Kita
tetap membaca kitab
Wahyu 1: 10-12
Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Ayat
12 => Yohanes mendengar bunyi sangkakala tetapi juga bisa melihat
bunyi/suara sangkakala.
Pulau
Patmos ini dinyatakan sebagai tempat pembuangan orang-orang jahat.
Rasul Yohanes dibuang di Pulau Patmos mengalami sengsara daging bukan
karena berbuat jahat, tetapi karena firman Allah dan kesaksian YESUS,
sehingga bisa mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang nyaring,
yang menjadi dua wujud nyata:
- Tujuh
kaki dian dari emas (Wahyu 1: 12)
= gereja TUHAN yang sempurna atau sidang jemaat yang sempurna.
- Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Gembala Agung, Raja segala
Raja dan Mempelai Pria Surga
(Wahyu 1: 13-20).
Wahyu
1: 13,
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Dimana
ada kaki dian emas (pelita emas), disitu pasti ada Pribadi
YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Gembala Agung, Raja segala
Raja dan Mempelai Laki-laki
dari surga. Semoga
kita dapat mengerti.
Apakah
artinya suara sangkakala yang nyaring, yang dapat
di dengar dan di lihat
oleh rasul Yohanes? Kita bandingkan dengan
Injil Lukas 2: 20.
Lukas
2: 20,
Maka kembalilah
gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala
sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan
apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ayat
20 => menjadi Wujud bayi YESUS.
Tadi,
rasul Yohanes mendengar dan melihat bunyi
sangkakala yang menjadi wujud pelita emas dan Pribadi
YESUS. Waktu natal, para gembala mendengar dan melihat berita
malaikat yang juga menjadi Wujud Bayi
YESUS. Jadi suara sangkakala yang nyaring, yang bisa di
dengar dan di lihat oleh rasul
Yohanes = berita malaikat yang bisa di dengar
dan di lihat oleh para gembala =
Firman
penggembalaan. Malaikat = gembala. Sangkakala itu ditiup oleh
penjaga (gembala).
Sekarang
ini yang harus kita dengar dan lihat adalah suara sangkakala yang
nyaring. Kalau dilengkapkan,
jadi suara sangkakala yang nyaring
adalah Firman penggembalaan yang
mengandung bobot Firman pengajaran yang
benar, yang keras, yang tajam, yang disampaikan secara
berulang-ulang, sehingga mampu untuk menyucikan dan mengubahkan
sidang jemaat sampai menjadi sempurna
seperti YESUS. Kita menjadi Mempelai Wanita
Surga yang siap untuk menyambut kedatangan
YESUS ke dua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala Raja, dan
juga sebagai Mempelai Pria Surga
di awan-awan yang permai. Ini seperti pelita emas dan
ditengah-tengahnya ada Pribadi YESUS
(Pribadi YESUS ditengah-tengah sidang
jemaat).
“
Pada
hari TUHAN” = hari terakhir/hari yang dahsyat. Pada zaman akhir
ini kita harus mendengar bunyi sangkakala yang nyaring, seperti rasul
Yohanes. Kita bukan lagi mendengar yang lawakan-lawakan, lelucon,
tetapi harus mendengar Firman pengajaran
yang benar, yang keras, yang tajam.
Meniup
sangkakala tentu tidak ditiup satu kali
saja, tetapi ditiup berulang-ulang.
Misalnya: mungkin masih
ada yang berdusta, sehingga sangkakala meniup soal dusta. Sangkakala
ditiup lagi (diulang-ulang) ini berarti memberikan
kesempatan dan diingatkan lagi, sampai sidang jemaat dapat
disucikan sampai sempurna seperti YESUS. Mari kita perhatikan
bunyi/suara sangkakala yang keras!
Siapakah
yang bisa mendengar suara sangkakala yang keras? Sekarang kita
tidak perlu dibuang ke pulau
Patmos seperti yang dialami oleh rasul
Yohanes. Jika kita beribadah dan melayani TUHAN dengan tanda sengsara
bagi daging (sengsara karena YESUS, bukan
karena berbuat dosa)/tanda salib/tanda darah, maka kita dapat
mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring (Firman
penggembalaan yang benar), sehingga kita dapat
tergembala dengan benar dan baik.
Tanda
sengsara misalnya: mungkin menghadapi hujan dll, tetapi saya,
bapak, ibu, saudara dapat sampai disini
untuk beribadah. Ini tentu merupakan perjuangan (ada tanda-tanda
sengsara). Kalau ibadahnya hura-hura, kita tidak akan dapat
melihat dan mendengar suara sangkakala yang nyaring. Jika daging
tidak mau sengsara, kita tidak akan dapat
tergembala/masuk kandang penggembalaan
(pintu sempit) saja sudah tidak mampu => apalagi
masuk dalam tiga macam ibadah, hari Minggu, Senin, Rabu, di
tempat ini, pasti tidak akan mampu.
Inilah
kegunaannya, kita harus mendengar dan melihat suara sangkakala yang
nyaring, yang keras => maafkan, bukan yang lembek-lembek, yang
lawakan, yang lelucon, bukan itu lagi (sudah tidak mampu lagi)! Sebab
ini “
pada hari TUHAN”/akhir zaman, nanti langit akan
terbakar, bumi akan musnah. Jadi kita sudah tidak dapat
main-main lagi dan harus mendengar bunyi sangkakala (Firman
penggembalaan) yang keras, yang tajam dan diulang-ulang. Kalau tidak
diulang-ulang, ini tidak akan dapat
sehingga banyak yang akan
ketinggalan.
Waktu
kebaktian tutup buka tahun, salah satu bunyi sangkakala adalah untuk
tanda keberangkatan (saat bangsa Israel mau
maju). Kalau sangkakala ditiup satu kali saja, banyak yang tidak
berangkat dan akan ketinggalan.
Sebab itu bunyi sangkakala harus diulang-ulang.
Sampai semuanya bisa mendengar sangkakala. Jadi kalau Firman
diulang-ulang, supaya seluruh jemaat dapat
mengalami kuasa sangkakala yang nyaring/bisa melihat Wujud
nyata dari Firman dalam setiap pribadi
kita.
Itu
sebabnya, kita jangan bosan jika ada Firman
yang diulang-ulang. Kalau Firman
diulang (sudah beberapa kali dibaca) itu
berarti kita harus semakin maju. Kita mendengar Firman
pelan-pelan saja, terus menerus dan nanti pasti mengarah kepada
kesempurnaan.
Jika
kita tahan mendengar Firman penggembalaan
yang benar, yang keras, yang lebih tajam dari pedang bermata dua =
jika kita sudah dapat
tergembala dengan benar dan baik, maka paling sedikit kita akan
mengalami tiga hal yaitu
- Filipi
3: 1b-2,
1b.
Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi
kepastian kepadamu.
2.
Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap
pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat
yang palsu
Ayat 1b =>
“Menuliskan hal ini lagi kepadamu”
=> ini berarti diulangi, sudah ditulis oleh rasul
Paulus lalu dituliskan lagi, sekarang sudah diberitakan lalu
diberitakan lagi.
“tidaklah berat
bagiku” => mengulangi Firman
bagi seorang gembala ini merupakan karunia dari TUHAN. “satu ayat
dapat diterangkan
sampai beberapa bulan” kalau bukan seorang gembala,
akan
berat. Banyak orang yang mencaci maki => Firman
diulangi lagi ayatnya, sudah
tidak ada bahan. Coba dia suruh
mengulangi satu ayat untuk khotbah dua sampai tiga kali => pasti
tidak akan bisa,
jangankan mengulangi lagi untuk maju, mengulangi yang kemarin
jangan-jangan sudah tidak bisa. Itulah karunia dari TUHAN, itu
sebabnya rasul
Paulus tulis “menuliskan hal ini sekali
lagi tidak berat bagiku”.
Jadi
“tidak berat” ini
dalam arti memang ada karunianya bagi
seorang gembala ini seperti ibu yang memberi makan anaknya.
Misalnya:
bayi minumnya harus susu, pagi ini diberikan susu oleh ibunya, siang
nanti diberikan susu lagi
tetapi diganti,
jika demikian, ini bukan-lah
seorang gembala. Kalau gembala itu “tidak
berat” => mengulangi maju lagi,
mengulangi maju lagi.
“memberi kepastian
kepadamu” => gunanya diulang-ulang
adalah untuk memberikan kepastian.
Yang pertama adalah Firman
penggembalaan yang diulang-ulang untuk memberikan kepastian atau
keteguhan iman = kita
mantap dalam Firman
penggembalaan yang
Firman
pengajaran yang benar,
sehingga tidak diterkam oleh
anjing-anjing/serigala-serigala.
Seperti dulu kalau belajar
rumus matematika => 2 + 2 = 4, mau diulangi lagi kapan pun 2 + 2
tetap 4. Sebab itu perlu diulang-ulang supaya kita mantap dalam
Firman
penggembalaan yang benar.
Anjing-anjing/serigala-serigala
(guru palsu, pekerja palsu) yaitu
- Hamba
TUHAN yang bekerja tidak sesuai dengan jabatan pelayanan.
Terutama kami sebagai gembala, ditahbiskan sebagai gembala tetapi
tidak memberi makan sidang jemaat. Ini termasuk pekerja curang,
anjing-anjing, serigala-serigala (maaf seribu maaf). Kita harus
waspada!
Permisi bicara dan doakan saya juga => kalau gembala tidak
memberi makan domba-domba, maka gembala akan memakan
domba-domba (menjadi serigala yang memakan domba) =
memanfaatkan/memeras domba-domba secara jasmani.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Mari kita mantapkan dalam pengajaran yang benar,
jangan diombang-ambingkan, supaya kita tidak diterkam oleh
serigala.
- Hamba
TUHAN yang mengajarkan ajaran-ajaran lain/ajaran-ajaran palsu yang
tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam Alkitab.
Misalnya: Alkitab
bilang tidak boleh, dia bilang boleh, karena ini dsb.
- Hamba
TUHAN yang hanya menyampaikan dongeng-dongeng, lawakan-lawakan,
gosip-gosip (membahas politik dll). Lebih
celaka lagi, kalau mengajarkan topik yang ada di bioskop, di
televisi => ini dekat-dekat pemilu, lalu mengangkat topik
tentang pemilu. Inilah yang namanya pekerja palsu, bukan lagi
memberitakan Firman
TUHAN.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Firman
semakin diulang, kita akan semakin merasakan kita
semakin mantap dan bisa dipertanggung jawabkan.
Semoga
kita dapat mengerti.
- 2
Petrus 2: 7-9,
7.
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus
menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan
yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
8.
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap
hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat
itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa—
9.
maka nyata, bahwa TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari
pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada
hari penghakiman,
Ay 8 =>
“sebab orang benar ini tinggal di
tengah-tengah mereka” => tinggal di
Sodom dan Gomora.
Ay 9 => “bahwa
TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang saleh”
=> TUHAN menyelamatkan Lot. Yang benar diselamatkan dan yang
jahat disiksa pada hari TUHAN (pada hari penghakiman).
Yang
kedua adalah untuk
menghadapi keadaan dunia akhir zaman yang kembali pada zaman Sodom
dan Gomora,
dimana dunia ini masuk dalam puncak
kesulitan-kesulitan dan masuk dalam puncaknya dosa.
Mengapa
kita harus mendengar dan melihat suara sangkakala yang keras =
Firman
penggembalaan yang diulang-ulang terus-menerus?
tadi yang pertama supaya semakin mantap. Seperti dulu belajar
matematika, tiap hari diberikan soal dan diulangi oleh gurunya
supaya bertambah mantap. Demikian juga dengan Firman,
kita mendengarkan
Firman,
lalu dipraktekkan, maka bertambah mantap, diulangi lagi dan
bertambah mantap, sehingga kalau ada suara asing/ serigala mau
masuk, maka serigala itu
tidak dapat masuk sehingga kita tidak
akan dapat
digoyahkan.
Kalau sudah goyah oleh suara asing, itu berarti memberi kesempatan
serigala untuk masuk = sudah dicakar oleh serigala dan serigala
tinggal memakan kita. Kita jangan goyah sedikitpun terhadap Firman
pengajaran yang benar.
Itulah rahasianya. Saya melihat dari gembala-gembala, terutama dua
gembala saya yang terakhir
yaitu alm
bpk pdt
In Juwono dan alm bpk
pdt
Pong Dongalemba => sekali-pun
ada ajaran apapun di dunia ini,
beliau berdua ini tetap saja memegang
pengajaran yang diterima sejak muda (pengajaran yang sudah menjadi
pengalaman dalam hidup). Pengajaran jangan mau dicampur-campur
dengan apa saja! itulah rahasianya supaya kita mantap.
Puncaknya
dosa (kejahatan dan kenajisan) yaitu:
- Dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan: (maafkan) dosa seks, dosa percabulan dengan
berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada
diri sendiri), sampai nikah yang hancur.
Inilah
yang akan terjadi di dunia ini. Kekayaan, kepandaian, kedudukan
tidak mampu membentengi kita dari keadaan Sodom dan Gomora. Dari
satu negeri
Sodom dan Gomora, hanya Lot sekeluarga yang selamat, itupun istrinya
masih menjadi korban. Kalau dilihat dari sejarah dan nubuatnya ini
merupakan keadaan yang sangat genting di akhir zaman. Alkitab itu
bukan sejarah biasa seperti yang kita pelajari => kerajaan
Singosari, itu sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi. Kalau
sejarah di Alkitab, seperti kota Sodom dan Gomora itu bukan sejarah
biasa, tetapi juga mengandung arti nubuat yang akan terjadi lagi di
akhir zaman. Oleh sebab itu kita dapat
belajar => dari satu negeri/satu
kota hanya tiga
orang yang selamat (istri Lot tidak selamat). Kalau satu gereja,
berapa yang selamat? Kalau satu rumah
tangga berapa yang selamat saat menghadapi keadaan Sodom dan Gomora?
Inilah yang harus menjadi pertanyaan kita.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Lewat sangkakala yang nyaring bunyinya (Firman
penggembalaan), maka kita akan
terhindar
dari pengaruh Sodom dan Gomora. Kalau
dipositifkan: hanya suara sangkakala yang
nyaring (Firman
penggembalaan yang benar, yang keras) yang mampu membentengi kita
dari keadaan Sodom dan Gomora di akhir zaman. Hanya inilah
satu-satunya yang mampu membentengi kita! Setiap kita datang
beribadah ke gereja (mungkin ada tamu-tamu dari gereja lain), apa
yang kita cari? Kalau kita mencari dan puas hanya dengan berkat
jasmani, kita akan dibinasakan (tergerus sampai habis) oleh keadaan
Sodom Gomora di akhir zaman. Jika dalam ibadah kita mau mengalami
sengsara daging, seperti rasul
Yohanes sengsara di Pulau Patmos, maka kita dapat
mendengar dan melihat suara sangkakala (Firman
penggembalaan).
Jika Firman
penggembalaan membentengi kehidupan kita, nikah rumah tangga kita,
penggembalaan/di gereja
kita masing-masing terhadap pengaruh Sodom Gomora di akhir zaman,
maka kita akan
mengalami:
- Ketenangan
(tidak stres, tidak tersiksa), kebahagiaan surga ditengah
kegoncangan
di akhir zaman.
Nanti orang benar akan tersiksa, karena dosa kejahatan dan
kenajisan. Jika kita mendengar dan melihat Firman
penggembalaan, jiwa kita menjadi tenang. Didalam penggembalaan itu
ada ketenangan => “dibaringkannya aku
di rumput yang hijau dan air yang tenang”.
Tadi
di Malang diterangkan => tinggal tunggu waktu nanti darat, laut,
udara akan goncang semuanya. Ini sama dengan keadaan Sodom dan
Gomora, terjadi kegoncangan jasmani dan rohani. Di
saat bapak, ibu, saudara dan saya stres
dll => apa yang terjadi ini? mengapa
begini? mengapa
goncang? ada kesulitan-kesulitan, tetapi jika kita tergembala
dengan baik, kita merasa tenang didalam TUHAN.
Kebahagiaan
surga itu tidak bisa diukur dengan yang jasmani. TUHAN berfirman
=> berbahagialah orang yang lapar, berbahagialah orang yang
miskin, berbahagialah orang yang dicela, asalkan kita dapat
tergembala. Mungkin orang lain bilang => aduh kasihan, mengapa
sampai terjadi
seperti itu?
tetapi kita bahagia. Fokuskan, agar kita hanya mendengar dan
melihat Firman
penggembalaan saja (jangan melihat manusia atau siapapun), sebab
itulah yang membuat kita tenang.
Semoga kita
dapat mengerti.
- Kita
bisa tetap bertahan untuk hidup benar dan suci (tidak terpengaruh
oleh dosa Sodom Gomora), baik secara pribadi, dalam nikah.
Inilah
pentingnya kita mendengar dan melihat suara sangkakala (Firman
penggembalaan) yang diulang-ulang. Mungkin hari-hari ini kita belum
kuat, masih bocor, lalu diulang lagi, ditambal lagi, jika masih
bocor, ditambal
lagi/
dibendung lagi sampai kita dapat
hidup benar dan suci ditengah Sodom dan Gomora. Ini luar
biasa.
Kalau kita hidup benar dan suci, ditengah orang benar
dan suci, ini masih biasa saja. Kalau kita mau berbuat apa-apa,
masih ada yang mengingatkan, sebab yang lain berbuat benar. Tetapi
jika kita hidup benar dan suci, ditengah
keadaan Sodom dan Gomora, tetapi kita tetap dapat
bertahan hidup benar dan suci, itu
betul-betul benteng dari Firman
yang melindungi kita dari pengaruh Sodom Gomora. Sampai satu waktu
kita menjadi sempurna.
Mari sekarang
ini kita jangan mendengar dan melihat yang lain => melihat
manusia dll, tetapi harus mendengar dan melihat Firman
penggembalaan saja, kita akan semakin mantap dalam TUHAN, tidak
akan disesatkan oleh apapun (tidak diterkam), kita akan
dijaga/dibentengi di zaman akhir ini.
Semoga
kita mengerti.
- Wahyu
1: 10-12,
10.
Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari
emas.
Ay 12 => tadi
mendengar, sekarang melihat suara.
Yang ketiga adalah
supaya
kita dapat
melihat
wujud yang nyata dari suara sangkakala yang nyaring (firman
penggembalaan) dalam kehidupan kita.
Ada
dua wujud yaitu
- “tujuh
kaki dian dari emas”
(Wahyu 1:
12).
Satu
kaki dian emas (satu pelita emas) itu gambaran dari
satu sidang jemaat. Angka tujuh itu
menunjuk tujuh jemaat bangsa kafir (yang nanti akan kita pelajari
mulai Wahyu 2), tetapi angka tujuh itu juga menunjuk kesempurnaan
(sidang jemaat yang sempurna). Jadi tujuh kaki dian dari emas adalah
sidang jemaat yang mengalami penyucian dan
keubahan hidup, oleh suara sangkakala yang nyaring (Firman
penggembalaan yang benar), sampai menjadi sempurna seperti
YESUS.
Proses
ini berjalan
perlahan-lahan,
saat sangkakala ditiup => dosa apa yang ditunjukkan, lalu
disucikan (dipotong) dan dibaharui. Jadi yang lama dipotong dan
tumbuh yang baru. Jika yang lama masih ada, akan diulangi lagi dan
seterusnya. Inilah kegunaannya! Tidak semua orang mendengarkan
Firman,
lalu langsung berubah menjadi
suci, tidak! Ada yang dosanya ditunjukkan
satu kali bahkan menjadi
marah => jangan merokok, apa ini?
tidak ada ini di alkitab,
adanya cuma di pom
bensin
(mungkin mengamuk-ngamuk), lalu diulangi lagi, sampai satu waktu =>
TUHAN,
saya ingin lepas dari rokok, ini sudah mulai dipotong dan diubahkan.
Nanti yang sebelah sana belum, dosa yang satunya belum, lalu
diulangi lagi. Oleh sebab itu Firman
harus diulangi
terus menerus,
untuk memberi kesempatan supaya semuanya mengalami penyucian dan
keubahan (mengalami wujud nyata dari Firman).
Semoga kita
dapat mengerti.
Apa
yang harus disucikan (dipotong)?
Matius
15: 19,
Karena dari hati timbul (1)segala
pikiran jahat, (2)pembunuhan,
(3)perzinahan,
(4)percabulan,
(5)pencurian,
(6)sumpah
palsu dan (7)hujat.
Yang
harus disucikan adalah mulai dari hati
sebagai sumbernya/gudangnya dosa. Apa yang
ada didalam hati? tujuh keinginan jahat dan
najis. Lampu pelita itu ada tujuh. Kalau dihati ada tujuh keinginan
jahat dan najis, itu berarti pelita padam (kaki dian emas yang
padam, tidak bercahaya).
Tujuh
keinginan jahat dan najis didalam hati:
- Pikiran
jahat: prasangka buruk dll, ini harus
disucikan. Pikiran jahat ini menjadi satu dengan pikiran najis,
sebab itu pikiran najis juga harus disucikan.
- Pembunuhan:
kebencian tanpa alasan, termasuk juga iri hati, dendam.
- Perzinahan.
- Percabulan.
Perzinahan dan percabulan itu sudah
menyangkut perbuatan. Kalau sudah diulang-ulang itu menjadi
percabulan. Perzinahan itu jatuh dalam dosa satu kali. Kalau sudah
terus-menerus itu menjadi percabulan (hidup dalam dosa najis).
- Pencurian:
- Terutama
mencuri milik TUHAN yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
- Mencuri
milik sesama: korupsi, hutang tidak mau
membayar, ini harus diselesaikan,
supaya kita dapat
melihat wujud yang nyata,
sampai satu waktu menjadi pelita emas yang sempurna seperti
YESUS.
- Sumpah
palsu, ini termasuk juga dusta.
- Hujat:
menjelekkan orang lain, memfitnah (yang benar jadi salah dan yang
salah jadi benar), sampai menghujat TUHAN (menghujat/menyalahkan
pengajaran yang benar). Kita jangan ikut-ikut menghujat pengajaran
yang benar = menghujat
TUHAN.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Inilah
yang harus disucikan, supaya kita
dapat mendengar dan melihat bunyi
sangkakala yang menjadi wujud kehidupan yang sempurna, ditampilkan
seperti tujuh pelita emas (bangsa kafir yang najis tetapi
dapat menjadi sempurna). Penyucian
dimulai dari tujuh keinginan jahat dan najis dalam hati. Jika hati
sudah disucikan dari tujuh keinginan jahat dan najis, maka seluruh
kehidupan kita juga disucikan, sampai tidak bercacat cela. Kalau
yang lama sudah dipotong, maka yang baru akan muncul.
Apa
yang harus dibaharui?
Dalam surat
Kolose 3 ada tujuh ciri manusia baru (dimulai dari tidak ada dusta).
Kalau sudah disucikan sampai tidak ada dusta dan tidak ada hujat,
baru dapat
dibaharui. Sekalipun seorang pendeta
atau siapa saja, selama masih ada dusta,
ada hujat, memfitnah orang, ini tidak mungkin dapat
dibaharui.
Kolose
3: 9,
Jangan
lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia
lama serta kelakuannya,
Manusia
lama itu dimulai dari hati yang kotor sampai seluruh hidupnya kotor,
inilah yang harus disucikan sampai tidak ada dusta, tidak ada hujat,
dan dapat
berkata yang benar => ya katakan ya, tidak katakan tidak. Setelah
itu kita barulah
dibaharui menjadi manusia baru.
Kolose
3: 10,
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya;
Baik orang Yunani
maupun Yahudi, bangsa
Israel, bangsa
kafir,
semuanya ini tidak ada bedanya, kalau mau disucikan sampai tidak ada
dusta, tidak ada hujat, maka dapat
dibaharui.
Kolose
3: 12-14,
12.
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan
dikasihi-Nya, kenakanlah (1)belas
kasihan,
(2)kemurahan,
(3)kerendahan
hati, (4)kelemahlembutan,
dan (5)kesabaran.
13.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan
yang lain apabila yang seorang (6)menaruh
dendam terhadap yang lain, sama seperti TUHAN telah mengampuni kamu,
kamu perbuat jugalah demikian.
14.
Dan di atas semuanya itu: (7)kenakanlah
kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Tujuh dosa
yang gelap disucikan dan tujuh yang baru muncul (ditampilkan seperti
tujuh pelita emas).
Inilah tujuh ciri
manusia baru yaitu:
- Belas
kasihan: tidak menghakimi orang berdosa,
tetapi juga tidak mengelus/ menyetujui orang berbuat dosa. Apa
arti tidak menghakimi dan tidak
menyetujui orang berbuat dosa
yaitu membawa orang berdosa, supaya
dapat
datang kepada TUHAN. Inilah belas kasih yang terbesar;
mungkin
saudara melihat orang lapar, lalu memberikan makan, ini juga belas
kasih dan baik, tetapi belas kasih kita masih terbatas. Kalau orang
lapar diberikan makan, ini hanya yang jasmani saja, paling maksimal
sampai di liang kubur (terbatas). Tetapi
belas
kasih yang tertinggi adalah jika kita
melihat orang yang berdosa, lalu kita bawa kepada TUHAN baik lewat
doa (mungkin tidak mau kalau dibawa ke gereja lewat kita bawa dalam
ibadah).
Inilah yang kekal untuk selamanya. Mari kita pikirkan hal ini!
- Kemurahan:
dermawan, suka memberi.
- Kerendahan
hati: kemampuan untuk mengaku dosa =>
kalau kita bersalah, mengaku
saja. Jika sudah diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Kelemah
lembutan: kemampuan untuk menerima Firman
sekeras apapun (suara sangkakala yang nyaring).
- Kesabaran:
sabar untuk menunggu waktu TUHAN, inilah manusia baru. Kalau
manusia di dunia ini, tidak akan sabar => mau cepat, mau ini,
akhirnya memakai cara-cara dunia, cara daging, sehingga mendapatkan
jalan buntu dan kebinasaan. Seringkali kami para hamba TUHAN ini
terjebak disini => mau membangun gereja, tetapi tidak sabar
dalam menunggu waktu TUHAN, lalu memakai cara dunia, cara diluar
Firman,
sehingga terjebak. Bukan
mendapatkan jalan keluar, malah
mendapatkan jalan buntu dan binasa. Demikian juga sidang jemaat
? mau menyelesaikan sesuatu, mau
cepat-cepat, tetapi memakai cara dosa. Cara diluar Firman
ini bukan jalan keluar, mungkin kelihatannya bisa, tetapi
sebenarnya itu jalan buntu dan binasa.
Kalau TUHAN belum
menolong masalah kita, berarti TUHAN sedang sibuk dengan pribadi
kita, untuk disucikan dan diubahkan. Kalau kita sudah disucikan dan
diubahkan, ini berarti waktu-Nya TUHAN untuk menolong kita.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Kita jangan menyalahkan
TUHAN => saya tidak ditolong TUHAN, jangan! Saya sudah berdoa,
sudah ini, tetapi
belum ditolong oleh TUHAN, kita harus memeriksa diri => apa
kekurangan-kekurangan dan
kesalahan saya? TUHAN akan menolong kita semuanya, yang jasmani
ditolong dan yang rohani akan tertolong juga. Kalau semuanya
ditolong, masih berdosa ditolong, nanti akan menuju ke neraka.
Nanti ukurannya hanyalah yang jasmani => yang penting TUHAN
tolong saya dan TUHAN memberkati luar biasa, biarpun istrinya dua,
padahal sebenarnya dia mengarah ke neraka.
Jika mengandalkan
orang, lalu ditolong TUHAN, akibatnya saya menjadi hamba TUHAN yang
menggantung jemaat (bergantung kepada orang dll), tetapi disitulah
saya sadar bahwa saya ada kekurangan.
- Pengampunan/saling
mengampuni: kita harus saling mengampuni
dan melupakannya, sebab “siapa tidak
mengampuni, dia tidak akan diampuni”
- Kasih
yang mengikat, mempersatukan
dan menyempurnakan.
Praktek
kasih adalah:
- Mengasihi
sesama seperti diri sendiri, sampai
mengasihi orang yang memusuhi kita (orang
yang merugikan kita). Caranya adalah berdoa untuk mereka, pertama
akan terasa berat dan mungkin ini merupakan pengalaman kita
bersama => oh dia sudah merugikan saya, tetapi kita harus coba
berdoa => TUHAN ampunilah dia, berkatilah dia, tolonglah dia.
Pertama kali mungkin berat,
kemudian kedua kalinya
sudah mulai ringan, ketiga nanti
teringat dia, doakanlah lagi, keempat doakan lagi, lama-lama kita
mengasihi dia. Kita sudah tidak ingat lagi kerugian-kerugian yang
kita alami (mungkin kita difinah dll). Inilah kasih yang mengikat
dan mempersatukan. Jika kita sudah mengasihi musuh, itu menjadi
satu tubuh yang sempurna. Sudah saya berikan contoh berulang kali:
saat gigi menggigit bibir kita sendiri, tidak mungkin kita
mengambil tang => ini musuh ku, tidak
ada!
- Mengasihi
TUHAN lebih dari semuanya. Jadi bukan cuma
tubuh saja, kalau tubuh tanpa kepala itu mengerikan. Satu tubuh
tetapi tanpa kepala itu mengerikan.
Tadi,
mengasihi sesama itu menjadi satu tubuh. Kalau mengasihi TUHAN lebih
dari semuanya ini berarti ada kepala. Jadi harus ada kepala! Apa
itu mengasihi TUHAN lebih dari semuanya?
seperti tadi salah satu kesaksian yaitu taat
dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi
(tunduk). Kalau kepala bilang apa, tubuh pasti taat (kalau tubuh ini
normal/bagus,
pasti taat). Kalau kepala memerintahkan
untuk mengambil air, maka tubuh
menurutinya. Kalau tubuh sudah tidak normal, saat kepala bilang =>
ambil air, tubuh malah mengambil bunga (ini tidak taat).
Jadi
mengasihi TUHAN, nomor satu adalah taat dengar-dengaran sampai
daging tak bersuara lagi = mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Inilah
wujud pertama (kaki dian emas) yang
dapat dilihat, sampai kita dapat
mengulurkan tangan kepada TUHAN. Kita sekarang belum sempurna,
tetapi sudah ada 1-7 (tujuh ciri manusia baru). Penyucian sudah ada
=> sudah mulai tidak berdusta lagi, menjaga perkataan dll,
mungkin kita belum sempurna tetapi sudah mulai ada belas kasih,
sampai kasih (mengasihi TUHAN dan sesama) dan kita dapat
mengulurkan tangan kepada TUHAN.
- “di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia”
= Pribadi
YESUS
sebagai Imam Besar, Gembala Agung yang melayani kita.
Wahyu
1: 13,
Dan
di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Persoalan
kita sekarang adalah harus tampil sebagai pelita emas. Urusan kita
sekarang adalah mendengar, memperhatikan Firman
penggembalaan, sampai kita dapat
melihat wujud pelita emas (penyucian dan keubahan sampai ada kasih).
Kalau sudah ada wujud pelita emas, biarpun belum sempurna, maka ada
Pribadi
YESUS yang berjalan-jalan ditengah pelita emas = kita akan melihat
Wujud
Pribadi
YESUS sebagai Imam Besar, Gembala Agung yang mengulurkan Tangan
kemurahan, kebaikannya kepada kita.
Kita disucikan,
diubahkan, digembalakan itu bagaikan mengulurkan tangan kepada TUHAN
=> saya tidak dapat
berbuat apa-apa TUHAN, yang dapat
saya lakukan hanyalah mendengar, melihat Firman,
sehingga saya mantap, tidak diganggu oleh:
- ajaran
lain, saya dibentengi, tidak diganggu oleh Sodom Gomora,
- dapat
hidup benar suci, saya mau disucikan dan diubahkan
- sampai
memiliki kasih. Sekalipun belum sempurna, tetapi sudah mulai taat =
mengangkat tangan kepada TUHAN, maka saat itu Dia akan langsung
tergairah untuk datang mengulurkan tangan belas kasih, kemurahan,
kebaikan-Nya kepada kita.
Jika
YESUS sebagai Imam Besar, Gembala Agung mengulurkan Tangan
kepada kita, hasilnya adalah
Yesaya
40: 10,
11,
10.
Lihat, itu TUHAN ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan
tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih
payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya
berjalan di hadapan-Nya.
11.
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya,
induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
- “menghimpunkannya
dengan tangan-Nya”
=
Tangan
kemurahan, kebaikan Gembala Agung memeluk kita semuanya.
Istilah
dipeluk artinya
- Memelihara
kehidupan kita secara ajaib ditengah kesulitan dan kemustahilan
dunia ini. Memeluk itu seperti bayi
dipeluk. Sekalipun tidak berdaya, kita akan dipeluk oleh TUHAN.
Orang yang dipeluk itu tentunya kecil => seperti bayi-bayi yang
tak berdaya yang dipelihara oleh TUHAN. Kita jangan takut! Yang
penting adalah sungguh-sungguh mendengar dan melihat firman
penggembalaan hari-hari ini. Jika kita dipeluk oleh TUHAN, maka
semuanya adalah urusannya TUHAN (bukan urusan kita lagi).
- Mempersatukan
kita dalam satu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna:
- Mulai
dalam nikah harus menyatu. Nikah yang tercerai berai biarlah
disatukan, mari kita berdoa kepada TUHAN. Kalau kita sudah tidak
mampu, tangan
TUHAN lah yang akan menyatukan.
- Dalam
gereja/penggembalaan dapat
menjadi satu.
- Antar
gereja dapat
menjadi satu.
- Sampai
terjadi kesatuan tubuh Kristus.
Kita jangan putus asa dan jangan
kecewa => ini tidak mungkin Om, Semuanya mungkin sebab bagi
TUHAN tidak ada yang mustahil.
- Menghangatkan
kita semuanya didalam kasih-Nya, sehingga kita selalu setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, dalam nikah rumah tangga.
Jika dipeluk itu menjadi hangat, tidak ada dingin rohani atau
tawar lagi. Mari kita semuanya berada dalam pelukan Tangan
TUHAN sekarang
ini.
- “anak-anak
domba dipangku-Nya”
= Tangan
kebaikan kemurahan Gembala Agung memangku kita semuanya.
Istilah
memangku artinya
- Menanggung
segala letih lesu, beban berat (berat badannya berapapun semuanya
dipangku oleh TUHAN), sehingga kita merasakan damai sejahtera,
semuanya menjadi enak dan ringan.
- Semua
masalah, bahkan masalah yang mustahilpun diselesaikan oleh TUHAN
tepat pada waktu-Nya. Kita harus yakin
kepada TUHAN! Jika dipangku itu berarti kita sudah tidak bergerak
lagi, kita tinggal duduk-duduk saja.
- “induk-induk
domba dituntun-Nya dengan hati-hati”
= Tangan
kemurahan kebaikan TUHAN menuntun kita menuju Yerusalem yang baru
(tempat penggembalaan terakhir).
Wahyu
7: 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka."
Ay 17 =>
“akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan” => ke Yerusalem
baru.
TUHAN menuntun kita ke
Yerusalem baru artinya:
- Kita
semakin diubahkan/dibaharui dari manusia daging menjadi manusia
rohani (manusia baru) seperti YESUS. Kita
akan terus menerus diabaharui. Kalau kita semakin
diubahkan/dibaharui, air mata semakin dihapuskan, masa depan
semakin indah dan bahagia (masa depan semakin jelas). Inilah
rahasianya!
- Bahkan
sampai satu waktu, jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita
akan diubahkan sampai menjadi sempurna seperti Dia
dan kita akan terangkat di awan-awan yang permai, sampai masuk
dalam Yerusalem Baru (tempat penggembalaan yang terakhir).
Tugas kita
adalah mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.
Mari
dipraktekkan, supaya kita semakin mantap dan hanya:
- bergantung
kepada Firman.
Ini juga sebagai doa saya => supaya kami (saya, istri, anak)
bersama seluruh jemaat hanya
bergantung pada Firman
penggembalaan, bukan bergantung pada yang lain. Jadi setiap kali
mendengarkan Firman,
ini seperti kita diberikan makan dengan sungguh-sungguh sehingga
semuanya dapat
bergantung kepada Firman.
Contohnya: kalau kita
sudah sarapan pagi, maka kita dapat
bekerja (yang bekerja di bank bisa menghitung uang, yang lain juga
dapat
bekerja). Kalau tidak sarapan pagi, kita akan susah bekerja. Jadi
kita diberikan makan, supaya semuanya dapat
beraktivitas (semuanya tergantung pada Firman).
Kumpul ke gereja dan makan lagi, semuanya bisa beraktivitas kembali,
begitulah seterusnya. Inilah doa saya!
Jika mendengar dan melihat suara sangkalala yang nyaring, kita akan
- dibendung/dibentengi
supaya tidak terpengaruh Sodom dan
yang terakhir
- sedikit
demi sedikit kita dapat
melihat wujud yang nyata dari Firman
penggembalaan => terima kasih TUHAN, saya mulai disucikan,
diubahkan, sampai kita dapat
taat. Kita memang belum sempurna, tetapi kita sudah mulai =>
TUHAN aku serahkan pada Mu. Pada saat itulah kita juga dapat
melihat Wujud
Imam Besar, Gembala Agung yang selalu melawat kita (mengulurkan
Tangan
kepada kita).
TUHAN
memberkati kita semuanya. 1