Kita masih
berada dalam kitab Wahyu 1: 10-12.
Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Rasul
Yohanes mengalami sengsara daging di pulau
Patmos, bukan karena berbuat jahat, tetapi karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga rasul
Yohanes dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring
bunyinya, yang menjadi wujud dua hal yaitu
(1)Wujud tujuh kaki
dian emas dan
(2)Wujud
Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam
Besar, Raja dan Mempelai Laki-laki Surga
(Wahyu 1: 13-32).
Penekanannya
adalah karena sengsara daging karena YESUS, bukan karena kejahatan,
sehingga bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.
Ini sekarang juga berlaku bagi kita, jika
ibadah pelayanan kita ditandai dengan sengsara daging (tanda
salib/tanda darah), maka kita juga dapat
mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.
Suara
sangkakala yang nyaring yaitu Firman
penggembalaan yang mengandung bobot Firman
pengajaran yang benar, yang keras, yang tajam, yang
disampaikan/ditiup berulang-ulang, sehingga sanggup menyucikan dan
mengubahkan kita sampai menjadi wujud gereja TUHAN yang sempurna
(Mempelai Wanita
Surga yang siap untuk menyambut kedatangan
YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai). Tujuh kaki dian emas =
gereja TUHAN yang sempurna.
Kalau
dulu, tujuh kaki dian emas ditengah-tengahnya ada Anak
Manusia (Pribadi YESUS). Nanti, Firman
penggembalaan yang benar akan menyucikan dan mengubahkan kita sampai
menjadi wujud gereja TUHAN yang sempurna. Semoga kita dapat
mengerti.
Tugas
pelita adalah bercahaya. Tugas dari kaki dian emas (Mempelai
Wanita) adalah bersaksi dan mengundang.
Wahyu
22: 17 Roh dan pengantin
perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang
mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan
barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau,
hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Ay
17 => “
Roh” => YESUS = Mempelai
Laki-laki.
“
pengantin
perempuan” => Mempelai Wanita.
"Marilah!"
=> ini suatu undangan.
Dalam
ibadah sebelumnya sudah disebutkan, tugas terakhir dari gereja TUHAN
/mempelai wanita yang merupakan kemurahan dan kepercayaan TUHAN
adalah mengundang umat TUHAN untuk masuk persekutuan tubuh Kristus
yang sempurna = perjamuan kawin Anak Domba.
Ada Mempelai Pria
(Roh) dan Mempelai Wanita,
ini menunjuk perjamuan kawin Anak Domba.
Perjamuan kawin Anak Domba
yaitu pertemuan kita dengan YESUS di awan-awan yang permai.
Siapa
yang diundang untuk masuk perjamuan kawin anak domba?
- Umat
TUHAN yang letih lesu dan berbeban berat karena dosa dan kutukan
dosa (“Marilah kepada Ku semua yang letih
lesu dan berbeban berat”).
- Umat
TUHAN yang haus (“barangsiapa yang haus”)
ini dalam Wahyu 22: 17. Umat TUHAN yang haus = tidak puas, sehingga
mencari kepuasan di dunia ini, sampai jatuh dalam dosa-dosa dan
puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Contohnya
adalah seperti perempuan Samaria.
Sekarang
ini banyak anak TUHAN, hamba TUHAN yang letih lesu berbeban berat
(‘loyo”), karena dosa, kutukan dosa, pencobaan. Nabi Yesaya
pernah menubuatkan “
menjelang kedatangan TUHAN, teruna-teruna
letih lesu, jatuh”. Mereka inilah
yang harus diundang. Lalu yang lebih parah lagi yaitu seperti
perempuan Samaria. Anak TUHAN, gereja TUHAN yang haus, tidak ada
kepuasan secara rohani, sehingga mencari kepuasan di dunia dan jatuh
dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum, kawin
mengawinkan, nikah yang hancur seperti perempuan Samaria).
Dengan
apa kita mengundang ke perjamuan kawin anak domba? Kita
mengundang dengan Kabar Mempelai
= cahaya Injil kemuliaan Kristus.
Matius
25: 6,
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
Ay
6 => “tengah malam” => ini merupakan
waktu yang paling gelap, menunjuk keadaan di akhir jaman
(banyak yang letih lesu dan berbeban berat). Coba saudara tidak tidur
sampai tengah malam, nanti akan mulai letih lesu, beban berat (gelap)
dan seperti perempuan Samaria yang jatuh dalam dosa sampai puncaknya
dosa (nikah yang hancur).
“
Mempelai
datang!” => Kabar Mempelai
inilah satu-satunya yang dibutuhkan.
Apa
yang dimaksud dengan Kabar
Mempelai?
2
Korintus 4: 3,
4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Jadi
ada injil keselamatan = penginjilan = Kabar
Baik (percaya kepada YESUS yang mati di
kayu salib dan kita diselamatkan). Itu sudah kita terima. Jika sudah
masuk dalam gereja, berarti sudah menerima penginjilan. Sekarang
untuk menghadapi kedatangan TUHAN, kita memerlukan Kabar
Mempelai = Firman
pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua = cahaya injil
kemuliaan Kristus. Kabar baik harus ditingkatkan menjadi Kabar
Mempelai. Inilah yang dibutuhkan sekarang
dan kita harus mengundang.
Penginjilan
sudah banyak, setiap hari di televisi, di radio => mari percaya
YESUS, bertobat, diselamatkan, ini banyak!
Cahaya injil kemuliaan
Kristus adalah injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS
yang ke dua kali di awan-awan yang permai (bukan lagi seperti bayi)
tetapi dalam kemuliaan sebagai Raja segala
raja, Mempelai Pria Surga, untuk menyucikan
dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia (tidak bercacat
cela, sama mulia seperti Dia). Jadi injil keselamatan harus
ditingkatkan. Ini seperti kalau kita sekolah, sesudah lulus tidak
mungkin kita kembali lagi, bukan berarti ini tidak penting, tetapi
ijasahnya tetap ditanyakan. Misalnya: kalau setelah lulus SMA mau
masuk perguruan tinggi, pasti ditanya ijasah SMA nya dan harus mantap
(kalau ijasah SMA nya dianggap tidak penting dan dibuang, tidak akan
dapat masuk ke perguruan tinggi).
Demikian
juga dengan kita, bukan berarti penginjilan tidak penting, kalau
sudah menerima penginjilan, maka penginjilan akan tetap diulang-ulang
supaya keselamatan mantap. Sesudah itu baru menanjak/ditingkatkan
lagi kepada Kabar Mempelai.
Siapa yang diundang? dengan apa kita mengundang?
undangannya kemana? ini semuanya sudah jelas, tinggal kita mau atau
tidak. Semoga kita dapat mengerti.
Dengan
cara apa kita mengundang umat-umat TUHAN untuk masuk perjamuan kawin
anak domba? Kita dipercaya oleh TUHAN lewat kunjungan-kunjungan
(kebaktian kunjungan/kebaktian persekutuan). Dalam ibadah sebelumnya
kita sudah mendengarkan, yang berangkat itu secara langsung
mengundang, sedangkan yang tinggal (tidak dapat
ikut) harus tetap setia dan semangat, berdoa untuk memberikan
kekuatan bagi yang berangkat, tetap menjadi satu tim dan tidak
terpecah belah. Mari semuanya sesuai dengan gerakan dari TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
kita belajar tentang mengundang dalam Matius 22: 1-3, ini merupakan
gambaran dari perjamuan kawin Anak Domba.
Matius
22: 1-3,
1.
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2.
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan
perjamuan kawin untuk anaknya.
3.
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang
ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
Ay
1 => ini perumpamaan
tentang perjamuan kawin Anak Domba.
Ay
2 => “
yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya” =>
perjamuan kawin anak raja = perjamuan kawin Anak
Domba.
Ay
3 => “
tetapi orang-orang itu tidak mau datang”? sikap
yang tidak benar.
Matius
22: 1-3 ini perumpamaan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin
untuk anaknya (perjamuan kawin anak raja), ini menubuatkan perjamuan
kawin Anak Domba
(Wahyu 19: 9).
Yang
kita pelajari sekarang adalah sikap terhadap undangan (sudah ada
undangan). Kita diundang terlebih dahulu, setelah itu baru mengundang
yang lain. Kalau kita sendiri belum diundang, bagaimana bisa
mengundang? Perhatikanlah udangan!
Salah
satu sikap terhadap undangan dalam Matius 22: 1-3 adalah ‘tidak
mau datang’. Inilah sikap yang negatif, sudah diundang tetapi tidak
mau datang. ‘tidak mau datang’ = menolak undangan = menolak Kabar
Mempelai = menolak cahaya injil tentang
Kemuliaan Kristus. Karena ini tentang perkawinan/ pernikahan, maka
undangannya juga tentang perkawinan (kabar perkawinan).
Kabar
Mempelai ini bagaikan cermin Firman
ALLAH yang ajaib (cermin ajaib). Kalau kita
bercermin, akan kelihatan muka kita jelek
(maaf), yang banyak kotoran-kotoran yang nanti
akan dibasuh oleh TUHAN dan Wajah
TUHAN akan dipantulkan disitu. Inilah keubahan hidup, diri kita yang
jelek akan diserap dan yang bagus masuk didalam kita.
2
Korintus 3: 18,
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan TUHAN dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari TUHAN yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.
Ay
18 => “
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan TUHAN” =>
cahaya injil kemuliaan TUHAN /Kabar
Mempelai (2 Korintus 4: 13).
“
maka
kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” => kita
dibaharui menjadi serupa dengan Wajah
YESUS.
“
dalam
kemuliaan yang semakin besar” => semakin bertambah mulia.
Yang hina, yang kotor dibuang dan yang mulia masuk.
Cermin
di dunia itu tidak ajaib, kalau kita bercermin dengan wajah jelek dan
kotor, maka yang kelihatan tetap wajah jelek dan kotor. Kalau cermin
Kabar Mempelai
ini ajaib, yang jelek bisa menjadi baik, yang kotor bisa menjadi
bersih. Begitu kita berkaca (mendengar), maka kita
dapat berubah.
Kabar
Mempelai adalah cermin kemuliaan TUHAN
(cermin ajaib) yang dapat
mengubahkan/membaharui kita dari kemuliaan kepada kemuliaan yang
lebih besar (yang hina, kotor diganti sampai semakin mulia) sampai
satu waktu menjadi sama mulia dengan YESUS = kita menjadi Mempelai
Wanita yang siap untuk masuk perjamuan
kawin Anak Domba.
Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
menolak undangan = menolak Kabar Mempelai
= menolak pembaharuan.
Mengapa
banyak yang menolak undangan? karena ilah zaman ini (keras hati).
2
Korintus 4: 3
, 4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ay
4 => “
yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini”
=> hati pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini.
Saya
sudah bersaksi berulang kali, guru saya pernah mengatakan =>
“mengapa hamba TUHAN menolak atau tidak mau mendengarkan Kabar
Mempelai”? dulu
saya kaget, sebab pengalaman saya yang menolak itu bukanlah hamba
TUHAN. Saya sudah banyak mendengar kothbah-kothbah
hamba TUHAN, saya termasuk aktif waktu masih muda, dimana saja saya
mendengarkan Firman, dulu saya pernah
menjadi panitia-panitia dan penyanyi-penyanyi datang seperti bapak
Ade Manuhutu, Melky
Guslow, tetapi begitu saya mendengar Kabar
Mempelai, saya merasa
berbeda dan saya menjadi
bergairah. Saya heran saat guru saya mengatakan => “mengapa
hamba TUHAN tidak mau mendengarkan/ menolak
Kabar Mempelai?”
Pikiran saya waktu itu => mungkin karena mereka
itu bodoh dan mungkin tidak sekolah.
Ternyata bukan itu penyebabnya,
melainkan karena keras hati. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
keras hati karena ilah zaman ini,
maka:
- Tetap
mempertahankan dosa, sampai
dengan puncaknya dosa. Inilah yang
menyebabkan Kabar
Mempelai
ditolak dan dihina dengan
mengatakan bahwa ini adalah
kabar yang
porno, padahal merupakan
kabar penyucian
untuk puncaknya
dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan (nikah yang
salah). Kalau terus
mempertahankan dosa, lama
kelamaan,
tidak akan kuat
dan tidak mau mendengarkan Kabar
Mempelai
lagi. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tetap
mempertahankan manusia darah daging dengan segala keinginannya, hawa
nafsunya. Kabar Mempelai
ini merupakan Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua, kalau mengenai daging
pasti sakit. Di tempat lain
kalau mendengarkan Firman
=> saudara hebat, luar biasa, tetapi disini (mendengarkan Kabar
Mempelai)
=> anjing, babi. Sudah datang jauh-jauh, capek-capek lalu dapat
anjing dan babi. Itulah ketajaman Firman
dan memang sakit bagi daging. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi
banyak yang tetap mempertahankan dosa dan tetap mempertahankan
manusia darah daging sekalipun sudah beribadah. Menjelang kedatangan
TUHAN YESUS yang ke dua kali (akhir zaman), menjelang kita masuk
perjamuan kawin Anak Domba,
justru terjadi kekerasan hati. Hati-hati orang yang beribadah, justru
mereka itu keras hati! Ini bukan orang yang
tidak beribadah, tetapi orang yang beribadah termasuk kami sebagai
hamba TUHAN yang melayani ibadah, justru keras hati.
2
Timotius 3: 1-5,
1.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2.
(1)Manusia
akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi
hamba uang. (3)Mereka
akan membual dan (4)menyombongkan
diri, (5)mereka
akan menjadi pemfitnah, (6)mereka
akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak
tahu berterima kasih, (8)tidak
mempedulikan agama,
3.
(9)tidak
tahu mengasihi, (10)tidak
mau berdamai, (11)suka
menjelekkan orang, (12)tidak
dapat mengekang diri, (13)garang,
(14)tidak
suka yang baik,
4.
(15)suka
mengkhianat, (16)tidak
berpikir panjang, (17)berlagak
tahu, (18)lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Ay
1 => “
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir” =>
Menjelang kedatangan YESUS ke dua kali, menjelang masuk perjamuan
kawin Anak Domba
(undangannya sudah tutup dan sudah pelaksanaan).
“
akan
datang masa yang sukar” => yang terjadi adalah akan datang
masa yang sukar (sukar ekonomi dll), tetapi yang lebih dari itu
adalah sukar untuk diubahkan, terutama orang-orang yang sudah
beribadah melayani TUHAN (hamba TUHAN, anak TUHAN). Ini yang bahaya!
Ay
2 => “
Manusia akan mencintai dirinya sendiri” =>
egois. Kalau sudah egois, pasti manusia darah daging yang
mempertahankan dosa.
“
tidak
mempedulikan agama” = mencampur aduk
agama, mempelajari agama lainnya. Ini sekarang akan terjadi.
Ay
4 => “
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah”
=> tidak taat = melawan TUHAN.
Jadi
kalau sudah mulai egois, nanti ujungnya adalah tidak taat. Egois itu
mementingkan diri sendiri (“akuisme”). Jika sudah egois, nanti
pasti memberontak dan tidak taat baik di rumah, di gereja dan
dimanapun.
Misalnya di rumah:
- Kalau
suami egois, maka tidak taat kepada Firman.
Firman mengatakan “mengasihi istri”, dia malah kasar kepada
istri dan lain-lain.
- Istri
egois, maka tidak taat kepada Firman.
Firman mengatakan “istri tunduk”, dia malah melawan suami.
- Anak
egois, maka tidak taat kepada Firman
dan juga menjadi
tidak taat kepada orang tua.
Jadi
mulai dari egois sampai tidak taat kepada Firman,
dan ada delapan belas.
Siapakah
mereka itu? Ay 5 => mereka menjalankan ibadah, tetapi mereka
memungkiri kekuatan ibadah (menolak kekuatan ibadah). Kekuatan ibadah
adalah Kabar Mempelai
(pengajaran yang benar). Kabar Mempelai ini
bukan lah milik satu organisasi atau satu orang saja, tetapi milik
kita semuanya, karena ada di dalam alkitab.
“lihatlah Mempelai datang”, “perjamuan kawin Anak
Domba”, ini ada di dalam
alkitab dan milik semua gereja, tinggal mau menerima atau
tidak.
Kesimpulannya
adalah di akhir zaman banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang
beribadah tetapi menolak kekuatan ibadah.
Menolak
kekuatan ibadah = menolak pengajaran yang benar (Kabar
Mempelai). Istilah lainnya adalah tidak
mengutamakan Firman pengajaran yang benar
dalam ibadah, tetapi menggembar gemborkan perkara jasmani seperti
kemakmuran dan hiburan (berkat jasmani). Gereja hanya diisi oleh
kemakmuran dan hiburan yang jasmani.
Tadi
disebutkan “
Secara lahiriah mereka menjalankan
ibadah mereka”
=
senang.
Jika
didalam ibadah tidak mengutamakan Firman
pengajaran yang benar, hanya mengutamakan perkara yang jasmani
(hiburan, kemakmuran, berkat jasmani), maka hanya sampai di emosi
daging (“lahiriah”) dan tidak akan sampai di batin. Sekalipun
mereka bisa menangis dan senang, itu hanya emosi daging saja, bukan
di hatinya. Jadi ada ibadah lahiriah dan ibadah batiniah. Kalau
ibadah lahir batin, itu mengutamakan Firman,
sebab Firman-lah yang menjamah sampai ke
hati kita. Ibadah yang tidak menampilkan Firman/menolak
Firman
Misalnya: jangan lama-lama
pemberitaan Firmannya, jangan seperti ini,
sebab nanti orang akan pulang, hanya hiburan, kemakmuran
jasmani, mungkin mendapatkan, tetapi ibadahnya hanyalah secara
jasmani (sampai emosi daging saja), tidak pernah menyentuh hati.
Semoga kita dapat mengerti.
Jika
ibadahnya secara lahiriah (emosi daging) saja, tidak pernah menyentuh
hati,
akibatnya adalah tidak
mengalami pembaharuan dan tetap menjadi manusia darah daging. Salah
satu buktinya, di gereja adalah soal uang.
Uang merupakan persoalan yang paling kecil (milik TUHAN yang paling
kecil), tetapi sudah menjadi masalah yang paling besar di gereja =>
masalah apa sampai timbul seperti ini? masalah uang.
Inilah salah satu bukti ibadah hanya sampai emosi daging (tidak
pernah berubah hidupnya).
Dalam
ibadah pada waktu yang lalu, kita sudah
belajar melayani TUHAN tanpa hak (tanpa upah). Ini memang sakit bagi
daging.
Misalnya: kemana-mana semuanya membayar sendiri.
Kemarin saya juga bersaksi, bahkan dari
pemerintah mau memberikan uang sebesar berapa ratus ribu untuk setiap
guru sekolah Minggu, tetapi saya menolak
=> terima kasih, tidak perlu, berikan
kepada yang lainnya saja. Jika ada tiga
puluh enam guru sekolah Minggu,
dapat berapa juta? Sekitar sepuluh juta
lebih setiap bulannya. Jadi masalah uang
karena kita mengutamakan hati (Firman).
Sebab saya takut, kalau sudah diberikan uang (yang jasmani), maka
upah rohaninya akan hilang. Itu sebabnya
kita harus bersungguh-sungguh.
Jadi
dalam ibadah kita harus mengutamakan Firman
pengajaran, kalau tidak mengutamakan Firman
pengajaran, maka kita tidak akan mengalami pembaharuan, tetap menjadi
manusia darah daging dengan delapan belas
sifat tabiat daging.
Delapan
belas itu merupakan cap 666 (dicap oleh antikris). Ini seperti
perempuan bungkuk di dalam bait ALLAH
selama delapan belas tahun. Perempuan
bungkuk ini berada di dalam bait ALLAH
dan ini merupakan gambaran hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang
berada di dalam bait ALLAH
tetapi dicap dengan angka 6.6.6.
Ini betapa ironisnya? sudah berada di dalam bait
ALLAH, tetapi dicap oleh antikris, sebab
dalam ibadahnya tidak mengutamakan Firman.
Firman = Pribadi TUHAN. Semoga kita
mengerti.
Tadi
dalam 2 Timotius 3: 5 “
Jauhilah mereka itu!”, bukan
“musuhilah mereka itu”. “Jauhilah” artinya jangan bersekutu
dengan mereka (jangan berfellowship dalam ibadah). Kalau berteman
boleh (teman kerja dsb), mengirim mereka makanan silahkan saja. Ini
bukan musuhilah atau tidak bertegur
sapa dengan mereka, jangan seperti ini, kita harus tetap baik. Semoga
kita dapat mengerti.
Sikap
yang benar terhadap undangan adalah menerima undangan = menerima
Kabar Mempelai =
menerima Firman pengajaran yang benar,
sehingga kita mengalami pembaharuan (keubahan hidup) dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti YESUS sedikit demi sedikit.
Di
bagian atas sudah dijelaskan, Firman
pengajaran bagaikan cermin ajaib, kalau kita bercermin apa yang
cacat, kotor, buruk akan diubahkan oleh wajah YESUS yang bersih. Jadi
kalau kita bercermin, kita melihat wajah sendiri dan melihat wajah
YESUS => wajah kita yang kotor dibuang dan wajah yang bersih dari
YESUS akan masuk ke dalam diri kita.
Begitulah seterusnya dan kita akan semakin diubahkan. Semoga kita
dapat mengerti.
Jadi
kita diundang terlebih dahulu, setelah kita menerima undangan dan
mengalami pembaharuan, baru kita dapat
mengundang yang lainnya untuk bisa dibaharui. Kalau kita sendiri
tidak berubah dan mengundang yang lain => orang yang diundang
sudah datang, kita sendiri malah mengantuk saat mendengarkan Firman,
lalu orang yang dari jauh (dari luar negeri) akan
berkata, hanya seperti ini saja.
Sekarang
kita belajar tentang pembaharuan. Kabar Mempelai
membaharui kita dalam tiga tingkatan. Ini seperti tabernakel, Musa
naik ke gunung Sinai melihat kerajaan surga (Keluaran 25), lalu TUHAN
memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi itulah kemah suci
(tabernakel).
Tiga
macam tingkatan pembaharuan oleh Kabar
Mempelai:
- Pembaharuan
di kolam
pembasuhan
(pada zaman Musa)
= baptisan
air (sekarang).
Ini terjadi di halaman tabernakel.
Kerajaan surga yang dilihat oleh Musa ada halamannya, seperti gereja
ini juga ada halamannya di luar. Setelah masuk pintu gerbang, lalu
di halaman terdapat kolam pembasuhan.
Roma
6: 2, 4,
2.
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah
kita masih dapat hidup di dalamnya?
4.
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Ay
2 => “Bukankah kita telah mati bagi
dosa” => bertobat = berhenti berbuat
dosa, kembali kepada TUHAN.
“bagaimanakah
kita masih dapat hidup di dalamnya?” =>
kalau sudah mati terhadap dosa, tidak boleh berbuat dosa
lagi.
Ay 4 => “demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”
=> mengalami pembaharuan.
Syarat
baptisan air yang benar adalah bertobat (ay
2) = mati terhadap dosa. Bagi
saudara yang mau ikut baptisan air pada
tanggal tujuh
nanti,
mari mendengarkan Firman
dan jika
Firman
menunjukkan dosa-dosa, harus bertobat. Baptisan air itu ada yang
benar dan ada juga yang
tidak benar.
Pelaksanaan baptisan air
yang benar adalah orang mati harus dikubur =
orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) dikuburkan bersama
YESUS dalam air, kemudian keluar dari air bersama dengan YESUS
(bangkit bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru itulah hidup
surgawi. Dulu kita dilahirkan oleh ibu kita masing-masing untuk
hidup di dunia ini (manusia darah daging yang tidak bisa masuk
surga). Oleh sebab itu kita perlu dilahirkan baru oleh TUHAN
(kelahiran baru) lewat baptisan air supaya kita mendapatkan hidup
baru, hidup surgawi yang cocok untuk kerajaan surga. Semoga kita
dapat
mengerti.
1
Petrus 3: 20,
21,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Ay
21 => “Juga kamu sekarang diselamatkan
oleh kiasannya, yaitu baptisan” =>
baptisan air = bahtera Nuh.
Baptisan air yang benar = masuk dalam
bahtera Nuh. Waktu itu memang banyak bahtera, tetapi yang
menyelamatkan cuma satu yaitu bahtera Nuh. Artinya
banyak baptisan air, tetapi yang benar hanya
satu yaitu kita dibaptis seperti YESUS dibaptis (dikuburkan bersama
YESUS dalam air, kemudian keluar dari kuburan air bersama dengan
YESUS). Semoga kita dapat
mengerti.
Baptisan air ini bukanlah ketentuan dari gereja A
atau gereja B, juga bukan ketentuan dari pendeta
A atau pendeta
B, melainkan ketentuan dari TUHAN, sebab itu jangan diprotes.
Saya selalu menyebutkan, YESUS sebenarnya tidak memerlukan baptisan
air, sebab YESUS tidak berbuat dosa dan tidak perlu bertobat. Kenapa
YESUS harus baptisan air? untuk melakukan kehendak Bapa dan memberi
contoh baptisan air yang benar.
Hasil
baptisan air adalah hidup yang baru =
“memohonkan hati nurani yang baik” = mengalami pembaharuan dari
hati nurani yang jahat menjadi hati nurani yang baik (taat
dengar-dengaran). Pada zaman Nuh, hati nurani manusia itu jahat,
terutama dalam nikah jahat semuanya (kawin campur, kawin cerai),
sehingga menghasilkan raksasa-raksasa (manusia yang tidak wajar lagi
hawa nafsunya dan keinginan dagingnya). Kejahatan yang paling puncak
yaitu soal nikah, sebab itu nikah harus dijaga. Kita harus
berhati-hati! Undangan TUHAN menuju perjamuan kawin Anak
Domba
(nikah yang rohani), sebab itu setan mau menghancurkan nikah yang
jasmani.
Baptisan air ini merupakan pembaharuan yang pertama
(dasar) di halaman, jika ini sudah gagal, tidak mungkin terjadi
pembaharuan sampai sempurna di ruangan maha suci. Baptisan air
sebagai penentunya! Yang belum dibaptis dengarkan Firman
sedangkan
yang sudah dibaptis cocokkan:
- Syaratnya,
apakah sudah bertobat?
- Pelaksanaannya,
apakah sudah dikuburkan dalam air? Jika sudah cocok semuanya ‘Puji
TUHAN’.
- Hasilnya,
apakah menghasilkan hati nurani yang baik (taat)?
Kejadian
6: 9,
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela
di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan
Allah.
Ay 9 => “tidak
bercela” =
jujur.
Praktek hidup baru dengan hati
nurani yang baik / hati nurani yang taat (seperti Nuh) yaitu
- Hidup
benar. Semuanya harus benar, seperti tadi
ada baptisan yang benar dan ada yang salah, demikian juga di dunia
ini, kalau tidak benar itu berarti salah. Pribadi harus benar,
bekerja, sekolah, nikah, pelayanan harus
benar.
- Tidak
bercela = jujur (dalam terjemahan lama). Jujur itu tidak ada dusta. Kita harus
jujur dalam segala hal
- Hidup
bergaul dengan Allah = setia dalam ibadah
pelayanan, setia dalam penyembahan kepada TUHAN.
Ada
delapan
orang yang masuk dalam bahtera Nuh dan semuanya merupakan mempelai
(Nuh dengan istrinya (dua
orang), Sem dengan istrinya (dua
orang), Ham dengan istrinya (dua
orang) dan Yafet dengan istrinya (dua
orang). Inilah yang disebut dengan
keselamatan Mempelai.
Kabar Mempelai
membaharui kita lewat masuk dalam baptisan air, kita dibaharui
memiliki hati nurani yang baik dengan prakteknya hidup benar, jujur,
setia dalam ibadah pelayanan dan penyembahan, maka disitulah kita
mengalami keselamatan mempelai. Semoga kita dapat
mengerti.
Dulu Nuh diselamatkan dari air
bah, sekarang kita diselamatkan dari:
- Dosa-dosa
sampai puncaknya dosa (dosa makan minum, kawin mengawinkan, nikah
yang salah), sehingga kita
dapat hidup benar. Diselamatkan itu
berarti kita tidak jatuh dalam dosa/tidak berbuat dosa.
- Celaka
mara bahaya, banjir, gempa bumi. Dulu daerah-daerah yang tidak
pernah di landa
banjir, sekarang ini,
menjadi banjir bandang (ini mendadak). Celaka mara bahaya ini
bagaikan air bah yang mematikan.
- Pencobaan-pencobaan
disegala bidang yang mustahil. Air bah ini mustahil, mau ditolong
dengan apapun tidak akan bisa, buktinya banyak yang mati (yang
pandai, yang kaya semuanya mati). Hanya kasih karunia TUHAN saja
yang mampu menolong.
- Sampai
dengan antikris yang berkuasa di bumi.
- Kita
diselamatkan dari hukuman TUHAN sampai di neraka untuk selamanya.
Inilah
gambaran air bah sekarang. Mari kita bawa keluarga kita (undang),
pertama kali dimulai dari diri kita. Kalau ada satu saja sekarang
ini yang datang untuk mendengarkan Kabar
Mempelai,
maka kita dapat
mengundang keluarga kita yang lainnya, sampai semuanya masuk dalam
bahtera Nuh (masuk dalam baptisan yang benar). Kita jangan sembarang
dibaptis => hanya katanya pendeta
A, katanya gereja, jangan! tetapi harus berdasarkan alkitab.
Saya tidak mau mengajarkan ini dari GPT, tidak! tetapi berasal dari
alkitab.
Semoga kita dapat
mengerti.
Kabar Mempelai
membawa kita ke halaman
(baptisan air yang benar), sehingga terjadi permulaan pembaharuan
dari hati nurani yang cenderung jahat menjadi hati nurani yang baik.
Tadi salah satu praktek hati nurani yang baik yaitu setia dalam
ibadah pelayanan dan penyembahan, ini juga berarti menjaga jangan
terperosok kepada pergaulan-pergaulan yang tidak benar dan tidak
suci. Kita harus menjaga pergaulan sehari-hari baik lewat
tontonan-tontonan dll. Kita boleh bergaul tetapi harus benar dan
murni, ini seperti dalam 1 Korintus 5 “pagar kita bergaul yaitu
kebenaran dan kemurnian” = kita bergaul dengan TUHAN dan sesama
dengan benar dan murni.
Misalnya:
- Bergaul
dalam pekerjaan, harus kita batasi dengan kebenaran dan kemurnian.
- Bergaul
dalam kelompok belajar, silahkan saja. Kita tidak mungkin
menyendiri, kalau guru memerintahkan untuk membentuk kelompok
belajar, kita mesti membuat kelompok belajar, tetapi batasi dengan
kebenaran dan kemurnian seperti kita bergaul dengan ALLAH.
- Bergaul
dengan sesama gereja itu harus, tetapi batasi dengan kebenaran dan
kemurnian (jangan sembarangan). Kalau tidak benar buat apa? Semoga
kita mengerti.
- Pembaharuan
di medzbah dupa emas = doa penyembahan.
Ini terjadi di ruangan
suci.
Matius
17: 1-4,
1.
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes
saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung
yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
2.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya
seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti
terang.
3.
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan
Dia.
4.
Kata Petrus kepada Yesus: "TUHAN, betapa bahagianya kami berada
di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga
kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Ay
2 => “Lalu YESUS berubah rupa di depan
mata mereka” => dalam doa penyembahan
ada keubahan.
“wajah-Nya bercahaya
seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti
terang” => Wajah
berubah bagaikan matahari dan pakaiannya putih berkilau-kilau.
Inilah keubahan.
Tadi tingkatan pertama adalah kolam
pembasuhan (baptisan air), sampai kita mengalami keselamatan
Mempelai.
Kita diselamatkan dari air bah berarti kita dipelihara, dilindungi,
diberkati oleh TUHAN.
Tingkatan yang kedua, dalam
medzbah dupa emas (doa penyembahan), terjadi dua pembaharuan:
- Pembaharuan
wajah = panca indera. Didalam wajah teradapat lima indera.
- Pembaharuan
pakaian = solah tingkah laku.
Dua
hal ini saling berkaitan. Kalau wajahnya rusak, maka pakaiannya juga
rusak. Mari kita belajar dari Hawa di Taman Eden => karena
panca inderanya rusak, pakaiannya rusak
(menjadi telanjang).
Kejadian
3: 1-7,
1.
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat
yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2.
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan
dalam taman ini boleh kami makan,
3.
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
4.
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu
tidak akan mati,
5.
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu
akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat."
6.
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya.
7.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka
telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Ay 1 => “"Tentulah
Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?" => padahal TUHAN
berfirman
“semua buah pohon di taman boleh kamu makan”. Kita harus
hati-hati sekalipun beda-beda tipis.
Ay 3 => “Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu”
=> perempuan ini menambah kata raba, padahal TUHAN hanya
berfirman “jangan kamu makan”.
Ay
6 => rusak pancaindera.
Ay 7 => rusak pakaiannya.
Kita
belajar dari Hawa tentang:
- kerusakan
panca indera.
Ular
menyampaikan firman
yang salah/ajaran lain (ayat 1) dan Hawa mau mendengarkannya.
Semestinya Hawa lari dan pasti selamat. Saya pernah bercerita, dulu
sewaktu saya menjadi guru di Petra, saya didudukkan oleh guru agama
(sarjana
agama).
Bagaiman menurut Bapak ‘YESUS
adalah satu-satunya jalan ke surga, tanpa YESUS tidak ada yang
bertemu dengan Bapa’.
Saya menjawab,
bahwa itu benar, mereka malah mengamuk
=> begini begitu. Akhirnya saya lari. Padahal Firman
yang disampaikan teksnya sudah sama dengan yang tertulis di
alkitab.
Ini mendengar saja sudah bahaya. Terlebih lagi firman yang didengar
Hawa jelas tidak sama. Sudah tahu tidak sama, malah mau.
Ini sudah terjadi kejatuhan.
Rusaknya
panca indera Hawa antara lain:
- Telinganya
rusak, karena Hawa mau
mendengarkan ajaran lain. Kalau mau mendengarkan ajaran lain, maka
telinga sudah rusak. Ajaran lain = ajaran yang tidak sesuai dengan
Firman,
gosip-gosip. Kalau ada ajaran lain, jangan ditimbang-timbang!
Kalau telinga sudah rusak, sebentar lagi mulut juga rusak.
- Mulutnya
rusak,
karena Hawa menambah kata “raba” dan mengurangi kata “bebas”
(menambah mengurangi Firman).
Setelah itu mulut menjadi memfitnah “yang benar jadi salah dan
yang salah jadi benar”. Memfitnah ini juga dari telinga, sebab
itu kita harus hati-hati. Kita harus banyak menyembah supaya
telinga menjadi peka.
Telinga ini nomor satu, guru saya
(bpk
pdt
In Juwono dan pdt
Pong) selalu menerangkan => “perhatikan cara mendengar”,
maksudnya “perhatikan cara mendengar” yang terpenting adalah
apa yang didengar terlebih dahulu. Kalau mendengar ajaran lain,
ini bisa gawat dan mulut sudah lain. Misalnya:
kalau saya mendengarkan ajaran lain, nanti mulut berkhotbah
sudah lain. Firman ditambah dan dikurangi => ditambah
gosip-gosip, fitnahan dll.
- Matanya
rusak (ay 6 “Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya”), karena Hawa memandang
sesuatu yang dilarang oleh TUHAN. Ini mulai melawan TUHAN secara
terang-terangan => TUHAN itu salah, ini lebih bagus daripada
buah yang lain. Kalau TUHAN berfirman
“jangan makan buah itu” ini berarti juga “jangan melihat
buah yang dilarang”.
- Hidungnya
rusak.
Kejadian
3: 6,
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia,
dan suaminyapun memakannya
Ay
6 => “memberi pengertian”
=> memberi pengertian apa? Ay 5.
Kejadian
3: 5,
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu
akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang
yang baik dan yang jahat."
Hawa
langsung makan buah yang dilarang oleh TUHAN, melanggar Firman
dan mau menjadi sama dengan ALLAH.
Itu hidung yang
rusak (hidungnya mampet/buntu)
sehingga
tidak mau menyembah TUHAN. Kita memang mau menjadi sama dengan
TUHAN, tetapi lewat perobekan daging (doa penyembahan). Kalau
ingin menjadi sama dengan TUHAN lewat melanggar Firman,
ini namanya tidak mau menyembah TUHAN (tidak mau perobekan
daging). Hidung ini berhubungan dengan pernafasan sampai ke leher,
ini juga menunjuk doa penyembahan. Hawa ini mau gampang saja =>
daripada susah-susah lewat doa penyembahan, doa puasa, doa semalam
suntuk, sehingga Hawa
makan buah yang dilarang oleh TUHAN supaya menjadi sama dengan
TUHAN =
tidak mau mengalami perobekan daging/tidak mau menyembah TUHAN =
hidungnya mampet/buntu
bagaikan tidak dapat
bernafas.
- Kulitnya
(peraba/perasa) rusak.
Kejadian
3: 10,
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam
taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi.
Ay 10 =>
“aku menjadi takut”
=> perasaannya takut. Dulu senang di taman Eden, saat TUHAN
datang begitu senang, tetapi setelah berbuat dosa dan
pada saat TUHAN datang,
mereka bertambah takut. Saat kedatangan
TUHAN ke dua kali “timpalah aku hai bukit
batu” inilah ketakutan.
Perasaan
takut ini menunjuk kulit/peraba yang rusak. Jika di taman Eden
saja takut, lalu bagaimana dengan di dunia ini? di taman Eden
semuanya serba ada, tidak ada penderitaan, tidak ada
penyakit, tetapi merasa
takut, lalu bagaimana dengan di dunia
ini yang ada penderitaan dll. Mengapa di taman Eden terjadi
ketakutan? ini karena dosa (karena panca inderanya rusak).
- Kerusakan
pakaian.
Jika
panca indera sudah rusak, akibatnya adalah
- Pakaian
menjadi rusak = telanjang.
- Diusir
ke dalam dunia dan bersuasana kutukan (letih lesu, beban berat,
kepedihan, kesusahan, air mata).
Panca
indera dan pakaian ini sebagai penentu, bagaimana nasib kita di
dunia ini? Apakah bersuasana firdaus atau bersuasana kutukan.
Penentunya bukanlah ijasahnya apa? modalnya berapa untuk membuka
perusahaan, toko? bukanlah itu! Kalau penentunya itu semua, tidak
perlu
mengikuti
YESUS, ikut orang-orang kaya saja. Panca indera dan pakaian ini
secara otomatis menjadi
satu; kalau
panca indera baik, pakaiannya berkilau. Kalau panca inderanya
rusak, pakaiannya rusak (pakaian semakin rusak, tambal sulam,
sampai telanjang) dan masuk dalam suasana kutukan.
Mari kita
bersungguh-sungguh, nomor satu yang dijaga adalah telinga. Kalau
sudah mendengar suara aneh, saudara yang semula berbahagia,
senang dalam TUHAN, lama-lama berubah menjadi kutukan (setiap hari
bersuasanakan
duri, caci maki dll). Semoga kita dapat
mengerti.
Kabar Mempelai
membaharui panca indera kita, sehingga pakaian kita juga dibaharui
sampai menjadi putih berkilau-kilauan. Kabar Mempelai
mendorong kita untuk menyembah TUHAN dalam penyembahan yang benar,
sehingga kita mengalami pembaharuan panca indera dan pembaharuan
pakaian menjadi putih berkilau-kilau.
Filipi
4: 6-8
6.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
7.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
8.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, (1)semua
yang benar, (2)semua
yang mulia, (3)semua
yang adil, (4)semua
yang suci, (5)semua
yang manis, (6)semua
yang sedap didengar, (7)semua
yang disebut kebajikan dan (8)patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Ay
8 => ada delapan
kesucian Mempelai.
Dari keselamatan Mempelai
naik menjadi kesucian Mempelai.
Ada delapan,
ingat yang selamat dari bahtera Nuh hanya
delapan
orang (delapan pasangan
mempelai).
Mari
hari-hari ini kita banyak menyembah TUHAN! Kalau kita menyembah
TUHAN dan mengalami perobekan daging, bukti pertama adalah telinga
tidak sembarang/asal
mendengar. Inilah bukti sudah mengalami perobekan daging
(pembaharuan) dalam doa penyembahan. Jadi doa penyembahan itu bukan
hanya bicara berapa jam => TUHAN mengajar berdoa 1 jam, doa
semalam suntuk (berjam-jam), bukan hanya bicara hancur hati =>
menangis, menyembah dengan keluh kesah, hancur hati (ini ada
ayat-ayatnya), ini bukan hanya sampai disitu saja, melainkan sampai
terjadi perobekan daging (pembaharuan). Nomor satu testnya
adalah telinga, kita jangan sembarang mendengar ajaran lain, gosip,
sebab inilah yang mempengaruhi semuanya (hidup kita telanjang atau
tidak). Semoga kita dapat
mengerti.
Kabar Mempelai
mendorong kita untuk menyembah TUHAN, sehingga mengalami perobekan
daging/pembaharuan, sampai ada delapan
kesucian Mempelai.
Hasilnya
adalah => Matius
17: 4,
Kata Petrus kepada Yesus: "TUHAN, betapa bahagianya kami berada
di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga
kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Ay
4 => “biarlah kudirikan di sini tiga
kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
=> ini menunjuk tabernakel: halaman, ruangan suci dan ruangan
maha suci.
Jadi hasilnya adalah kebahagiaan
surga dikaitkan dengan tabernakel:
- Kebahagiaan
surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia ini.
- Kebahagiaan
surga ditengah penderitaan.
Seandainya
anda naik ke gunung malam-malam, enak
tidak? Kalau ingin tahu gunung Ijen ya dipaksa-paksa. Kalau naik
gunung tidak ada persiapan, tidak pakai apa-apa, pasti dingin dan
tersiksa. Satu waktu saya naik ke gunung Ijen kurang persiapan,
jaketnya tidak tebal dll, lalu tidurnya di tempatnya membakar
belerang (disitu ada apinya), kalau tidak bisa kejang. Ini tidak
senang, tetapi disini (di atas gunung) Petrus senang.
Waktu ada
mujizat lima
roti untuk lima ribu
orang, Petrus tidak mengatakan
bahwa ia
berbahagia
dan merasa hebat, tidak ada dan tidak
ditulis di dalam alkitab!
Mujizat orang yang mati dibangkitkan oleh TUHAN, yang ikut hanya
Petrus, Yakobus dan Yohanes, juga tidak dituliskan => Petrus
senang-senang, dan berkata
hebat, tidak! tetapi di atas gunung Petrus mengatakan
‘betapa
bahagianya’.
Kita tidak rugi menyembah TUHAN. Kalau penyembahan mencapai
puncaknya
yaitu sampai
pada ukurannya yaitu perobekan daging,
sampai ada delapan
kesucian Mempelai
(“semua yang sedap didengar dll”),
maka betapa bahagianya hidup kita. Delapan
kesucian Mempelai
inilah yang harus kita pikirkan dan yang masuk dalam hidup kita.
Inilah kebahagiaan surga /kebahagiaan firdaus yang tidak bisa
dipengaruhi oleh apapun juga. Semoga kita mengerti.
Dalam doa
penyembahan ada kebahagiaan, tidak peduli suasana kita seperti di
gunung, kedinginan, tidak ada makanan, tetapi kita tetap bahagia.
Petrus diatas gunung tidak mau turun => TUHAN biar kudirikan
kemah saja, padahal kalau turun bisa mendapatkan makanan dll.
- Pembaharuan
di tabut perjanjian.
Ini terjadi di ruangan maha
suci.
Wahyu
21: 5,
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah,
karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Ini
merupakan pembaharuan yang terakhir = pembaharuan di Yerusalem baru
yaitu kita dibaharui sampai menjadi sempurna sama mulia seperti
YESUS, kita menjadi Mempelai
Wanita
Surga.
Ini seperti tabut perjanjian yang kayunya sudah tidak ada lagi, kayu
disalut dengan emas luar dan dalam, sehingga yang kelihatan hanyalah
emas saja = tidak ada manusia daging lagi.
Tabut
perjanjian terdiri dari dua
bagian:
- Tutupnya
terbuat dari emas murni. Ini menunjuk YESUS.
- Tabutnya
terbuat dari kayu, tetapi pelan-pelan disalut dengan emas. Ini
menunjuk kita semuanya yang terus dibaharui (disalut dengan emas),
sampai satu waktu tidak ada lagi kayunya (yang kelihatan hanya
emasnya saja). Saat itulah kita menjadi sama mulia dengan YESUS
(menjadi Mempelai
Wanita
Surga).
Apa
yang harus dibaharui? delapan
sifat daging (delapan
dosa) dan ini
tidak boleh ada lagi didalam Yerusalem baru.
Wahyu
21: 8,
Tetapi (1)orang-orang
penakut, (2)orang-orang
yang tidak percaya, (3)orang-orang
keji, (4)orang-orang
pembunuh, (5)orang-orang
sundal, (6)tukang-tukang
sihir, (7)penyembah-penyembah
berhala dan (8)semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang
kedua."
Delapan
sifat tabiat daging yang harus
dibaharui (disalut dengan emas), antara lain:
- Penakut:
takut kepada sesuatu di dunia ini sampai melawan TUHAN. Misalnya:
- Sidang
jemaat takut tidak punya uang, sampai melakukan
korupsi.
- Takut
kepada boss,
sehingga mengurangi dan menambah angka di pembukuan. Kalau takut
kepada TUHAN => jangan boss,
saya takut kepada TUHAN dan nanti masuk neraka.
- Gembala
takut jika jemaat keluar dari gereja, sehingga gembala menuruti
keinginan jemaat.
Penakut
ini harus disalut dengan emas, sampai kita menjadi takut akan
TUHAN.
- Tidak
percaya: ini termasuk bimbang. Kalau
bimbang, tidak dapat
masuk Yerusalem baru. Oleh sebab itu kita harus tegas.
- Keji:
jahat.
- Pembunuh:
kebencian.
- Persundalan:
dosa seks, termasuk juga nikah yang salah. Saya berdoa, kalau ada
nikah yang salah sebelum TUHAN YESUS datang kembali, supaya bisa
diperbaiki dan kita bisa sempurna seperti Dia, masuk perjamuan
kawin Anak
Domba.
Semoga kita dapat
mengerti.
- Tukang-tukang
sihir: ramalan-ramalan dll.
- Penyembahan
berhala: sesuatu yang menghalangi kita
untuk mengasihi TUHAN, sesuatu yang menghalangi kita untuk
beribadah melayani TUHAN. Mari kita mohon kepada TUHAN supaya
penyembahan berhala bisa dihancurkan (disalut dengan emas).
Seringkali kita lebih memilih sesuatu dari TUHAN, itu juga
termasuk penyembahan berhala.
- Pendusta.
Inilah
yang harus dibaharui. Kayu harus disalut dengan emas, sampai kita
sempurna seperti YESUS. Angka delapan,
menunjuk pada Mempelai
(Nuh bersama keluarga masuk bahtera). Ini ada kaitannya, tadi sudah
dijelaskan bahwa baptisan air sebagai penentunya. Kalau baptisan
air nya salah, kita tidak akan dapat
mencapai kesucian dan kesempurnaan Mempelai.
Kalau baptisan air benar (masuk bahtera Nuh), maka masih ada
harapan untuk mencapai kesucian Mempelai
dan kesempurnaan Mempelai.
Jika delapan
sifat tabiat daging ini disalut dengan emas, maka kita menjadi sama
mulia dengan TUHAN YESUS = masuk
kesempurnaan Mempelai.
Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
pembaharuan oleh Kabar Mempelai
(undangan dari TUHAN). Kita terlebih dahulu
- diundang
oleh TUHAN,
setelah kita diundang maka
- ada
tanda keselamatan Mempelai,
- ada
tanda kesucian Mempelai,
- ada
tanda kesempurnaan Mempelai
(sudah mengarah kepada kesempurnaan dan dibaharui). Setelah itu
- kita
dipakai untuk mengundang yang lainnya. Semoga kita dapat
mengerti.
1
Yohanes 2: 4,
5,
4.
Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti
perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran.
5.
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh
sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita
ada di dalam Dia.
Ay
4 => “
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya” =>
tidak taat.
Ay
5 => “
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya” =>
taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.
Jadi
ukuran kesempurnaan Mempelai
adalah tidak ada dusta (jujur) dan taat dengar-dengaran sampai
daging tak bersuara lagi (tirai terobek). Biarlah sekarang
ini kita jujur dihadapan TUHAN dan sesama (mengaku apa adanya) dan
taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi. Jujur dan taat
ini sudah senilai dengan sempurna. Jujur dan taat ini bagaikan
mengulurkan dua tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan tangan
kasih Nya kepada kita, sehingga kita hidup didalam Tangan
TUHAN.
Jika
hidup dalam tangan TUHAN (jujur dan taat), hasilnya adalah
- Keluaran
15: 26,
firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara
TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan
memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti
segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu
penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab
Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."
Ay
26 => “"Jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan suara TUHAN” => taat
dengar-dengaran. Contoh taat dengar-dengaran sampai daging tak
bersuara adalah Abraham taat kepada TUHAN untuk menyerahkan
anaknya.
Hasil pertama:
TUHAN
memberikan kesembuhan kepada kita (Jehuvah Rafah)
= kita disembuhkan dari penyakit
jasmani dan penyakit rohani, sehingga sehat jasmani dan rohani
(sehat nikah rumah tangga, sehat ekonomi dll).
- Yeremia
29: 11,
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan.
Jika
hidup dalam tangan TUHAN, maka kita berada dalam rancangan-rancangan
(rencana) TUHAN.
Hasil kedua:
Tangan
TUHAN memberikan rancangan:
- Rancangan
damai sejahtera
= kita
berada dalam rancangan damai sejahtera.
Kalau sudah damai sejahtera (tidak
stres dll), maka semua menjadi enak dan ringan.
Misalnya:
kalau kita bekerja pada bos dan perusahaan yang baik, sedikit demi
sedikit hidup kita akan lebih baik. Ini didalam tangan manusia,
apalagi kalau kita hidup didalam tangan TUHAN! Yakinlah, jika hidup
kita semakin didalam rancangan damai sejahtera, maka hidup kita
menjadi semakin enak dan ringan. Kalau semakin hari, merasa semakin
berat, kita harus periksa pembaharuan dalam baptisan, pembaharuan
dalam doa penyembahan, sampai kepada jujur dan taat.
- Rancangan
masa depan yang berhasil dan indah pada waktu Nya.
Kalau hidup dalam tangan TUHAN, pasti indah pada waktu Nya. Semoga
kita mengerti.
Sekarang
mungkin ada pertanyaan, mengapa
saya semakin hari merasa lebih berat (letih lesu) dan tidak indah
(kacau balau hidupnya)? jawabannya adalah karena masih ada dusta
(tidak jujur). Dusta itu sebagai penutup dosa. Tadi, kalau mau
sempurna, ada delapan
hal yang harus dibaharui, sampai yang terakhir tidak boleh ada
dusta. Kalau tidak jujur (dusta), berarti tidak taat,
itu sebabnya kita harus berubah.
Kalau
sudah jujur dan taat, dan
mengapa hidup saya semakin berat dan
hidup serasa tidak indah?
jawabannya adalah sabar untuk menunggu
waktu dari
TUHAN. TUHAN tidak pernah menipu kita. Ini yang harus kita yakini.
- Yesaya
52: 13-14,
13.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14.
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti
anak manusia lagi--
Ayat 13 =>
inilah YESUS yang berhasil, mulia dan ditinggikan.
Ayat 14 =>
“begitu buruk rupanya”
=> diatas kayu salib menjadi buruk rupanya.
Hasil ketiga:
TUHAN
sudah memberikan jaminan kepada kita.
Di kayu salib Wajah-Nya
menjadi buruk dan hancur untuk menjadikan semuanya indah pada waktu
Nya.
Saya pernah mendengar dari alm
bpk pdt
Totaijs, saat ada gambar-gambar YESUS yang disalibkan, lalu beliau
berkata => “ini masih indah sekali gambarnya (sudah diberi
darah, duri dll), sebenarnya tidak begitu, Wajah
YESUS di kayu salib menjadi jelek” Ini yang dulu saya terima.
Dalam doa penyembahan TUHAN lebih menekankan di Yesaya 52 (“begitu
buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi”).
Kalau tidak seperti manusia, lalu seperti apa? ciptaan TUHAN lainnya
kan ada binatang dan malaikat. Kalau seperti malaikat itu masih
mulia, tetapi Wajah
YESUS seperti malaikat yang sudah jatuh (setan).
Di
kayu salib Wajah YESUS “bukan seperti manusia lagi” artinya:
- Wajah
YESUS seperti binatang yaitu seperti
anjing dan
babi.
Bangsa kafir
bagaikan anjing dan babi. YESUS yang mulia, menjadi seperti anjing
dan babi,
supaya bangsa
kafir
yang bagaikan anjing babi bisa menjadi mulia seperti YESUS.
- Wajah
YESUS seperti setan. Mengapa demikian?
sebab Petrus pernah menjadi seperti iblis. Kalau YESUS tidak sampai
seperti setan untuk menangggung dosa kita, maka yang sudah seperti
setan tidak akan dapat
tertolong. Siapapun kita sekarang
ini, bahkan sudah seperti setan (najis, jahat, anjing babi),
semuanya dapat
menjadi indah, bahkan jika YESUS datang ke dua kali kita dapat
menjadi sempurna sama mulia seperti Dia. Kita menjadi Mempelai
Wanita
yang siap diangkat bersama dengan Dia.
Semuanya
tidak ada yang mustahil, asalkan kita hidup di
dalam Tangan
TUHAN (jujur dan taat). Kalau sudah jujur dan taat, tetapi belum
ditolong TUHAN, kita harus sabar. Kalau sudah tidak kuat lagi,
berarti waktu Nya tinggal sedikit lagi.
Ini seperti perempuan
yang hendak melahirkan, saat-saat tidak kuat lagi, maka sebentar
lagi sudah melahirkan. Kita harus tetap memandang Korban
Kristus, disitu ada jaminan TUHAN, TUHAN sudah menanggung semuanya
dan TUHAN tidak pernah menipu kita.
TUHAN
memberkati.1