Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada pada pada kitab Wahyu 1: 9, Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Ay 9 --> “dalam ketekunan” = dalam kesabaran.

Wahyu 1: 9-20 ini tentang penglihatan Yohanes di pulau Patmos. Dalam Wahyu 1: 9, rasul Yohanes berada di pulau Patmos bukan karena berbuat jahat, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS. Di pulau Patmos ini ada yang mengatakan tempat pembuangan orang jahat, jadi dibuang ke pulau Patmos itu sengsara. Jadi rasul Yohanes mengalami sengsara daging karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga mendorong untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.

Demikian juga, kalau kita mengalami sengsara daging karena Firman dan karena kesaksian YESUS, karena Roh Kudus, yang mendorong kita untuk bersekutu. Misalnya:

  • Jika suami dan istri mau sengsara karena Firman, pasti akan masuk persekutuan yang benar.
  • Hamba TUHAN mau sengsara karena Firman dan kesaksian YESUS, Roh Kudus, pasti akan mendorong untuk masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.

Lain halnya, kalau kita sengsara daging karena berbuat dosa, itu justru mengakibatkan perceraian (mencerai beraikan tubuh Kristus). Jika hamba TUHAN/anak TUHAN sengsara daging karena dosa-dosa, maka itu akan mengarah kepada cerai berai. Semoga kita dapat mengerti.

Dalam ibadah kemarin, kita sudah mendengar ada tiga hal yang penting dalam persekutuan:

  1. Persekutuan dalam kesusahan (“Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”) = tanda kematian = jalan kematian, artinya kita berusaha untuk hidup benar, hidup bijaksana, adil. Persekutuan dalam kesusahan inilah sebagai tesnya. Misalnya:


    • Dalam persahabatan --> jika dalam kesusahan (tanda kematian), kita tetap bersahabat, itulah yang sejati.
    • Dalam rumah tangga --> suami dan istri dalam kematian, tetapi tetap bersekutu, itulah persekutuan yang sejati.
    • Sesama hamba TUHAN, jika di dalam kematian, kita tetap bersekutu, itulah persekutuan yang sejati.


    Marilah kita mempertahankan untuk hidup benar! sekalipun menderita tetapi kita tetap dapat hidup benar, maka kita akan dapat bersekutu. Yang penting adalah benar! dalam kesusahan kita tetap benar, maka akan dapat bersekutu. Kalau tidak benar, akan cerai benar (tidak dapat bersekutu).


  2. Persekutuan dalam kerajaan = tanda kebangkitan = jalan kebangkitan (kemarin ini sudah diterangkan). Kerajaan surga merupakan kerajaan imam-imam dan raja-raja. Jadi persekutuan dalam kerajaan artinya kita harus menjadi imam-imam dan raja-raja, yang melayani dengan penundukan (lulus ujian penundukan seperti Sarah). Kita berusaha dan berdoa, supaya keluarga kita menjadi imam-imam dan raja-raja. Semoga kita dapat mengerti.

    Dalam rumah tangga/keluarga jangan sampai ada orang asing. Jika semuanya menjadi imam dan raja, tetapi ada anggota keluarga yang belum menjadi imam dan raja = ada orang asing. Kita berdoa, supaya dalam rumah tangga/keluarga kita, jangan sampai ada orang asing, yang tidak menjadi imam dan raja. Didalam gereja kita jalan WR Supratman IV Surabaya, kita berdoa supaya tidak ada orang asing dan semuanya menjadi imam dan raja. Hari-hari ini kita semuanya dalam persekutuan dalam kerajaan, semuanya menjadi imam-imam dan raja-raja, yang melayani dengan penundukan kepada Tuan yang bengis, apalagi kepada TUHAN yang sudah berkorban nyawa bagi kita (kita harus tunduk!).

    Jika ada orang asing dalam keluarga kita, nanti akan terpisah, sebab kerajaan surga merupakan kerajaan imam-imam dan raja-raja. Orang asing tidak akan dapat masuk surga, hanya imam dan raja lah yang dapat masuk surga. Kita harus berdoa dan TUHAN yang akan menolong kita. Mungkin awal-awan tahun depan akan ada baptisan air dan langsung ada penataran calon imam. Kita diberi kesempatan terus, supaya kita menjadi keluarga imam dan raja (keluarga kerajaan surga) dan tidak ada yang asing diantara kita. Ini semuanya sudah diterangkan dalam ibadah yang kemarin.


  3. Kita sekarang membahas bagian yang ketiga.
    Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS yang ke dua kali (“dalam ketekunan menantikan YESUS”) = tanda kemuliaan = jalan kemuliaan. Kalau ada kematian, ada kebangkitan, maka ada kemuliaan.

Markus 13: 33-37,
33. "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.
34. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya,
masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.
35. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
36. supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.
37. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"

Ay 33 --> kedatangan YESUS yang ke dua kali tidak ada yang tahu, hanya Bapa di surga lah yang tahu.
Ay 34 --> kedatangan YESUS ke dua kali diibaratkan seperti orang yang bepergian meninggalkan rumahnya, lalu memberikan tanggun jawab kepada hamba-hambanya untuk berjaga-jaga.

Di Markus 13: 33-37 ini diceritakan tentang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali:
Ay 34 ini merupakan perumpamaan tentang pribadi YESUS sendiri. “pergi ke Negeri jauh” menunjuk YESUS harus mati di kayu salib, bangkit, naik ke surga dan akan datang kembali ke dua kali.

Ay 33 dan ay 36 “kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali tidak ada yang mengetahui”. Ini memberi pelajaran kepada kita bahwa kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali tidak diketahui waktunya oleh siapapun (hanya Bapa di surga yang tahu), waktu kedatangan YESUS ke dua kali seperti pencuri di malam hari. Pencuri itu tidak diketahui kapan datangnya. Jadi bukan YESUS seperti pencuri, itu salah! Semoga kita dapat mengerti.

Kita sekarang sedang menantikan kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali, yang tidak diketahui waktunya. Bagaimana sikap kita? sikap kita tekun untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali = berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani, tetapi dalam suasana kebangunan rohani.

Di Wahyu 1: 9 --> persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS ke dua kali”, kalau di Markus 33 --> berjaga-jaga. Kalau kita bangun, pencuri mau datang kapanpun, kita akan mengetahuinya dan tidak terkecoh artinya kalau kita selalu bangun, YESUS mau datang kapanpun juga, kita akan melihat Dia dan mengetahuinya.

Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu

  1. jika tidak berjaga-jaga, maka kedatangan YESUS yang ke dua kali seperti pencuri yang tidak diketahui, kita akan tertinggal dan binasa selamanya.
    Tidak dapat melihat kedatangan YESUS itu seperti tidak dapat melihat pencuri.

    Saat kita tidur, pencuri sudah mengambil barang-barang sampai habis. Kalau kita lengah sedikit saja, itu sudah hilang (tertinggal dan binasa). Saya sudah pernah cerita dulu --> rumah saya di desa, jadi kalau mau malam hari raya itu banyak ayam yang hilang dll. Kebetulan kami mempunyai ayam dibelakang toko, sebab itu kami sengaja berjaga-jaga dengan ramai-ramai sambil bermain pingpong dll. Kami bermain pingpong sampai jam 01.00, sesudah itu cerita-cerita, tertawa-tertawa dengan maksud untuk berjaga-jaga. Kira-kira pukul 03.30 kami tertidur sebentar, lalu kami bangun lagi, semuanya sudah hilang. Saya mendapatkan gambaran ini dari TUHAN. Dulu saya belum menjadi hamba TUHAN, tetapi sekarang saya menyadari --> kita berjaga-jaga, tetapi kalau lengah, capek sedikit, akhirnya sudah habis.

    Oom Pong pernah berkata --> jangan capek, jika kita beristirahat sedikit dan bertepatan dengan kedatangan TUHAN, akhirnya habis, sebab itu saya tidak mau capek dan terus berjaga-jaga. Kalau tertidur (lengah/tidak berjaga-jaga), pasti kita akan tertinggal dan binasa.


  2. Jika kita berjaga-jaga = tetap dalam suasana kebangunan rohani, maka kita akan melihat kedatangan YESUS ke dua kali, kita akan terangkat bersama dengan Dia ke awan-awan yang permai dan kita bersama dengan Dia selama-lamanya.

Jika kita berjaga-jaga, pencuri datang kapanpun, kita akan melihatnya. Inilah dua kemungkinan yang akan terjadi. Semoga kita dapat mengerti.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita berjaga-jaga? Markus 13: 35
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, (1)menjelang malam, atau (2)tengah malam, atau (3)larut malam, atau (4)pagi-pagi buta,

Ini tentang empat waktu berjaga-jaga = empat shift. Misalnya: Satpam yang berjaga malam itu dibagi menjadi tiga shift (di negara kita), tetapi kalau di negara Israel ini ada empat shift.

Ada empat macam waktu berjaga-jaga yaitu

  1. menjelang malam = pukul 18.00-21.00.
    Apa yang harus dijaga? Lukas 24: 28-32
    28. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
    29. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
    30. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
    31. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
    32. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

    Ay 29 --> “sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam” --> berjaga-jaga pada waktu menjelang malam.
    Ay 30 --> ini perjamuan suci.
    Ay 32 --> “ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" --> kitab suci (alkitab) = pengajaran yang benar. Jadi perjamuan suci dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Terangkan dahulu kitab suci, baru ada perjamuan suci (dan untuk ini bukanlah hal yang sembarangan).

    Jadi, hal yang harus dijaga menjelang malam adalah tetap berkobar-kobar dalam pembukaan rahasia Firman ALLAH/pengajaran yang benar dan perjamuan suci atau memiliki mata terbuka dalam pengajaran yang benar dan perjamuan suci. Mari kita berdoa, supaya bapak, ibu, saudara yang belum datang kebaktian pendalaman alkitab bisa memiliki mata terbuka terhadap Firman pengajaran dan perjamuan suci.

    Bagaimana caranya supaya kita tetap berkobar-kobar/memiliki mata terbuka terhadap rahasia Firman ALLAH dan perjamuan suci? lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Tekun untuk menantikan kedatangan TUHAN = berjaga-jaga untuk menantikan kedatangan TUHAN.

    Ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci dalam tabernakel ini ditunjukkan dengan meja roti sajian. Inilah persekutuan dalam ketekunan/berjaga-jaga untuk menanti kedatangan TUHAN, semuanya harus tekun dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Kita harus berdoa, supaya satu keluarga dan sidang jemaat (satu gereja) dapat tekun dalam kebaktian pendalaman alkitab, seperti tadi kita berdoa supaya satu keluarga menjadi kerajaan imam-imam dan raja-raja (penghuni kerajaan surga).

    Mengapa kita harus tekun dalam kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci? sebab kita menghadapi kegelapan malam yang semakin meningkat = dosa-dosa yang semakin meningkat sampai puncaknya dosa. Dalam Markus 13 menjelang malam ini akan sampai kepada tengah malam, jadi akan bertambah gelap. Jadi kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci ini penting! Semoga kita dapat mengerti.

    Kita menghadapi kegelapan dosa yang semakin meningkat sampai puncaknya dosa yaitu:


    • Dosa kejahatan = keinginan/ikatan akan uang. Inilah yang membuat kita menjadi:


      1. Kikir = tidak dapat memberi.
      2. Serakah = merampas hak orang lain, terutama merampas hak-Nya TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Merampas haknya orang lain yaitu dengan korupsi, hutang tidak membayar dll. Kebaktian pendalaman alkitab/Firman pengajaran dan perjamuan suci inilah yang mampu menjaga kita supaya tidak masuk dalam dosa kejahatan.


      3. Boros. Pemborosan itu juga termasuk dosa, apalagi kita sampai terlilit dengan hutang, karena kita boros. Pemborosan adalah sesuatu yang diluar kebutuhan (keinginan). Jika kita menggunakan berkat TUHAN untuk sesuatu yang diluar kebutuhan dan hanya untuk keinginan-keinginan daging, itulah pemborosan dan juga termasuk dosa.


      4. Mendapatkan uang dengan cara tidak halal (menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang). Hati-hati, jika mendapatkan uang dengan cara tidak halal, itu bukan lah berkat TUHAN. Termasuk kami sebagai hamba TUHAN seringkali mendapatkan uang dengan cara tidak halal (yang tidak diperbolehkan oleh TUHAN). Demikian juga, bagi sidang jemaat jangan sampai bekerja dengan cara yang tidak halal (tidak sesuai dengan firman TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.


    • Dosa kenajisan:


      1. Dosa makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
      2. Dosa kawin mengawinkan = dosa percabulan, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri), nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai). Itulah kegelapan malam yang semakin meningkat. Semoga kita dapat mengerti.


    Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci adalah rem supaya kita tidak jatuh dalam dosa kejahatan dan kenajisan (kegelapan dosa) di akhir zaman. Inilah satu-satunya rem, seperti tadi YESUS menerangkan kitab suci. Jadi Firman pengajaran yang benar berasal dari alkitab (bukan milik dari kelompok siapa-pun dll). Firman pengajaran yang benar itu sesuai dengan alkitab.

    Di dalam injil Lukas 24 waktu mereka makan perjamuan suci, tiba-tiba YESUS lenyap. YESUS lenyap artinya YESUS masuk dalam kehidupan kita. Jadi lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci, tabiat YESUS mendarah daging dalam hidup kita.

    Jadi Firman pengajaran dan perjamuan suci merupakan rem supaya kita tidak jatuh dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan di akhir zaman dan sekaligus supaya tabiat YESUS yang benar dan suci mendarah daging di dalam kehidupan kita.

    Lukas 24: 31, Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

    Tabiat YESUS mendarah daging dalam kehidupan kita. Itulah pentingnya kebakian pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Kita jangan hanya menyanyi --> “kapan YESUS kembali”, tetapi saat kebaktian pendalaman alkitab --> hujan, sehingga malas datang kebaktian --> kita harus dalam ketekunan. Kalau gembala tidak tekun, maka jemaat juga tidak tekun dan ini gawat sebab akan semuanya akan ketinggalan kalau TUHAN datang. Mari kita bertekun semuanya!


  2. Markus 13: 35, Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

    Waktu berjaga-jaga kedua adalah tengah malam” = jam 21.00-24.00.

    Matius 25: 1-7,
    1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
    2. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
    3. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
    4. sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
    5. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
    6. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
    7. Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

    Ay 1 --> ini cerita tentang menyongsong Mempelai Laki-laki = ketekunan untuk menantikan kedatangan YESUS. Inilah persekutuan kita sekarang. Didalam rumah tangga mari gairahkan semuanya, tekun untuk kuliah, bekerja, silahkan saja, tetapi jangan lupa diingatkan dan didoakan supaya tekun/berjaga-jaga dalam menanti kedatangan TUHAN. Apa itu? tadi sudah dijelaskan, yang pertama adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.

    Nanti ini akan terbagi dua: gadis yang bijaksana dapat menyambut kedatangan YESUS yang kedua kali dan gadis yang tidak bijaksana akan ketinggalan, tidak melihat YESUS (seperti tidak melihat saat pencuri datang) dan binasa.

    Hal yang harus dijaga yaitu harus meluap-luap/melimpah dalam minyak Roh Kudus (mempunyai minyak persediaan), supaya pelita tetap menyala. Seringkali ada orang yang merasa bijaksana padahal bodoh. Mungkin lima gadis yang bodoh ini merasa dengan pelita dan minyak, sudah cukup. Ketika mereka melihat lima gadis bijaksana membawa buli-buli lagi (minyak persediaan), mungkin ditertawakan --> membawa pelita dan buli-buli, tidak bebas, mau bergerak begini tidak boleh, mau ini tidak boleh, ibadah macam apa itu? kuno dll. Padahal inilah yang bijaksana. Sekarang seringkali yang bijaksana dijadikan bodoh dan yang bodoh dijadikan bijaksana = yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Kita harus berhati-hati sekarang ini, sebab dunia penuh dengan kepalsuan.

    Bagaimana caranya supaya melimpah dalam minyak Roh Kudus? lewat ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum setiap hari Minggu). Ketekunan dalam badah raya dalam tabernakel ini ditunjukkan dengan alat pelita emas. Ini merupakan persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus di dalam urapan Roh Kudus dan karunia-karunianya. Semoga kita dapat mengerti.

    Ini termasuk juga kebaktian fellowship = kebaktian persekutuan = kebaktian kunjungan-kunjungan). Kita tekuni ini dan kita tidak rugi, sebab ini bagaikan mengisi minyak terus. Kita sudah beribadah hari Minggu, Senin, Rabu, nanti hari Jumat ada ibadah kunjungan ke Jati Pasar dll --> terlalu banyak ini, tidak! Justru minyak persediaan kita akan bertambah.

    Mungkin orang lain melihat --> bodoh sekali dia, tiga macam ibadah dalam satu Minggu, gereja apa itu! Ditambah lagi dengan ibadah kunjungan --> apalagi itu, kalau di Malang ini disebut gereja setan, setiap kali mereka melihat bus pergi. Sebenarnya kita ini sedang mengumpulkan minyak persediaan. Inilah yang bodoh menjadi sok bijaksana dan yang bijaksana dianggap bodoh.

    Jadi minyak Roh Kudus yang sanggup membuat pelita tetap menyala sampai dengan kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.

    Pelita tetap menyala sampai kedatangan YESUS ke dua kali artinya:


    • Kita menjadi kesaksian (terang), dalam rumah tangga, yang lebih membesar lagi didepan semua orang (di gereja, kantor, sekolah dll), sampai satu waktu kita menjadi terang dunia.
      Kegelapan malam ini tidak dapat dihadapi dengan apapun, tetapi harus dihadapi dengan terang. Tadi, untuk menghadapi kegelapan dosa, dihadapi dengan pedang Firman (Firman pengajaran dan perjamuan suci yang menjadi rem). Tali-tali dosa bisa diputuskan, supaya kita tidak lagi berbuat dosa dan tabiat YESUS mendarah daging dalam hidup kita (kita bisa hidup benar dan suci).


    • Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh Kudus, supaya kita melayani sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita, sampai garis akhir.
      Roh Kudus itu selain urapan, tetapi juga ada karunia-karunia. Karunia Roh Kudus adalah kemampuan ajaib dari Roh Kudus, yang melebihi ijasah dan lebih dari apapun. Garis akhir itu sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali. Bapak pendeta van Gessel alm selalu mengatakan --> kebaktian persekutuan yang benar, berdasarkan pengajaran yang benar (punya pokok yang benar) adalah tempat persemaian yang subur bagi benih-benih karunia-karunia Roh Kudus. Tadi saya juga menerangkan kepada Lempin- El --> orang bodoh jika dia mau bersekutu dalam persekutuan yang benar, kita tinggal bersandar saja dan semuanya akan diberikan.


    Dulu ini dipercayakan oleh TUHAN kepada bapak pendeta Pong Dongalemba. Saya sungguh-sungguh mengalami --> setelah saya menjadi hamba TUHAN lalu bersekutu dalam persekutuan yang benar, dalam istilah bahasa Jawa semuanya akan “kecipratan” = semuanya ditambahkan, karunia ditambahkan, jemaat ditambah. Ini sungguh-sungguh saya alami dan saya tidak bisa memungkiri. Seringkali dalam kebaktian, saya hanya membawa tas, bersih-bersih, menyiapkan gedung dsb, setelah itu diangkat untuk memimpin pujian, diangkat khotbah kaum muda dst sampai dengan sekarang (inilah bertambah karunianya). Demikian juga yang lain-lain, juga bertambah dan tidak menjadi rugi. Saya juga bilang --> betapa bodohnya, sangat bodoh kalau kita mengikuti fellowship yang tidak benar, sebab kita akan ikut roboh, ikut merosot dan menjadi kering.

    Kita harus hati-hati! Di dalam alkitab ini ada persekutuan carang kering dan ada persekutuan Pokok dengan carang. Yang benar adalah memiliki Pokok, kalau tidak ada Pokok pengajaran yang benar, akan kering dan roboh. Pelayanan akan merosot dan tidak akan bertambah. Bagi Lempin- El harus berhati-hati.

    Demikian juga dalam menikah. Seorang hamba TUHAN, jika menikahnya salah, maka akan pelayanannya akan merosot. Kalau karunia-karunia dapat ditambahkan, kita dapat melayani sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan sampai garis akhir. Kita tidak akan putus ditengah jalan seperti Yudas, Yudas meninggalkan pelayanan ditengah jalan, akibatnya Yudas binasa untuk selamanya.
    Ketekunan untuk menanti kedatangan TUHAN ini seperti lima gadis yang menanti kedatangan TUHAN. Mari kita sungguh-sungguh bertekun di dalam ibadah raya, termasuk ketekunan dalam kebaktian persekutuan yang benar. Saya mengatakan yang benar, ini bukan berarti hanya disini saja yang benar, tidak!! Ini karena di dalam alkitab ada yang tidak benar. Jadi ini harus ditekankan! YESUS mengatakan ini sendiri --> ada pengajaran yang benar dan ada pengajaran yang tidak benar. Jadi bukan hanya ada pengajaran, tetapi sudah waktunya ditekankan, ada pengajaran yang benar dan juga ada pengajaran yang tidak benar, ada persekutuan yang benar, ada juga persekutuan yang tidak benar. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita berdoa untuk pribadi, istri, suami, anak, satu keluarga agar dapat masuk ketekunan untuk menanti kedatangan YESUS ke dua kali = kita bersatu dalam ketekunan untuk menanti kedatangan YESUS ke dua kali. Tiga macam ibadah ini merupakan pokok, ditambah dengan ibadah kunjungan-kunjungan yang merupakan kelimpahan-kelimpahan. Kita harus bergairah dalam ibadah kunjungan-kunjungan (persekutuan-persekutuan), sebab ini mempersiapkan minyak persediaan, supaya pelita tetap menyala dan bisa menanti kedatangan YESUS.


  3. Markus 13: 35, Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

    Waktu berjaga-jaga ketiga adalah larut malam” = jam 24.00-03.00.

    Larut malam merupakan waktunya ayam berkokok. Tadi, tengah malam adalah paling gelap dan larut malam ini waktu yang paling dingin.

    Matius 26: 74,Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

    Ay 74 --> "Aku tidak kenal orang itu." = menyangkal YESUS.
    Waktu ayam berkokok = waktu yang paling dingin artinya keadaan tanpa kasih ALLAH dan hal yang harus dijaga adalah jangan menyangkal YESUS, baik lewat perkataan ataupun lewat perbuatan = tetap hidup didalam kasih ALLAH. Jangan sampai hilang kasih itu!! Kalau menyangkal TUHAN lewat perkataan mungkin tidak ada, tetapi yang seringkali adalah menyangkal TUHAN lewat perbuatan. Dulu Petrus menyangkal YESUS lewat perkataan --> Petrus berkata, tidak mengenal YESUS sebanyak tiga kali. Kalau sekarang mungkin kita bersaksi --> YESUS luar biasa, dahsyat, tetapi lewat perbuatan justru kita menyangkal.

    Mari kita diperiksa, seringkali tahbisan kita hanya sampai di mulut (iman hanya sampai di mulut), terutama kami sebagai hamba TUHAN. Mulut ini hanya bisa berkata (pengakuannya) --> YESUS hebat, luar biasa dll, tetapi perbuatannya justru menyangkal TUHAN (kelakuannya malah berlawanan). Ini koreksi bagi saya sebagai seorang gembala, hamba TUHAN, Lempin- El juga harus memperhatikan hal ini. Pengajaran hanya sampai di mulut --> dahyat pengajaran, luar biasa, tetapi kelakuannya tidak sama. Didalam surat Titus, justru yang banyak menyangkal TUHAN adalah lewat perbuatan. Surat Titus ini tentang tahbisan hamba TUHAN/pelayan TUHAN.

    Titus 1: 16, Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

    Menyangkal TUHAN lewat perbuatan = orang yang keji, durhaka dan tidak sanggup untuk berbuat baik, sampai membalas kebaikan dengan kejahatan. Contohnya seperti Yudas. Jadi banyak hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang perkataannya mungkin mengagungkan YESUS dan pengajaran, tetapi perbuatannya keji, durhaka dan tidak sanggup berbuat yang baik, bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan (seperti setan). Kita harus berhati-hati. Semoga kita bisa mengerti.

    Bagaimana supaya kita tidak menyangkal TUHAN dan tetap hidup didalam kasih? lewat ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan. Kebaktian doa penyembahan dalam tabernakel ditunjukkan oleh alat medzbah dupa emas. Semoga kita dituntun oleh TUHAN.

    Doa penyembahan adalah proses perobekan daging dengan segala keinginannya, hawa nafsunya, ambisinya, emosinya dll, sehingga kita mengalami kasih ALLAH. Jika daging dirobek, maka kasih dicurahkan. Kalau daging dipelihara --> emosi, keinginan, ambisi daging, hawa nafsu, maka kasih tidak ada (dingin), akhirnya menyangkal TUHAN. Yudas ini mempertahankan keinginan akan uang (tanpa kasih) --> sudah mencuri milik TUHAN masih belum cukup, ditambah mendapatkan uang dengan cara tidak halal yaitu dengan menjual YESUS. Semoga kita dapat mengerti.

    Lewat kasih Allah yang kita terima dalam doa penyembahan, maka kita dapat:


    • Mengasihi sesama seperti diri sendiri.
      Mengasihi sesama seperti diri sendiri artinya:


      1. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Saya seringkali menerangkan --> coba gigi kita waktu makan dan tidak sengaja menggigit bibir, ini tidak mungkin dibalas dengan mencopot gigi itu saja, tidak mungkin!! Mengasihi sesama seperti diri sendiri, itu menjadi satu tubuh.


      2. Selalu berbuat baik terhadap sesama dan tidak merugikan sesama, baik lewat perkataan, perbuatan.
      3. Bahkan bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.


      Jika daging ini tidak dirobek, akan mengamuk --> dia sudah merugikan saya, masa saya mau berbuat baik, akan saya hancurkan sepuluh kali lipat. Itulah daging. Jika daging sudah dirobek lewat doa penyembahan --> dia sudah merugikan saya, biar saya balas dengan berbuat baik. Jika daging dirobek/disalibkan lewat doa penyembahan, kasih akan semakin dicurahkan, maka kita dapat mengasihi sesama seperti diri sendiri.


    • Mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu (lebih dari diri kita sendiri), sehingga kita tidak akan pernah menyangkal TUHAN.
      Dulu Petrus mengasihi dirinya lebih dari TUHAN (egois). Waktu YESUS ditangkap, Petrus ditanya --> apakah mengenal YESUS? Petrus menjawab --> tidak mengenal YESUS, ini karena Petrus mengasihi dirinya lebih dari TUHAN. Dalam Yohanes 21 Petrus berada dalam penggembalaan, YESUS bertanya --> “Simon adakah engkau mengasihi Aku, gembalakanlah dombaku” Pertanyaan ini diulang sebanyak tiga kali, ini menunjuk tiga macam ibadah. Setelah Petrus berada didalam penggembalaan, maka Petrus mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Petrus siap mati untuk TUHAN (tidak menyangkal TUHAN lagi). Dituliskan di dalam alkitab bagaimana caranya Petrus rela mati untuk TUHAN = mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu. Semoga kita dapat mengerti.

      Ini dimulai dari perkara kecil terlebih dahulu. Kita akan diperhadapkan untuk memilih sesuatu atau memilih TUHAN. Kalau kita memilih sesuatu --> kali ini saja lah saya memilih ini, lama-lama akan menyangkal TUHAN. Kalau dalam perkara-perkara kecil, kita tetap memilih TUHAN, maka nanti saat diperhadapkan dengan masa pra-aniaya antikrist (menghadapi aniaya dan kesulitan), kita akan tetap memilih TUHAN (tidak akan pernah menyangkal TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.

      Seringkali kita diperhadapkan memilih manusia atau TUHAN, kita sudah takut. Padahal semestinya memilih TUHAN, tetapi --> ini kan masih begini dll. Ini berbahaya sebab = menyangkal TUHAN. Mari kita memilih TUHAN (pengajaran yang benar) lebih dari semuanya, semoga TUHAN menolong kita semuanya.


    Jadi jika disimpulkan point I, II, III (tiga waktu berjaga-jaga): tempat berjaga-jaga (tempat ketekunan) untuk menanti kedatangan YESUS ke dua kali adalah di ruangan suci (ada pelita emas, meja roti sajian, medzbah dupa emas). Ruangan suci = kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Istilah di Wahyu adalah “Yohanes tekun menanti”. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita jangan ragu-ragu, sebab alkitab mau dibolak-balik (perjanjian lama dan perjanjian baru), itu selalu menunjuk kepada tabernakel (halaman = hidup benar, ruangan suci, sampai kepada kesempurnaan). Alkitab ini disusun sesuai dengan tabernakel (kerajaan surga), ini merupakan wahyu TUHAN kepada alm. bpk pdt van Gessel. Dimana-mana ini akan ditemukan ruangan suci (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok), tinggal kita mau atau tidak! Semoga kita dapat mengerti.

    Jika kita tekun dalam kandang penggembalaan, maka kita akan mengalami kemurahan dan kebaikan TUHAN. Ini merupakan kesaksian dari raja Daud. Mazmur 23 mulai dengan ayat 1 ini tentang penggembalaan.

    Mazmur 23: 6, Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

    Didalam kandang penggembalaan, maka kita akan hidup di dalam Tangan kemurahan dan kebaikan/kebajikan Gembala Agung. YESUS adalah Gembala Yang Baik (Gembala Agung). Istilah Daud --> “kemurahan dan kebajikan TUHAN mengikuti aku sepanjang hidupku” = langkah hidup kita adalah langkah kemurahan dan kebajikan TUHAN. Satu langkah itu satu denyut jantung. Setiap denyut nadi kita adalah kemurahan dan kebaikan TUHAN. Itulah luar biasanya orang yang tergembala dan kita jangan ragu-ragu.

    Yang penting adalah kita berada di kandang dan berada di dalam Tangan kemurahan kebaikan TUHAN. Mau kapan bergerak itu terserah TUHAN, pelan-pelan dan tinggal tunggu waktu-Nya TUHAN, kalau TUHAN mau berbuat sesuatu dan kita sudah berada dalam tangan-Nya, itu baru boleh. Kalau bagi manusia --> tidak segampang membalik telapak tangan, tetapi bagi TUHAN --> segampang membalik telapak tangan dan dalam sekejap saja sudah jadi. Kita harus sabar dan bertekun! Dalam terjemahan lama Wahyu 1: 9 “ketekunan = kesabaran”. Sabarlah untuk menunggu waktu-Nya TUHAN --> jangan, baru tiga bulan tergembala (hari Minggu, Senin, Rabu, Sabtu), mana ini hasilnya? Dalam ibadah tadi malam, Abraham menunggu waktu TUHAN selama duapuluh lima tahun.

    Gereja ini saja umurnya belum ada dua puluh lima tahun. Tahun 2007 sampai dengan sekarang, jadi masih 6 tahun. Kalau satu kali kebaktian itu dimulai tahun 2005, tetapi kalau penggembalaan dimulai pada tahun 2007. Jadi saya hitung penggembalaan (tiga macam ibadah) mulai tahun 2007, ini baru enam tahun. Jadi belum dua puluh lima tahun, itu sebabnya harus bersabar. Bpk pdt van Gessel mengatakan dalam tulisannya --> Kalau seorang hamba TUHAN melayani TUHAN selama tiga puluh tahun, baru dapat memetik buah manis. Saya juga harus bersabar, saya sekolah alkitab tahun 1991 sampai sekarang ini baru 20 tahun lebih, ini masih belum dan harus menunggu waktu-Nya TUHAN. Setiap langkah hidup kita adalah kemurahan kebajikan TUHAN, setiap denyut nadi kita adalah kemurahan kebajikan TUHAN, itulah yang penting dihari-hari ini. Sekali-pun kita memiliki ijasah atau tidak memiliki ijasah --> semuanya hanya kemurahan Mu. Kita bisa bernafas --> setiap helaan nafas, terima kasih akan kemurahan kebajikan TUHAN. Dalam ibadah di Malang, diterangkan “penderitaan seketika lamanya” = seketika saja kita menderita, tetapi sesudah itu TUHAN akan menolong kita. Semoga kita dapat mengerti.

Hasilnya adalah

  1. Yehezkiel 20: 37, Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

    Kalau kita berada di dalam kandang, maka kita akan dihitung oleh TUHAN. Sehelai rambut pun akan dihitung oleh TUHAN dengan teliti dan tidak akan hilang. Kalau bagi manusia, sehelai rambut itu tidak ada harganya, tetapi bagi TUHAN --> sehelai rambut tidak boleh jatuh = dihitung.

    Jadi hasil pertama: tangan kemurahan kebajikan TUHAN menghitung domba-domba (kita) yang ada di kandang.

    Artinya


    • Tangan kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita, sekalipun kita tidak berdaya seperti sehelai rambut.
    • Tangan kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk melindungi kehidupan kita dari celaka, mara bahaya, melindungi kita dari serangan binatang buas (domba-domba itu berada ditengah serigala), melindungi dari serangan setan, dosa-dosa, ajaran palsu, pencobaan-pencobaan.


    • Tangan kemurahan kebajikan TUHAN sanggup untuk memberikan kemenangan atas musuh tepat pada waktu-Nya = menyelesaikan semua masalah, sampai masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktu-Nya. Semoga kita dapat mengerti.


    • Tangan kemurahan kebajikan TUHAN akan memiliki kita untuk selama-lamanya = kita tidak akan bisa jatuh dalam dosa dan tidak bisa tersesat. Inilah jika kita berada di kandang, kita akan dihitung, kalau ada yang kurang satu akan dicari (supaya jangan jatuh dan jangan sesat), sampai dimiliki oleh Dia.


  2. Tangan kemurahan kebajikan TUHAN selalu membangunkan kerohanian kita, sehingga kita hidup dalam suasana kebangunan rohani dan selalu siap untuk menanti kedatangan YESUS yang ke dua kali.

    Kita akan dibangunkan, seperti gadis-gadis dibangunkan. Jika kita berada dalam penggembalaan, maka kita akan selalu dibangunkan. Sudah banyak kesaksian-kesaksian, dalam tiga macam ibadah ini kita akan sungguh-sungguh dibangunkan. Kita yang sudah putus asa, kemudian kita masuk ibadah, kita akan dibangunkan lagi. Besok kita menghadapi apa-pun, tetapi saat masuk gereja, kita akan dibangunkan lagi. Kalau kita tidak bangun (tidur), itu berarti kita tidak siap. Itu sebabnya kita akan terus dibangunkan. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Tangan kemurahan kebajikan TUHAN sanggup mengangkat kehidupan kita (seperti yang dialami Daud):


    • Kita diangkat dari kejatuhan-kejatuhan dalam dosa sampai puncaknya dosa = kita diangkat dari lembah maut/lembah dosa/lembah kelam. Daud yang hebat, diberkati TUHAN dan dipakai oleh TUHAN dapat jatuh terutama dalam dosa kenajisan. Akhirnya Daud mengaku dosa dan Daud diangkat oleh TUHAN. Asalkan kita mengaku, maka kita akan dipulihkan, sehingga kita bisa hidup benar dan suci. Semakin tinggi kedudukan seseorang, kalau jatuh dalam dosa, akan semakin malu dan semakin hancur. Seumpama, orang yang berbuat dosa adalah orang jalanan --> itu memang pemuda berandalan. Coba kalau yang berbuat dosa adalah zangkoor, gembala, maka akan semakin dahsyat hancurnya, tetapi TUHAN dapat mengangkat kita (kalau kita mengaku dan jangan salahkan orang). Setelah jatuh dalam dosa, Daud mengaku --> “Akulah itu”, tadinya Daud mau menyalahkan orang --> ada orang yang mempunyai domba banyak, tetapi malah dombanya orang miskin yang disembelih. Setelah Firman datang melalui Nabi Natan --> “engkau”, Daud langsung mengaku.


    • Kita diangkat dari kegagalan-kegagalan (secara jasmani), sehingga kita memiliki masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya. Mungkin pelayanan sudah gagal dll, tetapi kalau kita masuk dalam penggembalaan, kita akan diangkat oleh TUHAN.


    Jika kita masuk dalam penggembalaan, berjaga-jaga dan tekun menantikan TUHAN, maka Tangan TUHAN-lah yang bekerja. Tugas kita hanyalah masuk dalam kandang penggembalaan --> makan Firman dan perjamuan suci, mengisi minyak, dalam doa penyembahan kita akan menerima kasih ALLAH. Itu sajalah tugas kita! Semuanya akan menjadi indah pada waktu-Nya dan kita tinggal menunggu waktu TUHAN. TUHAN akan menolong kita semuanya.

    Mari kita jangan tetap tinggal di lembah, YESUS sudah turun ke lembah maut untuk mengangkat kita. TUHAN mengangkat kita dari lembah kegagalan, dari lembah air mata.


  4. Wahyu 7: 17, Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

    Hasil terakhir: Tangan kemurahan dan kebajikan TUHAN menuntun kita ke kandang penggembalaan terakhir yaitu Yerusalem Baru.
    Artinya Tangan kemurahan kebaikan TUHAN membaharui kehidupan kita sedikit demi sedikit = kita mengalami pembaharuan demi pembaharuan (langkah-langkah pembaharuan), sampai kita menjadi sempurna seperti Dia.

    Pembaharuan itu dimulai dari percaya. Di Yerusalem baru tidak ada laut. Laut itu bergelombang = hati bimbang. Permulaan pembaharuan itu tidak ada laut lagi = tidak ada hati bimbang = percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN. Kalau kita diperbaharui, mulai percaya kepada TUHAN (percaya pengajaran dan penggembalaan yang benar), tidak ragu kepada TUHAN, tidak berharap yang lain, maka air mata akan mulai dihapuskan. Semakin kita dibaharui, air mata semakin dihapuskan, sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita dibaharui sampai menjadi sama mulia dengan Dia.

    Kita bisa menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali di awan-awan yang permai (kita bertemu dengan Dia di awan-awan permai), kita mengalami puncak kebahagiaan = tidak ada air mata lagi, sampai kita masuk di Yerusalem Baru (kadang penggembalaan yang terakhir). Semoga kita dapat mengerti.

(1)TUHAN sedang menghitung kita, sekali-pun kita tidak berarti --> orang bilang kita seperti sehelai rambut yang tak berarti, tetapi kita berarti bagi TUHAN. Kalau kita mau berada didalam kandang, maka kita sangat berarti bagi TUHAN. (2)TUHAN mau membangunkan kita, sebab itu kita jangan ketinggalan, (3)TUHAN mau mengangkat kita, memulihkan kita dan membuat kita menjadi berhasil dan indah. (4)TUHAN menuntun kita, membaharui kita, membahagiakan sampai tidak ada air mata lagi.

TUHAN memberkati kita sekalian.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Juni 2016 (Senin Sore)
    ... . Karena singa setan beredar-edar maka kita harus tergembala dengan benar dan baik. Tergembala dengan benar dan baik artinya Seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar artinya harus ada pokoknya--kita tergembala kepada firman pengajaran yang benar. Selalu tekun dalam kandang pengggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok Ketekunan dalam ibadah raya ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 20 Januari 2009 (Selasa Tengah Malam)
    ... meninggalkan kita. Sekalipun orang terdekatpun meninggalkan kita tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kalau Tuhan beserta kita kita tidak punya lawan dalam Roma artinya masalah-masalah dan pencobaan-pencobaan diselesaikan oleh Tuhan kita mengalami kuasa kemenangan atas musuh-musuh. Tuhan menuntun kita ke jalan masa depan yang indah bersama Dia Tuhan memelihara kehidupan kita. Tuhan memberikan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 14 Agustus 2016 (Minggu Siang)
    ... pelayanan--diangkat menjadi imam dan raja-- untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Tadi kalau mempertahankan enam dosa kita tidak bisa bergaul. Tetapi kalau kita mau disucikan kita bisa diperlengkapi dengan jabatan pelayanan untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Pembangunan tubuh Kristus adalah Mulai ...
  • Ibadah Doa Malang, 25 Juni 2013 (Selasa Sore)
    ... ketika awan itu naik pada waktu pagi merekapun berangkatlah baik pada waktu siang baik pada waktu malam apabila awan itu naik merekapun berangkatlah. Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci baik dua hari baik sebulan atau lebih lama maka orang Israel tetap berkemah dan tidak berangkat tetapi ...
  • Ibadah Raya Malang, 25 Agustus 2019 (Minggu Pagi)
    ... seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama yang luka parahnya telah sembuh. Dan ia mengadakan tanda-tanda ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 Februari 2013 (Senin Sore)
    ... batu-batu ini 'batu-batu' bangsa kafir yang keras hati. Artinya perkataannya seperti anjing menjilat muntah perkataan sia-sia fitnah dsb dan perbuatannya seperti babi yang dimandikan tetapi kembali ke kubangan jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa . Proses untuk menjadi anak Abraham bangsa kafir harus menghasilkan buah pertobatan berhenti berbuat dosa kembali kepada ...
  • Ibadah Doa Malang, 28 Juli 2009 (Selasa Sore)
    ... Yesus dari Kanaan Samawi Sorga untuk turun ke dunia dan disalibkan. Sebab di Mesir ada gandum. Sebab di Mesir ada Yusuf. Petrus - mengapa Tuhan ijinkan kita masuk jalan salib Supaya kita berhenti berbuat dosa. Dosa apa yang harus kita salibkan dosa apa yang harus kita hentikan Kejadian dosa ketakutan. Wahyu . Baik takut berkorban ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Maret 2013 (Kamis Sore)
    ... efod. Sabuk pengikat efod. Tutup dada. Pakaian dalam tanda kebangkitan. Gamis baju efod. Pakaian dalam tanda kemuliaan. Kemeja beragi. Serban. Patam. Kita akan mempelajari tentang kemeja beragi. Keluaran Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya dari lenan halus dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna. Kemeja beragi sama dengan pakaian ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 November 2021 (Kamis Sore)
    ... yang menolak Injil yang kekal firman penginjilan dan firman pengajaran sehingga tidak takut akan Tuhan tidak memuliakan Tuhan dan tidak menyembah Tuhan tetapi menyembah ciptaan Tuhan. Ayat malaikat kedua memberitakan penghukuman bagi kehidupan yang mabuk dengan anggur hawa nafsu percabulan Babel yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Ayat - malaikat ketiga ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2022 (Minggu Siang)
    ... bersundal lalu meninggalkan Tuhan--tidak kembali kepada Tuhan-- terpisah dengan Tuhan sampai terpisah selamanya dan binasa selamanya. Ini sama dengan tongkat yang kering mati dan binasa selamanya. Tetapi ada tongkat Harun yang bertunas berbunga dan berbuah oleh kuasa Roh Kudus. Ini yang harus kita manfaatkan. Roma - . Hal ini harus kamu lakukan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.