Kita
masih berada pada pada kitab
Wahyu
1: 9,
Aku, Yohanes, saudara dan
sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan
menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena
firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Ay
9 --> “
dalam ketekunan” = dalam
kesabaran.
Wahyu
1: 9-20 ini tentang penglihatan Yohanes di
pulau Patmos. Dalam Wahyu 1: 9, rasul
Yohanes berada di pulau Patmos bukan karena
berbuat jahat, tetapi karena Firman ALLAH
dan kesaksian YESUS. Di pulau Patmos ini
ada yang mengatakan tempat pembuangan orang jahat,
jadi dibuang ke pulau
Patmos itu sengsara. Jadi rasul Yohanes
mengalami sengsara daging karena Firman
ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga
mendorong untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
Demikian
juga, kalau kita mengalami sengsara daging karena Firman
dan karena kesaksian YESUS, karena Roh Kudus, yang mendorong
kita untuk bersekutu.
Misalnya:
- Jika
suami dan istri mau sengsara karena Firman,
pasti akan masuk persekutuan yang benar.
- Hamba
TUHAN mau sengsara karena Firman
dan kesaksian YESUS, Roh Kudus, pasti
akan mendorong
untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
Lain
halnya, kalau kita sengsara daging karena berbuat dosa, itu justru
mengakibatkan perceraian (mencerai beraikan tubuh Kristus). Jika
hamba TUHAN/anak TUHAN sengsara daging karena dosa-dosa, maka itu
akan mengarah kepada cerai berai. Semoga
kita dapat mengerti.
Dalam
ibadah kemarin,
kita sudah mendengar ada
tiga hal yang penting dalam persekutuan:
- Persekutuan
dalam kesusahan (“Aku,
Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”)
= tanda kematian = jalan kematian, artinya
kita berusaha untuk hidup benar, hidup bijaksana, adil. Persekutuan
dalam kesusahan inilah sebagai tesnya. Misalnya:
- Dalam
persahabatan --> jika dalam kesusahan (tanda kematian), kita
tetap bersahabat, itulah yang sejati.
- Dalam
rumah tangga --> suami dan istri dalam kematian, tetapi tetap
bersekutu, itulah persekutuan yang sejati.
- Sesama
hamba TUHAN, jika di dalam kematian, kita tetap bersekutu, itulah
persekutuan yang sejati.
Marilah
kita mempertahankan
untuk hidup benar! sekalipun menderita tetapi kita
tetap dapat hidup benar, maka kita akan
dapat
bersekutu. Yang penting adalah benar!
dalam kesusahan kita tetap benar, maka akan dapat
bersekutu. Kalau tidak benar, akan cerai benar (tidak dapat
bersekutu).
- Persekutuan
dalam kerajaan =
tanda kebangkitan = jalan kebangkitan
(kemarin ini sudah diterangkan). Kerajaan surga merupakan kerajaan
imam-imam dan raja-raja. Jadi persekutuan
dalam kerajaan artinya kita harus menjadi
imam-imam dan raja-raja, yang melayani dengan penundukan (lulus
ujian penundukan seperti Sarah). Kita berusaha dan berdoa, supaya
keluarga kita menjadi imam-imam dan raja-raja.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Dalam rumah tangga/keluarga jangan sampai ada orang
asing. Jika semuanya menjadi imam dan raja, tetapi ada anggota
keluarga yang belum menjadi imam dan raja
= ada orang asing. Kita berdoa, supaya
dalam rumah tangga/keluarga kita, jangan sampai ada orang asing,
yang tidak menjadi imam dan raja. Didalam gereja kita jalan WR
Supratman IV Surabaya, kita berdoa supaya tidak ada orang asing dan
semuanya menjadi imam dan raja. Hari-hari ini kita semuanya dalam
persekutuan dalam kerajaan, semuanya menjadi imam-imam dan
raja-raja, yang melayani dengan penundukan kepada Tuan yang bengis,
apalagi kepada TUHAN yang sudah berkorban nyawa bagi kita (kita
harus tunduk!).
Jika ada orang asing dalam keluarga kita,
nanti akan terpisah, sebab kerajaan surga merupakan kerajaan
imam-imam dan raja-raja. Orang asing tidak akan dapat
masuk surga, hanya imam dan raja lah yang dapat
masuk surga. Kita harus berdoa dan TUHAN yang akan menolong kita.
Mungkin awal-awan tahun depan akan ada baptisan air dan langsung ada
penataran calon imam. Kita diberi kesempatan terus, supaya kita
menjadi keluarga imam dan raja (keluarga kerajaan surga) dan tidak
ada yang asing diantara kita. Ini
semuanya sudah diterangkan dalam ibadah yang kemarin.
- Kita
sekarang membahas bagian yang ketiga.
Persekutuan
dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS yang ke dua kali
(“dalam ketekunan
menantikan YESUS”) = tanda kemuliaan =
jalan kemuliaan. Kalau ada kematian, ada kebangkitan, maka ada
kemuliaan.
Markus
13: 33-37,
33.
"Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu
bilamanakah waktunya tiba.
34.
Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan
rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya,
masing-masing
dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya
berjaga-jaga.
35.
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan
rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut
malam, atau pagi-pagi buta,
36.
supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang
tidur.
37.
Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang:
berjaga-jagalah!"
Ay
33 --> kedatangan YESUS yang ke dua kali tidak ada yang tahu,
hanya Bapa di surga lah yang tahu.
Ay
34 --> kedatangan YESUS ke dua kali diibaratkan seperti orang yang
bepergian meninggalkan rumahnya, lalu memberikan tanggun jawab kepada
hamba-hambanya untuk berjaga-jaga.
Di
Markus 13: 33-37 ini diceritakan tentang kedatangan TUHAN YESUS yang
ke dua kali:
Ay
34 ini merupakan perumpamaan tentang pribadi YESUS sendiri. “
pergi
ke Negeri jauh” menunjuk YESUS harus mati di kayu salib,
bangkit, naik ke surga dan akan datang kembali ke dua kali.
Ay
33 dan ay 36 “
kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali tidak ada yang
mengetahui”. Ini memberi pelajaran kepada kita bahwa kedatangan
TUHAN YESUS ke dua kali tidak diketahui waktunya oleh siapapun (hanya
Bapa di surga yang tahu), waktu kedatangan YESUS ke dua kali seperti
pencuri di malam hari. Pencuri itu tidak diketahui kapan datangnya.
Jadi bukan YESUS seperti pencuri,
itu salah! Semoga
kita dapat mengerti.
Kita
sekarang sedang menantikan kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali, yang
tidak diketahui waktunya.
Bagaimana
sikap kita? sikap kita tekun
untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali = berjaga-jaga supaya
tidak tidur rohani, tetapi dalam suasana kebangunan rohani.
Di
Wahyu 1: 9 --> persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan
kedatangan YESUS ke dua kali”, kalau di Markus 33 -->
berjaga-jaga. Kalau kita bangun, pencuri mau datang kapanpun, kita
akan mengetahuinya dan tidak terkecoh
artinya kalau kita
selalu bangun, YESUS mau datang kapanpun juga, kita akan melihat Dia
dan mengetahuinya.
Ada
dua kemungkinan yang terjadi yaitu
- jika
tidak berjaga-jaga,
maka
kedatangan YESUS yang ke dua kali seperti pencuri yang tidak
diketahui,
kita akan
tertinggal dan binasa selamanya.
Tidak
dapat
melihat kedatangan YESUS itu seperti tidak dapat
melihat pencuri.
Saat kita tidur, pencuri sudah mengambil
barang-barang sampai habis. Kalau kita lengah sedikit saja, itu
sudah hilang (tertinggal dan binasa). Saya sudah pernah cerita dulu
--> rumah
saya di desa,
jadi kalau mau malam hari raya itu banyak ayam yang
hilang dll. Kebetulan kami mempunyai ayam
dibelakang toko, sebab itu kami sengaja berjaga-jaga dengan
ramai-ramai sambil
bermain pingpong dll. Kami bermain pingpong sampai jam 01.00,
sesudah itu cerita-cerita, tertawa-tertawa dengan maksud untuk
berjaga-jaga. Kira-kira pukul 03.30 kami tertidur sebentar, lalu
kami bangun lagi, semuanya sudah hilang. Saya mendapatkan gambaran
ini dari TUHAN. Dulu saya belum menjadi hamba TUHAN, tetapi sekarang
saya menyadari --> kita berjaga-jaga, tetapi kalau lengah, capek
sedikit, akhirnya sudah habis.
Oom
Pong pernah berkata --> jangan capek, jika kita beristirahat
sedikit dan bertepatan dengan kedatangan TUHAN, akhirnya habis,
sebab itu saya tidak mau capek dan terus berjaga-jaga. Kalau
tertidur (lengah/tidak berjaga-jaga), pasti kita akan tertinggal dan
binasa.
- Jika
kita berjaga-jaga = tetap dalam suasana kebangunan rohani,
maka kita
akan melihat kedatangan YESUS ke dua kali,
kita akan
terangkat bersama dengan Dia ke awan-awan yang permai dan kita
bersama dengan Dia selama-lamanya.
Jika
kita berjaga-jaga, pencuri datang kapanpun, kita akan melihatnya.
Inilah dua kemungkinan yang akan terjadi.
Semoga kita dapat
mengerti.
Pertanyaannya
adalah bagaimana kita berjaga-jaga? Markus
13: 35
Karena
itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu
pulang, (1)menjelang
malam,
atau (2)tengah
malam,
atau (3)larut
malam, atau (4)pagi-pagi
buta,
Ini
tentang empat waktu berjaga-jaga = empat shift.
Misalnya:
Satpam yang berjaga malam itu dibagi menjadi tiga shift (di negara
kita), tetapi kalau di negara Israel ini ada empat shift.
Ada
empat macam waktu berjaga-jaga yaitu
- “menjelang
malam”
= pukul
18.00-21.00.
Apa
yang harus dijaga?
Lukas 24:
28-32
28.
Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat
seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
29.
Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah
bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan
matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka.
30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
31.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi
Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32.
Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
Ay
29 --> “sebab hari telah menjelang malam
dan matahari hampir terbenam” -->
berjaga-jaga pada waktu menjelang malam.
Ay 30 --> ini
perjamuan suci.
Ay 32 --> “ketika Ia
menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
--> kitab suci (alkitab)
=
pengajaran yang benar. Jadi perjamuan suci dan pengajaran tidak
dapat
dipisahkan. Terangkan dahulu kitab suci, baru ada perjamuan suci
(dan untuk ini
bukanlah hal yang
sembarangan).
Jadi,
hal yang harus dijaga menjelang malam
adalah tetap berkobar-kobar dalam pembukaan
rahasia Firman
ALLAH/pengajaran
yang benar dan perjamuan suci atau memiliki mata terbuka dalam
pengajaran yang benar dan perjamuan suci.
Mari kita berdoa, supaya bapak, ibu, saudara yang belum datang
kebaktian pendalaman
alkitab
bisa memiliki mata terbuka terhadap Firman
pengajaran dan perjamuan suci.
Bagaimana
caranya supaya kita tetap berkobar-kobar/memiliki
mata terbuka terhadap rahasia Firman
ALLAH
dan perjamuan suci? lewat ketekunan dalam
ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci. Tekun untuk menantikan kedatangan TUHAN =
berjaga-jaga untuk menantikan kedatangan TUHAN.
Ketekunan
dalam ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci dalam tabernakel ini ditunjukkan dengan meja roti
sajian. Inilah persekutuan dalam ketekunan/berjaga-jaga untuk
menanti kedatangan TUHAN, semuanya harus tekun dalam ibadah
pendalaman alkitab
dan perjamuan suci.
Kita harus berdoa, supaya satu keluarga dan sidang jemaat (satu
gereja) dapat
tekun dalam kebaktian pendalaman alkitab,
seperti tadi kita berdoa supaya satu keluarga menjadi kerajaan
imam-imam dan raja-raja (penghuni kerajaan surga).
Mengapa
kita harus tekun dalam kebaktian pendalaman alkitab
dan perjamuan suci? sebab kita menghadapi
kegelapan malam yang semakin meningkat = dosa-dosa yang semakin
meningkat sampai puncaknya dosa. Dalam Markus 13 menjelang malam ini
akan sampai kepada tengah malam, jadi akan bertambah gelap. Jadi
kebaktian pendalaman alkitab
dan perjamuan suci ini penting! Semoga
kita dapat
mengerti.
Kita menghadapi kegelapan
dosa yang semakin meningkat sampai puncaknya dosa yaitu:
- Dosa
kejahatan = keinginan/ikatan akan uang.
Inilah yang membuat kita menjadi:
- Kikir
= tidak dapat memberi.
- Serakah
= merampas hak orang lain, terutama merampas hak-Nya TUHAN
(persepuluhan
dan persembahan khusus). Merampas haknya orang lain yaitu dengan
korupsi, hutang tidak membayar
dll. Kebaktian pendalaman alkitab/Firman
pengajaran dan perjamuan suci inilah yang mampu menjaga kita
supaya tidak masuk dalam dosa kejahatan.
- Boros.
Pemborosan itu juga termasuk dosa, apalagi kita sampai terlilit
dengan hutang, karena kita boros. Pemborosan
adalah sesuatu yang diluar kebutuhan
(keinginan). Jika kita menggunakan berkat TUHAN untuk sesuatu yang
diluar kebutuhan
dan hanya untuk
keinginan-keinginan daging, itulah
pemborosan dan juga termasuk dosa.
- Mendapatkan
uang dengan cara tidak halal (menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan uang). Hati-hati, jika mendapatkan uang dengan cara
tidak halal,
itu bukan lah berkat TUHAN. Termasuk kami sebagai hamba TUHAN
seringkali mendapatkan uang dengan cara tidak halal (yang tidak
diperbolehkan oleh TUHAN). Demikian juga, bagi sidang jemaat
jangan sampai bekerja dengan cara yang tidak halal (tidak sesuai
dengan firman TUHAN).
Semoga kita
dapat mengerti.
- Dosa
kenajisan:
- Dosa
makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan = dosa percabulan, penyimpangan seks (homoseks,
lesbian, seks pada diri sendiri), nikah yang salah (kawin campur,
kawin cerai). Itulah kegelapan malam yang semakin meningkat.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Firman
pengajaran yang benar dan perjamuan suci adalah
rem supaya kita tidak jatuh dalam dosa kejahatan dan kenajisan
(kegelapan dosa) di akhir zaman. Inilah satu-satunya rem,
seperti
tadi YESUS menerangkan kitab suci.
Jadi Firman
pengajaran yang benar berasal dari alkitab
(bukan milik dari
kelompok siapa-pun
dll). Firman pengajaran yang benar itu sesuai dengan alkitab.
Di
dalam injil Lukas
24 waktu mereka makan perjamuan suci, tiba-tiba YESUS lenyap. YESUS
lenyap artinya YESUS masuk dalam kehidupan
kita. Jadi lewat Firman
pengajaran dan perjamuan suci,
tabiat YESUS mendarah daging dalam hidup kita.
Jadi Firman
pengajaran dan perjamuan suci merupakan rem supaya kita tidak jatuh
dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan di akhir zaman dan sekaligus
supaya tabiat YESUS yang benar
dan suci mendarah daging di
dalam kehidupan kita.
Lukas
24: 31,
Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi
Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
Tabiat
YESUS mendarah daging dalam kehidupan kita.
Itulah pentingnya kebakian pendalaman
alkitab
dan perjamuan suci. Kita jangan hanya menyanyi --> “kapan YESUS
kembali”, tetapi saat kebaktian pendalaman
alkitab --> hujan, sehingga
malas datang kebaktian -->
kita harus dalam ketekunan. Kalau gembala
tidak tekun, maka jemaat juga
tidak tekun
dan ini gawat sebab
akan semuanya akan
ketinggalan
kalau TUHAN datang. Mari kita bertekun
semuanya!
- Markus
13: 35,
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan
rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut
malam, atau pagi-pagi buta,
Waktu
berjaga-jaga kedua adalah
“tengah
malam”
= jam
21.00-24.00.
Matius
25: 1-7,
1.
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
3.
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa
minyak,
4.
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak dalam buli-buli mereka.
5.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
6.
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai
datang! Songsonglah dia!
7.
Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita
mereka.
Ay 1 --> ini cerita
tentang menyongsong Mempelai
Laki-laki
= ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS. Inilah persekutuan
kita sekarang. Didalam rumah tangga mari gairahkan semuanya, tekun
untuk kuliah, bekerja, silahkan
saja,
tetapi jangan lupa diingatkan dan
didoakan supaya tekun/berjaga-jaga dalam menanti kedatangan TUHAN.
Apa itu? tadi
sudah dijelaskan, yang pertama adalah ketekunan dalam ibadah
pendalaman alkitab
dan perjamuan suci.
Nanti ini akan terbagi dua: gadis yang
bijaksana dapat
menyambut kedatangan YESUS yang kedua kali dan gadis yang tidak
bijaksana akan ketinggalan, tidak melihat YESUS (seperti tidak
melihat saat pencuri datang) dan binasa.
Hal
yang harus dijaga yaitu harus
meluap-luap/melimpah dalam minyak Roh Kudus (mempunyai minyak
persediaan), supaya pelita tetap menyala. Seringkali ada orang yang
merasa bijaksana padahal bodoh. Mungkin lima
gadis yang bodoh ini merasa dengan pelita dan minyak, sudah cukup.
Ketika mereka melihat lima
gadis bijaksana membawa buli-buli lagi (minyak persediaan), mungkin
ditertawakan --> membawa pelita dan buli-buli, tidak bebas, mau
bergerak begini tidak boleh, mau ini tidak boleh, ibadah macam
apa itu?
kuno dll. Padahal
inilah yang bijaksana. Sekarang
seringkali yang bijaksana dijadikan bodoh dan yang bodoh dijadikan
bijaksana = yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Kita
harus berhati-hati
sekarang ini, sebab dunia penuh dengan kepalsuan.
Bagaimana
caranya supaya melimpah dalam minyak Roh Kudus?
lewat ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum setiap hari
Minggu). Ketekunan dalam badah raya dalam tabernakel ini ditunjukkan
dengan alat pelita emas. Ini merupakan persekutuan dengan ALLAH
Roh Kudus di dalam
urapan Roh Kudus dan karunia-karunianya.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Ini termasuk juga kebaktian fellowship = kebaktian
persekutuan = kebaktian kunjungan-kunjungan). Kita tekuni ini dan
kita tidak rugi, sebab ini bagaikan mengisi minyak terus. Kita sudah
beribadah hari Minggu, Senin, Rabu, nanti hari Jumat ada ibadah
kunjungan ke Jati Pasar dll --> terlalu banyak ini, tidak!
Justru minyak persediaan kita akan bertambah.
Mungkin orang
lain melihat --> bodoh sekali dia, tiga
macam ibadah dalam satu Minggu, gereja apa itu! Ditambah lagi dengan
ibadah kunjungan --> apalagi itu, kalau di Malang ini disebut
gereja setan, setiap kali mereka melihat bus pergi. Sebenarnya kita
ini sedang mengumpulkan minyak persediaan. Inilah yang bodoh menjadi
sok bijaksana dan yang bijaksana dianggap bodoh.
Jadi minyak
Roh Kudus yang sanggup membuat pelita tetap menyala sampai dengan
kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.
Pelita
tetap menyala sampai kedatangan YESUS ke dua kali artinya:
- Kita
menjadi kesaksian (terang),
dalam
rumah tangga,
yang
lebih membesar lagi didepan semua orang (di gereja, kantor, sekolah
dll),
sampai
satu waktu kita
menjadi
terang dunia.
Kegelapan
malam ini tidak dapat
dihadapi dengan apapun, tetapi harus dihadapi dengan terang. Tadi,
untuk menghadapi kegelapan dosa, dihadapi dengan pedang Firman
(Firman
pengajaran dan perjamuan suci yang
menjadi rem). Tali-tali dosa bisa
diputuskan, supaya kita tidak lagi berbuat dosa dan tabiat YESUS
mendarah daging dalam hidup kita (kita bisa hidup benar dan suci).
- Roh
Kudus memberikan karunia-karunia Roh Kudus,
supaya
kita melayani sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan
kepada kita,
sampai
garis akhir.
Roh
Kudus itu selain urapan, tetapi juga ada karunia-karunia. Karunia
Roh Kudus adalah kemampuan ajaib dari Roh
Kudus, yang melebihi
ijasah dan lebih dari apapun. Garis akhir
itu sampai meninggal dunia atau sampai
TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali. Bapak pendeta
van
Gessel alm
selalu mengatakan --> kebaktian persekutuan yang benar,
berdasarkan pengajaran yang benar (punya pokok yang benar) adalah
tempat persemaian yang subur bagi benih-benih karunia-karunia Roh
Kudus. Tadi saya juga menerangkan kepada Lempin-
El --> orang bodoh jika dia mau
bersekutu dalam persekutuan yang benar, kita tinggal bersandar saja
dan semuanya akan diberikan.
Dulu
ini dipercayakan oleh TUHAN kepada bapak
pendeta
Pong Dongalemba. Saya sungguh-sungguh mengalami --> setelah saya
menjadi hamba TUHAN lalu bersekutu dalam persekutuan yang benar,
dalam
istilah bahasa Jawa
semuanya akan “kecipratan”
= semuanya
ditambahkan, karunia ditambahkan, jemaat ditambah. Ini
sungguh-sungguh saya alami dan saya tidak bisa memungkiri.
Seringkali dalam kebaktian, saya hanya membawa tas, bersih-bersih,
menyiapkan gedung dsb, setelah itu diangkat untuk memimpin
pujian, diangkat khotbah kaum muda dst sampai dengan sekarang
(inilah bertambah karunianya). Demikian juga yang lain-lain, juga
bertambah dan tidak menjadi rugi. Saya juga bilang --> betapa
bodohnya, sangat bodoh kalau kita mengikuti
fellowship yang tidak benar, sebab kita akan ikut roboh, ikut
merosot dan menjadi
kering.
Kita harus hati-hati! Di
dalam alkitab
ini ada persekutuan carang kering dan ada persekutuan Pokok
dengan carang. Yang benar adalah memiliki
Pokok,
kalau
tidak ada Pokok
pengajaran yang benar, akan kering dan roboh. Pelayanan akan merosot
dan tidak akan bertambah. Bagi
Lempin-
El harus
berhati-hati.
Demikian
juga dalam menikah. Seorang hamba TUHAN,
jika menikahnya salah, maka
akan pelayanannya akan
merosot. Kalau karunia-karunia dapat
ditambahkan, kita dapat
melayani sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan sampai
garis akhir. Kita tidak akan putus ditengah jalan seperti Yudas,
Yudas meninggalkan pelayanan ditengah jalan, akibatnya Yudas binasa
untuk selamanya.
Ketekunan untuk menanti kedatangan TUHAN ini
seperti lima
gadis yang menanti kedatangan TUHAN. Mari kita sungguh-sungguh
bertekun
di dalam ibadah raya, termasuk ketekunan
dalam kebaktian persekutuan yang benar. Saya mengatakan yang benar,
ini bukan berarti hanya
disini saja yang benar, tidak!!
Ini karena di dalam
alkitab ada yang tidak benar. Jadi
ini harus ditekankan! YESUS mengatakan ini
sendiri --> ada pengajaran yang benar dan ada pengajaran yang
tidak benar. Jadi bukan hanya ada pengajaran, tetapi sudah waktunya
ditekankan,
ada pengajaran yang benar dan
juga ada
pengajaran yang tidak benar, ada persekutuan yang benar, ada juga
persekutuan yang tidak benar.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Kita berdoa untuk pribadi, istri, suami, anak, satu
keluarga agar dapat
masuk ketekunan untuk menanti kedatangan YESUS ke dua kali = kita
bersatu dalam ketekunan untuk menanti kedatangan YESUS ke dua kali.
Tiga macam ibadah ini merupakan pokok, ditambah dengan ibadah
kunjungan-kunjungan yang merupakan kelimpahan-kelimpahan. Kita harus
bergairah dalam ibadah kunjungan-kunjungan
(persekutuan-persekutuan), sebab ini mempersiapkan minyak
persediaan, supaya pelita tetap menyala dan bisa menanti kedatangan
YESUS.
- Markus
13: 35,
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan
rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut
malam, atau pagi-pagi buta,
Waktu
berjaga-jaga ketiga adalah
“larut
malam”
= jam
24.00-03.00.
Larut
malam merupakan waktunya ayam berkokok. Tadi, tengah malam adalah
paling gelap dan larut
malam ini waktu yang paling dingin.
Matius
26: 74,Maka
mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang
itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Ay
74 --> "Aku tidak kenal orang itu."
=
menyangkal YESUS.
Waktu ayam berkokok =
waktu yang paling dingin artinya keadaan
tanpa kasih ALLAH
dan hal
yang harus dijaga adalah jangan menyangkal YESUS, baik lewat
perkataan ataupun lewat perbuatan = tetap hidup didalam kasih ALLAH.
Jangan sampai hilang kasih itu!!
Kalau menyangkal TUHAN lewat perkataan mungkin tidak ada, tetapi
yang seringkali adalah menyangkal TUHAN lewat perbuatan. Dulu Petrus
menyangkal YESUS lewat perkataan --> Petrus berkata, tidak
mengenal YESUS sebanyak tiga kali. Kalau sekarang mungkin kita
bersaksi --> YESUS luar biasa, dahsyat, tetapi lewat perbuatan
justru kita menyangkal.
Mari kita diperiksa, seringkali
tahbisan kita hanya sampai di mulut (iman hanya sampai di mulut),
terutama kami sebagai hamba TUHAN. Mulut ini hanya bisa berkata
(pengakuannya) --> YESUS hebat, luar biasa dll, tetapi
perbuatannya justru menyangkal TUHAN (kelakuannya malah berlawanan).
Ini koreksi bagi saya sebagai seorang gembala, hamba TUHAN, Lempin-
El juga harus
memperhatikan hal ini.
Pengajaran hanya sampai di mulut --> dahyat pengajaran, luar
biasa, tetapi kelakuannya tidak sama. Didalam surat
Titus, justru yang banyak menyangkal TUHAN adalah lewat perbuatan.
Surat Titus ini tentang tahbisan hamba TUHAN/pelayan TUHAN.
Titus
1: 16,
Mereka
mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka
menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat
sesuatu yang baik.
Menyangkal
TUHAN lewat perbuatan = orang yang keji, durhaka dan tidak sanggup
untuk berbuat baik, sampai membalas kebaikan dengan kejahatan.
Contohnya seperti Yudas. Jadi banyak hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang
perkataannya mungkin mengagungkan YESUS dan pengajaran, tetapi
perbuatannya keji, durhaka dan tidak sanggup berbuat yang baik,
bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan (seperti setan). Kita
harus berhati-hati.
Semoga kita
bisa mengerti.
Bagaimana supaya kita
tidak menyangkal TUHAN dan tetap hidup didalam kasih?
lewat ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan. Kebaktian doa
penyembahan dalam tabernakel ditunjukkan oleh alat medzbah dupa
emas. Semoga kita dituntun oleh TUHAN.
Doa
penyembahan adalah proses perobekan daging
dengan segala keinginannya, hawa nafsunya, ambisinya, emosinya dll,
sehingga kita mengalami kasih ALLAH.
Jika daging dirobek, maka kasih dicurahkan. Kalau daging dipelihara
--> emosi, keinginan, ambisi daging, hawa nafsu, maka kasih tidak
ada (dingin), akhirnya menyangkal TUHAN. Yudas ini mempertahankan
keinginan akan uang (tanpa kasih) --> sudah mencuri milik TUHAN
masih belum cukup, ditambah mendapatkan uang dengan cara tidak halal
yaitu dengan menjual YESUS.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Lewat
kasih Allah
yang kita terima dalam doa penyembahan,
maka kita
dapat:
- Mengasihi
sesama seperti diri sendiri.
Mengasihi
sesama seperti diri sendiri artinya:
- Tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan. Saya
seringkali menerangkan --> coba gigi kita waktu makan dan
tidak sengaja menggigit bibir, ini
tidak mungkin dibalas
dengan mencopot
gigi itu saja,
tidak mungkin!!
Mengasihi sesama seperti diri sendiri, itu menjadi satu tubuh.
- Selalu
berbuat baik terhadap sesama dan tidak merugikan sesama, baik
lewat perkataan, perbuatan.
- Bahkan
bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Jika
daging ini tidak dirobek, akan mengamuk --> dia sudah merugikan
saya, masa saya mau berbuat baik, akan saya hancurkan sepuluh
kali lipat.
Itulah daging. Jika daging sudah dirobek lewat doa penyembahan -->
dia sudah merugikan saya, biar saya balas dengan berbuat baik. Jika
daging dirobek/disalibkan lewat doa penyembahan, kasih akan semakin
dicurahkan, maka kita dapat
mengasihi sesama seperti diri sendiri.
- Mengasihi
TUHAN lebih dari segala sesuatu (lebih dari diri kita sendiri),
sehingga
kita tidak akan pernah menyangkal TUHAN.
Dulu
Petrus mengasihi dirinya lebih dari TUHAN (egois). Waktu YESUS
ditangkap, Petrus ditanya --> apakah mengenal YESUS?
Petrus menjawab --> tidak mengenal YESUS, ini karena Petrus
mengasihi dirinya lebih dari TUHAN. Dalam Yohanes 21 Petrus berada
dalam penggembalaan, YESUS bertanya --> “Simon
adakah engkau mengasihi Aku, gembalakanlah dombaku”
Pertanyaan ini diulang sebanyak tiga kali, ini menunjuk tiga macam
ibadah. Setelah Petrus berada didalam penggembalaan, maka Petrus
mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Petrus siap mati untuk TUHAN
(tidak menyangkal TUHAN lagi). Dituliskan di
dalam alkitab
bagaimana caranya Petrus rela mati untuk TUHAN = mengasihi TUHAN
lebih dari segala sesuatu.
Semoga kita
dapat mengerti.
Ini
dimulai dari perkara kecil terlebih dahulu. Kita akan diperhadapkan
untuk memilih sesuatu atau memilih TUHAN. Kalau kita memilih
sesuatu --> kali ini saja lah saya memilih ini, lama-lama akan
menyangkal TUHAN. Kalau dalam perkara-perkara kecil, kita tetap
memilih TUHAN, maka nanti saat diperhadapkan dengan masa pra-aniaya
antikrist
(menghadapi aniaya dan kesulitan), kita akan tetap memilih TUHAN
(tidak akan pernah menyangkal TUHAN).
Semoga kita
dapat mengerti.
Seringkali
kita diperhadapkan memilih manusia atau TUHAN, kita sudah takut.
Padahal semestinya memilih TUHAN, tetapi --> ini kan masih
begini dll. Ini berbahaya
sebab =
menyangkal
TUHAN. Mari kita memilih TUHAN (pengajaran yang benar) lebih dari
semuanya, semoga TUHAN menolong kita semuanya.
Jadi
jika
disimpulkan point I, II, III (tiga waktu berjaga-jaga):
tempat berjaga-jaga (tempat ketekunan) untuk menanti kedatangan
YESUS ke dua kali adalah di ruangan suci (ada pelita emas, meja roti
sajian, medzbah dupa emas). Ruangan suci = kandang penggembalaan =
ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok. Istilah di Wahyu adalah “Yohanes
tekun menanti”.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Kita jangan ragu-ragu,
sebab alkitab
mau dibolak-balik (perjanjian lama dan perjanjian baru), itu selalu
menunjuk kepada tabernakel (halaman = hidup benar, ruangan suci,
sampai kepada kesempurnaan). Alkitab ini disusun sesuai dengan
tabernakel (kerajaan surga), ini merupakan wahyu TUHAN kepada alm.
bpk pdt
van
Gessel. Dimana-mana ini akan ditemukan ruangan suci (ketekunan dalam
tiga
macam ibadah pokok), tinggal kita mau atau tidak!
Semoga
kita dapat
mengerti.
Jika kita tekun dalam kandang penggembalaan, maka
kita akan mengalami kemurahan dan kebaikan TUHAN. Ini merupakan
kesaksian dari raja Daud. Mazmur 23 mulai dengan ayat 1 ini tentang
penggembalaan.
Mazmur
23: 6,
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Didalam
kandang penggembalaan, maka kita akan hidup di
dalam Tangan
kemurahan dan kebaikan/kebajikan Gembala Agung. YESUS adalah Gembala
Yang
Baik
(Gembala Agung). Istilah Daud --> “kemurahan
dan kebajikan TUHAN mengikuti aku
sepanjang hidupku” = langkah hidup kita
adalah langkah kemurahan dan kebajikan TUHAN. Satu langkah itu satu
denyut jantung. Setiap denyut nadi kita adalah kemurahan dan
kebaikan TUHAN. Itulah luar biasanya orang yang tergembala dan kita
jangan ragu-ragu.
Yang penting adalah kita berada di kandang
dan berada di dalam Tangan
kemurahan kebaikan TUHAN. Mau kapan bergerak itu terserah TUHAN,
pelan-pelan dan tinggal tunggu waktu-Nya TUHAN, kalau TUHAN mau
berbuat sesuatu dan kita sudah berada dalam tangan-Nya, itu baru
boleh. Kalau bagi manusia --> tidak segampang membalik telapak
tangan, tetapi bagi TUHAN --> segampang membalik telapak tangan
dan dalam sekejap saja sudah jadi. Kita harus sabar dan bertekun!
Dalam terjemahan lama Wahyu 1: 9 “ketekunan = kesabaran”.
Sabarlah untuk menunggu waktu-Nya TUHAN --> jangan, baru tiga
bulan tergembala (hari Minggu, Senin, Rabu, Sabtu), mana ini
hasilnya? Dalam ibadah tadi malam,
Abraham menunggu waktu TUHAN selama duapuluh
lima tahun.
Gereja ini saja
umurnya belum ada dua puluh
lima tahun. Tahun 2007 sampai dengan
sekarang, jadi masih 6 tahun. Kalau satu kali kebaktian itu dimulai
tahun 2005, tetapi kalau penggembalaan dimulai pada tahun 2007. Jadi
saya hitung penggembalaan (tiga
macam ibadah) mulai tahun 2007, ini baru enam
tahun. Jadi belum dua puluh
lima tahun,
itu sebabnya harus bersabar. Bpk pdt
van
Gessel mengatakan dalam tulisannya --> Kalau seorang hamba TUHAN
melayani TUHAN selama tiga
puluh tahun, baru dapat
memetik buah manis. Saya juga harus
bersabar, saya sekolah
alkitab
tahun 1991 sampai sekarang ini baru 20 tahun lebih, ini masih belum
dan harus menunggu
waktu-Nya TUHAN. Setiap langkah hidup kita adalah kemurahan
kebajikan TUHAN, setiap denyut nadi kita adalah kemurahan kebajikan
TUHAN, itulah yang penting dihari-hari
ini. Sekali-pun
kita memiliki
ijasah atau tidak memiliki
ijasah --> semuanya hanya kemurahan Mu. Kita bisa bernafas -->
setiap helaan nafas, terima kasih akan
kemurahan kebajikan TUHAN. Dalam ibadah
di Malang,
diterangkan “penderitaan seketika lamanya”
= seketika saja kita menderita, tetapi sesudah
itu TUHAN akan menolong
kita.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Hasilnya
adalah
- Yehezkiel
20: 37,
Aku
akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan
memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Kalau
kita berada di dalam kandang,
maka kita akan dihitung oleh TUHAN.
Sehelai rambut pun akan dihitung oleh TUHAN
dengan teliti dan tidak akan hilang. Kalau bagi manusia, sehelai
rambut itu tidak ada harganya, tetapi bagi TUHAN --> sehelai
rambut tidak boleh jatuh =
dihitung.
Jadi
hasil pertama: tangan
kemurahan kebajikan TUHAN menghitung domba-domba (kita) yang ada di
kandang.
Artinya
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita,
sekalipun kita tidak berdaya seperti sehelai rambut.
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk melindungi kehidupan kita
dari celaka, mara bahaya, melindungi kita dari serangan binatang
buas (domba-domba itu berada ditengah serigala), melindungi dari
serangan setan, dosa-dosa, ajaran palsu, pencobaan-pencobaan.
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk memberikan kemenangan atas
musuh tepat pada waktu-Nya = menyelesaikan semua masalah, sampai
masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktu-Nya.
Semoga kita
dapat
mengerti.
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN akan memiliki kita untuk selama-lamanya =
kita tidak akan bisa jatuh dalam dosa dan tidak bisa tersesat.
Inilah
jika kita berada di kandang, kita akan dihitung, kalau ada yang
kurang satu akan dicari (supaya jangan jatuh dan jangan sesat),
sampai dimiliki oleh Dia.
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN selalu membangunkan kerohanian kita,
sehingga
kita hidup dalam suasana kebangunan rohani dan selalu siap untuk
menanti kedatangan YESUS yang ke dua kali.
Kita
akan dibangunkan, seperti gadis-gadis dibangunkan. Jika kita berada
dalam penggembalaan, maka kita akan selalu dibangunkan. Sudah banyak
kesaksian-kesaksian, dalam tiga
macam ibadah ini kita akan sungguh-sungguh dibangunkan. Kita yang
sudah putus asa, kemudian
kita masuk
ibadah, kita akan
dibangunkan lagi. Besok kita menghadapi apa-pun,
tetapi saat masuk gereja, kita
akan dibangunkan lagi. Kalau kita tidak
bangun (tidur), itu berarti kita tidak siap. Itu
sebabnya kita akan terus dibangunkan.
Semoga
kita dapat
mengerti.
- Tangan
kemurahan kebajikan TUHAN sanggup mengangkat kehidupan kita (seperti
yang dialami Daud):
- Kita
diangkat dari kejatuhan-kejatuhan dalam dosa sampai puncaknya dosa
= kita diangkat dari lembah maut/lembah dosa/lembah kelam. Daud
yang hebat, diberkati TUHAN dan dipakai oleh TUHAN dapat
jatuh terutama dalam dosa kenajisan. Akhirnya Daud mengaku dosa dan
Daud diangkat oleh TUHAN. Asalkan kita mengaku, maka kita akan
dipulihkan, sehingga kita bisa hidup benar dan suci.
Semakin tinggi kedudukan seseorang,
kalau jatuh dalam dosa, akan semakin malu dan semakin hancur.
Seumpama, orang yang berbuat dosa adalah orang jalanan --> itu
memang pemuda berandalan. Coba kalau yang berbuat dosa adalah
zangkoor, gembala, maka akan
semakin dahsyat hancurnya, tetapi TUHAN
dapat
mengangkat kita (kalau kita mengaku dan jangan salahkan orang).
Setelah jatuh dalam dosa, Daud mengaku --> “Akulah itu”,
tadinya Daud mau menyalahkan orang --> ada orang yang mempunyai
domba banyak, tetapi malah dombanya orang miskin yang disembelih.
Setelah Firman
datang melalui Nabi Natan --> “engkau”, Daud langsung
mengaku.
- Kita
diangkat dari kegagalan-kegagalan (secara jasmani), sehingga kita
memiliki masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya. Mungkin
pelayanan sudah gagal dll, tetapi
kalau kita masuk dalam penggembalaan,
kita akan
diangkat oleh TUHAN.
Jika
kita masuk dalam penggembalaan, berjaga-jaga dan tekun menantikan
TUHAN, maka Tangan
TUHAN-lah
yang bekerja. Tugas kita hanyalah masuk dalam kandang penggembalaan
--> makan Firman
dan perjamuan suci, mengisi minyak, dalam doa penyembahan kita akan
menerima kasih ALLAH.
Itu sajalah tugas kita!
Semuanya akan menjadi indah pada waktu-Nya dan kita tinggal menunggu
waktu TUHAN. TUHAN akan menolong kita semuanya.
Mari kita
jangan tetap tinggal di lembah, YESUS sudah turun ke lembah maut
untuk mengangkat kita. TUHAN mengangkat
kita dari lembah kegagalan,
dari lembah air mata.
- Wahyu
7: 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka."
Hasil terakhir:
Tangan
kemurahan dan kebajikan TUHAN menuntun kita ke kandang penggembalaan
terakhir yaitu Yerusalem Baru.
Artinya
Tangan
kemurahan kebaikan TUHAN membaharui kehidupan kita sedikit demi
sedikit = kita mengalami pembaharuan demi pembaharuan
(langkah-langkah pembaharuan), sampai kita menjadi sempurna seperti
Dia.
Pembaharuan itu dimulai dari percaya. Di Yerusalem baru
tidak ada laut. Laut itu bergelombang = hati bimbang. Permulaan
pembaharuan itu tidak ada laut lagi = tidak ada hati bimbang =
percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN. Kalau kita
diperbaharui, mulai percaya kepada TUHAN (percaya pengajaran dan
penggembalaan yang benar), tidak ragu kepada TUHAN, tidak berharap
yang lain, maka air mata akan mulai dihapuskan. Semakin kita
dibaharui, air mata semakin dihapuskan, sampai satu waktu jika YESUS
datang kembali ke dua kali, kita dibaharui sampai menjadi sama mulia
dengan Dia.
Kita bisa menyambut kedatangan-Nya yang ke dua
kali di awan-awan yang permai (kita bertemu dengan Dia di awan-awan
permai), kita mengalami puncak kebahagiaan
= tidak ada air mata lagi, sampai kita masuk di Yerusalem Baru
(kadang penggembalaan yang terakhir).
Semoga kita
dapat
mengerti.
(1)TUHAN
sedang menghitung kita, sekali-pun
kita tidak berarti --> orang bilang kita seperti sehelai
rambut yang tak berarti, tetapi kita berarti bagi TUHAN. Kalau kita
mau berada didalam kandang, maka kita sangat berarti bagi TUHAN.
(2)TUHAN mau membangunkan kita,
sebab itu kita jangan ketinggalan,
(3)TUHAN
mau mengangkat kita, memulihkan kita dan membuat kita menjadi
berhasil dan indah.
(4)TUHAN
menuntun kita, membaharui kita, membahagiakan sampai tidak ada air
mata lagi.
TUHAN memberkati kita sekalian.1