Kita
masih berada dalam Kitab wahyu 1: 13-16,
ini tentang penampilan
pribadi YESUS dalam empat keadaan yang sebenarnya:
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar (Wahyu 1: 13).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja segala Raja (Wahyu 1: 14).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Hakim yang adil (Wahyu 1: 15).
- Penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria
Surga
= Kepala
= Suami
(Wahyu 1: 16).
Kita
beberapa kali sudah membaca ayat yang ke 13, sekarang
ini kita masih membaca ayat yang ke
13.
Wahyu
1: 13,
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Penampilan
Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar yang duduk disebelah kanan tahta Allah Bapa,
ditandai dengan
dua hal:
- ‘berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki’.
- ‘dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas’.
Kita
masih mempelajari tentang YESUS sebagai Imam Besar ‘
berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki’.
Jubah yang panjangnya
sampai di kaki, artinya:
- perbuatan
kebenaran dan kebajikan
(kebaikan) = perbuatan memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk
sesama yang membutuhkan, sampai menjadi jubah putih berkilau-kilau
(ini sudah diterangkan). Jangan lupa, harus benar terlebih
dahulu,
baru menjadi
baik.
Banyak orang dibalik, yang penting baik dahulu, padahal banyak yang
tidak benar. Kalau baik tetapi tidak benar, itu tidak berkenan
kepada TUHAN. Kalau benar dahulu, lalu baik, inilah =
di
dalam
TUHAN.
- jubah
yang dipakai oleh Imam Besar untuk melakukan pelayanan pendamaian.
Mulai Keluaran 25 ini tentang tabernakel. Dulu Musa melihat kerajaan
surga, kemudian Musa diperintahkan oleh TUHAN untuk membuat kerajaan
surga di bumi, itulah kemah suci (tabernakel). Pada tabernakel
terdapat: halaman, ruangan suci dan yang terakhir ruangan maha suci.
Dulu dalam perjanjian lama imam besar Harun setahun sekali masuk ke
ruangan maha suci dengan jubah putih yang bermata-mata untuk
mengadakan pelayanan pendamaian (mendamaikan dosa-dosa bangsa
Israel). Imam besar Harun membawa dupa dan darah, lalu darahnya
dipercikkan, sehingga terjadi Shekinah Glory (terjadi pendamaian)
dan segala dosa diampuni oleh TUHAN.
Mari
kita membaca didalam Imamat 16, ini saya menunjukkan pelayanan
pendamaian yang memakai jubah.
Imamat
16: 1,2,
4
1.
Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka
mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
2.
Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu,
supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di
belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya
jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup
pendamaian.
4.
Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi
auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan
dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus
dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.
Ay
4 => ‘
Ia harus mengenakan
kemeja lenan yang kudus’
=> imam besar Harun masuk ke ruangan maha suci untuk
melakukan pelayanan pendamaian dengan memakai jubah yang panjangnya
sampai di kaki = pakaian kudus atau pakaian putih.
Didalam
Keluaran 28, ini tentang pakaian Imam besar, jubah yang dipakai oleh
YESUS, yang dulu pernah dipakai oleh imam besar Harun. Disini
diterangkan bahwa jubah itu ada mata-matanya.
Keluaran
28: 39,
Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus,
dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat
pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.
Ay
39 => ‘
Haruslah engkau
menenun kemeja dengan ada raginya’
=> ragi ini menunjuk lubang-lubang atau mata-mata (bukan ragi
tape).
‘
dari
lenan halus’ => kain
putih.
Jadi,
jubah yang panjangnya sampai di kaki = pakaian putih dengan ada
raginya = pakaian putih yang bermata-mata (berjala-jala atau
berlubang-lubang) = Pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus. Putih
menunjuk kesucian. Bermata-mata menunjuk urapan Roh Kudus. Kalau kita
mau melayani TUHAN, syaratnya bukanlah kaya, miskin, tua, muda, bukan
itu! Syarat melayani TUHAN adalah berpakaian. Kalau telanjang, tidak
boleh melayani TUHAN. Waktu Adam dan Hawa telanjang, saat TUHAN
datang ke taman Eden, mereka malah lari. Jangankan mau melayani
TUHAN, mau bertemu TUHAN saja tidak bisa (lari). Jika saudara mau
melayani TUHAN, mulai minggu depan akan ada penataran calon
imam-imam, pakaian inilah yang harus diperhatikan (harus memakai
pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus).
YESUS
sebagai Imam Besar memakai pakaian putih bermata-mata,
ini
menunjuk YESUS yang berada di tahta surga memperhatikan
(memandang) kita yang ada di dunia ini dengan pandangan belas kasihan
(untuk menolong dan lain-lain). Sebaliknya, kalau kita (hamba TUHAN,
pelayan TUHAN) di bumi ini memakai pakaian putih yang bermata-mata
(pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus), maka mata kita hanya
tertuju/memandang kepada YESUS Imam Besar yang duduk disebelah kanan
Tahta ALLAH Bapa.
Inilah saling memandang.
YESUS
memakai pakaian putih bermata-mata, Dia duduk disebelah kanan Tahta
ALLAH Bapa, di tempat yang tinggi untuk
memonitor kita pelayan-pelayan TUHAN di bumi dengan pandangan belas
kasihan dan tidak menghukum. Jika ada yang salah, diperbaiki, ini
kalau kita mau. Kalau tidak mau, nanti kita akan dihukum. Kalau
tempatnya tinggi, maka dapat melihat
semuanya. Sebenarnya pandangan belas kasih itu untuk menolong,
mengangkat, bukan menghukum. Kalau sampai ada yang dihukum, ini
salahnya sendiri, sebab nanti YESUS datang sebagai Hakim
yang adil (penampilan Pribadi YESUS yang ke
tiga). Jika tidak mau dilayani atau tidak mau mendapatkan belas
kasihan TUHAN dan tetap mempertahankan dosa, maka nanti akan
berhadapan dengan Hakim yang adil. Kita
tidak perlu seperti ini, jika TUHAN
memandang kita dengan belas kasih lewat Firman
(Firman menunjukkan kesalahan-kesalahan
kita, mari kita ikuti).
Kita
banyak diajarkan, mari mata hanya memandang YESUS, tetapi apa
buktinya, jika mata kita hanya tertuju kepada YESUS Imam Besar yang
duduk disebelah kanan Tahta ALLAH
Bapa?
buktinya adalah tidak ada kekuatiran atau tidak ada
ketakutan lagi. Inilah bukti kita memakai pakaian putih bermata-mata
(pakaian kesucian dalam urapan Roh Kudus).
Dalam
Matius 6: 25-34, ini tentang ‘hal kekuatiran’. Disini diajarkan
=> ‘jangan kuatir, pandanglah burung yang tidak menabur dan
menuai, tetapi Bapa di surga yang memelihara dsb’, inilah pandangan
ke surga = pandangan kepada YESUS Imam Besar yang duduk disebelah
kanan Tahta ALLAH
Bapa yang penuh dengan belas kasihan.
Matius
6: 31-34,
31.
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32.
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.
34.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari."
Ay
32 => ‘
bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah’.
Di
dunia ini ada dua
bangsa yaitu
bangsa Israel umat
pilihan TUHAN dan bangsa
kafir
(di luar bangsa
Israel). Tabiat dari
bangsa kafir
hanya
mencari makan minum, (maaf) sampai di gereja pun sekarang diajarkan
untuk mencari berkat. Jika demikian, memang bangsa
kafir
akan senang, tetapi tidak memandang TUHAN. Mari kita hanya memandang
TUHAN.
Ada
tiga macam kekuatiran (inilah yang selalu dikuatirkan atau
ditakutkan), antara lain:
- Kuatir
akan kehidupan sehari-hari, itulah makan minum.
- Kuatir
tentang masa depan (‘bagaimana
hari esok’
ay 34).
- Kekuatiran
dalam menghadapi kegoncangan (darat, laut, udara goncang),
pencobaan, krisis disegala bidang yang melanda di bumi, saat
kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.
Lukas
21: 25,
26,
25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut.
26.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Ay
25 => ‘
Dan akan ada
tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang’
=> menjelang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali, ada tanda
pada matahari, bulan dan bintang.
‘
di
bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora
laut’ => di udara,
laut akan goncang.
Sekarang
ini, kita kuatir akan makan minum. Untuk mencari makan minum yang
persaingan sekarang
ini begitu dahsyat. Di desa-desa
juga sudah
merasakan hal ini,
dulu yang membuka toko, tahu-tahu sekarang ini sudah membuka
supermarket dll. Semoga kita dapat
mengerti.
Selanjutnya,
kekuatiran akan hari esok dan sampai kekuatiran dalam menghadapi
kegoncangan, pencobaan, krisis disegala bidang (bidang ekonomi,
kesehatan dsb). Inilah yang seringkali membuat anak TUHAN, hamba
TUHAN dalam kekuatiran/ketakutan,
sehingga
mengakibatkan:
- ‘kematian
secara tubuh’
(Lukas 25-26). Jika kita kuatir atau stres, hormon-hormon dalam
tubuh bekerjanya tidak baik lagi, bahkan bisa mengakibatkan kematian
secara tubuh. Ketua Panitia kami di Medan adalah seorang dokter
spesialis, dan Beliau seringkali bicara => ‘kalau pikiran kita
kacau, berpikir terus, nanti begini dsb, maka hormonnya bekerja
tidak baik lagi’. (maaf), penyakit yang mengakibatkan kematian
pada akhir zaman nomor satu (pembunuh utama di akhir zaman) adalah
stress
(ketakutan, kekuatiran).
- lebih
dari itu, bisa mengakibatkan ‘kematian
secara rohani’.
Jika kita kuatir dan takut akan sesuatu, maka kita tidak akan dapat
berdoa, sehingga kerohanian
menjadi
mati.
Kematian rohani ini
yang
membawa
kepada kematian yang kedua, itulah kebinasaan selama-lamanya di
neraka.
Kekuatiran
ini justru melanda pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN. Kita
jangan bilang => ‘orang di dunia yang diluar YESUS kasihan ya,
dia takut dan kuatir’, sebab kekuatiran ini juga melanda pelayan
TUHAN.
Lukas
10: 40,
41,
40.
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata:
"TUHAN, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41.
Tetapi TUHAN menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Ay
40 => ‘
sedang Marta
sibuk sekali melayani’
=> Maria duduk di
bawah Kaki
YESUS mendengarkan perkataan-perkataan YESUS (ay 39), tetapi Marta
sibuk melayani.
Ay
41 => ‘
"Marta, Marta,
engkau kuatir’ =>
inilah orang yang melayani TUHAN, tetapi disebut kuatir.
Mengapa
kekuatiran justru melanda pelayan TUHAN, hamba TUHAN? karena
melayani tanpa kekuatan Firman, tidak duduk
dulu di bawah Kaki
TUHAN. Maria duduk terlebih dahulu
di bawah Kaki
TUHAN untuk mendengarkan Firman, sehingga
tenang = makan dulu baru melayani. Jika melayani tanpa Firman,
ini bagaikan melayani tetapi tidak makan (secara jasmani). Kalau ada
orang yang tidak makan lalu melayani, semakin melayani, maka semakin
takut dan kuatir = sudah lapar, akhirnya
sampai pingsan. Inilah kesalahan kita. Jadi, dahulukan makan Firman
seperti Maria, setelah itu baru dapat
melayani tanpa kekuatiran.
Sedangkan
Marta sibuk melayani tetapi dengan kekuatiran, ketakutan,
sebab pelayanannya tidak dikaitkan dengan Firman
ALLAH. Inilah yang melanda pelayan-pelayan
TUHAN, sebab melayani tanpa ada kaitan dengan Firman
pengajaran yang benar (tidak mengutamakan Firman).
Semoga kita dapat mengerti ini.
Praktik
hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang melayani dengan kuatir yaitu
- Sibuk
mencari perkara-perkara dunia (bahkan dengan cara yang tidak halal),
sehingga tidak setia, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan.
Yang masih bekerja di dunia memang
tidak dilarang untuk melayani TUHAN, tetapi jangan sampai menggangu
kesetiaan dan pelayanan kita kepada TUHAN. Kecuali, fulltimer
(Lempin-El) yang memang seratus
persen menyerah kepada TUHAN, sehingga
tidak bekerja lagi (tidak ada kaitan lagi dengan dunia untuk
menghasilkan uang bagi kita). TUHAN mengatakan => ‘carilah
dahulu kerajaan Allah’, inilah yang benar.
Kalau mencari perkara dunia, sampai tidak setia, bahkan meninggalkan
ibadah pelayanan, ini yang tidak boleh. Semoga kita dapat
mengerti.
Menjadi
fulltimer, kalau memang panggilan TUHAN, silahkan saja. Kalau bukan
panggilan TUHAN, jangan!
Jadi, sebab
akan hancur. Sebaliknya, kalau sudah panggilan TUHAN untuk menjadi
hamba TUHAN sepenuh, tetapi tidak mau, juga
akan hancur.
Ini terserah panggilan TUHAN dan tidak dapat
ditanyakan kepada saya sebab
ini merupakan urusan
sendiri dengan TUHAN’. Saya dulu waktu dipanggil TUHAN menjadi
hamba TUHAN sepenuh, orang tua saya tidak tahu dan semuanya tidak
tahu, saya sendirilah yang merasa dipanggil oleh TUHAN. Contohnya:
Musa dipanggil secara pribadi oleh TUHAN.
- Tidak
dapat hidup benar.
TUHAN mengatakan => ‘carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya’,
kalau kuatir, takut, maka tidak dapat
hidup benar. Contohnya:
- ada
tetangga menjual barang palsu dengan harga murah, tetapi mengaku
barang asli. Lalu, kalau kita menjual barang asli sungguhan dengan
harga tinggi, bisa tutup tokonya. Inilah sudah kuatir, akhirnya
menipu juga (barang palsu dibilang asli).
- Demikian
juga, kalau kuatir, takut soal jodoh dan soal apa saja, maka tidak
bisa hidup benar. Semoga kita dapat
mengerti.
- Bersuasana
duri-duri atau kutukan (dalam kesusahan, kepahitan, air mata,
stress).
Tadi, TUHAN mengatakan
kepada Marta => ‘Marta, engkau
menyusahkan dirimu’, ini berarti melayani
tetapi bertambah susah. Yang terakhir ini, kepala yang ditusuk oleh
duri (stress).
Padahal YESUS sudah rela dimahkotai duri, sehingga kita tidak perlu
merasa stress
lagi. Saya dulu juga pernah mengalami stress,
ini mengerikan. Saya selama tiga
hari tidak tidur untuk memperjuangkan Lembaga Pendidikan El-Kitab
Kristus Ajaib. Begitu Bimas Kristen Jawa Timur mengatakan =>
‘tidak boleh, ikut di Surabaya atau di Malang’, tetapi saya
jawab => ‘jangan pak,
karena ini lain’,
akhirnya saya tidak dapat
tidur tiga
hari, tidur satu menit saja ketakutan dan kepala terasa sakit. Oom
saya yang dokter mengatakan
?’bahaya kamu, kalau diteruskan, mungkin bisa gila dsb’.
Inilah stress.
Banyak
pelayan TUHAN yang dalam stress seperti
saya dulu, tidak mau menyerah kepada TUHAN dan mau menggunakan
kekuatan sendiri => ‘nanti saya begini’, jika demikian, kepala
akan terus ditusuk duri sampai stress.
Dalam suasana kutukan = suasana kesusahan, kepahitan, duri-duri,
bahkan sampai kepala ditusuk duri (stress).
Jika dalam suasana duri-duri, inilah yang akan mengarah kepada
kebinasaan (duri hanya untuk dibakar). Semoga kita dapat
mengerti.
Keadaan
hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang melayani TUHAN dengan kekuatiran
adalah seperti perempuan bungkuk selama
delapan belas tahun di dalam bait
ALLAH.
Lukas
13: 11,
Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk
roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat
berdiri lagi dengan tegak.
Ay
11 => ‘bungkuk’ => ini melihat kebawah terus. Sudah ke
gereja, tetapi yang dipikirkan hanyalah apa yang
ada di bawah
terus.
Seringkali
kami sebagai hamba TUHAN yang salah. Hamba TUHAN menyampaikan Firman
hanya untuk perkara jasmani saja di gereja, sehingga gereja menjadi
‘goa’ (tempat orang bertapa dan meminta kekayaan) dan ‘gunung’
(tempat orang datang untuk meminta yang jasmani saja). Seringkali
gereja dijadikan seperti itu oleh hamba TUHAN, sehingga banyak jemaat
yang tertarik. Kita jangan seperti ini, biarlah kita datang ke gereja
untuk memantapkan keselamatan (sebenarnya bukan untuk mencari
keselamatan lagi, sebab kita sudah diselamatkan), bahkan sampai
kesempurnaan.
Kalau
kita datang beribadah ke gereja untuk mencari yang jasmani (uang
dsb), ini salah alamat. Saya selalu mendengar guru saya, beliau
mengatakan => ‘kalau cari uang jangan
di gereja, tetapi di bank sebab bank yang
banyak uangnya’. Guru saya bercerita (alm bpk
pdt Pong Dongalemba), dulu pernah menggembalakan orang yang
benar-benar kaya (tidak ada hutang dll), bahkan setelah dia
meninggal, banknya yang berhutang kepada
dia bermilyar-milyar sampai hari ini. Kalau orang ini diajarkan =>
‘mari, ke gereja untuk mencari kekayaan’ orang tersebut, tidak
akan mau datang, dia bilang => ‘kalau saya ke gereja mencari
uang, berkat jasmani, buat apa, saya sudah memiliki
banyak’.
Mari
kita bersungguh-sungguh hari ini, kita ke gereja jangan dengan
kekuatiran. Jika hanya kuatir untuk apa yang
ada di bumi =
bungkuk. Semoga kita dapat mengerti.
Amsal
12: 25,
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik
menggembirakan dia.
Angka
18 kalau di pecah 6-6-6 = dicap 666. Sekalipun sudah berada di dalam
bait ALLAH, tetapi dicap 666 (dicap
oleh antikrist)
sehingga menjadi sama dengan antikrist
= menjadi penyembah antikris, sehingga binasa untuk selamanya.
Mohon maaf, jika di gereja diajarkan => ‘TUHAN baik, mari kita
mencari berkat jasmani’. Tetapi
nanti kalau antikrist datang (bumi
ini krisis, dan tidak dapat
lagi ditolong) dan kalau menyembah antikrist
baru mendapatkan semuanya, maka orang inilah (seperti perempuan
bungkuk) yang nomor satu menyembah antikrist
untuk mendapatkan sesuap nasi (berkat jasmani).
Inilah
taktik dari antikrist,
semuanya nanti akan dipersulit dan dikuasai, bahkan pakar ekonomi pun
tidak dapat berbuat apa-apa. Mari kita
belajar supaya tidak ada kekuatiran dan ketakutan lagi dihari-hari
ini.
Sikap yang benar adalah hidup tanpa kekuatiran =
menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN;
banyak kita diajarkan => ‘mari
menyerah kepada TUHAN’ tetapi ini hanya teori. Inilah bedanya
dengan pengajaran, pengajaran itu bukan hanya teori, tetapi langsung
bisa dipraktikkan.
Bagaimana
praktik atau proses menyerah sepenuh kepada TUHAN?
- Dimulai
dari menyerahkan kekuatiran/ketakutan kepada TUHAN.
1
Petrus 5 : 7,
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.
1 Petrus 5, ini
pasal penggembalaan (‘gembalakanlah kawanan
domba’). Penggembalaan merupakan tempat
untuk menyerahkan kekuatiran. Menyerahkan
kekuatiran/ketakutan kepada TUHAN (ini
dikaitkan dengan pasal penggembalaan), artinya
- setia
dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN
(‘carilah dahulu kerajaan Allah’)
= mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari
segala perkara di bumi. Jika kita
diperhadapkan ibadah dengan sesuatu di bumi, kita harus memilih
ibadah. Kalau merasa berat dengan perkara di bumi, ini tandanya
masih dalam ketakutan/kekuatiran. Jika lebih berat yang ibadah =>
‘saya harus cepat menyelesaikan yang di bumi, supaya dapat
beribadah’, ini berarti sudah bisa menyerahkan kekuatiran kepada
TUHAN.
- kita
menjadi kehidupan yang tergembala (tidak beredar-edar).
Tergembala itu selalu berada di kandang penggembalaan. Keselamatan
sudah (masuk halaman tabernakel), tetapi kita belum mencapai
kesempurnaan (belum masuk ruangan maha suci). Jadi kita sekarang
berada didalam ruangan suci (kandang penggembalaan). Di
dalam ruangan suci terdapat tiga macam
alat (ini semuanya sudah hancur), ini sekarang menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum di hari Minggu).
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci.
- Medzbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Semoga kita dapat
mengerti.
Sidang
jemaat jangan beredar-edar atau jangan menjadi Kristen jalanan
(maaf), seperti pohon ara yang ditanam di tepi jalan akhirnya
dikutuk oleh TUHAN (berada dalam suasana kutukan). Kalau hamba TUHAN
beredar-edar, tidak tergembala, maka seperti Marta yang berada dalam
suasana kutukan. Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa, roh. ALLAH
itu merupakan ALLAH
Tritunggal (ALLAH
Bapa, Anak
ALLAH,
Roh Kudus). Mengapa kita harus bertekun dalam tiga macam ibadah?
supaya tubuh, jiwa, dan roh
kita terpelihara.
Jika kita tekun dalam penggembalaan, maka
YESUS sebagai Gembala yang baik menyerahkan
nyawa-Nya bagi kita untuk memelihara kita (1
Petrus 5: 7):
- memelihara
tubuh: memelihara kehidupan kita secara jasmani dalam kelimpahan,
sehingga kita kenyang dan selalu mengucap syukur kepada TUHAN.
- memelihara
jiwa dan roh: selalu dalam ketenangan, damai sejahtera ditengah
kegoncangan di dunia.
- memelihara
masa depan kita sampai indah dan bahagia = menjadikan semuanya baik
(memberikan masa depan yang baik kepada kita). Inilah Gembala
Yang
Baik,
yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Supaya
kita bisa menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada TUHAN, dimulai
dengan menyerahkan kekuatiran kepada TUHAN. Suasana penggembalaan
itu merupakan suasana pemeliharaan dari TUHAN (suasana berkat
TUHAN). Jika diluar penggembalaan, maka berada dalam suasana
kutukan. Semoga kita bisa mengerti.
- Menyerahkan
segenap hidup kita kepada TUHAN (menyerahkan hidup sepenuh kepada
TUHAN).
Mazmur
37: 5-7,
5.
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia
akan bertindak;
6.
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang.
7.
Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah
karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang
melakukan tipu daya.
Ay
5 => ‘Serahkanlah
hidupmu kepada TUHAN’
=> serahkan seluruh kehidupan kita kepada TUHAN.
‘Ia
akan bertindak’
=> kita diam, Dia yang bertindak.
Ay
6 => ‘Ia
akan memunculkan kebenaranmu seperti terang’
=> kita tampil seperti terang.
Ay 7 => ‘jangan
marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang
melakukan tipu daya’
=> Misalnya:
ada
anak TUHAN yang korupsi, tetapi hidupnya enak atau dagangnya curang,
tetapi hidupnya
enak.
Tadi, dalam ibadah di Malang diterangkan, kalau kita diijinkan
sengara oleh TUHAN karena berbuat dosa, itu bagaikan dipukul oleh
TUHAN (diingatkan supaya kembali kepada kebenaran). Inilah anak-anak
yang sesungguhnya. Tetapi kalau setelah berbuat dosa, malah hidupnya
enak, enjoy dalam dosa, itu berarti sudah dibiarkan oleh TUHAN
(dianggap anak haram) dan tinggal menunggu waktu dihukum oleh TUHAN.
Jadi, kita jangan iri.
Menyerahkan
segenap hidup kepada TUHAN, artinya
‘Berdiam
dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia’
= diam dan tenang.
Yesaya
30: 14,
15,
14.
seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan
tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat
satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam
tungku atau mencedok air dari dalam bak."
15.
Sebab beginilah firman TUHAN ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam
tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu
enggan,
Ay
14 => ‘seperti
kehancuran tempayan tukang periuk’
=> mungkin kehidupan kita diijinkan hancur lebur, seperti bejana
tanah liat dibanting sampai hancur.
‘sehingga
di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat
dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari
dalam bak ‘
=> bejana tanah liat dibanting sampai pecahannya kecil-kecil,
tidak berguna lagi (tidak bisa digunakan untuk mencedok api dan
air). Kalau pecahannya masih besar, bisa untuk mencedok air dan api.
Sekarang
ini mungkin diijinkan hancur-hancuran (perusahaan yang baik
tahu-tahu habis), maksud TUHAN bukan supaya kita binasa, tetapi
supaya kita
menyerah
sepenuh kepada TUHAN. Mungkin kita selama ini, karena semuanya
berjalan dengan baik (perusahaan baik), penyerahan diri kepada TUHAN
kurang atau bahkan kita tidak menyerah kepada TUHAN (bergantung
kepada perusahaan, gaji dll). Seperti Ayub diijinkan TUHAN mengalami
ujian habis-habisan.
Saat-saat
kita diijinkan TUHAN mengalami hancur-hancuran, sampai tidak ada
yang diharapkan lagi, ini merupakan kesempatan bagi kita untuk
menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN.
Praktiknya
yaitu
- diam
(‘berdiam diri’):
memeriksa diri/mengoreksi diri lewat ketajaman Firman
TUHAN. kita harus mencari Firman
yang tajam (Firman
yang menunjukkan dosa-dosa) di gereja. Kita jangan hanya
menunjuk kesalahan orang lain, misalnya: perusahaan hancur, ini
gara-gara istri, anak dsb. Jika Firman
menunjukkan dosa (ditemukan dosa), maka kita harus mengaku kepada
TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi =
bertobat.
‘Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan’
= jika kita sudah bertobat, yang sudah hancur, tidak akan berlanjut
hancur. Misalnya: bejana sudah dibanting satu kali, lalu bertobat,
selanjutnya bejana tidak akan dibanting lagi. Tetapi kalau tidak
mau bertobat (malah menyalahkan orang lain), bagaikan bejana yang
terus
dibanting.
Jadi bertobat = diselamatkan. Kalau ada kapal yang ditimbus
gelombang, jika sudah bertobat, maka kapal tidak akan tenggelam
(diselamatkan). Inilah rahasianya!
stop
dosa = stop kehancuran. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
sudah mendengarkan Firman,
tetapi tidak diketemukan dosa, maka kita harus berdiam diri (jangan
mengomel) dan kita akan diselamatkan juga. Semoga kita mengerti.
- tenang
= menguasai diri supaya tidak berhadap kepada yang lain, tetapi
kita hanya percaya dan berharap sepenuhnya kepada TUHAN. Jika sudah
tenang, maka kita bisa berdoa.
1
Petrus 4: 7,
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu
dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Diam
= bertobat = keselamatan. Tenang = berdoa, ‘disitulah terletak
kekuatanmu’. Jika kita berdoa, maka kita mendapatkan kekuatan
ekstra dari TUHAN yang sanggup melakukan apa saja dalam hidup kita.
Jika menggunakan kekuatan kita sendiri, tidak akan dapat
menyelesaikan masalah. Masalah yang bagaikan angin ribut, gelombang
di lautan dunia, kehancuran tempayan (bejana tanah liat dibanting)
ini semuanya dilakukan oleh setan. Siapa yang mampu melawan setan?
dukun-dukun juga tidak akan mampu melawan setan.
Jika
digabungkan bertobat dan berdoa =
mengulurkan dua tangan kepada TUHAN = menyerahkan seluruh hidup kita
sepenuhnya kepada TUHAN dan Imam Besar yang berada di surga tidak
hanya memandang kita terus, tetapi Dia mengulurkan tangan belas
kasih-Nya kepada kita. Kita seringkali, hanya
memandang orang lain = hanya merasa kasihan kepada orang lain,
tetapi kita tidak pernah berbuat apa-apa untuk orang tersebut.
Misalnya: ada orang yang sudah pucat, kurang makan, tetapi kita cuma
merasa kasihan saja. Tetapi TUHAN tidak begitu, Dia memandang dengan
belas kasih, Dia juga mengulurkan tangan-Nya kepada kita.
Kita
mengulurkan tangan (bertobat dan berdoa), Dia juga mengulurkan
Tangan
belas kasihnya kepada kita semua, sehingga terjadi mujizat. Sekarang
ini jangan ada kekuatiran dan ketakutan lagi, atau
pun gelombang yang kita hadapi: mungkin
untuk hidup sehari-hari sulit, untuk hidup masa depan, menghadapi
krisis, goncangan di dunia dibidang apa saja. Istilah di Matius 8
‘angin ribut gelombang di lautan itu sekonyong-konyong datang’,
ini tidak dapat
diprediksi, mungkin sekonyong-konyong kita terkena angin ribut
gelombang dibidang ekonomi, kesehatan, dsb, maksudnya TUHAN bukan
untuk menghancurkan, membinasakan, tetapi supaya kita bisa menyerah
sepenuh-Nya kepada TUHAN.
Jika Diam dan tenang (bertobat dan
berdoa) = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan
Tangan-Nya
kepada kita, maka Hasilnya
adalah
- Markus
4: 37-39,
37.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan
air.
38.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
39.
Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:
"Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu
menjadi teduh sekali.
Ay
37 => ‘sehingga
perahu itu mulai penuh dengan air ’
=> mulai tenggelam.
Ay 38 =>
‘Pada
waktu itu YESUS sedang tidur di buritan di sebuah tilam’
=> Inilah letak kesalahan kita,
banyak kali kapal kehidupan kita ditimbus gelombang, tetapi kita
sibuk menggunakan kekuatan sendiri, sedangkan YESUS Yang
dapat
memberikan kekuatan ekstra bagi kita,
kita biarkan
tertidur. Untunglah, satu waktu sudah
tidak bisa lagi, baru ingat YESUS yang tertidur (YESUS Gembala baik
yang sudah mati di kayu salib). Inilah yang dapat
menolong kita.
‘Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia’
=> Bertobat,
misalnya: saya sudah mengandalkan orang lain (lari sana sini
sehingga kapalnya tambah oleng), malah sudah berbuat dosa, untuk
mencari jalan keluar malah pergi ke dukun, mengatasi masalah
keuangan dengan korupsi, ini harus distop/berhenti (bertobat).
Tenang,
berdoa ‘Guru bangun, tolonglah kami’, sehingga masalah
selesai.
Hasil pertama:
lautan
menjadi teduh dan damai sejahtera:
- semua
masalah, bahkan masalah yang mustahil dapat
diselesaikan oleh TUHAN.
Mari kita berharap kepada TUHAN, biarlah
semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Mungkin kita menghadapi
masalah penyakit, kita sudah datang ke dokter (minum obat, operasi
dsb), ini tidak mengapa,
sebab semuanya
hanyalah sarana saja, tetapi kita harus percaya bahwa yang
menyembuhkan kita adalah kuasa TUHAN (Yang menentukan adalah
TUHAN). Semoga
kita dapat
mengerti.
- hati
damai sejahtera, sehingga semuanya enak dan ringan.
- bisa
mencapai masa depan yang berbahagia. Jika
lautan sudah teduh, maka kapal bisa berlayar ke depan dan mencapai
masa depan.
Sekarang
ini, kita sedang ditunggu oleh TUHAN,
mungkin sudah hancur-hancuran seperti tempayan yang dibanting,
kapal sudah dihantam gelombang dan hampir tenggelam, mari menyerah
sepenuh kepada TUHAN dengan:
- Serahkan
kekuatiran kepada TUHAN, tergembala dengan baik dan utamakan
TUHAN, jangan ditimbang-timbang => ‘nanti kalau saya ibadah,
kehilangan pelanggan, jangan seperti itu!
- Diam
dan tenang (bertobat dan berdoa), maka Imam Besar tidak akan
meninggalkan kita, Dia memakai pakaian
putih bermata-mata, mata-Nya tidak pernah berkedip sedikitpun (24
jam) untuk memperhatikan kita dan Dia selalu
siap mengulurkan Tangan-Nya.
Kapan pun kita tenggelam, Tangan-Nya
siap menangkap kita, sehingga semuanya teduh. Semoga kita dapat
mengerti.
- Yesaya
30: 14,
15,
14.
seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan
tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat
satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam
tungku atau mencedok air dari dalam bak."
15.
Sebab beginilah firman TUHAN ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,
dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi
kamu enggan,
Hasil
kedua: Apa
yang sudah hancur bisa dipulihkan oleh TUHAN.
Secara jasmani hancur (ekonomi
hancur dsb), secara rohani hancur (jatuh dalam dosa sampai
puncaknya dosa), nikah sudah hancur, seperti tempayan yang
dibanting-banting sampai hancur-hancuran, sekarang
ini TUHAN mampu memulihkan kembali.
- Mazmur
37: 5,
6,
5.
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia
akan bertindak;
6.
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang.
Hasil ketiga:
Kita bukan hanya ditolong, diberikan masa depan yang indah,
dipulihkan, tetapi secara
rohani kita ditampilkan sebagai terang
= Tangan
TUHAN diulurkan untuk menyucikan dan mengubahkan kita, sampai kita
ditampilkan sebagai terang dunia (Wahyu 12: 1 ‘perempuan dengan
matahari, bulan dan bintang’), tidak ada kegelapan lagi dan
sempurna seperti Dia (menjadi Mempelai
Wanita
yang sempurna).
Ini sedikit demi sedikit. Kita banyak
bertobat dan berdoa (mengulurkan tangan kepada TUHAN) dan Tangan
TUHAN diulurkan untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita
sedikit demi sedikit, sampai kita ditampilkan sebagai terang dunia.
TUHAN berkata => ‘Akulah terang dunia,
kamu terang dunia’, kita menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN yang sempurna dan siap menyambut kedatangan-Nya yang
ke dua kali.
- 1
Petrus 5: 4,
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
Mungkin
banyak yang tertusuk duri, sekarang
ini duri-duri akan dicabut oleh TUHAN, YESUS sudah tertusuk duri
(Kepala-Nya
sudah dimahkotai duri). Duri tidak perlu lagi menusuk pikiran kita
(membuat stress),
sebab mahkota duri sudah dipakai oleh YESUS dan YESUS Gembala Agung
akan memberikan mahkota kemuliaan kepada kita.
Hasil
keempat: Tangan
Gembala Agung diulurkan untuk memberikan mahkota kemuliaan kepada
kita sebagai ganti mahkota duri.
Kita bisa menyambut kedatangan YESUS
yang ke dua kali dan kita masuk ke tahta kerajaan surga. YESUS yang
berjubah putih duduk disebelah kanan Tahta
ALLAH
Bapa (tahta kerajaan surga). Mahkota kemuliaan membuat kita bisa
duduk di tahta bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita
bisa mengerti.
Pakaian
kesucian dan urapan Roh Kudus (pakaian putih bermata-mata), mata kita
hanya memandang Dia, salah satu buktinya adalah tidak ada
kekuatiran/ketakutan lagi. Yang ada hanyalah penyerahan sepenuhnya
kepada TUHAN:
(1)dimulai dari
penyerahan kekuatiran (utamakan TUHAN, tergembala dengan baik, sampai
kia dipelihara oleh TUHAN)
(2)Diam dan tenang. Ditengah
kehancuran, gelombang, kita diam dan tenang = mengulurkan tangan
kepada TUHAN dan Dia mengulurkan Tangan
dari tahta-Nya, Dia sanggup membuat lautan menjadi teduh, sanggup
menjadikan yang hancur menjadi baik.
TUHAN
memberkati kita. 1