Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih tetap membahas pendahuluan dari ktb Wahyu dan ktb Wahyu ini terdiri dari 22 pasal dengan 405 ayat merupakan kitab terakhir dari alkitab dan di dalam susunan dari tabernakel, kitab Wahyu ini terkena pada tabut perjanjian yang merupakan alat yang terakhir dari tabernakel.

Tabut perjanjian ini terdiri dari dua bagian yaitu:

  1. Tutup pendamaian yang terbuat dari emas murni dan ini menunjuk YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga.
  2. Tabut/petinya yang sudah kita bahas, peti ini terbuat dari kayu penaga tetapi seluruhnya disalut dengan emas dan ini menunjuk pada gereja yang sempurna sebagai Mempelai Wanita Surga.

Jadi, kalau kedua bagian digabungkan, maka tabut perjanjian ini untuk sekarang menunjuk tentang Kabar Mempelai. Memang Mempelai-nya belum tetapi nanti, tetapi untuk sekarang menunjuk pada Kabar Mempelai/tabut perjanjian.

Ada dua macam pemberitaan Firman ALLAH yaitu:

  • Injil keselamatan = Firman penginjilan/Kabar Baik --> Efesus 1 : 13, Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Jadi, injil keselamatan adalah injil yang memberitakan Kabar Baik tentang kedatangan YESUS yang pertama kali ke dunia dan mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan orang berdosa.

    Tanda dari injil keselamatan yaitu:


    • Kita percaya YESUS = selamat,
    • Bertobat,
    • Baptis air dan Baptis Roh Kudus= Lahir dari air dan dari Roh, sehingga kita memiliki hidup yang baru/hidup surga = hidup dalam kebenaran.


    Ini sudah kita terima semuanya, bagi yang belum dibaptis, nanti akan ada baptisan air, saudara perhatikan. Bagi yang sudah dibaptis, selamat itu = hidup benar. Tidak benar = tidak selamat.


  • cahaya injil tentang kemuliaan Kristus = Firman pengajaran = yang kita kenal dengan Kabar Mempelai --> 2 Korintus 4 : 3, 4,
    3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Jadi, injil kemuliaan adalah injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS Yang kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja/Mempelai Pria Surga. Untuk apa? untuk menyucikan dan menyempurnakan orang-orang yang sudah selamat/untuk membawa orang-orang yang sudah selamat dalam kesucian dan kesempurnaan menjadi Mempelai Wanita TUHAN.

    Kita sudah selamat, belumlah cukup. Kalau saya bertanya sekarang ini, apakah saudara sudah selamat? Sudah! Tetapi apakah saudara masih berbuat dosa? masih! Itu sebabnya kita harus menerima injil yang kedua yaitu Firman pengajaran yang membawa orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan dan disempurnakan dan menjadi seperti YESUS = tidak ada dosa lagi sehingga kita menjadi Mempelai Wanita Surga. Itu sebabnya disebut dengan Kabar Mempelai. Inilah tentang tabut perjanjian. Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang kita akan mempelajari arah dari tabut perjanjian --> Yosua 3 : 1 – 6,
1. Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.
2. Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,
3. dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --
4. hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."
5. Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."
6. Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: "Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu." Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.

Ay 1 --> Menyeberang sungai Yordan menuju ke Kanaan --> merupakan etape/tahap terakhir. Jadi, bangsa Israel keluar dari Mesir sampai di gunung Sinai dan dari gunung Sinai sampai di perbatasan sungai Yordan, kemudian dari perbatasan sungai Yordan, mereka melewati sungai Yordan dan masuk ke tanah Kanaan.

Ay 3 --> Mengikutinya. Jadi, tabut perjanjian ini yang menunjukan arah ke Kanaan.

Ay 4 --> kita berbahagia memiliki tabut perjanjian yang menunjukan arah. Kalau dulu secara jasmani dan sekarang adalah Kabar Mempelai --> kita tinggal mengikuti. Jalan ke surga saja, tabut perjanjian itu dapat menunjukan, apalagi hanya jalan di dunia. Sebenarnya mudah sekali hidup ini kalau kita mengetahui apa yang harus kita lihat.

Jadi jelas, arah dari tabut perjanjian adalah menuju ke tanah Kanaan dengan menyeberangi sungai Yordan --> ini terjadi waktu dahulu. Untuk sekarang berarti membawa kita masuk ke dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = Mempelai Wanita Surga.

Masuk ke dalam pembangunan Tubuh Kristus/kesatuan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = tabut perjanjian yang mempersatukan kita.

Bilangan 14 : 44, 45,
44. Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tabut perjanjian TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan.
45. Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu mencerai-beraikan mereka sampai ke Horma.

Ibadah pelayanan tanpa tabut/tanpa Kabar Mempelai/tanpa pembukaan rahasia Firman ALLAH, sekali-pun ada gerak/naik ke gunung untuk berperang, maka ibadah pelayanan itu betul-betul nekad. Kita mengikuti ibadah persekutuan/fellow-ship tanpa pembukaan Firman, maka berarti kehidupan itu nekad. Itu sebabnya kita harus betul-betul berhati-hati.

Akibatnya: kalah dan tercerai berai, sehingga tidak masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus.

Tubuh Kristus ini dimulai dari
:

  • nikah, tetapi jika menikah tanpa pembukaan Firman akan tercerai berai = nekad sebab akan selalu terjadi percekcokan.
  • masuk dalam penggembalaan, jika gembala-gembala tanpa pembukaan Firman = nekad sebab gembala di atas mimbar menghantam sidang jemaat dan sidang jemaat dibelakang menggosipkan gembala.
  • berfellow-ship tanpa pembukaan Firman = nekad/berani mati dan yang dibicarakan hanyalah kesalahan orang lain.

Akibatnya kalah dan tercerai berai dan menjadi pemecah belah dan tidak masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.

Jarak dengan tabut perjanjian --> Yosua 3 : 4, hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

Jika jarak dengan tabut itu benar yaitu dua ribu hasta, maka akan ada jalan yang baru. Luar biasa ini. Kita tidak perlu takut, asalkan saya dan juga sidang jemaat menjaga jarak duaribu hasta ini, maka tabut itu yang akan mencarikan jalan yang baru. Kita tinggal mengikuti, sekali-pun ada orang yang menutup pintu dlsbnya, maka tabut yang akan membuka pintu/membuka jalan, asal kita menjaga jarak duaribu hasta.

Duaribu hasta ini menunjuk pada ruangan suci dari tabernakel. Kita sudah selamat lewat Kabar Baik dan oleh Kabar Mempelai ini kita diarahkan pada angka duaribu = kita masuk ke dalam ruangan suci. Selamat/percaya dan bertobat = dalam tabernakel terkena pada halaman.

Ukuran dari ruangan suci adalah:
Panjang 20, lebar 10 dan tinggi 10. Jadi isinya p x l x t = 20 x 10 x 10= 2000. Jadi, kita harus hidup di dalam ruangan suci = ketekunan dalam kandang penggembalaan.
Ruangan suci = kandang = masuk kandang sebab sudah dibatasi dengan papan-papan; sedangkan halaman itu berarti kita belum masuk ke dalam kandang.

Jadi, kita harus hidup di dalam ruangan suci di mana terdapat tiga macam alat = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bukan tiga kali tetapi tiga macam ibadah pokok yaitu:

  • pelita emas --> ketekunan di dalam ibadah raya = persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya. Dulu, bangsa Israel memiliki pesta yang namanya pesta Pentakosta.


  • meja roti sajian --> ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci = persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan Korban Kristus. Dulu, senilai dengan pesta Paskah dari bangsa Israel. Ada penyembelihan domba dan makan roti tidak beragi. Jadi, setiap kali kita beribadah, kita berpesta yang besar, kemudian.


  • mezbah dupa emas --> ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan = persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya. Dan ini menunjuk pada pesta pondok daun-daunan. Penyembahan ini = perobekan daging. Waktu dulu, jika bangsa Israel merayakan pesta pondok daun, mereka harus pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan semuanya untuk berdiam di dalam pondok-pondok yang terbuat dari daun, supaya mengerti bahwa manusia hanya seperti daun --> sekali-pun hebat, sebentar lagi menjadi kering. Di samping itu, kebiasaan pesta pondok daun ini ada pernikahan. Jadi penyembahan itu = hubungan nikah yang rohani yaitu Kepala dengan tubuh = leher. Kepala = Suami, tubuh = istri. Hubungan Mempelai.

Jadi mengapa tiga macam ibadah? Supaya:

  • ibadah kita tidak monoton sebab pestanya berbeda-beda,
  • kita yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, sedangkan ALLAH Tri Tunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus = tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada ALLAH Tri Tunggal seperti carang yang melekat pada Pokok anggur Yang Benar sehingga tidak dapat terlepas. Seperti TUHAN bertanya kepada Petrus: Simon, apakah engkau mengasihi Aku? Gembalakan domba-domba-Ku. TUHAN bertanya sebanyak tiga kali. Inilah tiga macam ibadah. Semoga kita dapat mengerti.

Pekerjaan kita tinggal melekat sebab yang bekerja adalah Pokok yang mengambil zat-zat dari dalam tanah, kemudian di bawa ke daun dan di masak, kita tinggal menghisap dan cepat atau lambat jika kita tekun akan berbuah manis. Bagi kami para gembala-gembala, sekali-pun jemaat hanya dua tiga orang, tidak mengapa, tetap ditekuni seperti saya yang memulai di Surabaya ini hanya sedikit yaitu hanya tiga keluarga.

Jadi, Kabar Mempelai menuntun kita untuk masuk dalam penggembalaan yang benar (jarak kita dengan tabut adalah dua ribu hasta) = menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik. Penggembalaan-nya sudah benar tetapi kadang-kadang kita yang tidak baik/hati yang tidak baik seperti Yudas. Penggembalaan dari Yudas ini sudah sempurna sebab YESUS Yang menggembalakan, tetapi karena dasar dari hati Yudas yang tidak baik/ia mempertahan hati yang tidak baik, maka ia binasa untuk selama-lamanya.

Tergembala dengan benar dan baik dan ini merupakan tugas dari Kabar Mempelai yang membawa kita ke dalam kandang penggembalaan. Mungkin saudara masih jiwa baru dan baru mengerti, saudara hanya datang pada hari Minggu saja ke gereja, nanti setelah saudara mendengarkan Firman, maka saudara akan didorong dan diarahkan sampai pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

Ini merupakan keampuhan dari Kabar Mempelai dan bukannya mengejek yang lain --> tidak!! saudara dapat mengecek, jika tanpa Kabar Mempelai --> pada hari Minggu, jemaat yang datang ribuan orang, coba dicek, berapa yang datang pada ibadah pendalaman alkitab? Tinggal berapa yang datang dalam ibadah doa penyembahan? Kalau bukan Kabar Mempelai/bukan pembukaan Firman maka tidak akan mampu untuk membawa kita masuk dalam penggembalaan. Ini merupakan sungguh-sungguh pelajaran dari guru saya. Semoga kita dapat mengerti.

Hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

Di dalam penggembalaan yang benar (jangan yang tidak benar, sebab ada gembala yang pandir dan juga gembala pedagang yang hanya memperjual belikan domba, gembala itu tidak memberikan makan domba-domba, tetapi ia memeras domba-domba itu) kita akan menemukan jalan yang baru. Itu sebabnya kita tidak perlu takut, asalkan kita dapat tergembala, maka kita akan menemukan jalan yang baru. Dalam penggembalaan yang benar --> sama-sama benar:

  • gembala yang dipercayakan itu benar,
  • pengajaran-nya benar,
  • makanan-nya benar,
  • saudara benar-benar tergembala sehingga memiliki hati yang sungguh-sungguh baik --> pasti ada jalan baru.

Arti dari jalan baru adalah:

  1. jalan tanpa herodes. Waktu hari Natal, orang majus datang kepada herodes, kemudian herodes bertanya dimana Raja yang baru lahir? Selidiki! agar aku juga dapat menyembah. Tetapi setelah mereka bertemu dengan YESUS, mereka diberi mimpi agar jangan kembali ke jalan herodes. Inilah jalan yang baru. Jalan baru = jalan tanpa herodes = jalan tanpa setan = jalan tanpa sandungan sehingga kita tidak akan pernah tersandung dan terjatuh:


    • dalam dosa-dosa sampai pada puncak dosa,
    • dengan ajaran-ajaran sesat sehingga kita tidak terhilang dan binasa = tetap mengikuti YESUS = tetap selamat,
    • dalam panggilan dan pilihan --> 2 Petrus 1 : 10,11,
      10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
      11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus= tetap beribadah melayani TUHAN dengan setia berkobar-kobar sampai garis akhir/sampai meninggal dunia dan sampai TUHAN YESUS datang kembali yang kedua kali sehingga kita menerima upah kehidupan kekal = hak penuh = tiket untuk mendapatkan hidup kekal = masuk ke dalam kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.


  2. jalan di mana kita selalu mengalami pembaharuan hidup = mujizat rohani/kita menjadi manusia baru. Di dalam penggembalaan terjadi keubahan hidup/pembaharuan hidup sehingga kita menjadi manusia baru seperti YESUS. Manusia baru seperti YESUS dapat menjadi penghuni dari kota Yerusalem Baru/dapat masuk dalam kota Yerusalem Baru. Jika dulu, Yosua membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, untuk sekarang, Kabar Mempelai membawa kita ke Yerusalem Baru.

    Manusia baru ini dimulai dari tidak berdusta. Jika kita berdusta, maka itu berarti kita berada di jalan lama/jalan herodes --> Efesus 4 : 24, 25,
    24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
    25. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

    Tanda dari manusia baru adalah tidak berdusta tetapi berkata benar dan baik --> ‘ya, ya, tidak’tidak.

    Efesus 4 : 26, 27,
    26. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
    27. dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

    Manusia baru tidak boleh marah tanpa kasih.
    Tanpa kasih= dengan emosi yang meledak-ledak sehingga menimbulkan kebencian, pertengkaran dllnya. Ini yang harus kita jaga.
    Marah dengan kasih --> kita boleh marah asal ada sebabnya dan dengan kasih dengan tujuan untuk menolong/mengangkat orang yang kita marahi/yang kita tegur/yang kita nasihati. Semoga kita dapat mengerti.

    Seperti Petrus yang:


    • berdusta --> Petrus yang hebat karena dapat berjalan di atas air yang bergelombang, ternyata ia masih berdusta. Ketika ia ditanya apakah engkau sahabat dari YESUS --> oh tidak.
    • emosi sehingga ia mengambil pedang dan memotong telinga orang sehingga orang itu tidak dapat mendengarkan Firman. Siapa kita? Itu sebabnya kita membutuhkan pembaharuan sehingga kita menjadi manusia baru.


    Bagi yang sudah terjadi, baiklah kita meminta ampun, sehingga ke depan kita belajar lagi sebab ini merupakan pelajaran yang belum selesai. Belajar untuk tidak lagi berdusta, tidak emosi yang meledak-ledak.

    Efesus 4 : 28, Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

    Manusia baru jangan mencuri. Jangan mencuri milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus dan juga jangan mencuri milik sesama seperti korupsi, hutang tidak dibayar dan juga jangan mencuri milik sesama yang membutuhkan.

    Jadi berbeda:


    • mencuri milik sesama ini seperti bekerja sama dalam berdagang, tetapi keuntungan-nya diambil untuk diri sendiri dllnya, tetapi juga ada.
    • jangan mencuri milik sesama yang membutuhkan. Jadi di dalam berkat TUHAN yang kita terima, ada milik TUHAN yang harus kita kembalikan tetapi juga ada milik sesama yang membutuhkan --> ‘ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan’ . Kita jangan menahan milik sesama/mencuri milik sesama, tetapi kita dapat memberi/mengatakan --> ‘lebih berbahagia memberi daripada menerima’. Inilah orang yang tergembala akan sampai ‘lebih berbahagia memberi daripada menerima’. Untuk hal ini bukannya tidak boleh menerima --> kami juga banyak menerima pakaian dlsbnya dan untuk itu kami berterima kasih dan merasa berbahagia. Tetapi hati ini harus disucikan sampai dapat merasa lebih berbahagia memberi daripada menerima. Orang semacam ini tidak akan jatuh dalam keinginan jahat yaitu keinginan akan uang. Semoga kita dapat mengerti.


  3. jalan keluar dari segala masalah = terjadi mujizat jasmani. Di mana ada Kabar Mempelai/pembukaan Firman, pasti akan ada jalan keluar dari segala masalah.
    Bagi kaum muda, TUHAN juga akan membuka masa depan yang indah dan yang berhasil. Itu sebabnya di masa muda, saudara harus sungguh-sungguh tergembala seperti Yusuf ketika ia berusia tujuh belas tahun, ia sudah aktif di dalam penggembalaan. Juga dengan TUHAN YESUS ketika berusia dua belas tahun, YESUS sudah aktif di dalam bait ALLAH dan bertemu dengan guru-guru/dalam pengajaran.

    Jadi di usia dua belas dan tujuh belas merupakan usia yang efektif untuk masuk dalam kandang penggembalaan supaya ada pembukaan jalan. Mari, bagi yang memiliki anak --> bawa masuk ke dalam kandang penggembalaan; mungkin kita merasa kasihan sebab harus ke gereja, tetapi nanti kita dapat bersyukur kepada TUHAN kalau sudah ada jalan baru yang terbuka. Sekarang mungkin merasa lelah --> tidak mengapa, tetapi nanti akan ada jalan baru sampai ke Yerusalem Baru.

    Di luar penggembalaan --> gawat! Sebab yang ada hanyalah:


    • jalan yang penuh dengan sandungan,
    • jalan buntu bahkan,
    • jalan menuju kegerakan pembangunan Babel/mempelai wanita setan.


    Kita ingat angka dua ribu babi, itu sebabnya kalau bukan angka dua ribu ruangan suci, maka yang ada hanyalah dua ribu babi. Dua ribu babi adalah kegerakan pembangunan Babel/mempelai wanita setan menuju kota Babel yang akan dibinasakan hanya dalam waktu satu jam. Semoga kita dapat mengerti.

Itu sebabnya, doakan para gembala-gembala dan kita semua, sebab banyak orang yang memilih dua ribu babi daripada YESUS Yang menyelamatkan satu jiwa/menyelamatkan orang-orang berdosa. Di dalam cerita orang gila yang disembuhkan dan dua ribu babi masuk ke dalam danau, maka banyak orang yang mengusir YESUS. Kita dapat membayangkan, dari pada memilih jiwa yang selamat, mereka lebih memiilih dua ribu babi. Sekarang hamba TUHAN itu banyak yang ke arah itu --> tidak mengapa ada jiwa yang tidak selamat, yang penting diriku memiliki dua ribu babi. Keadaan ini benar-benar gawat.

Jika seorang gembala tidak bertanggung jawab di dalam kandang/ruangan suci, maka itu berarti ia memilih untuk berada di dalam kandang babi/dua ribu babi. Ini merupakan hal yang serius bagi kami para gembala-gembala, sebab lebih banyak yang memilih keuntungan. Daripada terus berkhotbah, lebih baik memelihara babi dan tinggal disembelih dan dijadikan sate babi, gule babi, babi, babi. Semoga kita dapat mengerti.

Sikap terhadap tabut perjanjian --> Yosua 3 : 3, 6,
3. dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --
6. Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: "Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu." Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.

Mengangkat = memikul. Di dalam Keluaran 25, tabut perjanjian ini memiliki pikulan.
Jadi, sikap terhadap tabut adalah:

  • Melihat tabut perjanjian = perhatikan dengan sungguh-sungguh, jika tidak melihat, dapat tersesat sebab jalan di padang gurun itu susah.
  • Mengikuti dan
  • Angkat tabut = memikul.

Melihat dan mengikuti ini untuk mencontoh; seperti Musa waktu ia melihat kerajaan surga di gunung Sinai, kemudian TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat tabernakel/kemah suci sesuai dengan contoh yang ia lihat di surga. Jadi tabut perjanjian itu contoh surga. Jadi arti dari melihat tabut perjanjian adalah setiap aspek kehidupan kita harus mencontoh sesuai dengan pembukaan Firman ALLAH/Kabar Mempelai/sesuai dengan kerajaan surga. Berarti kita sudah latihan hidup di surga, seperti sekarang ada perumahan-perumahan yang mencontoh model Singapura dan dibuat sesuai dengan keadaan dari Singapura. TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat kemah suci sesuai dengan kerajaan surga dan kalau kita hidup sesuai dengan surga/sesuai dengan kemah suci, nanti jika kita masuk surga, sudah tidak asing lagi sebab kita sudah latihan terlebih dahulu bagaimana hidup di surga itu.

Kita bersyukur memiliki pengajaran tabernakel dan Kabar Mempelai sebab kita sudah mengetahui tentang kerajaan surga. Banyak orang yang menafsirkan surga dengan cara yang aneh-aneh seperti ada yang mengatakan, kalau di dunia saudara bekerja sebagai seorang pemborong, nanti di surga, saudara juga menjadi pemborong dlsbnya --> banyak yang menyesatkan. Neraka itu juga dibuat begini dan begitu. Semua ini karena tidak memiliki patokan/pola --> ibadah pelayanannya tidak memiliki pola untuk dilihat.

Bukan sombong dan juga bukan kita yang paling benar --> tidak!! tetapi kita bersyukur karena ada yang dapat dilihat dan dicontoh dengan jelas dari surga. Sehingga kita mengikuti dengan mantap; itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh melihat tabut. Jangan melihat yang lain, istri Lot bahkan menoleh ke belakang sehingga habis/menjadi tiang garam. Demikian juga dengan Musa yang melayani dua orang yaitu orang Israel dan orang Mesir, kemudian Musa menoleh ke kiri dan ke kanan dan ketika tidak ada manusia, ia membunuh orang Mesir itu --> Musa tidak melayani, tetapi membunuh. Itu sebabnya harus melihat tabut. Segala aspek kehidupan kita harus sama dengan pengajaran yang kita terima, harus sama/sesuai dengan kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.

Memikul. Memikul di bahu = tanggung jawab. Jadi kita bertanggung jawab untuk (ini merupakan kesalahan kami sebagai alumni Lempin-El Kristus Ajaib) mempelajari tabut perjanjian dan Kabar Mempelai menjadi bahan untuk berkhotbah dan ini salah sehingga tidak ampuh. Jadi bertanggung jawab itu berarti terlebih dahulu mempraktekan dan jika sudah mempraktekan barulah memberitakan sehingga menjadi kuat.

Jadi bertanggung jawab untuk:

  • mempraktekan Kabar Mempelai = memikul tabut perjanjian.
  • menyaksikan/memberitakan Kabar Mempelai.

Mempraktekan Kabar Mempelai itu sengsara bagi daging sebab seringkali kita diperhadapkan pada TUHAN/tabut perjanjian atau pada yang lain dan ini pasti. Jadi mempraktekan itu tanda darah --> mempraktekan Firman itu seperti kita terkena pedang sehingga kita berdarah bahkan berdarah-darah.

Kalau Firman itu sudah kita praktekan dan kemudian kita beritakan --> sekali-pun ia orang pandai, orang yang ahli alkitab, orang kaya, orang yang memiliki gereja besar/gereja kecil, siapa saja, tidak dapat mengganggu gugat sebab kita memiliki cap/tanda Darah YESUS. Setan-pun tidak dapat mengganggu gugat. Ini yang selalu saya ingat perkataan dari alm.bpk.pdt In.Juwono sekalipun pada waktu itu saya belum menjadi seorang hamba TUHAN, kita harus memiliki cap/tanda Darah YESUS Setelah saya menjadi seorang hamba TUHAN, maka alm.bpk.pdt Pong selalu mengingatkan. Semoga kita dapat mengerti.

Inilah sikap terhadap tabut yang benar yaitu:

  • melihat,
  • mengikuti dan
  • memikul.

Tetapi juga ada sikap yang salah terhadap tabut perjanjian/terhadap Kabar Mempelai dan ini yang perlu kita doakan dihari-hari ini.

  1. 2 Samuel 6 : 2, 3, 6, 7,
    2. Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.
    3. Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.
    6. Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.
    7. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

    Ay 3, seharusnya tabut itu dipikul, tetapi dinaikkan ke dalam kereta --> sekarang ini terjadi supaya canggih, supaya memiliki wawasan yang luas dlsbnya. Dinaikkan kereta, jangan-jangan mau dinaikkan ke dalam mobil mercy. Inilah yang merupakan kesalahan kita; alkitab mengatakan untuk dipikul, tetapi dikatakan bahwa itu kuno tetapi alkitab mengatakan untuk dipikul dan ini tidak berubah. Kecuali alkitab mengatakan --> kalau jaman Israel harus dipikul dan nanti dijaman kita memakai mercy. Tidak demikian, tetap harus dipikul. Inilah kesalahan kita sebab sudah mau mencampur-campur.

    Ay 6, dinaikkan kereta dan akhirnya lembu-lembu itu tergelincir. Kalau dipikul, sekali-pun itu berat bagi daging, tetapi enak sebab tidak tergelincir; dinaikkan kereta yang ditarik oleh lembu, enak bagi daging tetapi tergelincir.

    Inilah sikap yang salah dan yang harus kita doakan, sebab tabut diangkut memakai kereta yang baru, artinya Kabar Mempelai dicampur dengan cara-cara dunia dengan mengikuti perkembangan jaman supaya tidak kuno --> mulai memakai logika.

    Jadi Kabar Mempelai dicampur dengan cara-cara dunia yang tanpa salib --> tidak mau memikul sebab terlalu berat = enak bagi daging sehingga menjadi tidak benar. Salib itu kebenaran dan tidak enak bagi daging/daging merasa sengsara = sengsara daging tetapi benar dan ini yang ditentang. Harus salib yang tidak enak bagi daging, sebab kalau enak bagi daging, pasti tidak benar dan akan melenceng/tergelincir. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah tanpa salib = Kabar Mempelai dicampur dengan cara-cara dunia yang menentang salib. Akibatnya tergelincir. Tergelincir ini gawat sebab berbeda dengan jatuh sebab kalau jatuh, kita sudah mengetahui arahnya. Tetapi kalau tergelincir, kita tidak mengetahui arahnya dan ini ngeri sekali.

    Jadi, arti dari tergelincir adalah salah arah/tersesat yaitu:


    • tidak mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus, tetapi mengarah kepada pembangunan tubuh Babel.
    • tidak mengarah ke Yerusalem Baru tetapi mengarah ke kota Babel yang akan dibinasakan.


    Inilah istilah dari tergelincir/tersesat = salah arah karena menolak salib. Seharusnya dipikul/tanggung jawab, tetapi karena menganggap lebih modern --> sekarang ini banyak fasilitas dan wawasan, akhirnya tergelincir/salah arah/tersesat. Semoga kita dapat mengerti.


  2. mengulurkan tangan untuk memegang tabut perjanjian. Karena lembu tergelincir, Uza memegang tabut perjanjian dan ia langsung mati.
    Yang pertama, karena tabut tidak mau dipikul tetapi dinaikkan kereta supaya enak dan mulia --> jangan! Harus dimulai dengan kematian terlebih dahulu baru ada kemuliaan. Bagi lulusan siswa/i Lempin-El, perhatikan! Melayani TUHAN/Kabar Mempelai harus dengan salib, sebab Kabar Mempelai tidak dapat dipisahkan dari salib.
    Sesepuh-sesepuh kita seperti alm.bpk.pdt van Gessel, riwayat hidupnya dengan salib --> beliau bekerja di perusahaan minyak dengan gaji yang tinggi, tetapi beliau tinggalkan. Demikian juga dengan alm.bpk.pdt In Juwono, beliau tidak dapat membeli susu bagi anaknya, kemudian ada yang menjual botol-botol kosong. Beliau marah, dan memerintahkan untuk menyerahkan botol-botol kosong itu, sementara sang anak membutuhkan susu.

Jadi, Kabar Mempelai itu tidak dapat dipisahkan dari salib, sebab kalau dipisahkan akan tergelincir. Semuanya dimulai dengan kematian/kecil; rumus surga itu dari yang tidak ada menjadi ada=

  • kecil menjadi besar,
  • mati menjadi bangkit.

Bagi saudara yang mau berdagang, mari! melihat Kabar Mempelai supaya tidak tergelincir. Sebab kalau saudara mau dengan yang besar, pasti saudara akan tergelincir.
Contoh: kita memiliki uang yang banyak, kemudian ada tawaran dengan mendapatkan bunga yang besar --> sekali dua kali, kita dibayar, tetapi untuk ketiga kalinya, kita tidak dibayar lagi = kita tergelincir karena kita mempunyai keinginan. Jangan hanya urusan yang rohani kita melihat Kabar Mempelai, tetapi dalam hal jasmani-pun, kita harus melihat Kabar Mempelai = harus dengan salib/penyaliban daging. Semoga kita dapat mengerti.

Mengulurkan tangan untuk memegang salib juga berarti campur tangan manusia sehingga menambah, mengurangi Kabar Mempelai seperti Hawa. Kabar Mempelai ditambah dengan pengetahuan dlsbnya; bahkan lebih ngeri lagi --> kita mempelajari alkitab, kita juga mempelajari dan membandingkan dengan kitab yang lain/kitab dari agama yang lain dan ini betul-betul celaka.

Akibatnya --> 7. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

Teledor = ceroboh = lengah semuanya sudah disusupi. Seperti Salomo yang teledor --> dari usia muda yang tidak memiliki pengalaman, tetapi ia memegang pedang an ketika ia menghadapi dua orang wanita sundal yang masing-masing memiliki dua orang anak. Salah satu anak mati dan tinggal satu sehingga anak itu diperebutkan. Salomo mengambil pedang sehingga persoalan menjadi selesai. Tetapi setelah ia menjadi tua, ada masukan dari istrinya yang mengatakan harus begini harus begitu supaya tidak kuno sehingga Salomo menjadi teledor dan kerohaniannya menjadi mati sebab ia membuang pedang.

Itu sebabnya kami sebagai hamba TUHAN harus berhati-hati, bagi yang memiliki anak-anak yang pandai jangan sampai kita teledor/ada campur tangan lewat anak, lewat isteri dengan mengatakan untuk mencampur ini dan itu supaya lebih berkembang dan bagus --> bukan! Tetapi menjadi teledor/lengah sehingga kerohanian menjadi kering dan mati = kematian yang kekal. Semoga kita dapat mengerti.

Jadi, sekarang ini kita:

  • sudah mengetahui arah dari tabut yaitu ke Kanaan/kegerakan hujan akhir/pembangunan Tubuh/ke arah Yerusalem Baru.
  • Kita harus menjaga jarak yaitu dua ribu = kita sungguh-sungguh tetap berada di dalam penggembalaan, sebab kalau kita mau tetap mengikuti Kabar Mempelai, maka kita harus tetap di dalam penggembalaan. Bukan lewat sini dan sana atau lewat Firman yang comot sini comot sana --> tidak!! sebab Firman TUHAN juga seperti meja roti yang diatur/teratur. Seperti langkah kita yaitu kiri, kanan, kiri, kanan; seandainya langkah kita kiri, kiri, kanan,kanan, maka kita akan jatuh. Semoga kita dapat mengerti.


  • Kemudian sikap harus sungguh-sungguh yaitu melihat, mengikuti contoh apa adanya dan juga tanggung jawab dengan menyaksikan Kabar Mempelai.
  • Kita harus berhati-hati sebab ada sikap yang salah yang mengakibatkan kita dapat tergelincir/salah arah sehingga menjadi teledor/lengah dan kerohanian menjadi mati/mati rohani.

Hasil pekerjaan dari tabut perjanjian yaitu:

  1. Bilangan 10 : 33, Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.

    Mencari tempat perhentian di padang gurun itu susah sekali, sebab tidak diketahui arahnya, maka tabut perjanjianlah yang mencarikan tempat perhentian. Itu sebabnya kita tidak perlu bingung. Jadi hasil nomor satu adalah tabut perjanjian/Kabar Mempelai mencari tempat perhentian = memberi perhentian/damai sejahtera di tengah-tengah padang gurun dunia yang panas, tandus sehingga semuanya menjadi enak dan ringan.

    Mari saudaraku! Sekarang ini bagaimana kita terhadap tabut ini?


    • Arah kita harus jelas,
    • Sikap kita harus jelas,
    • Jarak kita harus jelas,
    • Praktekan dlsbnya dengan melihat contoh, maka kita tinggal menunggu hasil. Hasilnya kita mendapatkan perhentian/damai sejahtera, mungkin masalah kita belum ditolong dllnya, tetapi hati kita sudah merasa damai terlebih dahulu dan ini melebihi dari segalanya. Sebab sekarang ini banyak orang yang membutuhkan dlsbnya agar merasa damai sebab damai sejahtera/perhentian itu mahal.


  2. Yosua 3 : 14 – 16,
    14. Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu.
    15. Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai
    16. maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

    Jadi, pekerjaan dari tabut yang kedua adalah Kabar Mempelai mengandung kuasa penyucian.
    Air yang di hilir/di depan semuanya hilang sebab masuk ke dalam laut Asin = penyucian dosa masa lalu, artinya:


    • Setiap kita mendengarkan Kabar Mempelai, maka Kabar Mempelai itu menunjuk dosa-dosa yang tersembunyi, dosa-dosa yang sudah kita lakukan, dosa-dosa yang sudah kita katakan, sehingga kita menjadi sadar, menyesal dan mengaku dosa kepada TUHAN dan juga kepada sesama = salib. Dan jika diampuni, jangan berbuat lagi.


    • Masuk ke laut Asin = tidak berbekas lagi = tanah menjadi kering.


    Beginilah kekuatan dari TUHAN/kekuatan dari Kabar Mempelai untuk mendorong kita untuk mengaku dosa dan jika diampuni, kita jangan berbuat dosa lagi = masuk ke laut Asin = tidak berbekas lagi.

    Kemudian yang di hulu menjadi bendungan sehingga tidak dapat dilewati = penyucian sekarang, artinya penyucian dari


    • dosa yang didepan,
    • dosa yang menjerat dan dibendung dan disucikan oleh Kabar Mempelai.
    • dosa yang menyandung kita.


    Itu sebabnya kita harus berhati-hati, sebab istilah menjerat itu diletakkan di tempat di mana kita biasa beraktifitas. Misalnya: jika kita hendak menjerat burung yang ada di pohon, diperhatikan terlebih dahulu. Burung itu kalau datang darimana, tidurnya di sebelah mana, maka di situlah jerat itu dipasang. Tidak mungkin burung itu kalau datang hari ini di tempat itu, dua hari kemudian datang di sebelah sana --> kemudian jerat itu dipasang di sini, kita tidak akan mungkin mendapatkan burung itu, yang kita dapatkan hanyalah daun.

    Demikian juga dengan kita:


    • kebiasaan kita melayani TUHAN, kita kemudian dijerat dengan kesombongan/bangga. Baru sedikit kita sudah merasa hebat dan dahsyat
    • atau mungkin kita menjadi direktur yang selalu melewati meja sekretaris --> ditempat itulah dipasang jerat dlsbnya
    • mungkin pergi ke kantor, kemudian ada teman se kantor, karena merasa kasihan kemudian di gonceng, akhirnya digonceng terus karena sudah dijerat.


    Tetapi pedang menyucikan kita sampai kita menjadi sempurna --> Efesus 5 : 25 – 27,
    25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
    26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
    27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

    Tidak bercacat cela sampai kita menjadi sempurna seperti YESUS.
    Tidak bercacat cela = tidak ada gelap --> ‘Akulah Terang dunia, kamulah terang dunia’. Kemarin, di dalam ktb Wahyu 11 : 19 --> ada tabut dan Wahyu 12 : 1 --> ada Mempelai Wanita. Jadi, tabut perjanjian itu = Mempelai Wanita yang tidak bercacat cela/tidak ada kegelapan, semuanya terang sebab ada terang matahari, bulan dan bintang.

    Wahyu 11 : 19, Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat

    Wahyu 12 : 1, Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

    Inilah Mempelai Wanita yang tidak bercacat cela dan ia dikejar oleh naga --> kemarin mengeluh dan mengerang, sekarang diberi dua sayap burung nazar = disingkirkan oleh TUHAN ke padang gurun (Wahyu 12 : 14). Inilah arah dari tabut perjanjian --> dulu ke Kanaan/kegerakan pembangunan Tubuh Kristus, sekarang ke Yerusalem Baru terlebih dahulu lewat penyingkiran ke padang gurun.

    Wahyu 12 : 14, Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

    Jadi Mempelai Wanita --> perempuan dengan matahari, bulan dan bintang diberi dua sayap burung nazar yang besar = gereja TUHAN yang sempurna dianugerahi dua sayap burung nazar yang besar untuk menyingkir ke padang gurun selama tiga setengah tahun untuk dilindungi dan dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci. Di tempat itu kita betul-betul tidak tergantung lagi kepada dunia, kita hanya hidup dari Firman pengajaran dan perjamuan suci. Inilah arahnya yaitu sampai ke padang gurun, kita disingkirkan ke padang gurun selama tiga setengah tahun. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Yosua 3 : 16, maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

    Jadi, tabut perjanjian membawa bangsa Israel menyeberang sungai Yordan di tentangan Yerikho.

    2 Raja-raja 2 : 4, 5, 7 – 11,
    4. Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
    5. Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!"
    7. Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.
    8. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.
    9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu."
    10. Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
    11. Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.

    Ay 8, dulu Yosua menyeberang di tentangan Yerikho, sekarang Elia naik ke surga juga di tentangan Yerikho.

    Dari pembacaan di atas ini, jelas Yosua menyeberang sungai Yordan di tentangan Yerikho, demikian juga dengan Elia yang naik ke surga di tentangan Yerikho. Jadi, Kabar Mempelai juga memiliki kuasa pengangkatan. Apa yang sudah terpuruk dllnya kita datang dan menyerahkan semuanya kepada TUHAN agar kita dapat mengalami kuasa pengangkatan.

Lukas 21 : 25 – 28,
25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
28. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Ay 26, darat, laut dan udara goncang sehingga semuanya menjadi sulit dan akan hancur.

Ay 28, apabila semuanya itu mulai terjadi --> mungkin malam ini sudah terjadi di dalam hidup kita --> jasmani/nikah goncang dan juga rohani goncang, apa yang dapat kita lakukan?

Jadi, jika kita mau mengalami kuasa pengangkatan dalam Kabar Mempelai, maka kita harus mengangkat muka untuk memandang TUHAN = banyak menyembah TUHAN apa-pun keadaan kita = menyerah sepenuhnya kepada TUHAN. Inilah resep untuk menghadapi kegoncangan darat, udara, laut; sekarang kita mengalami kegoncangan secara jasmani seperti kegoncangan nikah, kegoncangan masa depan dlsbnya serta kegoncangan secara rohani, maka cara agar kita dapat mengalami kuasa pengangkatan dari Kabar Mempelai:

  • mata kita hanya memandang kepada TUHAN, jangan memandang kepada yang lain,
  • menyembah dan
  • menyerahkan semuanya kepada TUHAN, maka kita akan mengalami kuasa pengangkatan dari TUHAN.

Arti dari kuasa pengangkatan adalah:

  • kita diangkat dari kegagalan/kemerosotan sehingga kita menjadi berhasil dan indah pada waktunya,
  • kita diangkat dari ketenggelaman dan dipulihkan oleh TUHAN,
  • kita diubahkan terus menerus sampai kita menjadi sempurna seperti TUHAN = sama mulia dengan YESUS; Mempelai Wanita yang siap diangkat di awan-awan yang permai dan akan memandang Dia Muka dengan muka dan kita akan masuk ke Yerusalem Baru bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

Semoga kita dapat mengerti.

Mari, sekarang ini kita memandang:

  • YESUS, sebab itu merupakan kuasa pengangkatan,
  • Memandang tabut/pengajaran,
  • Menyembah kepada Dia.

Sekarang ini semuanya sudah goncang dan kita mungkin sudah terkena dampak dari kegoncangan itu, kita jangan bereaksi yang berlebihan tetapi mari! kembali mata ini memandang kepada TUHAN/angkat mata kepada TUHAN. Jangan memandang kesana kesini, jangan menoleh kebelakang tetapi angkat mata hanya untuk memandang TUHAN.

Kita menjaga:

  • jarak dua ribu dengan tabut,
  • sikap dan
  • juga dengar-dengaran = mempraktekan dan jika ada kegoncangan, maka mata hanya memandang --> TUHAN, tolong saya dan Dia akan menolong kita dari ketenggelaman dan masalah-masalah akan dipulihkan dengan kuasa pengangkatan. Yang gagal menjadi berhasil dan indah, bahkan kita mengalami keubahan sampai kita menjadi sempurna menjadi sama mulia dengan YESUS dan kita akan terangkat diawan-awan memandang Dia Muka dengan muka dan kita masuk Yerusalem Baru selama-lamanya.

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 16 April 2020 (Kamis Sore)
    ... sikap yang menentukan pekerjaan dari api firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua Sikap negatif menolak firman pengajaran yang benar. Akibatnya adalah api firman pengajaran yang benar menjadi api penghukuman. Sikap positif menerima api firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh dan sukacita. Hasilnya adalah api firman pengajaran menjadi ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 11 Agustus 2009 (Selasa Pagi)
    ... berbuat baik pada sesama tidak memfitnah sesama. Yeremia - mengembara tidak tergembala. Zakharia - keras hati tidak taat tidak dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar. Tuhan Yesus taat sampai mati di kayu salib Abraham taat saat disuruh mempersembahkan Ishak kita harus taat dengar-dengaran pada firman apapun resikonya. Matius - tanda puasa yang benar dan ...
  • Ibadah Doa Malang, 05 Mei 2009 (Selasa Sore)
    ... dan sempurna lanjut masuk Kerajaan tahun damai Firdaus sampai Kerajaan Sorga yang kekal. Untuk bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali kita MUTLAK HARUS HIDUP DALAM KASIH KARUNIA. Sikap terhadap kasih karunia Jangan menyia-nyiakan kasih karunia. Kehidupan yang menyia-nyiakan kasih karunia akan menjadi batu sandungan dan pasti akan tenggelam ke bawah tidak ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 16 Desember 2015 (Rabu Sore)
    ... sorga kita harus saling mengasihi. Yohanes - Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya yaitu bahwa kita harus saling mengasihi bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. janganlah kamu heran ...
  • Ibadah Raya Malang, 11 Agustus 2019 (Minggu Pagi)
    ... gas yang akan dipakai dalam perang dunia ketiga. ad. Belerang. Wahyu dan Iblis yang menyesatkan mereka dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 05 Januari 2013 (Sabtu Sore)
    ... di Bait Allah ayat . Seperti Yohanes Pembaptis sudah mengalami demikian juga gereja Tuhan akan menghadapi dua kekuasaan yang besar Kekuasaan manusia di dunia sampai manusia mengabaikan Tuhan sang Pencipta. nbsp Kekuasaan manusia di Bait Allah. Matius - Sesudah mereka menangkap Yesus mereka membawa-Nya menghadap Kayafas Imam Besar. Di situ ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 31 Agustus 2021 (Selasa Sore)
    ... dengan lapar nanti mereka pingsan di jalan. 'Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan' menggetarkan hati Tuhan sehingga terjadi mujizat lima roti dua ikan untuk lima ribu orang. Markus . Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Perempuan ini lemah tetapi tetap mendekati Yesus sekalipun berdesak-desakan dia ...
  • Ibadah Raya Malang, 21 Februari 2021 (Minggu Pagi)
    ... penting supaya kita tidak dipengaruhi oleh arus duniawi tetapi kita dipengaruhi oleh arusnya Tuhan aliran kebenaran dan kesucian dari Tuhan. Jadi naga setan menyemburkan air sebesar sungai adalah menyemburkan aliran-aliran duniawi yaitu Kesibukan-kesibukan di dunia kesukaan dunia yang semu kesusahan dunia kesulitan-kesulitan dunia sampai pergaulan dunia yang tidak benar menunjuk mode ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Juli 2010 (Senin Sore)
    ... jemaat. Kemarin kita sudah mendengar gadis yang bijaksana akan masuk dalam perjamuan kawin pesta nikah Anak Domba sedangkan gadis yang bodoh tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah sehingga mengalami kebinasaan untuk selamanya. Wahyu . Lalu ia berkata kepadaku Tuliskanlah Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. ...
  • Ibadah Doa Malang, 8 Februari 2018 (Kamis Sore)
    ... yang keenam atas dunia adalah terjadi gempa bumi yang dahsyat secara jasmani terutama gempa secara rohani yang mengakibatkan Kegelapan Wahyu - . Kegoncangan Wahyu . Ketakutan Wahyu - . ad. . Ketakutan. Gempa bumi secara rohani yaitu pengaruh dunia dengan segala kesibukan kesulitan kesusahan kebencian kejahatan kenajisan kesukaan kesedihan yang mengakibatkan stres ketakutan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.