Kita
masih membaca
Wahyu 1: 10-12
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai
oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring,
seperti bunyi sangkakala,
11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Rasul
Yohanes mengalami sengsara daging karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS di pulau
Patmos, sehingga ia dapat mendengar dan
melihat suara sangkakala yang nyaring yang menjadi wujud tujuh kaki
dian dari emas. Ini sama halnya kepada kita, jika kita beribadah dan
melayani TUHAN dengan tanda sengsara daging/tanda darah/tanda salib,
maka kita juga dapat mendengar dan melihat
suara sangkakala yang nyaring yang menjadi wujud tujuh kaki dian
emas.
Artinya kita dapat mendengar
dan melihat Firman penggembalaan (suara
sangkakala yang nyaring) yang mengandung bobot Firman
pengajaran yang benar, yang keras, yang tajam, sehingga dapat
menyucikan dan mengubahkan kita menjadi sempurna seperti YESUS =
menjadi Mempelai Wanita
Surga = menjadi pelita emas yang selalu
bercahaya. Pada ibadah pendalaman alkitab yang
lalu, Mempelai Wanita
Surga digambarkan sebagai Perempuan
dengan mahatari, bulan dan bintang.
Tugas
dari gereja TUHAN (Mempelai
Wanita TUHAN) adalah
Bersaksi
dan mengundang itu penting!
Sekarang
ini kita akan
mempelajari tugas
dari
Mempelai Wanita
dalam ‘bersaksi’.
Nanti juga akan kita pelajari tugas
Mempelai Wanita
dalam ‘mengundang’. Kita juga harus aktif mengundang. Kalau ada
kegiatan-kegiatan, mari kita mengundang, entah yang diundang datang
atau tidak, itu urusan dengan TUHAN. Yang penting kita menunaikan
tugas dari TUHAN. Jika sudah bersaksi, kita harus mengundang (mungkin
kita ingat saudara-saudara kita yang dulu). Misalnya: lewat SMS atau
lewat apa saja.
Kisah
rasul
1: 8
Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi."
Apa
yang harus disaksikan?
- “bersaksi
dari Yerusalem, ke Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi”
= bersaksi
tentang injil keselamatan
= kabar
baik.
Injil
keselamatan (kabar baik) adalah injil yang
memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali,
mati di kayu salib untuk membawa orang-orang berdosa supaya percaya
YESUS dan diselamatkan.
- Cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus
= kabar
mempelai.
Cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus yaitu injil
yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan
dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja,
Mempelai Pria Surga untuk menyucikan dan menyempurnakan kita
semuanya = membawa orang-orang yang sudah selamat untuk
disempurnakan seperti YESUS.
Dua
inilah yang harus kita saksikan. Kita sudah
mengenal injil keselamatan yang
memberitakan tentang kedatangan YESUS
pertama kali, tetapi ini bukan sampai disitu saja. Sesudah selamat,
kita mau kemana? masih ada cahaya injil kemuliaan Kristus. Semoga
kita dapat bersaksi.
“
Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu”
artinya kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak dapat
bersaksi, sebab daging ini suka menyangkal, bergosip, memfitnah.
Jadi
kekuatan untuk bersaksi adalah Roh Kudus. Oleh sebab itu kita
harus memiliki kuasa Roh Kudus.
Roh Kudus digambarkan sebagai
minyak yang membuat pelita tetap bercahaya. Jika kita bersaksi, itu
seperti pelita yang tetap bercahaya (tidak mati-mati). Kehidupan yang
bisa tergembala (mendengar dan melihat firman penggembalaan) akan
disucikan dan diubahkan, sehingga tampil seperti pelita yang
bercahaya (sekalipun belum sempurna/menuju kesempurnaan) dan bisa
bersaksi kepada yang lain. Ini harus ada minyaknya, jika minyaknya
habis, pelitanya padam. Minyak ini harus tetap dijaga, supaya pelita
tetap bercahaya.
Zakharia
4: 2-6,
2.
Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?"
Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas
seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada
tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang
ada di bagian atasnya itu.
3.
Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat
minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
4.
Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan
aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
5.
Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya
kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?"
Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
6.
Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada
Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Ay
2 => “
tampak sebuah kandi, dari emas seluruhnya” =>
pelita emas.
“
ada
tujuh corot” => selang-selang.
Ay
3 => “
Dan pohon zaitun ada terukir padanya” => pada
kandil ada ukiran pohon zaitun.
Roh
Kudus digambarkan sebagai kandil yang memiliki
tempat minyak. Gambaran yang mudah dimengerti: pada pelita emas ada
selang-selang sebanyak tujuh, karena lampunya ada tujuh, kemudian ada
tempat minyak yang berukir pohon zaitun. Ada tempat minyak dan ada
corotnya/selangnya, jadi minyak akan mengalir terus dan pelitanya
menyala terus.
Jadi
supaya pelita tetap menyala, paling tidak ada dua hal yang harus
diperhatikan:
- tempat
minyak yang ada ukiran pohon zaitun harus diperhatikan supaya ada
minyak terus dan
- corotnya
juga harus diperhatikan. Kalau selangnya buntu, minyaknya tidak bisa
mengalir dan pelita tidak bisa menyala.
Mari
kita akan mempelajari, supaya kita menjadi
pelita yang tetap menyala. Pelita emas/kandil merupakan gambaran
kehidupan kita.
Ada
dua hal yang harus diperhatikan supaya minyak tetap dalam pelita emas
(pelita tetap disupply minyak terus lewat selangnya) dan pelita emas
tetap bercahaya (tetap bersaksi):
- Tempat
minyak yang terukir pohon zaitun selalu berada di bagian atas pelita
emas.
Tempat minyak jangan dibalik (dibawah pelita
emas), kalau minyaknya dibawah akan susah dan memakai pompa. Jika
tempat minyaknya diatas pelita emas, minyak akan terus mengalir
dan tidak perlu memakai pompa.
Tempat
minyak = sumber
minyak adalah korban Kristus bagaikan buah
zaitun (ukiran pohon zaitun) yang diperas dan menghasilkan minyak
urapan. Korban Kristus ini harus diatas (dihargai dan ditinggikan).
Saat di taman Getsemani
dan di kayu salib, YESUS bagaikan buah zait yang diperas (dagingnya
diperas) dan menghasilkan minyak urapan.
Yohanes
16: 7,
Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak
akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus
Dia kepadamu.
Ay 7 =>
“Adalah lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi” => YESUS pergi = YESUS
mati, bangkit dan naik ke surga.
“Penghibur”
=> Roh Kudus.
“tetapi jikalau Aku
pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” =>
ini seperti tempat minyak yang ada corotnya, minyaknya tinggal turun
saja (diutus). Pelita emas akan terus menyala, karena minyaknya
masuk dalam pelita.
Tempat minyak
diatas pelita emas artinya kita harus selalu
menghargai korban Kristus, sehingga korban Kristus terukir didalam
hati kita (tempat minyak diukir pohon zaitun dan diletakkan diatas),
maka kita akan mengalami minyak urapan Roh Kudus. Jika tempat minyak
dibawah pelita emas, minyak tidak akan bisa naik. YESUS mati dan Roh
Kudus dicurahkan, itulah sumbernya minyak. Sekarang
ini tugas kita sebagai pelita emas adalah
bersaksi (pelita tetap menyala).
Praktek
menghargai/meninggikan korban Kristus sampai terukir dihati adalah:
- Saling
mengaku dan saling mengampuni.
Kalau ada dosa, minyak tidak ada. kalau tidak ada dosa, minyak
dicurahkan.
Saling mengaku:
Jika kita berbuat dosa, kita harus mengaku dosa kepada TUHAN
(vertikal) dan kepada sesama (horisontal) dan jika diampuni jangan
berbuat dosa lagi. Vertikal dan horisontal membentuk kayu
salib.
Saling mengampuni:
mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. YESUS mati di kayu
salib adalah untuk menyelesaikan dosa. Kita menghargai/meninggikan
korban Kristus itu bukan hanya memakai kalung salib, memakai
gambar-gambar salib, bukan hanya itu saja! tetapi sampai dalam
praktek sehari-hari yaitu saling mengaku dan saling mengampuni.
Jika dosa sudah disingkirkan (mengakui dosanya sendiri dan
mengampuni/melupakan
dosa orang lain) = dosa sudah diselesaikan oleh Darah
YESUS, maka minyak urapan dicurahkan kepada kita. Ini seperti
tempat minyak diatas, maka minyak akan turun terus (minyak terus
dicurahkan).
- 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Praktek
menghargai korban Kristus: kita
rela mengalami sengsara daging bersama YESUS
(sengsara
tanpa dosa)
= percikan
darah.
Mari kita mengalami percikan darah
agar kita
mendapatkan minyak urapan.
Bentuk
lain dari percikan darah:
selain kita berpuasa, doa
malam dan doa semalam suntuk, mungkin
kita tidak salah, tetapi disalahkan, difitnah, inilah bagian dari
salib/percikan darah. Jangan takut, kalau benar-benar tidak berdosa
dan kita difitnah, justru urapan akan semakin kuat. Semoga kita
dapat mengerti.
Saat
kita mengalami sengsara daging tanpa dosa, ini seperti daging
diperas (seperti buah zait diperas) dan akan menghasilkan minyak
urapan Roh Kudus. Inilah yang pertama harus diperhatikan supaya
pelita tetap menyala, kita tetap menjadi saksi TUHAN, bukan menjadi
sandungan, bukan menyangkal.
- Corot
harus selalu terpasang dengan baik.
Kalau
corotnya lepas, minyaknya tidak akan sampai masuk di pelita dan
percuma saja. Istilah corot/selang harus selalu terpasang dengan
baik ini sudah mencakup semuanya (corot tidak buntu dll). Corot
harus selalu terpasang dengan baik artinya
hubungan kita dengan YESUS harus tetap baik sampai dengan permanen
(tidak bisa lepas lagi), lewat ketekunan dalam kandang
penggembalaan/ruangan suci/
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya (hari
Minggu).
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah
pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.
- Medzbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa
penyembahan.
Mari
kita saling berdoa. Yang belum tekun dalam kandang penggembalaan,
mari didoakan supaya tekun. Yang sudah tekun, jangan seperti Yudas
ada keinginan-keinginan, jangan ! tetapi yang baik saja. Semuanya
harus tekun dalam penggembalaan. Mari masing-masing pribadi corot
harus dipasang dengan baik = hubungan dengan TUHAN harus selalu baik
sampai permanen, jangan dilepas-lepas supaya minyak mengalir terus.
Kalau selangnya lepas satu kali, nanti akan lepas lagi, lama-lama
tidak sadar sudah menjadi kering. Mari ketekunan dalam penggembalaan
harus dijaga.
Imamat
21: 12,
Janganlah
ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan
tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang
menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah
TUHAN.
Ay 12 => “ia”
=> imam-imam.
“tempat kudus”
=> ruangan suci.
“karena minyak
urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di
atas kepalanya” => dalam ruangan suci,
minyak akan terus dicurahkan diatas kepala.
Jika kita tekun
dalam kandang penggembalaan (tekun dalam tiga macam ibadah pokok),
kita mengalami penyucian demi penyucian, sehingga minyak urapan Roh
Kudus selalu/semakin mengalir dalam kehidupan kita (tidak pernah
kering). Semoga kita bisa mengerti.
Inilah
dua hal yang harus dijaga supaya pelita tetap menyala (tempat minyak
harus ditinggikan dan corot harus dipasang dengan baik). Jika minyak
selalu ada, maka pelita pasti tetap menyala. Sekarang
ini mungkin banyak kebutuhan kita, tetapi kalau pelita tetap
menyala (ada minyak urapan Roh Kudus), maka semuanya sudah tercakup.
Minyak urapan Roh Kudus yang membuat pelita tetap menyala yang
akan menyelesaikan semuanya. Dunia ini gelap, yang bisa
bertahan dalam kegelapan hanyalah pelita yang tetap menyala. Jika
pelita tetap menyala (ada minyak urapan), mau menghadapi kegelapan
apa saja pasti selesai. Semoga kita dapat
mengerti.
Kegunaan
minyak urapan Roh Kudus adalah
- Roma
5: 5,
Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada
kita.
Yang
pertama: Roh
Kudus mencurahkan kasih Allah yang memberikan kekuata ekstra kepada
kita,
sehingga kita tidak putus asa, tidak kecewa dalam menghadapi apapun
juga = tahan uji
untuk:
- Tetap
setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
- Tetap
bersaksi (pelita tetap menyala) apapun yang kita hadapi. Semoga
kita mengerti.
Inilah
minyak persediaan yang berlimpah-limpah. Roh Kudus dicurahkan dan
Dia mencurahkan lagi, inilah berlimpah-limpah. Daging ini rapuh,
cepat kecewa, cepat bangga bagaikan pelita yang padam, tetapi kalau
ada minyak Roh Kudus yang mencurahkan kasih ALLAH,
kita akan tahan uji. Misalnya:
saat dipuji kita tidak akan bangga, dihantam kita tidak kecewa,
tetapi tetap tahan uji untuk setia berkobar dalam ibadah pelayanan
dan tetap tahan uji untuk bersaksi. Semoga kita dapat
mengerti.
- Minyak
urapan Roh Kudus
membuat
kita ‘dikhususkan’
(Imamat 21: 12). Istilah ‘dikhususkan’
artinya
- Kita
dipakai dalam tugas khusus.
Kisah
Para Rasul 13: 2, 5, 7, 12
2.
Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada TUHAN dan berpuasa,
berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus
bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."
5.
Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam
rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka
sebagai pembantu mereka
7.
Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah
orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia
ingin mendengar firman Allah.
12.
Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia
takjub oleh ajaran TUHAN.
Inilah
tugas khusus. Jadi orang yang diurapi akan dikhususkan (dipakai
dalam tugas khusus) yaitu dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus di akhir zaman. Memberitakan Firman
‘di rumah-rumah ibadat’
artinya memberitakan
Firman
kepada orang Kristen yang sudah selamat, untuk dibawa masuk dalam
pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Semoga kita dapat
mengerti.
- Kita
menjadi biji mata TUHAN. Dari semua anggota
tubuh, yang ditulis di Alkitab ‘khusus’ adalah biji mata. Coba
bandingkan, jantung ini organ yang lemah juga, tetapi masih
dilindungi oleh tulang rusuk secara langsung. Kalau mata, tidak ada
tulang yang melindungi.
Menjadi biji
mata TUHAN artinya
- Kita
dipelihara dan dilindungi secara langsung (secara ajaib) oleh
TUHAN, satu butir pasir pun tidak boleh masuk.
- Kita
ditolong secara langsung (secara ajaib) oleh TUHAN, sehingga semua
masalah, bahkan masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN
tepat pada waktu-Nya.
Biji
mata itu lemah, tidak berdaya, tetapi TUHAN (Roh Kudus) lah yang
bekerja. Jka menjadi biji mata TUHAN, kita tidak akan dibiarkan
oleh TUHAN.
- Keluaran
15: 23-25,
23.
Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang
di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang
tempat itu Mara.
24.
Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka:
"Apakah yang akan kami minum?"
25.
Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya
sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba
mereka,
Ay 25 => “TUHAN
menunjukkan kepadanya sepotong kayu”
=> itulah salib/Korban
Kristus.
Yang ketiga:
Roh Kudus
memiliki kuasa untuk membaharui/mengubahkan kehidupan kita:
- Dari
pahit diubahkan menjadi manis.
- Yang
hancur diubahkan menjadi baik.
- Yang
gagal diubahkan menjadi berhasil.
- Yang
daging diubahkan menjadi rohani = manusia daging diubahkan menjadi
manusia rohani seperti YESUS. Inilah kekuatan Roh Kudus yang
sanggup membaharui kita dan ini merupakan mujizat.
Roh
Kudus memiliki kuasa pembaharuan (kuasa keubahan hidup) = mujizat
terbesar. Manusia daging itu selalu
bersungut-sungut. Oleh sebab itu mulut harus diubahkan dari
bersungut-sungut, menjadi mengucap syukur kepada TUHAN, sampai bisa
menyembah kepada TUHAN. Menyembah TUHAN itu hanya berkata “Haleluya
YESUS” = tidak salah dalam perkataan.
Jika YESUS datang
kembali ke dua kali akan terdengar bunyi sangkakala yang terakhir
dan terjadi keubahan yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi
sempurna, sama mulia dengan Dia, untuk layak menyambut kedatangan
YESUS yang ke dua kali di awan-awan permai. Hanya terdengar suara
“Haleluya YESUS” sampai selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Memang
banyak kebutuhan-kebutuhan kita, tetapi untuk menghadapi dunia yang
sudah gelap (‘
pada hari TUHAN’) hanya dibutuhkan pelita
yang tetap menyala yaitu kehidupan yang bersaksi.
Apa
rahasianya supaya pelita tetap menyala? harus ada minyak
=
- Tempat
minyak harus berada diatas/hargailah Korban
Kristus (lepaskan dosa dengan saling mengaku dan mengampuni dan rela
mengalami percikan darah).
- corot
juga harus diperhatikan/hubungan dengan TUHAN harus diperhatikan
(ketekunan dalam kandang penggembalaan). Mari kita mohon supaya Roh
Kudus dicurahkan kepada kita sekalian dan terjadi mujizat di
tengah-tengah kita.
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1