Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada dalam kitab Wahyu 1: 10-12.

Wahyu 1: 10-12,
10. Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
12. Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Rasul Yohanes mengalami sengsara daging di pulau Patmos, bukan karena berbuat jahat, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga rasul Yohanes dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring bunyinya, yang menjadi wujud dua hal yaitu (1)Wujud tujuh kaki dian emas dan (2)Wujud Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja dan Mempelai Laki-laki Surga (Wahyu 1: 13-32).

Penekanannya adalah karena sengsara daging karena YESUS, bukan karena kejahatan, sehingga bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring. Ini sekarang juga berlaku bagi kita, jika ibadah pelayanan kita ditandai dengan sengsara daging (tanda salib/tanda darah), maka kita juga dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.

Suara sangkakala yang nyaring yaitu Firman penggembalaan yang mengandung bobot Firman pengajaran yang benar, yang keras, yang tajam, yang disampaikan/ditiup berulang-ulang, sehingga sanggup menyucikan dan mengubahkan kita sampai menjadi wujud gereja TUHAN yang sempurna (Mempelai Wanita Surga yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai). Tujuh kaki dian emas = gereja TUHAN yang sempurna.

Kalau dulu, tujuh kaki dian emas ditengah-tengahnya ada Anak Manusia (Pribadi YESUS). Nanti, Firman penggembalaan yang benar akan menyucikan dan mengubahkan kita sampai menjadi wujud gereja TUHAN yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.

Tugas pelita adalah bercahaya. Tugas dari kaki dian emas (Mempelai Wanita) adalah bersaksi dan mengundang.

Wahyu 22: 17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Ay 17 => “Roh” => YESUS = Mempelai Laki-laki.
pengantin perempuan” => Mempelai Wanita.
"Marilah!" => ini suatu undangan.

Dalam ibadah sebelumnya sudah disebutkan, tugas terakhir dari gereja TUHAN /mempelai wanita yang merupakan kemurahan dan kepercayaan TUHAN adalah mengundang umat TUHAN untuk masuk persekutuan tubuh Kristus yang sempurna = perjamuan kawin Anak Domba. Ada Mempelai Pria (Roh) dan Mempelai Wanita, ini menunjuk perjamuan kawin Anak Domba. Perjamuan kawin Anak Domba yaitu pertemuan kita dengan YESUS di awan-awan yang permai.

Siapa yang diundang untuk masuk perjamuan kawin anak domba?

  • Umat TUHAN yang letih lesu dan berbeban berat karena dosa dan kutukan dosa (“Marilah kepada Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat”).
  • Umat TUHAN yang haus (“barangsiapa yang haus”) ini dalam Wahyu 22: 17. Umat TUHAN yang haus = tidak puas, sehingga mencari kepuasan di dunia ini, sampai jatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Contohnya adalah seperti perempuan Samaria.

Sekarang ini banyak anak TUHAN, hamba TUHAN yang letih lesu berbeban berat (‘loyo”), karena dosa, kutukan dosa, pencobaan. Nabi Yesaya pernah menubuatkan “menjelang kedatangan TUHAN, teruna-teruna letih lesu, jatuh”. Mereka inilah yang harus diundang. Lalu yang lebih parah lagi yaitu seperti perempuan Samaria. Anak TUHAN, gereja TUHAN yang haus, tidak ada kepuasan secara rohani, sehingga mencari kepuasan di dunia dan jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum, kawin mengawinkan, nikah yang hancur seperti perempuan Samaria).

Dengan apa kita mengundang ke perjamuan kawin anak domba? Kita mengundang dengan Kabar Mempelai = cahaya Injil kemuliaan Kristus.

Matius 25: 6, Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Ay 6 => “tengah malam” => ini merupakan waktu yang paling gelap, menunjuk keadaan di akhir jaman (banyak yang letih lesu dan berbeban berat). Coba saudara tidak tidur sampai tengah malam, nanti akan mulai letih lesu, beban berat (gelap) dan seperti perempuan Samaria yang jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa (nikah yang hancur).

Mempelai datang!” => Kabar Mempelai inilah satu-satunya yang dibutuhkan.

Apa yang dimaksud dengan Kabar Mempelai?
2 Korintus 4: 3, 4,
3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Jadi ada injil keselamatan = penginjilan = Kabar Baik (percaya kepada YESUS yang mati di kayu salib dan kita diselamatkan). Itu sudah kita terima. Jika sudah masuk dalam gereja, berarti sudah menerima penginjilan. Sekarang untuk menghadapi kedatangan TUHAN, kita memerlukan Kabar Mempelai = Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua = cahaya injil kemuliaan Kristus. Kabar baik harus ditingkatkan menjadi Kabar Mempelai. Inilah yang dibutuhkan sekarang dan kita harus mengundang.

Penginjilan sudah banyak, setiap hari di televisi, di radio => mari percaya YESUS, bertobat, diselamatkan, ini banyak! Cahaya injil kemuliaan Kristus adalah injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai (bukan lagi seperti bayi) tetapi dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga, untuk menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia (tidak bercacat cela, sama mulia seperti Dia). Jadi injil keselamatan harus ditingkatkan. Ini seperti kalau kita sekolah, sesudah lulus tidak mungkin kita kembali lagi, bukan berarti ini tidak penting, tetapi ijasahnya tetap ditanyakan. Misalnya: kalau setelah lulus SMA mau masuk perguruan tinggi, pasti ditanya ijasah SMA nya dan harus mantap (kalau ijasah SMA nya dianggap tidak penting dan dibuang, tidak akan dapat masuk ke perguruan tinggi).

Demikian juga dengan kita, bukan berarti penginjilan tidak penting, kalau sudah menerima penginjilan, maka penginjilan akan tetap diulang-ulang supaya keselamatan mantap. Sesudah itu baru menanjak/ditingkatkan lagi kepada Kabar Mempelai. Siapa yang diundang? dengan apa kita mengundang? undangannya kemana? ini semuanya sudah jelas, tinggal kita mau atau tidak. Semoga kita dapat mengerti.

Dengan cara apa kita mengundang umat-umat TUHAN untuk masuk perjamuan kawin anak domba? Kita dipercaya oleh TUHAN lewat kunjungan-kunjungan (kebaktian kunjungan/kebaktian persekutuan). Dalam ibadah sebelumnya kita sudah mendengarkan, yang berangkat itu secara langsung mengundang, sedangkan yang tinggal (tidak dapat ikut) harus tetap setia dan semangat, berdoa untuk memberikan kekuatan bagi yang berangkat, tetap menjadi satu tim dan tidak terpecah belah. Mari semuanya sesuai dengan gerakan dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang kita belajar tentang mengundang dalam Matius 22: 1-3, ini merupakan gambaran dari perjamuan kawin Anak Domba.

Matius 22: 1-3,
1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2. "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
3. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.

Ay 1 => ini perumpamaan tentang perjamuan kawin Anak Domba.

Ay 2 => “yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya” => perjamuan kawin anak raja = perjamuan kawin Anak Domba.

Ay 3 => “tetapi orang-orang itu tidak mau datang”? sikap yang tidak benar.

Matius 22: 1-3 ini perumpamaan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya (perjamuan kawin anak raja), ini menubuatkan perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19: 9).

Yang kita pelajari sekarang adalah sikap terhadap undangan (sudah ada undangan). Kita diundang terlebih dahulu, setelah itu baru mengundang yang lain. Kalau kita sendiri belum diundang, bagaimana bisa mengundang? Perhatikanlah udangan!

Salah satu sikap terhadap undangan dalam Matius 22: 1-3 adalah ‘tidak mau datang’. Inilah sikap yang negatif, sudah diundang tetapi tidak mau datang. ‘tidak mau datang’ = menolak undangan = menolak Kabar Mempelai = menolak cahaya injil tentang Kemuliaan Kristus. Karena ini tentang perkawinan/ pernikahan, maka undangannya juga tentang perkawinan (kabar perkawinan).

Kabar Mempelai ini bagaikan cermin Firman ALLAH yang ajaib (cermin ajaib). Kalau kita bercermin, akan kelihatan muka kita jelek (maaf), yang banyak kotoran-kotoran yang nanti akan dibasuh oleh TUHAN dan Wajah TUHAN akan dipantulkan disitu. Inilah keubahan hidup, diri kita yang jelek akan diserap dan yang bagus masuk didalam kita.

2 Korintus 3: 18, Dan kita semua mencerminkan kemuliaan TUHAN dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari TUHAN yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Ay 18 => “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan TUHAN” => cahaya injil kemuliaan TUHAN /Kabar Mempelai (2 Korintus 4: 13).

maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” => kita dibaharui menjadi serupa dengan Wajah YESUS.

dalam kemuliaan yang semakin besar” => semakin bertambah mulia. Yang hina, yang kotor dibuang dan yang mulia masuk.

Cermin di dunia itu tidak ajaib, kalau kita bercermin dengan wajah jelek dan kotor, maka yang kelihatan tetap wajah jelek dan kotor. Kalau cermin Kabar Mempelai ini ajaib, yang jelek bisa menjadi baik, yang kotor bisa menjadi bersih. Begitu kita berkaca (mendengar), maka kita dapat berubah.

Kabar Mempelai adalah cermin kemuliaan TUHAN (cermin ajaib) yang dapat mengubahkan/membaharui kita dari kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar (yang hina, kotor diganti sampai semakin mulia) sampai satu waktu menjadi sama mulia dengan YESUS = kita menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba. Semoga kita dapat mengerti.

Jadi menolak undangan = menolak Kabar Mempelai = menolak pembaharuan.

Mengapa banyak yang menolak undangan? karena ilah zaman ini (keras hati).

2 Korintus 4: 3 , 4,
3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Ay 4 => “yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini” => hati pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini.

Saya sudah bersaksi berulang kali, guru saya pernah mengatakan => “mengapa hamba TUHAN menolak atau tidak mau mendengarkan Kabar Mempelai”? dulu saya kaget, sebab pengalaman saya yang menolak itu bukanlah hamba TUHAN. Saya sudah banyak mendengar kothbah-kothbah hamba TUHAN, saya termasuk aktif waktu masih muda, dimana saja saya mendengarkan Firman, dulu saya pernah menjadi panitia-panitia dan penyanyi-penyanyi datang seperti bapak Ade Manuhutu, Melky Guslow, tetapi begitu saya mendengar Kabar Mempelai, saya merasa berbeda dan saya menjadi bergairah. Saya heran saat guru saya mengatakan => “mengapa hamba TUHAN tidak mau mendengarkan/ menolak Kabar Mempelai?” Pikiran saya waktu itu => mungkin karena mereka itu bodoh dan mungkin tidak sekolah. Ternyata bukan itu penyebabnya, melainkan karena keras hati. Semoga kita dapat mengerti.

Kalau keras hati karena ilah zaman ini, maka:

  1. Tetap mempertahankan dosa, sampai dengan puncaknya dosa. Inilah yang menyebabkan Kabar Mempelai ditolak dan dihina dengan mengatakan bahwa ini adalah kabar yang porno, padahal merupakan kabar penyucian untuk puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan (nikah yang salah). Kalau terus mempertahankan dosa, lama kelamaan, tidak akan kuat dan tidak mau mendengarkan Kabar Mempelai lagi. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Tetap mempertahankan manusia darah daging dengan segala keinginannya, hawa nafsunya. Kabar Mempelai ini merupakan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, kalau mengenai daging pasti sakit. Di tempat lain kalau mendengarkan Firman => saudara hebat, luar biasa, tetapi disini (mendengarkan Kabar Mempelai) => anjing, babi. Sudah datang jauh-jauh, capek-capek lalu dapat anjing dan babi. Itulah ketajaman Firman dan memang sakit bagi daging. Semoga kita dapat mengerti.

Jadi banyak yang tetap mempertahankan dosa dan tetap mempertahankan manusia darah daging sekalipun sudah beribadah. Menjelang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali (akhir zaman), menjelang kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, justru terjadi kekerasan hati. Hati-hati orang yang beribadah, justru mereka itu keras hati! Ini bukan orang yang tidak beribadah, tetapi orang yang beribadah termasuk kami sebagai hamba TUHAN yang melayani ibadah, justru keras hati.

2 Timotius 3: 1-5,
1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2. (1)Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi hamba uang. (3)Mereka akan membual dan (4)menyombongkan diri, (5)mereka akan menjadi pemfitnah, (6)mereka akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak tahu berterima kasih, (8)tidak mempedulikan agama,
3. (9)tidak tahu mengasihi, (10)tidak mau berdamai, (11)suka menjelekkan orang, (12)tidak dapat mengekang diri, (13)garang, (14)tidak suka yang baik,
4. (15)suka mengkhianat, (16)tidak berpikir panjang, (17)berlagak tahu, (18)lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Ay 1 => “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir” => Menjelang kedatangan YESUS ke dua kali, menjelang masuk perjamuan kawin Anak Domba (undangannya sudah tutup dan sudah pelaksanaan).

akan datang masa yang sukar” => yang terjadi adalah akan datang masa yang sukar (sukar ekonomi dll), tetapi yang lebih dari itu adalah sukar untuk diubahkan, terutama orang-orang yang sudah beribadah melayani TUHAN (hamba TUHAN, anak TUHAN). Ini yang bahaya!

Ay 2 => “Manusia akan mencintai dirinya sendiri” => egois. Kalau sudah egois, pasti manusia darah daging yang mempertahankan dosa.

tidak mempedulikan agama” = mencampur aduk agama, mempelajari agama lainnya. Ini sekarang akan terjadi.

Ay 4 => “lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah” => tidak taat = melawan TUHAN.

Jadi kalau sudah mulai egois, nanti ujungnya adalah tidak taat. Egois itu mementingkan diri sendiri (“akuisme”). Jika sudah egois, nanti pasti memberontak dan tidak taat baik di rumah, di gereja dan dimanapun. Misalnya di rumah:

  • Kalau suami egois, maka tidak taat kepada Firman. Firman mengatakan “mengasihi istri”, dia malah kasar kepada istri dan lain-lain.
  • Istri egois, maka tidak taat kepada Firman. Firman mengatakan “istri tunduk”, dia malah melawan suami.
  • Anak egois, maka tidak taat kepada Firman dan juga menjadi tidak taat kepada orang tua.

Jadi mulai dari egois sampai tidak taat kepada Firman, dan ada delapan belas.

Siapakah mereka itu? Ay 5 => mereka menjalankan ibadah, tetapi mereka memungkiri kekuatan ibadah (menolak kekuatan ibadah). Kekuatan ibadah adalah Kabar Mempelai (pengajaran yang benar). Kabar Mempelai ini bukan lah milik satu organisasi atau satu orang saja, tetapi milik kita semuanya, karena ada di dalam alkitab. “lihatlah Mempelai datang”, “perjamuan kawin Anak Domba”, ini ada di dalam alkitab dan milik semua gereja, tinggal mau menerima atau tidak.

Kesimpulannya adalah di akhir zaman banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang beribadah tetapi menolak kekuatan ibadah.

Menolak kekuatan ibadah = menolak pengajaran yang benar (Kabar Mempelai). Istilah lainnya adalah tidak mengutamakan Firman pengajaran yang benar dalam ibadah, tetapi menggembar gemborkan perkara jasmani seperti kemakmuran dan hiburan (berkat jasmani). Gereja hanya diisi oleh kemakmuran dan hiburan yang jasmani.

Tadi disebutkan “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka
= senang.

Jika didalam ibadah tidak mengutamakan Firman pengajaran yang benar, hanya mengutamakan perkara yang jasmani (hiburan, kemakmuran, berkat jasmani), maka hanya sampai di emosi daging (“lahiriah”) dan tidak akan sampai di batin. Sekalipun mereka bisa menangis dan senang, itu hanya emosi daging saja, bukan di hatinya. Jadi ada ibadah lahiriah dan ibadah batiniah. Kalau ibadah lahir batin, itu mengutamakan Firman, sebab Firman-lah yang menjamah sampai ke hati kita. Ibadah yang tidak menampilkan Firman/menolak Firman Misalnya: jangan lama-lama pemberitaan Firmannya, jangan seperti ini, sebab nanti orang akan pulang, hanya hiburan, kemakmuran jasmani, mungkin mendapatkan, tetapi ibadahnya hanyalah secara jasmani (sampai emosi daging saja), tidak pernah menyentuh hati. Semoga kita dapat mengerti.

Jika ibadahnya secara lahiriah (emosi daging) saja, tidak pernah menyentuh hati, akibatnya adalah tidak mengalami pembaharuan dan tetap menjadi manusia darah daging. Salah satu buktinya, di gereja adalah soal uang. Uang merupakan persoalan yang paling kecil (milik TUHAN yang paling kecil), tetapi sudah menjadi masalah yang paling besar di gereja => masalah apa sampai timbul seperti ini? masalah uang. Inilah salah satu bukti ibadah hanya sampai emosi daging (tidak pernah berubah hidupnya).

Dalam ibadah pada waktu yang lalu, kita sudah belajar melayani TUHAN tanpa hak (tanpa upah). Ini memang sakit bagi daging. Misalnya: kemana-mana semuanya membayar sendiri. Kemarin saya juga bersaksi, bahkan dari pemerintah mau memberikan uang sebesar berapa ratus ribu untuk setiap guru sekolah Minggu, tetapi saya menolak => terima kasih, tidak perlu, berikan kepada yang lainnya saja. Jika ada tiga puluh enam guru sekolah Minggu, dapat berapa juta? Sekitar sepuluh juta lebih setiap bulannya. Jadi masalah uang karena kita mengutamakan hati (Firman). Sebab saya takut, kalau sudah diberikan uang (yang jasmani), maka upah rohaninya akan hilang. Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh.

Jadi dalam ibadah kita harus mengutamakan Firman pengajaran, kalau tidak mengutamakan Firman pengajaran, maka kita tidak akan mengalami pembaharuan, tetap menjadi manusia darah daging dengan delapan belas sifat tabiat daging.

Delapan belas itu merupakan cap 666 (dicap oleh antikris). Ini seperti perempuan bungkuk di dalam bait ALLAH selama delapan belas tahun. Perempuan bungkuk ini berada di dalam bait ALLAH dan ini merupakan gambaran hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang berada di dalam bait ALLAH tetapi dicap dengan angka 6.6.6. Ini betapa ironisnya? sudah berada di dalam bait ALLAH, tetapi dicap oleh antikris, sebab dalam ibadahnya tidak mengutamakan Firman. Firman = Pribadi TUHAN. Semoga kita mengerti.

Tadi dalam 2 Timotius 3: 5 “Jauhilah mereka itu!”, bukan “musuhilah mereka itu”. “Jauhilah” artinya jangan bersekutu dengan mereka (jangan berfellowship dalam ibadah). Kalau berteman boleh (teman kerja dsb), mengirim mereka makanan silahkan saja. Ini bukan musuhilah atau tidak bertegur sapa dengan mereka, jangan seperti ini, kita harus tetap baik. Semoga kita dapat mengerti.

Sikap yang benar terhadap undangan adalah menerima undangan = menerima Kabar Mempelai = menerima Firman pengajaran yang benar, sehingga kita mengalami pembaharuan (keubahan hidup) dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS sedikit demi sedikit.

Di bagian atas sudah dijelaskan, Firman pengajaran bagaikan cermin ajaib, kalau kita bercermin apa yang cacat, kotor, buruk akan diubahkan oleh wajah YESUS yang bersih. Jadi kalau kita bercermin, kita melihat wajah sendiri dan melihat wajah YESUS => wajah kita yang kotor dibuang dan wajah yang bersih dari YESUS akan masuk ke dalam diri kita. Begitulah seterusnya dan kita akan semakin diubahkan. Semoga kita dapat mengerti.

Jadi kita diundang terlebih dahulu, setelah kita menerima undangan dan mengalami pembaharuan, baru kita dapat mengundang yang lainnya untuk bisa dibaharui. Kalau kita sendiri tidak berubah dan mengundang yang lain => orang yang diundang sudah datang, kita sendiri malah mengantuk saat mendengarkan Firman, lalu orang yang dari jauh (dari luar negeri) akan berkata, hanya seperti ini saja.

Sekarang kita belajar tentang pembaharuan. Kabar Mempelai membaharui kita dalam tiga tingkatan. Ini seperti tabernakel, Musa naik ke gunung Sinai melihat kerajaan surga (Keluaran 25), lalu TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi itulah kemah suci (tabernakel).

Tiga macam tingkatan pembaharuan oleh Kabar Mempelai:

  1. Pembaharuan di kolam pembasuhan (pada zaman Musa) = baptisan air (sekarang). Ini terjadi di halaman tabernakel. Kerajaan surga yang dilihat oleh Musa ada halamannya, seperti gereja ini juga ada halamannya di luar. Setelah masuk pintu gerbang, lalu di halaman terdapat kolam pembasuhan.

    Roma 6: 2, 4,
    2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
    4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

    Ay 2 => “Bukankah kita telah mati bagi dosa” => bertobat = berhenti berbuat dosa, kembali kepada TUHAN.
    bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” => kalau sudah mati terhadap dosa, tidak boleh berbuat dosa lagi.
    Ay 4 => “demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” => mengalami pembaharuan.

    Syarat baptisan air yang benar adalah bertobat (ay 2) = mati terhadap dosa. Bagi saudara yang mau ikut baptisan air pada tanggal tujuh nanti, mari mendengarkan Firman dan jika Firman menunjukkan dosa-dosa, harus bertobat. Baptisan air itu ada yang benar dan ada juga yang tidak benar.

    Pelaksanaan baptisan air yang benar adalah orang mati harus dikubur = orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) dikuburkan bersama YESUS dalam air, kemudian keluar dari air bersama dengan YESUS (bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru itulah hidup surgawi. Dulu kita dilahirkan oleh ibu kita masing-masing untuk hidup di dunia ini (manusia darah daging yang tidak bisa masuk surga). Oleh sebab itu kita perlu dilahirkan baru oleh TUHAN (kelahiran baru) lewat baptisan air supaya kita mendapatkan hidup baru, hidup surgawi yang cocok untuk kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.

    1 Petrus 3: 20, 21,
    20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Ay 21 => “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan” => baptisan air = bahtera Nuh.
    Baptisan air yang benar = masuk dalam bahtera Nuh. Waktu itu memang banyak bahtera, tetapi yang menyelamatkan cuma satu yaitu bahtera Nuh. Artinya banyak baptisan air, tetapi yang benar hanya satu yaitu kita dibaptis seperti YESUS dibaptis (dikuburkan bersama YESUS dalam air, kemudian keluar dari kuburan air bersama dengan YESUS). Semoga kita dapat mengerti.

    Baptisan air ini bukanlah ketentuan dari gereja A atau gereja B, juga bukan ketentuan dari pendeta A atau pendeta B, melainkan ketentuan dari TUHAN, sebab itu jangan diprotes. Saya selalu menyebutkan, YESUS sebenarnya tidak memerlukan baptisan air, sebab YESUS tidak berbuat dosa dan tidak perlu bertobat. Kenapa YESUS harus baptisan air? untuk melakukan kehendak Bapa dan memberi contoh baptisan air yang benar.

    Hasil baptisan air adalah hidup yang baru = “memohonkan hati nurani yang baik” = mengalami pembaharuan dari hati nurani yang jahat menjadi hati nurani yang baik (taat dengar-dengaran). Pada zaman Nuh, hati nurani manusia itu jahat, terutama dalam nikah jahat semuanya (kawin campur, kawin cerai), sehingga menghasilkan raksasa-raksasa (manusia yang tidak wajar lagi hawa nafsunya dan keinginan dagingnya). Kejahatan yang paling puncak yaitu soal nikah, sebab itu nikah harus dijaga. Kita harus berhati-hati! Undangan TUHAN menuju perjamuan kawin Anak Domba (nikah yang rohani), sebab itu setan mau menghancurkan nikah yang jasmani.

    Baptisan air ini merupakan pembaharuan yang pertama (dasar) di halaman, jika ini sudah gagal, tidak mungkin terjadi pembaharuan sampai sempurna di ruangan maha suci. Baptisan air sebagai penentunya! Yang belum dibaptis dengarkan Firman sedangkan yang sudah dibaptis cocokkan:


    • Syaratnya, apakah sudah bertobat?
    • Pelaksanaannya, apakah sudah dikuburkan dalam air? Jika sudah cocok semuanya ‘Puji TUHAN’.
    • Hasilnya, apakah menghasilkan hati nurani yang baik (taat)?


    Kejadian 6: 9, Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

    Ay 9 => “tidak bercela” = jujur.
    Praktek hidup baru dengan hati nurani yang baik / hati nurani yang taat (seperti Nuh) yaitu


    • Hidup benar. Semuanya harus benar, seperti tadi ada baptisan yang benar dan ada yang salah, demikian juga di dunia ini, kalau tidak benar itu berarti salah. Pribadi harus benar, bekerja, sekolah, nikah, pelayanan harus benar.


    • Tidak bercela = jujur  (dalam terjemahan lama). Jujur itu tidak ada dusta. Kita harus jujur dalam segala hal
    • Hidup bergaul dengan Allah = setia dalam ibadah pelayanan, setia dalam penyembahan kepada TUHAN.


    Ada delapan orang yang masuk dalam bahtera Nuh dan semuanya merupakan mempelai (Nuh dengan istrinya (dua orang), Sem dengan istrinya (dua orang), Ham dengan istrinya (dua orang) dan Yafet dengan istrinya (dua orang). Inilah yang disebut dengan keselamatan Mempelai. Kabar Mempelai membaharui kita lewat masuk dalam baptisan air, kita dibaharui memiliki hati nurani yang baik dengan prakteknya hidup benar, jujur, setia dalam ibadah pelayanan dan penyembahan, maka disitulah kita mengalami keselamatan mempelai. Semoga kita dapat mengerti.

    Dulu Nuh diselamatkan dari air bah, sekarang kita diselamatkan dari:


    • Dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum, kawin mengawinkan, nikah yang salah), sehingga kita dapat hidup benar. Diselamatkan itu berarti kita tidak jatuh dalam dosa/tidak berbuat dosa.


    • Celaka mara bahaya, banjir, gempa bumi. Dulu daerah-daerah yang tidak pernah di landa banjir, sekarang ini, menjadi banjir bandang (ini mendadak). Celaka mara bahaya ini bagaikan air bah yang mematikan.


    • Pencobaan-pencobaan disegala bidang yang mustahil. Air bah ini mustahil, mau ditolong dengan apapun tidak akan bisa, buktinya banyak yang mati (yang pandai, yang kaya semuanya mati). Hanya kasih karunia TUHAN saja yang mampu menolong.


    • Sampai dengan antikris yang berkuasa di bumi.
    • Kita diselamatkan dari hukuman TUHAN sampai di neraka untuk selamanya.


    Inilah gambaran air bah sekarang. Mari kita bawa keluarga kita (undang), pertama kali dimulai dari diri kita. Kalau ada satu saja sekarang ini yang datang untuk mendengarkan Kabar Mempelai, maka kita dapat mengundang keluarga kita yang lainnya, sampai semuanya masuk dalam bahtera Nuh (masuk dalam baptisan yang benar). Kita jangan sembarang dibaptis => hanya katanya pendeta A, katanya gereja, jangan! tetapi harus berdasarkan alkitab. Saya tidak mau mengajarkan ini dari GPT, tidak! tetapi berasal dari alkitab. Semoga kita dapat mengerti.

    Kabar Mempelai membawa kita ke halaman (baptisan air yang benar), sehingga terjadi permulaan pembaharuan dari hati nurani yang cenderung jahat menjadi hati nurani yang baik. Tadi salah satu praktek hati nurani yang baik yaitu setia dalam ibadah pelayanan dan penyembahan, ini juga berarti menjaga jangan terperosok kepada pergaulan-pergaulan yang tidak benar dan tidak suci. Kita harus menjaga pergaulan sehari-hari baik lewat tontonan-tontonan dll. Kita boleh bergaul tetapi harus benar dan murni, ini seperti dalam 1 Korintus 5 “pagar kita bergaul yaitu kebenaran dan kemurnian” = kita bergaul dengan TUHAN dan sesama dengan benar dan murni.

    Misalnya:


    • Bergaul dalam pekerjaan, harus kita batasi dengan kebenaran dan kemurnian.
    • Bergaul dalam kelompok belajar, silahkan saja. Kita tidak mungkin menyendiri, kalau guru memerintahkan untuk membentuk kelompok belajar, kita mesti membuat kelompok belajar, tetapi batasi dengan kebenaran dan kemurnian seperti kita bergaul dengan ALLAH.


    • Bergaul dengan sesama gereja itu harus, tetapi batasi dengan kebenaran dan kemurnian (jangan sembarangan). Kalau tidak benar buat apa? Semoga kita mengerti.


  2. Pembaharuan di medzbah dupa emas = doa penyembahan. Ini terjadi di ruangan suci.
    Matius 17: 1-4,
    1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
    2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
    3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
    4. Kata Petrus kepada Yesus: "TUHAN, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

    Ay 2 => “Lalu YESUS berubah rupa di depan mata mereka” => dalam doa penyembahan ada keubahan.
    wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang” => Wajah berubah bagaikan matahari dan pakaiannya putih berkilau-kilau. Inilah keubahan.

    Tadi tingkatan pertama adalah kolam pembasuhan (baptisan air), sampai kita mengalami keselamatan Mempelai. Kita diselamatkan dari air bah berarti kita dipelihara, dilindungi, diberkati oleh TUHAN.

    Tingkatan yang kedua, dalam medzbah dupa emas (doa penyembahan), terjadi dua pembaharuan:


    • Pembaharuan wajah = panca indera. Didalam wajah teradapat lima indera.
    • Pembaharuan pakaian = solah tingkah laku.


    Dua hal ini saling berkaitan. Kalau wajahnya rusak, maka pakaiannya juga rusak. Mari kita belajar dari Hawa di Taman Eden => karena panca inderanya rusak, pakaiannya rusak (menjadi telanjang).

    Kejadian 3: 1-7,
    1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
    2. Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
    3. tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
    4. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
    5. tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
    6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
    7. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

    Ay 1 => “"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" => padahal TUHAN berfirman “semua buah pohon di taman boleh kamu makan”. Kita harus hati-hati sekalipun beda-beda tipis.
    Ay 3 => “Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu” => perempuan ini menambah kata raba, padahal TUHAN hanya berfirman “jangan kamu makan”.
    Ay 6 => rusak pancaindera.
    Ay 7 => rusak pakaiannya.

    Kita belajar dari Hawa tentang:


    • kerusakan panca indera.
      Ular menyampaikan firman yang salah/ajaran lain (ayat 1) dan Hawa mau mendengarkannya. Semestinya Hawa lari dan pasti selamat. Saya pernah bercerita, dulu sewaktu saya menjadi guru di Petra, saya didudukkan oleh guru agama (sarjana agama). Bagaiman menurut Bapak ‘YESUS adalah satu-satunya jalan ke surga, tanpa YESUS tidak ada yang bertemu dengan Bapa’. Saya menjawab, bahwa itu benar, mereka malah mengamuk => begini begitu. Akhirnya saya lari. Padahal Firman yang disampaikan teksnya sudah sama dengan yang tertulis di alkitab. Ini mendengar saja sudah bahaya. Terlebih lagi firman yang didengar Hawa jelas tidak sama. Sudah tahu tidak sama, malah mau. Ini sudah terjadi kejatuhan.

      Rusaknya panca indera Hawa antara lain:


      1. Telinganya rusak, karena Hawa mau mendengarkan ajaran lain. Kalau mau mendengarkan ajaran lain, maka telinga sudah rusak. Ajaran lain = ajaran yang tidak sesuai dengan Firman, gosip-gosip. Kalau ada ajaran lain, jangan ditimbang-timbang! Kalau telinga sudah rusak, sebentar lagi mulut juga rusak.


      2. Mulutnya rusak, karena Hawa menambah kata “raba” dan mengurangi kata “bebas” (menambah mengurangi Firman). Setelah itu mulut menjadi memfitnah “yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar”. Memfitnah ini juga dari telinga, sebab itu kita harus hati-hati. Kita harus banyak menyembah supaya telinga menjadi peka.

        Telinga ini nomor satu, guru saya (bpk pdt In Juwono dan pdt Pong) selalu menerangkan => “perhatikan cara mendengar”, maksudnya “perhatikan cara mendengar” yang terpenting adalah apa yang didengar terlebih dahulu. Kalau mendengar ajaran lain, ini bisa gawat dan mulut sudah lain. Misalnya: kalau saya mendengarkan ajaran lain, nanti mulut berkhotbah sudah lain. Firman ditambah dan dikurangi => ditambah gosip-gosip, fitnahan dll.


      3. Matanya rusak (ay 6 “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya”), karena Hawa memandang sesuatu yang dilarang oleh TUHAN. Ini mulai melawan TUHAN secara terang-terangan => TUHAN itu salah, ini lebih bagus daripada buah yang lain. Kalau TUHAN berfirman “jangan makan buah itu” ini berarti juga “jangan melihat buah yang dilarang”.


      4. Hidungnya rusak.
        Kejadian 3: 6, Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya

        Ay 6 => “memberi pengertian” => memberi pengertian apa? Ay 5.
        Kejadian 3: 5, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

        Hawa langsung makan buah yang dilarang oleh TUHAN, melanggar Firman dan mau menjadi sama dengan ALLAH. Itu hidung yang rusak (hidungnya mampet/buntu) sehingga tidak mau menyembah TUHAN. Kita memang mau menjadi sama dengan TUHAN, tetapi lewat perobekan daging (doa penyembahan). Kalau ingin menjadi sama dengan TUHAN lewat melanggar Firman, ini namanya tidak mau menyembah TUHAN (tidak mau perobekan daging). Hidung ini berhubungan dengan pernafasan sampai ke leher, ini juga menunjuk doa penyembahan. Hawa ini mau gampang saja => daripada susah-susah lewat doa penyembahan, doa puasa, doa semalam suntuk, sehingga Hawa makan buah yang dilarang oleh TUHAN supaya menjadi sama dengan TUHAN = tidak mau mengalami perobekan daging/tidak mau menyembah TUHAN = hidungnya mampet/buntu bagaikan tidak dapat bernafas.


      5. Kulitnya (peraba/perasa) rusak.
        Kejadian 3: 10, Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.

        Ay 10 => “aku menjadi takut” => perasaannya takut. Dulu senang di taman Eden, saat TUHAN datang begitu senang, tetapi setelah berbuat dosa dan pada saat TUHAN datang, mereka bertambah takut. Saat kedatangan TUHAN ke dua kali “timpalah aku hai bukit batu” inilah ketakutan.

        Perasaan takut ini menunjuk kulit/peraba yang rusak. Jika di taman Eden saja takut, lalu bagaimana dengan di dunia ini? di taman Eden semuanya serba ada, tidak ada penderitaan, tidak ada penyakit, tetapi merasa takut, lalu bagaimana dengan di dunia ini yang ada penderitaan dll. Mengapa di taman Eden terjadi ketakutan? ini karena dosa (karena panca inderanya rusak).


    • Kerusakan pakaian.
      Jika panca indera sudah rusak, akibatnya adalah


      1. Pakaian menjadi rusak = telanjang.
      2. Diusir ke dalam dunia dan bersuasana kutukan (letih lesu, beban berat, kepedihan, kesusahan, air mata).


      Panca indera dan pakaian ini sebagai penentu, bagaimana nasib kita di dunia ini? Apakah bersuasana firdaus atau bersuasana kutukan. Penentunya bukanlah ijasahnya apa? modalnya berapa untuk membuka perusahaan, toko? bukanlah itu! Kalau penentunya itu semua, tidak perlu mengikuti YESUS, ikut orang-orang kaya saja. Panca indera dan pakaian ini secara otomatis menjadi satu; kalau panca indera baik, pakaiannya berkilau. Kalau panca inderanya rusak, pakaiannya rusak (pakaian semakin rusak, tambal sulam, sampai telanjang) dan masuk dalam suasana kutukan.

      Mari kita bersungguh-sungguh, nomor satu yang dijaga adalah telinga. Kalau sudah mendengar suara aneh, saudara yang semula berbahagia, senang dalam TUHAN, lama-lama berubah menjadi kutukan (setiap hari bersuasanakan duri, caci maki dll). Semoga kita dapat mengerti.

      Kabar Mempelai membaharui panca indera kita, sehingga pakaian kita juga dibaharui sampai menjadi putih berkilau-kilauan. Kabar Mempelai mendorong kita untuk menyembah TUHAN dalam penyembahan yang benar, sehingga kita mengalami pembaharuan panca indera dan pembaharuan pakaian menjadi putih berkilau-kilau.

      Filipi 4: 6-8
      6. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
      7. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
      8. Jadi akhirnya, saudara-saudara, (1)semua yang benar, (2)semua yang mulia, (3)semua yang adil, (4)semua yang suci, (5)semua yang manis, (6)semua yang sedap didengar, (7)semua yang disebut kebajikan dan (8)patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

      Ay 8 => ada delapan kesucian Mempelai. Dari keselamatan Mempelai naik menjadi kesucian Mempelai. Ada delapan, ingat yang selamat dari bahtera Nuh hanya delapan orang (delapan pasangan mempelai).


    Mari hari-hari ini kita banyak menyembah TUHAN! Kalau kita menyembah TUHAN dan mengalami perobekan daging, bukti pertama adalah telinga tidak sembarang/asal mendengar. Inilah bukti sudah mengalami perobekan daging (pembaharuan) dalam doa penyembahan. Jadi doa penyembahan itu bukan hanya bicara berapa jam => TUHAN mengajar berdoa 1 jam, doa semalam suntuk (berjam-jam), bukan hanya bicara hancur hati => menangis, menyembah dengan keluh kesah, hancur hati (ini ada ayat-ayatnya), ini bukan hanya sampai disitu saja, melainkan sampai terjadi perobekan daging (pembaharuan). Nomor satu testnya adalah telinga, kita jangan sembarang mendengar ajaran lain, gosip, sebab inilah yang mempengaruhi semuanya (hidup kita telanjang atau tidak). Semoga kita dapat mengerti.

    Kabar Mempelai mendorong kita untuk menyembah TUHAN, sehingga mengalami perobekan daging/pembaharuan, sampai ada delapan kesucian Mempelai.

    Hasilnya adalah => Matius 17: 4, Kata Petrus kepada Yesus: "TUHAN, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

    Ay 4 => “biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." => ini menunjuk tabernakel: halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci.

    Jadi hasilnya adalah kebahagiaan surga dikaitkan dengan tabernakel:


    • Kebahagiaan surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia ini.
    • Kebahagiaan surga ditengah penderitaan.


    Seandainya anda naik ke gunung malam-malam, enak tidak? Kalau ingin tahu gunung Ijen ya dipaksa-paksa. Kalau naik gunung tidak ada persiapan, tidak pakai apa-apa, pasti dingin dan tersiksa. Satu waktu saya naik ke gunung Ijen kurang persiapan, jaketnya tidak tebal dll, lalu tidurnya di tempatnya membakar belerang (disitu ada apinya), kalau tidak bisa kejang. Ini tidak senang, tetapi disini (di atas gunung) Petrus senang.
    Waktu ada mujizat lima roti untuk lima ribu orang, Petrus tidak mengatakan bahwa ia berbahagia dan merasa hebat, tidak ada dan tidak ditulis di dalam alkitab! Mujizat orang yang mati dibangkitkan oleh TUHAN, yang ikut hanya Petrus, Yakobus dan Yohanes, juga tidak dituliskan => Petrus senang-senang, dan berkata hebat, tidak! tetapi di atas gunung Petrus mengatakan ‘betapa bahagianya’. Kita tidak rugi menyembah TUHAN. Kalau penyembahan mencapai puncaknya yaitu sampai pada ukurannya yaitu perobekan daging, sampai ada delapan kesucian Mempelai (“semua yang sedap didengar dll”), maka betapa bahagianya hidup kita. Delapan kesucian Mempelai inilah yang harus kita pikirkan dan yang masuk dalam hidup kita. Inilah kebahagiaan surga /kebahagiaan firdaus yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun juga. Semoga kita mengerti.

    Dalam doa penyembahan ada kebahagiaan, tidak peduli suasana kita seperti di gunung, kedinginan, tidak ada makanan, tetapi kita tetap bahagia. Petrus diatas gunung tidak mau turun => TUHAN biar kudirikan kemah saja, padahal kalau turun bisa mendapatkan makanan dll.


  3. Pembaharuan di tabut perjanjian. Ini terjadi di ruangan maha suci.
    Wahyu 21: 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

    Ini merupakan pembaharuan yang terakhir = pembaharuan di Yerusalem baru yaitu kita dibaharui sampai menjadi sempurna sama mulia seperti YESUS, kita menjadi Mempelai Wanita Surga. Ini seperti tabut perjanjian yang kayunya sudah tidak ada lagi, kayu disalut dengan emas luar dan dalam, sehingga yang kelihatan hanyalah emas saja = tidak ada manusia daging lagi.

    Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian:


    • Tutupnya terbuat dari emas murni. Ini menunjuk YESUS.
    • Tabutnya terbuat dari kayu, tetapi pelan-pelan disalut dengan emas. Ini menunjuk kita semuanya yang terus dibaharui (disalut dengan emas), sampai satu waktu tidak ada lagi kayunya (yang kelihatan hanya emasnya saja). Saat itulah kita menjadi sama mulia dengan YESUS (menjadi Mempelai Wanita Surga).

      Apa yang harus dibaharui? delapan sifat daging (delapan dosa) dan ini tidak boleh ada lagi didalam Yerusalem baru.

      Wahyu 21: 8, Tetapi (1)orang-orang penakut, (2)orang-orang yang tidak percaya, (3)orang-orang keji, (4)orang-orang pembunuh, (5)orang-orang sundal, (6)tukang-tukang sihir, (7)penyembah-penyembah berhala dan (8)semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

      Delapan sifat tabiat daging yang harus dibaharui (disalut dengan emas), antara lain:


      1. Penakut: takut kepada sesuatu di dunia ini sampai melawan TUHAN. Misalnya:


        • Sidang jemaat takut tidak punya uang, sampai melakukan korupsi.
        • Takut kepada boss, sehingga mengurangi dan menambah angka di pembukuan. Kalau takut kepada TUHAN => jangan boss, saya takut kepada TUHAN dan nanti masuk neraka.
        • Gembala takut jika jemaat keluar dari gereja, sehingga gembala menuruti keinginan jemaat.


        Penakut ini harus disalut dengan emas, sampai kita menjadi takut akan TUHAN.


      2. Tidak percaya: ini termasuk bimbang. Kalau bimbang, tidak dapat masuk Yerusalem baru. Oleh sebab itu kita harus tegas.
      3. Keji: jahat.
      4. Pembunuh: kebencian.
      5. Persundalan: dosa seks, termasuk juga nikah yang salah. Saya berdoa, kalau ada nikah yang salah sebelum TUHAN YESUS datang kembali, supaya bisa diperbaiki dan kita bisa sempurna seperti Dia, masuk perjamuan kawin Anak Domba. Semoga kita dapat mengerti.


      6. Tukang-tukang sihir: ramalan-ramalan dll.
      7. Penyembahan berhala: sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi TUHAN, sesuatu yang menghalangi kita untuk beribadah melayani TUHAN. Mari kita mohon kepada TUHAN supaya penyembahan berhala bisa dihancurkan (disalut dengan emas). Seringkali kita lebih memilih sesuatu dari TUHAN, itu juga termasuk penyembahan berhala.


      8. Pendusta.


      Inilah yang harus dibaharui. Kayu harus disalut dengan emas, sampai kita sempurna seperti YESUS. Angka delapan, menunjuk pada Mempelai (Nuh bersama keluarga masuk bahtera). Ini ada kaitannya, tadi sudah dijelaskan bahwa baptisan air sebagai penentunya. Kalau baptisan air nya salah, kita tidak akan dapat mencapai kesucian dan kesempurnaan Mempelai. Kalau baptisan air benar (masuk bahtera Nuh), maka masih ada harapan untuk mencapai kesucian Mempelai dan kesempurnaan Mempelai. Jika delapan sifat tabiat daging ini disalut dengan emas, maka kita menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS = masuk kesempurnaan Mempelai. Semoga kita dapat mengerti.

Inilah pembaharuan oleh Kabar Mempelai (undangan dari TUHAN). Kita terlebih dahulu

  • diundang oleh TUHAN, setelah kita diundang maka
  • ada tanda keselamatan Mempelai,
  • ada tanda kesucian Mempelai,
  • ada tanda kesempurnaan Mempelai (sudah mengarah kepada kesempurnaan dan dibaharui). Setelah itu
  • kita dipakai untuk mengundang yang lainnya. Semoga kita dapat mengerti.

1 Yohanes 2: 4, 5,
4. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
5. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.

Ay 4 => “tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya” => tidak taat.
Ay 5 => “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya” => taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.

Jadi ukuran kesempurnaan Mempelai adalah tidak ada dusta (jujur) dan taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi (tirai terobek). Biarlah sekarang ini kita jujur dihadapan TUHAN dan sesama (mengaku apa adanya) dan taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi. Jujur dan taat ini sudah senilai dengan sempurna. Jujur dan taat ini bagaikan mengulurkan dua tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan tangan kasih Nya kepada kita, sehingga kita hidup didalam Tangan TUHAN.

Jika hidup dalam tangan TUHAN (jujur dan taat), hasilnya adalah

  1. Keluaran 15: 26, firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."

    Ay 26 => “"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN” => taat dengar-dengaran. Contoh taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara adalah Abraham taat kepada TUHAN untuk menyerahkan anaknya.

    Hasil pertama: TUHAN memberikan kesembuhan kepada kita (Jehuvah Rafah) = kita disembuhkan dari penyakit jasmani dan penyakit rohani, sehingga sehat jasmani dan rohani (sehat nikah rumah tangga, sehat ekonomi dll).


  2. Yeremia 29: 11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

    Jika hidup dalam tangan TUHAN, maka kita berada dalam rancangan-rancangan (rencana) TUHAN.
    Hasil kedua: Tangan TUHAN memberikan rancangan:


    • Rancangan damai sejahtera = kita berada dalam rancangan damai sejahtera. Kalau sudah damai sejahtera (tidak stres dll), maka semua menjadi enak dan ringan.
      Misalnya: kalau kita bekerja pada bos dan perusahaan yang baik, sedikit demi sedikit hidup kita akan lebih baik. Ini didalam tangan manusia, apalagi kalau kita hidup didalam tangan TUHAN! Yakinlah, jika hidup kita semakin didalam rancangan damai sejahtera, maka hidup kita menjadi semakin enak dan ringan. Kalau semakin hari, merasa semakin berat, kita harus periksa pembaharuan dalam baptisan, pembaharuan dalam doa penyembahan, sampai kepada jujur dan taat.


    • Rancangan masa depan yang berhasil dan indah pada waktu Nya. Kalau hidup dalam tangan TUHAN, pasti indah pada waktu Nya. Semoga kita mengerti.
      Sekarang mungkin ada pertanyaan, mengapa saya semakin hari merasa lebih berat (letih lesu) dan tidak indah (kacau balau hidupnya)? jawabannya adalah karena masih ada dusta (tidak jujur). Dusta itu sebagai penutup dosa. Tadi, kalau mau sempurna, ada delapan hal yang harus dibaharui, sampai yang terakhir tidak boleh ada dusta. Kalau tidak jujur (dusta), berarti tidak taat, itu sebabnya kita harus berubah.


    Kalau sudah jujur dan taat, dan mengapa hidup saya semakin berat dan hidup serasa tidak indah? jawabannya adalah sabar untuk menunggu waktu dari TUHAN. TUHAN tidak pernah menipu kita. Ini yang harus kita yakini.


  3. Yesaya 52: 13-14,
    13. Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
    14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--

    Ayat 13 => inilah YESUS yang berhasil, mulia dan ditinggikan.
    Ayat 14 => “begitu buruk rupanya” => diatas kayu salib menjadi buruk rupanya.

    Hasil ketiga: TUHAN sudah memberikan jaminan kepada kita. Di kayu salib Wajah-Nya menjadi buruk dan hancur untuk menjadikan semuanya indah pada waktu Nya.
    Saya pernah mendengar dari alm bpk pdt Totaijs, saat ada gambar-gambar YESUS yang disalibkan, lalu beliau berkata => “ini masih indah sekali gambarnya (sudah diberi darah, duri dll), sebenarnya tidak begitu, Wajah YESUS di kayu salib menjadi jelek” Ini yang dulu saya terima. Dalam doa penyembahan TUHAN lebih menekankan di Yesaya 52 (“begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi”). Kalau tidak seperti manusia, lalu seperti apa? ciptaan TUHAN lainnya kan ada binatang dan malaikat. Kalau seperti malaikat itu masih mulia, tetapi Wajah YESUS seperti malaikat yang sudah jatuh (setan).

    Di kayu salib Wajah YESUS “bukan seperti manusia lagi” artinya:


    • Wajah YESUS seperti binatang yaitu seperti anjing dan babi. Bangsa kafir bagaikan anjing dan babi. YESUS yang mulia, menjadi seperti anjing dan babi, supaya bangsa kafir yang bagaikan anjing babi bisa menjadi mulia seperti YESUS.


    • Wajah YESUS seperti setan. Mengapa demikian? sebab Petrus pernah menjadi seperti iblis. Kalau YESUS tidak sampai seperti setan untuk menangggung dosa kita, maka yang sudah seperti setan tidak akan dapat tertolong. Siapapun kita sekarang ini, bahkan sudah seperti setan (najis, jahat, anjing babi), semuanya dapat menjadi indah, bahkan jika YESUS datang ke dua kali kita dapat menjadi sempurna sama mulia seperti Dia. Kita menjadi Mempelai Wanita yang siap diangkat bersama dengan Dia.


    Semuanya tidak ada yang mustahil, asalkan kita hidup di dalam Tangan TUHAN (jujur dan taat). Kalau sudah jujur dan taat, tetapi belum ditolong TUHAN, kita harus sabar. Kalau sudah tidak kuat lagi, berarti waktu Nya tinggal sedikit lagi.

    Ini seperti perempuan yang hendak melahirkan, saat-saat tidak kuat lagi, maka sebentar lagi sudah melahirkan. Kita harus tetap memandang Korban Kristus, disitu ada jaminan TUHAN, TUHAN sudah menanggung semuanya dan TUHAN tidak pernah menipu kita.

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 01 Februari 2020 (Sabtu Sore)
    ... koor lalu berhenti berarti anggarannya tidak cukup sehingga ia akan diejek dan dipermalukan hidupnya--telanjang. Pengertian batu karang Mazmur . Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku ya TUHAN gunung batuku dan penebusku. Yang pertama gunung batu adalah Yesus sebagai Penebus--kurban Kristus di kayu salib-- sama dengan batu penjuru--batu yang indah ...
  • Ibadah Raya Malang, 09 Februari 2014 (Minggu Pagi)
    ... jalan salib maka akan binasa selamanya. Di Taman Getsemani Yesus sempat meminta untuk melalukan cawan Yesus sendiri bergumul untuk melalui jalan kematian tetapi Yesus berhasil. Jadi dalam persahabatan dalam nikah rumah tangga dalam gereja persekutuan yang sejati justru adalah dalam masa kesusahan. Petrus - Sebab adalah kasih karunia jika seorang ...
  • Ibadah Persekutuan IV di Tentena-Poso, 25 September 2014 (Kamis Pagi)
    ... Tuhan kaujalankan sepenuhnya. Memusatkan perhatian kepada Tuhan adalah memperhatikan atau memusatkan perhatian pada ibadah dan pelayanan yang diterima dari Tuhan dipercayakan Tuhan kepada kita supaya kita jalankan sepenuhnya tidak boleh setengah-setengah. Dijalankan sepenuhnya artinya dalam kesucian. Kalau tidak suci berarti pelayanannya tidak penuh dalam kesetiaan dan berkobar-kobar bukan asal melayani sampai garis ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 07 September 2013 (Sabtu Sore)
    ... dicabik-cabik mempertontonkan daging ini juga termasuk kusta atau dosa kenajisan. Tidak tahu mengucap syukur kepada Tuhan. Lukas - lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir Di manakah yang sembilan orang itu Tidak ...
  • Ibadah Doa Malang, 08 Mei 2018 (Selasa Sore)
    ... mempelai wanita Tuhan Dalam Wahyu suku Dan tidak dimeterai dengan meterai Allah di dahinya tetapi diganti dengan suku Manasye sebab suku Dan berubah menjadi keturunan ular beludak. Kejadian Maka sekarang kedua anakmu yang lahir bagimu di tanah Mesir sebelum aku datang kepadamu ke Mesir akulah yang empunya mereka akulah yang akan ...
  • Ibadah Paskah Persekutuan II di Hotel Tunjungan Surabaya, 09 Mei 2015 (Sabtu Pagi)
    ... hanya untuk menjelaskan di tengah-tengah tidak laki-laki tidak perempuan. Lalu mengatakan 'tidak apa-apa sama saja'. Coba menikah maka justru membuat sengsara seumur hidup. Begitu juga dalam penggembalaan. Kalau mengatakan 'oh . . . sama saja' justru akan membuat sengsara seperti kaki ditaruh di kepala sengsara. Fellowship semacam ini juga. Kalau berkata 'sama saja' ...
  • Ibadah Persekutuan Tubuh Kristus Medan II, 26 Oktober 2010 (Selasa Sore)
    ... Injil keselamatan firman penginjilan susu kabar baik. Efesus . Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga ketika kamu percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Ini adalah injil yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan ...
  • Ibadah Persekutuan Tubuh Kristus Kartika Graha IV, 30 April 2010 (Jumat Pagi)
    ... Bagaimana bisa mendalami pembukaan rahasia firman yang benar Lewat membaca Alkitab dan berdoa bergumul di bawah kaki Tuhan. Lewat fellowship persekutuan yang benar yaitu yang berdasarkan pengajaran pokok anggur yang benar. Jika fellowship hanya karena perkara duniawi maka akan menghasilkan pandangan yang jasmani yang membawa pada kehancuran. Kita harus datang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Oktober 2018 (Selasa Sore)
    ... mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Yesus sangat merindukan untuk menempatkan diri sebagai Kepala atas sidang jemaat. Tetapi sekaligus Yesus mengeluh bahwa gereja Tuhan sidang jemaat tidak mau menempatkan Yesus sebagai Kepala sama dengan tidak mau mengutamakan firman pengajaran. Sehingga malah ...
  • Ibadah Persekutuan di Semarang II, 21 September 2012 (Jumat Pagi)
    ... untuk terlepas. Hamba Tuhan harus menjadi teladan iman bagi sidang jemaat. Ibrani - Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.