Kita
masih melanjutkan pembahasan tema didalam Injil Lukas 24: 34.
Lukas
24: 34,
Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah
menampakkan diri kepada Simon."
Judul
atau temanya adalah “Sesungguhnya
Tuhan telah bangkit”.
“
Sesungguhnya”
--> benar-benar demikian atau sebenar-sebenarnya.
Ada
dua bukti utama/nyata bahwa YESUS
sudah bangkit yaitu
- Kubur
YESUS
kosong.
Kubur YESUS
kosong ini berarti mayat-Nya
sudah tidak ada lagi.
- YESUS
menampakkan Diri
kepada murid-murid.
Tadi
malam
kita sudah mempelajari
Lukas 24: 1-12
tentang kubur YESUS
yang kosong. Ada tiga pribadi yang berkaitan dengan kubur kosong
yaitu
(1)Maria
Magdalena,
(2)Simon
Petrus,
(3)Yohanes
(
Yohanes 20: 1-11).
Pada kesempatan hari ini, kita mempelajari
Lukas
24: 13-35
ini tentang
YESUS
menampakkan Diri
kepada dua murid di Emaus.
Lukas
34: 13-17,
13.
Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah
kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari
Yerusalem,
14.
dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan
mereka.
16.
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka
tidak dapat mengenal Dia.
17.
Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan
sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka
muram.
Ay16 --> “
sehingga mereka tidak dapat mengenal
Dia” --> mereka tidak dapat mengenal
YESUS
Yang
sudah bangkit.
Mereka
bercerita bahwa YESUS
orang Nazaret yang diharapkan, tetapi YESUS
mati dan tidak ada apa-apa lagi, sampai dengan sekarang. YESUS
menampakkan Diri
kepada dua murid di Emaus, tetapi dua murid ini dalam keadaan muka
muram (karena mereka tidak
dapat melihat YESUS
Yang
sudah bangkit).
Pada kesempatan ini
kita belajar tentang muka muram. Muka/wajah
muram ini berlawanan dengan wajah berseri-seri/bercahaya (lawan kata
dari kemuliaan).
Wajah
YESUS
diatas gunung bersinar-sinar bagaikan matahari = Wajah
dalam kemuliaan.
Pengertian
muka muram adalah
- Kita
belajar tentang muka muram dari Kain (belajar pada kaum
pria).
Kejadian
4: 4-7,
4.
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung
kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan
Habel dan korban persembahannya itu,
5.
tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu
hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
6.
Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu
muram?
7.
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi
jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu;
ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa
atasnya."
Ay 4 -->
“TUHAN mengindahkan Habel dan korban
persembahannya itu” --> sekarang ini
menunjuk ibadah pelayanannnya (tahbisannya).
Kain ini adalah
orang pertama yang mukanya muram.
Pengertian
dari
muka muram adalah: ibadah
pelayanan (tahbisan) yang tidak berkenan kepada TUHAN
= ibadah pelayanannya ditolak oleh TUHAN.
Kita
harus hati-hati! jangan pernah berkata “yang
penting kita melayani”, sebab dari cerita
Kain dan Habel peluangnya adalah 50% (yang satu diterima dan yang
satunya lagi ditolak oleh TUHAN).
Kita harus sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan. Jika ibadah
pelayanan kita ditolak, muka menjadi muram (tidak dapat
dipermuliakan).
Mengapa
ibadah pelayanan (tahbisan) Kain tidak berkenan
(“tidak
diindahkan oleh TUHAN”)?
- karena
tidak ada tanda kesulungan.
Dalam
kitab
Kejadian disebutkan Habel mempersembahkan anak sulung kambing
domba, tetapi Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah (tidak
ada kesulungan, tidak ada yang terbaik).
Tidak
ada tanda kesulungan artinya
- Yakobus
1: 18
Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman
kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak
sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Ay18
--> “firman kebenaran”
--> Firman
pengajaran yang benar.
Ibadah pelayanan (tahbisan) dengan
tanda kesulungan yaitu ibadah pelayanan berdasarkan Firman
pengajaran yang benar (komando yang benar), yang sanggup untuk
menyucikan dan mengubahkan hidup kita, sampai menjadi yang sulung
dari segala ciptaan-Nya. Menjadi sulung (yang utama) dari segala
ciptaan-Nya = kehidupan yang sempurna.
Jadi tahbisan yang
tidak ada tanda kesulungan ini berarti ibadah
pelayanan tanpa Firman
pengajaran yang benar, tanpa kesucian dan tanpa keubahan hidup
= muka muram (tetap manusia
daging).
Jika fellowship tanpa pengajaran yang benar, lebih
baik tidak perlu
datang dalam ibadah fellowship. Jika tanpa kesulungan akan ditolak
oleh TUHAN,
ini seperti ibadah pelayanan Kain yang ditolak oleh TUHAN
sehingga berbau busuk. Ibadah pelayanan Habel diterima oleh TUHAN
sehingga berbau harum. Demikian juga, bagi sidang jemaat yang
beribadah melayani di gereja masing-masing, jika tanpa pengajaran
yang benar, ini tidak akan ada artinya.
Muka muram artinya
banyak masalah,
dalam kesulitan, tidak dipermuliakan/
dipermalukan.
Jika Ibadah pelayanan tanpa Firman
pengajaran yang benar, tanpa kesucian dan tanpa keubahan hidup,
maka keluar masuk gereja
biasa saja, mukanya tetap muram.
- Roma
8: 23-25,
23.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita.
24.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang
dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih
mengharapkan apa yang dilihatnya?
25.
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita
menantikannya dengan tekun.
Ay
23 --> “tetapi kita yang
telah menerima karunia sulung Roh”
--> ada dorongan Roh Kudus.
Ay 25 -->
kita bisa mengharapkan supaya besok
menjadi sarjana,
besok mempunyai gereja besar, tetapi pengharapan tertinggi adalah
harus sampai menjadi sama dengan TUHAN
menjadi sempurna seperti Dia dan bisa menyambut kedatangan
YESUS.
Tahbisan
dalam tanda kesulungan yaitu:
-
tahbisan dalam urapan Roh Kudus dan
-
karunia-karunia Roh Kudus.
Jadi
tahbisan yang benar, ada
Firman
pengajaran dan juga
ada
urapan Roh Kudus.
Tahbisan
dalam urapan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus artinya tahbisan
yang mempunyai pengharapan untuk menjadi
sama mulia, sempurna seperti YESUS
(bukan hanya untuk mengharapkan uang, gereja besar, dapat
keuntungan dll).
Jika tahbisan didorong oleh daging
--> yang penting mendapatkan uang
(fellowship untuk mendapatkan uang). Apalagi kami sebagai
pembicara dalam fellowship, juga harus dikoreksi, supaya berada
dalam urapan Roh Kudus.
Saya
mengucap syukur kepada TUHAN
dan menghormati pendahulu kami, bpk.
pdt.
In Juwono,
bpk.
pdt
Pong Dongalemba yang sudah mendidik kami. Kemanapun
kita pergi
untuk menyampaikan Firman,
kita selalu membayar
sendiri semuanya, supaya bukan daging yang berbicara,
tetapi Roh Kudus lah yang
berbicara.
Kalau
mengharapkan yang belum kelihatan (kita mengharapkan kedatangan
YESUS
kedua kali dan kita mengharapkan menjadi sama dengan Dia dan saat
YESUS
datang kembali ke dua kali, kita akan bersama dengan Dia
selamanya), itu pasti dikerjakan dengan
ketekunan (ditandai dengan
ketekunan).
Kalau sebagai pemain musik berharap uang, saat
tidak memiliki
uang, tidak akan melayani (tidak tekun). Jika gembala berharap
uang dan berharap jemaat banyak, begitu melihat jemaat sedikit,
maka tidak akan tekun. Jika ada sesuatu dari daging yang
berbicara, maka tidak akan tekun. Kalau ada urapan Roh Kudus, kita
akan tekun sampai garis akhir.
Untuk menantikan TUHAN,
kita harus bertekun
terutama didalam ruangan suci = ketekunan
dalam kandang penggembalaan. Dahulu
rasul-rasul ini juga bertekun.
Kisah
Para Rasul 2: 41,
42,
41.
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa.
42.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
Tabernakel ini tidak
pernah hilang. Memang tabernakel yang dibangun Musa, alat-alat
yang jasmani sudah hancur semuanya, tetapi kurang lebih dalam
beberapa ribu tahun pada zaman rasul (hujan awal) muncul
tabernakel dalam arti yang rohani.
Musa
naik ke gunung
Sinai untuk menerima dua hal yaitu
petunjuk untuk membangun (1)
tabernakel dan (2)
dua loh batu. TUHAN
memerintahkan Musa untuk membuat kerajaan
surga di bumi itulah tabernakel. Lewat
pengajaran tabernakel, kita yang berada di
bumi yang penuh dengan kutukan dapat
bersuasanakan
surga. Tabernakel = miniatur kerajaan surga. Jadi tidak boleh ada
sedikitpun perbedaan dan
harus sama persis.
Ada tiga ruangan
didalam tabernakel yaitu
-
halaman.
-
ruangan
suci.
-
ruangan
maha suci (ada tabut perjanjian).
Percaya,
bertobat, baptisan air “tiga ribu
jiwa” (masuk di halaman), tetapi
setelah itu mau kemana? masuk ke ruangan
suci (ketekunan dalam ruangan suci).
Di
dalam ruangan suci ada tiga
macam alat:
-
Pelita emas -->
Pada zaman Musa, pelita emas ini dalam
wujud yang jasmani, dibuat dari tigapuluh
empat kilo
emas. Waktu zaman rasul-rasul
(hujan awal) ini menunjuk ketekunan dalam persekutuan. Sekarang
(hujan akhir) menunjuk ketekunan dalam ibadah raya (termasuk
persekutuan). Ini merupakan persekutuan dengan ALLAH
Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya.
Misalnya: ada yang
bermain musik, berkhotbah. Jika hari
Minggu berkhotbah, ada karunia yang ditambahkan, terlebih lagi
dalam ibadah persekutuan seperti semacam ini.
Bapak pdt
van
Gessel alm
menulis sangat jelas --> persekutuan yang benar merupakan
tempat persemaian yang subur bagi karunia-karunia. Persekutuan
yang benar: berdasarkan pengajaran yang
benar, ada Pokok
Yang
Benar.
Karunia-karunia menimbang roh sebagai gembala, bermain gitar dan
semua karunia akan dipertambahkan.
-
Meja roti sajian
--> jaman
gereja hujan awal menujuk ketekunan dalam
pengajaran dan pemecahan roti. Jaman
gereja hujan akhir menunjuk ketekunan
dalam ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci. Ini merupakan persekutuan dengan Anak
ALLAH
di dalam
Firman
pengajaran dan Korban
Kristus.
Mengapa pendalaman alkitab
dan perjamuan suci?
Pada meja roti sajian terdapat 12 roti
yang disusun menjadi dua susun (6-6). 66 ini menunjuk alkitab
= pengajaran yang benar.
Pada perjamuan suci. Roti
(“roti yang dipecah-pecahkan”)
adalah Tubuh
Kristus. Keluaran
25: 29 --> tentang meja roti
sajian.
Keluaran
25: 29,
Haruslah
engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang
dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat
semuanya itu dari emas murni.
Khusus
pada meja roti sajian (satu-satunya hanya ada di meja roti
sajian, sedangkan pada
alat yang lain tidak ada) ada
persembahan curahan
(anggur), ini menunjuk pada
Darah YESUS.
Jadi yang menunjuk perjamuan suci adalah meja roti sajian.
-
Medzbah dupa emas
--> jaman
gereja hujan awal menunjuk ketekunan
dalam doa. Zaman gereja hujan akhir
menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini merupakan
persekutuan dengan ALLAH
Bapa di dalam
kasih-Nya. Dalam Keluaran 30 di medzbah dupa emas tidak boleh ada
korban bakaran.
Jadi
inilah ketekunan dalam tiga macam ibadah. Manusia terdiri dari tiga
bagian juga (tubuh, jiwa, roh). Lewat ketekunan dalam kandang
penggembalaan, maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu dengan ALLAH
Tritunggal (seperti carang melekat pada Pokok
Anggur
Yang
Benar),
sehingga setan tidak ada tempat untuk menjamah
Jika carang
melekat pada Pokok
Anggur
Yang
Benar,
maka cepat atau lambat kita akan berbuah
manis. Itu sebabnya kita
jangan tidak bertekun!
Jika kita terus bertekun,
maka satu waktu pasti berbuah manis
dan setan
tidak dapat
menjamah itu berarti tenang. Kalau pohon sudah tenang (jangan
kesana sini), kita tinggal menunggu saja, nanti pasti akan berbunga
dan berbuah manis.
Kalau
orang muda, daging dengan segala keinginannya masih banyak. Kalau
orang tua, mungkin sudah malas dan seringkali kita juga
diganggu oleh ketuaan.
Tetapi
di dalam
kandang penggembalaan, daging dengan segala hawa
nafsu/keinginannya,
ketuaan dibendung, sehingga kita tetap setia berkobar-kobar dalam
ibadah pelayanan kepada TUHAN
sampai TUHAN
YESUS
datang kembali.
Habel
adalah seorang gembala, ini bukan berarti karena Kain seorang
petani, maka persembahannya tidak diterima oleh TUHAN.
Ibadah sistim
penggembalaan (kesulungan) itulah yang berkenan kepada TUHAN.
Jadi
tahbisan tanpa
ada tanda kesulungan adalah ibadah pelayanan tanpa
urapan Roh Kudus.
Jika tanpa
Roh Kudus, maka tidak ada penggembalaan, sebab Roh Kudus yang akan
memimpin kita kepada sistim
penggembalaan. Seperti bintang + Firman,
yang membawa
orang majus
ke kandang (kandang penggembalaan).
Jadi ibadah pelayanan
yang bukan dengan sistem
penggembalaan itu merupakan
ibadah tanpa
ada tanda kesulungan,
sehingga tidak berkenan kepada TUHAN
(“tidak diindahkan”)
= ditolak oleh TUHAN.
Jika tidak ada kesulungan, maka tidak ada kemanisan, sehingga
muka terus
muram.
- Karena
tidak ada kasih.
1
Yohanes 3: 11,
12,
11.
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu
bahwa kita harus saling mengasihi;
12.
bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh
adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Tadi
di dalam
kitab
Kejadian 4: 4-6
“Kain hatinya panas”.
Jadi tidak ada kasih itu hati panas,
yaitu penuh dengan iri hati, dendam, kepahitan, kebencian tanpa
alasan, sampai membunuh (seperti Kain membunuh Habel). Jika hati
panas, muka menjadi muram.
Jika pelayanan ditandai dengan kasih,
maka kita bisa saling mengasihi sesama dan mengasihi TUHAN
lebih dari semua.
Mengasihi TUHAN
lebih dari semua yaitu taat dengar-dengaran
pada Firman
pengajaran yang benar. Taat itu tidak dikurangi dan tidak
ditambahi. Jika alkitab
mengatakan
tidak boleh itu berarti tidak boleh. Contohnya:
Seperti Abraham yang taat kepada TUHAN
untuk menyembelih anaknya sendiri.
TUHAN
menilai pelayanan itu bukan dari kehebatan (bisa bangun gereja
besar dsb), bukan dari mujizat secara jasmani, tetapi diukur dari
ketaatan kepada Firman
pengajaran yang benar (sesuai alkitab).
Inilah ukuran dari TUHAN!
Matius
7: 21-23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
22 --> “bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?” --> inilah
mujizat-mujizat (pelayanan yang hebat).
Ay 23 --> “Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" --> Tadi
dalam 1 Yohanes 3:12
“Kain pembuat kejahatan”,
inilah jika tidak taat (tidak sesuai dengan Firman).
Ukuran
ibadah pelayanan yang berhasil (yang berkenan kepada TUHAN),
bukan hal-hal yang jasmani, tetapi taat dengar-dengaran pada Firman
pengajaran yang benar. Jika kita beribadah dan
melayani tetapi tanpa ketaatan pada
Firman
pengajaran yang benar = “pembuat
kejahatan” seperti Kain, sehingga ditolak
oleh TUHAN
“Enyahlah engkau”.
Tanpa ketaatan = tanpa kasih.
- Kita
belajar tentang muka muram dari ibu
Hana (belajar pada wanita).
1
Samuel 1: 15-18,
15.
Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan
yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan
tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan
TUHAN.
16.
Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena
besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."
17.
Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan
memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
18.
Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini
mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan
itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
Ay
15 --> Ibu Hana hidupnya benar dan baik, tetapi masih bersusah
hati (mukanya muram).
Pengertian kedua
muka muram yaitu Hana mukanya muram karena
nikah dan buah
nikahnya terganggu.
Ibu Hana nikahnya terganggu karena tidak dapat
memiliki
anak (mandul), sementara madunya sudah mengandung.
Biasanya
yang banyak terganggu nikah dan buah nikahnya adalah para hamba
Tuhan dan pejabat (sebab kesibukannya hampir sama). Hari-hari ini
banyak nikah yang bersusah hati, sakit hati, pikirannya stres,
karena gangguan dalam nikah.
Gangguan
dalam nikah yaitu
- Pertengkaran
dalam nikah.
- Kekerasan
dalam rumah tangga.
- Perselingkuhan.
- Sampai
perceraian.
Ini
semuanya yang membuat muka muram. Hamba-hamba Tuhan harus banyak
berdoa kepada TUHAN.
Saya
berulang-ulang bersaksi, ini bukan berbohong --> Saya-lah
hamba TUHAN
yang paling takut memiliki
anak. Maaf para hamba TUHAN
yang lebih tua dari saya, sebab saya banyak melihat anak dari
hamba TUHAN
yang diganggu, tetapi TUHAN
sudah mengaruniakan saya anak. Kita harus berjuang supaya nikah dan
buah nikah jangan terganggu.
Perhatikan
anak-anak hamba TUHAN/pelayan
TUHAN!
Jika orang tua dipakai TUHAN,
anak-anak jangan menjadi gangguan (jangan membuat hati susah, muka
muram). Jadi gangguan dalam buah nikah yaitu
anak-anak yang tidak taat dengar-dengaran, menjadi beban bagi orang
tua (terutama hamba TUHAN).
Hamba TUHAN
itu bebannya sangat berat, sebab menanggung semuanya, menanggung
dirinya sendiri, keluarganya, sidang jemaat. Jika ditambah anak yang
menjadi beban, bisa terjerembab. Kalau anak meringankan beban,
menjadi enak. Misalnya:
tanggungannya seratus
kilo,
anak kuat dua puluh
kilo,
sisanya tinggal delapan puluh
kilo.
- Kita
belajar tentang muka muram dari dua murid di Emaus.
Lukas
24: 19-22,
19.
Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa
yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di
depan seluruh bangsa kami.
20.
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan
Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
21.
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk
membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga
hari, sejak semuanya itu terjadi.
22.
Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami:
Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
Ay
21 --> “Padahal kami dahulu
mengharapkan” --> dahulu berharap,
tetapi sekarang YESUS
sudah tidak ada = ada kekecewaan (muka muram).
Pengertian
ketiga muka muram yaitu
hati yang
kecewa, putus asa, tidak percaya sampai meninggalkan
YESUS,
meninggalkan
pengajaran yang benar, meninggalkan
pelayanan yang benar, karena banyak masalah-masalah,
pencobaan-pencobaan.
Emaus
artinya sumber air panas. Jika terkena
panasnya pencobaan, banyak yang keluar dari pengajaran. Banyak
meninggalkan Firman
pengajaran yang benar, karena Firmannya
terlalu keras, Firmannya
terlalu lama, sehingga banyak yang keluar dari gereja.
Dulu
saya beberapa kali salah dalam berdoa. (1)Soal
tahbisan --> Pindahkan
saya TUHAN
dari Malang ke desa
itu (saya tidak mau lagi). (2)Saya
berdoa untuk memendekkan Firman TUHAN,
ajarilah saya menyampaikan Firman
pendek-pendek saja. Setelah itu saya datang ibadah fellow-ship
dengan bpk
pdt
Pong Dongalemba, ternyata Firmannya
persis seperti ini. Banyak yang mengatakan Firmannya
terlalu panjang, kalau dipendekkan
sedikit, banyak jiwa yang datang. Saat itu bpk
pdt
Pong bilang ”banyak
yang butuh Firman,
jadi pemberitaan Firman
sesuai kebutuhan
--> tidak dipendekkan dan tidak
dipanjangkan”.
Banyak kali, selama beberapa tahun saya
diundang di gereja yang mimbarnya ditulisi --> “paling maksimal
45 menit”. Saya berkhotbah satu
jam lima belas
menit, satu
jam tiga puluh
menit, tetapi masih diundang lagi, sampai akhirnya saya buka di
Surabaya. Ternyata mereka butuh Firman.
Yang diluar pengajaran, merasa Firmannya
kurang sampai menelepon-menelepon
saya, sedangkan kita yang berada
di dalam pengajaran sudah jenuh (minta
Firman
yang pendek). Inilah jawaban dari TUHAN.
Semuanya dari TUHAN -->
mau Firmannya
panjang atau pendek ini terserah TUHAN.
Jika meninggalkan YESUS
itu berarti kebinasaan untuk selamanya.
Inilah
tiga macam pengertian muka muram.
Tadi
sudah dijelaskan, muka muram karena:
- tahbisan
yang salah (tanpa Firman,
tanpa Roh Kudus, tanpa kasih). TUHAN
itu adalah Firman,
Roh Kudus. Pada mulanya adalah Firman.
Jadi Firman
terlebih dahulu, jika ada Firman,
maka ada Roh Kudus.
- muka
muram karena nikah dan buah nikah terganggu,
- muka
muram karena banyaknya masalah-masalah.
Saya
akan berbagi pengalaman sedikit, karena anak saya sudah agak besar.
Jadi waktu anak-anak masih kecil kita didik sungguh-sungguh, kalau
mengganggu di kebaktian jangan dibiarkan saja, sebab nanti kalau
sudah besar menjadi tidak baik. Dulu mungkin mengganggu, nanti akan
diganggu oleh setan dan menjadi monster. Mendidik agak keras
dibolehkan, sebab di dalam
alkitab
sampai dipukul dengan rotan. Kita kebanyakan salah, jika anak kecil
dipukul/dididik/dihajar, itu berarti
tidak ada kasih. Ini tidak demikian, jika
anak kecil berbuat salah
dan dibiarkan
saja,
itulah yang tidak ada kasih (jahat).
Nehemia
1: 1-
3,
1.
Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh,
ketika aku ada di puri Susan,
2.
datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan
beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang
Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang
Yerusalem.
3.
Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah
sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan
dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan
pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
Nehemia
2: 1-3,
1.
Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta,
ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat
anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih,
yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
2.
bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau
tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat
takut.
3.
Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana
mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku,
telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan
api?"Ayat 3 --> “
kalau
kota, tempat pekuburan nenek moyangku” -->
kota Yerusalem.
Keadaan orang yang
berwajah muram (iri hati/panas hati seperti
Kain, susah hati seperti Hana, kecewa seperti murid di Emaus) =
seperti keadaan tembok Yerusalem yang runtuh
dan pintu gerbangnya habis dimakan api.
Hati-hati
jangan bangga dan kecewa! Orang yang bangga
itu akan gampang kecewa, sebaiknya kita biasa-biasa
saja.
Amsal
24: 30,
31,
30.
Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak
berakal budi.
31.
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju,
dan temboknya sudah roboh.
Ay
30 --> pelayanan di ladang TUHAN
(ladang anggur) = pelayanan di Kabar
Mempelai.
Pelayanan di Kabar
Mempelai
seringkali sudah malas.
Tembok
runtuh (roboh) adalah tidak setia/malas dalam
jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, sehingga hidup dalam
suasana kutukan (terkena duri = muram terus). Penggembalaan dalam
Kabar
Mempelai
banyak temboknya sudah rubuh.
Misalnya:
gembala sudah tidak setia lagi. Jika gembala tidak setia, semuanya
akan runtuh.
Pintu
gerbangnya terbakar artinya meninggalkan
ibadah pelayanan karena mempertahankan sesuatu (mungkin karena
pekerjaan, sakit hati dll), terutama mempertahankan dosa/kesalahan.
Jika
yang salah dipertahankan dan pelayanannya dibuang,
ini
salah besar! Seringkali kita sepertinya
rendah hati, tetapi sebenarnya sombong (merasa tidak layak melayani
lagi). Jika kita tidak layak melayani maka harus mengaku dan
diampuni. Jadi dosanya lah yang dibuang dan pelayanannya tetap
dilanjutkan. Jika kita membuang pelayanan, maka pintu gerbangnya akan
hilang (hilang keselamatan) dan binasa untuk selamanya. Pintu gerbang
= keselamatan.
Lukas
24: 15,
16,
15.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan
mereka.
16.
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka
tidak dapat mengenal Dia.
Wajah
muram ini terjadi karena “
tidak bisa melihat
Yesus yang sudah bangkit” =
karena
tidak mengalami kuasa kebangkitan YESUS.
Jika ada wajah yang muram (tembok yang runtuh, pintu gerbang yang
terbakar), maka TUHAN
tidak akan membiarkan
kita, TUHAN
datang untuk menolong = kuasa kebangkitan TUHAN
menolong kita.
Lukas
24: 30-33,
30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi
Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32.
Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
33.
Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka
mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama
dengan teman-teman mereka.
Ay
33 --> “
Lalu bangunlah mereka dan terus
kembali ke Yerusalem” --> temboknya
tidak runtuh lagi, tetapi mereka bangun dan kembali ke Yerusalem.
Untuk
menolong kehidupan yang muka muram dan binasa, maka YESUS
menampilkan kuasa kebangkitan dalam dua wujud yaitu:
- Dalam
Lukas 24: 32
“Bicara soal Kitab
suci” jangan bicara soal lain. Apalagi
dalam fellowship ini, kalau kita mau bangun
dari keterpurukan, mulai dari pembicara
jangan bicara lain, tetapi bicara soal kitab suci (pengajaran yang
benar/pembukaan Firman).
Yang
pertama: Kuasa
kebangkitan dalam wujud menerangkan kitab suci
(bukan menerangkan lawakan dll). Kalau menerangkan lawakan dsb, maka
yang runtuh akan tambah tenggelam.
Kitab suci (alkitab)
= pembukaan Firman,
wahyu/ilham dari TUHAN
yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab
(menerangkan kitab suci). Seperti kita ini, dari tadi baca ayat
terus, bukan baca yang lain. Inilah yang sanggup menolong tembok
yang runtuh dan menolong apa saja yang terjadi, sampai dapat
bangun dan bangkit
lagi.
Saya minimal satu bulan satu sampai dua kali, nanti
bulan Juni ini ke Riau, ke Medan, bulan Juli di Malang. Ini bukan
hanya membangun bapak,
ibu,
saudara, tetapi nomor satu saya lah yang membutuhkan.
Ini
tergantung dari apa yang dibicarakan! Kalau
kita bicara soal kitab suci, maka
pelayanan akan bangun
dan bangkit.
Jika kita membicarakan
hal yang lain, maka yang sudah baik/benar
akan lebih runtuh, bukan hanya runtuh, bahkan sampai bumi terbuka
seperti Korah. Mari kita membicarakan
kitab suci,
baik di gedung pertemuan ini dsbnya.
Saya
masih sempat menikmati jaman
bpk
pdt
In Juono
alm
tahun 1986-1989. Sekalipun saya bukan fulltimer, tetapi saya sering
membantu
di jalan
Johor untuk menulis. Kalau saya kebelakang saya selalu mendengar “uh
Firmannya”,
tetapi sekarang tidak ada, melainkan --> “berapa ongkosnya”.
Saya meminta maaf, termasuk juga pada fellowship kita. Inilah
kekeliruan yang besar.
Kalau
kita pulang dari fellow-ship
dengan membawa
ongkos dll (hanya yang jasmani), maka yang rohani akan runtuh. Kalau
kita bawa kitab suci (Firman
pengajaran yang benar), maka yang rohani akan terbangun dan yang
jasmani ini hanya bonus (ini tidak mungkin tidak).
Saya
sebagai saksi, kalau dianggap sombong saya minta ampun. Sejak
sebagai pengerja, saya disuruh apapun oleh oom
Pong, tidak pernah diberikan uang. Saya disuruh khotbah, tetapi
tidak boleh menambil
kolekte. Waktu itu saya diutus khotbah ke Malang, saat mau masuk
peron terminal Arjosari, saya mencari uang seratus
rupiah dulu, dapat
masuk terminal saja itu sudah senang ( belum lagi masuk bis).
TUHAN-lah
yang menolong.
Mungkin pengalaman bapak
ibu
banyak juga seperti lapar,
tidak dapat
makan. Mari itu jadikan pijakan kita bahwa TUHAN
tidak pernah meninggalkan
kita. Selama ada kitab suci (pembukaan Firman),
TUHAN
tidak akan meninggalkan
kita.
Pembukaan Firman
(ayat menerangkan ayat) = Firman
pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua,
itulah yang membuat hati berkobar-kobar.
Jika wajah muram, hatinya “loyo” (tidak berkobar-kobar). Pagi
hari ini, biar hati kita berkobar-kobar, harus kembali kepada
pengajaran yang benar.
Maaf, karena ini sesuai dengan
pembukaan Lempin-El.
Para hamba TUHAN
yang saya hormati, Lempin-El
angkatan 1- 36
? mari
kembali kepada Firman
pengajaran yang benar, supaya Firman
ini dapat
meledak. Sudah berapa ribu lulusan Lempin-
El, dimana mereka
sekarang ini?
Dulu
saya mendengar kesaksian bpk
pdt
Y.S
Adi Wijaya, sekarang anak dan menantunya di Mojokerto. Setelah
bertemu oom
In Juwono,
beliau
di Lemah
Putro bersaksi --> “saya sudah lama meninggalkan pengajaran,
saya ketinggalan dengan teman saya pdt
In- Juwono,
tetapi sekarang saya akan mengejar dia dan kembali kepada
pengajaran”. Itulah kesaksian yang mendorong saya.
- Lukas
24: 30-31
30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
31.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi
Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
Yang
kedua: Kuasa
kebangkitan dalam wujud perjamuan suci (pemecahan
roti).
Jadi
urutan yang benar adalah mendengarkan
Firman
terlebih dahulu, berkobar-kobar, baru setelah itu ikut perjamuan
suci. Ditengah jalan mendengar Firman
pengajaran yang benar terlebih dahulu, hati dapat
berkobar-kobar,
setelah itu baru dapat
makan minum perjamuan suci. Itu
sebabnya kita jangan sembarangan!
Makan
minum perjamuan suci harus didorong oleh
pembukaan Firman
pengajaran yang benar, yang membuat hati kita berkobar-kobar. Jika
kita makan minum perjamuan suci tanpa dorongan Firman
pengajaran yang benar, maka dapat
menjadi:
- Kebanggaan
--> bukan
merendahkan diri, tetapi malah bangga.
- Kebiasaan
--> tidak
merasakan apa-apa.
- Kecelakaan/celaka
(ini berbahaya).
Banyak yang lemah dan mati = rohani lemah, pelayanan lemah, kering,
mati sampai binasa.
Jika
perjamuan suci didorong oleh Firman,
maka ada kekuatan baru.
Mungkin kita sebagai hamba TUHAN
agak sakit (sering pusing, kembung dsb), dengan adanya perjamuan
suci yang di
dorong oleh Firman
pengajaran, maka ada kekuatan baru dan tidak menyerah untuk
melayani. Perjamuan suci yang didorong oleh Firman
pengajaran yang benar membuat mata terbuka,
sehingga
- dapat
melihat Yesus yang bangkit dan kita bisa mengalami kuasa
kebangkitan.
- “Yesus
lenyap” (setelah dilihat, Yesus
hilang). “Yesus lenyap”
artinya YESUS
masuk didalam hati kita/
mendarah daging didalam kehidupan
kita.
- Jika
YESUS
masuk dalam hati, mendarah daging dalam hidup kita, maka segala
hati panas seperti Kain (iri hati, benci tanpa alasan), hati yang
susah seperti Hana, hati yang kecewa putus asa, juga
dilenyapkan dan wajah
kita berseri-seri (tidak muram
lagi).
Membenci
tanpa alasan =
tidak tahu salahnya tetapi sudah
berbicara kepada orang lain. Bapak pdt
Totaijs
menerangkan --> kalau mau mencabut perkataan ini,
sangat mengerikan
sebab seperti
naik ke lantai tujuh
atau-delapan dengan bawa bantal yang
berisi kapuk, lalu bantal dikoyak dengan
pisau dan isinya dibuang ke luar Jendela. Jadi kalau dapat
mengambil kapuk untuk dimasukkan
kembali ke dalam
bantal,
barulah
dapat
mencabut perkataan. Kita jangan sembarangan membenci
tanpa alasan, sebab
orang
lain yang sudah mendengarkan mungkin sudah tergeletak semuanya
(sudah runtuh temboknya).
Kita
pulang dari sini dengan wajah berseri-seri, sekalipun
memiliki banyak
masalah, tetapi kalau mata kita sudah
melihat Dia, pasti TUHAN
akan menolong
kita.
Mungkin kita belum ditolong oleh TUHAN,
tetapi wajah kita sudah berseri-seri. Wajah yang berseri-seri itu
selangkah lagi masuk pada wajah kemuliaan bersama TUHAN
dan akan bangun untuk
pergi ke Yerusalem.
Lukas
24: 33,
Lalu
bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka
mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama
dengan teman-teman mereka.
Kalau
hati sudah dijamah oleh kuasa kebangkitan YESUS,
maka hati yang panas, susah, kecewa
menjadi hati nurani yang baik dan bahagia, wajah berseri-seri, maka
kita akan bangun.
Bangun artinya
aktif dalam pembanguan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Pembangunan
Tubuh
Kristus:
- Di
mulai dari nikah rumah tangga. Kita
harus pikirkan ini! Tugas sebagai orang tua
menyekolahkan anak dsbnya
-->ini
masih terlalu kecil. Tugas terbesar adalah
masuk pembangunan Tubuh
Kristus. Apakah saya, istri, anak saya masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus?
inilah yang harus dipikirkan.
- Dalam
penggembalaan --> bukan hanya jemaat banyak, bisa membangun
gereja, jemaat diberkati -->
ini semua masih terlalu kecil, tetapi untuk
masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus.
- Dalam
fellow-ship
semacam ini, kalau hanya untuk memperbesar gereja, supaya ada jiwa
baru -->ini
juga masih terlalu
kecil, tetapi untuk masuk
dalam pembangunan Tubuh
Kristus.
Aktif
dalam pembanguan Tubuh
Kristus yang sempurna = membangun tembok Yerusalem yang runtuh
(Nehemia).
Kita
akan mempelajari
bagaimana pembangunan Tubuh
Kristus (pembangunan tembok Yerusalem yang runtuh)?
Sebelum membangun tembok
Yerusalem (pembangunan Tubuh Kristus) harus ada persiapannya.
Persiapan untuk
membangun tembok Yerusalem
-->
Nehemia
2: 17,18,
17.
Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita
alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu
gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok
Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
18.
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku
yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku,
berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan
sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.
Ay
17 --> “
Mari”
= ajakan. Nanti juga
ada “
Marilah”
sampai ajakan ke pesta nikah Anak
Domba.
“
supaya
kita tidak lagi dicela” =
tidak bercela sampai sempurna.
Ay
18 --> “
betapa murahnya tangan Allahku”
--> persiapan
membangun adalah kemurahan TUHAN.
Memiliki banyak
uang, banyak jemaat belum tentu dapat
mengadakan persekutuan satu
bulan sampai
dua kali, tetapi kalau ada kemurahan
TUHAN,
pasti bisa.
Persiapan
membangun adalah kita
menerima kemurahan TUHAN
yang besar terlebih dahulu (bukanlah menerima uang, ada sponsor).
Maafkan
rekan hamba TUHAN
--> oom
saya undang ke sini, nanti proposalnya
akan saya kirim. Saya bertanya
--> proposal untuk apa?
jika ada proposal untuk biaya-biayanya, saya tidak akan datang. Oom
Pong pernah mengatakan
--> kehidupan itu
sendiri tidak memiliki
iman, apanya yang mau dibangun?
Kalau ada iman, mari kita saling membangun. Yang luar biasa
adlah panitia di Papua (Manokwari),
padahal di tempat itu tidak
ada jemaat dan juga tidak
ada uangnya. Saat hotel
menagih dan
harus membayar
lima juta
terlebih
dulu, mereka dapat
membayar.
Kemurahan TUHAN
itu tidak dapat
dibeli dengan uang berapa
pun sebab
kemurahan
TUHAN
itu lebih besar dari apapun di dunia ini. Yang dipakai untuk
membangun rumah rohani adalah imam dan raja (1 Petrus 2).
Keluaran
19: 6,
Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah
semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Sebenarnya
yang layak menjadi imam dan raja untuk masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna adalah bangsa
Israel asli dan keturunannya. Secara jalur keturunan, kita (bangsa
kafir)
tidak dapat
dan tidak boleh masuk pembangunan Tubuh
Kristus, tetapi TUHAN
membuka
jalan lewat jalur kemurahan TUHAN
(belas kasih TUHAN)
yang besar seharga korban Kristus.
1
Petrus 2: 9,
10,
9.
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10.
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.
Ay
9 --> “
Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih” --> bangsa
kafir
menjadi bangsa yang terpilih.
“
imamat
yang rajani” = imam-imam dan raja-raja.
Ay
10 --> “
kamu, yang dahulu bukan umat Allah”
--> bangsa
kafir.
TUHAN
membuka jalan lewat jalur kemurahan TUHAN
Yang
besar, yang seharga Korban
Kristus (Darah
YESUS),
untuk mengangkat bangsa
kafir
menjadi imam-imam dan raja-raja, yang dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Imam dan raja itu
memiliki jabatan pelayanan dari TUHAN
dan karunia-karunia Roh Kudus. Jadi sesuaikan dulu jabatan pelayanan,
sebab ini tidak sembarangan.
Misalnya:
- Saya
memiliki banyak
uang,
hendak
membuka gereja dan mau menjadi gembala, ini kalau bukan jabatan dari
TUHAN,
tidak akan bisa.
- Saya
memiliki banyak
uang mau kesana kesini, mau mengadakan KKR, tetapi
kalau bukan jabatan dari TUHAN,
maka ini hanyalah
kumpul-kumpul sehingga tidak
ada artinya. Nanti akan terjadi pertengkaran-pertengkaran soal uang.
Jadi
kita harus menerima
dahulu kemurahan TUHAN
Yang
besar, lewat jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus.
Sikap
kita dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna yaitu "Kami
siap untuk membangun!"
(Nehemia 2: 18)
artinya:
- Setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN
(sesuai rencana TUHAN).
Maafkan saya akan bersaksi sedikit. Pagi
ini saya diingatkan oleh TUHAN
tentang dua
perkataan terakhir dari bpk
pdt
Pong Dongalemba saat hampir meninggal (tetapi saya tidak sadar waktu
itu): (1)Tentang
Paskah persekutuan . Beliau berkhotbah di
hotel
Westin waktu itu,
sekarang hotel
J.W.Marriot.
Beliau selalu mengadakan paskah
setiap
tahun di hotel
Westin, kemudian beliau
berkhotbah “ini Paskah terakhir”. Saya mendapatkan kemurahan di
hotel
Westin, kemudian beliau
memanggil saya
untuk mendampinginya
bersama istri dan anak saya, kemudian beliau
bertemu dengan saya, lalu bertanya --> ”Pak Wi, catatan-catatan
PPI lengkap?
sebab itu nanti akan berguna bagi kamu, itu harta mu nanti”. Saya
ingat paskah
persekutuan
terakhir harus dilanjutkan. (2)Tentang
Lempinel. Ini bukan ditepat-tepatkan, tetapi
tadi baru
teringat
beliau
berkata “Pak Wi kalau
Lempin- El
masih ada, kamu harus
sungguh-sungguh”, sebab saya waktu itu
mengajarnya pulang-pulang, saya mengajar hari Senin, lalu hari
Selasa pulang, karena saya harus berkhotbah.
Dua inilah, paskah
dan Lempin- El
dan pagi
ini sudah terealisasi.
Semoga TUHAN
memberikan kemurahan.
- Tidak
dapat
dihalangi oleh apapun.
- “dengan
sekuat tenaga” = dengan segenap tubuh,
jiwa, roh kita. Istilah Rasul Paulus “tidak
menghiraukan nyawa”, tadi malam istilah
Rasul Petrus “cucuran air mata”
/ “cucuran keringat”
/ “cucuran darah”.
- Tanpa
pamrih.
Jika
kita tidak setia, bosan, tidak seperti dulu lagi, asal-asalan
melayani, baik didalam nikah, penggembalaan, ini berarti sudah mulai
keluar dari kemurahan TUHAN.
Saya pernah bersaksi, dulu menjadi zangkoor di Lemah Putro.
Saya di depan
menyanyinya di podium,
baru dipanggil “zang” saya sudah lari ke depan. Baru pertama
melayani masih semangat, sesudah itu mau latihan zangkoor saja sudah
susah, bosan, lalu TUHAN
tegor. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati
kalau sudah bosan melayani, nanti akan najis. Jika keluar dari
kemurahan TUHAN
maka menjadi murahan. Biarlah Darah
YESUS
Yang
menolong kita.
Pelaksanaan
membangun.
Nehemia
3: 1 Maka
bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu
membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan
memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea,
menara Hananeel.
Ayat
1 --> “
membangun kembali pintu gerbang
Domba” --> pelaksanaannya adalah
membangun dulu pintu gerbangnya (bukan temboknya terlebih
dahulu dsbnya).
Pintu gerbang itu ada pintu gerbang kuda dan juga
ada pintu gerbang domba, tinggal memilih
yang mana?
kalau pintu gerbang kuda itu enak dapat
lari-lari ke sana sini. Kalau pintu gerbang domba itu ketat sekali
(tidak boleh ini dan tidak boleh itu).
Permulaan
pelaksanaan pembangunan Tubuh
Kristus adalah mulai dengan membangun pintu
gerbang domba (domba itu selalu tergembala).
Artinya
pembangunan Tubuh
Kristus harus dalam sistem penggembalaan baik secara kualitas maupun
kuantitas. Kita harus berada didalam kandang penggembalaan (ruangan
suci) = ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok. Jika kualitas terbangun, maka kuantitas juga
terbangun.
Waktu
saya diterjunkan di Malang saya sempat putus asa. Saya belum mengerti
sistemnya TUHAN (sistem
penggembalaan), saat itu mengapa belum ada baptisan, belum ada jiwa
yang bertambah. Saya masih single waktu itu, tetapi saya tidak sadar
kalau ibadah
pada hari
Selasa sudah ada jiwa yang bertambah, ibadah
hari
Kamis ada jiwa yang bertambah, bisa sekitar 70 %-80 % ibadah
hari
Selasa, Kamis sampai Minggu. Saya lupa waktu itu, harus
kualitas terlebih dahulu,
dikandang dahulu, jika sudah mantap, baru jiwa-jiwa lain akan datang.
Di
Jalan W.R. Supratman Surabaya juga begitu, awalnya dari
empat keluarga, yang 1 keluarga pindah ke
Malang. Dulu saya masih membawa Lempin-
El sebanyak
tiga puluh orang tiap kali kebaktian,
tetapi sekarang cuma bawa 2-3 orang Lempin-El,
sudah dijatah, karena sudah tidak ada tempat lagi.
Dari
tiga
macam ibadah dulu, kalau sudah mantap, pasti kuantitas akan
bertambah. Demikian juga, bagi sidang jemaat, kalau belum berada
di
ruangan suci
= belum mulai membangun. Jadi baik gembala
maupun sidang jemaat harus masuk dalam kandang penggembalaan. Jika
kualitas sidang jemaat sudah dibangun, maka pekerjaan dll merupakan
urusan-Nya TUHAN
(kuantitas pasti dibangun juga).
TUHAN
tidak pernah
menipu kita!
Perbedaan
pintu gerbang kuda dan pintu gerbang domba ada pada
lebarnya. Pintu gerbang kuda itu lebar
sekali, tetapi kalau pintu gerbang domba itu sempit. Pintu surga itu
sempit, tidak enak bagi daging.
Misalnya:
coba saja rekan gembala yang
harus berkhotbah tiga
macam ibadah dan di tambah
dengan ibadah kaum
muda, jadi empat
kali dalam seminggu. Ini tidak enak bagi daging, tetapi disitulah
kita menemukan kebahagiaan di
dalam TUHAN.
Dengan
sistem penggembalaan, maka kita akan
merasakan penampilan YESUS
Yang
sudah bangkit sebagai Imam Besar, Gembala Agung, untuk mengalahkan
segala halangan/rintangan baik dari luar dan dalam.
Misalnya:
kita membangun rumah dan gereja itu sudah berbeda.
Kalau membangun rumah biasa itu lebih mudah dan cepat. Kalau
membangun gereja, baru ijinnya saja sudah susah. Inilah halangan
secara jasmani, terlebih lagi dalam pembangunan Tubuh
Kristus.
Halangan
dari luar.
Nehemia
4: 3,
Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya:
"Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan
meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."
Halangan
dari luar: “
seekor anjing hutan meloncat”
atau serigala,
ini menunjuk:
- Antikrist
(serigala/binatang buas): tabiat daging (iri hati, marah, benci
tanpa alasan, fitnah, sampai menganiaya, bahkan sampai pembunuhan).
Pembunuhan karakter itu fitnah.
- Nabi
Palsu: ajaran-ajaran palsu seperti:
- Ragi
Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Hati-hati terhadap ragi
Farisi! Sekarang Ragi Farisi sedang melanda gereja TUHAN
bahkan homoseks dan lesbian harus diberkati di gereja.
Kawin sudah diberkati/diteguhkan
dihadapan TUHAN,
kemudian bercerai dan kawin lagi dengan yang lain,
dan sekarang ini pendeta
sudah ada yang mau
memberkati.Dulu tahun 2009 saya ke
Amerika, sebelum saya pulang, hamba TUHAN
dan anak TUHAN
di sana
minta didoakan, sebab RUU tentang homoseks dan lesbian mau
diresmikan. Jadi homoseks dan lesbian harus diberkati di gereja,
kalau pendeta tidak
mau memberkati,
maka pendetanya
yang ditangkap dan dipenjara. Di koran beberapa negara
sudah menyetujui homoseks dan lesbian untuk diberkati di gereja.
- Ajaran
babel (Wahyu 17: 5): yang dicari hanyalah kemakmuran daging,
hiburan daging di gereja tanpa penyucian oleh firman. Ajaran
Izebel (salah tahbisan): wanita
diperbolehkan mengajar dan memerintah laki-laki didalam nikah rumah
tangga, maupun didalam ibadah pelayanan.
Wahyu
2: 20,
Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel,
yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan
hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala.
Susunan
yang benar adalah laki-laki kepala dari
wanita dan YESUS
menjadi Kepala
dari laki-laki. Jika wanita mengajar dan memerintah laki-laki
(wanita menjadi kepala), maka laki-laki tidak menjadi kepala
sehingga YESUS
tidak menjadi Kepala,
melainkan ular lah yang menjadi kepala.
1
Timotius 2: 11-14,
11.
Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan
patuh.
12.
Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
13.
Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
14.
Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang
tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Ini
dikaitkan dengan “Adam dan Hawa” --> semua
buah pohon di taman, boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali
satu” artinya
wanita boleh melayani apa saja, tetapi hanya
satu yang tidak boleh yaitu mengajar dan memerintah laki-laki.
Hukum Taurat pun mengajarkan demikian dan ini sudah digenapkan
dalam perjanjian baru. Tentang wanita yang tidak boleh mengajar ini
banyak yang juga protes
tetapi biarlah TUHAN
Yang
menolong
kita.
Halangan
dari dalam yaitu berasal
dari dalam diri kita sendiri.
Yohanes
5: 2,
3,
2.
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam
bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3.
dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit:
orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang
menantikan goncangan air kolam itu.
Ay
2 --> “
Betesda”
--> rumah kemurahan.
Dipintu
gerbang domba hati-hati! dipenggembalaan
ternyata banyak orang yang sakit. Kalau dipenggembalaan banyak orang
sakit, maka fellow-shipnya
juga sakit (mencari kepentingan diri sendiri/kepentingan jasmani).
Begitu ada goncangan yang positif (berkat), saya nomor satu. Jika ada
goncangan negatif (YESUS
disalib), akan lari
duluan.
Halangan
dari dalam,
antara
lain:
- Buta
--> 2
Korintus 4: 3,
4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ayat
4 --> “cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus” --> Firman
pengajaran/Kabar
Mempelai.
Firman penginjilan/injil
keselamatan/susu: membawa orang berdosa
untuk percaya kepada YESUS,
bertobat dan diselamatkan = Kabar
Baik
(Amsal 25: 25). Firman penginjilan memberitakan YESUS
Yang
sudah datang pertama kali, mati di kayu salib.
Cahaya
Injil Kemuliaan: memberitakan YESUS
Yang
akan datang ke dua kali.
Banyak yang buta
(tidak dapat
melihat Kabar
Mempelai)
= tidak dapat
menerima Kabar
Mempelai
yang tajam, yang keras, yang lama. Ini bible study jadi lama.
Akibatnya: jika buta
melihat TUHAN/Firman
(Firman
itu Kepala),
maka buta dalam pelayanan. Buta dalam
pelayanan artinya tidak ada beban,
asal-asalan dalam melayani, tidak ada arah yang jelas, ini seperti
orang buta menuntun orang buta dan keduanya akan
masuk kedalam lubang.
Jadi harus
melihat pengajaran/cahaya injil terlebih dulu (melihat Pribadi
TUHAN
dulu), baru kita tahu apa yang harus kita lakukan. Melihat Teladan
Sang
Kepala
dulu, baru kita tahu mau melayani apa dan arahnya kemana.
- Timpang
yaitu mencampur pelayanan yang rohani dengan
yang jasmani.
Jika
kita melayani tetapi mendapatkan gaji dll, itu bukanlah
melayani TUHAN
(seperti bekerja di bank). Jika di
dalam TUHAN
=
pelayanan yang rohani saja, jangan dicampur yang jasmani.
Mencampur
pelayanan yang rohani dengan yang jasmani artinya
melayani dengan tujuan hanya untuk
mendapatkan hal-hal yang jasmani.
Saya
katakan kepada Lempin- El
--> jangan sampai masuk Lempin-
El karena tidak bisa masuk sekolah A,
tidak bisa kerja, lalu lebih baik masuk Lempin-
El. Jika seperti ini nanti akan menjadi
hamba TUHAN
yang timpang dan buta. Justru kita masuk LempiN-
El,
kita rela kehilangan yang jasmani. Terus
terang, saya masuk Lempin-El
itu, saya kehilangan
ijasah dan pekerjaan.
Jadi melayani TUHAN
=
apa yang kita miliki serahkan kepada TUHAN
bukan lagi mencari. Akibatnya jika timpang:
jika mencari yang jasmani, maka selalu bersungut-sungut, tidak
pernah puas, sampai akhirnya kepuasan dunia masuk di gereja.
Lebih celaka lagi jika pengajaran dicampur dengan pengetahuan.
- Lumpuh:
tidak aktif dalam pelayanan.
Lumpuh ini ditempat tidur = dosa
seks dan keuangan. Dua hal ini duet (najis dan jahat). Ini seperti
Eneas yang lumpuh
selama delapan
tahun. Eneas artinya yang terpuji.
Banyak orang yang terpuji (hamba TUHAN
ini paling dipuji) tetapi lumpuh, baik lumpuh soal nikah dsb.
Hati-hati
terhadap dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin
mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah yang
salah/yang hancur dipertahankan).
Anak-anak
hamba TUHAN
perhatikan, jangan menjadikan lumpuh
pelayanan dari
hamba-hamba TUHAN.
Kalau orang tua kita sudah tua, saat mau jalan
saja harus dipegang,
supaya cepat jalannya. Jadi anak-anak harus mendorong semuanya tetapi
jangan menjadi beban. Imam-imam jangan menjadikan pelayanan lumpuh
dengan adanya kenajisan.
Hati-hati
terhadap kejahatan = keinginan akan uang (kikir dan serakah).
Kikir
yaitu tidak bisa memberi. Serakah yaitu merampas haknya orang lain
(korupsi, hutang tidak bayar), terutama juga merampas hak-Nya TUHAN
(persepuluhan
dan persembahan khusus). Jika kikir dan serakah, maka lumpuh.Saya
bersyukur diajar oleh oom
Pong --> hamba TUHAN
jangan sampai berhutang.
Bagaimana
penyembuhannya?
diperlukan
kuasa kebangkitan untuk mengalahkan halangan dari dalam dan dari
luar.
Matius
15: 30,
Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa
orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi
yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan
mereka semuanya.
Dibawah
Kaki
YESUS
kita disembuhkan. Dalam Ibadah Persekutuan
Paskah I kemarin, kuasa kebangkitan membawa kita mengulurkan tangan
kepada TUHAN seperti:
- Ibu
Maria Magdalena percaya dan menyembah TUHAN,
- Petrus
mengulurkan tangan sampai mati,
- Kaum
Muda juga mengulurkan tangan (taat).
Pagi
hari ini,
kuasa kebangkitan membawa kita ke
tempat yang paling indah yaitu dibawah Kaki
Yesus. Mungkin kita banyak berusaha sendiri,
akhirnya lumpuh, timpang, buta. Pagi hari ini kalaupun kita sudah
lumpuh, buta, timpang, sudah tidak bisa apa-apa lagi baik jasmani,
rohani, nikah rumah tangga, maka kita harus datang dibawah Kaki
TUHAN.
Kuasa Firman
dan perjamuan suci = kuasa kebangkitan. Datang dibawah Kaki
TUHAN
itu dimulai dari pintu gerbang domba (tergembala).
Dibawah
Kaki
TUHAN
kita akan mengalami kesembuhan, penyucian dan dibawah Kaki
TUHAN
kita dapat
tersungkur menyembah Dia = hanya mengaku tanah liat.
Contoh-contoh
kehidupan yang mengaku tanah liat:
- Yunus
3: 6-9,
6.
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari
singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain
kabung, lalu duduklah ia di abu.
7.
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan
mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi
dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan
rumput dan tidak boleh minum air.
8.
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang
dilakukannya.
9.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling
dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak
binasa."
Yunus
4 : 11,Bagaimana
tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang
berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya
tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya
yang banyak?"
Raja
saja mengaku tanah liat, terlebih
lagi kita! Raja
Niniwe menghadapi dosa-dosa, sampai puncaknya dosa (dosa makan minum
dan kawin mengawinkan) dan menghadapi tidak bisa membedakan tangan
kanan dan kiri
(tidak dapat
membedakan mana yang
benar dan tidak benar). Terutama tidak dapat
membedakan pengajaran yang benar dan tidak benar (menganggap semua
sama saja atau ada sedikit perbedaan
saja). Inilah keadaan yang parah, sudah
membabi buta hidupnya. Ini soal rohani.
Raja
yang kaya dan hebat, tidak bisa menanggulangi/menghadapi masalah,
dosa sampai puncaknya dosa, sehingga ada ancaman hukuman dari TUHAN
(kebinasaan). Raja tidak bisa menyelesaikan
dosa artinya kepandaian
dan kekayaan tidak bisa menyelesaikan dosa-dosa.
Jalan
keluarnya: kita harus datang dibawah Kaki
TUHAN untuk
menyembah TUHAN
dengan puasa = merendahkan diri serendah-rendahnya dan hanya mengaku
tanah liat yang banyak kekurangan/dosa-dosa dan jika diampuni jangan
berbuat dosa lagi.
Apapun keadaan kita, mungkin
menghadapi
dosa sampai puncaknya dosa, menghadapi ancaman kebinasaan (hukuman
TUHAN),
masih ada tempat yang paling indah yaitu
dibawah Kaki
TUHAN
untuk
mengaku semua dosa-dosa dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi =
kita melunakkan Hati
TUHAN
sehingga
tidak terjadi hukuman, tetapi terjadi pemulihan.
Jangan putus asa, sebab masih ada
pemulihan. Lewat Firman
dan perjamuan suci ada pemulihan dibawah Kaki
TUHAN.
- Ayub
42: 5,
6,
5.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku
duduk dalam debu dan abu."
Ayub
menghadapi ujian habis-habisan.
Mungkin dalam
pelayanan, dan juga dalam
ekonomi, kita
habis-habisan seperti Ayub. Jadi tidak ada tempat lain, kecuali
dibawah Kaki
TUHAN,
kita menyembah TUHAN
dan mengaku serendah-rendahnya bahwa saya hanya tanah liat yang
tidak dapat
berbuat apa-apa
dan mencabut kebenaran diri sendiri.
Dosa Ayub adalah
kebenaran diri sendiri. Ayub ini kehidupan yang saleh, baik, jujur,
tetapi sayang masih ada kebenaran diri sendiri.
Ayub
32: 1,
2,
1.
Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub,
karena ia menganggap dirinya benar.
2.
Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia
marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari
pada Allah,
Jika kita
mengalami habis-habisan mungkin di
dalam ekonomi, pelayanan di
dalam apa saja, maka kita harus
merendahkan diri untuk mencabut kebenaran sendiri “aku
mencabut perkataanku”=
banyak perkataan yang salah.
Kebenaran
sendiri adalah:
- Menutupi
dosa dengan menyalahkan orang lain. Dia yang berbuat dosa, tetapi
tidak mengaku, malah menyalahkan orang lain. Kita menyalahkan orang
lain ini lewat perkataan, sebab itu harus
mencabut perkataan. Dosa kebenaran sendiri
ini sering tidak disadari.
- Menutupi
dosa dengan menyalahkan TUHAN
(menyalahkan Firman
pengajaran yang benar). Mungkin salah dalam tahbisan, tetapi malah
menyalahkan pengajaran. Tidak bisa sesuaikan dengan Firman
pengajaran, tetapi malah menyalahkan pengajaran.
- Kebenaran
diluar Firman
ALLAH.
Misalnya
ada YESUS
Seorang
Diri
di kayu salib mempertahankan Firman.
Itu bukanlah kebenaran sendiri, jangan salah! Biarpun Dia
sendiri tetapi kalau Dia
sama dengan Firman,
itu merupakan kebenaran dari TUHAN.
Sekali-pun seribu
sampai sejuta pendeta
berkumpul (koferensi), tetapi tidak cocok dengan Firman
(alkitab),
itulah kebenaran diri sendiri yang harus dicabut, supaya tidak
habis-habisan.
Akhirnya Ayub mencabut semuanya sehingga
terjadi pemulihan. Kalau kita berada di
bawah Kaki
TUHAN
dan mengaku hanya tanah liat, maka tanah liat akan mengalami kuasa
kebangkitan TUHAN
Sang Pencipta.
Hasilnya
adalah
- Ayub
mengalami pemulihan dobel, jasmani dan rohani dipulihkan oleh TUHAN.
- Tanah
liat dibentuk menjadi bejana kemuliaan.
Artinya kita dipakai
oleh TUHAN
untuk kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna = untuk memuliakan TUHAN
(jangan memalukan dan
memilukan TUHAN).
Siapapun
kita, jika ada bejana yang sudah rusak pun, masih bisa dipulihkan
dan ditolong oleh TUHAN.
- Tanah
liat dibentuk menjadi sempurna seperti Dia, menjadi ciptaan yang
semula.
Kejadian
1: 26a
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita,
Tanah
liat dibentuk oleh Sang Pencipta menjadi ciptaan baru, sempurna,
sama mulia, untuk layak menyambut kedatangan YESUS.
Ini mujizat terbesar
dan mujizat-mujizat yang lain juga akan
terjadi (ada kesembuhan).
Jangan
lari kemana-mana, tetapi datang
di
bawah Kaki
TUHAN.
Jika kita sudah tidak dapat
berbuat apa-apa:
- kemarin
kita ulurkan tangan kepada TUHAN,
- sekarang
berlututlah dibawah kaki TUHAN.
Biarlah kuasa kebangkitan-Nya yang bekerja pada tanah liat.
Untuk
menyelenggarakan ibadah Paskah Persekutuan ini saya tidak dapat
berpikir, semuanya protes karena dekat dengan ibadah yang di Malang,
tetapi saya bawa kebawah
Kaki
TUHAN.
Yang saya kaget, surat ijin belum ada sampai kemarin, karena dulu di
Malang sempat kami hampir batal karena masalah surat ijin, tetapi
dalam sekejap
saja pagi-pagi sudah selesai semuanya dan berjalan baik semuanya.
Jika
sudah habis-habisan, hancur-hancuran, nikah rumah tangga hancur,
anak-anak kita hancur dll, Seperti Raja Niniwe dan Ayub, biarlah
TUHAN
yang tolong dan pulihkan.
TUHAN
memberkati.k1