Kita
masih berada dalam kitab Wahyu 1: 10-12.
Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Rasul
Yohanes mengalami sengsara daging di pulau
Patmos, sehingga dapat mendengar dan
melihat suara sangkakala yang nyaring, yang
menjadi dua wujud yang nyata yaitu
- Wujud
tujuh kaki dian emas = gereja
TUHAN yang sempurna dan
- Wujud
Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja dan Mempelai
Laki-laki
Surga
(Wahyu 1: 13-32).
Dalam
Wahyu 1: 9, rasul
Yohanes mengalami sengsara daging sehingga, rasul
Yohanes masuk dalam persekutuan yang benar. Nanti di Wahyu 1: 17,
karena rasul Yohanes mengalami sengsara
daging, maka rasul Yohanes dapat
tersungkur menyembah TUHAN. Jadi sengsara yang diijinkan oleh TUHAN,
bukan untuk menghancurkan kita, tetapi supaya terjadi
peningkatan-peningkatan rohani. Dalam sengsara daging rasul
Yohanes mengalami peningkatan rohani yaitu, ia
mulai dapat masuk persekutuan yang benar,
dapat mendengar dan melihat suara
sangkakala yang nyaring, dan nanti dapat
tersungkur dihadapan TUHAN.
Demikian
juga kita, jika kita beribadah dan melayani TUHAN dengan tanda salib
/sengsara daging/tanda darah (bukan yang hura-hura, enak-enak), maka
kita dapat mendengar dan melihat suara
sangkakala yang nyaring.
Suara sangkakala yang nyaring yaitu
Firman penggembalaan yang mengandung bobot
Firman pengajaran yang benar, yang keras,
yang tajam (bukan yang ‘guyonan’ dll) yang diulang-ulang,
sehingga sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita,
sampai menjadi wujud tujuh kaki dian dari emas/gereja TUHAN yang
sempurna/Mempelai Wanita
TUHAN yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan
permai.
Kaki
dian emas itu harus bercahaya. Jadi tugas dari Mempelai
Wanita Surga/
gereja TUHAN yang sempurna adalah bersaksi dan mengundang
(bercahaya).
Wahyu
22: 17,
Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan
barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang
mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Ay
17 => “
Roh“ => Pengantin
Laki-laki = YESUS sebagai Kepala.
“
pengantin
perempuan” => istri = kita sebagai tubuh.
"Marilah!"
=> mengundang.
Tugas
terakhir dari gereja TUHAN yang merupakan kepercayaan TUHAN yaitu
mengundang umat TUHAN untuk masuk perjamuan kawin Anak
Domba. Jadi kepercayaan TUHAN itu bukan
semau kita sendiri.
Perjamuan kawin Anak
Domba adalah pertemuan
antara YESUS sebagai Mempelai Pria
dengan kita sebagai Mempelai Wanita
di awan-awan permai. Dalam ibadah sebelumnya sudah dipelajari, dengan
apa kita mengundang? dengan Kabar Mempelai
(Firman pengajaran). Siapa yang diundang?
orang yang letih lesu, berbeban berat dan orang yang haus = jatuh
dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin
mengawinkan) seperti perempuan Samaria.
Sekarang kita masih
belajar tentang sikap terhadap undangan.
Matius
22: 1-3,
1.
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2.
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan
perjamuan kawin untuk anaknya.
3.Ia
menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
Dalam
Matius 22: 1-2, ini tentang perjamuan kawin anak raja yang
menubuatkan tentang perjamuan kawin anak domba/pesta nikah anak domba
(Wahyu 19: 9).
Bagaimanakah
sikap terhadap undangan:
- Sikap
yang pertama: ‘tidak mau datang’ (Matius
22: 3) = menolak
undangan = menolak Kabar
Mempelai
= menolak Firman
pengajaran yang benar (menolak Firman
yang menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna, sehingga layak
untuk masuk perjamuan kawin).
Ini sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.
- Matius
22: 4-8,
4.
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada
orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah
kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah
disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin
ini.
5.
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang
pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
6.
dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan
membunuhnya.
7.
Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk
membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
8.
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah
tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk
itu.
Sikap kedua adalah ‘tidak
layak untuk datang’.
Kita ingat! lembu, kambing, domba
(ternak) itu dulu untuk korban pendamaian (korban menghapus
dosa-dosa). Pada zaman Israel, orang yang berdosa datang dengan
membawa lembu, kambing, domba, lalu disembelih, kemudian dagingnya
dibakar di medzbah bakaran untuk mendapatkan pengampunan dosa.
Sekarang kita tidak perlu lagi membawa lembu, kambing, domba, sebab
semua korban pendamaian sudah digenapkan oleh Korban
Kristus. Lembu yang disembelih menunjukkan gambaran dari Korban
Kristus. Jadi sikap tidak layak untuk datang (menolak hidangannya)
artinya tidak
mengindahkan Korban
Kristus =
menolak Korban
Kristus =
menolak salib
Kristus.
Kita
harus berhati-hati dan jangan berkata => ‘kasihan orang diluar
TUHAN’, justru sekarang yang banyak menolak Korban
Kristus adalah hamba TUHAN sendiri => ‘jangan salib-salib nanti
orang tidak mau masuk gereja, yang senang-senang saja di
gereja’.
Matius
16: 21-23,
21.
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari
pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga.
22.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya:
"TUHAN, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau."
23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
Ay 21 =>
“menanggung banyak penderitaan”
=> menderita inilah salib.
“lalu
dibunuh” => disalibkan.
Ay 22 =>
“Tetapi Petrus menarik YESUS ke samping dan
menegor Dia” => begitu YESUS
memberitakan tentang salib, Petrus hamba TUHAN yang hebat menolak
salib. Ini maksudnya bukan untuk membela YESUS, kalau YESUS
disalibkan, maka dia sebagai muridnya jangan-jangan nanti akan
di
salibkan juga.
Ay 23 => “sebab
engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia." => ini
pikiran daging, semuanya mau yang enak-enak saja.
Contoh
pikiran daging:
- Kerja
mau yang enak, akhirnya korupsi.
- Berdagang
mau yang enak, akhirnya jual barang palsu dibilang asli. Pikiran
daging ini anti salib.
Dalam
Matius 16: 21-23, Petrus ini sebagai hamba TUHAN yang senior (paling
tua), hamba TUHAN yang hebat karena bisa berjalan diatas air yang
bergelombang sekalipun hanya
beberapa saat (mengalami mujizat-mujizat), tetapi Petrus menolak
Korban
Kristus/salib Kritus, karena menggunakan pikiran daging. Ada
beberapa kesaksian: disini atau di Malang dan juga kesaksian malam
tahun baru dari seorang mahasiswa
kedokteran
di Medan => ‘besok ada ujian, tetapi malam ini saya harus
ke gereja, waktu untuk belajar akan
tersita, sedangkan teman-teman semuanya sudah belajar’. Inilah
pikiran salib, untungnya dia => ‘saya harus mendahulukan
ibadah, sambil berdoa kepada TUHAN dan belajar’.
Besok paginya justru nilainya masuk lima
besar. Pikiran daging ini hanya
untuk menakut-nakuti
saja => ‘kalau kamu bekerja jujur, jual barang asli sungguhan,
sedangkan sainganmu itu jual barang palsu semuanya, nanti kalah
kamu’ ‘kalau tidak menyontek, sedangkan semuanya menyontek,
nanti kamu habis’. Semoga kita dapat
mengerti.
Cerita tentang Petrus
ini memberikan awasan dan kewaspadaan
kepada kita: Petrus yang senior, hebat dapat
menolak salib, karena pikiran daging, apalagi saya? Oleh sebab itu
kita harus ekstra hati-hati.
Filipi
3: 17-19,
17.
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang
hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
18.
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup
sebagai seteru salib Kristus.
19.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, TUHAN mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata
tertuju kepada perkara duniawi.
Ay
18 => “yang kunyatakan pula sekarang
sambil menangis” => rasul
Paulus menyatakan sambil menangis. Rasul Paulus menangis bukan
karena tidak memiliki beras, tidak punya jemaat dll, bukan! tetapi
karena banyak orang yang menjadi seteru salib Kristus.
Ay 19 =>
“pikiran mereka semata-mata tertuju kepada
perkara duniawi” => pikiran daging yang
tertuju kepada dunia terus.
Saya tidak menggunakan istilah
‘orang’, supaya kita lebih berwaspada. Banyak
hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang menjadi seteru salib
Kristus (menolak salib Kristus) artinya
- Tidak
mau sengsara daging bersama YESUS.
Contohnya: ibadah
mencari yang enak-enak bagi daging, ibadah seperti masuk toko,
mencari yang jamnya enak, akhirnya tidak mau tergembala.
- Mengikut
dan melayani YESUS hanya untuk mencari perkara jasmani saja
= menjadikan YESUS
sebagai raja dunia. Inilah yang
berbahaya, sekarang di gereja yang
diajarkan hanya
berkat yang jasmani => kita mengikut YESUS, nanti diberkati.
Kalau mengikut dan melayani YESUS untuk mencari berkat yang
jasmani, orang yang kaya tidak akan mau. Dulu mertua saya
mengatakan: ada orang yang kaya, bahkan sampai hari ini
keturunannya tetap kaya, tidak ada hutangnya dan saya tahu sendiri,
justru bank yang
berhutang
kepada orang ini. Kalau diblokir saja tidak apa-apa selama
bertahun-tahun, uangnya tidak diambil-ambil, inilah bank yang
berhutang
kepada orang ini. Orang tua ini mengatakan => kalau saya ke
gereja mencari
berkat, duit, saya nomor satu yang tidak mau, uang saya sudah
banyak, untuk
apa?
Kita mendapatkan berkat secara jasmani memang baik, tetapi
dalam arti yang lebih mendalam, kalau kita ke gereja hanya mencari
berkat yang jasmani, ini berarti menjadikan YESUS Raja
dunia, bukan Raja segala raja.
Inilah taktiknya setan. Sebenarnya YESUS itu Raja segala raja
yang akan datang di awan-awan permai dan kita harus menjunjung
tinggi YESUS sebagai Raja segala raja,
Mempelai
Pria
Surga
di awan-awan (kita harus menyambut YESUS diawan-awan). Jadi setan
merubah arah dengan menjadikan YESUS sebagai Raja
dunia => datang kesana nanti diberkati dll.
Yohanes
6: 15,
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa
Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke
gunung, seorang diri.
Ay 15
=> “hendak membawa Dia dengan paksa
untuk menjadikan Dia raja” => ini
cerita tentang, lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima
ribu orang, sisanya dua belas bakul. Lalu ada pikiran daging yang
keluar => kalau rajanya seperti ini,
maka negaranya
akan makmur dan
betapa enaknya. Orang Kristen seperti ini juga, mau menjadikan
YESUS Raja
dunia.
“Ia menyingkir pula ke
gunung, seorang diri” => YESUS tidak
mau dijadikan raja dunia dengan paksa.
Kalau YESUS dijadikan
raja dunia, bukan Raja segala raja,
berarti kita tidak
akan pernah menjadi sempurna dan tidak akan terangkat diawan-awan
permai. Yang terangkat di awan-awan permai adalah orang yang sudah
sempurna. Kalau yang dipikirkan perkara jasmani saja, sedangkan
dosa-dosa dibiarkan saja, maka kita tidak akan pernah menjadi
sempurna. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
yang sangat berbahaya, sebab sudah
diberikan contoh Petrus yang senior
(berpengalaman), yang hebat dapat
terkena pikiran/logika daging, sehingga menolak salib. Contoh
lainnya: tidak mau berpuasa => nasi masih
enak di rumah, tidak mau doa semalam suntuk => kasur masih empuk,
doa puasa diubah => boleh minum, jamnya diperpendek dll. Inilah
tidak mau salib. Semoga kita dapat
mengerti.
Akibat
menolak salib adalah
- Menjadi
batu sandungan (‘Engkau
suatu batu sandungan bagi-Ku’),
artinya
- Menjadi
sandungan bagi orang lain, sehingga orang
lain tidak mau datang kepada TUHAN (terutama kepada Firman
pengajaran) => percuma saja, dia sebagai orang Kristen, hamba
TUHAN, pelayan TUHAN juga sama,
mengapa
saya harus
datang ke gereja?
- Gampang
tersandung dan gampang tersinggung =>
sedikit-sedikit, aku berhenti melayani, tidak enak disini. Jika
gampang tersandung dan tersinggung, maka akan meninggalkan
pelayanan (meninggalkan TUHAN). Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
sudah menjadi batu sandungan (dosa batu sandungan), ini seperti
leher diikatkan batu kilangan. Inilah akibat yang berakibat. Matius
18: 6 ini judulnya adalah ‘menyesatkan’ = menjadi batu
sandungan.
Matius
18: 6,
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak
kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah
batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke
dalam laut.
Kalau kita jatuh
dalam dosa sandungan, maka leher diikat dengan batu kilangan dan
ditenggelamkan kedalam laut. Leher ini menunjuk doa penyembahan.
Hubungan kepala dengan tubuh yang paling dekat adalah leher. Kepala
= YESUS, tubuh = kita.
Leher diikat
dengan batu kilangan dan ditenggelamkan kedalam laut artinya
- Tidak
dapat
menyembah TUHAN = kerohaniannya
menjadi kering = tidak ada kepuasan,
sehingga banyak bersungut, mengomel, mengggosip dll. Inilah gejala
dosa sandungan (menjadi batu sandungan bagi orang lain). Kita
harus berhati-hati, kita sering berkata-kata, tahu-tahu ada orang
yang tidak mau masuk gereja. Dosa sandungan ini dapat
lewat perkataan dan lewat perbuatan. Terlebih lagi jika ada
jiwa-jiwa yang baru, kita harus tetap berhati-hati, supaya jangan
menjadi dosa sandungan.
- Tidak
indah hidupnya. Sekalipun ada orang yang
cantik, kalau kalungnya terbuat
dari batu kilangan, maka tidak indah
lagi.
- Tenggelam
kedalam lautan = binasa untuk selamanya.
- TUHAN
mengatakan
kepada Petrus "Enyahlah
Iblis”
= menjadi
sama dengan setan/iblis.
Ini termasuk orang yang menjadikan
YESUS sebagai raja
dunia, akan menjadi sama dengan setan.
Kalau kita di gereja hanya
diajarkan tentang
berkat yang jasmani, (maaf) ini akan menjadikan kita seperti
setan. Kalau kita diajarkan tentang penyucian (harus disucikan),
itu akan menjadikan kita menjadi
sama seperti TUHAN. Kalau kita sebagai
orang Kristen, mengikut YESUS hanya mencari berkat jasmani =
menjadikan YESUS sebagai raja
dunia = setan/iblis seperti Petrus.
Matius
4: 8,
9,
8.
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya,
9.
dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku."
Ay
9 => Kalau Engkau
mau menjadi raja
dunia, sujudlah menyembah setan.
Jadi setan itu mau
menjadikan YESUS sebagai raja
dunia, bukan Raja segala raja.
YESUS dinaikkan ke gunung untuk melihat dunia, bukan melihat
keatas => ‘itu lihat yang dibawah , bagus kan, kalau Kamu mau
menjadi raja dunia sembahlah aku’ Yang benar,
kita harus melihat keatas (nanti YESUS
menjadi Raja segala raja).
Kita bukannya tidak boleh menerima berkat yang jasmani, tetapi itu
hanya sebagai tambahan saja. Yang benar adalah kita ke gereja
untuk mencari keselamatan sampai dengan kesempurnaan, memang dalam
ibadah ada kemurahan TUHAN untuk memberkati kita. Jadi fokusnya
bukanlah berkat jasmani, tetapi kesempurnaan. Itulah menjadikan
YESUS sebagai Raja segala raja.
Semoga kita dapat mengerti.
Sikap
yang benar terhadap undangan adalah menerima salib Kristus =
menerima korban Kristus. Sekarang ini kita
tidak boleh ragu-ragu terhadap salib Kristus. Kalau dalam ibadah kita
merasa berat dan mengalami sesuatu dalam ibadah (mengalami sengsara
daging), itu sudah benar. Dibalik salib itu ada Roh Kemuliaan (Roh
Kudus dicurahkan ditengah kita).
Yohanes
16: 7,
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu.
Ay
7 => “
jika Aku pergi” => jika YESUS pergi..
“
Penghibur”
=> Roh Kudus.
Dalam
Yohanes 16: 7, “
YESUS pergi”
artinya YESUS mati di
kayu salib, bangkit dan naik ke surga untuk mencurahkan Roh Kudus
atas kehidupan kita. Roh Kudus itu penting bagi kita!
Sebab
tanpa Roh Kudus, sehebat apapun manusia daging itu
hanya seperti:
- Yatim
piatu (“Aku tidak
akan meninggalkan kamu seperti yatim piatu”).
Yatim piatu artinya
tidak ada sandaran, tidak ada kekuatan, tidak berdaya
apa-apa.
- Tongkat
yang mati. Tongkat itu tidak ada akarnya,
kayu kecil yang sudah mati dan tidak dapat
bertunas lagi. Dulu waktu umat Israel bersungut-sungut, Korah minta
jabatan (kenaikan pangkat), lalu TUHAN ber-Firman
?”kumpulkanlah tongkat, 12 suku,
masing-masing satu tongkat dan berikan nama”.
Tongkat dari
suku Lewi diberi nama Harun, lalu tongkat itu diletakkan dihadapan
tabut perjanjian selama satu malam. Sesudah itu tongkat Harun
bertunas, berbunga dan berbuah-buah
badam. Itulah kekuatan Roh Kudus, tongkat yang mati dapat
bertunas, berbunga dan berbuah. Jika tanpa Roh Kudus, sehebat apapun
manusia daging hanya seperti tongkat mati yang tidak ada artinya,
lama-lama akan lapuk, rapuh, hancur dan binasa.
Itulah
yang terjadi jika tanpa salib. Tanpa salib = tanpa Roh Kudus. Jika
YESUS tidak disalibkan, maka tidak akan ada
Roh Kudus. Jika kita menerima salib Kristus, maka kita akan menerima
pencurahan Roh Kudus yang menjadi kekuatan ekstra bagi kita dan
menjadi segala-galanya untuk menolong manusia daging. Semoga kita
dapat mengerti.
Dalam
ibadah yang lalu, kita menerima undangan harus lewat Kabar
Mempelai (pengajaran), diluar pengajaran
kita tidak akan bisa. Kita menerima undangan terlebih dahulu, baru
setelah itu kita dapat mengundang yang
lainnya. Sekarang kita menerima undangan perjamuan kawin Anak
Domba, harus lewat salib. Jika tidak ada
salib, kita tidak akan sampai di awan-awan. Kalau YESUS tidak
disalibkan, YESUS tidak dapat sampai
diawan-awan (YESUS harus disalibkan dulu sampai mati, setelah itu
baru sampai di awan-awan). Banyak orang yang takut kalau dagingnya
disalib! Jika dagingnya mau disalibkan, maka Roh Kudus memberikan
kekuatan yang besar bagi kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Bagaimana
praktek menerima salib Kristus:
- Keluaran
15: 23-25,
23.
Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang
di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang
tempat itu Mara.
24.
Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka:
"Apakah yang akan kami minum?"
25.
Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya
sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba
mereka,
Ay 23 => mereka
berjalan di padang gurun yang tidak ada airnya, setelah tiba di Mara
mereka mendapatkan air, begitu diminum,
airnya terasa pahit.
Inilah keadaan manusia daging yang memiliki
banyak kepahitan-kepahitan, sehingga
memerlukan Roh Kudus (memerlukan salib). Kalau bicara tentang Roh
Kudus, itu berarti bicara tentang salib juga. Sebab tidak ada Roh
Kudus tanpa salib. Jika tanpa salib, itu berarti roh daging,
bukanlah Roh Kudus!
Ay 25 => “sepotong
kayu” => kayu/tongkat itulah salib.
TUHAN menunjukkan sepotong kayu/tongkat. Kayu yang mati dan tidak
ada akarnya ini disebut juga tongkat. TUHAN menunjukkan sepotong
tongkat (TUHAN menunjukkan salib) untuk dilihat. Oleh sebab itu kita
harus melihat salib.
Praktek pertama dari
menerima salib adalah
memandang
salib.
Buktinya
memandang salib (tidak memandang daging) adalah
- Tidak
bersungut-sungut saat menghadapi kepahitan. Tadi dari tidak ada air
mereka bersungut-sungut, setelah mendapatkan air tetapi rasanya
pahit, mereka masih bersungut-sungut/mengomel, bahkan hendak
melempari Musa dengan batu.
Contohnya:
- Mungkin
dulu suami
mendapatkan banyak uang dan kita menjadi senang, tetapi sekarang
diijinkan TUHAN di phk
dan tidak dapat uang (mengalami kepahitan), dalam keadaan seperti
ini kita jangan bersungut-sungut. Kalau bersungut-sungut akan
terjadi pertengkaran-pertengkaran. Mari kita pandang salib TUHAN
saja!
- Saat
kita diijinkan sakit kita jangan bersungut-sungut dan jangan
saling menyalahkan.
- Tidak
saling menyalahkan/tidak salib menuduh/tidak saling menghakimi saat
menghadapi kepahitan hidup.
- Tidak
berdusta saat menghadapi kepahitan hidup.
Saat
memandang salib, maka kita selalu mengucap syukur kepada TUHAN.
Biarpun ada kepahitan yang sedang kita hadapi, kita akan selalu
mengucap syukur kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Saat kita menghadapi
kepahitan (ditest
oleh TUHAN dan dibawa ke Mara) baik dalam bidang ekonomi, rumah
tangga dll, tetapi kalau kita dapat
memandang salib, maka kita akan selalu mengucap syukur => terima
kasih TUHAN ‘Haleluya’, saya bersyukur TUHAN, kuatkan saya
TUHAN, tolong saya TUHAN. Hasilnya adalah
kita akan menerima Roh Kudus (Roh Penghibur) yang mampu mengubahkan
semua yang pahit menjadi manis, semuanya menjadi manis dan indah
pada waktu Nya (nikah, ekonomi dan semuanya menjadi manis). Roh
Kudus itu tidak terbatas oleh apapun. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya sangat kasihan,
kalau melihat remaja dan kaum muda yang sudah banyak menangis di
dalam hidupnya. Mari kaum muda yang sudah
pahit, getir hidupnya, pandanglah salib. Jangan bersungut-sungut,
tetapi harus mengucap syukur dan menyembah TUHAN sampai Roh Kudus
menjadikan manis.
- Keluaran
14: 16, 21
16.
Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut
dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari
tengah-tengah laut di tempat kering.
21.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman
itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang
keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air
itu.
Ay 16 => “angkatlah
tongkatmu” => tongkat menunjuk salib.
Mengangkat tongkat = mengangkat salib.
Ay 21 => “angin
timur” => Roh Kudus. Kalau ada salib,
maka ada Roh Kudus yang dapat
membelah lautan.
Dalam Keluaran 14: 16, 21, Musa menghadapi
laut
Kolsom didepan dan dibelakang ada firaun,
ke kiri dan kanan juga tidak
bisa = terjepit dan mati. Begitu Musa mengangkat tongkat, angin
timur datang untuk membelah
air laut.
Praktek kedua:
mengangkat
salib/meninggikan salib/menghargai salib saat menghadapi jalan buntu
atau kemustahilan.
Posisi Israel dalam keadaan jalan
buntu, ke depan ada laut, ke belakang ada firaun,
kiri kanan tidak bisa, ini berarti menghadapi
kemustahilan dalam hidup.
Saat
firaun
datang:
- semuanya
pasti mati,
- masuk
ke laut juga mati semuanya (tidak mungkin menyeberangi lautan).
Kita jangan malah membuang salib! Ini seperti saat Musa melemparkan
tongkatnya dan menjadi ular. Kalau kita tidak mau salib, maka
menjadi ular (menjadi setan). Semoga kita dapat
mengerti.
Bukti
menghargai salib/mengangkat salib adalah
mengulurkan tangan kepada TUHAN = menyerah sepenuhnya kepada TUHAN
(“angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah
tanganmu ke atas laut”), tidak mengadalkan
kepada yang lainnya. Musa mengangkat tangan ini sudah ada resikonya.
Bangsa Israel yang berjumlah satu juta orang lebih ini berada dalam
ketakutan, ke depan ada laut, sedangkan firaun
dibelakang sudah bertambah dekat. Apa yang dilakukan Musa
(pemimpinnya)? Kalau Musa menyuruh menebang pohon, mencari sesuatu
dll => ini ada usahanya. Tahu-tahu Musa hanya
mengangkat tongkat dan mengulurkan tangan, mungkin reaksi dari
bangsa Israel waktu itu => hanya
begitu saja. Kalau waktu itu reaksi dari
bangsa Israel mengamuk dan melempari Musa
dengan batu, akhirnya Musa mati,
maka seluruh
bangsa Israel juga akan
mati semuanya. Seringkali kita meremehkan
dan mau mengandalkan kekuatan sendiri.
Mari kita banyak menyerah sepenuh kepada TUHAN dihari-hari
ini. Apalagi sudah jelas-jelas, kita menghadapi jalan buntu,
kemustahilan, kita mau bagaimana lagi? Kita harus banyak menyerah
kepada TUHAN.
Kalau kita mengulurkan tangan kepada TUHAN
(menyerah sepenuhnya kepada TUHAN), hasilnya
adalah angin timur berhembus membelah
lautan,
artinya Roh Kudus (Roh Penolong) mampu:
- Menghapus
segala kemustahilan.
- Memberikan
jalan keluar dari segala masalah = jalan ditengah lautan. Kalau
Musa waktu itu mengatakan
=> kita buat jembatan penyeberangan, semuanya sudah mati
terlebih dahulu, membangun jembatan penyeberangan di lautan
bertahun-tahun tidak akan selesai-selesai. Kalau Roh Kudus bekerja,
saat itu juga pasti selesai (tepat pada waktu Nya). Semoga kita
dapat mengerti.
- Kalau
Israel dapat
menyeberangi lautan, maka kegerakan menuju Kanaan tidak akan
terhenti, ini artinya
Roh Kudus mampu memakai setiap kehidupan kita dalam kegerakan Roh
Kudus hujan akhir sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus. Kalau
hanya
manusia daging tidak akan mampu melayani kegerakan Roh Kudus hujan
akhir (pembangunan tubuh Kristus) => maaf saudaraku, sekarang
ini kita mengumpulkan orang sebanyak
ini saja,
mana bisa? Kalau hanya
mengandalkan kekuatan daging saya, mana bisa? Di
telepon,
malah tidak datang. Yang lupa ditelepon, malah datang. Yang
dipastikan supaya datang => ‘saya pasti datang oom’,
ini malah tidak datang (tidak ada kepastiannya). Yang tidak
dikira-kira, cuma namanya disebut-sebut saja, malah datang. Ini
baru mendatangkan orang sekian. Apalagi dalam pembangunan Tubuh
Kristus, bagaimana? Jadi ini semua hanya kekuatan Roh Kudus. Kita
semuanya dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus. Dalam pembangunan Tubuh
Kristus,
posisi kita seperti anak kecil yang memiliki lima
roti dan dua
ikan yang menghadapi lima
ribu orang. Contohnya:
zangkoor tampil dimanapun juga, menghadapi banyak orang, saya
berkhotbah
juga menghadapi banyak orang. Roh Kuduslah yang menolong kita
semuanya, sesuai dengan karunia Roh Kudus yang diberikan oleh Roh
Kudus. Karunia Roh Kudus adalah
kemampuan ajaib dari Roh Kudus.
Kita
mengulurkan tangan kepada TUHAN, ini berarti kita tidak bisa
apa-apa, kita tidak mampu apa-apa => ‘terserah Engkau TUHAN’
dan biarlah Roh Kudus yang membelah lautan.
- 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Praktek
ketiga: memikul
salib
artinya rela sengara daging bersama
YESUS = sengsara daging tanpa dosa. Contohnya:
- Senin
sampai dengan Sabtu masuk kerja, badan capek, Minggu hari libur
malah datang beribadah ke gereja. Inilah sengsara daging karena
YESUS (langsung memikul salib).
- Kita
difitnah, tidak salah tetapi disalahkan. Seperti YESUS yang tidak
salah, tetapi malah diludahi dll. Yang penting kita tidak berbuat
dosa, kita tidak mengajarkan yang sesat. Kalau hanya dituduh, tidak
apa-apa. Dulu YESUS juga dituduh sebagai penyesat.
- Mungkin
dalam bentuk berpuasa. Minggu depan kita berpuasa, hari Selasa di
Malang dan hari Rabu di Surabaya. Ini maraton, minggu yang lalu,
hari selasa doa semalam di Malang dan hari Rabu doa malam di
Surabaya. Nasi masih enak, tetapi
kita berpuasa, inilah namanya memikul
salib. Saya bekerja, kuliah, tetapi harus berpuasa, kalau
digerakkan TUHAN itulah memikul salib. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika
kita memikul salib, hasilnya
adalah Roh Kudus (Roh Kemuliaan) dicurahkan untuk mengadakan:
- Mujizat
terbesar =
mujizat
secara rohani yaitu terjadi
pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani
seperti YESUS. Mujizat terbesar ini tidak dapat
ditiru oleh setan. Kalau setan dapat
bertobat, sudah duluan bertobat, sebab setan tahu bagaimana neraka
itu. Karena setan tidak memiliki
tubuh, maka setan tidak dapat
bertobat. Sedangkan kita yang memiliki tubuh, masih dapat
diubahkan. Oleh sebab itu YESUS datang ke dunia dalam bentuk Daging
/Tubuh
untuk memberikan contoh suatu keubahan, YESUS mati, bangkit dalam
Tubuh
kemuliaan, setelah itu IA
terangkat naik ke surga.
Kalau
bagi kita ada dua yaitu ada yang mati dan
ada yang masih hidup sampai TUHAN YESUS datang ke dua kali. Mati
dan hidup tidaklah penting. Yang penting
adalah selama hidup kita harus selalu
diubahkan. Yang sudah mati, nanti akan dibangkitkan seperti YESUS
dalam tubuh kemuliaan. Kalau hidup terus sampai TUHAN YESUS datang
kembali, akan diubahkan dalam sekejap mata dan menjadi seperti
TUHAN. Kalau kita mau berubah, kita harus memikul salib, supaya Roh
Kemuliaan dicurahkan untuk mengadakan mujizat rohani.
Apa
saja yang dibaharui?
1
Petrus 4: 15,
Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh
atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
Yang
harus dibaharui adalah
- Pembunuh
= kebencian, diubahkan menjadi kasih, sehingga dapat
saling mengasihi.
- Penjahat
= perbuatan jahat, diubahkan menjadi perbuatan baik, bahkan bisa
membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Pencuri.
Yudas sebagai rasul,
tetapi ia
menjadi pencuri. Pencuri diubahkan menjadi pemberi. Yang dulu
mencuri milik TUHAN, kembalikanlah milik TUHAN. Yang mencuri milik
sesama, kembalikan milik sesama. Milik sesama yang membutuhkan itu
juga dituntut oleh TUHAN => “ketika Aku lapar, kamu tidak
memberi Aku makan, kapan TUHAN lapar? itu ada orang yang hina,
tetapi kamu tidak memberinya”, itulah mencuri milik sesama yang
TUHAN percayakan kepada kita. Jadi dalam berkat yang kita terima
lewat apapun juga (lewat gaji, orang, perusahaan dll), disitu ada
milik TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus), ada milik sesama yang membutuhkan (yang
TUHAN titipkan kepada kita), baru yang lainnya untuk kebutuhan
kita. Jangan lupa juga untuk kebutuhan ibadah! Mari kita jangan
mencuri. Kalau kita bekerja sama dengan orang, jangan mencuri
milik orang lain (ada haknya orang). Contohnya: ada saham,
tahu-tahu diambil semuanya, jangan! Semoga kita dapat
mengerti.
- Pengacau,
diubahkan menjadi pendamai. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
manusia baru. Kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS sedikit demi sedikit. Kalau kita memikul
salib, rela sengsara daging bersama YESUS, rela mengalami ujian
(percikan darah), maka ada Roh Kemuliaan (Shekinah Glory) yang
mengubahkan kita.
- Selain
mujizat rohani, juga
terjadi mujizat jasmani.
Jadi
dimana ada Roh Kemuliaan, maka mujizat secara jasmani juga
terjadi:
- Keluaran
16: 3, 7,
8,
3.
dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di
tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali
berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa
kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini
dengan kelaparan."
7.
Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah
mendengar sungut-sungutmu kepada-Nya. Sebab, apalah kami ini maka
kamu bersungut-sungut kepada kami?"
8.
Lagi kata Musa: "Jika memang TUHAN yang memberi kamu makan
daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu
pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu
sungut-sungutkan kepada-Nya--apalah kami ini? Bukan kepada kami
sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN."
Ay
3 => “ketika kami duduk menghadapi
kuali berisi daging” => senang makan
daging dll di Mesir.
“dan makan roti
sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini
untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
=> Inilah pandangan daging/pikiran daging => sekalipun di
Mesir dicambuk, tetapi dapat makan dan enak. Sekarang di padang
gurun sudah bebas, tetapi tidak makan (kelaparan).
Ay 7 =>
“Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan
TUHAN” => Inilah Roh Kemuliaan (awan
kemuliaan).
Ay 8 => Akhirnya kemuliaan TUHAN bisa menurunkan
Manna (roti) dari surga dan tiba-tiba
burung puyuh datang, sehingga bangsa
Israel dapat
makan. Inilah mujizat jasmani.
Roh
Kemuliaan dapat
menjadikan yang tidak ada menjadi ada untuk memelihara kehidupan
kita secara ajaib = tidak ada
roti menjadi ada roti, tidak ada daging menjadi ada daging. Kita
jangan ragu-ragu untuk memikul salib, sebab ada Roh Kemuliaan.
- Yohanes
11: 39,
40,
39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "TUHAN, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40.
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau
engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Ay
39 => "TUHAN, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati." =>
inilah pikiran daging. Jadi musuhnya salib (musuhnya Roh Kudus)
yaitu pikiran daging. Kalau memakai logika memang betul =>
‘jangan diangkat batunya (jangan dibuka kuburannya) TUHAN’,
dia sudah mati empat
hari dan menjadi bau semuanya. Kita harus memikul salib dan
mengalami pembaharuan sehingga bukan lagi pikiran daging, melainka
pikiran kita menjadi sama dengan Pikiran
TUHAN (Roh Kudus).
Ay 40 => “Jikalau
engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
=> Roh Kemuliaan (Shekinah Glory).
Roh
Kemuliaan mampu membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama empat
hari:
- Yang
mustahil menjadi tidak mustahil. Kalau 4 hari sudah mati, mau
diapakan lagi?
- Yang
busuk/hancur, semuanya menjadi baik dan indah pada waktu Nya =
masa depan menjadi baik dan indah. Sebab
orang yang sudah
mati empat
hari seperti Lazarus ini =
tidak ada masa depan lagi.
Mungkin
ada kaum muda yang masa
depannya sudah hancur,
seperti orang yang mati selama empat
hari. Kalau Lazarus yang sudah mati empat
hari (hancur), TUHAN dapat
menjadi baik, terlebih
lagi bagi
kita yang masih hidup?
Kita juga
dapat dijadikan baik oleh TUHAN,
asalkan kita sekarang ini
menerima undangan dari TUHAN (menerima salib) =
- pandanglah
salib, ada Roh Penghibur menjadikan yang pahit menjadi manis,
- mengangkat
salib/meninggikan salib (berserah kepada TUHAN), maka Laut Kolsom
akan terbelah (ada jalan keluar dari masalah-masalah) dan ada
pemakaian dari TUHAN,
- pikullah
salib, ada Roh Kemuliaan yang mengadakan pembaharuan/ keubahan
hidup (mujizat rohani) dan juga terjadi mujizat jasmani.
- Jika
YESUS datang kembali ke dua kali terjadi mujizat yang terakhir
yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia, sempurna seperti YESUS,
kita terangkat di awan-awan kemuliaan dan kita bersama dengan Dia
untuk selamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Pelajaran
kita sekarang ini adalah pelajaran tetang
salib, memang tidak enak bagi daging, tetapi di
dalamnya ada Roh Kudus yang mengadakan:
- yang
pahit menjadi manis,
- yang
buntu menjadi terbuka,
- yang
tidak ada menjadi ada,
- yang
busuk/hancur menjadi baik sehingga
semuanya indah pada waktu Nya, bahkan
- sampai
kita menjadi sempurna sama mulia dengan YESUS.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1