Kita
masih beada dalam Kitab Wahyu 1: 10-12, mungkin malam ini kita
mempelajari yang terakhir kali dan mulai besok kita masuk ke ayat
yang ke 13.
Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Rasul
Yohanes mengalami sengsara daging di Pulau Patmos bukan karena
berbuat jahat (Pulau Patmos ini sebagai tempat pembuangan orang yang
jahat), tetapi karena firman Allah dan kesaksian YESUS, sehingga
Rasul Yohanes bisa mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang
nyaring,
yang menjadi dua wujud yang
nyata:
- tujuh
kaki dian emas’
= tujuh sidang jemaat yang sempurna. Angka tujuh itu menunjuk
kesempurnaan. Jemaat Efesus sampai Laudekia inilah yang akan
disempurnakan oleh TUHAN.
- ‘penampilan
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria
surga, Raja segala raja’
(mulai ay 13 ‘ada
seorang seperti anak manusia’).
Jadi
Firman (bunyi sangkakala) dapat
didengar tetapi juga dapat dilihat, ini
berarti tidak abstrak. Kita berbahagia, sebab kita memiliki TUHAN
yang tidak abstrak (ALLAH lahir menjadi
manusia, yang kita kenal sebagai Pribadi
YESUS). Kerajaan surga juga tidak abstrak. Musa melihat kerajaan
surga, lalu TUHAN perintahkan Musa untuk membuat kerajaan surga di
bumi, itulah tabernakel (kemah suci).
Jika
ibadah pelayanan kita ditandai dengan sengsara bagi daging (bukan
hura-hura dsb), maka kita juga akan dapat
mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring. Sangkala itu
ditiup oleh seorang penjaga (gembala).
Suara
sangkakala yang nyaring yaitu Firman
penggembalaan yang mengandung bobot Firman
pengajaran yang benar, yang keras, yang tajam (bukan yang lucu-lucu),
yang disampaikan oleh seorang gembala dengan setia dan diulang-ulang,
sehingga dapat menyucikan dan mengubahkan
sidang jemaat menjadi wujud nyata kaki diam emas yang bercahaya
(sidang jemaat yang sempurna).
Kita
sudah beberapa kali membaca kitab Wahyu 1:
10 -12 (sekitar satu bulan lebih), ini
Firman yang terus diulang-ulang, supaya
kita dapat disucikan (diingatkan lagi),
diubahkan, sampai satu waktu sidang jemaat tampil dalam wujud nyata
yaitu kaki dian emas yang bercahaya = pelita emas yang bercahaya =
gereja TUHAN yang sempurna = Mempelai
Wanita Surga yang
siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali.
Jadi
penting kalau Firman itu diulang-ulang,
sebab ini merupakan ciri khas domba yang memamah biak (sesudah makan,
masuk lalu dicerna lagi). Kalau tidak mau mengulangi Firman
itu seperti binatang buas, Contohnya: buaya, ular makan kambing, satu
kali saja sudah habis. Firman yang diulang-ulang juga merupakan
karunia TUHAN kepada seorang gembala (Firman
diulangi bisa maju lagi dst). Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
pentingnya firman yang diulang-ulang. Pada hari Minggu yang lalu,
ditanya cuma satu kali => ‘mengapa tidak berpakaian pesta?’
tetapi dia ‘diam saja’ dan akhirnya dicampakkan. Kalau dalam
penggembalaan akan ditanya berulang-ulang, tujuannya adalah untuk
memberikan kesempatan. Seperti halnya pohon ara yang dipinggir jalan
(tidak tergembala), karena tidak berbuah langsung dikutuk oleh TUHAN,
tetapi kalau pohon ara yang ditanam di kebun anggur sekalipun sudah
tiga tahun tidak berbuah, saat mau dipotong, masih ada penjaga yang
membelanya. Jadi menyampaikan Firman yang
diulang-ulang, maksudnya adalah supaya
dapat berbuah.
Saya
akan menerangkan proses untuk membuat kaki dian emas = proses untuk
menjadi gereja yang sempurna. Kita belajar dari pelita emas. Gereja
TUHAN yang sempurna dilambangkan sebagai
pelita emas yang bercahaya.
Kaki dian emas atau pelita emas,
terdapat dua bagian besar:
- bagian
pertama: kaki diannya
yang seluruhnya terbuat
dari emas (satu batang dengan enam cabang).
- bagian
kedua: lampu atau pelitanya
(ada tujuh lampu). ‘tujuh’ itu sempurna (cahaya yang sempurna).
Kita
sekarang belajar proses untuk menjadi gereja TUHAN yang sempurna atau
Mempelai
Wanita
TUHAN (cara membuat pelita emas):
Kita
pelajari dulu tentang ‘
kaki
dian emas’.
Kalau
kita mau menjadi sempurna, kita harus diproses seperti membuat kaki
dian emas.
Proses
pembuatan kaki dian emas:
- Keluaran
25: 39,
Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan
segala perkakasnya itu.
Ay 39
=> ‘kandil’ =>
kaki dian emas = pelita emas.
Pelita
emas dibuat dari ‘emas
satu
talenta’,
bukan satu setengah atau satu seperempat dst. Satu talenta = 34 kg
(tetapi tidak dituliskan 34 kg, hanya dituliskan satu talenta saja).
Satu = kesatuan
(satu Roh). Dalam Efesus 4: 3-4, Pelita emas ini menunjuk Roh Kudus
(satu Roh). Jadi satu talenta artinya
Roh Kudus yang satu memenuhi dan memimpin semua gereja TUHAN untuk
menjadi satu Tubuh
Kristus yang sempurna. Roh Kudus ini hanya satu, sehingga semua
gereja ini satu Roh.
Efesus
4: 3-6,
3.
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4.
(1)satu
tubuh, dan (2)satu
Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada (3)satu
pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
5.
(4)satu
TUHAN, (5)satu
iman, (6)satu
baptisan,
6.
(7)satu
Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua
dan di dalam semua.
Dalam
Efesus 4: 3-6, ada tujuh kesatuan. Jadi
gereja TUHAN harus mempunyai satu tubuh dan satu Roh
(inilah yang membawa kepada kesatuan Tubuh
Kristus). Kalau tubuhnya satu, maka Rohnya juga satu (satu talenta).
Apa itu satu tubuh?
satu tubuh itu satu kepala. Kepalanya adalah YESUS, itulah Firman
pengajaran yang lahir menjadi Manusia.
Yohanes
1: 1, 14
1.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.
14.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Ay 1 => ‘Pada
mulanya’ => itulah Kepala.
‘Firman’
=> logos (dalam bahasa aslinya) = Firman pengajaran.
Ay 14 =>
Firman pengajaran lahir menjadi manusia (YESUS).
Satu tubuh
itu satu kepala. Satu kepala itulah YESUS (firman pengajaran yang
benar atau logos). Jadi gereja TUHAN harus satu tubuh dan satu Roh =
satu firman pengajaran dan satu Roh. Firman
pengajaran yang benar yaitu
- Tertulis
di dalam alkitab,
- Diwahyukan
oleh TUHAN,
- Dibukakan
rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain.
Kalau
sudah Satu
tubuh (satu pengajaran) dan satu Roh, maka ada tujuh kesatuan
(Efesus 4: 3-6). Tujuh kesatuan adalah
- Dimulai
dari satu Tubuh
terlebih dahulu,
- Satu
Roh,
- Satu
pengharapan,
- Satu
TUHAN,
- Satu
iman,
- Satu
baptisan,Tanggal 7 nanti ada baptisan air. Yang mau baptisan air
perhatikan, baptisan air itu bukan peraturan
gereja, peraturan pendeta,
bukan! Baptisan air ini menentukan, kita masuk satu Tubuh
Kristus yang sempurna (Mempelai
Wanita)
atau tidak. Jadi hanya ada satu baptisan, tidak ada dua baptisan
dst. Seperti halnya hanya ada satu bahtera Nuh yang menyelamatkan,
bahtera lainnya tidak menyelamatkan. Satu
baptisan air yang benar yaitu
- sesuai
dengan Alkitab (sesuai dengan kehendak TUHAN).
- kita
dibaptiskan seperti YESUS dibaptiskan.
Roma
6: 2, 4,
2.
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa,
bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? 4.Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Ay 2 => ‘mati
bagi dosa’ => bertobat = berhenti
berbuat dosa. Syarat
baptisan air yang benar adalah bertobat =
mati terhadap dosa. Pelaksanaan baptisan
air yang benar adalah kita yang sudah mati
terhadap dosa (bertobat), dikuburkan dalam air bersama dengan
YESUS dan keluar dari kuburan air, sehingga kita mendapatkan hidup
baru, hidup surgawi (hidup dalam kebenaran).
- Satu
ALLAH
Bapa.
Jadi
dari satu tubuh, satu Roh,
baru setelah itu terjadi tujuh kesatuan, setelah itu mencapai satu
tubuh yang sempurna. Pelita emas sebagai gambaran tubuh Kristus yang
sempurna (gereja TUHAN yang sempurna). Inilah pembuatan pelita emas
dari satu talenta. Semoga kita dapat
mengerti.
- satu
talenta
= 34 kg
(mahal harganya), ini menunjukkan kekayaan surga.
Kekayaan surga itu bukanlah uang yang banyak dsb.
Jadi
kekayaan surga yang sesungguhnya adalah:
- 9
karunia Roh Kudus.
- 9
jabatan pelayanan.
- 9
perbuatan kasih.
- 9
buah-buah Roh Kudus.
Dari
sinilah kita belajar, kalau kita mau menjadi pelita emas yang
bercahaya (tubuh Kristus yang sempurna/gereja TUHAN yang
sempurna/Mempelai
Wanita),
maka kita harus mempunyai jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus,
sehingga kita menjadi imam dan raja yang melayani TUHAN dengan kasih
(ada perbuatan kasih). Setelah baptisan air, nanti minggu depannya
akan ada penataran calon imam-imam, yang mau melayani TUHAN silahkan
ikut. Semoga kita bisa mengerti.
Jabatan pelayanan dan
karunia Roh Kudus ini merupakan kekayaan surga yang lebih dari
apapun juga dan tidak bisa dibeli dengan apapun. Jabatan pelayanan
ini berasal dari TUHAN lewat Kurban
Kristus (darah YESUS) = jabatan pelayanan ini seharga dengan Darah
YESUS.
- pada
pelita emas ini ada kelopak, tombol dan bunga, sehingga begitu indah
dan mulia.
Jadi ini
menyatakan kemuliaan surga.
Menyatakan
kemuliaan surga artinya memiliki bentuk yang
sangat indah dan tidak membosankan (ada kelopak, tombol, bunga).
Yang dibuat seperti digambar-gambar pelita emas ini masih sangat
sederhana (hanya
sebagai gambaran saja). Saya percaya yang dibuat oleh bangsa
Israel dulu pasti jauh lebih indah.
Bunga
(bunga badam) ini menunjuk pengharapan untuk
menghasilkan buah (berbuah-buah). Buah yang
terbesar dan tetap adalah menjadi Mempelai
Wanita
surga yang tetap untuk selama-lamanya. Sekarang kita dapat
mempersembahkan macam-macam buah, seperti: buah pertobatan, buah Roh
Kudus, buah pengorbanan dsb, tetapi satu waktu buah yang terbesar
dan tetap selamanya adalah menjadi Mempelai
Wanita
TUHAN yang dipersembahkan kepada Mempelai
Pria
(tubuh dipersembahkan kepada Kepala,
sehingga menjadi satu untuk selamanya).
-
25: 31,
"Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya;
kelopaknya--dengan tombolnya dan kembangnya--haruslah seiras dengan
kandil itu.
Ay 31 => ‘dari
emas tempaan’ => emasnya tempaan, bukan
di cor dsb.
Kaki
dian emas dibuat dari emas tempaan.
Ditempa itu dipanasi, dipukul. Kemarin saya mendengar cerita dari
oom
Pangaribowo (maaf), beliau
jatuh dibelakang dan tangannya tidak dapat
diluruskan, kemudian
dibawa ke sinsei,
tangannya dipaksa untuk lurus
sampai hampir pingsan. Inilah ditempa supaya bisa kembali ke bentuk
yang indah.
Kalau kita mau menjadi Mempelai
kita harus siap ditempa. Tempaan ini menunjuk
penderitaan daging, nyala api siksaan (istilah dalam surat
Petrus), percikan darah, ujian disegala bidang. Contohnya:
- Kita
diuji lewat ekonomi dan lewat apa saja.
- Ayub
diuji habis-habisan, lewat kesehatan dsb.
Jika
kita ditempa, maksudnya bukan untuk menghancurkan. Seperti emas,
kalau dibakar, dipukul, bukan menjadi hancur lebur, tetapi malah
lebih indah bentuknya. Mungkin dari emas batangan, setelah ditempa
(dipukul dsb), maka keluar kelopak, tombol, bunga, sehingga menjadi
indah. Jadi kita tidak boleh takut, sebab maksud
dari tempaan adalah untuk
membuat kita menjadi lebih indah dan bercahaya dihadapan TUHAN.
Kalau bentuknya sudah ada kelopak, tombol, bunga, nanti akan ada
lampunya dan bercahaya. Hari-hari ini kita akan menghadapi tempaan
(sengsara daging bersama YESUS).
Inilah
pembentukan Mempelai yaitu:
- satu
talenta (kesatuan),
- kekayaan
(harus punya jabatan pelayanan),
- kemuliaan
(berbuah-buah, buah kebenaran, pertobatan sampai buah Mempelai).
Proses
pembuatan pelita emas adalah ditempa (dipanasi, dipukul). Perhatikan!
yang penting saat ditempa kita jangan lari (jangan mundur dari TUHAN,
dari ibadah pelayanan), tetapi harus tetap setia, dan bertahan sampai
akhirnya (bertahan sampai selesai atau sampai terbentuk menjadi kaki
dian emas). Banyak orang terkena tempa dibidang ekonomi =>
‘percuma ke gereja, saya mundur dahulu’ Ini salah! Sebab kalau
ditempa belum selesai (belum menjadi pelita), maka kita tidak dapat
menjadi sempurna, tidak dapat bercahaya dan
akhirnya dibuang. Semoga kita dapat
mengerti.
Apapun
yang kita lakukan saat ini, kita harus bertahan dalam tempaan.
Lempin-El perhatikan hal ini. Saya dulu baru sekolah
Lempin-El sudah mau lari, ini karena ditempa, cuma tidak bisa makan,
tidak bisa minum, tidak punya uang, lalu saya mengamuk dan mau lari.
Untunglah TUHAN masih menolong saya untuk bertahan. Kalau tidak bisa
bertahan, saya tidak akan ada disini, tidak tahu dimana. Begitu juga
dalam melayani TUHAN baik zangkoor dsb, mari kita setia dan bertahan
semuanya. Semoga kita dapat mengerti.
Yang
menentukan kuat atau tidaknya menghadapi tempaan (menghadapi ujian)
adalah panggilan TUHAN dan penyerahan sepenuh kepada TUHAN (bukan
kepandaian, kekayaan, gereja besar atau kecil, jumlah jemaat sedikit
atau banyak dsb).
Contohnya:
- saya
dipanggil oleh TUHAN sebagai gembala dan menyerah sepenuh, sekalipun
jarak Malang ke Surabaya jauh, harus bisa datang (setia). Mohon
maaf, tadi saya terlambat karena terjebak macet, padahal sudah
berangkat lebih awal. Jadi kalau memang panggilan TUHAN dan kita
menyerah sepenuh, kita pasti bisa setia.
- Sebagai
saksi-saksinya, guru-guru saya setia tetap menjadi gembala sampai
dipanggil oleh TUHAN.
- Jika
memang dipanggil TUHAN menjadi zangkoor dan menyerah sepenuh kepada
TUHAN, maka pasti dapat
bertahan sekalipun menghadapi apapun juga. Kita semuanya harus tetap
bisa bertahan, sampai terakhir (menjadi Mempelai
Wanita).
Semoga kita dapat
mengerti.
Ini
ada kalimat yang harus digaris bawahi:
- “jangan
coba-coba melayani tanpa panggilan TUHAN”. Jika melayani tanpa
panggilan TUHAN, itu hanya sebagai pelarian, sehingga nanti tidak
akan kuat dan pasti lari. Contohnya
pelarian:
- dari
pada hari Minggu tidak kemana-mana, lalu ikut ke gereja karena
diajak teman, itulah pelarian.
- dari
pada tidak dapat sekolah,
sekolah
alkitab
sajalah, itulah pelarian. Akhirnya dia berhenti ditengah jalan
karena tidak kuat.
- Sebaliknya,
“jangan coba-coba lari dari panggilan TUHAN”. Misalnya: jika
dipanggil oleh TUHAN menjadi zangkoor, pemain musik dsb, kita jangan
lari => ’ aku tidak mau’. Jika lari dari panggilan TUHAN,
kita tidak kuat dan akan hancur.
Marilah
kita kembali kepada panggilan dan penyerahan sepenuh kepada TUHAN,
supaya bisa menghadapi tempaan di akhir zaman. Jika kita melayani
TUHAN memang panggilan dari TUHAN dan menyerah sepenuh kepada TUHAN,
mau ditempa apapun juga (lewat sakit, ekonomi, nilai sekolah turun
dsb), kita akan tetap setia sampai akhir (sampai terbentuk kaki dian
emas). Semoga kita bisa mengerti.
Periksa sampai di sini!!!
Tentang
‘lampu
atau pelita’
Proses
pembuatan kaki dian emas, sudah dipelajari secara sederhana, supaya
kita dapat menjadi Mempelai
(wujud nyata ‘tujuh kaki dian emas’) seperti jemaat Efesus sampai
Laudekia. Mari kita ikuti proses pembuatan kaki dian emas! Emasnya
memang harus ditempa, supaya kita menjadi lebih indah dan bercahaya
(cahaya kebenaran dan cahaya kesucian).
Keluaran
25: 37,
Haruslah kaubuat pada kandil itu tujuh lampu dan lampu-lampu itu
haruslah dipasang di atas kandil itu, sehingga diterangi yang di
depannya.
Yang
penting pada pelita atau lempu adalah harus ada minyak dan api.
Minyak dan api ini menunjuk kuasa Roh Kudus. Kalau minyaknya banyak
tetapi apinya tidak ada, maka pelita tidak akan bercahaya. Demikian
juga, kalau apinya ada, tetapi minyaknya tidak ada, sebentar lagi
sumbunya akan terbakar dan hancur meledak. Jadi dua-duanya (minyak
dan api) harus ada.
Kalau
pelita sudah bercahaya (ada apinya),
maka
terdapat tiga macam aktivitas api Roh Kudus
yaitu:
- memberi
panas, artinya
api Roh Kudus (api kasih ALLAH)
selalu menghangatkan kerohanian kita, sehingga kita tidak pernah
menjadi
suam dan tidak dingin rohani (beku rohaninya). Contohnya:
jemaat Laudekia suam-suam rohani, kearah dingin rohani.
Jika
api Roh Kudus menghangatkan kerohanian kita, hasilnya
adalah kita akan selalu setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Hati-hati, jika
kita suam-suam rohani seperti jemaat Laudekia, hidup kita hanya
seperti muntah (Dalam Wahyu 2 ‘karena kamu
suam-suam, Aku akan memuntahkan kamu’) =
najis, kotor. Kalau dingin rohani (‘hawa dingin’), kita akan
menjadi seperti Petrus yang menyangkal TUHAN.
Lukas
22: 54-57,
54.
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke
rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
55.
Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka
duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah
mereka.
56.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia
mengamat-amatinya lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama
dengan Dia."
57.
Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal
Dia!"
Petrus dingin
rohani (kehilangan api Roh Kudus atau api kasih ALLAH),
sehingga Petrus mulai ‘mengikut dari jauh’.
Kalau dulu waktu YESUS masih hidup, apalagi saat YESUS memecahkan
lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang, mungkin
murid-murid berebutan untuk menggandeng
YESUS dan berkata
=> ‘Ini YESUS ku, YESUS ku dan akan
terus digandeng’.
Tetapi setelah
YESUS ditangkap, mereka mulai menjauh. Seringkali kita seperti itu,
kalau diberkati TUHAN => ‘YESUS, YESUS’, saat ada masalah,
ujian, kita sudah menjauh. Mengikut dari jauh
artinya tidak setia. Jika tidak setia dalam
ibadah pelayanan, akhirnya menjadi seperti Petrus yang ‘berdiang’
pada api dunia (api dosa). Mulai dekat-dekat
dengan dunia ini, mungkin dunia hiburan dan mulai dekat-dekat dengan
api dosa (hawa hafsu daging).
Akibatnya
Petrus
menyangkal YESUS. Kalau dulu Petrus menyangkal YESUS dengan
perkataan => ‘tidak
mengenal
YESUS’. Sekarang, mungkin masih mengaku anak TUHAN (KTP nya
Kristen), tetapi sudah menyangkal YESUS lewat perbuatan-perbuatan
dosa yang memilukan dan memalukan hati TUHAN, bahkan tidak bisa
berbuat baik lagi. Inilah yang banyak terjadi!
Titus
1: 16,
Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka,
mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup
berbuat sesuatu yang baik.
Ay
16 => ‘tidak sanggup berbuat sesuatu
yang baik’ => berbuat jahat.
Menyangkal
lewat perbuatan jahat (keji) dan perbuatan najis (seperti di zaman
Nuh perbuatan yang memalukan dan memilukan TUHAN). Kaum Muda
perhatikan, kalau sudah memilukan hati TUHAN, pasti memedihkan hati
orang tua, dan membuat keluh kesah gembala (itulah urutannya). Dalam
Matius 10, YESUS berkata => ‘siapa
menyangkal Aku, dia akan Kusangkal juga dihadapan Bapa’
= kalau menyangkal TUHAN lewat perkataan dan perbuatan, akan
disangkal oleh TUHAN dan binasa untuk selamanya.
Kita
memerlukan api Roh Kudus untuk memberikan panas dalam kerohanian
kita, sehingga kita setia dan berkobar-kobar sampai garis akhir.
Permisi bicara, usia boleh bertambah tua, kesehatan mungkin
bertambah menurun, tetapi kalau urapan Roh Kudus bertambah, maka
kita akan lebih berkobar-kobar lagi untuk melayani TUHAN. Jadi ini
tidak tergantung pada keadaan tubuh (tubuh sudah renta dsb), tetapi
tergantung kepada urapan Roh Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang ini
kita membutuhkan api Roh Kudus (api kasih), supaya pelita tetap
menyala. Yang sudah tawar atau dingin (mulai suam-suam) =>
‘pokoknya datang ke gereja’, mari kita mohon api Roh Kudus.
Semoga kita dapat
mengerti.
- memberikan
terang.
Kalau ada terang, maka tidak ada yang tersembunyi, artinya
jangan menyembunyikan sesuatu:
- dalam
aktivitas kehidupan kita: dalam kuliah, pekerjaan dsb.
- dalam
nikah kita. Suami tidak tahu, istri tidak tahu, anak tidak tahu,
orang tua tidak tahu, tetapi TUHAN tahu apa yang kita sembunyikan.
- dalam
ibadah pelayanan kita (tahbisan kita). Gembala tidak tahu, saudara
juga tidak tahu, tetapi Roh Kudus (TUHAN) tahu apa yang kita
sembunyikan.
Kalau
ada Roh Kudus, kita tidak akan menyembunyikan sesuatu, semuanya
menjadi terang (terang-terangan). Semoga kita dapat
mengerti.
Contoh
menyembunyikan sesuatu dalam perjanjian lama:
2
Samuel 12: 12,13,
12.
Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan
melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara
terang-terangan."
13.
Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada
TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah
menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Ay
12 => ‘Sebab engkau telah melakukannya
secara tersembunyi’ => Daud mengambil
Betsyeba (istri orang dan membunuh suaminya dengan diam-diam).
Daud menulis
surat kepada Yoab, serbu musuh yang paling kuat, Uria letakkan
paling depan, sesudah itu tinggalkan sendirian. Akhirnya Uria mati.
Setelah Uria mati, istrinya diambil oleh Daud. Mungkin pikir Daud =>
‘aman, tidak ada yang tahu’, tetapi TUHAN tahu semuanya.
"Aku
sudah berdosa kepada TUHAN."
=> untunglah Daud mengaku dosa.
Raja
Daud yang hebat (hebat rohani dan jasmaninya) bisa menyembunyikan
sesuatu, lalu siapa kita ini? Kalau saya membaca ini, orang hebat
bisa berbuat dosa, lalu saya ingat => ‘siapa saya?’ Ini
bahaya dan harus bersungguh-sungguh.
Raja
Daud menyembunyikan sesuatu yaitu
- menyembunyikan
dosa seks, dosa percabulan (mengambil Betsyeba istri orang), nikah
yang salah (istri orang diambil dan ditiduri) = dosa kenajisan.
- menyembunyikan
dosa pembunuhan = dosa kejahatan.
Jika
jahat dan najis, itu berarti menuju Babel
(mempelai wanita setan). Hati-hati kita jangan menyembunyikan dosa
kejahatan dan kenajisan. Dalam Wahyu 18 ‘babel
tempat persembunyian roh jahat dan roh najis (burung yang najis)’.
Untunglah, TUHAN menegor Daud. Kalau Daud berbuat dosa dengan
sembunyi-sembunyi, maka TUHAN menyatakan dosanya secara
terang-terangan, akhirnya Daud dipermalukan. Nanti dalam cerita
tentang Daud, setelah kerajaannya diambil oleh Absalom, (mohon maaf
nanti dibaca di rumah) Absalom sengaja meletakkan gundik-gundik Daud
di sotoh dan disetubuhi disana (Daud terang-terangan
dipermalukan).
Untunglah Daud menerima tegoran yang keras
(menerima Firman
pengajaran yang keras), sehingga dia mengaku dosa dan Daud diampuni,
diselamatkan oleh TUHAN. Sekecil apapun jangan disembunyikan, sebab
nanti TUHAN menyatakannya dengan terang-terangan dan kita
dipermalukan. Sekarang ini
sebelum TUHAN menyatakannya dengan terang-terangan, lebih baik kita
menerima Firman
TUHAN yang menyatakan terang-terangan apa yang kita sembunyikan.
Setelah itu, biarlah kita mengaku dan menyelesaikannya, sehingga
TUHAN menolong dan menyelamatkan kita.
Contoh
menyembunyikan sesuatu dalam perjanjian baru:
Yudas menyembunyikan dosa kejahatan (keinginan akan uang) di
dalam perut hatinya = Yudas mencuri milik
TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus) secara sembunyi-sembunyi, ditutup-tutupi.
Karena Yudas
tidak mau mengakui dosanya, sehingga dia hancur.
Salah
satu bukti sembunyi-sembunyi: waktu ada
perempuan yang mengurapi YESUS dengan minyak narwastu seharga
tiga ratus
dinar,
kemudian Yudas mengatakan => ‘ini lebih baik untuk orang
miskin’ Ini menutup-nutupi, padahal supaya uangnya masuk dalam
kas, dan uangnya dicuri oleh Yudas. Hati-hati jangan mencuri milik
TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus) dan jangan mencuri milik sesama. Yudas ini
mencuri milik TUHAN, tetapi ditutupi dengan pura-pura berbuat
baik.
Yohanes
12: 3-6,
3.
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal
harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4.
Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan
segera menyerahkan Dia, berkata:
5.
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
6.
Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang
miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering
mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Ay
5 => Yudas berpura-pura baik.
Ay 6 => maksud tersembunyi
dari Yudas.
Banyak pencuri-pencuri yang pura-pura berbuat baik
(menutupi dosa dengan pura-pura berbuat baik). Yudas tidak mau
mengaku dosa. Waktu perjamuan suci ada murid yang bertanya =>
‘siapa TUHAN yang akan menyerahkan Engkau’,
YESUS menjawab => ‘siapa yang
mencelupkan roti bersama dengan Aku, dialah itu’.
Ini sebenarnya Yudas ditegor dan seharusnya
Yudas berkata => ‘TUHAN ampunilah aku’ tetapi dia tidak mau.
Sedangkan raja Daud, saat ditegor keras oleh Natan => ‘kamu
orangnya’, dan
Daud mau mengaku dosa (minta ampun kepada TUHAN). Ada seorang raja
juga yang ditegor, malah mengamuk, tetapi Daud tidak begitu.
Yudas
sudah ditegor, tetapi tidak mau mengakui dosanya dan tetap
menyembunyikan dosanya => ‘bukan aku, Ya
TUHAN’. Satu waktu dosanya dinyatakan
secara terang-terangan oleh TUHAN, akibatnya:
- akhirnya
Yudas menggantung diri, jatuh tertelungkup, perutnya pecah dan isi
perutnya terburai (diketahui terang-terangan).
- dan
tidak ada pengampunan dosa lagi = binasa untuk selamanya.
Kita
memerlukan Roh Kudus, supaya kita menjadi kaki dian emas dengan
lampu yang menyala (gereja TUHAN yang sempurna = Mempelai
Wanita
TUHAN). Seperti dalam Wahyu 12: 1 ‘perempuan
dengan matahari, bulan dan bintang’
(terang semuanya) = kaki dian emas yang bercahaya. Jadi lampu
(pelita) harus bercahaya = harus ada minyak dan api Roh Kudus.
- memberikan
kekuatan (memberi energi).
Contohnya: seperti kereta api, supaya
apinya tetap menyala dimasukkan kayu atau batu bara, setelah itu
baru keretanya dapat
berangkat. Api Roh Kudus (api kasih ALLAH)
memberikan energi/kekuatan kepada kita, untuk
apa?
- supaya
dapat melakukan apa saja dalam pelayanan, dimana saja, kapan saja,
situasi apa saja.
Jadi kekuatannya adalah Roh Kudus.
Kalau menggunakan kekuatan daging (kepandaian daging, kekayaan
daging) tidak akan kuat, tetapi kalau kekuatannya Roh Kudus, kita
akan kuat. Semoga kita dapat
mengerti.
- supaya
kita bisa kuat dan teguh hati,
artinya
- hati
nuraninya tidak lemah,
- tidak
gampang tersandung dan tersinggung,
- selalu
mengucap syukur kepada TUHAN,
- tidak
bimbang oleh ajaran lain dan tidak bimbang terhadap kuasa TUHAN =
tetap berpegang teguh kepada pengajaran yang benar dan tetap
percaya kepada kuasa TUHAN (tetap berharap kepada kuasanya).
Bimbang ini seringkali terjadi
saat laut bergelora dan ada angin.
Seperti Petrus terkena angin, sehingga Petrus bimbang. Angin
ajaran palsu membuat kita bimbang terhadap pengajaran yang benar.
Mari kita berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan jangan
diombang-ambingkan oleh ajaran lain. Kita juga harus berharap pada
kuasa TUHAN, tidak berharap kepada yang lain. Semoga kita dapat
mengerti.
- tidak
kecewa, tidak putus asa, tidak meninggalkan TUHAN saat menghadapi
apapun, tetapi selalu menyembah kepada TUHAN. Contohnya:
Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daniel tetap menyembah TUHAN saat
diperhadapkan dengan ajaran palsu.
- Sadrakh,
Mesakh, Abednego disuruh menyembah patung, tetapi mereka tidak mau
=> ‘kalau TUHAN dapat
menolong saya, saya menyembah TUHAN, kalau TUHAN tidak menolong
saya, saya tetap menyembah TUHAN’ Inilah kuat teguh hati.
- Daniel
disuruh menyembah raja, tetapi Daniel malah menyembah TUHAN di
rumahnya. Akhirnya Daniel dimasukkan dalam gua singa.
Tetap
menyembah TUHAN = percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN =
mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan tangan kepada
kita. Sekarang ini
kita mendengarkan bunyi sangkakala yang diulang-ulang terus, supaya
kita dibentuk menjadi pelita emas (gereja TUHAN yang sempurna).
Sebab itu kita belajar dari pelita emas.
Jika
TUHAN mengulurkan tangan kepada kita,
hasilnya adalah
1
Tawarikh 28: 20,
Lalu berkatalah Daud
kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan
lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN
Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan
meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah
Allah selesai.
Ay
20 => ‘
sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah
selesai’ => sampai semuanya selesai.
Sadrakh,
Mesakh, Abednego, Daniel tetap menyembah TUHAN = mengulurkan tangan
kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan
kepada mereka (TUHAN yang menyelesaikan). Memang Daniel dibuang ke
gua singa, tetapi ada Tangan TUHAN disana
untuk menyelesaikan semuanya. Sadrakh, Mesakh, Abednego juga dibuang
ke api yang dipanaskan tujuh kali, tetapi ada Tangan
TUHAN. Apapun pencobaannya itu tidak penting, yang penting berada
di dalam tangan TUHAN, sebab itu kita harus
kuat dan teguh hati. Mungkin orang berkata => ‘sudah
tidak bisa, sebab kalau dimasukkan
dalam api atau kalau dimasukkan dalam gua singa dengan singa yang
lapar’. Begitu Daniel diangkat dari gua singa, lalu orang yang
memfitnah Daniel diturunkan, belum sampai di dasar, sudah habis
dimakan singa. Bayangkan bagaimana laparnya
singa itu.
Yang
penting ada didalam Tangan TUHAN, kita
mengulurkan tangan = kuat teguh hati = percaya dan mempercayakan diri
kepada TUHAN (jangan ragu sedikitpun), maka Tangan
TUHAN lah yang memegang kita. Jika Tangan
TUHAN memegang kita, itu sudah cukup! Kita
mau dilemparkan ke api, ke gua singa, terserah mau kemana
saja, TUHAN dapat menyelesaikan semuanya
tepat pada waktu-Nya dan
mujizat akan terjadi:
- mujizat
secara jasmani: semua masalah selesai, sampai masalah yang mustahil
selesai pada waktu-Nya.
- mujizat
secara rohani: pembangunan rumah ALLAH
Salomo (secara jasmani), sekarang menunjuk pembangunan Tubuh
Kristus. Kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
(‘yang selesai’), kita disucikan dan diubahkan sampai menjadi
sempurna seperti Dia.
Tidak
peduli, sekalipun kita kotor, najis, tetapi kalau mau mengikuti
pembuatan:
- pelita
emas (kaki dian emas): masuk kesatuan (satu tubuh, satu Roh, satu
baptisan), masuk kekayaan (jabatan pelayanan), masuk kemuliaan (buah
pertobatan dsb), sampai rela ditempa dan menjadi semakin indah dan
semakin bercahaya.
- Perhatikanlah
lampu (Roh Kudus dan kasih Allah): mari setia dan berkobar-kobar
(jangan dingin), jangan sembunyi-sembunyi (akui terang-terangan),
dan jangan ‘loyo’, tetapi harus kuat dan teguh hati. Maka TUHAN
pasti sanggup menyelesaikan semua masalah tepat pada waktu-Nya dan
TUHAN pasti sanggup menyelesaikan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna = kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna
seperti Dia, kita menjadi Mempelai
Wanita
yang layak untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali.
TUHAN
memberkati kita.1