjadi arus duniawi. Sejak manusia jatuh dalam dosa (tiga macam dosa), lalu manusia diusir ke dunia, maka sungai yang indah menjadi arus dunia (materialistis, pemberontakan, peperangan).

    Kejadian 2: 14, Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.

    Inilah arus peperangan. Kita bandingkan dengan kitab Wahyu.

    Wahyu 9: 14-16,
    14. dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."
    15. Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.
    16. Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka.

    Ay 16 => inilah arus peperangan. Satu laksa = sepuluh ribu tentara. Kalau dua puluh ribu laksa berarti dua puluh ribu dikalikan dengan sepuluh ribu = dua ratus juta tentara. Sekarang kalau perang berapa tentara yang dikirimkan? tidak sampai ratusan ribu. Ini nanti dua ratus juta, perang apa ini? Itulah perang dunia.

    Wahyu 16: 12-14,
    12. Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
    13. Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
    14. Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

    Ay 14 => ‘untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar’ => nanti akan terjadi perang yang besar (perang dunia) dengan tiga senjata ; api, asap, belerang. Senjata api sudah ada sekarang. Senjata asap itu bom. Senjata belerang itu senjata kimia yang sangat dilarang. Inilah yang akan dilancarkan pada perang besar. Jangan lupa, ini juga ditambah dengan roh najis (perang rohani). Katak-katak keluar itulah roh najis. Arus di dunia ini sangatlah dahsyat!

Setelah taman Eden (takhta TUHAN) diangkat oleh TUHAN, karena tiga dosa (tidak taat, salah tahbisan, kebenaran sendiri), maka arus dunia benar-benar dahsyat (arus materialistis, pemberontakan sampai arus peperangan). Akan terjadi peperangan lewat senjata api, asap, belerang ditambah dengan senjata kenajisan yang menghantam hamba TUHAN dan anak-anak TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Dengan adanya tiga macam arus di dunia ini, maka manusia hidup di dunia ini bagaikan minum air anggur asam yang bercampur empedu (pahit getir), hidup dalam suasana kutukan, sampai binasa untuk selama-lamanya. Inilah keadaan manusia! Oleh sebab itu YESUS tampil sebagai Raja diatas segala raja dengan Mata bagaikan nyala api, untuk mengembalikan manusia dari suasana kutukan kepada suasana takhta TUHAN (hidup seperti di taman Eden). Saya berbahagia karena mempelajari empat penampilan YESUS, sebab ini semuanya berguna untuk kita, bukan untuk menakut-nakuti.

Saya dulu mendengarkan cerita, tidak mengetahui sendiri, tetapi saya mengetahuinya dari bpk pdt In Juwono. Kalau bpk pdt van Gessel saya tidak tahu, orang mengatakan => ‘siapa berani memandang matanya?’ Kalau beliau duduk, semua sudah tunduk-tunduk. Kalau bpk pdt In Juwono saja, saya sudah tidak berani. Tetapi Mata TUHAN lebih dahsyat, bagaikan nyala api, ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengangkat (mengembalikan) kita dari suasana kutukan dunia (anggur asam bercampur empedu, pahit getir, susah payah, air mata) menjadi suasana taman Eden (suasana takhta TUHAN).

Ada dua pengertian mata TUHAN bagaikan nyala api:

  1. Mata TUHAN bagaikan nyala api = penyucian dengan nyala api Firman, Roh Kudus dan kasih ALLAH terhadap:


    • tiga macam dosa yang membuat manusia kehilangan suasana takhta TUHAN (tidak taat, salah tahbisan, kebenaran diri sendiri) dan berada dalam suasana kutukan.


    • tiga macam arus dunia (arus materialistis, pemberontakan, peperangan). Jangan berada dalam arus dunia! TUHAN akan menolong kita semuanya. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Mata TUHAN bagaikan nyala api (mengamat-amati kita di dunia ini) = perhatian TUHAN yang besar kepada manusia (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang dalam suasana kutukan (suasana anggur asam bercampur empedu), dengan cara meminum anggur asam di kayu salib, supaya TUHAN bisa mencurahkan anggur baru dari surga (sungai air kehidupan dari takhta surga).

Sungai air kehidupan dari takhta surga, dulu bagaikan sungai Pison, sungai Gihon, sungai Tigris dan sungai Efrat yang masih berada di taman Eden. Tetapi begitu taman Eden diangkat, sekarang ini sungai Tigris yang ada di Timur Tengah sebagai pusat peperangan (disana tidak pernah berhenti perang). Sebelum YESUS mati, Dia menanggung semua kutukan, setelah itu Dia menyerahkan Nyawa-Nya dan mati di kayu salib = TUHAN meminum anggur asam bercampur empedu di kayu salib, untuk mencurahkan anggur baru dari surga (mencurahkan Roh Kudus). Semoga kita dapat mengerti.

Yohanes 19: 28-30,
28. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"
29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
30. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Ay 29 => anggur asam bercampur empedu (tertulis dalam Injil yang lain).

Sekarang ini juga, suasana kutukan (anggur asam) sudah selesai. Perjamuan suci (Kurban Kristus) merupakan bukti bahwa YESUS meminum anggur asam bercampur empedu. Kalau saya dan saudara datang beribadah sekarang ini dalam suasana kutukan (masalah, tidak damai dsb) semuanya sudah selesai! Yang pahit, getir, menakutkan, air mata, suasana apa saja, sudah selesai dan TUHAN menggantinya dengan mencurahkan anggur baru dari takhta surga (sungai air kehidupan dari takhta-Nya). Arus-arus di dunia (sungai materialistis,
pemberontakan, peperangan) semuanya diganti dengan sungai air kehidupan dari takhta TUHAN.

Wahyu 22: 1, Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Mari, sekarang ini biarlah kita menerima anggur baru = sungai air kehidupan. Jangan ikut sungai-sungai yang ada di dunia, sebab sungai di dunia ini dikuasai oleh firaun. Dulu di Mesir, sebelum firaun turun ke sungai, orang lain tidak boleh turun ke sungai. Firaun itu gambaran setan (maaf). Dulu di sungai, firaun membuang kotoran besar dan kotoran kecil, mandi-mandi dan sudah semuanya, setelah itu orang lain boleh turun ke sungai. Semuanya sudah tercemar, itulah sungai di dunia. Arus dunia ini sudah dikuasai oleh setan, tetapi TUHAN sudah menanggung semuanya di kayu salib dan menggantikannya dengan sungai air kehidupan dari takhta yang dikuasai oleh TUHAN (Roh Kudus dicurahkan ditengah-tengah kita). Jika menerima sungai kehidupan dari takhta, maka hidup kita bersuasanakan takhta (kita menjadi takhta-Nya TUHAN), sampai nanti satu waktu kembali ke takhta TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Praktik kita menerima sungai air kehidupan (Roh Kudus) dari takhta TUHAN, antara lain:

  1. Roh Kudus = aliran sungai air kehidupan, artinya sanggup memelihara kehidupan baik secara jasmani maupun secara rohani.
    Roma 8: 13, Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

    Jadi Roh Kudus mematikan perbuatan-perbuatan daging (perbuatan dosa), sehingga kita dapat hidup benar, hidup suci, sampai dengan hidup kekal (kerohanian akan hidup). Kalau mengikuti perbuatan daging, dosa, kerohanian akan mati. Kalau yang rohani hidup, maka yang jasmani juga hidup.

    Roma 8: 11, Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

    Ay 11 => ‘Dan jika Roh Dia’ = Roh Kudus.
    Roh Kudus juga mampu memelihara kehidupan kita secara jasmani. YESUS yang sudah mati secara jasmani, Roh Kudus mampu membangkitkan, apalagi kalau hanya untuk memelihara kehidupan jasmani kita? Roh Kudus pasti mampu memelihara kita. Inilah aliran sungai air kehidupan (Roh Kudus dari takhta TUHAN) yang harus kita terima pada hari ini.

    Perjamuan suci, inilah sumbernya Roh Kudus. YESUS sudah meminum anggur asam, Dia sudah menanggung semua kutukan, untuk memberikan anggur baru (sungai air kehidupan yang mengalir dari takhta TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.


  2. Sungai air kehidupan (Roh Kudus) jernih bagaikan kristal, artinya aliran kesucian.
    Wahyu 22: 1, Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

    Ay 1 => ‘yang jernih’ = putih.
    Jika ada aliran kesucian, maka kita dapat hidup suci = taat dengar-dengaran. Kalau tidak taat berarti tidak suci.

    1 Petrus 1: 22, Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

    Ay 22 => ‘Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran’ => kalau kita taat kepada kebenaran (Firman pengajaran yang benar), maka kita dapat hidup suci dan dapat mengasihi sesama seperti diri sendiri (‘mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas’).

    Jadi, harus suci terlebih dahulu, baru dapat mengasihi. Kalau tidak suci, lalu berkata mengasihi, itu ‘gombal’ (bukan kasih). Apalagi jika kaum muda berkata => ‘kita saling mengasihi’, lalu minta yang najis-najis. Itu bukan kasih, tetapi hanya emosi daging (keinginan daging). Tetapi kalau sudah suci, maka dapat mengasihi satu dengan yang lainnya. Inilah Roh Kudus yang ada di dalam kehidupan kita.


  3. Roh Kudus adalah aliran kasih Allah, artinya Roh Kudus membuat kita kuat dan teguh hati => Roma 5: 5, Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

    Roh Kudus membuat kita kuat dan teguh hati, artinya


    • tidak kecewa,
    • tidak putus asa,
    • tidak meninggalkan TUHAN dalam menghadapi apapun juga, tetapi tetap percaya berharap kepada TUHAN, tetap setia berkobar-kobar melayani TUHAN.


    Kalau sudah kuat dan teguh hati, maka mujizat akan terjadi. Aliran kasih ALLAH akan mengadakan mujizat dalam kehidupan kita:


    • mujizat secara rohani (mujizat terbesar).
      Zefanya 3: 17, TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

      Kasih ALLAH sanggup membaharui kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, yaitu taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi (kita kembali kepada ketaatan). Takhta TUHAN = ketaatan. Jika kita taat sampai daging tak bersuara lagi, itulah manusia rohani (manusia takhta). Seperti YESUS taat sampai mati di kayu salib, maka TUHAN mengaruniakan Nama diatas segala nama, sehingga YESUS ditinggikan dari segala-galanya (ditinggikan sampai di takhta).

      Mari, sekarang ini kita kembali kepada ketaatan, kesucian dan kebenaran. Roh Kudus merupakan aliran sungai kehidupan yang memberikan kehidupan, sehingga kita dapat hidup benar, sampai hidup kekal, bahkan hidup jasmani juga dijamin oleh TUHAN. Roh Kudus jernih seperti kristal, itulah aliran kesucian. Biarlah kita taat kepada Firman dan disucikan, sehingga kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan (bisa saling mengasihi satu dengan yang lain).

      Roh Kudus adalah aliran kasih ALAH yang membuat kita:


      1. kuat dan teguh hati,
      2. tidak mundur,
      3. tidak putus asa,
      4. tidak kecewa apapun yang terjadi,
      5. tetap percaya berharap kepada TUHAN,
      6. tetap setia berkobar-kobar melayani TUHAN. Kalau sudah kuat dan teguh hati, maka terjadi mujizat.


      Kalau YESUS taat sampai mati di kayu salib. Kita taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi, itulah takhta TUHAN. Taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi, contohnya: Abraham taat kepada TUHAN untuk menyembelih anaknya. Kalau dagingnya masih bersuara, Abraham tidak akan mau untuk menyembelih anaknya => ‘itu bodoh sekali, gila, masa anak disembelih’ Tetapi karena Abraham taat sampai daging tidak bersuara, dia rela menyembelih anaknya. Setelah itu, Abraham bersuasana takhta, begitu mau disembelih, lalu Abraham mendengar suara TUHAN => ‘jangan Abraham, disitu ada domba’ Itulah suasana takhta surga, yaitu dari tidak ada menjadi ada.


    • Kalau sudah taat sampai daging tidak bersuara (terjadi mujizat rohani), maka mujizat jasmani juga terjadi.
      Contohnya:


      1. Tadi seperti Abraham yang taat kepada TUHAN untuk menyembelih anaknya dan terjadi mujizat => dari tidak ada menjadi ada. Contoh lainnya: saat kuliah atau sekolah, yang lain menyontek, tetapi kita taat sampai daging tak bersuara => ‘sekalipun tidak dapat mengerjakan, aku tidak mau menyontek, terserah TUHAN, tidak lulus sendiri, tidak apa-apa’ Nanti TUHAN lah yang akan bekerja, dari tidak ada menjadi ada.


      2. Petrus semalam-malaman mengangkap ikan, dengan kepandaiannya, tetapi gagal. Lalu siang hari TUHAN datang dan memberi perintah => ‘tebarkanlah jalamu’ Kalau memakai logika => ‘tidak bisa ini, masa menebarkan jalan siang hari, di tepi pantai lagi’ Karena Petrus taat sampai daging tak bersuara, maka ada takhta TUHAN:


        1. dari tidak ada ikan, menjadi banyak ikan,
        2. dari gagal menjadi berhasil,
        3. dari buruk menjadi indah.
        4. masalah yang mustahil, menjadi tidak mustahil (tambahan).

Mari, kita mendekat ke takhta TUHAN. Biar sorot Mata TUHAN, menyoroti mata kita masing-masing untuk menyucikan kita dari dosa-dosa (tidak taat, salah tahbisan, kebenaran sendiri) yang membuat kita terusir dari takhta TUHAN dan dari arus-arus di dunia ini. Hindari arus pergaulan yang tidak baik dan kita mendekat kepada takhta TUHAN. Ingatlah!! perhatian TUHAN masih ada. Suasana dunia yang pahit getir sudah diminum oleh TUHAN dan TUHAN berkata => ‘sudah selesai’

Taat sampai daging tak bersuara, dalam tabernakel itu menunjuk tirai terobek dan kita masuk dalam ruangan maha suci (suasana takhta). Waktu YESUS taat sampai mati di kayu salib, saat itu tirai terobek dan Dia berada dalam suasana ruangan maha suci (takhta TUHAN). Kalau sudah taat, maka mujizat jasmani juga terjadi. Tidak perlu merasa takut, ini sudah dibuktikan oleh Abraham yang taat kepada TUHAN untuk menyembelih anaknya (dari tidak ada domba menjadi ada domba) dan Petrus yang taat untuk menebarkan jalanya. Biarpun, Petrus dianggap orang bodoh => ‘Petrus, stress, sudah gila. Masa nelayan siang-siang menerbarkan jala di tepi pantai’ Biarkan saja, yang penting adalah seturut dengan Firman, maka kita akan merasakan suasana takhta.

Sementara nanti yang menghina kita, tetap berada dalam suasana kutukan, air mata, tetapi kita mengalami suasana takhta ; dari tidak ada menjadi ada, dari gagal menjadi berhasil, buruk menjadi indah pada waktu-Nya, air mata dihapuskan oleh TUHAN. Mujizat rohani dan jasmani akan terjadi, sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia:

  • kita terangkat di awan-awan dan masuk perjamuan kawin Anak Domba.
  • kita kembali ke Firdaus = kerajaan seribu tahun damai = suasana takhta TUHAN.
  • sampai nanti, kita duduk di takhta kerajaan surga (Yerusalem Baru) bersama dengan Dia untuk selamanya.

Manusia ini sebenarnya sudah berada di takhta, tetapi karena dosa-dosa, maka manusia dibuang ke dunia. Setelah di dunia, manusia terkena arus duniawi sampai merasakan pahitnya empedu (baik kaya, miskin mengalami letih lesu, beban berat, banyak air mata dsb). Sorot mata TUHAN yang bagaikan nyala api sedang memperhatikan kita dari takhta-Nya, untuk apa? untuk menyucikan kita (buanglah dosa dan buang arus aliran dunia), supaya ada aliran sungai kehidupan (aliran Roh Kudus) dalam kehidupan kita dan mujizat terjadi, (masalah yang mustahil menjadi tidak mustahil). Semuanya ‘sudah selesai’

Kita tinggal menunggu waktu-Nya TUHAN. Mari semuanya bersuasanakan suasana takhta TUHAN sehingga ada aliran air kehidupan. Matikan perbuatan daging, hidup benar, hidup kekal dan yang jasmani mulai dipelihara oleh TUHAN. “Tadi, saya berbahagia juga. Ada seseorang yang sangat berat hidupnya karena melakukan kesalahan (salah dalam perpuluhan, tidak taat perpuluhannya, salah dalam tahbisan, tinggalkan pelayanan). Tetapi dengan adanya Firman (lewat kekuatan Firman), dia memperbaikinya dan saya akan terus berdoa. “Orang tersebut mengatakan => ‘oom, saya mau kembali’, saya menjawab => baik’. Saya merasa berbahagia, sebab orang ini sudah hancur-hancuran, tidak dapat berbuat apa-apa dan harus kuat teguh hati, sampai mujizat terjadi”.

Mari kembali ke takhta TUHAN, kembali kepada Roh Kudus. Aliran Roh Kudus akan mengadakan mujizat ditengah-tengah kita. Nomor satu adalah kuat dan teguh hati. Terutama mujizat yang rohani itulah taat dengar-dengaran. Kalau sudah taat sampai daging tak bersuara, mujizat yang jasmani sudah tinggal mengikuti (dari tidak ada menjadi ada, gagal jadi berhasil, sedih jadi senang, air mata dihapuskan) sampai semuanya ‘sudah selesai’ pada waktu-Nya, sampai sempurna seperti Dia. Jika YESUS datang ‘sudah selesai’, kita menjadi sempurna seperti Dia dan kita terangkat bersama Dia selama-lamanya.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 28 Oktober 2015 (Rabu Sore)
    ... tetapi harus tergembala pada firman pengajaran yang benar. Di mana ada pengajaran di situlah kita HARUS tergembala sebab kehidupan yang tergembala pada firman pengajaran yang benar bagaikan carang melekat pada pokok anggur yang benar. Kalau tidak ada pengajaran jangan coba-coba untuk tergembala Sebab akan ada pokok anggur yang lain. Tergembala dengan baik dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 April 2010 (Senin Sore)
    ... untuk anak-anak kecil. Dan ini disebut juga dengan kabar baik air sejuk bagi orang yang dahaga di padang gurun . Firman penginjilan adalah Firman yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia untuk mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Prosesnya percaya Yesus. Bertobat berhenti berbuat dosa dan ...
  • Ibadah Doa Malang, 29 Mei 2012 (Selasa Sore)
    ... menolak percikan darah sengsara bersama Yesus sehingga menjual Yesus dengan keping perak. Keluaran Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu. Tiga puluh keping perak adalah harga lembu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 15 Oktober 2014 (Rabu Sore)
    ... kita tidak salah tetapi kita bisa mengerti dan memilki sikap yang benar yaitu setia. Seringkali kita tidak setia kepada Tuhan saat mengalami penderitaan bersama Tuhan. Tuhan ijinkan kita mengalami penderitaan bukan karena Tuhan bermaksud negatif kepada kita tetapi supaya kita bisa tersungkur di bawah kaki Tuhan. Tersungkur kita mengaku tidak berdaya tidak bisa ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 26 Maret 2023 (Minggu Siang)
    ... satu tenunan saja. Yang pertama pakaian Yesus yang dirobek menjadi empat bagian pakaian kebenaran keselamatan--pakaian pengampunan. Empat bagian menunjuk pada empat penjuru bumi. Jadi pakaian pengampunan adalah Tidak dibatasi oleh jarak. Seluruh dunia bisa menerimanya. Tinggal mau atau tidak. Tidak dibatasi dengan jenis dosa apapun. Semua dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan minum ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Oktober 2019 (Rabu Sore)
    ... tidak kuat sehingga menjadi kuda liar apalagi bangsa kafir. Praktik sehari-hari kuda liar Yesaya . Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan yang mengandalkan kuda-kuda yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus Allah Israel dan tidak ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 18 Februari 2010 (Kamis Tengah Malam)
    ... perkataan kesaksian itu mengalahkan setan. Wahyu - kalau kesaksian kita benar maka orang yang mendengar akan diselamatkan. Sebaliknya kalau tidak mau bersaksi maka hutang darah kepada orang lain kemenangannya atas setan tidak berlanjut bahkan bisa mengalami kekalahan dari setan menjadi pendakwa seperti setan hanya menyalahkan orang lain. Markus - tanda kesaksian yang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 26 November 2008 (Rabu Sore)
    ... salib. Filipi - Seteru salib yaitu ibadah mengikut Tuhan hanya untuk mencari perkara-perkara daging dengan menghalalkan segala cara. Dan ini akan mengakibatkan kebinasaan tidak akan mengalami kemuliaan kekal. Salah satu bentuk memikul salib adalah doa puasa. Praktik memikul salib Petrus - - sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 13 Juni 2013 (Kamis Sore)
    ... burung di udara sama dengan naga merah di udara. Wahyu Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit dan lihatlah seekor naga merah padam yang besar berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Efesus Kamu hidup di dalamnya karena kamu mengikuti jalan dunia ini karena kamu ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 23 Oktober 2019 (Rabu Sore)
    ... pada yang telah kami beritakan atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 'kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus' gt kesetiaan pada Yesus di sini bicara soal pengajaran ayat . Hawa disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.