Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada di dalam kitab Wahyu 1 : 1 – 3 merupakan judul/kata pengantar. Wahyu 1 : 3, Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

Jadi, inti dari kitab Wahyu adalah kebahagiaan. Di dalam kitab Wahyu ada tujuh macam kebahagiaan yaitu:

  1. Wahyu 1 : 3 = berbahagia yang membaca, mendengar dan yang menuruti kata-kata nubuat.
  2. Wahyu 14 : 13 = berbahagia yang mati dalam YESUS.
  3. Wahyu 16 : 15 = berbahagia mereka yang berjaga-jaga dan memperhatikan pakaian-nya.
  4. Wahyu 19 : 9 = berbahagia mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.
  5. Wahyu 20 : 6 = berbahagia mereka yang mendapat bagian dalam kebangkitan yang pertama.
  6. Wahyu 22 : 7 = berbahagia mereka yang menuruti kata-kata nubuat.
  7. Wahyu 22 : 14 = berbahagia mereka yang membasuh jubahnya

Inilah tujuh kebahagiaan dalam kitab Wahyu. Angka tujuh = angka sempurna. Jadi tujuh kebahagiaan = kebahagiaan yang sempurna = kebahagiaan yang kekal.

Awal/pintu gerbang untuk mendapatkan kebahagiaan yang sempurna/tujuh kebahagiaan adalah membaca, mendengar dan menuruti kata-kata nubuat/Firman nubuat.

Firman nubuat adalah:

  • Firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Jika tidak dibukakan rahasianya, maka itu bukanlah Firman nubuat.
  • Firman ALLAH yang mengungkapkan dosa-dosa yang tersembunyi di dalam sidang jemaat. Jika tidak mengungkapkan dosa, maka itu bukanlah Firman nubuat.
  • Firman ALLAH yang mengungkapkan tentang segala sesuatu yang akan terjadi di akhir jaman, terutama tentang kedatangan YESUS Yang kedua kali

Firman nubuat ini yang kita kenal dengan Firman pengajaran yang benar = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Ini, yang perlu kita baca, yang perlu kita dengar dan yang perlu kita ikuti/menuruti/praktekkan supaya kita menjadi berbahagia, mulai dari kebahagiaan yang pertama sampai kebahagiaan yang ketujuh/kebahagiaan yang sempurna/kebahagiaan yang kekal.

Awalnya di sini yaitu membaca, mendengar, dan melakukan = bukan sembarangan Firman, tetapi kata-kata nubuat/Firman nubuat dan ini ditegaskan.

Dan juga disebutkan sebab waktunya sudah dekat, artinya kita harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk membaca, mendengar dan menuruti Firman nubuat = taat dengar-dengaran.

Waktu ibadah itu kita harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk membaca, mendengar; kalau di rumah mungkin masih terganggu, maka dalam ibadah ini merupakan kesempatan yang seluas-luasnya dan sebaik-baiknya untuk membaca dan mendengar sampai kita dapat menuruti Firman nubuat. Semoga kita dapat mengerti.

Dari sini, yaitu dari membaca, mendengar dan menuruti/taat dengar-dengaran yang akan dipilih oleh TUHAN untuk mengalami kebahagiaan sampai pada kebahagiaan kekal.

Dari jaman ke jaman TUHAN memilih orang-orang yang taat dengar-dengaran untuk mendapatkan kebahagiaan surga/kebahagiaan yang sempurna/kebahagiaan kekal yaitu:

  1. Jaman ALLAH Bapa yang dihitung mulai dari Adam – Abraham dan diwakili oleh Abraham = Kejadian 22 : 1, 2,
    1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
    2. Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

    Ketaatan Abraham/mewakili suami/laki-laki yaitu rela mengorbankan Ishak/anaknya yang tunggal yang sangat berharga, disayangi, dan sangat dibanggakan, artinya untuk kita sekarang ini yaitu:


    • Supaya dapat taat dengar-dengaran, maka kita harus mengorbankan apa yang paling berharga dalam hidup kita. Yang paling berharga di dalam hidup kita adalah harga diri/gengsi yang paling dibela mati-matian. Seringkali kita mengetahui apa yang benar dan yang harus kita lakukan, tetapi demi menjaga gengsi/harga diri, kita tidak mau melakukan apa yang benar itu. Dan ini terutama kami para hamba-hamba TUHAN demi harga diri/gengsi, kami tidak mau melakukan apa yang benar. Dan juga seringkali demi menjaga harga diri ini, terjadi pada orang-orang yang berada di atas/yang memiliki kedudukan, sudah mengetahui bahwa itu salah, tetapi demi harga diri/gengsi, tetap mempertahankan apa yang salah = tidak taat = menolak yang benar. Apalagi (maafkan) kita masih berada di bawah, tetapi kita masih gengsi = akan menjadi susah sekali dan saya ini orangnya. Masih dibawah, tetapi seringkali masih merasa gengsi = waktu masih sekolah alkitab, kemudian harus membuang sampah, saya masih menoleh ke kiri dan ke kanan supaya tidak dilihat oleh jemaat/murid-murid sekolah tempat saya dulu mengajar, sehingga membuang sampah ini merupakan siksaan bagi saya. Jadi betapa ngerinya harga diri itu dan sayalah orangnya yang menjadi contoh yang tidak baik. Kalau kita sudah mempertahankan harga diri, kemudian menjadi tidak tahu diri. Semoga kita dapat mengerti. Kemudian kalau mau ke Lemah Putro, karena tidak memiliki uang, maka saya berdiri saja disitu, kemudian oleh anak-anak dari oom Pong saya diajak untuk ikut dengan mereka naik mobil, tetapi saya disuruh duduk di belakang; saya menjadi marah sebab merasa tidak dihargai. Inilah orang yang seharusnya jalan sejauh sepuluh kilo, kemudian sudah diangkut mobil, masih tidak berterima kasih = inilah orang yang tidak tahu diri dan ini tidak bagus sebab kita tidak dapat taat dan juga tidak tahu apa yang benar. Mari, sekarang ini sebagai suami/laki-laki harus belajar untuk mengorbankan harga diri untuk taat dengar-dengaran.


    • Kemudian untuk dapat menjadi taat dengar-dengaran, maka kita harus mengorbankan apa yang disayangi, disukai, dibanggakan dan juga yang menjadi ikatan/rintangan (mungkin hobby dlsbnya). Bukannya tidak boleh sehingga mau berhenti = tidak seperti itu, tetapi jangan mengganggu untuk kita dapat menjadi taat dengar-dengaran. Semoga kita dapat mengerti.


    • Kemudian kita harus rela mengorbankan waktu, tenaga, keuangan dllnya untuk pekerjaan TUHAN.


    Inilah pelajaran dari jaman permulaan yaitu Abraham dipilih sebagai orang yang taat dengar-dengaran. Membaca, mendengar dan menuruti kata nubuat/Firman nubuat = Abraham diperintahkan untuk menyerahkan anaknya = Firman nubuat sebab ditempat Ishak diserahkan merupakan tempat bagi pembangunan bait Salomo dan lebih jauh lagi itulah pembangunan Tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.

    Hasilnya:


    • 2 Tawarikh 3 : 1, Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.

      Di gunung Moria merupakan tempat di mana Ishak akan dikorbankan dan disitu dibangun rumah TUHAN/bait ALLAH = tempat Abraham akan mempersembahkan Ishak, di situ juga merupakan tempat Daud mempersembahkan korban kepada TUHAN waktu tulah datang.

      Jadi bagi kita, hasilnya adalah kita masuk dalam pembangunan bait ALLAH yang rohani. Kalau dulu, pembangunan bait ALLAH yang jasmani Salomo dan sekarang pembangunan bait ALLAH yang rohani/Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita TUHAN.
      Kalau kita tidak taat/tidak rela untuk berkorban, maka kita tidak dapat masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus dan akan masuk dalam pembangunan Babel. Itu sebabnya kita harus rela berkorban seperti:


      1. Berkorban harga diri,
      2. Berkorban apa yang disayangi dan disukai dan juga yang menjadi ikatan di dalam hidup kita dan juga
      3. Rela berkorban waktu, tenaga, uang dan apa saja untuk pekerjaan TUHAN dan kita masuk dalam pembangunan bait ALLAH yang rohani/pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.


    • Kejadian 22 : 14, Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

      Abraham bertemu dengan Yehova Yirre = TUHAN menyediakan. Jadi, waktu itu Ishak akan disembelih, tiba-tiba TUHAN menghentikan dan menyediakan domba, dari tidak ada domba menjadi ada domba. Secara jasmani dapat terjadi apa yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tetapi sekarang yang lebih jauh lagi/nubuat kepada kita secara rohani yaitu menyediakan Mempelai TUHAN/Mempelai yang siap sedia.

      Wahyu 19 : 7 – 9,
      7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
      8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
      9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

      Jadi hasil selanjutnya adalah kita bertemu dengan Yehova Yirre dan mengalami pekerjaan dari Yehova Yirre = secara jasmani dari yang tidak ada menjadi ada dan yang mustahil menjadi tidak mustahil dan secara rohani, TUHAN mempersiapkan kita menjadi Mempelai Wanita yang siap sedia dengan pakaian Mempelai dan kita mengalami kebahagiaan surga.

      Kita berkorban tetapi kita merasa berbahagia sebab kita mendapatkan pakaian sehingga kita tidak menjadi telanjang; kalau kita kikir, maka kita akan menjadi telanjang. Kalau di Lempin-El, yang paling disukai adalah tidur dan kesukaan tidur ini yang harus diserahkan kepada TUHAN sehingga dapat dipakai di dalam pembangunan Tubuh Kristus dan akan bertemu dengan Yehova Yirre sehingga betul-betul menjadi Mempelai yang siap sedia dengan pakaian Mempelai yang putih berkilau-kilauan dan akan mendapatkan kebahagiaan surga.


  2. Jaman Anak ALLAH yang dihitung mulai dari Abraham - kedatangan YESUS Yang pertama kalinya dan mati di kayu salib dan diwakili oleh janda/perempuan Sarfat.
    1 Raja-raja 17 : 12, 13,
    12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
    13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

    Elia berkata untuk membuat roti baginya terlebih dahulu/bagi TUHAN terlebih dahulu, barulah untuk janda Sarfat dan anaknya itu. Tadi, perempuan itu berkata = bagiku, bagi anakku lalu kami akan mati.
    Arti dari ketaatan janda Sarfat/istri yaitu rela mempersembahkan roti bundar kecil yang sangat dibutuhkan oleh dia dan anaknya. Kita harus berhati-hati, sebab seringkali kita berkorban apa yang sudah tidak dibutuhkan lagi, kalau apa yang masih kita butuhkan, maka kita tidak mau mengorbankan sebab itu untuk-ku dan juga untuk anak-ku.

    Artinya kepada kita supaya kita dapat taat dengar-dengaran, maka kita harus mengorbankan kepentingan diri sendiri/egois dan juga hak kita (untuk-ku, untuk anak-ku). Jadi, untuk di luar kepentingan kita, maka kita mudah untuk berkorban.
    Demikian juga di dalam nikah dan juga di gereja, kita menuntut hak/mementingkan diri sendiri sehingga menjadi tidak berbahagia/kita tidak akan merasa bahagia. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita harus berani membakar = ‘segenggam tepung dan sedikit minyak akan aku bakar’ = kita harus berani membakar kepentingan diri sendiri/hak, sehingga kita dapat mempersembahkan roti bundar yang matang. Kalau roti tidak matang, tidak akan memuaskan sebab akan sakit perut.

    Matang=


    • memuaskan TUHAN, maka TUHAN juga akan memuaskan kita sehingga ada kebahagiaan surga,
    • mengagungkan TUHAN.


    Kita dapat membayangkan = segenggam tepung dibakar, bukan untuk dirinya, tetapi untuk TUHAN. Awalnya = untuk-ku dan untuk anak-ku, sesudah itu akan mati. Ini saja, kami akan mati, apalagi mau diambil? bagaimana ini? tetapi justru ia dapat merasa berbahagia. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, kalau kita membakar/mengorbankan kepentingan diri sendiri/mengorbankan hak, sehingga kita dapat mempersembahkan roti bundar yang matang = memuaskan/mengagungkan TUHAN, maka TUHAN akan membahagiakan kita dengan kebahagiaan surga dan hak kita tidak akan hilang, justru berada di dalam Tangan TUHAN Yang kuat sehingga tidak dapat diambil oleh siapapun.

    Inilah hebatnya, sebab kita mendapat dobel = kita merasa sepertinya kita akan kehilangan hak, tetapi tidak, sebab selain mendapatkan kebahagiaan, kita juga mendapatkan hak.

    Yesaya 49 : 1, 2, 4,
    1. Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
    2. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
    4. Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

    Ay 2, dapat dipakai sebagai pedang untuk jarak dekat dan juga dapat dipakai sebagai anak panah untuk jarak jauh. Inilah hamba TUHAN yang selalu siap melayani baik untuk jarak dekat mau-pun jarak jauh.

    Setiap kali kita dapat mengagungkan/memuaskan TUHAN, TUHAN juga akan memuaskan + hak dan upahku tidak akan hilang tetapi terjamin/berada di dalam Tangan TUHAN Yang kuat sehingga tidak dapat direbut oleh siapa-pun.

    Hasilnya:
    1 Raja-raja 17 : 15, Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

    Jadi, hasilnya, perempuan dan anaknya itu mendapatkan makan beberapa waktu lamanya. Kita bandingkan dengan Yakobus 5 : 17, Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

    Beberapa waktu masa kelaparan adalah tiga setengah tahun. Jadi hasil dari 1 Raja-raja 17 : 15 dan digabungkan dengan Yakobus 5 : 17, adalah perempuan dengan anaknya ini mendapatkan pemeliharaan dari TUHAN selama tiga setengah tahun.

    Dan artinya/nubuatnya untuk kita sekarang ini adalah Wahyu 12 : 14, kita mendapatkan dua sayap burung nazar.
    Jika kita:


    • tidak egois/tidak mementingkan diri sendiri,
    • tetapi kita mengorbankan/membakar hak agar dapat memuaskan dan mengagungkan TUHAN, maka kita akan berbahagia dan ditambah
    • hak dan upah kita berada di dalam Tangan TUHAN, seperti perempuan dengan anaknya dipelihara oleh TUHAN selama tiga setengah tahun. Sekarang bagi kita nubuatnya di dalam Wahyu 12 : 14.

      Wahyu 12 : 14, Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

      Perempuan itu = gereja Mempelai/gereja yang sempurna. Jadi arti/nubuatnya kepada kita adalah kita diberi dua sayap burung nazar yang besar untuk menyingkirkan kita kepadang gurun jauh dari mata antikrist. Kita dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN selama tiga setengah tahun lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci.

      Dulu sudah terjadi, perempuan/janda ini dipelihara oleh TUHAN lewat tepung dan minyak yang tidak habis-habis; sekarang, dipelihara lewat Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci. Ini terjadi kalau kita sudah berada di padang belantara, kita sungguh-sungguh dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci selama tiga setengah tahun. Kita betul-betul berbahagia bersama TUHAN; sementara di dunia terjadi siksaan yang dahsyat dan yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi. Di padang belantara, kita berbahagia dan mengalami pesta paskah/kebahagiaan surga.

      Sekarang ini, lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci, kita latihan untuk menyingkir ke padang gurun. Itu sebabnya kita jangan mengabaikan ibadah pendalaman alkitab sebab ini merupakan tolok ukur/test, apakah sayap kita sudah mulai bertumbuh atau belum? Bagaimana kesetiaan/ketekunan kita di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci? Kalau kita tekun di dalam ibadah pendalaman dan perjamuan suci, sayap kita sedang bertambah besar. Semakin kita bertekun, maka sayap itu menjadi semakin besar sampai satu waktu jika sayap sudah maksimal besarnya, maka kita akan pergi kepadang gurun dan setiap hari kita mengadakan pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah ketaatan yaitu:


    • Abraham = mengorbankan harga diri = apa yang disayangi sampai mengorbankan waktu, uang dllnya untuk pekerjaan TUHAN sehingga dapat masuk ke dalam pembangunan Tubuh Kristus dan mendapatkan pakaian Mempelai/kebahagiaan surga.


    • Janda Sarfat = ada dua sayap burung nazar = taat dan harus mengorbankan kepentingan diri sendiri dan juga mengorbankan hak. Janda ini mendapatkan dua sayap burung nazar untuk menyingkir ke padang belantara sehingga jauh dari mata ular sebab dilindungi dan dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci = pesta paskah/kebahagiaan surga akan kita alami. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Jaman ALLAH Roh.Kudus yang dihitung mulai dari kedatangan YESUS Yang pertama – kedatangan YESUS Yang kedua kali dan diwakili oleh murid-murid dan untuk sekarang menunjuk pada gereja TUHAN/kita semua.

    Yohanes 21 : 3 – 6,
    3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
    5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
    6. Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    Ay 3, ‘aku pergi menangkap ikan’ = tidak taat, tetapi beruntung masih diberikan kesempatan.
    Jadi, di sini pelajaran agar kita menjadi waspada, sebab tidak taat = tidak menangkap apa-apa = gagal total dan telanjang (di ay 7, Petrus tidak berpakaian/telanjang). Jadi, kita harus berhati-hati/waspada sebab justru di akhir jaman ini ditandai dengan ketidak taatan. Murid-murid tidak taat, akibatnya gagal total dan telanjang.

    Tetapi puji syukur kepada TUHAN, lewat pemberitaan Firman nubuat/Firman pengajaran yang benar yang diulang-ulang (di dalam injil Lukas 5 sudah diberitakan ‘tebarkan jalamu’ = dulu sudah pernah sebelum diangkat menjadi hamba TUHAN, mereka bekerja sebagai nelayan, tetapi mereka gagal). Kemudian TUHAN datang dengan Firman = ‘tebarkan jalamu’, mereka menebarkan jala, dan mendapatkan banyak ikan.

    Sekarang, disaat-saat mereka gagal lagi/jatuh di dalam kegagalan sebab tidak mendapatkan apa-apa dan telanjang, TUHAN mengulang lagi Firman, tetapi sekarang sudah berkembang. Itulah Firman penggembalaan yaitu Firman yang diulang-ulang tetapi berkembang.

    Lukas 5 : 3 – 6,
    3. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
    4. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
    5. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
    6. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

    Ay 3, YESUS duduk dan mengajar di atas perahu. Jadi, jangan heran, bagi saudara yang masih baru berada di tempat ini, melihat, mengapa pendeta yang berkhotbah itu duduk? Yang ditiru dari YESUS. Kalau berkhotbah dan berjalan-jalan, tidak tertulis di dalam alkitab, tetapi kalau duduk, justru ada tertulis di dalam alkitab.

    Ay 5, sebenarnya Simon ini memprotes TUHAN sebab sudah semalam-malaman mereka bekerja tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa sekali-pun waktunya tepat dan tempatnya juga baik sebab berada di tengah. Sekarang sudah berada di pantai dlsbnya, tetapi karena ini Firman sekali-pun tidak masuk logika, saya mau melakukan. Beginilah seharusnya yaitu kita harus menghargai Firman.

    Jadi, waktu Petrus gagal sebagai seorang nelayan/profesi di dunia, maka YESUS menyampaikan Firman pengajaran/Firman nubuat yaitu ‘tebarkanlah jalamu’. Tetapi di dalam injil Yohanes 21, Petrus gagal dan telanjang sebagai seorang hamba TUHAN karena ia tidak taat. Dan karena TUHAN sudah mengangkat Petrus menjadi seorang penjala manusia, maka ia gagal total.

    Dan, TUHAN datang dengan Firman pengajaran/Firman nubuat yang sama tetapi sudah ditingkatkan dan diulang-ulang yaitu ‘kata YESUS, tebarkan jalamu di sebelah kanan perahu’. Jadi di tambah dengan kata di sebelah kanan. Jadi, semakin Firman itu diulang, semakin dibuka rahasianya --> pembukaan Firman semakin ditingkatkan, maka kerohanian kita juga semakin meningkat.

    Inilah pentingnya Firman yang diulang-ulang --> di saat kita gagal sebagai seorang hamba TUHAN atau sebagai pedagang atau sebagai apa saja --> mari, kita mendengarkan Firman yang diulang-ulang, kita jangan menjadi bosan sebab justru Firman ini yang akan menolong kita. Itu sebabnya kita harus menghargai Firman yang diulang-ulang. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, tebarkan jalamu di sebelah kanan ( di dalam injil Lukas 5, tidak disebutkan sebelah kanan, hanya tebarkan jala-mu) --> sebelah kanan ini menunjuk pada tempat YESUS sebagai Imam Besar di sebelah Kanan ALLAH Bapa. Hubungan apa ini, sebab harus menebarkan jala di sebelah kanan, bukan disebelah kiri? Kita melihat, mengapa YESUS dapat menjadi Imam Besar Yang ditinggikan, berhasil, mulia dan sampai di sebelah Kanan ALLAH Bapa? Sebab YESUS taat.

    Ibrani 5 : 8 – 10,
    8. dan sekali-pun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
    9. dan sesudah itu Ia mencapai kesempurnaan-Nya. Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
    10. dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah menurut peraturan Melkisedek.

    Taat dari apa yang diderita-Nya = taat dalam penderitaan sampai mati di kayu salib (Fil 2). Padahal seharusnya YESUS tidak perlu dan tidak layak untuk mati, tetapi YESUS mau melakukan sebab karena Firman, maka ‘kehendak-Mu Yang jadi’. Ini yang dipelajari yaitu tebarkan jala-mu di sebelah kanan --> ketaatan-Nya yang kita pelajari yaitu taat dalam penderitaan sampai mati di kayu salib. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah, YESUS diangkat menjadi Imam Besar ditahta surga di sebelah Kanan Tahta ALLAH Bapa tempat yang tertinggi di dalam kemuliaan sebab YESUS taat dalam penderitaan sampai mati di kayu salib. Itu sebabnya, kita harus meneladani YESUS yaitu taat sampai daging tidak bersuara lagi. Semoga kita dapat mengerti.

    Taat sampai daging tidak bersuara lagi = ketaatan dari seorang anak kecil yang tidak memiliki suara daging = pikiran dan perasaan seperti YESUS --> Yohanes 21 : 5, Kata Yesus kepada mereka “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.”

    Di saat murid-murid gagal, YESUS datang dengan pertanyaan ‘adakah lauk pauk’? mereka menjawab --> ‘tidak ada’. Firman pengajaran menyucikan pikiran dan perasaan kita. Mereka sudah gagal/dalam kegagalan, kemudian ditanya ‘adakah lauk pauk’? kalau perasaan tidak disucikan, tentu akan marah dan berkata “untuk apa bertanya-tanya, tidak perlu mengurus kita”. Tetapi karena penyucian perasaan, maka mereka menjawab dengan jujur seperti anak kecil yang jujur bahwa mereka tidak memiliki lauk-pauk.

    Orang-orang yang berada di dalam kegagalan sering menjadi orang yang keras; saya memberi contoh, misalnya pembagian hasil ulangan di sekolah, kemudian ada yang mendapat nilai empat, kemudian di tanya oleh seorang teman, siswa itu dapat menjadi marah dan bisa-bisa temannya itu tidak diajak bicara selama tiga hari sekali-pun temannya itu teman akrab.

    Di dalam kegagalan dan juga di dalam keberhasilan, manusia dapat menjadi keras. Itu sebabnya diperlukan Firman yang keras/Firman penyucian perasaan --> jujur! Inilah perasaan seperti YESUS/perasaan seperti anak kecil.

    Yohanes 21 : 6, Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    “tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu.” = penyucian pikiran. Sudah semalam-malaman berada di tempat yang benar, waktunya juga sudah benar, sekarang disuruh lagi --> penyucian pikiran/logika. Semoga kita dapat mengerti.
    Jadi, ketaatan dari gereja TUHAN/ketaatan dari kita sekarang, harus mengorbankan pikiran dan perasaan daging dan memakai pikiran dan perasaan YESUS = pikiran dan perasaan anak kecil. YESUS sebagai Anak, Ia taat, demikian juga dengan kita juga harus taat.

    Kalau Abraham, ia mengorbankan:


    • harga diri,
    • apa yang disuka itulah Ishak,
    • mengorbankan waktu dan tenaga untuk TUHAN sehingga ada Yehova Yirre dan masuk dalam pembangunan Tubuh sampai menjadi Mempelai yang memiliki pakaian putih yang berkilau-kilauan --> ada kebahagiaan surga dan siap sedia menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.


    Janda Sarfat mengorbankan:


    • kepentingan diri sendiri sehingga
    • hak dan upah ada di dalam Tangan TUHAN sehingga ada kebahagiaan/pesta paskah setiap saat.


    Dan di jaman akhir ini --> mari, ketaatan dari pelayan TUHAN dan anak-anak TUHAN dan gereja TUHAN:


    • harus mengorbankan pikiran dan perasaan daging dan
    • harus memakai pikiran dan perasaan YESUS/pikiran dan perasaan dari seorang anak. Semoga kita dapat mengerti.


    Seringkali perintah TUHAN itu tidaklah sulit, yang sulit itu adalah mengendalikan pikiran dan perasaan kita sehingga mengatakan untuk jangan pengajaran-pengajaran sebab terlalu dalam dan juga terlalu sulit untuk mempraktekkannya.

    Padahal yang sulit itu adalah:


    • pikiran dan perasaan kita,
    • harga diri kita,
    • egois kita.


    Firman TUHAN hanya memerintahkan untuk menebarkan jala dan ini untuk kehidupan sehari-hari. Bapak pdt In.Juwono alm dan juga bpk pdt Pong alm selalu mengatakan bahwa Firman pengajaran itu praktis sebab langsung dipraktekkan --> sebab sudah ada jala, kecuali kalau tidak ada jala dan juga Musa ketika menghadapi laut Kolsom, ia diperintahkan oleh TUHAN untuk mengulurkan tongkat-nya, sebab yang ada hanya tongkat. TUHAN bekerja dengan apa adanya, tetapi sulit jika menggunakan pikiran dan perasaan sebab ketika itu merupakan mati hidup. Mau maju ke depan, tidak bisa dan juga ke belakang, tidak bisa --> sepertinya Firman ini hanya main-main saja dengan diperintahkan untuk mengangkat tongkat; jika Firman hanya main-main, maka tidak akan dapat tertolong.

    Perintah itu mudah, tetapi sulit untuk dilaksanakan jika memakai pikiran dan perasaan, itu sebabnya mari, sekarang ini harus dibakar sehingga kita menjadi berbahagia orang yang membaca, mendengar dan menuruti Firman. Mari sungguh-sungguh taat.

Hasilnya:

  1. Yohanes 21 : 11, Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar; seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

    153, kalau dijumlah menjadi 1 5 3 9. Hasilnya, mereka menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan dan jalanya tidak koyak. Sembilan = angka kasih karunia TUHAN yang tidak pernah koyak = kekal selama-lamanya. Tidak pernah berubah, itu sebabnya kita jangan meragukan kasih karunia TUHAN, jadi ini berarti kita hidup di dalam kasih karunia/anugerah TUHAN Yang tidak pernah berubah/Dia tidak pernah menipu kita. Ini kalau kita taat --> menangkap seratus limapuluh ekor ikan dan jalanya tidak koyak.

    Arti dari hidup di dalam Tangan kasih karunia TUHAN adalah:


    • dapat memelihara kita secara jasmani di tengah kesulitan dunia, di tengah kemustahilan --> tidak ada ikan menjadi ada ikan. Sudah berada jauh dari jangkauan kita seperti pengakuan Petrus yang berkata sudah semalam-malaman kami bekerja keras, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Bagi yang berdagang, sudah menambah modal, tetapi tetap tidak berhasil dan bagi yang masih bersekolah, sudah mengambil pelajaran tambahan dlsbnya? kita harus kembali kepada Tangan kasih karunia TUHAN yang dapat memelihara kita.


    • dan juga secara rohani, kita tetap hidup benar, jangan seperti Petrus yang sudah ditetapkan oleh TUHAN untuk menjadi penjala manusia, tetapi ia kembali menjadi penjala ikan --> berbuat dosa lagi, tidak setia lagi. Mari, kita tetap hidup benar dan juga tetap setia sehingga kita berada di dalam Tangan kasih ALLAH dan kerohanian kita tetap terpelihara dan juga tetap dapat taat seperti jala yang tidak koyak sehingga ikan-ikan itu tidak keluar.


  2. kasih karunia/anugerah TUHAN dapat menolong kita tepat pada waktunya dan juga menyelesaikan masalah yang mustahil tepat pada waktunya. Ini merupakan hal yang sungguh-sungguh, asal kita belajar ketaatan --> berbahagia mereka yang membaca, mendengar dan menuruti kata-kata nubuat.

    Kita belajar dari:


    • Abraham yang mengorbankan harga diri dllnya dan juga
    • Janda Sarfat/istri mengorbankan egois dan hak-hak dan belajar dari
    • Anak-anak kecil/murid-murid --> belajar dari YESUS Anak ALLAH; kita hanya seperti anak-anak kecil saja yang harus sungguh-sungguh taat dan juga bagi kaum muda/anak kecil, taat dengan sungguh-sungguh.


  3. Tangan kasih karunia/anugerah TUHAN sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan kita sampai menghasilkan sembilan buah-buah Roh. Dan ini merupakan gambar dari ALLAH Tri Tunggal --> kita menjadi sempurna seperti ALLAH Tri Tunggal.

    Galatia 5 : 22, 23,
    22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan
    23. kelemahan lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

    Kasih, sukacita, damai sejahtera --> sifat/Gambar dari ALLAH Bapa. Kita diubahkan sampai menghasilkan sembilan buah Roh = kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS.
    Kesabaran, kemurahan, kebaikan --> sifat/Gambar dari Anak ALLAH/YESUS.
    Kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri --> sifat/Gambar dari ALLAH Roh.Kudus.

    Sembilan buah-buah Roh merupakan sifat/Gambar dari ALLAH Tri Tunggal dan jika YESUS datang kembali kedua kalinya, kita akan diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita akan menyambut kedatangan-Nya Yang kedua kali di awan-awan yang permai dan masuk pesta nikah Anak Domba. ‘Berbahagia yang diundang keperjamuan kawin Anak Domba’.

    Mari, sekarang ini kita taat bagaikan mengulurkan tangan kepada TUHAN sebab TUHAN mampu melakukan apa saja. Kalau kita sudah tidak dapat lagi berbuat apa-apa, hanya tinggal satu yaitu kita kembali kepada Tangan anugerah TUHAN dan mengatakan kepada TUHAN bahwa saya tidak mampu.

TUHAN memberkati kita sekalian.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 20 Agustus 2013 (Selasa Sore)
    ... Mazmur Sekarang aku tahu bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. Syarat menang bersama Yesus yaitu kita harus hidup dalam urapan Roh Kudus. Lukas - Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 23 Agustus 2019 (JUmat Sore)
    ... selamanya. Sampai hari ini banyak orang Israel asli yang masih menunggu Mesias karena mereka menganggap Yesus hanya manusia biasa. Oleh sebab itu gereja Tuhan harus memiliki pandangan rohani sehingga bisa melihat Yesus sebagai anak Daud--manusia--dan juga sebagai Tuhan yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Inilah pandangan mempelai untuk bisa mencapai perjamuan ...
  • Ibadah Kaum Muda Malang, 12 September 2009 (Sabtu Sore)
    ... kasih menimbulkan kedurhakaan. Kedurhakaan akan melanda Ibadah dan pelayanan durhaka pada Tuhan . Praktiknya meninggalkan ibadah dan pelayanan tidak setia. bersungut-sungut. Nikah dan rumah tangga MATIUS . Dalam rumah tangga tidak ada kasih sehingga dalam keluarga hanya ada pertengkaran perceraian sampai terjadi pembunuhan. Krisis kasih membuat kasih ibu gambaran lemah dari kasih Tuhan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 April 2012 (Senin Sore)
    ... terang sekalipun harus mati dikayu salib. Yohanes . Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu bunyinya Yesus orang Nazaret Raja orang Yahudi. dikayu salib Yesus disebutkan sebagai Raja orang Yahudi. Inilah contoh kehidupan yang tegas diurapi . Kalau Yesus mati sebagai Raja orang Yahudi Yesus tidak berhenti begitu saja. ...
  • Ibadah Doa Ucapan Syukur Malang, 27 Desember 2011 (Selasa Sore)
    ... segala kekayaannya di antara kamu sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Perkataan Yesus adalah Firman yang dibukakan rahasianya ayat yang satu menerangkan ayat yang lain Firman Pengajaran ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 02 Februari 2011 (Rabu Sore)
    ... dari perbudakkan Mesir. Paskah dalam PERJANJIAN BARU yang ditandai dengan PENYALIBAN TUHAN YESUS penyembelihan Anak Domba Allah -- ay. untuk melepaskan kita dari dosa bahkan satu waktu melepaskan kita dari dunia untuk terangkat di awan-awan yang permai. Keluaran - . Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Juni 2018 (Kamis Sore)
    ... di depan Tabut sehingga terjadi shekinah glory sama dengan kemuliaan Tuhan kelepasan dari dosa untuk bangsa Israel. Dalam Perjanjian Baru Yesus masuk tempat kudus takhta Sorga satu kali untuk selamanya dengan membawa darahNya sendiri dan dupa doa syafaat sehingga terjadi shekinah glory sama dengan kemuliaan Allah kelepasan dari dosa untuk seluruh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 30 Oktober 202 (Minggu Siang)
    ... sehingga kita mendapatkan hidup baru hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran. Kita selamat dan diberkati Tuhan. Kita menghadapi peperangan. Antikris menggunakan kekuatan ekonomi sehingga lebih hari perekonomian akan lebih sulit--semakin dikuasai oleh Antikris. Siapa yang menang Yang dipanggil hidup benar. Seperti tadi dalam kesaksian Oleh sebab itu saya mau hidup ...
  • Ibadah Jumat Agung Malang, 03 April 2015 (Jumat Sore)
    ... Kristus ialah Allah. Susunan yang benar adalah Kristus menjadi Kepala dari laki-laki laki-laki kepala dari wanita. Kalau wanita menjadi kepala dari laki-laki berarti Kristus tidak bisa menjadi Kepala dalam ibadah dan rumah tangga. Yang menjadi kepala ialah ular. Ini adalah suatu ketelanjangan dan kehancuran. Pengajaran yang benar yaitu pengajaran mempelai melarang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 04 Juli 2015 (Sabtu Sore)
    ... orang banyak ini. Menghadapi kekejaman Herodes Yesus menyingkir. Herodes adalah gambaran setan jadi kekejaman Herodes adalah kekejaman setan dalam bentuk Dosa-dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin-mengawinkan. Pencobaan-pencobaan masalah yang mustahil sehingga membuat kita kecewa. Kebencian tanpa alasan sampai aniaya antikris selama tahun. Sikap kita menghadapi kekejaman setan adalah menyingkir ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.