Kita
kembali pada kitab Wahyu 1: 7
Wahyu
1: 7, Lihatlah, Ia datang
dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang
telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya,
amin.
Ini
menunjuk
pemberitahuan tentang kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan kemuliaan,
Dia sebagai Raja segala Raja/
Mempelai
Laki-laki Surga
(kepala/suami). Kita sudah beberapa kali membaca ayat ini, jangan
bosan, sebab kita belajar apa yang menjadi kehendak TUHAN dalam Wahyu
1: 7.
Sebelumnya
kita sudah pelajari bagaimana kita dapat
melihat YESUS sebagai Mempelai?
kita harus terlebih dahulu melihat YESUS
sebagai Anak Domba
ALLAH Yang
menghapus dosa dunia (ini untuk diikuti, sebab YESUS sebagai
Gembala), baru setelah itu kita dapat
melihat YESUS Yang datang di awan-awan yang
permai.
Pada
waktu yang lalu kita sudah mempelajari
YESUS datang di awan-awan = waktu Musa
membangun tabernakel. Setelah tabernakel selesai dibangun maka
awan-awan dari TUHAN (awan kemuliaan) turun diatasnya. Demikian juga,
kalau Tubuh Kristus selesai dibangun, maka
YESUS datang dengan awan kemuliaan.
Sekarang
ini kita masih mempelajari
pemberitahuan tentang kedatangan YESUS ke dua kali dengan awan-awan
kemuliaan, Dia sebagai Raja segala Raja, Mempelai
Laki-laki Surga.
Kita lihat dalam Zakharia 12, ini sudah dinubuatkan oleh nabi
Zakharia bahwa orang-orang akan meratapi Dia, semua bangsa
di bumi akan meratapi Dia, orang yang menikam Dia juga akan meratapi
Dia.
Zakharia
12: 10-14,
10.
"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas
keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang
kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti
orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih
seperti orang menangisi anak sulung.
11.
Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan
atas Hadad-Rimon di lembah Megido.
12.
Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum
keluarga keturunan Daud tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum
keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
13.
kaum keluarga keturunan Lewi tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
kaum keluarga Simei tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
14.
juga segala kaum keluarga yang masih tinggal, setiap kaum keluarga
tersendiri dan isteri mereka tersendiri."
Ayat
10 --> “
mereka akan memandang kepada Dia
yang telah mereka tikam” --> ini sudah dinubuatkan. Sebelum
ini terjadi, sudah diberitahukan terlebih
dahulu. Nubuat ini tidak sama dengan ramalan. Ramalan itu titik
beratnya kepada perkara-perkara jasmani. Misalnya: mungkin ada
pendeta yang dapat
melihat kandungan seseorang, anaknya laki-laki atau perempuan. Kalau
nubuat itu tentang persoalan yang rohani/persoalan akhir zaman.
Semoga kita dapat
mengerti.
“
kepada
dia yang telah mereka tikam” Siapakah itu? itulah
YESUS.
Ayat
12 --> jadi sendiri-sendiri meratap (suami meratap sendiri, istri
meratap sendiri, anak meratap sendiri).
Jadi
ratapan tentang YESUS Yang ditikam Lambung-
Nya, ini sudah dinubuatkan oleh nabi
Zakharia.
Nubuat
nabi Zakharia
tentang YESUS Yang
ditikam ini dua kali digenapkan yaitu:
- Pada
saat YESUS mati di kayu salib. Kegenapan nubuat nabi
Zakharia yang pertama ini sudah terjadi --> banyak perempuan yang
meratapi Dia.
Lukas 23: 27,
28,
27.
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan
yang menangisi dan meratapi Dia.
28.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri
Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu
sendiri dan anak-anakmu!
- Pada
saat YESUS datang kembali dua kali dengan awan-awan kemuliaan
(dalam kitab Wahyu).
Nubuat nabi Zakharia yang kedua ini
belum terjadi dan akan terjadi.
Ada
dua peristiwa besar pada saat kedatangan YESUS ke dua kali dalam awan
kemuliaan:
- Wahyu
1: 7, Lihatlah, Ia datang
dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang
telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya,
amin.
Ayat 7 --> “Dan semua bangsa di bumi akan
meratapi Dia” --> internasional.
Peristiwa besar
pertama adalah terjadi ratapan, kesusahan, kedukaan, bahkan
kebinasaan secara internasional bagi mereka yang menolak YESUS (yang
menikam YESUS), termasuk juga bagi orang yang tidak percaya kepada
YESUS yang Lambung-
Nya tertikam diatas kayu salib (tidak percaya
pada Korban
Kristus).
Contoh
salah satunya adalah Tomas. Tomas ini adalah rasul, tetapi dia tidak
percaya. Waktu YESUS bangkit dan Dia
menyatakan diri kepada murid-murid di dalam
rumah yang terkunci, tetapi waktu itu Tomas tidak ada. Setelah
murid-murid cerita kepada Tomas bahwa mereka sudah melihat YESUS dan
Tomas berkata --> “kalau aku belum mencucukkan
tangan ke Lambung yang tertikam, aku tidak
percaya”. Satu waktu YESUS datang --> “Tomas,
lihat dan cucukkan tanganmu kepada Lambung
yang tertikam”, lalu Tomas berkata --> “Oh TUHAN ku, oh ALLAH
ku” akhirnya Tomas baru percaya, lalu YESUS berkata --> “kamu
melihat baru percaya, berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi
percaya”.
Hati-hati jika ada keragu-raguan seperti Tomas,
sebab jika dipertahankan terus, dia juga akan meratap saat YESUS
datang. Untunglah Tomas ditolong oleh TUHAN. Tomas ini gambaran dari
hamba TUHAN tetapi tidak percaya (ragu-ragu) kepada YESUS
dengan Lambung yang tertikam. Jadi ada
orang yang memang menolak YESUS (malah menikam Dia), tetapi ada juga
orang yang tidak percaya kepada YESUS yang tertikam Lambungnya
di kayu salib (tidak percaya kepada korban
Kristus). Semoga kita dapat
mengerti.
Orang-orang yang meratap ini tidak akan terangkat
saat YESUS datang ke dua kali =
ketinggalan di dunia ini dan binasa bersama dunia. Inilah kelompok
peristiwa besar yang pertama. Dunia ini akan benar-benar hancur,
terjadi pembantaian/penghukuman secara internasional bagi orang yang
menolak YESUS dan bagi orang yang tidak percaya kepada YESUS yang
sudah tertikam Lambung-
Nya.
- Wahyu
19: 6, 7, 9
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
9.
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Ay 6 --> “Lalu aku mendengar seperti
suara himpunan besar orang banyak” --> dari seluruh Bangsa
di dunia (semua suku Bangsa) = internasional.
“katanya:
"Haleluya!” --> satu suara/satu bahasa (ini masuk
akal). Satu Bangsa dengan Bangsa yang lain bahasanya lain, suku
Bangsa dengan suku lain bahasanya juga lain, tetapi untuk Haleluya
secara internasional adalah sama. Jadi orang Kristen dimanapun juga
bisa menyebutkan kata “Haleluya”.
“Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja” --> YESUS datang
sebagai Raja.
Ayat 7 --> “Marilah kita bersukacita
dan bersorak-sorai” --> bukan ratapan dan kesusahan
lagi.
“dan pengantin-Nya telah siap sedia” -->
YESUS sebagai Raja dan juga sebagai Pengantin
(Mempelai Pria
Surga = Suami =
Kepala = Raja). Kita sebagai tubuh = istri
= Mempelai Wanita
yang siap sedia. Siap sedia kemana? pada ayat 9.
Pada
peristiwa besar pertama terjadi ratapan, kesusahan yang dahsyat dan
belum pernah terjadi --> bagaimana nanti seluruh dunia ini akan
dibantai/dibunuh/dihukum. Ini belum pernah terjadi.
Peristiwa
besar kedua adalah terjadi sorak sorai yang dahsyat (ini belum
pernah terjadi) , dari umat TUHAN secara internasional, yang percaya
kepada YESUS dengan lambung yang tertikam.
Mereka semuanya (yang percaya kepada YESUS Yang
Lambung-Nya
tertikam) akan terangkat ke awan-awan yang permai, untuk berjumpa
dengan YESUS Muka dengan muka yang datang
ke kembali dua kali, sehingga kita masuk:
- Pesta
nikah Anak Domba
(perjamuan kawin Anak
Domba), yaitu
pertemuan antara YESUS sebagai Mempelai
Pria Surga dan
kita sebagai Mempelai Wanita
Surga di awan-awan yang permai. Disana
tidak ada air mata lagi.
- Sesudah
itu dalam Wahyu 20, kita masuk kerajaan 1000 tahun damai (firdaus
yang akan datang). Kitab Kejadian dibuka dengan nikah yang jasmani
antara Adam dan Hawa yang di tempatkan di taman
Eden, tetapi karena jatuh dalam dosa, akhirnya dibuang ke dunia.
Untunglah alkitab ditutup dengan kitab
Wahyu yang memuat nikah yang rohani/nikah yang sempurna (perjamuan
kawin Anak Domba)
antara Adam (YESUS) dengan Hawa (sidang jemaat).
- Sesudah
itu dalam Wahyu 21-22, kita masuk Yerusalem Baru
(kerajaan surga yang kekal). Inilah sorak sorai.
Inilah
dua peristiwa besar saat YESUS datang di awan yang permai/awan
kemuliaan. Salah satu pihak (yang menolak YESUS dan yang tidak
percaya pada YESUS yang ditikam Lambung-Nya)
akan mengalami ratapan yang dahsyat dan
binasa.
Hati-hati! saya tekankan tentang Tomas ini untuk diri
saya juga. Tomas ini gambaran hamba TUHAN, tetapi seringkali tidak
percaya/ragu-ragu. Jika kita seperti Tomas nanti akan ketinggalan
saat YESUS datang ke dua kali. Sedangkan pihak lainnya akan mengalami
sorak-sorai mulai di awan-awan, sampai 1000 tahun damai, bahkan
sampai kerajaan surga yang kekal, biarlah kita mengerti tentang
Lambung Yang
ditikam.
Yohanes
19: 31-37 -->
ini tentang lambung YESUS yang ditikam.
Yohanes
19: 31-34,
31.
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat
itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah
hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan
meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan.
32.
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan
Yesus;
33.
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah
mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
34.
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan
tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Ay
31 --> “
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari
Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib”
--> mayat harus segara mati, kemudian diturunkan dari kayu salib
dan dikuburkan.
“
meminta
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan” -->
menjelang hari Sabat jika orang yang disalibkan belum mati, supaya
cepat mati, maka kakinya harus dipatahkan dan mayatnya segera
diturunkan. Itulah hukumnya.
Ay
33 --> jika orang yang disalibkan sudah mati di kayu salib, maka
kakinya tidak bisa dipatahkan.
Karena
YESUS sudah mati di kayu salib, maka tulangnya tidak dipatahkan,
tetapi Lambung-Nya
ditikam dengan tombak, sehingga mengeluarkan darah dan air. Nanti
kalau YESUS datang kembali ke dua kali, orang-orang yang melihat
Lambung yang tertikam akan meratap,
mengalami kesusahan dan sampai binasa selamanya. Oleh sebab itu dalam
Zakharia 12: 10-14 disebutkan “setiap orang harus meratap
masing-masing” --> suami meratap, istri meratap, dari keluarga
Daud meratap.
Zakharia
12: 10-12,
10.
"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas
keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang
kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti
orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih
seperti orang menangisi anak sulung.
11.
Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan
atas Hadad-Rimon di lembah Megido.
12.
Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum
keluarga keturunan Daud tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum
keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
Disimpulkan:
sebelum YESUS datang kedua kali:
- Biarlah
setiap pribadi berjuang untuk memandang dan meratapi Lambung
YESUS yang tertikam tombak dan mengeluarkan darah dan air.
- Jika
nanti YESUS sudah datang ke dua kali, kita baru memandang dan
meratapi Lambung Yang
tertikam, maka akan meratap sungguhan, mengalami kesusahan dan
kebinasaan. Ini sudah terlambat. Jadi sebaiknya kita meratap
sekarang ini sebelum YESUS datang kembali ke dua kali. Setiap
pribadi harus meratap (yang lain tidak bisa bergantung) -->
biarlah suami saja yang setia, aku ikut-ikut saja dan doakan aku,
tidak bisa seperti ini! Jadi setiap pribadi/tersendiri --> istri
tersendiri, suami tersendiri.
- Sekaligus,
kita juga mengalami kuasa Tulang yang
tidak dipatahkan. Jika ada Lambung yang
tertikam, pasti ada Tulang yang tidak
dipatahkan.
Dua
orang penjahat disamping kiri dan kanan YESUS, karena tulangnya
dipatahkan, maka tidak ada lambung yang tertikam.
Tulang
ini menunjuk pada kuasa
kebangkitan. Waktu ada orang yang menggotong mayat diserang
gerombolan musuh, lalu dicampakkan ke kuburan Elisa dan terkena
tulangnya Elisa, akhirnya mayatnya bangkit.
Pertanyaannya,
bagaimana caranya melihat Lambung
yang tertikam?
bukan melihat lukisan lambung Yang
tertikam, bukan itu! tetapi ini ada prakteknya. Tadi disebutkan
Lambung YESUS mengeluarkan darah dan air.
Jadi praktek memandang lambung YESUS yang tertikam harus ada tanda
darah dan air.
Praktek
sehari-hari memandang dan meratapi lambung YESUS yang tertikam tombak
dan mengeluarkan darah dan air adalah:
Ada
tanda darah. Darah dalam tabernakel
menunjuk medzbah korban bakaran. Dulu bangsa
Israel membawa lembu, kambing, domba (yang paling miskin membawa
burung tekukur) untuk disembelih, kemudian dagingnya dibakar di
medzbah bakaran, darahnya ditumpahkan/dicurahkan dsb, untuk
pengampunan dosa. Sekarang kita tidak perlu
lagi seperti ini, tidak perlu
membawa korban binatang ke gereja, sebab
sudah digenapkan oleh Korban Kristus di
kayu salib. Jadi
medzbah korban bakaran =
salib Korban
Kristus =
bertobat.
Bertobat artinya berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati bagi dosa).
Kita
semua ini manusia berdosa,
bagaimana caranya/prosesnya untuk
berhenti berbuat dosa? mendengarkan
Firman terlebih dahulu. Kalau kita
menyadari dosa-dosa oleh pekerjaan Firman
pengajaran yang benar/pedang Firman, maka
kita terdorong untuk menyesali dosa dan mengaku dosa kepada TUHAN
(vertikal), kepada sesama (horisontal) --> membentuk kayu salib.
Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi (mati bagi dosa). Inilah
prosesnya bertobat. Itu sebabnya dalam kebaktian,
pedang Firman/Firman
yang keras itu penting untuk menunjukkan dosa-dosa.
Jadi
praktek memandang dan meratapi lambungnya YESUS sekarang ini adalah
bertobat (tanda darah) --> YESUS rela di
tikam sampai mati untuk saya. Biarpun kita menangis (mungkin
saat perjamuan suci), tetapi tidak bertobat, itu sia-sia, sandiwara
dan bukan memandang Lambung YESUS.
Ada
tanda air.
Air
dalam tabernakel menunjuk:
- Kolam
pembasuhan = baptisan air,
- Pintu
kemah = baptisan Roh Kudus (air kehidupan dari surga).
Jadi
tanda air adalah lahir baru dari baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
Inilah sekarang prakteknya memandang dan meratapi Lambung
YESUS.
Yohanes
3: 5-8,
5.
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk
ke dalam Kerajaan Allah.
6.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali.
8.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Ay
5 --> “
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh” --> air = baptisan air, Roh = baptisan Roh Kudus.
Kita
dulu dilahirkan oleh ibu kita masing-masing (maafkan para ibu).
Biarpun ibu itu hebat, kaya, pandai, tetapi seorang ibu hanya
melahirkan kita sebagai manusia darah daging yang cuma cocok untuk
hidup di dunia (tidak cocok di surga). Oleh sebab itu harus lahir
baru dari TUHAN lewat air dan Roh. Jika kita lahir baru dari baptisan
air dan baptisan Roh Kudus, maka kita mendapatkan hidup baru (hidup
surgawi) yaitu seperti angin bertiup dan seperti api (pasangan angin
adalah api). Jadi orang yang memandang dan meratapi lambung YESUS
yang tertikam akan menjadi angin dan api.
Mazmur
104: 4, yang membuat
angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai
pelayan-pelayan-Mu,
Angin
dan api --> pelayan-pelayan TUHAN yang bagaikan angin dan api.
Mari
kita semua harus beribadah dan melayani TUHAN seperti angin dan api.
Jangan sembarangan beribadah dan melayani TUHAN!
Pelayan
TUHAN seperti angin dan api:
Pelayan TUHAN bagaikan angin
Tanda-tanda
pelayan TUHAN seperti angin:
- Angin
itu hampa (menghampakan diri) artinya ada tetapi merasa tidak
ada. Coba kalau kita dekat AC kita akan merasakan dingin, tetapi
saat dilihat tidak ada. Contohnya seperti YESUS yang menghampakan
diri. YESUS yang memiliki surga dll, tetapi Dia tinggalkan -->
tidak merasa memiliki semuanya.
Angin itu ada tetapi
merasa tidak ada artinya
- Tidak
mengandalkan sesuatu dari dirinya (sekalipun punya), dari dunia,
tetapi selalu mengandalkan TUHAN. Jadi kita melayani jangan
mengandalkan kemampuan, kepandaian, ijasah, pengalaman. Contohnya
Petrus yang sudah berpengalaman tetapi semalam-malaman tidak
mendapatkan ikan.
- Tidak
menuntut hak, tetapi hanya melakukan kewajiban. Seperti YESUS tidak
menuntut hak, bahkan hak untuk hidup pun tidak dituntut, Dia rela
mati untuk melakukan kewajiban menyelamatkan orang berdosa. Dimulai
dari saya, mari kita melayani dengan tidak menuntut hak, tetapi
hanya melakukan kewajiban. Dalam rumah tangga melayani harus
seperti angin. Jika dalam rumah tangga saling menuntut hak -->
suami harus begini dan istri harus begini, nanti akan terjadi demo,
ketidak puasan, pertengkaran. Sebaiknya kita harus melakukan
kewajiban tanpa menuntut hak. Misalnya:
- Biarpun
suami saya kejam, saya (istri) harus tetap tunduk.
- Biarpun
istri saya cerewet, saya harus (suami) tetap mengasihi istri.
- Dalam
ibadah kunjungan kemanapun, kita (gembala
dan jemaat) bayar ongkos sendiri-sendiri dan tidak menuntut hak
apapun.
Angin
itu juga berhembus kemanapun ia dihembuskan (“Angin bertiup ke
mana ia mau”) artinya taat dengar-dengaran melakukan
kehendak TUHAN. Kalau TUHAN hembuskan kedepan, maka anginnya kedepan
(tidak mungkin anginnya berbelok).
Jika
kita melayani seperti angin (tanpa hak, tidak mengandalkan apapun,
taat dengar-dengaran), hasilnya adalah,
kita akan membawa
bau harum Kristus, sehingga ada kesejukan/damai
sejahtera dimanapun (2 Korintus 2).
Membawa bau harum
Kristus:
- Bersaksi
tentang YESUS sebagai juru selamat, kepada orang-orang
berdosa/orang yang belum percaya YESUS supaya percaya YESUS dan
diselamatkan = bersaksi tentang kabar baik/Firman
penginjilan.
- Bersaksi
tentang Kabar Mempelai/Firman
pengajaran yang benar kepada orang-orang yang sudah selamat untuk
disucikan, disempurnakan menjadi Mempelai
Wanita Kristus yang siap untuk menyambut
kedatangan YESUS yang ke dua kali (masuk Tubuh
Kristus). Seringkali kita sudah selamat dan diberkati, merasa sudah
selesai (stop), ini belum selesai! sebab
sekalipun kita sudah selamat dan diberkati, kita masih berbuat
dosa. Oleh sebab itu kita memerlukan pedang untuk menyucikan terus
sampai satu waktu kita tidak dapat berbuat dosa lagi dan menjadi
sempurna seperti YESUS itulah Mempelai
Wanita Surga
yang layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali. Hampir
setiap bulan kita melakukan ibadah kunjungan, ini untuk membawa bau
harum Kristus, sebab banyak orang yang sudah selamat, diberkati
tetapi mereka tidak tahu hendak
kemana lagi. Orang yang sudah selamat dan diberkati masih
perlu untuk ditingkatkan, disucikan. Inilah yang menjadi tugas
kita.
Jadi
kabar baik harus ditingkatkan menjadi Kabar
Mempelai --> “lihat
mempelai datang songsonglah Dia” “berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin anak domba”, semoga kita bisa
mengerti.
- Pelayan
bagaikan angin = tidak bisa
dihalangi dan tidak mau terhalang oleh apapun juga. Waktu YESUS
bangkit dan murid-murid mengunci pintu rumah, tahu-tahu YESUS sudah
berdiri ditengah mereka dan berkata “damai sejahtera bagimu”
Biarpun pintu sudah dikunci, tapi kalau angin pasti
dapat masuk. Kita sedikit-sedikit jangan gampang terhalang,
jangan! tetapi harus seperti angin yang tidak bisa dihalangi oleh
apapun. Semoga
kita dapat mengerti.
Inilah
pelayan TUHAN bagaikan angin. Memandang dan meratapi Lambung
YESUS yang tertikam dimulai dari bertobat dahulu. Jika berbuat dosa
itu menjadi hamba dosa dan tidak dapat
menjadi hamba TUHAN. Setelah stop berbuat dosa, setelah itu lahir
baru dan bisa menjadi hamba TUHAN (menjadi pelayan TUHAN yang seperti
angin dan api).
Pelayan
TUHAN bagaikan api
Pelayan
TUHAN bagaikan api itu menunjuk:
- Pelayan
TUHAN yang suci. Api itu menyucikan kita. Waktu di Mesir,
Musa mengandalkan kepandaian, kehebatan, tetapi ia
tidak dapat melayani dua orang
bahkan Musa menjadi
pembunuh. Setelah itu Musa lari ke Median,
disana Musa menggembalakan kambing, domba. Dalam penggembalaan Musa
melihat api dan disucikan --> “tanggalkan kasutmu”.
Karena
TUHAN itu suci, jadi harus dilayani dengan kesucian. Didalam
sistem penggembalaan, pelayan TUHAN
mengalami api penyucian (seperti Musa), sehingga menjadi pelayan
TUHAN yang suci. Jadi bukanlah pandai, bodoh, kaya, miskin,
pengalaman atau tidak pengalaman, tua atau tidak, tetapi yang
menentukan kita menjadi pelayan TUHAN adalah suci atau tidak
suci.
Saya sering menerangkan, seorang pelayan TUHAN, bahasa
aslinya adalah imam. Imam itu adalah seorang yang suci. Jadi yang
jasmani tidak mempengaruhi seorang imam. Oleh sebab itu seorang imam
harus tinggal di ruangan suci = kandang penggembalaan. Dulu Musa
melihat kerajaan surga, lalu TUHAN memerintahkan
Musa untuk membuat surga di bumi (tabernakel), supaya apa yang kita
lakukan di bumi sama dengan di surga, itulah maksudnya. Jadi yang
dibumi sama dengan yang di surga; jangan
“ngawur”! Semua yang kita lakukan di bumi merupakan pantulan
yang di surga, supaya kita dapat ke surga.
Itulah pengajaran tabernakel.
Tabernakel terdiri
dari:
Mulai dari Halaman (ada darah dan air):
- Ada
medzbah korban bakaran.
- Ada
kolam pembasuhan.
- Ada
pintu kemah.
Setelah
itu lanjut ke ruangan suci (kandang penggembalaan). Dulu di ruangan
suci terdapat tiga macam alat (sekarang
sudah hancur). Tiga macam alat ini
sekarang menunjuk tiga macam ibadah pokok
yaitu:
- Pelita
emas menunjuk ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini
persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus dengan
karunia-karunia-Nya. Pada ibadah hari
Minggu ada nyanyian dan kesaksian, itulah karunia-karunia Roh
Kudus.
- Meja
roti sajian menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab
dan perjamuan suci (hari Senin sore). Ini persekutuan dengan Anak
ALLAH di dalam
Firman pengajaran dan Korban
Kristus.
- Medzbah
dupa emas menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (hari
Rabu sore). Ini persekutuan dengan Allah Bapa didalam kasih Nya.
Jadi
di dalam kandang penggembalaan tubuh,
jiwa, roh kita melekat kepada ALLAH
Tritunggal dan tubuh, jiwa, roh kita disucikan oleh ALLAH
Tritunggal. Namanya ruangan suci, sehingga ada jaminan kita
disucikan dan menjadi pelayan TUHAN yang
suci.
Di mulai dari saya sebagai
gembala, kalau mau ada jaminan kesucian,
maka harus berada didalam ruangan suci. Terutama
gembala nomor satu sebagai contoh/teladan untuk beribadah
melayani dalam tiga macam ibadah pokok,
setelah itu saudara-saudara semuanya juga harus datang beribadah
melayani sesuai tugasnya masing-masing --> yang pemain musik
datang, paduan suara datang untuk latihan dsb. Jika Gembala tidak
datang, bagaimana domba-dombanya, ini tidak bisa! Jadi mulai dari
gembala terlebih dahulu.
- Pelayan
TUHAN yang setia dan berkobar-kobar. Kalau sudah suci, maka akan
setia dan berkobar-kobar (menyala-nyala). Jika ada pelayan TUHAN
yang tidak setia, tidak berkobar-kobar, ini dikarenakan kesuciannya
menurun, bukan karena sudah tua dll. Kalau kesuciannya meningkat,
biarpun usia nya meningkat dll, maka pasti kesetiannya juga
meningkat. Perhatikan hal ini baik-baik.
Semoga kita dapat
mengerti.
Salah satu contoh bagi kita adalah alm
bpk pendeta
Totaijs. Bahkan sampai sakit parah, beliau
tetap melayani dua sidang jemaat di Den Haag dan Amsterdam. Sampai
beliau sudah tidak
bisa melayani lagi, lalu beliau berhenti
dan berdoa, ini sebab keadaan fisik beliau
sudah lemah. Usia beliau sudah delapan
puluh tahun lebih, ini luar biasa. Demikian juga guru-guru
dan gembala-gembala saya, seperti bpk
pdt In Juwono
dan bpk pdt
Pong, mereka semakin tua tetapi semakin
semangat melayani, baik memberitakan Firman
didalam dan keluar --> di Lemah Putro, di Johor, padahal usia
bertambah tua, tetapi karena kesucian meningkat, maka kesetiaan juga
meningkat. Dua hal ini yaitu kesucian dan
kesetiaan tidak dapat dipisahkan.
Pelayan
TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar = nyala api.
Wahyu
1: 14, Kepala dan
rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya
bagaikan nyala api.
Mata
TUHAN = nyala api.
Jadi
pelayan TUHAN yang suci dan setia
berkobar-kobar = biji mata-Nya TUHAN sendiri, ini merupakan
kesayangan TUHAN yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun dan satu
butir pasir pun tidak boleh menyakiti. Dunia ini bagaikan padang
gurun, begitu angin bertiup, ribuan pasir akan datang. Menjadi tangan
dan kaki-Nya TUHAN (menjadi penginjil) memang baik, tetapi kalau cuma
sampai disana, begitu angin bertiup, ribuan pasir
dapat masuk semuanya (terkena). Misalnya:
saya sebagai kaki-Nya TUHAN (penginjil), tetapi juga menjadi biji
mata-Nya TUHAN. Penginjil yang suci tergembala dengan baik dan setia
berkobar-kobar (menjadi biji mata TUHAN), biarpun angin bertiup
berulang-ulang, satu pasirpun tidak boleh masuk.
Jadi
harus ditingkatkan --> jangan cuma sebagai penginjil, gembala
saja! sebab kalau tidak menjadi biji mata TUHAN (tidak suci dan tidak
setia berkobar), akan terkena pasir: dosa-dosa, masalah akan masuk
untuk menyakiti, menghancurkan kita. Kita harus sampai menjadi biji
mata TUHAN, saat itulah kita benar-benar menjadi milik TUHAN yang
tidak bisa diganggu gugat.
Inilah
praktek memandang dan meratapi Lambung
YESUS Yang tertikam sebelum YESUS datang
kembali. Jika nanti saat YESUS datang kita baru meratapi Lambung
YESUS --> ini sudah terlambat sebab kita
akan binasa. Sekarang inilah masing-masing berusaha dan berjuang
dengan baik untuk kuliah, kerja, kebutuhan
sehari-hari silakan! tetapi jangan lupa kita juga harus berjuang
untuk memandang dan meratapi Lambung YESUS
yang tertikam --> berjuang untuk bertobat (stop dosa) dan berjuang
untuk menjadi pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar
bagaikan api dan angin. Semoga
kita mengerti.
Kalau
kita sudah menjadi api dan angin, maka saat TUHAN YESUS datang ke dua
kali, kita akan terangkat di awan-awan --> bukan tertinggal, bukan
berteriak-teriak meratapi, tetapi bersorak sorai seperti Elia
terangkat ke surga.
Kalau dibandingkan dengan Elia -->
Waktu Elia naik terangkat ke surga, ada kereta berapi dan angin
badai. Jadi hanya api dan angin yang bisa terangkat.
2
Raja-Raja 2: 11 Sedang
mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta
berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke
sorga dalam angin badai.
Disini
ada api dan angin. Pelayan TUHAN yang bagaikan api dan angin mampu
untuk menghadapi api dan angin, sehingga terangkat ke surga seperti
Elia yang terangkat ke surga.
Semoga kita bisa
mengerti.
Tadi,
karena tidak jadi dipatahkan tulangnya, maka Lambung
- Nya Yang ditikam. Kalau ada
Lambung yang tertikam, pasti ada kuasa
Tulang Yang tidak
dipatahkan.
Kuasa
tulang yang tidak dipatahkan =
kuasa kebangkitan.
Mazmur
34: 19-21,
19.
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia
menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
20.
Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari
semuanya itu;
21.
Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.
Ayat
19 --> “
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati”
--> hancur hati.
Praktek
sehari-hari mengalami kuasa Tulang
Yang tidak dipatahkan yaitu
kita menyembah TUHAN dengan hancur hati.
Menyembah TUHAN dengan hancur hati artinya:
- Merasa
tidak layak dihadapan TUHAN, sebab banyak kesalahan/kekurangan kita
(mengaku banyak kesalahan/kekurangan dihadapan TUHAN).
- Merasa
tidak layak untuk ditolong TUHAN, sebab kita manusia berdosa.
Misalnya: jika kita bersalah --> ngebut dijalan lalu dipenjara,
menabrak orang lalu dipenjara, ya sudah tidak apa-apa sebab kita
yang salah. Kita jangan menuntut TUHAN, itulah hancur hati -->
saya merasa tidak layak, saya banyak salah, kalau pun tidak ditolong
oleh TUHAN, ya tidak apa-apa.
- Merasa
tidak mampu dan tidak berdaya, tetapi hanya bergantung kepada
kemurahan belas kasihan TUHAN = tidak berharap yang lain tetapi
hanya menyeru Nama YESUS.
Mari
sekarang ini, setelah kita memandang dan meratapi Lambung
YESUS Yang tertikam (bertobat dan menjadi
pelayan TUHAN) masih banyak tantangan, rintangan, masalah yang kita
hadapi, oleh sebab itu kita harus banyak menyembah TUHAN dengan
hancur hati = tersungkur di Kaki TUHAN.
Menyembah
TUHAN dengan hancur hati (tersungkur dihadapan TUHAN), seperti
perempuan Kanani --> “tolonglah aku TUHAN”, bukan -->
“tolong lah anak ku”. Sekalipun anaknya lah yang sakit, tetapi
dia berkata --> “tolonglah aku”, anak ku menjadi seperti ini
gara-gara aku juga (aku yang salah, bukan hanya anak ku saja yang
salah) dan bukan malah menyalahkan orang lain,
bukan!
Menyembah
TUHAN dengan hancur hati (tersungkur dihadapan TUHAN)
yaitu:
- merasa
tidak layak,
- merasa
tidak mampu/tidak dapat berbuat apa-apa,
- merasa
tidak berharga, tidak berharap pada yang lain tetapi hanya berharap
kepada kemurahan belas kasihan TUHAN = mengulurkan tangan
kepada TUHAN “terserah Engkau TUHAN” dan TUHAN
mengulurkan Tangan belas kasih
kemurahan-Nya kepada kita.
Hasilnya
adalah
- Mazmur
34: 19, TUHAN itu dekat
kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang
yang remuk jiwanya.
Hasil pertama adalah Tangan
belas kasih TUHAN memeluk kita (kita dekat dengan TUHAN), sehingga
kita menjadi tenang, damai sejahtera. Dalam Mazmur 62 -->
“hanya dekat ALLAH
saja, aku tenang” . Di dunia ini banyak tidak tenangnya (tenang
sebentar, lalu tidak tenang). Contohnya: Mungkin dipekerjaan
tahu-tahu ada kemajuan dan labanya banyak, tahu-tahu ada goyang
sedikit dan tidak tenang lagi. Baru tenang sebentar, kemudian
mendengar berita, lalu tidak tenang
lagi.
Tetapi jika kita berada dalam
pelukan TUHAN (dekat dengan TUHAN), maka kita akan selalu tenang,
damai sejahtera, mengalami perhentian, sehingga hidup
kita semuanya menjadi enak dan ringan hidup.
Kalau kita sudah tidak bisa apa-apa, bahkan berpikir pun tidak bisa,
mau kemana lagi kita? kita harus melihat dan meratapi lambung
YESUS yang tertikam --> periksa diri kita, jika ada yang salah
harus bertobat, perbaiki pelayanan kita sehingga menjadi seperti api
dan angin, perbaiki ketaatan dan kesucian, sesudah itu kita hanya
tersungkur dihadapan TUHAN. Setelah kita melihat lambung YESUS yang
tertikam, maka pasti ada kuasa tulang yang tidak dipatahkan.
- Mazmur
34: 20,Kemalangan orang
benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;
Hasil
kedua adalah Tangan
belas kasih kemurahan TUHAN diulurkan untuk melindungi kita
dari segala celaka marabahaya, dari antikrist
yang berkuasa di bumi (puncak pencobaan adalah antikrist),
dari hukuman ALLAH sehingga hidup kita
selamat.
Seringkali saat kita dekat dengan orang tua itu
sudah senang, saat di sekolah kita dekat
dengan guru dan kepala
sekolah (mungkin nilai bisa ditambah dll)
itu juga sudah senang, dekat dengan bupati
itu juga senang (mungkin dapat proyek dll), tetapi kalau kita dekat
dengan TUHAN itu melebihi semuanya dan kita mendapatkan
segala-galanya.
- Mazmur
34: 21, Ia melindungi
segala tulangnya, tidak satupun yang patah.
Hasil ketiga
adalah Tangan belas
kasih kemurahan TUHAN mengandung kuasa kebangkitan untuk memberi
kemenangan kepada kita (“satu tulang tidak dipatahkan” =
menang). Artinya
- Semua
masalah bisa diselesaikan, bahkan sampai masalah yang mustahil
diselesaikan oleh TUHAN.
- Semua
menjadi indah pada waktu-nya. “satu
tulang tidak dipatahkan” = tidak ada yang hancur, tidak ada yang
remuk, semuanya indah.
- Tangan
belas kasih kemurahan TUHAN dengan kuasa kebangkitan sanggup untuk
menyucikan dan mengubahkan kita sedikit demi sedikit sampai
sempurna seperti Dia (satu tulang tidak dipatahkan = semuanya
utuh). Kita masuk kesatuan Tubuh Kristus
yang sempurna (utuh), Mempelai Wanita
yang siap terangkat dan bersorak sorai di awan-awan dengan suara
“Haleluya, Haleluya” untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua
kali. Jadi bukan meratap lagi, bukan kesusahan lagi, tetapi
bersorak sorai menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan.
Mari!
nubuat ini sudah satu kali digenapkan waktu YESUS datang pertama kali
untuk mati di kayu salib, banyak yang meratapi, tetapi TUHAN bilang
--> “jangan ratapi Aku, ratapi dirimu, ratapi anakmu”. Jadi
sekarang ini kita harus meratap sebelum YESUS datang ke dua kali.
Mungkin kita sudah banyak meratap, karena perusahaan merosot, nilai
merosot,
tetapi apakah kita sudah meratapi lambung YESUS yang
tertikam?
- Saat
kita berbuat dosa, kita harus berusaha meratap untuk bertobat.
- Kita
berusaha meratap untuk lahir baru, sehingga menjadi pelayan TUHAN.
- Setelah
menjadi pelayan TUHAN, kita berusaha meratap untuk menjadi api dan
angin (seperti YESUS bagaikan api dan angin).
Jika
Dia datang kembali ke dua kali, seperti Elia yang naik dalam api dan
angin badai, maka (kita) pelayan TUHAN seperti api dan angin juga
akan naik ke awan-awan permai.
Kalau
kita sudah meratapi lambung YESUS yang tertikam, kita tidak boleh
takut, sebab
pasti ada kuasa tulang yang dipatahkan -->
saat pelayan TUHAN tidak bisa apa-apa, hanya tersungkur dihadapan
TUHAN, menyerahkan semuanya kepada TUHAN, menyebut nama YESUS
“Haleluya YESUS” dan Dia akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita.
Mari
kita sungguh-sungguh memandang Lambung yang
tertikam dan kita tersungkur di hadapan-Nya, kita hanya menyeru
nama-Nya dan biarlah kuasa-Nya dinyatakan di tengah-tengah kita
sekalian.
TUHAN memberkati.1