Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - The Empire Palace Surabaya

Kita masih melanjutkan pembahasan tema didalam Injil Lukas 24: 34.

Lukas 24: 34, Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."

Judul atau temanya adalah “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit”.
Sesungguhnya” --> benar-benar demikian atau sebenar-sebenarnya.

Ada dua bukti utama/nyata bahwa YESUS sudah bangkit yaitu

  1. Kubur YESUS kosong. Kubur YESUS kosong ini berarti mayat-Nya sudah tidak ada lagi.
  2. YESUS menampakkan Diri kepada murid-murid.

Tadi malam kita sudah mempelajari Lukas 24: 1-12 tentang kubur YESUS yang kosong. Ada tiga pribadi yang berkaitan dengan kubur kosong yaitu (1)Maria Magdalena, (2)Simon Petrus, (3)Yohanes (Yohanes 20: 1-11). Pada kesempatan hari ini, kita mempelajari Lukas 24: 13-35 ini tentang YESUS menampakkan Diri kepada dua murid di Emaus.

Lukas 34: 13-17,
13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14. dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.

Ay16 --> “sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia” --> mereka tidak dapat mengenal YESUS Yang sudah bangkit.

Mereka bercerita bahwa YESUS orang Nazaret yang diharapkan, tetapi YESUS mati dan tidak ada apa-apa lagi, sampai dengan sekarang. YESUS menampakkan Diri kepada dua murid di Emaus, tetapi dua murid ini dalam keadaan muka muram (karena mereka tidak dapat melihat YESUS Yang sudah bangkit).

Pada kesempatan ini kita belajar tentang muka muram. Muka/wajah muram ini berlawanan dengan wajah berseri-seri/bercahaya (lawan kata dari kemuliaan).

Wajah YESUS diatas gunung bersinar-sinar bagaikan matahari = Wajah dalam kemuliaan.

Pengertian muka muram adalah

  1. Kita belajar tentang muka muram dari Kain (belajar pada kaum pria).
    Kejadian 4: 4-7,
    4. Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
    5. tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
    6. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
    7. Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

    Ay 4 --> “TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu” --> sekarang ini menunjuk ibadah pelayanannnya (tahbisannya).
    Kain ini adalah orang pertama yang mukanya muram.

    Pengertian dari muka muram adalah: ibadah pelayanan (tahbisan) yang tidak berkenan kepada TUHAN = ibadah pelayanannya ditolak oleh TUHAN.
    Kita harus hati-hati! jangan pernah berkata “yang penting kita melayani”, sebab dari cerita Kain dan Habel peluangnya adalah 50% (yang satu diterima dan yang satunya lagi ditolak oleh TUHAN). Kita harus sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan. Jika ibadah pelayanan kita ditolak, muka menjadi muram (tidak dapat dipermuliakan).

    Mengapa ibadah pelayanan (tahbisan) Kain tidak berkenan (“tidak diindahkan oleh TUHAN”)?


    • karena tidak ada tanda kesulungan.
      Dalam kitab Kejadian disebutkan Habel mempersembahkan anak sulung kambing domba, tetapi Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah (tidak ada kesulungan, tidak ada yang terbaik).

      Tidak ada tanda kesulungan artinya


      1. Yakobus 1: 18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

        Ay18 --> “firman kebenaran” --> Firman pengajaran yang benar.
        Ibadah pelayanan (tahbisan) dengan tanda kesulungan yaitu ibadah pelayanan berdasarkan Firman pengajaran yang benar (komando yang benar), yang sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan hidup kita, sampai menjadi yang sulung dari segala ciptaan-Nya. Menjadi sulung (yang utama) dari segala ciptaan-Nya = kehidupan yang sempurna.

        Jadi tahbisan yang tidak ada tanda kesulungan ini berarti ibadah pelayanan tanpa Firman pengajaran yang benar, tanpa kesucian dan tanpa keubahan hidup = muka muram (tetap manusia daging).

        Jika fellowship tanpa pengajaran yang benar, lebih baik tidak perlu datang dalam ibadah fellowship. Jika tanpa kesulungan akan ditolak oleh TUHAN, ini seperti ibadah pelayanan Kain yang ditolak oleh TUHAN sehingga berbau busuk. Ibadah pelayanan Habel diterima oleh TUHAN sehingga berbau harum. Demikian juga, bagi sidang jemaat yang beribadah melayani di gereja masing-masing, jika tanpa pengajaran yang benar, ini tidak akan ada artinya.

        Muka muram artinya banyak masalah, dalam kesulitan, tidak dipermuliakan/ dipermalukan. Jika Ibadah pelayanan tanpa Firman pengajaran yang benar, tanpa kesucian dan tanpa keubahan hidup, maka keluar masuk gereja biasa saja, mukanya tetap muram.


      2. Roma 8: 23-25,
        23. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
        24. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
        25. Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

        Ay 23 --> “tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh” --> ada dorongan Roh Kudus.
        Ay 25 --> kita bisa mengharapkan supaya besok menjadi sarjana, besok mempunyai gereja besar, tetapi pengharapan tertinggi adalah harus sampai menjadi sama dengan TUHAN menjadi sempurna seperti Dia dan bisa menyambut kedatangan YESUS.

        Tahbisan dalam tanda kesulungan yaitu:


        • tahbisan dalam urapan Roh Kudus dan
        • karunia-karunia Roh Kudus.


        Jadi tahbisan yang benar, ada Firman pengajaran dan juga ada urapan Roh Kudus.

        Tahbisan dalam urapan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus artinya tahbisan yang mempunyai pengharapan untuk menjadi sama mulia, sempurna seperti YESUS (bukan hanya untuk mengharapkan uang, gereja besar, dapat keuntungan dll).

        Jika tahbisan didorong oleh daging --> yang penting mendapatkan uang (fellowship untuk mendapatkan uang). Apalagi kami sebagai pembicara dalam fellowship, juga harus dikoreksi, supaya berada dalam urapan Roh Kudus.

        Saya mengucap syukur kepada TUHAN dan menghormati pendahulu kami, bpk. pdt. In Juwono, bpk. pdt Pong Dongalemba yang sudah mendidik kami. Kemanapun kita pergi untuk menyampaikan Firman, kita selalu membayar sendiri semuanya, supaya bukan daging yang berbicara, tetapi Roh Kudus lah yang berbicara.
        Kalau mengharapkan yang belum kelihatan (kita mengharapkan kedatangan YESUS kedua kali dan kita mengharapkan menjadi sama dengan Dia dan saat YESUS datang kembali ke dua kali, kita akan bersama dengan Dia selamanya), itu pasti dikerjakan dengan ketekunan (ditandai dengan ketekunan).

        Kalau sebagai pemain musik berharap uang, saat tidak memiliki uang, tidak akan melayani (tidak tekun). Jika gembala berharap uang dan berharap jemaat banyak, begitu melihat jemaat sedikit, maka tidak akan tekun. Jika ada sesuatu dari daging yang berbicara, maka tidak akan tekun. Kalau ada urapan Roh Kudus, kita akan tekun sampai garis akhir.

        Untuk menantikan TUHAN, kita harus bertekun terutama didalam ruangan suci = ketekunan dalam kandang penggembalaan. Dahulu rasul-rasul ini juga bertekun.

        Kisah Para Rasul 2: 41, 42,
        41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
        42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

        Tabernakel ini tidak pernah hilang. Memang tabernakel yang dibangun Musa, alat-alat yang jasmani sudah hancur semuanya, tetapi kurang lebih dalam beberapa ribu tahun pada zaman rasul (hujan awal) muncul tabernakel dalam arti yang rohani.

        Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima dua hal yaitu petunjuk untuk membangun (1) tabernakel dan (2) dua loh batu. TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat kerajaan surga di bumi itulah tabernakel. Lewat pengajaran tabernakel, kita yang berada di bumi yang penuh dengan kutukan dapat bersuasanakan surga. Tabernakel = miniatur kerajaan surga. Jadi tidak boleh ada sedikitpun perbedaan dan harus sama persis.

        Ada tiga ruangan didalam tabernakel yaitu


        • halaman.
        • ruangan suci.
        • ruangan maha suci (ada tabut perjanjian).


        Percaya, bertobat, baptisan air “tiga ribu jiwa” (masuk di halaman), tetapi setelah itu mau kemana? masuk ke ruangan suci (ketekunan dalam ruangan suci).
        Di dalam ruangan suci ada tiga macam alat:


        • Pelita emas --> Pada zaman Musa, pelita emas ini dalam wujud yang jasmani, dibuat dari tigapuluh empat kilo emas. Waktu zaman rasul-rasul (hujan awal) ini menunjuk ketekunan dalam persekutuan. Sekarang (hujan akhir) menunjuk ketekunan dalam ibadah raya (termasuk persekutuan). Ini merupakan persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya.

          Misalnya: ada yang bermain musik, berkhotbah. Jika hari Minggu berkhotbah, ada karunia yang ditambahkan, terlebih lagi dalam ibadah persekutuan seperti semacam ini.

          Bapak pdt van Gessel alm menulis sangat jelas --> persekutuan yang benar merupakan tempat persemaian yang subur bagi karunia-karunia. Persekutuan yang benar: berdasarkan pengajaran yang benar, ada Pokok Yang Benar. Karunia-karunia menimbang roh sebagai gembala, bermain gitar dan semua karunia akan dipertambahkan.


        • Meja roti sajian --> jaman gereja hujan awal menujuk ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti. Jaman gereja hujan akhir menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini merupakan persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan Korban Kristus.

          Mengapa pendalaman alkitab dan perjamuan suci? Pada meja roti sajian terdapat 12 roti yang disusun menjadi dua susun (6-6). 66 ini menunjuk alkitab = pengajaran yang benar. Pada perjamuan suci. Roti (“roti yang dipecah-pecahkan”) adalah Tubuh Kristus. Keluaran 25: 29 --> tentang meja roti sajian.

          Keluaran 25: 29, Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.

          Khusus pada meja roti sajian (satu-satunya hanya ada di meja roti sajian, sedangkan pada alat yang lain tidak ada) ada persembahan curahan (anggur), ini menunjuk pada Darah YESUS. Jadi yang menunjuk perjamuan suci adalah meja roti sajian.


        • Medzbah dupa emas --> jaman gereja hujan awal menunjuk ketekunan dalam doa. Zaman gereja hujan akhir menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini merupakan persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya. Dalam Keluaran 30 di medzbah dupa emas tidak boleh ada korban bakaran.


      Jadi inilah ketekunan dalam tiga macam ibadah. Manusia terdiri dari tiga bagian juga (tubuh, jiwa, roh). Lewat ketekunan dalam kandang penggembalaan, maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu dengan ALLAH Tritunggal (seperti carang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar), sehingga setan tidak ada tempat untuk menjamah

      Jika carang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar, maka cepat atau lambat kita akan berbuah manis. Itu sebabnya kita jangan tidak bertekun! Jika kita terus bertekun, maka satu waktu pasti berbuah manis dan setan tidak dapat menjamah itu berarti tenang. Kalau pohon sudah tenang (jangan kesana sini), kita tinggal menunggu saja, nanti pasti akan berbunga dan berbuah manis.
      Kalau orang muda, daging dengan segala keinginannya masih banyak. Kalau orang tua, mungkin sudah malas dan seringkali kita juga diganggu oleh ketuaan. Tetapi di dalam kandang penggembalaan, daging dengan segala hawa nafsu/keinginannya, ketuaan dibendung, sehingga kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sampai TUHAN YESUS datang kembali.

      Habel adalah seorang gembala, ini bukan berarti karena Kain seorang petani, maka persembahannya tidak diterima oleh TUHAN. Ibadah sistim penggembalaan (kesulungan) itulah yang berkenan kepada TUHAN.

      Jadi tahbisan tanpa ada tanda kesulungan adalah ibadah pelayanan tanpa urapan Roh Kudus. Jika tanpa Roh Kudus, maka tidak ada penggembalaan, sebab Roh Kudus yang akan memimpin kita kepada sistim penggembalaan. Seperti bintang + Firman, yang membawa orang majus ke kandang (kandang penggembalaan).

      Jadi ibadah pelayanan yang bukan dengan sistem penggembalaan itu merupakan ibadah tanpa ada tanda kesulungan, sehingga tidak berkenan kepada TUHAN (“tidak diindahkan”) = ditolak oleh TUHAN. Jika tidak ada kesulungan, maka tidak ada kemanisan, sehingga muka terus muram.


    • Karena tidak ada kasih.
      1 Yohanes 3: 11, 12,
      11. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
      12. bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

      Tadi di dalam kitab Kejadian 4: 4-6Kain hatinya panas”. Jadi tidak ada kasih itu hati panas, yaitu penuh dengan iri hati, dendam, kepahitan, kebencian tanpa alasan, sampai membunuh (seperti Kain membunuh Habel). Jika hati panas, muka menjadi muram. Jika pelayanan ditandai dengan kasih, maka kita bisa saling mengasihi sesama dan mengasihi TUHAN lebih dari semua.

      Mengasihi TUHAN lebih dari semua yaitu taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar. Taat itu tidak dikurangi dan tidak ditambahi. Jika alkitab mengatakan tidak boleh itu berarti tidak boleh. Contohnya: Seperti Abraham yang taat kepada TUHAN untuk menyembelih anaknya sendiri.
      TUHAN menilai pelayanan itu bukan dari kehebatan (bisa bangun gereja besar dsb), bukan dari mujizat secara jasmani, tetapi diukur dari ketaatan kepada Firman pengajaran yang benar (sesuai alkitab). Inilah ukuran dari TUHAN!

      Matius 7: 21-23,
      21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
      22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
      23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

      Ay 22 --> “bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” --> inilah mujizat-mujizat (pelayanan yang hebat).
      Ay 23 --> “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" --> Tadi dalam 1 Yohanes 3:12Kain pembuat kejahatan”, inilah jika tidak taat (tidak sesuai dengan Firman).

      Ukuran ibadah pelayanan yang berhasil (yang berkenan kepada TUHAN), bukan hal-hal yang jasmani, tetapi taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar. Jika kita beribadah dan melayani tetapi tanpa ketaatan pada Firman pengajaran yang benar = “pembuat kejahatan” seperti Kain, sehingga ditolak oleh TUHAN “Enyahlah engkau”. Tanpa ketaatan = tanpa kasih.


  2. Kita belajar tentang muka muram dari ibu Hana (belajar pada wanita).
    1 Samuel 1: 15-18,
    15. Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.
    16. Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."
    17. Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
    18
    . Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.

    Ay 15 --> Ibu Hana hidupnya benar dan baik, tetapi masih bersusah hati (mukanya muram).

    Pengertian kedua muka muram yaitu Hana mukanya muram karena nikah dan buah nikahnya terganggu. Ibu Hana nikahnya terganggu karena tidak dapat memiliki anak (mandul), sementara madunya sudah mengandung.

    Biasanya yang banyak terganggu nikah dan buah nikahnya adalah para hamba Tuhan dan pejabat (sebab kesibukannya hampir sama). Hari-hari ini banyak nikah yang bersusah hati, sakit hati, pikirannya stres, karena gangguan dalam nikah.

    Gangguan dalam nikah yaitu


    • Pertengkaran dalam nikah.
    • Kekerasan dalam rumah tangga.
    • Perselingkuhan.
    • Sampai perceraian.


    Ini semuanya yang membuat muka muram. Hamba-hamba Tuhan harus banyak berdoa kepada TUHAN.
    Saya berulang-ulang bersaksi, ini bukan berbohong --> Saya-lah hamba TUHAN yang paling takut memiliki anak. Maaf para hamba TUHAN yang lebih tua dari saya, sebab saya banyak melihat anak dari hamba TUHAN yang diganggu, tetapi TUHAN sudah mengaruniakan saya anak. Kita harus berjuang supaya nikah dan buah nikah jangan terganggu.

    Perhatikan anak-anak hamba TUHAN/pelayan TUHAN! Jika orang tua dipakai TUHAN, anak-anak jangan menjadi gangguan (jangan membuat hati susah, muka muram). Jadi gangguan dalam buah nikah yaitu anak-anak yang tidak taat dengar-dengaran, menjadi beban bagi orang tua (terutama hamba TUHAN).

    Hamba TUHAN itu bebannya sangat berat, sebab menanggung semuanya, menanggung dirinya sendiri, keluarganya, sidang jemaat. Jika ditambah anak yang menjadi beban, bisa terjerembab. Kalau anak meringankan beban, menjadi enak. Misalnya: tanggungannya seratus kilo, anak kuat dua puluh kilo, sisanya tinggal delapan puluh kilo.


  3. Kita belajar tentang muka muram dari dua murid di Emaus.
    Lukas 24: 19-22,
    19. Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
    20. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
    21. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
    22. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,

    Ay 21 --> “Padahal kami dahulu mengharapkan” --> dahulu berharap, tetapi sekarang YESUS sudah tidak ada = ada kekecewaan (muka muram).

    Pengertian ketiga muka muram yaitu hati yang kecewa, putus asa, tidak percaya sampai meninggalkan YESUS, meninggalkan pengajaran yang benar, meninggalkan pelayanan yang benar, karena banyak masalah-masalah, pencobaan-pencobaan.

    Emaus artinya sumber air panas. Jika terkena panasnya pencobaan, banyak yang keluar dari pengajaran. Banyak meninggalkan Firman pengajaran yang benar, karena Firmannya terlalu keras, Firmannya terlalu lama, sehingga banyak yang keluar dari gereja.

    Dulu saya beberapa kali salah dalam berdoa. (1)Soal tahbisan --> Pindahkan saya TUHAN dari Malang ke desa itu (saya tidak mau lagi). (2)Saya berdoa untuk memendekkan Firman TUHAN, ajarilah saya menyampaikan Firman pendek-pendek saja. Setelah itu saya datang ibadah fellow-ship dengan bpk pdt Pong Dongalemba, ternyata Firmannya persis seperti ini. Banyak yang mengatakan Firmannya terlalu panjang, kalau dipendekkan sedikit, banyak jiwa yang datang. Saat itu bpk pdt Pong bilang ”banyak yang butuh Firman, jadi pemberitaan Firman sesuai kebutuhan --> tidak dipendekkan dan tidak dipanjangkan”.

    Banyak kali, selama beberapa tahun saya diundang di gereja yang mimbarnya ditulisi --> “paling maksimal 45 menit”. Saya berkhotbah satu jam lima belas menit, satu jam tiga puluh menit, tetapi masih diundang lagi, sampai akhirnya saya buka di Surabaya. Ternyata mereka butuh Firman. Yang diluar pengajaran, merasa Firmannya kurang sampai menelepon-menelepon saya, sedangkan kita yang berada di dalam pengajaran sudah jenuh (minta Firman yang pendek). Inilah jawaban dari TUHAN. Semuanya dari TUHAN --> mau Firmannya panjang atau pendek ini terserah TUHAN.

    Jika meninggalkan YESUS itu berarti kebinasaan untuk selamanya.

Inilah tiga macam pengertian muka muram.

Tadi sudah dijelaskan, muka muram karena:

  1. tahbisan yang salah (tanpa Firman, tanpa Roh Kudus, tanpa kasih). TUHAN itu adalah Firman, Roh Kudus. Pada mulanya adalah Firman. Jadi Firman terlebih dahulu, jika ada Firman, maka ada Roh Kudus.


  2. muka muram karena nikah dan buah nikah terganggu,
  3. muka muram karena banyaknya masalah-masalah.

Saya akan berbagi pengalaman sedikit, karena anak saya sudah agak besar. Jadi waktu anak-anak masih kecil kita didik sungguh-sungguh, kalau mengganggu di kebaktian jangan dibiarkan saja, sebab nanti kalau sudah besar menjadi tidak baik. Dulu mungkin mengganggu, nanti akan diganggu oleh setan dan menjadi monster. Mendidik agak keras dibolehkan, sebab di dalam alkitab sampai dipukul dengan rotan. Kita kebanyakan salah, jika anak kecil dipukul/dididik/dihajar, itu berarti tidak ada kasih. Ini tidak demikian, jika anak kecil berbuat salah dan dibiarkan saja, itulah yang tidak ada kasih (jahat).

Nehemia 1: 1- 3,
1. Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,
2. datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.
3. Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."

Nehemia 2: 1-3,
1. Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
2. bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.
3. Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"

Ayat 3 --> “kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku” --> kota Yerusalem.

Keadaan orang yang berwajah muram (iri hati/panas hati seperti Kain, susah hati seperti Hana, kecewa seperti murid di Emaus) = seperti keadaan tembok Yerusalem yang runtuh dan pintu gerbangnya habis dimakan api. Hati-hati jangan bangga dan kecewa! Orang yang bangga itu akan gampang kecewa, sebaiknya kita biasa-biasa saja.

Amsal 24: 30, 31,
30. Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
31. Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

Ay 30 --> pelayanan di ladang TUHAN (ladang anggur) = pelayanan di Kabar Mempelai. Pelayanan di Kabar Mempelai seringkali sudah malas.

Tembok runtuh (roboh) adalah tidak setia/malas dalam jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, sehingga hidup dalam suasana kutukan (terkena duri = muram terus). Penggembalaan dalam Kabar Mempelai banyak temboknya sudah rubuh. Misalnya: gembala sudah tidak setia lagi. Jika gembala tidak setia, semuanya akan runtuh.

Pintu gerbangnya terbakar artinya meninggalkan ibadah pelayanan karena mempertahankan sesuatu (mungkin karena pekerjaan, sakit hati dll), terutama mempertahankan dosa/kesalahan.

Jika yang salah dipertahankan dan pelayanannya dibuang, ini salah besar! Seringkali kita sepertinya rendah hati, tetapi sebenarnya sombong (merasa tidak layak melayani lagi). Jika kita tidak layak melayani maka harus mengaku dan diampuni. Jadi dosanya lah yang dibuang dan pelayanannya tetap dilanjutkan. Jika kita membuang pelayanan, maka pintu gerbangnya akan hilang (hilang keselamatan) dan binasa untuk selamanya. Pintu gerbang = keselamatan.

Lukas 24: 15, 16,
15. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Wajah muram ini terjadi karena “tidak bisa melihat Yesus yang sudah bangkit” = karena tidak mengalami kuasa kebangkitan YESUS. Jika ada wajah yang muram (tembok yang runtuh, pintu gerbang yang terbakar), maka TUHAN tidak akan membiarkan kita, TUHAN datang untuk menolong = kuasa kebangkitan TUHAN menolong kita.

Lukas 24: 30-33,
30. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
33. Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Ay 33 --> “Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem” --> temboknya tidak runtuh lagi, tetapi mereka bangun dan kembali ke Yerusalem.

Untuk menolong kehidupan yang muka muram dan binasa, maka YESUS menampilkan kuasa kebangkitan dalam dua wujud yaitu:

  1. Dalam Lukas 24: 32 Bicara soal Kitab suci” jangan bicara soal lain. Apalagi dalam fellowship ini, kalau kita mau bangun dari keterpurukan, mulai dari pembicara jangan bicara lain, tetapi bicara soal kitab suci (pengajaran yang benar/pembukaan Firman).

    Yang pertama: Kuasa kebangkitan dalam wujud menerangkan kitab suci (bukan menerangkan lawakan dll). Kalau menerangkan lawakan dsb, maka yang runtuh akan tambah tenggelam. Kitab suci (alkitab) = pembukaan Firman, wahyu/ilham dari TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab (menerangkan kitab suci). Seperti kita ini, dari tadi baca ayat terus, bukan baca yang lain. Inilah yang sanggup menolong tembok yang runtuh dan menolong apa saja yang terjadi, sampai dapat bangun dan bangkit lagi.

    Saya minimal satu bulan satu sampai dua kali, nanti bulan Juni ini ke Riau, ke Medan, bulan Juli di Malang. Ini bukan hanya membangun bapak, ibu, saudara, tetapi nomor satu saya lah yang membutuhkan.
    Ini tergantung dari apa yang dibicarakan! Kalau kita bicara soal kitab suci, maka pelayanan akan bangun dan bangkit. Jika kita membicarakan hal yang lain, maka yang sudah baik/benar akan lebih runtuh, bukan hanya runtuh, bahkan sampai bumi terbuka seperti Korah. Mari kita membicarakan kitab suci, baik di gedung pertemuan ini dsbnya.

    Saya masih sempat menikmati jaman bpk pdt In Juono alm tahun 1986-1989. Sekalipun saya bukan fulltimer, tetapi saya sering membantu di jalan Johor untuk menulis. Kalau saya kebelakang saya selalu mendengar “uh Firmannya”, tetapi sekarang tidak ada, melainkan --> “berapa ongkosnya”. Saya meminta maaf, termasuk juga pada fellowship kita. Inilah kekeliruan yang besar.

    Kalau kita pulang dari fellow-ship dengan membawa ongkos dll (hanya yang jasmani), maka yang rohani akan runtuh. Kalau kita bawa kitab suci (Firman pengajaran yang benar), maka yang rohani akan terbangun dan yang jasmani ini hanya bonus (ini tidak mungkin tidak).

    Saya sebagai saksi, kalau dianggap sombong saya minta ampun. Sejak sebagai pengerja, saya disuruh apapun oleh oom Pong, tidak pernah diberikan uang. Saya disuruh khotbah, tetapi tidak boleh menambil kolekte. Waktu itu saya diutus khotbah ke Malang, saat mau masuk peron terminal Arjosari, saya mencari uang seratus rupiah dulu, dapat masuk terminal saja itu sudah senang ( belum lagi masuk bis). TUHAN-lah yang menolong. Mungkin pengalaman bapak ibu banyak juga seperti lapar, tidak dapat makan. Mari itu jadikan pijakan kita bahwa TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Selama ada kitab suci (pembukaan Firman), TUHAN tidak akan meninggalkan kita.

    Pembukaan Firman (ayat menerangkan ayat) = Firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, itulah yang membuat hati berkobar-kobar. Jika wajah muram, hatinya “loyo” (tidak berkobar-kobar). Pagi hari ini, biar hati kita berkobar-kobar, harus kembali kepada pengajaran yang benar.

    Maaf, karena ini sesuai dengan pembukaan Lempin-El. Para hamba TUHAN yang saya hormati, Lempin-El angkatan 1- 36 ? mari kembali kepada Firman pengajaran yang benar, supaya Firman ini dapat meledak. Sudah berapa ribu lulusan Lempin- El, dimana mereka sekarang ini?

    Dulu saya mendengar kesaksian bpk pdt Y.S Adi Wijaya, sekarang anak dan menantunya di Mojokerto. Setelah bertemu oom In Juwono, beliau di Lemah Putro bersaksi --> “saya sudah lama meninggalkan pengajaran, saya ketinggalan dengan teman saya pdt In- Juwono, tetapi sekarang saya akan mengejar dia dan kembali kepada pengajaran”. Itulah kesaksian yang mendorong saya.


  2. Lukas 24: 30-31
    30. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
    31. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

    Yang kedua: Kuasa kebangkitan dalam wujud perjamuan suci (pemecahan roti).

    Jadi urutan yang benar adalah mendengarkan Firman terlebih dahulu, berkobar-kobar, baru setelah itu ikut perjamuan suci. Ditengah jalan mendengar Firman pengajaran yang benar terlebih dahulu, hati dapat berkobar-kobar, setelah itu baru dapat makan minum perjamuan suci. Itu sebabnya kita jangan sembarangan!

    Makan minum perjamuan suci harus didorong oleh pembukaan Firman pengajaran yang benar, yang membuat hati kita berkobar-kobar. Jika kita makan minum perjamuan suci tanpa dorongan Firman pengajaran yang benar, maka dapat menjadi:


    • Kebanggaan --> bukan merendahkan diri, tetapi malah bangga.
    • Kebiasaan --> tidak merasakan apa-apa.
    • Kecelakaan/celaka (ini berbahaya). Banyak yang lemah dan mati = rohani lemah, pelayanan lemah, kering, mati sampai binasa.


    Jika perjamuan suci didorong oleh Firman, maka ada kekuatan baru. Mungkin kita sebagai hamba TUHAN agak sakit (sering pusing, kembung dsb), dengan adanya perjamuan suci yang di dorong oleh Firman pengajaran, maka ada kekuatan baru dan tidak menyerah untuk melayani. Perjamuan suci yang didorong oleh Firman pengajaran yang benar membuat mata terbuka, sehingga


    • dapat melihat Yesus yang bangkit dan kita bisa mengalami kuasa kebangkitan.
    • Yesus lenyap” (setelah dilihat, Yesus hilang). “Yesus lenyap” artinya YESUS masuk didalam hati kita/ mendarah daging didalam kehidupan kita.
    • Jika YESUS masuk dalam hati, mendarah daging dalam hidup kita, maka segala hati panas seperti Kain (iri hati, benci tanpa alasan), hati yang susah seperti Hana, hati yang kecewa putus asa, juga dilenyapkan dan wajah kita berseri-seri (tidak muram lagi).

      Membenci tanpa alasan = tidak tahu salahnya tetapi sudah berbicara kepada orang lain. Bapak pdt Totaijs menerangkan --> kalau mau mencabut perkataan ini, sangat mengerikan sebab seperti naik ke lantai tujuh atau-delapan dengan bawa bantal yang berisi kapuk, lalu bantal dikoyak dengan pisau dan isinya dibuang ke luar Jendela. Jadi kalau dapat mengambil kapuk untuk dimasukkan kembali ke dalam bantal, barulah dapat mencabut perkataan. Kita jangan sembarangan membenci tanpa alasan, sebab orang lain yang sudah mendengarkan mungkin sudah tergeletak semuanya (sudah runtuh temboknya).

Kita pulang dari sini dengan wajah berseri-seri, sekalipun memiliki banyak masalah, tetapi kalau mata kita sudah melihat Dia, pasti TUHAN akan menolong kita. Mungkin kita belum ditolong oleh TUHAN, tetapi wajah kita sudah berseri-seri. Wajah yang berseri-seri itu selangkah lagi masuk pada wajah kemuliaan bersama TUHAN dan akan bangun untuk pergi ke Yerusalem.

Lukas 24: 33, Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Kalau hati sudah dijamah oleh kuasa kebangkitan YESUS, maka hati yang panas, susah, kecewa menjadi hati nurani yang baik dan bahagia, wajah berseri-seri, maka kita akan bangun. Bangun artinya aktif dalam pembanguan Tubuh Kristus yang sempurna.

Pembangunan Tubuh Kristus:

  • Di mulai dari nikah rumah tangga. Kita harus pikirkan ini! Tugas sebagai orang tua menyekolahkan anak dsbnya -->ini masih terlalu kecil. Tugas terbesar adalah masuk pembangunan Tubuh Kristus. Apakah saya, istri, anak saya masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus? inilah yang harus dipikirkan.


  • Dalam penggembalaan --> bukan hanya jemaat banyak, bisa membangun gereja, jemaat diberkati --> ini semua masih terlalu kecil, tetapi untuk masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus.


  • Dalam fellow-ship semacam ini, kalau hanya untuk memperbesar gereja, supaya ada jiwa baru -->ini juga masih terlalu kecil, tetapi untuk masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus.

Aktif dalam pembanguan Tubuh Kristus yang sempurna = membangun tembok Yerusalem yang runtuh (Nehemia).
Kita akan mempelajari bagaimana pembangunan Tubuh Kristus (pembangunan tembok Yerusalem yang runtuh)? Sebelum membangun tembok Yerusalem (pembangunan Tubuh Kristus) harus ada persiapannya.

Persiapan untuk membangun tembok Yerusalem --> Nehemia 2: 17,18,
17. Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
18. Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Ay 17 --> “Mari” = ajakan. Nanti juga ada “Marilah” sampai ajakan ke pesta nikah Anak Domba.

supaya kita tidak lagi dicela” = tidak bercela sampai sempurna.

Ay 18 --> “betapa murahnya tangan Allahku” --> persiapan membangun adalah kemurahan TUHAN. Memiliki banyak uang, banyak jemaat belum tentu dapat mengadakan persekutuan satu bulan sampai dua kali, tetapi kalau ada kemurahan TUHAN, pasti bisa.

Persiapan membangun adalah kita menerima kemurahan TUHAN yang besar terlebih dahulu (bukanlah menerima uang, ada sponsor).

Maafkan rekan hamba TUHAN --> oom saya undang ke sini, nanti proposalnya akan saya kirim. Saya bertanya --> proposal untuk apa? jika ada proposal untuk biaya-biayanya, saya tidak akan datang. Oom Pong pernah mengatakan --> kehidupan itu sendiri tidak memiliki iman, apanya yang mau dibangun? Kalau ada iman, mari kita saling membangun. Yang luar biasa adlah panitia di Papua (Manokwari), padahal di tempat itu tidak ada jemaat dan juga tidak ada uangnya. Saat hotel menagih dan harus membayar lima juta terlebih dulu, mereka dapat membayar.

Kemurahan TUHAN itu tidak dapat dibeli dengan uang berapa pun sebab kemurahan TUHAN itu lebih besar dari apapun di dunia ini. Yang dipakai untuk membangun rumah rohani adalah imam dan raja (1 Petrus 2).

Keluaran 19: 6, Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Sebenarnya yang layak menjadi imam dan raja untuk masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna adalah bangsa Israel asli dan keturunannya. Secara jalur keturunan, kita (bangsa kafir) tidak dapat dan tidak boleh masuk pembangunan Tubuh Kristus, tetapi TUHAN membuka jalan lewat jalur kemurahan TUHAN (belas kasih TUHAN) yang besar seharga korban Kristus.

1 Petrus 2: 9, 10,
9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10. kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Ay 9 --> “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih” --> bangsa kafir menjadi bangsa yang terpilih.
imamat yang rajani” = imam-imam dan raja-raja.

Ay 10 --> “kamu, yang dahulu bukan umat Allah” --> bangsa kafir.

TUHAN membuka jalan lewat jalur kemurahan TUHAN Yang besar, yang seharga Korban Kristus (Darah YESUS), untuk mengangkat bangsa kafir menjadi imam-imam dan raja-raja, yang dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Imam dan raja itu memiliki jabatan pelayanan dari TUHAN dan karunia-karunia Roh Kudus. Jadi sesuaikan dulu jabatan pelayanan, sebab ini tidak sembarangan.

Misalnya:

  • Saya memiliki banyak uang, hendak membuka gereja dan mau menjadi gembala, ini kalau bukan jabatan dari TUHAN, tidak akan bisa.
  • Saya memiliki banyak uang mau kesana kesini, mau mengadakan KKR, tetapi kalau bukan jabatan dari TUHAN, maka ini hanyalah kumpul-kumpul sehingga tidak ada artinya. Nanti akan terjadi pertengkaran-pertengkaran soal uang.

Jadi kita harus menerima dahulu kemurahan TUHAN Yang besar, lewat jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus.

Sikap kita dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna yaitu "Kami siap untuk membangun!" (Nehemia 2: 18) artinya:

  • Setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN (sesuai rencana TUHAN). Maafkan saya akan bersaksi sedikit. Pagi ini saya diingatkan oleh TUHAN tentang dua perkataan terakhir dari bpk pdt Pong Dongalemba saat hampir meninggal (tetapi saya tidak sadar waktu itu): (1)Tentang Paskah persekutuan . Beliau berkhotbah di hotel Westin waktu itu, sekarang hotel J.W.Marriot. Beliau selalu mengadakan paskah setiap tahun di hotel Westin, kemudian beliau berkhotbah “ini Paskah terakhir”. Saya mendapatkan kemurahan di hotel Westin, kemudian beliau memanggil saya untuk mendampinginya bersama istri dan anak saya, kemudian beliau bertemu dengan saya, lalu bertanya --> ”Pak Wi, catatan-catatan PPI lengkap? sebab itu nanti akan berguna bagi kamu, itu harta mu nanti”. Saya ingat paskah persekutuan terakhir harus dilanjutkan. (2)Tentang Lempinel. Ini bukan ditepat-tepatkan, tetapi tadi baru teringat beliau berkata “Pak Wi kalau Lempin- El masih ada, kamu harus sungguh-sungguh”, sebab saya waktu itu mengajarnya pulang-pulang, saya mengajar hari Senin, lalu hari Selasa pulang, karena saya harus berkhotbah. Dua inilah, paskah dan Lempin- El dan pagi ini sudah terealisasi. Semoga TUHAN memberikan kemurahan.


  • Tidak dapat dihalangi oleh apapun.
  • dengan sekuat tenaga” = dengan segenap tubuh, jiwa, roh kita. Istilah Rasul Paulus “tidak menghiraukan nyawa”, tadi malam istilah Rasul Petrus “cucuran air mata” / “cucuran keringat” / “cucuran darah”.
  • Tanpa pamrih.

Jika kita tidak setia, bosan, tidak seperti dulu lagi, asal-asalan melayani, baik didalam nikah, penggembalaan, ini berarti sudah mulai keluar dari kemurahan TUHAN.

Saya pernah bersaksi, dulu menjadi zangkoor di Lemah Putro. Saya di depan menyanyinya di podium, baru dipanggil “zang” saya sudah lari ke depan. Baru pertama melayani masih semangat, sesudah itu mau latihan zangkoor saja sudah susah, bosan, lalu TUHAN tegor. Itu sebabnya kita harus berhati-hati kalau sudah bosan melayani, nanti akan najis. Jika keluar dari kemurahan TUHAN maka menjadi murahan. Biarlah Darah YESUS Yang menolong kita.

Pelaksanaan membangun.
Nehemia 3: 1 Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.

Ayat 1 --> “membangun kembali pintu gerbang Domba” --> pelaksanaannya adalah membangun dulu pintu gerbangnya (bukan temboknya terlebih dahulu dsbnya). Pintu gerbang itu ada pintu gerbang kuda dan juga ada pintu gerbang domba, tinggal memilih yang mana? kalau pintu gerbang kuda itu enak dapat lari-lari ke sana sini. Kalau pintu gerbang domba itu ketat sekali (tidak boleh ini dan tidak boleh itu).

Permulaan pelaksanaan pembangunan Tubuh Kristus adalah mulai dengan membangun pintu gerbang domba (domba itu selalu tergembala). Artinya pembangunan Tubuh Kristus harus dalam sistem penggembalaan baik secara kualitas maupun kuantitas. Kita harus berada didalam kandang penggembalaan (ruangan suci) = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Jika kualitas terbangun, maka kuantitas juga terbangun.

Waktu saya diterjunkan di Malang saya sempat putus asa. Saya belum mengerti sistemnya TUHAN (sistem penggembalaan), saat itu mengapa belum ada baptisan, belum ada jiwa yang bertambah. Saya masih single waktu itu, tetapi saya tidak sadar kalau ibadah pada hari Selasa sudah ada jiwa yang bertambah, ibadah hari Kamis ada jiwa yang bertambah, bisa sekitar 70 %-80 % ibadah hari Selasa, Kamis sampai Minggu. Saya lupa waktu itu, harus kualitas terlebih dahulu, dikandang dahulu, jika sudah mantap, baru jiwa-jiwa lain akan datang.

Di Jalan W.R. Supratman Surabaya juga begitu, awalnya dari empat keluarga, yang 1 keluarga pindah ke Malang. Dulu saya masih membawa Lempin- El sebanyak tiga puluh orang tiap kali kebaktian, tetapi sekarang cuma bawa 2-3 orang Lempin-El, sudah dijatah, karena sudah tidak ada tempat lagi.

Dari tiga macam ibadah dulu, kalau sudah mantap, pasti kuantitas akan bertambah. Demikian juga, bagi sidang jemaat, kalau belum berada di ruangan suci = belum mulai membangun. Jadi baik gembala maupun sidang jemaat harus masuk dalam kandang penggembalaan. Jika kualitas sidang jemaat sudah dibangun, maka pekerjaan dll merupakan urusan-Nya TUHAN (kuantitas pasti dibangun juga). TUHAN tidak pernah menipu kita!

Perbedaan pintu gerbang kuda dan pintu gerbang domba ada pada lebarnya. Pintu gerbang kuda itu lebar sekali, tetapi kalau pintu gerbang domba itu sempit. Pintu surga itu sempit, tidak enak bagi daging. Misalnya: coba saja rekan gembala yang harus berkhotbah tiga macam ibadah dan di tambah dengan ibadah kaum muda, jadi empat kali dalam seminggu. Ini tidak enak bagi daging, tetapi disitulah kita menemukan kebahagiaan di dalam TUHAN.

Dengan sistem penggembalaan, maka kita akan merasakan penampilan YESUS Yang sudah bangkit sebagai Imam Besar, Gembala Agung, untuk mengalahkan segala halangan/rintangan baik dari luar dan dalam.

Misalnya: kita membangun rumah dan gereja itu sudah berbeda. Kalau membangun rumah biasa itu lebih mudah dan cepat. Kalau membangun gereja, baru ijinnya saja sudah susah. Inilah halangan secara jasmani, terlebih lagi dalam pembangunan Tubuh Kristus.

Halangan dari luar.
Nehemia 4: 3, Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."

Halangan dari luar: “seekor anjing hutan meloncat” atau serigala, ini menunjuk:

  • Antikrist (serigala/binatang buas): tabiat daging (iri hati, marah, benci tanpa alasan, fitnah, sampai menganiaya, bahkan sampai pembunuhan). Pembunuhan karakter itu fitnah.


  • Nabi Palsu: ajaran-ajaran palsu seperti:


    • Ragi Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Hati-hati terhadap ragi Farisi! Sekarang Ragi Farisi sedang melanda gereja TUHAN bahkan homoseks dan lesbian harus diberkati di gereja. Kawin sudah diberkati/diteguhkan dihadapan TUHAN, kemudian bercerai dan kawin lagi dengan yang lain, dan sekarang ini pendeta sudah ada yang mau memberkati.Dulu tahun 2009 saya ke Amerika, sebelum saya pulang, hamba TUHAN dan anak TUHAN di sana minta didoakan, sebab RUU tentang homoseks dan lesbian mau diresmikan. Jadi homoseks dan lesbian harus diberkati di gereja, kalau pendeta tidak mau memberkati, maka pendetanya yang ditangkap dan dipenjara. Di koran beberapa negara sudah menyetujui homoseks dan lesbian untuk diberkati di gereja.


    • Ajaran babel (Wahyu 17: 5): yang dicari hanyalah kemakmuran daging, hiburan daging di gereja tanpa penyucian oleh firman. Ajaran Izebel (salah tahbisan): wanita diperbolehkan mengajar dan memerintah laki-laki didalam nikah rumah tangga, maupun didalam ibadah pelayanan.

      Wahyu 2: 20, Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

      Susunan yang benar adalah laki-laki kepala dari wanita dan YESUS menjadi Kepala dari laki-laki. Jika wanita mengajar dan memerintah laki-laki (wanita menjadi kepala), maka laki-laki tidak menjadi kepala sehingga YESUS tidak menjadi Kepala, melainkan ular lah yang menjadi kepala.

      1 Timotius 2: 11-14,
      11. Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
      12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
      13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
      14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.

      Ini dikaitkan dengan “Adam dan Hawa” --> semua buah pohon di taman, boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satuartinya wanita boleh melayani apa saja, tetapi hanya satu yang tidak boleh yaitu mengajar dan memerintah laki-laki. Hukum Taurat pun mengajarkan demikian dan ini sudah digenapkan dalam perjanjian baru. Tentang wanita yang tidak boleh mengajar ini banyak yang juga protes tetapi biarlah TUHAN Yang menolong kita.

Halangan dari dalam yaitu berasal dari dalam diri kita sendiri.
Yohanes 5: 2, 3,
2. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3. dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.

Ay 2 --> “Betesda” --> rumah kemurahan.

Dipintu gerbang domba hati-hati! dipenggembalaan ternyata banyak orang yang sakit. Kalau dipenggembalaan banyak orang sakit, maka fellow-shipnya juga sakit (mencari kepentingan diri sendiri/kepentingan jasmani). Begitu ada goncangan yang positif (berkat), saya nomor satu. Jika ada goncangan negatif (YESUS disalib), akan lari duluan.

Halangan dari dalam, antara lain:

  1. Buta --> 2 Korintus 4: 3, 4,
    3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Ayat 4 --> “cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus” --> Firman pengajaran/Kabar Mempelai.

    Firman penginjilan/injil keselamatan/susu: membawa orang berdosa untuk percaya kepada YESUS, bertobat dan diselamatkan = Kabar Baik (Amsal 25: 25). Firman penginjilan memberitakan YESUS Yang sudah datang pertama kali, mati di kayu salib.

    Cahaya Injil Kemuliaan: memberitakan YESUS Yang akan datang ke dua kali.
    Banyak yang buta (tidak dapat melihat Kabar Mempelai) = tidak dapat menerima Kabar Mempelai yang tajam, yang keras, yang lama. Ini bible study jadi lama. Akibatnya: jika buta melihat TUHAN/Firman (Firman itu Kepala), maka buta dalam pelayanan. Buta dalam pelayanan artinya tidak ada beban, asal-asalan dalam melayani, tidak ada arah yang jelas, ini seperti orang buta menuntun orang buta dan keduanya akan masuk kedalam lubang.

    Jadi harus melihat pengajaran/cahaya injil terlebih dulu (melihat Pribadi TUHAN dulu), baru kita tahu apa yang harus kita lakukan. Melihat Teladan Sang Kepala dulu, baru kita tahu mau melayani apa dan arahnya kemana.


  2. Timpang yaitu mencampur pelayanan yang rohani dengan yang jasmani.
    Jika kita melayani tetapi mendapatkan gaji dll, itu bukanlah melayani TUHAN (seperti bekerja di bank). Jika di dalam TUHAN = pelayanan yang rohani saja, jangan dicampur yang jasmani.

    Mencampur pelayanan yang rohani dengan yang jasmani artinya melayani dengan tujuan hanya untuk mendapatkan hal-hal yang jasmani.

    Saya katakan kepada Lempin- El --> jangan sampai masuk Lempin- El karena tidak bisa masuk sekolah A, tidak bisa kerja, lalu lebih baik masuk Lempin- El. Jika seperti ini nanti akan menjadi hamba TUHAN yang timpang dan buta. Justru kita masuk LempiN- El, kita rela kehilangan yang jasmani. Terus terang, saya masuk Lempin-El itu, saya kehilangan ijasah dan pekerjaan.

    Jadi melayani TUHAN = apa yang kita miliki serahkan kepada TUHAN bukan lagi mencari. Akibatnya jika timpang: jika mencari yang jasmani, maka selalu bersungut-sungut, tidak pernah puas, sampai akhirnya kepuasan dunia masuk di gereja. Lebih celaka lagi jika pengajaran dicampur dengan pengetahuan.


  3. Lumpuh: tidak aktif dalam pelayanan.
    Lumpuh ini ditempat tidur = dosa seks dan keuangan. Dua hal ini duet (najis dan jahat). Ini seperti Eneas yang lumpuh selama delapan tahun. Eneas artinya yang terpuji. Banyak orang yang terpuji (hamba TUHAN ini paling dipuji) tetapi lumpuh, baik lumpuh soal nikah dsb.

Hati-hati terhadap dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah yang salah/yang hancur dipertahankan).

Anak-anak hamba TUHAN perhatikan, jangan menjadikan lumpuh pelayanan dari hamba-hamba TUHAN. Kalau orang tua kita sudah tua, saat mau jalan saja harus dipegang, supaya cepat jalannya. Jadi anak-anak harus mendorong semuanya tetapi jangan menjadi beban. Imam-imam jangan menjadikan pelayanan lumpuh dengan adanya kenajisan.

Hati-hati terhadap kejahatan = keinginan akan uang (kikir dan serakah).
Kikir yaitu tidak bisa memberi. Serakah yaitu merampas haknya orang lain (korupsi, hutang tidak bayar), terutama juga merampas hak-Nya TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Jika kikir dan serakah, maka lumpuh.Saya bersyukur diajar oleh oom Pong --> hamba TUHAN jangan sampai berhutang.

Bagaimana penyembuhannya? diperlukan kuasa kebangkitan untuk mengalahkan halangan dari dalam dan dari luar.

Matius 15: 30, Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.

Dibawah Kaki YESUS kita disembuhkan. Dalam Ibadah Persekutuan Paskah I kemarin, kuasa kebangkitan membawa kita mengulurkan tangan kepada TUHAN seperti:

  • Ibu Maria Magdalena percaya dan menyembah TUHAN,
  • Petrus mengulurkan tangan sampai mati,
  • Kaum Muda juga mengulurkan tangan (taat).

Pagi hari ini, kuasa kebangkitan membawa kita ke tempat yang paling indah yaitu dibawah Kaki Yesus. Mungkin kita banyak berusaha sendiri, akhirnya lumpuh, timpang, buta. Pagi hari ini kalaupun kita sudah lumpuh, buta, timpang, sudah tidak bisa apa-apa lagi baik jasmani, rohani, nikah rumah tangga, maka kita harus datang dibawah Kaki TUHAN. Kuasa Firman dan perjamuan suci = kuasa kebangkitan. Datang dibawah Kaki TUHAN itu dimulai dari pintu gerbang domba (tergembala).

Dibawah Kaki TUHAN kita akan mengalami kesembuhan, penyucian dan dibawah Kaki TUHAN kita dapat tersungkur menyembah Dia = hanya mengaku tanah liat.

Contoh-contoh kehidupan yang mengaku tanah liat:

  1. Yunus 3: 6-9,
    6. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
    7. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
    8. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
    9. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

    Yunus 4 : 11,Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

    Raja saja mengaku tanah liat, terlebih lagi kita! Raja Niniwe menghadapi dosa-dosa, sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan) dan menghadapi tidak bisa membedakan tangan kanan dan kiri (tidak dapat membedakan mana yang benar dan tidak benar). Terutama tidak dapat membedakan pengajaran yang benar dan tidak benar (menganggap semua sama saja atau ada sedikit perbedaan saja). Inilah keadaan yang parah, sudah membabi buta hidupnya. Ini soal rohani.

    Raja yang kaya dan hebat, tidak bisa menanggulangi/menghadapi masalah, dosa sampai puncaknya dosa, sehingga ada ancaman hukuman dari TUHAN (kebinasaan). Raja tidak bisa menyelesaikan dosa artinya kepandaian dan kekayaan tidak bisa menyelesaikan dosa-dosa.

    Jalan keluarnya: kita harus datang dibawah Kaki TUHAN untuk menyembah TUHAN dengan puasa = merendahkan diri serendah-rendahnya dan hanya mengaku tanah liat yang banyak kekurangan/dosa-dosa dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.

    Apapun keadaan kita, mungkin menghadapi dosa sampai puncaknya dosa, menghadapi ancaman kebinasaan (hukuman TUHAN), masih ada tempat yang paling indah yaitu dibawah Kaki TUHAN untuk mengaku semua dosa-dosa dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi = kita melunakkan Hati TUHAN sehingga tidak terjadi hukuman, tetapi terjadi pemulihan. Jangan putus asa, sebab masih ada pemulihan. Lewat Firman dan perjamuan suci ada pemulihan dibawah Kaki TUHAN.


  2. Ayub 42: 5, 6,
    5. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
    6. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

    Ayub menghadapi ujian habis-habisan. Mungkin dalam pelayanan, dan juga dalam ekonomi, kita habis-habisan seperti Ayub. Jadi tidak ada tempat lain, kecuali dibawah Kaki TUHAN, kita menyembah TUHAN dan mengaku serendah-rendahnya bahwa saya hanya tanah liat yang tidak dapat berbuat apa-apa dan mencabut kebenaran diri sendiri.

    Dosa Ayub adalah kebenaran diri sendiri. Ayub ini kehidupan yang saleh, baik, jujur, tetapi sayang masih ada kebenaran diri sendiri.

    Ayub 32: 1, 2,
    1. Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
    2. Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

    Jika kita mengalami habis-habisan mungkin di dalam ekonomi, pelayanan di dalam apa saja, maka kita harus merendahkan diri untuk mencabut kebenaran sendiri “aku mencabut perkataanku”= banyak perkataan yang salah.

    Kebenaran sendiri adalah:


    • Menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain. Dia yang berbuat dosa, tetapi tidak mengaku, malah menyalahkan orang lain. Kita menyalahkan orang lain ini lewat perkataan, sebab itu harus mencabut perkataan. Dosa kebenaran sendiri ini sering tidak disadari.


    • Menutupi dosa dengan menyalahkan TUHAN (menyalahkan Firman pengajaran yang benar). Mungkin salah dalam tahbisan, tetapi malah menyalahkan pengajaran. Tidak bisa sesuaikan dengan Firman pengajaran, tetapi malah menyalahkan pengajaran.


    • Kebenaran diluar Firman ALLAH.


    Misalnya ada YESUS Seorang Diri di kayu salib mempertahankan Firman. Itu bukanlah kebenaran sendiri, jangan salah! Biarpun Dia sendiri tetapi kalau Dia sama dengan Firman, itu merupakan kebenaran dari TUHAN.
    Sekali-pun seribu sampai sejuta pendeta berkumpul (koferensi), tetapi tidak cocok dengan Firman (alkitab), itulah kebenaran diri sendiri yang harus dicabut, supaya tidak habis-habisan.

    Akhirnya Ayub mencabut semuanya sehingga terjadi pemulihan. Kalau kita berada di bawah Kaki TUHAN dan mengaku hanya tanah liat, maka tanah liat akan mengalami kuasa kebangkitan TUHAN Sang Pencipta.

Hasilnya adalah

  • Ayub mengalami pemulihan dobel, jasmani dan rohani dipulihkan oleh TUHAN.
  • Tanah liat dibentuk menjadi bejana kemuliaan. Artinya kita dipakai oleh TUHAN untuk kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = untuk memuliakan TUHAN (jangan memalukan dan memilukan TUHAN).

    Siapapun kita, jika ada bejana yang sudah rusak pun, masih bisa dipulihkan dan ditolong oleh TUHAN.


  • Tanah liat dibentuk menjadi sempurna seperti Dia, menjadi ciptaan yang semula.
    Kejadian 1: 26a Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,

    Tanah liat dibentuk oleh Sang Pencipta menjadi ciptaan baru, sempurna, sama mulia, untuk layak menyambut kedatangan YESUS. Ini mujizat terbesar dan mujizat-mujizat yang lain juga akan terjadi (ada kesembuhan).

Jangan lari kemana-mana, tetapi datang di bawah Kaki TUHAN. Jika kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa:

  • kemarin kita ulurkan tangan kepada TUHAN,
  • sekarang berlututlah dibawah kaki TUHAN. Biarlah kuasa kebangkitan-Nya yang bekerja pada tanah liat.

Untuk menyelenggarakan ibadah Paskah Persekutuan ini saya tidak dapat berpikir, semuanya protes karena dekat dengan ibadah yang di Malang, tetapi saya bawa kebawah Kaki TUHAN. Yang saya kaget, surat ijin belum ada sampai kemarin, karena dulu di Malang sempat kami hampir batal karena masalah surat ijin, tetapi dalam sekejap saja pagi-pagi sudah selesai semuanya dan berjalan baik semuanya.

Jika sudah habis-habisan, hancur-hancuran, nikah rumah tangga hancur, anak-anak kita hancur dll, Seperti Raja Niniwe dan Ayub, biarlah TUHAN yang tolong dan pulihkan.

TUHAN memberkati.k1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Februari 2016 (Sabtu Sore)
    ... sampai mati di kayu salib bangkit naik ke Surga dipermuliakan sebagai Imam Besar Raja segala raja yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Ibrani - Dan sekalipun Ia adalah Anak Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya Ia menjadi pokok keselamatan ...
  • Ibadah Raya Malang, 27 Maret 2022 (Minggu Pagi)
    ... diam di bumi supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang namun yang tetap hidup itu. Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu sehingga patung binatang itu berbicara juga dan bertindak begitu rupa sehingga semua orang yang tidak menyembah patung binatang itu dibunuh. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Desember 2019 (Rabu Sore)
    ... menjadi manusia baru sama dengan tidak berbuat dosa lagi. Kolose . dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya 'gambar Khaliknya' gambar Allah Sang Pencipta. Lahir dan batin harus disucikan kedua-duanya jangan hanya setengah-setengah. Yohanes . Karena itu setiap orang yang tetap berada di ...
  • Ibadah Raya Malang, 09 Agustus 2015 (Minggu Pagi)
    ... sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Lewat penyerahan anak kita bisa berada dalam tangan Gembala Agung sehingga ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk hidup sekarang masa depan yang indah sampai hidup kekal selamanya. Kita tidak dihancurkan oleh maut tetapi menang atas maut untuk selamanya. Tuhan memberkati. IBADAH ...
  • Ibadah Natal di Hotel Tychi Malang, 24 Desember 2019 (Selasa Sore)
    ... Pergilah ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu. Malaikat Tuhan Yesus ayat sebagai Gembala Agung memegang gulungan kitab yang terbuka pembukaan rahasia firman Allah yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Jadi gulungan kitab kecil di tangan ...
  • Ibadah Kunjungan di Ngawi, 31 Mei 2013 (Jumat Sore)
    ... memilih dunia ini sebagai tempat untuk bekerja dengan kemurahanNya. Dan ini juga merupakan kemurahan Tuhan. Sebab itu selama kita hidup di dunia ini biarlah kita menggunakan kesempatan untuk sungguh-sungguh. Apa yang dikerjakan Ada macam pekerjaan rohani yang besar Yohanes a Aku berkata kepadamu Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 27 Juni 2016 (Senin Sore)
    ... tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki. . Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. . Musa heran tentang penglihatan itu dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 15 September 2017 (Jumat Malam)
    ... jikalau Aku tidak pergi Penghibur itu tidak akan datang kepadamu tetapi jikalau Aku pergi Aku akan mengutus Dia kepadamu. 'Yesus pergi' Yesus mati di kayu salib bangkit dan naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita. Kalau Yesus tidak pergi--tidak mati-- Roh Kudus juga tidak akan datang dan kita akan mengalami ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 29 Oktober 2009 (Kamis Sore)
    ... karena nama Yesus. hal ini menunjuk tabiat dari Yesus Miskin menunjuk tabiat Yesus sebagai Raja segala raja. Lapar menunjuk tabiat Yesus sebagai hamba. Menangis menunjuk tabiat Yesus sebagai manusia. Dianiaya dibenci menunjuk tabiat Yesus sebagai Anak Allah. Jika titik ini ditarik menjadi garis menunjuk pada salib Kristus. Jadi dari salib ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Maret 2024 (Selasa Sore)
    ... yang bercahaya sehingga kita menerima cahaya kemuliaan Allah. Proses memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari Memandang mulut Yesus yang mengeluarkan sebilah pedang tajam bermata dua pedang firman. Wahyu Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.