Kita
masih berada di dalam kitab
Wahyu 1: 1-3, ini
merupakan judul atau kata pengantar dari
kitab Wahyu.
Wahyu
1: 3,
Berbahagialah ia yang
membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan
yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat.
Berbahagia
ia yang membaca dan mendengar dan menuruti kata-kata nubuat atau
firman nubuat. Ini disamakan dengan injil
Lukas 6: 46-48.
Lukas
6: 46-48,
46.
"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu
tidak melakukan apa yang Aku katakan?
47.
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku
serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia
dapat disamakan--,
48.
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali
dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air
bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan,
karena rumah itu kokoh dibangun.
Lukas
6: 49 ini adalah kebalikannya, yang mendengar Firman
tetapi tidak melakukannya = ia mendirikan
rumah diatas tanah tanpa dasar.
Jadi
Wahyu 1: 3 =
Lukas 6: 46-48.
Jadi orang yang membaca, mendengar dan menuruti Firman
nubuat = orang yang membangun rumah diatas dasar batu (dasar yang
kuat), sehingga tahan uji menghadapi segala goncangan dari setan
tritunggal yang pasti akan terjadi. Setan tritunggal ini akan
menggoncang darat, laut dan udara.
Sekarang
mungkin belum bisa dibedakan antara orang yang mengutamakan Firman
dengan orang yang tidak mengutamakan/menuruti Firman.
Orang yang tidak menuruti Firman, mungkin
kelihatan enak, tapi satu waktu pasti akan terjadi goncangan dari
setan tritunggal, tetapi nanti yang berbahagia adalah orang yang
membaca, mendengar dan menuruti Firman
nubuat (Firman pengajaran). Seperti Firman
nubuat itu pasti terjadi, maka goncangan juga pasti terjadi. Jadi
tahan uji = tidak rubuh.
1
Petrus 2: 4-10,
4.
Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang
oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
5.
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan
kepada Allah.
6.
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru
yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
7.
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang
tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan."
8.
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman
Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
9.
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10.
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.
Ayat
4 --> “
Nya” --> YESUS.
“
batu
yang hidup itu” --> batu indah = batu mahal.
“
yang
memang dibuang oleh manusia” --> YESUS disalibkan di kayu
salib.
Ayat
8 --> “
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat
kepada Firman Allah;” --> hanya menyeru nama YESUS, tetapi
tidak menuruti Firman Allah, sehingga
tersandung (rubuh).
Ayat
10 --> bangsa kafir.
Jadi
pembangunan rumah diatas dasar batu ini sampai kepada bangsa
kafir, ini merupakan kemurahan TUHAN.
Dasar
yang kuat (membangun rumah diatas dasar batu)
adalah batu
penjuru yang mahal = yang hidup = yang indah.
Batu penjuru yang
mahal yaitu korban Kristus (batu yang dibuang oleh tukang
bangunan = disalibkan) yang sangat dibutuhkan terutama oleh bangsa
kafir yang tadinya bukan umat ALLAH
(hanya anjing dan babi). Kalau tidak ada korban Kristus,
maka bangsa kafir
tidak bisa dibangun menjadi rumah rohani, sebab tidak punya dasar,
bukan umat pilihan TUHAN --> kalau lewat jalur keturunan tidak
bisa, tetapi lewat jalur kemurahan (korban Kristus).
Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi
orang yang mendengarkan Firman
dan melakukannya seperti orang yang menggali dalam-dalam sampai
bertemu dengan batu. Saat kita semakin dalam (lebih jauh) membaca
Firman, mendengar Firman
dan semakin menuruti Firman, ini seperti
menggali fondasi rumah yang lebih dalam lagi.
Ini artinya jika
kita lebih jauh membaca, mendengar dan menuruti Firman
nubuat, maka kita menggali lebih dalam dan semakin dekat dengan batu
penjuru, bahkan sampai mencapai batu penjuru, sehingga kita dibangun
menjadi rumah ALLAH yang rohani (
1
Petrus 2: 5) = rumah ALLAH Yang
Hidup = Tubuh
Kristus yang sempurna.
Saat-saat
kita membaca, mendengarkan Firman, dan
menurutinya = meletakkan dasar, sampai kepada dasar batu penjuru
(korban Kristus) dan kita mulai dibangun. Semakin terus membaca
Firman, mendengarkan Firman,
semakin menuruti Firman, maka dasarnya akan
semakin kuat, bangunannya semakin tinggi dan akan terus dibangun,
sampai dibangun menjadi rumah ALLAH yang
rohani (Tubuh Kristus yang sempurna).
Semoga kita dapat
mengerti.
Malam
ini kita membahas,
bukti bahwa
kita dibangun menjadi rumah ALLAH
yang rohani (tubuh
Kristus yang sempurna) yaitu
- Kejadian
28: 20-22,
20.
Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti
untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
21.
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan
menjadi Allahku.
22.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.
Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Bukti
pertama adalah kita
bisa mengembalikan persepuluhan
yang menjadi milik TUHAN.
Jadi
persepuluhan
adalah
- Pengakuan
bahwa TUHAN sudah memberkati, menyertai dan melindungi kita.
Seperti Yakub bisa pulang kembali ke rumah bapanya,
ini karena disertai, diberkati (diberi makanan, pakaian) dan
dilindungi oleh TUHAN. Kita mengembalikan persepuluhan
bukan untuk diberkati, itu salah !
tetapi merupakan pengakuan bahwa kita sudah diberkati oleh TUHAN.
- Pengakuan
bahwa kita adalah milik TUHAN. Jadi semuanya adalah milik TUHAN,
perusahaan kita milik TUHAN, sampai hidup kita adalah milik TUHAN.
Semoga kita
dapat
mengerti.
Jika
bangsa
kafir
tidak mengembalikan persepuluhan
(termasuk kami hamba-hamba TUHAN) = dikuasai oleh
roh jual beli, maka tetap menjadi batu
yang mati/keras (bukan batu yang hidup sehingga
tidak dibangun menjadi rumah ALLAH).
Bangsa
kafir
sebenarnya adalah batu, YESUS pernah mengatakan --> “Aku bisa
menjadikan batu-batu ini menjadi anak-anak Abraham”, jadi lewat
korban Kristus, Dia menjadikan bangsa
kafir
menjadi keturunan Abraham (umat pilihan TUHAN).
Batu
yang mati/keras artinya
- Hidup
dalam suasana kutukan (susah, air mata), seperti hidup
ditengah-tengah batu. YESUS pernah dicobai, salah satunya adalah
menjadikan batu menjadi roti --> seperti hidup dalam suasana
ini. Jika kita menjadi batu yang keras, maka mau hidup seperti
harus merubah batu menjadi roti. Inilah suasana batu-batu
(kutukan).
- Sampai
menjadi batu kilangan yang dibuang ke laut, tenggelam dan tidak
muncul-muncul lagi = binasa bersama dengan dunia dan Babel
untuk selamanya.
Mari
kita mengembalikan persepuluhan
milik TUHAN, persepuluhan
itu bukanlah berapa uangnya dll, tidak
! tetapi persepuluhan
merupakan kebenaran (benar ) dan pengakuan
bahwa saya sudah diberkati, dilindungi, disertai oleh TUHAN -->
saya punya toko tetapi itu
merupakan berkat dari TUHAN, saya punya
gaji tetapi semua dari TUHAN. Persepuluhan
juga merupakan pengakuan bahwa saya milik TUHAN --> bukan milik
dunia, bukan milik Babel,
bukan milik setan.
Wahyu
18: 21,
Dan
seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu
kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah
Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan
ia tidak akan ditemukan lagi.
Batu
kilangan adalah batu yang paling keras, yang akan binasa untuk
selamanya bersama dunia dan babel.
- 1
Petrus 2: 5
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah.
Bukti
kedua adalah kita
harus menjadi batu hidup
= imamat
kudus =
imamat
rajani =
imam-imam
dan raja-raja.
Imam
adalah
- Seorang
yang suci (hidup suci).
- Seorang
yang memangku/memiliki jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
- Seorang
yang beribadah dan melayani TUHAN.
Tugas
dari imam adalah:
- Beribadah
dan melayani TUHAN sesuai dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh
Kudus dengan setia dan berobar-kobar sampai garis akhir.
Lewat penumpangan tangan,
kita akan menerima karunia-karunia Roh Kudus (ditahbiskan). Karunia
itu menentukan jabatan. Karunia adalah kemampuan-kemampuan dari
TUHAN. Contohnya:
- Jika
diberikan TUHAN karunia bermain gitar, maka jabatan kita adalah
pemain musik.
- Jika
karunianya menimbang roh, maka ditahbiskan menjadi gembala (lewat
penumpangan tangan).
Mari
kita berdoa supaya kita dapat
melayani TUHAN, mendapatkan penumpangan tangan, sehingga kita
dapat melayani sesuai dengan jabatan
pelayanan dan karunia Roh Kudus. Jika sudah menerima karunia dan
jabatan pelayanan, maka kita
harus setia dan berkobar-kobar sampai
garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang
kembali kedua kali).
- 1
Petrus 2: 9,
Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tugas
imam adalah bersaksi
yaitu:
- Menyaksikan
Kabar
Baik/Firman
penginjilan untuk membawa orang-orang berdosa datang kepada TUHAN,
percaya kepada YESUS dan diselamatkan. Menyaksikan perbuatan TUHAN
--> bagaimana kita dulu sebagai orang berdosa yang telah
dipanggil oleh TUHAN dan menjadi orang yang diselamatkan (dari
kegelapan kepada terangnya yang ajaib, dari dosa kepada
keselamatan).
- Menyaksikan
Kabar
Mempelai
untuk membawa orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan dan
diubahkan sampai menjadi
sempurna seperti YESUS.
- Aktif
dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna:
mulai dalam nikah, dalam
penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna.
Semoga
kita dapat
mengerti.
Awasan
bagi kita!
Jika bangsa
kafir
tidak mau beribadah dan melayani TUHAN, tidak mau bersaksi = tetap
menjadi anjing dan babi yang dipakai dalam pembangunan Babel
yaitu mempelai wanita setan (kejahatan dan kenajisan) yang akan
dibinasakan untuk selamanya. Banyak pengalaman-pengalaman orang yang
sudah semrawut ekonominya --> dulu semrawut oom,
jangankan memberikan
persepuluhan,
mau hidup sehari-hari saja susah, menderita.
Mari kita banyak
membaca Firman,
mendengar, menuruti sampai dibawa kepada korban Kristus (ada
pengakuan dosa-dosa dll) = sampai kepada dasar batu penjuru, maka
setelah itu akan mulai dibangun dan menjadi rapi (batu-batu menjadi
rapi), setelah itu mulai ada persepuluhan
(mulai merasakan sudah diberkati, sudah dilindungi, sudah ditolong
oleh TUHAN), sesudah itu mulai bertanya-tanya
bagaimana melayani TUHAN (menjadi batu
hidup = menjadi imam-imam dan raja-raja)?
Jika
tidak mau mengembalikan persepuluhan,
padahal sudah jelas ditata rapi dan ditolong oleh TUHAN, maka tetap
menjadi batu yang mati (hidup dalam kutukan sehingga
kehidupannya menjadi semrawut). Jika
tidak mau menjadi imam dan raja, maka nanti kembali menjadi anjing
dan babi.
Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau orang lain yang melihat kita -->
banyak sekali mendengarkan Firman,
seminggu tiga kali, lama lagi sampai
1-2 jam, tetapi kita harus banyak
bersyukur kepada TUHAN, sebab semakin banyak kita membaca,
mendengar, menuruti Firman
= menggali lebih dalam
= kita
ditunjukkan semuanya (kekafiran, anjing,
babi), sampai tiba kepada korban Kristus (sudah bertobat dan selesai
semuanya) = tiba pada Batu
Penjuru,
sehingga secara
perlahan-lahan
akan dibangun.
Jadi
mengikut TUHAN itu ada
tahap-tahapnya, yang penting adalah semuanya diatur oleh Firman,
bukan orang --> sini!
kamu harus melayani, tidak
seperti itu! Jadi
biarlah Firman
yang berbicara,
kita hanya tinggal membaca, mendengar dan mengikuti Firman
dan TUHAN-lah
yang akan menata semuanya.
- Matius
21: 12,
13,
12.
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual
beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang
dan bangku-bangku pedagang merpati
13.
dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut
rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Bukti
ketiga adalah menjadi
rumah doa.
Senajis dan segagal
apapun bangsa
kafir,
tetapi kalau masih mau membaca, mendengar, menuruti Firman
maka pelan-pelan mulai ditata oleh TUHAN, mulai memberikan
persepuluhan,
menjadi imam-imam, sampai menjadi rumah doa.
Rumah
doa adalah:
- Tempat
hadirat TUHAN didalam kasih dan kuasa-Nya.
- Tempat
berdoa dan menyembah TUHAN.
Jika
bangsa
kafir
tidak mau berdoa dan menyembah TUHAN, maka akan menjadi sarang
penyamun yang akan dibinasakan.
Sarang
penyamun=
- Tanpa
kasih, kering rohani.
- Yang
ada hanyalah benci, dendam dan akan dibinasakan untuk selamanya.
Roma
8: 26,
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan.
Manusia daging ini
tidak bisa berdoa dan menyembah TUHAN (kelemahan hakiki dari manusia
daging), tetapi Roh Kudus yang menolong kita untuk bisa berdoa dan
menyembah TUHAN (menyeru nama YESUS).
Sekarang
ini biarlah Roh Kudus yang menolong kita
agar kita dapat
berdoa, menyembah TUHAN dan menyeru nama YESUS.
Hasilnya
menjadi rumah doa adalah
- Matius
21: 14,
Maka
datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam
Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.
Hasil
pertama adalah terjadi
mujizat rohani, dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti YESUS:
- Timpang
= bercabang hati, bimbang, diubahkan menjadi percaya dan
mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN. Jika kita bimbang maka
kita tidak
akan mendapatkan apa-apa.
- Buta
= tidak dapat melihat
TUHAN, tetapi hanya
melihat/berharap yang lain, diubahkan
menjadi melihat TUHAN, hanya memandang/berharap kepada TUHAN.
Jika
sudah percaya kepada TUHAN dan hanya melihat TUHAN (mujizat rohani
terjadi), maka mujizat
jasmani juga akan terjadi yaitu
yang mustahil menjadi tidak mustahil:
- Penyakit
yang mustahil menjadi tidak mustahil (terjadi kesembuhan). Buta dan
timpang ini sebenarnya sudah tidak bisa disembuhkan lagi, tetapi
bisa disembuhkan oleh TUHAN.
- Masalah-masalah
yang mustahil menjadi tidak mustahil dan ditolong oleh TUHAN.
- Sampai
jika YESUS datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sama
mulia dengan Dia yaitu menjadi Mempelai
Wanita
yang siap menyambut kedatangan YESUS kedua kali diawan-awan yang
permai. Kita masuk kebahagiaan perjamuan kawin Anak
Domba,
sampai kebahagiaan kekal untuk selama-lamanya.
Jika
kita sudah menjadi rumah doa,
ini berarti selalu terjadi mujizat (hidup kita selalu dalam mujizat
TUHAN), sebab ada hadirat TUHAN dalam kasih dan kuasa-Nya. Terjadi
mujizat rohani yaitu mulai dari hati dibaharui menjadi tidak bimbang
dan percaya kepada-Nya, mata dibaharui menjadi mata yang
hanya melihat/berharap TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
Saya
sudah pernah bersaksi --> dua hari saya sakit dan disembuhkan oleh
TUHAN, pada hari Senin
saat mau berkhotbah disini,
saya sakit, saya bergumul dari jam 00.30 pagi sampai jam 15.00,
akhirnya TUHAN yang menolong dan saat saya berkhotbah,
saya tidak merasa lemas, tetapi
setelah pulang dari sini, jam 01.30 pagi saya sakit lagi dan besok
ada doa puasa dari pagi. Waktu itu saya teringat dengan satu jemaat
juga mengalami hal ini, kesakitan perutnya, lalu dia terus bergumul,
akhirnya dia tidak kuat dan pergi ke rumah sakit. Saya juga waktu itu
yang ada dipikiran saya --> ke rumah
sakit, tetapi saya berdoa “kuatkanlah
TUHAN”. Bukannya tidak
boleh ke rumah sakit, sebab kalau ke rumah sakit,
maka besok saya tidak dapat melayani
sebab pasti saya disuruh menginap di rumah
sakit), itulah maksudnya. Lalu istri saya bilang --> besok puasa,
ya sembuh sakitnya ! ya pasti sembuh. Saat doa puasa sesion 1 agak
sakit perutnya, doa puasa sesion 2 sudah lumayan, doa puasa sesion 3
sudah hilang sakitnya sampai dengan sekarang.
Jadi
itulah kalau menjadi rumah doa, pasti terjadi mujizat. Sekali lagi
bukan tidak boleh kalau kita ke rumah sakit atau ke dokter, silahkan
saja, tetapi yang menjadi penentunya adalah TUHAN. Mari ! betapa
bahagianya hidup kita kalau menjadi rumah doa. Saat kita berseru
kepada TUHAN yang hanya sejauh doa, maka Dia akan menolong
kita semuanya, Dia akan ubahkan kita sampai menjadi sempurna seperti
Dia.
Mari
kita harus sungguh-sungguh. Biarpun hidup kita saat ini semrawut,
seperti anjing dan babi, tetapi kalau masih bisa membaca Firman,
mendengar Firman sampai bisa mengikuti
Firman, maka perlahan-lahan
hidup kita ditata dan ditolong oleh TUHAN.
TUHAN memberkati
kita semuanya.1