Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada dalam Kitab wahyu 1: 13-16, ini tentang penampilan pribadi YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:

  • Penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar (Wahyu 1: 13).
  • Penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja segala Raja (Wahyu 1: 14).
  • Penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim yang adil (Wahyu 1: 15).
  • Penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga = Kepala = Suami (Wahyu 1: 16).

Kita beberapa kali sudah membaca ayat yang ke 13, sekarang ini kita masih membaca ayat yang ke 13.
Wahyu 1: 13, Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar yang duduk disebelah kanan tahta Allah Bapa, ditandai dengan dua hal:

  1. berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki’.
  2. dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas’.

Kita masih mempelajari tentang YESUS sebagai Imam Besar ‘berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki’. Jubah yang panjangnya sampai di kaki, artinya:

  1. perbuatan kebenaran dan kebajikan (kebaikan) = perbuatan memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk sesama yang membutuhkan, sampai menjadi jubah putih berkilau-kilau (ini sudah diterangkan). Jangan lupa, harus benar terlebih dahulu, baru menjadi baik. Banyak orang dibalik, yang penting baik dahulu, padahal banyak yang tidak benar. Kalau baik tetapi tidak benar, itu tidak berkenan kepada TUHAN. Kalau benar dahulu, lalu baik, inilah = di dalam TUHAN.


  2. jubah yang dipakai oleh Imam Besar untuk melakukan pelayanan pendamaian. Mulai Keluaran 25 ini tentang tabernakel. Dulu Musa melihat kerajaan surga, kemudian Musa diperintahkan oleh TUHAN untuk membuat kerajaan surga di bumi, itulah kemah suci (tabernakel). Pada tabernakel terdapat: halaman, ruangan suci dan yang terakhir ruangan maha suci. Dulu dalam perjanjian lama imam besar Harun setahun sekali masuk ke ruangan maha suci dengan jubah putih yang bermata-mata untuk mengadakan pelayanan pendamaian (mendamaikan dosa-dosa bangsa Israel). Imam besar Harun membawa dupa dan darah, lalu darahnya dipercikkan, sehingga terjadi Shekinah Glory (terjadi pendamaian) dan segala dosa diampuni oleh TUHAN.

Mari kita membaca didalam Imamat 16, ini saya menunjukkan pelayanan pendamaian yang memakai jubah.
Imamat 16: 1,2, 4
1. Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
2. Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
4. Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.

Ay 4 => ‘Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus’ => imam besar Harun masuk ke ruangan maha suci untuk melakukan pelayanan pendamaian dengan memakai jubah yang panjangnya sampai di kaki = pakaian kudus atau pakaian putih.

Didalam Keluaran 28, ini tentang pakaian Imam besar, jubah yang dipakai oleh YESUS, yang dulu pernah dipakai oleh imam besar Harun. Disini diterangkan bahwa jubah itu ada mata-matanya.
Keluaran 28: 39, Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.

Ay 39 => ‘Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya’ => ragi ini menunjuk lubang-lubang atau mata-mata (bukan ragi tape).
dari lenan halus’ => kain putih.

Jadi, jubah yang panjangnya sampai di kaki = pakaian putih dengan ada raginya = pakaian putih yang bermata-mata (berjala-jala atau berlubang-lubang) = Pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus. Putih menunjuk kesucian. Bermata-mata menunjuk urapan Roh Kudus. Kalau kita mau melayani TUHAN, syaratnya bukanlah kaya, miskin, tua, muda, bukan itu! Syarat melayani TUHAN adalah berpakaian. Kalau telanjang, tidak boleh melayani TUHAN. Waktu Adam dan Hawa telanjang, saat TUHAN datang ke taman Eden, mereka malah lari. Jangankan mau melayani TUHAN, mau bertemu TUHAN saja tidak bisa (lari). Jika saudara mau melayani TUHAN, mulai minggu depan akan ada penataran calon imam-imam, pakaian inilah yang harus diperhatikan (harus memakai pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus).

YESUS sebagai Imam Besar memakai pakaian putih bermata-mata, ini menunjuk YESUS yang berada di tahta surga memperhatikan (memandang) kita yang ada di dunia ini dengan pandangan belas kasihan (untuk menolong dan lain-lain). Sebaliknya, kalau kita (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) di bumi ini memakai pakaian putih yang bermata-mata (pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus), maka mata kita hanya tertuju/memandang kepada YESUS Imam Besar yang duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa. Inilah saling memandang.

YESUS memakai pakaian putih bermata-mata, Dia duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa, di tempat yang tinggi untuk memonitor kita pelayan-pelayan TUHAN di bumi dengan pandangan belas kasihan dan tidak menghukum. Jika ada yang salah, diperbaiki, ini kalau kita mau. Kalau tidak mau, nanti kita akan dihukum. Kalau tempatnya tinggi, maka dapat melihat semuanya. Sebenarnya pandangan belas kasih itu untuk menolong, mengangkat, bukan menghukum. Kalau sampai ada yang dihukum, ini salahnya sendiri, sebab nanti YESUS datang sebagai Hakim yang adil (penampilan Pribadi YESUS yang ke tiga). Jika tidak mau dilayani atau tidak mau mendapatkan belas kasihan TUHAN dan tetap mempertahankan dosa, maka nanti akan berhadapan dengan Hakim yang adil. Kita tidak perlu seperti ini, jika TUHAN memandang kita dengan belas kasih lewat Firman (Firman menunjukkan kesalahan-kesalahan kita, mari kita ikuti).

Kita banyak diajarkan, mari mata hanya memandang YESUS, tetapi apa buktinya, jika mata kita hanya tertuju kepada YESUS Imam Besar yang duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa? buktinya adalah tidak ada kekuatiran atau tidak ada ketakutan lagi. Inilah bukti kita memakai pakaian putih bermata-mata (pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus).

Dalam Matius 6: 25-34, ini tentang ‘hal kekuatiran’. Disini diajarkan => ‘jangan kuatir, pandanglah burung yang tidak menabur dan menuai, tetapi Bapa di surga yang memelihara dsb’, inilah pandangan ke surga = pandangan kepada YESUS Imam Besar yang duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa yang penuh dengan belas kasihan.

Matius 6: 31-34,
31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Ay 32 => ‘bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah’. Di dunia ini ada dua bangsa yaitu bangsa Israel umat pilihan TUHAN dan bangsa kafir (di luar bangsa Israel). Tabiat dari bangsa kafir hanya mencari makan minum, (maaf) sampai di gereja pun sekarang diajarkan untuk mencari berkat. Jika demikian, memang bangsa kafir akan senang, tetapi tidak memandang TUHAN. Mari kita hanya memandang TUHAN.

Ada tiga macam kekuatiran (inilah yang selalu dikuatirkan atau ditakutkan), antara lain:

  • Kuatir akan kehidupan sehari-hari, itulah makan minum.
  • Kuatir tentang masa depan (‘bagaimana hari esok’ ay 34).
  • Kekuatiran dalam menghadapi kegoncangan (darat, laut, udara goncang), pencobaan, krisis disegala bidang yang melanda di bumi, saat kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.

Lukas 21: 25, 26,
25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

Ay 25 => ‘Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang’ => menjelang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali, ada tanda pada matahari, bulan dan bintang.

di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut’ => di udara, laut akan goncang.

Sekarang ini, kita kuatir akan makan minum. Untuk mencari makan minum yang persaingan sekarang ini begitu dahsyat. Di desa-desa juga sudah merasakan hal ini, dulu yang membuka toko, tahu-tahu sekarang ini sudah membuka supermarket dll. Semoga kita dapat mengerti.

Selanjutnya, kekuatiran akan hari esok dan sampai kekuatiran dalam menghadapi kegoncangan, pencobaan, krisis disegala bidang (bidang ekonomi, kesehatan dsb). Inilah yang seringkali membuat anak TUHAN, hamba TUHAN dalam kekuatiran/ketakutan, sehingga mengakibatkan:

  1. kematian secara tubuh’ (Lukas 25-26). Jika kita kuatir atau stres, hormon-hormon dalam tubuh bekerjanya tidak baik lagi, bahkan bisa mengakibatkan kematian secara tubuh. Ketua Panitia kami di Medan adalah seorang dokter spesialis, dan Beliau seringkali bicara => ‘kalau pikiran kita kacau, berpikir terus, nanti begini dsb, maka hormonnya bekerja tidak baik lagi’. (maaf), penyakit yang mengakibatkan kematian pada akhir zaman nomor satu (pembunuh utama di akhir zaman) adalah stress (ketakutan, kekuatiran).


  2. lebih dari itu, bisa mengakibatkan ‘kematian secara rohani’. Jika kita kuatir dan takut akan sesuatu, maka kita tidak akan dapat berdoa, sehingga kerohanian menjadi mati. Kematian rohani ini yang membawa kepada kematian yang kedua, itulah kebinasaan selama-lamanya di neraka.

Kekuatiran ini justru melanda pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN. Kita jangan bilang => ‘orang di dunia yang diluar YESUS kasihan ya, dia takut dan kuatir’, sebab kekuatiran ini juga melanda pelayan TUHAN.

Lukas 10: 40, 41,
40. sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "TUHAN, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41. Tetapi TUHAN menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Ay 40 => ‘sedang Marta sibuk sekali melayani’ => Maria duduk di bawah Kaki YESUS mendengarkan perkataan-perkataan YESUS (ay 39), tetapi Marta sibuk melayani.

Ay 41 => ‘"Marta, Marta, engkau kuatir’ => inilah orang yang melayani TUHAN, tetapi disebut kuatir.

Mengapa kekuatiran justru melanda pelayan TUHAN, hamba TUHAN? karena melayani tanpa kekuatan Firman, tidak duduk dulu di bawah Kaki TUHAN. Maria duduk terlebih dahulu di bawah Kaki TUHAN untuk mendengarkan Firman, sehingga tenang = makan dulu baru melayani. Jika melayani tanpa Firman, ini bagaikan melayani tetapi tidak makan (secara jasmani). Kalau ada orang yang tidak makan lalu melayani, semakin melayani, maka semakin takut dan kuatir = sudah lapar, akhirnya sampai pingsan. Inilah kesalahan kita. Jadi, dahulukan makan Firman seperti Maria, setelah itu baru dapat melayani tanpa kekuatiran.

Sedangkan Marta sibuk melayani tetapi dengan kekuatiran, ketakutan, sebab pelayanannya tidak dikaitkan dengan Firman ALLAH. Inilah yang melanda pelayan-pelayan TUHAN, sebab melayani tanpa ada kaitan dengan Firman pengajaran yang benar (tidak mengutamakan Firman). Semoga kita dapat mengerti ini.

Praktik hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang melayani dengan kuatir yaitu

  1. Sibuk mencari perkara-perkara dunia (bahkan dengan cara yang tidak halal), sehingga tidak setia, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan. Yang masih bekerja di dunia memang tidak dilarang untuk melayani TUHAN, tetapi jangan sampai menggangu kesetiaan dan pelayanan kita kepada TUHAN. Kecuali, fulltimer (Lempin-El) yang memang seratus persen menyerah kepada TUHAN, sehingga tidak bekerja lagi (tidak ada kaitan lagi dengan dunia untuk menghasilkan uang bagi kita). TUHAN mengatakan => ‘carilah dahulu kerajaan Allah’, inilah yang benar. Kalau mencari perkara dunia, sampai tidak setia, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan, ini yang tidak boleh. Semoga kita dapat mengerti.

    Menjadi fulltimer, kalau memang panggilan TUHAN, silahkan saja. Kalau bukan panggilan TUHAN, jangan! Jadi, sebab akan hancur. Sebaliknya, kalau sudah panggilan TUHAN untuk menjadi hamba TUHAN sepenuh, tetapi tidak mau, juga akan hancur. Ini terserah panggilan TUHAN dan tidak dapat ditanyakan kepada saya sebab ini merupakan urusan sendiri dengan TUHAN’. Saya dulu waktu dipanggil TUHAN menjadi hamba TUHAN sepenuh, orang tua saya tidak tahu dan semuanya tidak tahu, saya sendirilah yang merasa dipanggil oleh TUHAN. Contohnya: Musa dipanggil secara pribadi oleh TUHAN.


  2. Tidak dapat hidup benar. TUHAN mengatakan => ‘carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya’, kalau kuatir, takut, maka tidak dapat hidup benar. Contohnya:


    • ada tetangga menjual barang palsu dengan harga murah, tetapi mengaku barang asli. Lalu, kalau kita menjual barang asli sungguhan dengan harga tinggi, bisa tutup tokonya. Inilah sudah kuatir, akhirnya menipu juga (barang palsu dibilang asli).


    • Demikian juga, kalau kuatir, takut soal jodoh dan soal apa saja, maka tidak bisa hidup benar. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Bersuasana duri-duri atau kutukan (dalam kesusahan, kepahitan, air mata, stress). Tadi, TUHAN mengatakan kepada Marta => ‘Marta, engkau menyusahkan dirimu’, ini berarti melayani tetapi bertambah susah. Yang terakhir ini, kepala yang ditusuk oleh duri (stress). Padahal YESUS sudah rela dimahkotai duri, sehingga kita tidak perlu merasa stress lagi. Saya dulu juga pernah mengalami stress, ini mengerikan. Saya selama tiga hari tidak tidur untuk memperjuangkan Lembaga Pendidikan El-Kitab Kristus Ajaib. Begitu Bimas Kristen Jawa Timur mengatakan => ‘tidak boleh, ikut di Surabaya atau di Malang’, tetapi saya jawab => ‘jangan pak, karena ini lain’, akhirnya saya tidak dapat tidur tiga hari, tidur satu menit saja ketakutan dan kepala terasa sakit. Oom saya yang dokter mengatakan ?’bahaya kamu, kalau diteruskan, mungkin bisa gila dsb’. Inilah stress.

Banyak pelayan TUHAN yang dalam stress seperti saya dulu, tidak mau menyerah kepada TUHAN dan mau menggunakan kekuatan sendiri => ‘nanti saya begini’, jika demikian, kepala akan terus ditusuk duri sampai stress. Dalam suasana kutukan = suasana kesusahan, kepahitan, duri-duri, bahkan sampai kepala ditusuk duri (stress). Jika dalam suasana duri-duri, inilah yang akan mengarah kepada kebinasaan (duri hanya untuk dibakar). Semoga kita dapat mengerti.

Keadaan hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang melayani TUHAN dengan kekuatiran adalah seperti perempuan bungkuk selama delapan belas tahun di dalam bait ALLAH.

Lukas 13: 11, Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ay 11 => ‘bungkuk’ => ini melihat kebawah terus. Sudah ke gereja, tetapi yang dipikirkan hanyalah apa yang ada di bawah terus.

Seringkali kami sebagai hamba TUHAN yang salah. Hamba TUHAN menyampaikan Firman hanya untuk perkara jasmani saja di gereja, sehingga gereja menjadi ‘goa’ (tempat orang bertapa dan meminta kekayaan) dan ‘gunung’ (tempat orang datang untuk meminta yang jasmani saja). Seringkali gereja dijadikan seperti itu oleh hamba TUHAN, sehingga banyak jemaat yang tertarik. Kita jangan seperti ini, biarlah kita datang ke gereja untuk memantapkan keselamatan (sebenarnya bukan untuk mencari keselamatan lagi, sebab kita sudah diselamatkan), bahkan sampai kesempurnaan.

Kalau kita datang beribadah ke gereja untuk mencari yang jasmani (uang dsb), ini salah alamat. Saya selalu mendengar guru saya, beliau mengatakan => ‘kalau cari uang jangan di gereja, tetapi di bank sebab bank yang banyak uangnya’. Guru saya bercerita (alm bpk pdt Pong Dongalemba), dulu pernah menggembalakan orang yang benar-benar kaya (tidak ada hutang dll), bahkan setelah dia meninggal, banknya yang berhutang kepada dia bermilyar-milyar sampai hari ini. Kalau orang ini diajarkan => ‘mari, ke gereja untuk mencari kekayaan’ orang tersebut, tidak akan mau datang, dia bilang => ‘kalau saya ke gereja mencari uang, berkat jasmani, buat apa, saya sudah memiliki banyak’.
Mari kita bersungguh-sungguh hari ini, kita ke gereja jangan dengan kekuatiran. Jika hanya kuatir untuk apa yang ada di bumi = bungkuk. Semoga kita dapat mengerti.

Amsal 12: 25, Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.

Angka 18 kalau di pecah 6-6-6 = dicap 666. Sekalipun sudah berada di dalam bait ALLAH, tetapi dicap 666 (dicap oleh antikrist) sehingga menjadi sama dengan antikrist = menjadi penyembah antikris, sehingga binasa untuk selamanya. Mohon maaf, jika di gereja diajarkan => ‘TUHAN baik, mari kita mencari berkat jasmani’. Tetapi nanti kalau antikrist datang (bumi ini krisis, dan tidak dapat lagi ditolong) dan kalau menyembah antikrist baru mendapatkan semuanya, maka orang inilah (seperti perempuan bungkuk) yang nomor satu menyembah antikrist untuk mendapatkan sesuap nasi (berkat jasmani).

Inilah taktik dari antikrist, semuanya nanti akan dipersulit dan dikuasai, bahkan pakar ekonomi pun tidak dapat berbuat apa-apa. Mari kita belajar supaya tidak ada kekuatiran dan ketakutan lagi dihari-hari ini. Sikap yang benar adalah hidup tanpa kekuatiran = menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN; banyak kita diajarkan => ‘mari menyerah kepada TUHAN’ tetapi ini hanya teori. Inilah bedanya dengan pengajaran, pengajaran itu bukan hanya teori, tetapi langsung bisa dipraktikkan.

Bagaimana praktik atau proses menyerah sepenuh kepada TUHAN?

  1. Dimulai dari menyerahkan kekuatiran/ketakutan kepada TUHAN.
    1 Petrus 5 : 7, Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

    1 Petrus 5, ini pasal penggembalaan (‘gembalakanlah kawanan domba’). Penggembalaan merupakan tempat untuk menyerahkan kekuatiran. Menyerahkan kekuatiran/ketakutan kepada TUHAN (ini dikaitkan dengan pasal penggembalaan), artinya


    • setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN (‘carilah dahulu kerajaan Allah’) = mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di bumi. Jika kita diperhadapkan ibadah dengan sesuatu di bumi, kita harus memilih ibadah. Kalau merasa berat dengan perkara di bumi, ini tandanya masih dalam ketakutan/kekuatiran. Jika lebih berat yang ibadah => ‘saya harus cepat menyelesaikan yang di bumi, supaya dapat beribadah’, ini berarti sudah bisa menyerahkan kekuatiran kepada TUHAN.


    • kita menjadi kehidupan yang tergembala (tidak beredar-edar). Tergembala itu selalu berada di kandang penggembalaan. Keselamatan sudah (masuk halaman tabernakel), tetapi kita belum mencapai kesempurnaan (belum masuk ruangan maha suci). Jadi kita sekarang berada didalam ruangan suci (kandang penggembalaan). Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat (ini semuanya sudah hancur), ini sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


      • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum di hari Minggu).
      • Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
      • Medzbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Semoga kita dapat mengerti.


    Sidang jemaat jangan beredar-edar atau jangan menjadi Kristen jalanan (maaf), seperti pohon ara yang ditanam di tepi jalan akhirnya dikutuk oleh TUHAN (berada dalam suasana kutukan). Kalau hamba TUHAN beredar-edar, tidak tergembala, maka seperti Marta yang berada dalam suasana kutukan. Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa, roh. ALLAH itu merupakan ALLAH Tritunggal (ALLAH Bapa, Anak ALLAH, Roh Kudus). Mengapa kita harus bertekun dalam tiga macam ibadah? supaya tubuh, jiwa, dan roh kita terpelihara.

    Jika kita tekun dalam penggembalaan, maka YESUS sebagai Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya bagi kita untuk memelihara kita (1 Petrus 5: 7):


    • memelihara tubuh: memelihara kehidupan kita secara jasmani dalam kelimpahan, sehingga kita kenyang dan selalu mengucap syukur kepada TUHAN.
    • memelihara jiwa dan roh: selalu dalam ketenangan, damai sejahtera ditengah kegoncangan di dunia.
    • memelihara masa depan kita sampai indah dan bahagia = menjadikan semuanya baik (memberikan masa depan yang baik kepada kita). Inilah Gembala Yang Baik, yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Semoga kita dapat mengerti.


    Supaya kita bisa menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada TUHAN, dimulai dengan menyerahkan kekuatiran kepada TUHAN. Suasana penggembalaan itu merupakan suasana pemeliharaan dari TUHAN (suasana berkat TUHAN). Jika diluar penggembalaan, maka berada dalam suasana kutukan. Semoga kita bisa mengerti.


  2. Menyerahkan segenap hidup kita kepada TUHAN (menyerahkan hidup sepenuh kepada TUHAN).
    Mazmur 37: 5-7,
    5. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
    6. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
    7. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.

    Ay 5 => ‘Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN’ => serahkan seluruh kehidupan kita kepada TUHAN.
    Ia akan bertindak’ => kita diam, Dia yang bertindak.
    Ay 6 => ‘Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang’ => kita tampil seperti terang.
    Ay 7 => ‘jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya’ => Misalnya: ada anak TUHAN yang korupsi, tetapi hidupnya enak atau dagangnya curang, tetapi hidupnya enak. Tadi, dalam ibadah di Malang diterangkan, kalau kita diijinkan sengara oleh TUHAN karena berbuat dosa, itu bagaikan dipukul oleh TUHAN (diingatkan supaya kembali kepada kebenaran). Inilah anak-anak yang sesungguhnya. Tetapi kalau setelah berbuat dosa, malah hidupnya enak, enjoy dalam dosa, itu berarti sudah dibiarkan oleh TUHAN (dianggap anak haram) dan tinggal menunggu waktu dihukum oleh TUHAN. Jadi, kita jangan iri.

    Menyerahkan segenap hidup kepada TUHAN, artinyaBerdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia’ = diam dan tenang.

    Yesaya 30: 14, 15,
    14. seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
    15. Sebab beginilah firman TUHAN ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

    Ay 14 => ‘seperti kehancuran tempayan tukang periuk’ => mungkin kehidupan kita diijinkan hancur lebur, seperti bejana tanah liat dibanting sampai hancur.
    sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak ‘ => bejana tanah liat dibanting sampai pecahannya kecil-kecil, tidak berguna lagi (tidak bisa digunakan untuk mencedok api dan air). Kalau pecahannya masih besar, bisa untuk mencedok air dan api. Sekarang ini mungkin diijinkan hancur-hancuran (perusahaan yang baik tahu-tahu habis), maksud TUHAN bukan supaya kita binasa, tetapi supaya kita menyerah sepenuh kepada TUHAN. Mungkin kita selama ini, karena semuanya berjalan dengan baik (perusahaan baik), penyerahan diri kepada TUHAN kurang atau bahkan kita tidak menyerah kepada TUHAN (bergantung kepada perusahaan, gaji dll). Seperti Ayub diijinkan TUHAN mengalami ujian habis-habisan.

    Saat-saat kita diijinkan TUHAN mengalami hancur-hancuran, sampai tidak ada yang diharapkan lagi, ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN.

    Praktiknya yaitu


    • diam (‘berdiam diri’): memeriksa diri/mengoreksi diri lewat ketajaman Firman TUHAN. kita harus mencari Firman yang tajam (Firman yang menunjukkan dosa-dosa) di gereja. Kita jangan hanya menunjuk kesalahan orang lain, misalnya: perusahaan hancur, ini gara-gara istri, anak dsb. Jika Firman menunjukkan dosa (ditemukan dosa), maka kita harus mengaku kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi = bertobat.

      Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan’ = jika kita sudah bertobat, yang sudah hancur, tidak akan berlanjut hancur. Misalnya: bejana sudah dibanting satu kali, lalu bertobat, selanjutnya bejana tidak akan dibanting lagi. Tetapi kalau tidak mau bertobat (malah menyalahkan orang lain), bagaikan bejana yang terus dibanting. Jadi bertobat = diselamatkan. Kalau ada kapal yang ditimbus gelombang, jika sudah bertobat, maka kapal tidak akan tenggelam (diselamatkan). Inilah rahasianya! stop dosa = stop kehancuran. Semoga kita dapat mengerti.

      Jika sudah mendengarkan Firman, tetapi tidak diketemukan dosa, maka kita harus berdiam diri (jangan mengomel) dan kita akan diselamatkan juga. Semoga kita mengerti.


    • tenang = menguasai diri supaya tidak berhadap kepada yang lain, tetapi kita hanya percaya dan berharap sepenuhnya kepada TUHAN. Jika sudah tenang, maka kita bisa berdoa.

      1 Petrus 4: 7, Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.


    Diam = bertobat = keselamatan. Tenang = berdoa, ‘disitulah terletak kekuatanmu’. Jika kita berdoa, maka kita mendapatkan kekuatan ekstra dari TUHAN yang sanggup melakukan apa saja dalam hidup kita. Jika menggunakan kekuatan kita sendiri, tidak akan dapat menyelesaikan masalah. Masalah yang bagaikan angin ribut, gelombang di lautan dunia, kehancuran tempayan (bejana tanah liat dibanting) ini semuanya dilakukan oleh setan. Siapa yang mampu melawan setan? dukun-dukun juga tidak akan mampu melawan setan.

    Jika digabungkan bertobat dan berdoa = mengulurkan dua tangan kepada TUHAN = menyerahkan seluruh hidup kita sepenuhnya kepada TUHAN dan Imam Besar yang berada di surga tidak hanya memandang kita terus, tetapi Dia mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita. Kita seringkali, hanya memandang orang lain = hanya merasa kasihan kepada orang lain, tetapi kita tidak pernah berbuat apa-apa untuk orang tersebut. Misalnya: ada orang yang sudah pucat, kurang makan, tetapi kita cuma merasa kasihan saja. Tetapi TUHAN tidak begitu, Dia memandang dengan belas kasih, Dia juga mengulurkan tangan-Nya kepada kita.

    Kita mengulurkan tangan (bertobat dan berdoa), Dia juga mengulurkan Tangan belas kasihnya kepada kita semua, sehingga terjadi mujizat. Sekarang ini jangan ada kekuatiran dan ketakutan lagi, atau pun gelombang yang kita hadapi: mungkin untuk hidup sehari-hari sulit, untuk hidup masa depan, menghadapi krisis, goncangan di dunia dibidang apa saja. Istilah di Matius 8 ‘angin ribut gelombang di lautan itu sekonyong-konyong datang’, ini tidak dapat diprediksi, mungkin sekonyong-konyong kita terkena angin ribut gelombang dibidang ekonomi, kesehatan, dsb, maksudnya TUHAN bukan untuk menghancurkan, membinasakan, tetapi supaya kita bisa menyerah sepenuh-Nya kepada TUHAN.

    Jika Diam dan tenang (bertobat dan berdoa) = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan-Nya kepada kita, maka Hasilnya adalah


    • Markus 4: 37-39,
      37. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
      38. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
      39. Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

      Ay 37 => ‘sehingga perahu itu mulai penuh dengan air ’ => mulai tenggelam.
      Ay 38 => ‘Pada waktu itu YESUS sedang tidur di buritan di sebuah tilam’ => Inilah letak kesalahan kita, banyak kali kapal kehidupan kita ditimbus gelombang, tetapi kita sibuk menggunakan kekuatan sendiri, sedangkan YESUS Yang dapat memberikan kekuatan ekstra bagi kita, kita biarkan tertidur. Untunglah, satu waktu sudah tidak bisa lagi, baru ingat YESUS yang tertidur (YESUS Gembala baik yang sudah mati di kayu salib). Inilah yang dapat menolong kita.

      Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia’ => Bertobat, misalnya: saya sudah mengandalkan orang lain (lari sana sini sehingga kapalnya tambah oleng), malah sudah berbuat dosa, untuk mencari jalan keluar malah pergi ke dukun, mengatasi masalah keuangan dengan korupsi, ini harus distop/berhenti (bertobat). Tenang, berdoa ‘Guru bangun, tolonglah kami’, sehingga masalah selesai.

      Hasil pertama: lautan menjadi teduh dan damai sejahtera:


      • semua masalah, bahkan masalah yang mustahil dapat diselesaikan oleh TUHAN. Mari kita berharap kepada TUHAN, biarlah semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Mungkin kita menghadapi masalah penyakit, kita sudah datang ke dokter (minum obat, operasi dsb), ini tidak mengapa, sebab semuanya hanyalah sarana saja, tetapi kita harus percaya bahwa yang menyembuhkan kita adalah kuasa TUHAN (Yang menentukan adalah TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.


      • hati damai sejahtera, sehingga semuanya enak dan ringan.
      • bisa mencapai masa depan yang berbahagia. Jika lautan sudah teduh, maka kapal bisa berlayar ke depan dan mencapai masa depan.


      Sekarang ini, kita sedang ditunggu oleh TUHAN, mungkin sudah hancur-hancuran seperti tempayan yang dibanting, kapal sudah dihantam gelombang dan hampir tenggelam, mari menyerah sepenuh kepada TUHAN dengan:


      • Serahkan kekuatiran kepada TUHAN, tergembala dengan baik dan utamakan TUHAN, jangan ditimbang-timbang => ‘nanti kalau saya ibadah, kehilangan pelanggan, jangan seperti itu!


      • Diam dan tenang (bertobat dan berdoa), maka Imam Besar tidak akan meninggalkan kita, Dia memakai pakaian putih bermata-mata, mata-Nya tidak pernah berkedip sedikitpun (24 jam) untuk memperhatikan kita dan Dia selalu siap mengulurkan Tangan-Nya. Kapan pun kita tenggelam, Tangan-Nya siap menangkap kita, sehingga semuanya teduh. Semoga kita dapat mengerti.


    • Yesaya 30: 14, 15,
      14. seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
      15. Sebab beginilah firman TUHAN ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

      Hasil kedua: Apa yang sudah hancur bisa dipulihkan oleh TUHAN. Secara jasmani hancur (ekonomi hancur dsb), secara rohani hancur (jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa), nikah sudah hancur, seperti tempayan yang dibanting-banting sampai hancur-hancuran, sekarang ini TUHAN mampu memulihkan kembali.


    • Mazmur 37: 5, 6,
      5. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
      6. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.

      Hasil ketiga: Kita bukan hanya ditolong, diberikan masa depan yang indah, dipulihkan, tetapi secara rohani kita ditampilkan sebagai terang = Tangan TUHAN diulurkan untuk menyucikan dan mengubahkan kita, sampai kita ditampilkan sebagai terang dunia (Wahyu 12: 1 ‘perempuan dengan matahari, bulan dan bintang’), tidak ada kegelapan lagi dan sempurna seperti Dia (menjadi Mempelai Wanita yang sempurna).

      Ini sedikit demi sedikit. Kita banyak bertobat dan berdoa (mengulurkan tangan kepada TUHAN) dan Tangan TUHAN diulurkan untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sedikit demi sedikit, sampai kita ditampilkan sebagai terang dunia. TUHAN berkata => ‘Akulah terang dunia, kamu terang dunia’, kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang sempurna dan siap menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali.


    • 1 Petrus 5: 4, Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

      Mungkin banyak yang tertusuk duri, sekarang ini duri-duri akan dicabut oleh TUHAN, YESUS sudah tertusuk duri (Kepala-Nya sudah dimahkotai duri). Duri tidak perlu lagi menusuk pikiran kita (membuat stress), sebab mahkota duri sudah dipakai oleh YESUS dan YESUS Gembala Agung akan memberikan mahkota kemuliaan kepada kita.

      Hasil keempat: Tangan Gembala Agung diulurkan untuk memberikan mahkota kemuliaan kepada kita sebagai ganti mahkota duri. Kita bisa menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali dan kita masuk ke tahta kerajaan surga. YESUS yang berjubah putih duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa (tahta kerajaan surga). Mahkota kemuliaan membuat kita bisa duduk di tahta bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita bisa mengerti.

Pakaian kesucian dan urapan Roh Kudus (pakaian putih bermata-mata), mata kita hanya memandang Dia, salah satu buktinya adalah tidak ada kekuatiran/ketakutan lagi. Yang ada hanyalah penyerahan sepenuhnya kepada TUHAN: (1)dimulai dari penyerahan kekuatiran (utamakan TUHAN, tergembala dengan baik, sampai kia dipelihara oleh TUHAN) (2)Diam dan tenang. Ditengah kehancuran, gelombang, kita diam dan tenang = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Dia mengulurkan Tangan dari tahta-Nya, Dia sanggup membuat lautan menjadi teduh, sanggup menjadikan yang hancur menjadi baik.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja, 14 Mei 2011 (Sabtu Sore)
    ... TUHAN kepada Musa Firaun berkeras hati ia menolak membiarkan bangsa itu pergi. Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi pada waktu biasanya ia keluar ke sungai nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular. Dan katakanlah kepadanya TUHAN Allah orang Ibrani telah mengutus ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 27 Agustus 2014 (Rabu Sore)
    ... bermain gitar kalau ditambah kasih mula-mula dan terus berkobar-kobar bisa menjadi karunia bermain gitar sehingga ada jabatannya Tuhan menetapkan jabatannya . karunia dan jabatan harus dilakukan dengan kasih. Apapun kebisaan kita kalau ditambah kasih mula-mula dan diserahkan pada Tuhan maka akan menjadi karunia Roh Kudus dan Tuhan akan menetapkan jabatan pelayanan ...
  • Ibadah Pembukaan Lempinel Angkatan XXXII, 15 Oktober 2009 (Kamis Sore)
    ... jalan lain lewat jalur belas kasihan dan kemurahan Tuhan yang seharga korban Kristus bangsa Kafir bisa menjadi imam dan raja. Harga panggilan dan pilihan kita adalah seharga darah Yesus yang tidak bisa dibeli dibayar dengan apapun juga dan tidak bisa ditukar dengan apapun juga. Karena Tuhan memanggil kita seharga darah Yesus ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 16 April 2011 (Sabtu Sore)
    ... sebab secara perhitungan manusia seharusnya Yesus belum mati seperti dua penjahat di sebelah Yesus yang akhirnya harus dipatahkan kakinya. Tetapi kenyataannya Yesus sudah mati artinya rencana Allah tidak bisa diselidiki oleh kepandaian manusia. Yesus rela mati untuk menggenapkan rencana Allah di dalam kehidupan kita. Setiap rencana hidup kita harus masuk ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 24 Juli 2011 (Minggu Sore)
    ... dunia yang menenggelamkan dan membinasakan. daging dipanggang dengan api diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya Juli . 'Api' penyucian. Jadi makan perjamuan harus dengan penyucian. daging harus dimakan artinya Firman sudah harus mendarah daging diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya Juli . 'pinggangmu berikat' pinggang berikat berikat pinggang kebenaran Firman diterangkan pada Ibadah Pendalaman ...
  • Ibadah Doa Malang, 07 April 2015 (Selasa Sore)
    ... jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu kamu akan hidup. Lewat Roh Kudus mematikan daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya sehingga kita hidup. Menyembah dengan Roh dan kebenaran. Yohanes Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Yohanes Kuduskanlah mereka dalam kebenaran firman-Mu adalah kebenaran. Kebenaran ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 13 Juli 2018 (Jumat Malam)
    ... Musa dan orang Israel dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir. . Negerinya diduduki mereka dan juga negeri Og raja negeri Basan kedua-duanya raja orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan di sebelah timur . mulai dari Aroer di tepi sungai Arnon sampai gunung Siryon--itulah gunung Hermon-- . serta seluruh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 03 April 2011 (Minggu Sore)
    ... yang tidak benar sama dengan PERSEKUTUAN ORANG SAKIT ORANG CACAT. macam cacat rohani yang disebutkan disini buta sudah dibahas pada Ibadah Raya Surabaya Maret timpang sudah dibahas pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya Maret . lumpuh. Malam ini kita membahas CACAT LUMPUH. Lumpuh rohani artinya non aktif tidak setia dalam ibadah pelayanan ...
  • Ibadah Raya Malang, 09 November 2014 (Minggu Pagi)
    ... lewat korban Kristus di kayu salib. Akibat kehilangan kasih mula-mula Jatuh ke lubang yang dalam seperti orang yang kering tangan kanannya di Bait Allah. Kaki dian akan diambil sehingga hidup dalam kegelapan sama dengan buta rohani. Praktek hamba Tuhan pelayan Tuhan yang buta rohani Keras hati sehingga tidak bisa melihat ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 September 2010 (Senin Sore)
    ... dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu katanya Bayar hutangmu . Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya Hai hamba yang jahat seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. . Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau . Maka marahlah tuannya itu dan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.