Kita masih
kembali membaca didalam Kitab Wahyu 1: 10-12
Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Rasul
Yohanes mengalami sengsara daging di pulau
Patmos, bukan karena berbuat jahat, teapi karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga rasul
Yohanes bisa mendengar dan melihat suara/bunyi sangkakala yang
nyaring,
yang menjadi dua wujud yang nyata:
- Menjadi
wujud tujuh kaki dian emas = sidang jemaat yang sempurna.
- Menjadi
wujud Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja,
Mempelai
Pria
Surga
(ay 13-20).
Jika
kita beribadah dan melayani TUHAN dengan tanda salib/tanda
darah/sengsara daging, maka kita juga bisa mendengar dan melihat
suara sangkakala yang nyaring.
Suara sangkakala yang nyaring
sekarang ini adalah Firman
penggembalaan yang mengandung bobot Firman
pengajaran yang benar, yang keras, tajam dan disampaikan
berulang-ulang (sangkakala ditiup berulang-ulang), sehingga mampu
menyucikan, mengubahkan hidup kita sampai menjadi wujud nyata kaki
dian emas yang bercahaya/pelita emas yang bercahaya/ sidang jemaat
yang sempurna/Mempelai Wanita
TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan yang permai. Firman pengajaran yang benar, bukan
lawakan-lawakan dll.
Tugas
dari kaki dian emas yang bercaya atau Mempelai
Wanita adalah bersaksi
dan
mengundang.
Wahyu
22: 17,
Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan
barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang
mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Ay
17 => “
Roh” => Pengantin
Laki-laki.
“
pengantin
perempuan” => kita
semuanya.
"Marilah!"
=> kita diundang.
“
barangsiapa
yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
=> kita mengundang.
Gereja
TUHAN atau Mempelai Wanita
mendapat tugas terakhir yang merupakan kepercayaan TUHAN
yaitu
mengundang umat-umat TUHAN masuk perjamuan kawin Anak
Domba (pertemuan antara Mempelai
Laki-laki dan Mempelai
Wanita). Misalnya: kepada kita dipercayakan
ibadah kunjungan-kunjungan. Kita mengunjungi daerah-daerah atau
gereja-gereja lain untuk masuk:
- Masuk
perjamuan kawin Anak
Domba
(pesta nikah Anak
Domba)
saat YESUS datang kembali ke dua kali.
- Sesudah
itu, masuk firdaus
= kerajaan seribu
tahun damai.
- Sesudah
itu, masuk kerajaan surga yang kekal = Yerusalem Baru
= Kanaan Samawi.
Inilah
tugas kita yang merupakan kepercayaan dari TUHAN dan jangan sampai
dialihkan kepada yang lain. Semoga kita bisa mengerti.
Sekarang
kita telusuri, sikap terhadap undangan:
Matius
22: 1,
2,
1.
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2.
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan
perjamuan kawin untuk anaknya.
Jadi
‘perjamuan kawin anak raja’ dalam Matius 22: 1-2, ini menubuatkan
tentang perjamuan kawin anak domba pada saat kedatangan YESUS yang ke
dua kali. Sekarang kita pelajari bagaimana sikap terhadap undangan?
banyak yang diundang tetapi sikapnya berbeda-beda.
Sikap
terhadap undangan perjamuan kawin Anak
Domba
adalah
- Matius
22: 3,
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang
ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau
datang.
Sikap pertama
adalah ‘tidak
mau datang’
= penolakan
= menolak
Kabar
Mempelai
(diundang dengan Kabar
Mempelai
tetapi tidak mau datang). Ini sudah dipelajari dalam ibadah
sebelumnya.
- Matius
22: 4, 8
4.
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada
orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah
kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah
disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin
ini.
8.
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah
tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk
itu.
Sikap kedua adalah
‘tidak
layak untuk diundang’
= pemberontakan
= menolak
Korban
Kristus. Ada yang pergi ke ladang
untuk mengurus usahanya, bahkan ada yang membunuh hamba-hamba yang
disuruh untuk mengundang. Lembu-lembu yang disediakan dan disembelih
ini menunjuk Korban
Kristus. Ini juga sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.
- Sekarang
kita mempelajari sikap yang ketiga.
Matius
22: 9-14,
9.
Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah
setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
10.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang
baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
11.
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat
seorang yang tidak berpakaian pesta.
12.
Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari
dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam
saja.
13.
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya
dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di
sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
14.
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Sikap
ketiga adalah ‘mau
datang tetapi tidak berpakaian pesta’
=
penghinaan.
Coba bayangkan => ‘ada pesta raja, tetapi pakaiannya olahraga,
apalagi pakaian kotor dll’
Sikap
yang positif untuk memenuhi undangan atau masuk dalam perjamuan kawin
Anak Domba, maka
kita harus mempersiapkan pakaian pesta = pakaian Mempelai
= pakaian putih berkilau-kilau. Darimana kita mendapatkan pakaian
putih berkilau-kilau = persiapan untuk mendapatkan pakaian putih
berkilau-kilau?
Sebagai
awalnya mari kita pelajari:
- Kita
lihat di dalam Kejadian 2: 25, tentang penciptaan manusia yang
mula-mula. Fokus kita sekarang adalah mempersiapkan pakaian
pesta/pakaian putih berkilau-kilau.
Kejadian
2: 25,
Mereka
keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak
merasa malu.
Manusia
‘telanjang tetapi tidak merasa malu’, ini karena mempunyai
pakaian kemuliaan yang tidak terlihat. Jadi TUHAN menciptakan
manusia yang sama mulia dengan TUHAN = memiliki
pakaian kemuliaan = ‘telanjang
tetapi tidak merasa malu’
dan di tempatkan di taman Eden/taman firdaus (merasa bahagia)
Sayangnya di dalam Kejadian 3: 7, manusia jatuh kedalam dosa.
- Kejadian
3: 7,
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka
telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat
cawat.
Pada ay 6,
manusia memakan buah yang dilarang oleh TUHAN, akhirnya manusia
telanjang.
Jadi
Adam dan Hawa sudah berbuat dosa, sehingga:
- Kehilangan
kemuliaan ALLAH
= kehilangan pakaian kemuliaan
= ‘telanjang
dan malu’.
Kejadian
3: 10 => “aku
menjadi takut, karena aku telanjang”.
Kejadian
3: 7 => “mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat’
=> malu.
Setelah
mereka tahu kalau mereka
telanjang,
maka
mereka
menjadi malu. Manusia diusir kedalam
dunia yang penuh dengan kutukan dan sengsara (air mata).
- Setelah
Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka diusir kedalam dunia. Semestinya
manusia sadar => ‘dulu di taman Eden enak, tetapi di dunia kita
sengsara, mari kita berhenti berbuat dosa (bertobat), supaya bisa
kembali ke taman Eden’. Semestinya seperti itu, tetapi
kenyataannya tidak! Bahkan semua manusia di dunia berbuat dosa
sampai puncaknya dosa.
Roma
3: 23, Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Jadi
didalam dunia yang penuh kutukan, manusia bukannya bertobat, tetapi
terus berbuat dosa/jatuh bagun dalam dosa/berkubang dalam dosa sampai
puncaknya dosa.
Puncak
dosa adalah
- Dosa
makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan
seks, nikah yang hancur.
Karena
sudah berbuat dosa sampai puncaknya dosa, maka
manusia tampil
seperti ‘anjing dan babi’ = ‘
telanjang
dan tidak tahu malu’.
Misalnya: kalau ada
yang memelihara
anjing, kemudian anjingnya masuk ke dalam
gereja, dan naik ke mimbar ‘sudah
telanjang tetapi tidak tahu malu’. ‘anjing keatas
mimbar’ ini saya juga dikoreksi,
jangan sampai hamba TUHAN duduk atau berdiri di mimbar seperti
‘anjing dan babi yang telanjang tetapi tidak tahu malu’. Semoga
kita dapat mengerti.
Kembali
dalam Kejadian 3: 7, begitu manusia telanjang ada usaha untuk
menutupi ketelanjangan dengan menyemat daun ara (membuat cawat dari
daun ara).
Kejadian
3: 7, Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka
telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Adam
dan Hawa berusaha untuk menutupi ketelanjangannya dengan daun pohon
ara
artinya memakai kebenaran diri sendiri. Daun jika terkena
panas akan hancur. Dalam Kitab Yesaya => ‘
kebenaranmu seperti
kain lara’ = benar tetapi seperti kain kotor (seperti daun yang
sebentar lagi hancur dan telanjang lagi).
Kebenaran
diri sendiri adalah
- Kebenaran
diluar Firman
pengajaran yang benar (kebenaran diluar
alkitab).
Kalau alkitab
menyatakan tidak boleh, lalu ada hamba TUHAN bilang => ‘ini
begini ..., karena kasihan ....’ Yang dilarang oleh
alkitab akhirnya menjadi boleh’ Inilah
kebenaran sendiri. Siapapun yang mengatakannya dan dengan alasan
apapun, tetapi kalau diluar Firman,
itu kebenaran sendiri. Satu waktu ada hamba TUHAN menelpon saya =>
‘oom
puji
TUHAN, orang-orang yang diluar pengajaran yang kumpul kebo (maaf),
setelah mendengarkan Firman
mereka mau dibaptis air dan mau untuk dinikahkan’. Saya jawab =>
‘Syukur-syukur puji
TUHAN, kapan baptisannya dan kapan menikahnya?’, dia menjawab =>
‘besok baptisannya dan lusa menikahnya’. Lalu saya teringat dan
menelepon
lagi => ‘kalau besok baptisannya dan lusa menikahnya, apa sudah
selesai surat-suratnya (surat N1)’ dan dia menjawab => ‘belum
selesai, ya nanti menyusul’. Ini salah besar, harus ada surat N1,
N2 terlebih dahulu, supaya jelas statusnya baru bisa ditolong. Kalau
tidak demikian, ini namanya kebenaran diri sendiri => ‘tidak
apa-apa ini, kita menolong orang’, tetapi sebenarnya malah
menjerumuskan orang karena tidak sesuai dengan kebenaran Firman.
Jadi semuanya harus benar terlebih
dahulu, baru dapat
ditolong. Terlebih lagi yang sudah jelas-jelas melawan alkitab.
Alkitab mengatakan,
‘tidak boleh’, tetapi dibilang => ‘tidak apa-apa ini boleh,
karena begini dll’.
Ini sudah jelas kebenaran diri sendiri. Itulah usaha manusia untuk
menutupi ketelanjangan dan tetap tidak akan
mampu (daun cepat hancur dan menjadi
telanjang lagi).
Semoga kita dapat mengerti.
- Orang
berdosa tidak mau mengaku dosa, tetapi
malah:
- menyalahkan
orang lain. Misalnya: dia jahat, memfitnah,
padahal dia sendiri yang berdosa. Inilah menutupi ketelanjangan
dengan kebenaran sendiri. Semoga kita dapat
mengerti.
- bahkan
menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran
yang benar. Misalnya: TUHAN dikatakan
tidak adil dll. Semoga kita dapat
mengerti.
Sementara
kita membutuhkan pakaian pesta untuk menyambut kedatangan TUHAN dan
masuk perjamuan kawin Anak Domba,
tetapi keadaan manusia adalah ‘telanjang sampai tidak tahu malu’.
Ada usaha dari manusia untuk menutupi ketelanjangan dengan daun ara,
tetapi tetap tidak bisa. Akhirnya ada inisiatif dari TUHAN, hanya
TUHAN yang mampu menutupi ketelanjangan manusia.
Kejadian
3: 21,
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan
untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Jadi
ada binatang yang disembelih, kemudian ditelanjangi (dikuliti) untuk
menutupi ketelanjangan manusia. Dulu di taman Eden,
TUHAN berusaha untuk menutupi ketelanjangan manusia dengan kulit
binatang. Ini menubuatkan, YESUS yang ditelanjangi di kayu salib
(nubuatnya digenapkan dalam Yohanes 19: 23-24).
Yohanes
19: 23,
24,
23.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang
undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah
hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka
membagi-bagi pakaian-Ku di antara dan mereka membuang undi atas
jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
YESUS
sebagai Anak Domba
ALLAH rela disembelih (mati di kayu salib)
dan dikuliti/ditelanjangi (pakaiannya dirobek dan jubahnya diambil)
untuk memberikan pakaian pesta kepada manusia berdosa (manusia
telanjang), supaya manusia dapat masuk
perjamuan kawin Anak Domba
saat YESUS datang kembali ke dua kali (Wahyu 19), kita bisa kembali
ke firdaus (Wahyu 20) dan masuk Yerusalem baru (Wahyu 21-22). YESUS
sebagai Mempelai Pria
(Kepala) dan kita sebagai Mempelai
Wanita (Tubuh-Nya)
akan masuk disana.
Terutama
kami sebagai hamba TUHAN, paling mudah memakai daun ara, kalau jemaat
merosot => ‘akan mengatakan bahwa mereka ini
memang pemberontak-pemberontak semuanya’, padahal dia sendiri tidak
interospeksi diri (tidak berpuasa, tidak berdoa dll). Ada juga yang
malah menyalahkan orang lain dengan mengatakan
‘itu pendeta pencuri domba’, padahal
dombanya tidak dirawat, setelah dombanya pindah kandang malah
menyalahkan hamba TUHAN lainnya. Ada yang berbuat dosa, tetapi
menyalahkan orang lain => ‘itu memfitnah’, padahal dia memang
berbuat dosa.
Jalan
kita masuk ke dunia lewat nikah yang jasmani. Dulu ayah
dan ibu kita menikah, baru ada kita
semuanya. Jalan keluar kita dari dunia ini untuk masuk ke firdaus dan
ke Yerusalem Baru, hanya lewat perjamuan
kawin Anak Domba
atau nikah yang rohani (kita harus menjadi Mempelai)
dan tidak ada jalan lain. Jaga nikah kita mulai dari yang jasmani
supaya bisa mencapai nikah yang rohani (terlebih kita yang berada di
dalam Kabar Mempelai).
TUHAN akan menolong kita (TUHAN memberikan pakaian pesta).
Ada
tiga macam tingkatan pakaian pesta yang diberikan oleh TUHAN:
- Yohanes
19: 23,
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
Pakaian
pertama adalah pakaian
kebenaran atau pakaian keselamatan.
Ini menunjuk halaman tabernakel. Jadi di
dalam kerajaan surga (tabernakel) ada
halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci. Pakaian
kebenaran (pakaian keselamatan) adalah
pakaian YESUS yang dibagi menjadi empat bagian.
Empat
bagian artinya keselamatan (kebenaran) itu
berlaku untuk semua manusia di empat penjuru bumi (berlaku diseluruh
dunia), tidak perduli bangsa, suku apapapun. Kita tinggal mau
menerima atau tidak mau menerima? Kita ini dari telanjang seperti
anjing dan babi, lalu diberikan pakaian oleh YESUS diatas kayu
salib.
Kisah
Para Rasul 2: 36-40,
36.
Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah
membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi TUHAN dan
Kristus."
37.
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah
yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
38.
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
39.
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang
yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh TUHAN Allah
kita."
40.
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian
yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya:
"Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Ay
36 => “bahwa
Allah telah membuat YESUS, yang kamu salibkan itu, menjadi TUHAN dan
Kristus."
=> YESUS sebagai satu-satunya Juruselamat.
Ay
37 => "Apakah
yang harus kami perbuat”
=> apa yang harus kami perbuat
supaya selamat?
Ay 39 => “Sebab
bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu”
=> bagi bangsa
Israel.
“bagi
orang yang masih jauh”
=> bagi bangsa
kafir
(kita semuanya dari empat penjuru bumi).
“yaitu
sebanyak yang akan dipanggil oleh TUHAN Allah kita."
=> Jangan berlambat-lambat, sebab bangsa
kafir
yang dipanggil untuk diselamatkan, dibaptis dll itu ada hitungannya
(ada jumlahnya).
Tanda
kita menerima pakaian keselamatan (tanda kita diselamatkan) adalah
?’tahu
dengan pasti’
=
percaya atau iman kepada YESUS sebagai Satu-satunya
Juru selamat. Dalam tabernakel ini menunjuk masuk pintu gerbang.
Orang yang berdosa itu bagaikan diluar kerajaan surga, tetapi begitu
percaya kepada YESUS sebagai Satu-satunya
Juruselamat,
itu berarti sudah masuk pintu gerbang kerajaan surga. Semoga kita
dapat
mengerti.
- ’bertobat’.
Setelah hati percaya kepada YESUS
sebagai Satu-satunya
Juru
selamat yang mati di kayu salib, maka hati
dapat terharu artinya
dapat
menyesali dosa dan mulut mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada
sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itulah bertobat
(mati terhadap dosa). Dalam tabernakel ini menunjuk medzbah korban
bakaran.
Dulu memang harus membawa lembu-lembu, kambing, domba,
lalu disembelih dan dibakar untuk pengampunan dosa-dosa. Sekarang
kita tidak perlu
membawa lembu, kambing lagi, hanya dengan percaya kepada YESUS,
maka hati terharu dan kita dapat
menyesali dan mengaku dosa-dosa.
- ‘baptisan
air’
(“hendaklah
kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama YESUS
Kristus”).
Roma
6: 4,
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Ay
4 => “Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian”
=> orang mati harus dikubur.
Baptisan
air yang benar adalah
orang mati bagi dosa (bertobat) dikuburkan dalam air bersama dengan
YESUS dan keluar dari air (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan
hidup baru (hidup surgawi). Baptisan air dalam tabernakel menunjuk
kolam pembasuhan. Kolam pembasuhan dulu digunakan untuk mencuci
tangan dan kaki.
- ‘baptisan
Roh Kudus’
(‘kamu
akan menerima karunia Roh Kudus’).
Dalam tabernakel ini menunjuk masuk pintu kemah (pintu ke 2). Jadi
dari halaman berpindah lewat pintu kemah. Pintu kemah = kepenuhan
Roh Kudus, sehingga juga
menghasilkan
hidup baru.
1
Samuel 10: 6,
Maka
Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama
dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Ay
6 => “berubah
menjadi manusia lain”
=> manusia baru (hidup baru).
Jadi baptisan air menghasilkan
hidup baru (hidup surgawi), baptisan Roh Kudus juga menghasilkan
hidup baru. Inilah yang dapat
mewarisi surga.
Yohanes
3: 3-5,
3.
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat
Kerajaan Allah."
4.
Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang
dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam
rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
5.
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah.
Ay 3
=> “dilahirkan
kembali”
=> dilahirkan baru.
Ay 4 =>
“Nikodemus”
=> Nikodemus ini guru
agama
(sarjana
agama),
tetapi tidak mengerti. Otak tidak dapat
menerima tentang kelahiran baru (baptisan air dan baptisan Roh
Kudus), hanya
iman
yang dapat
menerima.
Ay 5 => kalau tidak lahir baru, tidak dapat
masuk kerajaan surga.
Dalam Yohanes 3: 3-5,
jadi lahir baru dari air dan Roh (dijadikan satu) = baptisan air
dan baptisan Roh Kudus ini menghasilkan hidup baru (hidup surgawi).
Dulu kita dilahirkan oleh ibu
kita masing-masing untuk hidup duniawi /hidup daging. Ini cocok
untuk hidup di dunia, tetapi tidak dapat
untuk ke-surga.
Lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus (lahir baru dari TUHAN),
sehingga menghasilkan hidup baru (hidup surgawi).
Seperti
apa hidup surgawi itu?
1
Petrus 2: 2,
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin
akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Hidup
baru (hidup surgawi) yaitu
seperti bayi yang baru lahir. Nikodemus lewat ilmunya tentang agama
yang hebat tidak dapat
menerima => ‘mana bisa orang
yang tua
dilahirkan menjadi bayi, menjadi kecil lagi dan masuk didalam
kandungan?’.
Jadi baptisan air dan baptisan Roh Kudus tidak bisa diterima dengan
logika, tetapi bisa diterima dengan iman.
Bayi
yang baru lahir artinya:
- Hidup
dalam kebenaran,
tidak berbuat dosa = ‘telanjang tetapi tidak malu’. Tidak ada
bayi yang baru lahir meminta selimut karena malu. Dulu manusia
diciptakan telanjang tetapi tidak malu (karena ada pakaian
kebenaran/pakaian kemuliaan), lewat baptisan air dan baptisan Roh
Kudus kita kembali menjadi bayi yang baru lahir (telanjang dan
tidak malu).
- Perasaannya
benar,
yaitu hanya merindukan air susu yang murni dan rohani. Tidak ada
bayi baru lahir ingin mobil dll, tidak ada! Kalau bayi jasmani,
rindu air susu yang murni dan jasmani. Maaf, paling hebat memang
air susu ibu. Kalau bayi rohani, rindu air susu yang murni dan
rohani. Ibu menunjuk gembala. Gembala itu seperti bapak
yang menegor, menasehati, tetapi juga seperti ibu
yang memberi makan (memberi susu).
Air
susu ibu yang murni dan rohani artinya
Firman
penggembalaan yang murni (yang benar) dan yang rohani (dalam urapan
Roh Kudus). Kalau hidupnya sudah benar, pasti perasaannya juga
benar. Saat TUHAN memeluk anak-anak kecil, tetapi murid-murid malah
mengamuk => ‘pergi sana, mengganggu’, lalu YESUS berkata =>
‘orang seperti inilah yang empunya kerajaan surga’ Inilah
bayi-bayi (hidup surgawi).
Di gereja ini saya tidak pernah
melarang untuk membawa anak-anak kecil, silahkan saja, tetapi
didoakan dan ditertibkan juga. Sebab kalau dilarang-larang ke
gereja, nanti satu waktu disuruh ke gereja tidak mau => ‘dulu
aku dilarang-larang, sekarang aku tidak mau ke gereja’. Biarkan
saja ikut ke gereja, kalau mengganggu ditertibkan, dipegang dan
didoakan (jangan dibiarkan saja, nanti kasihan yang lainnya).
Apa
yang
dimaksud dengan
Firman
yang murni (benar)?
- tertulis
di alkitab.
- Diwahyukan.
- dibukakan
rahasianya, ayat menerangkan ayat.
Apa
yang
dimaksud dengan
Firman
yang rohani?
diurapi oleh Roh Kudus (dalam keadaan diurapi), bukan yang ‘urakan’.
Kalau dalam bahasa Jawa saya menerangkan ini paling tepat (mantap),
urapan ini selisih sedikit dengan “urakan”.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau sudah menerima Firman
yang benar dan dalam urapan Roh Kudus, maka kita akan
bertumbuh
kearah keselamatan (mantap dalam keselamatan). Jadi didalam
penggembalaan, kita dapat
hidup benar, sungguh-sungguh tergembala untuk menikmati (merindu)
Firman
penggembalaan, sampai mantap dalam keselamatan.
Mantap
dalam keselamatan artinya:
- tidak
jatuh dalam dosa, tidak tersesat.
- tidak
kecewa, tidak putus asa dan tidak meninggalkan TUHAN. Mungkin
karena masalah dan pencobaan, kita menjadi
kecewa dan
berkata ‘aku
tidak mau
melayani
lagi, aku kecewa’. Kalau hamba TUHAN => ‘jemaat sudah hilang
semua, aku kecewa dan berhenti menjadi hamba TUHAN’ (sehingga
kembali bekerja dll). Kita jangan seperti itu!
- tidak
bangga. Kalau bangga, kita bisa jatuh.
- mengucap
syukur kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
pakaian yang pertama, dibagi menjadi empat bagian. Seluruh empat
penjuru bumi bisa menerima, tinggal mau atau tidak? Sampai kita
kembali menjadi ‘telanjang dan tidak malu seperti bayi yang baru
lahir’.
- Keluaran
28: 1,
2,
1.
"Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk
memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni
Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
2.
Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai
perhiasan kemuliaan.
Ay
2 => “pakaian
kudus”
=> pakaian suci = pakaian imamat.
Pakaian
kedua adalah pakaian
kesucian atau jubah pelayanan (pakaian imamat).
Dalam tabernakel ini menujuk ruangan
suci. Tadi, dari pintu gerbang lalu masuk ke halaman, kemudian
kepenuhan Roh Kudus (pintu kemah), lalu masuk ruangan suci (ruangan
ke dua).
Kalau kita bandingkan dengan Yohanes 19: 24, tadi
pakaian dalam YESUS dirobek dan dibagi menjadi empat, jubah YESUS
juga diambil tetapi diundi (tidak dirobek).
Yohanes
19: 24,
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita
membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab
Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan
mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan
prajurit-prajurit itu.
Jubah
YESUS yang diundi = pakaian kesucian = jubah
pelayanan. Sesudah kita hidup benar, maka perasaannya akan
benar.
Orang yang perasaannya benar, pasti tergembala dengan
benar dan baik (bisa menikmati Firman
penggembalaan). Kalau perasaannya tidak benar, seperti anak yang
memiliki prasangka buruk kepada orang tuanya, sehingga bertengkar
terus. Kalau perasaannya benar => ‘ini orang tua yang
membesarkan aku, yang memberi aku uang, dll, mereka tidak mungkin
mencelakakan aku!’ Kecuali ada orang tua yang jahat seperti di
koran-koran. Dalam penggembalaan juga demikian, gembala yang
memberikan Firman,
yang mendoakan, kalau perasaannya baik pasti bisa tergembala dengan
benar dan baik. Sesudah tergembala dengan benar dan baik, diberikan
jubah pelayanan (pakaian kesucian). Semoga kita dapat
mengerti.
Jubah
YESUS diundi artinya hanya orang yang
mendapat kepercayaan dan kemurahan TUHAN yang dapat
melayani (tidak semua orang dapat
melayani TUHAN). Tadi, kalau pakaian YESUS yang dirobek menjadi
empat bagian, semuanya mendapatkan, tetapi kalau jubah YESUS, cuma
orang yang mendapat undi lah yang mendapatkannya (dari sekian
banyak, yang
dipilih hanya satu).
Jika kita sudah dipercaya untuk melayani, biarlah kita melayani
dengan sungguh-sungguh sampai garis akhir (sampai meninggal dunia
atau sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali).
- Jubah
YESUS tidak berjahit
(‘Jubah
itu tidak berjahit’)
artinya
jabatan pelayanan murni berasal dari TUHAN, tidak ada campur tangan
manusia. Semoga kita dapat
mengerti.Jadi bukan manusia yang mengangkat-mengangkat untuk
menjadi imam, tetapi TUHAN lah yang mengangkat.
Kalau
manusia yang mengangkat bisa berbahaya, misalnya:
- ada
orang kaya yang membuat gereja => ‘aku menjadi gembala’,
ini namanya mengangkat diri sendiri, akhirnya tidak dapat
berkotbah,
karena memang dia bukan seorang gembala.
- bisa
juga mengangkat orang lain, kami sebagai hamba TUHAN harus
berhati-hati,
ada yang mengangkat anaknya dll. Bukan berarti ini semuanya salah,
tidak! Kalau memang dari TUHAN, tidak mengapa.
Saya juga selalu berdoa untuk anak saya, saya juga rindu agar anak
saya menjadi hamba TUHAN. Ini cuma berdoa, memohon kepada TUHAN,
ditumpangi tangan => ‘tolong TUHAN, pakai anak saya’. Dulu,
anak saya malah mengamuk-ngamuk, kalau doanya sudah sampai
pakailah menjadi hamba TUHAN sepenuhnya => ‘tidak mau-tidak
mau’(bersuara),
tetapi sekarang kalau didoakan seperti itu sudah tidak bersuara
lagi.
Biarlah
TUHAN yang memberikan jabatan. Saya tidak pernah memanggil orang
‘kamu harus begini dll’ Ini terserah TUHAN. Biarlah lewat
pemberitaan Firman,
semuanya bisa mendapatkan jubah dari TUHAN. Kita atur pelayanan
apapun bentuknya, tetapi TUHAN yang menentukan semuanya. Semoga
kita dapat
mengerti.
- Jubah
YESUS satu tenunan
(‘dari
atas ke bawah hanya satu tenunan saja’)
artinya
menunjuk Satu
Tubuh
Kristus. Jadi tujuan
melayani TUHAN (menjadi gembala, penyanyi dll) adalah
untuk masuk dalam kesatuan Tubuh
Kristus yang sempurna (masuk pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna). Tujuan melayani, bukanlah untuk gereja
kita, keluarga kita, organisasi gereja, ini terlalu sedikit,
melainkan untuk pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Kalau tujuan melayani untuk gereja, saya
harus mengakui sudah terlalu cukup karena melayani dua jemaat di
Malang dan di Surabaya (semuanya cukup, diberkati cukup,
kesibukannya juga sudah terlalu sibuk), tetapi itu untuk
kepentingan sendiri (kepentingan gereja) dan ini masih terlalu
kecil.
Surga
tidak sekecil ini, sebab itu kita harus ingat untuk orang lain juga.
Sebelumnya saya sudah diingatkan oleh
alm bpk
pdt
Pong Dongalemba => ‘jangan menelepon
untuk meminta kotbah’. Sekalipun saya sebagai sekretaris
di
dalam
GPT, saya tidak mau meminta untuk
berkotbah.
Kalau memang murni berasal dari TUHAN, saya akan datang. Kita doakan
terlebih dahulu, dengan berpuasa juga dll, kalau memang kehendak
TUHAN, itu akan terjadi. Kalau bukan kehendak TUHAN, tidak akan
terjadi. Semoga kita dapat
mengerti.
Yehezkiel
42: 14,
Kalau para imam masuk ke tempat kudus, mereka tidak akan keluar ke
pelataran luar, sebelum mereka menanggalkan pakaian mereka di sana,
yang dipakainya waktu menyelenggarakan kebaktian, sebab
pakaian-pakaian itu adalah kudus. Mereka harus memakai pakaian yang
lain, barulah mereka boleh datang ke tempat umat TUHAN."
Ini
ketentuan tentang pakaian pelayanan. Jadi kalau memakai pakaian
pelayanan (melayani TUHAN) harus selalu berada di ruangan suci. Ini
dulu diterapkan secara jasmani di
jaman
bpk
pdt
In Juwono alm,
kami
sebagai zangkoor kalau pulang dari
gereja,
lalu mau mampir ke pasar atau diundang ke pesta, ganti baju dulu
(membawa pakaian salinan). Ini tujuannya juga
baik,
yang lain pakaiannya masih cerah, sedangkan pakaian kita sudah pudar
warnanya karena sering dipakai kemana-mana. Secara jasmani ini tidak
saya perdalam, tetapi pakaian yang rohani yang penting. Semoga kita
dapat
mengerti.
Kalau keluar dari ruangan suci, tidak boleh memakai
pakaian pelayanan = kalau kita tidak bertekun didalam ruangan suci
(sebagai gembala, penyanyi dsb), maka TUHAN lah yang melepas
pakaiannya. Ini berarti sudah tidak dapat
melayani lagi. Ruangan suci sekarang menunjuk kandang
penggembalaan.
Didalam ruangan suci terdapat tiga macam alat,
sekarang ini menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas = ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian Minggu). Ini
persekutuan dengan ALLAH
Roh Kudus.
- Meja
roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak
ALLAH.
- Medzbah
dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan
dengan ALLAH
Bapa. Semoga kita dapat
mengerti.
Mengapa
kita
harus bertekun dalam tiga macam ibadah pokok? sebab
di
dalam
ketekunan didalam tiga macam ibadah pokok, tubuh, jiwa, roh kita
bersekutu (melekat) dengan ALLAH
Bapa, Anak
ALLAH
dan Roh Kudus (ALLAH
Tritunggal), sehingga tidak bisa diganggu gugat oleh
yang
lain. Mari kita terapkan ini, setelah dari halaman, masuk kedalam
ruangan suci. Semoga kita dapat
mengerti.
Kejadian
37: 2,
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Ay
2 => “biasa”
=> bertekun.
Jadi Yusuf berusia tujuh
belas
tahun,
ia sudah
bertekun di
dalam
penggembalaan. YESUS pada usia dua
belas
tahun sudah berada di dalam
bait
ALLAH
untuk mendengarkan tentang pengajaran (sudah menerima pengajaran).
Kalau
digabungkan:
usia dua
belas sampai tujuh belas
tahun, merupakan usia dipersimpangan jalan sehingga
harus
sudah tergembala pada Firman
pengajaran yang benar.
Tadi, ‘undanglah
orang dipersimpangan jalan’.
Usia dua
belas sampai tujuh belas
tahun ini menentukan,
kita mau
kemana? mau ke surga atau mau ke neraka? Kita jangan lengah, sebab
ini
ditulis di dalam
alkitab
supaya dipelajari. Orang tua jangan salah! Kalau disini sudah bisa
digembalakan dan berada didalam pengajaran, betapa enaknya, tinggal
mengarahkan saja. Kalau disini ‘amburadul’, akan susah, mungkin
dari
seribu
orang,
hanya
stu
orang yang dapat
ditolong, dan
ini
yang berbahaya.
Di
dalam
kandang penggembalaan kita mengalami penyucian (tubuh, jiwa, roh
kita disucikan) sampai penyucian mulut (jujur), dan
dapat
menjadi
seperti
‘Yusuf
menceritakan kejahatan kakak-kakaknya’.
Yusuf ini dibenci oleh kakak-kakaknya, kalau Yusuf ingin aman, kalau
bapaknya
bertanya
=> ‘bagaimana
kakak-kakak mu’, maka dijawab => ‘baik-baik saja’ (daripada
nanti dipukul
oleh mereka).
Tetapi Yusuf tidak mau seperti itu,
terserah mau diapakan oleh kakak-kakaknya. Mungkin dombanya
disembelih, sudah dijadikan sate oleh kakak-kakaknya, Yusuf tetap
menyampaikan kejahatan kakak-kakaknya kepada ayahnya,
Yusuf tidak peduli dan tidak mencari muka (kalau salah dikatakan
salah, kalau benar dikatakan benar). Inilah jujur (‘ya katakan ya,
tidak katakan tidak’). Semoga kita dapat
mengerti.
Jika kita tergembala kepada pengajaran yang benar
(bertekun dalam tiga
macam ibadah), dimanapun juga, dalam menghadapi siapa saja,
sekalipun nanti kita dimarahi dll. Kita
dapat hidup benar. Yang
penting ‘benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar’.
Saya biasakan juga didalam rapat organisasi dan dalam semuanya,
kalau benar => ‘mari kita lakukan’, kalau tidak benar =>
‘tidak mau’ biar-pun
hanya
sendiri
dan kalah suara, saya tetap tidak mau. Kita harus berusaha untuk
jujur.
Penyucian itu dimulai dari hati. Kalau hati disucikan,
maka perbuatan, pandangan juga disucikan, sampai penyucian yang
terakhir di mulut (baik soal pengajaran dll). Jika sudah disucikan,
maka ada upah dari TUHAN yaitu kita diberikan jubah indah. Pelayan
TUHAN, hamba TUHAN kalau mau sungguh-sungguh dipakai oleh TUHAN,
jagalah penyucian seluruh hidup (dari hati sampai dimulut).
Tidak
semuanya diberikan jubah indah, dari dua
belas orang hanya Yusuf yang diberikan
jubah indah, sedangkan yang lainnya tidak diberikan.
Kejadian
37: 3,
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Ay
3 => “jubah
yang maha indah”
=> jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus = jubah
pelayanan. Semoga kita dapat
mengerti.
Contoh jabatan pelayanan: sebagai gembala, penyanyi,
pemain musik, pembersih gereja, pengumpul kolekte, penerima tamu,
sebagai apa saja (ada tiga
puluh enam
jabatan pelayanan). Itulah jubah maha indah.
Ulangan
28: 47,
48,
47.
"Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu,
dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan
segala-galanya,
48.
maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan
kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada
musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan
kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-Nya.
Ay
48 => “kuk
besi”=
berat.
Dalam Ulangan 28: 47,
48, ini kalau tidak mau melayani (yang
negatif), tetapi kita ambil sisi positifnya. Kalau tidak mau
melayani, maka akan berat. Ini jangan dibalik, kita seringkali =>
‘kalau sudah punya jubah indah, harus ke gereja tiga macam ibadah,
harus latihan zangkoor malam-malam sedangkan besok ada ujian, ini
terasa berat sekali’ Ini salah! Yang benar kita menjadi indah
(namanya jubah maha indah, kita akan menjadi indah). Justru kalau
menolak pelayanan (TUHAN mau memakai
kita tetapi kita tidak
mau) itu lah yang berat.
Jika
kita memakai jubah indah, melayani TUHAN dengan setia dan benar,
setia dan berkobar-kobar, hasilnya adalah:
- Ada
pemeliharaan dan perlindungan dari TUHAN.
Kalau tidak mau melayani, akan
terjadi kelaparan dll.
- Ada
suka cita dan bahagia surga yang tidak dipengaruhi oleh dunia ini.
Bahagia ditengah penderitaan itulah
surga. Baik kaya atau miskin, terserah saja, tetapi kita suka cita
dan bahagia dalam melayani TUHAN.
- Hidup
mulai ditata rapi dan indah, sehingga semuanya menjadi enak dan
ringan.
Secara
perlahan-lahan
kita akan
diperbaiki (ditata rapi) oleh TUHAN. Mungkin hidupnya sudah
‘amburadul’, pelayanan kacau dll, kita jangan berhenti
melayani, tetapi yang berhenti adalah berbuat dosanya, sebab dosa
itulah yang membuat kacau.
Kita
jangan ragu-ragu untuk melayani TUHAN, jangan penuh perhitungan
untuk melayani TUHAN => ‘nanti begini ...nanti
begitu’ sebab
itulah suara dari
setan.
- Wahyu
19: 7-9,
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
8.
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
9.
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Ay 8 =>
“kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
=> jubah (pakaian) putih bersih yang berkilau-kilauan.
Ay
9 => “Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba”
=> inilah yang bisa masuk dalam undangan.
Pakaian
ketiga adalah pakaian
kemuliaan
= pakaian
putih berkilau-kilau = pakaian pesta.
Dalam tabernakel ini menunjuk ruangan
maha suci. Di ruangan maha suci, terdapat tabut perjanjian.
Jadi
kita melayani TUHAN itu seperti diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba.
Kalau di dunia ini, kalau kita diundang ke perkawinan anak raja,
anak presiden,
betapa bangga dan senangnya kita. Undangannya masih jauh, kurang
beberapa bulan => ‘nanti mau pakai apa, siapa tahu nanti foto
dengan presiden’
Kita sudah merasa bahagia, sampai tidak memikirkan yang lainnya.
Begitu juga kalau
kita melayani TUHAN, biarpun sengsara tetapi merasa bahagia karena
diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba.
Semoga kita dapat
mengerti.
Pakaian putih berkilau-kilau ini untuk masuk
kedalam perjamuan kawin Anak
Domba.
Darimana kita mendapatkan pakaian putih
bersih berkilau-kilau? kita kembali belajar
kepada bajunya Yusuf.
Kejadian
37: 31,
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor
kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
Jubah
maha indah Yusuf harus dicelupkan kedalam darah, artinya
kita harus mengalami percikan darah. Di ruangan maha suci ada dua
kali tujuh percikan darah:
- Tujuh
percikan darah pertama
diatas peti, ini merupakan sengsara
dari YESUS.
- Tujuh
percikan darah kedua
didepan peti, ini merupakan sengsara
dari sidang jemaat (kita semuanya).
Kalau mau menjadi sama mulia dengan YESUS, maka kita harus
mengalami percikan darah. Yusuf juga mengalami percikan darah
(ujian).
Percikan
darah artinya sengsara daging tanpa dosa,
sengsara daging karena YESUS. Misalnya:
karena melayani kita sengsara => ‘pulang kerja sampai tidak
sempat mandi, langsung ibadah’ Silahkan saja, tidak perlu
ragu-ragu kalau untuk TUHAN. Kalau sudah mulai hitung-hitung, mulai
merasa tidak kuat, mau berhenti => ‘tidak kuat oom,
saya dari Malang kesini, tidak kuat’ Lihatlah salib bagaimana Dia
sudah menanggung semuanya dan kita pasti kuat, yang kita korbankan
untuk TUHAN itu belum seberapa. Kalau sudah tidak kuat, jangan
melihat
orang.
Semoga kita dapat
mengerti.
Yusuf
tiga kali mengalami percikan darah:
- Kejadian
37: 33,
Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah
anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah
diterkam."
Ay
33 => “binatang
buas”
=> itulah kakak-kakak Yusuf.
Percikan
darah pertama: Yusuf
menghadapi binatang buas
=
menghadapi
kejahatan
(roh jahat)
=
kakak-kakak
Yusuf yang iri, benci, dendam dll.
(awalnya iri sampai menjadi kebencian tanpa alasan). Akhirnya Yusuf
sampai dimasukkan kedalam sumur dan ia
dijual.
Kalau dulu Yusuf dijual dengan beberapa keping perak
dan kakak-kakak Yusuf mendapatkan
uang. Sekarang ini banyak domba yang menjual gembala =>
‘gembalaku begini, begini dll’. Ada juga hamba TUHAN menjual
hamba TUHAN yang benar => ‘dia begini, begini ..’. Tidak
bersalah
dijadikan salah dsb. Inilah percikan darah yang harus kita hadapi.
- Percikan
darah kedua dalam, Kejadian 39, mulai ayat 10
(ini tidak usah dibaca, karena dari
Sekolah Minggu ini sudah dipelajari). Yusuf
menghadapi istri Potifar
= menghadapi
kenajisan (roh najis) sampai:
- Dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks, nikah yang hancur.
Inilah
yang harus kita hadapi, supaya kita mendapatkan pakaian pesta.
Pakaian keselamatan kita sudah mendapatkan (percaya, bertobat,
baptis air dan baptis Roh Kudus, hidup benar seperti bayi,
tergembala dengan baik), ini masih ditingkatkan sampai menjadi
pakaian suci (di ruangan suci kita disucikan sampai mulut jujur dan
mendapatkan jubah indah), tinggal yang terakhir yaitu kita harus
mendapatkan pakaian pesta (putih bersih berkilau-kilau). Pakaian
pesta harus dicelupkan di
dalam darah. Jika YESUS tidak
disalibkan, tidak mungkin Dia ada di awan-awan kemuliaan. Demikian
juga dengan kita, kita harus mengalami percikan darah. Kalau
saudara melayani sampai merasa => ‘aku setengah mati, aku
capek’ Ini sudah benar dan harus diteruskan (jubah sudah dicelup
dalam darah).
- Percikan
darah ketiga: Yusuf
menghadapi penjara liang
(‘tutupan’).
Liang yang ditutup ini pasti gelap. Penjara
(‘liang tutupan’) menunjuk:
- Ketidak
adilan (tidak salah malah dipenjara). Kita
juga akan menghadapi ketidak adilan. Misalnya:
di kantor ada orang yang seharusnya diangkat malah tidak diangkat,
yang semestinya tidak diangkat malah diangkat. Hati-hati didalam
rumah TUHAN juga ada ketidak adilan, didalam organisasi ada juga
ketidak adilan. Hati-hati, dosa ketidak adilan yang
seringkali tidak disadari. Dalam surat
Korintus, orang yang tidak adil, tidak bisa mewarisi kerajaan
surga. Ketidak adilan ini terjadi karena memihak sesuatu.
Misalnya: mempunyai
tiga orang anak
, anak yang satunya diberikan sepuluh
karena pandai, sedangkan anak yang lainnya diberikan hanya
saja karena tidak pandai. Kalau kita memihak manusia (hamba TUHAN,
anak TUHAN memihak manusia) pasti tidak adil (karena ada
pertimbangan-pertimbangan). Supaya adil bagaimana? kita harus
memihak TUHAN = memihak pengajaran yang benar. Kalau memihak TUHAN
pasti adil.
Memihak TUHAN,
Contohnya:
- Waktu
Bangsa Israel menyembah berhala (lembu emas), kemudian TUHAN
berbicara lewat Musa => ‘siapa
memihak TUHAN (orang Lewi), sandang pedang, bunuh semua’
(termasuk keluarga atau siapa saja yang menyembah lembu emas
harus dibunuh semuanya).
Kalau tidak memihak TUHAN, sedangkan waktu itu yang menyembah
lembu emas adalah tetangga, apalagi tetangga yang rewel akan
dibunuh duluan, begitu yang menyembah lembu emas ibunya, adiknya
=> ‘ini Ibu, adik, jangan lah’. Kalau memihak TUHAN, tidak
peduli tetangga, ibu,
adik kalau menyembah lembu emas harus
dibunuh semuanya.
- Salomo
dalam menghadapi nikah hancur (perempuan sundal) dan buah nikah
yang hancur. Dari dua perempuan sundal semestinya ada dua anak
(masing-masing memiliki anak), tetapi salah satu anak dari
perempuan sundal mati karena ditindih, sehingga anak yang masih
hidup diperebutkan. Tetapi Salomo memakai pedang => ‘belah
menjadi dua’ Akhirnya masalahnya selesai. Kalau memihak TUHAN,
pasti selesai semuanya dan pasti adil. Kita jangan menjadi tidak
adil, sekalipun kita nanti harus menghadapi ketidak adilan, baik
di kantor, di sekolah dan dimana saja. Semoga
kita dapat mengerti.
- Keterbatasan.
Didalam ‘liang tutupan’ tidak bisa kesana kemari, itulah
keterbatasan. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya sudah seringkali
bersaksi, dulu saya pertama kali sekolah alkitab
di Lempin-El sudah terbatas (dibatasi oleh TUHAN), tidak ada
sponsor, pernah diperhadapkan tidak punya sabun, kemudian
diperhadapkan dengan lapar. Tetapi ini tidak ada masalah, sebab
memang itulah percikan darah yang
harus dihadapi.
Mengapa
jubah harus dicelup dalam darah (menghadapi kejahatan, kenajisan,
ketidak adilan, keterbatasan)?
- Wahyu
7: 13,
14,
13.
Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
14.
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu
ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jawaban
pertama: supaya
jubah menjadi putih bersih (tidak ada noda).
Percikan darah merupakan penyucian yang terakhir. Noda-noda yang
masih ada harus dibersihkan sampai menjadi
jubah putih bersih. Tetapi jubah belum
berkilau!
- 1
Petrus 3: 3-5,
3.
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah,
4.
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
5.
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya
kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Jawaban
kedua: supaya
jubah berkilau-kilau (dari dalam keluar)
= mengalami
keubahan hidup:
- ‘lemah
lembut’:
- Kemampuan
untuk menerima firman pengajaran sekeras apapun.
- Kemampuan
untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
- ‘tenteram’
= pendiam:
- Banyak
memeriksa diri (jangan memeriksa orang lain), jika ditemukan dosa,
harus meminta ampun. Jika tidak ditemukan dosa, berarti mengalami
percikan darah.
Terakhir kali bpk
pdt
Pong Dongalemba mau meninggal dunia (kurang beberapa hari), istri
saya ditelepon, kemudian
beliau
berpesan => ‘kepada pak
Wi jangan ragu-ragu, karena papa
mengalami percikan darah (sudah saya periksa semuanya dan tidak
ada kesalahan saya)’. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tidak
banyak berkomentar.
- Tidak
berburu daging. Maaf, biasanya ini kaum muda yang suka berburu.
Kalau seorang pemuda
berburu itu sudah jelek, apalagi yang berburu adalah
seorang pemudi,
maka itu
sangat jelek. Biarlah kita berdiam diri dan TUHAN memberikan yang
terbaik. Kita mencontoh (meniru) seperti Adam, Adam tidur lalu
diberikan pasangan (Hawa).
- ‘tunduk’
(seperti Sarah) = taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara
lagi.
Itulah
berkilau-kilau yang dari
dalam keluar. Jadi, jika jubah dicelup dalam darah, maka
menghasilkan pakaian putih bersih dan berkilau-kilauan
(pakaian pesta). Inilah tiga macam tingkatan pakaian (halaman,
ruangan suci dan ruang maha suci), sampai kita mendapatkan pakaian
pesta untuk layak masuk perjamuan kawin Anak
Domba.
Karena
Yusuf mengalami percikan darah (jubah dicelupkan darah) dan lulus
ujian, maka Yusuf menerima hikmat dan kasih karunia (anugerah)
TUHAN.
Kisah
Para Rasul 7: 9,
10,
9.
Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah
Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
10.
dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan
kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja
Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas
seluruh istananya.
Ay
10 => “kasih
karunia dan hikmat”
=> hikmat dan anugerah TUHAN.
Jika
mendapatkan hikmat dan kasih karunia (anugerah) TUHAN,
hasilnya
adalah:
- Di
ayat 7, karena terjadi kelaparan,
lalu mereka menghadap raja
firaun
di Mesir.
Hasil pertama:
hikmat
dan kasih karunia (anugerah) TUHAN untuk menghadapi kelaparan:
- Kelaparan
jasmani =
- Hikmat
dan anugerah TUHAN mampu memelihara dan menolong kita saat
menghadapi kesulitan-kesulitan. Sekarang ekonomi bertambah sulit,
bekerja juga bertambah sulit. Kalau mau menambah modal (memakai
ilmu perdagangan), menambah usaha-usaha lainnya supaya bisa
memenuhi kebutuhan (bagi pegawai), silahkan saja, tetapi yang
pasti menjamin adalah hikmat dan anugerah TUHAN.
- Hikmat
dan anugerah TUHAN memberikan masa depan yang indah. Biarpun Yusuf
berada diliang tutupan (terbatas) dan tidak mungkin lagi keluar,
tetapi hikmat dan anugerah TUHAN bisa mengeluarkan Yusuf dari
liang tutupan, bahkan Yusuf diangkat menjadi Perdana Menteri.
Semoga kita mengerti.
- Kelaparan
rohani =
- Hikmat
dan anugerah TUHAN memberikan pembukaan-pembukaan Firman
kepada gembala, sehingga sidang jemaat dapat
merasa puas dan bahagia (tidak lapar).
- Hikmat
dan anugerah TUHAN memelihara kita sampai antikrist
berkuasa di bumi selama tiga
setengah tahun. Hikmat dan anugerah
TUHAN bagaikan dua sayap burung nasar yang menyingkirkan kita ke
padang gurun jauh dari mata antikrist,
kita dipelihara dan dilindungi TUHAN selama tiga
setengah tahun lewat Firman
pengajaran dan perjamuan suci. Jadi kebaktian pendalaman Alkitab
dan perjamuan suci (bible study) itu penting, sebab ini merupakan
latihan untuk membesarkan sayap supaya kita bisa menyingkir ke
padang belantara. Hikmat dari dunia tidak akan bisa melawan
antikris, yang bisa mengalahkan antikris adalah hikmat dan
anugerah TUHAN lewat kebenaran, penggembalaan, pelayanan, kesucian
dan percikan darah.
- Kejadian
45: 15,Yusuf
mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil
memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya
bercakap-cakap dengan dia.
Ay
15 => semuanya dipeluk sehingga
kedua belas
suku kembali menjadi satu.
Hasil kedua:
hikmat
dan anugerah TUHAN membuat kita dipakai dalam kegerakan pembangunan
Tubuh
Kristus yang sempurna (kegerakan Roh Kudus hujan akhir).
Mungkin ijasah kita terbatas, bahasa
saya juga terbatas, kalau dulu saya masih ikut bpk
pdt
In Juwono dan bpk
pdt
Pong Dongalemba banyak tamu dari luar
negeri
dan banyak menggunakan bahasa
Inggris. Kalau saya sendiri menghadapi tamu-tamu dari luar
negeri,
saya bisa lari. Kemarin ada tamu dari Srilangka, saya belum menemui
juga, nanti saya mau bicara apa. Inilah dalam keterbatasan, tetapi
kalau ada hikmat dan anugerah TUHAN kita bisa dipakai oleh TUHAN.
- Kejadian
50: 24,
25,
24.
Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi
aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu
keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan
sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."
25.
Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu
Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa
tulang-tulangku dari sini."
Ay
24 => Jangan tinggal di Mesir dan harus menuju ke Kanaan.
Ay
25 => sampai-pun
tulang-tulang Yusuf juga harus
dibawa ke Kanaan.
Perjalanan menuju
Kanaan = Kanaan Samawi = Yerusalem Baru (dimulai dari perjamuan
kawin Anak
Domba).
Hasil
ketiga: hikmat
dan anugerah TUHAN membuat kita dapat
menyambut kedatangan YESUS yang
ke dua kali di awan-awan yang permai.
Yang
mati termasuk Yusuf akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Yang
hidup (kita semuanya dan semoga kita masih hidup sampai dengan TUHAN
datang), pada saat sangkakala terakhir,
akan diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Keduanya (yang mati dan yang
hidup) menjadi satu tubuh yang sempurna, kita menjadi Mempelai
Wanita
yang siap keluar dari dunia (seperti Yusuf tidak mau terus tinggal
di Mesir, sampai mati pun tulang-tulang
Yusuf tetap dibawa ke Kanaan) untuk menyambut kedatangan YESUS di
awan-awan permai, masuk perjamuan kawin Anak
Domba,
sesudah itu masuk firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sesudah itu
masuk Yerusalem baru (Kanaan Samawi) untuk selama-lamanya.
Betapa
indahnya hikmat dan anugerah TUHAN. Jika kita sudah menjadi satu
Tubuh Kristus yang sempurna, kita tidak
malu lagi untuk menghadap TUHAN dan kita akan memandang Dia Muka
dengan muka.
1
Yohanes 2: 28,
Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya
apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan
tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Yusuf
dan bpk pdt van
Gessel yang mendapatkan wahyu Kabar
Mempelai akan masuk di
dalamnya untuk menjadi satu tubuh yang sempurna. Jangan sampai
bpk pdt van
Gessel alm yang menerima wahyu Kabar
Mempelai tidak menjadi mempelai, itu akan
menjadi pembohong.
Inilah
hikmat dan anugerah TUHAN. Kita mendapat hikmat dan anugerah TUHAN
dari Kurban Kristus. Kita mungkin datang
dalam pencobaan, ujian dan sebagainya, tetapi masih ada hikmat dan
anugerah TUHAN yang mampu melakukan apa saja dalam kehidupan
kita.
TUHAN memberkati kita. 1