Kita masih melanjutkan ibadah kita ini
dengan membaca di dalam ktb Keluaran 28 tentang pelayanan yang tidak
dapat dipisahkan dengan pakaian.
Keluaran
28 : 1, 2,
1.
"Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk
memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni
Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
2.
Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai
perhiasan kemuliaan.
Ay
1, Harun diangkat menjadi imam besar, sedangkan anak-anaknya diangkat
menjadi imam-imam --> memegang jabatan imam bagi TUHAN.
Imam
itu adalah:
- seorang
yang suci,
- seseorang
yang memiliki/memangku jabatan pelayanan yang diterima dari TUHAN,
- seorang
yang beribadah dan melayani TUHAN
Ay
2, jadi, pelayanan/tahbisan tidak dapat dipisahkan dengan pakaian
sehingga orang yang telanjang tidak boleh melayani TUHAN, justru jauh
terpisah dari TUHAN. Seperti waktu Adam dan Hawa telanjang, mereka
tidak dapat menyambut kedatangan TUHAN, justru mereka lari dan
bersembunyi Kita sudah mempelajari tentang pakaian kudus/pakaian imam
besar. Sekarang ini kita akan mempelajari tentang
pakaian
secara umum.
Pakaian
secara umum ini dibagi menjadi tiga bagian menurut jenisnya yaitu:
- pakaian
luar, pakaian luar ini = perkara - perkara yang di
luar yang dapat dilihat oleh mata yaitu perbuatan-perbuatan dan
perkataan-perkataan kita harus benar dan baik. Jika kita hendak
melayani, maka kita harus memiliki pakaian luar.
- pakaian
dalam, pakaian dalam ini = perkara-perkara rohani
yaitu dimulai dari kita memiliki:
- iman
dan perbuatan iman = kebenaran; jika kita tidak benar = telanjang.
- pengharapan
dan kesucian. Jadi, seorang pelayan TUHAN, hanya berharap sepenuh
kepada TUHAN dan jika berharap kepada manusia --> kita melayani
TUHAN tetapi memandang dan berharap kepada manusia = telanjang.
- kasih
dan perbuatan kasih --> tidak boleh ada kebencian; jika kita
melayani dengan kebencian apalagi kebencian tanpa alasan =
telanjang dan tidak dapat diperbaiki lagi.
- pakaian
perhiasan, pakaian perhiasan = pakaian kemuliaan =
mahkota.
Pakaian perhiasan = pakaian kemuliaan = mahkota
diberikan kepada ‘orang-orang yang menang sebagai tanda
penghormatan/penghargaan’.
Siapa
orang yang menang ini? Kita belajar dari YESUS dengan membaca di
dalam
Filipi 2 : 8 – 10,
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Ay
10, karena YESUS taat sehingga Ia mendapatkan Nama sehingga Ia menang
= musuh-musuh bertekuk lutut.
Yang
ada di langit --> setan/naga merah
Di
atas bumi --> nabi palsu/binatang buas
Di
bawah bumi --> antikrist/binatang buas yang keluar dari dalam laut
Jadi
siapa yang menang? Mereka adalah orang yang taat dengar-dengaran =
melakukan kehendak ALLAH/sesuai dengan pengajaran yang benar/sesuai
dengan alkitab. Ukuran dari sesuatu yang benar adalah
alkitab/pengajaran yang benar/kehendak Bapa, bukan manusia, bukan
banyak orang dan juga bukan dari berkat-berkat jasmani yang kalau
diberkati, maka orang itu benar --> bukan ini!! Jadi, kebenaran
itu ukurannya adalah alkitab/pengajaran yang benar/kehendak Bapa.
Hamba
TUHAN itu adalah orang yang melakukan kehendak Bapa = orang yang taat
dengar-dengaran = memiliki pakaian. Jika memiliki pakaian perhiasan,
pasti ada pakaian dalam dan juga ada pakaian luar. Jadi, kalau orang
itu taat, lengkaplah sudah pakaian itu.
Waktu
beberapa kali kita mempelajari tujuh bagian dari pakaian imam besar
yaitu baju efod, gamis baju efod dan pakaian putih berjala-jala.
Jadi, kalau ada pakaian putih berjala-jala, pasti ada gamis baju efod
dan juga pasti ada baju efod.
Matius
7 : 21 – 23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
Jadi
jelas! Ukuran keberhasilan pelayanan dari seorang imam/pelayan TUHAN
di Mata TUHAN, bukanlah karena pemakaian (bisa membangun gereja yang
besar, mengusir setan, mengerjakan banyak mujizat --> sekali-pun
ini baik ) tetapi karena melakukan kehendak TUHAN = taat
dengar-dengaran.
Kita
dapat melakukan mujizat tanpa ketaatan dan contohnya adalah Musa;
waktu bangsa Israel meminta minum sampai mereka hendak melempari Musa
dan TUHAN berfirman untuk berkata kepada bukit batu untuk
mengeluarkan air. Tetapi karena Musa sudah merasa jengkel menghadapi
jemaat yang keras hati, maka Musa memukul bukit batu itu; Musa tidak
taat, tetapi mujizat terjadi dengan keluarnya air yang banyak. Tetapi
arah dari Musa tidak lagi ke Kanaan, melainkan ke kuburan dan ini
tidak berarti apa-apa sekali-pun hebat tetapi arahnya tidak ke Kanaan
melainkan ke kuburan kalau tidak sesuai Firman.
Mungkin
membangun gereja yang besar dlsbnya, tetapi kalau tidak cocok dengan
Firman/dengan alkitab = tidak taat dengar-dengaran, bukan menuju ke
surga/Kanaan melainkan menuju ke kuburan/kebinasaan. Ini merupakan
hal yang sungguh-sungguh serius. Jadi, ukuran keberhasilan dari
seorang pelayan TUHAN/seorang imam bukanlah dari pemakaian secara
jasmani semisal dapat membangun gereja yang besar, mengadakan mujizat
dan juga diberkati secara jasmani, tetapi ukurannya adalah melakukan
kehendak ALLAH yaitu taat dengar-dengaran pada alkitab/pada Firman
pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
kita taat melakukan kehendak ALLAH, maka
pintu surga terbuka dan
kita duduk di atas Tahta TUHAN, ini merupakan kemenangan yang
terakhir. Jika saudara ingat di dalam ktb Wahyu ada tujuh sidang
jemaat dari bangsa kafir dan yang terakhir adalah sidang jemaat
Laodikia, keadaan mereka paling parah, sekali-pun secara jasmani,
mereka hebat (tidak kekurangan apa-apa sebab mereka kaya dllnya)
tetapi secara rohani, mereka paling parah sebab TUHAN mengatakan -->
‘kamu buta, miskin, telanjang, melarat sehingga Aku memuntahkan
engkau = hidupnya seperti muntah. Tetapi kalau kembali kepada alkitab
yaitu mau taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar,
maka pintu surga terbuka dan dapat duduk bersama TUHAN di Tahta-Nya
sekali-pun secara rohani keadaan mereka paling parah. Semoga kita
dapat mengerti.
Jika
tidak taat, tidak dengar-dengaran, tidak sesuai dengan pengajaran
yang benar/dengan alkitab, maka segala sesuatu yang kita lakukan
sekali-pun itu dianggap hebat (mengusir setan, mengadakan mujizat,
membangun gereja yang besar)
tidak dianggap/tidak diakui oleh
TUHAN, bahkan dianggap sebagai pembuat kejahatan, sehingga diusir
oleh TUHAN --> ‘enyahlah engkau pembuat kejahatan’.
Ini
merupakan hal yang sungguh-sungguh serius, sebab nanti TUHAN berkata:
‘Aku akan berterus terang’. Lebih baik sekarang ini TUHAN
berterus terang, sebab lewat pengajaran, kita jangan berharap akan
dipuji --> tidak ada yang dipuji!! Justru kita terus dikoreksi
sekali-pun kita sudah berbuat ini dan itu seperti berkorban dlsbnya,
tetapi masih terus kurang dan kurang. Inilah bedanya jika kita berada
di dalam pengajaran dan tidak.
Saya
teringat waktu dulu hendak sekolah alkitab dan hampir semua hamba
TUHAN yang bertemu dengan saya selalu mengatakan bahwa sekarang juga
saya harus masuk sekolah alkitab, tidak perlu menunggu sampai lulus
dan mencari sponsor dari luar negeri. Tetapi setelah berada di dalam
pengajaran, dengan gemetar saya datang ke bpk pdt Pong sambil membawa
map untuk diserahkan kepada beliau; saya sudah seperti bertaruh sebab
saya sudah tidak bekerja lagi, tidak memiliki sponsor dlsbnya. Tetapi
jawaban dari bpk Pong lain, beliau mengatakan kepada saya untuk
jangan berhenti dulu, tetap bekerja --> saya menjadi down sebab
nasihatnya lain, tidak ada pujian dllnya. Justru kita harus selalu
mawas diri, sebab masih ada banyak kekurangan-kekurangan kita yang
tidak sesuai dengan Firman TUHAN. Itu yang harus dicocokan sampai
benar-benar menjadi seperti YESUS yaitu taat sampai mati di kayu
salib; kita jangan cepat merasa puas dan juga jangan cepat merasa
putus asa. Seperti jemaat Laodikia secara rohani, mereka
hancur-hancuran tetapi kita jangan putus asa, tetapi taati itu dengan
kembali kepada Firman/kepada alkitab, maka kita akan menang bersama
dengan TUHAN.
Semakin
kita taat, maka semakin kita menang dan juga semakin terangkat dan
pintu menjadi semakin terbuka sampai di Tahta TUHAN itulah kemuliaan.
Tetapi kalau kita tidak taat, maka kita betul-betul tidak diakui oleh
TUHAN bahkan dianggap sebagai pembuat kejahatan yang akan diusir dari
hadapan TUHAN = pintu surga tertutup = kebinasaan untuk
selama-lamanya.
Mari!!
kalau kita taat, pintu surga akan terbuka, maka pintu-pintu di dunia
juga akan terbuka lebar bagi kita semua. Puji TUHAN. Semoga kita
dapat mengerti.
Syarat
dari pakaian sesuai umum adalah:
- harus
sesuai dengan fungsinya. Di taman Eden di mana pertama kali
istilah pakaian di sebutkan; waktu manusia belum berbuat dosa/mereka
telanjang, tetapi begitu mereka berbuat dosa, maka TUHAN menyembelih
binatang yang waktu itu tidak disebutkan nama dari binatang itu,
tetapi kulitnya diambil dan dibentuk pakaian untuk menutupi
ketelanjangan. Jadi, inilah syarat dari pakaian yang harus sesuai
fungsi yaitu untuk menutupi ketelanjangan/daging. Bukan untuk
mempertontonkan daging, apalagi kita ke gereja. Terserah jika ada
yang mengatakan kuno, tetapi pakaian yang sesuai fungsi adalah untuk
menutupi daging yang telanjang. Mari, sebagai pelayan TUHAN, di
mana-pun kita berada --> di pekerjaan, di gereja, di sekolah, di
mana-pun kita berada, jika kita memiliki pakaian, maka pakaian itu
untuk menutupi daging, terutama daging yang sering tidak
dengar-dengaran. Daging ini selalu ada suara --> jika kita mau
mentaati Firman, maka suara daging yang keluar --> jika taat,
nanti akan menjadi begini dan begitu. Inilah seringkali kita menjadi
telanjang.
- harus
bersih. Jangan memakai pakaian yang kumal dan kotor; tidak perlu
yang mahal, tetapi bersih. Saya baru saja menjadi hamba TUHAN, tidak
sempat membeli pakaian sebab harus membangun gereja sehingga pakaian
saya hanya beberapa potong dan dipakai untuk melayani dllnya, tidak
mengapa asal bersih. Bersih secara rohani = suci.
- harus
pantas. Jadi, seorang imam itu bukan hanya di gereja tetapi
dimana-pun kita berada, kita tetap sebagai imam.
Jadi
pakaian itu harus betul-betul dijaga yaitu:
- sesuai
fungsi --> menutupi ketelanjangan = jangan
membuka/mempertontonkan daging, terutama daging yang tidak taat dan
tidak dengar-dengaran harus ditutup sehingga menjadi taat
dengar-dengaran.
- harus
bersih/suci.
- harus
pantas = benar. Terutama di dalam rumah TUHAN dan juga di mana-pun
kita berada, pakaian kita harus pantas dan benar
Ulangan
22 : 5, "Seorang perempuan janganlah memakai
pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian
perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian
bagi TUHAN, Allahmu.
Inilah
pantas dan benar. Saya sebagai seorang imam laki-laki, harus
berpakaian laki-laki dan juga saya sebagai seorang imam perempuan,
maka harus berpakaian perempuan. Semoga kita dapat mengerti ini.
Mari!
bersungguh-sungguh supaya kita tidak kedapatan telanjang sebab
pelayanan dan tahbisan tidak dapat dipisahkan dari pakaian. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati di dalam cara kita berpakaian; kita
sudah mempelajari tujuh bagian dari imam besar, sekarang kita
mempelajari pakaian secara umum yang harus pantas dan benar. Dan ayat
di atas ini tetap berlaku sekali-pun ada yang mengatakan bahwa ini
dari kitab perjanjian lama, tetapi tidak ada ayat yang di dalam kitab
perjanjian baru yang memperbolehkan. Seperti dulu, di dalam kitab
perjanjian lama, tidak boleh makan binatang haram (babi dllnya),
tetapi di dalam kitab perjanjian baru, YESUS menggenapkan taurat dan
mengatakan ‘semua makanan halal’. Ini soal makanan, tetapi soal
pakaian sudah saya cari, tidak ada di dalam kitab perjanjian baru dan
ini berarti masih terus berlaku --> laki-laki tidak boleh memakai
pakaian perempuan dan perempuan tidak boleh memakai pakaian laki-laki
sebab itu merupakan suatu kekejian bagi TUHAN dan ini yang harus kita
jaga. Semoga kita dapat mengerti.
Kita
sudah mengenal syarat pakaian, dan juga menurut jenisnya, sekarang
tinggal memakai.
Penampilan dari hamba TUHAN/pelayan TUHAN/imam
yang rohani, ditinjau dari pakaiannya sbb:
- pakaian
luarnya harus benar, artinya, perbuatannya benar dan baik,
perkataanya juga benar dan baik sehingga menjadi berkat bagi orang
lain. Jadi seorang imam itu bukan menjadi beban, sidang jemaat
berada di dalam keadaan berbeban berat dll dan dengan adanya
pelayanan dari seorang imam/hamba TUHAN, maka beban itu menjadi
ringan. Jika penampilan luar dari seorang imam itu tidak benar dan
tidak baik, akan menjadi beban bagi sidang jemaat. Itu sebabnya kita
harus menjaga dengan betul-betul, sebab sidang jemaat itu tidak akan
merasa kuat, mereka datang ke gereja bukannya beban menjadi lepas
dan ini dimulai dari saya sebagai seorang gembala, paduan suara,
pemain musik jika tidak memiliki pakaian luar yang benar, maka
semuanya menjadi beban dan ditanggung oleh sidang jemaat. Sidang
jemaat datang ke gereja, tetapi di gereja mereka dibebani lagi oleh
hamba TUHAN, oleh paduan suara yang memiliki pakaian luar yang tidak
benar, mereka tidak akan kuat sehingga lari. Tetapi kalau mulai dari
seorang gembala dan juga pelayan-pelayan TUHAN benar-benar memiliki
pakaian luar yang benar sehingga menjadi berkat bagi orang lain =
meringankan beban orang lain sehingga orang yang letih lesu dan
berbeban berat akan datang sebab mereka membutuhkan TUHAN lewat
pelayanan dari seorang imam yang memiliki pakaian luar yang benar.
Inilah saudaraku! Tidak sembarangan melayani, oleh sebab itu ada
penataran. Di dunia ini saja, kita ditatar, apalagi kerajaan surga,
harus betul-betul serius sebab ditatar berarti kita ditingkatkan.
Itu sebabnya kita jangan menjadi beban dan menambah beban, tetapi
kita menjadi berkat dan meringankan beban dari sidang jemaat
sehingga banyak orang yang berbeban berat dan letih lesu akan datang
sebab pulang dari beribadah, mereka sudah merasa ringan karena
mereka bertemu dengan Imam Besar lewat pelayanan imam-imam yang
menjadi berkat sehingga mereka selalu merindukan untuk datang ke
rumah TUHAN. Ini semua tergantung kepada kita dan di mulai dari saya
sebagai seorang gembala. Semoga kita dapat mengerti.
- pakaian
dalamnya suci, artinya
- iman-nya
tidak goyah dan bimbang saat menghadapi pencobaan, masalah-masalah,
tidak berharap kepada orang lain tetapi berharap kepada TUHAN saja.
Maafkan! Sebab pelajaran yang kami terima, seorang hamba TUHAN
sepenuh (full-timer) semacam saya tidak boleh berhutang dan juga
tidak boleh meminta, apalagi sampai mencuri, tetapi hanya berharap
sepenuh kepada TUHAN. Saya pernah mendengarkan kesaksian -->
satu saat bpk.pdt In Juwono membutuhkan susu bagi anaknya (tidak
tahu anak yang keberapa), kemudian oma Naomi menjual botol-botol
bekas (biasanya botol-botol itu diberikan). Oom Juwono menjadi
marah sebab itu berarti sudah tidak memiliki iman = sudah
telanjang. Begitulah seharusnya seorang hamba TUHAN yaitu harus
memiliki pakaian dalam yang suci/iman tidak boleh goyah di
saat-saat menghadapi pencobaan-pencobaan dan masalah yang mustahil,
tidak berharap kepada yang lain, tetapi tetap berharap kepada
TUHAN. Uang di dapat, susu dapat dibeli tetapi iman hilang dan
menjadi telanjang = tidak memiliki pakaian. Sampai sejauh itu
pengajaran ini yaitu praktis dan praktek.
- iman
tidak goyah di saat menghadapi ajaran-ajaran lain/ajaran-ajaran
palsu. Mari, sungguh-sungguh, sebab sekarang ini ada banyak
macam-macam pengajaran/ragi. Itu sebabnya kita tidak boleh goyah
tetapi tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan harus
menghindari dan menolak dengan tegas pengajaran yang palsu. Begitu
kita bimbang pada pengajaran yang benar dan yang sudah menjadi
pengalaman hidup kita, tetapi kita melepaskannya = kita menjadi
telanjang. Perhatikan lulusan Lempin-El dan juga bagi siswa/i yang
mendengarkan di Malang saat ini, saya selalu mengatakan dan memberi
contoh --> tujuh sampai sembilan bulan kami hanya mendengarkan
Firman, tetapi makanan selalu ada. Belum pernah dulu saya di jalan
Johor ada pengumuman bahwa hari ini kita tidak dapat makan -->
belum pernah!!. Oom Pong sampai dengan angkatan ke 26, setelah itu
dilanjutkan di Malang mulai angkatan 27 dan sampai hari ini
angkatan ke 35, tetapi tidak pernah mereka dilarang untuk makan
sebab tidak ada beras. Demikian juga dengan kolekte-kolekte, tidak
pernah saya arahkan untuk membeli beras bagi Lempin-El dan juga
tidak pernah saya mengarahkan sidang jemaat mengumpulkan uang untuk
membeli beras. Tetapi semua ini untuk membuktikan kekuatan dari
pengajaran yang benar; bagi lulusan Lempin-El, pegang pengajaran
ini, sekali-pun ditawarkan dengan yang lebih hebat. Saya tidak mau
sebab sudah menjadi pengalaman hidup = tetap memiliki pakaian dalam
yang suci, kalau dilepas/melepaskan pengajaran yang benar =
telanjang. Semoga kita dapat mengerti ini.
Inilah
penampilan dari seorang hamba TUHAN yang rohani, dilihat dari
pakaiannya yaitu:
- pakaian
luarnya benar --> perkataan dan perbuatannya benar sehingga
meringankan beban dan menjadi berkat bagi orang lain,
- pakaian
dalam yang suci --> memiliki iman yang tidak goyah.
- pakaian
perhiasan/pakaian kemuliaan/mahkota yaitu,
- rendah
hati dan taat seperti YESUS.
- jujur
dan dapat dipercaya. Semoga kita dapat mengerti.
Apa-pun
yang TUHAN percayakan kepada kita, kita harus jujur dan dapat
dipercaya = mahkota = kemenangan dan ini dimulai dari jabatan
pelayanan, kita jujur dan dapat dipercaya oleh TUHAN sehingga kita
dipakai oleh TUHAN. Mungkin kita diberi berkat oleh TUHAN berupa
berkat-berkat secara jasmani dan ini tidak mustahil TUHAN berikan
kepada kami para hamba-hamba TUHAN dan juga kepada pelayan-pelayan
TUHAN, jika kita jujur, maka berkat itu akan terus mengalir. Setiap
kali saya mendoakan persembahan khusus dan juga persembahan
persepuluhan, selalu diakhir doa, saya berdoa supaya TUHAN memberikan
hikmat dan pertolongan sehingga tidak salah menggunakannya. Jika
saudara salah menggunakannya, maka TUHAN-lah yang menghentikan berkat
itu; demikian juga jika saudara diberkati oleh TUHAN, tetapi saudara
tidak jujur dan dapat dipercaya, maka berkat itu akan berhenti. Untuk
apa orang yang tidak dapat dipercaya, diberi berkat lagi? Rendah
hati, taat dan dapat dipercaya/jujur harus dipertahankan sehingga
berkat itu akan terus mengalir. Inilah pakaian
perhiasan/kemenangan/mahkota. Semoga kita dapat mengerti.
Jika,
hamba TUHAN dan pelayan TUHAN sudah dapat menampilkan tiga macam
pakaian yang disebut di atas dalam hidupnya maka dapat:
- menjadi
teladan,
- ditahbiskan/dipakai
oleh TUHAN dan tidak ada seorang manusia-pun yang dapat menghalangi.
Berbeda jika diangkat-angkat oleh manusia, sebab dapat jatuh.
- diberkati
oleh TUHAN.
Ini
semuanya = memakai jubah berwarna-warni seperti Yusuf = memiliki
karunia-karunia Roh.Kudus dan jabatan pelayanan sehingga dipakai oleh
TUHAN di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna/kegerakan Roh.Kudus hujan akhir.
Masih
ada banyak jiwa-jiwa yang berada di luar TUHAN dan ini merupakan
kegerakan dari penginjilan untuk membawa mereka menjadi
percaya/selamat; tetapi tugas kita adalah membawa orang-orang yang
sudah selamat untuk masuk ke dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus/kegerakan dari Firman pengajaran yang benar/kegerakan hujan
akhir.
Mari,
kita mempertahankan tiga macam pakaian ini sehingga kita dapat
dipakai
di
dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus/kegerakan Firman pengajaran
dan jika kita sudah menerima Firman pengajaran, kita jangan
meninggalkan/keluar dari pengajaran, mengapa? Sebab kalau kita
meninggalkan/keluar, maka nanti pada saat kegerakan hujan akhir yang
juga merupakan kegerakan pengajaran, kita bertemu lagi dengan Firman
pengajaran dan kalau mulai sekarang kita sudah anti/menolak Firman
pengajaran, maka kita-lah yang akan paling menolak --> yang
terdahulu menjadi yang terkemudian dan yang terkemudian menjadi yang
terdahulu.
Sementara
orang yang baru mendengar, sekali-pun berada jarak jauh, dia akan
mencari dengan sungguh-sungguh --> yang terdahulu, menjadi yang
terkemudian . Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh
mempertahankan:
- pakaian
luar --> perkataan dan perbuatan kita benar,
- pakaian
dalam --> iman dan juga termasuk pengajaran yang benar, harus
kita pertahankan supaya tidak telanjang. Kalau sekarang kita menolak
pengajaran yang benar, jika nanti kegerakan hujan akhir/kegerakan
pengajaran yang benar, kita-lah yang pertama-tama paling/lebih
menolak --> yang terdahulu menjadi yang terkemudian dan yang
terkemudian menjadi yang terdahulu. Semoga kita dapat mengerti.
Kita
sudah dipakai di dalam pembangunan Tubuh Kristus dan juga sudah
memakai jubah berwarna-warni seperti milik Yusuf, belumlah cukup,
sebab masih ada satu langkah lagi yaitu harus dicelup di dalam
darah/harus mengalami percikan darah. Inilah melayani TUHAN, jadi
tidak segampang berbicara --> yang penting kita melayani -->
jangan! Sebab tiba-tiba dapat menjadi telanjang sehingga ditolak oleh
TUHAN.
Itu
sebabnya kita harus sungguh-sungguh serius dengan mempertahankan
pakaian --> penampilan dari seorang hamba TUHAN dengan tiga macam
pakaian dan juga sesuai dengan syarat –syaratnya juga harus
dipertahankan. Dari duabelas bersaudara, hanya Yusuf yang memiliki
jubah berwarna-warni.
Kejadian
37 : 31, Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan
menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam
darahnya.
Jubah
berwarna-warni seperti milik Yusuf dan sekarang menjadi milik kita,
harus dicelup di dalam darah. Sebab apa? jika jubah
dicelup dalam darah, maka setan tidak dapat menjamah jubah itu sebab
setan sangat takut dengan Darah YESUS.
Jubah
harus dicelup dalam darah/harus sengsara, sebab ada maksud yang baik
yaitu setan tidak dapat menjamah lagi --> dicelup dalam Darah
YESUS/Darah Anak Domba ALLAH, maka setan tidak dapat menjamah/tidak
dapat menelanjangi kita. Semoga kita dapat mengerti.
Memang
melayani TUHAN/memiliki jubah warna warni/melayani pembangunan Tubuh
Kristus, harus mengalami sengsara daging bersama TUHAN, supaya setan
tidak dapat menjamah/tidak dapat menelanjangi kita lagi. Itu sebabnya
kita jangan enak-enakan, sekarang ini kami sebagai gembala, mau
enak-enakan dengan menyerahkan pelayanan berkhotbah kepada orang lain
saja, ini berbahaya. Demikan juga dengan saudara, karena tubuh capek,
tidak beribadah =
tidak
mau sengsara, sebab justru saat-saat sengsara itu kita sudah dicelup
dalam
darah
sehingga setan tidak dapat menjamah; jangan memilih yang enak bagi
daging, sebab kalau kita memilih pelayanan yang enak bagi daging,
maka setan akan menjamah dan menelanjangi kita.
1
Petrus 2 : 19, Sebab adalah kasih karunia, jika
seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung.
Karena
kehendak ALLAH menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung =
jubah dicelup di dalam darah = percikan darah = salib = kasih karunia
TUHAN = kemurahan TUHAN bagi kita semua.
Ada
banyak bentuk-bentuk dari jubah yang dicelup di dalam darah seperti
dari:
- kami
menjadi hamba-hamba TUHAN, kadang-kadang diijinkan tidak makan dan
juga tidak minum,
- harus
berjalan kaki dllnya.
Inilah
salib, tetapi di situ justru jubah kita aman karena tidak dapat
dijamah dan ditelanjangi oleh setan di saat-saat kita berada di dalam
salib/sengsara daging karena kehendak TUHAN/karena melayani TUHAN
(bukan karena dosa) dan ini merupakan kasih karunia/kemurahan TUHAN
kepada kita. Semoga kita dapat mengerti ini.
Mari,
kita sungguh-sungguh di hari-hari ini sebab TUHAN melihat pakaian
kita, TUHAN tidak melihat keberhasilan kita, tidak melihat gedung
gereja dllnya, tetapi TUHAN melihat pakaian kita. Semoga kita
mengerti.
Kegunaan
dari kasih karunia:
- kita
belajar dari Yusuf --> Kejadian 39 : 21 – 23,
21.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
22.
Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara
itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ,
dialah yang mengurusnya.
23. Dan kepala
penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf,
karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN
berhasil.
Kegunaan dari kasih karunia, nomor satu untuk
menghadapi penjara = menghadapi keterbatasan.
Mungkin dihari-hari ini kita serba terbatas, dan memang TUHAN
memilih pelayan-pelayan TUHAN dan hamba-hamba TUHAN yang terbatas;
itu sebabnya salah sekali jika kita sesudah menjadi seorang hamba
TUHAN hendak meraih ini, meraih itu supaya terlihat hebat -->
salah!!. TUHAN memilih kita sebab TUHAN sudah mengetahui
keterbatasan kita, dan maksud dari TUHAN jika memilih kita yang
serba terbatas ini, supaya kita hanya bergantung pada kemurahan
TUHAN. Saya baru sadar tentang hal ini, sebab saya juga memiliki
keterbatasan di bidang bahasa, dulu saya terbatas di bidang musik
--> saya sudah belajar bermain gitar, tetap tidak bisa sampai
jari-jari tangan ini sakit semuanya. Jadi kalau menyanyi saya
tergantung pada kemurahan TUHAN, sehingga sekarang kalau menyanyi
sudah lumayan --> tidak terlalu sumbang.
1 Korintus
1 : 26 – 29,
26. Ingat saja,
saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil:
menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak
orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
27.
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat,
28. dan
apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa
yang berarti,
29. supaya jangan ada seorang
manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Ay 26,
tidak banyak orang bijak di dunia ini, mungkin tidak memiliki ijazah
dllnya, tetapi setelah menjadi hamba TUHAN mau mencari ijazah -->
salah!! Sebab TUHAN sudah memilih dalam keadaan seperti itu.
Ay
29, ini merupakan rumus dari TUHAN --> saya dan saudara dipilih
dari orang yang terbatas seperti Yusuf yang berada di dalam
penjara/liang tutupan dan jangan-jangan ukurannya hanya satu meter
kali satu meter. Jadi, kita dipanggil untuk melayani TUHAN dalam
segala keterbatasan kita supaya kita tidak bermegah/tidak memegahkan
sesuatu yang ada di dunia ini, tetapi hanya semata- mata bergantung
pada kasih karunia dan kemurahan TUHAN.
Kita sudah banyak
mendengarkan kesaksian dari alm.bpk.pdt Pong --> seandainya saya
memiliki ilmu yang tinggi, maka murid saya tidak ada yang bergelar
doktor, tetapi karena saya tidak memiliki ilmu yang tinggi, tetapi
hanyalah pembukaan Firman yang merupakan karunia dari TUHAN, maka
murid saya ada yang bergelar doktor theologia. Ini merupakan
kesaksian yang benar.
Jadi, mari saudaraku, dengan serba
terbatas ini, kita jangan berputus asa sebab memang itu yang TUHAN
pilih dan terbatas dalam hal apa saja, misalnya:
- ada
yang terbatas ijazahnya,
- ada
yang terbatas modalnya.
Semuanya
terbatas, supaya maksud TUHAN untuk memilih dari yang terbatas ini
supaya kita tidak memegahkan sesuatu dari dunia ini, tetapi pelayan
TUHAN dan hamba TUHAN hanya bergantung dari belas kasihan
TUHAN/kemurahan TUHAN/kasih karunia TUHAN dan jika kita menerima
kemurahan TUHAN/belas kasihan TUHAN, maka itu yang membuat kita
menjadi berhasil pada waktunya. Semuanya itu bukan dari kemampuan
kita dan juga dari kehebatan kita; bagi yang tidak memiliki
kemampuan, jangan berputus asa, sedangkan yang memiliki kemampuan
jangan bermegah, tetapi untuk semuanya itu, kita hanya bergantung
pada kemurahan TUHAN yang membuat kita menjadi berhasil pada
waktunya. Inilah salib yaitu keterbatasan kita.
- Keluaran
14 : 16, Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan
ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang
Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat
kering.
Tongkat = salib. Bangsa Israel tidak dapat
berjalan ke depan sebab ada laut, ke belakang ada musuh, ke kiri dan
ke kanan juga tidak bisa; dalam keadaan terjepit sehingga tidak
dapat berbuat apa-apa, maka yang harus dilakukan hanyalah mengangkat
tongkat. Tongkat/salib TUHAN menyelesaikan masalah/laut terbuka
sehingga bangsa Israel ada sampai sekarang; sebab kalau laut tidak
terbuka, tidak ada masa depan bagi mereka sebab semuanya sudah mati.
Jadi kegunaan dari kasih karunia yang kedua ini adalah untuk
menghadapi keadaan yang terjepit dan yang sudah mustahil.
Seringkali kita diperhadapkan --> ke depan, ke belakang,
kekiri dan kanan tidak dapat. Mengapa ini dapat terjadi, sebab saya
sudah melayani TUHAN, tetapi mengapa saya harus mengalami hal
seperti ini? Kita harus memandang dan mengingat salib sebab di salib
ini terletak kekuatan = kita bergantung pada kemurahan TUHAN.
Kemurahan TUHAN/kasih karunia TUHAN sanggup mengatasi/menyelesaikan
segala halangan-halangan/masalah-masalah yang sudah mustahil bagi
kita.
Di bagian atas, dikatakan ‘sanggup membuat berhasil’
dan istilah berhasil adalah:
- dipelihara
dan semuanya ada = berhasil pada waktunya,
- sanggup
menyelesaikan masalah sampai pada masalah yang sudah mustahil tepat
pada waktunya. Kita tinggal menunggu waktu TUHAN/hanya berharap
pada salib TUHAN sebab TUHAN Yang bekerja; kita tidak berdaya, mau
berjalan ke depan ada laut --> bagaimana mau berenang sebab
laut-nya luas, ke belakang juga tidak bisa sebab ada musuh dengan
kereta kuda dan juga dengan senjata perang dan juga kiri kanan juga
tidak bisa. Hanya TUHAN/kemurahan TUHAN Yang bekerja, kita tinggal
menunggu dan saya memberi istilah ‘tepat pada waktunya’. Memang
kita dipanggil oleh TUHAN dalam keterbatasan kita supaya kita hanya
bergantung pada TUHAN. Jangan kita sesali, sebab di dalam
keterbatasan kita, kita hanya bergantung pada kemurahan TUHAN dan
Ia Yang membuat semuanya menjadi berhasil.
Kegunaan
dari kemurahan TUHAN/belas kasih TUHAN Yang berasal dari salib:
Wahyu
7 : 13, Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata
kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari
manakah mereka datang?"
Mengapa
jubah harus dicelup di dalam darah? Inilah kemurahan TUHAN Yang
membuat:
- jubah
kita menjadi putih berkilau-kilauan,
- menyucikan/percikan
darah dan mengubahkan kita sedikit demi sedikit sampai kita menjadi
sama mulia dengan YESUS = memakai pakaian putih yang
berkilau-kilauan/pakaian Mempelai dan siap terangkat (Wahyu 19,
berbahagialah yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba) di
awan-awan yang permai bertemu YESUS. Sesudah itu kita masuk ke dalam
kerajaan seribu tahun damai/firdaus yang akan datang (Wahyu 20),
sesudah itu masuk ke dalam Yerusalem Baru dan bersanding di Tahta
TUHAN = kemenangan terakhir = kemuliaan terakhir. Ini semua hanya
karena kemurahan, bukan karena yang lain.
Keadaan
kita yang terbatas --> ok! Tetapi kemurahan TUHAN tidak terbatas.
Terjepit/keadaan
yang mustahil --> ok! Tetapi kasih dan kemurahan TUHAN melebihi
dari segala sesuatu/tidak ada yang mustahil bagi kemurahan TUHAN.
Semua indah pada waktunya.
Jubah
dicelup dalam darah --> kemurahan TUHAN menyucikan dan mengubahkan
sampai menjadi putih berkilau-kilauan dan ini yang paling indah. Kita
terangkat diawan-awan bertemu dengan YESUS dan ini yang paling indah.
Sesudah itu kita masuk ke firdaus dan sesudah itu masuk Yerusalem
Baru/kerajaan surga, duduk bersanding di Tahta TUHAN untuk
selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.
Mari!
perhatikan pakaian kita dengan praktek yang praktis sehari-hari
dengan syarat/fungsinya adalah:
- menutupi
daging,
- yang
pantas dan benar.
Mengikuti
syarat dan penampilannya yaitu:
- pakaian
luar = kebenaran,
- pakaian
dalam = suci,
- pakaian
perhiasan = jujur.
Jika
ketiga pakaian ini ada, maka TUHAN akan memberikan jubah yang
berwarna-warni dan TUHAN akan memakai kita dalam kegerakan hujan
akhir/kegerakan pembangunan Tubuh Kristus/kegerakan pengajaran yang
benar. Tetapi kita jangan kaget, sebab sekali-pun kita sudah dipakai,
maka sudah enak --> tidak!! masih harus dicelup di dalam
darah/harus percikan darah supaya kita hanya bergantung pada
kemurahan TUHAN.
Sekali-pun
kita berada di dalam:
- keterbatasan,
kita hanya memandang ke atas,
- keadaan
terjepit dan mustahil, tetap memandang ke atas,
- mungkin
jubah kita kotor, siapa yang tidak dapat menjadi kotor. Daud kotor
karena ia berzinah, tetapi jubah masih dapat dicelup/disucikan dan
diubahkan. Kekotoran dan kejatuhan apa-pun, masih dapat disucikan
dan diubahkan sampai menjadi putih berkilau-kilau menjadi seperti
YESUS.
TUHAN
memberkati kita sekalian.1