Kita
mendengarkan Firman TUHAN didalam Injil
Markus 13: 29b.
Markus
13: 29,
Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa
waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Tema
kita didalam 5 kali kebaktian adalah ‘
waktunya sudah dekat,
sudah diambang pintu’. Ini dikaitkan dengan Markus
13: 36.
Markus
13: 26,
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Jadi
‘waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu’ ini dikaitkan dengan
kedatangan YESUS ke dua kali dalam kekuasaan dan kemuliaan-Nya di
awan-awan yang permai. Datang sebagai apa Dia dalam kekuasaan dan
kemuliaan-Nya?
Wahyu
19: 6,
7,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Ay
6 => Dia datang dalam kemuliaan sebagai Raja.
Ay
7 => “
pengantin-Nya telah
siap sedia” => Dia datang dalam kemuliaan sebagai
Mempelai Pria
Surga.
Kedatangan
YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan
sebagai Raja segala raja, Mempelai
Pria Surga
(Kepala dari gereja), untuk mengangkat
tubuh Kristus yang sempurna (sidang jemaat yang sempurna) ke
awan-awan yang permai, sehingga kita bersama dengan Dia dan masuk
kerajaan surga untuk selama-lamanya. Suami = Kepala
(Mempelai Pria).
Istri = tubuh (Mempelai Wanita).
Kesimpulannya:
waktu yang sudah dekat artinya waktu kedatangan YESUS ke dua
kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja,
Mempelai Pria
Surga di awan-awan yang permai sudah dekat
(sudah tidak lama lagi). Ini dituliskan dua ribu
tahun yang lalu, apalagi sekarang! Inilah yang harus kita perhatikan
hari-hari ini, banyak kegiatan-kegiatan kita di dunia ini dalam
bidang apa saja, tetapi harus ada perhatian bahwa kedatangan YESUS ke
dua kali sudah dekat (sudah tidak lama lagi).
Disamping
ada aktifitas di dunia ini, kita juga harus mempersiapkan diri dalam
waktu yang dekat ini, supaya dapat
menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali dalam kemuliaan sebagai
Raja, Mempelai Pria
Surga di awan-awan yang pemai dan kita bisa
bersama dengan Dia untuk selamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekali
lagi, aktifitas kita di dunia ini tetap berjalan baik di sekolah,
pekerjaan, pemerintahan, dalam hal apa saja, tetapi jangan lupa
‘persiapan di waktu yang singkat ini untuk bisa menyambut
kedatangan YESUS ke dua kali’. Semoga kita dapat
mengerti.
Apa
yang harus dipersiapkan dalam waktu yang dekat? Sekarang
ini kita akan membahas di
dalam Wahyu 1: 3.
Wahyu
1: 3,
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Persiapan
dalam waktu yang sudah dekat adalah kita harus membaca, mendengar
dan menuruti kata-kata nubuat (Firman
nubuat).
Firman
nubuat adalah
- Firman
yang diungkapkan rahasianya (dibukakan rahasinya) oleh TUHAN.
- Diwahyukan
atau diilhamkan oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat
yang lain dalam alkitab.
Bukan, ayat diterangkan dengan pendapat manusia, ilmu pengetahuan
dll, bukan! tetapi ayat menerangkan ayat. Kita yakin bahwa ayat itu
merupakan perkataan TUHAN. Kalau ayat menerangkan ayat, berarti
Firman
itu berasal dari TUHAN (wahyu dari TUHAN).
- Firman
yang mengungkapkan dosa-dosa yang tersembunyi didalam sidang jemaat
(sampai kepada pembicara). Jika masih ada dosa, kita tidak akan
dapat
menantikan kedatangan YESUS ke dua kali. Semua dosa-dosa harus
diselesaikan, sebab itu kita memerlukan
Firman
nubuat.
- Firman
yang mengungkapkan segala sesuatu yang belum terjadi tetapi pasti
terjadi, terutama tentang kedatangan YESUS ke dua kali dalam
kemuliaan sebagai Raja, Mempelai
Pria
Surga
di awan-awan yang permai.
Inilah
yang dimaksudkan dengan Firman nubuat
(Firman pengajaran yang benar). Kalau dulu
kita bersekolah rumus + rumus + rumus, baru setelah itu ada hasilnya,
tetapi Firman nubuat adalah ayat
menerangkan ayat di dalam alkitab.
Semoga kita dapat mengerti.
Seandainya
kita semuanya kembali didalam satu literatur (alkitab),
kita pasti satu. Kalau ayat diterangkan dengan ayat, pasti satu. Ini
seperti matematika, di Amerika, dimana saja pasti sama. Misalnya: 2 +
2 = 4 (ini semua sama). Itu sebabnya kita
harus kembali ke alkitab, jangan ditambahi.
Misalnya: alkitab mengatakan
tidak boleh => tetapi ‘sekarang boleh,
karena ..’Inilah yang menimbulkan perpecahan, tetapi kalau semuanya
kembali kepada ayat menerangkan ayat, pasti
menjadi satu. Bukunya hanya satu, masa tidak dapat
menjadi satu. Matematika saja bukunya banyak, tetapi
dapat menjadi satu, ini karena
kembali ke literatur. Jangan bercerita yang lain-lain, tetapi
kembalilah ke ayat menerangkan ayat. Semoga kita dapat
mengerti.
Rasul
Paulus menunjukkan dan mengajarkan tentang dua macam pemberitaan
Firman
ALLAH
(makanan rohani):
- Efesus
1: 13,
Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika
kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu
Efesus 1: 13 =
Amsal 25: 25 ‘Kabar
Baik’
(bagaikan seteguk air kepada orang yang harus). Orang berdosa itu
bagaikan orang yang haus di padang gurun, kalau tidak mendapatkan
air, pasti akan
mati. Kalau dapat uang dan sebagainya, di padang gurun, juga tetap
mati;
begitu
mendapatkan air dari surga, maka
dia akan
selamat.
Pemberitaan Firman
pertama: injil
keselamatan
= Kabar
baik =
Firman
penginjilan
= susu,
yaitu injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali
ke dunia mati di kayu salib, untuk membawa orang-orang berdosa
supaya percaya kepada YESUS,
diselamatkan dan diberkati. Kita harus meyakini bahwa YESUS sebagai
satu-satu-Nya
Juruselamat, sebab hanya Dia lah satu-satu-Nya
Manusia
yang tidak berdosa, yang mau mati di kayu salib untuk menyelamatkan
manusia berdosa. Orang berdosa ini semestinya dihukum, sengsara
(dalam kutukan) sampai binasa, tetapi ada injil keselamatan yang
memanggil orang berdosa supaya diselamatkan dan diberkati.
Tanda
atau proses orang berdosa diselamatkan dan diberkati:
- Percaya
kepada YESUS. Diluar iman kepada YESUS, tidak ada keselamatan.
- Bertobat
= berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
- Lahir
baru dari air dan Roh = baptisan air dan baptisan Roh Kudus,
sehingga mendapatkan hidup baru (hidup surgawi). Waktu YESUS
dibaptiskan dalam air, kemudian Roh Kudus datang dan langit
terbuka, ini berarti baptisan
memiliki hubungan dengan surga.
Jika
kita hanya dilahirkan oleh ibu
kita masing-masing, sehebat apapun ibu
kita (mohon maaf para ibu),
kita ini hanya manusia darah daging yang tidak cocok untuk hidup di
surga dan binasa. Oleh sebab itu kita harus percaya, bertobat dan
lahir baru dari air dan Roh, supaya kita mendapatkan hidup baru
(hidup surgawi). Apa yang
dimaksud dengan hidup surgawi?
hidup dalam kebenaran. Dosa itu mengakibatkan kutukan dan
kebinasaan, tetapi kebenaran merupakan
keselamatan dan berkat dari TUHAN. Orang
benar itu diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN sampai ke anak cucu.
Inilah injil keselamatan.
Dulu saya mencari keselamatan di
kuburan-kuburan (kuburan orang yang sakti, kuburan nenek moyang),
waktu itu saya dan keluarga saya tidak percaya TUHAN. Lewat injil
keselamatan, saya mengerti bahwa hanya YESUS sebagai Juruselamat dan
kami sekeluarga diselamatkan (hidup dalam kebenaran). Jadi semuanya
harus benar, mulai pribadi benar, nikah benar, sekolah benar, naik
sepeda motor benar (memakai helm, harus punya sim
C), itulah keselamatan. Bukan hanya
di gereja kita harus
benar, tetapi
di manapun
kita harus benar. Misalnya:
seumpama naik sepeda motor dan diijinkan TUHAN meninggal, kalau kita
tidak benar (dalam keadaan tidak memakai helm, tidak ada sim).
Apakah ada jaminan masuk ke
surga untuk orang yang tidak benar? jawabannya adalah ‘tidak ada
jaminan’.
Salah satu sahabat
saya (pendeta
di sini),
dia datang di Malang dan mendengar tentang kebenaran. Saya
memberikan contoh yang jelas: kalau ada larangan
(rambu lalu lintas) => ‘tidak boleh masuk’, maka jangan
masuk. Dia bersaksi kepada saya, saudara ingat waktu ada kejadian
bom di pasar, waktu itu ada tukang ojek didepan, sedangkan pendeta
ini dibelakangnya dan biasanya dia juga ikut masuk disitu, tetapi
begitu dia mau masuk, dia teringat akan Firman
(baru satu
minggu
dari Malang) => ‘saya harus hidup benar dan tidak boleh masuk’.
Begitu tukang ojek masuk, dia belok, sebentar lagi terjadi ledakan
bom. Jika saat itu dia ikut masuk, dia juga ikut meledak. Siapa yang
mau menanggung keselamatan orang yang tidak benar? Itu
sebabnya kita harus sungguh-sungguh
dihari-hari
ini.
Injil
keselamatan harus dimantapkan. Tadi, bapak
sekda
juga mengatakan => ‘mari, mantapkan yang rohani’ =
mantapkanlah kebenaran. Yang dalam pemerintahan, jangan korupsi dan
sebagainya, mari mantapkan kebenaran. Kalau semuanya sudah benar,
sekalipun Tentena
didatangi banyak turis
dll, pasti akan tetap benar. Kita tidak
perlu merasa takut, asalkan berpegang
kepada injil keselamatan.
Ada ayat mengatakan => ‘banyak
dipanggil, sedikit yang dipilih’. Jadi, ini belum cukup, kalau
kita hanya minum susu saja, nanti pertumbuhannya abnormal. Kita
sudah berapa tahun => ‘percaya YESUS, bertobat, lahir baru,
kita diberkati’ Ini sudah lama dan sudah berapa tahun kita
mendengarkan ini. Bukan berarti Injil keselamatan tidak penting,
tetapi harus sudah dimantapkan, supaya kita naik pangkat lagi
(berpindah).
Itu
sebabnya kita jangan merasa
puas, hanya dengan diselamatkan dan
diberkati. Oleh sebab itu rasul
Paulus mengajarkan pemberitaan Firman
ada dua
macam, pemberitaan Firman
yang ke dua masih ada.
- 2
Korintus 4: 3,
4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ay
4 => bukan lagi YESUS yang mati di kayu salib, tetapi YESUS yang
akan datang ke dua kali, itulah yang harus dilihat sekarang (yang
merupakan Wujud
ALLAH).
Matius
25 => ‘lihat mempelai datang,
songsonglah Dia’ = Kabar
Mempelai.
Pemberitaan
Firman
kedua: cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus
= Firman
pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua
= makanan
keras (Ibrani 5 )
= Kabar
Mempelai.
Jadi
Kabar
Baik
harus ditingkatkan menjadi Kabar
Mempelai,
diinjili terlebih dahulu, baru setelah itu diajar (saling bekerja
sama). Kita jangan mengatakan
=> ‘penginjilan, apa itu?’ sebab
kalau tidak ada yang diinjili, siapa
nanti yang akan diajar? Cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus (Kabar
Mempelai)
yaitu injil yang memberitakan tentang
kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai dalam
kemuliaan sebagai Raja segala raja,
Mempelai
Pria
Surga
(Kepala/Suami),
untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat, sampai sempurna,
tidak bercacat cela seperti YESUS. Menyucikan = mendewasakan rohani,
sampai mencapai kedewasaan penuh seperti YESUS, sehingga dapat
menjadi Mempelai
Wanita
Surga.
Jadi
injil kemuliaan (Kabar
Mempelai)
untuk memilih orang-orang yang sudah selamat, supaya disucikan,
sampai menjadi sempurna seperti YESUS, sehingga menjadi Mempelai
Wanita
Surga
yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang
permai.
Inilah
persiapan-persiapan kita. Kita harus mendengarkan injil sampai mantap
dalam kebenaran dan diberkati, tetapi masih ada dosa. Selanjutnya,
harus menerima Kabar Mempelai/pedang
Firman yang menyucikan (memilih kita)
sampai menjadi sempurna seperti YESUS. Jadi
ini saling bekerja sama, injil harus diberitakan untuk menambah
kwantitas, tetapi pengajaran (Kabar
Mempelai) harus ditampilkan untuk menambah
kualitas sampai dengan sempurna. Jumlah ini harus terpenuhi,
misalnya: (maafkan saya tidak menyinggung) coba jari tangan
memakai cincin semuanya (kualitasnya hebat), tetapi ada jari yang
hilang. Ini berarti tidak sempurna, sebab jumlahnya kurang satu. Jadi
injil (menambah kwantitas) dan pengajaran (menambah kualitas)
sama-sama penting, sehingga injil dan pengajaran akan menciptakan
satu Tubuh Kristus yang sempurna. Semoga
kita bisa mengerti.
Kalau
rasul Paulus mengajarkan tentang dua macam
pemberitaan Firman. YESUS yang
meneladankan, YESUS memberitakan injil ke kota dan ke desa, tetapi
YESUS juga memberitakan pengajaran ke kota dan ke desa. Coba saya
akan memberikan ayatnya, karena sistem Firman
pengajaran adalah ayat menerangkan ayat (kita jangan menerangkan
dengan yang diluar ayat).
Lukas
8: 1,
Tidak lama sesudah itu
Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama
dengan Dia,
Ay
1 => memberitakan injil ke desa dan ke kota.
Lukas
13: 22,
Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke
desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Ay
22 => Firman pengajaran membawa kita ke
Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal).
Rasul
Paulus mengajarkan tentang dua macam makanan rohani/pemberitaan
Firman) dan YESUS meneladankan kepada kita
tentang dua macam pemberitaan Firman. Jadi
ada susu dan juga ada makanan keras = ada
Kabar Baik yang
menyelamatkan (kuantitas) dan juga ada
Kabar Mempelai
yang menyempurnakan (kualitas). Semoga kita
semuanya dapat menerima sehingga
kita masuk dalam satu kesatuan Tubuh
Kristus.
Kita
kembali kepada apa yang harus dipersiapkan? membaca, mendengar dan
menuruti Firman nubuat. Kabar Mempelai
(Firman pengajaran) inilah yang disebut
sebagai Firman nubuat.
Firman nubuat
yaitu Firman yang mengungkapkan sesuatu
yang belum terjadi (YESUS datang kembali ke dua kali belum terjadi),
tetapi pasti terjadi. Saya mau bertanya kepada saudara => apakah
saudara sudah diselamatkan? amin. Mari kita harus meningkat dalam
persiapan yang singkat ini.
Jadi persiapan kita dalam waktu yang
sudah dekat adalah membaca, mendengar dan menuruti Firman
nubuat (Firman pengajaran yang benar yang
lebih tajam dari pedang bermata dua /Kabar
Mempelai). Firman penginjilan itu untuk
orang yang belum percaya YESUS, seperti saya dahulu. Sekarang kita
yang sudah percaya YESUS, mari meningkat kepada Firman
pengajaran. Kalau firman penginjilan? “saudara diberkati dsb”,
itu untuk orang yang belum percaya YESUS. Yang sudah percaya YESUS,
mari pergunakanlah waktu yang sudah singkat untuk membaca, mendengar
dan menuruti firman nubuat. Semoga kita bisa mengerti.
Wahyu
1: 3 ini dikaitkan dengan Wahyu 22: 7.
Wahyu
22: 7,
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang
menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
Ay
7 => "Sesungguhnya Aku datang segera” => waktu
kedatangan YESUS sudah dekat.
Tadi
dalam Wahyu 1: 3 berbahagialah orang yang membaca, mendengar dan
menuruti firman nubuat, tetapi didalam Wahyu 22: 7,
berbahagialah orang yang menuruti Firman
nubuat, disini sudah tidak ada lagi yang membaca dan mendengar Firman
nubuat. Inilah sebabnya mengapa persiapan kita harus sungguh-sungguh.
Perhatikan! Satu waktu tidak ada kesempatan lagi untuk membaca dan
mendengar Firman nubuat (Kabar
Mempelai).
Oleh
sebab itu kita harus menggunakan waktu yang singkat (waktu yang
sangat dekat) untuk dua hal:
- Kita
harus banyak membaca dan mendengar Firman
nubuat, terutama saat-saat beribadah.
Kalau di rumah mungkin tugas-tugas kita banyak, sekalipun kita juga
harus tetap membaca,
tetapi rasanya masih kurang waktu. Misalnya:
saudara yang bekerja dibidang pemerintahan dsb, pulangnya sudah
larut malam. Kalau di dalam
ibadah saja, kita sudah
tidak mau membaca dan mendengar Firman
nubuat, bagaimana saat di rumah? Kapan lagi waktunya untuk mendengar
dan membaca Firman
nubuat? Saat-saat kita beribadah jangan digunakan untuk bergurau,
saling menyalahkan, tetapi banyak membaca dan mendengar Firman
nubuat. Semoga kita dapat
mengerti.
Pertanyaannya
sekarang ini, apakah
tujuan dari ibadah kita baik di gereja masing-masing, termasuk
didalam felloswhip/ persekutuan seperti ini?
Apakah hanya untuk saling bertemu dll? Didalam Lukas 5: 1 => “ada
orang datang untuk mengerumuni YESUS, tujuan terpenting hanyalah
satu”.
Lukas
5: 1,
Pada suatu
kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak
mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
Ay
1 => “sedang orang banyak mengerumuni
Dia” => seperti kita sekarang
ini.
Jadi tujuan utama beribadah kepada
TUHAN adalah untuk mendengarkan Firman
ALLAH
= untuk membaca dan mendengarkan Firman
nubuat (bagi kita yang sudah selamat). Inilah yang harus kita
dengar! Maafkan kalau saya menyebutkan Kabar
Mempelai,
ini bukan untuk mengelompokkan, tidak! Tetapi Kabar
Mempelai
ini ada didalam alkitab
=> Matius 25: 6 “lihatlah mempelai
datang, songsonglah Dia” (Kabar
Baik
ditingkatkan menjadi Kabar
Mempelai).
Kabar Mempelai
ini milik semua gereja, sebab
alkitab
ini adalah milik semua gereja, berarti Kabar
Mempelai
juga milik semua gereja dan kita tinggal mau menerima atau tidak
(tinggal diungkapkan atau tidak)!
Kalau Kabar
Baik,
semua gereja sudah mengungkapkan => “Mari kita percaya YESUS
dan diselamatkan”, tetapi Kabar
Mempelai
=> “Mari kita disempurnakan, untuk menyambut kedatangan YESUS”,
ini belum semua gereja yang mengungkapkan. Oleh sebab itu Kabar
Mempelai
perlu dikabarkan, sebab waktunya sudah dekat. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita harus berwaspada sebab ada orang yang
beribadah tetapi memiliki
tujuan
yang lain = “mengerumuni YESUS bukan
untuk mendengarkan Firman”.
Yohanes 6: 15 ini tentang pemecahan roti => lima
roti untuk lima ribu
orang. Jadi banyak yang datang kepada YESUS.
Yohanes
6: 15,
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia
dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke
gunung, seorang diri.
Coba
bayangkan => “lima
roti untuk lima ribu
orang dan masih sisa dua
belas bakul (ini untuk lima
ribu orang laki-laki
saja, belum termasuk perempuan dan
anak-anak) dan kalau YESUS menjadi Raja,
kita tidak perlu
bekerja lagi”. Banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN, orang Kristen
yang beribadah melayani TUHAN (mengerumuni YESUS) dengan
tujuan untuk mendapatkan perkara yang
jasmani. Mulai dari saya dikoreksi terlebih dahulu => saya diutus
TUHAN ke Tentena, saya membayar sendiri, saya diutus TUHAN ke
Amerika, Australia juga membayar sendiri, saya tidak mau dibayar
oleh orang lain. Ini supaya tidak ada
tujuan yang lain, tetapi tujuannya hanya satu yaitu hendak
mendengarkan Firman
TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Bukan hanya
bapak,
ibu
dan saudara
yang mendengarkan Firman
TUHAN, saya juga mendengarkan Firman
TUHAN, kalau tidak demikian, saya juga rugi. Mendapatkan perkara
jasmani misalnya:
uang, kedudukan, pujian, untuk bertemu orang dll. Kita beribadah
melayani TUHAN untuk mendapatkan perkara jasmani = menjadikan
YESUS sebagai Raja
dunia (bukan menjadikan YESUS Raja segala
raja).
Mari
kita bandingkan dengan Matius 4: 8-9.
Matius
4: 8,
9,
8.
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9.
dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku."
Ay
9 => "Semua itu akan kuberikan
kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
=> Kamu akan ku angkat menjadi Raja
dunia dan semua dunia menjadi milik Mu. Disini setan juga berusaha
untuk menjadikan YESUS sebagai Raja
dunia.
Kesimpulannya:
kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN, datang dalam ibadah
pelayanan (ibadah fellowship) hanya untuk mencari perkara jasmani
ini akan menjadi sama dengan setan (mohon maaf). Semoga kita dapat
mengerti.
Sebab tanpa
Firman
pengajaran yang benar (tanpa Firman
nubuat), kita semuanya akan menjadi sama dengan setan, yang tetap
berdosa (tidak dapat
terlepas dari dosa). Oleh sebab itu kita harus mendengarkan Firman
nubuat supaya kita disucikan. Semoga kita dapat
mengerti.
Mungkin ini keras,
tetapi untuk menolong kita semuanya, terutama saya nomor satu. Saya
datang kesini apakah hanya untuk mendapatkan uang? kalau demikian,
pulang dari sini, saya
menjadi sama dengan setan. Tanpa Firman
pengajaran yang benar, semua ibadah dll, hanya menjadikan anak TUHAN
seperti setan. Hanya Firman
pengajaran yang benar (Firman
nubuat) yang dapat
menjadikan manusia senajis apapun menjadi seperti YESUS. Tadi bapak
sekretaris
kabupaten mengatakan => mari mengadakan ibadah, ini memang baik!
tetapi ibadah untuk menampilkan Pribadi
YESUS (pengajaran yang benar) supaya kita dapat
hidup suci (dipagari) dan tidak akan terpengaruh oleh apapun dari
dunia. Semoga kita dapat
mengerti.
Di
bagian atas Firman
mengatakan => ‘berbahagialah orang yang
membaca, mendengar dan menuruti firman nubuat’.
Pertanyaannya adalah apakah kita berbahagia saat mendengar dan
membaca Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman
nubuat)? atau apa kita mengantuk, bosan atau bahkan
kita mengamuk => ‘masa orang datang
beribadah dikatakan seperti setan’. Ini seperti perempuan bungkuk
di bait
ALLAH
selama delapan belas
tahun. Angka 18 jika dipecah menjadi 666. Perempuan ini berada di
bait
ALLAH,
tetapi dicap oleh antikrist
karena ia tidak
memiliki Firman
pengajaran. Sesudah YESUS mengajar, perempuan ini disembuhkan. Jadi
kalau tidak ada Firman
pengajaran, maka kita menjadi bungkuk (mencari yang dibawah) dan
menjadi sama dengan setan (dicap antikrist).
Jika
kita berbahagia saat mendengarkan Firman
pengajaran yang keras, maka kita akan mengalami
kebahgiaan-kebahagiaan selanjutnya, sampai kebahagiaan kekal di
surga. Karena Firman
itu kekal, maka kebahagiaan di
dalam Firman
juga kekal. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau bosan, mengantuk,
marah dll, saat mendengarkan Firman
pengajaran yang benar = kehilangan kebahagiaan (menutup pintu
kebahagiaan) = penderitaan yang bertambah-tambah sampai menderita
selamanya dan binasa di neraka. Jadi mendengar Firman
nubuat merupakan pintu untuk mendapatkan kebahagiaan demi
kebahagiaan, sampai kebahagiaan kekal di surga. Nasib kita semuanya
ditentukan saat mendengarkan Firman.
Contohnya ada orang sakit dan bisa disembuhkan => ‘katakan
sepatah kata, aku akan sembuh’. Inilah
kekuatan Firman.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau dalam ibadah
pelayanan (termasuk dalam fellowship), kita mengalami kebahagiaan di
luar Firman,
makai itu merupakan kebahagiaan semu dari
dunia yang membawa kepada kebinasaan. Misalnya:
- Bahagia
karena mendapatkan ongkos, dapat kedudukan, dapat pujian.
- Bahagia
saat menyanyi, tetapi waktu mendengarkan Firman
susah, sedih, mengantuk, loyo. Ini seperti band di alun-alun,
mereka menyanyi dengan bahagia sekali. Ini kita dikoreksi! Kalau
kebahagiaan dari surga, saat kita berdoa, menyanyi kita berbahagia,
terutama puncaknya, saat mendengarkan Firman
kita sangat berbahagia.
Perhatikan
hal ini, kita jangan sampai di tipu, darimana kebahagiaan di gereja
kita? kebahagiaan di dunia ini luar biasa, saya melihat dengan mata
kepala saya sendiri. Seumpama ada KKR di alun-alun (di lapangan),
saat ada hujan orang Kristen malah lari, bahkan pembicaranya juga
lari. Kalau mereka yang dari dunia ini, disemprot air tambah senang,
tetapi ini tanpa Firman.
Kita bisa berbahagia, bersuka cita, tetapi harus ada Firman,
itulah kebahagaiaan dari TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kita
menggunakan waktu untuk menuruti Firman
nubuat (taat dengar-dengaran kepada Firman
nubuat) =
Firman
pengajaran yang benar sudah harus menjadi praktik dalam kehidupan
kita (sudah mendarah daging dalam kehidupan kita).
Kalau
kita berbicara dan bekerja
harus sesuai dengan Firman,
itulah mendarah daging. Kalau di gereja semuanya baik-baik, tetapi
waktu di kantor kita korupsi, waktu di jalan raja tidak mempunyai
sim,
kalau demikian,
maka itu berarti Firman
belum mendarah daging. Sebaliknya kalau Firman
sudah mendarah daging, maka dimana saja, kapan saja,
situasi apa saja, perkataan dan perbuatan
kita sesuai dengan Firman
pengajaran. Inilah yang harus terjadi, sebab waktunya sudah dekat.
Terlebih lagi seorang hamba TUHAN, baik dalam keuangan dll harus
sesuai dengan Firman.
Firman
sudah harus menjadi praktik dalam hidup, jangan hanya
berkata => ini Firman,
ini Firman,
tetapi tidak ada praktik. Kalau kita mendengar dan membaca Firman,
tetapi tidak mempraktikan
Firman
atau praktiknya menyimpang, maka kita menjadi penipu ulung (menipu
diri sendiri). Apalagi yang berkotbah tetapi tidak mempraktikan
Firman,
ini menjadi sangat penipu.
Yakobus
1: 22
Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Menipu
orang tua, menipu orang lain itu berbuat jahat, menipu TUHAN itu
sangat jahat, kalau menipu diri sendiri, itu berarti terlalu jahat
(paling jahat). Masa diri sendiri rela ditipu. Coba kalau tangan
kita sakit, lalu kita bilang tidak sakit, inilah terlalu jahat.
Seperti itulah orang yang menipu diri sendiri. Kami sebagai hamba
TUHAN nomor satu, kami dapat
berkotbah, tetapi kami sendiri tidak mempraktikan
Firman, itu juga terlalu jahat, karena
menipu diri sendiri.
Mari sekarang
ini,
kita belajar untuk
mempraktikan
Firman,
setelah mendengar, membaca, kita harus menuruti Firman
nubuat. Ini ada prosesnya, tidak dapat
langsung begitu saja.
Roma
10: 17,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Ay 17 => ‘Firman
Kristus’ => Firman
dalam urapan Roh Kudus. Kita mau mempraktikan
atau tidak, ini dimulai dari mendengarkan Firman
terlebih dahulu.
Proses
untuk taat dengar-dengaran atau mempraktikkan kepada Firman
nubuat:
- Kita
membaca, mendengar firman pengajaran yang benar (firman nubuat)
dalam urapan Roh Kudus,
sehingga
Roh Kudus menolong kita agar
kita
dapat
mendengarkan Firman
nubuat dengan sungguh-sungguh, dengan suatu kebutuhan.
Ini seperti orang lapar yang mau makan roti, bahkan seperti
perempuan Kanaan bagaikan ‘anjing yang menjilat remah-remah
roti’. Seperti itulah saat-saat kita mendengarkan Firman.
Kita
mendengarkan Firman
itu bukan mendengarkan pidato, kampanye, dongeng, lawakan bukan!
Melainkan kita mendengarkan Firman
seperti jiwa kita yang sedang mencari makanan. Kalau jiwa kita
sedang lapar dan mencari makanan,
masa kita tertawa-tertawa dsbnya?
Kalau kita lapar,
maka kita
akan mendengarkan Firman
dengan sungguh-sungguh. Maaf, itulah yang membuktikan ada Roh Kudus
atau tidak ditengah-tengah kita.
Kalau kita mendengarkan
Firman
dengan sungguh-sungguh, dengan suatu kebutuhan, seperti orang lapar
yang makan roti, bahkan kita sebagai bangsa
kafir
(anjing babi) seperti menjilat remah-remah roti, maka itu
benar-benar ada Roh Kudus. Kalau kita seperti mendengarkan
kampanye, dongeng, lawakan itu bukanlah urapan Roh Kudus tetapi
‘urakan’ (tidak tertib, tidak teratur itu daging). Kalau
menyanyi saja sudah tidak tertib, tidak teratur, bagaimana
saat mendengarkan Firman?
Yang menyampaikan Firman
lebih lagi? itulah jika
tidak ada urapan Roh Kudus. Biarlah kita
berada di
dalam urapan Roh Kudus.
- Roh
Kudus menolong kita untuk bisa mengerti firman pengajaran yang
benar., sehingga firman ditulis didahi.
Kita
mengerti firman, contohnya:
‘Oo ... karena
ada injil keselamatan, saya
yang dulu belum percaya YESUS,
sekarang saya dapat
percaya YESUS, ‘O .. ada Firman
pengajaran, sehingga saya
dapat mengerti.
Tetapi ini tidak cukup sampai disini. Kalau sudah cukup sampai
disini saja, maka Firman
= matematika dan fisika = pengetahuan. Jika demikian, nanti Firman
akan didiskusikan, diperdebatkan.
- Roh
Kudus menolong kita untuk percaya atau yakin kepada Firman
pengajaran yang benar, sehingga Firman
pengajaran yang benar menjadi iman didalam hati (Firman
ditulis didalam hati).
Inilah bedanya Firman
dengan pengetahuan, setelah mengerti, kita percaya atau yakin
kepada Firman.
Orang lain mau apa terserah, yang penting kita percaya kepada
Firman.
Iman ini tidak dapat
digoyahkan
oleh apapun.
Kalau bapak,
ibu,
saudara
dapat mendengar dan membaca Firman,
sampai mengerti, sampai percaya yakin kepada Firman,
ini sudah ada hasilnya. Belum sampai mempraktikan
Firman,
tetapi sudah ada hasilnya. Kita datang ke gereja, ke fellowship
sudah ada hasilnya.
Ibrani
10: 16,
17,
16.
sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan
Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula:
"Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan
menuliskannya dalam akal budi mereka,
17.
dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
Ay
16 => ‘Aku akan menaruh hukum-Ku di
dalam hati mereka’ => di
hati (menjadi iman).
‘menuliskannya
dalam akal budi mereka’ => di
dahi.
Jadi kita mendengarkan
Firman,
bukanlah yang lawakan-lawakan dll, bukan! tetapi ini urusannya
dengan dosa diampuni atau tidak! Selamat
atau tidak! Inilah urusannya dengan mendengarkan Firman.
Kalau kami datang kesini, saya selalu mengatakan kepada panitia =>
‘panitia
bertanggung jawab, terlebih lagi saya sebagai pembicara juga harus
bertanggung jawab, mau dibawa kemana jemaat yang mendengarkan
Firman?
Apakah akan
menambah dosa, tertawa-tertawa, menyindir orang lain atau
bagaimana?’ Jika Firman
pengajaran ditulis di dahi dan di hati, maka mulut mengaku dosa
‘hati percaya, mulut bisa mengaku
dosa’.
Firman nubuat ini juga
mengungkapkan dosa-dosa, kalau kita percaya/yakin didalam hati,
maka mulut mengaku dosa-dosa kepada TUHAN dan sesama (kayu salib),
maka kita mengalami pengampunan dosa oleh
Darah
YESUS = kita dibenarkan oleh darah YESUS =
kita diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN.
Inilah hasilnya kalau kita mendengarkan Firman.
Dari dalam hati ini sudah melonjak ke mulut => saya salah, saya
nanti minta ampun kepada istri, suami. Kalau Firman
dan Roh Kudus mendorong kita, maka sudah tidak ada lagi domba,
gembala, pengerja. Jika gembala bersalah kepada pengerja, harus
minta ampun kepada pengerja.
Jangan seperti Yudas yang
menimbun dosa didalam hati. Yudas tidak pernah menerima Firman
(Firman
tidak masuk didalam hati), sampai yang terakhir => ‘orang
yang mencelupkan roti didalam pinggan bersama Aku, dialah itu’
Ini sudah langsung ditunjuk oleh TUHAN.
Yudas menjawab => ‘bukan aku, ya
TUHAN’. Setelah itu apa yang terjadi?
dosa-dosa sudah ditimbun didalam hati, sekalipun orang lain tidak
tahu (murid-murid lainnya tidak tahu), Yudas kelihatan dipakai.
Sampai yang terakhir saat perjamuan suci,
Yudas kerasukan setan, lalu Yudas pergi. Untuk
apa kita beribadah, berfellowship sekarang
ini kalau hanya untuk menimbun dosa
didalam hati dan akan pecah. Satu waktu dosa itu akan diungkap,
tetapi sudah terlambat dan tidak ada pengampunan lagi. Lebih baik
sekarang
ini, Firman
yang tajam menusuk sampai di hati, sehingga mulut mengaku dan kita
diampuni, diselamatkan, diberkati oleh TUHAN. Inilah pemberitaan
Firman
dan merupakan tanggung
jawab saya bersama dengan panitia. Semoga kita dapat
mengerti.
- Roh
Kudus menolong kita untuk mempraktikkan Firman
pengajaran yang benar (taat dengar-dengaran), sehingga ditulis di
tangan.
‘Melakukan’
itu menunjuk tangan. Bukan cuma di dahi dan di hati, kalau Firman
dilakukan =
Firman
ditulis di tangan.
Ulangan
11: 18,
Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam
jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
Jadi
Firman
dituliskan di dahi, di hati dan di tangan, ini luar biasa. Tadi,
kalau Firman
dituliskan di dahi dan di hati, kita bisa mengakui dosa-dosa baik
sebagai istri, suami, Pendeta,
jemaat. Apalagi pengerja-pengerja => tidak apa-apa bersepeda
motor tidak memakai sim/helm,
sebab kita ini kan melayani TUHAN. TUHAN diajak untuk berbuat tidak
benar, ini bagaimana? Ini tidak boleh! Semoga kita mengerti dan
bertanggung jawab dihadapan TUHAN.
Kalau Firman
sudah dapat
dipraktikkan ini lebih luar biasa lagi, sebab ada perlindungan dari
TUHAN.
Wahyu
13: 16
-18,
16.
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,
kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan
kanannya atau pada dahinya,
17.
dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari
pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau
bilangan namanya.
18.
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana,
baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu
adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus
enam puluh enam.
Ay 16 =>
‘sehingga kepada semua orang, kecil atau
besar’ => ingat anak-anak sekolah
Minggu (kecil), anak-anak kita semuanya.
‘diberi
tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya’?
kalau tidak ditandai dengan Firman,
maka akan diberikan tanda yang lain.
Ay 18 =>
‘bilangannya ialah enam ratus enam puluh
enam’ => dicap 666 di dahi dan di
tangan.
Cap 666 ini ada yang mempelajari yaitu
dengan memakai mikrochip dan sebagainya,
saya tidak mempelajari tentang ini, tetapi kita
mempelajari tanda secara rohaninya saja.
Mungkin kita diperiksa tidak ada mikrochip 666, tetapi tanda
rohaninya ada, maka
ini berarti sama
saja. Jadi kita belajar dari
alkitab
arti secara rohaninya saja (nubuatnya apa).
Kalau dahi dan
tangan tidak dicap dengan
Firman pengajaran yang benar, pasti
dicap 666 (cap antikrist).
Kalau dahi, hati dan tangan sudah dicap
dengan Firman
pengajaran yang benar, maka antikrist
tidak dapat
memberi cap 666 kepada kita dan kita dilindungi dari cengkeraman
antikrist.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kita jangan sibuk
mencari tanda 666 yang jasmani, biar saja itu menjadi urusannya
orang yang ahli komputer, hamba TUHAN tidak perlu
mencari tanda 666 secara jasmani,
melainkan cari tanda yang rohani. Misalnya: kalau tidak taat,
Firman
mengatakan
A, tetapi kita lakukan B (melawan Firman),
itulah capnya antikrist.
Sekalipun tidak ada mikrochipnya, tetapi jika tidak taat, itu tetap
saja sudah dicap oleh
antikrist.
Saat antikrist
berkuasa di bumi, kita akan dilindungi dan kita disingkirkan ke
padang belantara dengan dua sayap burung nasar yang besar. Semoga
kita dapat
mengerti.
Jadi
orang yang menuruti/mempraktikkan Firman
pengajaran yang benar (taat dengar-dengaran) sampai daging tidak
bersuara lagi = mengulurkan dua tangan kepada TUHAN = mengasihi TUHAN
lebih dari semuanya (lebih dari anak, orang tua, suami, istri,
pekerjaan) dan berkata => ‘terserah Engkau TUHAN’. Kalau
YESUS, taat sampai mati di kayu salib, padahal YESUS Orang
Yang Baik.
Seharusnya yang mati di kayu salib itu adalah orang yang terkutuk
(bukan hanya sekedar orang yang jahat).
YESUS merupakan Orang Yang
Baik, tetapi rela mati di kayu salib =>
‘terserah Engkau Bapa’. Itulah taat dengar-dengaran.
Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau
kita taat/mengulurkan dua tangan kepada TUHAN (mengasihi TUHAN lebih
dari semuanya), maka TUHAN akan mengulurkan Dua
Tangan belas kasih dan kuasa Nya kepada
kita semuanya. Itu sebabnya kita jangan
takut.
Hasilnya
adalah:
Ayat-ayatnya
tidak usah baca, saya kira dari sekolah
Minggu kita sudah mengerti.
Abraham
menerima perintah TUHAN harus menyembelih Ishak anaknya. Abraham taat
atau tidak terhadap perintah TUHAN? Abraham taat kepada perintah
TUHAN untuk menyembelih Ishak, ini berarti
- Abraham
taat sampai daging tak bersuara.
Kalau daging Abraham masih bersuara
=> ‘ini anakku satu-satunya TUHAN, tidak bisa! Tetapi karena
dagingnya tak bersuara (mengasihi TUHAN lebih dari semuanya) =>
terserah Engkau TUHAN, maka TUHAN tidak membiarkan Abraham dan TUHAN
mengulurkan Tangan-Nya.
Ketaatan itu sampai daging tak bersuara lagi.
Abraham
taat kepada TUHAN sampai mengorbankan perasaannya.
Saya mempunyai satu orang
anak, tentunya saudara-saudara juga
memiliki anak. Kalau anak sakit, kadangkala kita berkata =>
‘lebih baik aku saja yang sakit’. Abraham diperintahkan untuk
menyembelih anaknya sendiri, bagaimana perasaannya? Seringkali
Firman
ini disangkut pautkan dengan pengetahuan. Kalau ini ditanyakan
kepada seorang profesor,
ahli budaya dll, pasti mereka berkata => ‘jangan!!
Itu ngawur’,
sebaiknya kita bertanya kepada TUHAN saja (membaca alkitab
saja, jangan membaca yang lainnya). Kita seringkali tidak taat,
karena memakai perasaan daging. Kita harus mengorbankan perasaan
daging, maka TUHAN mengulurkan Dua
Tangan
belas kasih dan kuasanya:
- TUHAN
sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada (Jehova Jireh).
- TUHAN
sanggup mengembalikan apa yang sudah kita korbankan.
- TUHAN
sanggup memelihara kita ditengah kemustahilan. Mungkin kita berkata
=> ‘oom,
tidak ada jemaat’, kita taat saja kepada TUHAN sebab
kita
tidak hidup dari jemaat, tetapi hidup dari Dua
Tangan
TUHAN. Saya dilatih oleh Bpk
pdt
Pong Dongalemba, beliau
sebagai guru sekaligus mertua saya;
kalau
saya diutus kemana-mana, saya tidak pernah diberikan ongkos,
sedangkan saya sudah tidak mempunyai
penghasilan dan tidak ada sponsor. Waktu diutus ke Kalimantan =>
‘kamu, nanti kothbah
kaum muda di Kalimantan dan juga ke Poso’ tetapi tidak pernah
diberikan ongkos. Sekalipun sudah menjadi pembicara, saya pernah
tidur di emperan sekolah
dasar sampai sepatu saya hilang. Ini
dilatih, supaya tidak bergantung kepada sesuatu di dunia ini,
melainkan bergantung kepada Dua
Tangan
TUHAN yang luar biasa, yang sanggup menciptakan yang tidak ada
menjadi ada.
Sekarang
ini mungkin ada yang
harus menyerahkan sesuatu agar
dapat taat kepada TUHAN,
mungkin sampai harus
mengorbankan perasaan. Ada yang
menyerahkan pekerjaan untuk menjadi fulltimer, kita jangan takut!
Saya lari selama sepuluh
tahun => nanti apa
yang akan saya
makan? Sebab ayah
saya bukan seorang pendeta
=> ‘nanti saya sekolah
alkitab,
pulang malah menjaga
toko’ Inilah pikiran saya, sebab itu saya lari. Akhirnya tokonya
dihabiskan oleh TUHAN sebab
TUHAN mau membuktikan => ‘kamu sekolah
alkitab,
bukan jaga toko’. Lalu saya Sekolah Alkitab untuk menjadi hamba
TUHAN dan apa yang dikorbankan tidak akan hilang, semuanya diganti
oleh TUHAN,
itu sebabnya kita
jangan takut!
Mungkin ada orang tua yang anaknya mau menjadi
fulltimer, jangan dihalang-halangi tetapi doakan saja, sebab TUHAN
tidak menipu kita! Abraham juga diberkati oleh TUHAN. Tadi
ditambahkan: TUHAN sanggup memelihara dan memberkati kita (Abraham)
sampai ke anak cucu.
- Musa
menghadapi laut Kolsom (mengorbankan pikirannya).
Musa selama empat puluh
tahun bersekolah
Mesir, kalau sekarang ini menunjuk gelar Doctor (bisa
lebih).
Keluaran
14: 16, 21,22,
16.
Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut
dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari
tengah-tengah laut di tempat kering.
21.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman
itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang
keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air
itu.
22.
Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat
kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok
bagi mereka.
Musa dan bangsa
Israel menghadapi laut Kolsom (didepan) dan menghadapi
Firaun dengan tentara (dibelakang), sebelah kiri dan kanan tidak
bisa = ini hanya satu perkataan yaitu mereka takut dan mati. Kalau
waktu itu perintah TUHAN => ‘buatlah kapal, kita bisa percaya’
tetapi perintah TUHAN adalah ‘ulurkanlah tanganmu’.
Tadi,
perintah TUHAN kepada Abraham ‘sembelihlah anakmu’, ini mudah
atau sulit?
- Jawabannya
‘mudah’, kalau kita mengasihi TUHAN lebih dari semuanya.
- Jawabannya
‘sulit’, kalau kita mengasihi anak lebih dari TUHAN.
Jadi
masalahnya bukan mudah atau sulitnya, melainkan tentang dua loh batu
(Markus 13) = apa yang ada didalam hati kita? Kita mengasihi TUHAN
lebih dari semuanya atau mengasihi semua lebih dari TUHAN. Kecuali
perintah TUHAN => ‘Abraham kamu harus mempunyai anak’, ini
perintah yang sulit, sebab ada manusia yang tidak bisa memiliki
anak. Sebenarnya memiliki anak atau tidak punya anak ini sama saja
dan seijin dari TUHAN. Jadi ini tergantung dari hati kita, kalau
kita mengasihi
TUHAN ini berarti taat sampai daging tak bersuara.
Sekarang,
Musa yang hampir mati bersama ribuan bangsa
Israel, diperintahkan oleh TUHAN => ‘ulurkanlah tanganmu’.
Coba kalau orang pandai disuruh seperti itu => ‘ini tidak
logis’. Musa ini doctor, masa mengulurkan tangan didepan orang
banyak, nanti ditertawakan oleh
orang-orang,
tetapi Musa mengorbankan pikiran daging
atau kemampuan dagingnya agar
dapat
taat kepada TUHAN. Begitu Musa mengulurkan tangannya ke laut, maka
Dua
Tangan
TUHAN diulurkan (Tangan
belas kasih dan kuasa TUHAN) berupa angin
timur
yang bertiup
membelah lautan, artinya:
- Tangan
belas kasih dan kuasa TUHAN sanggup untuk memberikan jalan keluar
dari segala masalah, bahkan sampai dengan masalah yang mustahil =
menyelesaikan segala masalah yang mustahil menjadi tidak
mustahil.Kita jangan menggunakan pikiran daging, sebab ini
mengecilkan kuasa TUHAN. Seringkali kita terus
menggunakan logika dan
inilah yang mengecilkan kuasa TUHAN, bahkan sampai ada yang
mengatakan
bahwa
‘itu adalah
fenomena alam’ Jika demikian, ini berbahaya
sekali sebab
bukan lagi iman.
Kita membaca alkitab,
tinggal kita percaya
atau tidak! Kalau percaya, maka
kita dapat
mengaku dosa dan dosa diampuni. Kalau tidak percaya, semuanya akan
hilang.
Mari rekan-rekan hamba TUHAN dimana saja, di pedalaman, saya pernah
mengalami mungkin saudara juga mengalami ‘makan tidak makan’,
silahkan saja! Asalkan kita taat, maka pasti ada jalan keluar dan
semuanya selesai. Semoga
kita dapat mengerti.
- Israel
berangkat ke Kanaan, inilah ada kegerakan yang besar. Nanti akan
ada kegerakan yang besar. Sekarang ini di Poso, baru saja di
Malang, dua
Minggu yang lalu saya baru dari Tarakan, nanti ke Medan. Jadi
ini artinya: tangan belas kasih dan kuasa
TUHAN sanggup untuk memakai kita dalam kegerakan yang besar yaitu
kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna (kegerakan menuju Kanaan Samawi, Yerusalem
Baru).
Kita
akan dipakai oleh TUHAN dan tidak akan dapat
dihalangi oleh siapapun juga. Firaun/setan, laut Kolsom tidak akan
dapat
menghalangi kita, asal kita ada penyerahan sepenuh (taat sampai
mengorbankan pikiran daging). Semoga kita bisa mengerti.
Abraham
ini gambaran pria,
sebab itu suami bertanggung jawab mau
di bawa kemana rumah tangga? Gembala
bertanggung jawab jemaat mau dibawa kemana? Kalau gembala tidak
seperti Abraham (perasaan saya gengsi), Musa (saya pandai) mau
dibawa kemana jemaat?
- Matius
14: 27-
29,
27.
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!"
28.
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "TUHAN, apabila Engkau
itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
29.
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Ay
28 dan 29
=> Petrus ini taat kepada TUHAN untuk berjalan di air yang
bergelombang. Memang seperti inilah keadaan gereja TUHAN di akhir
zaman, bagaikan kita berjalan diatas air yang bergelombang (lautan
sudah bergelombang). Tadi sambutan-sambutan sudah mengarah kesana
(dunia di akhir zaman). Di bidang jasmani sampai segala bidang kita
menghadapi gelombang (hantaman, pencobaan-pencobaan).
Petrus
taat kepada perintah TUHAN, sehingga dia dapat
berjalan diatas air yang bergelombang,
ini luar biasa! Petrus ini harus mengorbankan perasaan dan pikiran.
Sebenarnya ini lebih berat dari Abraham dan Musa. Kalau seperti
Abraham, mungkin kita sudah bilang => ‘berat sekali seperti
Abraham yang harus menyembelih anak’, ini hanya mengorbankan
perasaan.
Kalau seperti Musa => ‘wah menghadapi laut Kolsom’, ini hanya
mengorbankan pikiran. Bagi kita sekarang (Petrus), bagaikan
harus berjalan di air yang bergelombang, artinya:
- Dunia
akhir zaman yang ditimbus oleh gelombang
jasmani = pencobaan-pencobaan dan masalah
yang mustahil.
- Gelombang
rohani yaitu:
- Dosa
makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri),
kawin cerai, kawin campur, kawin mengawinkan, seks bebas.
Inilah
yang akan menghantam anak-anak TUHAN di akhir zaman ini. Kita harus
taat dengar-dengaran sampai mengorbankan perasaan dan pikiran
seperti Petrus. Petrus dapat
berjalan diatas air yang bergelombang, ini berarti sudah mengalami
Tangan
belas kasih dan kuasa TUHAN untuk menolong Petrus. Tetapi sayang,
tidak berapa lama ada angin dan Petrus menjadi bimbang.
Matius
14: 30,
31,
30.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "TUHAN, tolonglah aku!"
31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Jadi
Petrus sudah melakukan perintah TUHAN (sudah
dapat berjalan diatas air yang
bergelombang), tetapi sayang Petrus bimbang sewaktu ada angin.
Petrus bimbang terhadap apa?:
- Terhadap
Pribadi
TUHAN (pengajaran yang benar). Kalau kita sudah memiliki pengalaman
terhadap Firman
pengajaran yang benar, jangan ragu-ragu, sebab kita
dapat tenggelam.
- Terhadap
kuasa TUHAN, sehingga banyak berhadap kepada orang lain. Misalnya:
baru mau mengadakan kkr
semacam ini, sudah bingung membuat proposal dan mencari dana
kesana kemari.
Satu
waktu saya diundang dari daerah Jawa, sekian ratus hamba TUHAN
datang. Saya bilang => baik, silahkan pak.
Lalu mereka mengatakan,
nanti mereka
akan mengirimkan proposal
tentang dana-dananya? Akhirnya saya mengatakan,
kalau begitu, tidak jadi. Ini apa
yang mau dibangun? KKR apa itu? KKR
kebangunan rohani yang dibangun adalah iman. Kalau disini tidak ada
iman, mau apa? Kalau ada iman sebiji sesawi saja, nanti akan
ditumbuhkan.
Kita jangan ragu dan jangan bimbang, kalau
bimbang akan tenggelam = jasmani, nikah, rohani, pelayanan merosot
semuanya dan akan
binasa kalau tidak ditolong TUHAN. Untunglah saat tenggelam,
secara otomatis
Petrus mengulurkan tangan. Kita jangan
salah paham, kalau TUHAN mengijinkan kita dalam keadaan tenggelam =>
‘saya kok tidak muncul-muncul, pelayanan saya sudah sekian tahun’.
Ini terjadi sebab kita belum pernah mengulurkan tangan (kita masih
memakai pikiran dan perasaan sendiri), kita jangan seperti itu!
Kalau orang sudah tenggelam, serahkanlah pikiran dan perasaan kepada
TUHAN (kita sudah tidak memakai ilmu, gelar dsb) dan hanya menyeru
‘YESUS tolong’. Inilah yang diharapkan oleh TUHAN. Kalau kita
mengharap yang lain, menyeru teman-teman (tidak menyeru YESUS), kita
pasti akan
tenggelam.
Sekarang
ini masih tentang pria yang
memang
ada lima ribu
orang laki-laki terlebih dahulu, baru setelah itu perempuan dan
anak-anak. Suami atau gembala harus mengorbankan semuanya (pikiran
perasaan harus dikorbankan)
dan harus memiliki pikiran perasaan seperti YESUS. Pikiran dan
perasaan YESUS itu hanya taat sampai mati di kayu salib = taat
sampai daging tak bersuara ‘YESUS, terserah sudah’. Kalau ada
ketenggelaman dan kemerosotan,
yang ditunggu oleh TUHAN bukan kepandaian dll, melainkan ‘YESUS
tolong saya’ (serahkan semuanya kepada TUHAN), maka TUHAN
mengulurkan Tangan
untuk mengangkat kita dari
ketenggelaman, artinya:
- TUHAN
memulihkan semua yang sudah hancur.
- TUHAN
memakai kita dalam kegerakan hujan akhir (seperti Petrus dipakai
oleh TUHAN) = kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus.
Petrus
menjadi kuat di dalam
Tangan
belas kasih dan kuasa TUHAN, Petrus sudah tertolong dan terangkat.
Sekarang Petrus memberi nasihat
bagi wanita dan kaum muda dalam Surat
Petrus. Karena ini kebaktiannya bersifat umum sebanyak
lima kali, jadi TUHAN juga berFirman
kepada wanita dan kaum muda. Setelah Petrus
mengalami sendiri pertolongan TUHAN, dia memberi nasehat kepada:
- Wanita.
Wanita
harus tunduk kepada suami. Seperti Sarah tunduk kepada Abraham.
1
Petrus 3: 5,
6,
5.
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya
kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
6.
sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan
kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut
akan ancaman.
Ay 5 =>
‘perempuan-perempuan yang menaruh
pengharapannya kepada Allah’ =>
perempuan yang mengangkat tangannya kepada TUHAN.
Sarah
tunduk kepada Abraham dan
untuk ini ia
harus mengorbankan pikirannya dan
perasaannya. Sarah diberikan kepada laki-laki lain sebanyak dua
kali. Kalau wanita baik-baik diberikan kepada laki-laki lain,
mungkin berkata => ‘lebih baik aku mati’, tetapi untuk
menolong suaminya,
Sarah tetap tunduk. Sarah yang mempunyai
kelemahan secara permanen
yaitu mandul dan mati haid (ini sudah tidak mungkin lagi), karena
Sarah tunduk maka pintu rahim Sarah dibuka oleh TUHAN, artinya:
- Pintu-pintu
di dunia akan terbuka. Kalau istri-istri, ibu-ibu, ibu gembala
tunduk kepada suami seperti tunduk kepada TUHAN (‘terserah
Engkau TUHAN’), maka pintu-pintu akan terbuka.
- Sampai
pintu surga juga terbuka.
- Suami
dimenangkan (Abraham dimenangkan).
- Kaum
muda.
1
Petrus 5: 5,
6,
5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan TUHAN yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kaum
muda jangan sombong (terlalu sombong), masih minta uang spp,
malah melawan orang tua dan
berkata ‘orang tuaku ini tidak
sekolah’ Inilah kesombongan! Setiap kebaktian kaum
muda,
diakhir doa saya selalu mendoakan kepada orang tua kami, ini juga
termasuk orang tua saya, kepada orang tua kami TUHAN, kami belum
dapat
membalas apa-apa, TUHAN balaskanlah berkat kepada mereka dan
selamatkanlah mereka semuanya’ Saya sudah berbuat untuk orang
tua, tetapi saya merasa itu semuanya tidak cukup. Kaum muda jangan
sombong, tetapi rendahkanlah diri.
Tidak jarang kaum muda
yang direndahkan (gagal, hancur)! Sekarang
ini kalau ada kaum muda yang gagal,
hancur, TUHAN hanya rindu agar
kaum muda mengulurkan tangan kepada Dia.
Tunduk kepada TUHAN dan tunduk kepada orang
tua, maka TUHAN akan mengangkat kita:
- Mengangkat
kita dari kegagalan menjadi berhasil dan indah pada waktu Nya.
- Sampai
satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, semuanya,
baik pria, wanita, kaum muda akan diubahkan menjadi sama dengan
Dia dan diangkat di awan-awan yang permai bersama dengan Dia untuk
selama-lamanya.
Ini
ada bagiannya sendiri-sendiri:
- gembala/suami mungkin seperti Abraham yang harus mengorbankan perasaannya.
Korban apa saja lakukanlah kalau untuk TUHAN, sebab ada Jehova
Jireh. Mungkin juga seperti Musa yang harus mengorbankan pikirannya.
Lakukan saja, maka laut akan terbelah, sebab ada Tangan
belas kasih dan kuasa yang tidak berubah baik dulu, sekarang bahkan
selamanya.
- Istri-istri
tunduklah. Kalau rumah tangga seperti mandul, mati haid (hancur),
tunduklah kepada TUHAN dan kepada suami. Mungkin ibu-ibu gembala
melihat pelayanan suami merosot, tunduklah (angkat dua tangan), biar
TUHAN yang memulihkan semuanya.
- Demkian
juga anak muda akan ditinggikan sehingga menjadi berhasil dan indah.
Sampai dengan TUHAN datang,
nanti semuanya akan terangkat di awan-awan dan kita bersama dengan
Dia untuk selama-lamanya. Semoga ini dapat
menjadi berkat bagi kita semuanya.
Mungkin
saudara sudah melihat => ‘orang lain sudah ditolong oleh TUHAN’,
sekarang ini siapa tahu giliran kita untuk
ditolong oleh TUHAN. Sebab orang yang tenggelam itu tidak dapat
ditunda waktunya, pertolongan harus tepat waktu. Kalau sekarang
ini kita tidak ditolong, habis kita semuanya. Kita berdoa kepada
TUHAN, supaya TUHAN menolong kita semuanya.
TUHAN
memberkati. 1