Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Pada kebaktian yang lalu kita sudah membaca Kitab Wahyu 1: 5, yang berbicara tentang penampilan YESUS dalam pakaian Imam Besar. Sekarang ini kita akan membaca dalam Kitab Wahyu 1: 5b-6.

Wahyu 1: 5b ,6,
5. dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya—
6. dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Dalam pembacaan ayat ini ada kekuatan darah YESUS yaitu

  1. Darah YESUS melepaskan kita dari dosa (Wahyu 1: 5b).
    Prosesnya adalah


    • Jika kita mengaku dosa, maka darah YESUS mengampuni/menutupi segala dosa kita. Bukan hanya sampai mengampuni/menutupi dosa saja, sebab kita seringkali masih berbuat dosa lagi, sehingga pengampunan batal.
    • Darah YESUS melepaskan kita dari dosa artinya kita tidak berbuat dosa lagi, sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah kekuatan darah YESUS yang pertama. Kita yang tadinya orang berdosa, tetapi dapat hidup benar.


  2. Darah YESUS mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja (Wahyu 1: 6).
    Setelah lepas dari dosa dan hidup benar (tidak lagi menjadi hamba dosa), sekarang menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    Imam adalah


    • Seorang yang suci.
    • Seorang yang memegang jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
    • Seorang yang beribadah dan melayani TUHAN (dwifungsi).


    Raja adalah seorang yang menang:


    • Terutama menang atas dosa. Seorang imam jangan gampang jatuh dalam dosa.
    • Menang atas halangan-halangan, rintangan-rintangan. Seorang imam tidak gampang dihalangi, dirintangi, disandung.

Mengapa kita diangkat menjadi imam dan raja (tidak cukup diangkat menjadi imam saja)? sebab TUHAN menghendaki supaya kita menjadi imam-imam/pelayan TUHAN yang selalu berkemenangan. Imam yang berkemenangan = tidak lemah, tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tersandung, tetapi tetap setia dan berkobar-kobar untuk melayani TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Kalau kita sudah menjadi imam dan raja, maka kita akan dipakai/diutus oleh TUHAN.

1 Petrus 2: 5, Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Ayat 5 = “bagi suatu imamat kudus” = imamat rajani = imam dan raja.

Setelah dilepaskan dari dosa, maka kita akan diangkat menjadi imam dan raja, sehingga memiliki jabatan. Karunia didapatkan salah satunya adalah lewat penumpangan tangan seorang gembala (ditahbiskan).

Jadi imam dan raja akan dipakai/diutus oleh TUHAN dalam pembangunan rumah rohani = pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna itulah Mempelai Wanita Surga. Jadi ada pelayanan-pelayanan apapun bentuknya untuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Jadi dipakai = diutus. Kalau masih diikat oleh dosa, maka kita tidak akan dapat diutus. Dosa harus dilepaskan terlebih dahulu, kemudian diangkat menjadi imam dan raja, setelah itu baru dapat diutus. Semoga kita dapat mengerti.

Kita semuanya mau diutus oleh TUHAN, oleh sebab itu yang belum menjadi imam dan raja harus berdoa kepada TUHAN, supaya kekuatan dari Darah YESUS melepaskan kita dari dosa, mengangkat kita menjadi imam dan diutus untuk melayani TUHAN. Kalau kita tidak mau diutus untuk melayani TUHAN, maka kita akan tetap melayani dosa terus sampai ke neraka. Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang ini kita mempelajari bagaimana suasana pengutusan. Kita diangkat menjadi imam dan raja, harus menang, kuat, tidak lemah, tidak putus asa dan terus melayani TUHAN, sebab suasana pengutusan/pelayanan, bukan enak tetapi mengerikan.

Lukas 10: 1, 3
1. Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
3. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Ayat 1 = dulu TUHAN mengutus tujuh puluh orang murid.

Ayat 3 = TUHAN menunjukkan suasananya.

Jadi suasana pengutusan itu tidak enak bagi daging sebab seperti anak domba ditengah serigala. Anak domba (bukan domba besar) itu menunjuk lemah sekali. Ditengah serigala = tidak bisa berkutik lagi.

Suasana pengutusan seperti anak domba ditengah serigala artinya

  1. Sangat tidak berdaya dan tidak dapat mengandalkan sesuatu dari diri sendiri (kepandaian, kekayaan, kedudukan dll). Contohnya: anak domba ditambah dengan tanduk, kakinya diperbesar = ini percuma saja, sebab masih kalah dengan serigala.


  2. Seekor anak domba ditengah serigala. Kalau ditengah serigala ini berarti serigalanya banyak (kumpulan serigala), anak dombanya dikelilingi oleh serigala-serigala. Artinya berada dalam suasana kegoncangan.

Saya ingat dahulu, gereja di Malang masih belum selesai, masih ditutup dengan “gedek”, sehingga kalau malam orang bisa masuk. Dua kali saya kaget, waktu itu kamar saya dibawah dan pintunya sudah terbuka semuanya. Yang pertama orang kampung yang masuk mencari pencuri, katanya pencurinya masuk ke gereja = saya sudah gemetar, karena dikerumuni banyak orang. Yang kedua waktu malam takbiran dan saat itu musim gereja dibakar = tiba-tiba dari sana sini keluar mobil-mobil, saya cuma berdua dengan anak muda dari Gending yang saat itu ikut saya = kamu pojok sana, aku pojok sini untuk melihat-lihat tetapi gemetar takut dan berharap, semoga mereka tidak berhenti disini.

Saya dapat membayangkan jika anak domba ditengah serigala itu berarti suasana kegoncangan. Di dalam kitab Hagai juga dikatakan = pembangunan bait ALLAH itu ada kegoncangan darat, laut, udara. Jadi orang yang diutus oleh TUHAN bukanlah enak-enak. Kegoncangan jasmani dan rohani, krisis dan juga kesulitan-kesulitan. Inilah suasana yang akan kita hadapi.

Jalan keluar bagi anak domba ditengah serigala hanya satu yaitu tergembala. Jadi jalan keluar dalam menghadapi suasana pengutusan yaitu imam-imam dan raja-raja harus tergembala, sebab hanya Gembala yang baik/Gembala yang Agung Satu-satunya yang dapat mengalahkan setan/serigala lewat Koban-Nya di kayu salib. Gembala yang baik menyerahkan Nyawa bagi domba-domba di kayu salib untuk mengalahkan setan. Hanya inilah sebagai satu-satunya jalan. Semoga kita dapat mengerti.

Syarat tergembala adalah:

  1. Kita harus tergembala pada Firman pengajaran yang benar (pribadi YESUS), seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar. Jadi kita tergembala jangan melihat manusianya, tetapi harus melihat pribadi YESUS, sebab manusia/gembala di dunia ini hanya kepercayaan TUHAN. Jadi yang menentukan bukanlah manusianya, tetapi Firman pengajaran yang benar (Pribadi YESUS). Semoga kita dapat mengerti.


  2. Kita harus tekun didalam kandang penggembalaan. Ini bersifat mutlak, sebab kalau tidak ada kandang, maka domba-domba dapat habis diterkam oleh serigala. Setiap saat domba dapat diterkam oleh serigala, untuk itu kita harus tekun dalam kandang penggembalaan.
    Tekun dalam penggembalaan itu sekarang menunjuk kepada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Imam-imam harus memperhatikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok!

    Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


    • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus didalam karunia-karunia Nya. Jika kita tekun, maka karunia kita akan bertambah. Jika kita sebagai penyanyi maka karunianya akan bertambah, pemain musik karunianya bertambah, karunia berkhotbah akan bertambah, kita tidak akan rugi, mungkin orang berpikir = khotbah terus bagaimana ya, tetapi bagi kita menjadi enak sebab karunia kita bertambah. Dulu saya mengenal seseorang (maafkan kalau saya membicarakan ini, tetapi ini sungguh merupakan pengalaman), dulu dalam sistem penggembalaan yang benar, dia terus berkhotbah sekalipun dia agak tua, bahasa kurang baik, tetapi dia terus berkhotbah, setelah saya mengikuti ternyata saya dapat menerima. Setelah beberapa tahun saya tidak bertemu, ternyata dia sudah merubah sistemnya = bukan dia lagi yang berkhotbah, tetapi sudah berganti-ganti orang. Di saat perjamuan suci, membaca ayat saja salah, sehingga harus diulang-ulang = saya sampai kaget, sebab beliau dulu tidak begitu, khotbah saja enak, apalagi hanya untuk membaca ayat dan perjamuan suci pasti lancar. Ini bukannya saya menghina, tidak! tetapi dari situlah TUHAN berbicara tentang karunia = jangan-jangan karunianya sudah diambil oleh TUHAN, ini mengerikan. Itu sebabnya, mari kita bertekun di dalam ibadah raya, sebab karunia kita akan bertambah. Mungkin otak terbatas karena umur sudah bertambah, tetapi jika karunia bertambah maka semuanya dapat di lakukan. Karunia ini kemampuan ajaib dari TUHAN. Dalam ibadah raya (kebaktian umum) ini domba seperti diberikan minum.


    • Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan korban Kristus. Dalam ibadah pendalaman alkitab ini, domba seperti diberikan makan.


    • Medzbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa didalam kasih Nya. Dalam ibadah doa ini domba seperti diberikan nafas. Berdoa = bernafas, ada sirkulasi udara yang baik.


    Didalam kandang penggembalaan ini kita akan mengalami pertumbuhan, sebab ada minuman, makanan, dan juga ada udara. Sekalipun kita bagaikan domba ditengah serigala (keadaannya krisis, hidup sulit), tetapi jika kita tergembala pada pengajaran yang benar, maka kita tidak akan mati, justru terjadi pertumbuhan yaitu:


    • Pertumbuhan secara rohani: kearah kedewasaan rohani sampai kesempurnaan.
    • Pertumbuhan secara jasmani: kita diberkati, dipelihara, dilindungi oleh TUHAN. Kita harus yakini hal ini sebab kita bergantung kepada Gembala yang baik. Semoga kita dapat mengerti.


    Kita tergembala harus jelas!! harus ada Firman pengajaran yang benar dan ada kandang penggembalaan. Pertumbuhan kita berada di dalam Tangan Gembala Yang Baik, sebab Dia Yang menyediakan makan, minum, sirkulasi udara yang baik untuk bernafas. Udara ini sudah dikuasai oleh setan, sehingga membuat kita berbuat dosa, melawan TUHAN. Didalam penggembalaan, udara ini sudah disaring oleh TUHAN, sehingga kita mendapatkan udara yang bersih dan kita bernafas dengan takut akan TUHAN (takut berbuat dosa) = “setiap kita bernafas, kita takut akan TUHAN”.

    Pengakuan dari raja Daud “TUHAN adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku”. Daud bukan mengatakan = “aku raja, takkan kekurangan aku”, tidak!, sebab dia tahu raja itu satu waktu bisa lengser, bisa digeser. Contohnya seperti: Absalom saat mau menguasai kerajaan, maka Daud harus pergi kehutan-hutan. Jadi menjadi raja itu tidak memberikan jaminan, tetapi kalau tergembala pada Gembala Yang Baik itu ada jaminan. Demikian juga kedudukan di dunia ini tidak memberikan jaminan = sebentar lagi bisa di phk, digeser, pensiun. “TUHAN adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku” ini tidak dapat dipengaruhi oleh waktu muda/usia produktif, tidak! tetapi ini untuk selama-lamanya.

    Mazmur 23: 6, Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

    Ayat 6 = “Kebajikan dan kemurahan belaka” = hanya itu saja, tidak ada yang lain.
    Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;” = langkah-langkah, denyut nadi kita diikuti oleh kemurahan dan kebajikan TUHAN.

    Selain pertumbuhan, apalagi yang kita dapatkan lewat penggembalaan? jadi didalam penggembalaan kita akan mengalami kemurahan, kebaikan/kebajikan dan kemuliaan TUHAN dalam setiap langkah hidup/denyut nadi kita. Kemurahan, kebaikan dan kemuliaan TUHAN inilah kunci Daud. Jika kita sungguh-sungguh tergembala kita juga akan semakin dipermuliakan/ditingkatkan. Contohnya seperti Daud yang semakin ditingkatkan, dari menggembalakan domba yang hanya 2-3 ekor, terus diangkat menjadi tentara yang berhasil, sampai diangkat menjadi raja.
    Semoga kita dapat mengerti.

Kunci Daud juga untuk hamba TUHAN, supaya pelayanan menjadi semakin maju. Demikian juga jika kita (bapak/ibu) tekun dalam penggembalaan, maka kita merasakan hanya kemurahan dan kebajikan TUHAN belaka (tidak bergantung kepada yang lain). Semoga kita dapat mengerti.

Jadi langkah-langkah hidup kita didalam penggembalaan adalah langkah-langkah kemurahan, kebajikan dan kemuliaan TUHAN = langkah-langkah ajaib. Kemurahan, kebaikan, kemuliaan TUHAN itu ajaib. Contohnya:

  • TUHAN menjadikan langit, bumi, matahari semuanya baik = itulah kebaikan TUHAN yang ajaib, sebab dari tidak ada apa-apa kemudian bisa menjadi matahari dll.
  • Seorang ibu yang anaknya mati, lalu TUHAN berbelas kasih, menjamahnya dan hidup = inilah kemurahan TUHAN yang ajaib.
  • Kemuliaan TUHAN juga ajaib.

Yang tidak bisa kita capai dengan kemampuan dan pikiran kita, harus kita serahkan kepada Gembala Yang Baik, sehingga kita mengalami keajaiban kemurahan dan kebaikan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Saya masih terlalu kecil untuk menjadi seorang Gembala/hamba TUHAN, tetapi saya merasakan setiap kali saya membutuhkan sesuatu ada langkah ajaib (langkah penggembalaan). Jika mengandalkan pikiran sudah tidak mampu lagi. Saya ingat pertama kali saat melanjutkan Lempin - El, saya mengurus suratnya saja sudah stress, lalu setelah selesai, saya menjadi lega, kemudian mengurus muridnya = siapa yang mau mengirim murid disini, setiap kali saya melihat ke kotak pos. Jadi ini hanya keajaiban TUHAN, sehingga sampai hari ini Lempin-El setiap tahun dapat tetap dibuka, padahal kelas saja, tidak kita miliki (hanya ditutup dengan plastik supaya udara dingin dari alat pendingin/ac tidak keluar) dan hanya ada asrama yang sederhana saja.

Mazmur 84: 12,Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.

Mazmur 84: 12 = tentang kunci Daud yaitu kemurahan, kebajikan dan diakhiri dengan kemuliaan TUHAN yang bagaikan sinar matahari yang dipancarkan dari wajah YESUS.

Ayat 12 = terjemahan lama = “karena TUHAN Allah bagaikan matahari dan perisai, TUHAN pun akan mengaruniakan anugerah dan kemuliaan, tiada Ia akan menahan kebajikan daripada orang yang berjalan dengan tulus hati

Anugerah = kemurahan TUHAN.

Kemurahan, kebaikan, kemuliaan TUHAN = sinar matahari yang dipancarkan dari wajah YESUS Gembala Yang Baik. Dia sebagai Gembala yang baik menyerahkan nyawa di kayu salib. Wajahnya yang bagaikan matahari, menjadi buruk, bahkan menjadi lebih buruk lagi (tidak seperti manusia lagi) untuk dipancarkan kepada kita semuanya. Semua kebaikan, kemurahan, dan kemuliaan dipancarkan dari Wajah YESUS.

Sikap kita sebagai imam dan raja/pelayan TUHAN dalam pembangunan Tubuh Kristus (bagai anak domba ditengah serigala) yaitu hanya memandang Wajah YESUS Gembala Yang Baik yang bersinar bagaikan matahari = menyembah TUHAN sekarang ini.


Kita tidak perlu merasa takut sekalipun kita lemah, tak berdaya dan menghadapi kegoncangan, krisis. Orang yang mau melayani dengan sungguh-sungguh akan dihantam terlebih dahulu = dulu hidup saya enak, tetapi sekarang sesudah saya sungguh-sungguh melayani, malah dihantam. Ini berarti kita sudah masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus. Seperti Hagai bukannya enak-enak, saat hendak menyelesaikan pembangunan rumah ALLAH, malah terjadi goncangan di darat, laut dan udara. Yang bisa kita perbuat hanyalah memandang Wajah Yang penuh dengan sinar matahari itu (menyembah TUHAN /menyerap sinar matahari).

Hasilnya jika kita memandang wajah YESUS yang bagaikan sinar matahari adalah

  1. Kemurahan dan kebaikan TUHAN menjadi perisai =


    • Perlindungan terhadap dosa-dosa, sampai puncaknya dosa. Panah api si jahat tidak dapat menghantam/menjamah kita, sehingga kita tetap hidup benar dan suci.


    • Perlindungan terhadap ajaran-ajaran palsu/gosip-gosip (serigala itu juga berarti ajaran palsu), sehingga kita tetap memegang pengajaran yang benar.


    • Perlindungan terhadap celaka, mara bahaya, badai di lautan dunia/kegoncangan segala bidang di dunia ini yang terjadi mendadak/sekonyong-konyong. Contohnya seperti murid-murid naik perahu sekonyong-konyong ditimbus angin dan gelombang. Jika kita dilindungi, maka kita akan tetap tenang, damai sejahtera, semua enak dan ringan.


    • Perlindungan terhadap antikrist. Ini merupakan pencobaan/kegoncangan terakhir, semua deposito, ijasah dll tidak dapat melindungi kita. Kebaikan dan kemurahan TUHAN yang bagaikan dua sayap burung nasar menyingkirkan kita ke padang gurun jauh dari mata antikris, kita dipelihara oleh TUHAN selama tiga setengah tahun.


    Mari, kita memandang sinar matahari dari Wajah YESUS. Di dalam kandang penggembalaan kita hanya memandang Wajah dari Gembala Yang Baik. Wajah YESUS disinarkan semuanya kepada kita dari ATAS kayu salib, sampai Dia menjadi buruk sekali, tidak seperti manusia lagi tetapi seperti anjing babi/seperti setan (sebab hidup kita demikian).


  2. Kemurahan dan kebajikan TUHAN bagaikan kunci Daud yang membuka pintu-pintu bagi kita:


    • Pintu kemenangan dibuka, sehingga kita menang atas pergumulan-pergumulan yang hebat, musuh-musuh yang lebih kuat. Contohnya seperti Daud yang menang atas Goliat. Kemurahan dan kebaikan TUHAN lebih besar dari masalah kita.


    • Pintu masa depan yang berhasil dan indah dibuka pada waktu-Nya. Contohnya: Daud diangkat menjadi raja.
    • Pintu pengangkatan dibuka. Mungkin sekarang ini kita jatuh dll, bahkan sampai puncaknya dosa, tetapi jika kita memandang Wajah YESUS dan memohon ampun, maka masih ada pengangkatan. Kita diangkat dari kejatuhan-kejatuhan dosa, kita dipulihkan dari kegagalan-kegagalan sehingga menjadi berhasil.


  3. Kemuliaan TUHAN untuk mengadakan mujizat:


    • Mujizat secara rohani yaitu kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Keubahan hidup/manusia baru itu mulai dari tulus (hati yang tulus) = jujur. Kalau hatinya tulus, maka mulutnya jujur (sekalipun menyakitkan) = Ya katakan ya, tidak katakan tidak. Jika jujur nanti hasilnya manis. Kalau hatinya tidak tulus, maka mulutnya manis = kedengarannya baik/enak, padahal mengandung sesuatu didalamnya/pahit. Kalau hatinya tidak tulus (dalam penggembalaan) = seperti Yudas = dia sembunyi-sembunyi kesana kemari mencari uang, mencuri uang, akhirnya Yudas menjual YESUS dan Yudas binasa. Kita harus menjaga ketulusan hati dan mulut tetap jujur, apapun resikonya = dengan mengatakan yang sebenarnya, mungkin kita dimusuhi, dikucilkan, tidak apa-apa! sebab masih ada Dia sebagai Pembela kita. Waktu YESUS keluar dari baptisan, ada Roh Kudus bagaikan burung merpati turun dan langit terbuka. Kalau hati tulus seperti merpati dan mulut jujur (doa orang jujur berkenan kepada TUHAN), maka langit terbuka, Imam Besar akan membela kita dan mujizat jasmani akan kita alami.


    • Mujizat jasmani terjadi yaitu yang mustahil menjadi tidak mustahil, sebab kekuatan surga yang menolong kita (langit terbuka).


    Yang terakhir, jika YESUS datang kembali ke dua kali terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia/sempurna seperti Dia, langit akan terbuka sehingga kita akan terangkat bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Kita menjadi imam-imam dan raja-raja di dalam kerajaan seribu tahun damai, sampai menjadi imam dan raja dalam kerajaan surga yang kekal (Yerusalem baru selama-lamanya). Semoga kita dapat mengerti.

Memang situasi yang kita hadapi seperti ini, (saya tidak menakut-nakuti) = sudah melayani capek-capek, ternyata seperti anak domba ditengah serigala, tetapi ada jalan keluarnya dan TUHAN yang bertanggung jawab, Dia tampil sebagai Gembala Yang Baik = Dia yang melindungi, Dia yang menolong kita, Dia yang menyinarkan matahari dan kita hanya memandang Dia.

Selama kita masih dapat melihat matahari, kita harus masuk dalam penggembalaan yang benar. Apa yang tidak bisa kita lakukan, kita tidak perlu pikirkan (sebab nanti dapat menjadi stress), tetapi pandang wajah-Nya. Ada pertanyaan di hati = bagaimana ini? mengapa begini? kita pandang saja wajah-Nya dan kita akan menerima sinar matahari. Selama masih ada matahari, mujizat masih dapat terjadi ditengah kita.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 08 Januari 2017 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan harus mengarah pada kegiatan takhta Sorga yaitu kegiatan penyucian. Wahyu Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam Kudus kudus kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa yang sudah ada dan yang ada dan yang ...
  • Ibadah Doa Malam Malang, 10 November 2015 (Selasa Malam)
    ... menudungi kepalanya. Rambut sebagai tudung ini sama dengan tanda penundukan. Kalau tidak ada tudung atau tidak ada penundukan maka rambut harus dicukur. Jadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang tidak tunduk sama dengan dicukur rambutnya sampai gundul. Maka menjadi bola permainan dari setan dan binasa selamanya. Khusus bagi istri yang tidak tunduk akan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Desember 2018 (Rabu Sore)
    ... perbuatan--lahir. Cap artinya Angka enam pertama tubuhnya daging hanya mengikuti hawa nafsu daging. Angka enam kedua jiwanya daging pikirannya daging. Ini yang tidak boleh. Angka enam ketiga rohnya daging. Kalau manusia dicap ia akan menjadi manusia darah daging TANPA PIKIRAN DAN PERASAAN--tanpa hati-- sama dengan binatang buas. Inilah model dari manusia daging ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 April 2024 (Rabu Sore)
    ... ruangan suci. Tempat maha kudus ruangan maha suci. Tirai memiliki kaitan dari emas. Emas menunjuk pada kesucian dari Roh Kudus. Tirai digantungkan pada kaitan emas yang terdapat pada tudung Tabernakel artinya Seorang pelayan Tuhan atau gembala harus punya beban salib--pintu tirai menunjuk pada salib-- sama dengan harus memikul salib artinya mengalami proses perobekan daging ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 27 Agustus 2011 (Sabtu Sore)
    ... dengan orang jujur Ia bergaul erat. Praktek sehari-hari bergaul dengan Tuhan adalah jujur kalau 'ya' katakan 'ya' kalau 'tidak' katakan 'tidak' dimulai dengan pengajaran yang benar. Kesesatan adalah keji bagi Tuhan. Kalau bisa jujur dalam pengajaran yang benar dan jujur tentang pribadi Tuhan maka akan bisa jujur dalam segala hal. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 April 2020 (Selasa Sore)
    ... . Sikap positif menerima api firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh dan sukacita. Hasilnya api firman pengajaran menjadi api penyucian sampai menyempurnakan kita diterangkan pada Ibadah Raya Malang April . Kita masih belajar sikap yang positif. Contoh Musa. Di dalam penggembalaan Musa menerima api penyucian sehingga ia menjadi seorang hamba Tuhan imam ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 03 Juni 2014 (Selasa Malam)
    ... Kudus kepada kita. Jika kita mengalami salib sengsara tanpa dosa maka Roh Kudus akan datang. Yohanes Dan kalau Ia datang Ia akan menginsafkan dunia akan dosa kebenaran dan penghakiman Roh Kudus sama dengan Roh Penolong artinya Menolong manusia supaya sadar akan dosa sehingga bisa mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. ...
  • Ibadah Doa Malang, 31 Maret 2009 (Selasa Sore)
    ... kita harus memperhatikan bunyi sangkakala atau mendengar dan dengar-dengaran pada firman penggembalaan. Jangan mendengar suara asing yaitu ajaran-ajaran lain yang tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar atau gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Yeremia - - . Kalau asing terhadap firman penggembalaan tidak mendengar dan dengar-dengaran lagi pada firman pengajaran yang benar ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 14 Mei 2016 (Sabtu Sore)
    ... Apolos bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani Jadi apakah Apolos Apakah Paulus Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam Apolos menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Mei 2018 (Sabtu Sore)
    ... rumput yang berbunga--hebat-- tetapi cepat kering dan terbakar habis--gagal di dunia sampai binasa selamanya. Misalnya pandai tahu-tahu linglung kaya tahu-tahu habis jadi bintang lapangan akhirnya habis--lebih rendah dari burung. Burung gagak mati tidak masuk neraka tetapi manusia yang hanya jasmani saja akan mati dan masuk neraka--lebih rendah dari burung gagak. Oleh karena ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.