Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih mempelajari kitab Wahyu 1: 14
Wahyu 1: 14, Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Ini penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja, yang ditandai dengan dua tanda Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih mentah dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Kita masih berada pada tanda yang pertama ‘rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah’

Amsal 16: 31, Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.

Rambut putih artinya mahkota yang indah/mahkota kemuliaan/mahkota kebenaran, yang didapat pada jalan kebenaran. Kita boleh berusaha apa saja, tetapi lebih dari itu kita harus berusaha untuk menjadi orang benar atau hidup benar mulai dari dalam kandungan sampai masa putih rambut (masa tua), bahkan sampai garis akhir (meninggal dunia atau TUHAN YESUS datang yang ke dua kali), supaya:

  1. Kita menerima mahkota keindahan/mahkota kebenaran/mahkota kemuliaan, sehingga kita bisa duduk bersanding dengan YESUS di takhta kerajaan surga untuk selamanya. Ini untuk masa yang akan datang.


  2. Yakobus 5: 16-18,
    16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
    17. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
    18. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

    Doa orang benar sangat besar kuasanya = doa orang benar dijawab oleh TUHAN. Ini untuk masa sekarang. Contohnya: Elia berdoa untuk menghadapi nabi-nabi baal dan untuk menghadapi kekeringan selama tiga setengah tahun.

Syarat doa orang benar adalah

  1. Yakobus 5: 16, Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

    Syarat pertama: saling mengaku dan saling mengampuni = memperbaiki medzbah yang runtuh. Kita banyak berdoa, tetapi doa kita tidak dijawab-jawab, ini karena medzbah masih runtuh. Dengan adanya dosa inilah yang membuat medzbah runtuh.

    1 Raja-Raja 18: 30, Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.

    Medzbah runtuh artinya:


    • kita terpisah dari TUHAN, sehingga
    • TUHAN tidak dapat mendengar doa kita (tidak bisa menjawab doa)
    • dan TUHAN tidak dapat mengulurkan Tangan untuk menolong kita (Yes 59).


    Mari, kita saling mengaku dan saling mengampuni!
    Saling mengaku artinya mengaku dosa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN dan kepada sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau salah, harus mengaku dosa!

    Saling mengampuni artinya mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Kalau kita menyimpan dosa sendiri, ini rugi, sebab medzbah runtuh dan doa kita kering (tidak dapat berdoa). Demikian juga jika kita menyimpan dosa orang lain (dendam), orang lain yang berbuat dosa dan kita yang menanggung, ini sangat rugi, sebab doa kering dan doa tidak dijawab oleh TUHAN.

    Jika kita saling mengaku dan saling mengampuni, maka darah YESUS menghapus dosa-dosa kita, sehingga:


    • kita dibenarkan oleh TUHAN dan kita hidup dalam kebenaran. Inilah yang disebut doa orang benar! Syaratnya yaitu dosa-dosa diselesaikan dan kita dibenarkan terlebih dahulu (medzbah yang runtuh diperbaiki terlebih dahulu). Jika Darah YESUS sudah menghapus dosa, kita dibenarkan dan hidup dalam kebenaran, inilah medzbah yang runtuh sudah diperbaiki (medzbah sudah siap untuk dipakai).


    • kita hidup dalam damai sejahtera (kita merasakan damai sejahtera). Kalau sudah merasakan damai sejahtera, kita tidak hanya dapat berdoa, tetapi juga bisa saling (mendoakan orang lain). Tidak ada dosa itu berarti damai sejahtera. Contohnya saling mendoakan: Suami mendoakan istri dan sebaliknya, orang tua mendoakan anak dan sebaliknya, satu jemaat bisa saling mendoakan dengan damai sejahtera.


    Rugi sekali jika menyimpan dosa sendiri dan menyimpan dosa orang lain, apalagi didalam nikah rumah tangga. Saya pernah bercerita antara suami istri tidak saling mengampuni, waktu itu saya belum mengikuti sekolah alkitab, hanya tinggal di gereja saja, pengerja sudah begini-begini, mereka tetap tidak mau saling mengampuni, untuk bertemu saja tidak mau. Saya hanya mengatakan => ‘kalau bapak di neraka dan ibu di surga, apakah bapak merasa senang? Kalau ibu di neraka, sedangkan bapak di surga, apakah ini hebat? Akhirnya mereka berdua menangis. Untuk apa di dalam satu keluarga seperti ini. Begitu juga antara anak-orang tua, kakak-adik, mari saling mengaku dan mengampuni. Tidak ada gunanya jika kita menyimpan dosa sendiri ataupun menyimpan dosa orang lain, malah medzbah runtuh, tidak ada gunanya, doa kering, dan binasa. Mari kita saling mengaku dan saling mengampuni, sehingga semuanya selesai! Inilah medzbah diperbaiki dan kita bisa saling mendoakan.


  2. Yakobus 5: 16, 17,
    16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
    17. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

    Syarat kedua: kita berdoa dengan yakin dan sungguh-sungguh (doa dinaikkan dengan keyakinan dan sungguh-sungguh).

    Yakin artinya percaya = iman. Proses supaya kita dapat yakin atau percaya? kita mendengarkan Firman ALLAH dengan sungguh-sungguh, sampai kita dapat mengerti Firman ALLAH dan percaya = yakin kepada Firman, sehingga Firman ALLAH menjadi iman didalam hati dan kita dibenarkan (diselamatkan). Keyakinan itu berasal dari Firman (janji TUHAN) = kita yakin kepada janji TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    1 Raja-Raja 18: 41, Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."

    Ay 41 => padahal tidak ada apa-apa, tetapi yakin kepada janji TUHAN (janji TUHAN waktu itu adalah kalau Elia berdoa, TUHAN akan menurunkan hujan). Kalau cerita ini dilanjutkan, yang ikut Elia (bujangnya Elia), saat disuruh melihat, tetapi tidak ada apa-apa. Tetapi Elia mengatakan kepada bujangnya => ‘makan minum, pergi sana, sebab bunyi derau hujan sudah terdengar’ Inilah iman atau keyakinan kepada janji TUHAN. Iman ini penting dalam berdoa.

    Dalam 1 Raja-Raja 18: 41, artinya disini: ‘belum ada tanda apa-apa, tetapi merasa sudah hujan’ = yakin bahwa TUHAN sanggup menolong kita dan melakukan segala sesuatu. Kita harus yakin, TUHAN sanggup menggenapi janji-Nya. Seperti Abraham, usianya semakin tua, istrinya mandul (mati haid/ menopause), tetapi iman Abraham tidak bertambah lemah, Abraham tambah yakin terhadap janji TUHAN. Inilah doa dengan keyakinan (iman). Keyakinan atau iman ini berasal dari mendengarkan Firman. Darimana Abraham tahu bahwa sewaktu-waktu ia akan memiliki anak? dari janji TUHAN (Firman ALLAH). Dalam doa, peganglah janji TUHAN dan jangan ragu-ragu. Semoga kita mengerti.

    Sungguh-sungguh artinya tekun.
    1 Raja-Raja 18: 42-45,
    42. Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
    43. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
    44. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
    45. Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.

    Ay 43 => ‘Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." => jangankan hujan, awan sedikitpun tidak ada.
    Demikianlah sampai tujuh kali’ => angka tujuh itu sempurna. contohnya: baru ikut doa malam satu kali => ‘wah doa tidak dijawab’, lalu ikut doa puasa => ‘wah doa tidak dijawab, percuma saja’ Jangan seperti itu! Sebab inilah ujian iman dan ujian ketekunan.

    Ay 44 => ‘"Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." => bayangkan, sudah ditunggu sekian lama, cuma ada awan setelapak tangan.

    Jika doa belum dijawab oleh TUHAN, ini merupakan:


    • Ujian iman, dimana kita tidak boleh bimbang sedikitpun, kepada:


      1. pengajaran yang benar (janji TUHAN). Seperti Abraham sudah berusia hampir 100 tahun, malah istrinya sudah mati haid. Kalau bimbang, maka nanti dapat menyembah Baal (orang bimbang itu seperti menyembah Baal). Pengajaran yang benar tidak boleh diubah-ubah. Misalnya: ‘karena taat kepada pengajaran yang benar, tetapi tidak mendapat pertolongan dari TUHAN’ dan akhirnya diubah ajarannya ‘yang tidak boleh menjadi boleh’ Kita jangan seperti itu! Seringkali kita bimbang terhadap pengajaran yang benar.


      2. kuasa TUHAN. Kalau bimbang terhadap kuasa TUHAN, mulai mencari cara-cara lain, bahkan pergi ke dukun. Inilah yang salah (sama dengan menyembah Baal). Bimbang itu = bercabang hati dan inilah yang akan meruntuhkan medzbah.


      1 Raja-Raja 18: 20, 21,
      20. Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
      21. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.

      Tidak boleh bimbang dan harus memilih. Dan Elia berkata, pilihlah! Kalau mau mengikut TUHAN, silahkan atau kalau mengikut Baal, silahkan. Jadi kita yang memilih, bukan dipecat. Tidak ada istilah ‘dipecat’ => ‘siapa saya yang mau pecat-pecat orang’. Ini sama halnya dengan: kalau mau mengikut pengajaran silahkan, atau kalau mau ikut ajaran lain, silahkan! Jangan memilih dua-duanya! Kalau memilih dua-duanya (bimbang) ini merusak dan medzbah akan runtuh.

      Ingat baik-baik, kalau bimbang = bercabang hati = menyembah Baal, medzbah runtuh. Dari kitab Kejadian, Hawa mendengar suara TUHAN sekian lama, lalu mendengar suara lain, inilah bimbang, akhirnya runtuh. Pilihlah salah satu yang benar. Semoga kita dapat mengerti.


    • Ujian ketekunan. Kita harus tekun dalam doa. Tekun adalah sesuatu yang dilakukan terus menerus dan tidak bisa dihalangi oleh apapun. Semoga kita dapat mengerti. Contohnya: saya sudah berdoa sekian lama, tetapi belum dijawab. Kita harus terus bertekun, justru saat-saat seperti ini merupakan saatnya TUHAN menolong. Kalau lulus dalam ujian iman (tetap menjaga iman) dan lulus ujian ketekunan (tetap menjaga ketekunan), maka TUHAN yang menilai => ‘imannya tetap, sekalipun semuanya sudah habis dan tetap bertekun’ dan TUHAN memberikan hasil. Hasilnya adalah ‘dari tidak ada apa-apa menjadi ada’ artinya TUHAN memberikan tanda awan setapak tangan. Seringkali hasilnya ini tidak memuaskan => ‘cuma awan setapak tangan’ Jangan melihat tandanya, yang penting adalah ‘dari tidak ada menjadi ada’ Itu sudah luar biasa!

      Tanda awan setapak tangan ini kecil, padahal yang dibutuhkan adalah hujan. Kita sering meremehkan. Contohnya: kita mencari pekerjaan dan TUHAN sudah memberikan pekerjaan, tetapi gajinya sekian seperti ‘lima roti, dua ikan’, apa artinya ini? sedangkan yang mau makan 5000 orang. Kalau ini berada di dalam Tangan TUHAN, semuanya pasti bisa makan, inilah yang seringkali kita lupa dan kita hanya melihat jumlahnya => ‘awan besar, ini bagus, luar biasa, kalau awan setapak tangan, aduh bagaimana?’

      Dari tidak ada menjadi ada, ini merupakan kemurahan TUHAN. Tanda awan setapak tangan, berarti ada kemurahan Tangan TUHAN. Sekalipun TUHAN memberikan tanda setapak tangan = sekalipun hanya kecil dan tidak berarti, tetapi dibaliknya ada Tangan kemurahan TUHAN yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya. Kalau sudah ada tanda apa saja dari TUHAN, kita jangan berputus asa => ‘sudah ditunggu sekian lama, tetapi hanya sekian’ Memang secara manusia ini kecil (ada awan kecil, sedangkan yang dibutuhkan hujan lebat). Mungkin gaji kita kecil, penghasilan masih kecil, biarkan saja, tetapi yakinlah di balik perkara kecil (sesuatu yang tak berarti) ada Tangan kemurahan TUHAN yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya. Mari kita bersemangat dan TUHAN lah yang akan menolong kita. Rencana kita begini, tahu-tahu dibelokkan oleh TUHAN, kita ikuti saja, yang penting kita tekun dan percaya kepada TUHAN, sebab ada Tangan kemurahan TUHAN yang besar (tangan berlubang paku yang sedang menggenapi janji-Nya atas kehidupan kita).

      Kita hanya tinggal menunggu waktu TUHAN saja. Dari tidak ada menjadi ada, ini sudah luar biasa. Kalau dari kecil menjadi besar, pasti bisa terjadi. Kalau dari tidak ada bisa menjadi ada => bisa terjadi, apalagi kalau hanya dari kecil menjadi besar? Ini pasti bisa terjadi (orang di dunia ini saja bisa), tetapi kalau dari tidak ada menjadi ada, hanya TUHAN lah yang bisa. Mata jasmani mungkin masih melihat yang kecil-kecil, tetapi mata iman harus melihat bahwa ada Tangan kemurahan yang besar, yang sedang menggenapi janji-Nya atas kehidupan kita. Dia tidak pernah menipu kita. Semoga kita dapat mengerti.


  3. 1 Raja-Raja 18: 36-40,
    36. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
    37. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
    38. Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
    39. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
    40. Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.

    Syarat ketiga: menyerukan Nama TUHAN. Kalau hati kita sudah damai, maka kita dapat berdoa, kita sudah yakin dan sungguh-sungguh, kita tinggal menyerukan nama TUHAN. Biar Tangan TUHAN diulurkan sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Pilih salah satu, baal atau TUHAN! Malam ini mari menyerukan nama TUHAN (TUHAN, Dialah Allah!") dan jangan ada yang lain. Ingat pada pelajaran di perahu, perahu Petrus hampir tenggelam karena dihantam gelombang, pilih sebelas murid atau pilih Satu TUHAN saja? jawabannya, pilih Satu TUHAN saja. Kalau ditambahkan, pilih 1000 orang atau satu TUHAN? pilihlah satu TUHAN saja => ‘biarpun ada 1000 orang yang berjanji, lebih baik pilih satu TUHAN’. Jangan bimbang dan jangan mendua, pilihlah TUHAN saja! Mari, sekarang ini kita menyeru nama TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    1 Raja-Raja 18: 45, Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.

    Jika menyeru nama TUHAN, hasilnya adalah hujan lebat turun. Selama ini sudah tiga setengah tahun tidak hujan, lalu hujan lebat turun, artinya:


    • Tangan kemurahan TUHAN mampu memelihara kehidupan kita di padang gurun dunia yang kering (yang sulit), sampai pada zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, kita akan disingkirkan ke padang belantara selama tiga setengah tahun dan kita dipelihara secara langsung oleh TUHAN. Zaman antikrist merupakan masa yang paling kering, kita tidak dapat bergantung pada apa-apa lagi, kecuali yang menyembah antikrist.

      Itulah Tangan kemurahan TUHAN, yang bukan hanya dapat memelihara pada zaman sekarang ini, tetapi sampai pada zaman antikrist. Jangan takut kalau hanya ada tanda awan yang kecil, jika kita tetap yakin dan bertekun, serta hanya menyerukan nama TUHAN (bukan yang lain), maka satu waktu Tangan kemurahan TUHAN akan membuktikan bahwa TUHAN mampu memelihara kita di padang gurun dunia yang sulit, sampai pada zaman antikrist yang mustahil. Semoga kita dapat mengerti.


    • Yakobus 5: 18, Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

      Ay 18 => ‘bumipun mengeluarkan buahnya’ => sebelum berbuah, ada bunga yang tumbuh terlebih dahulu. Jadi, berbunga dan berbuah.

      Arti kedua: Setelah hujan turun, mengakibatkan tumbuhan:


      1. Berbunga. Tangan kemurahan TUHAN mampu menjadikan kita berbunga, artinya Tangan kemurahan TUHAN memberikan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, sehingga kita di pakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (dipakai untuk bersaksi dan memberitakan Kabar Mempelai atau pengajaran yang benar). Waktu berbunga, itulah saat tanaman menjadi indah, bahkan dari jauh sudah kelihatan indah sekali. Waktu kami ke Toraja, saat itu mungkin musim pohon mangga berbunga, nampak jauh di sana (di gunung) sudah kelihatan bagus. Itulah waktu-waktu yang paling indah. Sekarang ini, jika saudara mau melayani (bagi yang belum melayani), akan ada saat-saat berbunga.

        Menerima jabatan dan karunia Roh Kudus ini lewat penumpangan tangan seorang gembala, sebab itu pada ibadah malam ini ada penumpangan tangan. Sebenarnya TUHAN lah yang memberikan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, sehingga kita bisa dipakai, tetapi lewat penumpangan tangan seorang gembala.

        1 Timotius 4: 14, Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

        Ay 14 => ‘yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat’ => pemberitaan Firman TUHAN.
        dengan penumpangan tangan sidang penatua’ => penumpangan tangan dari seorang gembala.

        Jadi, kita menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, lewat penumpangan tangan seorang gembala. Jika sudah menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus = sedang berbunga dan hidup kita paling indah. Melayani TUHAN itu bukan disiksa. Saya sudah beberapa kali bersaksi, (maaf) banyak orang membayangkan, kalau saya berangkat dari Malang ke Surabaya, hamba-hamba TUHAN lainnya berkata => ‘wuh kasihan’ padahal saya senang, sebab ini masa berbunga dan paling indah (bukan disiksa). Demikian juga saudara, saudara dari bekerja, pulang kuliah, lalu beribadah melayani, ini bukan disiksa, tetapi dijadikan indah.

        Jika sudah menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus (sudah berbunga), sebagai apa saja (gembala, pemain musik, penyanyi dsb), jangan lalai. Ini yang harus dijaga! Yang belum menerima jabatan pelayanan, berdoa => ‘TUHAN, kapan saya berbunga, tolonglah TUHAN, hujani dengan karunia dan kemurahan Mu, supaya saya bisa tergairah untuk melayani’ Masih diberikan kesempatan lagi untuk melayani (nanti akan ada penataran calon imam-imam lagi), supaya semuanya berbunga. Kita jangan terlambat untuk melayani. Kalau TUHAN datang kembali, kita sudah harus berbuah. Kalau TUHAN datang kembali, kita baru berbunga ?’saya mau melayani’, ini percuma saja (sudah terlambat). Sekarang ini, mari berbunga dan hidup kita menjadi indah.

        Mengapa kita harus menunda sesuatu yang indah? Misalnya: ada sesuatu yang indah, lalu berkata => ‘nanti-nanti sajalah’, ini kita rugi. Saat sekaranglah yang indah, harus kita raih. Lalai artinya tidak setia bahkan meninggalkan karunia dan jabatan pelayanan. Jika sudah menerima jabatan pelayanan, lalu lalai, akibatnya: bunganya gugur dan hilang keindahannya, bahkan hilang keindahan sampai seperti Yudas (menjadi jelek sekali). Yudas sampai robek perutnya, tidak ada keindahan sama sekali, hancur dan binasa. Yang belum berbunga, mari berdoa. Yang sudah berbunga, pertahankan keindahan, jangan sampai rontok. Semoga kita dapat mengerti.


      2. Sesudah berbunga, kalau hujan turun, maka berbuah.
        Berbuah = berubah; Tangan kemurahan TUHAN sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS (mujizat terbesar, mujizat rohani), yaitu menghasilkan buah-buah Roh (sembilan buah-buah Roh). Inilah buah yang manis. Tadi berbunga, bunga yang indah (melayani itu indah), nanti kalau sudah berbuah, hidup ini menjadi manis. Sudah indah ditambah dengan manis, inilah bukti TUHAN tidak menyiksa. Kalau TUHAN menyiksa, Dia tidak perlu mati di kayu salib, turun kebagian bumi paling bawah untuk memberikan jabatan pelayanan kepada kita. Tetapi karena Dia tahu, Dia rela hancur supaya kita menjadi indah, Dia memberikan jabatan pelayanan supaya kita berbunga dan berbuah manis. Bpk pdt van Gessel mengatakan => ‘kalau melayani TUHAN selama tiga puluh tahun, sudah mulai memetik buah-buah yang manis’ Mari bertahan, apalagi sampai dengan TUHAN datang, kita akan manis terus.

        Galatia 5: 22, 23,
        22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
        23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

        Ay 22-23 => inilah 9 buah Roh.

Waktu YESUS menghadapi pohon ara, Dia hanya butuh satu buah saja untuk menghilangkan rasa laparnya, tetapi tidak ada (kering). Mungkin sekarang ini, belum ada Sembilan, tetapi hanya satu saja yang ditunggu oleh TUHAN. Satu buah saja, itu mujizat. Misanya: buah setia. Kalau ada satu buah, kita harus mempertahankan, nanti akan semakin bertambah terus. Kalau ada buah dari sembilan buah Roh, maka hidup kita sudah manis. Jika sudah ada buah Roh, maka mujizat jasmani juga terjadi, yaitu

  • Yang mustahil menjadi tidak mustahil,
  • Yang tidak ada menjadi ada.

TUHAN sanggup mengadakan mujizat yang jasmani. Berbuah itu bagaikan hidup kita dalam mujizat. Berbunga itu indah, berbuah itu hidup dalam kemanisan (hidup dalam mujizat TUHAN). Sampai jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, buah yang terbesar, yaitu buah Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan. Kejarlah rambut putih, sejak dalam kandungan, masa anak-anak, ramaja muda, sampai masa tua kita, bahkan sampai garis akhir.

Biarlah kita hidup benar sehingga kita menjadi orang benar, supaya mendapatkan mahkota kebenaran dan doa orang benar dijawab oleh TUHAN.

Syaratnya?

  1. saling mengaku dan saling mengampuni,
  2. iman/keyakinan (jangan bimbang) dan
  3. kesungguh-sungguhan (ketekunan),
  4. menyeru nama YESUS, supaya ada Tangan kemurahan TUHAN diulurkan (hujan turun di bumi):


    • kita dipelihara oleh TUHAN, sehingga kita
    • berbunga indah,
    • berbuah manis dihadapan TUHAN sampai kita menjadi sempurna seperti Dia dan mujizat akan terjadi.

TUHAN memberkati kita semuanya.
1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 01 September 2013 (Minggu Sore)
    ... dapat hidup di dalamnya . Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. ay. syarat masuk baptisan air yaitu mati terhadap dosa bertobat . ay. pelaksanaan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 03 Agustus 2024 (Sabtu Sore)
    ... pelayanan dan sebagainya. Untuk apa Memisahkan gandum daripada sekam. Penampian dari Setan untuk memisahkan nikah jasmani supaya hancur sehingga tidak bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba. Tetapi maksud Tuhan penampian adalah untuk memisahkan antara gandum dan sekam. Sekam pelayan Tuhan atau nikah yang kosong. Mengapa demikian Karena beribadah melayani Tuhan hanya untuk mencari perkara jasmani--kulit-- ...
  • Ibadah Persekutuan Semarang II, 27 September 2013 (Jumat Pagi)
    ... mendengar bahwa ada Roh Kudus. . Lalu kata Paulus kepada mereka Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis Jawab mereka Dengan baptisan Yohanes. . Kata Paulus Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat dan ia berkata kepada orang banyak bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 30 Juli 2016 (Sabtu Sore)
    ... dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Orang mati. Lukas Lalu Ia berkata kepada seorang lain Ikutlah Aku Tetapi orang itu berkata Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku. Menoleh ke belakang. Lukas Tetapi Yesus berkata kepadanya Biarlah orang mati menguburkan orang mati tetapi engkau pergilah dan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Februari 2010 (Rabu Sore)
    ... adalah menutup pintu ay. hubungan pribadi dengan Tuhan tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Ini merupakan hubungan hati ke hati dengan Tuhan. Istilah menutup pintu kita pelajari juga jika ditinjau dari Tabernakel. Ada kali kesempatan berdoa dalam tabernakel di Halaman ditunjukkan oleh Mezbah Korban Bakaran. Untuk masuk halaman kita harus melalui ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Maret 2009 (Minggu Sore)
    ... Roh Kudus hujan akhir yang digambarkan dengan Yesus menunggang keledai muda untuk masuk kota Yerusalem. Markus - sasaran kegerakan Roh Kudus hujan akhir adalah keledai muda. 'keledai' bangsa kafir Hakim-hakim . 'keledai muda' bangsa kafir yang masih muda. Dulu Musa dipakai Tuhan dan Yosua yang muda mendukung Musa. Di jaman akhir keledai muda yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Februari 2018 (Minggu Pagi)
    ... batu-batu karang itu Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan Stress menjadi pembunuh utama secara tubuh sampai kematian rohani kebinasaan. Gempa bumi yang dahsyat secara rohani ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Mei 2014 (Minggu Sore)
    ... angin dan gelombang. Ayat pengikutan kita kepada Tuhan bagaikan menyeberang di lautan dunia dan menuju pelabuhan damai sejahtera Yerusalem baru kerajaan surga yang kekal . Pengikutan kita kepada Tuhan harus ditingkatkan sampai tidak terpisah lagi dengan Tuhan yaitu pengikutan anak kepada bapa yang baik kita dipelihara dan sebagainya . Banyak kali ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 Februari 2015 (Kamis Sore)
    ... iman yang teguh tidak menyangkal iman saat menghadapi kesulitan penderitaan aniaya sampai pembunuhan. Tetapi Tuhan mencela sidang jemaat Pergamus sebab ada yang gugur dari iman saat menghadapi ajaran palsu sesat. Mengapa bisa demikian Sebab tidak memiliki ketegasan hati untuk berpegang pada satu pengajaran yang benar dan untuk menolak ajaran lain. ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 06 Agustus 2017 (Minggu Siang)
    ... maut oleh kuasa kebangkitan Tuhan karena Dia kepala dan kita tubuh-Nya. Korintus - . Hai maut di manakah kemenanganmu Hai maut di manakah sengatmu . Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. . Tetapi syukur kepada Allah yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus Tuhan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.