Puji
TUHAN, kita sudah berada dipenghujung tahun 2014 dan akan memasuki
tahun 2015 yang akan datang, kita hanya menyerahkan kehidupan kita di
dalam Tangan belas kasih kemurahan
TUHAN.
Kita
belajar pada Kitab Wahyu 2-3 (jemaat di Malang sudah berada pada
Wahyu 2: 9-10 dan jemaat di Surabaya sudah berada pada Wahyu 2: 17).
Wahyu 2-3 ini tentang tujuh kali percikan darah didepan tabut
perjanjian.
Sebenarnya
terdapat dua kali tujuh percikan darah:
- Tujuh
kali percikan darah diatas tutup (diatas tabut perjanjian):
sengsara daging yang dialami oleh TUHAN YESUS, sampai mati di kayu
salib.
- Tujuh
kali percikan darah didepan tabut perjanjian (Wahyu 2-3):
- Penyucian
terakhir yang YESUS lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa
kafir
(sidang jemaat akhir zaman), supaya tidak bercacat cela, sempurna
seperti YESUS = menjadi Mempelai
Wanita
Surga.
Tubuh Kristus = istri = Mempelai
Wanita
surga.
- sengsara
daging yang kita alami bersama YESUS,
supaya kita tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS = menjadi
Mempelai
Wanita
surga yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali
di awan-awan permai. Sesudah itu kita masuk kerajaan seribu
tahun damai (Firdaus yang akan datang). Manusia memang diciptakan
di Firdaus, tetapi karena berbuat dosa manusia diusir ke dunia,
nanti kita akan dikembalikan ke Firdaus lagi (Firdaus yang akan
datang = kerajaan seribu
tahun damai). Sesudah itu kita masuk kerajaan surga yang kekal,
itulah Yerusalem baru (Wahyu 21-22) dan kita selama-lamanya bersama
dengan TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Tidak
terasa, malam ini kita sudah berada dipenghujung tahun 2014 dan kita
akan menyambut tahun 2015, berarti satu tahun lebih cepat untuk
menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan yang permai. Oleh
sebab itu kita harus segera menuju kesempurnaan seperti Dia. Setan
atau iblis selalu berusaha menghalangi, supaya kita tidak dapat
menjadi sempurna seperti YESUS (tetap cacat cela, ada dosa),
sehingga kita akan ketinggalan saat YESUS datang kembali ke dua kali
di awan yang permai. Ini berarti, kita binasa dan hancur bersama
dunia. Bagaimana caranya menghadapi setan? kita menghadapi setan
dengan langkah-langkah percikan darah (sengsara daging bersama
YESUS). Ini tidak ada jalan lain! Ada tiga usaha setan untuk
menghalangi gereja TUHAN (sidang jemaat akhir zaman) supaya tidak
bisa sempurna seperti YESUS.
Tiga
usaha iblis akan kita hadapi dengan tiga langkah percikan darah,
antara lain:
- Kita
menghadapi godaan dan paksaan dari iblis.
Jadi iblis akan menggoda terlebih dahulu, kalau tidak berhasil,
baru setan akan memaksa
(‘main paksa’).
Wahyu
2: 2, 4,
5,
2.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
5.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki
dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Wahyu
2: 1-7 => ini tentang sidang jemaat Efesus (sudah dipelajari baik
di Malang mau-pun
di Surabaya).
Ay 2 => ‘Aku tahu
segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu’
=> TUHAN memuji sidang jemaat Efesus.
Tetapi
di ay 4 => TUHAN mencela, ini berarti
ada cacat cela. Inilah yang dikehendaki oleh setan. Biarpun sudah
hebat dan dipuji (berjerih payah, tekun dalam penderitaan, tidak
mengenal lelah, berkorban), tetapi jika ada cacat cela, maka percuma
saja dan akan ketinggalan saat YESUS datang kembali.
Jadi,
godaan dan paksaan iblis adalah
lewat dosa-dosa (mencuri, iri hati dan sebagainya), termasuk dosa
kebenaran sendiri, sampai dengan puncaknya dosa. Dosa
kebenaran sendiri adalah sudah berbuat dosa,
tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain.
Puncaknya
dosa adalah
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
Inilah yang iblis pancarkan supaya kita bercela.
- dosa
kawin mengawinkan: dosa seks dengan
berbagai ragamnya baik pandangan, pikiran, perbuatan dan perkataan,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian), termasuk juga nikah yang
salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan atau seks
bebas). Inilah yang akan diperhadapkan kepada kita, saat
langkah-langkah penyucian terakhir untuk kita menjadi sempurna
seperti YESUS. Semoga kita dapat
mengerti.
Godaan
dan paksaan iblis lewat dosa-dosa sampai puncaknya dosa,
mengakibatkan
sidang jemaat Efesus (sekarang kita
semuanya) kehilangan kasih mula-mula = kehilangan kasih ALLAH
lewat kurban Kristus = kehilangan penebusan (tanda darah
hilang).
Jika kehilangan penebusan, akibatnya
adalah
- hidup
dalam kutukan (telanjang) = letih lesu,
berbeban berat, susah payah, air mata. Setelah Adam dan Hawa
berbuat dosa, mereka telanjang dan diusir kedalam dunia (hidup
dalam kutukan).
- jatuh
kedalam lubang yang dalam (Wahyu 9 ‘lubang
jurang maut’ ), bergaul dengan roh jahat
dan roh najis di tempat yang gelap (gelap hidupnya). Begitu roh
jahat dan najis yang bagaikan belalang-belalang keluar, maka bumi
menjadi gelap. Tadi, jika kaki dian diambil, maka menjadi gelap
(Wahyu 2: 5).
- sampai
sempurna dalam kejahatan dan kenajisan,
menjadi mempelai wanita iblis (Babel)
yang akan dibinasakan untuk selama-lamanya.
Inilah
pertama yang akan kita hadapi dalam langkah-langkah menuju
kesempurnaan, menuju perjamuan kawin Anak Domba (Kedatangan YESUS ke
dua kali di awan-awan), sampai ke firdaus,
bahkan ke surga. Tadi, di
dalam kitab
Wahyu 2 mulai ayatnya yang ke 2, supaya kita waspada, sebab sidang
jemaat Efesus kelihatan hebat diluar (tekun, luar biasa), tetapi
sebenarnya kehilangan kasih yang mula-mula (kehilangan penebusan)
dan yang ada hanyalah dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Semoga kita
dapat mengerti.
Kita
menghadapi godaan dan paksaan iblis lewat dosa sampai puncaknya dosa
dengan langkah-langkah percikan darah
(langkah salib) = langkah-langkah kasih
mula-mula (kembali kepada kasih mula-mula) =
langkah-langkah penebusan.
Terutama kita sebagai sidang jemaat bangsa
kafir
harus mendapatkan penebusan.
Keluaran
13: 13,
Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan
seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus
mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak
sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.
Ay
13 => ‘keledai ’=
bangsa
kafir.
Simson mengatakan kepada bangsa
Filistin ‘aku menghajar bangsa keledai’.
Sehebat apapun kita, kita
semuanya hanyalah
seperti keledai dihadapan TUHAN. Sehebat apapun bangsa
kafir,
jika tanpa penebusan, itu sama dengan keledai yang lahir untuk
dipatahkan lehernya (‘jika engkau tidak
menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya’),
ini berarti tidak ada
hubungan dengan TUHAN. Kepala = TUHAN, tubuh = kita, leher =
hubungan Kepala
dengan tubuh. Jika lehernya patah, maka Kepala
dengan tubuh tidak ada hubungan lagi.
Tidak
ada hubungan dengan TUHAN, artinya lahir
untuk mati dan binasa selamanya. Jangan bangga dengan kehebatan
kita, sebab bangsa kafir tidak berharga apa-apa dihadapan TUHAN.
Oleh sebab itu dalam Keluaran 13: 13, kalau keledai lahir, maka
domba harus disembelih (dombanya mati dan keledainya hidup). Jika
domba tidak disembelih, maka keledainya yang mati. Ini harus pilih
salah satu! Jadi, bangsa
kafir
atau keledai harus ditebus dengan Darah
Anak Domba (Darah
YESUS) = menerima kasih mula-mula,
sehingga dapat
hidup kekal untuk selama-lamanya.
Yohanes
19: 31-34,
31.
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat
mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab
Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi
kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu
dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
32.
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan
Yesus;
33.
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah
mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
34.
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan
tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Ay
31 => waktu YESUS disalibkan bersama dua penjahat itu menjelang
hari sabat. Pada hari sabat tidak boleh ada mayat yang tergantung.
Kalau di kayu salib ada yang masih hidup, maka dipatahkan kakinya
supaya cepat mati dan cepat dikuburkan.
Ay 32 ?waktu datang
ke penjahat pertama dan kedua, mereka belum mati, sehingga kakinya
dipatahkan kakinya, supaya cepat mati.
Ay 33,
34 => karena YESUS sudah mati, maka
Kaki-Nya tidak dipatahkan tetapi
Lambung-
Nya yang ditombak.
YESUS
sudah mati dengan empat luka utama, dua di Tangan
dan dua di Kaki
untuk menebus bangsa
Israel (umat pilihan TUHAN) dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa
(untuk menyelamatkan bangsa
Israel). Kalau luka bilur-bilur dan mahkota duri di Kepala
YESUS, kegunaannya untuk hal
yang lain. Luka dua di
Tangan dan dua di
Kaki, itu untuk penebusan bangsa
Israel. Semoga kita dapat
mengerti.
Karena YESUS sudah mati dan Kaki-Nya
tidak dipatahkan,
maka mereka menikam Lambung
YESUS dengan tombak, sehingga keluar darah dan air. Inilah
luka yang kelima, luka yang terbesar dan
terdalam (tombak dengan paku, lebih besar tombak
dan lebih dalam tombak) untuk menebus
bangsa
kafir
dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa (untuk menyelamatkan Bangsa
Kafir).
Darah dan air inilah kasih yang mula-mula
bagi kita semuanya.
Bangsa
kafir
harus kembali kepada tanda darah dan air di lambung YESUS, sebab
pada tahun 2015 iblis menghadang kita dengan dosa sampai puncaknya
dosa yang lebih hebat lagi baik lewat tontonan, bacaan, pergaulan
yang tidak baik, bahkan sampai
juga di desa,
di kota,
di kantor dsb). Hati-hati kaum muda, orang tua! Kita langkahkan kaki
dengan langkah-langkah kasih mula-mula (langkah penebusan).
Tanda
darah, pada tabernakel ini menunjuk medzbah
korban bakaran, ini menunjukkan bertobat.
Seandainya kita sampai dipenghujung tahun 2014 masih merokok, mabuk,
narkoba (dosa makan minum), dalam dosa percabulan, nikah yang salah
(dosa kawin mengawinkan) harus sudah berhenti (bertobat). Cukup
sampai malam ini saja.
Jadi, langkah
percikan darah ini sama dengan sengsara daging untuk bertobat.
Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati
terhadap dosa). Dosa apa saja harus berhenti, dosa korupsi,
menyontek, dosa kebenaran sendiri dan sebagainya.
Tanda
air, artinya:
- baptisan
air yang benar. Kita sengsara daging untuk
masuk baptisan air yang benar, sebab ada baptisan air yang tidak
benar. Seperti, ada banyak
bahtera, tetapi hanya
bahtera Nuh saja yang menyelamatkan. Banyak baptisan air, tetapi
hanya satu baptisan
air yang benar/yang
menyelamatkan.
- Baptisan
air yang benar adalah kita yang sudah mati
terhadap dosa (bertobat) harus dikuburkan dalam air bersama YESUS,
sehingga bangkit bersama YESUS (keluar dari air bersama YESUS)
untuk mendapatkan hidup baru, itulah hidup surgawi.
- air
kehidupan dari surga = baptisan
Roh Kudus. Sesudah baptisan air, kita
sengsara daging untuk mengalami baptisan Roh Kudus, supaya kita
juga mengalami hidup baru, itulah hidup surgawi. Contohnya: dengan
banyak menyembah TUHAN, berpuasa dan sebagainya.
Jadi,
langkah percikan darah adalah sengsara daging
untuk masuk baptisan air yang benar dan masuk baptisan Roh Kudus
yang benar =
sengsara daging untuk lahir baru dari air dan Roh, sehingga kita
mengalami hidup baru, itulah hidup surgawi. Hidup
surgawi adalah hidup dalam kebenaran = hidup
dari iman (kebenaran itulah iman). Kalau kita menyatakan hidup dari
iman, tetapi korupsi, itu berarti bukan hidup dari iman!
Hidup
dari iman adalah hidup dari mendengarkan Firman ALLAH.
Contohnya: Abraham hanya
hidup dari mendengarkan Firman ALLAH
dan bukan dari melihat. Abraham taat kepada TUHAN untuk meninggalkan
rumah bapaknya,
Abraham taat untuk menyembelih anaknya sendiri. Kalau dari melihat,
maka tidak akan dapat
hidup benar. Langkah percikan darah adalah
sengsara untuk hidup dalam kebenaran, inilah
yang dapat
melawan godaan dan paksaan iblis. Contohnya: tidak mau korupsi uang
satu
Milyar, karena mempertahankan hidup benar. Langkah
kebenaran, memang harus sengsara daging. Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau
hidup dari iman (hidup dalam kebenaran), hasilnya
adalah
- Yesaya
32: 17,
Di
mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk
selama-lamanya.
Hasil
pertama: kita
mengalami damai sejahtera, ketenangan dari surga ditengah angin
badai di lautan dunia, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan.
Sekalipun kaya, hebat, tetapi jika ada dosa, pasti letih lesu,
beban berat. Yang membuat letih lesu, beban berat, bukanlah kaya
atau miskin, tetapi ada dosa atau tidak. Contohnya: jemaat
Makedonia, sekali-pun mereka
miskin, tetapi mereka dapat
memberi dan berbahagia. Jika dosa yang merupakan beban terberat
dibuang, maka hidup kita menjadi
enak dan ringan.
Semoga kita dapat
mengerti.
Mungkin
tahun 2015 merupakan tahun yang berat, tetapi kalau mau melangkah
dengan langkah penebusan, langkah hidup dalam kebenaran, maka
semuanya akan enak dan ringan. Yang tidak benar, harus dibuang,
sebab itulah yang membuat berat. Enak dan ringan, itu berarti tidak
ada kutukan lagi (tidak ada letih lesu).
- Mazmur
37: 25,
26,
25.
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah
kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta
roti;
26.
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak
cucunya menjadi berkat.
Ay 25
=> ‘orang benar’
=> bukan orang yang kaya dan lain-lain.
Langkah percikan
darah memang mengerikan, sengsara daging untuk bertobat, sengsara
daging untuk baptisan air, sengsara daging untuk
baptisan Roh Kudus, dan langkah hidup
dalam kebenaran, yang tidak benar,
kita tidak akan
mau, baik di lalu lintas dan dimanapun
juga.
Hasil kedua: diberkati
dan dipelihara oleh TUHAN sampai ke anak cucu dan bisa menjadi
berkat (memberi):
- bisa
memberi untuk pekerjaan TUHAN,
- bisa
menjadi berkat bagi orang lain (bisa memberi untuk sesama yang
membutuhkan). Inilah kita mendapatkan pakaian putih yang
berkilau-kilau = pakaian kebajikan = pakaian Mempelai.
Dulu
Adam dan Hawa berbuat dosa, telanjang dan hidup dalam kutukan,
tetapi kalau sekarang kita hidup benar, kutukan hilang (damai),
enak dan ringan, diberkati dan menjadi berkat, pakaian dikembalikan
(ada pakaian putih berkilau-kilau).
Wahyu
19: 8,
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Ay
8 => ‘Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus’
=> segala kebajikan orang suci (dalam alkitab
terjemahan lama).
Perbuatan kebajikan (perbuatan baik) itulah
memberi = pakaian putih berkilau-kilau = pakaian Mempelai
Wanita,
sehingga kita dapat
mencapai kesempurnaan (mencapai tahap atau taraf Mempelai
Wanita)
dan tidak telanjang lagi. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau sudah memiliki
pakaian putih berkilau-kilau, kita dapat
masuk ke Firdaus. Jika sidang jemaat Efesus kembali kepada kasih
mula-mula, maka akan dikembalikan ke Firdaus. Inilah janji TUHAN.
- Wahyu
2: 7,
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan
dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Hasil
ketiga: kita hidup
bersuasanakan
firdaus,
sekalipun dunia berada dalam suasana kutukan (susah payah).
Suasana Firdaus itu bukan melihat, tetapi dari mendengarkan. Selama
Adam dan Hawa mendengarkan Firman, mereka berada
di dalam suasana Firdaus. Begitu mata
Hawa melihat (bukan dari iman lagi), dia digoda oleh ular untuk
memakan buah yang dilarang oleh TUHAN, sehingga ia jatuh dalam
kutukan dan menjadi tidak
benar.
Kaum
muda perhatikan! mau dalam jodoh atau dalam apapun juga, jangan
dari melihat tetapi mendengarkan Firman. Sebab
begitu melihat,
dapat
jatuh dalam lubang yang dalam. Biarlah kita hidup dari mendengarkan
Firman (hidup dari iman), itulah suasana Firdaus! Kalau melihat
anak, suami, istri, saudara kita
dapat jatuh. Kalau Abraham melihat anak
saat diperintahkan TUHAN untuk menyembelih anaknya,
maka Abraham juga akan
jatuh.
- Kita
menghadapi jemaah iblis dan pribadi iblis.
Diwakili oleh sidang jemaat Smirna.
Wahyu
2: 9,
10,
9.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah
mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya
tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
10.
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara
supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh
hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
kepadamu mahkota kehidupan.
Ay
9 => ‘jemaah iblis’.
Ay
10 => ‘Sesungguhnya Iblis’
= pribadi iblis sendiri.
Kita
menghadapi jemaah iblis lewat fitnah, dusta,
gosip-gosip yang tidak benar dan sebagainya. Jika sidang jemaat
TUHAN banyak menggosip (apalagi bergosip
soal hamba TUHAN), dusta, fitnah (yang benar menjadi tidak benar dan
sebaliknya), maka menjadi jemaah iblis. Kalau ada fitnahan, kita
melawan, berarti kita menjadi tidak sempurna. “Saya dulu salah,
saat ada fitnahan, malah melawan (‘mana, ayo buktikan?’), tetapi
sekarang kalau ada fitnahan, diam dan tenang saja”. Semoga kita
dapat mengerti.
Kita
menghadapi pribadi iblis lewat pencobaan
disegala bidang, kesusahan, kesengsaraan, penjara, celaka dan mara
bahaya yang datang tiba-tiba, aniaya antikrist
dan menghadapi maut. Jadi, jemaah iblis dan pribadi iblis membuat
anak TUHAN, pelayan TUHAN, hamba TUHAN tidak setia, bahkan
tinggalkan ibadah pelayanan. Inilah maksudnya! Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
25: 26, 30
26.
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi
kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak
menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
30.
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan
yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi."
Karena
gosip-gosip, pencobaan, kita menjadi tidak setia, meninggalkan
ibadah pelayanan, sampai menjadi hamba yang jahat dan malas,
sehingga dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap, itulah
neraka (kematian yang kedua). Kalau sudah malas, pasti jahat.
Misalnya: awalnya suka mendengarkan gosip-gosip, lama-lama juga
akan bergosip.
Semoga kita dapat
mengerti.
Wahyu
2: 10,
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara
supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh
hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
kepadamu mahkota kehidupan.
Kita
harus menghadapi jemaah iblis dengan pribadi iblis, dengan
langkah-langkah percikan darah yaitu setia
sampai mati = setia sampai kedatangan TUHAN YESUS kedua kali = setia
sampai garis akhir. Semoga kita dapat
mengerti.
Setia
sampai mati artinya
- Sengsara
daging untuk setia dalam penggembalaan yang baik dan benar.
Tadi, seharusnya
keledai yang lahir dipatahkan lehernya dan mati, tetapi karena
sudah ditebus, hidup benar, maka dia dapat
hidup dalam suasana firdaus.
Sekarang, keledai (bangsa
kafir)
harus setia sampai mati (setia dalam penggembalaan).
Kejadian
49: 11,
Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak
keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya
dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
Keledai
harus tertambat kepada pokok anggur yang benar, artinya:
- tergembala
pada Firman pengajaran yang benar (Pribadi
YESUS),
- setia
atau bertekun dalam kandang penggembalaan.
Yang belum bertekun, harus bertekun pada tahun mendatang. Kandang
penggembalaan = ruangan suci. Terdapat tiga
macam alat di dalam
ruangan suci:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini
persekutuan dengan Allah Roh Kudus didalam karunia-karunia Nya.
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah
pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan
anak Allah didalam Firman pengajaran yang benar dan kurban
Kristus.
- Medzbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa
penyembahan. Ini persekutuan dengan Allah Bapa didalam kasih
Nya.
Inilah
kandang penggembalaan, mulai dari saya sebagai gembala harus setia
dalam penggembalaan yang benar dan baik. Betapa bahayanya kita yang
memiliki
kesempatan untuk beribadah,
tetapi tidak beribadah. Betapa mengerikannya godaan dan paksaan
setan, terlebih lagi terhadap jemaah iblis dan pribadi iblis
(pencobaan, celaka, fitnah gosip). Hadapilah dengan tergembala
dengan benar dan baik hari-hari ini.
Yesaya
29: 11,
12,
11.
Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak
keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya
dengan
anggur dan
bajunya dengan darah buah anggur.
12.
Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena
susu.
Jika tergembala dengan
benar dan baik, hasilnya adalah kita
mengalami penyucian =>
- hati
disucikan dari keinginan jahat dan keinginan najis,
- pakaian
disucikan, sehingga menjadi perbuatan-perbuatan benar dan suci.
- mata
atau pandangan disucikan, sehingga menjadi pandangan yang rohani,
yaitu mengutamakan TUHAN (mengutamakan Firman pengajaran yang
benar).
- mulut
(‘gigi ’)
disucikan, menjadi perkataan-perkataan yang benar dan baik. Inilah
yang membuat tertawa atau bahagia (‘gigi kelihatan’). Kalau
perkataan dusta, bergosip,
membuat hidup susah. Kalau sudah bergosip, apalagi menggosipkan
Firman pengajaran yang benar atau hamba TUHAN yang benar, kalau
tidak dicabut, maka hanya tinggal menuai akibatnya
dan sampai satu waktu tidak salah lagi
dalam perkataan.
Yakobus
3: 2,
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
‘tidak
bersalah dalam perkataannya’ =
sempurna seperti Dia. Jadi didalam penggembalaan (tiga macam
ibadah) tubuh, jiwa, roh kita sempurna seperti Dia.
- Sengsara
daging untuk setia di
dalam
nikah rumah tangga. Jika sudah
setia dalam penggembalaan (digembalakan dengan benar dan baik) dan
disucikan dari hati sampai mulut, maka kita dapat
sengsara daging untuk setia dalam nikah. Jika sudah disucikan,
maka:
- suami
akan mengasihi istri seperti diri sendiri (tidak berlaku kasar),
- istri
akan tunduk kepada suami dalam segala hal,
- anak
akan taat dengar-dengaran kepada orang tua,
- kakak
dan adik saling mengasihi (bukan saling membenci).
Jika
hal diatas sudah terjadi, maka tidak akan terjadi pengkhianatan
(perselingkuhan), kekerasan, pertengkaran, perceraian dalam nikah
rumah tangga dan tidak terjadi pemberontakan anak terhadap orang
tua. Cikal bakalnya adalah setia sampai mati
di dalam
penggembalaan terlebih dahulu. Kalau sudah
disucikan dalam penggembalaan, maka setia dalam nikah rumah tangga
(termasuk dalam pacaran) akan lebih mudah. Kalau najis, tidak akan
dapat
setia. Jangan berpikir => ‘kalau diberi yang najis, dia akan
lekat kepada saya’.
Ini tidak akan bisa! Tidak pernah ada kesetiaan diluar dari
kesucian. Kalau pacaran sudah mengarah pada yang tidak suci, jangan
dilanjutkan, sebab itu gambaran dari ketidaksetiaan
(pengkhianatan). Semoga kita dapat
mengerti.
Jika sudah tidak
ada lagi pengkhianatan, maka rumah tangga menjadi ‘home sweet
home’ = tempat yang paling dirindukan di dunia. Dulu ketika kami
belum menikah, rumah saya berada di desa,
tidak ada listrik dan sebagainya. Sekalipun saya sudah berada
di kota
Surabaya, tetapi jika ada waktu sekalipun hanya sedikit, perjalanan
yang paling menyenangkan adalah perjalanan menuju ke rumah. Suami
yang bekerja di kantor akan cepat-cepat menyelesaikan tugasnya
(rapat berdua tidak akan mau) dan ingin pulang. Istri yang bekerja,
ingin pulang. Anak-anak juga ingin pulang. Itulah ‘home sweet
home’. Semoga kita dapat
mengerti.
- Sengsara
daging untuk setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Matius
25: 21,
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Setia
dan baik dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Setia
artinya tidak mau dihalangi dan tidak bisa
dihalangi. Baik artinya
- dengan
hati nurani yang baik, yaitu tanpa pamrih = tidak menuntut
sesuatu,
- dengan
perbuatan yang baik, yaitu tidak merugikan sesama. Didalam rumah
TUHAN atau dalam ibadah jangan sampai merugikan sesama. Saya
pernah ke Israel, kemudian ada salah satu pemuda yang sama sekali
tidak mau dibaptis,
sekalipun sudah mengikut TUHAN selama bertahun-tahun. Dia sudah
menjadi pemain piano disebuah gereja besar di suatu kota,
tetapi tidak mau dibaptiskan, sehingga ibunya
menjadi
sedih. Waktu mereka berangkat ke Israel diberitahu kalau ada
baptisan di sungai
Yordan, dia tetap tidak mau. Untunglah, ada kesempatan kebaktian
di bus dan saya yang berkotbah, waktu itu Firman TUHAN tentang
baptisan. Akhirnya dia meminta uang dua
belas dollar
kepada ibunya, untuk ikut baptisan. Mendengar perkataan anaknya
itu, ibunya sampai seperti mau pingsan. Akhirnya dia
dibaptiskan.Tetapi ketika,
saya datang lagi ke tempat
itu, ada berita yang kurang baik lagi, anak
ini malah tidak mau ke gereja, karena
bisnis dengan sesama anggota gereja. Ibunya bilang ‘kami paling
takut kalau berbisnis
dengan sesama anak TUHAN, lebih baik berbisnis
dengan orang diluar TUHAN’ Ini karena perbuatan yang tidak baik,
Bagaimana kita sebagai pelayan TUHAN? Kita harus setia dan baik,
setia melayani dengan perbuatan-perbuatan yang baik, tidak
merugikan sesama, bisa menjadi berkat bagi sesama.
- dengan
perkataan baik,
- dengan
nama baik (melayani dengan nama yang baik).
Jika
melayani dengan setia dan baik, hasilnya adalah:
- ‘dipercaya
dalam perkara yang besar’
= kita
dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna,
seperti keledai yang ditunggangi oleh YESUS menuju kota Yerusalem
baru, Kota terang (bukan gelap lagi), sehingga kita memiliki masa
depan yang terang (yang berhasil, indah dan baik). Jika malas dan
jahat, akan dicampakkan kedalam tempat yang gelap. Kita semuanya
harus bergantung sepenuhnya kepada TUHAN (jangan bergantung kepada
anak, orang tua), kalau TUHAN mau menunggangi kita, maka Dia akan
bertanggung jawab atas kehidupan kita. Semua jalurnya berasal dari
TUHAN, TUHAN dapat
menggerakkan siapapun juga (anak, bahkan orang lain juga). Kita
tidak saling bergantung, tetapi hanya bergantung sepenuhnya kepada
TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
- ‘Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’ =
kita mengalami
langkah-langkah kebahagiaan TUHAN (kebahagiaan surga) ditengah
dunia yang sudah sulit, susah payah.
Sampai kita masuk perjamuan kawin
Anak Domba saat YESUS datang kembali ke dua kali di awan-awan
permai. Inilah puncak kebahagiaan!
- Wahyu
2: 10 (‘Ini
janji TUHAN kepada jemaat di Smirna’)
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam
penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama
sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
kita
mendapatkan mahkota kehidupan/mahkota Mempelai
(kita
menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN), sehingga kita mengalami hidup kekal selama-lamanya
(kematian kedua tidak akan bisa menjamah kita).
Melayani TUHAN itu suatu perlombaan, jadi harus cepat menjadi
keledai yang ditunggangi oleh TUHAN. Kita tidak akan rugi melayani
TUHAN, sebab nanti berakhir dengan mendapatkan mahkota kehidupan.
- Kita
menghadapi tahta iblis.
Ini
usaha iblis yang terakhir. Diwakili oleh sidang jemaat Pergamus.
Wahyu 2:
13-15
13.
Aku
tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan
engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu
kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia
kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.
14.
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu
ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat
kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan
persembahan berhala dan berbuat zinah.
15.
Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran
pengikut Nikolaus.
Tahta
iblis ini ditampilkan lewat pengajaran palsu, yaitu
- ajaran
Nikolaus: mengumpulkan orang banyak dengan
menghalalkan segala cara (dengan cara-cara dunia sehingga banyak
orang yang berkumpul),
- ajaran
Bileam: mengajarkan upah yang jasmani.
Ajaran Nikolaus dan ajaran Bileam
ini saling bekerja sama, jika orang banyak dikumpulkan maka uangnya
juga banyak. Oleh sebab itu dalam ibadah persekutuan pada malam ini
(termasuk ibadah kunjungan), tidak ada kolekte.
- ajaran
Izebel (pada jemaat Tiatira). Wahyu
2: 20
Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel,
yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan
hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala.
Ajaran
Izebel adalah:
- wanita
boleh mengajar dimana ada laki-laki.
- wanita
boleh memerintah laki-laki.
Doakan kami yang ada di GPT ini, sudah
ada usaha-usaha kesana. Saya sudah dengar nanti akan dibawa ke
Mubes. Mari kita mohon kepada TUHAN. Pada 1 Timotius 2, dijelaskan
bahwa ‘wanita berdiam diri dimana ada laki-laki’.
1
Timotius 2: 12-14,
12.
Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya
memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri
13.
Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
14.
Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah
yang
tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Ada
juga yang mencontoh Debora pada perjanjian lama, tetapi ini sudah
digenapi di dalam
perjanjian baru. Dulu pada perjanjian lama ‘tidak boleh memakan
babi’, tetapi sudah digenapi perjanjian baru ‘boleh makan
babi’, dan pada akhirnya
yang di dalam perjanjian baru
yang di pakai. Debora katanya melayani
dalam perjanjian lama, sekarang dalam perjanjian baru
‘wanita tidak boleh mengajar dan
memerintah laki-laki’ (bukan tidak boleh melayani), lalu yang mau
dipakai yang perjanjian lama. Lalu saya katakan,
‘nanti yang laki-laki protes juga,
dulu pada perjanjian lama boleh menikah lebih dari satu, jadi
silahkan istri mengajar di gereja dan aku menikah lagi
saja’.
Jadi, yang diambil yang perjanjian baru.
TUHAN berkata kepada Hawa ‘semua
buah pohon di taman boleh kamu makan buahnya dengan bebas kecuali
satu’, artinya
wanita boleh melayani apa saja, kecuali satu,
yaitu tidak boleh memerintah dan mengajar laki-laki. Laki-laki itu
sebagai kepala atas wanita. Jika wanita diam/tunduk, berarti
laki-laki menjadi kepala, maka YESUS yang menjadi kepala dalam
ibadah. Jika wanita mengajar,
berarti laki-laki tidak menjadi kepala,
maka YESUS tidak menjadi kepala dan ularlah yang menjadi kepala.
Semoga kita dapat mengerti.
- ajaran
Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Ini
sudah diperbolehkan atau disahkan.
- ajaran
Saduki: ajaran yang mengajarkan setelah
hidup, lalu mati begitu saja seperti binatang (setelah mati habis
perkara). Tidak percaya adanya roh, malaikat. Akhirnya, mereka
hidup dalam dosa kawin mengawinkan, seks bebas, homoseks, lesbian
dan lain sebagainya. Sekarang ini, homoseks minta dikawinkan dan
harus diberkati di gereja. Saya ingat betul pada tahun 2009 waktu
ke Amerika Serikat, ini sudah dibuat semacam RUU dan sudah banyak
negara bagian yang setuju. Dulu ada seorang hamba TUHAN datang
untuk minta didoakan, kalau RUU ini disetujui, maka pendeta yang
tidak mau menikahkan (menumpangi tangan) homoseks, dia yang akan
dipenjara. Ini sudah terjadi di negara Kristen. Bayangkan,
bagaimana kita menghadapi tahta iblis yang mengerikan. Menghadapi
godaan saja mengerikan, menghadapi jemaah iblis dan pribadi iblis
juga mengerikan, lebih mengerikan lagi kalau menghadapi tahta
iblis.
- Penyembahan
palsu. Pengajaran palsu mendorong
penyembahan palsu (penyembahan kepada antikris).
Kita
menghadapi tahta iblis dengan
langkah-langkah percikan darah yaitu
sengsara daging agar tidak
menyangkal iman.
Wahyu
2: 13,
Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di
sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku,
dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman
Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan
kamu, di mana Iblis diam.
Sengsara
daging agar tidak menyangkal
iman, artinya
- sengsara
daging untuk tetap berpegang teguh dan taat dengar-dengaran kepada
Firman pengajaran yang benar. Ini memang sengsara, mungkin kita akan
dikucilkan, diejek dan sebagainya.
- sengsara
daging untuk tetap menyembah YESUS sebagai Raja segala raja,
Mempelai Pria Surga dengan kata ‘Haleluya ’
seperti di surga. Kita di bumi juga menyembah YESUS dengan kata
‘Haleluya ’
seperti di surga (Wahyu 19: 6-7). Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
dihari-hari ini akan diperhadapkan dengan
pengajaran palsu dan penyembahan palsu seperti:
- Daniel
diperintahkan harus menyembah raja.
- Sadrakh,
Mesakh, Abednego diperintahkan harus menyembah patung.
Pengajaran
palsu dan penyembahan palsu harus kita lawan dengan tidak menyangkal
iman. Jika berpegang teguh kepada pengajaran yang benar, taat
dengar-dengaran, menyembah dalam penyembahan yang benar, kita tidak
akan menjadi tahta iblis, tetapi kita menjadi takhta TUHAN.
Wahyu
4: 3,
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis
dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu
gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Ada
pelangi di takhta.
Yehezkiel
1: 28,
Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan,
demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan
gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu
kudengar suara Dia yang berfirman.
Pelangi
itulah kemuliaan TUHAN. Kita harus berpegang teguh kepada pengajaran
yang benar dan taat dengar-dengaran, seperti YESUS yang taat sampai
mati di kayu salib. Kita taat sampai daging tak bersuara, seperti
Abraham yang taat untuk menyembelih anaknya sendiri.
Kita
menjadi takta TUHAN, dimana ada pelangi kemuliaan TUHAN. Biarpun ada
iblis yang mengganggu kita, tetapi ada pelangi kemuliaan TUHAN.
Jadi,
tahun 2015 adalah tahun percikan darah, langkah-langkah kehidupan
kita harus benar-benar dalam percikan darah.
Tetapi ingat!
tahun 2015 juga merupakan tahun pelangi (tahun mujizat TUHAN).
Kegunaan
pelangi kemuliaan TUHAN adalah
- Kejadian
9: 13-15,
13.
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara
Aku dan bumi.
14.
Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak
di awan,
15.
maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan
kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga
segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang
hidup.
‘segenap
air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup’
= ada perlindungan
TUHAN atas kehidupan kita dari segala serangan iblis, segala celaka
mara bahaya, dan
juga dari
hukuman TUHAN.
- jika
ada pelangi kemuliaan TUHAN, sekalipun mendung, maka mujizat akan
terjadi.
Tahun percikan darah = tahun mujizat.
Langkah percikan darah = langkah mujizat.
Yohanes
11: 38-41,
38.
Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur
itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "TUHAN, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40.
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
41.
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan
berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau
telah mendengarkan Aku.
Ay
39 => Lazarus sudah mati empat hari.
Ay 40 => ‘engkau
akan melihat kemuliaan Allah ’= ada
pelangi kemuliaan ALLAH.
Jika
ada pelangi kemuliaan ALLAH,
maka di situ terjadi mujizat. Keluarga ini mengasihi TUHAN dan TUHAN
juga mengasihi mereka, tetapi mereka diijinkan menghadapi percikan
darah (‘mendung gelap’). Saat mereka memberikan kabar tentang
Lazarus sakit kepada YESUS (berdoa), tetapi tidak dijawab, malah
YESUS tinggal selama dua
hari di kota lain. Akhirnya setelah Lazarus mati selama empat
hari, YESUS baru datang.
Ini tidak terlambat, selama kita
menjadi takhta TUHAN, hidup benar, setia, berpegang teguh dan taat
dengar-dengaran, ditambah dengan menyembah TUHAN (menyerah sepenuh,
percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN), maka ada
pelangi kemuliaan TUHAN yang tidak akan pernah terlambat.
Terjadi
mujizat-mujizat:
mujizat
yang rohani, yaitu keubahan hidup:
- saat
batu penutup kubur mau diangkat, Marta melarangnya, karena sudah
berbau busuk. Ini menunjuk hati keras. Hati
keras diubahkan menjadi hati yang lembut, yaitu jujur
= dibuka apa adanya, mengakui apa yang busuk. Di akhir tahun ini
akuilah semua kebusukan-kebusukan seperti
- Kebusukan
secara pribadi akan diselesaikan oleh TUHAN, sehingga kita dapat
hidup benar dan suci.
- Kebusukan
dalam nikah rumah tangga akan dipulihkan oleh TUHAN, sehingga nikah
rumah tangga berada dalam
kebenaran, kesucian dan kesatuan.
- ditambah
dengan, ‘percayalah kepada TUHAN dan jangan
bimbang sedikitpun’ = percaya
kepada TUHAN.
jika mujizat rohani (jujur dan percaya)
terjadi, maka mujizat jasmani pasti terjadi, yaitu:
- Kebusukan
jasmani baik dalam ekonomi, kuliah, kesehatan, semuanya akan
dipulihkan, ditolong dan diselesaikan oleh TUHAN.
- Lazarus
yang sudah mati
selama empat
hari dibangkitkan, artinya:
kemustahilan menjadi tidak mustahil.
Yang
terakhir,
langkah-langkah hidup kita adalah langkah-langkah
mujizat =
- Jika
kita hidup benar, itulah langkah penebusan.
- Jika
kita setia, itulah langkah kesetiaan.
- Jika
kita taat dengar-dengaran dan menyembah TUHAN, itulah langkah
mujizat. Sampai jika YESUS datang kembali
yang ke dua kali, kita diubahkan menjadi
sama mulia dengan Dia dan kita akan terangkat di awan-awan yang
permai. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Jangan
takut terhadap langkah percikan darah, sebab dimana ada percikan
darah disitu ada pelangi kemuliaan TUHAN, sehingga mujizat-mujizat
pasti terjadi di tahun yang akan datang. Kita akan menghadapi iblis
dengan tiga usahanya, tetapi ALLAH
Tritunggal akan selalu melindungi kita dengan pelangi kemuliaannya
dan selalu mengadakan mujizat untuk menolong kita.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1