Kita
melanjutkan tema didalam injil
Markus 13: 29b.
Markus
13: 29,
Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa
waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
'
waktunya
sudah dekat, sudah
di ambang pintu'
artinya
waktu kedatangan YESUS kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala
raja
dan Mempelai Pria Surga di awan-awan permai sudah dekat (sudah tidak
lama lagi). Kita harus mempersiapkan diri dalam waktu yang sudah
dekat ini agar
dapat
menyambut kedatangan YESUS kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja
segala raja dan Mempelai Pria Surga supaya kita dapat
bersama-sama
dengan Dia selama-lamanya dan masuk ke Yerusalem Baru (kerajaan surga
yang kekal).
Apa yang harus
dipersiapkan pada waktu yang sangat singkat ini (waktu yang sudah
dekat)?
1
Korintus 7: 29-32,
29.
Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat!
Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri
harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
30.
dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan
orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan
orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka
beli;
31.
pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi
seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti
yang kita kenal sekarang akan berlalu.
32.
Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak
beristeri memusatkan perhatiannya pada perkaraTUHAN, bagaimanaTUHAN
berkenan kepadanya.
Ay
29 => “
waktu telah
singkat”?
waktu kedatangan TUHAN sudah dekat.
”
orang-orang
yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri”
=> ini maksudnya bukan diceraikan, tetapi kita tidak boleh
diikat/dipengaruhi oleh istri sampai hubungan denganTUHAN menjadi
tidak baik.
Ay
30 =>
“orang-orang
yang menangis seolah-olah tidak menangis”
=> jangan sampai
dipengaruhi oleh tangisan,
kita menangis sampai putus asa.
“
orang-orang
yang bergembira seolah-olah tidak bergembira”
=> jangan
dipengaruhi oleh kegembiraan
= kita bergembira
sampai lupa TUHAN dsb.
“
orang-orang
yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli”
=> boleh membeli
sesuatu, tetapi tidak boleh terikat oleh barang-barang yang dibeli,
sampai membuat kita jauh dari
TUHAN.
Jadi
yang harus dipersiapkan dalam waktu yang sudah dekat adalah
hidup tanpa kekuatiran (ay
32) = perasaan daging
harus dipersiapkan supaya kita hidup tanpa kekuatiran.
Kekuatiran
adalah ketakutan akan
sesuatu yang belum terjadi. Ini lawan dari Firman nubuat. Firman
nubuat memberitakan sesuatu yang belum terjadi tetapi pasti terjadi.
Contohnya kekuatiran
adalah kalau saya tutup
toko dan datang kebaktian, nanti pelanggan datang kepada orang lain
dsb. Kekuatiran ini juga merupakan sifat tabiat dari bangsa
kafir.
Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
6: 25, 31,32,
34
25.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula
akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu
lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
31.
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32.
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
34.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari."
Ay
32 => “
bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah”
=
bangsa
kafir.
Terdapat
tiga
macam kekuatiran
yaitu:
- Kuatir
akan kehidupan sehari-hari
(“apa
yang dimakan, diminum dan dipakai”).
- Kuatir
akan masa depan,
di
ay 34 'janganlah
kamu kuatir akan hari besok'.
- Lukas
21: 25-27,
25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut.
26.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan
goncang.
27.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Ay
25 => “bangsa-bangsa
akan takut dan bingung”
=> kekuatiran.
Ay 27 => kedatanganTUHAN YESUS yang ke dua
kali = Markus 13: 29b.
Kuatir
atau takut menghadapi kegoncangan-kegoncangan di dunia ini
= kuatir
dalam menghadapi krisis, pencobaan di segala bidang di dunia ini
yang mengakibatkan kematian tubuh
(Ay 25-26). Kalau kita banyak cemas, kuatir,
maka
hormon didalam tubuh bekerja dengan tidak baik dan akan
membawa
kematian secara tubuh. Tetapi lebih dari itu, kekuatiran
dapat
menyebabkan kematian rohani (kering rohani/mati rohani).
Contoh
kering rohani adalah:
- mungkin
sudah tidak dapat
berdoa
lagi,
- malas
membaca
Firman dsb. Kematian rohani inilah yang membawa kepada kematian
kedua (neraka selama-lamanya). Inilah yang harus kita persiapkan
(perasaan daging harus dipersiapkan) yaitu supaya kita tidak hidup
dalam kekuatiran. Semoga kita dapat
mengerti.
Lukas
10: 40,41,
40.
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata:
"Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41.
TetapiTUHAN menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Ay
40 => “
Marta sibuk
sekali melayani”= ini
menunjuk pelayan TUHAN.
Kekuatiran
ini bukan hanya melanda orang-orang diluar TUHAN (manusia umumnya di
bumi ini), tetapi justru melanda hamba TUHAN, pelayan TUHAN dan anak
TUHAN. Iniah kenyataannya.
Sebagai
contohnya adalah Marta
melayani TUHAN tetapi dalam kekuatiran. Semoga kita dapat
mengerti.
Kuatir
adalah gejala tidak menempatkan YESUS sebagai Kepala,
tetapi menempatkan diri sendiri sebagai kepala. Marta berkata kepada
TUHAN => “
suruhlah
Maria membantu aku”.
Padahal, di
dalam kitab
Kejadian, wanita adalah penolong laki-laki. Jadi, disini, Marta mau
menempatkan diri sebagai kepala. Kalau hamba TUHAN mau menempatkan
diri sebagai kepala, ia akan kuatir, begitu juga dengan wanita. Jika
seorang wanita menempatkan dirinya sebagai kepala atas laki-laki,
maka akan terjadi kekuatiran dan terjadi duri-duri. Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
6: 33,
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.
Praktik
pelayanTUHAN yang kuatir,
antara
lain:
- Yang
benar yaitu kalau tidak kuatir, kita dapat
terlebih
dahulu mencari
kerajaan surga
(surga
lebih diutamakan). Kalau kita kuatir yang terjadi kebalikannya yaitu
kita
tidak
bisa mengutamakanTUHAN (kerajaan Surga) = tidak
setia dalam ibadah pelayanan, bahkan meninggalkan
ibadah pelayanan.
Seringkali,
kita banyak mengurus perkara-perkara dunia sampai ibadah pelayanan
terbengkalai. Saudara yang melayani TUHAN, tetapi bukan fulltimer
(masih bekerja di dunia) perhatikan juga hal ini! Terlebih lagi
sebagai hamba TUHAN sepenuhnya (fulltimer), jika tidak setia dalam
ibadah pelayanan, ini berarti sudah gawat! Contohnya:
karena kuatir hal
yang
duniawi,
kita mengejar perkara dunia sampai tidak setia lagi sebagai gembala.
Semoga kita dapat
mengerti.
- ”utamakan
Surga dan kebenarannya”
(kalau tidak kuatir, kita bisa hidup benar). Jadi kalau kuatir,
berarti tidak
dapat
hidup dalam kebenaran, termasuk tidak dapat
melayani dengan benar (tidak ada tahbisan yang benar).
Semoga kita dapat
mengerti.
- Lukas
10: 41,
Tetapi TUHAN menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
“menyusahkan
diri dengan banyak perkara”=
hidup
dalam suasana duri (kutukan)=
suasana kesusahan, kepedihan, air mata, sampai stress
(duri sudah menancap di kepala) yang dapat
membuat gila dsbnya.
Sekarang,
banyak hamba TUHAN yang stress.
Di koran banyak diberitakan caleg menjadi stress
karena
kalah dalam pemilihan. Kaum muda juga banyak stress
(sarjana-sarjana) karena terlalu banyak kekuatiran. Sebenarnya, kita
tidak perlu lagi merasa
stress,
karena YESUS sudah dimahkotai duri. Duri-duri sudah menancap di
Kepala
YESUS, berarti segala duri, stress
sudah ditanggung oleh YESUS. Jadi semestinya kita dapat
berbahagia didalam TUHAN dan tidak lagi mengalami stress.
Semoga kita mengerti.
Bagaimana
keadaan hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang kuatir?
Amsal
12: 25,
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik
menggembirakan dia.
Ay
25 => “
kekuatiran”
=> bungkuk.
Jadi
keadaan hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang kuatir adalah
seperti perempuan bungkuk selama
delapan belas tahun di
bait
ALLAH.
Semoga kita dapat
mengerti.
Lukas
13: 10,
11,
10.
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat
pada hari Sabat.
11.
Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk
roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat
berdiri lagi dengan tegak.
Perempuan
bungkuk selama
selapan belas tahun di
bait
ALLAH,
merupakan gambaran
dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang bungkuk secara
rohani (cacat rohani, tidak dapat
menjadi sempurna),
sehingga tidak dapat
menyambut kedatangan YESUS kedua kali (ketinggalan saat YESUS datang
ke dua kali) dan binasa selama-lamanya.
Mengapa
terjadi cacat rohani di dalam
bait ALLAH?
Waktu YESUS mengajar di
dalam bait
ALLAH,
maka perempuan yang
bungkuk selama
delapan belas tahun
dapat
disembuhkan (ada diayat-ayat selanjutnya), ini berarti sebelumnya
tidak ada Firman pengajaran di dalam
bait ALLAH.
Jadi jawabannya adalah
sebab
di bait
ALLAH
tidak ada Firman pengajaran benar (Firman nubuat).
Inilah yang dapat
melawan kekuatiran. Kalau kita mendengarkan Firman nubuat yang
mengungkapkan segala sesuatu yang akan terjadi, maka kita tidak akan
kuatir lagi (sebab kita sudah tahu apa yang akan terjadi). Tanpa
Firman
pengajaran benar, bait
ALLAH
hanya diisi oleh orang yang
bungkuk. Berada
di dalam
bait ALLAH
ini berarti sudah selamat. Dulu saya pergi ke kuburan untuk mencari
keselamatan, tetapi akhirnya saya
dapat masuk ke dalam
bait ALLAH.
Jika
sudah berada di bait
ALLAH
(sudah menginjili orang sehingga diberkati dan selamat), tetapi tetap
bungkuk,
maka akan
percuma saja, sebab saat YESUS datang akan ketinggalan. Oleh sebab
itu Firman penginjilan (keselamatan) harus ditingkatkan menjadi
Firman pengajaran (“
banyak
yang dipanggil, sedikit yang dipilih”).
Tugas
dan tanggung jawab seorang gembala di dalam
bait ALLAH
adalah harus memberitakan
Firman pengajaran yang dapat
mencegah terjadinya kekuatiran. Tadi sudah dijelaskan,
kuatir
adalah takut akan
sesuatu yang belum terjadi, sedangkan
Firman
nubuat itu mengungkapkan
sesuatu yang belum terjadi
tetapi pasti terjadi.
Ini sudah klop, hanya
Firman nubuatlah yang
dapat
menghilangkan kekuatiran. Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi
salah satu praktik kekuatiran adalah
tidak
dapat
hidup benar.
Contohnya:
ada toko lain yang menjual barang palsu tetapi dibilang asli dengan
harga lebih murah. Karena kuatir barang dagangannya tidak laku dan
tidak
dapat makan, akhirnya
ikut-ikutan
menjual barang palsu tetapi mengatakan
bahwa barang itu asli.
Inilah tidak dapat
hidup benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Praktik
bungkuk rohani adalah:
- Lukas
13: 15,
16,
15.
Tetapi TUHAN menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik,
bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau
keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat
minuman?
16.
Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh
Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah
keturunan Abraham?"
Ay
15 => waktu itu YESUS mau menyembuhkan pada hari Sabat, tetapi
mereka marah. Lalu TUHAN mengatakan,
”mengapa
lembu dan keledai pada hari Sabat diberi minum, seharusnya
pada hari Sabat tidak boleh bekerja, jadi lembu dan kambing juga
tidak boleh diberikan minum”.
Ay 16 => Jika lembu saja
pada hari Sabat boleh diberikan minum, terlebih lagi perempuan ini?
Selama perempuan ini diikat oleh iblis, seperti lembu yang tidak
diberikan minum, jadi harus dilepaskan sehingga menjadi seperti
lembu yang diberikan minuman.
Praktik bungkuk rohani yang
pertama:
haus,
tidak mengalami kepuasan, kering rohani,
seperti lembu dan keledai yang tidak diberi minum karena diikat oleh
iblis. Perempuan yang bungkuk
selama delapan belas
tahun diikat oleh iblis,
sehingga
ia
tidak dapat
minum.
Hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang kering rohani dapat
dideteksi/diketahui dari perkataannya yang kering = perkataan
sia-sia, dusta, gosip yang tidak benar, fitnah, perkataan yang tidak
menjadi berkat bagi orang lain dll. Bahkan sampai di mimbar pun
masih membicarakan orang lain. Zangkoor, pemain musik dan seperti
fellowship
semacam ini, kita semuanya berkumpul dan kita dapat
mengetahui
bahwa ini orang sudah kering! Kalau ada yang kering, jangan
ikut-ikutan.
Kalau ikut-ikutan,
kita akan menjadi kering (kering dengan kering), justru akan
terbakar. Hati-hati bangsa
kafir!
Jika di
dalam
ibadah pelayanan,
bangsa
kafir
tidak mengalami kepuasan rohani, maka pasti mencari kepuasan semu di
dunia, sehingga menjadi seperti perempuan Samaria yang terus
merasa haus.
Perempuan
Samaria ini sudah kawin cerai sebanyak
lima
kali tetapi tetap tidak puas dan akhirnya lari pada:
- Dosa
makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks kepada diri sendiri),
sampai nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin
mengawinkan/seks bebas). Lima
kali
kawin kawin cerai ini mungkin masih memakai surat, tetapi yang
keenam
dan ketujuh
kali,
sudah tidak memakai
surat lagi (sudah kumpul begitu saja).
Inilah
yang berbahaya. Kalau dalam ibadah pelayanan tidak puas, semuanya
tidak akan puas atau ibadahnya menjadi kering karena kepuasan semu
dari dunia dimasukkan ke dalam rumah TUHAN. Dulu waktu saya masih
menjadi guru di sekolah biasa. Kemudian kami mengadakan kebaktian di
lapangan basket dan murid saya yang memimpin pujian berkata =>
“ayo, kalau di diskotik, kita bisa loncat-loncat,
disini juga loncat-loncat”. Ini sudah sama dengan yang di
diskotik.
Saya
mendengar
sendiri dan saya sampai terkejut, karena rumah TUHAN malah dijadikan
diskotik. Inilah sekarang, kepuasan semu dimasukkan dalam gereja,
sepertinya merasa
puas,
padahal sebenarnya sudah kering.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau kepuasan dunia masuk ke
dalam
bait
ALLAH,
akibatnya
adalah
pelayan TUHAN menjadi sama seperti pelayan duniawi. Kepuasan sejati
hanya ada dalam Firman pengajaran yang benar. Inilah pintu untuk
mendapatkan kebahagiaan (pintu kepuasan sejati). Di dalam Wahyu ada
tujuh
kebahagiaan (angka tujuh
menunjuk pada
kesempurnaan),
ini dimulai dari => “berbahagialah
orang yang membaca dan mendengar kata-kata nubuat”
(Wahyu 1). Semoga kita dapat
mengerti.
- Lukas
13: 13,
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu
juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Kalau
bungkuk rohani karena kuatir, tidak dapat
mencapai awan-awan yang
permai,
tidak dapat
menyambut kedatangan YESUS di awan-awan permai. Praktik bungkuk
rohani yang kedua: tidak
dapat memuliakan TUHAN.
Selama ini perempuan yang bungkuk tidak dapat
memuliakan ALLAH,
tetapi
setelah YESUS mengajar, perempuan ini dapat
disembuhkan dan barulah ia
dapat
memuliakan TUHAN. Jadi pengajaran = Jamahan
Tangan
TUHAN Yang
menyembuhkan bungkuk.
Tidak
dapat memuliakan TUHAN artinya hanya menghasilkan:
- Perbuatan-perbuatan
yang memilukan hati TUHAN.
Seperti di
jaman
Nuh, manusia melakukan perbuatan yang memilukan hati TUHAN (dengan
dosa makan minum dan kawin mengawinkan), sehingga manusia dihukum
dengan air bah.
- Perbuatan-perbuatan
yang memedihkan hati orang tua.
Seperti Esau yang mengambil istri dari orang Het (yang sebenarnya
tidak boleh), sehingga memedihkan hati Yakub. Hati-hati! Jangan
sampai anak-anak memilukan TUHAN. Kalau sudah memilukan TUHAN,
pasti memedihkan orang tua.
- Perbuatan-perbuatan
yang membuat gembala berkeluh kesah.
Kalau anak hamba TUHAN ini dapat
triple: (1)bisa
memilukan TUHAN, (2)memedihkan
orang tua dan (3)membuat
keluh kesah gembala.
Gembalanya
ini sekaligus orang tuanya. Sebab itu, anak hamba TUHAN harus
menanggung hukuman yang berat, kalau memedihkan orang tuanya sendiri
dan membuat gembala berkeluh kesah. Kalau ada anak muda (bukan
anaknya sendiri) yang berbuat sesuatu sampai memilukan hati TUHAN,
gembala yang benar pasti akan berkeluh kesah mungkin sampai tidak
bisa tidur => “bagaimana
bisa
terjadi hal ini, padahal saya didik sejak kecil”,
terlebih lagi jika anak muda tersebut adalah anaknya sendiri? sudah
berkeluh
kesah ditambah dengan pedih, betapa beratnya hukuman anak itu!
Semoga
kita dapatmengerti.
Sebaliknya,
kalau kita bisa memuliakan TUHAN, membuat hati orang tua senang dan
membuat hati gembala gembira untuk menaikkan doa (ini juga
triple
), maka kita juga akan
mendapatkan
berkat-berkat berkelimpahan atau berlipat ganda dari TUHAN. Semoga
kita dapat
mengerti.
- 2
Timotius 3: 1-5,
1.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang
sukar.
2.
(1)Manusia
akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi
hamba uang. (3)Mereka
akan membual dan (4)menyombongkan
diri, (5)mereka
akan menjadi pemfitnah, (6)mereka
akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak
tahu berterima kasih, (8)tidak
mempedulikan agama,
3.
(9)tidak
tahu mengasihi, (10)tidak
mau berdamai, (11)suka
menjelekkan orang, (12)tidak
dapat mengekang diri, (13)garang,
(14)tidak
suka yang baik,
4.
(15)suka
mengkhianat, (16)tidak
berpikir panjang, (17)berlagak
tahu, (18)lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka
itu!
Praktik
bungkuk rohani yang ketiga: tidak mengalami keubahan hidup
=
tetap
mempertahankan manusia daging dengan delapan
belas
sifat/tabiat
daging
(tadi, seperti perempuan bungkuk selama delapan
belas
tahun). Kalau tidak ada pengajaran, maka keluar masuk tempat ibadah,
tetapi hidupnya
tidak pernah
berubah.
Ay
1 => “masa
yang sukar”
=> terutama kesukaran untuk berubah dari manusia daging menjadi
manusia rohani. Sudah masuk ke
dalam
bait
ALLAH
pun tetap tidak dapat
berubah. Inilah kesukaran di akhir zaman yang melebihi kesukaran
dibidang ekonomi dan sebagainya.
Ay
2 => “Manusia
akan mencintai dirinya sendiri”
= egois.
Hati-hati kalau sudah egois, sebab
akan
menjadi hamba uang.
“mereka
akan menjadi pemfitnah”
=> yang benar menjadi
salah, yang salah jadi benar.
“mereka
akan berontak terhadap orang tua”
=> anak yang memberontak kepada orang tua itu sukar berubah.
Sudah menjadi aktivis di gereja, aktivis di kampus, aktivis
dipersekutuan doa, tetapi di rumah memberotak kepada orang
tua.
“tidak
mempedulikan agama”
=> ini
bukan berarti atheis, tetapi mencampur adukan agama (“mana
yang baik kita ambil”)
dan mempelajari agama-agama lain. Ini sudah terlalu keduniawian dan
berkhianat kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Suatu waktu, keponakan saya kuliah
di Unair Surabaya mendapat pelajaran agama dan disuruh membuat tugas
untuk membandingkan agama satu dengan agama yang lainnya. Lalu dia
bertanya kepada saya sebagai gembalanya dan saya katakan =>
“tidak usah dikerjakan, kalau dia marah dan dikasih nilai merah,
panggil saya”. Ini pelajaran agama Kristen, tetapi disuruh belajar
agama lain, apa itu maksudnya? Saya sebagai gembala kamu, tidak
memperbolehkan. Bilang saja apa adanya => “gembala saya tidak
menyetujui dalam hal ini, saya belajar agama Kristen dan tidak
belajar agama lain”. Akhirnya, dia tidak dipanggil dan nilainya
tetap baik. Saya tegaskan, jangan berkhianat kepada TUHAN dan jangan
merasa kuat.
Kita ingat, ada seorang yang
beragama
lain, tetapi dia mempelajari agama Kristen untuk menghantam orang
Kristen, tetapi akhirnya dia bahkan
menjadi orang Kristen. Dia menjadi seorang penginjil yang terkenal
di Indonesia. Jangan-jangan ada hamba TUHAN belajar agama lain dan
menjadi seperti ini. Sekalipun masih menjadi seorang pendeta,
tetapi isinya sudah seperti yang dia pelajari. Kita harus bersikap
tegas, sebab hari-hari ini sudah sukar.
Ay 4 => “lebih
menuruti hawa nafsu daripada menuruti TUHAN”
=> tidak taat. Firman bilang A, hawa nafsu bilang B, dia
melakukan B. Tidak taat,
contohnya
seperti:
Herodes yang mengikuti hawa nafsunya. Ia ingin mengambil istri orang
lain, tetapi Yohanes Pembaptis menegor dia? “haram itu!” dan
akhirnya dia tetap mengambil istri orang lain tersebut.
Ay 5
=> mereka ini beribadah, tetapi menolak kuasa ibadah. Kuasa
ibadah adalah
Firman pengajaran benar (setelah YESUS mengajar, perempuan yang
bungkuk langsung sembuh).
Beribadah tetapi menolak kuasa ibadah
itulah ibadah secara jasmaniah saja = ibadah tanpa pengajaran benar,
ibadah hanya secara ceremonial saja, sehingga hatinya tidak pernah
disentuh oleh TUHAN. Contohnya:
perut
hati Yudas yang
tidak
pernah disentuh oleh pengajaran yang benar.
Kalau datang
beribadah, berfellowship tanpa pengajaran yang benar (apalagi kita
sampai meninggalkan jemaat), ini ibadah secara jasmani saja dan
menjadi sia-sia, sebab hati tidak pernah disentuh oleh TUHAN
(pengajaran yang benar). Jika perut hati tidak pernah disentuh oleh
pengajaran yang benar seperti Yudas, akibatnya
adalah
hidupnya tidak pernah berubah, tetap mempertahankan delapan
belas
sifat tabiat daging, sehingga dicap 666 (angka 18) = menjadi sama
seperti antikrist.
Yang
kita pelajari dari cap 666 adalah
tanda-tandanya di alkitab
(ada delapan
belas
sifat tabiat daging sebagai tanda-tandanya). Misalnya:
kalau sudah menjadi egois (menjadi hamba uang), itu sudah ada cap
dari
antikrist.
Lebih baik kita percaya pada
alkitab
dari pada yang lainnya (tanda 666 di komputer dsb). Mari kita
diperiksa satu persatu. Semoga kita dapat
mengerti.
Sangat
ironis, berada di bait
ALLAH,
tetapi kehidupan
itu menjadi
sama dengan antikrist,
bukan menjadi sama dengan TUHAN. Inilah pengaruh dari kekuatiran.
Sebab itu TUHAN berfirman
=> “jangan hidup dalam kekuatiran”. Kedatangan TUHAN sudah
sebentar lagi, persiapkan perasaan kita supaya jangan hidup dalam
kekuatiran.
Bagaimana
jalan
keluarnya supaya kita hidup tanpa kekuatiran?
Matius
6: 26-30,
26.
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung
itu?
27.
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya?
28.
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29.
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
30.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini
ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi
mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Ay
26 => burung yang tidak menabur dan menuai, tetapi diberi makan
oleh TUHAN, terlebih lagi hamba TUHAN yang berada di rumah TUHAN
pasti dipelihara oleh TUHAN. Saat kita mulai kuatir, soal makanan:
bagaimana anakku (sudah mulai sekolah),
istriku, jemaat cuma sekian saja, maka pandang burung lebih dulu.
Semoga kita dapat
mengerti.
Ay
28-29 => Soal pakaian, kita belajar pada bunga bakung.
Ay
30 => Kalau rumput kering saja didandani oleh TUHAN, apalagi kita
sebagai hamba TUHAN, anak TUHAN?
Jadi
jalan keluar supaya kita tidak kuatir adalah
TUHAN
menunjukkan
tiga
hal supaya kita bisa belajar percaya dan mempercayakan diri kepada
TUHAN:
- Pelajaran
pertama yaitu “burung
di langit tidak menabur dan tidak menuai, tetapi diberi makan oleh
Bapa di Surga”
(Mat
6: 26). Kita sebagai hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN (berada
di rumah TUHAN) lebih dari burung di langit (“bisa
menabur dan menuai”),
artinya (secara rohani): kita
harus masuk dalam kegiatan menabur dan menuai secara rohani, yaitu
penaburan benih Firman pengajaran yang benar.
Kalau secara jasmani: kita menabur benih padi di sawah dll.
Syarat
menabur benih Firman ALLAH
yaitu:
- Imamat
19: 19 Kamu
harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis
ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan
janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis
bahan.
Syarat
pertama: benihnya
harus benar,
yaitu harus satu benih (“janganlah
taburi ladangmu dengan dua jenis benih“)=
satu Firman pengajaran benar.
Firman
pengajaran benar adalah:
- Firman
yang tertulis di alkitab,
bukan di buku-buku lain. Sebenarnya pengajarannya ini satu saja,
sebab alkitab
yang
ada diseluruh
dunia hanya satu saja. Biarlah kita menaburi ladang TUHAN (dalam
berkotbah, diri kita sendiri dll) dengan satu benih saja yang
tertulis di dalam
alkitab.
Kalau dari pengetahuan dunia atau dari yang lainnya
(lawakan-lawakan) dimasukan dalam kotbah, itulah yang membuat kita
tidak menjadi
satu
benih lagi. Tetapi kalau kita membaca Alkitab dan percaya, itulah
yang membuat kita bisa satu benih. Alkitab jangan ditambah dan
dikurangi! Semoga kita dapat
mengerti.
- Firman
yang diwahyukan atau diilhamkan oleh TUHAN,
dibukakan rahasianya oleh TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan
ayat yang lain,
- 2
Korintus 2: 17
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari
keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Firman
yang diberitakan dengan murni
= tidak untuk mencari keuntungan perkara jasmani (uang, kedudukan
dsb).
- Firman
yang dipraktikkan.
Kalau tidak dipraktikan, berarti itu juga pengajaran palsu.
Misalnya:
- Berkotbah
atau mengajarkan tentang persepuluhan,
tetapi dia sendiri tidak memberikan
persepuluhan.
Ini menjadi palsu!
- Kita
yang mendengar Firman
TUHAN, tetapi tidak mempraktikan
Firman.
Ini juga palsu! Seringkali kita memalsukan yang benar. Ini
terjadi, karena kita sudah memberitakan yang benar, tetapi tidak
mempraktikannya.
- syarat
kedua: tanah
hati yang baik,
yaitu rendah hati dan lemah lembut, sehingga bisa menerima benih
Firman pengajaran yang benar. Kalau tanah hatinya keras, tidak akan
bisa ditaburi benih.
Di
mana
kita
dapat
melakukan kegiatan menabur menuai Firman Pengajaran?
Kegiatan
menabur dan menuai dalam tabernakel ditunjukkan dengan alat Meja
Roti Sajian.
Dulu, kalau bangsa Israel beribadah kepada TUHAN alat ini harus ada.
Meja Roti Sajian ini terdiri dari 12 buah roti yang disusun menjadi
2 susun, masing-masing susun 6 roti (6-6). Angka 66 ini sekarang
menunjuk alkitab.
Jadi sekarang
ini kita
tidak perlu
membuat meja yang
terbuat
dari kayu penaga, kemudian
dilapis
dengan
emas murni luar dalam, mejanya ada ukuran-ukurannya, rotinya juga
ada ukurannya dsb. Sekarang dalam arti rohani, dan
ini
menunjuk pada ketekunan dalam ibadah
pendalaman
alkitab
dan perjamuan
suci.
Mengapa
disebut ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci?
Roti
ini menunjuk pada Firman (66 kitab dalam alkitab)
dan Tubuh
Kristus
(kalau kita makan perjamuan suci => “roti adalah Tubuh
Kristus”).
Dulu ada seorang profesor
Doctor dokter Spesialis bertanya kepada saya => “roti itu
menunjuk Firman pengajaran dan Tubuh
Kristus dan
saya
dapat
menerima,
tetapi darahnya dari mana?” Kalau saya menjawab
dari kitab-kitab
yang
lain-lain, saya
dapat
kalah,
sebab beliau
ini memiliki buku
yang
banyak (alkitabnya
saja
dari
beberapa bahasa, bahkan ada yang bahasa aslinya). Akhirnya, saya
menjawab
dari alkitab.
Itu
sebabnya,
Firman
harus diterangkan dengan ayat-ayat (ayat menerangkan ayat). Saat
saya menunjukkan ayat dalam Keluaran 25: 29, ada korban curahan dari
anggur yang menunjuk darah YESUS, lalu beliau berkata => “saya
dapat
menerima
dan saya langsung dipeluk“
Keluaran
25: 29,
Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya,
yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat
semuanya itu dari emas murni
Ay
23 => ini tentang meja roti sajian.Jadi
ada kendi untuk persembahan curahan. Korban curahan itu dari anggur.
Jadi
anggur ini menunjuk pada
Darah
YESUS.
Kalau
ayat-ayat dari alkitab,
tidak perlu lagi diperdebatkan. Kalau buku-buku di dunia perlu
diperdebatkan dan didiskusikan, sebab belum tentu benar. Kalau ayat
dalam alkitab
yang sudah pasti benar, mengapa didiskusikan? sebab
ini tinggal diterima saja. Kalau selama hidup dalam mengikut YESUS,
tetapi
belum
dapat
percaya
kebenaran alkitab,
bagaimana kita bisa hidup benar dan menjadi sempurna? Kita harus
yakin,
bahwa
alkitab
itu benar, menyucikan dan menyempurnakan.
Kalau pendapat manusia memang perlu didiskusikan dan diseminarkan
(skripsi, thesis dll). Ini diuji dulu kebenarannya, kalau sudah
diuji kebenarannya, baru bisa diterima. Kalau alkitab
tidak perlu diuji, sebab sudah benar. Yang menguji saja tidak benar,
masa mau menguji TUHAN?
Kalau kita mau menguji alkitab,
ini seperti kita mau menjadi dosennya TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Ketekunan
dalam ibadah
pendalaman
alkitab
dan perjamuan
suci
= persekutuan
dengan Anak ALLAH
(YESUS) sebagai Roti
kehidupan.
Dulu, waktu
bangsa
Israel berada
di
padang gurun,
TUHAN
mencurahkan
manna dari surga. Sekarang bagi kita, di
dalam
ibadah
pendalaman
alkitab
dan perjamuan
suci,
YESUS sedang mencurahkan manna dari surga
secara berkelimpahan untuk
memelihara kerohanian kita supaya:
- Kita
tidak jatuh pada masa kelaparan.
- Firman
pengajaran mendarah daging dalam kehidupan kita = menjadi tabiat
dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya
sangat meyakini, jika
TUHAN mampu memelihara kerohanian kita dengan roti surga, maka TUHAN
pasti mampu memelihara kehidupan jasmani kita secara berkelimpahan
sampai kita
mengucap
syukur. Kami sebagai gembala-gembala, hamba TUHAN sepenuh, kita
tidak
hidup dari sidang jemaat (mohon maaf), tetapi hidup dari Roti
kehidupan. Demikian juga dengan
sidang
jemaat yang memiliki
gaji, toko, kebun, ini
semuanya hanya sarana saja dan kita tidak hidup dari hal itu,
melainkan hidup dari Roti
kehidupan.
Ini ada yang tidak percaya. Ada
seorang jemaat yang bekerja sebagai pegawai negeri dalam bidang
keuangan
mulai tahun ‘85 (tingkatnya tinggi) dan gajinya 2 digit dalam juta
(kalau di Indonesia ini termasuk besar). Waktu saya menerangkan
Firman
=> “bahwa jemaat tidak hidup dari gaji, itu semuanya hanya
sarana saja”. Ia menjadi
marah, karena ia menerima gaji 2 digit dalam juta setiap bulannya =>
“Oom
ini terlalu, karena jemaatnya banyak,
maka
dia dapat
berkata
begitu, masa saya dibilang tidak hidup dari gaji, lalu hidup
darimana itu?” Sebentar lagi ada kejadian, gajinya dipotong sampai
nol, bahkan minus. Setelah itu, dia menjual tahu naik sepeda, tetapi
sulit mencari uang Rp 500,-.
Akhirnya ia tidak tahan lalu menghadap saya => “saya minta
ampun dan mengaku bahwa saya sudah melawan Firman”. Saya doakan
dan ia mulai dipulihkan oleh TUHAN. Itu
sebabnya, jangan
main-main, sebab hidup kita dari roti kehidupan surga."
Kita
harus masuk kegiatan menabur dan menuai (ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci), sampai kehidupan rohani kita dipelihara oleh
TUHAN dan tabiat YESUS ada dalam diri kita. Roti kehidupan dari
surga lebih dari semuanya
yang ada di
dunia ini. Hamba-hamba TUHAN harus yakin, saudara
jangan
pergi
kesana kemari, tetapi tekunilah kebaktian pendalaman
alkitab
dan perjamuan suci, sebab
disitu
ada pemeliharaan dari TUHAN. Sebab itu, kalau kita menerima gaji 2
digit dalam juta atau toko kita laris, jangan menjadi
sombong, tetapi mengakui bahwa itu semuanya berasal dari TUHAN =>
“ini hanya karena Engkau saja TUHAN, terima kasih, saya hanya
hidup dari Engkau”
- Pelajaran yang kedua:
“bunga bakung di
ladang tidak dapat menenun dan memintal tetapi pakaiannya lebih
indah dari Salomo dalam kemegahannya”
(Matius
6: 28-29). Pada zaman Salomo dalam kemegahannya, perak sudah seperti
batu-batu, karena emasnya sudah banyak sekali, tetapi pakaian Salomo
yang paling indah masih kalah dengan bunga bakung.
Kita lebih ini
dari bunga bakung (berarti kita lebih dari Salomo), artinya: kita
harus masuk kegiatan menenun dan memintal secara rohani untuk
mendapatkan pakaian yang indah
(lebih dari pakaiannya Salomo secara jasmani).
Dimana
kita bisa melakukan kegiatan menenun dan memintal secara rohani
untuk mendapatkan pakaian yang indah?
Kegiatan menenun dan memintal pakaian yang indah ini ditunjukkan
pada
alat pelita
emas
dalam tabernakel. Dulu, memang harus membuat pelita
emas
itu
dengan emas seberat tiga puluh empat
kilo,
tetapi
sekarang
dalam arti rohani, ini menunjuk pada ketekunan
dalam ibadah
raya
(kebaktian umum) atau ibadah
persekutuan
yang benar
(berdasarkan pengajaran yang benar sebagai pokoknya) = persekutuan
dengan ALLAH
Roh Kudus di dalam urapan-Nya dan karunia-karunia-Nya.
Didalam pelita emas ada minyaknya, itu menunjuk minyak urapan Roh
Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
Lewat ketekunan di
dalam
ibadah
raya,
maka
Roh
Kudus menolong/mendorong kita semua untuk:
- Memberikan
karunia-karunia Roh Kudus supaya kita dapat
melayani TUHAN.
Karunia Roh Kudus adalah kemampuan ajaib dari Roh Kudus sehingga
kita dapat
melayani TUHAN. Kalau ada karunia Roh Kudus, maka ada jabatan
pelayanan. Karunia dan jabatan ini menjadi satu. Misalnya:
kalau saudara bisa bermain gitar, lalu berdoa dan tekun dengan
terus bermain
gitar,
kemudian
rajin dan setia dalam kebaktian umum (termasuk kebaktian
persekutuan), maka akan menjadi karunia. Kalau sudah menjadi
karunia Roh Kudus, maka ditahbiskan dalam jabatan
sebagai
pemain musik. Karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan = pakaian
indah atau jubah maha indah (seperti yang dimiliki Yusuf) yang
lebih indah dari pakaiannya Salomo secara jasmani. Mungkin jabatan
kita hanya pembersih gereja, ini tidak menjadi masalah, karena
semua jabatan pelayanan sama mulia di hadapan TUHAN. Yang penting,
kita melayani sesuai dengan karunia Roh Kudus dan jabatan
pelayanan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tetap
setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir
(sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang ke dua
kali). Jangan berhenti di tengah jalan, nanti nasibnya seperti
Yudas! Setelah kita mendapatkan pakaian indah, antikrist
yang bagaikan binatang buas dengan cakar beruang selalu berusaha
untuk merobek pakaian kita sampai kita
menjadi telanjang.
Kapan
pakaian dirobek? saat kita mulai tidak setia. Kapan menjadi
telanjang? saat kita meninggalkan ibadah pelayanan. Kalau kita
belajar dari Yudas, Yudas bukan hanya pakaiannya yang dicakar
(telanjang), bahkan sampai dirobek perutnya dan hidupnya benar-benar
hancur, tidak indah sama sekali. Disinilah bisa dibedakan, kita
melayani dengan urapan Roh Kudus atau melayani dengan kemampuan
daging. Kalau kita melayani dengan kemampuan daging, semakin tua
akan semakin loyo. Kalau melayani dengan urapan Roh Kudus, semakin
tua, semakin setia berkobar-kobar dan semakin indah pakaian itu,
sampai satu waktu menjadi pakaian Mempelai
Wanita
TUHAN yang tidak tertandingi oleh apapun juga. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
kita melayani dengan kemampuan daging, maka satu waktu akan berhenti
di tengah jalan (pensiun). Tidak ada kata pensiun kalau kita
melayani TUHAN dengan urapan Roh Kudus dan kalau diijinkan TUHAN
untuk meninggal dunia, pakaiannya sudah menjadi putih
berkilau-kilau. Kami bersyukur
kepada TUHAN, karena kami sudah diberi teladan oleh guru-guru kami,
gembala-gembala kami, sesepuh-sesepuh yang setia dalam ibadah
pelayanan sampai garis akhir. Semoga garis akhir kita yaitu sampai
dengan TUHAN YESUS datang ke dua kali. Kita boleh berdoa demikian,
tetapi tidak boleh memaksa TUHAN.
Persekutuan yang benar
(berdasarkan
Firman pengajaran yang benar) adalah tempat persemaian yang subur
bagi karunia-karunia Roh Kudus. Misalnya:
jika gembala setia dalam persekutuan yang benar, maka kothbahnya
akan menjadi semakin maju dan jemaat
dapat
lebih mengerti Firman. Satu waktu ada gembala yang bersaksi. Dia
datang satu kali dalam ibadah persekutuan. Setelah pulang kebaktian
persekutuan, jemaatnya berkata => “Oom,
kalau ada persekutuan seperti ini lagi, kami mau mengumpulkan
uang
supaya oom
bisa datang ke persekutuan naik pesawat, oom
harus datang”. Jemaatnya menjadi senang, karena cara menyampaikan
Firman
dari gembalanya sudah berbeda dan sudah lebih dapat
di
mengerti.
Inilah karunia yang semakin ditambah-tambahkan.
Kalau
kita
mengikuti
persekutuan yang kering (tanpa Firman pengajaran yang benar),
karunia akan diambil oleh TUHAN. Kita
jangan
main-main di
dalam
ibadah persekutuan!
Panitia
dan pembicara harus bertanggung jawab. Ada yang sudah meninggalkan
jemaat, sudah harus membayar, ada yang rela tidur di tikar dan tidur
di emperan supaya bisa datang berfellowship,
tetapi kalau pembicaranya tidak berbicara
tentang Firman
dan tidak ada pembukaan Firman,
sedangkan panitia hanya untuk mencari keuntungan, itu akan menjadi
hutang darah yang tidak bisa dibayar oleh apapun, bahkan sampai
dengan hukuman ke neraka-pun
tetap tidak akan dapat
dibayar.
Saya
pernah membaca buku dari
alm bpk.
pdt.
Van Gessel. Salah
satu
yang saya tulis di hati adalah “persekutuan yang benar adalah
tempat persemaian yang subur bagi karunia-karunia Roh Kudus”. Saya
juga mengalami hal ini. Dulu, persekutuan semacam ini, saya yang
bertugas mengangkat barang-barang ke kapal, ke pesawat, membenahi
gedung, membawa tasnya pendeta
dsb. Kalau setia, akan ditambah-tambah karunianya, saya menjadi
pemimpin pujian. Terus ditambah lagi, saya berkotbah di kaum muda.
Lalu karunia ditambahkan lagi, saya berkotbah di kebaktian umum
sampai sekarang ini. Betapa senangnya sidang jemaat, kalau karunia
menimbang roh dari gembala semakin ditambah-tambahkan (kita memberi
makan sidang jemaat dengan begitu senang dan nikmat). Kalau sudah
memiliki pakaian indah, pertahankan sampai garis akhir, sampai
pakaian menjadi putih berkilau-kilauan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Pelajaran
yang ketiga: “belajar
pada rumput kering di ladang yang tidak bisa berdandan, tetapi
dihiasi oleh TUHAN”
(Matius 6: 30).
Kita
lebih dari rumput kering, artinya: kita
harus masuk dalam kegiatan berdandan/berhias secara rohani.
Rasul
Petrus juga mengajar tentang perhiasan secara jasmani, tetapi jangan
terlalu berlebihan. Dimana
kegiatan berhias/berdandan secara rohani?
Kegiatan ini menunjuk pada alat mezbah
dupa
emas.
Sekarang, ini menunjuk pada ketekunan
dalam ibadah
doa
penyembahan.
Dalam doa penyembahan, kita berdandan secara rohani. Ini pesan dari
opa
Totaijs, menantu dari opa
van
Gessel. Saya sebutkan ini supaya kita mengingat-ingat orang yang
dipakai oleh TUHAN dan doakan juga keluarganya. Beliaulah yang
dipakai oleh TUHAN mula-mula dalam Firman pengajaran, kita ini hanya
melanjutkan. Pesannya satu => “kalau pendeta yang masih muda
(pengerja-pengerja) lebih dari 5 menit di depan cermin, ia jatuh”.
Ini pesan orang tua terutama untuk laki-laki.
Ketekunan dalam
ibadah
doa
= persekutuan
dengan ALLAH
Bapa di dalam kasih-Nya
yang bagaikan matahari terbit yang dipancarkan ke bumi ini. Jadi,
dalam doa penyembahan, kita sedang disinari oleh
kasih
ALLAH
Bapa = didandani oleh kasih ALLAH
Bapa, sehingga kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging
menjadi manusia rohani seperti YESUS. Contohnya:
waktu YESUS berada di atas gunung untuk berdoa dan menyembah TUHAN,
tiba-tiba wajahNya bercahaya seperti matahari.
Rasul Petrus
menuliskan tentang perhiasan rohani didalam 1 Petrus 3: 3-5.
1
Petrus 3: 3-5,
3.
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah,
4.
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
5.
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya
kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Perhiasan
rohani kita adalah
- Lemah
lembut
= tidak kasar.
- Pendiam
(‘tenteram’)
= tidak banyak berkomentar,
apalagi yang negatif, harus
rela
dikoreksi.
Yudas
tidak pendiam (tidak punya perhiasan rohani). Begitu ada perempuan
meminyaki YESUS dengan minyak narwastu, ia langsung berkomentar
yang negatif => ”pemborosan”.
- Penurut
(‘tunduk’)
= taat dengar-dengaran. Kalau sudah bisa tunduk, ini seperti pintu
rahim Sarah yang terbuka = pintu di dunia terbuka, sehingga kita
mengalami keberhasilan sampai pintu surga
juga terbuka. Keberhasilan tertinggi saat kita masuk kerajaan surga
yang kekal. Semoga kita dapat
mengerti.
Kesimpulan:
supaya tidak kuatir, maka kita harus masuk ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok =
masuk
ruangan suci =
masuk
kandang penggembalaan.
Musa melihat kerajaan surga di gunung
Sinai, lalu TUHAN memerintahkan
kepada Musa untuk membuat surga di bumi itulah tabernakel (kemah
suci), ini ada didalam Keluaran 25.
Tabernakel
terdiri dari tiga
bagian:
- Setelah
pintu gerbang (pintu 1), masuk ke halaman
=
keselamatan,
- Setelah
pintu ke 2, masuk ke ruangan suci,
- Setelah
pintu tirai (pintu ke 3), masuk ke ruangan maha suci
=
kesempurnaan. Didalam ruangan maha suci terdapat
tabut perjanjian.
Kita
sekarang sudah selamat, tetapi belum sempurna. Sebab itu, saat ini
kita berada dalam ruangan suci. Ruangan suci merupakan persiapan,
supaya kita menjadi sempurna (masuk ke ruangan maha suci). Kalau kita
tekun dalam 3 macam ibadah pokok,
kita
menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik
=
duduk di bawah kaki
TUHAN (5000 orang
laki-laki yang duduk). Kalau kita sudah duduk, maka Tangan
TUHAN akan
bekerja. Kalau kita
belum duduk (masih
jalan-jalan), Tangan
TUHAN belum bekerja dan kita bekerja sendiri, sedangkan TUHAN hanya
duduk dan melihat kita (TUHAN
melihat sampai dimana
kemampuan kita, pengalaman, uang, gelar kita dsb). Tetapi saat ini,
TUHAN menawarkan
kita untuk duduk dan TUHAN-lah
yang bekerja. Semoga kita dapat
mengerti.
Bukti
kita sudah tergembala dengan benar dan baik:
- 1
Petrus 5: 7,
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.
Pasal
5 = pasal penggembalaan (‘gembalakanlah
kawanan domba Allah’).
Bukti
yang pertama: dapat
menyerahkan segala kekuatiran kepadaTUHAN,
sehingga
kita menjadi tenang (menguasai diri) dan bisa berdoa.
Hasilnya
adalah
- Tangan
TUHAN bekerja untuk memelihara tubuh, jiwa dan roh kita,
- Tangan
TUHAN bekerja untuk menjadikan semua enak dan ringan. Kalau sudah
tenang, damai sejahtera, semuanya menjadi enak dan ringan. Tidak
ada yang tinggalkan ibadah pelayanan kalau enak dan ringan. Begitu
juga di
dalam
nikah. Anak kecil saja mempertahankan apa
yang
enak dan ringan (‘gula-gula’), begitu bodohnya kita kalau
meninggalkan yang enak dan ringan.
Saya
dua kali mau lari meninggalkan TUHAN: (1)Baru
sekolah
alkitab
sudah mau meninggalkan TUHAN, (2)Setelah
melayani TUHAN, istri saya keguguran, saya mau lari meninggalkan
TUHAN. Sejak bpk.
pdt.
Pong Dongalemba meninggal pada tahun 2002, saya tidak kuat karena
dihantam dari luar dan dari dalam. Saya tetap mempertahankan
pengajaran dan fellowship yang benar. Saya dipaksa untuk ikut yang
lainnya, tetapi saya tidak mau. Akhirnya istri saya keguguran dan
saya berdoa kepada TUHAN supaya dipindahkan ke desa
saja.
Untunglah TUHAN menolong saya. Inilah kalau hati berbeban berat,
letih lesu, sekalipun dengan alasan apa saja (apapun alasannya).
Kalau ada yang meninggalkan ibadah pelayanan bukan karena mutasi
dari TUHAN, apapun alasannya, berarti ia sedang letih lesu berbeban
berat. Ia sedang bekerja dengan tangannya sendiri dan TUHAN duduk.
Tetapi, secepatnya ia duduk, TUHAN akan menolong
dan menjadikan enak ringan.
- Matius
6: 27,
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya?
Ayat
27 => “sehasta”
=> satu langkah kaki atau satu denyut jantung. Kalau kuatir,
bukan menambah umur, tetapi malah mengurangi umur kita. Kalau kita
tenang (tergembala), itulah yang menambah umur kita.
“hasta”
= ukuran yang dipakai dalam tabernakel.
Jadi ini ada kaitannya dengan tabernakel.
Bukti yang kedua
kalau
kita tergembala dengan benar dan baik, kita
dapat
menyerahkan setiap detak jantung (langkah hidup) kita untuk aktif
dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (pembangunan tabernakel).
Kita
tidak boleh egois sebab masih ada kandang-kandang yang lainnya.
Mohon maaf sebenarnya saya sudah cukup dengan melayani di Surabaya
dan di Malang, ditambah lagi Lempin-El. Setiap hari saya sudah
berkotbah (dua kali dalam sehari saya berkotbah). Tadi, kita
harus
menyerahkan kekuatiran, sehingga dapat
duduk (tergembala). Sekarang harus menyerahkan hasta (setiap langkah
hidup, setiap detak jantung) untuk dipakai dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna (untuk menempatkan YESUS sebagai kepala).
Kalau ada pembangunan Tubuh
Kristus, ini berarti menempatkan YESUS sebagai Kepala. Tubuh =
mempelai wanita. Kepala = Mempelai Pria. Jangan seperti Marta,
ia seorang
wanita tetapi
ingin
menjadi kepala! Tetapi, kita harus menempatkan YESUS sebagai Kepala
dalam kehidupan kita. Semoga kita mengerti.
Syarat
bagaimana membangun Tubuh
Kristus/bait
ALLAH
yang rohani (dipelajari dari pembangunan bait
ALLAH
Salomo secara jasmani):
- 1
Tawarikh 28: 11,19
11.
Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari
balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya,
kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk
tutup pendamaian.
19.
Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh
TUHAN, yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana
itu.
Ay
11 => “rencana
bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya”
=> kalau kita mau membangun gedung harus ada rencananya (ada blue
printnya).
Ay
19 => “diilhamkan”
=> ilham, bukan ilmiah.
Syarat
pertama: rencana
pembangunan Tubuh
Kristus harus berdasarkan
ilham atau wahyu dari TUHAN
(Firman
pengajaran benar).
Kabar Mempelai
dalam terang tabernakel diwahyukan oleh TUHAN kepada pdt
van
Gessel, kemudian dilanjutkan oleh pdt
Totaijs,
pdt
In Juwono, pdt
Pong Dongalemba, sampai sekarang ini kita yang melanjutkan.
Wahyu
tidak pernah salah dan tidak perlu didiskusikan atau dikoreksi lagi,
sebab semua berdasarkan ayat-ayat dalam Firman TUHAN. Kita jangan
terpengaruh, kalau ada yang bilang pengajaran van
Gessel salah (wahyu tidak pernah salah). Mengatakan salah berarti
sama dengan mengatakan sesat, kita jangan main-main dan
pertahankanlah wahyu dari TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Bpk
pdt
van
Gessel, pdt
Totaijs,
pdt
In Juwono, pdt
Pong Dongalemba sudah berjuang untuk meletakkan dasar, membangun
dinding dsbnya.
Sekarang kita sudah tinggal membangun atapnya saja, mengapa harus
merubah semuanya? kalau merubah berarti menggali lagi dan kapan
selesainya? sekarang ini kita melanjutkan saja. Gambar dan
pelaksanaannya sudah semuanya, tinggal membangun atapnya saja,
betapa ringannya.
Semoga kita bisa mengerti.
- 1
Raja-raja 6: 7,
Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah
disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak
atau sesuatu perkakas besipun selama pembangunan rumah itu.
Syarat
kedua: “tidak
terdengar perkakas besi“
=
pelaksanaan
pembangunan dalam kedamaian dan kesucian.
Mau
datang silahkan, tidak datang silahkan, tidak perlu ribut-ribut.
Persekutuan itu dalam kewajaran, seperti orang makan bersama. Kalau
orang tidak mau datang dalam persekutuan (sudah kenyang), tidak
perlu dipaksa untuk makan. Kalau orang lapar, pasti akan datang
dengan sendirinya. Kalau damai dan suci, kita bukan melihat manusia
(Sekretaris II, Ketua Umum) dan lainnya (uang dll), tetapi melihat
YESUS Imam Besar dalam kemuliaan yang melayani kita semua.
Ibrani
12: 14,
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan,
sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat TUHAN.
Kalau
suci pasti damai. Kalau tidak suci, pasti bertengkar. Damai dan suci
itu menjadi satu. Semoga dalam persekutuan ini, kita melihat YESUS
Imam Besar dalam kemuliaan-Nya dan Dia
yang menyediakan semua kebutuhan kita,
bahkan mempersiapkan kita menjadi Mempelai
Wanita.
Jangan berharap kepada manusia, sebab nanti akan kecewa. Jika
berharap kepada
Imam
Besar, kita tidak akan pernah kecewa selama-lamanya, karena Dia
mengerti akan keadaan kita. Semoga kita mengerti.
- 1
Tawarikh 28: 20,
Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan
janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau.
Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala
pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.
Syarat
ketiga: penyelesaian
pembangunan Tubuh
Kristus,
yaitu
kuat
dan teguh hati.
Empat
pilar
kuat teguh hati,
antara
lain:
- Berpegang
teguh kepada satu pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran
(“lebih
baik ditolak bersama pengajaran yang benar, daripada diterima tanpa
pengajaran yang benar”).
Jangan bimbang dan jangan mendengarkan yang lainnya.
- Tetap
hidup dalam kebenaran
(“lebih
baik tidak ... daripada tidak benar”).
Mulai dari SIM, KTP, pakaian, ijin bangunan gereja, semuanya harus
benar. Jangan tidak benar!
Bagi
kaum
muda, lebih baik tidak menikah daripada tidak benar, lebih baik
tidak makan daripada tidak benar. Inilah pilar kuat teguh hati.
Kita jangan takut, sebab TUHAN menyertai.
- Tetap
setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.
- Tetap
menyembahTUHAN apapun yang terjadi,
tidak
putus asa,
tidak
kecewa
(TUHAN
menolong atau tidak menolong kita tetap menyembah
TUHAN)
= percaya
dan berharap sepenuh kepada TUHAN.
Contohnya:
seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego => “kalau
TUHAN tolong, kami menyembah TUHAN, kalau TUHAN tidak tolong, kami
tetap menyembah TUHAN dan tidak mau menyembah patung”
Kenapa
kita berani mengatakan => “lebih baik tidak punya gereja,
daripada tidak benar”, sebab kalau punya gereja, tetapi tidak
benar, TUHAN tidak akan
beserta
dengan kita. Apalah artinya ini! Biarpun kita tidak memiliki
apa-apa, tetapi kalau TUHAN beserta dengan kita, itu luar biasa!
Kalau ada empat
pilar kuat teguh hati, TUHAN tidak akan pernah meninggalkan
kita,TUHAN tidak pernah menipu kita dan TUHAN beserta dengan
kita.
Jika
TUHAN
tidak meninggalkan kita dan TUHAN beserta dengan kita,
hasilnya
- 1
Tawarikh 19: 13,
Kuatkanlah
hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk
kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di
mata-Nya."
Hasil
pertama: TUHAN
mampu
membuat semuanya menjadi baik, berhasil dan indah pada
waktu-Nya.
Mungkin
sekarang kita tidak memiliki
apa-apa, tetapi kalau kita kuat teguh hati, satu waktu TUHAN
akan menjadikan semua baik pada waktu-Nya. Yang sudah berhasil
jangan sombong! Kalau di
saat
berhasil kita tidak kuat teguh hati dan menjadi bimbang, maka satu
waktu akan hancur dan tenggelam seperti Petrus.
- Mazmur
27: 14,
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya,
nantikanlahTUHAN!
Hasil
kedua: kita
akan tetap kuat untuk menantikan kedatangan TUHAN YESUS kedua kali
di awan-awan yang permai.
Kita tidak akan pernah tersandung dan terjatuh.
- 1
Tawarikh 28: 20,
Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan
janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau.
Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala
pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.
Hasil
ketiga:
TUHAN
sanggup menyelesaikan segala sesuatu:
- Secara
jasmani:
semua masalah selesai, bahkan sampai masalah yang mustahil
diselesaikan oleh TUHAN.
Contohnya:
waktu Yosua menyeberang ke Kanaan, menghadapi sungai
Yordan, menghadapi tembok Yerikho, menghadapi Ai, menghadapi
raja-raja, TUHAN hanya berpesan satu => “kuatkan
dan teguhkan hatimu”
dan semuanya dilibas oleh TUHAN.
- Secara
rohani:
TUHAN menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sampai selesai
yaitu kita
menjadi Tubuh
Kristus yang sempurna
= kita menjadi Mempelai
Wanita
yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang
permai.
Salomo
yang tidak berpengalaman, tetapi karena kuat dan teguh hati, dia
bisa menyelesaikan Bait Allah. TUHAN yang dulu pernah menolong
Salomo dan Yosua, sekarang ini, Dia tetap mampu untuk menolong
kita. Dia
masih sanggup dan pasti sanggup untuk menolong kita.
Jaminannya
adalah
Kurban
Kristus. Jika maut sudah dikalahkan, berarti yang lainnya pasti
dikalahkan dan semuanya diselesaikan oleh TUHAN.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1