Kita
membaca didalam Kitab Wahyu 1: 13-16, ini tentang
penampilan
Pribadi YESUS dalam empat
keadaan yang sebenarnya:
- Ay
13, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar,
- Ay
14, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja di
atas segala Raja,
- Ay
15, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim Yang
Adil,
- Ay
16, YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Kita
masih berada pada bagian yang kedua, YESUS tampil dalam kemuliaan
sebagai Raja diatas segala raja.
Wahyu
1: 14,
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan
mata-Nya bagaikan nyala api.
Penampilan
Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja
diatas segala raja, yang ditandai dengan
dua tanda Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih mentah
dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Kita
masih mempelajari tanda yang pertama ’
Kepala dan rambut-Nya
putih bagaikan bulu yang putih metah’, ini merupakan
penglihatan Yohanes di pulau Patmos.
Yohanes melihat Pribadi YESUS dalam
kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja
yang kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah. Ini
juga sama dengan yang dilihat oleh nabi
Daniel.
Daniel
7: 9,
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah
Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Ay
9 => ‘
Yang Lanjut Usianya’ => Yang kekal.
‘
rambut-Nya
bersih seperti bulu domba’ => putih seperti bulu domba.
Yang
dilihat oleh rasul Yohanes di pulau
Patmos ’
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih
metah’ = yang dilihat oleh Daniel ‘
rambutnya putih
bagaikan bulu domba’,
ini menunjuk Pribadi YESUS sebagai
Raja diatas segala raja yang duduk di
takhta kerajaan surga. Semoga kita dapat
mengerti.
Amsal
16: 31,
Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan
kebenaran.
Ay
31 => ‘
mahkota yang indah’ => mahkota yang mulia.
Pengertian
rambut putih adalah
Pengertian
secara jasmani: orang-orang yang sudah tua jika hidup dalam
kebenaran, dia akan sangat dihormati (bagaikan raja yang memakai
mahkota) dan sangat indah hidupnya. Kebalikannya, sekalipun rambutnya
sudah putih (sudah tua), jika berbuat dosa, maka hidupnya
tidak berharga dan akan binasa.
1
Raja-Raja 2: 5,
6,
5.
Dan lagi engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab,
anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel,
yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan
menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga
sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah.
6.
Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan
itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati.
Ay
5 => Yoab membunuh dua orang benar pada zaman damai
Ay
6 => ‘
ubanan’ => berambut putih.
Rambut
putih adalah orang yang usianya sudah tua, mendapatkan panjang umur,
jika hidup dalam kebenaran, maka sangat dihormati dan indah hidupnya.
Jika seperti Yoab, sudah ubanan, mendapatkan perpanjangan umur sampai
tua, tetapi hanya untuk berbuat dosa dengan membunuh,
mencerai-beraikan/
memecah-belah pada zaman damai, maka dia
diturunkan kedalam dunia orang mati (tidak berharga hidupnya, tidak
dihormati, tidak ada artinya dan binasa selamanya).
Itu
sebabnya, sekarang ini kita harus
berhati-hati, sebab dalam Roma 16 menceraiberaikan itu kalau
mengajarkan ajaran lain. Sekalipun sudah tua, tetapi kalau
mengajarkan ajaran lain itu juga berarti menceraiberaikan. Kita harus
menghindari orang-orang semacam ini.
Roma
16: 17,
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada
terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu
terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah
mereka!
Sekalipun
orang tua (hamba TUHAN senior), kalau hidupnya tidak benar, nikahnya
tidak benar, ajarannya tidak benar atau mengajarkan ajaran lain
(memecahbelah), maka kita harus menghindari (jangan berfellowship,
jangan bergaul), bukan memusuhi! Jika orang tua, berada dijalan
kebenaran, maka kita harus menghormati. Semoga kita dapat
mengerti.
Pengertian
secara rohani yaitu mahkota yang indah, mahkota yang mulia,
mahkota kebenaran yang didapat pada jalan kebenaran seperti yang
dimiliki oleh YESUS (seperti seorang yang duduk di takhta, yang
lanjut usianya dan berambut putih), supaya kita dapat
duduk di dalam kerajaan surga.
Jadi,
kita harus berjuang sampai masa putih rambut (dari kecil sampai tua,
sampai garis akhir) untuk mendapatkan mahkota yang indah, mahkota
yang mulia, mahkota kebenaran, supaya kita bisa duduk di takhta
kerajaan surga bersama dengan YESUS untuk selamanya. Garis akhir
adalah sampai meninggal dunia atau sampai dengan TUHAN YESUS datang
kembali ke dua kali. Memang banyak perjuangan kita, seperti bekerja,
kuliah dsbnya, tetapi perjuangan yang
tertinggi adalah berjuang untuk mendapatkan mahkota kebenaran. Semoga
kita dapat mengerti.
Roma
3: 9-12,
18,
9.
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain?
Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
10.
seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
11.
Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang
mencari Allah.
12.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada
yang berbuat baik, seorangpun tidak.
18.
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Ay
9 => ‘
orang Yahudi’ => bangsa
Israel, umat pilihan TUHAN.
‘
orang
Yunani’ => bangsa kafir
(kita semuanya).
‘
mereka
semua ada di bawah kuasa dosa’ => baik orang Israel ataupun
kafir, semuanya berada dibawah kuasa dosa.
Ay
18 => dari ujung rambut sampai ujung kaki, bahkan sampai ‘jeroan’
(perasaan terdalam) tidak ada yang benar.
Sementara
kita harus berjuang untuk mendapatkan mahkota kebenaran. Tetapi
kenyataan yang ada, semua manusia sudah berbuat dosa, sehingga ujung
rambut (pikiran) sampai ujung kaki, bahkan sampai perasaan terdalam
(yang tidak diketahui oleh orang lain) tidak ada yang benar.
Bagaimana
supaya kita bisa mendapatkan mahkota kebenaran? Inilah yang kita
pelajari sekarang ini, dari orang berdosa,
orang najis, ada jalannya untuk mendapatkan kebenaran.
Ada
tiga tingkatan kebenaran, antara lain:
- Kebenaran
karena pengampunan dosa oleh darah YESUS.
Supaya orang berdosa (negatif)
mendapatkan kebenaran, maka harus diampuni oleh Darah
YESUS.
Proses untuk mendapatkan
pengampunan oleh darah YESUS?
Roma
10: 10,
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan.
Ay
10 => ‘dibenarkan’
=> dari salah (berdosa), kemudian diampuni, itulah dibenarkan
(hidup kita rusak, dibenarkan dulu, supaya
dapat hidup benar dan mendapatkan mahkota
kebenaran). Ini bagaikan mobil rusak harus dibenarkan
dulu.
‘diselamatkan’
=> dibenarkan = diselamatkan.
Jadi
prosesnya adalah
- ‘hati
percaya kepada YESUS’=
iman
kepada YESUS. Orang berdosa yang
sudah najis, kalau mau mendapatkan kebenaran harus percaya kepada
YESUS.
Roma
10: 17,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Iman yang benar
berasal dari mendengar Firman Kristus (Firman yang diurapi oleh Roh
Kudus), bukan oleh melihat! ‘Kristus’ artinya yang diurapi.
Jika kita mendengar Firman ALLAH
dalam urapan Roh Kudus (siapapun kita, mau orang pandai, bodoh
dsb), maka Roh Kudus menolong kita untuk dapat
mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh, sampai kita mengerti
Firman. Sesudah mengerti, kita dapat
percaya atau yakin kepada Firman ALLAH,
sehingga Firman ALLAH
menjadi iman didalam hati. Kalau mau menerima pengampunan =>
‘enak
ya, orang sudah membunuh
tetapi bisa
diampuni’, ini dimulai dari terlebih
dahulu hati percaya kepada YESUS.
- ‘mulut
mengaku YESUS’,
artinya
mulut mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal) dan kepada sesama
(horisontal).
Vertikal dan horisontal membentuk
kayu salib. Firman ALLAH
di dalam
hati menunjukkan dosa (menerangi). Jika mulut sudah mengaku dosa,
maka Darah
YESUS aktif untuk mengampuni dosa kita semuanya.
1
Yohanes 1: 7, 9
7.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di
dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada
segala dosa.
9.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.
Ay 7
=> kalau dalam terang, tidak ada yang disembunyikan (semuanya
diakui), maka Darah
YESUS akan bekerja.
Ay 9 => Darah
YESUS mengampuni dan menyucikan kita. Jika kita mengaku dosa kepada
TUHAN dan sesama (tanda salib) dengan sejujur-jujurnya, maka Darah
YESUS mengampuni (menutupi) dosa-dosa dan menyucikan dosa kita,
sehingga kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN =
bertobat. Jadi kebenaran tingkat pertama adalah bertobat. Bertobat
= dibenarkan (yang rusak-rusak dibenarkan). Buktinya yaitu sudah
berhenti berbuat dosa. Itulah dibenarkan! Sekalipun sudah mengaku
dosa, tetapi kalau tidak berhenti berbuat dosa, itu berarti tetap
rusak/berdosa. Semoga kita dapat
mengerti.
Roma
2: 4,
5,
4.
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya
dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud
kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
5.
Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau
menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan
hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
Ini
tentang bertobat. Bagaimana manusia dari ujung rambut sampai kaki
sudah rusak semuanya, bahkan sampai perasaan terdalam isinya dosa
(najis, jahat) dan tidak takut kepada TUHAN, tetapi masih bisa
dibenarkan dengan bertobat.
Orang yang berbuat dosa terus
bagaikan menimbun murka terhadap diri sendiri sampai binasa. Jadi
jangan salahkan TUHAN, jika orang berdosa dihukum. Mari kita
sekarang bertobat! TUHAN itu adil dan TUHAN sudah mempersiapkan
sarana supaya semuanya dapat
bertobat. Supaya manusia berdosa jangan dihukum seperti Yoab (tetap
dalam dosa, tidak naik ke takhta melainkan turun ke bagian bumi
paling bawah sampai binasa), sebab itu TUHAN menyediakan sarananya
untuk bertobat, tinggal kita mau jalankan atau tidak!
Dalam
Roma 2: 4, terdapat tiga sarana untuk bertobat:
- Kemurahan
TUHAN.
Kemurahan TUHAN yaitu
memberikan tubuh
(daging), jiwa dan roh kepada kita. Ini lengkap semuanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
YESUS menebus dosa manusia di kayu salib dalam
keadaan Tubuh/Daging,
bukan dalam keadaan Roh. Kita sekarang masih memiliki tubuh
daging. Jadi selama manusia mempunyai tubuh daging (siapapun juga)
dan belum meninggal dunia, maka manusia masih
dapat bertobat, perlu bertobat dan
harus bertobat (sebab jiwa dan roh manusia akan kembali kepada
TUHAN). Selama hayat dikandung badan (selama masih mempunyai
tubuh) manusia dapat
bertobat. Sekarang ini
semua manusia masih dapat
bertobat, kalau saudara dan saya berkata => ‘saya sudah najis
dan kotor’ selama masih ada tubuh daging, maka masih
dapat bertobat, tinggal kita mau
memanfaatkan kemurahan TUHAN atau tidak!
Hewan juga
mempunyai tubuh daging dan jiwa (nyawa), tetapi tidak mempunyai
roh. Jadi binatang tidak
dapat bertobat, sebab
tidak memiliki
roh yang kembali kepada TUHAN,
itu
sebabnya binatang tidak perlu
bertobat.
Setelah binatang mati, habis perkara. Malaikat
tidak mempunyai tubuh/daging
tetapi
hanya mempunyai roh. Ini berarti malaikat tidak dapat
bertobat. Dulu setelah malaikat Lucifer berbuat dosa, tidak dapat
bertobat lagi dan menjadi setan selamanya. Sebenarnya setan sudah
melihat bagiamana neraka, pasti mau bertobat, tetapi karena
setan tidak dapat
bertobat, maka
setan mempengaruhi manusia supaya tidak bertobat dan masuk ke
neraka. Kita harus waspada! Semoga kita bisa mengerti.
Permulaan
bertobat yaitu tidak berdusta, tetapi
mengaku dosa.
Yeremia
9: 5,
6,
5.
Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorangpun berkata benar;
mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka
melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
6.
Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka
enggan mengenal TUHAN.
Kalau
sudah berdusta, berarti malas untuk bertobat, tidak mau bertobat,
bahkan tidak dapat
bertobat. Sebab itu tadi disebutkan,
awal dari
bertobat adalah tidak berdusta. Semoga kita dapat
mengerti.
Menurut Yeremia 9: 5-6, orang yang tidak mau
bertobat = dosa ditimbun dosa, tipu ditimbun tipu, dusta ditimbun
dusta. Dibandingkan dengan Roma 2: 5, orang yang tidak mau
bertobat = dosa ditimbun dosa, dusta ditimbun dusta = menimbun
murka dan hukuman ALLAH
terhadap dirinya sendiri sampai kebinasaan untuk selamanya.
Sekarang
ini mari kita gunakan kemurahan TUHAN untuk bertobat.
- Kesabaran
TUHAN (panjang sabar TUHAN).
Disebutkan juga dalam 2 Petrus 3,
TUHAN panjang sabar supaya kita dapat
bertobat. Panjang sabar TUHAN artinya:
- memberikan
kita panjang umur. Kalau kita sudah
meninggal dunia, kita tidak dapat
bertobat lagi.
- YESUS
belum datang kembali ke dua kali. Kalau
YESUS belum datang kembali ke dua kali, ini merupakan panjang
sabar TUHAN. Kalau TUHAN YESUS datang, sedangkan kita belum
bertobat, maka semuanya akan binasa.
- masih
memberikan Firman ALLAH
Yang
menunjukkan dosa, yang menegor atau
menasehati, bahkan ada hajaran TUHAN jika Firman tidak diterima
(ditolak). Firman yang menunjukkan dosa = Firman pengajaran yang
keras = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
2
Petrus 3: 9,
TUHAN tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena
Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
orang
berbalik dan bertobat.
Ay 9
=> ‘TUHAN tidak lalai menepati
janji-Nya’ => TUHAN belum datang
kembali ke dua kali.
Kalau ada Firman yang keras menegor dan
menasehati kita, kita
jangan marah. Seperti Yudas ditegor Firman dengan keras =>
‘siapa yang mencelupkan tangannya bersama
Aku, dialah itu’ semuanya menjadi tahu,
inilah Firman yang keras sekali, tetapi maksud TUHAN supaya bisa
bertobat. Akhirnya Yudas tidak terima dan hilang. Jadi panjang
sabar TUHAN maksudnya adalah supaya kita bertobat.
Kalau
masih ada perpanjangan umur bagi kita
dan TUHAN YESUS belum datang kembali ke
dua kali, maksud utama TUHAN adalah
bukan untuk mencari gelar sarjana,
mencari kerja (menjadi pedagang
yang sukses), bukan! melainkan supaya
kita dapat
bertobat. Sebab tanpa pertobatan semuanya menjadi sia-sia. Kita
harus bertobat terlebih dahulu, baru mencari gelar, mencari
pekerjaan dsb, baru semua ada gunanya. Tujuan kita hidup di dunia
ini nomor satu adalah untuk bertobat. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kelapangan
hati TUHAN.
Kelapangan atau keluasan Hati
TUHAN yaitu TUHAN mengampuni dan melupakan
segala dosa-dosa kita (dosa najis, semua jenis dosa diampuni oleh
TUHAN). Kalau manusia mungkin masih pikir-pikir. Kadang-kadang ada
orang mengaku dosa => ‘saya sudah memakai uang mu’,
jawabannya => ‘tidak apa-apa’ ini karena uang yang dimiliki
lumayan. Seringkali manusia mengampuni dosa sesuai dengan kondisi.
Kalau memang tidak punya uang, lalu uangnya dipakai => ‘aduh
bagaimana kamu ini?’. Tetapi kalau ada dosa yang menyentuh
hatinya => ‘wah kalau dosa
ini,
aku tidak bisa mengampuni’
sebab satu-waktu
hati manusia itu sempit, sehingga tidak dapat
mengampuni dan melupakan dosa.
Oleh
sebab itu kita harus belajar. Terutama kami para
gembala harus memiliki kelapangan hati dan
juga harus
belajar untuk melupakan. Bpk pdt Totaijs alm
pernah bercerita, satu waktu beliau
ditunjuk oleh tua-tua sampai tidak dapat
melupakan,
tetapi
beliau
berusaha dan memohon
kepada TUHAN, supaya Darah
YESUS mengampuni dan melupakan semuanya.
Akhirnya, secara
perlahan-lahan
beliau
dapat
melupakannya. Demikian juga dengan
kita
=> rugi sekali, jika orang lain yang
berbuat dosa, kemudian
kita tidak dapat
melupakannya dan akhirnya kita yang harus
menanggung
dosanya. Ini termasuk juga tidak mau
bertobat. Kalau berbicara saja mungkin enak, tetapi prakteknya
sulit. Semoga kita mengerti.
Biarlah
kita bertobat, gunakan sarana dari TUHAN, kemurahan, kesabaran dan
kelapangan hati TUHAN. Tadi, permulaan bertobat adalah tidak
berdusta. Kita jangan sampai tidak mau bertobat, tidak bisa
bertobat, menimbun dusta, menimbun dosa, itu juga sama dengan
menimbun murka, sehingga binasa selamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kebenaran
karena mengalami kelepasan dari dosa.
Ini lebih tinggi dari bertobat. Kalau
bertobat itu stop berbuat dosa dan berbalik kepada TUHAN (tidak lagi
menuju neraka).
Kebenaran karena
mengalami kelepasan dari dosa artinya
sekalipun ada kesempatan, keuntungan, ancaman, aniaya, kita tidak
mau berbuat dosa lagi. Misalnya: mungkin dulu berbuat dosa mencuri
dan sekarang mengalami penderitaan sampai tidak mempunyai
uang lagi. Kalau cuma bertobat (berhenti mencuri, karena sudah
memiliki banyak
uang), saat uang habis,
dapat
kembali lagi mencuri. Tetapi kalau sudah mengalami kelepasan,
sekalipun sekarang tidak memiliki
uang, maka tidak akan mencuri lagi => ‘biar aku nanti mati,
tidak bisa makan, aku tidak mau mencuri lagi’ Inilah namanya
kelepasan (kebenaran tingkat kedua).
1
Yohanes 3: 9a,
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi;
Ay
9 => Setiap orang yang lahir dari Allah,
tidak berbuat dosa lagi’ => Contohnya
adalah Yusuf tetap tidak berbuat dosa sekalipun diancam.
Proses
mengalami kelepasan dari dosa yaitu kita
harus lahir dari ALLAH
lewat baptisan air. Kita dulu sudah dilahirkan oleh ibu
kita masing-masing. Sekarang kalau mau lepas dari dosa, kita harus
dilahirkan oleh ALLAH
lewat baptisan air. Baptisan air ini digambarkan sama dengan bahtera
Nuh. Dulu pada zaman Nuh hanya ada satu bahtera yang menyelamatkan,
demikian juga baptisan air, hanya ada satu baptisan yang benar.
1
Petrus 3: 19-21,
19.
dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh
yang di dalam penjara,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Ay
21 => ‘Juga kamu sekarang diselamatkan
oleh kiasannya, yaitu baptisan’ => Dulu
pada zaman Nuh, banyak orang yang hatinya cenderung jahat, berbuat
dosa, nikahnya hancur
(nikahnya jahat dan najis), sehingga
dihukum oleh TUHAN dengan air bah. Tetapi hanya delapan
orang yang masuk bahtera dan selamat. Sekarang bagi kita adalah
masuk dalam baptisan
air. Jadi, baptisan air yang benar
menghasilkan pembaharuan hati nurani yang
cenderung jahat menjadi hati nurani yang baik.
Hati
nurani yang cenderung jahat yaitu
- hati
nurani yang cenderung berbuat dosa (dosa kejahatan dan kenajisan),
- cenderung
mempertahankan dosa (tidak mau berhenti berbuat dosa dan tidak mau
mengaku dosa) = hidup dalam dosa. Hidup dalam dosa, itu sudah enjoy
dalam dosa, tidak merasa menyesal lagi. Jika hati nurani cenderung
berbuat jahat, seperti pada
zaman Nuh akan
dimurkai/dihukum oleh ALLAH
dengan air bah, sedangkan nanti akan
dihukum dengan api dari langit.
Lewat
baptisan air, hati nurani yang jahat diubahkan menjadi hati
nurani yang baik, yaitu tidak berbuat dosa
lagi apapun resiko yang dihadapi (1 Yohanes 3: 9a) = mengalami
kelepasan dari dosa. Kalau hati nuraninya jahat, mau diapa-apakan,
tetap berbuat dosa, mempertahankan dosa, sengaja hidup dalam dosa
(sudah tahu dosa, malah sengaja berbuat dosa, bahkan sampai
menyalahkan orang lain). Kita tidak berbuat dosa lagi atau mengalami
kelepasan dari dosa, terutama dari delapan
dosa yang langsung menenggelamkan kita ke neraka. Kita tinggal
memilih,
tenggelam/menyelam dalam baptisan air atau tenggelam di lautan api
belerang! Mengalami kelepasan dari delapan
dosa, ini seperti delapan
orang yang masuk dalam bahtera Nuh dan selamat.
Wahyu
21: 8,Tetapi
(1)orang-orang
penakut, (2)orang-orang
yang tidak percaya, (3)orang-orang
keji, (4)orang-orang
pembunuh, (5)orang-orang
sundal, (6)tukang-tukang
sihir, (7)penyembah-penyembah
berhala dan (8)semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang
kedua."
Ay 8 =>
‘mereka akan mendapat bagian mereka di
dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua’ => tenggelam dalam
neraka.
Kita mengalami kelepasan dari
dosa dan
dimulai dari delapan
dosa yang menenggelamkan kita di lautan api dan belerang (neraka
untuk selamanya):
- penakut:
takut kepada sesuatu di dunia sampai tidak takut kepada TUHAN
(sampai melawan TUHAN). Semoga kita mengerti.
- orang-orang
yang tidak percaya, termasuk: bimbang, kuatir.
- orang-orang
keji: jahat.
- orang-orang
pembunuh: kebencian dan lain-lain.
- orang-orang
sundal: kenajisan.
- tukang-tukang
sihir: ramalan-ramalan, dukun-dukun.
- penyembah
berhala.
- semua
pendusta. Dusta ini yang paling dekat dengan neraka, sebab itu
dusta tidak boleh ada lagi.
Kejadian
6: 9,
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela
di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan
Allah.
Ay 9 => ‘benar
dan tidak bercela’ => benar dan
jujur.
Praktek
sehari-hari mengalami kelepasan dari dosa (kita belajar dari Nuh)
- Hidup
dalam kebenaran (menjadi orang yang benar).
Semuanya harus benar. Kalau ada yang tidak benar, tetapi kita
pertahankan itu berarti diluar bahtera Nuh (hatinya masih jahat).
Jangan heran! orang yang tidak benar ini pasti mengolok orang yang
benar. Tetapi, kalau orang benar tidak akan mengolok yang tidak
benar. Seperti pada zaman Nuh, orang yang tidak benar mengolok Nuh
karena membuat bahtera => ‘ini
kebenaran sendiri, membuat bahtera padahal tidak ada hujan, tidak
ada angin’ . Jika ada orang yang mengolok
orang, itu berarti masih ada
yang tidak benar. Mari kita hidup dalam kebenaran! Semoga kita
dapat
mengerti.
- Tidak
bercela (dalam terjemahan lama)
= jujur.
Jujur adalah ‘jika ya katakan ya,
jika tidak katakan tidak’, inilah
orang yang mengalami kelepasan dari dosa (tidak mau berbuat dosa).
Kalau, ‘ya tetapi ... namun ... ya, saya nanti bagaimanya ya ...
kalau tidak, saya nanti dimusuhi’ ini berarti
tidak mau mengambil
resiko, masih plin plan dan masih ada kesempatan untuk berbuat
dosa. Apapun resikonya kita harus tetap
berani!
- Hidup
bergaul dengan ALLAH:
- setia
dan benar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN,
- setia
dan benar dalam menyembah TUHAN (gemar menyembah TUHAN).,
Kalau
orang tidak benar, susah untuk menyembah TUHAN, tetapi kalau orang
benar, dapat
menyembah TUHAN. Sebab ALLAH
menghendaki penyembahan dalam kebenaran dan Roh. Kita tidak perlu
melihat, siapa yang memimpin penyembahan? ini bukan dari situ!
melainkan dari dirinya sendiri. Kalau ada kebenaran, maka
kita dapat
menyembah TUHAN. Inilah kebenaran tingkat ke dua, kita mengalami
kelepasan dari dosa seperti Nuh sekeluarga.
- Puncak
kebenaran yaitu benar seperti YESUS Benar.
Ini tingkat kebenaran ketiga. Tadi,
rambut putih seperti YESUS, jadi kita harus benar seperti YESUS
benar. Mari kita sampai masa putih rambut, mulai dari kecil (masa
kandungan) bawa kepada
TUHAN. Ibu-ibu hamil jangan ada alasan => ‘saya hamil, tidak
bisa datang beribadah’ jangan! Kalau hamil tetapi tidak beribadah,
nanti kasihan anaknya. Sebab itu bawalah beribadah. Jadi, dari masa
kandungan, sampai masa putih rambut, sampai tua, sampai garis akhir,
mari berjuang untuk mendapatkan mahkota kebenaran. Sejak dari dalam
kandungan, TUHAN sudah memperhatikan. Yang diperhatikan TUHAN, bukan
hanya yang sudah lama di gereja.
Kalau dulu ibu-ibu
mengandung => ‘saya dulu mengandung, rewel dan tidak ke gereja’
sekarang minta ampun kepada TUHAN dan doakan anaknya. Kalau anaknya
agak begini-begini itu salah kita juga. Doakan anak-anak, ini
penting. Semoga TUHAN menolong kita.
1
Yohanes 3: 7,
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti
Kristus adalah benar;
Ay 7 =>
‘benar, sama seperti Kristus adalah benar’
=> sampai benar seperti YESUS benar (sampai putih rambut seperti
YESUS putih rambutnya). Semoga kita dapat
mengerti.
Bagaimana
prosesnya? tadi kebenaran tingkat
pertama, orang yang sudah rusak, dapat
dibenarkan, itulah bertobat (percaya dan mengaku). Sesudah itu lebih
tinggi lagi, sudah tidak mau mengulangi berbuat dosa lagi.
Hati-hati dalam pergaulan-pergaulan, kita diajak-ajak, karena
sungkan dll, itu jangan diikuti! Semuanya tergantung dari hati.
Kalau hati nurani kita baik, kita akan bertahan dan tidak mau
berbuat dosa lagi (lepas dari dosa) apapun resikonya (seperti Nuh
sekeluarga).
Proses
benar seperti YESUS Benar:
1
Yohanes 3: 9b,
sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat
dosa, karena ia lahir dari Allah.
Tadi,
pada kebenaran tingkat kedua ‘sudah lahir dari ALLAH’
lewat baptisan air. Sekarang, ‘lahir dari ALLAH
lagi’ lewat baptisan Roh Kudus. Jadi,
prosesnya
adalah kita
harus lahir dari ALLAH
lewat baptisan Roh Kudus.
Bagaimana
sikap orang yang diurapi dan dipenuhi oleh Roh Kudus (dibaptis Roh
Kudus)?
Roma
8: 15,
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak
Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Ay
15 =>
"ya Abba, ya Bapa!" => Seperti YESUS di
taman Getsemani berseru ‘Ya Abba, Ya
Bapa’, bahkan sampai di kayu salib YESUS berseru ‘Ya Abba, Ya
Bapa’ = taat sampai mati di kayu salib = taat dengar-dengaran.
Jadi, Roh Kudus menolong kita untuk dapat
taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar (kehendak
Bapa) sampai daging tak bersuara lagi. Daging tak bersuara lagi itu
taat seratus persen. YESUS taat sampai mati
di kayu salib, tetapi kita taat sampai daging tak bersuara lagi.
Kehendak
ALLAH atau Firman pengajaran yang benar
itulah alkitab. Itulah yang harus kita
taati, jangan ditambah dan jangan dikurangi. Misalnya: Firman TUHAN
‘jangan membunuh’, tetapi kalau ini bagaimana? Kalau Firman
mengatakan ‘jangan
membunu, maka kita tidak boleh membunuh.
Seperti
juga Abraham yang taat kepada TUHAN saat diperintahkan untuk
menyembelih Ishak anaknya, akhirnya nanti TUHAN lah yang menolong.
Banyak kali, logika yang tidak bisa menerima Firman => ‘ini
begini, begitu’ Perasaan daging juga tidak bisa menerima Firman.
Matikanlah ini semua, sehingga kita dapat
taat kepada kehendak TUHAN (Firman pengajaran yang benar) sampai
daging tidak bersuara lagi apapun resiko yang kita hadapi. Semoga
kita dapat mengerti.
Jika
kita sudah taat kepada Firman pengajaran yang benar (tidak melanggar
Firman), maka:
kita
tidak dapat berbuat dosa. YESUS taat sampai mati di kayu salib
dan Dia tidak dapat berbuat dosa =>
1
Yohanes 3: 9b,
sebab benih ilahi tetap
ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir
dari Allah.
Kalau
tidak taat kepada Firman, berarti berbuat dosa. Dalam 1 Yohanes, dosa
adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (karena tidak taat kepada
Firman). Contohnya: Adam dan Hawa dilarang untuk memakan buah, tetapi
malah dimakan buahnya, itulah berbuat dosa. Jika waktu itu Adam dan
Hawa taat, maka tidak dapat berbuat dosa. Mari, kita menjaga
ketaatan!
tidak
bisa disesatkan. Kalau tidak taat, maka dapat
disesatkan =>
1
Yohanes 3: 7,
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus
adalah benar;
Jika
kita taat sampai daging tidak bersuara, maka kita tidak dapat berbuat
dosa dan tidak dapat disesatkan = benar
seperti YESUS Benar. Mulai sekarang kita
harus belajar! Kalau alkitab mengatakan
tidak boleh, berarti tidak boleh. Taati alkitab,
maka kita tidak dapat berbuat dan tidak dapat disesatkan = benar
seperti YESUS Benar dan kita akan
mendapatkan mahkota kebenaran.
Mari
kita mohon kepada Roh Kudus untuk mengurapi
dan memenuhi kehidupan kita, supaya kita dapat
berseru ‘Ya Abba, Ya Bapa’ dan tidak dapat
berbuat dosa lagi. ALLAH itu sempurna
(Firman itu sempurna), kalau Dia memerintahkan kita dan kita menjawab
‘Ya Abba, Ya Bapa’, maka tidak ada yang salah (tidak dapat
berbuat dosa) dan tidak ada yang dapat
menyesatkan kita. Tetapi kalau kita ‘Ya, tetapi ...’ =
berbuat dosa.
Kita
jangan ragu-ragu! Kalau di dunia => ‘kalau kamu mau benar
(berdagang benar, kuliah benar, tidak menyontek), habis kamu’ Kita
jangan seperti itu! Kalau kita hidup benar dalam TUHAN, maka TUHAN
akan menunjukkan posisi kita, supaya kita tidak ragu-ragu. Bagaimana
orang yang berjuang mengejar kebenaran dari dalam kandungan sampai
masa putih rambutnya? Kejarlah kebenaran!
Yesaya
46: 3,
4,
3.
"Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang
yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang
Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak
dari rahim.
4.
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu
terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Jika
kita hidup dalam kebenaran sampai benar seperti YESUS benar
(kehidupan di mulai dari
masa kandungan sampai masa tua yang berjuang untuk mencari
mahkota kebenaran),
posisinya adalah bagaikan bayi berada
dalam gendongan tangan kemurahan, belas kasih, anugerah TUHAN. Mari
kita melayani dengan benar, semuanya harus benar. Saya sebagai hamba
TUHAN dan rekan-rekan hamba TUHAN yang datang, mari mengajar dengan
benar.
Ada
dua hal yang harus dipertanggung
jawabkan yaitu:
- apa
yang kamu ajarkan? Pengajaran
yang benar
- dan
apa yang kamu kerjakan? Pelayanan
atau tahbisan yang benar, itu saja! Dan
otomatis, hidupnya benar, nikahnya benar,
semuanya benar dan kita berada dalam gendongan Tangan
TUHAN.
Demikian
juga sidang jemaat, mari terima Firman pengajaran yang benar, kalau
ada pengajaran yang tidak benar harus dihindari dan jangan sok jago.
Kalau saya bicara demikian, bukan berarti di
tempat ini saja yang benar, tidak! Terserah!
yang penting sesuai dengan alkitab. Kalau
kita berada di dalam posisi
yang benar (dalam gendongan Tangan
TUHAN), lalu kita coba-coba untuk mendengar pengajaran yang tidak
benar, ini seperti bayi meronta-ronta dan bisa jatuh. Misalnya: sudah
enak dalam gendongan tangan ibunya, lalu coba-coba kesana karena ada
bebek lewat (dengan meronta-ronta) atau ada sesuatu yang lebih
menarik padahal ini salah, jika demikian bisa jatuh. Bayi paling enak
berada dimana? jika diletakkan di ranjang, ia
menangis, begitu digendong diam, ini berarti enak dalam gendongan
tangan ibu.
Jangan
coba-coba tertarik kepada sesuatu yang tidak benar, baik dalam bentuk
dosa, ajaran yang tidak benar, ibadah pelayanan yang tidak benar =>
‘ah cuma ingin tahu kok’, jangan! Jika ingin tahu yang tidak
benar, ini seperti bayi meronta-ronta dan bisa jatuh.
Jika
kita hidup dalam kebenaran sampai benar seperti YESUS benar,
hasilnya
adalah:
- ‘Aku
akan menanggung kamu terus’
(Yesaya 46: 4) = Tangan
anugerah TUHAN mau menanggung kita semua,
artinya
- Tangan
anugerah TUHAN bertanggung jawab atas hidup matinya kita atau mati
hidup kita berada dalam Tangan
anugerah TUHAN. Kalau bayi dalam gendongan
ibu, maka ibunya yang bertanggung jawab mati atau hidupnya bayi.
Semuanya tergantung dari tangan ibu! biarpun bayinya pandai, hebat,
mau usaha apa saja, tetapi tergantung kepada tangan ibu. Demikian
juga kita, kalau kita sudah hidup benar, biar kata orang =>
‘begini, begini’, mati hidup kita dalam tangan anugerah TUHAN.
Tangan anugerah TUHAN lah yang menentukan, biarpun orang bilang apa
saja, tetapi kalau tangan TUHAN menghidupkan, kita akan hidup.
- Tangan
anugerah TUHAN sanggup memelihara (memberkati) sampai masa tua
kita.
Mazmur
37: 25,
26,
25.
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah
kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta
roti;
26.
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak
cucunya menjadi berkat.
Ay 25
=> ‘sekarang telah menjadi tua’
=> berambut putih.
Tangan anugerah TUHAN memberkati,
memelihara kita sampai anak cucu sekalipun kita tidak berdaya dan
menjadi berkat bagi orang lain.
Peganglah ini dengan
sungguh-sungguh. Memang, masa-masa kita diperbaiki, dibenarkan
merupakan masa-masa yang sakit (seperti mobil mogok yang diperbaiki
dengan dipukul), sampai kita mengaku dosa dan lepas dari dosa
(bertobat). Tetapi kalau kita sudah hidup
di dalam
kebenaran, itu merupakan masa-masa yang enak. Masa-masa dalam
pelukan Tangan
TUHAN adalah masa-masa yang enak. Dari dalam kandungan sampai masa
putih rambut, biarlah kita digendong oleh TUHAN.
- ‘Aku
mau memikul kamu’
(Yesaya
46: 4),
artinya Tangan
anugerah TUHAN memikul segala letih lesu, beban berat kita, sehingga
semuanya menjadi enak dan ringan dan semuanya menjadi indah pada
waktu-Nya. Semoga ini menjadi pengalaman kita semuanya. Mungkin
sekarang kita masih
berada dalam masa tempaan, tingkat satu,
mari bertobat, lalu naik ke tingkat kedua,
lalu naik sampai ke tingkat ketiga
yaitu soal pengajaran. Inilah tingkat
yang tertinggi. Kita sudah
harus peka, tidak dapat berbuat dosa,
tidak dapat disesatkan sekalipun ada tawaran-tawaran. Jika sudah
demikian, maka itu berarti
kita sudah berada dalam gendongan Tangan
TUHAN.
Saya sudah berulang kali bersaksi, saya mempelajari
dari guru dan gembala saya bpk pdt In Juwono, bpk pdt Pong
Dongalemba, kedua beliau
sederhana orangnya, bahkan banyak yang lebih pandai dari kedua
beliau
ini, tetapi satu ini saja yaitu dalam hal
pengajaran,
beliau
berdua ini teliti
sekali, sangat hati-hati dan tidak mau disesatkan, ini bukan
kebenaran sendiri. Saat beliau
tahu ada yang bertentangan, lalu saya mendapat pesan => ‘jangan
dekat-dekat’, ini sama dengan yang ada
di dalam
alkitab ‘hindari’ dan jangan
berfellowship. Mari kita lihat sungguh-sungguh, apakah sesuai dengan
alkitab
atau tidak. Semoga kita dapat
mengerti.
- ‘Aku
mendukung (menjunjung) kamu sejak dalam kandungan’
(Yesaya 46: 3),
artinya TUHAN
meninggikan kita tepat pada waktu-Nya (supaya kita tidak jatuh,
tidak gagal), sehingga kita menjadi berhasil dan dipakai oleh TUHAN
untuk kemuliaan TUHAN (untuk kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus).
- ‘Aku
akan menyelamatkan kamu’
(Yesaya 46: 4), artinya
Tangan
anugerah TUHAN menyucikan, mengubahkan sampai kita sempurna seperti
Dia, ‘benar seperti YESUS benar’, ‘suci seperti YESUS suci’,
‘sempurna seperti YESUS sempurna’
sehingga kita
layak untuk mendapatkan mahkota kebenaran dan layak untuk duduk di
takhta kerajaan surga bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Semoga kita dapat mengerti.
Mari
kita mencari kebenaran mulai dari masa kandungan sampai dengan masa
tua, biar posisi kita tetap berada didalam
Tangan anugerah TUHAN. Kita bagaikan bayi
yang tak berdaya, tetapi biarlah anugerah TUHAN yang bekerja bagi
kita semuanya. Perjamuan suci adalah sumber kemurahan, belas kasih,
pelukan Tangan anugerah TUHAN. Kita jangan
menggunakan kekuatan sendiri dan lain-lain. Kembalilah kepada
kebenaran dan kembali kepada pelukan Tangan
anugerah TUHAN sampai masa tua, sampai kita duduk di takhta dan
bertemu dengan ‘Yang lanjut usia’ untuk selama-lamanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1