Malam
ini kita tidak mempelajari injuil Matius 28, sebab saya ingin
membagikan tema di Baganbatu/Riau yang terdapat di dalam injil
Markus
9 : 23b, Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau
dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Tidak
ada yang mustahil bagi orang percaya --> ini merupakan jawaban
YESUS bagi ayah dari seorang anak yang sakit ayan yang di dalam
terj.lama disebut gila babi. Dan ini terjadi di bawah/di kaki gunung.
Tetapi
di dalam Markus 9 ini juga ada kejadian/peristiwa di atas gunung
yaitu mujizat TUHAN --> tidak ada yang mustahil bagi TUHAN yaitu
YESUS berubah, Wajah-Nya bersinar bagaikan matahari, pakaian-Nya
putih berkilau-kilauan dan juga ada Musa. Ini sudah menunjuk suatu
yang mustahil menjadi tidak mustahil. Kita ingat sebelum ia
meninggal dunia, Musa sudah di vonis oleh TUHAN tidak boleh masuk
Kanaan karena ia tidak taat. Disuruh untuk berbicara kepada gunung
batu, tetapi Musa memukul gunung batu itu dengan tongkat dan memang
batu itu mengeluarkan air, tetapi Musa tidak diijinkan masuk ke dalam
tanah Kanaan bahkan ia masuk kuburan.
Ini
juga merupakan pelajaran bahwa kita jangan hanya mengutamakan
mujizat-mujizat secara jasmani, sebab sekarang ini banyak dukun-dukun
yang juga dapat melakukan mujizat sekali-pun mereka ini tidak taat
kepada Firman/tidak melakukan Firman. Itu sebabnya kita jangan hanya
terfokus kepada mujizat secara jasmani, tetapi kalau tidak sesuai
dengan Firman, sekali-pun air keluar dengan banyak/terjadi mujizat,
tetapi kita tidak menuju ke Kanaan melainkan kita akan menuju ke
kuburan.
Itu
sebabnya kita harus berhati-hati, yang penting, mujizat itu terjadi
kalau kita taat kepada Firman. Taat kepada Firman merupakan mujizat
yang terbesar. Di atas gunung penyembahan itu, Musa dapat
menginjakkan kakinya di tanah Kanaan dan Musa juga dapat menjadi sama
mulia dengan YESUS, ia juga memakai jubah putih yang
berkilau-kilauan. Inilah kejadian yang terjadi di atas gunung mau-pun
di bawah gunung.
Jadi,
di dalam injil Markus 9 ini, ada dua keadaan yang kontras/yang
berlawanan yaitu:
- di
atas gunung penyembahan --> Markus
9 : 2 – 13, suasana
kemuliaan surga, di
sini, Musa sebagai seorang hamba TUHAN demikian juga dengan kita
sebagai hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang memuncak (puncak gunung) di
dalam ibadah pelayanan. Jadi ibadah pelayanan itu bukan hanya datar
saja, apalagi mundur tetapi memuncak sampai dapat menyembah TUHAN
sehingga dapat mengalami:
- kasih
TUHAN,
- kebahagiaan
surga --> TUHAN mengajak Petrus untuk membangkitkan orang mati;
memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan.
Tetapi ia tidak pernah mengatakan ‘betapa bahagianya aku di
tempat ini’ sebaliknya di atas gunung yang tinggi, malam hari dan
dingin dan ia tidak memiliki persiapan seperti kita jika ingin
mendaki gunung, maka kita mempersiapkan segalanya, Petrus tidak
memiliki persiapan apa-apa, tetapi ia mengatakan ‘betapa
berbahagianya aku’. Kebahagiaan surga dan mengalami kasih TUHAN
yang mendorong kita untuk semakin dekat kepada TUHAN = kita
meningkat di dalam ibadah pelayanan sampai kita dapat menyembah
TUHAN bahkan kita dapat menjadi sempurna/sama mulia seperti TUHAN =
masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna untuk menyambut
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya di awan-awan yang permai.
Inilah
suasana pertama di atas gunung/suasana kemuliaan TUHAN. Hamba TUHAN
yang ibadahnya meningkat sampai dapat menyembah dan merasakan kasih
TUHAN dan juga merasakan kebahagiaan surga --> tidak akan mau
turun = kerohanian-nya tidak mungkin merosot tetapi akan semakin
dekat kepada TUHAN sampai menjadi sempurna seperti Dia dan masuk
dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna menjadi Mempelai
Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali di
awan-awan yang permai.
- suasana
di bawah gunung, ini
merupakan suasana yang kontras --> Markus
9 : 14 – 29. Ini merupakan suasana
dunia, di
bawah gunung, keberadaan murid-murid lebih banyak (YESUS mengajak
tiga orang murid naik ke atas, berarti yang ada di bawah gunung ada
sembilan orang murid) tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan
penyakit ayan. Hamba TUHAN/pelayan TUHAN/anak TUHAN terpisah dari
TUHAN dan ini berbahaya. Ada hamba TUHAN yang bersama TUHAN (berada
di atas gunung)/meningkat, tetapi ada hamba TUHAN/pelayan TUHAN/anak
TUHAN yang terpisah sebab berada di bawah gunung = berada di dalam
suasana dunia. Ibadah dan pelayanan-nya juga berada di dalam suasana
dunia.
Tadi,
seorang kaum muda bersaksi bahwa ia beribadah tetapi merasa
kering/tidak merasakan apa-apa/tidak berubah karena ibadahnya
bersuasanakan dunia.
Kering
rohani:
- tidak
berbahagia,
- tidak
merasa puas/tidak mendapatkan kepuasaan dan juga,
- mendapatkan
banyak masalah sehingga banyak mengeluarkan air mata sampai
menderita penyakit ayan.
Penyakit
ayan ini di dalam alkitab terjemahan lama disebut dengan penyakit
gila babi yang membawa kepada pembangunan Babel = sempurna di dalam
kejahatan dan kenajisan yang akan dibinasakan oleh TUHAN.
Itu
sebabnya kita jangan main-main sebab kedua keadaan ini akan terjadi
lagi di akhir jaman. Satu bersama dengan TUHAN/di atas gunung =
ibadahnya meningkat sehingga merasakan kasih TUHAN dan juga merasakan
kebahagiaan surga dan keadaan seperti ini ibadahnya tidak akan
mungkin merosot. Kalau ibadah kita biasa-biasa saja, dapat merosot
karena dipengaruhi oleh orang; tetapi kalau kita memiliki pengalaman
secara pribadi seperti Petrus yang tidak mau turun dari gunung dan ia
mau membangun pondok, maka kita tidak akan merosot sampai mencapai
kesempurnaan/terangkat bersama dengan TUHAN.
Tetapi
sebaliknya, ada hamba TUHAN yang bersuasanakan dunia/berada di bawah
gunung sehingga kerohaniannya menjadi kering, mendapatkan banyak
masalah bahkan sampai menderita penyakit ayan/gila babi = sempurna di
dalam kejahatan dan kenajisan/pembangunan Babel yang akan dibinasakan
oleh TUHAN.
Dulu
(saya istilahkan dengan dulu ) sebab sudah terjadi dua ribu yang
lalu, cerita/kedua keadaan di injil Markus 9 terjadi pada dua tempat
yang terpisah yaitu di atas gunung dan di bawah gunung. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati, sebab di akhir jaman, kedua keadaan ini
dapat terjadi pada satu tempat yang sama. Ini
yang berbahaya. Kalau dulu, keadaannya sudah jelas terpisah -->
satu bersama TUHAN di atas gunung dan merasakan kebahagiaan sedangkan
di bawah gunung menderita penyakit ayan, kering, najis dllnya.
Tetapi
sekarang di akhir jaman ini yang berbahaya sebab dapat terjadi di
tempat
yang
sama yaitu:
- di
dalam satu gereja --> sama-sama melayani paduan suara, tetapi
keadaannya dapat berbeda yaitu ada yang berada di atas gunug dan ada
yang berada di bawah gunung. Duduk satu bangku, tetapi ada yang
berada di atas gunung, dan ada yang berada di bawah gunung.
- tinggal
satu rumah --> kita berbahagia bersama, makan bersama, tetapi
keadaan rohaninya dapat satu berada di atas gunung, satu berada di
lembah bahkan.
- satu
tempat tidur --> suami dan istri tetapi keadaannya dapat berbeda,
mungkin suami/istri yang berada di atas gunung, suami/istri berada
di lembah. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.
Kalau
dulu keadaannya jelas --> ada yang di atas gunung dan ada yang di
lembah, tetapi sekarang ini keadaannya tidak jelas, sebab dapat
berada di tempat yang sama seperti makan bersama keluarga, berada
satu ranjang, tetapi hati-hati dengan keadaan rohaninya sebab dapat
satu di gunung, satu di lembah sehingga terjadi perpisahan = satu
diangkat, satu ketinggalan dan binasa untuk selama-lamanya.
Firman
TUHAN ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi Firman ini supaya kita
berjaga-jaga. Tadi, ada kesaksian dari seorang kaum muda yang baru
berada di tempat ini dan saya tidak tahu ia dapat datang di sini. Ia
merasa rindu supaya ibunya juga dapat datang karena ia sudah
mengalami sudah beribadah ke mana-mana, tetapi ia merasa tidak ada
keubahan; setelah ia mendengarkan Firman, ia dapat berubah dan ia
ingin membagikan dengan mengajak ibunya dan ini bukan berarti ia
benar sendiri karena berada di gereja ini. Tetapi jangan sampai satu
berada di atas gunung, satu berada di lembah. Mari kita
bersungguh-sungguh, sebab nanti satu tempat tidur --> betapa
ngerinya sebab satu akan diangkat, satu tertinggal sehingga binasa
untuk selama-lamanya.
Penyakit
ayan/gila babi berarti (maaf agak tidak enak untuk didengar,
tetapi ini merupakan istilah dari alkitab)
kehidupan itu tampil
seperti anjing dan babi =
hidupnya membabi buta dan ini
kenyataan. Sebagai hamba TUHAN, hidup kami ini juga harus dikoreksi
sebab banyak hamba TUHAN yang hidupnya membabi buta.
Mungkin
membabi buta soal keuangan --> terjadi pertengkaran hanya soal
keuangan, mana mungkin seorang hamba TUHAN bertengkar soal uang? Ini
merupakan kenyataan yang ada yaitu tampil seperti anjing dan
babi/hidupnya membabi buta.
Sekarang
kita akan melihat bagaimana praktek dari orang yang gila babi
itu/tampil sebagai anjing dan babi/membabi buta? Tidak perduli ia
seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN/anak TUHAN.
Sikap
sehari-hari dari kehidupan seperti anjing dan babi/gila babi/ayan
yaitu:
- Matius
7 : 6,
"Jangan kamu memberikan barang yang
kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada
babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu."
Kita
dapat membayangkan --> diberi barang yang kudus, diberi mutiara,
seharusnya berterima kasih tetapi diinjak-injak, itulah anjing dan
babi, sedangkan orang lain mencari mutiara ini dengan
sungguh-sungguh dihari-hari ini. Jadi ini adalah sikap
yang tidak benar terhadap Firman pengajaran yang benar.
Ini diperkuat dengan 2
Timotius 3 : 16, Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.
Inilah
yang dimaksud dengan barang kudus dan mutiara yang adalah Firman
pengajaran yang benar/wahyu dari TUHAN/ilham dari TUHAN. Firman
pengajaran yang benar = Firman yang
diwahyukan/diilhamkan oleh TUHAN = dibukakan
rahasianya oleh TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang
lain dalam alkitab. Inilah Firman
pengajaran.
Kalau di sekolah, kita belajar matematika atau
fisika,semuanya ini memiliki rumus-rumus --> rumus + rumus +
rumus sehingga ada penyelesaiannya. Kalau di dalam Firman TUHAN ada
ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab dan kalau di
dalam srt Ibrani disebut dengan Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua.
Dan ini memiliki kuasa yaitu tajam pertama ada
kuasa untuk mengajar = kuasa untuk menyucikan dan
menguduskan/memotong kita dari dosa-dosa; sedangkan tajam yang kedua
ada kuasa untuk mendidik = kuasa untuk membaharui kehidupan kita
sampai menjadi sempurna. Jadi, misalnya yang berdosa itu tangan yang
mencuri, dipotong oleh tajam yang pertama, sedangkan tajam yang
kedua untuk memperbaharui menjadi tangan yang baru/tangan yang tidak
mencuri lagi. Terus begitu, demikian juga dengan mulut yang berdosa,
dipotong menjadi mulut yang baru. Inilah yang disebut dengan barang
yang kudus dan mutiara itulah Firman pengajaran yang benar/Firman
yang diwahyukan/diilhamkan oleh TUHAN kepada kita. Semoga kita dapat
mengerti.
Ada tiga sikap yang salah
dari anjing dan babi yaitu:
- menginjal-injak/meremehkan
Firman pengajaran yang benar, di
saat kita mendengarkan Firman, kita mengantuk, bergurau, ini sikap
yang sangat meremehkan sehingga tidak mengalami penyucian dan
pembaharuan dan menjadi kering. Mohon dimaafkan kalau saya
berbicara ini --> orang di luar sangat membutuhkan sampai di
desa-desa, mereka berusaha memakai hand-phone dan juga ada yang
membuka ringkasan khotbah dan mereka merasa senang karena
mendapatkan berkat. Itu sebabnya jangan sampai yang ada di dalam
ini menginjak-injak seperti anjing dan babi sehingga tidak akan
pernah disucikan dandiubahkan.
- mengoyak-oyak
Firman pengajaran yang benar,
(berbalik mengoyak kamu) artinya:
- mengkritik
Firman pengajaran yang benar seperti ahli taurat yang selalu
mengkritik setiap kali YESUS berkhotbah.
- menambah
dan mengurangi dengan suara asing. Saya seringkali memberi contoh
yang paling mudah adalah sepuluh pengintai dengan dua dan
seringkali kami melihat hal yang umum --> umumnya begitu
(sepuluh) --> jangan!! Sepuluh itu juga menunjuk pada Firman
--> benar, Kanaan itu penuh dengan susu dan madu dan ini cocok
dengan Firman, (tetapi ditambah dengan suara daging) hanya ada
raksasa sedangkan kita hanya seperti belalang, jadi jangan maju
dulu. Ini suara daging yang logis/yang masuk di akal sehingga
Firman sudah tidak ada kuasanya lagi. Tetapi kalau ilham, seperti
radikal --> dua orang yang memerintahkan untuk maju sekali-pun
belalang yang harus melawan raksasa, sebab ini adalah Firman
TUHAN. Inilah ayat menerangkan ayat dan tidak perlu ditambah dan
dikurangi sebab TUHAN beserta. Inilah kekeliruan kita yang selalu
memakai logika/suara daging sehingga mengoyak-oyak Firman
pengajaran yang benar. Hawa menambah dan mengurangi sehingga ia
kehilangan firdaus dan masuk ke dalam suasana kutukan. Semoga kita
dapat mengerti.
- tidak
taat dan dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar,
inilah sikap yang salah dari anjing dan babi/orang yang sakit
ayan/gila babi, hidupnya membabi buta. Kalau hidup kita sudah tidak
sesuai lagi dengan Firman pengajaran, pasti hidup kita menjadi
membabi buta, siapa-pun dia, sampai seorang pendeta-pun akan
membabi buta kalau tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang
benar. Kalau kehidupan itu memiliki sikap yang
menginjak-injak/meremehkan, mengoyak-oyak sampai tidak taat
dengar-dengaran, pasti membabi buta. Patokan kita hanyalah Firman
pengajaran supaya hidup kita tidak membabi buta.
Kalau kita
dengar-dengaran, maka kedua telinga kita yang mendengar dan
dengar-dengaran, akan diberi anting-anting emas.
Amsal
25 : 12, Teguran
orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana
untuk telinga yang mendengar.
Terj.
lama Seperti
anting-anting keemasan berpatutan dengan kalung yang dari pada emas
sepuluh matu, demikianpun telinga yang suka mendengar itu
berpatutan dengan penegur yang berbudi.
Jadi,
kehidupan yang taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang
benar, maka pada telinganya diberikan anting-anting emas, tetapi
jika sikap kita tidak benar/tidak taat dengar-dengaran, maka
anting-anting emas yang seharusnya di telinga akan dicopot dan
dipasang di jungur babi.
Amsal 11
: 22, Seperti
anting-anting emas di jungur babi, demikianlah perempuan cantik
yang tidak susila.
Kita tinggal
memilih, mau diletakan di telinga/dengar-dengaran --> bagi kaum
muda, mari dengar-dengaran pada pengajaran yang benar dan juga
dengar-dengaran pada orang tua yang sesuai Firman sebab kalau
tidak, maka telinga itu tidak ada anting-anting emasnya lagi sebab
sudah apa pada jungur babi/perempuan a susila. Sampai di sini yaitu
sampai pada perempuan Babel.
Sikap yang tidak benar akan
sampai pada perempuan Babel, artinya keluar
dari rencana ALLAH yaitu pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna/mulia dan beralih kepada pembangunan tubuh Babel/perempuan
a susila/kejahatan dan puncak kejahatan kenajisan yang akan
dibinasakan oleh TUHAN.
Firman TUHAN
itu rencana ALLAH, kalau kita mengkritik dlsbnya, maka akan beralih
dari rencana ALLAH yaitu pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna/Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS kedua
kali di awan-awan yang permai akan beralih kepada pembangunan
Babel/puncak kejahatan kenajisan = sempurna dalam kejahatan
kenajisan dan akan dibinasakan.
Inilah penampilan dari orang
yang membabi buta/hamba TUHAN yang membabi buta yang terkena
penyakit ayan karena tidak ada penghargaan kepada mutiara. Orang
lain mencari dengan sungguh-sungguh, tetapi kita tidak
menghargainya.
- Lukas
15 : 11 – 15,
11.
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak
laki-laki.
12.
Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian
harta milik kita yang menjadi hakku.
Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka.
13.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu
lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14.
Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam
negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15.
Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang
itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
Hak
= tidak ada kewajiban. Kalau YESUS sebagai Dollos itu berarti
kewajiban = tanpa hak. Si bungsu baru sebentar melayani, tetapi ia
sudah meminta hak-ku mana.
Ay 13, pergi ke negeri jauh = jauh
dari Bapa = jauh dari surga.
Ay 15, kalau orang hidupnya membabi
buta, pasti ia akan bertemu babi lagi.
Di bagian atas di
terangkan kalau orang yang hidupnya membabi buta terhadap Firman,
maka ia bertemu dengan jungur babi. Sekarang di ladang/pelayanan,
ketemu dengan babi lagi dan ini sudah pasti, tidak mungkin tidak.
Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh berhati-hati. Jadi yang
kedua dari praktek sehari-hari dari kehidupan anjing dan babi/sakit
ayan adalah pelayanan di ladang
babi.
Kita
harus berhati-hati, kita berkata bahwa kita sudah melayani TUHAN,
padahal kita melayani di ladang babi dan untuk ini ada
tanda-tandanya.
Tanda dari
pelayanan di ladang babi adalah:
- kita
menuntut hak, tetapi kita tidak melakukan kewajiban.
Kewajiban kita yang pertama adalah
mengembalikan milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan
khusus. Dan ini wajib. Seringkali kita menuntut hak, tetapi tidak
melakukan kewajiban = tidak mengembalikan persepuluhan dan
persembahan khusus. Yang biasa dituntut adalah hak makan minum,
upah/uang --> memang kita mendapatkan uang/upah sebagai hak,
tetapi upah yang kekal tidak kita dapatkan. Juga pujian yang
dituntut --> jangan sampai kita tidak dipuji kalau kita sudah
bersusah payah bekerja, dan ini membuat kita menjadi tersandung;
apalagi kalau kita dicela, pasti kita akan meminta berhenti. Dan
juga kedudukan yang dituntut dlsbnya. Menuntut hak itu membuat kita
tidak merasa puas, semakin kita menuntut, kita menjadi semakin
tidak merasa puas dan pada akhirnya akan bersungut-sungut. Ini
menjadi sangat berbahaya, sebab melayani dengan
bersungut-sungut/mengomel.
Kita melayani di ladang TUHAN itu
menjadi bintang-bintang, tetapi kalau kita bersungut-sungut karena
menuntut hak, maka kita akan turun satu level/satu
tingkat.
Bilangan 14 : 29,
Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu
akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat,
semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena
kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
Bangkai
ini merupakan mayat dari binatang, bukan dari manusia. Hati-hati!!!
kita merasa sudah bekerja di ladang dan merasa dipakai, tetapi
kalau kita bersungut-sungut, maka kita tidak lagi menjadi bintang,
melainkan menjadi binatang yang mayatnya berhantaran di padang
gurun. Ini merupakan hal yang serius, itu sebabnya kita jangan
menuntut hak, tetapi hanya melakukan kewajiban kepada TUHAN.
- menuntut
hak sampai menjadi tidak setia sampai meninggalkan pelayanan di
ladang TUHAN. Tidak
setia = menjauhkan diri dari Bapa/dari surga. Kalau bisa, maka kita
datang untuk beribadah, kalau tidak bisa, kita tidak datang dan ini
berbahaya. Bagi kaum muda dan juga bagi kita semua, kalau kita
sudah mulai tidak setia
dalam ibadah pelayanan, itu berarti kita sudah menjauhkan diri dari
Bapa/dari surga = turun gunung. Dan kalau kita sampai meninggalkan
ibadah pelayanan = kita berada sangat jauh
dari surga dan akan sampai di ladang babi. Itu sebabnya kita harus
sungguh-sungguh, tidak setia itu kita sudah menjauh dari surga
sehingga kerohanian kita menjadi kering dan kalau sampai kita
meninggalkan ibadah pelayanan = sangat jauh dari surga dan ini
tidak dapat dijangkau sebab sudah tiba di ladang babi.
Ladang
babi = neraka.
Dan, (permisi berbicara) kehidupan yang
meninggalkan pelayanan/tidak setia sulit
sekali untuk kembali seperti Yudas =
sesuatu yang mustahil untuk kembali lagi
seperti Yudas. Ini merupakan hal yang
sungguh-sungguh serius, sebab kalau bukan karena kemurahan TUHAN,
maka kehidupan itu tidak dapat kembali lagi.
Itu sebabnya,
mari kita bersungguh-sungguh dengan memperhatikan kesetiaan.
Kecuali kalau itu merupakan mutasi dari TUHAN, maka itu merupakan
urusan dari TUHAN; tetapi kalau kita masih ditetapkan --> mari
setia dan bertanggung jawab, jangan sampai kita tidak setia bahkan
meninggalkan ibadah pelayanan sebab itu berarti kita sudah sangat
jauh dari surga dan sudah tiba di ladang babi/neraka. Dan ini sudah
sulit untuk kembali kalau tidak kemurahan TUHAN seperti yang
dialami oleh Yudas. Semoga kita dapat mengerti.
- berfoya-foya
= berkubang dalam dosa sampai pada puncak
dosa. Puncak
dosa itu adalah dosa makan minum (kita jangan bosan menyebut dosa
ini sebab nanti semua akan mengarah ke dosa ini seperti di jaman
Nuh). Dosa makan minum ini termasuk mabuk, narkoba --> mari
segera dilepaskan, jangan berkubang di dosa ini. Istilah babi
berkubang ini = sulit untuk keluar, sebab babi merasa enak sekali
kalau berkubang; begitu keluar dari kubangan akan kembali lagi. Itu
sebabnya kita harus mengambil tindakan radikal terhadap dosa, dosa
itu jangan dikredit sebab tidak ada dosa yang dikredit, kalau mobil
ada. Dosa segera dilepaskan oleh kuasa dari Darah YESUS dan oleh
kuasa Firman pengajaran. Dan juga dosa kawin mengawinkan, ini
termasuk dosa percabulan dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan-penyimpangan sex seperti homo sex dan
lesbian.
Seperti jaman Nuh sudah terjadi, sekarang ini kaum
homo dan lesbian sudah minta untuk diberkati dan didoakan. Ini
berarti sudah dekat pada penghukuman. Saya percaya kalau empat
pasang dari nikah yang benar masuk ke dalam bahtera Nuh dan ini
berarti banyak sekali nikah yang tidak benar dan akan hancur
termasuk para homo sex dan lesbian. Kita juga harus berhati-hati
dengan kawin cerai dan kawin mengawinkan sampai pada free sex/sex
bebas.
Inilah
penampilan dari pelayanan di ladang babi, termasuk hamba-hamba
TUHAN, termasuk pelayan-pelayan TUHAN dan waktu jaman Nuh termasuk
anak-anak ALLAH. Semuanya termasuk, itu sebabnya saya bersyukur
kalau selalu dibacakan oleh TUHAN tentang dosa makan minum; kita
jangan merasa bosan dan bagi yang sudah terlepas, ini merupakan
peringatan supaya jangan kembali berkubang lagi. Sedangkan bagi yang
belum terlepas, mari mengambil tindakan radikal, jangan dikredit
tetapi langsung harus dilepaskan sebab tidak ada dosa yang tidak
diselesaikan oleh TUHAN di atas kayu salib. Sebab TUHAN sudah
berseru --> ‘sudah selesai’. Tidak ada dosa yang tidak dapat
diselesaikan oleh TUHAN kecuali ada dua dosa yaitu dosa
tidak percaya dan juga dosa yang tidak diakui.
Kedua dosa ini tidak dapat diampuni oleh TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Mari, kita sungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan
dari TUHAN, kita jangan hidup membabi buta.
Inilah
pelayanan diladang babi yaitu:
- menginjak-injak
mutiara = sikap yang tidak benar terhadap pengajaran yang
benar/wahyu dari TUHAN. Kita harus berhati-hati sebab itu seperti
anjing dan babi.
- pelayanan
di ladang babi.
- Markus
9 : 18, Dan
setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke
tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya
menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya
mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
- Mulut
berbusa = perkataan
sia-sia.
Perkataan
sia-sia ini:
- berdusta,
- perkataan
yang tidak mendatangkan berkat bagi orang lain tetapi menjadi
sandungan, menyakiti hati orang lain. Kita jangan melakukan ini,
termasuk perkataan anak-anak terhadap orang tua harus
berhati-hati. Sebab kadang-kadang ada anak yang berkata kasar
kepada orang tua, ada yang berkata halus tetapi juga menyakiti.
Seperti ada orang tua yang memberi nasihat tetapi si anak menjawab
--> salahnya, mengapa aku dilahirkan? Ini perkataan yang
sedikit (sebab tidak berteriak) tetapi menyakiti. Dulu sebelum
keluarga kami bertobat --> seperti ini, kalau anak-anak sudah
mulai melawan, maka ibu saya berkata: ‘kalau tahu, waktu kalian
dilahirkan, langsung saya cekik’. Tetapi sekarang kita sebagai
orang tua jangan berkata begitu sebab itu juga menyakiti hati
anak. Itu sebabnya kita semua harus saling menjaga supaya
perkataan kita jangan berbusa.
- memfitnah
--> yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar.
- Badannya
dibanting dan gigi bekertakan. Saat
terserang ayan, tidak terasa kalau tubuhnya itu dibanting, begitu
sadar, akan terasa sakit seluruh tubuh = penderitaan
lahir dan batin/letih lesu dan berbeban berat.
Inilah tanda-tanda dari penyakit ayan/gila
babi yang menyerang. Kalau kita letih lesu dan berbeban berat -->
mari, datang kepada TUHAN, jangan dibiarkan penderitaan lahir dan
batin ini.
- Tubuhnya
kejang/kaku. Maafkan saudaraku, ini
menerangkan penyakit ayan tetapi dalam arti rohani, jadi bukan
dengan maksud menghina dllnya. Jika kejang, saudara hendak membuka
tangannya, tidak akan bisa sebab sangat kaku. Jadi tubuh
kejang/kaku = tabiatnya kaku.
Tabiat
yang kaku:
- tabiat
yang keras,
- tidak
dapat dinasihati,
- tidak
dapat ditegur oleh Firman pengajaran yang benar,
- tidak
dapat dinasihati dan ditegur oleh gembala dan juga oleh orang tua,
- berpegang
teguh/ngotot pada apa yang salah, sekali-pun sudah mengetahui
bahwa itu salah, tetapi kehidupan itu tidak mau tahu. Inilah
kejang/kaku = serangan penyakit ayan/penyakit gila babi. Semoga
kita dapat mengerti.
Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dengan praktek 1,2,3/praktek
sehari-hari.
Kita harus berhati-hati:
- dengan
sikap terhadap Firman, kalau Firman itu benar/bukan lawakan, tetapi
yang benar yaitu ayat menerangkan ayat/ilham dari TUHAN, kita harus
bersungguh-sungguh serius, sebab kalau tidak, maka kita akan
kejang/ayan/gila babi dan akan sampai ke jungur babi.
- demikian
juga dengan ibadah dan pelayanan, kita juga harus berhati-hati.
Pelayanan kita harus di ladang TUHAN, jangan di ladang babi; itu
sebabnya kita harus sungguh-sungguh memperhatikan pelayanan dan
ibadah kita dengan sungguh-sungguh setia.
- ketiga
tanda-tanda di atas ini.
Dan,
penyakit ayan ini sering kambuh = sesuatu yang mustahil, sehingga
murid-murid tidak dapat menolong, kemudian letih lesu, penderitaan
lahir batin/banyak air mata. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
praktek sehari-hari dengan tiga tanda dari penyakit ayan/gila babi.
Siapa
yang menjadi sasaran dari penyakit ayan/gila babi ini?
Markus
9 : 21, Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu:
"Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak
masa kecilnya.
Yang
menjadi sasaran dari penyakit ayan/gila babi ini adalah
kehidupan
yang terpisah dari TUHAN sehingga kerohaniannya menjadi kering dan
ini di mulai dari anak kecil.
Jadi, jangan pisahkan anak
kecil dari TUHAN, saudara jangan mengatakan bahwa masih kecil, sebab
di jaman Nuh, tidak ada seorang anak kecil yang selamat, semuanya
kejang/kaku sehingga tidak dapat dinasihati. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati sebab ini merupakan hal yang sungguh-sungguh serius,
sebab yang terpisah dari TUHAN/kerohaniannya kering itu mulai dari
anak kecil, remaja, dewasa sampai pada orang tua =
tanpa pandang
bulu. Ini dari segi usia.
Dari
status sosial, tidak perduli orang pandai/bodoh, memiliki
kedudukan/tidak, siapa saja, yang penting kehidupan itu kerohaniannya
kering, maka penyakit ayan/gila babi itu akan masuk dan akan terpisah
dari TUHAN. Terutama para gembala-gembala, kalau kerohaniannya
kering/suasana ibadahnya berada di bawah gunung/kering maka semuanya
akan menjadi kering dan penyakit gila babi betul-betul akan menguasai
gereja. Semoga kita dapat mengerti ini, sebab ini merupakan
hal
yang serius.
Demikian
juga di rumah tangga, jangan sampai ayah menjadi kering dllnya, harus
dijaga dan bersungguh-sungguh supaya penyakit gila babi/ayan tidak
masuk sebab akan hancur. Baik bagi orang yang sehat mau-pun orang
sakit, orang yang cacat mau-pun orang yang normal --> penyakit
ayan ini tidak perduli, yang penting keadaan rohaninya kering
sehingga terpisah dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Mari,
kita bersungguh-sungguh dan masing-masing kita mengoreksi diri,
jangan mengoreksi orang lain, tetapi kita mengoreksi diri bagaimana
sikap kita:
- terhadap
Firman apakah kita menginjak-injak mutiara? Kalau begitu, akan
berbahaya, sebab sebentar lagi akan sampai ke ladang babi,
- terhadap
pelayanan? Kita harus sungguh-sungguh berada di ladang TUHAN, jangan
di ladang babi,
- hati-hati
dengan tanda-tanda dari penyakit ayan. Semoga kita dapat mengerti.
Tidak
ada yang dapat menolong anak yang terkena penyakit ayan ini, kecuali
TUHAN Yang dapat menolong.
Cara
TUHAN menolong:
- Markus
9 : 19, Maka
kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak
percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa
lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke
mari!"
Bawalah anak itu
kemari = suara
penginjilan yang membawa orang berdosa/yang hidup di dalam kegelapan
kepada TUHAN/kepada Terang yang di dalam
tabernakel menunjuk pada pelita emas = ketekunan
di dalam ibadah raya. Bawa orang-orang
berdosa kepada TUHAN untuk disinari pada kebaktian Minggu semacam
ini dari gelap menuju kepada Terang = penginjilan. Bagi kita
sekarang, penginjilan-nya meningkat, bukan seperti pemberitaan
penginjil-penginjil pada umumnya, tetapi penginjilan di dalam
pengajaran. Semoga kita dapat mengerti.
- Markus
9 : 25, Ketika
Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh
jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan
orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah
dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
Inilah
saudaraku! Seringkali kita dibawa kepada TUHAN dan dosa-dosa kita
disinari, tetapi kita masih berbuat dosa lagi; itu sebabnya ibadah
raya/kebaktian umum belumlah cukup sebab masih kambuh lagi bahkan
dapat kambuh berulang-ulang dan ini seperti penyakit ayan. Yang
kedua Ia menegor roh jahat itu dengan keras =
suara Firman pengajaran yang harus ada di
dalam gereja. Penginjilan
ada, untuk membawa orang-orang berdosa kepada TUHAN --> percaya
kepada TUHAN, bertobat dan dibaptis. Firman pengajaran di dalam
tabernakel menunjuk pada meja roti sajian = ketekunan di dalam
ibadah pendalaman alkitab dan disertai dengan perjamuan suci yang
ditempat ini pada hari Senin. Ini harus ada, sebab kalau tidak ada
akan kambuh terus, harus ditegur dengan keras, dosa-dosa itu harus
dipotong dengan pedang supaya tidak terpisah dari TUHAN. Kalau kita
mempertahankan dosa, kita akan terpisah dari TUHAN, lebih baik
dosa-dosa itu dipotong dengan pedang sehingga TUHAN akan beserta
dengan kita.
- Markus
9 : 24, Segera
ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak
percaya ini!"
Terj. lama:
Maka berteriaklah bapa budak itu sambil
menangis, katanya, "Ya Tuhan, hamba percaya, tolonglah akan
iman hamba yang kurang."
Berteriak
sambil menangis = penyembahan dengan hati yang hancur dan di dalam
tabernakel menunjuk pada mezbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah
doa penyembahan.
Dari pihak TUHAN:
- bawalah
anak itu kemari,
- ditegur.
Dari
pihak kita --> kita banyak menyembah
TUHAN untuk menghadapi penyakit ayan.
Kalau di ayat selanjutnya
dikatakan ‘jenis ini tidak dapat diusir
kecuali dengan berdoa’, tetapi di dalam
injil Matius dikatakan ‘dan berpuasa’ -->
berdoa dan berpuasa. Di akhir jaman ini,
kita tidak dapat lagi bersantai, sebab kita akan betul-betul
menghadapi penyakit ayan/roh gila babi seperti di jaman Nuh dan Lot
sudah terjadi dan di jaman kita sekarang ini sudah meraja-lela dan
tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa. Semoga kita
dapat mengerti ini.
Jadi,
kalau semuanya digabung, kita ditolong oleh TUHAN/cara TUHAN menolong
adalah
lewat kandang penggembalaan/sistim penggembalaan/ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok. Sebab di dalam kandang
penggembalaan, kita akan disucikan secara intensif dan ini letak
rahasianya yang tidak semua hamba TUHAN mengerti akan hal ini. Tiga
macam ibadah pokok, tiga macam ini juga menunjuk pada tubuh, jiwa dan
roh kita yang betul-betul digembalakan dan dibersihkan = seluruh
hidup kita disucikan.
Di
dalam kandang penggembalaan/sistim penggembalaan,
TUHAN sedang
melembutkan hati kita. Jadi, penggembalaan itu merupakan
persoalan hati, bukan otak. Musa sudah bersekolah selama empat puluh
tahun di Mesir dan menjadi hebat, tetapi untuk melayani dua orang
saja, Musa tidak bisa = tidak dapat mengandalkan kepandaian/otak.
Musa harus lari ke Median terlebih dahulu = ia digembalakan terlebih
dahulu, baru ia dipakai oleh TUHAN.
TUHAN
melembutkan hati kita sehingga:
- kita
dapat mengaku dosa --> tolonglah aku, bukan tolonglah anak-ku
padahal yang sakit anaknya. Seandainya saudara datang ke dokter
dengan membawa anak saudara yang sakit, tetapi saudara mengatakan
kepada dokter itu bahwa yang sakit adalah saudara, bukan anak
saudara sehingga dokter dapat salah suntik. Tetapi di hadapan TUHAN
--> aku yang bersalah. Tidak ini, itu yang bersalah dan yang
biasa kita lakukan, kita jangan lakukan itu, tetapi sekarang kita
berseru kepada TUHAN ‘tolonglah aku’. Di dalam penggembalaan,
kita diperiksa dan dilembutkan sampai kita dapat mengaku dosa kepada
TUHAN dan kepada sesama, jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Kita mengaku kegagalan-kegagalan dan dosa-dosa kita, jangan keraskan
hati tetapi ‘tolonglah aku’ kepada TUHAN dan
- percaya
--> ‘tolonglah aku yang tidak percaya’ tidak bimbang.
Seringkali kita bimbang terhadap pengajaran yang benar, bimbang
terhadap kuasa TUHAN sehingga kita mengambil jalan keluar sendiri.
Tetapi biarlah malam ini kita hanya percaya dan mempercayakan diri
kepada TUHAN/kepada Firman pengajaran yang benar dan juga kemurahan
dan kebaikan TUHAN.
Percaya
kepada kebaikan dan kemurahan TUHAN, sebab di dalam penggembalaan ada
kebaikan dan kemurahan TUHAN yang mengikuti aku sepanjang umur
hidupku --> ini yang kita percayai -->
Mazmur 23 : 6,
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur
hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Jadi,
hanya kehidupan yang tergembala dan yang melembut dapat:
- melembut.
- mengaku
kegagalan kegagalan dan mengaku dosa.
- dapat
percaya dan mempercayakan diri kepada Gembala Agung/kepada Suara
Gembala/pengajaran yang benar.
- pada
kebaikan dan kemurahan TUHAN, kita tidak ragu sedikit-pun dan juga
tidak mau dengan jalan yang lain sebab langkah-langkah hidupnya
hanyalah langkah kemurahan dan kebaikan TUHAN dan ini merupakan
langkan mujizat.
Itu
sebabnya kita jangan takut, sebab kehidupan yang tergembala, setiap
langkah hidupnya/setiap degup jantungnya merupakan mujizat =
kemurahan dan kebaikan TUHAN mengikuti setiap langkah/setiap degup
jantung kita.
Mazmur
136 : 1, 4,
1.
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
4.
Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Terj.lama:
1. Pujilah akan Tuhan, karena baiklah Ia, karena
kemurahan-Nya itu kekal selama-lamanya.
Kita
percaya pada kemurahan dan kebaikan TUHAN = kita hidup dalam Tangan
kemurahan dan kebaikan TUHAN. Setiap langkah/setiap denyut nadi kita,
TUHAN melakukan perkara besar/keajaiban besar/mujizat besar di dalam
hidup kita.
Saya
berbahagia dan beruntung saya tidak melakukan hal yang salah, sebab
kalau saya salah bertindak, maka saudara yang menjadi korban. Satu
waktu, kita akan diperhadapkan untuk memilih --> memilih
TUHAN/pengajaran yang benar atau memilih yang lain dan ini
pasti
saudara akan diperhadapkan. Dan seringkali kita lengah sebab kita
menganggap bahwa itu perkara yang kecil --> kita jangan lakukan
ini, tetapi kita harus tetap
- berpegang
dan jangan keluar dari Suara Gembala, jangan dengar pada suara
asing,
- berpegang
pada kebaikan dan kemurahan TUHAN, jangan mengandalkan kepandaian.
Saya mengatakan kepada siswa/i Lempin-El, kalau saudara tidak
memiliki gelar dlsbnya, ini sudah bagus dan tepat untuk merendahkan
diri, sebab kalau saudara memiliki pengalaman dlsbnya, maka akan
terasa berat sebab saudara harus menghampakan diri dan hanya
bergantung pada kemurahan dan kebaikan TUHAN sehingga mujizat akan
terjadi.
Mujizat
jasmani --> penyakit ayan disembuhkan = yang mustahil menjadi
tidak mustahil. Musa yang sudah divonis tidak boleh masuk ke Kanaan,
dapat masuk ke Kanaan karena kemurahan dan kebajikan TUHAN.
Apa
yang menjadi masalah saudara? Masa depan yang sudah hancur,
kegagalan-kegagalan dan air mata menjadi berhasil dan indah pada
waktunya.
Mujizat
rohani --> kita akan semakin diubahkan sampai satu waktu jika
YESUS datang, kita akan menjadi sempurna seperti Dia dan menjadi
Mempelai Wanita. Kita akan terangkat dan akan bersama dengan Dia
selama-lamanya.
Yudas
itu:
- seorang
rasul dan juga
- menjadi
bendahara/orang kepercayaan TUHAN dan yang menjadi gembala-nya
adalah TUHAN YESUS Sendiri,
- orang
Israel.
Tetapi
karena ia keras hati, ia harus keluar dari penggembalaan yang benar
dan ia binasa. Siapa kita sebagai bangsa kafir? Hanya melembut
apa-pun keadaan kita.
Mungkin
sekarang ini kita berada:
- di
lembah masalah, TUHAN akan selesaikan.
- di
lembah kegagalan/air mata, TUHAN akan menjadikan berhasil dan indah
pada waktunya dan
- kita
berada dalam kenajisan, kita akan diubahkan dan disucikan sampai
kita menjadi sempurna seperti TUHAN dan layak menyambut
kedatangan-Nya Yang kedua kali.
TUHAN
memberkati.1