Kita masih membahas Firman TUHAN yang
terdapat di dalam ktb Keluaran 28, seorang imam/pelayan TUHAN tidak
dapat dipisahkan dari pakaian = tahbisan tidak dapat dipisahkan dari
pakaian.
Ada
tujuh bagian dari pakaian pelayanan/pakaian imam-imam yaitu:
- Baju
efod
- Sabuk
- Tutup
dada
- Gamis
baju efod
- Kemeja
beragi (kemeja yang berlubang-lubang/memiliki mata)
- Serban
- Patam
(seperti topi pramuka yang diberi logo kelapa)
Tujuh
pakaian imam-imam ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
klik untuk lihat gambar
Kita
sudah mempelajari tentang kemeja beragi dan juga patam, sekarang kita
akan mempelajari tentang
serban. Serban = topi.
Keluaran
28 : 37, Haruslah patam itu engkau beri bertali
ungu tua, dan haruslah itu dilekatkan pada serban, di sebelah depan
serban itu.
Serban
ini menudungi/menutupi kepala/rambut, arti rohaninya sekarang untuk
kita adalah
tanda penundukan dari seorang hamba TUHAN yang
dinyatakan di dalam *doa penyembahan serta penyerahan
hidup dalam melayani TUHAN. Penyerahan hidup = terserah TUHAN.
1
Korintus 11 : 6, 15,
6.
Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia
juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah
penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia
menudungi kepalanya.
15.
tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut
panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi
penudung.
Jadi,
serban untuk menudungi kepala, rambut juga sebagai penudung. Jadi,
tidak diperlukan kerudung untuk menutupi kepala, sebab jika seorang
perempuan memiliki rambut yang panjang, itu berarti secara otomatis
ia sudah memakai penudung. Serban dan rambut sebagai penudung,
artinya
penundukan. Jika tidak ada penundukan/tidak memakai
penudung, maka rambutnya haruslah dicukur =
begitu
tidak tunduk, maka harus dicukur, tidak tunduk, harus dicukur.
Jadi,
jika seorang hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang tidak tunduk = rambut
dicukur, jika terus menerus tidak ada penundukan, maka akan terus
menerus dicukur sampai akhirnya menjadi gundul; kalau gundul akan
menjadi seperti bola, artinya
menjadi bola permainan dari hawa
nafsu daging dan juga bola permainan dari setan.
Ini
juga terkait dengan perempuan/seorang istri dan kalau istri tidak
tunduk, maka rambutnya juga dicukur sampai menjadi gundul bagaikan
bola, artinya
menjadi bola permainan dari suami dan juga dari
setan. Tetapi kalau istri itu tunduk, maka ia mendapatkan
perlindungan secara dobel yaitu
perlindungan dari suami dan juga
dari TUHAN. Itu sebabnya kita belajar untuk tunduk sebab ini
merupakan serban/penudung.
1
Korintus 11 : 15, 16,
15.
tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia
berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk
menjadi penudung.
16.
Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat
Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.
Ciri
khas dari hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang tidak tunduk/tidak
dengar-dengaran adalah
suka membantah/berbantah-bantah. Firman
TUHAN dibantah, ayat-ayat juga dibantah. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati,
sebab roh tidak tunduk/suka berbantah-bantah muncul
saat ada tantangan/kesulitan-kesulitan, tetapi juga dapat muncul saat
diberkati oleh TUHAN.
Contohnya:
adalah Saul -->
1 Samuel 13 : 6 – 13,
6.
Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab
rakyat memang terdesak -- maka larilah rakyat bersembunyi di gua,
keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
7.
malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju
tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat
mengikutinya dengan gemetar.
8.
Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel.
Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu
berserak-serak meninggalkan dia.
9.
Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan
korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
10.
Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah
Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam
kepadanya.
11.
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab
Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan
aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal
orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
12.
maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan
menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan
TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban
bakaran."
13.
Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak
mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu;
sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk
selama-lamanya.
Jadi,
inilah, di saat kesulitan/terdesak/terjepit, kita harus berhati-hati,
sebab setan menyerang
pikiran -->
maka pikirku
= logika.
Samuel
belum datang, Rakyat sudah meninggalkan dia, Musuh datang= secara
pikiran, maka tindakan Saul itu sudah benar.
Itu
sebabnya Saul segera mempersembahkan korban, seharusnya Samuel yang
harus mempersembahkan korban dan ini merupakan perintah dari TUHAN,
tetapi Saul mengambil alih. Secara pikiran manusia/pikiran daging
mungkin ini sudah benar, tetapi berbahaya, sebab di saat terjepit/di
saat berada di dalam kesulitan, setan menyerang pikiran dari
hamba-hamba TUHAN dan pelayan-pelayan TUHAN sehingga menjadi pikiran
daging yang tidak tunduk, tidak taat dengar-dengaran = tidak menyerah
sepenuh kepada TUHAN.
Tadi,
penundukan itu selain doa penyembahan, tetapi juga berarti
**penyerahan sepenuh kepada TUHAN. Di dalam melayani
TUHAN, kita harus menyerah sepenuh kepada TUHAN --> terserah
TUHAN.
Tetapi Saul tidak menyerah sepenuh kepada TUHAN, sebab
TUHAN memerintahkan agar Saul menunggu kedatangan dari Samuel; disaat
Saul melihat bahwa musuh sudah datang dan rakyat sudah mulai
meninggalkan dia, maka Saul berpikir bahwa ia akan hancur sehingga ia
tidak menyerah sepenuh kepada TUHAN, tetapi menyerah kepada
pikiran/suara daging.
Seringkali
kita lebih percaya kepada pikiran/suara daging/suara asing daripada
Suara TUHAN = tindakan yang bodoh dan nekad. Di saat-saat terjepit,
seringkali kita mengambil jalan sendiri di luar Firman. Akibat dari
tindakan yang bodoh dan nekad, Saul kehilangan kerajaan = tidak dapat
masuk ke dalam kerajaan seribu tahun damai sebab ia gugur di tengah
jalan.
Sebagai
imam-imam, di saat YESUS datang, maka mereka akan masuk menjadi
imam-imam dan raja-raja di dalam kerajaan seribu tahun damai sampai
ke dalam kerajaan surga yang kekal/Yerusalem Baru --> tetap
menjadi imam dan raja selama-lamanya.
Arti
dari kehilangan kerajaan adalah tidak dapat masuk dalam kerajaan
seribu tahun damai/firdaus yang akan datang/tidak dapat masuk ke
dalam kerajaan surga, binasa untuk selama-lamanya = tidak memiliki
tudung/serban karena mengikuti pikiran dan suara daging. Ini terjadi
di saat terdesak/terjepit. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi
juga dapat terjadi di saat kita diberkati -->
1 Samuel 15 :
13 – 16,
13.
Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya:
"Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan
firman TUHAN."
14.
Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba,
yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"
15.
Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab
rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dengan maksud untuk mempersembahkan korban
kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."
16.
Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan
memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi
malam." Kata Saul kepadanya: "Katakanlah."
Dengan
maksud = maksud hati.
Saul
menang ketika melawan bangsa Amalek dan TUHAN memerintahkan agar
semuanya harus ditumpas --> manusia, hewan-hewan. Tetapi Saul
tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh TUHAN. Itu sebabnya di
saat kita menang/di saat kita diberkati, maka kita harus
berhati-hati.
Jadi,
di saat hamba TUHAN dan pelayan TUHAN diberkati, maka setan menyerang
‘
hati/perasaan’. Kalau lembu-lembu yang bagus/gemuk-gemuk
semuanya ditumpas, nanti kalau mau beribadah kepada TUHAN, harus
membeli lagi, jadi lebih baik yang bagus-bagus/gemuk-gemuk tidak
ditumpas tetapi dipersembahkan kepada TUHAN. Tetapi tidak sesuai
dengan Firman TUHAN, sebab TUHAN memerintahkan untuk menumpas
semuanya.
Saat
diberkati, maka setan menyerang hati dari hamba TUHAN dan pelayan
TUHAN sehingga menjadi:
- hati
yang keras --> tidak taat, tidak dengar-dengaran = tidak tunduk.
- hati
yang tidak menyerah sepenuh kepada TUHAN, tetapi menyerah kepada
suara daging/suara binatang = tidak mempunyai perasaan.
Akibatnya,
Saul kehilangan kerajaannya, artinya untuk sekarang adalah hamba
TUHAN:
- tidak
boleh masuk kerajaan seribu tahun damai.
- tidak
boleh masuk kerajaan surga yang kekal = binasa untuk selama-lamanya.
Jadi,
sangatlah penting serban ini. Kemarin kita membahas tentang patam
yaitu kesucian dalam Nama YESUS --> dahi dicap dengan Nama YESUS,
supaya tidak dicap oleh antikrist dengan angka 6.6.6. Sekarang ini
kita membahas tentang serban =
- penundukan
dan ini penting, sebab seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN harus
betul-betul tunduk dan juga seorang istri, harus betul-betul tunduk
di dalam rumah tangga.
Di saat-saat terjepit, kita tetap harus
tunduk dengan menjaga pikiran supaya jangan disesatkan oleh setan
seperti Saul yang berkata --> pikir-ku begini dan begitu. Tetapi
di saat-saat diberkati, kita harus menjaga hati/perasaan -->
jangan menjadi sombong dan bangga, sebab ini seperti suara binatang
sehingga menjadi tidak taat dengar-dengaran karena mendengar suara
daging. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita/hamba TUHAN
dan pelayan TUHAN yang tunduk --> ini dikaitkan dengan doa yaitu
menjadi rumah doa --> 1 Korintus 11 : 5,
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan
kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama
dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Kalau berdoa
dengan tidak bertudung, maka itu berarti menghina kepala-nya =
perempuan yang dicukur rambutnya sehingga doanya tidak diterima.
Tetapi kalau memakai tudung/penundukan, maka doanya diterima oleh
TUHAN. Jadi hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang tunduk/taat
dengar-dengaran, maka doanya naik ke hadirat TUHAN sehingga menjadi
rumah doa = ibadah dan pelayanannya memuncak sampai pada penyembahan
yang benar = TUHAN selalu menjawab doanya. Inilah syukur kepada
TUHAN.
Mari, malam ini ada tahbisan imam-imam --> kita
ditahbiskan menjadi imam-imam/pelayan TUHAN dan bagi yang sudah
melayani --> mari, memakai serban/ harus tunduk taat
dengar-dengaran, maka doa naik ke hadirat TUHAN = doa dan ibadah
pelayanan kita meningkat/memuncak sampai dapat menyembah TUHAN
dengan benar dan menjadi rumah doa TUHAN sehingga semua doa kita
dijawab oleh TUHAN dan hidup kita menjadi indah.
Tetapi jika
kita tidak tunduk/tanpa Firman, maka ibadah dan doa menjadi kekejian
--> Amsal 28 : 9, Siapa memalingkan
telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah
kekejian.
Ibadah dan doa menjadi kekejian = menjadi
sarang penyamun yang akan dibinasakan oleh TUHAN. Tetapi kalau
tunduk, akan menjadi rumah doa TUHAN --> ibadah pelayanan akan
meningkat/memuncak sampai pada penyembahan yang benar dan doa-doa
akan dijawab oleh TUHAN dan hidup menjadi betul-betul indah.
Serban
ini, juga menjadi
- perhiasan
bagi seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN --> 1 Petrus 3 : 4 –
6,
4. tetapi perhiasanmu ialah
manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa
yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat
berharga di mata Allah.
5. Sebab demikianlah
caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu
perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka
tunduk kepada suaminya,
6. sama seperti Sara
taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah
anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Jadi,
perhiasan rohani/serban dari hamba TUHAN yaitu:
- lemah
lembut = kemampuan untuk dapat menerima Firman ALLAH sekeras dan
setajam apa-pun itulah Firman pengajaran yang benar. Ini berarti
kita mulai dihiasi sehingga penampilannya menjadi lain/sudah
berbeda. Saya sebagai gembala 20 tahun, mau orang tua, orang muda
mau-pun anak kecil, kalau sudah dapat menerima Firman pengajaran
sekeras dan setajam apa-pun, penampilannya menjadi berbeda, lebih
baik, lebih bagus dan lebih indah. Inilah kenyataan sebab kita
dihiasi.
- tenteram/pendiam
= banyak berdiam diri. Kalau sudah dapat menerima Firman, maka kita
akan banyak berdiam diri = memeriksa diri sendiri lewat ketajaman
pedang Firman ALLAH dan jika ditemukan dosa, maka kehidupan itu
dapat mengaku dosa dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Selama masih ada dosa, maka kita tidak dapat tenteram, orang itu
akan selalu gelisah dlsbnya sehingga penampilannya tidaklah bagus.
- tunduk/penurut/taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi seperti Sarah yang
tunduk kepada Abraham dan menamai Abraham tuan-nya. Kita sudah
mengetahui ceritanya, Abraham memberikan Sarah kepada laki-laki
lain, tetapi Sarah tetap tunduk sehingga ia dibela oleh TUHAN.
Kita
melihat keadaan dari ibu Sarah -->
Kejadian 18 : 11 – 15,
11.
Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah
mati haid.
12.
Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah
aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
13.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa
dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah
tua?
14.
Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang
telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan
engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
15.
Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab
ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau
tertawa!"
Inilah
keadaan dari ibu Sarah --> ia memiliki banyak kelemahan-kelemahan
yaitu tua, mati haid dan mandul sehingga pintu rahimnya tertutup dan
ini juga merupakan gambaran dari gereja TUHAN. Semua hamba-hamba
TUHAN dan pelayan-pelayan TUHAN, mungkin memiliki banyak
kelemahan-kelemahan seperti ibu Sarah.
Artinya
untuk sekarang adalah:
- Pintu
rahim tertutup = menghadapi kemustahilan. Mungkin malam ini kita
menghadapi kemustahilan seperti orang tua, mandul dan mati haid,
bagaimana mungkin dapat memiliki anak? TUHAN berfirman bahwa tahun
depan Sarah akan memiliki seorang anak --> mustahil!!
- Sarah
tertawa, tetapi ia takut --> tertawa kecut. Ini menunjukan bahwa
hidupnya kecut/pahit/getir = penuh dengan air mata.
- Menghadapi
aib/cela. Bagi orang Israel, kalau mandul/tidak memiliki anak
merupakan aib/cela = banyak cacat cela, dosa-dosa bahkan mungkin
sampai pada puncaknya dosa. Seringkali kita jatuh dalam dosa sampai
pada puncaknya dosa; inilah keadaan dari gereja TUHAN, keadaan dari
hamba TUHAN dan pelayan-pelayan TUHAN seperti ibu Sarah yang tua,
mandul dan mati haid.
- Pintu
rahim tertutup = menghadapi kemustahilan, menghadapi tertawa kecut
--> menghadapi pahit getir = penuh dengan air mata dan juga
menghadapi aib/cela = jatuh dalam dosa-dosa sampai pada puncaknya
dosa.
- Tetapi
karena Sarah tunduk = memiliki serban = taat dengar-dengaran sampai
daging tidak bersuara, maka Sarah mengalami kuasa TUHAN untuk
pembukaan pintu rahim yaitu melahirkan anak yang diberi nama Ishak.
Mari,
kita terapkan penundukan ini dan nama Sarah diganti dengan nama kita
masing-masing --> kalau kita sebagai pelayan TUHAN taat
dengar-dengaran, maka kita akan mengalami kuasa TUHAN untuk pembukaan
pintu rahim secara rohani, artinya
kita mengalami
kuasa TUHAN untuk menghapus segala kemustahilan. Sekali lagi,
kita diangkat untuk menjadi seorang hamba TUHAN bukan untuk disiksa
dll, tetapi kalau kita mengetahui bahwa sebagai seorang hamba TUHAN
yang memiliki serban, sekali-pun masih banyak memiliki kekurangan dan
kelemahan seperti Sarah, tetapi kalau ada penundukan/taat
dengar-dengaran, maka ada kuasa TUHAN untuk membuka pintu rahim
secara rohani bagi kita sekalian.
Kejadian
21 : 5 – 7,
5.
Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir
baginya.
6.
Berkatalah Sara: "Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang
yang mendengarnya akan tertawa karena aku."
7.
Lagi katanya: "Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada
Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak
laki-laki baginya pada masa tuanya."
Sarah
tidak lagi tertawa karena takut, tetapi ia tertawa bahagia, air
matanya dihapus =
kuasa TUHAN sanggup untuk
menghapus segala air mata kita =
menghapus segala kepedihan,
kepahitan, kekecutan hidup menjadi tertawa bahagia/kebahagiaan dari
surga.
Mari!
sebagai imam-imam/pelayan - pelayan TUHAN, jika kita
bersungguh-sungguh memiliki serban maka sedikit demi sedikit
kemustahilan itu mulai diselesaikan sehingga kita dapat tertawa
bahagia. Menjadi hamba TUHAN dan pelayan TUHAN bukan untuk disiksa
tetapi untuk dijadikan bahagia asal memiliki serban/penundukan.
kuasa
TUHAN menghapus aib --> Kejadian 30 : 22, 23,
22.
Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya
serta membuka kandungannya.
23.
Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."
Mandul
= aib/cacat cela. Jadi seorang hamba TUHAN yang sungguh-sungguh
tunduk/taat dengar-dengaran akan mengalami kuasa TUHAN yang
menghapus:
- Kemustahilan,
- Air
mata dan,
- Menghapus
segala aib/cacat cela kita = Ishak dan Yusuf lahir = menyucikan dan
mengubahkan kita secara terus menerus sampai kita menjadi
sempurna/tidak bercacat cela seperti TUHAN sehingga kita layak
menyambut kedatangan YESUS kedua kalinya di awan-awan yang permai =
pintu pesta nikah Anak Domba dibuka, sesudah itu masuk kerajaan
seribu tahun = pintu firdaus terbuka, kemudian pintu Yerusalem Baru
terbuka bagi kita.
Dimulai
dari pintu rahim yang terbuka =
pintu-pintu di dunia ini
terbuka=
- apa
yang mustahil menjadi tidak mustahil,
- yang
banyak air mata/pahit, getir menjadi berbahagia sebab sudah dapat
tertawa bahagia,
- yang
penuh dengan aib/cacat cela, mulai disucikan dan diubahkan sampai
menjadi sempurna seperti TUHAN dan
- kita
akan terangkat di awan-awan = pintu pesta Anak Domba terbuka, pintu
firdaus terbuka dan juga pintu surga/pintu Yerusalem Baru terbuka
bagi kita dan kita selama-lamanya melayani TUHAN dan bersama-sama
dengan TUHAN = menyembah TUHAN siang dan malam untuk
selama-lamanya.
TUHAN
memberkati.1