Kita
masih mempelajari kitab Wahyu 1: 14
Wahyu
1: 14,
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan
mata-Nya bagaikan nyala api.
Ini
penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan
sebagai Raja diatas segala raja, yang
ditandai dengan dua tanda Kepala dan
rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih mentah
dan mata-Nya
bagaikan nyala api.
Kita
masih berada pada tanda yang pertama ‘
rambut-Nya
putih bagaikan bulu yang putih metah’
Amsal
16: 31,
Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan
kebenaran.
Rambut
putih artinya mahkota
yang indah/mahkota kemuliaan/mahkota kebenaran, yang didapat pada
jalan kebenaran. Kita boleh berusaha apa saja,
tetapi lebih dari itu
kita harus berusaha untuk menjadi orang benar atau hidup benar mulai
dari dalam kandungan sampai masa putih rambut (masa tua), bahkan
sampai garis akhir (meninggal dunia atau TUHAN YESUS datang yang ke
dua kali), supaya:
- Kita
menerima mahkota keindahan/mahkota kebenaran/mahkota kemuliaan,
sehingga kita bisa duduk bersanding dengan YESUS di takhta kerajaan
surga untuk selamanya. Ini untuk masa yang akan datang.
- Yakobus
5: 16-18,
16.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
17.
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah
bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun
tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
18.
Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun
mengeluarkan buahnya.
‘Doa
orang benar sangat besar kuasanya’
= doa
orang benar dijawab oleh TUHAN.
Ini
untuk masa sekarang. Contohnya: Elia berdoa untuk menghadapi
nabi-nabi baal dan untuk menghadapi kekeringan selama tiga
setengah
tahun.
Syarat
doa orang benar adalah
- Yakobus
5: 16,
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Syarat
pertama:
saling
mengaku dan saling mengampuni
=
memperbaiki
medzbah yang runtuh.
Kita
banyak berdoa, tetapi doa kita tidak dijawab-jawab, ini karena
medzbah masih runtuh. Dengan adanya dosa inilah yang membuat medzbah
runtuh.
1
Raja-Raja 18: 30,
Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat
kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu
ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
Medzbah
runtuh artinya:
- kita
terpisah dari TUHAN, sehingga
- TUHAN
tidak dapat
mendengar doa kita (tidak bisa menjawab doa)
- dan
TUHAN tidak dapat
mengulurkan Tangan
untuk menolong kita (Yes
59).
Mari,
kita saling mengaku dan saling mengampuni!
Saling
mengaku artinya
mengaku dosa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN dan kepada sesama,
jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau salah, harus mengaku
dosa!
Saling
mengampuni artinya
mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Kalau kita menyimpan
dosa sendiri, ini rugi, sebab medzbah runtuh dan doa kita kering
(tidak dapat
berdoa). Demikian juga jika kita menyimpan dosa orang lain (dendam),
orang lain yang berbuat dosa dan kita yang menanggung, ini sangat
rugi, sebab doa kering dan doa tidak dijawab oleh TUHAN.
Jika
kita saling mengaku dan saling mengampuni, maka darah YESUS
menghapus dosa-dosa kita, sehingga:
- kita
dibenarkan oleh TUHAN dan kita hidup dalam kebenaran.
Inilah yang disebut doa orang benar! Syaratnya yaitu dosa-dosa
diselesaikan dan kita dibenarkan terlebih
dahulu
(medzbah yang runtuh diperbaiki terlebih dahulu). Jika Darah
YESUS sudah menghapus dosa, kita dibenarkan dan hidup dalam
kebenaran, inilah medzbah yang runtuh sudah diperbaiki (medzbah
sudah siap untuk dipakai).
- kita
hidup dalam damai sejahtera (kita merasakan damai sejahtera).
Kalau sudah merasakan damai sejahtera, kita tidak hanya dapat
berdoa, tetapi juga bisa saling (mendoakan orang lain). Tidak ada
dosa itu berarti damai sejahtera. Contohnya saling mendoakan: Suami
mendoakan istri dan sebaliknya, orang tua mendoakan anak dan
sebaliknya, satu jemaat bisa saling mendoakan dengan damai
sejahtera.
Rugi
sekali jika menyimpan dosa sendiri dan menyimpan dosa orang lain,
apalagi didalam nikah rumah tangga. Saya pernah bercerita antara
suami istri tidak saling mengampuni, waktu itu saya belum mengikuti
sekolah
alkitab,
hanya
tinggal di gereja saja, pengerja sudah begini-begini, mereka tetap
tidak mau saling mengampuni, untuk bertemu saja tidak mau. Saya
hanya
mengatakan
=> ‘kalau
bapak
di neraka dan ibu
di surga, apakah
bapak
merasa
senang?
Kalau ibu
di neraka, sedangkan bapak
di surga, apakah
ini
hebat?
Akhirnya mereka berdua menangis. Untuk
apa
di
dalam
satu keluarga seperti ini. Begitu juga antara anak-orang tua,
kakak-adik, mari saling mengaku dan mengampuni. Tidak ada gunanya
jika kita menyimpan dosa sendiri ataupun menyimpan dosa orang lain,
malah medzbah runtuh, tidak ada gunanya, doa kering, dan binasa.
Mari kita saling mengaku dan saling mengampuni, sehingga
semuanya selesai!
Inilah medzbah diperbaiki dan kita bisa saling mendoakan.
- Yakobus
5: 16,
17,
16.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
17.
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah
bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun
tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
Syarat
kedua:
kita
berdoa dengan yakin dan sungguh-sungguh (doa dinaikkan dengan
keyakinan dan sungguh-sungguh).
Yakin
artinya
percaya = iman. Proses supaya kita
dapat
yakin atau percaya? kita mendengarkan Firman ALLAH
dengan sungguh-sungguh, sampai kita dapat
mengerti Firman ALLAH
dan percaya =
yakin kepada Firman, sehingga Firman ALLAH
menjadi iman didalam hati dan kita dibenarkan (diselamatkan).
Keyakinan itu berasal dari Firman (janji TUHAN) = kita yakin kepada
janji TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
1
Raja-Raja 18: 41,
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan
minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
Ay
41 => padahal tidak ada apa-apa, tetapi yakin kepada janji TUHAN
(janji TUHAN waktu itu adalah kalau Elia berdoa, TUHAN akan
menurunkan hujan). Kalau cerita ini dilanjutkan, yang ikut Elia
(bujangnya Elia), saat disuruh melihat, tetapi tidak ada apa-apa.
Tetapi Elia mengatakan
kepada bujangnya => ‘makan minum, pergi sana, sebab bunyi derau
hujan sudah terdengar’ Inilah iman atau keyakinan kepada janji
TUHAN. Iman ini penting dalam berdoa.
Dalam 1 Raja-Raja 18:
41, artinya disini: ‘belum ada tanda apa-apa, tetapi merasa sudah
hujan’ = yakin bahwa TUHAN sanggup menolong kita dan melakukan
segala sesuatu. Kita harus yakin, TUHAN sanggup menggenapi
janji-Nya. Seperti Abraham, usianya semakin tua, istrinya mandul
(mati haid/ menopause), tetapi iman Abraham tidak bertambah lemah,
Abraham tambah yakin terhadap janji TUHAN. Inilah doa dengan
keyakinan (iman). Keyakinan atau iman ini berasal dari mendengarkan
Firman. Darimana Abraham tahu bahwa sewaktu-waktu ia akan memiliki
anak? dari janji TUHAN (Firman ALLAH).
Dalam doa, peganglah janji TUHAN dan jangan ragu-ragu. Semoga kita
mengerti.
Sungguh-sungguh
artinya
tekun.
1
Raja-Raja 18: 42-45,
42.
Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak
gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara
kedua lututnya.
43.
Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas,
lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan
berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah
sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
44.
Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil
sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia:
"Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah,
jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
45.
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu
turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke
Yizreel.
Ay
43 => ‘Bujang
itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa."
=> jangankan hujan, awan sedikitpun tidak ada.
‘Demikianlah
sampai tujuh kali’
=> angka tujuh itu sempurna. contohnya: baru ikut doa malam satu
kali => ‘wah doa tidak dijawab’, lalu ikut doa puasa =>
‘wah doa tidak dijawab, percuma saja’ Jangan seperti itu! Sebab
inilah ujian
iman dan ujian
ketekunan.
Ay 44 => ‘"Wah,
awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut."
=> bayangkan, sudah ditunggu sekian lama, cuma ada awan setelapak
tangan.
Jika
doa belum dijawab oleh TUHAN, ini merupakan:
- Ujian
iman, dimana kita tidak boleh bimbang sedikitpun, kepada:
- pengajaran
yang benar (janji TUHAN).
Seperti Abraham sudah berusia hampir 100 tahun, malah istrinya
sudah mati haid. Kalau bimbang, maka
nanti
dapat
menyembah Baal
(orang bimbang itu seperti menyembah Baal).
Pengajaran yang benar tidak boleh diubah-ubah. Misalnya: ‘karena
taat kepada pengajaran yang benar, tetapi
tidak mendapat pertolongan dari TUHAN’ dan
akhirnya
diubah ajarannya ‘yang tidak boleh menjadi boleh’ Kita jangan
seperti itu! Seringkali kita bimbang terhadap pengajaran yang
benar.
- kuasa
TUHAN.
Kalau bimbang terhadap kuasa TUHAN, mulai mencari cara-cara lain,
bahkan pergi ke dukun. Inilah yang salah (sama dengan menyembah
Baal). Bimbang itu = bercabang hati dan inilah yang akan
meruntuhkan
medzbah.
1
Raja-Raja 18: 20,
21,
20.
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi
itu ke gunung Karmel.
21.
Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa
lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu
Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi
rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
Tidak
boleh bimbang dan harus memilih.
Dan Elia
berkata,
pilihlah! Kalau mau mengikut TUHAN, silahkan atau kalau mengikut
Baal,
silahkan. Jadi kita yang memilih, bukan dipecat. Tidak ada istilah
‘dipecat’ => ‘siapa saya yang
mau
pecat-pecat orang’. Ini sama halnya dengan: kalau mau mengikut
pengajaran silahkan, atau kalau mau ikut ajaran lain, silahkan!
Jangan memilih dua-duanya! Kalau memilih dua-duanya (bimbang) ini
merusak dan medzbah akan runtuh.
Ingat baik-baik, kalau
bimbang = bercabang hati = menyembah Baal,
medzbah runtuh. Dari kitab
Kejadian, Hawa mendengar suara TUHAN sekian lama, lalu mendengar
suara lain, inilah bimbang, akhirnya runtuh. Pilihlah salah satu
yang benar. Semoga kita dapat
mengerti.
- Ujian
ketekunan.
Kita
harus tekun dalam doa. Tekun
adalah
sesuatu yang dilakukan terus menerus dan tidak bisa dihalangi oleh
apapun. Semoga kita dapat
mengerti.
Contohnya:
saya sudah berdoa sekian lama, tetapi belum dijawab. Kita harus
terus bertekun, justru saat-saat seperti ini merupakan saatnya
TUHAN menolong. Kalau lulus dalam ujian iman (tetap menjaga iman)
dan lulus ujian ketekunan (tetap menjaga ketekunan), maka TUHAN
yang menilai => ‘imannya tetap, sekalipun semuanya sudah habis
dan tetap bertekun’ dan TUHAN memberikan hasil. Hasilnya
adalah
‘dari tidak ada apa-apa menjadi ada’ artinya
TUHAN memberikan tanda awan setapak tangan. Seringkali hasilnya ini
tidak memuaskan => ‘cuma awan setapak tangan’ Jangan melihat
tandanya, yang penting adalah ‘dari tidak ada menjadi ada’ Itu
sudah luar biasa!
Tanda awan setapak tangan ini kecil,
padahal yang dibutuhkan adalah hujan.
Kita sering meremehkan. Contohnya: kita mencari pekerjaan dan TUHAN
sudah memberikan pekerjaan, tetapi gajinya sekian seperti ‘lima
roti, dua ikan’, apa artinya ini? sedangkan yang mau makan 5000
orang. Kalau ini berada di
dalam Tangan
TUHAN,
semuanya pasti bisa makan, inilah yang seringkali kita lupa dan
kita hanya
melihat jumlahnya => ‘awan besar, ini bagus, luar biasa, kalau
awan setapak tangan, aduh bagaimana?’
Dari tidak ada
menjadi ada, ini merupakan kemurahan TUHAN. Tanda awan setapak
tangan, berarti ada kemurahan Tangan
TUHAN. Sekalipun TUHAN memberikan tanda setapak tangan = sekalipun
hanya kecil dan tidak berarti, tetapi dibaliknya ada Tangan
kemurahan TUHAN yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya. Kalau
sudah ada tanda apa saja dari TUHAN, kita jangan berputus asa =>
‘sudah ditunggu sekian lama, tetapi
hanya
sekian’ Memang secara manusia ini kecil (ada awan kecil,
sedangkan yang dibutuhkan hujan lebat). Mungkin gaji kita kecil,
penghasilan masih kecil, biarkan saja, tetapi yakinlah di
balik
perkara kecil (sesuatu yang tak berarti) ada Tangan
kemurahan TUHAN yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya. Mari
kita bersemangat dan TUHAN lah yang akan menolong kita. Rencana
kita begini, tahu-tahu dibelokkan oleh
TUHAN,
kita
ikuti
saja, yang penting kita tekun dan percaya kepada TUHAN, sebab ada
Tangan
kemurahan TUHAN yang besar (tangan berlubang paku yang sedang
menggenapi janji-Nya atas kehidupan kita).
Kita hanya
tinggal menunggu waktu TUHAN saja. Dari tidak ada menjadi ada, ini
sudah luar biasa. Kalau dari kecil menjadi besar, pasti bisa
terjadi. Kalau dari tidak ada bisa menjadi ada
=> bisa
terjadi, apalagi kalau hanya
dari kecil menjadi besar? Ini pasti bisa terjadi (orang di dunia
ini saja bisa), tetapi kalau dari tidak ada menjadi ada, hanya
TUHAN lah yang bisa. Mata jasmani mungkin masih melihat yang
kecil-kecil, tetapi mata iman harus melihat bahwa ada Tangan
kemurahan yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya atas
kehidupan kita. Dia tidak pernah menipu kita. Semoga kita dapat
mengerti.
- 1
Raja-Raja 18: 36-40,
36.
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi
Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel,
pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di
tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas
firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
37.
Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui,
bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati
mereka tobat kembali."
38.
Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api,
batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis
dijilatnya.
39.
Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta
berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
40.
Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu,
seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap,
Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di
sana.
Syarat
ketiga:
menyerukan
Nama
TUHAN.
Kalau
hati kita sudah damai,
maka
kita dapat
berdoa, kita sudah yakin dan sungguh-sungguh, kita tinggal
menyerukan nama TUHAN. Biar Tangan
TUHAN diulurkan sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Pilih
salah satu, baal atau TUHAN! Malam ini mari menyerukan nama TUHAN
(TUHAN,
Dialah Allah!")
dan jangan ada yang lain. Ingat pada pelajaran di perahu, perahu
Petrus hampir tenggelam karena dihantam gelombang, pilih sebelas
murid atau pilih Satu
TUHAN saja? jawabannya, pilih Satu
TUHAN saja. Kalau ditambahkan, pilih 1000 orang atau satu TUHAN?
pilihlah satu TUHAN saja => ‘biarpun ada 1000 orang yang
berjanji, lebih baik pilih satu TUHAN’. Jangan bimbang dan jangan
mendua, pilihlah TUHAN saja! Mari, sekarang
ini kita menyeru nama TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
1
Raja-Raja 18: 45,
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu
turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke
Yizreel.
Jika menyeru
nama TUHAN, hasilnya adalah hujan lebat
turun.
Selama ini sudah tiga
setengah tahun tidak hujan, lalu
hujan lebat turun, artinya:
- Tangan
kemurahan TUHAN mampu memelihara kehidupan kita di padang gurun
dunia yang kering (yang sulit), sampai pada zaman antikris berkuasa
di bumi selama tiga
setengah
tahun,
kita akan disingkirkan ke padang
belantara selama tiga
setengah tahun dan kita dipelihara
secara langsung oleh TUHAN. Zaman antikrist
merupakan masa yang paling kering, kita
tidak dapat
bergantung pada apa-apa
lagi, kecuali yang menyembah antikrist.
Itulah
Tangan
kemurahan TUHAN, yang bukan hanya dapat
memelihara pada zaman sekarang ini, tetapi sampai pada zaman
antikrist.
Jangan takut kalau hanya ada
tanda awan yang kecil, jika kita tetap yakin dan bertekun, serta
hanya menyerukan nama TUHAN (bukan yang lain), maka satu waktu
Tangan
kemurahan TUHAN akan membuktikan bahwa TUHAN mampu memelihara kita
di padang gurun dunia yang sulit, sampai pada zaman antikrist
yang mustahil. Semoga kita dapat
mengerti.
- Yakobus
5: 18,
Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun
mengeluarkan buahnya.
Ay
18 => ‘bumipun
mengeluarkan buahnya’
=> sebelum berbuah, ada bunga yang tumbuh terlebih dahulu. Jadi,
berbunga dan berbuah.
Arti kedua:
Setelah hujan
turun, mengakibatkan tumbuhan:
- Berbunga.
Tangan
kemurahan TUHAN mampu menjadikan kita berbunga,
artinya Tangan
kemurahan TUHAN memberikan jabatan pelayanan dan karunia-karunia
Roh Kudus, sehingga kita di
pakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (dipakai untuk bersaksi dan memberitakan
Kabar
Mempelai
atau pengajaran yang benar). Waktu berbunga, itulah saat tanaman
menjadi indah, bahkan dari jauh sudah kelihatan indah sekali.
Waktu kami ke Toraja, saat itu mungkin musim pohon mangga
berbunga, nampak jauh di sana (di gunung) sudah kelihatan bagus.
Itulah waktu-waktu yang paling indah. Sekarang
ini, jika saudara mau melayani (bagi
yang belum melayani), akan ada saat-saat berbunga.
Menerima
jabatan dan karunia Roh Kudus ini lewat penumpangan tangan seorang
gembala, sebab itu pada ibadah malam ini ada penumpangan tangan.
Sebenarnya TUHAN lah yang memberikan jabatan pelayanan dan karunia
Roh Kudus, sehingga kita bisa dipakai, tetapi lewat penumpangan
tangan seorang gembala.
1
Timotius 4: 14,
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang
telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan
sidang penatua.
Ay 14
=> ‘yang
telah diberikan kepadamu oleh nubuat’
=> pemberitaan Firman TUHAN.
‘dengan
penumpangan tangan sidang penatua’
=> penumpangan tangan dari
seorang
gembala.
Jadi, kita menerima
jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, lewat penumpangan tangan
seorang gembala. Jika sudah menerima jabatan pelayanan dan karunia
Roh Kudus =
sedang berbunga dan hidup kita paling indah. Melayani TUHAN itu
bukan disiksa. Saya sudah beberapa kali bersaksi, (maaf) banyak
orang membayangkan, kalau saya berangkat dari Malang ke Surabaya,
hamba-hamba TUHAN lainnya berkata => ‘wuh kasihan’ padahal
saya senang, sebab ini masa berbunga dan paling indah (bukan
disiksa). Demikian juga saudara, saudara dari bekerja, pulang
kuliah, lalu beribadah melayani, ini bukan disiksa, tetapi
dijadikan indah.
Jika sudah menerima jabatan pelayanan dan
karunia Roh Kudus (sudah berbunga), sebagai apa saja (gembala,
pemain musik, penyanyi dsb), jangan lalai. Ini yang harus dijaga!
Yang belum menerima jabatan pelayanan, berdoa => ‘TUHAN,
kapan saya berbunga, tolonglah TUHAN, hujani dengan karunia dan
kemurahan Mu, supaya saya bisa tergairah untuk melayani’ Masih
diberikan kesempatan lagi untuk melayani (nanti akan ada penataran
calon imam-imam lagi), supaya semuanya berbunga. Kita jangan
terlambat untuk melayani. Kalau TUHAN datang kembali, kita sudah
harus berbuah. Kalau TUHAN datang kembali, kita baru berbunga
?’saya mau melayani’, ini percuma saja (sudah terlambat).
Sekarang ini, mari berbunga dan hidup kita menjadi indah.
Mengapa
kita harus menunda sesuatu yang indah? Misalnya: ada sesuatu yang
indah, lalu berkata => ‘nanti-nanti sajalah’, ini kita
rugi. Saat sekaranglah yang indah, harus kita raih. Lalai
artinya tidak setia bahkan meninggalkan
karunia dan jabatan pelayanan. Jika sudah menerima jabatan
pelayanan, lalu lalai, akibatnya: bunganya gugur dan hilang
keindahannya, bahkan hilang keindahan sampai seperti Yudas
(menjadi jelek sekali). Yudas sampai robek perutnya, tidak ada
keindahan sama sekali, hancur dan binasa. Yang belum berbunga,
mari berdoa. Yang sudah berbunga, pertahankan keindahan, jangan
sampai rontok. Semoga kita
dapat mengerti.
- Sesudah
berbunga, kalau hujan turun, maka berbuah.
Berbuah = berubah;
Tangan
kemurahan TUHAN sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita dari
manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS
(mujizat terbesar, mujizat rohani),
yaitu menghasilkan buah-buah Roh (sembilan
buah-buah Roh). Inilah buah yang manis.
Tadi berbunga, bunga yang indah (melayani itu indah), nanti kalau
sudah berbuah, hidup ini menjadi manis. Sudah indah ditambah
dengan manis, inilah bukti TUHAN tidak menyiksa. Kalau TUHAN
menyiksa, Dia tidak perlu mati di kayu salib, turun kebagian bumi
paling bawah untuk memberikan jabatan pelayanan kepada kita.
Tetapi karena Dia tahu, Dia rela hancur supaya kita menjadi indah,
Dia memberikan jabatan pelayanan supaya kita berbunga dan berbuah
manis. Bpk pdt van
Gessel mengatakan => ‘kalau melayani TUHAN selama tiga
puluh tahun, sudah mulai memetik
buah-buah yang manis’ Mari bertahan, apalagi sampai dengan TUHAN
datang, kita akan manis terus.
Galatia
5: 22,
23,
22.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23.
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.
Ay 22-23
=> inilah 9 buah Roh.
Waktu
YESUS menghadapi pohon ara, Dia hanya butuh satu buah saja untuk
menghilangkan rasa laparnya, tetapi tidak ada (kering). Mungkin
sekarang ini, belum ada Sembilan,
tetapi hanya satu saja yang ditunggu oleh TUHAN. Satu buah saja, itu
mujizat. Misanya: buah setia. Kalau ada satu buah,
kita harus mempertahankan, nanti akan semakin bertambah terus.
Kalau ada buah dari sembilan buah Roh, maka
hidup kita sudah manis. Jika sudah ada buah Roh, maka
mujizat
jasmani juga terjadi, yaitu
- Yang
mustahil menjadi tidak mustahil,
- Yang
tidak ada menjadi ada.
TUHAN
sanggup mengadakan mujizat yang jasmani. Berbuah itu bagaikan hidup
kita dalam mujizat. Berbunga itu indah, berbuah itu hidup dalam
kemanisan (hidup dalam mujizat TUHAN). Sampai jika YESUS datang
kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia,
buah yang terbesar, yaitu buah Mempelai
Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS
ke dua kali di awan-awan. Kejarlah rambut putih, sejak dalam
kandungan, masa anak-anak, ramaja muda, sampai masa tua kita, bahkan
sampai garis akhir.
Biarlah
kita hidup benar sehingga kita menjadi
orang benar, supaya mendapatkan mahkota kebenaran dan doa orang benar
dijawab oleh TUHAN.
Syaratnya?
- saling
mengaku dan saling mengampuni,
- iman/keyakinan
(jangan bimbang) dan
- kesungguh-sungguhan
(ketekunan),
- menyeru
nama YESUS, supaya ada Tangan
kemurahan TUHAN diulurkan (hujan turun di bumi):
- kita
dipelihara oleh TUHAN, sehingga
kita
- berbunga
indah,
- berbuah
manis dihadapan TUHAN sampai kita
menjadi sempurna seperti Dia
dan mujizat
akan terjadi.
TUHAN
memberkati kita semuanya.
1