Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih tetap membahas pendahuluan dari kitab Wahyu. Kitab Wahyu adalah kitab terakhir dari alkitab. Dalam susunan tabernakel kitab Wahyu terkena pada tabut/peti perjanjian yang merupakan alat yang terakhir dari tabernakel.

Tabut perjanjian terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Yang pertama adalah tutup pendamaian. Tutup pendamaian ini terbuat dari emas murni (zat Ilahi). Tutup pendamaian itu memiliki dua kerub yang menunjuk pada ALLAH Bapa, kemudian tutupnya itulah YESUS Anak ALLAH, dan kerub kedua menunjuk pada ALLAH Roh Kudus. Jadi tutup pendamaian dari emas murni adalah ALLAH Bapa, Anak dan Roh Kudus = TUHAN YESUS KRISTUS sebagai Mempelai Pria Surga.

Kemudian bagian kedua adalah petinya/tabutnya yang terbuat dari kayu penaga dan seluruhnya disalut dengan emas murni sehingga tidak terlihat lagi kayunya. Kayu itu menunjuk pada manusia/kita semua, tetapi sudah disalut dengan emas (zat Ilahi). Jadi inilah artinya gereja TUHAN yang sempurna sebagai Mempelai Wanita Surga. Jadi tabut perjanjian menunjukkan hubungan antara Kristus sebagai Mempelai Pria Surga dan sidang jemaat sebagai Mempelai Wanita Surga.

Hubungan apa itu?
Mempelai Pria Surga/Suami dan Mempelai Wanita Surga/istri merupakan hubungan nikah tetapi nikah yang rohani/emas. Jadi tabut perjanjian menunjuk hubungan Kristus sebagai Mempelai Pria Surga dengan sidang jemaat/ Mempelai Wanita yaitu hubungan nikah yang rohani yang sempurna antara YESUS dengan sidang jemaat untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba.

Wahyu 19 : 9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Ini perjamuan kawin Anak Domba : pertemuan YESUS Mempelai Pria Surga dengan sidang jemaat/Mempelai Wanita di awan-awan yang permai.

Jadi Alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani. Nikah Adam dan Hawa itu kayu/daging yang hancur. Tapi puji syukur alkitab ditutup dengan nikah yang rohani perjamuan kawin Anak Domba.

Hubungan suami dan istri, suami itu kepala (Mempelai Pria itu Kepala), istri itu tubuh (Mempelai Wanita itu tubuh). Hubungan Kepala dengan tubuh = leher. Leher ini menunjuk doa penyembahan. Jadi hubungan penyembahan.

Kalau disimpulkan, supaya nikah kita benar, suci, bahagia, sampai mencapai perjamuan kawin Anak Domba, maka kita harus banyak menyembah TUHAN.

Dua hubungan, Tutup/Mempelai Pria dengan peti/mempelai wanita = hubungan nikah yang rohani = hubungan penyembahan. Semoga kita dapat mengerti.

Bentuk-bentuk doa penyembahan yang diajarkan dan diteladankan oleh YESUS adalah:

  • Doa satu jam --> ‘Simon tidak sanggupkan engkau berdoa satu jam’?.
  • Kemudian doa puasa. Yesus berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Seperti yang kita lakukan hari ini yaitu kita berpuasa
  • dan doa semalam suntuk. Yesus naik ke atas gunung dan berdoa semalam-malaman, Dia memanggil duabelas murid. Semoga kita dapat mengerti ini.

Jadi penting penyembahan, sebab ada banyak hal yang sekonyong-konyong menghantam nikah itu. Nikah itu enak, tahu-tahu habis, juga dengan buah nikah. Anak-anak baik, tahu-tahu habis. Itu sebabnya banyak doa penyembahan; tadi malam kami di Malang berdoa semalam suntuk, sekarang ini doa puasa. Ini berjaga-jaga!! supaya nikah dan kehidupan kita tidak dirusak oleh setan, maka kita harus banyak menyembah TUHAN.

Kita sekarang berbicara tentang doa puasa, sebab di Surabaya sekarang ini kita berdoa dan berpuasa.
Matius 6 : 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,

Inilah puasa yang benar. Syarat puasa yang benar:

  • Minyakilah kepala= pikiran diurapi oleh Roh Kudus.
  • Cuci muka. Muka itu wajah, itu menunjuk hati juga. Kalau hatinya takut wajahnya pucat dan lain sebagainya. Jadi cuci muka adalah wajah/hati dibasuh oleh Firman ALLAH. Air= Firman.

Jadi doa puasa yang benar adalah kesempatan seluas-luasnya untuk kita mengalami penyucian hati dan pikiran oleh pekerjaan Firman ALLAH dalam urapan Roh Kudus/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman pengajaran yang benar. Ini doa puasa yang benar, berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus = tidak makan. Tetapi berpuasa ini merupakan kesempatan seluas-luasnya untuk disucikan oleh Firman pengajaran yang benar/Firman dalam urapan Roh Kudus/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Praktek dari penyucian hati pikiran:

  1. Markus 7 : 21-23
    21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, (1)percabulan, (2)pencurian,, (3)pembunuhan
    22. (4)perzinahan, (5)keserakahan, (6)kejahatan, (7)kelicikan, (8)hawa nafsu, (9)iri hati, (10)hujat, (11)kesombongan, (12)kebebalan.
    23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

    Hati dan pikiran ini menjadi satu. Hati pikiran yang jahat disucikan. Jadi prakteknya adalah penyucian hati pikiran dari duabelas keinginan jahat dan najis, sehingga hati menjadi suci, perkataan dan perbuatan kita juga suci.
    Ini dalam doa puasa, kesempatan penyucian seluas-luasnya, hati pikiran ini disucikan oleh pedang Firman. Mulai percabulan kita hitung itu isinya ada duabelas keinginan jahat dan najis. Itu pertama lewat doa puasa kita bisa hidup suci, hati disucikan, pikiran, perkataan perbuatan disucikan.


  2. Filipi 4 : 6, 7,
    6. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
    7. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

    Penyucian hati dan pikiran dari kekuatiran, sehingga hati dan pikiran menjadi damai sejahtera.
    Damai sejahtera = mengalami perhentian, tidak merasa apa-apa lagi yang daging rasakan. Misalnya:


    • Kita datang dengan rasa kuatir, menjadi tidak merasa kuatir lagi.
    • Kita datang dengan marah, tidak merasa marah lagi.
    • Kita datang dengan ketakutan, tidak merasa takut lagi, dan seterusnya.
    • Kita datang dengan kenajisan sampai tidak ada kenajisan lagi. Inilah damai sejahtera = mengalami perhentian. Semoga kita dapat mengerti.


    Mari! biarlah lewat doa puasa yang bukan hanya menahan lapar dan haus, sebab banyak orang yang berpuasa lebih hebat dari kita, tetapi kita harus mengerti bagaimana berpuasa yang benar itu. Memang tidak makan, tidak minum, tetapi kita berpuasa untuk mengalami penyucian hati dan pikiran, sampai kita hidup suci dan sampai kita merasa damai sejahtera. Daging yang sedih tidak merasa sedih lagi, sebab semuanya diserahkan kepada TUHAN. Damai sejahtera itu penyerahan, mulai menyerahkan kekuatiran, menyerahkan seluruh hidup kepada TUHAN.


  3. 1 Petrus 5 : 7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

    Jika kita mengalami penyucian dan damai sejahtera, perhentian, tidak ada kekuatiran lagi, tidak ada kejahatan kenajisan lagi, semuanya sudah disucikan = Kalau hati suci, hati damai, maka kita dapat tergembala dengan benar = tidak ragu-ragu di dalam penggembalaan.

    Sudah saya katakan bahwa penggembalaan ini ada yang benar, ada yang tidak benar. Jangan dibalik, dan kalau saya berbicara tentang penggembalaan bukan berarti hanya disini yang benar, sedangkan di tempat yang lain tidak, jangan berkata begitu.

Penggembalaan yang benar harus memenuhi tanda-tanda seperti:

  • ada pengajaran/makanan yang benar,
  • ada kandang yang benar, dimana gembala dan domba berada di dalam kandang. Sebab kalau gembala tidak berada di kandang, itu bukanlah penggembalaan yang benar. Kalau dombanya tidak berada di kandang, bukan penggembalaan yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

Mari, kita bersungguh-sungguh malam ini. Jangan ragu sebab kandang penggembalaan adalah tempat untuk memantapkan keselamatan, dan juga tempat untuk memantapkan damai sejahtera. Semoga kita dapat mengerti.

Itu sebabnya, biarlah kita memohon kesucian dan juga kita memohon damai sejahtera dari TUHAN lewat doa puasa malam ini. Sebab kalau suci, pasti kita merasakan damai sejahtera, kalau tidak suci, tidak damai, akan sulit menentukan penggembalaan.

Ada tiga kegunaan dari hati merasa damai sejahtera yaitu:

  1. Matius 11 : 28-30
    28. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
    29. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
    30. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

    Jadi ini yang pertama, kegunaan dari rasa damai sejahtera adalah untuk pelayanan. Kalau dulu di dalam kitab Perjanjian Lama, harus melayani/bekerja dulu baru ada Sabat. Hari ketujuh = Sabat. Enam hari bekerja baru Sabat/baru berhenti/baru damai. Kalau Perjanjian Baru dibalik. Sabat dulu baru bisa melayani, sebab kalau hati tidak merasa damai, maka tidak dapat melayani.

    Alm bpk pdt In Juwono selalu mengatakan --> kalau hati dari gembala tidak merasa damai, berita apa yang akan disampaikan? percuma jemaat datang, sebab bukan berita damai sejahtera. Zangkoor menyanyi, tetapi hatinya tidak damai, jemaat tidak dapat merasakan apa-apa. Pemain musik hatinya tidak damai sebab ada kejahatan kenajisan, ada kekuatiran, kebimbangan, lalu bermain musik, sidang jemaat tidak akan merasa berkatnya, bahkan menjadi bingung.

    Inilah yang harus kita jaga yaitu hati tetap damai sejahtera untuk pelayanan/tahbisan. “Marilah kepadaku yang letih lesu berbeban berat”, mengapa manusia itu merasa letih lesu? Sebab ada dosa yaitu kejahatan, kenajisan. Kekuatiran dan kebimbangan itu yang membuat letih lesu dan berbeban berat.

    Jadi dosa yang membuat manusia itu letih lesu beban berat, sehingga tidak bisa melayani. Selalu saya ingatkan --> seandainya kita menggendong gula satu kwintal, kemudian disuruh berkotbah, disuruh main drum, coba bayangkan. Kalau ada dosa/beban lalu kita melayani, bagaimana pelayanan kita? Pelayanan itu dapat dipaksa, tetapi pelayanannya akan hancur, sebab tidak dapat melayani TUHAN dan sesama. Melayani TUHAN tidak bisa, melayani sesama juga tidak bisa.

    Tetapi lewat doa puasa, TUHAN mengundang kita --> ‘Marilah yang letih lesu beban berat, datang belajarlah kepada Ku’. Lewat doa puasa kita belajar kepada YESUS di kayu salib supaya kita dapat menjadi rendah hati dan lemah lembut.

    Rendah hati adalah kemampuan untuk mengaku dosa. Kalau salah, kita mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal), dan juga kepada sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.

    Lemah lembut adalah kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain yang sudah mengaku sejujur-jujurnya dan melupakannya.
    Saat kita rendah hati (mengakui dosa), saat kita lemah lembut (mengampuni dosa), saat itu Darah YESUS di kayu salib menyelesaikan dosa kita dan kita mengalami damai sejahtera, perhentian, ketenangan = Sabat.

    Yang membuat orang tenang itu bukan kekayaan, sebab orang kaya justru tidak dapat tidur, karena takut dirampok dan lain sebagainya. Banyak uang di bank tentu tenang, tidak !! dollar baru naik saja, sudah menjadi bingung, tidak tenang. Bukan berarti tidak boleh kaya. Yang menentukan bukan kaya miskin. Yang menentukan rasa damai sejahtera atau tidak adalah adanya dosa atau tidak di dalam hati. Keinginan jahat najis, kekuatiran, bimbang, iri itu yang membuat tidak tenang.

    Ayat 30 “Pikullah Kuk yang Ku pasang, sebab Kuk yang Ku pasang enak, beban Ku pun ringan” (pelayanan menjadi enak dan ringan). Kalau hati damai sejahtera, mengalami perhentian, ketenangan, pelayanan. Hasilnya:


    • pelayanan menjadi enak dan ringan di saat kita melayani TUHAN dan melayani sesama.
    • dalam nikah. suami melayani istri, istri melayani suami, saling melayani, anak melayani orang tua, semua enak dan ringan = hidup menjadi enak dan ringan.


    Kalau ringan itu akan menjadi semakin terangkat. Sebenarnya istilah enak ringan itu berarti kita sudah terangkat; sedikit demi sedikit kita terus terangkat sampai bertemu TUHAN. Kalau masih berat, mari, lewat doa puasa ini, kita meneliti hati dan belajar kepada YESUS (rendah hati, lemah lembut), dan jika masih ada dosa-dosa segera di selesaikan.


  2. Yesaya 30 : 14,15,
    14. seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
    15. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

    Ayat 14 --> Inilah keadaan dari umat TUHAN seperti bejana tanah liat yang hancur kecil-kecil. Kalau bejana itu hancur besar-besar, masih dapat berguna seperti untuk mengambil air, mengambil api dari tungku. Tetapi kalau hancur kecil-kecil untuk apa ? ini keadaan umat TUHAN hancur semua, tidak berguna.

    Ayat 15 --> “Tetapi kamu enggan” --> banyak yang tidak mau sehingga menjadi hancur.

    Jadi kegunaan dari damai sejahtera untuk menghadapi angin ribut, gelombang yang menimpa hidup kita dan kehancuran-kehancuran yang menimpa hidup kita.

    Praktek dari damai sejahtera disini adalah diam dan tenang. Damai sejahtera = diam dan tenang. Jadi menghadapi angin ribut gelombang, menghadapi kehancuran, kita harus diam dan tenang.

    Diam:


    • berdiam diri, memeriksa diri, koreksi diri. Jika ada yang salah, kita mengaku dan jika sudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi (bertobat).
    • bertobat. Jangan salahkan orang. Kalau menyalahkan orang lain, kita akan bertambah hancur. Kalau tidak mau bertobat = orang berdosa itu seperti bejana yang dibanting, mengulangi dosa akan dibanting lagi, sekali-pun bejana itu sudah kecil-kecil, tetapi masih tidak bertobat, akan dibanting sampai habis. Tetapi kalau bertobat = stop berbuat dosa akan tertolong = stop angin ribut dan juga stop dari kehancuran. Semoga kita dapat mengerti.


    Tenang = hati nurani yang baik. Semua manusia hati nuraninya cenderung jahat. Di zaman Nuh itu, hati nuraninya cenderung jahat. Darimana mendapat hati nurani yang baik? dari baptisan air. Jadi, baptisan air ini penting.

    1 Petrus 3 : 20, 21,
    20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Baptisan air yang benar yaitu orang bertobat, mati bagi dosa dikuburkan dalam air bersama YESUS, kemudian keluar dari air/bangkit bersama YESUS, mendapatkan hidup baru (hati nurani yang baik).

    1 Yohanes 3 : 21,22,
    21. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, berdoa
    22. dan apa saja yang kita minta doa, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

    Ayat 21 --> “jikalau hati kita tidak menuduh kita” --> ini hati nurani yang baik = tenang = tidak tertuduh oleh setan.
    “maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah” = dapat berdoa.

    Ayat 22 --> “dan apa saja yang kita minta” --> doa.

    Ini hati nurani yang baik yaitu tidak tertuduh, damai dan taat. Sehingga kita bisa berdoa. Istilah tenang = dapat berdoa. Seringkali saya sampaikan, kalau kapal dihantam oleh angin gelombang, kita lari sana, lari sini dan kapal yang sedang oleng, akan lebih cepat tenggelam.

    disitu terletak kekuatanmu” disebutkan, diam dan tenang (bertobat dan berdoa) = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan memberikan kekuatan:


    • Untuk menang atas musuh.
    • Menang atas angin dan gelombang.
    • Menang atas pencobaan.
    • Semua masalah diselesaikan oleh TUHAN.


    Sebagai bukti waktu YESUS dan murid-murid, kapalnya ditimbus angin dan gelombang, YESUS dibangunkan kemudian Yesus menghardik “diam tenang” selesai. Ini contoh dalam --> Markus 4 : 37-39,
    37. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
    38. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
    39. Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

    Siapa yang dapat menghentikan angin dan gelombang? hanya TUHAN, kuasa TUHAN dinyatakan untuk menyelesaikan semua masalah, yang mustahil menjadi tidak mustahil, yang hancur dipulihkan oleh TUHAN.

    Tapi kalau enggan “kamu enggan” = tidak mau bertobat, tidak mau berdoa, akan bertambah dibanting-banting, sehingga bukan hanya hancur tetapi lenyap dan binasa. Mari, sekarang ini bertobat dan berdoa dan TUHAN akan menolong kita semua.


  3. 1 Tesalonika 5 : 23, 24,
    23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
    24. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

    Kalau hati kita damai, maka ALLAH damai sejahtera akan bekerja. Tetapi kalau hati kita tidak damai, TUHAN tidak dapat bekerja. Damai sejahtera artinya kita mengalami pekerjaan/aktivitas ALLAH/YESUS sebagai Imam Besar/Mempelai Pria Surga untuk memelihara dan menyucikan tubuh, jiwa, roh kita sampai sempurna, sampai tak bercacat cela seperti YESUS.

    Sehingga kita:


    • dapat layak menyambut kedatangan YESUS kedua kali diawan yang permai, kemudian
    • kita masuk perjamuan kawin Anak Domba ALLAH,
    • sesudah itu masuk firdaus/kerajaan seribu tahun damai,
    • sesudah itu masuk kerajaan surga yang kekal/Yerusalem yang baru, kekal selama-lamanya. Oh betapa indahnya hidup ini.


    Dan di dalam ayat 24 “Dia yang setia dan menggenapi janjinya, Ia yang memanggil kamu setia dan menggenapi” YESUS sebagai Imam Besar, sebagai Mempelai Pria Surga Yang Setia dan menggenapi janji-Nya:


    • Janji kita akan dipakai dalam pelayanan, sehingga hidup kita menjadi enak dan ringan,
    • Janji untuk menghadapi angin gelombang = semua masalah kita akan ditolong oleh TUHAN,
    • Janji memelihara kita, menyucikan kita sampai sempurna, sehingga kita layak menyambut kedatangan TUHAN.


    Jangan ragu-ragu “Dia setia dan menggenapi janjinya” artinya:


    • tidak pernah mengingkari janji,
    • tidak pernah menipu kita. Dia selalu menggenapi asal ada hati yang damai sejahtera sekarang ini.

Inilah kitab Wahyu = hubungan antara tutup dengan tabut = hubungan nikah yang rohani = hubungan penyembahan.

Mari, kita banyak menyembah, dan juga berpuasa sampai hati menjadi damai sejahtera.

Luar biasa!! kita tinggal menunggu janji dan waktu dari TUHAN, Dia Yang Setia tidak pernah menipu kita. Itu sebabnya kita harus menjaga hati agar tetap damai sejahtera, dan juga menjaga hati tetap suci.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 27 Juli 2016 (Rabu Sore)
    ... lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Proses pertama menerima pakaian putih bermata-mata 'delapan hari sesudah segala pengajaran' harus ada pengajaran lebih dulu. Artinya kita harus mengalami pekerjaan penyucian oleh firman pengajaran--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. HARUS ADA PENGAJARAN DULU BARU ADA PAKAIAN PUTIH Ibrani Sebab firman Allah hidup ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2012 (Senin Sore)
    ... diselamatkan dan diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja untuk bisa mewarisi kerajaan Surga. Kita sudah mendengar bahwa panggilan dan pilihan Tuhan merupakan pintu masuk ke kerajaan Surga diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya Januari . Panggilan dan pilihan Tuhan kepada manusia dari jaman ke jaman jaman Allah Bapa dari Adam ssampai Abraham diwakili oleh ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 Maret 2013 (Minggu Pagi)
    ... harus memiliki paling sedikit tiga hal yaitu Karakter yang baik. Potensi yang baik terutama karunia Roh Kudus yaitu kemampuan ajaib dari Tuhan. Tahbisan yang benar. Kalau tahbisan benar maka pasti karakter baik dan potensi baik. Tahbisan yang benar artinya sesuai dengan firman pengajaran yang benar sesuai dengan Alkitab. Sebab akan terjadi pemisahan antara ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 April 2012 (Senin Sore)
    ... harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel . dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku. Yudas menyesal tapi sudah terlambat. Disini uang keping perak digunakan untuk beberapa istilah membeli TANAH DARAH. Artinya Yudas menghina menginjak-injak Darah Yesus diterangkan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 01 September 2017 (Jumat Sore)
    ... Tuhan yang harus masuk aniaya antikris--mati syahid di zaman antikris-- Wahyu - . Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu lalu pergi memerangi keturunannya yang lain yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. . Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. 'perempuan' gereja Tuhan. 'ia' naga. Di sini disebutkan antikris berdiri di ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Mei 2017 (Sabtu Sore)
    ... bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kita mendapat hikmat dari mendengar dan melakukan dengar-dengaran pada perkataan Tuhan. Perkataan Tuhan adalah firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab yaitu firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Jadi asalnya hikmat adalah dari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Oktober 2022 (Kamis Sore)
    ... nama Yesus nama di atas segala nama nama yang paling indah. Angka menunjuk kasih karunia. Lewat firman pengajaran yang benar sekeras dan setajam apapun maka kita mendapatkan kasih karunia dan kesungguhan Tuhan untuk menyelamatkan manusia sekalipun kita sudah sampai di lobang jurang maut. Kepada mereka yang hampir meninggal dunia Tuhan ...
  • Ibadah Raya Malang, 16 Desember 2018 (Minggu Pagi)
    ... ke kandang penggembalaan Ruangan Suci ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok . Pelita Emas ketekunan dalam Ibadah Raya persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia Roh Kudus. Meja Roti Sajian ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci persekutuan dengan Anak Allah dalam firman pengajaran yang benar dan korban ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juli 2009 (Senin Sore)
    ... Tuhan akhir jaman seperti keadaan jemaat Laodikia yaitu mengalami kelaparan rohani. Kalau lapar lama-lama akan pingsan rohani tidak mati tidak hidup suam-suam rohani . Tanda kalau gereja Tuhan suam rohaninya hanya puas dengan perkara jasmani atau hanya menggembar-gemborkan perkara jasmani tapi tidak lagi mengutamakan Firman Tuhan. Dan keadaan ini membuat ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 14 Maret 2010 (Minggu Sore)
    ... ke Surga untuk mencurahkan Roh Kudus bagi kita semua. Ini harga yang harus dibayar oleh Tuhan. Pencurahan Roh Kudus ini adalah SEHARGA korban Kristus. Kalau Yesus tidak mati Roh Kudus tidak akan dicurahkan. Sebab itu ibadah pendalaman Alkitab sangat penting karena kita menerima Firman dan perjamuan suci. Ada kaitannya dengan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.