Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih tetap membaca dalam kitab Wahyu 1: 9-20, ini tentang penglihatan Yohanes di pulau Patmos. Saat ini kita masih berada pada ayat yang ke 9.

Wahyu 1: 9, Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Rasul Yohanes berada di pulau Patmos bukan karena melakukan kejahatan, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS. Rasul Yohanes mengalami sengsara daging (dibuang ke pulau Patmos), karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga mendorong untuk masuk dalam persekutuan yang benar (istilah “saudara dan sekutumu”) dengan TUHAN dan sesama. Jadi sengsara daging karena Firman, karena kesaksian YESUS, karena Roh Kudus itu mendorong kita untuk menjadi satu. Jika sengsara daging karena dosa itu mencerai beraikan. Berbuat dosa itu juga sengsara. Kita mencari Firman memang mengalami sengsara daging, tetapi ini menyatukan. Semoga kita dapat mengerti.

Pada ibadah yang lalu kita belajar dalam Yohanes 15, sekarang kita belajar dalam kitab Wahyu 1: 9.

Ada tiga hal penting dalam persekutuan yaitu

  • Persekutuan dalam kesusahan.
  • Persekutuan dalam kerajaan.
  • Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan YESUS .

Mari kita pelajari satu-satu, tentang tiga hal penting dalam persekutuan yaitu

  1. Persekutuan dalam kesusahan = tanda kematian atau jalan kematian.

    Tanda kematian atau jalan kematian merupakan ujian pertama dalam pengikutan kita kepada TUHAN dan merupakan ujian paling berat, sebab jika lulus dalam tanda kematian maka kita pasti mampu memikul beban selanjutnya (kebangkitan dan kemuliaan dapat kita pikul). Jadi kalau kita mau mengikut YESUS, diuji dulu dengan jalan kematian/kesusahan terlebih dahulu, itulah yang benar dan dasar. Semoga kita dapat mengerti.

    Dalam persahabatan (persekutuan), dalam nikah rumah tangga, dalam pelayanan, maka persekutuan yang sejati justru didalam masa-masa kesusahan. Misalnya:


    • Saat-saat kita dalam kesusahan, tetapi masih ada orang yang mau bersahabat dengan kita, itulah persahabatan yang sejati. Dulu saya mendengar cerita (kesaksian) dari bapak pdt Pong Dongalemba --> waktu saya menjadi pengerja tidak ada yang lihat, tetapi ada beberapa orang yang memperhatikan, itulah yang sejati. Setelah saya sendiri menjadi pengerja, saya juga mengalami hal ini (apa yang disaksikan oleh oom Pong, saya mengalami juga) --> saat kita tidak punya apa-apa, tetapi ada yang memperhatikan kita, inilah persahabatan yang sejati.


    • Demikian juga dalam nikah rumah tangga, kalau dalam kesusahan, justru suami, istri dan anak-anak menjadi satu, inilah betul-betul yang sejati. Kalau saat-saat susah terjadi cerai berai, itu tidak sejati. Persekutuan yang sejati itu justru dalam masa-masa kesusahan.


    • Dalam pelayanan. Saya seringkali berkata (maafkan ini salah juga) --> Markus, mengapa kamu dulu lahir saat saya sudah di Malang, kenapa tidak lahir waktu saya masih susah-susahnya (tidak ada jemaat dll). Saya seringkali mengatakan hal ini kepada dia, supaya kelihatan pelayanannya. Kalau dalam masa-masa susah, kita tetap melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh, itulah persekutuan yang sejati. Saat masa-masa enak dll --> memang banyak orang yang mengikut TUHAN, tetapi jika melayani TUHAN dalam masa-masa kesusahan, itulah yang sejati. Kepada sesama hamba TUHAN, kalau bisa bersekutu waktu kita dalam masa-masa susah, ini jangan diragukan lagi! sebab itu betul-betul yang sejati. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah yang ditunjukkan oleh rasul Yohanes kepada kita. Persekutuan dalam kesusahan/tanda kematian itu justru persekutuan yang sejati. Semoga kita dapat mengerti.
    Di dalam surat Petrus juga dituliskan tentang kesusahan atau penderitaan bersama dengan YESUS (rasul Petrus juga menuliskan tentang jalan kematian).

    1 Petrus 2: 19-21,
    19. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
    20. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
    21. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

    Jadi ini sudah jelas dituliskan dalam ayat 19 dan ayat 20b. Jika kita diijinkan menderita karena kehendak TUHAN, menderita karena kebenaran dan kebaikan (kita sudah berbuat baik, tetapi justru dimusuhi), maka kita mengalami kasih karunia TUHAN, sebab kita berada pada jejak Kristus (ayat 21). Jejak Kristus = jalan kematian bersama dengan TUHAN. Kita jangan heran, jika sudah berbuat baik, malah difitnah. Bapak pdt Pong selalu menasehati --> kalau kamu mau menolong, harus siap untuk digantung. Ini seperti TUHAN YESUS, kalau tidak mau digantung di kayu salib, maka YESUS tidak dapat menolong. Jika kita berada pada jejak Kristus (pada jalan kematian) itu sudah benar (pada jalan yang benar)! tetapi kalau kita menderita karena berbuat dosa itu merupakan pukulan/hajaran (rugi). Semoga kita dapat mengerti.

    1 Petrus 2: 22-24,
    22. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
    23. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
    24. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

    Jika jalannya sudah benar (pada jalan kematian), maka prakteknya harus benar juga. Baik kita dalam keadaan kaya atau miskin, kita bisa berada dalam jalan kematian/persekutuan dalam kesusahan.

    Praktek sehari-hari berada pada jalan kematian (persekutuan dalam kesusahan)


    • Tidak berbuat dosa (ay 22).
      Biarpun dia kaya atau miskin, sakit atau sehat, tetapi tidak berbuat dosa, itu berada pada jalan kematian. Mungkin keluarga kita diijinkan miskin, tetapi suami, istri tidak berbuat dosa, itulah sekutu dalam kesusahan. Jika sudah miskin atau kaya, suami berbuat dosa, istri tidak berbuat dosa, maka tidak dapat bersekutu.


    • Tidak berdusta (“tipu tidak ada dalam mulut-Nya).
    • Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (ay 23), bahkan membalas kejahatan dengan kebaikan.
    • Hidup dalam kebenaran (ay 24) = hidup hanya untuk kebenaran.
      Jadi kalau tidak benar, jangan! hidup untuk kebenaran inilah motto kita. Semuanya harus benar: mulai pribadi benar, pekerjaan benar, sekolah benar, nikah benar, ibadah benar, pengajaran benar. Jika ada yang tidak benar, maka kita tidak berada pada jejak YESUS, melainkan berada pada jejaknya antikrist. Semoga kita dapat mengerti.


    Hasilnya jika berada pada jejak YESUS (jalan kematian) adalah “oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh” (ada kuasa kesembuhan). Artinya


    • Kesembuhan dari penyakit jasmani (penyakit tubuh).
    • Kesembuhan dari penyakit batin (luka di hati). “oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh” ini dituliskan juga dalam Kitab Yesaya (jadi ini dituliskan dua kali). Tadi dicaci maki, tetapi kita tidak membalas. Mungkin suami mencaci -maki kita, tetapi kita tidak membalas (kita mengalami sakit hati). Jika kita hidup benar, tidak berbuat dosa, tidak berdusta, tidak membalas caci maki dengan caci maki, tetapi membalas dengan kebaikan, maka bilur YESUS lah yang membasuh/membalut luka dihati --> sakit hati karena dicaci maki, menjadi damai sejahtera. Jika ada kuasa bilur-bilur YESUS yang membalut luka di hati, maka kita tidak akan kecewa, tidak putus asa, tetapi bahkan damai sejahtera, bahagia.


    • Kuasa bilur-bilur YESUS menyehatkan nikah rumah tangga kita. Suami, istri, anak-anak bisa menjadi satu dan menjadi rumah tangga yang sehat. Semoga kita dapat mengerti.


    1 Petrus 2: 25, Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

    Ay 25 --> “Sebab dahulu kamu sesat seperti domba” --> kalau tidak mau jalan kematian (pilih yang enak bagi daging), pasti tersesat. Nikah, ibadah yang tidak mau jalan kematian, akan tersesat!
    Jika kita mengalami penderitaan daging karena TUHAN, karena ibadah (bukan karena berbuat dosa), kita tidak perlu ragu-ragu dan TUHAN tidak pernah menipu kita! Jadi jalan kematian membawa kita kepada Gembala Agung artinya kita menjadi kehidupan atau domba-domba yang tergembala, yang selalu berada dalam kandang penggembalaan = tekun dalam kandang penggembalaan (ruangan suci) = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau kita tidak mau jalan kematian, kita tidak mungkin sampai pada kandang.

    Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:


    • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum), semacam ibadah pada malam hari ini.
    • Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, disini pada hari Senin (besok).
    • Medzbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, disini pada hari Rabu.


    Kita masuk didalam kandang penggembalaan = berada didalam tangan Gembala Agung. Hasilnya adalahsekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu”, (jika jiwa saja dipelihara apalagi tubuh kita) artinya


    • Gembala Agung memelihara tubuh kita (kehidupan jasmani) secara ajaib = kenyang, berkelimpahan dan selalu megucap syukur.
    • Gembala Agung memelihara jiwa kita = tenang, damai sejahtera ditengah gelombang dunia ini.


    Jadi kehidupan yang tergembala (berada dalam Tangan Gembala Agung) adalah kenyang dan tenang. Tenang dan kenyang ini seperti bayi dalam pelukan tangan ibu. Jika bayi sudah berada ditangan ibu, pasti kenyang dan tenang --> jika ada bayi diletakkan sebentar saja, akan menangis, jika digendong akan tenang. Kita ini seperti domba ditengah serigala, jangankan mencari makan, untuk hidup saja sudah susah, sebab akan terus berada di dalam ancaman. Di dalam Tangan Gembala Agung, maka akan tenang dan kenyang sekalipun kita seperti domba ditengah serigala (kita akan tetap terpelihara), inilah jaminan dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah ujian yang pertama, jadi jalan kematian merupakan ujian yang paling berat. Jika ini sudah berhasil maka kita dapat menerima beban selanjutnya (kebangkitan dan kemuliaan). Pada saat ini, jika kita menderita karena kehendak TUHAN, karena kebenaran dan kebaikan, ini merupakan kasih karunia, sebab kita berada pada jejak Kristus dan kita tinggal mempraktekkan saja (praktek jalan kematian).


  2. Persekutuan dalam kerajaan = jalan kebangkitan atau tanda kebangkitan.

    Jika kita lulus pada persekutuan dalam kesusahan (jalan kematian), maka kita bisa masuk persekutuan dalam kerajaan (jalan kebangkitan). Persekutuan dalam kerajaan = suasana kerajaan surga. Kalau nikah rumah tangga berada pada persekutuan dalam kesusahan (tetapi kita hidup benar, tidak ada dosa dll), maka akan mengalami suasana surga (persekutuan dalam kerajaan surga).

    2 Petrus 1: 10, 11,
    10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
    11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

    Ay 10 --> “supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh” --> ini pelayanan.
    Inilah persekutuan dalam kerajaan sampai masuk dalam kerajaan surga. Jadi kerajaan surga itu bukan urusan nanti, itu salah! sekalipun ada pendeta yang berkata bahwa urusan surga itu nanti, ini salah, surga itu urusan sekarang. Contohnya: ini seperti kita naik kelas --> kelas 5 naik ke kelas 6 atau naik ke SMP kelas 1 ? sekaranglah urusannya, bukan tunggu nanti. Jika sekarang mengumpulkan nilai yang bagus (nilainya 8 semua, tidak ada yang merah), itu sudah naik kelas (suasana naik kelas). Jika nilainya 3, itu sudah suasana tidak naik. Kerajaan surga bukan menunggu naik, tetapi sekarang! Jadi persekutuan dalam kerajaan adalah kita diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja, yang berhak untuk masuk kerajaan surga (“Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal”). Mulai sekarang ini kita sudah bersuasana kerajaan surga, sampai masuk kerajaan surga. Mari kita ikuti jalan kematian sampai dapat tergembala (bisa mencapai Gembala Agung). Didalam penggembalaan (ruangan suci), kita akan disucikan dan dipelihara, setelah itu kita akan diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja. Semoga kita dapat mengerti.

    Mari kita urutkan ini, masuk jalan kematian dahulu sampai tergembala yang memang menderita bagi daging, tetapi sesudah itu kita diangkat menjadi imam dan raja (kita bersuasana surga dan berhak untuk masuk kerajaan surga).

    1 Petrus 2: 18, Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

    Dalam 1 Petrus 2: 18 ini, gereja TUHAN (sidang jemaat) digambarkan sebagai hamba yang melayani, yang harus tunduk kepada tuannya yang ramah/baik sampai tunduk kepada tuannya yang bengis. Kalau kepada tuan yang bengis kita dapat tunduk, apalagi kepada tuan yang ramah dan baik, pasti akan bisa tunduk (ini sudah otomatis). Kalau ada orang tunduk kepada tuannya yang bengis, tetapi kepada tuannya yang ramah tidak tunduk, ini berarti tidak tahu diri.

    Dalam 1 Petrus 3 sidang jemaat ini digambarkan sebagai Mempelai Wanita (istri yang tunduk kepada suami yang bengis). Jadi ini ditingkatkan!

    1 Petrus 3: 1, Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

    Ay 1 --> “supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman” --> suami yang tidak taat kepada Firman ALLAH = bengis.
    Pada 1 Petrus 2: 18 sidang jemaat digambarkan sebagai hamba yang melayani, yang harus tunduk sampai kepada tuannya yang bengis. Didalam 1 Petrus 3: 1 kita ditingkatkan yaitu sidang jemaat digambarkan sebagai seorang istri yang harus tunduk kepada suami yang melawan Firman ALLAH (suami yang bengis), apalagi terhadap YESUS Mempelai Pria Surga yang sudah berkorban Nyawa bagi kita, kita harus tunduk. Semoga kita dapat mengerti.
    Penundukan ini suatu penderitaan. Seperti leher kalau menunduk ini ditekan, kalau tidak ditekan tidak akan dapat tunduk. Mau tunduk ini susah, sebab orang ini cenderungnya hanya “geleng-geleng”.

    1 Petrus 3: 3, 4,
    3. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
    4. tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

    1 Petrus 3: 1-2 tentang penundukan, 1 Petrus 3: 3-4 dihiasi. Jadi saat-saat penundukan (penderitaan bagi daging) merupakan saat yang tepat untuk kita dihiasi oleh TUHAN (disalut dengan emas murni luar dan dalam). Mempelai Wanita itu gambarnya adalah tabut perjanjian (kayu tetapi disalut emas murni luar dan dalam, sehingga tidak kelihatan kayunya lagi).

    Jadi tabut perjanjian itu disalut luar dan dalam. Salut bagian luar itulah tunduk. Salut bagian dalam adalah lemah lembut dan tenteram (pendiam).

    Lemah lembut adalah


    • Kemampuan untuk menerima Firman sekeras/setajam apapun. Mungkin Firman menusuk/menunjukkan dosa-dosanya = menelanjangi, menghina dia, seperti perempuan Kanaan --> “tidak patut roti ini untuk anjing” (dibilang anjing), tetapi dapat menerima Firman --> benar TUHAN. Jadi kita harus menerima Firman yang tajam (yang menyucikan), supaya dosa kita ditunjuk dan kita dapat mengakuinya.


    • Kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya (jika dapat menerima Firman/TUHAN, maka kita dapat menerima sesama). Ini untuk menjadi Mempelai Wanita dan penting, sebab kalau tidak mengampuni, maka dosanya juga tidak diampuni juga oleh TUHAN. Jika tidak diampuni oleh TUHAN, maka kita tidak dapat menjadi Mempelai.


    Tentram (pendiam) adalah


    • Tidak banyak berkomentar, terlebih lagi komentar yang negatif. Waktu Maria memecahkan buli-buli berisi minyak narwastu jati seharga 300 dinar, Yudas langsung komentar --> ini pemborosan. Kita jangan berkomentar yang negatif, sebab ini berbahaya! Apalagi terhadap pembangunan tubuh Kristus, jangan banyak komentar, jika kita tidak setuju sebaiknya berdoa.


    • Banyak berdiam diri = banyak mengoreksi diri lewat ketajaman pedang Firman. Jika ada dosa, harus diakui.
    • Untuk wanita, tenteram (pendiam) itu juga tidak mengajar dan tidak memerintah laki-laki. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah disalut bagian dalam.

    Penyalutan bagian luar adalah tunduk. Jadi di saat kita berada dalam penundukan (penderitaan), itu bagian luar sudah disalut oleh TUHAN. Seperti kayu yang disalut dengan emas, mungkin harus diempelas terlebih dahulu, digergaji dulu (diratakan dulu, baru disalut). Untuk disalut ini memang sakit. Penundukan ini kepada yang bengis, apalagi kepada yang baik, apalagi kepada TUHAN YESUS yang sudah berkorban Nyawa (kita harus lebih tunduk). Semoga kita dapat mengerti.

    1 Petrus 3: 5, 6,
    5. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
    6. sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

    Ayat 6 --> “sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya” --> Abraham ini bengis juga, sebab Sarah diberikan kepada laki-laki lain sebanyak dua kali.
    Sebagai contoh yang lulus ujian/penyalutan ini adalah Sarah. Karena Abraham takut mati, Sarah tidak boleh bilang, kalau dia adalah istrinya Abraham, tetapi sebagai adiknya/saudaranya Abraham (akhirnya Sarah diambil Abimelek). Sarah ini harus tunduk kepada tuannya yang bengis (Abraham bengis sekali, karena tidak mau mengakui Sarah sebagai istrinya).

    Saya punya satu cerita, yang mungkin lucu, tetapi ini terjadi, dia mengadu kepada saya --> aduh oom, bagaimana itu pacar saya, dia menggandeng tangan saya, tetapi setelah ada temannya, dia malu, lalu dilepaskan tangan saya. Akhirnya sakit hati yang perempuan. Malunya ini bukan karena apa, mungkin karena kurang sip, sampai dilepas tangannya, jadi ini tidak mau mengakui. Mari kita sungguh-sungguh hari-hari ini. Semoga kita dapat mengerti.

    Abraham ini tidak mengakui Sarah sebagai istrinya, karena membela diri. Inilah bengis (tidak sesuai dengan Firman). Kehebatan Sarah adalah dia tetap tunduk, dan menamai Abraham sebagai tuannya. Akhirnya, TUHAN lah yang membela Sarah, sehingga Sarah lulus ujian penundukkan.

    Sarah lulus ujian penundukkan (penyalutan dengan emas), sehingga Sarah menjadi teladan bagi istri-istri. Tunduk itu bagaikan mengulurkan tangan (“terserah Engkau TUHAN”) kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan anugerah/belaskasih-Nya untuk membuka pintu rahim Sarah yang sudah lanjut usia dan mati haid/menopause (maaf). Padahal ini sudah tidak mungkin, tetapi bagi TUHAN tidak ada yang mustahil. Semoga kita dapat mengerti.

    Sekarang ini juga, TUHAN akan menolong kita semuanya. TUHAN mau melihat, jalan kematian (hidup benar, buang dosa-dosa, kita tergembala dengan benar), sesudah itu kita diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja, yang melayani TUHAN dengan penundukan (penundukan pada bagian luar dan bagian dalam lemah lembut, tenteram). TUHAN melihat ujian penundukan!!

    Selama duapuluh lima tahun Abraham menunggu janji TUHAN dan tepat pada waktu-Nya, pintu rahim Sarah dibuka oleh TUHAN. Begitu Sarah lulus ujian penundukan, pintu rahim Sarah terbuka (mau tidak mau TUHAN harus membuka pintu rahim Sarah, tepat pada waktu-Nya).

    TUHAN membuka pintu rahim Sarah, dan bagi kita artinya


    • Kejadian 17: 15 -17,
      15. Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
      16. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
      17. Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"

      Ay 16 --> “sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." --> saat pintu rahim Sarah terbuka, berarti dia menurunkan anak (raja-raja).

      Sarah = ibu raja-raja (menurunkan/melahirkan imam-imam dan raja-raja). Tadi, “suami yang bengis dimenangkan oleh kelakuan istrinya” Begitu Sarah tunduk, Abraham dimenangkan juga.

      1 Petrus 3: 7,Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

      Ay 7 --> suami menghargai istri dengan penuh kebijaksanaan. Abraham menghargai Sarah, sehingga Abraham menjadi Bapa raja-raja.

      Kejadian 17: 6, Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.

      Jika anak-anak Sarah disebut raja, maka Abraham (sebagai bapa) juga merupakan raja. Bahkan Abraham disebut sebagai raja Agung, yang diakui oleh bangsa kafir (bangsa kafir mendapatkan kesempatan menjadi raja-raja).

      Kejadian 23: 5, 6,
      5. Bani Het menjawab Abraham:
      6. "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu."

      Ay 5 --> Bani Het ini orang Kanaan (bangsa kafir).
      Inilah pengakuan dari bangsa kafir bahwa Abraham adalah raja agung, sehingga bangsa kafir dapat menjadi raja-raja (ini tidak saya terangkan, tapi hanya saya tunjukkan saja).

      Jadi bapa, ibu dan anak semuanya adalah raja-raja. Kalau ada penundukan, maka menjadi keluarga imam-imam dan raja-raja. Jika satu keluarga menjadi imam dan raja-raja, akan bahagia. Jadi TUHAN membuka pintu rahim Sarah artinya satu keluarga dapat menjadi imam-imam dan raja-raja (keluarga kerajaan surga) pada waktu-Nya. Sarah adalah ibu dari raja-raja, Abraham adalah bapa dari raja-raja, anak-anaknya berarti sebagai raja-raja. Kerajaan surga adalah kerajaan imam-imam dan raja-raja. Jika satu keluarga menjadi imam-imam dan raja-raja, ini berarti satu keluarga bersuasanakan kerajaan surga, sampai masuk dalam kerajaan surga.

      Kalau ada yang belum menjadi raja-raja, mungkin suami atau istri atau anak belum menjadi raja-raja, tadi dijelaskan dalam 1 Petrus 3: 1-2 yaitu bisa dimenangkan lewat tanpa perkataan, tetapi lewat kelakuan kita (penundukan, kelemah lembutan, ketenteraman sehingga kita dapat memenangkan).

      1 Petrus 3: 1, 2,
      1. Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
      2. jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.

      Kalau ada bagian dari keluarga kita yang belum menjadi imam dan raja, ini dimenangkan bukan dengan pertengkaran, tetapi dimenangkan dengan penundukan, lemah lembut dan tenteram dan hidup dalam kesucian. Ini yang dapat menarik satu keluarga menjadi satu keluarga imam dan raja (keluarga kerajaan surga) tepat pada waktu-Nya. Jika masih ada yang tidak mau ke gereja --> teruskan saja, sebab waktu berada di dalam Tangan TUHAN --> layani dengan penundukan, ketenteraman, kelemah lembutan. Seperti Abraham dan Sarah menunggu waktu TUHAN selama duapuluh lima tahun.

      Kita seringkali baru satu tahun, sudah tidak mau berdoa lagi sebab kehidupan itu tetap tidak mau ? jangan! terus saja dengan didoakan dengan kita berkelakuan hidup suci, dengan perhiasan-perhiasan yang sudah dijelaskan tadi. Semoga kita dapat mengerti.

      Pada waktu-Nya artinya kita tinggal menunggu waktu TUHAN dengan tunduk, lemah lembut dan TUHAN lah yang bekerja semuanya. Keluarga kita sekarang mungkin adalah keluarga sarang penyamun (keluarga yang amburadul), tetapi satu waktu ada waktu-Nya, keluarga kita dapat menjadi keluarga kerajaan surga (keluarga imam dan raja). Ini bisa terjadi, sebab tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.


    • TUHAN sanggup menghapus segala kemustahilan pada waktu-Nya (Sarah sudah tua tetapi dapat mempunyai anak). Artinya:


      1. Semua masalah diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktu-Nya, sampai masalah yang mustahil dapat diselesaikan oleh TUHAN. Kita tinggal menunggu waktu-Nya TUHAN saja, TUHAN tidak pernah menipu kita! Mata ini jangan sampai di tipu, sekali-pun hidup bertambah berat dan jika bertambah berat, kita harus ingat wanita hamil. Jika bertambah lama bertambah berat ini berarti bertambah dekat waktunya untuk melahirkan (jika semakin bertambah berat seperti kehamilan 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 9 bulan 10 hari, akhirnya lahir). Kalau setan, tambah berat malah menjadi kecewa.


      2. TUHAN dapat memberikan masa depan yang berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya. Dalam kitab Kejadian, Sarah ini tertawa di masa tuanya. Dulu Sarah tertawa kecut. Waktu TUHAN berjanji kepada Abraham bahwa dia akan memiliki anak, saat Sarah mendengarnya dia tertawa kecut/takut --> mana mungkin, tetapi setelah Ishak lahir, Sarah tertawa bahagia.


    • TUHAN sanggup menghapus aib kita pada waktu-Nya. Mohon maaf, kalau untuk orang Israel, orang mandul itu merupakan aib. Demikian juga waktu Elisabet mandul, tetapi sesudah dia melahirkan anak, dia berkata --> “TUHAN sudah menghapus aib ku”.

      TUHAN sanggup menghapus aib kita pada waktu-Nya artinya TUHAN menyucikan dan mengubahkan kita sedikit demi sedikit, dimulai dari tunduk, lemah lembut dan pendiam. Sampai jika YESUS datang kembali kedua kali, kita akan disucikan dan diubahkan menjadi sempurna sama mulia seperti Dia (tidak bercacat cela), yaitu menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai.

      Kalau satu keluarga dapat menyambut YESUS di awan-awan permai, betapa bahagianya kita. Kita harus berhati-hati! sebab ada dua orang di tempat tidur, satu terangkat dan yang satunya lagi tertinggal (betapa gagalnya hidup kita). Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh! Biarlah TUHAN yang menolong, supaya pintu rahim terbuka pada kesempatan ini.

      TUHAN hanya melihat penundukan dan kita hanya menunggu waktu-Nya TUHAN. Jika penundukan semakin jelas, lemah lembut dan tenteram semakin jelas, ini berarti waktu-Nya TUHAN sudah semakin singkat untuk menolong kita (untuk membuka pintu rahim), sehingga satu keluarga dapat menjadi imam dan raja. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN! Kemustahilan dihapuskan oleh TUHAN, masalah diselesaikan, TUHAN memberikan masa depan yang indah, sampai aib diambil oleh TUHAN = dosa-dosa, cacat cela, kelemahan-kelemahan disucikan dan diubahkan oleh TUHAN, sampai kita menjadi sempurna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan YESUS ke dua kali pada waktu-Nya. Biarlah TUHAN yang menolong kita semuanya.

      Kita tinggal menunggu waktu-Nya TUHAN, Abraham menunggu waktu TUHAN selama duapuluh lima tahun, kita diijinkan menunggu waktu TUHAN berapa tahun? itu terserah TUHAN. Yang penting adalah kita berada dalam penundukan, sehingga TUHAN akan membuka pintu rahim, pintu-pintu di dunia akan terbuka sampai pintu surga terbuka bagi kita.

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kunjungan Medan II, 29 Oktober 2013 (Selasa Sore)
    ... ciri-ciri suam-suam rohani yaitu melarat malang miskin buta dan telanjang. Melarat sama dengan selalu susah. Malang sama dengan tidak pernah beruntung rugi gagal. Miskin sama dengan tidak punya apa-apa. Kalau digabungkan melarat malang dan miskin sama dengan kehidupan yang kosong tidak pernah puas tidak pernah bahagia. Buta sama dengan gelap gulita dalam keadaan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 14 November 2020 (Sabtu Sore)
    ... maut. Jadi keselamatan atau hidup kekal bukan urusan nanti tetapi urusan kita sekarang di dunia. Di sini juga terjadi pemisahan antara orang kaya dan Lazarus yang miskin sama dengan pemisahan antara neraka dan sorga yang ditentukan oleh sikap kita terhadap makanan rohani firman Allah yang benar saat ini--'ingin menghilangkan laparnya dengan apa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 Februari 2024 (Kamis Sore)
    ... menempatkan Yesus sebagai Kepala. Yohanes Pada mulanya adalah Firman Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran. Artinya tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Juni 2014 (Senin Sore)
    ... Petrus - Karena itu saudara-saudaraku berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus. hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal kunci Kerajaan ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Juli 2011 (Selasa Sore)
    ... pelayan Tuhan memiliki kelakuan hidup sehari-hari yang suci. Kalau kita sudah punya kelakuan hidup yang suci maka seluruh urusan hidup kita adalah urusan Tuhan. Wahyu - Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga aku mendengar makhluk yang ketiga berkata Mari Dan aku melihat sesungguhnya ada seekor kuda hitam dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... ruangan maha suci--pembentukan tubuh Kristus-- Keluaran . Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak . Dan haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya dan seterusnya dua alas di bawah setiap ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Juli 2018 (Minggu Pagi)
    ... perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai saat Yesus datang kedua kali di awan permai. Matius Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Banyak kehidupan Kristen yang ketinggalan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 29 Juni 2018 (Jumat Sore)
    ... tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena kamu salah berdoa sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. 'kamu tidak menerima apa-apa' doa yang tidak dijawab. Jika doa didorong oleh keinginan dan hawa nafsu daging Tuhan tidak akan mengabulkan doa kita karena keinginan dan hawa nafsu daging hanya membawa ...
  • Ibadah Persekutuan Medan I, 22 Juni 2010 (Selasa Pagi)
    ... tanah dan tunggulnya mati di dalam debu . maka bersemilah ia setelah diciumnya air dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. . Tetapi bila manusia mati maka tidak berdayalah ia bila orang binasa di manakah ia Ajaran Saduki. Kisah Rasul . Sebab orang-orang Saduki mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 26 Maret 2011 (Sabtu Sore)
    ... menyelamatkan umat-Nya yaitu bangsa Israel dari dosa. Matius Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Jawab Yesus Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Sebagian dari Bangsa Israel keras hati dan menolak Yesus sehingga terbuka ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.