Kita
tetap membaca di dalam kitab Wahyu 1: 9-20, penglihatan Yohanes di
pulau Patmos =>
Wahyu 1: 9,
Aku, Yohanes, saudara dan
sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan
menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena
firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Jadi,
rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos dan ia mengalami sengsara
daging yang bukan karena ia berbuat jahat, tetapi karena Firman ALLAH
dan juga karena kesaksian YESUS.
Ada
dua macam sengsara daging yaitu:
- 1
Petrus 2: 20a,
Sebab
dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu
berbuat dosa?
Sengsara daging karena
berbuat dosa/berbuat jahat = pukulan/hajaran
dari TUHAN.
TUHAN memukul/menghajar kehidupan
kita yang berbuat dosa, supaya kita kembali kepada kebenaran
kesucian dan ini berarti TUHAN masih mengasihi. Ini maksud dari
TUHAN lewat hajaran/pukulan supaya kita kembali kepada kebenaran dan
kesucian.
- 1
Petrus 2: 19, 20b,
19.
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
20b.
Tetapi jika
kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu
adalah kasih karunia pada Allah.
Sengsara
daging karena kehendak TUHAN = karena Firman TUHAN dan kesaksian
YESUS = sengsara daging karena berbuat baik = kasih
karunia TUHAN.
Inilah dua macam sengsara daging.
Banyak
kali kita mengalami penderitaan tetapi penderitaan ini masih dibagi
dua yaitu:
- penderitaan
karena dosa, maka ini namanya pukulan/hajaran dan maksud dari TUHAN,
lewat pukulan dan hajaran adalah supaya kita kembali kepada
kebenaran dan kesucian. Tetapi yang kedua ini
- seperti
yang dialami oleh rasul Yohanes, ia dibuang ke pulau Patmos bukan
karena berbuat jahat sebab ada yang mengatakan bahwa pulau Patmos
ini menjadi tempat pembuangan bagi orang yang berbuat
jahat/penjahat. Tetapi rasul Yohanes dibuang karena Firman ALLAH dan
kesaksian YESUS = sengsara daging karena kehendak TUHAN = keran
berbuat baik = kasih karunia TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Di
bagian atas di dalam Wahyu 1: 9, saat rasul Yohanes dibuang ke pulau
Patmos, ia mengatakan
Aku, Yohanes, saudara
dan sekutumu
= persekutuan. Jadi, rasul Yohanes mengalami sengsara
daging karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS sehingga mendorong
untuk masuk dalam persekutuan yang benar dengan TUHAN/vertical dan
persekutuan yang benar dengan sesama/horizontal = salib.
Tetapi
kalau sengsara daging karena dosa, maka persekutuan itu akan tercerai
berai.
Jadi,
TUHAN ijinkan rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos (meski-pun sudah
ada Firman pengajaran yang benar dan juga ada kesaksian YESUS dan
urapan Roh.Kudus, tetapi mengapa dibuang ke pulau Patmos?) ini
seperti tidak ada pembelaan? Tetapi maksud dari TUHAN adalah supaya
masuk ke dalam persekutuan yang benar.
Mari,
bagi suami dan isteri! Mungkin sudah beribadah dan mendengarkan
Firman = sudah berada di dalam penggembalaan/tiga macam ibadah?
Tetapi mengapa diijinkan mengalami sengsara daging? Maksudnya supaya
kita masuk dalam persekutuan yang benar dengan TUHAN dan juga dengan
sesama, sehingga persekutuan antara suami dan istri menjadi semakin
erat/menjadi semakin menyatu. Demikian juga persekutuan kita di
gereja, menjadi semakin erat dan juga persekutuan antar gereja juga
menjadi semakin erat dengan adanya sengsara daging karena Firman dan
juga karena kesaksian YESUS.
Kita
akan membahas injil
Yohanes 15: 1-27, persekutuan yang benar
di gambarkan seperti carang yang melekat pada Pokok Anggur Yang
Benar.
Yohanes
15: 1-27,
ada
tiga macam persekutuan/hubungan yang benar yaitu:
- Yohanes
15: 1-8 => persekutuan
carang/ranting dengan Pokok Anggur Yang Benar
= persekutuan
kita dengan YESUS
=
persekutuan tubuh dengan Kepala.
Syaratnya:
Yohanes
15: 1-4,
1.
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap
ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak
berbuah.
3.
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
4.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal
pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku.
5.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Ay
1. Pengusahanya = Pembelanya = Pemeliharanya.
Inilah, persekutuan
ranting/carang dengan Pokok Anggur Yang Benar dengan syarat
carang/ranting harus melekat pada Pokok
Anggur Yang Benar = tinggal
di dalam Aku, artinya (dalam arti rohani ,
persekutuan kita dengan TUHAN):
- kita
harus tergembala pada Firman pengajaran yang benar/Pokok
=> pada mulanya adalah Firman (waktu yang lalu sudah diterangkan
=> YESUS adalah Yang sudah Ada sejak dulu yaitu Kepala =
Logos).
Firman pengajaran yang benar
adalah:
- tertulis
di dalam alkitab,
- diwahyukan/dibukakan
rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab. Jika ayat tidak menerangkan Firman, maka itu bukanlah
pembukaan Firman tetapi pengetahuan. Itu sebabnya kita jangan
salah, kalau ayat diterangkan dengan sejarah dllnya, maka itu
berarti pengetahuan. Semoga kita dapat mengerti.
Tergembala
pada Firman pengajaran yang benar = taat dengar-dengaran pada
Firman pengajaran yang benar. Jadi, kita tergembala bukan pada
gerejanya, bukan pada orangnya, tetapi pada Pribadi YESUS itulah
Firman pengajaran/makanan yang benar = kita taat dengar-dengaran
pada Firman pengajaran yang benar.
Di saat kita taat, maka
saat itulah kita mengalami penyucian => Yohanes 15: 3, Kamu
memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
Jadi, jika kita
taat pada Firman pengajaran yang benar, maka kita akan disucikan
oleh pengajaran yang benar seperti Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua yang menusuk hati dan pikiran dan kedua ini yang
harus disucikan.
Matius
15: 19,
Karena dari
hati timbul segala (1)pikiran
jahat, (2)pembunuhan,
(3)perzinahan,
(4)percabulan,
(5)pencurian,
(6)sumpah
palsu dan (7)hujat.
Pembunuhan
= kebencian.
Sumpah palsu = dusta.
Penyucian oleh Firman
pengajaran yang benar ini, dimulai dari penyucian hati dari tujuh
keinginan jahat dan keinginan najis. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati sebab:
- keinginan
jahat itu adalah keinginan akan uang membuat kita menjadi
kikir/tidak dapat memberi dan serakah/pencuri => merampas hak
orang lain dan juga
- keinginan
najis/jinah dll sampai berdusta/sumpah palsu.
- Kemudian
hujat = memfitnah, menjelek-jelekan orang sampai menghujat.
Kalau
di dalam ktb Wahyu 13, menghujat ini memang mulut dari antikrist
yang menghujat orang-orang suci, menghujat orang-orang benar dan
juga menghujat tabernakel/menghujat kemah suci = menghujat
pengajaran tabernakel. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
hati disucikan, maka seluruh kehidupan kita disucikan oleh
pengajaran yang benar sehingga kita dapat hidup di dalam kesucian.
Inilah carang yang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Kalau kita
melekat pada pengajaran yang benar, maka kita pasti akan hidup
suci, kalau tidak ada pengajaran yang benar, maka kita tidak dapat
hidup suci dihari-hari ini bahkan kita cenderung berbuat dosa.
Sebab akhir jaman ini, kembali seperti ke jaman Nuh dan jaman Lot,
semuanya sulit sekali.
Di jaman Nuh hanya delapan orang yang
selamat, demikian juga di jaman Lot, dari jumlah penduduk dari satu
kota, tinggal tiga orang yang selamat. Kita dapat membayangkan,
betapa sulitnya.
Dan untuk akhir jaman ini, hanya berapa
yang dapat bertahan? Untuk satu gereja ini, berapa yang dapat
bertahan? Sulit sekali, itu sebabnya ditekankan carang harus
melekat => ‘kamu tinggal di dalam Aku, Aku di dalam kamu’.
Kalau kita tidak melekat pada Pokok, maka kita tidak dapat berbuat
apa-apa ketika harus melawan dosa. Jangankan berbuah, untuk hidup
suci saja => tidak dapat kalau tanpa Pokok Yang Benar. Kita
jangan memberikan kesempatan sedikit- pun dengan berkata begini,
begitu, tetapi kita harus mantap tergembala pada pengajaran yang
benar. Semoga kita dapat mengerti.
- setia
dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai dengan karunia
Roh.Kudus dan jabatan pelayanan yang kita terima dari TUHAN.
Kita jangan terlepas sedikit-pun dari pengajaran dengan mau
mencampur aduk dengan pengajaran yang lain akan menjadi kering dan
ini berbahaya.
Jadi,
hubungan kita dengan YESUS hanyalah suci dan setia berkobar-kobar (a
& b). persekutuan kita yang benar dengan
YESUS adalah suci dan setia, kalau suci dan setia, pasti akan
berbuah sekali-pun kita adalah:
- ranting
yang sangat kecil (mungkin kita tidak memiliki ijazah, kalau toko
hanya memiliki modal yang sedikit.
- kata
orang, gereja kita kecil sekali, tetapi kalau kita hidup suci dan
setia berkobar-kobar, maka kita akan berbuah lebat.
- Jadi,
TUHAN tidak melihat besar dan kecilnya => bagi rekan-rekan
hamba-hamba TUHAN, tetapi yang TUHAN lihat adalah suci dan
setianya; dan juga bagi sidang jemaat, TUHAN tidak melihat besar
kecilnya ijazah dan juga besar kecilnya modal, yang TUHAN lihat
adalah suci dan setia.
Yohanes
15: 8,
Dalam hal
inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Murid
adalah pengajaran, mari kita pegang satu pengajaran saja seperti
carang yang melekat Pokok, jangan pegang pada dua/tiga pengajaran,
tetapi hanya satu itulah:
- Alkitab,
- pembukaan
Firman => ayat yang satu menerangkan ayat yang lain, supaya kita
menjadi suci dan setia dan akan berbuah banyak, sekali-pun kita
hanyalah ranting yang kecil, tetapi jika kita tergembala dengan
baik, maka kita pasti akan berbuah banyak/berbuah lebat.
Efesus
5: 9,
karena
terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran,
Berbuah
banyak/berbuah lebat yaitu:
- berbuah
kebaikan => hanya berbuat baik, tidak jahat = jangan membalas
kebaikan dengan kejahatan sampai membalas kejahatan dengan kebaikan
dan juga tidak merugikan orang lain,
- berbuah
keadilan => harus adil sebab kalau tidak adil = tidak berbuah
dan juga jangan memihak kepada sesuatu. Adil itu = memihak kepada
TUHAN. Seperti Firman TUHAN di Medan tentang perempuan yang
tertangkap basah sedang berbuat zinah dan ini berarti lelakinya
juga ditangkap. Tetapi yang dibawa hanya perempuannya saja dan ini
berarti tidak adil. Pihak lelaki itu jangan-jangan merupakan
kelompok dari imam-imam dan ahli taurat. Pada akhirnya perempuan
itu dibawa kepada YESUS dan YESUS berkata => ‘siapa yang tidak
berdosa boleh melempar batu’ dan semua orang pergi meninggalkan
perempuan itu dan ini berarti tidak ada yang benar. Dari yang
paling tua pergi karena tidak adil, itu sebabnya kita harus
berhati-hati; seringkali kita berbuat tidak adil, yang benar
menjadi salah dan yang salah menjadi benar karena memihak. Kami
para gembala yang paling riskan ketika harus menghadapi sidang
jemaat dan juga paling riskan menghadapi anak yang seringkali anak
berbuat salah, tetapi dibenarkan oleh kami. Kita harus
berhati-hati, sebab kalau tidak adil akan menjadi kering.
- berbuah
kebenaran => kita harus berusaha dan mohon kepada TUHAN jangan
ada yang tidak benar, dan kalau ada yang tidak benar, segera
tinggalkan apa-pun risikonya.
Sekali-pun
kita kecil, tetapi kalau kita hidup suci dan setia, maka kita akan
berbuah lebat yaitu buah kebaikan, buah keadilan dan juga buah
kebenaran, maka hasilnya ‘Bapa-Kulah Pengusaha-Nya’ artinya:
- kehidupan
kita dibela dan dipelihara oleh TUHAN dan juga
- dilindungi
oleh kemurahan TUHAN => kita kecil, tetapi kita hidup dari
kemurahan TUHAN Yang besar. Itu sebabnya kita jangan takut.
Bagi
sidang jemaat yang ada di Surabaya ini, saya sebagai gembala tidak
hidup dari sidang jemaat, kalau saya hidup dari sidang jemaat, saya
sudah tidak hidup sebab dulu waktu saya masih sekolah alkitab, saya
tidak memiliki sidang jemaat dan juga setelah lulus dari sekolah
alkitab saya juga tidak mempunyai sidang jemaat dan juga tidak
memiliki sponsor. Setelah beberapa tahun saya ditempatkan di tempat
yang menurut ukuran manusia sangat kecil sebab hanya terdiri dari
beberapa orang saja dan keuangan yang saya miliki, untuk ongkos
kendaraan saja tidak cukup sehingga saya tidak akan hidup kalau saya
hidup dari sidang jemaat. Kemudian saya diberi sidang jemaat yang
agak banyak, tetap sama saja sebab saya hidup dari kemurahan TUHAN
Yang besar/lebih besar dari apa-pun.
Demikian juga dengan
sidang jemaat yang memiliki gaji, toko dan juga memiliki perusahaan
=> ini hanya sarana sebab kita hidup hanya dari kemurahan TUHAN
Yang besar, asalkan:
- kita
memiliki hubungan/persekutuan yang baik dengan TUHAN,
- tergembala
dengan baik dan ini berarti bukan tergembala pada orang/pada
pendeta yang hebat dan juga pada gereja sebab kita akan rugi,
tetapi kita tergembala pada Pribadi YESUS Pokok Anggur Yang Benar =
pada Firman pengajaran yang benar sebab ini yang sanggup menyucikan
kita dan juga yang membuat kita setia. Di sinilah kita akan berbuah
banyak/berbuah lebat dan di situlah
‘Bapa-Ku lah Pengusahanya’ => kita betul-betul dibela,
dilindungi, dipelihara dan diberkati lewat kemurahan TUHAN = kita
hidup dari kemurahan TUHAN Yang besar sekali-pun kita kecil.
- Yohanes
15: 9-17,
=> persekutuan
carang dengan carang, ranting dengan ranting
= persekutuan
dengan sesama
= persekutuan
Tubuh Kristus.
Persekutuan
Tubuh Kristus ini dimulai dari:
- rumah
tangga/dari nikah, jika nikah sudah dapat menyatu, maka persekutuan
ini akan lebih membesar yaitu persekutuan dalam
- penggembalaan
di gereja masing-masing dan kalau di dalam penggembalaan kita ada
kelimpahan, maka dibawa keluar sehingga ada persekutuan
- antar
penggembalaan/antar kandang yang di dalam istilah kita adalah
kunjungan-kunjungan. Di jaman alm. bpk pdt In Juwono dan juga alm
bpk pdt Pong diistilahkan dengan PPI (Pekan Penyegaran Iman) sampai
nanti betul-betul terjadi persekutuan tubuh
- antara
Israel dengan kafir.
Inilah
persekutuan Tubuh itulah carang dengan carang dan juga ranting
dengan ranting, bagaimana syaratnya? Kalau syarat dengan TUHAN
adalah kita harus melekat pada Pokok Anggur Yang Benar = tergembala
pada pengajaran yang benar sehingga kita dapat hidup suci dan
setia.
Sekarang syarat persekutuan dengan sesama, apa syaratnya?
Di dalam nikah/persekutuan ranting dengan ranting harus ada Pokok
Anggur Yang Benar = harus memperhatikan Pokok pengajaran yang benar.
Banyak kali kita salah sebab berkata; yang penting kita dengan
sesama baik/kita bersekutu = ranting dengan ranting. Kalau ranting
dengan ranting bersekutu tidak ada Pokok Anggurnya maka itu berarti
ranting itu sudah berada di tanah atau berada di tempat sampah. Itu
sebabnya kita harus memperhatikan
Pokok-Nya/pengajaran yang benar dan bagi kaum muda, jika saudara
hendak menikah => oh, dia baik, saya selalu diperhatikan dan juga
dibelikan ini dan itu, tetapi jika tidak memiliki Pokok-Nya, maka
itu berarti berada di tempat sampah. Ranting sudah terlepas dari
Pokok, kemudian di sapu dan dibuang ke tempat sampah hanya untuk
dibakar dan menjadi kering. Jadi syaratnya, harus ada Pokok Anggur
Yang Benar = harus berdasarkan pengajaran yang benar.
Yohanes
15: 12,
Inilah
perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu.
Jadi, praktek
dari persekutuan Tubuh Kristus adalah saling
mengasihi seperti:
- suami
dan istri harus saling mengasihi, juga
- di
dalam penggembalaan di gereja, mari, saling mengasihi. Coba, tubuh
kita ini, tidak ada yang saling bermusuhan => sampai-pun ada
satu bagian tubuh yang berbuat salah kepada bagian tubuh yang lain,
seperti satu tangan menutup pintu sedangkan tangan yang lain masih
memegang pintu itu dan terjepit => tidak mungkin tangan yang
terjepit itu mengatakan untuk memotong tangan yang menutup pintu =>
tidaklah mungkin. Inilah saling mengasihi, kemudian
- antar
penggembalaan, juga saling mengasihi. Ini semuanya dapat terjadi,
kalau kita suci dan setia. Tetapi kalau kita tidak suci, tetapi
mengatakan saling mengasihi = berbohong = pura-pura mengasihi.
Untuk ini, termauk saya, semuanya harus dikoreksi. TUHAN tidak
dapat dikecoh oleh Yudas yang sekali-pun Yudas seorang yang hebat,
tetapi begitu Maria memecahkan botol minyak, segera Yudas berkata
=> ‘lebih baik diberikan kepada orang miskin’, ini terlihat
baik, tetapi sesungguhnya dibalik itu, Yudas seorang pencuri. Jadi,
ia pura-pura baik dan TUHAN tidak terkecoh, sebab harus suci dan
setia sehingga betul-betul murni/betul-betul kasih yang tulus
ikhlas. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi,
jika kita suci dan setia, maka kita dapat saling mengasihi =
mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas = tidak ada pamrih.
Semoga kita dapat mengerti.
Praktek
dari saling mengasihi:
- Matius
7: 12,
"Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
Isi
seluruh hukum taurat dan kitab para nabi = saling mengasihi. Apa
yang ingin orang perbuat kepada kita, tentunya perbuatan yang baik
=> kita berbuat baik terlebih dahulu kepada mereka dan apa yang
ingin orang katakan kepada kita => kita katakan terlebih dulu
kepada mereka. Jadi, kalau disingkatkan adalah kita
tidak merugikan orang lain.
Semoga kita dapat mengerti.
- 1
Timotius 1: 5,
Tujuan
nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati
nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Jadi,
saling mengasihi, praktek selanjutnya adalah saling
menasihati dengan kemurnian/tanpa pamrih, saling menegur dengan
kemurnian dan dengan iman yang tulus ikhlas/iman yang benar.
Iman itu dari mendengarkan Firman
pengajaran = berdasarkan pengajaran yang benar. Itu sebabnya, kita
jangan sembarangan memberi nasihat.
Satu waktu, ada suami
yang isterinya berselingkuh dan kehidupan itu datang kepada saya
dan berkata bahwa ‘saya jangan dicari lagi’, kemudian saya
bertanya ‘mengapa berkata begitu?’ suami itu berkata bahwa saya
sudah dinasihati oleh teman yang di luar TUHAN dan teman itu
berkata supaya saya harus membunuh istri dan teman itu berkata
kalau saya masuk penjara, maka ia yang akan menanggung semuanya
sebab saya berhutang budi kepadamu. Inilah nasihat tanpa pengajaran
yang benar? terlihat hebat => bunuh saja, nanti saya akan
menanggung semuanya => selesai! Terlihat hebat tetapi salah,
jadi harus berada di dalam pengajaran sehingga nasihat kita
betul-betul untuk menolong dan berdasarkan iman, sebab iman itu
kebenaran/pengajaran yang benar. Kita jangan sembarangan memberi
nasihat. Inilah bentuk dari saling mengasihi.
Kalau ada
suami/istri yang mungkin sudah menyimpang dllnya => mari! Kita
nasihati dan juga saling mendoakan. Atau ada sesama hamba TUHAN
yang salah, mari, saling menasihati. Kalau istri salah dan diikuti
=> tidak diberi nasihat, maka ini berarti tidak mengasihi bahkan
menjerumuskan seperti Adam yang istrinya jelas berbuat salah,
seharusnya ia menasihati dengan berkata itu salah, sebab pengajaran
yang benar mengatakan tidak boleh dimakan, tetapi kamu makan, ayo
bertobat dan kembali kepada TUHAN. Tentu semuanya akan selamat,
tetapi Adam mengikuti istrinya dan terbukti; waktu TUHAN bertanya
=> Adam, apakah engkau makan buah? Adam menjawab, perempuan itu
yang memberi = Adam tidak mengasihi sebab ia menunjuk ke
istrinya.Tetapi kalau kita memberi nasihat, sepertinya kita tidak
mengasihi, tetapi sesungguhnya untuk menolong dengan iman
berdasarkan pengajaran.
- Roma
13: 8, 9,
8.
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi
hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi
sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
9.
Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri,
jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul
dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri
Jadi, saling
mengasihi, yaitu jangan
berhutang, terutama hutang dosa.
Saling mengaku dan saling mengampuni = menyelesaikan dosa.
Saling
mengaku = kalau kita salah, maka kita harus mengaku kepada TUHAN
dan juga kepada sesama dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Kalau kita dipihak yang benar, kemudian yang salah mengaku kepada
kita, maka kita harus mengampuni dosa orang lain dan melupakannya =
dosa diselesaikan oleh Darah YESUS sehingga kita mengalami damai
sejahtera karena:
- kita
tidak merugikan orang lain,
- saling
menasihati sampai
- kita
menyelesaikan dosa dengan saling mengaku dan saling mengampuni
sehingga dosa diselesaikan dan kita mengalami damai sejahtera.
Mari,
ditambah lagi, tadi dibagian atas sudah diterangkan:
- hubungan
dengan TUHAN => kita harus suci dan setia sehingga kita dapat
berbuah lebat, tetapi sekali-pun berbuah lebat, tetapi belum
dipanen semuanya rontok, sehingga tidak ada gunanya sebab hal itu =
tidak berbuah. Itu sebabnya bukan hanya hubungan TUHAN yaitu suci
dan setia dan supaya buah tidak rontok, maka harus
- hubungan
dengan jemaat/dengan sesama => kita merasa damai.
Yohanes
15: 16,
Bukan kamu
yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.
Jadi,
jika kita hidup suci, setia + damai sejahtera = kita dapat berbuah
tetap/tidak gugur.
Tidak
gugur oleh:
- angin
pencobaan seperti Yudas yang gugur, sebenarnya ia sudah berbuah dan
sudah dipakai oleh TUHAN, tetapi ia gugur oleh angin pencobaan
dalam bentuk uang/keinginan akan uang dan juga tidak gugur oleh
- angin
pengajaran palsu. Yudas juga gugur oleh angin pengajaran palsu
sebab ia berfellow-ship secara diam-diam dengan imam-imam kepala
yang ajaran mereka sudah jelas berbeda. Itu sebabnya dibagian atas
sudah diterangkan bahwa persekutuan tubuh itu di mulai dari dalam
nikah, kemudian di dalam penggembalaan, kemudian dari kelimpahan di
dalam penggembalaan, mari kita bersama-sama, jangan
sembunyi-sembunyi. Saya selalu belajar dari alm. bpk.pdt. In Juwono
dan juga dari dari alm.bpk.pdt Pong untuk mengatakan kepada sidang
jemaat untuk meminta ijin dan juga memberi tahu kemana saya pergi
dan juga kapan saya akan kembali. Ini diperlukan supaya sidang
jemaat mengetahui dan tentunya masih ada kesalahan, tetapi saya
berusaha supaya semuanya menjadi terang dan semuanya mengetahui.
Jangan jemaat bertanya kemana perginya gembala, karena tidak ada
pada saat ibadah dan tidak ada yang mengetahuinya. Kita jangan
sembunyi-sembunyi => berbahaya!! Karena akan bertemu dengan
pengajaran palsu. Keinginan daging seperti keinginan akan uang,
kedudukan dengan pengajaran palsu ini bergandengan; kalau ada
keinginan, maka pengajaran palsu akan cepat masuk. Mari! Kita
jangan sampai gugur oleh angin pencobaan dan oleh angin pengajaran
palsu tetapi kita berbuah tetap. Jika kita tidak gugur tetapi sudah
berbuah tetap = seperti Yohanes yang bersandar di Dada YESUS,
sementara Yudas gugur. Semoga kita dapat mengerti.
Mari,
Firman pengajaran dan perjamuan suci di dalam ibadah pendalaman
alkitab merupakan kekuatan extra dari TUHAN supaya kita dapat
bertahan/berbuah tetap, tidak gugur menghadapi angin pencobaan
apa-pun dan juga untuk menghadapi angin pengajaran palsu, jangan
menjadi seperti Yudas.
Kebaktian umum, supaya kita dapat hidup
suci, setia dan berbuah, tetapi kalau kita gugur, maka tidak akan
ada artinya. Seperti Yohanes yang bersandar di Dada YESUS, sehingga
mati dan hidup kita berada di dalam Tangan TUHAN.
Yohanes
13: 23,
Seorang di
antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat
kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Terjemahan
lama
Seorang
dari antara murid-murid Yesus, yaitu yang dikasihi oleh Yesus,
bersandar di sebelah kanan-Nya.
Yohanes
21: 20-22,
20.
Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang
makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan,
siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21.
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan,
apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
22.
Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah
Aku."
Apakah seseorang
itu hidup atau mati, merupakan urusan dari TUHAN dan ini berarti
mati hidup kita berada di dalam Tangan TUHAN.
Luar biasa!! Mari, kita sungguh-sungguh mengejar persekutuan dengan
TUHAN dengan suci dan setia, kemudian persekutuan dengan sesama,
saling mengasihi, damai dan kita bersandar di Dada TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
Mati hidup kita berada di Tangan TUHAN,
sedangkan urusan kita hanya suci, setia, damai, maka semua urusan
mati hidup kita merupakan urusan TUHAN, inilah pelayan TUHAN. Bukan
hanya saya sebagai hamba TUHAN sepenuh, tetapi saudara-saudara yang
masih bekerja di dunia, tetapi sebagai pelayan TUHAN, semuanya sama
yaitu hidup suci, setia di dalam ibadah pelayanan dan damai
sejahtera, maka mati hidup menjadi urusan TUHAN, masa depan juga
merupakan urusan TUHAN. Yakinkan itu di dalam hati kita
masing-masing. Semoga kita dapat mengerti.
- Yohanes
15: 18-27,
judulnya adalah dunia membenci YESUS
dan murid-murid-Nya => hubungan/persekutuan
carang dengan dunia.
Jadi
hubungan dengan:
- TUHAN,
- Sesama,
tetapi juga
- Dunia.
Hubungan
ini juga harus dengan dunia ini, sebab kalau tidak ada hubungan,
berarti meninggal dunia sehingga tidak dapat kuliah, tidak dapat
sekolah, tidak dapat bekerja dlsbnya (sebab ini berhubungan dengan
dunia) tetapi semua terus tinggal di gereja.
Yohanes
15: 18, 25-27,
18.
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih
dahulu membenci Aku dari pada kamu.
25.
Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus
digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.
26.
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
27.
Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula
bersama-sama dengan Aku."
Sebanyak
tujuh kali disebut ‘membenci’ (saudara nanti mencari di rumah)
sampai membenci tanpa alasan => inilah dunia. Kalau gereja itu
saling mengasihi dan juga di dalam rumah tangga itu saling
mengasihi; tetapi sayang, dunia ini membenci sampai membenci tanpa
alasan. Ketika ditanya => mengapa kamu membenci? Dijawab bahwa
saya tidak tahu, yang penting saya ini membenci/tidak suka =>
tidak memberi alasan. Ini merupakan kebencian dari setan; tujuh kali
ini sempurna.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati, kalau
kita ditanya mengapa tidak senang? Dan dijawab => tidak tahu,
yang penting saya tidak senang = setan. Kalau masih ada alasan,
harus segera dicabut dan berdamai. Sebenarnya dunia yang membenci,
tetapi seringkali di dalam nikah, di gereja saling membenci dan ini
sangat disayangkan. Itu sebabnya hal seperti itu tidak boleh
terjadi, kalau kita Satu Pokok/kembali ke alkitab, maka tidak akan
pernah terjadi sebab semua akan hidup suci, setia sesuai dengan
jabatan masing-masing dan juga damai sejahtera, maka tidak akan
saling membenci tetapi saling mengasihi. Semoga kita dapat
mengerti.
Yohanes
16: 1, 2,
1.
"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan
menolak Aku.
2.
Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang
yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi
Allah.
Membunuh = menghadapi
aniaya sampai terjadi pembunuhan yang sesungguhnya. Itu sebabnya
kita yang ada di dalam ini, jangan saling membenci, sebab nanti akan
saling membunuh dan ini sudah dinubuatkan oleh alkitab di dalam
injil Matius 10 =>
- seorang
ayah akan membunuh anaknya,
- anak
membunuh ayahnya.
Ini
terjadi, di karenakan dari awalnya, ada rasa tidak suka tetapi
karena tidak diselesaikan, sehingga akan menjadi seorang pembunuh.
Kalau kita sudah menyelesaikan, tetapi tidak dianggap, maka itu
merupakan urusan kehidupan itu dengan TUHAN. Jadi, inilah hubungan
carang dengan dunia.
Dunia ini penuh
dengan:
- kenajisan,
kalau di dalam injil Lukas disebutkan, kembali seperti di jaman Nuh
dan jaman Lot.
- Kejahatan,
- penderitaan
dan kesulitan,
- kebencian
sampai kebencian tanpa alasan,
- aniaya
bahkan sampai pembunuhan.
Ini
semua bagaikan anggur pahit dan getir yang membuat manusia/anak
TUHAN pahit dan getir hidupnya. Waktu Lot menghadapi keadaan di
Sodom dan Gomora, ia mengatakan => jiwaku tersiksa dan ini
seperti meminum anggur yang pahit dan pada akhir jaman keadaan itu
kembali lagi dan kita akan menghadapi keadaan itu.
Sikap
kita adalah:
- kita
jangan ikut-ikutan seperti dunia yang berbuat jahat dan najis,
tetapi kita tetap mempertahankan hidup benar, suci, setia dalam
ibadah pelayanan dan damai sejahtera = tetap mempertahankan buah
yang lebat dan juga buah yang tetap
- jangan
terpengaruh oleh dunia tetapi tetap seperti carang yang melekat
pada Pokok Anggur = bersandar di Dada TUHAN.
Mengapa
TUHAN mengijinkan kita menghadapi penderitaan di dunia sekali-pun
kita suci, tidak bersalah/tidak berbuat dosa tetapi mengapa kita
menderita? Ini yang disebut dengan percikkan
darah dan jawabannya ada di 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
Salah
satu kasih karunia bagi bangsa kafir yaitu Roh
kemuliaan/Shekina Glory. Jadi, mengapa TUHAN
mengijinkan kita mengalami penderitaan di dalam dunia, sekali-pun
kita sudah hidup suci, setia berkobar-kobar, damai sejahtera dan
juga sudah bersandar di Dada TUHAN? Jawabannya supaya kita menerima
kasih karunia TUHAN yaitu Roh kemuliaan/Roh
Kudus dicurahkan di dalam kehidupan kita. Di
balik percikkan darah ada Shekina Glory.
Mari,
kita sungguh-sungguh sekarang ini, sebab manusia tanpa Roh.Kudus
seperti tanah liat/manusia darah daging => semuanya daging =>
tubuh, jiwa dan rohnya daging = seperti binatang buas sehingga
memerlukan Roh.kemuliaan/Roh.Kudus di dalam kehidupan kita. Semoga
kita dapat mengerti.
Karena
kita membutuhkan Roh.Kudus, maka lewat perjamuan suci, YESUS harus
pergi/mati, bangkit, naik ke surga untuk mencurahkan Roh.Kudus. Lewat
perjamuan suci, ada pencurahan Roh.Kudus/ada Roh.Kemuliaan sebab kita
mau menderita bersama YESUS. Semoga kita dapat mengerti.
Kegunaan
dari Roh.kemuliaan adalah:
- menjadi
penghibur bagi kita. memberi
penghiburan dan kekuatan extra/menguatkan kita sehingga kita
berbahagia di dalam penderitaan karena YESUS ini tidak ada rumusnya;
bagaimana mungkin kita menderita tetapi kita berbahagia, ini dapat
terjadi kalau kita memiliki Roh.Kudus. Kalau manusia daging, tidak
dapat menderita tetapi merasa berbahagia => 1
Petrus 4: 14, Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
Berbahagia
karena YESUS =
- kita
tidak kecewa,
- tidak
berputus asa,
- tidak
menolak TUHAN di dalam penderitaan,tetapi kita justru bersaksi.
Hubungan kita dengan dunia hanyalah satu yaitu kita bersaksi; kalau
di dalam tabernakel, pintu terluar itu/pintu gerbang => hubungan
dengan dunia hanyalah lewat pintu gerbang. Jangan keluar dan
mengikuti dunia, tetapi kita bersaksi untuk membawa mereka
masuk/membawa orang berdosa datang kepada TUHAN dan mendengarkan
injil keselamatan/Kabar baik/Firman penginjilan => percaya YESUS
dan diselamatkan. Bersaksi ini kalau dilanjutkan (di dalam
tabernakel) di pintu kemah => kita bersaksi tentang injil
kemuliaan. Itu sebabnya harus ada Roh.Kemuliaan supaya kita
bersaksi tentang injil kemuliaan/Kabar Mempelai/Firman pengajaran
kepada orang-orang yang sudah selamat supaya menjadi sempurna
seperti YESUS. Ini di pintu kemah, maksudnya jangan keluar dari
pintu kemah = tetap di dalam penggembalaan. Banyak penginjil dan
penyanyi di gereja yang salah, mereka tidak mau berada di dalam
kemah tetapi keluar kesana sini sehingga menjadi kering.
Penggembalaan ini merupakan pokok dan kalau ada kelimpahan, di bawa
keluar dan secepatnya kembali lagi ke dalam penggembalaan. Saya
tambahkan, kesaksian injil keselamatan dengan dunia, tetapi juga
penting injil kemuliaan di pintu kemah bagi orang-orang yang sudah
selamat supaya menjadi sempurna seperti YESUS dan masuk ke dalam
pembangunan Tubuh Kristus.
Inilah
kekuatan dari Roh.Kemuliaan yang memberi kekuatan untuk kita
bersaksi dan dipakai, tetapi jangan keluar dari penggembalaan;
buah-buahnya itu yang dibawa, jangan pohonnya yang dibawa. Semoga
kita dapat mengerti.
- mengadakan
mujizat/mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi
manusia yang rohani seperti YESUS.
Ini merupakan mujizat yang terbesar;
Roh kemuliaan membuat kita menjadi mulia.
Bagaimana manusia
daging dapat menjadi manusia rohani seperti YESUS? kita diubahkan
sampai menghasilkan buah-buah roh => inilah buah
anggur yang manis. Dibagian
atas disebutkan ada buah banyak/lebat, kemudian buah tetap, tetapi
jika rasanya tidak manis, apa gunanya? Sebab tanpa salib/tanpa Roh
kemuliaan, tidak akan ada buah yang manis, itu sebabnya harus ada
salib/harus ada penderitaan karena YESUS, supaya dapat berbuah
manis.
Galatia
5: 22, 23,
22.
Tetapi buah Roh ialah: (1)kasih,
(2)sukacita,
(3)damai
sejahtera, (4)kesabaran,
(5)kemurahan,
(6)kebaikan,
(7)kesetiaan,
23.
(8)kelemahlembutan,
(9)penguasaan
diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Kesembilan
buah roh ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
- Tiga
Gambar/Tabiat dari ALLAH Bapa => kasih, sukacita, damai
sejahtera. Dulu memang manusia dicipta sesuai dengan Gamba TUHAN,
tetapi dirusak oleh dosa, oleh dunia sehingga kehidupan itu menjadi
kecut pahit dan getir. Sekarang hendak dikembalikan oleh TUHAN
kepada yang manis yaitu Gambar dan Teladan dari ALLAH Bapa.
- Tiga
Gambar/Tabiat dari Anak ALLAH/YESUS => kesabaran, kemurahan dan
kebaikan.
- Tiga
Gambar/Tabiat dari ALLAH Roh.Kudus => kesetiaan, kelemah
lembutan dan penguasaan diri.
Ketiga
ini = kembali kepada ciptaan semula. Inilah kegunaannya penderitaan
bersama dengan YESUS supaya ada Roh kemuliaan/ada Roh. Kudus, sebab
kalau tanpa Roh Kudus/Roh kemuliaan, hanya binatang buas yang
merupakan gambar dari setan tri tunggal.
Dengan adanya Roh.Kudus,
kita dapat bertahan. Kita tidak mengomel, tidak menjelekan orang,
tidak putus asa dan juga tidak meninggalkan TUHAN, tetapi kita
bersaksi = mulai ada Gambar ALLAH dan kita dipakai oleh TUHAN. Dan,
Roh kemuliaan mengadakan mujizat secara rohani yaitu kita diubahkan
sehingga ada buah-buah yang manis.
Saya percaya kalau ada
mujizat secara rohani, pasti juga ada mujizat secara jasmani =>
Roh.Kudus/Roh kemuliaan mampu menghapus segala kemustahilan. Apa
saja masalah yang sulit sampai yang mustahil, diselesaikan oleh Roh
kemuliaan. Semoga kita dapat mengerti.
Mari, bagi kaum muda
dan juga yang sudah tua, siapa-pun kita, kalau ada Roh. Kudus
di dalam kita, mulai ada buah-buah
yang manis/buah-buah Roh sudah mulai ada yaitu kasih, sukacita
sehingga mujizat yang jasmani juga terjadi. Kita percaya, kalau kita
memetik buah yang manis, maka pertolongan-pertolongan TUHAN semakin
nyata. Anggur yang pahit dan yang kecut sudah diminum oleh TUHAN dan
kita diberi anggur yang manis. Pertolongan TUHAN makin nyata =
anggur yang manis kita cicipi. Buah anggur yang manis, kalau diperas
akan menjadi air anggur yang manis yang dapat dicicipi; itu sebabnya
kita jangan takut dengan salib/penderitaan bersama dengan YESUS.
Agar
carang dapat melekat pada Pokok, kita jangan takut:
- untuk
menderita seperti harus beribadah di dalam tiga macam ibadah pokok,
- harus
setia dan juga
- harus
suci.
Dan
juga untuk mengasihi sesama:
- kita
jangan takut untuk menderita,
- mungkin
kita gengsi untuk datang dan berdamai seperti istri harus datang
kepada suami dan ini banyak terjadi, tetapi suami harus datang
kepada istri, sudah mulai ada tanda tanya apakah suami berani datang
kepada istri? Kalau jemaat datang kepada gembala untuk berdamai =>
banyak!! Tetapi kalau gembala kepada jemaat, apakah gembala berani
kalau gembala bersalah? Belum tentu. Itu sebabnya kita jangan takut
kepada penderitaan supaya dapat berbuah manis dan juga supaya anggur
ini diperas untuk mendapatkan air anggur yang manis. Sehingga
mujizat secara rohani dan juga secara jasmani terjadi terjadi yaitu
kita mendapatkan pertolongan dari TUHAN dan kita sedang diperas.
Anggur yang asam diminum oleh YESUS di atas kayu salib dan anggur
yang manis diberikan kepada kita sedikit demi sedikt sampai TUHAN
berteriak => ‘sudah selesai’ dan YESUS-pun mati, maka semua
anggur yang pahit ditanggung oleh YESUS dan semua anggur yang manis
diberikan kepada kita mulai sekarang ini sampai kalau TUHAN datang
kembali kedua kalinya, kita dapat masuk perjamuan kawin Anak Domba
ALLAH dengan anggur yang manis. Tidak ada lagi air mata, tidak ada
setitik-pun apa yang pahit.
Rasul
Yohanes tidak ragu-ragu sekali-pun ia dibuang ke pulau Patmos, ia
bukanlah seorang penjahat, tetapi karena Firman ALLAH, karena
pengajaran dan juga karena urapan Roh. Kudus, ia rela supaya ia dapat
bersekutu dengan TUHAN dan juga bersekutu dengan sesama dan juga
dapat menjadi berkat bagi dunia yaitu dapat berbuah lebat, berbuah
tetap/tidak rontok seperti Yudas dan juga dapat berbuah anggur yang
manis. Sekali-pun ia harus diperas lagi, tetapi Yohanes rela sebab
TUHAN sudah meminum yang pahit dan yang manis TUHAN berikan kepada
kita sampai kita betul-betul menikmati nanti di awan-awan yang
permai, kita masuk ke perjamuan kawin Anak Domba dan tidak ada
sedikit-pun air mata dan juga tidak ada sedikit-pun yang pahit dan
kecut. Semuanya manis, berbahagia bersama dengan TUHAN
selama-lamanya.
TUHAN memberkati kita semuanya.1