Penataran
imam-imam dan calon imam-imam
Wahyu
1 : 1-
3,
1.
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya,
supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera
terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah
menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
2
Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian
yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah
dilihatnya.
3.
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Titik
berat kita adalah ayat yang ketiga, dalam rangka penataran calon imam
dan imam-imam mulai hari ini (Minggu,
Senin dan Rabu).
Wahyu 1 : 3 ini bagaikan posisi Maria yang duduk dibawah kaki
YESUS untuk mendengarkan perkataan YESUS.
Sementara
Marta sibuk, tetapi
Maria duduk dibawah Kaki YESUS. Inilah
permulaan tahbisan/pelayanan yang benar=
Lukas
10 : 39, 42
39.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini
duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
42.
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang
terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Ayat
39= “
terus mendengarkan perkataan-Nya” = perkataan YESUS =
perkataan nubuat = Firman yang dibukakan
rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab.
Ayat
42 = “
Maria telah memilih bagian yang terbaik” = tahbisan
yang benar.
“
yang
tidak akan diambil dari padanya” = yang kekal.
Mendengar
dan dengar-dengaran pada Firman
pengajaran yang benar (Firman
nubuat) adalah permulaan dari tahbisan/pelayanan yang benar
(‘yang terbaik’)
dan kekal selamanya (‘tidak akan
diambil’). Disini banyak kekeliruan kita,
seperti Marta mau begini begitu tetapi
tanpa Firman sehingga
tidak ada artinya. Semoga
kita mengerti.
Waktu
Harun dan anak-anaknya mau ditahbiskan, ada
korban-korban yang harus dibawa. Jika dikaitkan dengan mendengar dan
dengar-dengaran pada Firman pengajaran,
maka salah satu korban yang dibawa adalah korban roti. Korban
binatang itu untuk pendamaian dsbnya,
tetapi juga ada korban makanan/roti. Jadi
ini berkaitan dengan Firman.
Keluaran
29 : 1,
2,
1."Inilah
yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya
mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan
muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
2.
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah
dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan
minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu
Tadi
‘berbahagia orang yang membaca,
mendengar, menuruti Firman nubuat’
ini seperti Maria yang duduk terlebih dahulu dibawah Kaki
TUHAN untuk mendengar dan dengar-dengaran kepada Firman.
Setelah itu baru dapat bekerja. Itulah
permulaan tahbisan yang benar, yang terbaik dan kekal untuk
selamanya. Ini dibuktikan di
Keluaran 29 : 2. Salah satu
korban tahbisan (untuk pengangkatan imam/pelayanan TUHAN) adalah
korban makanan.
Korban
makanan terdiri dari 3 macam:
- Roti
tidak beragi yang diolah dengan minyak.
- Roti
bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak.
- Roti
tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
Sekarang
kita akan membahas:
Roti
tidak beragi yang diolah dengan minyak.
Roti
adalah firman Allah. Minyak adalah Roh Kudus.
Ini sekarang dalam
arti rohani. Kalau dulu memang membawa roti yang tidak beragi dll
untuk menjadi imam. Sekarang tidak perlu
membawa roti, membawa lembu/binatang, sebab ini sudah digenapkan oleh
Korban Kristus. Jadi bila digabung yaitu
Firman ALLAH dalam urapan Roh Kudus =
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua (urim dan tumim) = Firman pengajaran.
Kemudian,
tidak beragi (tidak dicampur ragi) adalah murni/benar. Jadi roti
tidak beragi yang diolah dengan minyak =
Firman
pengajaran yang benar.
Jadi
tahbisan yang benar/pelayanan yang benar harus didasarkan pada Firman
pengajaran
yang benar/murni = harus ada persekutuan dengan Firman
pengajaran yang benar. Inilah yang nomor satu. Ini yang banyak tidak
diterangkan, sehingga asal melayani. Jika tidak ada makanan yang
benar = tidak ada Komando yang benar,
bagaimana mau melayani? Jadi inilah yang terlebih dahulu.
1
Timotius 1 : 3,
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku
telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan
menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan
ajaran lain
Ayat
3 = “
jangan mengajarkan ajaran lain” = ini berarti hanya
ada satu pengajaran yang benar.
Dalam
sidang jemaat hanya ada satu Firman
pengajaran yang benar, tidak boleh ada dua dll.
Apa
yang dimaksud dengan
pengajaran yang benar?
- Tertulis
di dalam alkitab.
YESUS saat melawan setan selalu berkata ‘ada
tertulis’.
Sebab itu di gereja
harus membaca
alkitab.
Saat di rumah kita seringkali tidak membaca alkitab,
di gereja
juga tidak mau membaca alkitab
lagi, jadi mau dimana kita membaca alkitab?
Ini yang seringkali saya menjadi
heran. Coba kalau mahasiswa/pelajar
disekolah tidak mau membaca
buku, bayangkan apa yang mau
dipelajari?
Ini sama dengan saat kita di gereja.
Kalau membaca
Firman
satu sampai dua ayat senang, tiga sampai lima ayat =
‘terlalu
banyak’.
Terus kalau kita tidak membaca
Firman,
mau apa? ‘ada
tertulis’
itu berarti dibaca. Tadi ‘berbahagia
orang yang membaca’.
Jadi semakin banyak kita
membaca alkitab,
semakin berbahagia. Jika tertulis di dalam
alkitab itu berarti
sudah mempunyai kemenangan atas
pencobaan. Karena ‘ada
tertulis’
maka setan kalah. Kalau didalam pemberitaan Firman
tidak pernah membaca
alkitab,
hanya bercerita,
lawakan maka tidak akan ada
kemenangannya.
- Diilhamkan/diwahyukan
oleh TUHAN = dikatakan oleh YESUS = dibukakan rahasianya yaitu ayat
yang satu menerangkan ayat yang lain. Itulah yang penting. Jangan
Firman
ini diterangkan dengan
lawakan
dll.
- Tanda
Firman
pengajaran yang benar yaitu dipraktekkan.
Jika tidak dipratekkan,
nanti akan menjadi palsu. Tidak mempraktekkan Firman
pengajaran yang benar = memalsukan Firman.
Praktek berbeda
itu berarti palsu. Firman bilang A tapi prakteknya B, sehingga
menjadi
sesat.
- Pengajaran
yang benar ini berani untuk menyatakan nikah
yang benar, untuk menuju perjamuan kawin
Anak
Domba.
Sekarang nikah banyak yang hancur, tapi hamba TUHAN banyak yang
menutup-nutupi. Jika demikian itu bukan pengajaran yang benar.
Semoga
kita dapat
mengerti.
- Kemudian
yang terakhir itulah, tidak ada pamrih.
2 Kotintus 2
: 17,
Sebab
kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan
dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara
sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah
dan di hadapan-Nya.
Tidak ada
pamrih = tidak mencari keuntungan secara jasmani, seperti uang dll.
Menyampaikan Firman
untuk mendapatkan
uang, kedudukan, tidak!
Ini sekarang lagi ramai diberitakan =
‘kalau
kesana berapa yang kita
dapat?’ Biarlah kita bersyukur kepada
TUHAN oleh kekuatan Firman
pengajaran dan teladan dari guru-guru
dan gembala
kami, yang
menyampaikan Firman
dengan cuma-cuma’,
bahkan kemana-mana untuk
ongkos membayar
sendiri (hotel
bayar sendiri). Ini supaya Firman
itu betul-betul murni
dan tanpa pamrih.
Tapi
jangan berpikir bahwa semua yang kita
kerjakan akan hilang, tidak! Kalau ibadah disertai dengan rasa puas,
maka seperti kata rasul Paulus = ‘upahku
memberitakan Firman’.
Jadi saat Firman diberitakan,
maka itu sudah merupakan upah kita
dan kita merasa puas.
Jika
kita tidak mencari keuntungan yang jasmani, tetapi kita beribadah
melayani TUHAN dan kita merasa
puas dengan perkara-perkara rohani, maka kita mendapatkan
keuntungan besar dari TUHAN (lebih dari jutaan) yaitu dua sayap
burung nazar yang besar. Jangan ada pamrih
dalam melayani TUHAN = main musik, berapa?
Kalau dapat yang jasmani, maka kita tidak
akan mendapatkan
dua sayap burung nazar yang besar.
Wahyu
12 : 14,
Kepada perempuan itu
diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang
ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Dua
sayap burung nazar ini lebih dari uang dll.
Kegunaan
dua sayap burung nasar yaitu:
- Untuk
menyingkirkan kita kepadang gurun jauh dari mata antikrist,
sehingga kita dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN secara langsung
selama tiga setengah tahun. Antikrist
tidak dapat
menjamah sehingga
kita tidak akan masuk
dalam aniaya antikrist.
Nanti dunia ini semuanya
dikuasai oleh antikrist,
termasuk deposito juga
dikuasai. Sehingga tidak ada yang bisa
diandalkan. Kalau sekarang kita beribadah, bermain
musik, menyanyi, berkhotbah hanya untuk mencari pamrih (perkara di
dunia),
kita bisa
mendapatkan
dan mungkin banyak,
tetapi
kita kehilangan dua sayap burung nazar.
Waktu zaman antikrist,
kita
akan masuk aniaya antikrist
dan mengalami siksaan yang besar sampai
pemancungan kepala.
- Dan
jika YESUS datang kedua kali, maka dua sayap burung nazar
yang besar akan mengangkat kita diawan-awan yang permai, kita
bertemu dengan YESUS untuk selama-lamanya.
Jadi
melayani TUHAN itu dasarnya seperti Maria yaitu ‘duduk
dibawah Kaki TUHAN’ =
berbahagia orang yang membaca, mendengar, dan
menuruti Firman. Jadi harus ada
persekutuan atau dasar pengajaran yang benar.
Semoga kita dapat
mengerti.
Roti
bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak.
Dulu
memang sungguh-sungguh membawa roti, tapi sekarang dalam arti yang
rohani.
Bundar
adalah tidak ada ujung dan tidak ada pangkal (seperti cincin bundar).
Itu menunjuk kasih = kekal. Jika ada ujung dan ada pangkalnya itu
berarti berakhir, tetapi jika tidak ada ujung dan tidak ada pangkal
berarti kekal selama-lamanya.
Kapan
Firman menjadi kasih dan
Firman menjadi kekal?
Yohanes
14 : 15
14:15.
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku.
Jawabannya
adalah jika kita melakukan pengajaran yang benar (mempraktekkan),
maka kita mengalami kasih ALLAH yang besar. Sehingga kita bisa
mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama, itulah bundar.
Yohanes
8 : 51
8:51.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia
tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Tidak
mengalami maut = hidup kekal.
Jadi
tahbisan yang benar adalah melakukan/mempraktekkan firman pengajaran
yang benar =
mengasihi TUHAN dan
mengasihi sesama =
mengalami
hidup kekal selama-lamanya.
Kasih itu kekal. Jika tahbisan kita memiliki
kasih, maka pelayanan kita juga akan kekal.
Matius
7 : 21-23
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
Ay
21 = “
yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” =
mempraktekkan Firman pengajaran yang benar.
Itulah hamba TUHAN.
Ay
22 = inilah pelayanan yang hebat, tetapi
keliru seperti pelayananan Marta = yang
sibuk kesini kesana. Ini mujizat luar biasa? tetapi
apa jawaban TUHAN?
Ay
23 = “
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
= karena tidak sesuai dengan Firman
pengajaran = tidak sesuai dengan alkitab.
Tadi
kelihatannya Maria hanya duduk dan
Marta sibuk, kalau manusia melihat = pelayanan
Marta itu hebat. Tetapi
bagi TUHAN = duduk dahulu untuk
mendengarkan Firman,
itulah yang terbaik dan kekal. Semoga
kita mengerti.
Jadi
tahbisan yang benar adalah tahbisan dalam kasih =
tahbisan
Mempelai.
Keberhasilan
pelayanan kita, bukanlah gereja besar,
gereja kecil, banyak jemaat
= bukan itu! Juga bukan bentuk pelayanan dan hebatnya
pelayanan. Tetapi
ukuran keberhasilan pelayanan adalah melakukan
Firman pengajaran yang benar
=
taat dengar-dengaran. Sehingga pintu surga terbuka bagi kita
(keberhasilan tertinggi = puncak keberhasilan) dan pintu-pintu di
dunia juga akan terbuka bagi kita
(keberhasilan di dunia). Jadi pelayanan tidak bisa dipisahkan dari
Firman pengajaran. Ada Firman
pengajaran yang benar maka harus dipraktekkan. Itulah tahbisan yang
benar. Semoga
kita dapat mengerti.
Jadi
bisa disimpulkan,
pelayanan/tahbisan yang benar
adalah memiliki hati yang taat dengar-dengaran. Itulah hati
seorang hamba. Saya sudah seringkali mengatakan, kalau tidak taat
maka akan sulit untuk
dipakai. Contohnya adalah ambilkan air untuk minum tapi
diambilkan nasi yang mahal dan enak. Ini tidak taat dan menurut
pikirannya sendiri = air minum aqua, berapa
harga satu gelas?
murah sekali, ini saya berikan nasi istimewa. Tapi yang
dibutuhkan adalah
minum. Semoga
kita dapat mengerti.
Roti
tipis tidak beragi yang diolesi minyak.
Tipis
artinya rendah hati. Ini merupakan karakter.
Jadi
tahbisan yang benar dikaitkan dengan Firman
pengajaran yang benar yang sudah mendarah daging, sehingga menjadi
karakter/tabiat dalam kehidupan kita.
Kalau Firman dipraktekkan maka akan
mendarah daging. Dipraktekkan itu seperti dimakan. Kalau kita makan
roti/nasi maka akan mendarah daging dan bertambah besar, begitu juga
jika Firman dipraktekkan. Karakter seorang
hamba TUHAN itu dimulai dari tipis (tidak ada ketebalan) = rendah
hati.
Yang
sudah melayani, kita harus taat kepada Firman
pengajaran yang benar.
Yang belum melayani, mari menerima
Firman pengajaran yang benar dan taat
dengar-dengaran. Itulah pelayan TUHAN dengan tahbisan yang benar
(harus memiliki hati yang taat dengar-dengaran = hati seorang hamba).
Filipi
2 : 3,
dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri;
Rendah
hati adalah:
- Kemampuan
untuk mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama (vertikal dan horisontal
membentuk kayu salib), jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Mengaku dosa kepada TUHAN mungkin masih lebih mudah =
mungkin tadi pagi berbuat dosa dan sudah mengaku kepada TUHAN
malam ini berbuat dosa lagi dan mengaku lagi. Tetapi
kita juga harus mengaku
dosa kepada sesama.
- Kemampuan
untuk mengakui bahwa orang yang lain lebih utama dari kita. Itulah
rendah hati atau tipis. Jika kita merasa lebih dari yang lain, itu
berarti tebal atau ada ketinggian.
Jika
ada dosa maka kita harus rendah hati. Seringkali saya mengatakan
kalau tidak mengaku dosa tetapi melayani = ini seperti menggendong
gula. Dosa adalah beban. Contohnya seperti saya berkhotbah dengan
menggendong gula = mungkin pertama gagah, tapi lama-lama jemaat
semuanya tidak dapat
mengerti. Jika kita menyanyi/main
musik dengan menggendong gula/ada dosa,
maka tidak bisa dinikmati.
Jika
pelayan TUHAN sudah rendah hati/tipis/tidak ada ketebalan, maka tidak
mungkin jatuh. Jika saudara duduk dikursi (ada ketebalan jika diukur
dari lantai ke kursi), ini masih bisa jatuh = ada orang duduk dikursi
dan terjatuh. Tetapi kalau duduk
dilantai/tipis (lebih rendah dari yang lain = yang lain lebih utama)
maka tidak akan mungkin jatuh = tidak ada orang duduk dilantai dan
jatuh,
tidak ada! Orang yang mau mengaku dosa, bukan
menyalahkan orang lain, bukan menunjuk-nunjuk kesalahan orang, bukan
menghakimi orang. Itu adalah orang yang duduk dilantai.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi
tahbisan yang benar harus memiliki kerendahan hati. Itulah hati
seorang hamba. Semoga
kita dapat mengerti.
Tadi
sudah diterangkan tahbisan yang benar harus memiliki hati yang
taat dengar-dengaran.
Jadi kita harus taat dengar-dengaran sampai
daging tidak bersuara,
seperti YESUS
taat sampai mati di kayu salib. Padahal YESUS tidak berdosa,
tetapi Dia harus mati untuk menuruti kehendak Bapa.
Rendah
hati ini tidak bisa dipisahkan dari lemah lembut. Jika kita rendah
hati, maka kita pasti lemah lembut.
Lemah
lembut adalah:
- Kemampuan
untuk bisa menerima Firman
pengajaran sekeras/setajam apapun. Itulah ukuran lemah lembut. Jika
seorang imam/pelayan TUHAN
tidak dapat
menerima
Firman,
itu berarti dia keras dan tidak bisa melayani TUHAN.
Ukuran lemah lembut bukan dari suaranya yang lemah lembut.
- Kemampuan
untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Jika kita bisa
menerima Firman/TUHAN,
maka kita juga dapat
mengampuni
orang lain. Seorang pelayan TUHAN/hamba TUHAN jangan mengingat-ingat
dosa orang lain. Jika mengingat kesalahan orang lain, nanti akan
melayani dengan dendam, iri, akibatnya tidak akan bisa melayani.
Demikian
juga kalau tidak lemah lembut/tidak mengampuni dosa orang lain/ingat
dosa orang lain, ini akan sama juga. Contohnya adalah main musik
dengan dendam/pahit hati, berkhotbah dengan pahit hati, akibatnya
akan kacau semuanya.
Jadi
sekarang ini, pelayanan yang dikaitkan
dengan Firman pengajaran yang benar
dan ini berbicara tentang hati yaitu:
- hati
yang taat dengar-dengaran,
- rendah
hati dan
- lemah
lembut.
Matius
11 : 28,
29,
28.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Darimana
kita mendapatkan hati yang rendah
hati dan lemah lembut? kita
belajar kepada YESUS dikayu salib. Tadi taat juga belajar kepada
YESUS di kayu salib (YESUS taat sampai mati). Rendah hati dan lemah
lembut juga belajar kepada YESUS di kayu salib, sebab YESUS di kayu
salib rendah hati dan lemah lembut.
YESUS
sangat rendah hati yaitu
mengakui segala dosa-dosa kita (dosa
manusia di dunia). Dia tidak berdosa tapi mengakui dosa-dosa kita
(ditanggung di kayu salib). YESUS rendah hatinya luar biasa = puncak
rendah hati. Jadi sangat sombong, kalau orang tidak mengaku dosa
tetapi menyalahkan orang lain. Ini kebalikan dengan YESUA
Yang mau mengakui semua dosa manusia.
Seringkali dosa kita
sendiri, kita tidak mau mengakui, bahkan
menyalahkan orang lain, ini terlalu sombong
= puncak kesombongan seperti setan. Setan itu sudah berbuat dosa tapi
pekerjaannya terus mendakwa = dia tidak
pernah minta ampun,
dari dulu sampai sekarang tidak pernah!
kita harus berhati-hati.
Bagaimana
YESUS lemah lembut? YESUS mengampuni
dosa = ‘Bapa ampunilah mereka semua’.
Mereka sudah mencambuk YESUS, menyalibkan, meludahi, bersikap tidak
adil kepada YESUS = Yesus Barabas yang dipilih dan YESUS Kristus
yang disalibkan, semua sudah dilakukan terhadap YESUS. Jadi dari sini
kita belajar yaitu dari kayu salib.
Rendah
hati, lemah lembut dan taat = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan
TUHAN
mengulurkan tangan kuasa-Nya kepada kita.
Kita hidup di dalam Tangan
TUHAN. Jangan takut, sebab hamba TUHAN hidup didalam Tangan
TUHAN. Jadi kita hanya berusaha dan yang menentukan adalah Tangan
TUHAN.
Mari,
bagi yang sudah gagal/merosot hari ini, apa saja! saya juga
diperiksa soal pelayanan. Jika merosot,
mari kembali kepada pengajaran yang benar sebagai pokoknya, ada
persekutuan dengan pengajaran yang benar, mari dipraktekkan (jangan
ragu), sampai menghasilkan hati yang rendah hati, lemah lembut dan
taat dengar-dengaran.
Itu
sebabnya biarlah sekarang ini kita
semua mau dipakai oleh TUHAN, baik yang belum melayani dan
yang sudah melayani. Mari pelayanan itu diperbaiki
terlebih dahulu dan dasarnya adalah hati.
Pelayanan harus terlebih dahulu dikaitkan
dengan pengajaran/harus ada korban makanan.
Pengajaran itu sebagai Kepala/Komando.
Kalau Kepalanya/pengajarannya benar,
maka semuanya benar. Jika kepalanya ada gangguan (gangguan otak),
maka semuanya tidak akan
benar (mungkin keseimbangannya tidak
benar). Jadi nomor satu adalah pengajarannya benar = untuk
ini harus kita doakan.
Jadi,
kesimpulan dari tahbisan yang benar
adalah kita harus memiliki hati yang rendah
hati, lemah lembut dan taat dengar-dengaran. Ini kita belajar dari
YESUS di kayu salib artinya
dibutuhkan pengorbanan. Untuk bisa
memiliki hati yang taat, hati yang rendah hati, lemah lembut
dibutuhkan pengorbanan-pengorbanan, bahkan sampai berkorban nyawa
seperti YESUS. Ini merupakan pelajaran yang belum pernah selesai,
kita harus terus belajar.
Contohnya
untuk taat adalah Abraham yang
harus berkorban perasaan = Abraham sembelih anakmu Ishak.
Selama 25 tahun menunggu, setelah lahir (kira-kira usia 13-14 tahun),
disuruh untuk menyembelih. Untuk rendah hati/mengaku dosa = kalau
mengaku dosa kepada TUHAN, kita tidak malu-malu untuk minta ampun
sekalipun setelah minta ampun, kita masih berbuat dosa lagi.
Kalau
minta ampun dari rendah ke tinggi, ini masih memungkinkan tetapi
berat juga. Kalau minta ampun dari tinggi ke rendah,
seperti gembala harus mengaku kepada
pengerja. Jika hati tidak “digarap” maka akan
terasa tinggi dan keras sekali, oleh karena itu permulaanya
adalah pengajaran yang benar. Itulah yang “menggarap” hati. Jika
kita tidak mengaku dosa maka tidak ada damai.
Hasilnya
jika rendah hati dan lemah lembut:
- Matius
11 : 28-30,
28.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
kita
akan mengalami damai sejahtera, ketenangan, kelegaan di dalam TUHAN,
sehingga:
- Semua
menjadi enak dan ringan. Kalau hati
sudah mengalami
damai sejahtera, maka hidup kita menjadi
enak dan ringan, melayani enak dan
ringan. Jadi, yang
penting adalah hati damai.
Jika
ada pengajaran yang benar dan
dipraktekkan, maka hati sudah menjadi hati hamba (rendah hati dan
lemah lembut). Itu sudah enak dan ringan, pelayanan
juga menjadi enak ringan, rumah tangga
enak ringan. Bagi
saudara yang masih bekerja
didunia, juga
menjadi enak ringan, sekolah enak ringan, semua menjadi enak dan
ringan. Jika kita melayani enak dan ringan, menikah enak dan
ringan, maka kita tidak
akan pernah ditinggalkan.
- Kalau
hati damai, maka ada kuasa TUHAN untuk
menghancurkan setan dibawah kaki kita (ada
kemenangan atas setan).
Semoga
kita dapat
mengerti.
Roma
16 : 20,
Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan
Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai
kamu
Menghancurkan setan
dibawah kaki kita artinya kita tetap hidup
benar dan hidup suci, tidak jatuh dalam dosa-dosa, sampai puncaknya
dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Damai itu benar dan
suci. Kita harus menjaga hati damai, rendah hati dan lemah lembut.
Semoga
kita dapat mengerti.
- Filipi
2 : 8
–
11,
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11.
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan,"
bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Jika
kita taat dengar-dengaran, maka kita
akan mengalami kuasa TUHAN untuk:
- Kuasa
kemenangan atas setan tritunggal (ay 10), kemenangan atas
pencobaan-pencobaan, semua masalah diselesaikan oleh TUHAN, sampai
masalah yang mustahil. Ada jalan keluar dari segala masalah= pintu
terbuka.
- Kuasa
pengangkatan = Dia
ditinggikan (ayat 9). Kuasa pengangkatan
artinya kita
diangkat dari kegagalan-kegagalan,
sehingga semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
Diangkat
artinya:
- kita
dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir =
kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus. Kita bisa dipakai dalam hal apa saja, untuk itu kita
belajar mulai dari yang kecil.
- kita
diubahkan. Ini merupakan mujizat terbesar. Kalau manusia daging itu
meloncat, maka akan jatuh dan tidak bisa terangkat. Istilah
diangkat = kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS. Ini
ringan. Tambah diubahkan maka kita akan
bertambah naik. Keubahan hidup dimulai
dari lidah.
Filipi
2 : 11,
dan
segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
Lidah
diubahkan sehingga lidah bisa mengaku YESUS,
artinya
- Lidah
untuk mengaku dosa. Jangan memfitnah orang, jangan menjelekkan
orang, jangan menghakimi orang.
- Tidak
berdusta (berkata benar/jujur).
- Lidah
untuk bersaksi.
- Lidah
untuk menyembah TUHAN. Dari lidah kita bisa diturunkan atau
diangkat. Contohnya adalah Korah bersungut-sungut sehingga
diturunkan, sebab itu kita
harus berhati-hati terhadap lidah kita!
- Sampai
satu waktu jika YESUS datang kembali kedua kali, kita diubahkan
menjadi sempurna sama mulia dengan Dia, lidah tidak salah dalam
perkataan yaitu hanya berseru “Haleluya”, tidak ada saling
menyakiti, tidak ada saling curiga. Kalau kita sedang berbicara
itu bisa berbeda-beda bahasanya, yang satu bahasa Jawa, yang satu
bahasa Cina, sehingga bisa menimbulkan saling curiga =
‘bicara
apa orang ini’?
Jika lidah sudah diubahkan, jangankan satu gereja,
tetapi
dari empat penjuru bumi hanya berseru “Haleluya” untuk
menyambut kedatangan TUHAN YESUS yang kedua kali diawan-awan yang
permai.
Semoga
kita dapat
mengerti.
TUHAN
memberkati kita semua.1