Kita
tetap membaca didalam kitab
Wahyu 1: 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Wahyu
1: 9-20 tentang penglihatan Rasul Yohanes di pulau
Patmos. Ada yang mengatakan bahwa pulau
Patmos merupakan tempat pembuangan orang-orang jahat. Dalam Wahyu 1:
9, rasul Yohanes berada di pulau
Patmos bukan karena berbuat jahat, tetapi karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS. Rasul Yohanes
mengalami sengsara daging, karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS (Roh Kudus),
sehingga mendorong untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN
dan sesama. Kalau sengsara karena berbuat dosa, membuat cerai berai
(keluarga, gereja tercerai berai).
Ada
tiga hal yang penting dalam persekutuan yang benar,
antara lain:
- Persekutuan
dalam kesusahan
= tanda
kematian.
Kalau kita bisa bersahabat dalam kesusahan, suami istri dalam
kesusahan tetap bisa bersekutu, itulah yang asli (sejati dan tidak
pura-pura).
- Persekutuan
dalam kerajaan
=
tanda
kebangkitan.
Kita semuanya menjadi imam-imam dan raja-raja (pelayan-pelayan
TUHAN). Mari kita berdoa, supaya satu keluarga menjadi keluarga
kerajaan surga (keluarga imam-imam dan raja-raja), bahkan sampai
satu gereja menjadi keluarga imam-imam dan raja-raja. Jangan sampai
ada orang asing! Ini semuanya sudah diterangkan.
- Persekutuan
dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS yang ke dua kali
= tanda
kemuliaan.
Kita
akan memperingati natal
untuk memperingati kedatangan YESUS pertama kali ke dunia ini, tetapi
kita sedang menunggu juga = tekun untuk menantikan kedatangan YESUS
ke dua kali ke dalam dunia ini untuk mengangkat kita semuanya di
awan-awan yang permai. Jadi kita bersekutu dalam ketekunan untuk
menantikan kedatangan YESUS ke dua kali, sampai kita diangkat di
awan-awan permai dan bersama-sama dengan Dia untuk selamanya.
Kita
belajar bagaimana bertekun untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua
kali -->
Lukas
12: 35-40,
35.
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
36.
Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan
tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan
mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
37.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika
ia
datang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
38.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan
mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
39.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan
datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
40.
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat
yang tidak kamu sangkakan."
Ini
merupakan awasan bagi kita: kedatangan YESUS yang kedua kali
tidak diketahui waktunya = seperti pencuri di malam hari. Maksudnya
bukan YESUS sebagai pencuri, melainkan kedatangan-Nya yang ke dua
kali seperti pencuri. Jadi kedatangan YESUS ke dua kali
= kapan saja YESUS dapat datang.
Sikap
kita yaitu harus tekun atau sabar untuk menantikan kedatangan
YESUS ke dua kali, sebab kita tidak tahu kapan waktunya
= seperti pencuri datang di malam hari = berjaga-jaga supaya
tidak tidur rohani. Kalau kita terus bangun,
kapanpun pencuri datang, kita akan tahu. Jika kerohanian kita bangun,
kapanpun YESUS datang, kita akan tahu dan kita akan terangkat bersama
dengan Dia. Jika kita tidur saat YESUS datang, kita tidak akan
terangkat/ ketinggalan dan tidak akan
melihat Dia.
Dalam
Injil
Lukas 12: 35-40,
ada tiga tanda kehidupan yang
berjaga-jaga (kehidupan yang tekun untuk menantikan kedatangan YESUS
ke dua kali):
- Lukas
12: 35a,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat
Tanda
pertama adalah
“pinggangmu
tetap berikat“
= harus
tetap berikat pinggang. Ini
memiliki sabuk/ikat pinggang secara rohani.
Efesus
6: 14,
Jadi
berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan
keadilan,
Jadi
pinggang tetap berikat artinya tetap berikat
pinggang kebenaran. Apakah itu kebenaran?
Yohanes
17: 17,
Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kebenaran
=
- Firman
TUHAN.
- Sesuatu
yang menguduskan/menyucikan.
Jadi
kebenaran adalah Firman
TUHAN yang menyucikan/menguduskan
kehidupan kita. Dalam Ibrani ini disebut “Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua” = Firman
pengajaran yang benar.
Ibrani
4: 12,
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
Ada
lagi istilah di Yeremia 23: 29 yaitu “Firman
yang bagaikan api”
Yeremia
23: 29,Bukankah
firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu
yang menghancurkan bukit batu?
Ay
29 --> “Bukankah firman-Ku seperti api”
--> Firman
TUHAN yang bagaikan nyala api, untuk menyucikan kita luar dan dalam
(lahir dan batin). Inilah yang kita butuhkan, untuk
menyambut/menantikan kedatangan YESUS ke dua kali. Misalnya:
jika ada api buat las, karat-karat bagian dalam akan terkena juga
(luar dan dalam terkena).
Semoga kita
dapat mengerti.
Firman
TUHAN yang bagaikan nyala api /Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua, untuk menyucikan kita
lahir dan batin (luar dan dalam).
Dimulai
dari mana penyucian luar dan dalam
(lahir
dan batin)?
- Penyucian
dimulai dari dalam hati dan pikiran kita (batin)
= penyucian
bagian dalam.
Markus
7: 21-23,
21.
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat,
(1)percabulan,
(2)pencurian,
(3)pembunuhan,
22.
(4)perzinahan,
(5)keserakahan,
(6)kejahatan,
(7)kelicikan,
(8)hawa
nafsu, (9)iri
hati,
(10)hujat,
(11)kesombongan,
(12)kebebalan.
23.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan
orang."
Ay 21 -->
“sebab dari dalam, dari hati orang, timbul
segala pikiran jahat” --> hati dan
pikiran itu menjadi satu.
Ay 22 --> “kebebalan”
--> tidak taat.
Hati
dan pikiran berisi duabelas
keinginan jahat dan najis, inilah sumbernya dosa yang akan
menghasilkan perbuatan dosa, perkataan dosa. Misalnya:
mungkin masih angan-angan/pikiran
percabulan --> jika tidak disucikan (tidak distop), nanti dapat
menjadi perbuatan dan perkataan dosa. Ada keinginan akan uang
/ingin mencuri, jika batin tidak disucikan (tidak distop), nanti
menjadi perbuatan dosa (pencurian). Ada juga pembunuhan (kebencian)
dan seterusnya sampai yang terakhir adalah kebebalan. Kebebalan
adalah tidak dapat
ditegor/tidak bisa dinasehati lagi = sudah melawan TUHAN = tidak
taat dan tidak dengar-dengaran. Jika hati dan pikiran sudah
disucikan, maka perbuatan disucikan.
- Penyucian
perbuatan-perbuatan dosa, sampai dengan puncaknya dosa (lahir)
= penyucian
bagian luar.
Puncak
dosa yaitu
- Dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan-penyimpangan seks, sampai nikah yang hancur.
Kekuatan
penyucian Firman
TUHAN bagaikan nyala api, sampai kepada penyucian puncaknya dosa
(dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Firman TUHAN bagaikan
nyala api/Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua inilah
yang harus kita pegang (berikat pinggang
kebenaran).
- Penyucian
yang terakhir adalah penyucian perkataan.
Perkataan disucikan sampai kita
sempurna seperti YESUS.
Ukuran
kesempurnaan
adalah:
- Wahyu
14: 5,
Dan di dalam mulut mereka :tidak terdapat dusta; mereka tidak
bercela.
Ukuran
pertama: dimulai
dengan tidak ada dusta.
Orang yang tidak berdusta itu sedang menuju kesempurnaan. Kalau
berdusta itu sedang menuju kebinasaan. Dusta merupakan penutup
dosa. Kita tinggal memilih untuk tidak berdusta atau berdusta!
Dusta ini sebagai penentunya.
- Yakobus
3: 2,
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; :barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Ukuran
kedua: tidak
salah dalam perkataan
= seluruh kehidupannya (tubuhnya) sempurna seperti YESUS dan layak
untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali dengan kata
“Haleluya”. Tidak salah dalam perkataan itu hanya menyebut
kata “Haleluya”. Hari-hari ini kita harus banyak menyebut kata
“Haleluya” = banyak menyembah dengan “Haleluya”.
Jadi
berikat pinggang kebenaran
= berjaga-jaga
didalam nyala api Firman ALLAH
(Firman pengajaran yang benar). Namanya “nyala api” itu berarti
terus berkobar-kobar didalam Firman. Kita harus tetap memegang dan
mentaati Firman, supaya kita disucikan terus (hati, pikiran,
perbuatan, perkataan disucikan), sampai kita sempurna seperti Dia.
Jaga lah nyala api Firman ALLAH (Firman penyucian)!
- Lukas
12: 35,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap
menyala.
Tanda
kedua adalah
“pelitamu
tetap menyala”(pelita
tidak padam)
Ini cerita
tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh. Letaknya
bijaksana yaitu mempunyai minyak persediaan. Kita harus memiliki
minyak persediaan, supaya pelita selalu/tetap menyala, sampai dengan
kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali. Minyak persediaan = Roh Kudus.
Roh Kudus juga digambarkan sebagai nyala api.
Tadi sudah
dijelaskan, berjaga-jaga dalam nyala api Firman, supaya kita hidup
suci. Menghadapi akhir zaman dimana dosa memuncak harus ada nyala
api firman (pedang) yang menyucikan luar dan dalam --> banyak
orang kelihatan di luar baik, tetapi ada karat didalam. Seperti
mobil cat nya bagus, tetapi ada sedikit cacat --> dari luar tidak
apa-apa, sedikit saja, tetapi kalau di las, didalamnya sudah ada
karatan. Sebab itu kita memerlukan Firman yang bagaikan nyala
api/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang menyucikan
tembus sampai kedalam.
Keadaan dunia di akhir zaman ini gelap
gulita (dalam dosa, puncaknya dosa, puncaknya kesulitan dll). Yang
dibutuhkan adalah pelita yang tetap menyala. Supaya pelita tetap
menyala, kita harus memiliki minyak persediaan = berjaga-jaga dalam
minyak persediaan = berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus. Semoga
kita dapat mengerti.
Di bagian atas berjaga-jaga dalam nyala
api Firman, tandanya adalah hidup dalam kesucian (hati pikiran suci,
perbuatan suci, perkataan suci, sampai dengan sempurna).
Berjaga-jaga dalam api Roh Kudus, apa tandanya?
Roma
12: 11,
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah :rohmu menyala-nyala
dan layanilah TUHAN.
Berjaga-jaga
dalam api Roh Kudus (Roh Kudus yang melimpah-limpah bagaikan minyak
persediaan, bagaikan api yang terus menyala-nyala), tandanya/
prakteknya adalah
setia dan berkobar-kobar dalam ibadah dan pelayanan kepada TUHAN.
Kita jangan kendor dan jangan tidak setia dalam ibadah pelayanan!
Jika kendor dan tidak setia itu berarti minyaknya berkurang sampai
pelitanya padam. Jika pelitanya padam, saat YESUS datang kita akan
ketinggalan. Kalau kita sudah “loyo”, kendor, kita mohon kepada
TUHAN untuk disucikan terlebih dahulu. Jika kendor (malas), itu
berarti kesucian sudah menurun. Jika kesucian turun, urapan juga
akan turun. Jika ada kesucian, pasti ada urapan, pasti setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Kalau kesucian
menurun, urapan dan kesetiaan juga akan menurun dan ini berbahaya,
sebab dapat menyala-nyala dalam berahi, sampai kepada penyimpangan
seks (baik lewat hati, pikiran, pandangan, sampai perbuatan). Kita
harus berhati-hati!
Roma
1: 27,
Demikian
juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri
mereka dan :menyala-nyala dalam berahi
mereka
seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam
diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ayat
27 --> inilah kejatuhan dari anak TUHAN/hamba TUHAN di akhir
zaman.
Jika kesucian menurun, lengah terhadap Firman -->
mengantuk, bosan saat mendengarkan Firman, kalau perlu tidak
memerlukan Firman dll. Dia tidak sadar bahwa kesuciannya sudah
menurun --> api Firman menurun, maka api Roh Kudus juga akan
menurun. Mungkin masih berbahasa Roh tetapi tidak setia dan tidak
berkobar-kobar/tidak menyala-nyala lagi (sudah biasa-biasa saja)
dalam ibadah pelayanan, sehingga menyala-nyala dalam berahi (yang
negatif). Biasanya kaum muda kejatuhannya di dalam hal ini.
Kalau
sudah kendor dalam ibadah
pelayanan, maka akan menyala-nyala dalam
berahi, sampai kejatuhan
yang paling dalam yaitu kepada puncaknya dosa (dosa percabulan,
penyimpangan-penyimpangan seks, kehancuran nikah) dan akhirnya
binasa untuk selama-lamanya. Mari kita tetap bertahan.
Kita
saling menasihati
supaya tetap berikat pinggang kebenaran, memegang teguh dan
mempraktekkan Firman
pengajaran yang benar (yang lebih tajam dari pedang/bagaikan nyala
api). Memang sakit saat mendengarkan
Firman
yang bagaikan pedang --> ditusuk-tusuk itu terasa sakit.
Mendengar Firman
yang bagaikan nyala api --> terkena api terasa sakit dagingnya,
baru waktunya saja sudah lama sekali dan sakit. Inilah untuk
menyucikan. Setelah kita hidup suci, maka urapan akan otomatis
(berjaga-jaga supaya pelita tetap menyala = setia dan berkobar-kobar
dalam ibadah pelayanan sampai kedatangan YESUS yang ke dua kali).
- Lukas
12: 36,
Dan
hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan
tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan
mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Tanda
ketiga adalah kita
hidup dalam suasana perkawinan
(suasana pernikahan).
Ini menantikan tuannya yang pergi ke
perkawinan (mau pulang dari perkawinan), sehingga suasananya adalah
suasana perkawinan. Suasana perkawinan adalah
suasana suka cita dan bahagia surga oleh api kasih ALLAH.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Jadi
suka cita dan kebahagiaan kita secara pribadi, dalam nikah rumah
tangga, dalam penggembalaan (ibadah pelayanan) itu bukan karena
kaya, miskin dll, bukan!!
melainkan jika ada api kasih ALLAH.
Mau miskin, kaya, sakit, sehat, jika ada api kasih ALLAH,
maka kita dapat
merasakan
suka cita dan kebahagiaan surga.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Jika ada api kasih ALLAH,
maka kita mengalami suka cita dan kebahagiaan surga dimanapun kita
berada, kapanpun kita berada dan dalam situasi kondisi apapun.
Itulah kekuatan api kasih ALLAH
dalam memberikan suasana pernikahan = suasana pesta nikah Anak
Domba
= suasana surga. Jadi berjaga-jaga yang ketiga adalah berjaga-jaga
dalam api kasih ALLAH,
sehingga kita selalu mengalami suka cita dan bahagia surga. Jangan
sampai kita bersungut-sungut (mengomel), putus asa, kecewa,
berbantah-bantah, pahit hati, sebab itu akan ketinggalan saat YESUS
datang. Apapun yang sedang terjadi, jika ada api kasih ALLAH,
kita akan selalu mengucap syukur kepada TUHAN.
Jika
disimpulkan pada point I, II, III: jadi berjaga-jaga untuk
menantikan kedatangan YESUS ke dua kali adalah:
- berjaga-jaga
dalam api Firman
ALLAH
= hidup suci,
- berjaga-jaga
dalam api Roh Kudus = setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan,
- berjaga-jaga
dalam api kasih ALLAH
= suka cita dan kebahagiaan
surga.
Kalau
kita suci, setia dan berkobar, bersuasana suka cita kebahagiaan
surga, itu bagaikan ada nyala api yang berkobar-kobar.
Ibrani
1: 7,
Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat
malaikat-malaikat-N menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi
nyala api."
Hamba
TUHAN/pelayan TUHAN yang suci, setia berkobar-kobar dan ada suka cita
bahagia surga =
pelayan TUHAN/hamba TUHAN bagaikan nyala api.
Malaikat itu bagaikan badai, pelayan-pelayan TUHAN bagaikan nyala
api.
Mari
kita bandingkan dengan kitab Daniel
(penglihatan yang dilihat oleh Daniel). Daniel ini melihat tentang
kerajaan surga (tahta surga), Daniel melihat semuanya itu bagaikan
nyala api.
Daniel
7: 9,
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah
Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Ay
9 --> “
lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih
seperti salju” --> itulah TUHAN YESUS.
“
kursi-Nya
dari nyala api” --> tahtanya dari nyala api.
Semuanya
itu merupakan tahta surga. Tahta surga itu bagaikan nyala api yang
berkobar-kobar.
Tahta surga = nyala api.
Jika
digabungkan: pelayan TUHAN yang suci, setia berkobar-kobar, ada
suka cita bahagia surga = tahta surga (tahta TUHAN di bumi).
Inilah
yang dibutuhkan!! Setiap kali
kita melayani dengan kesucian,
dengan setia berkobar, dengan suka cita bahagia surga = meletakkan
tahta TUHAN ditengah sidang jemaat. Kalau kita melayani tanpa
kesucian --> yang penting melayani, padahal dia berbuat dosa,
nikahnya hancur, pokoknya melayani, pokoknya berkhotbah
= tahta setan.
Jika
melayani tanpa kesucian, pasti tidak setia, dan
ada pamrihnya --> bukan setia berkobar, tetapi karena ada
sesuatu maka dia melakukan pelayanan itu, mungkin karena uang,
kedudukan, untuk bertemu orang, melayani TUHAN bukan berasal dari
dasar hatinya. Sebenarnya ini bukan suka cita dan bahagia, bahkan
banyak mengomelnya, bersungut-sungut, kecewa, itulah tahta setan.
Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dalam melayani, dimulai dari
saya. Saudara tidak mengetahui
keadaan saya, saya juga tidak mengetahui
keadaan saudara, tetapi TUHAN Maha Tahu, TUHAN lah yang mengetahui
keadaan kita. Jangan sampai kita merugikan sidang jemaat. Jangan
sampai kita kelihatannya melayani, tetapi
justru merugikan sidang jemaat, jika demikian itu berarti kita
berhutang darah yang tidak bisa dibayar.
Jadi
kita melayani TUHAN, harus menampilkan tahta TUHAN (tahta surga)
ditengah-tengah sidang jemaat, jika demikian itu baru menjadi berkat
bagi sidang jemaat. Mari biarlah di penghujung tahun 2013, mau
memasuki tahun 2014, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri
(tinggal 8-10 hari lagi), supaya:
- Kita
tetap berikat pinggang kebenaran = berjaga-jaga dalam api Firman
(berkobar dalam Firman
pengajaran), untuk menyucikan hidup kita. Kita hidup suci, hati
pikiran suci, perbuatan suci, perkataan suci, sampai dengan
sempurna.
- Berjaga-jaga
dalam api Roh Kudus = pelita tetap menyala. Mari kita setia dan
berkobar-kobar --> jangan sampai diakhir tahun ini kita “loyo”,
tahun depan tahu-tahu sudah hilang, jangan sampai!!
tetapi menjelang/
menuju tahun baru kita tetap setia berkobar-kobar dan tahun depan
kita menjadi lebih setia lagi.
- Berjaga-jaga
dalam suasana pesta nikah anak domba (suasana pernikahan) =
berjaga-jaga dalam api kasih ALLAH.
Kalau ada api kasih ALLAH
biarpun kita sengsara, kita tetap mengalami suka cita dan bahagia
surga.
Pelayan
TUHAN bagaikan nyala api. Tahta TUHAN bagaikan nyala api. Jadi
pelayan TUHAN yang menampilkan tahta TUHAN (pelayan TUHAN yang
menjadi tahta surga di bumi ini). Kalau kita
menjadi tahta TUHAN ini luar biasa!
Saya sering bercerita, kalau tahta kerajaan saja --> ini sudah
luar biasa, apalagi tahta kerajaan surga.
Apa
yang ada di tahta surga? Banyak yang ada di
tahta surga, nanti akan dipelajari juga di dalam
Wahyu 4, tetapi sekarang ini kita pelajari
dalam perjanjian lama. Jika kita menjadi tahta surga (tahta-Nya
TUHAN) di bumi ini, apa yang terjadi?
Mazmur
11: 4,
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
Kalau
kita menjadi tahta TUHAN (tahta surga), maka Mata
TUHAN akan selalu mengamat-amati kita (TUHAN tidak pernah tertidur).
Ini merupakan pandangan belas kasihan dari YESUS sebagai Imam Besar.
YESUS sebagai Imam Besar Gembala Agung selalu memandang kita dengan
kasih karunia, anugerah (bukan pandangan yang menghukum) = YESUS
sebagai Imam Besar Gembala Agung selalu memperhatikan kita,
memperdulikan kita, mengerti keadaan kita dan bergumul untuk kita
semuanya. Kaum muda tidak perlu pusing
sebab saudara
harus kuliah dan juga harus bekerja,
silahkan! sebab itu merupakan usaha saudara
dan saya hanya mendoakan saudara. Yang menentukan adalah kalau kita
menjadi tahta TUHAN.
Mungkin
perhatian orang tua kurang, perhatian gembala manusia kurang -->
mengapa tidak ada yang memperhatikan?
ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan perhatian
satu-satunya dari YESUS Imam Besar. Manusia itu terbatas -->
perhatian suami, istri kurang, ini menjadi kesempatan bagi kita untuk
menengadah ke atas dan mendapatkan perhatian dari YESUS Imam Besar.
YESUS Imam Besar bergumul untuk kita dan mengerti keadaan kita sampai
sedalam-dalamnya --> yang tidak bisa dimengerti oleh suami/istri/
gembala/jemaat, tetapi Imam Besar Gembala Agung bisa mengerti keadaan
kita. Itulah kalau kita menjadi tahta TUHAN.
TUHAN
mengamat-amati itu memandang dengan teliti sampai tidak berkedip
(tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun). Mata ular itu juga
tidak berkedip Kalau kita lengah --> ular langsung datang,
sebab itu mata TUHAN mengamat-amati dengan juga
tidak berkedip.
Hasilnya
adalah:
- Ibrani
4: 14-16,
14.
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah
melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh
berpegang pada pengakuan iman kita.
15.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak
dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih
karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ay
14 --> “Karena kita sekarang mempunyai
Imam Besar Agung” --> Imam Besar Agung
yang duduk di sebelah
Kanan
tahta ALLAH
Bapa. Kalau kita menjadi tahta TUHAN, Dia akan datang di
dalam kehidupan kita, untuk memandang
kita dengan belas kasih, mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada
kita.
Hasil pertama adalah YESUS
sebagai Imam Besar Gembala Agung mengulurkan tangan kasih karunia,
anugerah-Nya (dari tahta kasih karunia = tahta surga) untuk menolong
kita tepat pada waktu-Nya:
- Menyelesaikan
segala masalah kita, sampai masalah yang mustahil diselesaikan oleh
TUHAN tepat pada waktu-Nya. Dituliskan “pada
waktu-Nya” itu bukan hanya sebagai
“embel-embel”, tetapi pengertiannya adalah bukan kita yang
bekerja. Tugas kita adalah
hanya tinggal menunggu. Tugas TUHAN adalah
Dia yang bekerja untuk menyelesaikan semuanya. Kita hanya
mempersiapkan diri untuk menjadi tahta TUHAN saja.
Semoga kita
bisa mengerti.
- Memelihara
kita ditengah kesulitan, kemustahilan tepat pada waktu-Nya.
Pemeliharaan TUHAN itu tepat waktu-Nya dan semuanya diatur oleh
TUHAN.Membuat semuanya indah tepat pada waktu-Nya (Pengkhotbah 3:
11).
- Mazmur
11: 4,
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak
manusia.
Salah satu
kepedulian/perhatian TUHAN kepada kita adalah kita diijinkan untuk
mengalami ujian = percikan darah.
Hasil kedua adalah
TUHAN
mengijinkan kita mengalami ujian/percikan darah.
Jadi kita jangan salah paham! Kalau
kita sudah mau maju dalam Firman
pengajaran, mau maju dalam ibadah pelayanan, mau setia dan
sungguh-sungguh, tiba-tiba ada ujian --> saya mau maju tetapi
mengapa menjadi begini?
ini salah!
sebab kita sudah mendapatkan perhatian dari TUHAN.
Dulu
pertama kali, saya menyerahkan diri untuk masuk
sekolah alkitab,
baru
beberapa bulan diuji oleh TUHAN --> tidak memiliki
uang, sehingga tidak
dapat
makan, ini diuji. Kalau saya mundur, maka
saya tidak tahu apa yang
sekarang
terjadi sebab sudah tidak
menjadi tahta TUHAN, tetapi menjadi tahta setan. Jika saya maju
terus, saya menjadi tahta TUHAN. Mari kita semuanya, memang untuk
maju dalam kesucian (harus menerima pengajaran), maju dalam
kesetiaan (harus setia dan sungguh-sungguh melayani), jika seperti
itu kita akan langsung menerima ujian dan ini merupakan bukti bahwa
TUHAN sedang memperhatikan/memperdulikan kita.
TUHAN
mengijinkan kita mengalami ujian/percikan darah/salib bersama Dia,
untuk apa?
- Kita
belajar dari Ayub yang sudah mengalami ujian.
Ini supaya timbul emas “iman bagaikan emas murni” = iman
semakin dimantapkan. Jika orang percaya YESUS, supaya diberkati dan
disembuhkan --> semuanya mau, tetapi jika percaya YESUS saat
menghadapi ujian --> ini berat dan Ayub mengalami ini.
Ayub
7: 17,
18,
17.
Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan
Kauperhatikan,
18.
dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?
Ay
18 --> cara TUHAN untuk memperhatikan, memperdulikan, mengerti
keadaan manusia yang hina ini. Salah satunya adalah lewat
ujian.
Kita harus mengalami ujian, tidak bisa tidak! Tadi
dijelaskan, perhatian TUHAN lewat ditolong, dipelihara, dijadikan
indah --> semua senang, tetapi perhatian yang tertinggi justru
lewat ujian/percikan darah.
Ayub
23: 10-12,
10.
Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan
timbul seperti emas.
11.
Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak
menyimpang.
12.
Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan
ucapan mulut-Nya.
Ay 11 -->
saat ujian perhatikan =
kaki
jangan menyimpang, perjalanan hidup tetap benar.
Ay 12 -->
“Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar”
=
tetap taat.
“dalam
sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya” =
hati tetap percaya kepada TUHAN.
Ayub mengalami ujian
habis-habisan, semuanya habis. Saat menghadapi ujian, Ayub tetap
menjaga:
- “Kakiku
tetap mengikuti jejak-Nya” = perjalanan
hidup tetap sesuai dengan Firman
ALLAH.
- “Perintah
dari bibir-Nya tidak kulanggar” =
perbuatannya tidak melanggar Firman,
tetap taat dengar-dengaran terhadap Firman.
Kita banyak diuji --> mungkin soal ekonomi, kesehatan, jodoh,
study, pekerjaan, semuanya diuji. Saat diuji, jangan justru
memakai jalan belakang, salah!
Nanti tidak akan menjadi
emas, tetapi malah menjadi tanah liat --> tetap menjadi tanah
liat yang diinjak-injak dan dimakan ular. Debu tanah liat menjadi
makanan ular.
- “dalam
sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya” =
hati tetap percaya, berharap kepada TUHAN, tidak berharap yang
lain, tidak ragu, tidak bimbang saat menghadapi ujian, maka iman
kita akan menjadi iman yang teruji = emas yang murni (iman
bagaikan emas murni) = iman yang sempurna.
Lukas
18: 8,
Aku
berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
Iman yang
sempurna (iman bagaikan emas yang murni) siap untuk menyambut
kedatangan YESUS yang ke dua kali. Sementara dalam ujian -->
kakinya sudah menyimpang, hatinya sudah mendua, perbuatannya tidak
taat (“ngawur”), ini tidak akan tertolong dan menjadi debu
tanah liat, yang hanya menjadi
makanan ular.
Iman
bagaikan emas murni siap untuk berjalan di Yerusalem baru.
Jalan di Yerusalem baru (surga) itu jalannya seperti emas murni.
Saya sering mengatakan --> ujian adalah latihan berjalan di
surga. Jangan takut!
Asalkan kita menjaga kaki supaya tetap lurus/benar (jangan ke
kiri atau ke
kanan), tangan (perbuatan) dijaga supaya
taat, mulut (perkataan) dijaga supaya tetap benar/jujur, sampai
hati tetap percaya, berharap, berserah kepada TUHAN (tidak bimbang
terhadap pengajaran dan terhadap kuasa ALLAH).
Wahyu
21: 21,
Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap
pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu
dari emas murni bagaikan kaca bening.
“kaca
bening” = jujur. Jadi saat menghadapi
ujian, maka perkataan
harus benar (jujur) seperti kaca bening yang transparan. Jangan
selap-selip --> ya, tidak, ya, tidak, itu seperti ular yang
makan debu! Jika “ya” --> ya, “tidak” --> tidak,
itulah emas murni.
Inilah tahta TUHAN, ada tahta kasih karunia
(ada uluran Tangan
TUHAN) untuk menolong, memperdulikan kita, memelihara kita ditengah
kesulitan, menjadikan indah semuanya, tetapi juga dalam bentuk
ujian --> inilah perhatian TUHAN yang sesungguhnya. Kalau orang
ditolong --> dia akan percaya, tetapi saat ujian apakah dia
percaya atau tidak?
Dulu mungkin kita mengenal YESUS --> disembuhkan, diberkati.
Sekarang iman kita hendak
ditingkatkan melalui ujian, tetapi ini tetap menjadi
perhatian dari TUHAN. ALLAH
memperdulikan/ memperhatikan kita supaya kita mempunyai emas murni
seperti Ayub (iman yang sempurna) --> biar mau diapakan saja,
tetap percaya kepada YESUS, itulah iman yang sempurna.
- Kita
belajar dari raja Daud,
yang
juga sudah diuji oleh TUHAN.
Mazmur
139: 23,
24,
23.
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan
kenallah pikiran-pikiranku;
24.
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal
Daud mengalami ujian,
supaya dapat
dilihat apakah hati dan
pikirannya tetap kepada TUHAN
atau tidak? apakah jalannya tetap sesuai
dengan Firman
TUHAN atau tidak?
Demikian juga bagi saudara dan saya, juga akan diuj oleh TUHAN.
Setelah kita ditolong oleh TUHAN --> senang ya ikut YESUS,
ditolong, ini baik! Tetapi perhatian yang sesungguhnya adalah diuji
oleh TUHAN, seperti Ayub dan Daud diuji.
Jika dalam ujian,
hati dan pikiran tetap tertuju kepada TUHAN (pandangan, hati,
pikiran tetap percaya TUHAN, kaki/perjalanan hidup tetap benar dan
suci didalam TUHAN), maka kita akan mengalami keubahan hidup. Dalam
ujian ini ada kemuliaan (shekinah glory) = keubahan hidup.
Mazmur
8: 5,
6,
5.
apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia,
sehingga Engkau mengindahkannya?
6.
Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Ayat
5 --> “sehingga Engkau mengingatnya?”
--> memperhatikannya.
“sehingga
Engkau mengindahkannya?” -->
menjadikan indah.
Lewat ujian yang dialami oleh Daud, supaya ia
mengalami keubahan hidup dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Keubahan hidup/
pembaharuan itu dimulai dengan mengaku dosa dan mengaku
kegagalan-kegagalan.
Daud pernah jatuh dalam dosa dengan
Betsyeba. Setelah jatuh dalam dosa, Daud mengaku dosa dan mengaku
kegagalan-kegagalan (sekalipun dia adalah seorang raja yang hebat).
Daud berada dalam kegagalan total --> sudah berzinah dengan
Betsyeba dan membunuh suami Betsyeba. Setelah Daud mengakui
semuanya dan bertobat (meninggalkan dosa), Daud diampuni oleh
TUHAN, dipulihkan oleh TUHAN, diubahkan terus, sampai Daud
mengatakan --> “siapa manusia yang
Engkau jadikan sama dengan Allah”. Sampai
satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita akan
diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita layak menyambut
kedatangan-Nya.
Inilah
berjaga-jaga, persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan TUHAN:
- berjaga-jaga
dalam Firman/berikat
pinggang (hidup suci), dan
- berjaga-jaga
dalam pelita/pelita jangan padam (tetap setia dan berkobar)
Mari kita saling menasihati.
- Berjaga-jaga
dalam suasana pernikahan (suka cita dan bahagia surga), jangan
bersungut-sungut/mengomel, bertengkar, jangan!
Sebab kita semuanya
adalah pelayan bagaikan nyala api = bagaikan tahta TUHAN. TUHAN
memperhatikan, memperdulikan, bergumul bagi kita semuanya. Perhatian
TUHAN itu juga merupakan ujian bagi kita (diijinkan mengalami
percikan darah), supaya timbul emas yang murni dan terjadi shekinah
glory/keubahan hidup seperti Daud. Biarpun kita mengalami ujian dll,
ALLAH
tetap memperdulikan dan memperhatikan kita, asalkan kita menjadi
tahta TUHAN.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1