Kita
masih melanjutkan dalam Kitab Wahyu 1: 4-8,
dan judulnya adalah
salam kepada ke
tujuh jemaat. Kita sekarang berada pada Wahyu 1: 5b-6.
Wahyu
1: 5b-6,
5.
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi
Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya--
6.
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam
bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.
Kita
sudah mempelajari mulai ayat 5a, yaitu:
ada
3 nama dari YESUS:
(1)saksi
yang setia,
(2)yang pertama
bangkit dari antara orang mati,
(3)yang
berkuasa atas raja-raja = Raja segala Raja. Pada ayat yang 5 saja,
ini tentang
penampilan YESUS dalam pakaian Imam Besar: baju
efod, gamis baju efod, pakaian putih/pakaian kemuliaan, urim dan
tumim, ini juga sudah dipelajari.
Dalam
Wahyu 1: 5b-6,
ada
dua kekuatan didalam Darah
YESUS yaitu
- Darah
YESUS melepaskan kita dari dosa (ayat 5b),
artinya
- Jika
kita mengaku dosa kita, maka Darah YESUS
mengampuni dosa-dosa kita, sehingga kita tidak dihukum. Upah dosa
adalah maut/hukuman.
- Darah
YESUS mencabut akar-akar dosa, sehingga kita tidak berbuat doa lagi
dan hidup dalam kebenaran = mengalami kelepasan dari dosa.
Mungkin
banyak orang mengatakan --> enak ya, dosa apa saja (membunuh
dll), tetapi jika mengaku dosa, maka akan diampuni, tidak dihukum.
Kalau di dunia ini, jika kita bersalah, lalu mengaku, akhirnya
dipenjara.
Buktinya bahwa Darah
YESUS mengampuni dosa kita (kita tidak dihukum) adalah setelah
kita mengaku dosa, maka kita tidak berbuat dosa lagi (stop berbuat
dosa) dan hidup dalam kebenaran. Inilah buktinya kita benar-benar
terlepas dari dosa dan tidak ada hukuman.
Jadi jika kita berbuat
dosa itu berarti melayani setan dan harus dilepaskan dari dosa
terlebih dulu. Setelah kita dilepaskan oleh darah YESUS, selanjutnya
darah YESUS mengangkat kita.
- Darah
YESUS mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja.
Imam
adalah:
- Seorang
yang suci (tidak berbuat dosa) --> bukan seorang yang pandai,
bodoh, kaya, miskin, bukan!
- Seorang
yang memangku/memiliki jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh
Kudus. Contoh jabatan pelayanan: gembala,
pengerja, pemusik, penyanyi, pembersih gereja,
penerima tamu, bagian kolekte dll.
1
Timotius 4: 14,
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah
diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang
penatua.
Jadi karunia Roh Kudus kita terima lewat
penumpangan tangan seorang Gembala. Jika ada karunia Roh Kudus, maka
pasti ada jabatan. Misalnya:
- Jika
karunianya bisa bermain gitar, jabatannya adalah pemain musik.
- Jika
karunianya bisa menyanyi, jabatannya adalah zangkoor/group
koor/ singer dll.
- Jika
karunianya menimbang roh, jabatannya adalah gembala.
- Jika
karunianya tentang pengetahuan, maka jabatannya
adalah rasul dll.
Jadi karunia ini menentukan/menetapkan
jabatan seseorang. Supaya kita tidak salah dalam melayani (kita
menerima karunia), untuk itu sebelum melayani ada penumpangan
tangan dari seorang gembala. Didalam
karunia ini ada jabatan. Semoga
kita dapat mengerti.
Sesudah kita
memiliki jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, sikap kita
adalah jangan lalai / jangan tidak setia dalam jabatan
pelayanan dan karunia. Jika kita lalai / tidak setia = terkutuk.
Sikap yang benar setelah kita menerima jabatan pelayanan dan
karunia adalah kita harus setia dan berkobar-kobar dalam
jabatan dan karunia sampai TUHAN YESUS datang ke dua kali, bahkan
sampai selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
- Seorang
yang berdiri diantara manusia berdosa dengan ALLAH
untuk ikut pelayanan pendamaian supaya manusia berdosa dapat
berdamai dengan ALLAH (tidak terjadi
permusuhan lagi). Jika manusia berdosa sudah berdamai dengan TUHAN,
ini berarti manusia berdosa diselamatkan oleh ALLAH.
Banyak
kali kita salah --> imam seringkali menggosip, menjadi tukang
adu domba, ini salah besar! Sebab imam justru ikut dalam pelayanan
pendamaian. Misalnya: jika ada jemaat mendapatkan masalah, karena
mendengar suara yang agak miring, maka tugas imam adalah meredam
--> jangan begitu, mari coba mendengar yang benar, jangan malah
menambah-nambah, nanti menjadi tukang adu domba.
Semoga kita mengerti.
- Seorang
yang beribadah dan melayani TUHAN (tidak lagi melayani setan). Jadi
imam ini dwifungsi. Mari bagi yang sudah beribadah harus
ditingkatkan dan berdoa kepada TUHAN supaya melayani. Yang sudah
melayani harus beribadah.
Sebab ini ada yang salah, ada suatu
kesaksian yang betul terjadi --> melayani sebagai paduan suara,
dia pikir yang penting adalah latihan paduan suara dan menyanyi
dengan bagus, tetapi saat-saat nyanyian/pujian dia tidak masuk
gereja, saat paduan suara dia masuk, pada
saat pemberitaan Firman TUHAN dia keluar
lagi dari gereja. Jadi ini pelayanan
yang hanya setengah saja.
Menjadi
imam ini tidak sembarangan, seperti saat kita melamar pekerjaan di
dunia ini tidak sembarangan. Ada prosedur-prosedur untuk menjadi
imam, paling tidak untuk menjadi imam kita sudah mengalami
penumpangan tangan, baru sesudah itu kita bisa menjadi imam.
Tugas
imam adalah:
- 1
Petrus 2: 9,
Tetapi kamulah bangsa
yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Ayat
9 --> “Imamat yang rajani” --> imam-imam dan
raja-raja.
Tugas pertama adalah bersaksi tentang bagaimana TUHAN
sudah memindahkan kita dari gelap kepada terangnya yang ajaib =
bersaksi tentang
keubahan hidup (ini
bukan berarti semuanya harus bersaksi didepan). Artinya
setiap pelayanan seorang imam harus disertai dengan keubahan hidup
= memancarkan terang yang ajaib kepada orang-orang yang dalam
kegelapan. Misalnya:
- Saat
kita menyanyi tentang keubahan hidup,
ini kita sedang memancarkan terang yang ajaib. Seperti nyanyian
koor kaum muda --> “mari mengaku,
TUHAN masih memberi kesempatan”, jika saat itu ada jemaat yang
mendengarkan tetapi berada dalam kegelapan/dosa, maka lama-lama
jemaat yang berada dalam kegelapan bisa menjadi terang.
- Saat
berkhotbah disertai dengan keubahan hidup, ini sedang memancarkan
terang. Kalau ada jemaat yang berada dalam kegelapan mendengarkan
khotbah, sedikit demi sedikit terang dipancarkan
terus, akhirnya jemaat menjadi terang --> lama-lama jemaat bisa
sungguh-sungguh beribadah, ikut baptisan air, ikut penataran
imam-imam dan bisa melayani TUHAN.
Jika
kita menyanyi, berkhotbah, main musik tanpa keubahan hidup, ini
tidak ada gunanya (tetap gelap) = yang
berada diluar ibadah.
Semoga kita dapat mengerti.
- 1
Petrus 2: 5,
Dan biarlah kamu juga
dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan
rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Kalau
tadi tugas imam yang pertama: bersaksi = setiap pelayanan kita
harus ditandai dengan keubahan hidup --> mungkin dulu kita
pendusta dan berubah menjadi jujur, ini harus disinarkan baik lewat
nyanyian, khotbah. Siapa tahu saat itu ada orang pendusta yang
terkena sinar, maka nanti dia akan menjadi jujur.
Tugas
kedua adalah mempersembahkan
persembahan rohani yang berkenan kepada TUHAN (ini
seringkali kita masih kurang). Artinya setiap pelayanan kita
harus mempunyai nilai rohani, supaya dapat
berkenan kepada TUHAN. Kalau pelayanan kita hanya yang jasmani, ini
tidak akan berkenan kepada TUHAN.
Misalnya: saat
berkorban. Orang dunia ini juga bisa berkorban. Saya sudah pernah
bersaksi di daerah Kediri pegawainya yang mula-mula diberikan rumah
seharga ratusan juta --> kalau soal berkorban/uang kita yang
didalam gereja masih kalah dengan orang
yang diluar TUHAN. Bedanya adalah mereka yang diluar TUHAN bernilai
jasmani, sedangkan kita harus ada nilai rohani. Jadi kita melayani
dalam bentuk berkorban, berkhotbah harus dalam nilai yang rohani,
sehingga dapat berkenan kepada
TUHAN.
Jangan memasukkan cara-cara dunia didalam pelayanan
yang rohani = pelayanan yang rohani jangan dicampur dengan
cara-cara duniawi, sebab itu tidak berkenan kepada TUHAN. Misalnya:
supaya kaum muda senang/menarik, desain gereja
/ tata caranya dibuat seperti di diskotik --> dari pada ke
diskotik, lebih baik ke gereja, tetapi
gerejanya seperti di diskotik, ini tidak
berkenan kepada TUHAN! Jadi nilai yang rohani harus tetap
dipertahankan. Biarpun orang bilang --> kuno sekali gereja
itu, biarkan saja, asalkan cara-cara duniawi jangan masuk kedalam
gereja. Jangan justru --> kalau
menyanyi seperti itu banyak orang yang senang, mari kita pimpin
pujian seperti yang di televisi itu, jangan! Ini saya gambarkan
seperti keranjang Musa di sungai Nil
(dunia itu gambarannya seperti Sungai Nil). Kalau cara menyanyi di
dunia sekalipun nampak bagus/hebat kita masukkan kedalam gereja,
itu seperti memasukkan air kedalam keranjang Musa, akibatnya gereja
itu tidak maju, melainkan sedang tenggelam. Sebaliknya, mungkin
dipandang kuno tetapi kalau mempertahankan nilai yang rohani, maka
gereja itu sedang maju.
Semoga kita dapat
mengerti.
- 1
Petrus 2: 5a,Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani,
Tugas yang ketiga adalah
aktif dalam pelayanan pembangunan rumah
rohani = aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus = aktif dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Markus
11: 7-11,
7.
Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya
dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
8.
Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang
menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
9.
Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari
belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam
nama Tuhan,
10.
diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana
di tempat yang maha tinggi!"
11.
Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia
meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar
ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.
Perjalanan
terakhir YESUS ke Yerusalem, sekarang ini gambaran kegerakan Roh
Kudus hujan akhir / kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus, Mempelai Wanita
TUHAN.
Sasaran
dari perjalanan YESUS yang terakhir /sasaran kegerakan Roh Kudus
hujan akhir adalah keledai muda yang tertambat (bukan keledai
liar). Keledai itu menujuk bangsa kafir,
inilah kemurahan TUHAN!
Keledai muda yang tertambat artinya
bangsa kafir yang
tergembala pada Pokok Anggur
Yang Benar
(Firman pengajaran yang benar). Jadi kalau
kita tergembala harus melihat Firman
pengajaran yang benar. Firman pengajaran itu bagaikan makanan. Coba
bayangkan, jika kita tergembala/ dipelihara, tetapi terus
menerus diberikan racun, akibatnya
semakin hari kita akan semakin merosot, sampai mati rohani.
Doakan
kami sebagai gembala-gembala, supaya
bertanggung jawab. Tadi di ibadah di Malang
tentang empat lapis tudung (dalam
penggembalaan/ruangan suci terdapat empat
lapis tudung). Tiga itu menujuk pada
ALLAH Tritunggal = ALLAH
Bapa, Anak, Roh Kudus (dari atas). Lalu
yang satunya lagi siapa? yang kelihatan/yang paling bawah itulah
gembala. Jika yang berkhotbah adalah
gembala, maka jemaat sudah paling enak.
Kalau gembala berkhotbah tentang berkorban,
jemaat pasti sudah tahu kalau gembalanya
juga berkorban atau tidak. Coba kalau orang lain yang berkhotbah
gembar-gembor tentang berkorban, tahu-tahu itu
pesan sponsor, dia sendiri tidak pernah berkorban, hanya disponsori
gembalanya --> nanti tentang berkorban ya, sebab kami membutuhkan
ini, sering kali ada titipan seperti ini.
Saya
mengetahui ini sebab saya sendiri mengalami. Saya pernah berkhotbah
di sebuah perusahaan di Surabaya dan yang
pimpin pujiannya seorang penyanyi yang terkenal. Kalau saya
berkhotbah tentang penyucian, dia malah
membaca majalah (setelah pimpin pujian dia membaca majalah), begitu
satu waktu saya khotbah yang ke beberapa kali bicara tentang
persepuluhan, lalu dia mengundang saya -->
Pak kapan bisa datang ke tempat persekutuan saya. Sudah kurang satu
hari saya ditelepon --> pak, khotbah
yang dulu itu hebat (khotbah tentang persepuluhan
maksudnya). Jadi inilah pesan sponsor dan yang
sering terjadi.
Jadi
paling mantap adalah gembala
sendiri. Jika berkhotbah tentang
persepuluhan dan nikah yang suci, maka
jemaat sudah mengetahuinya. Jadi ini sama-sama dimonitor, TUHAN
memonitor jemaat dan gembala, jemaat
memonitor gembala, gembala
juga mengawasi sidang jemaat. Mari kita semua saling mengawasi dan
saling mendoakan.
Jadi
sasaran dari TUHAN adalah keledai yang tertambat (tergembala pada
pengajaran yang benar), bukan keledai liar. Dalam Markus 11: 2, ini
disebutkan dalam istilah “keledai muda”.
Keledai
muda artinya
- Bangsa
kafir yang usianya masih muda. Kaum muda
harus siap! sebab dalam kegerakan hujan akhir banyak kaum muda yang
akan dipakai.
- Bangsa
kafir yang baru menerima Kabar
Mempelai dan sungguh-sungguh didalamnya.
Yang terdahulu bisa menjadi yang terkemudian, yang sudah tua/lama
menerima Kabar Mempelai,
malah menghujat --> ini salah, ini kurang ini dll. Yang baru
menerima Kabar Mempelai
satu kali saja, dapat berkata --> ini
luar biasa. Ini sudah banyak kesaksian-kesaksian. Ada orang yang
sungguh-sungguh menerima
Firman, sekalipun jarak jauh dari luar
negeri (dari Serawak), padahal hanya
satu kali saja mendengar langsung
berkata --> saya harus bersaksi pada gembala saya, pada tua-tua,
kalau mereka tidak mau, saya akan keluar, saya harus menerima Firman
pengajaran yang benar. Inilah bangsa kafir
yang baru menerima Kabar
Mempelai/pengajaran yang benar (Pokok
Anggur). Anggur ini ada kaitannya dengan
Mempelai. Hati-hati pada yang sudah lama
menerima Kabar Mempelai,
sebab bisa demam (tidak sungguh-sungguh lagi). Contohnya seperti ibu
mertua Petrus yang demam = sudah suam-suam
terhadap pengajaran yang benar.
- Bangsa
kafir yang selalu mengalami pembaharuan.
Biar usianya sudah tua, tapi kalau selalu dibaharui, itu akan
menjadi muda (keledai muda).
Jadi
usia yang muda dapat dipakai oleh TUHAN,
yang baru dalam pengajaran juga dapat
dipakai oleh TUHAN, orang tua yang senior tetapi
jika hidupnya dibaharui,
maka kehidupan itu juga dapat
dipakai oleh TUHAN. Inilah yang termasuk dalam keledai muda.
Semoga kita dapat
mengerti.
Keledai/bangsa
kafir
harus ditunggangi oleh YESUS,
untuk dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/kegerakan
pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna
menuju Yerusalem Baru. Jika keledai tidak ditunggangi oleh YESUS,
maka keledai akan ditunggangi oleh Bileam
(nabi-nabi palsu yang suka upah) yang
mengarah kepada kutukan dan kebinasaan. Jadi kita tinggal memilih
antara dua, ditunggangi oleh YESUS atau
Bileam? jika tidak mau ditunggangi YESUS --> saya kuliah sudah
padat, pekerjaan saya
berat, sehingga saya tidak dapat
melayani. Jika seperti ini, maka tidak ada jalan lain, sebab
pada akhirnya akan ditunggangi oleh
Bileam.
Mari
kita sungguh-sungguh dihari-hari ini,
biar kita ditunggangi oleh YESUS
dan supaya dapat
ditunggangi oleh YESUS, maka keledai harus menyerahkan diri kepada
TUHAN. Jika tidak menyerah, ini akan seperti keledai liar yang tidak
tertambat, sebab penggembalaan
dan penyerahan ini satu. Kalau keledai bisa diikat/digembalakan,
pasti bisa ditunggangi dan baru bisa menyerah. Inilah rumusnya.
Semoga kita bisa mengerti.
Kaum
muda perhatikan ini! Jika
kita dipakai oleh TUHAN dalam
menyanyi, main musik, tetapi pergi
kemana-mana/tidak dapat
diikat, maka nanti akan ditunggangi Bileam --> kesana cari uang,
kesana cari uang. Ini seperti pemain musik dunia dan penyanyi dunia
yang hanya mencari upah. Demikian juga seorang gembala,
jika gembala tidak diikat terlebih dahulu,
maka akan ditunggangi oleh
Bileam --> khotbah kemana-mana, jemaat ditinggal, tetapi
untuk mencari uang. Sekali lagi, saya selalu menghormati bpk.
pdt In.Juwono
alm yang mendapatkan hikmat dari TUHAN,
beliau memberitakan Firman
dengan cuma-cuma, semuanya membayar sendiri, ini
supaya tidak dapat ditunggangi oleh
Bileam. Jadi maksudnya hanya satu yaitu Firman
ini untuk membangun Tubuh Kristus dan bukan
untuk mencari uang dll.
Ada
tiga macam penyerahan diri. Sudah menyerah,
tetapi masih dibagi lagi tiga --> ini sulit saudara dan jangan
dibuat gampang. Seringkali pendeta berkata
yang penting sudah selamat, jangan! saya selalu mengatakan -->
untuk masuk pintu kedutaan suatu negara
saja susah (setengah mati), terlebih lagi untuk masuk pintu surga,
untuk itu jangan dibuat gampang! Yang sudah menyerah saja, ini masih
dibagi tiga lagi, sehingga yang masuk pintu hanya
sepertiga.
Lempin-El
perhatikan --> saya sudah menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN,
masuk Lembaga Pendidikan El-Kitab, mau menjadi hamba TUHAN sepenuh,
tetapi ini masih dibagi tiga (yang berhasil hanya
sepertiga, sedangkan yang tidak berhasil duapertiga).
Jadi
kita melayani juga harus sungguh-sungguh. Jika harga pelayanan/imamat
itu gampang-gampangan seperti kata kita, maka TUHAN tidak mengangkat
dengan darah-Nya, cukup dengan emas satu
gunung saja --> tetapi ini semuanya tidak mampu dan hanya darah
YESUS yang mampu (harganya terlalu mahal).
Tiga
macam penyerahan diri yaitu:
- Markus
11: 8,
Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang
menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari
ladang.
Penyerahan
diri pertama adalah penyerahan pakaian
di
jalan,
tetapi begitu keledai sudah lewat pakaiannya diambil lagi artinya
- penyerahan
yang tidak sungguh-sungguh (setengah-setengah). Untuk Lempin-El
--> jika penyerahan hanya setengah-setengah, maka nanti menjadi
hamba TUHAN setengah mati. Jadi semuanya,
jika tidak sungguh-sungguh, maka akan setengah mati --> toko
setengah mati, mencari uang setengah mati, mengikut TUHAN juga
setengah mati.
- kita
menyerahkan diri, tetapi hanya untuk mendapatkan perkara-perkara
dijalan (perkara di bumi). Jalan ini menunjuk dunia ini. Contohnya
adalah untuk mendapatkan uang, kedudukan, jodoh (maafkan kaum
muda). Semoga kita
dapat mengerti.
Contohnya
adalah Yudas Iskariot. Yudas menyerahkan diri untuk melayani
TUHAN (Yudas memiliki jabatan yaitu menjadi rasul, bendahara),
tetapi hanya untuk mencari perkara dunia/perkara daging (uang).
Yudas ini mencuri milik TUHAN. Akibatnya,
Yudas menjadi pengkhianat, menjual dan membunuh YESUS = menjadi
antikrist sehingga binasa selamanya.
Hari
ini kita juga diperiksa, demikian juga saya sebagai gembala
diperiksa. Jika penyerahan hanya setengah-setengah, hanya untuk
perkara di bumi, akibatnya adalah tinggal tunggu waktu/cepat atau
lambat, akan menjadi pengkhianat. Kita harus sungguh-sungguh! sebab
ini sudah diberikan contoh oleh TUHAN yaitu Yudas
Iskariot.
Penyerahan yang pertama ini termasuk penyerahan
yang gagal, pakaiannya diambil lagi, sehingga tidak ikut gerakan
keledai menuju Yerusalem (dulu) = tidak masuk Yerusalem Baru
(sekarang).
- Markus
11: 8,
Banyak orang yang menghamparkan
pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau
yang mereka ambil dari ladang.
Penyerahan diri
kedua adalah penyerahan ranting.
Ranting = kayu = daging yang ditandai dengan keinginan, hawa nafsu,
emosi dll.
Contohnya adalah Petrus yang masih
mempertahankan dagingnya. Petrus dan Yudas ini
rasul (semuanya orang-orang hebat) sebab
rasul Yudas Iskariot sebagai bendahara (orang kepercayaan TUHAN),
ternyata penyerahannya hanyalah penyerahan pakaian di jalan yang
diambil lagi(1).
Rasul Petrus ini hebat juga, senior, ternyata penyerahannya hanyalah
penyerahan ranting/masih ditandai daging(2).
Matius
16: 21-23,
21.
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari
pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga.
22.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya:
"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau."
23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
Ayat 21 --> TUHAN berbicara
tentang perjalanan terakhir untuk
disalibkan (dibunuh dan hari ketiga dibangkitkan) = salib.
Ayat
22 --> inilah penyerahan ranting = pikiran daging.
Ayat 23 -->
“sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia." --> pikiran
daging.
Petrus dipanggil, dipilih dari sekian banyak
orang/dari ribuan orang menjadi duabelas
rasul (Petrus termasuk salah satu dari duabelas
rasul) --> ini pemilihan yang ketat. Petrus menyerahkan diri
kepada TUHAN, tetapi pikirannya tetap mempertahankan pikiran
daging yaitu menolak salib.
Mungkin pikiran daging ini
logis apalagi pada untuk jaman sekarang
--> oom, di dunia ini kami bekerja
mencari uang sudah sengsara dari pagi sampai malam membanting
tulang, kuliah sengara, sekolah sma,
saja pulang sore, lalu di gereja
kami sengsara lagi, kapan kita enaknya? Jika pendetanya
memiliki pikiran daging juga --> akhirnya dibuat taktik, untuk di
gereja yang enak-enak saja/senang-senang
(tidak ada salib) sehingga banyak orang yang masuk. Jika gereja
tanpa salib, ini sudah terpuruk sebab sudah
jauh dari TUHAN. Kita jangan memakai logika/pikiran daging.
Menolak
salib artinya
- Tidak
mau sengsara daging untuk TUHAN.
- Tidak
mau berkorban untuk TUHAN. Seringkali ini dianggap wajar oleh
pikiran daging --> di dunia kita sudah susah, masa di
gereja masih susah-susah. Jika kita tidak mau berkorban
untuk TUHAN, maka kita pasti akan
mengorbankan TUHAN (seperti Yudas dan Petrus).
Mari
kita berkorban waktu, tenaga, pikiran, semuanya harus dikorbankan
untuk pekerjaan TUHAN /pembangunan Tubuh
Kristus. Kecuali satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu pengajaran
yang benar tidak boleh dikorbankan. Pengajaran yang benar = pribadi
YESUS (Kepala) tidak boleh dikorbankan dan
cukup satu kali dikorbankan di kayu salib. Jika pengajaran yang
benar dikorbankan, ini bagaikan menyalibkan YESUS untuk kedua kali.
Semoga kita
dapat mengerti.
Akibatnya jika
menolak salib adalah
- Menjadi
sandungan (“Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku”) dan
gampang tersandung (tersinggung). Kalau kita sudah biasa berkorban,
maka kita akan terbiasa dengan perasaan yang mau disinggung.
- Menyangkal
YESUS saat harus menghadapi sengsara (mengorbankan YESUS). Sekarang
mungkin enak-enak --> YESUS hebat, luar biasa. Jika tidak ada
salib, maka senang. Satu waktu jika diperhadapkan dengan sengsara
--> ini seperti cerita Petrus yang sudah menyangkal YESUS.
Sekarang kita diajarkan untuk memikul salib, sebab kita
pasti akan menghadapi salib. Semuanya akan menghadapi Getsemani.
Istilah kita “tujuh tahun” ini masih dibagi dua --> 3 ˝
tahun aniaya antikrist dan 3 ˝ tahun
Getsemani (masa pra aniaya antikrist).
Kalau saat ini, waktu saja kita tidak mau berkorban untuk TUHAN,
nanti saat diancam untuk ke gereja, maka
kita sudah menyerah (tidak jadi ke gereja).
Kita harus latihan untuk memikul salib. Seperti kisah Kain dan
Habel. Persembahan Habel diterima dan persembahan Kain tidak.
Bedanya terletak pada ada tanda darah pada persembahan Habel. Tanda
darah = tanda pengorbanan, seperti Korban
Kristus yang memiliki tanda darah (sengsara daging karena YESUS).
- Menjadi
sama dengan iblis (“Enyahlah Iblis”). Tanpa salib =
iblis, sebab iblis ini takut/tidak mau salib. Jika menjadi sama
dengan iblis --> hidupnya tidak mau berubah
= tetap manusia darah daging yang hanya
hidup dalam dosa sampai binasa.
Untunglah
Petrus ini masih ditolong oleh kokok ayam. Bagitu Petrus menyangkal
YESUS --> terdengar suara ayam berkokok. Kokok ayam ini menunjuk
Firman penggembalaan, mungkin sederhana,
diulang-ulang, tetapi setia diberitakan oleh gembala.
Ini seperti suara kokok ayam setiap pagi --> setia, diulang-ulang
lagi setiap pagi. Inilah Firman
penggembalaan, yang bisa memonitor, menyadarkan kita, mengangkat
kehidupan kita yang sudah jatuh dan memulihkan kita. Akhirnya Petrus
dipulihkan oleh suara kokok ayam. Semoga
kita dapat mengerti.
- Markus
11: 1, 7
1.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat
Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh
dua orang murid-Nya
7.
Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya
dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya
Penyerahan
diri ketiga adalah penyerahan diri
sepenuh. Inilah
penyerahan diri yang berhasil masuk menuju Yerusalem Baru.
Penyerahan ranting dan penyerahan pakaian di jalan tidak berhasil
untuk masuk Yerusalem Baru.
Contoh penyerahan diri sepenuh
adalah dua murid mengalasi keledai dengan pakaian mereka, untuk
ditunggangi YESUS sampai masuk ke Yerusalem. Dua murid sekarang ini
gambaran Firman ALLAH
dan Roh Kudus. Jadi penyerahan diri sepenuh harus didorong oleh
pekerjaan Firman ALLAH
dan urapan Roh Kudus = didorong oleh pekerjaan penyucian Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
dalam urapan Roh Kudus/Urim dan
Tumim.
Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua menyucikan terutama hati ini.
Hati
disucikan dari:
- Keinginan
jahat = keinginan akan uang (ikatan akan uang). Bukan uangnya
yang salah, keinginannya akan uang, itulah yang salah. Jika terikat
akan uang, menjadi kikir dan serakah. Jika menjadi kikir dan
serakah, maka tidak dapat dipakai oleh
TUHAN.
- Kikir
= tidak bisa memberi.
- Serakah
= merampas miliknya orang lain. Seringkali merampas milik-Nya
TUHAN (persepuluhan dan persembahan
khusus).
- Keinginan
najis (keinginan jahat dan najis ini menjadi satu) = mengarah
kepada dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Ini semuanya harus
disucikan.
Jadi
penting bagi imam-imam untuk mendengarkan Firman
pengajaran. Firman penginjilan juga penting dan harus untuk
orang-orang berdosa supaya percaya YESUS dan diselamatkan. Sesudah
selamat dan menjadi imam (sudah melayani TUHAN), harus ada pedang,
supaya bisa menyerah sepenuh kepada TUHAN. Jangan penyerahan
separuh/setengah dan jangan penyerahan daging, melainkan penyerahan
sepenuh kepada TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
Penyerahan
sepenuh bukan didorong oleh manusia --> mari melayani, jangan!!
tetapi harus didorong
oleh pekerjaan penyucian Firman ALLAH
dalam urapan Roh Kudus, sehingga mengalami penyucian hati. Pusat
kehidupan rohani/pelayanan rohani itulah hati. Kalau pelayanan yang
jasmani itulah otak --> mau bekerja dll.
Lempin-El
perhatikan! mengapa S3, S2, S1, SMU, SMP, SD diterima, tanpa “S”
juga diterima, sebab pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus/pelayanan sepenuh dasarnya adalah hati. Contohnya seperti
Musa hebat dan sekolah di Mesir selama empat
puluh tahun, tetapi karena hatinya
belum dijamah/belum disucikan, untuk melayani
dua orang, Musa
tidak bisa.
Hati disucikan dari kekuatiran. Ciri
dari bangsa kafir
adalah banyak kekuatiran = tanda tanya terus --> bagaimana nanti?
apa jadinya? Mungkinkah?
dll. Jika kekuatiran disucikan maka akan menjadi damai sejahtera.
Semoga kita dapat
mengerti.
Setelah hati disucikan dari keinginan jahat, najis
dan kekuatiran, sampai hati menjadi damai sejahtera, baru setelah
itu kita bisa menyerahkan diri kepada TUHAN.
Praktek
penyerahan diri sepenuh adalah
1
Petrus 5 ini merupakan pasal
penggembalaan, judulnya adalah “gembalakanlah kawanan domba Allah”
- 1
Petrus 5: 7,
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.
Praktek pertama adalah menyerahkan
segala kekuatiran kepada TUHAN/Gembala Agung.
Hati-hati! kuatir merupakan gejala tidak tergembala Contoh
kekuatiran:
- Saya
sering berkunjung di suatu kota besar,
disana ada hamba TUHAN yang tidak tergembala, lalu saya berbicara
--> hamba TUHAN jangan beredar-edar tetapi
harus tergembala? jawabannya --> nanti
kalau aku sakit siapa yang membiayai. Akhirnya, TUHAN mendengar
doanya, dia dan istrinya mengalami sakit. Dari situlah TUHAN
berbicara.
- Ada
juga yang seperti ini --> mari tergembala dan jangan beredar
kesana-sana. Jawabannya --> kalau saya mati siapa yang
akan mengubur?
ini kekuatiran luar biasa dan gejala tidak tergembala. Lalu saya
katakan --> kalau kamu mati yang kubur
ya manusia, jangan takut, sebab kalau
dibiarkan, nanti juga akan ada
yang mengubur. Kita tidak perlu
takut sampai sejauh itu, serahkan kekuatiran kepada TUHAN Gembala
Agung.
- Petrus
kuatir di lautan yang bergelora (ditimbus angin badai dan
gelombang). Petrus berkata --> “kalau Engkau TUHAN ijinkan
saya berjalan kesana”. Jawab TUHAN --> “datanglah kesini”.
Begitu Petrus sudah berjalan, kemudian
ada angin dan gelombang, Petrus merasa bimbang, takut, kuatir,
akhirnya Petrus tenggelam. Padahal Petrus
adalah seorang rasul yang hebat, tetapi masih ada kekuatiran, belum
bisa menyerah sepenuh kepada TUHAN. Petrus kuatir akan angin
pencobaan (masalah-masalah), kuatir akan angin pengajaran palsu.
- Petrus
juga mengalami kekuatiran di lautan yang tenang (Yohanes 21).
Petrus kuatir tentang makanan (hidup sehari-hari). Dulu Petrus
adalah penjala ikan. Tentunya kalau menjala ikan bukan di lautan
yang bergelombang, melainkan di lautan yang tenang. Setelah Petrus
bertemu YESUS, Petrus menjadi penjala manusia. Dulu waktu YESUS
hidup --> lima roti, dua ikan, untuk lima ribu orang. Setelah
YESUS mati --> siapa yang memberi makan?
sebab itu di lautan yang tenang Petrus berkata --> “aku hendak
menangkap ikan” dan diikuti oleh murid-murid YESUS lainnya -->
“kami juga”.
Hati-hati!!
hamba TUHAN yang senior/sudah lama dalam
pengajaran ini masih menjadi panutan, bahkan
sudah salah pun masih menjadi panutan. Jika hamba TUHAN yang
tidak tegas maka akan diombang-ambingkan dan ikut yang salah -->
nanti kalau tidak ikut bagaimana ya, saya ditinggal sendiri. Jika
hamba TUHAN itu tegas, dia tidak akan mau ikut yang salah. Waktu
Bapak Pendeta Pong Dongalemba meninggal dunia -->
saya merasa ditinggal sendiri, rasanya seperti mau mati,
tidak ada yang menyapa, semuanya mencaci maki.
Petrus ini
kuatir tentang makanan, hidup sehar-hari, masa depan, sehingga
penjala manusia kembali menjadi penjala ikan. Akibatnya adalah gagal
total dan telanjang. Semoga kita dapat
mengerti.
Petrus yang hebat mengalami kekuatiran baik di
lautan yang bergelombang/menakutkan dan di lautan yang tenang. Jadi
kekuatiran ini memang berasal dari hati, untuk itu hati harus
disucikan dan kekuatiran harus diserahkan kepada Gembala
Agung.
Yohanes 21: 18,
19,
18.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19.
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan
mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata
kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Kalau
sudah bisa menyerahkan kekuatiran, setelah itu baru bisa menyerahkan
diri sepenuh kepada TUHAN.
Ayat 18 --> “engkau akan
mengulurkan tanganmu” --> menyerah sepenuh kepada TUHAN -->
“terserah Engkau TUHAN”.
Sebelumnya, Yohanes 21: 15 -->
tiga kali YESUS bertanya kepada Petrus
“Simon, adakah engkau mengasihi Aku” “Gembalakanlah
domba-domba Ku”. Setelah Petrus tergembala, maka Petrus bisa
mengangkat dua tangan (ayat 18). Tiga kali pertanyaan YESUS ini
menunjuk ketekunan dalam kandang penggembalaan (sitem penggembalaan)
= ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Pelita
emas = ketekunan dalam kebaktian umum,
- Meja
roti sajian = ketekunan dalam kebaktian pendalaman Alkitab dan
perjamuan suci,
- Medzbah
dupa emas = ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan.
- Praktek
kedua adalah mengulurkan/mengangkat
tangan kepada TUHAN (menyerah
sepenuh kepada TUHAN).
Artinya jika kita dapat
tekun tergembala dengan sungguh-sungguh pada pengajaran yang benar,
maka kita (Petrus) dapat mengulurkan
tangan kepada TUHAN = rela menderita, bahkan mati untuk TUHAN
(seperti Petrus rela menyerahkan nyawanya untuk TUHAN) = rela
mengalami percikan darah --> hanya berseru “terserah Engkau
TUHAN”.
Mengapa kita diijinkan mengalami percikan darah?
kita diijinkan menderita bersama TUHAN, supaya mengalami pembaharuan
= mujizat rohani = mujizat terbesar.
Yehezkiel
11: 19,
20,
19.
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam
batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang
keras dan memberikan mereka hati yang taat,
20.
supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan
peraturan-peraturan-K dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allah mereka.
Ayat 19 -->
“
Aku akan memberikan mereka hati yang lain “ -->
pembaharuan hati (bukan lagi hati yang kuatir, hati yang jahat, hati
yang najis). Lewat pekerjaan Firman dan
percikan darah, hati dibaharui menjadi
hati yang taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
Ayat 20
--> “
maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allah mereka” --> ini di Yerusalem Baru.
Mengulurkan
tangan kepada TUHAN (menyerah sepenuh) = taat dengar-dengaran sampai
daging tak bersuara lagi.
Contohnya adalah Abraham yang taat
kepada TUHAN sekalipun harus menyembelih anaknya sendiri.
Begitu
kita taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi, maka kita
diakui oleh TUHAN (ayat 20) --> “TUHAN menjadi ALLAH
kita dan kita menjadi umat-Nya TUHAN”. Orang yang taat ini tidak
bisa diganggu gugat oleh siapapun. Seperti YESUS yang taat sampai
mati di kayu salib, ini tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun -->
YESUS memang mati, dikuburkan, tetapi maut tidak bisa mengganggu
gugat, sehingga YESUS bangkit dan naik ke surga.
“
maka
mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka”
= menjadi milik TUHAN yang tidak dapat
diganggu gugat.
Saat kita mengulurkan tangan kepada TUHAN (taat),
mujizat rohani terjadi dan mujizat jasmani juga terjadi. Contohnya:
waktu Musa menghadapi laut Kolsom di depan,
firaun ada di belakang, ke kiri dan kanan
sudah tidak bisa lagi. Bangsa Israel saat itu sudah berputus asa dan
berseru-seru, tetapi TUHAN berkata --> Musa ulurkan tangan-mu,
maka mujizat jasmani terjadi yaitu laut
Kolsom terbelah menjadi dua.
Keluaran
14: 15,
16, 21
15.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru
demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka
berangkat.
16.
Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut
dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari
tengah-tengah laut di tempat kering.
21.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu
TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras,
membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air
itu.
Saat laut Kolsom
terbelah, maka ada jalan ditengah laut. Saya sudah berulang kali
menerangkan, jika saya menjadi
pemimpinnya belum tentu saya dapat
seperti Musa --> ditengah kepanikan, Musa sendirian menghadapi
ratusan ribu bangsa Israel dan TUHAN
hanya memerintahkan kepada Musa
untuk mengulurkan tangan. Inilah ujian, seringkali jika TUHAN berikan
jalan yang sederhana/gampang, kita sering berkata --> tidak
mungkin, malah mencari yang susah-susah dll. Mari kita taat,
sederhana saja, sebab hanya
mengulurkan tangan, sehingga laut terbelah
menjadi dua (mujizat jasmani terjadi).
Laut terbelah
artinya
- Ada
jalan keluar dari segala masalah. Masalah mustahil bisa diselesaikan
oleh TUHAN.
- Ada
masa depan yang berhasil, indah dan bahagia. Jika laut tertutup
(tidak terbelah), maka bangsa Israel akan
mati semuanya.
- Bangsa
Israel dapat menuju Kanaan (perjanjian
lama) = YESUS menuju Yerusalem (perjanjian baru) = kita dipakai
TUHAN dalam kegerakan hujan akhir menuju Yerusalem Baru (bagi kita
sekarang).
Jadi
hanya orang yang taat yang dipakai oleh TUHAN, bukan orang pandai,
bodoh, kaya, miskin dll. Kalau orang taat maka selalu ada pembukaan
jalan. Itu sebabnya, kita jangan melawan
orang yang taat, sebab orang yang taat sampai daging tak bersuara itu
benar-benar bersama dengan YESUS Yang taat
sampai mati. Jika melawan orang yang taat sampai daging tak bersuara,
maka akan berhadapan dengan YESUS.
Sampai
yang terakhir, jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan
menjadi sama mulia dengan Dia, kita menjadi sempurna seperti Dia dan
diakui di Yerusalem Baru --> “Aku menjadi Allah mereka, mereka
menjadi umat-Ku”.
Wahyu
21: 3,
Lalu aku mendengar suara
yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada
di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Ayat
3 --> “
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah
mereka.” --> ini sampai di Yerusalem Baru.
Jadi
mulai dari ketaatan, maka TUHAN sudah mengakui
--> “kamu umat saya, saya ALLAH
mereka” ini tidak bisa diganggu gugat lagi. Kita akan terus menerus
dibaharui (terjadi mujizat rohani) dan mujizat jasmani juga akan
terjadi (kita ditolong, kita bahagia, kita dipakai), sampai TUHAN
YESUS datang ke dua kali kita akan diubahkan menjadi sempurna:
- Kita
naik ke awan-awan.
- Kita
naik ke firdaus (kerajaan seribu tahun).
- Terakhir
kita masuk Yerusalem Baru, disitu ditegaskan lagi --> “mereka
adalah umat-Ku, Aku adalah Allah mereka” ini tidak bisa diganggu
gugat untuk selama-lamanya dan TUHAN bersama dengan kita.
Mari,
apapun keadaan kita, kita serahkan kepada
TUHAN.
Ingat! ada tiga penyerahan contohnya adalah orang-orang
yang hebat, tetapi hanya satu yang berhasil masuk Yerusalem baru
yaitu penyerahan sepenuh (hanya mengangkat
tangan kepada TUHAN). Mungkin
ada kesulitan, kesusahan, jalan buntu, kemustahilan, TUHAN
hanya memerintahkan untuk mengangkat tangan saja.
Sehebat
apapun rasul-rasul, ternyata mereka lemah semuanya, apalagi kita!
Mari kita mengulurkan tangan kepada TUHAN apapun keadaan
kita.
TUHAN memberkati kita
semuanya.1