Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih kembali membaca didalam Kitab Wahyu 1: 10-12
Wahyu 1: 10-12,
10. Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
12. Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Rasul Yohanes mengalami sengsara daging di pulau Patmos, bukan karena berbuat jahat, teapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga rasul Yohanes bisa mendengar dan melihat suara/bunyi sangkakala yang nyaring, yang menjadi dua wujud yang nyata:

  • Menjadi wujud tujuh kaki dian emas = sidang jemaat yang sempurna.
  • Menjadi wujud Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga (ay 13-20).

Jika kita beribadah dan melayani TUHAN dengan tanda salib/tanda darah/sengsara daging, maka kita juga bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring. Suara sangkakala yang nyaring sekarang ini adalah Firman penggembalaan yang mengandung bobot Firman pengajaran yang benar, yang keras, tajam dan disampaikan berulang-ulang (sangkakala ditiup berulang-ulang), sehingga mampu menyucikan, mengubahkan hidup kita sampai menjadi wujud nyata kaki dian emas yang bercahaya/pelita emas yang bercahaya/ sidang jemaat yang sempurna/Mempelai Wanita TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Firman pengajaran yang benar, bukan lawakan-lawakan dll.

Tugas dari kaki dian emas yang bercaya atau Mempelai Wanita adalah bersaksi
dan mengundang.

Wahyu 22: 17, Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Ay 17 => “Roh” => Pengantin Laki-laki.
pengantin perempuan” => kita semuanya.
"Marilah!" => kita diundang.
barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" => kita mengundang.

Gereja TUHAN atau Mempelai Wanita mendapat tugas terakhir yang merupakan kepercayaan TUHAN yaitu mengundang umat-umat TUHAN masuk perjamuan kawin Anak Domba (pertemuan antara Mempelai Laki-laki dan Mempelai Wanita). Misalnya: kepada kita dipercayakan ibadah kunjungan-kunjungan. Kita mengunjungi daerah-daerah atau gereja-gereja lain untuk masuk:

  • Masuk perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba) saat YESUS datang kembali ke dua kali.
  • Sesudah itu, masuk firdaus = kerajaan seribu tahun damai.
  • Sesudah itu, masuk kerajaan surga yang kekal = Yerusalem Baru = Kanaan Samawi.

Inilah tugas kita yang merupakan kepercayaan dari TUHAN dan jangan sampai dialihkan kepada yang lain. Semoga kita bisa mengerti.

Sekarang kita telusuri, sikap terhadap undangan:
Matius 22: 1, 2,
1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2. "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Jadi ‘perjamuan kawin anak raja’ dalam Matius 22: 1-2, ini menubuatkan tentang perjamuan kawin anak domba pada saat kedatangan YESUS yang ke dua kali. Sekarang kita pelajari bagaimana sikap terhadap undangan? banyak yang diundang tetapi sikapnya berbeda-beda.

Sikap terhadap undangan perjamuan kawin Anak Domba adalah

  1. Matius 22: 3, Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.

    Sikap pertama adalah ‘tidak mau datang = penolakan = menolak Kabar Mempelai (diundang dengan Kabar Mempelai tetapi tidak mau datang). Ini sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.


  2. Matius 22: 4, 8
    4. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
    8. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.

    Sikap kedua adalah ‘tidak layak untuk diundang = pemberontakan = menolak Korban Kristus. Ada yang pergi ke ladang untuk mengurus usahanya, bahkan ada yang membunuh hamba-hamba yang disuruh untuk mengundang. Lembu-lembu yang disediakan dan disembelih ini menunjuk Korban Kristus. Ini juga sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.


  3. Sekarang kita mempelajari sikap yang ketiga.
    Matius 22: 9-14,
    9. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
    10. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
    11. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
    12. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
    13. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
    14. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

    Sikap ketiga adalah ‘mau datang tetapi tidak berpakaian pesta= penghinaan. Coba bayangkan => ‘ada pesta raja, tetapi pakaiannya olahraga, apalagi pakaian kotor dll’

Sikap yang positif untuk memenuhi undangan atau masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, maka kita harus mempersiapkan pakaian pesta = pakaian Mempelai = pakaian putih berkilau-kilau. Darimana kita mendapatkan pakaian putih berkilau-kilau = persiapan untuk mendapatkan pakaian putih berkilau-kilau?

Sebagai awalnya mari kita pelajari:

  • Kita lihat di dalam Kejadian 2: 25, tentang penciptaan manusia yang mula-mula. Fokus kita sekarang adalah mempersiapkan pakaian pesta/pakaian putih berkilau-kilau.

    Kejadian 2: 25, Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

    Manusia ‘telanjang tetapi tidak merasa malu’, ini karena mempunyai pakaian kemuliaan yang tidak terlihat. Jadi TUHAN menciptakan manusia yang sama mulia dengan TUHAN = memiliki pakaian kemuliaan = ‘telanjang tetapi tidak merasa malu’ dan di tempatkan di taman Eden/taman firdaus (merasa bahagia) Sayangnya di dalam Kejadian 3: 7, manusia jatuh kedalam dosa.


  • Kejadian 3: 7, Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

    Pada ay 6, manusia memakan buah yang dilarang oleh TUHAN, akhirnya manusia telanjang.

Jadi Adam dan Hawa sudah berbuat dosa, sehingga:

  • Kehilangan kemuliaan ALLAH = kehilangan pakaian kemuliaan = ‘telanjang dan malu’.
    Kejadian 3: 10 => “aku menjadi takut, karena aku telanjang”.
    Kejadian 3: 7 => “mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat’ => malu. Setelah mereka tahu kalau mereka telanjang, maka mereka menjadi malu. Manusia diusir kedalam dunia yang penuh dengan kutukan dan sengsara (air mata).


  • Setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka diusir kedalam dunia. Semestinya manusia sadar => ‘dulu di taman Eden enak, tetapi di dunia kita sengsara, mari kita berhenti berbuat dosa (bertobat), supaya bisa kembali ke taman Eden’. Semestinya seperti itu, tetapi kenyataannya tidak! Bahkan semua manusia di dunia berbuat dosa sampai puncaknya dosa.

Roma 3: 23, Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Jadi didalam dunia yang penuh kutukan, manusia bukannya bertobat, tetapi terus berbuat dosa/jatuh bagun dalam dosa/berkubang dalam dosa sampai puncaknya dosa. Puncak dosa adalah

  • Dosa makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
  • Dosa kawin mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks, nikah yang hancur.

Karena sudah berbuat dosa sampai puncaknya dosa, maka manusia tampil seperti ‘anjing dan babi’ = ‘telanjang dan tidak tahu malu. Misalnya: kalau ada yang memelihara anjing, kemudian anjingnya masuk ke dalam gereja, dan naik ke mimbar ‘sudah telanjang tetapi tidak tahu malu’. ‘anjing keatas mimbar’ ini saya juga dikoreksi, jangan sampai hamba TUHAN duduk atau berdiri di mimbar seperti ‘anjing dan babi yang telanjang tetapi tidak tahu malu’. Semoga kita dapat mengerti.

Kembali dalam Kejadian 3: 7, begitu manusia telanjang ada usaha untuk menutupi ketelanjangan dengan menyemat daun ara (membuat cawat dari daun ara).

Kejadian 3: 7, Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Adam dan Hawa berusaha untuk menutupi ketelanjangannya dengan daun pohon ara artinya memakai kebenaran diri sendiri. Daun jika terkena panas akan hancur. Dalam Kitab Yesaya => ‘kebenaranmu seperti kain lara’ = benar tetapi seperti kain kotor (seperti daun yang sebentar lagi hancur dan telanjang lagi).

Kebenaran diri sendiri adalah

  • Kebenaran diluar Firman pengajaran yang benar (kebenaran diluar alkitab). Kalau alkitab menyatakan tidak boleh, lalu ada hamba TUHAN bilang => ‘ini begini ..., karena kasihan ....’ Yang dilarang oleh alkitab akhirnya menjadi boleh’ Inilah kebenaran sendiri. Siapapun yang mengatakannya dan dengan alasan apapun, tetapi kalau diluar Firman, itu kebenaran sendiri. Satu waktu ada hamba TUHAN menelpon saya => ‘oom puji TUHAN, orang-orang yang diluar pengajaran yang kumpul kebo (maaf), setelah mendengarkan Firman mereka mau dibaptis air dan mau untuk dinikahkan’. Saya jawab => ‘Syukur-syukur puji TUHAN, kapan baptisannya dan kapan menikahnya?’, dia menjawab => ‘besok baptisannya dan lusa menikahnya’. Lalu saya teringat dan menelepon lagi => ‘kalau besok baptisannya dan lusa menikahnya, apa sudah selesai surat-suratnya (surat N1)’ dan dia menjawab => ‘belum selesai, ya nanti menyusul’. Ini salah besar, harus ada surat N1, N2 terlebih dahulu, supaya jelas statusnya baru bisa ditolong. Kalau tidak demikian, ini namanya kebenaran diri sendiri => ‘tidak apa-apa ini, kita menolong orang’, tetapi sebenarnya malah menjerumuskan orang karena tidak sesuai dengan kebenaran Firman. Jadi semuanya harus benar terlebih dahulu, baru dapat ditolong. Terlebih lagi yang sudah jelas-jelas melawan alkitab. Alkitab mengatakan, ‘tidak boleh’, tetapi dibilang => ‘tidak apa-apa ini boleh, karena begini dll’. Ini sudah jelas kebenaran diri sendiri. Itulah usaha manusia untuk menutupi ketelanjangan dan tetap tidak akan mampu (daun cepat hancur dan menjadi telanjang lagi). Semoga kita dapat mengerti.


  • Orang berdosa tidak mau mengaku dosa, tetapi malah:


    • menyalahkan orang lain. Misalnya: dia jahat, memfitnah, padahal dia sendiri yang berdosa. Inilah menutupi ketelanjangan dengan kebenaran sendiri. Semoga kita dapat mengerti.


    • bahkan menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar. Misalnya: TUHAN dikatakan tidak adil dll. Semoga kita dapat mengerti.

Sementara kita membutuhkan pakaian pesta untuk menyambut kedatangan TUHAN dan masuk perjamuan kawin Anak Domba, tetapi keadaan manusia adalah ‘telanjang sampai tidak tahu malu’. Ada usaha dari manusia untuk menutupi ketelanjangan dengan daun ara, tetapi tetap tidak bisa. Akhirnya ada inisiatif dari TUHAN, hanya TUHAN yang mampu menutupi ketelanjangan manusia.

Kejadian 3: 21, Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Jadi ada binatang yang disembelih, kemudian ditelanjangi (dikuliti) untuk menutupi ketelanjangan manusia. Dulu di taman Eden, TUHAN berusaha untuk menutupi ketelanjangan manusia dengan kulit binatang. Ini menubuatkan, YESUS yang ditelanjangi di kayu salib (nubuatnya digenapkan dalam Yohanes 19: 23-24).

Yohanes 19: 23, 24,
23. Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

YESUS sebagai Anak Domba ALLAH rela disembelih (mati di kayu salib) dan dikuliti/ditelanjangi (pakaiannya dirobek dan jubahnya diambil) untuk memberikan pakaian pesta kepada manusia berdosa (manusia telanjang), supaya manusia dapat masuk perjamuan kawin Anak Domba saat YESUS datang kembali ke dua kali (Wahyu 19), kita bisa kembali ke firdaus (Wahyu 20) dan masuk Yerusalem baru (Wahyu 21-22). YESUS sebagai Mempelai Pria (Kepala) dan kita sebagai Mempelai Wanita (Tubuh-Nya) akan masuk disana.

Terutama kami sebagai hamba TUHAN, paling mudah memakai daun ara, kalau jemaat merosot => ‘akan mengatakan bahwa mereka ini memang pemberontak-pemberontak semuanya’, padahal dia sendiri tidak interospeksi diri (tidak berpuasa, tidak berdoa dll). Ada juga yang malah menyalahkan orang lain dengan mengatakan ‘itu pendeta pencuri domba’, padahal dombanya tidak dirawat, setelah dombanya pindah kandang malah menyalahkan hamba TUHAN lainnya. Ada yang berbuat dosa, tetapi menyalahkan orang lain => ‘itu memfitnah’, padahal dia memang berbuat dosa.
Jalan kita masuk ke dunia lewat nikah yang jasmani. Dulu ayah dan ibu kita menikah, baru ada kita semuanya. Jalan keluar kita dari dunia ini untuk masuk ke firdaus dan ke Yerusalem Baru, hanya lewat perjamuan kawin Anak Domba atau nikah yang rohani (kita harus menjadi Mempelai) dan tidak ada jalan lain. Jaga nikah kita mulai dari yang jasmani supaya bisa mencapai nikah yang rohani (terlebih kita yang berada di dalam Kabar Mempelai). TUHAN akan menolong kita (TUHAN memberikan pakaian pesta).

Ada tiga macam tingkatan pakaian pesta yang diberikan oleh TUHAN:

  1. Yohanes 19: 23, Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

    Pakaian pertama adalah pakaian kebenaran atau pakaian keselamatan. Ini menunjuk halaman tabernakel. Jadi di dalam kerajaan surga (tabernakel) ada halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci. Pakaian kebenaran (pakaian keselamatan) adalah pakaian YESUS yang dibagi menjadi empat bagian.

    Empat bagian artinya keselamatan (kebenaran) itu berlaku untuk semua manusia di empat penjuru bumi (berlaku diseluruh dunia), tidak perduli bangsa, suku apapapun. Kita tinggal mau menerima atau tidak mau menerima? Kita ini dari telanjang seperti anjing dan babi, lalu diberikan pakaian oleh YESUS diatas kayu salib.

    Kisah Para Rasul 2: 36-40,
    36. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi TUHAN dan Kristus."
    37. Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
    38. Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
    39. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh TUHAN Allah kita."
    40. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."

    Ay 36 => “bahwa Allah telah membuat YESUS, yang kamu salibkan itu, menjadi TUHAN dan Kristus." => YESUS sebagai satu-satunya Juruselamat.
    Ay 37 => "Apakah yang harus kami perbuat” => apa yang harus kami perbuat supaya selamat?
    Ay 39 => “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu” => bagi bangsa Israel.

    bagi orang yang masih jauh” => bagi bangsa kafir (kita semuanya dari empat penjuru bumi).
    yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh TUHAN Allah kita." => Jangan berlambat-lambat, sebab bangsa kafir yang dipanggil untuk diselamatkan, dibaptis dll itu ada hitungannya (ada jumlahnya).

    Tanda kita menerima pakaian keselamatan (tanda kita diselamatkan) adalah ?’tahu dengan pasti = percaya atau iman kepada YESUS sebagai Satu-satunya Juru selamat. Dalam tabernakel ini menunjuk masuk pintu gerbang. Orang yang berdosa itu bagaikan diluar kerajaan surga, tetapi begitu percaya kepada YESUS sebagai Satu-satunya Juruselamat, itu berarti sudah masuk pintu gerbang kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.


    • bertobat’. Setelah hati percaya kepada YESUS sebagai Satu-satunya Juru selamat yang mati di kayu salib, maka hati dapat terharu artinya dapat menyesali dosa dan mulut mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itulah bertobat (mati terhadap dosa). Dalam tabernakel ini menunjuk medzbah korban bakaran.
      Dulu memang harus membawa lembu-lembu, kambing, domba, lalu disembelih dan dibakar untuk pengampunan dosa-dosa. Sekarang kita tidak perlu membawa lembu, kambing lagi, hanya dengan percaya kepada YESUS, maka hati terharu dan kita dapat menyesali dan mengaku dosa-dosa.


    • baptisan air (“hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama YESUS Kristus”).
      Roma 6: 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Ay 4 => “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian” => orang mati harus dikubur.

      Baptisan air yang benar adalah orang mati bagi dosa (bertobat) dikuburkan dalam air bersama dengan YESUS dan keluar dari air (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru (hidup surgawi). Baptisan air dalam tabernakel menunjuk kolam pembasuhan. Kolam pembasuhan dulu digunakan untuk mencuci tangan dan kaki.


    • baptisan Roh Kudus (‘kamu akan menerima karunia Roh Kudus’). Dalam tabernakel ini menunjuk masuk pintu kemah (pintu ke 2). Jadi dari halaman berpindah lewat pintu kemah. Pintu kemah = kepenuhan Roh Kudus, sehingga juga menghasilkan hidup baru.

      1 Samuel 10: 6, Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.

      Ay 6 => “berubah menjadi manusia lain” => manusia baru (hidup baru).
      Jadi baptisan air menghasilkan hidup baru (hidup surgawi), baptisan Roh Kudus juga menghasilkan hidup baru. Inilah yang dapat mewarisi surga.

      Yohanes 3: 3-5,
      3. Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
      4. Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
      5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

      Ay 3 => “dilahirkan kembali” => dilahirkan baru.
      Ay 4 => “Nikodemus” => Nikodemus ini guru agama (sarjana agama), tetapi tidak mengerti. Otak tidak dapat menerima tentang kelahiran baru (baptisan air dan baptisan Roh Kudus), hanya iman yang dapat menerima.
      Ay 5 => kalau tidak lahir baru, tidak dapat masuk kerajaan surga.

      Dalam Yohanes 3: 3-5, jadi lahir baru dari air dan Roh (dijadikan satu) = baptisan air dan baptisan Roh Kudus ini menghasilkan hidup baru (hidup surgawi). Dulu kita dilahirkan oleh ibu kita masing-masing untuk hidup duniawi /hidup daging. Ini cocok untuk hidup di dunia, tetapi tidak dapat untuk ke-surga. Lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus (lahir baru dari TUHAN), sehingga menghasilkan hidup baru (hidup surgawi).


    Seperti apa hidup surgawi itu?
    1 Petrus 2: 2, Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

    Hidup baru (hidup surgawi) yaitu seperti bayi yang baru lahir. Nikodemus lewat ilmunya tentang agama yang hebat tidak dapat menerima => ‘mana bisa orang yang tua dilahirkan menjadi bayi, menjadi kecil lagi dan masuk didalam kandungan?’. Jadi baptisan air dan baptisan Roh Kudus tidak bisa diterima dengan logika, tetapi bisa diterima dengan iman.

    Bayi yang baru lahir artinya:


    • Hidup dalam kebenaran, tidak berbuat dosa = ‘telanjang tetapi tidak malu’. Tidak ada bayi yang baru lahir meminta selimut karena malu. Dulu manusia diciptakan telanjang tetapi tidak malu (karena ada pakaian kebenaran/pakaian kemuliaan), lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus kita kembali menjadi bayi yang baru lahir (telanjang dan tidak malu).


    • Perasaannya benar, yaitu hanya merindukan air susu yang murni dan rohani. Tidak ada bayi baru lahir ingin mobil dll, tidak ada! Kalau bayi jasmani, rindu air susu yang murni dan jasmani. Maaf, paling hebat memang air susu ibu. Kalau bayi rohani, rindu air susu yang murni dan rohani. Ibu menunjuk gembala. Gembala itu seperti bapak yang menegor, menasehati, tetapi juga seperti ibu yang memberi makan (memberi susu).


    Air susu ibu yang murni dan rohani artinya Firman penggembalaan yang murni (yang benar) dan yang rohani (dalam urapan Roh Kudus). Kalau hidupnya sudah benar, pasti perasaannya juga benar. Saat TUHAN memeluk anak-anak kecil, tetapi murid-murid malah mengamuk => ‘pergi sana, mengganggu’, lalu YESUS berkata => ‘orang seperti inilah yang empunya kerajaan surga’ Inilah bayi-bayi (hidup surgawi).

    Di gereja ini saya tidak pernah melarang untuk membawa anak-anak kecil, silahkan saja, tetapi didoakan dan ditertibkan juga. Sebab kalau dilarang-larang ke gereja, nanti satu waktu disuruh ke gereja tidak mau => ‘dulu aku dilarang-larang, sekarang aku tidak mau ke gereja’. Biarkan saja ikut ke gereja, kalau mengganggu ditertibkan, dipegang dan didoakan (jangan dibiarkan saja, nanti kasihan yang lainnya).

    Apa yang dimaksud dengan Firman yang murni (benar)?


    • tertulis di alkitab.
    • Diwahyukan.
    • dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat.


    Apa yang dimaksud dengan Firman yang rohani? diurapi oleh Roh Kudus (dalam keadaan diurapi), bukan yang ‘urakan’. Kalau dalam bahasa Jawa saya menerangkan ini paling tepat (mantap), urapan ini selisih sedikit dengan “urakan”. Semoga kita dapat mengerti.
    Kalau sudah menerima Firman yang benar dan dalam urapan Roh Kudus, maka kita akan bertumbuh kearah keselamatan (mantap dalam keselamatan). Jadi didalam penggembalaan, kita dapat hidup benar, sungguh-sungguh tergembala untuk menikmati (merindu) Firman penggembalaan, sampai mantap dalam keselamatan.

    Mantap dalam keselamatan artinya:


    • tidak jatuh dalam dosa, tidak tersesat.
    • tidak kecewa, tidak putus asa dan tidak meninggalkan TUHAN. Mungkin karena masalah dan pencobaan, kita menjadi kecewa dan berkata ‘aku tidak mau melayani lagi, aku kecewa’. Kalau hamba TUHAN => ‘jemaat sudah hilang semua, aku kecewa dan berhenti menjadi hamba TUHAN’ (sehingga kembali bekerja dll). Kita jangan seperti itu!


    • tidak bangga. Kalau bangga, kita bisa jatuh.
    • mengucap syukur kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah pakaian yang pertama, dibagi menjadi empat bagian. Seluruh empat penjuru bumi bisa menerima, tinggal mau atau tidak? Sampai kita kembali menjadi ‘telanjang dan tidak malu seperti bayi yang baru lahir’.


  2. Keluaran 28: 1, 2,
    1. "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
    2. Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.

    Ay 2 => “pakaian kudus” => pakaian suci = pakaian imamat.
    Pakaian kedua adalah pakaian kesucian atau jubah pelayanan (pakaian imamat). Dalam tabernakel ini menujuk ruangan suci. Tadi, dari pintu gerbang lalu masuk ke halaman, kemudian kepenuhan Roh Kudus (pintu kemah), lalu masuk ruangan suci (ruangan ke dua).

    Kalau kita bandingkan dengan Yohanes 19: 24, tadi pakaian dalam YESUS dirobek dan dibagi menjadi empat, jubah YESUS juga diambil tetapi diundi (tidak dirobek).

    Yohanes 19: 24, Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

    Jubah YESUS yang diundi = pakaian kesucian = jubah pelayanan. Sesudah kita hidup benar, maka perasaannya akan benar.
    Orang yang perasaannya benar, pasti tergembala dengan benar dan baik (bisa menikmati Firman penggembalaan). Kalau perasaannya tidak benar, seperti anak yang memiliki prasangka buruk kepada orang tuanya, sehingga bertengkar terus. Kalau perasaannya benar => ‘ini orang tua yang membesarkan aku, yang memberi aku uang, dll, mereka tidak mungkin mencelakakan aku!’ Kecuali ada orang tua yang jahat seperti di koran-koran. Dalam penggembalaan juga demikian, gembala yang memberikan Firman, yang mendoakan, kalau perasaannya baik pasti bisa tergembala dengan benar dan baik. Sesudah tergembala dengan benar dan baik, diberikan jubah pelayanan (pakaian kesucian). Semoga kita dapat mengerti.

    Jubah YESUS diundi artinya hanya orang yang mendapat kepercayaan dan kemurahan TUHAN yang dapat melayani (tidak semua orang dapat melayani TUHAN). Tadi, kalau pakaian YESUS yang dirobek menjadi empat bagian, semuanya mendapatkan, tetapi kalau jubah YESUS, cuma orang yang mendapat undi lah yang mendapatkannya (dari sekian banyak, yang dipilih hanya satu). Jika kita sudah dipercaya untuk melayani, biarlah kita melayani dengan sungguh-sungguh sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali).


    • Jubah YESUS tidak berjahit (‘Jubah itu tidak berjahit’) artinya jabatan pelayanan murni berasal dari TUHAN, tidak ada campur tangan manusia. Semoga kita dapat mengerti.Jadi bukan manusia yang mengangkat-mengangkat untuk menjadi imam, tetapi TUHAN lah yang mengangkat.

      Kalau manusia yang mengangkat bisa berbahaya, misalnya:


      1. ada orang kaya yang membuat gereja => ‘aku menjadi gembala’, ini namanya mengangkat diri sendiri, akhirnya tidak dapat berkotbah, karena memang dia bukan seorang gembala.


      2. bisa juga mengangkat orang lain, kami sebagai hamba TUHAN harus berhati-hati, ada yang mengangkat anaknya dll. Bukan berarti ini semuanya salah, tidak! Kalau memang dari TUHAN, tidak mengapa. Saya juga selalu berdoa untuk anak saya, saya juga rindu agar anak saya menjadi hamba TUHAN. Ini cuma berdoa, memohon kepada TUHAN, ditumpangi tangan => ‘tolong TUHAN, pakai anak saya’. Dulu, anak saya malah mengamuk-ngamuk, kalau doanya sudah sampai pakailah menjadi hamba TUHAN sepenuhnya => ‘tidak mau-tidak mau’(bersuara), tetapi sekarang kalau didoakan seperti itu sudah tidak bersuara lagi.


      Biarlah TUHAN yang memberikan jabatan. Saya tidak pernah memanggil orang ‘kamu harus begini dll’ Ini terserah TUHAN. Biarlah lewat pemberitaan Firman, semuanya bisa mendapatkan jubah dari TUHAN. Kita atur pelayanan apapun bentuknya, tetapi TUHAN yang menentukan semuanya. Semoga kita dapat mengerti.


    • Jubah YESUS satu tenunan (‘dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja’) artinya menunjuk Satu Tubuh Kristus. Jadi tujuan melayani TUHAN (menjadi gembala, penyanyi dll) adalah untuk masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna (masuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna). Tujuan melayani, bukanlah untuk gereja kita, keluarga kita, organisasi gereja, ini terlalu sedikit, melainkan untuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau tujuan melayani untuk gereja, saya harus mengakui sudah terlalu cukup karena melayani dua jemaat di Malang dan di Surabaya (semuanya cukup, diberkati cukup, kesibukannya juga sudah terlalu sibuk), tetapi itu untuk kepentingan sendiri (kepentingan gereja) dan ini masih terlalu kecil.


    Surga tidak sekecil ini, sebab itu kita harus ingat untuk orang lain juga. Sebelumnya saya sudah diingatkan oleh alm bpk pdt Pong Dongalemba => ‘jangan menelepon untuk meminta kotbah’. Sekalipun saya sebagai sekretaris di dalam GPT, saya tidak mau meminta untuk berkotbah. Kalau memang murni berasal dari TUHAN, saya akan datang. Kita doakan terlebih dahulu, dengan berpuasa juga dll, kalau memang kehendak TUHAN, itu akan terjadi. Kalau bukan kehendak TUHAN, tidak akan terjadi. Semoga kita dapat mengerti.

    Yehezkiel 42: 14, Kalau para imam masuk ke tempat kudus, mereka tidak akan keluar ke pelataran luar, sebelum mereka menanggalkan pakaian mereka di sana, yang dipakainya waktu menyelenggarakan kebaktian, sebab pakaian-pakaian itu adalah kudus. Mereka harus memakai pakaian yang lain, barulah mereka boleh datang ke tempat umat TUHAN."

    Ini ketentuan tentang pakaian pelayanan. Jadi kalau memakai pakaian pelayanan (melayani TUHAN) harus selalu berada di ruangan suci. Ini dulu diterapkan secara jasmani di jaman bpk pdt In Juwono alm, kami sebagai zangkoor kalau pulang dari gereja, lalu mau mampir ke pasar atau diundang ke pesta, ganti baju dulu (membawa pakaian salinan). Ini tujuannya juga baik, yang lain pakaiannya masih cerah, sedangkan pakaian kita sudah pudar warnanya karena sering dipakai kemana-mana. Secara jasmani ini tidak saya perdalam, tetapi pakaian yang rohani yang penting. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau keluar dari ruangan suci, tidak boleh memakai pakaian pelayanan = kalau kita tidak bertekun didalam ruangan suci (sebagai gembala, penyanyi dsb), maka TUHAN lah yang melepas pakaiannya. Ini berarti sudah tidak dapat melayani lagi. Ruangan suci sekarang menunjuk kandang penggembalaan.

    Didalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, sekarang ini menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


    • Pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus.
    • Meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH.
    • Medzbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa. Semoga kita dapat mengerti.


    Mengapa kita harus bertekun dalam tiga macam ibadah pokok? sebab di dalam ketekunan didalam tiga macam ibadah pokok, tubuh, jiwa, roh kita bersekutu (melekat) dengan ALLAH Bapa, Anak ALLAH dan Roh Kudus (ALLAH Tritunggal), sehingga tidak bisa diganggu gugat oleh yang lain. Mari kita terapkan ini, setelah dari halaman, masuk kedalam ruangan suci. Semoga kita dapat mengerti.

    Kejadian 37: 2, Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

    Ay 2 => “biasa” => bertekun.
    Jadi Yusuf berusia tujuh belas tahun, ia sudah bertekun di dalam penggembalaan. YESUS pada usia dua belas tahun sudah berada di dalam bait ALLAH untuk mendengarkan tentang pengajaran (sudah menerima pengajaran). Kalau digabungkan: usia dua belas sampai tujuh belas tahun, merupakan usia dipersimpangan jalan sehingga harus sudah tergembala pada Firman pengajaran yang benar.

    Tadi, ‘undanglah orang dipersimpangan jalan’. Usia dua belas sampai tujuh belas tahun ini menentukan, kita mau kemana? mau ke surga atau mau ke neraka? Kita jangan lengah, sebab ini ditulis di dalam alkitab supaya dipelajari. Orang tua jangan salah! Kalau disini sudah bisa digembalakan dan berada didalam pengajaran, betapa enaknya, tinggal mengarahkan saja. Kalau disini ‘amburadul’, akan susah, mungkin dari seribu orang, hanya stu orang yang dapat ditolong, dan ini yang berbahaya.

    Di dalam kandang penggembalaan kita mengalami penyucian (tubuh, jiwa, roh kita disucikan) sampai penyucian mulut (jujur), dan dapat menjadi seperti ‘Yusuf menceritakan kejahatan kakak-kakaknya’. Yusuf ini dibenci oleh kakak-kakaknya, kalau Yusuf ingin aman, kalau bapaknya bertanya => ‘bagaimana kakak-kakak mu’, maka dijawab => ‘baik-baik saja’ (daripada nanti dipukul oleh mereka). Tetapi Yusuf tidak mau seperti itu, terserah mau diapakan oleh kakak-kakaknya. Mungkin dombanya disembelih, sudah dijadikan sate oleh kakak-kakaknya, Yusuf tetap menyampaikan kejahatan kakak-kakaknya kepada ayahnya, Yusuf tidak peduli dan tidak mencari muka (kalau salah dikatakan salah, kalau benar dikatakan benar). Inilah jujur (‘ya katakan ya, tidak katakan tidak’). Semoga kita dapat mengerti.

    Jika kita tergembala kepada pengajaran yang benar (bertekun dalam tiga macam ibadah), dimanapun juga, dalam menghadapi siapa saja, sekalipun nanti kita dimarahi dll. Kita dapat hidup benar. Yang penting ‘benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar’. Saya biasakan juga didalam rapat organisasi dan dalam semuanya, kalau benar => ‘mari kita lakukan’, kalau tidak benar => ‘tidak mau’ biar-pun hanya sendiri dan kalah suara, saya tetap tidak mau. Kita harus berusaha untuk jujur.

    Penyucian itu dimulai dari hati. Kalau hati disucikan, maka perbuatan, pandangan juga disucikan, sampai penyucian yang terakhir di mulut (baik soal pengajaran dll). Jika sudah disucikan, maka ada upah dari TUHAN yaitu kita diberikan jubah indah. Pelayan TUHAN, hamba TUHAN kalau mau sungguh-sungguh dipakai oleh TUHAN, jagalah penyucian seluruh hidup (dari hati sampai dimulut).
    Tidak semuanya diberikan jubah indah, dari dua belas orang hanya Yusuf yang diberikan jubah indah, sedangkan yang lainnya tidak diberikan.

    Kejadian 37: 3, Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

    Ay 3 => “jubah yang maha indah” => jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus = jubah pelayanan. Semoga kita dapat mengerti.
    Contoh jabatan pelayanan: sebagai gembala, penyanyi, pemain musik, pembersih gereja, pengumpul kolekte, penerima tamu, sebagai apa saja (ada tiga puluh enam jabatan pelayanan). Itulah jubah maha indah.

    Ulangan 28: 47, 48,
    47. "Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya,
    48. maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-Nya.

    Ay 48 => “kuk besi”= berat.
    Dalam Ulangan 28: 47, 48, ini kalau tidak mau melayani (yang negatif), tetapi kita ambil sisi positifnya. Kalau tidak mau melayani, maka akan berat. Ini jangan dibalik, kita seringkali => ‘kalau sudah punya jubah indah, harus ke gereja tiga macam ibadah, harus latihan zangkoor malam-malam sedangkan besok ada ujian, ini terasa berat sekali’ Ini salah! Yang benar kita menjadi indah (namanya jubah maha indah, kita akan menjadi indah). Justru kalau menolak pelayanan (TUHAN mau memakai kita tetapi kita tidak mau) itu lah yang berat.

    Jika kita memakai jubah indah, melayani TUHAN dengan setia dan benar, setia dan berkobar-kobar, hasilnya adalah:


    • Ada pemeliharaan dan perlindungan dari TUHAN. Kalau tidak mau melayani, akan terjadi kelaparan dll.
    • Ada suka cita dan bahagia surga yang tidak dipengaruhi oleh dunia ini. Bahagia ditengah penderitaan itulah surga. Baik kaya atau miskin, terserah saja, tetapi kita suka cita dan bahagia dalam melayani TUHAN.
    • Hidup mulai ditata rapi dan indah, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan. Secara perlahan-lahan kita akan diperbaiki (ditata rapi) oleh TUHAN. Mungkin hidupnya sudah ‘amburadul’, pelayanan kacau dll, kita jangan berhenti melayani, tetapi yang berhenti adalah berbuat dosanya, sebab dosa itulah yang membuat kacau.


    Kita jangan ragu-ragu untuk melayani TUHAN, jangan penuh perhitungan untuk melayani TUHAN => ‘nanti begini ...nanti begitu’ sebab itulah suara dari setan.


  3. Wahyu 19: 7-9,
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
    8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
    9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

    Ay 8 => “kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" => jubah (pakaian) putih bersih yang berkilau-kilauan.
    Ay 9 => “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba” => inilah yang bisa masuk dalam undangan.

    Pakaian ketiga adalah pakaian kemuliaan = pakaian putih berkilau-kilau = pakaian pesta. Dalam tabernakel ini menunjuk ruangan maha suci. Di ruangan maha suci, terdapat tabut perjanjian.

    Jadi kita melayani TUHAN itu seperti diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Kalau di dunia ini, kalau kita diundang ke perkawinan anak raja, anak presiden, betapa bangga dan senangnya kita. Undangannya masih jauh, kurang beberapa bulan => ‘nanti mau pakai apa, siapa tahu nanti foto dengan presiden’ Kita sudah merasa bahagia, sampai tidak memikirkan yang lainnya. Begitu juga kalau kita melayani TUHAN, biarpun sengsara tetapi merasa bahagia karena diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Semoga kita dapat mengerti.

    Pakaian putih berkilau-kilau ini untuk masuk kedalam perjamuan kawin Anak Domba. Darimana kita mendapatkan pakaian putih bersih berkilau-kilau? kita kembali belajar kepada bajunya Yusuf.

    Kejadian 37: 31, Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.

    Jubah maha indah Yusuf harus dicelupkan kedalam darah, artinya kita harus mengalami percikan darah. Di ruangan maha suci ada dua kali tujuh percikan darah:


    • Tujuh percikan darah pertama diatas peti, ini merupakan sengsara dari YESUS.
    • Tujuh percikan darah kedua didepan peti, ini merupakan sengsara dari sidang jemaat (kita semuanya). Kalau mau menjadi sama mulia dengan YESUS, maka kita harus mengalami percikan darah. Yusuf juga mengalami percikan darah (ujian).


    Percikan darah artinya sengsara daging tanpa dosa, sengsara daging karena YESUS. Misalnya: karena melayani kita sengsara => ‘pulang kerja sampai tidak sempat mandi, langsung ibadah’ Silahkan saja, tidak perlu ragu-ragu kalau untuk TUHAN. Kalau sudah mulai hitung-hitung, mulai merasa tidak kuat, mau berhenti => ‘tidak kuat oom, saya dari Malang kesini, tidak kuat’ Lihatlah salib bagaimana Dia sudah menanggung semuanya dan kita pasti kuat, yang kita korbankan untuk TUHAN itu belum seberapa. Kalau sudah tidak kuat, jangan melihat orang. Semoga kita dapat mengerti.

    Yusuf tiga kali mengalami percikan darah:


    • Kejadian 37: 33, Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."

      Ay 33 => “binatang buas” => itulah kakak-kakak Yusuf.
      Percikan darah pertama: Yusuf menghadapi binatang buas = menghadapi kejahatan (roh jahat) = kakak-kakak Yusuf yang iri, benci, dendam dll. (awalnya iri sampai menjadi kebencian tanpa alasan). Akhirnya Yusuf sampai dimasukkan kedalam sumur dan ia dijual.

      Kalau dulu Yusuf dijual dengan beberapa keping perak dan kakak-kakak Yusuf mendapatkan uang. Sekarang ini banyak domba yang menjual gembala => ‘gembalaku begini, begini dll’. Ada juga hamba TUHAN menjual hamba TUHAN yang benar => ‘dia begini, begini ..’. Tidak bersalah dijadikan salah dsb. Inilah percikan darah yang harus kita hadapi.


    • Percikan darah kedua dalam, Kejadian 39, mulai ayat 10 (ini tidak usah dibaca, karena dari Sekolah Minggu ini sudah dipelajari). Yusuf menghadapi istri Potifar = menghadapi kenajisan (roh najis) sampai:


      1. Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
      2. Dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks, nikah yang hancur.


      Inilah yang harus kita hadapi, supaya kita mendapatkan pakaian pesta. Pakaian keselamatan kita sudah mendapatkan (percaya, bertobat, baptis air dan baptis Roh Kudus, hidup benar seperti bayi, tergembala dengan baik), ini masih ditingkatkan sampai menjadi pakaian suci (di ruangan suci kita disucikan sampai mulut jujur dan mendapatkan jubah indah), tinggal yang terakhir yaitu kita harus mendapatkan pakaian pesta (putih bersih berkilau-kilau). Pakaian pesta harus dicelupkan di dalam darah. Jika YESUS tidak disalibkan, tidak mungkin Dia ada di awan-awan kemuliaan. Demikian juga dengan kita, kita harus mengalami percikan darah. Kalau saudara melayani sampai merasa => ‘aku setengah mati, aku capek’ Ini sudah benar dan harus diteruskan (jubah sudah dicelup dalam darah).


    • Percikan darah ketiga: Yusuf menghadapi penjara liang (‘tutupan’). Liang yang ditutup ini pasti gelap. Penjara (‘liang tutupan’) menunjuk:


      1. Ketidak adilan (tidak salah malah dipenjara). Kita juga akan menghadapi ketidak adilan. Misalnya: di kantor ada orang yang seharusnya diangkat malah tidak diangkat, yang semestinya tidak diangkat malah diangkat. Hati-hati didalam rumah TUHAN juga ada ketidak adilan, didalam organisasi ada juga ketidak adilan. Hati-hati, dosa ketidak adilan yang seringkali tidak disadari. Dalam surat Korintus, orang yang tidak adil, tidak bisa mewarisi kerajaan surga. Ketidak adilan ini terjadi karena memihak sesuatu. Misalnya: mempunyai tiga orang anak , anak yang satunya diberikan sepuluh karena pandai, sedangkan anak yang lainnya diberikan hanya saja karena tidak pandai. Kalau kita memihak manusia (hamba TUHAN, anak TUHAN memihak manusia) pasti tidak adil (karena ada pertimbangan-pertimbangan). Supaya adil bagaimana? kita harus memihak TUHAN = memihak pengajaran yang benar. Kalau memihak TUHAN pasti adil.

        Memihak TUHAN, Contohnya:


        • Waktu Bangsa Israel menyembah berhala (lembu emas), kemudian TUHAN berbicara lewat Musa => ‘siapa memihak TUHAN (orang Lewi), sandang pedang, bunuh semua’ (termasuk keluarga atau siapa saja yang menyembah lembu emas harus dibunuh semuanya). Kalau tidak memihak TUHAN, sedangkan waktu itu yang menyembah lembu emas adalah tetangga, apalagi tetangga yang rewel akan dibunuh duluan, begitu yang menyembah lembu emas ibunya, adiknya => ‘ini Ibu, adik, jangan lah’. Kalau memihak TUHAN, tidak peduli tetangga, ibu, adik kalau menyembah lembu emas harus dibunuh semuanya.


        • Salomo dalam menghadapi nikah hancur (perempuan sundal) dan buah nikah yang hancur. Dari dua perempuan sundal semestinya ada dua anak (masing-masing memiliki anak), tetapi salah satu anak dari perempuan sundal mati karena ditindih, sehingga anak yang masih hidup diperebutkan. Tetapi Salomo memakai pedang => ‘belah menjadi dua’ Akhirnya masalahnya selesai. Kalau memihak TUHAN, pasti selesai semuanya dan pasti adil. Kita jangan menjadi tidak adil, sekalipun kita nanti harus menghadapi ketidak adilan, baik di kantor, di sekolah dan dimana saja. Semoga kita dapat mengerti.


      2. Keterbatasan. Didalam ‘liang tutupan’ tidak bisa kesana kemari, itulah keterbatasan. Semoga kita dapat mengerti.
        Saya sudah seringkali bersaksi, dulu saya pertama kali sekolah alkitab di Lempin-El sudah terbatas (dibatasi oleh TUHAN), tidak ada sponsor, pernah diperhadapkan tidak punya sabun, kemudian diperhadapkan dengan lapar. Tetapi ini tidak ada masalah, sebab memang itulah percikan darah yang harus dihadapi.

Mengapa jubah harus dicelup dalam darah (menghadapi kejahatan, kenajisan, ketidak adilan, keterbatasan)?

  1. Wahyu 7: 13, 14,
    13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
    14. Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

    Jawaban pertama: supaya jubah menjadi putih bersih (tidak ada noda). Percikan darah merupakan penyucian yang terakhir. Noda-noda yang masih ada harus dibersihkan sampai menjadi jubah putih bersih. Tetapi jubah belum berkilau!


  2. 1 Petrus 3: 3-5,
    3. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
    4. tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
    5. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

    Jawaban kedua: supaya jubah berkilau-kilau (dari dalam keluar) = mengalami keubahan hidup:


    • lemah lembut’:


      1. Kemampuan untuk menerima firman pengajaran sekeras apapun.
      2. Kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.


    • tenteram’ = pendiam:


      1. Banyak memeriksa diri (jangan memeriksa orang lain), jika ditemukan dosa, harus meminta ampun. Jika tidak ditemukan dosa, berarti mengalami percikan darah.

        Terakhir kali bpk pdt Pong Dongalemba mau meninggal dunia (kurang beberapa hari), istri saya ditelepon, kemudian beliau berpesan => ‘kepada pak Wi jangan ragu-ragu, karena papa mengalami percikan darah (sudah saya periksa semuanya dan tidak ada kesalahan saya)’. Semoga kita dapat mengerti.


      2. Tidak banyak berkomentar.
      3. Tidak berburu daging. Maaf, biasanya ini kaum muda yang suka berburu. Kalau seorang pemuda berburu itu sudah jelek, apalagi yang berburu adalah seorang pemudi, maka itu sangat jelek. Biarlah kita berdiam diri dan TUHAN memberikan yang terbaik. Kita mencontoh (meniru) seperti Adam, Adam tidur lalu diberikan pasangan (Hawa).


    • tunduk’ (seperti Sarah) = taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.


    Itulah berkilau-kilau yang dari dalam keluar. Jadi, jika jubah dicelup dalam darah, maka menghasilkan pakaian putih bersih dan berkilau-kilauan (pakaian pesta). Inilah tiga macam tingkatan pakaian (halaman, ruangan suci dan ruang maha suci), sampai kita mendapatkan pakaian pesta untuk layak masuk perjamuan kawin Anak Domba.
    Karena Yusuf mengalami percikan darah (jubah dicelupkan darah) dan lulus ujian, maka Yusuf menerima hikmat dan kasih karunia (anugerah) TUHAN.

    Kisah Para Rasul 7: 9, 10,
    9. Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
    10. dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.

    Ay 10 => “kasih karunia dan hikmat” => hikmat dan anugerah TUHAN.

Jika mendapatkan hikmat dan kasih karunia (anugerah) TUHAN, hasilnya adalah:

  1. Di ayat 7, karena terjadi kelaparan, lalu mereka menghadap raja firaun di Mesir.
    Hasil pertama: hikmat dan kasih karunia (anugerah) TUHAN untuk menghadapi kelaparan:


    • Kelaparan jasmani =


      1. Hikmat dan anugerah TUHAN mampu memelihara dan menolong kita saat menghadapi kesulitan-kesulitan. Sekarang ekonomi bertambah sulit, bekerja juga bertambah sulit. Kalau mau menambah modal (memakai ilmu perdagangan), menambah usaha-usaha lainnya supaya bisa memenuhi kebutuhan (bagi pegawai), silahkan saja, tetapi yang pasti menjamin adalah hikmat dan anugerah TUHAN.


      2. Hikmat dan anugerah TUHAN memberikan masa depan yang indah. Biarpun Yusuf berada diliang tutupan (terbatas) dan tidak mungkin lagi keluar, tetapi hikmat dan anugerah TUHAN bisa mengeluarkan Yusuf dari liang tutupan, bahkan Yusuf diangkat menjadi Perdana Menteri. Semoga kita mengerti.


    • Kelaparan rohani =


      1. Hikmat dan anugerah TUHAN memberikan pembukaan-pembukaan Firman kepada gembala, sehingga sidang jemaat dapat merasa puas dan bahagia (tidak lapar).


      2. Hikmat dan anugerah TUHAN memelihara kita sampai antikrist berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Hikmat dan anugerah TUHAN bagaikan dua sayap burung nasar yang menyingkirkan kita ke padang gurun jauh dari mata antikrist, kita dipelihara dan dilindungi TUHAN selama tiga setengah tahun lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci. Jadi kebaktian pendalaman Alkitab dan perjamuan suci (bible study) itu penting, sebab ini merupakan latihan untuk membesarkan sayap supaya kita bisa menyingkir ke padang belantara. Hikmat dari dunia tidak akan bisa melawan antikris, yang bisa mengalahkan antikris adalah hikmat dan anugerah TUHAN lewat kebenaran, penggembalaan, pelayanan, kesucian dan percikan darah.


  2. Kejadian 45: 15,Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.

    Ay 15 => semuanya dipeluk sehingga kedua belas suku kembali menjadi satu.
    Hasil kedua: hikmat dan anugerah TUHAN membuat kita dipakai dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (kegerakan Roh Kudus hujan akhir). Mungkin ijasah kita terbatas, bahasa saya juga terbatas, kalau dulu saya masih ikut bpk pdt In Juwono dan bpk pdt Pong Dongalemba banyak tamu dari luar negeri dan banyak menggunakan bahasa Inggris. Kalau saya sendiri menghadapi tamu-tamu dari luar negeri, saya bisa lari. Kemarin ada tamu dari Srilangka, saya belum menemui juga, nanti saya mau bicara apa. Inilah dalam keterbatasan, tetapi kalau ada hikmat dan anugerah TUHAN kita bisa dipakai oleh TUHAN.


  3. Kejadian 50: 24, 25,
    24. Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."
    25. Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini."

    Ay 24 => Jangan tinggal di Mesir dan harus menuju ke Kanaan.
    Ay 25 => sampai-pun tulang-tulang Yusuf juga harus dibawa ke Kanaan.
    Perjalanan menuju Kanaan = Kanaan Samawi = Yerusalem Baru (dimulai dari perjamuan kawin Anak Domba).

    Hasil ketiga: hikmat dan anugerah TUHAN membuat kita dapat menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai.
    Yang mati termasuk Yusuf akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Yang hidup (kita semuanya dan semoga kita masih hidup sampai dengan TUHAN datang), pada saat sangkakala terakhir, akan diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Keduanya (yang mati dan yang hidup) menjadi satu tubuh yang sempurna, kita menjadi Mempelai Wanita yang siap keluar dari dunia (seperti Yusuf tidak mau terus tinggal di Mesir, sampai mati pun tulang-tulang Yusuf tetap dibawa ke Kanaan) untuk menyambut kedatangan YESUS di awan-awan permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah itu masuk firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sesudah itu masuk Yerusalem baru (Kanaan Samawi) untuk selama-lamanya.

Betapa indahnya hikmat dan anugerah TUHAN. Jika kita sudah menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna, kita tidak malu lagi untuk menghadap TUHAN dan kita akan memandang Dia Muka dengan muka.

1 Yohanes 2: 28, Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

Yusuf dan bpk pdt van Gessel yang mendapatkan wahyu Kabar Mempelai akan masuk di dalamnya untuk menjadi satu tubuh yang sempurna. Jangan sampai bpk pdt van Gessel alm yang menerima wahyu Kabar Mempelai tidak menjadi mempelai, itu akan menjadi pembohong.

Inilah hikmat dan anugerah TUHAN. Kita mendapat hikmat dan anugerah TUHAN dari Kurban Kristus. Kita mungkin datang dalam pencobaan, ujian dan sebagainya, tetapi masih ada hikmat dan anugerah TUHAN yang mampu melakukan apa saja dalam kehidupan kita.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 April 2010 (Minggu Sore)
    ... artinya mendengar Firman dengan sungguh-sungguh sampai bisa menikmati Firman. Yudas adalah kehidupan yang menolak suara Mempelai. Ibrani - Firman mempelai itu sama dengan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata . Kalau kita mendengar Firman ini maka kita akan mengalami penyucian. Matius hal dalam hati yang harus disucikan. Setelah hati ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 26 September 2018 (Rabu Sore)
    ... yang benar berasal dari mendengar firman Kristus firman Allah yang diurapi Roh Kudus. Kalau kita mendengar firman dalam urapan Roh Kudus maka Kita bisa mengerti firman Allah--firman Allah ditulis di dahi. Roh Kudus yang menolong kita karena Ia adalah Guru. Kita bisa percaya akan firman sehingga menjadi iman di dalam hati--firman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Juli 2019 (Selasa Sore)
    ... adalah upah. Pukul sembilan dua belas tiga petang. Ini adalah tentang penyaliban Yesus. Ini merupakan kesempatan bagi bangsa Israel dari semua suku terjadi pada jaman Perjanjian Baru. Dasarnya adalah Yesus sudah mati dengan empat luka utama. Pukul lima petang. Matius katanya Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 12 Juni 2019 (Rabu Sore)
    ... daya tarik dunia yang membuat kita tenggelam di lautan dunia bahkan di lautan api dan belerang neraka selamanya--dikaitkan dengan naik ke sorga. Manusia darah daging mengikuti hukum gravitasi yaitu selalu turun ke bawah biarpun bisa loncat tinggi karena itu perlu kuasa Roh Kudus untuk membebaskan kita dari gaya gravitasi dunia supaya ...
  • Ibadah Kunjungan Jakarta III, 18 November 2015 (Rabu Sore)
    ... dan kesempurnaan. AD. . Wahyu - suasana kepuasan sorga. . Ia yang duduk di atas takhta itu berkata Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru Dan firman-Nya Tuliskanlah karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar. . Firman-Nya lagi kepadaku Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega Yang Awal dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 13 Oktober 2013 (Minggu Pagi)
    ... harus dibinasakan. Oleh sebab itu Tuhan menciptakan manusia baru yang sama mulia dengan Dia. Tuhan juga menciptakan langit dan bumi baru Yerusalem Baru sebagai tempat manusia baru untuk selama-lamanya. Prosesnya disebut pembaharuan. Dalam Wahyu - ada empat macam pembaharuan Ayat pembaharuan langit dan bumi baru. Ayat - pembaharuan manusia baru. Ayat - ...
  • Ibadah Raya Malang, 06 Mei 2012 (Minggu Pagi)
    ... pula sekarang sambil menangis banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan Tuhan mereka ialah perut mereka kemuliaan mereka ialah aib mereka pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Kehidupan yang menyangkal salib Kristus menjadi seteru salib Kristus. Ini terjadi karena pikirannya hanya tertuju pada perkara daging ...
  • Ibadah Raya Malang, 22 Mei 2016 (Minggu Pagi)
    ... lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata Tuan tuan bukakanlah kami pintu Tetapi ia menjawab Aku berkata kepadamu sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Mengapa sudah melayani tetapi menghadapi pintu Sorga tertutup Korintus Sebab ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 September 2011 (Selasa Sore)
    ... TUHAN. Peraturan yang keempat adalah buru-burulah kamu memakannya artinya Jangan berlambat-lambat untuk perkara rohani juga jangan menunda waktu untuk perkara rohani yang dibebankan Tuhan baik untuk ibadah pelayanan untuk kunjungan untuk berkorban dst. Sebab kalau berlambat-lambat maka juga akan ketinggalan saat Yesus datang kedua kali yang secepat kilat. Jadi makan ...
  • Ibadah Doa Malang, 08 Agustus 2017 (Selasa Sore)
    ... kita mulai dari hati yang merupakan gudangnya dosa. Markus - sebab dari dalam dari hati orang timbul segala pikiran jahat percabulan pencurian pembunuhan perzinahan keserakahan kejahatan kelicikan hawa nafsu iri hati hujat kesombongan kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. Hati disucikan dari keinginan jahat keinginan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.