Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita tetap membaca didalam kitab Wahyu 1: 9, Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Wahyu 1: 9-20 tentang penglihatan Rasul Yohanes di pulau Patmos. Ada yang mengatakan bahwa pulau Patmos merupakan tempat pembuangan orang-orang jahat. Dalam Wahyu 1: 9, rasul Yohanes berada di pulau Patmos bukan karena berbuat jahat, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS. Rasul Yohanes mengalami sengsara daging, karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS (Roh Kudus), sehingga mendorong untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama. Kalau sengsara karena berbuat dosa, membuat cerai berai (keluarga, gereja tercerai berai).

Ada tiga hal yang penting dalam persekutuan yang benar, antara lain:

  1. Persekutuan dalam kesusahan = tanda kematian. Kalau kita bisa bersahabat dalam kesusahan, suami istri dalam kesusahan tetap bisa bersekutu, itulah yang asli (sejati dan tidak pura-pura).


  2. Persekutuan dalam kerajaan = tanda kebangkitan. Kita semuanya menjadi imam-imam dan raja-raja (pelayan-pelayan TUHAN). Mari kita berdoa, supaya satu keluarga menjadi keluarga kerajaan surga (keluarga imam-imam dan raja-raja), bahkan sampai satu gereja menjadi keluarga imam-imam dan raja-raja. Jangan sampai ada orang asing! Ini semuanya sudah diterangkan.


  3. Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS yang ke dua kali = tanda kemuliaan.

Kita akan memperingati natal untuk memperingati kedatangan YESUS pertama kali ke dunia ini, tetapi kita sedang menunggu juga = tekun untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali ke dalam dunia ini untuk mengangkat kita semuanya di awan-awan yang permai. Jadi kita bersekutu dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali, sampai kita diangkat di awan-awan permai dan bersama-sama dengan Dia untuk selamanya.

Kita belajar bagaimana bertekun untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali --> Lukas 12: 35-40,
35. "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
36. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
37. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia
datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
38. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
39. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
40. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."

Ini merupakan awasan bagi kita: kedatangan YESUS yang kedua kali tidak diketahui waktunya = seperti pencuri di malam hari. Maksudnya bukan YESUS sebagai pencuri, melainkan kedatangan-Nya yang ke dua kali seperti pencuri. Jadi kedatangan YESUS ke dua kali = kapan saja YESUS dapat datang.

Sikap kita yaitu harus tekun atau sabar untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali, sebab kita tidak tahu kapan waktunya = seperti pencuri datang di malam hari = berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani. Kalau kita terus bangun, kapanpun pencuri datang, kita akan tahu. Jika kerohanian kita bangun, kapanpun YESUS datang, kita akan tahu dan kita akan terangkat bersama dengan Dia. Jika kita tidur saat YESUS datang, kita tidak akan terangkat/ ketinggalan dan tidak akan melihat Dia.

Dalam Injil Lukas 12: 35-40, ada tiga tanda kehidupan yang berjaga-jaga (kehidupan yang tekun untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali):

  1. Lukas 12: 35a, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat

    Tanda pertama adalah pinggangmu tetap berikat = harus tetap berikat pinggang. Ini memiliki sabuk/ikat pinggang secara rohani.

    Efesus 6: 14, Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

    Jadi pinggang tetap berikat artinya tetap berikat pinggang kebenaran. Apakah itu kebenaran?
    Yohanes 17: 17, Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

    Kebenaran =


    • Firman TUHAN.
    • Sesuatu yang menguduskan/menyucikan.


    Jadi kebenaran adalah Firman TUHAN yang menyucikan/menguduskan kehidupan kita. Dalam Ibrani ini disebut “Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua” = Firman pengajaran yang benar.

    Ibrani 4: 12, Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    Ada lagi istilah di Yeremia 23: 29 yaitu “Firman yang bagaikan api”
    Yeremia 23: 29,Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

    Ay 29 --> “Bukankah firman-Ku seperti api” --> Firman TUHAN yang bagaikan nyala api, untuk menyucikan kita luar dan dalam (lahir dan batin). Inilah yang kita butuhkan, untuk menyambut/menantikan kedatangan YESUS ke dua kali. Misalnya: jika ada api buat las, karat-karat bagian dalam akan terkena juga (luar dan dalam terkena). Semoga kita dapat mengerti.
    Firman TUHAN yang bagaikan nyala api /Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, untuk menyucikan kita lahir dan batin (luar dan dalam).

    Dimulai dari mana penyucian luar dan dalam (lahir dan batin)?


    • Penyucian dimulai dari dalam hati dan pikiran kita (batin) = penyucian bagian dalam.
      Markus 7: 21-23,
      21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, (1)percabulan, (2)pencurian, (3)pembunuhan,
      22. (4)perzinahan, (5)keserakahan, (6)kejahatan, (7)kelicikan, (8)hawa nafsu, (9)iri hati, (10)hujat, (11)kesombongan, (12)kebebalan.
      23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

      Ay 21 --> “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat” --> hati dan pikiran itu menjadi satu.
      Ay 22 --> “kebebalan” --> tidak taat.

      Hati dan pikiran berisi duabelas keinginan jahat dan najis, inilah sumbernya dosa yang akan menghasilkan perbuatan dosa, perkataan dosa. Misalnya: mungkin masih angan-angan/pikiran percabulan --> jika tidak disucikan (tidak distop), nanti dapat menjadi perbuatan dan perkataan dosa. Ada keinginan akan uang /ingin mencuri, jika batin tidak disucikan (tidak distop), nanti menjadi perbuatan dosa (pencurian). Ada juga pembunuhan (kebencian) dan seterusnya sampai yang terakhir adalah kebebalan. Kebebalan adalah tidak dapat ditegor/tidak bisa dinasehati lagi = sudah melawan TUHAN = tidak taat dan tidak dengar-dengaran. Jika hati dan pikiran sudah disucikan, maka perbuatan disucikan.


    • Penyucian perbuatan-perbuatan dosa, sampai dengan puncaknya dosa (lahir) = penyucian bagian luar.
      Puncak dosa yaitu


      1. Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
      2. Dosa kawin mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, penyimpangan-penyimpangan seks, sampai nikah yang hancur.


      Kekuatan penyucian Firman TUHAN bagaikan nyala api, sampai kepada penyucian puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Firman TUHAN bagaikan nyala api/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua inilah yang harus kita pegang (berikat pinggang kebenaran).


    • Penyucian yang terakhir adalah penyucian perkataan. Perkataan disucikan sampai kita sempurna seperti YESUS.

      Ukuran kesempurnaan adalah:


      1. Wahyu 14: 5, Dan di dalam mulut mereka :tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

        Ukuran pertama: dimulai dengan tidak ada dusta. Orang yang tidak berdusta itu sedang menuju kesempurnaan. Kalau berdusta itu sedang menuju kebinasaan. Dusta merupakan penutup dosa. Kita tinggal memilih untuk tidak berdusta atau berdusta! Dusta ini sebagai penentunya.


      2. Yakobus 3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; :barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

        Ukuran kedua: tidak salah dalam perkataan = seluruh kehidupannya (tubuhnya) sempurna seperti YESUS dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali dengan kata “Haleluya”. Tidak salah dalam perkataan itu hanya menyebut kata “Haleluya”. Hari-hari ini kita harus banyak menyebut kata “Haleluya” = banyak menyembah dengan “Haleluya”.


    Jadi berikat pinggang kebenaran = berjaga-jaga didalam nyala api Firman ALLAH (Firman pengajaran yang benar). Namanya “nyala api” itu berarti terus berkobar-kobar didalam Firman. Kita harus tetap memegang dan mentaati Firman, supaya kita disucikan terus (hati, pikiran, perbuatan, perkataan disucikan), sampai kita sempurna seperti Dia. Jaga lah nyala api Firman ALLAH (Firman penyucian)!


  2. Lukas 12: 35, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

    Tanda kedua adalahpelitamu tetap menyala”(pelita tidak padam) Ini cerita tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh. Letaknya bijaksana yaitu mempunyai minyak persediaan. Kita harus memiliki minyak persediaan, supaya pelita selalu/tetap menyala, sampai dengan kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali. Minyak persediaan = Roh Kudus. Roh Kudus juga digambarkan sebagai nyala api.
    Tadi sudah dijelaskan, berjaga-jaga dalam nyala api Firman, supaya kita hidup suci. Menghadapi akhir zaman dimana dosa memuncak harus ada nyala api firman (pedang) yang menyucikan luar dan dalam --> banyak orang kelihatan di luar baik, tetapi ada karat didalam. Seperti mobil cat nya bagus, tetapi ada sedikit cacat --> dari luar tidak apa-apa, sedikit saja, tetapi kalau di las, didalamnya sudah ada karatan. Sebab itu kita memerlukan Firman yang bagaikan nyala api/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang menyucikan tembus sampai kedalam.

    Keadaan dunia di akhir zaman ini gelap gulita (dalam dosa, puncaknya dosa, puncaknya kesulitan dll). Yang dibutuhkan adalah pelita yang tetap menyala. Supaya pelita tetap menyala, kita harus memiliki minyak persediaan = berjaga-jaga dalam minyak persediaan = berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus. Semoga kita dapat mengerti.

    Di bagian atas berjaga-jaga dalam nyala api Firman, tandanya adalah hidup dalam kesucian (hati pikiran suci, perbuatan suci, perkataan suci, sampai dengan sempurna). Berjaga-jaga dalam api Roh Kudus, apa tandanya?

    Roma 12: 11, Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah :rohmu menyala-nyala dan layanilah TUHAN.

    Berjaga-jaga dalam api Roh Kudus (Roh Kudus yang melimpah-limpah bagaikan minyak persediaan, bagaikan api yang terus menyala-nyala), tandanya/ prakteknya adalah setia dan berkobar-kobar dalam ibadah dan pelayanan kepada TUHAN. Kita jangan kendor dan jangan tidak setia dalam ibadah pelayanan! Jika kendor dan tidak setia itu berarti minyaknya berkurang sampai pelitanya padam. Jika pelitanya padam, saat YESUS datang kita akan ketinggalan. Kalau kita sudah “loyo”, kendor, kita mohon kepada TUHAN untuk disucikan terlebih dahulu. Jika kendor (malas), itu berarti kesucian sudah menurun. Jika kesucian turun, urapan juga akan turun. Jika ada kesucian, pasti ada urapan, pasti setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.

    Kalau kesucian menurun, urapan dan kesetiaan juga akan menurun dan ini berbahaya, sebab dapat menyala-nyala dalam berahi, sampai kepada penyimpangan seks (baik lewat hati, pikiran, pandangan, sampai perbuatan). Kita harus berhati-hati!

    Roma 1: 27, Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan :menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

    Ayat 27 --> inilah kejatuhan dari anak TUHAN/hamba TUHAN di akhir zaman.
    Jika kesucian menurun, lengah terhadap Firman --> mengantuk, bosan saat mendengarkan Firman, kalau perlu tidak memerlukan Firman dll. Dia tidak sadar bahwa kesuciannya sudah menurun --> api Firman menurun, maka api Roh Kudus juga akan menurun. Mungkin masih berbahasa Roh tetapi tidak setia dan tidak berkobar-kobar/tidak menyala-nyala lagi (sudah biasa-biasa saja) dalam ibadah pelayanan, sehingga menyala-nyala dalam berahi (yang negatif). Biasanya kaum muda kejatuhannya di dalam hal ini.

    Kalau sudah kendor dalam ibadah pelayanan, maka akan menyala-nyala dalam berahi, sampai kejatuhan yang paling dalam yaitu kepada puncaknya dosa (dosa percabulan, penyimpangan-penyimpangan seks, kehancuran nikah) dan akhirnya binasa untuk selama-lamanya. Mari kita tetap bertahan.
    Kita saling menasihati supaya tetap berikat pinggang kebenaran, memegang teguh dan mempraktekkan Firman pengajaran yang benar (yang lebih tajam dari pedang/bagaikan nyala api). Memang sakit saat mendengarkan Firman yang bagaikan pedang --> ditusuk-tusuk itu terasa sakit. Mendengar Firman yang bagaikan nyala api --> terkena api terasa sakit dagingnya, baru waktunya saja sudah lama sekali dan sakit. Inilah untuk menyucikan. Setelah kita hidup suci, maka urapan akan otomatis (berjaga-jaga supaya pelita tetap menyala = setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai kedatangan YESUS yang ke dua kali).


  3. Lukas 12: 36, Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

    Tanda ketiga adalah kita hidup dalam suasana perkawinan (suasana pernikahan). Ini menantikan tuannya yang pergi ke perkawinan (mau pulang dari perkawinan), sehingga suasananya adalah suasana perkawinan. Suasana perkawinan adalah suasana suka cita dan bahagia surga oleh api kasih ALLAH. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi suka cita dan kebahagiaan kita secara pribadi, dalam nikah rumah tangga, dalam penggembalaan (ibadah pelayanan) itu bukan karena kaya, miskin dll, bukan!! melainkan jika ada api kasih ALLAH. Mau miskin, kaya, sakit, sehat, jika ada api kasih ALLAH, maka kita dapat merasakan suka cita dan kebahagiaan surga. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika ada api kasih ALLAH, maka kita mengalami suka cita dan kebahagiaan surga dimanapun kita berada, kapanpun kita berada dan dalam situasi kondisi apapun. Itulah kekuatan api kasih ALLAH dalam memberikan suasana pernikahan = suasana pesta nikah Anak Domba = suasana surga. Jadi berjaga-jaga yang ketiga adalah berjaga-jaga dalam api kasih ALLAH, sehingga kita selalu mengalami suka cita dan bahagia surga. Jangan sampai kita bersungut-sungut (mengomel), putus asa, kecewa, berbantah-bantah, pahit hati, sebab itu akan ketinggalan saat YESUS datang. Apapun yang sedang terjadi, jika ada api kasih ALLAH, kita akan selalu mengucap syukur kepada TUHAN.

Jika disimpulkan pada point I, II, III: jadi berjaga-jaga untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali adalah:

  1. berjaga-jaga dalam api Firman ALLAH = hidup suci,
  2. berjaga-jaga dalam api Roh Kudus = setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan,
  3. berjaga-jaga dalam api kasih ALLAH = suka cita dan kebahagiaan surga.

Kalau kita suci, setia dan berkobar, bersuasana suka cita kebahagiaan surga, itu bagaikan ada nyala api yang berkobar-kobar.

Ibrani 1: 7, Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-N menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

Hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang suci, setia berkobar-kobar dan ada suka cita bahagia surga = pelayan TUHAN/hamba TUHAN bagaikan nyala api. Malaikat itu bagaikan badai, pelayan-pelayan TUHAN bagaikan nyala api.

Mari kita bandingkan dengan kitab Daniel (penglihatan yang dilihat oleh Daniel). Daniel ini melihat tentang kerajaan surga (tahta surga), Daniel melihat semuanya itu bagaikan nyala api.

Daniel 7: 9, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

Ay 9 --> “lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju” --> itulah TUHAN YESUS.
kursi-Nya dari nyala api” --> tahtanya dari nyala api.

Semuanya itu merupakan tahta surga. Tahta surga itu bagaikan nyala api yang berkobar-kobar. Tahta surga = nyala api.

Jika digabungkan: pelayan TUHAN yang suci, setia berkobar-kobar, ada suka cita bahagia surga = tahta surga (tahta TUHAN di bumi). Inilah yang dibutuhkan!! Setiap kali kita melayani dengan kesucian, dengan setia berkobar, dengan suka cita bahagia surga = meletakkan tahta TUHAN ditengah sidang jemaat. Kalau kita melayani tanpa kesucian --> yang penting melayani, padahal dia berbuat dosa, nikahnya hancur, pokoknya melayani, pokoknya berkhotbah = tahta setan.

Jika melayani tanpa kesucian, pasti tidak setia, dan ada pamrihnya --> bukan setia berkobar, tetapi karena ada sesuatu maka dia melakukan pelayanan itu, mungkin karena uang, kedudukan, untuk bertemu orang, melayani TUHAN bukan berasal dari dasar hatinya. Sebenarnya ini bukan suka cita dan bahagia, bahkan banyak mengomelnya, bersungut-sungut, kecewa, itulah tahta setan.

Itu sebabnya kita harus berhati-hati dalam melayani, dimulai dari saya. Saudara tidak mengetahui keadaan saya, saya juga tidak mengetahui keadaan saudara, tetapi TUHAN Maha Tahu, TUHAN lah yang mengetahui keadaan kita. Jangan sampai kita merugikan sidang jemaat. Jangan sampai kita kelihatannya melayani, tetapi justru merugikan sidang jemaat, jika demikian itu berarti kita berhutang darah yang tidak bisa dibayar.

Jadi kita melayani TUHAN, harus menampilkan tahta TUHAN (tahta surga) ditengah-tengah sidang jemaat, jika demikian itu baru menjadi berkat bagi sidang jemaat. Mari biarlah di penghujung tahun 2013, mau memasuki tahun 2014, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri (tinggal 8-10 hari lagi), supaya:

  1. Kita tetap berikat pinggang kebenaran = berjaga-jaga dalam api Firman (berkobar dalam Firman pengajaran), untuk menyucikan hidup kita. Kita hidup suci, hati pikiran suci, perbuatan suci, perkataan suci, sampai dengan sempurna.


  2. Berjaga-jaga dalam api Roh Kudus = pelita tetap menyala. Mari kita setia dan berkobar-kobar --> jangan sampai diakhir tahun ini kita “loyo”, tahun depan tahu-tahu sudah hilang, jangan sampai!! tetapi menjelang/ menuju tahun baru kita tetap setia berkobar-kobar dan tahun depan kita menjadi lebih setia lagi.


  3. Berjaga-jaga dalam suasana pesta nikah anak domba (suasana pernikahan) = berjaga-jaga dalam api kasih ALLAH. Kalau ada api kasih ALLAH biarpun kita sengsara, kita tetap mengalami suka cita dan bahagia surga.

Pelayan TUHAN bagaikan nyala api. Tahta TUHAN bagaikan nyala api. Jadi pelayan TUHAN yang menampilkan tahta TUHAN (pelayan TUHAN yang menjadi tahta surga di bumi ini). Kalau kita menjadi tahta TUHAN ini luar biasa! Saya sering bercerita, kalau tahta kerajaan saja --> ini sudah luar biasa, apalagi tahta kerajaan surga.

Apa yang ada di tahta surga? Banyak yang ada di tahta surga, nanti akan dipelajari juga di dalam Wahyu 4, tetapi sekarang ini kita pelajari dalam perjanjian lama. Jika kita menjadi tahta surga (tahta-Nya TUHAN) di bumi ini, apa yang terjadi?

Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Kalau kita menjadi tahta TUHAN (tahta surga), maka Mata TUHAN akan selalu mengamat-amati kita (TUHAN tidak pernah tertidur). Ini merupakan pandangan belas kasihan dari YESUS sebagai Imam Besar. YESUS sebagai Imam Besar Gembala Agung selalu memandang kita dengan kasih karunia, anugerah (bukan pandangan yang menghukum) = YESUS sebagai Imam Besar Gembala Agung selalu memperhatikan kita, memperdulikan kita, mengerti keadaan kita dan bergumul untuk kita semuanya. Kaum muda tidak perlu pusing sebab saudara harus kuliah dan juga harus bekerja, silahkan! sebab itu merupakan usaha saudara dan saya hanya mendoakan saudara. Yang menentukan adalah kalau kita menjadi tahta TUHAN.

Mungkin perhatian orang tua kurang, perhatian gembala manusia kurang --> mengapa tidak ada yang memperhatikan? ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan perhatian satu-satunya dari YESUS Imam Besar. Manusia itu terbatas --> perhatian suami, istri kurang, ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menengadah ke atas dan mendapatkan perhatian dari YESUS Imam Besar. YESUS Imam Besar bergumul untuk kita dan mengerti keadaan kita sampai sedalam-dalamnya --> yang tidak bisa dimengerti oleh suami/istri/ gembala/jemaat, tetapi Imam Besar Gembala Agung bisa mengerti keadaan kita. Itulah kalau kita menjadi tahta TUHAN.

TUHAN mengamat-amati itu memandang dengan teliti sampai tidak berkedip (tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun). Mata ular itu juga tidak berkedip Kalau kita lengah --> ular langsung datang, sebab itu mata TUHAN mengamat-amati dengan juga tidak berkedip.

Hasilnya adalah:

  1. Ibrani 4: 14-16,
    14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
    15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
    16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

    Ay 14 --> “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung” --> Imam Besar Agung yang duduk di sebelah Kanan tahta ALLAH Bapa. Kalau kita menjadi tahta TUHAN, Dia akan datang di dalam kehidupan kita, untuk memandang kita dengan belas kasih, mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita.

    Hasil pertama adalah YESUS sebagai Imam Besar Gembala Agung mengulurkan tangan kasih karunia, anugerah-Nya (dari tahta kasih karunia = tahta surga) untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya:


    • Menyelesaikan segala masalah kita, sampai masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktu-Nya. Dituliskan “pada waktu-Nya” itu bukan hanya sebagai “embel-embel”, tetapi pengertiannya adalah bukan kita yang bekerja. Tugas kita adalah hanya tinggal menunggu. Tugas TUHAN adalah Dia yang bekerja untuk menyelesaikan semuanya. Kita hanya mempersiapkan diri untuk menjadi tahta TUHAN saja. Semoga kita bisa mengerti.


    • Memelihara kita ditengah kesulitan, kemustahilan tepat pada waktu-Nya. Pemeliharaan TUHAN itu tepat waktu-Nya dan semuanya diatur oleh TUHAN.Membuat semuanya indah tepat pada waktu-Nya (Pengkhotbah 3: 11).


  2. Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

    Salah satu kepedulian/perhatian TUHAN kepada kita adalah kita diijinkan untuk mengalami ujian = percikan darah.
    Hasil kedua adalah TUHAN mengijinkan kita mengalami ujian/percikan darah. Jadi kita jangan salah paham! Kalau kita sudah mau maju dalam Firman pengajaran, mau maju dalam ibadah pelayanan, mau setia dan sungguh-sungguh, tiba-tiba ada ujian --> saya mau maju tetapi mengapa menjadi begini? ini salah! sebab kita sudah mendapatkan perhatian dari TUHAN.

    Dulu pertama kali, saya menyerahkan diri untuk masuk sekolah alkitab, baru beberapa bulan diuji oleh TUHAN --> tidak memiliki uang, sehingga tidak dapat makan, ini diuji. Kalau saya mundur, maka saya tidak tahu apa yang sekarang terjadi sebab sudah tidak menjadi tahta TUHAN, tetapi menjadi tahta setan. Jika saya maju terus, saya menjadi tahta TUHAN. Mari kita semuanya, memang untuk maju dalam kesucian (harus menerima pengajaran), maju dalam kesetiaan (harus setia dan sungguh-sungguh melayani), jika seperti itu kita akan langsung menerima ujian dan ini merupakan bukti bahwa TUHAN sedang memperhatikan/memperdulikan kita.

    TUHAN mengijinkan kita mengalami ujian/percikan darah/salib bersama Dia, untuk apa?


    • Kita belajar dari Ayub yang sudah mengalami ujian. Ini supaya timbul emas “iman bagaikan emas murni” = iman semakin dimantapkan. Jika orang percaya YESUS, supaya diberkati dan disembuhkan --> semuanya mau, tetapi jika percaya YESUS saat menghadapi ujian --> ini berat dan Ayub mengalami ini.

      Ayub 7: 17, 18,
      17. Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,
      18. dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?

      Ay 18 --> cara TUHAN untuk memperhatikan, memperdulikan, mengerti keadaan manusia yang hina ini. Salah satunya adalah lewat ujian.
      Kita harus mengalami ujian, tidak bisa tidak! Tadi dijelaskan, perhatian TUHAN lewat ditolong, dipelihara, dijadikan indah --> semua senang, tetapi perhatian yang tertinggi justru lewat ujian/percikan darah.

      Ayub 23: 10-12,
      10. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
      11. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
      12. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

      Ay 11 --> saat ujian perhatikan = kaki jangan menyimpang, perjalanan hidup tetap benar.
      Ay 12 --> “Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar” = tetap taat.
      dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya” = hati tetap percaya kepada TUHAN.

      Ayub mengalami ujian habis-habisan, semuanya habis. Saat menghadapi ujian, Ayub tetap menjaga:


      1. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya” = perjalanan hidup tetap sesuai dengan Firman ALLAH.
      2. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar” = perbuatannya tidak melanggar Firman, tetap taat dengar-dengaran terhadap Firman. Kita banyak diuji --> mungkin soal ekonomi, kesehatan, jodoh, study, pekerjaan, semuanya diuji. Saat diuji, jangan justru memakai jalan belakang, salah! Nanti tidak akan menjadi emas, tetapi malah menjadi tanah liat --> tetap menjadi tanah liat yang diinjak-injak dan dimakan ular. Debu tanah liat menjadi makanan ular.


      3. dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya” = hati tetap percaya, berharap kepada TUHAN, tidak berharap yang lain, tidak ragu, tidak bimbang saat menghadapi ujian, maka iman kita akan menjadi iman yang teruji = emas yang murni (iman bagaikan emas murni) = iman yang sempurna.


      Lukas 18: 8, Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

      Iman yang sempurna (iman bagaikan emas yang murni) siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali. Sementara dalam ujian --> kakinya sudah menyimpang, hatinya sudah mendua, perbuatannya tidak taat (“ngawur”), ini tidak akan tertolong dan menjadi debu tanah liat, yang hanya menjadi makanan ular.
      Iman bagaikan emas murni siap untuk berjalan di Yerusalem baru. Jalan di Yerusalem baru (surga) itu jalannya seperti emas murni. Saya sering mengatakan --> ujian adalah latihan berjalan di surga. Jangan takut! Asalkan kita menjaga kaki supaya tetap lurus/benar (jangan ke kiri atau ke kanan), tangan (perbuatan) dijaga supaya taat, mulut (perkataan) dijaga supaya tetap benar/jujur, sampai hati tetap percaya, berharap, berserah kepada TUHAN (tidak bimbang terhadap pengajaran dan terhadap kuasa ALLAH).

      Wahyu 21: 21, Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.

      kaca bening” = jujur. Jadi saat menghadapi ujian, maka perkataan harus benar (jujur) seperti kaca bening yang transparan. Jangan selap-selip --> ya, tidak, ya, tidak, itu seperti ular yang makan debu! Jika “ya” --> ya, “tidak” --> tidak, itulah emas murni.
      Inilah tahta TUHAN, ada tahta kasih karunia (ada uluran Tangan TUHAN) untuk menolong, memperdulikan kita, memelihara kita ditengah kesulitan, menjadikan indah semuanya, tetapi juga dalam bentuk ujian --> inilah perhatian TUHAN yang sesungguhnya. Kalau orang ditolong --> dia akan percaya, tetapi saat ujian apakah dia percaya atau tidak? Dulu mungkin kita mengenal YESUS --> disembuhkan, diberkati. Sekarang iman kita hendak ditingkatkan melalui ujian, tetapi ini tetap menjadi perhatian dari TUHAN. ALLAH memperdulikan/ memperhatikan kita supaya kita mempunyai emas murni seperti Ayub (iman yang sempurna) --> biar mau diapakan saja, tetap percaya kepada YESUS, itulah iman yang sempurna.


    • Kita belajar dari raja Daud, yang juga sudah diuji oleh TUHAN.
      Mazmur 139: 23, 24,
      23. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
      24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal

      Daud mengalami ujian, supaya dapat dilihat apakah hati dan pikirannya tetap kepada TUHAN atau tidak? apakah jalannya tetap sesuai dengan Firman TUHAN atau tidak? Demikian juga bagi saudara dan saya, juga akan diuj oleh TUHAN. Setelah kita ditolong oleh TUHAN --> senang ya ikut YESUS, ditolong, ini baik! Tetapi perhatian yang sesungguhnya adalah diuji oleh TUHAN, seperti Ayub dan Daud diuji.

      Jika dalam ujian, hati dan pikiran tetap tertuju kepada TUHAN (pandangan, hati, pikiran tetap percaya TUHAN, kaki/perjalanan hidup tetap benar dan suci didalam TUHAN), maka kita akan mengalami keubahan hidup. Dalam ujian ini ada kemuliaan (shekinah glory) = keubahan hidup.

      Mazmur 8: 5, 6,
      5. apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
      6. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

      Ayat 5 --> “sehingga Engkau mengingatnya?” --> memperhatikannya.
      sehingga Engkau mengindahkannya?” --> menjadikan indah.
      Lewat ujian yang dialami oleh Daud, supaya ia mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Keubahan hidup/ pembaharuan itu dimulai dengan mengaku dosa dan mengaku kegagalan-kegagalan.

      Daud pernah jatuh dalam dosa dengan Betsyeba. Setelah jatuh dalam dosa, Daud mengaku dosa dan mengaku kegagalan-kegagalan (sekalipun dia adalah seorang raja yang hebat). Daud berada dalam kegagalan total --> sudah berzinah dengan Betsyeba dan membunuh suami Betsyeba. Setelah Daud mengakui semuanya dan bertobat (meninggalkan dosa), Daud diampuni oleh TUHAN, dipulihkan oleh TUHAN, diubahkan terus, sampai Daud mengatakan --> “siapa manusia yang Engkau jadikan sama dengan Allah”. Sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita akan diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita layak menyambut kedatangan-Nya.

Inilah berjaga-jaga, persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan TUHAN:

  • berjaga-jaga dalam Firman/berikat pinggang (hidup suci), dan
  • berjaga-jaga dalam pelita/pelita jangan padam (tetap setia dan berkobar) Mari kita saling menasihati.
  • Berjaga-jaga dalam suasana pernikahan (suka cita dan bahagia surga), jangan bersungut-sungut/mengomel, bertengkar, jangan! Sebab kita semuanya adalah pelayan bagaikan nyala api = bagaikan tahta TUHAN. TUHAN memperhatikan, memperdulikan, bergumul bagi kita semuanya. Perhatian TUHAN itu juga merupakan ujian bagi kita (diijinkan mengalami percikan darah), supaya timbul emas yang murni dan terjadi shekinah glory/keubahan hidup seperti Daud. Biarpun kita mengalami ujian dll, ALLAH tetap memperdulikan dan memperhatikan kita, asalkan kita menjadi tahta TUHAN.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 10 Oktober 2010 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan dalam kesucian. Ada macam ratapan dan tangisan yang harus kita naikkan kepada Tuhan Ratapan dan tangisan dalam doa semalam suntuk. Ratapan - Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring hai puteri Sion cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam janganlah kauberikan dirimu istirahat janganlah matamu tenang Ini supaya kita tidak masuk ...
  • Ibadah Paskah Surabaya, 31 Maret 2013 (Minggu Sore)
    ... perintah untuk memberitakan injil kebangkitan Yesus untuk mengutus memakai kehidupan kita dalam kegerakan besar yang sesuai dengan amanat agung Tuhan. Matius - . Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus . dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 12 Juli 2019 (Jumat Sore)
    ... rohani menunjuk pada asap yang keluar dari lobang jurang maut yang dari dalamnya berkeluaranlah belalang dan kalajengking. Kalajengking memiliki sengat itulah sengat maut yaitu dosa. Korintus - . Hai maut di manakah kemenanganmu Hai maut di manakah sengatmu . Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Dosa sekecil apapun ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 05 Februari 2014 (Rabu Sore)
    ... memberi sampai menjadi pakaian putih berkilau-kilau. Pakaian pelayanan pakaian imamat . Pakaian pelayanan merupakan pakaian yang dipakai oleh Imam Besar saat melakukan pelayanan pendamaian. Keluaran Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya dari lenan halus dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna. Pakaian pelayanan pakaian ...
  • Ibadah Doa Malang, 07 Mei 2024 (Selasa Sore)
    ... pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar Yesus harus mati di kayu salib untuk Menyelamatkan manusia berdosa. Proses keselamatan Iman percaya Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Bertobat mati terhadap dosa. Iman rem untuk berhenti berbuat dosa. Baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Kolose - karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan dan di dalam Dia ...
  • Ibadah Raya Malang, 26 April 2015 (Minggu Pagi)
    ... hidup di dunia tetapi bersuasana Sorga. Sampai saat kedatangan Yesus kedua kali kita benar-benar masuk Kerajaan Sorga. Tuhan memberkati. IBADAH RAYASalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Wahyu - adalah penyucian terakhir yang Tuhan lakukan kepada sidang jemaat bangsa Kafir atau sidang jemaat akhir jaman supaya tidak bercacat ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 29 Mei 2010 (Sabtu Sore)
    ... kita seperti domba di tengah serigala. Gembala juga harus tergembala supaya domba-domba tidak tercerai-berai. Akibat tidak tergembala Lelah letih lesu dan berbeban berat. Matius Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Artinya hidup dalam suasana kutukan banyak masalah ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 30 Oktober 202 (Minggu Siang)
    ... sehingga kita mendapatkan hidup baru hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran. Kita selamat dan diberkati Tuhan. Kita menghadapi peperangan. Antikris menggunakan kekuatan ekonomi sehingga lebih hari perekonomian akan lebih sulit--semakin dikuasai oleh Antikris. Siapa yang menang Yang dipanggil hidup benar. Seperti tadi dalam kesaksian Oleh sebab itu saya mau hidup ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Agustus 2019 (Sabtu Sore)
    ... . dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata Mari kita naik ke gunung TUHAN ke rumah Allah Yakub supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem. Praktik pertama kekerasan hati mendengar firman pengajaran yang benar ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 06 Oktober 2019 (Minggu Siang)
    ... untuk menghukum dosa dan daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya akan menjadi tiang di dalam Bait Allah Rumah Tuhan--salah satu Bait Allah yang kita kenal adalah Tabernakel itulah tiang penopang dalam kerajaan sorga. Dalam Tabernakel ada tiga macam tiang Keluaran - . Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci untuk pelataran ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.